Teks tersebut membahas tentang kompetensi kognitif dan ranah kognitif menurut Benjamin Bloom. Ranah kognitif terdiri atas 6 tingkatan yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Teks ini juga menjelaskan contoh soal untuk masing-masing tingkatan ranah kognitif.
1. 190
`
PENDAHULUAN
Kompetensi merupakan kata serapan yang berasal dari Bahasa Inggris
“competency” yang berarti kemampuan, dapat pula berarti “reference” yang
artinya acuan atau referensi. Kompetensi yang berarti kemampuan
menyiratkan makna dalam pembelajaran, bahwa terdapat sejumlah
kemampuan yang dapat dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti proses
pembelajaran baik itu dalam kegiatan pendahuluan, inti sampai pada kegiatan
penutup dalam pembelajaran. Kognitif berasal dari kata “cognitio” memiliki
arti pengenalan, yang mengacu kepada proses mengetahui maupun kepada
pengetahuan itu sendiri. Ranah kognitif adalah ranah yang berkaitan dengan
nalar atau proses berpikir, yaitu kemampuan dan aktivitas otak untuk
mengembangkan kemampuan rasional. Aspek kognitif menjadi aspek utama
dalam banyak kurikulum pendidikan dan menjadi tolak ukur penilaian
perkembangan anak.
2. 191
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah Mempelajari Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran Mahasiswa Dapat
Menjelaskan Bentuk Evaluasi Penilaian Hasil Belajar Pada Aspek Kognitif
Sub Capaian Pembelajaran
1. Menjelaskan Konsep Ranah Kognitif
pada penilaian hasil belajar
2. Menjelaskan Domain kognitif pada
penilaian hasil belajar
3. Memilih Kata Kerja Operasional Domain
kognitif
4. Menentukan Teknik Evaluasi/Penilaian
Hasil Belajar Domain kognitif
Pokok Materi
1. Konsep Ranah Kognitif
2. Domain Kognitif
3. Kata Kerja Operasional
Domain Kognitif
4. Teknik Evaluasi/Penilaian
Domain Kognitif
PENGERTIAN
Kompetensi kognitif yang dikemukakan oleh Benjamin S. Bloom
diartikan dengan pengetahuan sebagai kompetensi yang harus
dicapai oleh peserta didik. Kompetensi kognitif meliputi tujuan
pendidikan yang berkenaan dengan ingatan atau pengenalan
terhadap pengetahuan dan pengembangan kemampuan intelektual
dan kemampuan berpikir.
Berikut ini pengertian kognitif menurut beberapa ahli:
1. Kognitif menurut Drever merupakan istilah umum yang mencakup
segenap model pemahaman, yakni persepsi, imajinasi, penangkapan
makna, penilaian, dan penalaran.
2. Piaget mengemukakan bahwa kognitif adalah bagaimana anak
beradaptasi dan menginterpretasikan objek dan kejadian-kejadian
disekitarnya.
3. 192
Domain Kognitif
Pada kawasan kognitif terdapat 6 jenjang domain, yakni pengetahuan
(knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application),
analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation).
Penjabaran mengenai 6 jenjang domain tersebut sebagai berikut:
1. Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan meliputi perilaku-perilaku (behaviors) yang menekankan
pada mengingat (remembering) seperti mengingat ide dan fenomena
atau peristiwa. Mengingat istilah dan fakta (tanggal, peristiwa, nama
orang, dan tempat), mengingat rumus, mengingat peraturan
perundangan, dan definisi, termasuk dalam jenjang taksonomi
pengetahuan. Contoh:
a. Anggota keluarga di rumah yang berjenis kelamin perempua
adalah…
1) Kakek
2) Ayah
3) Ibu
b. Lambang bilangan 6 dibaca…
1) Enam
2) Empat
3) Dua
2. Pemahaman (Comprehension)
Pemahaman meliputi perilaku menerjemahkan, menafsirkan,
menyimpulkan, atau mengekstrapolasi (menghitungkan) konsep dengan
menggunakan kata-kata atau simbol-simbol lain yang dipilihnya sendiri.
Dengan pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia
memahami hubungan yang sederhana diantara fakta-fakta atau konsep.
Contoh:
Diantara gambar-gambar di bawah ini yang dapat disebut sebagai
segitiga siku-siku.
a.
4. 193
b.
c.
Untuk dapat menentukan gambar mana yang dapat dinamakan segitiga
siku-siku makan ia harus menghubungkan konsep segitiga dan konsep
siku-siku.
3. Penerapan (Application)
Untuk penerapan atau aplikasi ini siswa dituntut memiliki kemampuan
untuk menyeleksi atau memilih suatu abstraksi tertentu (konsep, hukum,
dalil, aturan, gagasan, cara) secaa tepat untuk diterapkan dalam suatu
situasi baru dan menerapkannya secara benar. Contoh:
a. Untuk menyelesaikan hitungan 51 x 40 = n, maka yang paling tepat
kita gunakan adalah…..
1) Hukum asosiatif,
2) Hukum kumulatif,
3) Hukum distributif
b. Untuk menghitung volume tabung, rumus yang digunakan adalah….
1) Sisi x sisi x sisi
2) Panjang x lebar x tinggi
3) Luas Alas x Tinggi = Π r 2
t
4. Analisis (Analysis)
Analisis meliputi perilaku menjabarkan atau menguraikan (break down)
konsep menjadi bagian-bagian yang lebih rinci dan menjelaskan
keterkaitan atau hubungan antarbagian tersebut. Contoh:
a. Siswa dapat menjelaskan mengapa masing-masing kondisi geografis
memiliki pekerjaan yang berbeda.
b. Siswa diminta menerangkan apa sebab pada waktu mendung dan ada
angin kencang tidak segera turun hujan.
5. 194
5. Sintesis (Synthesis)
Sintesis berkenaan dengan kemampuan menyatukan bagian-bagian
secara terintegrasi menjadi suatu bentuk tertentu yang semula belum
ada. Contoh:
a. Setelah mempelajari materi mengenai menulis karangan, siswa dapat
menulis dan mengembangkan karangan sesuai gambar yang
tersedia.
6. Evaluasi (Evaluation)
Kemampuan mengevaluasi berarti membuat penilaian (judgement)
tentang nilai (value) untuk maksud tertentu. Dalam proses evaluasi
terlibat kemampuan pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, dan
sintesis. Contoh:
a. Siswa bisa menilai atau memberikan tanggapan terhadap cerita
pendek yang telah dibacanya berdasarkan unsur-unsur cerita.
Bagan 1.1
Ranah Kognitif Taksonomi Bloom
Mengingat
dan
menghafal
fakta, ide,
atau
fenomena
Menerjemah-
kan,
menginter-
pretasikan,
atau
menyimpulka
n konsep
dengan kata
sendiri.
Menggunakan
konsep,
prinsip, dan
prosedur
untuk
melakukan
sesuatu
Menjabarkan
konsep
menjadi
bagian-bagian
atau
menjelaskan
gagasan yang
menyeluruh
Menyatukan
konsep secara
terintegrasi
menjadi
bentuk
ide/gagasan
yang
menyeluruh
Menentukan
nilai (value)
untuk suatu
maksud
dengan
menggunakan
standar
tertentu
Pemahaman
(Comprehension)
Pengetahuan
(Knowledge)
Penerapan
(Application)
Analisis
(Analysis)
Sintesis
(Synthesis)
Evaluasi
(Evaluation)
6. 195
KATA KERJA OPERASIONAL KOGNITIF
Tabel 1.2
Struktur Dimensi Proses Kognitif pada AKT (Alimuddin dan Hariati,
2019: 22)
Level
Proses
Kategori Sub-Kategori Penjelasan
C1 1. Mengingat
(Remembering)
1.1 Mengenali
1.2 Mengingat
kembali
Mengingat kembali informasi/
pengetahuan dari yang telah
diajarkan
C2 2. Memahami
(Understanding)
2.1 Menginterpretasi
2.2 Mencontohkan
2.3 Mengklasifikasi
2.4 Meringkas
2.5 Menarik
Kesimpulan
2.6 Membandingkan
2.7 Menjelaskan
Memahami makna pesan
instruksional termasuk
komunikasi oral, tertulis,
maupun grafik
C3 3. Mengaplikasikan
(Applying)
3.1 Mengeksekusi
3.2
Mengimplementasi
Menerapkan suatu prosedur
pada tugas yang familier
maupun pada situasi baru
C4 4. Menganalisa
(Analyzing)
4.1 Membedakan
4.2 Mengorganisir
4.3 Melabeli
Memilah, memisahkan, dan
menganalisa material dalam
bagian-bagian individualnya
serta memahami bagaimana
bagian yang satu terhubung
ke bagian lain dalam struktur
atau tujuan yang lebih besar
secara menyeluruh.
Melabeli atau memberi
atribut berdasarkan analisa
atas suatu benda/fenomena
yang menunjukkan ciri atau
karakter yang sama dengan
apa yang pernah ia kenal
7. 196
atau pelajari
C5 5. Mengevaluasi
(Evaluating)
5.1 Menilai/mengecek
5.2 Mengkritik
(dengan
menyertakan
justifikasi)
Menilai berdasarkan kriteria
dan standar tertentu
C6 6. Menciptakan
(Creating)
6.1 Menghasilkan
6.2 Merencanakan
6.3 Membuat
Menyatukan elemen terpisah
yang memungkinkan
terbentuknya kesatuan yang
koheren dan baru ataupun
membuat produk yang
orisinil dari awal
CONTOH PERTANYAAN RANAH KOGNITIF
No Tingkatan Ciri-ciri Contoh Soal
1. Ingatan (C1)
(mendeskripsikan,
menamakan,
mendefinisikan,
memasangkan,
memilih)
1. Kemampuan
mengingat/menghafal
fakta-fakta
2. Kemampuan menghafalkan
rumus, definisi, prinsip,
dan prosedur
3. Dapat mendeskripsikan
4. Ciri itemnya adalah
menanyakan tentang: Apa,
Siapa, Dimana, dan
Bagaimana
Perang Diponegoro
mulai meletus pada
tahun…
a. 1921
b. 1925
c. 1930
d. 1935
2. Pemahaman (C2)
(mengklasifikasikan,
menjelaskan,
mengikhtisarkan,
meramalkan,
membedakan)
1. Memuat suruhan untuk
mencari persamaan,
perbedaan, hubungan,
menjelaskan suatu bagan
dan memetik buah pikiran
dari suatu teks
2. Mampu menerjemahkan
3. Mampu menafsirkan,
mendeskripsikan secara
verbal
4. Pemahaman ekstrapolasi
Bangsa Indonesia mulai
memasuki zaman
sejarah sejak…
a. Perpindahan nenek
moyang bangsa
Indonesia dari
Yunani ke kepulauan
Indonesia
b. Sejak datangnya
pengaruh Hindu
yang pertama
8. 197
5. Mampu membuat estimasi c. Sejak berdirinya
kerajaan Kutai
d. Sejak jatuhnya
kerajaan Majapahit
e. Sejak proklamasi 17-
8-1945
3. Aplikasi (C3)
(mendemonstrasikan,
menghitung,
menyelesaikan,
menyesuaikan,
mengoperasikan,
menghubungkan,
menyusun)
1. Item yang mengukur
kemampuan menerapkan
(aplikasi) suatu pengertian,
kaidah, dalil, dan rumus
2. Kemampuan menerapkan
materi pelajaran dalam
situasi baru
3. Kemampuan menerapkan
prinsip atau generalisasi
pada situasi baru
4. Dapat menyusun
problema-problema
sehingga dapat
menetapkan generalisasi
5. Dapat mengenali hal-hal
yang menyimpang dari
prinsip-prinsip dan
generalisasi
6. Dapat mengenali fenomena
baru dari prinsip dan
generalisasi
7. Dapat meramalkan sesuatu
yang akan terjadi
berdasarkan prinsip dan
generalisasi
8. Dapat menentukan
tindakan tertentu
berdasarkan prinsip dan
generalisasi
9. Dapat menjelaskan alasan
penggunaan prinsip dan
generalisasi
Berikut ini yang bukan
gaya Bahasa pleonasme
adalah…
a. Saya melihat dengan
mata kepala sendiri
b. Dosanya menumpuk
setinggi gunung
c. Sekotor-kotor
sampah, masih
bermanfaat untuk
pupuk
d. Sebanyak sejuta
bintang dilangitpun
masih kurang
e. Rambutnya
meninggalkan
kepalanya satu demi
satu
9. 198
4. Analisis (C4)
(menemukan
perbedaan,
memisahkan,
membuat estimasi,
mengambil
kesimpulan,
menyusun urutan)
1. Ciri itemnya adalah berupa
suruhan untuk
mengidentifikasi sifat-
sifat/ciri-ciri tertentu,
mengidentifikasi suatu
sebab, motif/alasan, dan
mencari bukti yang
menyokong/menolak suatu
kesimpulan
2. Dapat memisahkan suatu
integritas menjadi unsur-
unsur, menghubungkan
antar unsur, dan
mengorganisasikan prinsip-
prinsip
3. Dapat mengklasifikasikan
prinsip-prinsip
4. Dapat meramalkan sifat-
sifat khusus tertentu
5. Meramalkan
kualitas/kondisi
6. Mengetengahkan pola tata
hubungan, atau sebab
akibat
7. Mengenal pola dan prinsip-
prinsip organisasi materi
yang dihadapi
8. Meramalkan dasar sudut
pandang atau kerangka
acuan dari materi
Tujuan revolusi perancis
adalah…
a. Menghapuskan
kekuasan
bangsawan
b. Menghapuskan
kekuasaan gereja
c. Mencari jajahan
keluar perancis
d. Membentuk negara
demokrasi yang
berundang-undang
dasar
e. Menghancurkan
penjara Bastle
5. Sintesis (C5)
(menggabungkan,
menciptakan,
merumuskan,
merancang,
membuat komposisi,
menyusun kembali,
revisi)
1. Ciri itemnya adalah
memuat suruhan untuk
merangkum fakta-fakta
menjadi suatu pengertian,
mengkaji informasi untuk
menarik suatu kesimpulan,
membuat ramalan dan
memecahkan masalah
2. Menyatukan unsur-unsur,
atau bagian-bagian
Sikap berani membela
kebenaran dan keadilan,
serta mengembangkan
sikap hormat-
menghormati antara
sesame mencerminkan
pengamalan Pancasila,
terutama sila…
a. Pertama
b. Kedua
10. 199
menjadi satu keseluruhan
3. Dapat menemukan
hubungan yang unik
4. Dapat merencanakan
langkah yang konkret
5. Dapat mengabstraksikan
suatu gejala, hipotesis,
hasil penelitian, dsb
c. Ketiga
d. Keempat
e. Kelima
6. Evaluasi (C6)
(menimbang,
mengkretitik,
membandingkan,
memberi alasan,
menyimpulkan,
memberi dukungan)
1. Ciri itemnya adalah
memuat suruhan untuk
menentukan mana yang
terbaik/terjelek atau mana
yang lebih baik/lebih jelek
berdasarkan suatu patokan
2. Dapat menggunakan
kriteria internal, dan
kriteria eksternal
3. Evaluasi tentang
ketettapan suatu
karya/dokumen(kriteria
internal)
4. Evaluasi tentang keajegan
dalam memberikan
argumentasi
5. Menentukan nilai/sudut
pandang yang dipakai
dalam mengambil
keputusan
6. Membandingkan karya
yang relevan
7. Mengevaluasi suatu karya
dengan kinerja eksternal
8. Membandingkan sejumlah
karya dengan sejumlah
kriteria eksternal
Tes objektif lebih unggul
dari tes essai, ditinjau
dari segi…
a. Biaya administrasi
b. Kemungkinan
menerka jawaban
c. Objektivitas
penilaian
d. Kesempatan siswa
mengorganisasikan
jawaban
e. Kesempatan siswa
menyusun kalimat
11. 200
TEKNIK EVALUASI/PENILAIAN
DOMAIN KOGNITIF
1. Tes Tertulis
a. Tes Objektif
1) Pilihan Ganda
Soal tes tertulis bentuk pilihan ganda dapat digunakan untuk
mengukur hasil belajar peserta didik yang bersifat kognitif
(ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan
evaluasi). Secara umum, setiap soal pilihan ganda terdiri dari
pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option). Pilihan jawaban
terdiri atas kunci jawaban dan pengecoh (distractor). Terdapat
beberapa jenis tes berbentuk pilihan ganda diantaranya:
a) Distracters, yaitu setiap pertanyaan atau pernyataan
mempunyai beberapa pilihan jawaban yang salah, tetapi
disediakan satu pilihan jawaban yang benar.
b) Variasi Negatif, yaitu setiap pertanyaan atau pernyataan
mempunyai beberapa pilihan jawaban yang benar, tetapi
disediakan satu kemungkinan jawaban salah.
c) Variasi Berganda, yaitu memilih beberapa kemungkinan
jawaban yang semuanya benar, tetapi ada satu jawaban
yang paling benar. Tugas peserta didik adalah memilih
jawaban yang paling benar.
d) Variasi yang tidak lengkap, yaitu pernyataan atau
pertanyaan yang memiliki beberapa kemungkinan jawaban
yang belum lengkap.
Sementara untuk melakukan peskoran terhadap tes
berbentuk pilihan ganda dapat dilakukan dengan dua cara
12. 201
sebagai berikut:
a) Penskoran dengan memperhitungkan jawaban soal yang
salah. Pada cara ini guru mempertimbang-kan jawaban
salah dari peserta didik dan digunakan sebagai denda untuk
mengurangi jawaban yang benar. Konsekuensi dari adanya
denda ini membuat peserta didik menjadi lebih berhati –
hati dalam memberikan jawaban soal. Rumus yang
digunakan dengan cara ini adalah:
S
N =
B – n – 1
Keterangan:
N = Nilai
S = jumlah jawaban salah
B = jumlah jawaban betul
n = banyaknya pilihan
b) Penskoran dengan tidak memperhitungkan jawaban salah.
Dengan kata laian guru disini tidak mempertimbangkan
jawaban salah peserta didik, sehingga tidak mengurangi
jawaban yang benar. Rumus yang digunakan dengan cara
ini adalah:
N = B
2) Benar Salah
Tes tertulis bentuk salah benar adalah suatu bentuk tes tertulis
dimana soalnya berupa pertanyaan yang mengandung dua
kemungkinan, yakni benar atau salah. Karakteristik soal tertulis
benar salah adalah mudah disusun dan dapat mengungkap
materi atau konsep yang cukup luas. Sedangkan kelemahannya
adalah factor peserta didik untuk menebak sangat besar, karena
jawaban hanya dua kemungkinan, yakni benar atau salah.
13. 202
Kelebihan dan kekurangan tes tertulis sebagai berikut:
a) Kelebihan tes benar salah
(1) Tes ini baik untuk hasil – hasil dimana hanya ada dua
alternatif jawaban.
(2) Tuntutan kurang ditekankan pada kemampuan
membaca.
(3) Sejumlah soal relatif dapat dijawab dalam tipe tes
secara berkala.
(4) Penilaian mudah, objektif dan dapat dipercaya.
b) Kelemahan tes benar salah
(1) Sulit menulisan soal benar salah diluar tingkat
pengetahuan yang bebas dari maksud ganda.
(2) Jawaban soal tidak memberikan bukti bahwa pesrta
didik mengetahui dengan baik soal tersebut.
(3) Memungkinkan dan mendororng peserta didik untuk
menerka-nerka jawaban.
3) Menjodohkan
Tes tertulis bentuk menjodohkan merupakan tes tertulis yang
terdiri atas dua macam kolom pararel, tiap kolom berisi
pernyataan yang satu menempati posisi sebagai soal dan
satunya sebagai jawaban, kemudian peserta didik diminta untuk
menjodohkan kesesuaian antara dua pernyataan tersebut.
Kelebihan dan kekurangan tes menjodohkan seperti di bawah
ini:
a) Kelebihan tes menjodohkan
(1) Waktu membaca dan merespon relative singkat.
(2) Mudah untuk dibuat.
(3) Penilaian mudah, objektif dan dapat dipercaya.
b) Kekurangan tes menjodohkan
(1) Materi soal menjodohkan dibatasi oleh faktor ingatan
14. 203
atau pengetahuan yang sederhana dan kurang dapat
dipakai untuk mengukur penguasaan yang bersifat
pengertian dan kemampuan membuat penafsiran.
(2) Sulit menyusun soal menjodohkan yang mengandung
sejumlah respon yang homogen.
(3) Mudah terpengaruh dengan petunjuk yang tidak
relevan.
4) Isian Singkat
Tes tertulis jawaban singkat adalah suatu tes tertulis dimana
guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik yang
memerlukan jawaban secara singkat. Tes tertulis bentuk ini
cucuk untuk mengukur kompetensi pengetahuan yang sifatnya
hafalan atau ingatan, seperti nama tokoh, tempat tertentu
dalam sejarah dan lain sebagainya.
a) Kelebihan tes isian singkat
(1) Mudah dalam pembuatan soal nya.
(2) Kemungkinan menebak jawaban sangat sulit.
(3) Cocok untuk soal-soal hitungan atau soal yang
jawabannya pasti.
(4) Hasil-hasil pengetahuan dapat diukur secara jelas.
b) Kelemahan tes isian singkat
(1) Sulit menyusun kata-kata yang jawabannya hanya satu.
(2) Tidak cocok untuk mengukur hasil-hasil belajar yang
kompleks.
(3) Penilaian menjemukan dan memakan waktu yang lama.
5) Isian Panjang
Tes tertulis bentuk isian adalah suatu bentuk tes diaman butir
soal suatu kalimat dimana bagian-bagian tertentu yang dianggap
penting dikosongkan dan belum sempurna, sehingga peserta
15. 204
didik diminta untuk mengisinya (melengkapi) dengan benar.
b. Tes Uraian
1) Uraian Terbatas/Tertutup/Terstruktur
Artinya butir soal yang ditanyakan sudah mengarah ke masalah
tertentu, sehingga jawaban peserta didik harus sesuai dengan
apa yang dituntut dari soal itu secara terstruktur.
Contoh: sebutkan tiga landasan politik luar negeri bebas aktif
negara Indonesia!
2) Uraian Bebas
Artinya butir soal yang ditanyakan hanya menyangkut masalah
utama yang dibicarakan, tanpa memberikan arahan tertentu
dalam menjawabnya. Dengan demikian, peserta didik dapat
mengembangkan pemikirannya dengan menjawab soal,
sepanjang relevan dengan masalah utama yang ditanyakan.
Contoh: Mengapa bangsa Indonesia mendukung perjuangan
negara palestina untuk mencapai kemerdekaannya?
Tes uraian memiliki kekhususan dalam penggunaannya, yaitu:
a) Apabila jumlah peserta tes relatif sedikit.
b) Apabila waktu penyusunan soal terbatas.
c) Biaya dan tenaga menggandakan soal tidak memadai.
d) Waktu untuk melakukan pemeriksaan hasil cukup panjang
e) Apabila tujuan tes untuk mengukur kemampuan berpikir
analitik, sintetik dan evaluatif.
Kelebihan dan kekurangan yang dimiliki tes uraian bebas adalah
sebagai berikut:
a) Kelebihan tes uraian
(1) Mengukur aspek kognitif yang lebih tinggi.
(2) Mengembangkan kemampuan berbahasa peserta didik.
(3) Melatih kemampuan berpikir yang teratur bagi peserta
didik.
16. 205
(4) Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah
(problem solving) peserta didik
(5) Penyusunan soal tidak membutuhkan waktu yang lama.
b) Kekurangan tes uraian
(1) Cara memeriksa hasil pekerjaan peserta didik agak
sukar dan bisa subjektif
(2) Membutuhkan waktu yang cukup banyak untuk koreksi
(3) Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
menyelesaikan satu soal uraian
(4) Tidak mencakup kompetensi dasar (KD) yang dapat diuji
(5) Tidak dapat mencakup materi esnsial seluruhnya.
2. Tes Lisan
Tes bentuk lisan adalah tes yang dipergunakan untuk mengukur tingkat
pencapaian kompetensi, terutama pengetahuan (kognitif) dimana guru
memberikan pertanyaan langsung kepada peserta didik secara verbal
(bahasa lisan) dan ditanggapi oleh peserta didik secara langsung dengan
menggunakan bahasa verbal (lisan) juga.
a. Kelebihan tes lisan
1) Dapat digunakan untuk menilai kepribadian dan kompetensi
penguasaan pengetahuan peserta didik, karena dilakukan secara
face to face (tatap muka).
2) Jika peserta didik belum jelas dengan pertanyaan yang diajukan,
guru dapat langsung memperjelas pertanyaan yang dimaksud.
3) Dari sikap dan cara menjawab pertanyaan, guru dapat
mengetahui apa yang tersirat dalam jawaban.
4) Guru dapat menggali lebih lanjut jawaban peserta didik sampai
mendetail (lebih rinci), sehingga mengetahui bagian mana yang
paling dikuasi peserta didik.
17. 206
5) Tepat untuk mengukur kecakapan tertentu, seperti kemampuan
membaca dan memahami konsep tertentu.
b. Kekurangan tes lisan
1) Apabila hubungan antara guru dengan peserta didik kurang baik,
misalnya tegang, menakutkan dan memengaruhi objektivitas
hasil.
2) Keadaan emosional peserta didik sangat dipengaruhi oleh
kehadiran pribadi guru yang dihadapinya.
3) Pertanyaan yang diajukan kepada peserta didik sering tidak sama
jumlahnya maupun tingkat kesukarannya.
4) Membutuhkan waktu yang lama untuk melaksanakannya.
5) Kebebasan peserta didik menjawab pertanyaan menjadi kurang
sebab sering kali guru memotong jawaban sebelum peserta didik
menuangkan semua pemikirannya.
3. Tes Perbuatan
Tes perbuatan/tindakan/keterampilan pada umumnya memiliki dua
karakteristik dasar, yaitu:
a. Peserta tes diminta untuk menunjukan atau
mendemonstrasikan kemampuannya dalam membuat sebuah
produk atau terlibat dalam suatu aktifitas (proses/perbuatan),
dan
b. Produk dari hasil praktik yang juga perlu dinilai.
Pada umumnya penilaian kemampuan melakukan sesuatu
diuji dengan tes praktik, sedangkan penilaian hasil atau produk
kerja dinilai menggunakan penilaian proyek. Walaupun tes praktik
fokus pada penilaian proses untuk mengukur kemampuan peserta
didik, penilaian produk juga tetap dilakukan. Demikian juga
dengan penilaian proyek, walaupun fokus pada produk, namun
proses pembuatan produk juga perlu dilakukan.
18. 207
RANGKUMAN
Kompetensi kognitif dapat diartikan sebagai potensi intelektual siswa
yang terdiri dari enam domain kognitif, yaitu Pengetahuan (knowledge),
Pemahaman (comprehention), Penerapan (application), Analisa (analysis),
Sintesis (synthesis), dan Evaluasi (evaluation). Kognitif berarti persoalan
yang menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional
(akal). Aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup
kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada
kemampuan memecahkan masalah dengan menghubungkan dan
menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode, atau prosedur yang
dipelajari dalam untuk memecahkan masaah. Dalam evaluasi penilaian
domain kognitif dapat dilakukan dengan tes tertulis, tes lisan, dan tes
perbuatan.
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi
diatas, kerjakanlah latihan berikut:
1) Lakukan diskusi dengan teman-teman untuk mengidentifikasi kata kerja
operasional yang digunakan pada tahapan domain kognitif.
2) Rancanglah satu penilaian pada domain kognitif dengan memilih salah
satu bentuk teknik penilaian pada domain kognitif.
19. 208
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Arikunto, Suharsimi. 2015.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Mahmud. (2014). Kendala Guru dalam Melakukan Penilaian pada Proses
Pembelajaran Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar Gugus Delima Banda
Aceh. Jurnal Pesona Dasar. 2(3):33-34
Nur. E. Tanpa Tahun. PENILAIAN BERBASIS KELAS. Pdf online
file:///C:/Users/HP14s/Downloads/63-105-1-SM.pdf
Setiadi, H. (2016). Pelaksanaan Penilaian pada Kurikulum 2013. Jurnal
Penelitian dan Evaluasi Pendidikan. 20(2):166-178
Sudaryono. 2012. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Lentera Ilmu
Cendekiwan.