1. 67
PENDAHULUAN
Keterampilan mengadakan variasi ini dalam pelaksanaanya bisa di
kaitkan dengan penggunaan ketrampilan lainnya, seperti variasi dalam
membuka dan menutup pelajaran, menjelaskan, bertanya , bertanya, dan
variasi dalam memberi penguatan. Dengan demikian dapat dikatakan
ketrampilan mengadakan variasi ini merupakan akumulasi dari semua
ketrampilan mengajar guru.
2. 68
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari keterampilan mengadakan variasi mahasiswa
semester 6 dapat menguasai konsep dan mempraktekkan keterampilan
bertanya dasar dan lanjut
Sub Capaian Pembelajaran
1. Menjelaskan pengertian Keterampilan
Mengadakan Variasi
2. Mengemukakan Manfaat Keterampilan
Mengadakan Variasi
3. Mensimulasikan Keterampilan
Mengadakan Variasi
Pokok Materi
1. Pengertian Keterampilan
Mengadakan Variasi
2. Manfaat Keterampilan
Mengadakan Variasi
3. Komponen Keterampilan
Mengadakan Variasi
PENGERTIAN
Keterampilan mengadakan variasi dalam pembelajaran berkenaan
dengan berubahnya suatu keadaan yang bisa menyebabkan
keadaan tersebut menjadi tidak monoton dan membosankan.
Sehingga dalam situasi belajar mengajar, murid senantiasa
menunjukkan ketekunan, antusiasme serta penuh partisipasi. Seorang guru
yang baik harus mampu menciptakan suatu proses pembelajaran yang
bervariasi sehingga belajar itu sendiri dirasakan oleh siswa menjadi lebih
menarik dan lebih hidup. Apabila seorang guru dapat melakukan variasi
mengajar dengan hati-hati, akan sangat berguna dalam usaha menarik dan
mempertahankan minat serta membangkitkan semangat siswa dalam belajar.
Mengadakan variasi bukanlah dengan gaya “sembarangan”, seperti
mengadakan lelucon atau sandiwara, tetapi perlu disesuaikan dengan situasi
dan kondisi pembelajaran secara tepat. Dengan kata lain, dilakukan secara
3. 69
MANFAAT
Keterampilan mengadakan variasi dapat memberikan manfaat diantanya:
1. Menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dan perhatian siswa terhadap
materi yang dibahas dan keterkaitan yang ada dalam materi tersebut.
2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa ingin
tahu tentang sesuatu yang baru di dalam materi tersebut.
3. Memupuk dan membentuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan
sekolah dengan berbagai gaya mengajar yang lebih hidup dan lingkungan
belajar yang baik.
4. Menghindarkan siswa dari proses pembelajaran yang membosankan dan
monoton.
5. Meningkatkan kadar keaktifan dan keterlibatan siswa dalam berbagai
pengalaman yang menarik dan terarah.
6. Mengakomodir gaya belajar siswa
Dengan dikuasasinya keterampilan memberikan variasi oleh guru maka
siswa akan menjadi lebih bersemangat dan antusias serta aktif dalam belajar.
wajar tidak berlebih-lebihan dan tidak terkesan terlalu mengada-ngada.
Keterampilan mengadakan variasi dapat dilakukan melalui variasi gaya
mengajar, variasi penggunaan media,dan variasi interaksi guru dan murid.
4. 70
KOMPONEN KETERAMPILAN MEMBERIKAN
VARIASI
Pertanyaan perlu lebih sering dimunculkan dalam pembelajaran
untuk merangsang kegiatan siswa yang berkadar aktifitas tinggi.
Keterampilan mengadakan variasi dalam pelaksanaan
pembelajaran menyangkuttiga hal, yaitu variasi dalam gaya
mengajar,pola interaksi pembelajaran dan variasi penggunaan
media pembelajaran.
Variasi dalam gaya mengajar guru. Guru adalah penentu keberhasilan
proses pembelajaran. Oleh karenanya, kemampuan guru mendesai
sedemikian rupa strategi untuk menstimulasi siswa agar senantiasa
termotivasi dan berminat belajar sangatlah diperlukan. Menurut Hisbuan,
dkk. (1988: 72-74), hal-hal yang perlu divariasikan terkait gaya mengajar
guru adalah :
1. Penggunaan variasi suara (teacher voice): Seorang guru dalam
mengajar dapat mengubah nada suara yang keras menjadi lembut, dari
tinggi menjadi rendah, dari cepat diubah menjadi lambat, dari suara
5. 71
gembira diubah menjadi sedih atau pada suatu saat memberikan
tekanan pada kata-kata tertentu yang dipandang sesuai dengan
kondisi siswa pada saat tertentu. Suara adalah modal utama guru untuk
menyampaikan materi,oleh karena itu perlu dilatih secara teratur.
2. Pemusatan perhatian siswa (focusing): Dalam suatu materi pelajaran
terdapat hal-hal khusus yang dianggap sangat penting untuk
diperhatikan melebihi yang lainnya. Dalam kondisi seperti itu maka guru
bisa menggunakan ungkapan-ungkapan verbat untuk memusatkan
perhatian siswa.Memusatkan perhatian siswa pada hal yang dianggap
penting oleh guru dapat dilakukan dengan perkataan seperti: “ Ini
penting untuk diingat”, Perhatikan ini baik-baik, ini agak sukar
dipahami”, Dengarkan dengan baik!” ini penting untuk kehidupanmu!,
dan ungkapan-ungkapan sejenisnya. Biasanya cara pemusatan dengan
lisan ini diikuti lagi dengan isyarat menunjuk gambar atau media lain
yang telah disediakan.
3. Kesenyapan (teacher silence); Mengadakan variasi dengan kesenyapan
dalam pelaksanaan pembelajaran dimaksudkan untuk menarik
perhatian siswa dari kondisi suasana kelas yang agak gaduh menjadi
tenang atau senyap. Seorang guru yang menerangkan sesuatu tiba-tiba
ada kesenyapan atau diam sejenak, merupakan cara yang baik untuk
menarik perhatian. Perubahan stimulus dari adanya suara ke keadaan
tenang (senyap) atau dari keadaan adanya kegiatan lalu dihentikan
akan dapat menarik perhatian. Siswa tentu ingin tahu apa yang terjadi.
4. Mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and movement);
Penggunaan variasi kontak pandang dalam proses pembelajaran
dimaksudkan untuk lebih meningkatkan intensitas dari interaksi antara
guru dan siswa. Ketika guru berbicara atau berinteraksi dengan
siswanya sebaiknya pandangannya menjelajahi seluruh kelas dan
melihat kepada mata siswa untuk menunjukkan hubungan yang akrab
dengan mereka. Kontak pandang dapat digunakan untuk
6. 72
menyampaikan informasi atau untuk mengetahui perhatian dan
pemahaman siswa.
5. Gerakan badan atau mimik (teacher movement); Pada saat melakukan
proses pembelajaran, keluwesan guru dalam bergerak disertai
mimikmukayang penuh experesi dapat merupakan alat komunikasi
yang efektif. Variasi dalam ekspresi wajah guru dapat ditunjukkan
dengan gerakan kepala, gerakan badan. Selain berguna untuk menarik
perhatian juga untuk menyampaikan arti pesan lisan yang
dimaksudkan. Ekspresi wajah dapat dilakoni dalam bentuk tersenyum,
mengerutkan dahi, cemberut, menaikan alis dan sebagainya. gerakan
kepala dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya mengangguk,
menggeleng, mengangkat atau merendahkan kepala untuk
menunjukan setuju atau sebaliknya. Jari dapat digunakan untuk
menunjukan ukuran, jarak, arah, ataupun menjentik untuk menarik
perhatian.
6. Pergantian posisi guru dalam kelas (teacher inovoment), variasi posisi
guru dalam kelas dapat dilakukan untuk mempertahankan perhatian
siswa. pergantian posisi guru di sini dimaksudkan ke arah depan atau
ke belakang, ke samping kiri atau kanan siswa, kadang-kadang berdiri
dan kadang duduk. Pemberian acuan dapat dilakukan dengan
memberikan pertanyaan yang berisi informasi yang relevan dengan
jawaban yang diharapkan dari siswa. Dengan memberikan acuan
memungkinkan siswa memakai serta mengolah informasi untuk
menemukan jawaban dari pertanyaan tersebut. Para guru sangat
penting memperhatikan dan mempraktikkan hal-hal berikut :
1) Biasanya bergerak bebas di dalam kelas (tidak “kikuk” atau
“kaku”) untuk menciptakan kedekatan dengan siswa dan sambil
mengontrol tingkah laku mereka.
2) Jangan membiasakan menerangkan sambil menghadap ke papan
tulis.
7. 73
3) Jangan membiasakan menerangkan dengan arah pandang ke
langit-langit, ke arah lantai, atau ke luar, tetapi arahkan
pandangan menjelajahi seluruh kelas.
4) Untuk mengobservasi seluruh kelas, bergeraklah berlahan-lahan
dari arah depan ke belakang untuk mengetahui tingkah laku
siswa.
5) Jangan biasakan menerangkan sambil berjalan mondar-mandir,
tetapi jangan pula hanya duduk saja.
6) Pada waktu seorang siswa mengajukan pertanyaan usahakan
bergerak menjauhi siswa yang bertanya, agar siswa yang
bertanya mengeraskan suaranya supaya siswa lain
memperhatikan persoalan yang diajukan.
Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Pola interaksi guru dengan
siswa dalam kegiatan pembelajaran sangat beraneka ragam coraknya.
Interaksi pembelajaran dapat divariasikan dengan metode dan strategi yang
digunakan. Penggunaan variasi pola interaksi harus mempertimbangkan
efektivitas dan efisiensi pencapai tujuan pengajaran. Dalam variasi stimulus
dituntut adanya pola hubungan tertentu dengan semua pihak yang terlibat
dalam setting pembelajaran. Pola hubungan tersebut dikenal dengan pola
atau gaya interaksi. Ada tiga macam gaya interaksi, yaitu: pola guru dengan
kelompok siswa; pola guru dengan siswa secara individu; dan pola siswa
dengan siswa. Hal-hal yang berkaitan dengan pola interaksi pada
pelaksanaan pembelajaran adalah;
8. 74
1. Pola interaksi satu arah. Pola guru-murid (komunikasi sebagai
aksi/satu arah). Pola ini sering ditemui pada saat guru menjelaskan
materi tema tertentu kepada seluruh siswa. Siswa mendengarkan dan
menyimak apa-apa yang disampaikan oleh guru.
2. Pola Interaksi Dua Arah. Pola guru-murid-guru ada balikan
(feedback) bagi guru, tidak ada interaksi antara siswa (komunikasi
sebagai interaksi). Pola ini merupakan pengembangan dari pola pertama
yang di variasikan dengan metode Tanya jawab.
3. Pola guru-murid-murid. Ada balikan bagi guru siwa saling belajar
satu sama lain. Pola ini menuntut aktivitas siswa yang lebih tinggi di
banding kedua pola di atas,dimana interaksi yang terjadi tidak hanya
guru dengan siswa, tetapi juga interaksi antar siswa dengan siswa-siswa.
Pada akhir kegiatan pembelajaran biasanya dilakukan laporan hasil
diskusi atau hasil kerja masing-masing kelompok.
4. Melingkar. setiap siswa mendapat giliran untuk mengemukakan
sambutan atau jawaban, tidak diperkenankan berbicara dua kali apabila
setiap siswa belum mendapat giliran.
9. 75
Variasi dalam penggunan media dan alat pengajaran: Siswa memiliki
keterbatasan memusatkan perhatian atau konsentrasi penuh teradap materi
pembelajaran dalam waktu yang lama. Untuk itu, guru perlu mengadakan
variasi dalam penggunaan media dan alat serta bahan pembelajaran,
sehingga dapat menstimulasi indera penglihatan, pendengaran, dan peraba
serta penciuman siswa. Ditinjau dari indera yang digunakan, media dan alat
pengajaran dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu yang dapat didengar, yang
dapat dilihat, dan yang dapat diraba, dicium, atau dimanipulasikan.
Pergantian penggunaan jenis media yang satu kepada jenis yang lain
mengharuskan siswa menyesuaikan alat inderanya, sehingga dapat
mempertinggi tingkat perhatian siswa. Pendekatan multiindera akan dapat
memenuhi selera atau kesenangan siswa yang memiliki tipe belajar yang
berbeda-beda. Bahan dan alat yang baru juga akan dapat menambah rasa
ingin tahu siswa. Penggunaan multiindera yang relavan dengan tujuan
pembelajaran dapat merangsang pikiran siswa, sehingga hasil belajar
mereka lebih bermakna dan tahan lama. Variasi penggunaan media atau
alat, biasanya digolongkan sebagai berikut:
i. Variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids). Alat atau media
yang termasuk ke dalam jenis ini meliputi benda atau objek sederhana,
10. 76
sketsa, grafik, gambar di papan tulis, video, film, poster, televisi, peta,
slide, dan semacamnya.
ii. Variasi alat atau bahan yang dapat didengar (auditif aids). Suara guru
termasuk kedalam media komunikasi yang utama didalam kelas.
Rekaman suara, suara radio, musik, deklamasi puisi, sosiodrama,
telepon dapat divariasikan untuk indera lain.
iii. Media audio-visual. Media ini merupakan kombinasi dari media audio
dan media visual atau disebut media pandang-dengar. Dengan
menggunakan media audio – visual ini maka penyajian isi materi akan
semakin lengkap. Contoh dari media audio visual adalah program
televisi/video pendidikan,program slide suara dan sebagainya.
iv. Variasi alat atau bahan yang dapat diraba, dimanipulasi, dan digerakkan
(motorik). Penggunaan alat yang termasuk kedalam jenis ini akan dapat
menarik perhatian siswa dan dapat melibatkan siswa dalam membentuk
dan memperagakan kegiatannya, baik secara perseorangan atau secara
kelompok, yang termasuk kedalam jenis ini seperti spesimen (contoh),
model, patung, alat mainan, binatang hidup yang kecil, dan sebagainya
dapat diberikan kepada siswa untuk diraba, diperagakan atau
dimanupulasikan.
Perlu divariasikan juga: Pengalihan dari saluran indera pendengar ke
saluran indera penglihat disambung ke indera pendengar lagi. Semula
kegiatan siswa berpusat pada keterangan guru tentang sesuatu masalah
kemudian dilanjutkan memperhatikan gambar di slide yang sehubungan
dengan masalah tersebut setelah itu mendengarkan keterangan lebih lanjut
tentang masalah yang sedang ditampilkan. Pengalihan dari indera
pendengar ke saluran psikomotor, misalnya dari kegiatan mendengarkan
petunjuk guru lalu dilanjutkan dengan kegiatan/pekerjaan yang bersifat
manual/keterampilan.
11. 77
RANGKUMAN
Keterampilan mengadakan variasi dalam pelaksanaan pembelajaran
terpadu menyangkut tiga hal, yaitu variasi dalam gaya mengajar (teaching
style), pola interaksi pembelajaran, dan variasi dalam penggunaan media
pembelajaran. Variasi dalam gaya mengajar berkaitan dengan gaya
mengajar yang dapat divariasikan oleh seorang guru seperti (1)
Penggunaan variasi suara, (2) Variasi dengan pemusatan perhatian, (3)
Variasi dengan kesenyapan, (4) Variasi dengan kontak pandang, (5) Variasi
dengan gerakan badan dan mimik, (6) Variasi dengan perubahan posisi
guru. Variasi Dalam Pola Interaksi Pembelajaran terdiri atas: (1) pola
interaksi satu arah (one-way traffic), (2) pola interaksi dua arah (two-way
traffic), dan (3) pola interaksi banyak arah (multi-way traffic). Variasi dalam
Penggunaan Media dapat dikelompokkan menjadi (1) media visual, (2)
media audio, dan (3) media audio-visual, (4) Variasi alat atau bahan yang
dapat diraba.
Scan disini
untuk melihat
contoh video
keterampilan
mengadakan
variasi
12. 78
Lakukan diskusi dengan teman-teman untuk mengidentifikasi bentuk-
bentuk kegiatan lainnya dalam keterampilan mengadakan variasi sehingga
ada memiliki kegiatan yang bervariasi dan cocok dengan situasi dan kondisi
yang ada dilingkungan Anda!.
1) Rancanglah suatu skenario kegiatan mengadakan variasi dalam
pembelajaran dengan memanfaatkan perbendahaaran kegiatan yang
telah Anda dan teman-teman Anda hasilkan pada diskusi diatas.
Tetapkan tema yang akan dibahas berserta langkah-langkah
kegiatannya.
2) Minta salah satu teman untuk mensimulasikan kegiatan mengadakan
variasi berdasarkan skenario kegiatan yang sudah disusun. Coba amati
dengan seksama dan catatlah kekurangan dan kelebihannya kemudian
akhiri dengan diskusi mengenai langkah-langkah kegiatan mengadakan
variasi yang tepat dalam pelaksanaan pembelajaran di Sekolah.
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai
materi diatas, kerjakanlah latihan berikut:
13. 79
TES FORMATIF
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. Keterampilan mengadakan variasi dalam pelaksanaan pembelajaran
berkenaan dengan....
A. Penggunaan bebagai jenis keterampilan mengajar
B. Penciptaan proses pembelajaran yang responsif
C. Pengubahan suatu keadaan supaya tidak membosankan
D. Penggunaan alat pembelajaran yang memancing perhatian
2. Keterampilan melakukan variasi dalam pembelajaran dapat dilakukan
dengan…
A. Variasi Gaya Mengajar
B. Variasi kelas
C. Variasi materi pelajaran
D. Variasi Bahasa .
3. Manfaat utama dari penguasaan keterampilan mengadakan variasi
dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu...
A. Menghindarkan siswa dari proses pembelajaran yang mononton
B. Mengulang kembali dan meningkatkan perilaku positif
C. Menumbuhkan rasa percaya diri siswa
D. Mengontrol tingkah laku siswa
4. Aktifitas lisan diikuti lagi dengan isyarat menunjuk gambar atau
media lain yang telah disediakan merupakan kegiatan mengadakan
variasi dengan cara…
A. Pemusatan perhatian
B. Kontak pandang
C. Kesenyapan
D. Perubahan posisi
5. Untuk menarik perhatian siswa dari kondisi suasana yang gaduh
menjadi tenang, lebih tepat mengadakan variasi dengan cara....
A. Pemusatan perhatian
14. 80
B. Kontak pandang
C. Kesenyapan
D. Perubahan posisi
6. Pola interaksi satu arah digunakan apabila...
A. Guru menjelaskan materi pelajaran yang dianggap sulit secara
tuntas
B. Metode pembelajaran menggunakan diskusi pemecahan masalah
C. Guru akan menunjukkan peran sebagai fasilitator belajar
D. Pola pemebelajaran yang digunakan, yaitu pola klasikal
7. Pola interaksi banyak arah guru-murid, murid-murid digunakan
apabila...
A. Guru menjelaskan materi pelajaran yang dianggap sulit secara
tuntas
B. Metode pembelajaran menggunakan diskusi pemecahan masalah
C. Guru akan menunjukkan peran sebagai fasilitator belajar
D. Pola pemebelajaran yang digunakan, yaitu pola klasikal
8. Mengadakan variasi dalam pembelajaran dengan menggunakan media
didasarkan atas pertmbangan..
A. Perkembangan siswa SD berada pada tahap perkembangan masa
konkret
B. Untuk membantu guru mempermudah melaksanakan
pembelajaran
C. Sebagai pelengkap pelaksanaan pendekatan pembelajaran
terpadu
D. Pertimbangan ideal, pembelajaran dengan multi metode dan
media
9. Bagan, diagram, poster, kartun dan komik yang digunakan dalam
pelaksanaan pembelajaran merupakan jenis media....
A. Realia
B. Grafis
C. Model
15. 81
D. Audio
10. spesimen (contoh), model, patung, alat mainan, binatang hidup yang
kecil, yang digunkan dalam pelaksanaan pembelajaran merupakan
jenis media....
A. Visual
B. Alat Peraga
C. Multimedia
D. Audio
Cocokkanlah Jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang
terdapat di bagian Kunci Jawaban Tes Formatif. Hitunglah jawaban yang
benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat
penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 5.
Tingkat penguasaan =
Jumlah Jawaban yang Benar
Jumlah Soal
× 100%
Arti tingkat penguasaan: 90-100% = baik sekali
80-89% = baik
70-79% = cukup
< 70 = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 5, terutama bagian yang
belum dikuasai.
16. 82
KUNCI JAWABAN
TES FORMATIF
1) C. Pengubahan suatu keadaan supaya tidak membosankan
2) A. Variasi Gaya Mengajar
3) A. Menghindarkan siswa dari proses pembelajaran yang mononton
4) A. Pemusatan perhatian
5) C. Kesenyapan
6) A. Guru menjelaskan materi pelajaran yang dianggap sulit secara
tuntas
7) B. Metode pembelajaran menggunakan diskusi pemecahan masalah
8) A. Perkembangan siswa SD berada pada tahap perkembangan masa
konkret
9) B. Grafis
10) B. Alat Peraga
17. 83
DAFTAR PUSTAKA:
Asep Herry Hernawan, dkk. (2014). Pembelajaran Terpadu di SD. Jakarta :
Universitas Terbuka.
Cepi Riyana, dkk. (2009). Media Pembelajaran, Hakikat, Pengembangan,
Pemanfaatan dan Penilaian. Jakarta : CV Wahana Prima.
Barnawi & Arifin, M. 2015. Micro Teacing Teori & Praktik Pengajaran Yang
Efektif dan Kreatif. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Barnawi dan Arifin. 2015. Micro Teaching. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.
Eldarni & Zuliarni. 2017. Micro Teaching. Jogjakarta: Media Akademi
Khakiim, U., Degeng., Widiati, U. 2016. Pelaksanaan Membuka dan Menutup
Pelajaran Oleh Guru Kelas 1 SD. Jurnal Pendidikan Teori Penelitian
dan Pengembangan. 1(9). 1730