1. 1
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR |BAB 5
KEGIATAN | BELAJAR |6 |
Keterampilan Mengelola Kelas
PENDAHULUAN
Keterampilan manajemen kelas (classroom management skills) menduduki
posisi penting dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Dengan
demikian keterampilan manajemen kelas sangat krusial dan fundamental dalam
mendukung proses pembelajaran. Faktanya, tidak semua guru menyadari
ketidakmampuan dan kelemahannya dalam pengelolaan kelas. Itulah sebabnya
sering muncul ungkapan-ungkapan yang berkonotasi menyalahkan siswa
seperti, “Kalau diajar, dia selalu ramai”, “Siswa tidak mau memperhatikan
pelajaran”, dst. Guru yang masih menyatakan ungkapan-ungkapan seperti itu,
seharusnya menyadari bahwa dia belum memiliki keterampilan menguasai
kelas secara memadai. Masalahnya, mengakui kekurangan sering kali tidak
mudah. Guru-guru yang rendah keterampilannya dalam bidang manajemen
kelas, sulit untuk dapat menyelesaikan banyak hal yang menjadi tugas
pokoknya. Seorang guru yang berhasil dalam mengajar bukan saja ditentukan
oleh hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan belajar-
mengajar, seperti perumusan tujuan secara tepat dan jelas, pemilihan
pengajar, penguasaan materi yang memadai, pemilihan metode mengajar yang
tepat, serta lengkapnya sumber belajar. Tetapi ada juga hal-hal yang
menentukan keberhasilan seorang guru seperti kemampuan guru dalam
mencegahnya timbul tingakah laku siswa yang mengganggu berlangsungnya
kegiatan belajar mengajar serta keterampilan guru dalam mengelolanya
2. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari keterampilan mengelola kelas mahasiswa semester 6
dapat menguasai konsep dan mempraktekkan keterampilan mengelola kelas
Sub Capaian Pembelajaran
1. Menjelaskan pengertian Keterampilan
Mengelola Kelas
2. Mengemukakan Tujuan Keterampilan
Mengelola Kelas
3. Mengemukakan prinsip-prinsip
Keterampilan Mengelola Kelas
4. Mensimulasikan Komponen
Keterampilan Mengelola Kelas
Pokok Materi
1. Pengertian Keterampilan
Mengelola Kelas
2. Tujuan Keterampilan
Mengelola Kelas
3. Prinsip Keterampilan
Mengelola Kelas
4. Komponen Keterampilan
Mengelola Kelas
PENGERTIAN: Keterampilan mengelola kelas adalah
keterampilan guru dalam menciptakan dan memelihara
kondisi belajar yang optimal serta keterampilan
mengembalikan kondisi belajar ke kondisi yang optimal bila
terdapat gangguan dalam proses belajar baik yang bersifat
gangguan kecil dan sementara maupun gangguan yang
berkelanjutan. Dalam bahasa lain keterampilan mengelola
kelas dapat diartikan sebagai seni atau keterampilan guru
dalam mengoptimalkan sumber daya kelas bagi penciptaan
proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Keterampilan
mengelola kelas juga terkait dengan keterampilan
mengembalikan kondisi belajar ke kondisi yang optimal bila
terdapat gangguan dalam proses belajar baik yang bersifat
gangguan kecil dan sementara maupun gangguan yang
berkelanjutan. Kelas merupakan wahana paling dominan
bagi terselenggaranya proses pembelajaran bagi peserta
didik. Kedudukan kelas yang begitu penting
mengisyaratkan bahwa guru harus profesional dalam
mengelola kelas agar terselenggaranya proses pendidikan
dan pembelajaran yang efektif dan efisien.
Pengelolaan kelas (classroom management) berdasarkan
pendekatannya menurut weber (1977) diklasifikasikan
3. 3
kedalam tiga pengertian, yaitu berdasarkan pendekatan
otoriter (authority approach), pendekatan permisif
(permissive approach) dan pendekatan modifikasi tingkah
laku. Berikut dijelaskan pengertian masing-masing
pendekatan tersebut.
Pertama: Berdasarkan pendekatan otoriter (authority
approach). pengelolaan kelas adalah kegiatan guru untuk
mengontrol tingkah laku siswa, guru berperan
menciptakan dan memelihara aturan kelas melalui
penerapan disiplin secara ketat (weber).
Kedua: Pendekatan permisif (permissive approach)
mengartikan pengelolaan kelas adalah upaya yang
dilakukan oleh guru untuk memberi kebebasan kepada
siswa untuk melakukan berbagai aktifitas sesuai dengan
yang mereka inginkan. Dan fungsi guru adalah bagaimana
menciptakan kondisi siswa merasa aman untuk melakukan
aktifitas di dalam kelas.
Ketiga: Pendekatan modifikasi tingkah laku. Pendekatan ini
didasarkan pada pengelolaan kelas merupakan proses
perubahan tingkah laku, jadi pengelolaan kelas merupakan
upaya untuk mengembangkan dan memfasilitasi
perubahan prilaku yang bersifat positif dari siswa dan dan
berusaha semaksimal mungkin mencegah munculnya atau
memperbaiki prilaku negative yang dilakukan oleh siswa.
Keterampilan mengelola kelas merupakan keterampilan
guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar
yang optimal dan megembalikan ke kondisi optimal jika
terjadi gangguan, baik dengan cara mendisiplinkan
ataupun melakukan kegiatan remedial
4. 4
TUJUAN: Latihan keterampilan mengelola kelas bagi guru/calon
guru tujuan untuk:
1. Agar guru dapat mengembangkan keterampilan dalam
memelihara kelancaran penyajian dan langkah-langkah
proses pembelajaran secara efektif.
2. Memiliki kesadaran terhadap kebutuhan siswa.
3. Mengembangkan kompetensi guru dalam memberikan
pengarahan yang jelas kepada siswa.
4. Memberi respon secara efektif terhadap tingkah laku siswa
yang menimbulkan gangguan baik kecil atau ringan.
5. Memahami dan menguasai seperangkat kemungkinan
strategi dan yang dapat digunakan dalam hubungan dengan
masalah.
Keterampilan mengelola kelas bagi siswa mempunyai tujuan
untuk:
1. Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu
terhadap tingkah lakunya, serta sadar untuk mengendalikan
dirinya.
2. Membantu siswa agar mengerti akan arah tingkah laku yang
sesuai dengan tata tertib kelas, dan melihat atau merasakan
teguran guru sebagai suatu peringatan dan bukan
kemarahan.
Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas serta
bertingkah laku yang wajar sesuai dengan aktivitas kelas.
KOMPONEN KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS:
Keterampilan mengelola kelas dibedakan menjadi dua
komponen, yaitu:
Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan
pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat preventif).
1. Menunjukkan Sikap Tanggap; Menggambarkan tingkah laku guru yang
tampak pada siswa, bahwa guru sadar dan tanggap terhadap perhatian
keterlibatan, masalah dan ketidak acuan mereka. Dengan adanya sikap
ini siswa merasa guru hadir ditengah mereka. Kesan ketanggapan ini
dapat ditunjukkan dengan berbagai cara seperti berikut;
a) Memandang Secara Saksama : Memandang secara seksama dapat
mengundang dan melibatkan siswa dalam kontak pandangan serta
interaksi antarpribadi yang dapat ditampakkan dalam pendekatan
guru untuk bercakap-cakap, bekerja sama, dan menunjukkan rasa
persahabatan. Memungkinkan guru meliput keterlibatan siswa
5. 5
dalam tugas di kelas serta menunjukkan kesiapan guru untuk
memberi respon baik terhadap kelompok maupun individu.
b) Memberikan Pernyataan : Pernyataan guru terhadap sesuatu yang
dikemukakan siswa sangat diperlukan, baik berupa tanggapan,
komentar, ataupun yang lain. Hal ini terkomunikasi kepada siswa
melalui pernyataan guru bahwa ia telah siap untuk memulai
kegiatan belajar serta siap memberi respon terhadap kebutuhan
siswa. Hal yang harus dihindari adalah menunjukkan dominasi
guru dengan pernyataan atau komentar yang mengandung
ancaman. Contoh : “Saya menunggu sampai kalian diam”.
c) Gerak Mendekati : Gerak guru dalam posisi mendekati kelompok
kecil atau individu menandakan kesiagaan, minat dan perhatian
guru yang diberikan terhadap tugas serta aktivitas siswa. Gerak
mendekati hendaklah dilakuan secara wajar, bukan untuk
menakut-nakuti, mengancam, atau member kritikan dan
hubungan. Hal ini menunjukkan kesiapan, minat dan perhatian
kepada siswa. Hal ini membantu siswa yang menghadapi kesulitan
belajar, mengalami frustasi atau sedang marah.
d) Memberikan Reaksi Terhadap Gangguan Dan Ketakacuan Siswa :
Apabila ada siswa yang menimbulkan gangguan atau menunjukkan
ketakacuhan, guru dapat member reaksi dalam bentuk teguran.
Dengan adanya teguran menandakan adanya guru bersama siswa.
Teguran harus diberikan pada saat yang tepat serta dialamatkan
pada sasaran yang tepat. Teguran haruslah diberikan pada saat
yang tepat dan sasaran yang tepat pula sehingga dapat mencegah
meluasnya penyimpangan tingkah laku
2. Membagi Perhatian; Pengelolaan kelas yang efektif terjadi apabila guru
membagi perhatian kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam
waktu yang sama. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara sebagai
berikut:
a) Visual : Hal ini mennjukkan perhatian terhadap sekelompok siswa
atau individu namun tidak kehilangan keterlibatannya dengan
kelompok siswa atau individu. Keterampilan ini digunakan untuk
memonitor kegiatan kelompok atau individu, mengadakan koreksi
kegiatan siswa, memberi komentar atau memberi reaksi terhadap
siswa yang mengganggu.
b) Verbal : Guru dapat memberikan komentar, penjelasan,
pernyataan, dan sebagainya terhadap aktivitas seorang siswa
sementara ia memimpin kegiatan siswa yang lain. Penggunaan
teknik visual maupun verbal menunjukkan bahwa guru menguasai
kelas.
3. Memusatkan Perhatian. Keterlibatan siswa dalam KBM dapat
dipertahankan apabila dari waktu kewaktu guru mampu memusatkan
kelompok terhadap tugas-tugas yang dilaksanakan. Hal ini dapat
dilaksanakan dengan cara:
6. 6
a) Menyiagakan Siswa : Menciptakaan suasana yang menarik
sebelum guru menyampaikan pertanyaan atau topik pelajarannya.
Bertujuan untuk menghindari penyimpangan perhatian siswa.
Misalnya : “ coba anak-anak, semuanya memperhatikan dengan
teliti gambar ini untuk membedakan daerah mana yang subur dan
daerah mana yang tanahnya gersang.
b) Menuntut Tanggung Jawab Siswa : Hal ini berhubungan dengan
cara guru memegang teguh kewajiban dan tanggung jawab yang
dilakukan oleh siswa serta keterlibatan siswa dalam tugas-tugas.
Misalnya dengan meminta kepada siswa untuk memperagakan,
melaporkan, dan memberi respons. Komunikasi yang jelas dari
guru mengenai tugas siswa merupakan hal yang sangat penting
dalam mempertahankan pusat perhatian siswa.
4. Memberikan Petunjuk yang Jelas; Hal ini berhubungan dengan cara
guru dalam memberikan petunjuk agar jelas dan singkat dalam
pelajaran sehingga tidak terjadi kebingungan dari pada siswa. Petunjuk
yang diberikan harus bersifat langsung, dengan bahasa yang jelas dan
tidak membingungkan serta dengan tuntutan yang wajar dapat
dipenuhi oleh siswa.
5. Menegur; Apabila terjadi tingkah laku siswa yang menggangu kelas
atau kelompok dalaam kelas, hendaklah guru menegurnya secara
verbal. Teguran verbal yang efektif ialah yang memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
a) Tegas dan jelas tertuju kepada siswa yang mengganggu serta pada
tingkah lakunya yang menyimpang.
b) Menghindari peringatan yang kasar dan menyakitkan atau yang
mengandung penghinaan.
c) Menghindari ocehan atau ejekan guru atau yang berkepanjangan.
d) Guru dan siswa lebih baik mengadakan kesepakatan sehingga
penyimpangan yang terjadi hanya sifatnya mengingatkan
6. Memberi Penguatan; Komponen ini digunakan untuk mengatasi siswa
yang tidak mau terlibat dalam kegiatan pembelajaran atau menggangu
temanya. Dapat dilakukan tu dengan cara:
a) Guru dapat memberikan penguatan kepada siswa yang menggagu
yaitu dengan jalan ”menangkapnya” ketika ia melakukan
tingkhlaku yang tidak wajar dengan tujuan perbuatan yang wajar
tadi dapat terulang.
b) Guru dapat memberikan berbagai komponen penguatan kepada
siswa yang bertingkah laku yang wajar kepada siswa yang lain
untuk menjdi teladan.
Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi
belajar yang optimal. Keterampilan ini berkaitan dengan respon guru
terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru
dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar
yang optimal. Apabila terdapat siswa yang menimbulkan gangguan yang
berulang-ulang walaupun guru telah menggunakan tingkah laku dan respon
7. 7
yang sesuai, guru dapat meminta bantuan kepada kepala sekolah, konselor
sekolah, atau orang tua siswa.
Bukanlah kesalahan profesional guru apabila ia tidak dapat menangani setiap
problema siswa di dalam kelas. Namun, pada tingkat tertentu guru dapat
menggunakan seperangkat strategi untuk tindakan perbaikan terhadap
tingkah laku siswa yang terus menerus menimbulkan gangguan dan yang
tidak mau terlibat dalam tugas di kelas. Strategi tersebut adalah :
1. Modifikasi tingkah laku. Guru hendaknya menganalisis tingkah laku
siswa yang mengalami masalah atau kesulitan dan berusaha
memodifikasi tingkah laku tersebut dengan mengaplikasiakan
pemberian penguatan secara sistematis.
2. Guru dapat menggunakan pendekatan pemecahan masalah
kelompok dengan cara : a) Memperlancar tugas-tugas-
Mengusahakan terjadinya kerja sama yang baik dalam pelaksanaan
tugas. b) Memelihara kegiatan-kegiatan kelompok-Memelihara dan
memulihkan semangat siswa dan menangani konflik yang timbul.
3. Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan
masalah. Guru dapat menggunakan seperangkat cara untuk
mengendalikan tingkah laku keliru yang muncul, dan ia mengetahui
sebab-sebab dasar yang mengakibatkan ketidakpatutan tingkah laku
tersebut serta berusaha untuk menemukan pemecahannya.
PRINSIP-PRINSIP: Penerapan keterampilan bertanya
harus mengikuti prinsip-prinsip tertentu agar proses dan
hasilnya dapat dicapai secara efektif dan efesien sesuai
dengan tujuan yang diharapkan, berikut adalah prinsip-
prinsipketerampilan bertanya yang harus diperhatikan
guru dalam melaksanakan pembelajaran;
1. Kehangatan dan Keantusiasan. Kehangatan dan keantusiasan guru
dapat memudahkan terciptanya iklim kelas yang menyenangkan yang
merupakan salah satu syarat bagi kegiatan belajar-mengajar yang
optimal. Guru yang bersifat hangat dan akrab secara ajek menunjukkan
antusiasmenya terhadap tugas-tugas, terhadap kegiatan-kegiatan, atau
terhadap siswanya akan lebih mudah pula melaksanakan komponen
keterampilan tersebut secara berhasil.
2. Tantangan. Penggunaan kata-kata, tindakan, atau bahan yang
menantang akan meninkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga
mengurangi kemungkinan terjadinya tingkah yang menyimpang.
Perhatian dan minat siswa akan terpelihara dengan kegiatan guru
tersebut.
8. 8
3. Bervariasi . Pengunaan variasi dalam media, gaya, dan interaksi
mengajar-belajar merupakan kunci pengelolaan kelas untuk
menghindari kejenuhan serta pengulangan-pengulangan aktivitas yang
menyebabkan menurunnya kegiatan belajar dan tingkah laku positif
siswa. Jika terdapat berbagai variasi maka proses menjadi jenuhkan
berkurang dan siswa akan cenderung meningkatkan keterlibatannya
dalam tugas dan tidak akan mengganggu kawannya.
4. Keluwesan. Dalam proses belajar mengajar guru harus waspada
mengamati jalannya proses kegiatan tersebut. Termasuk kemungkinan
munculnya gangguan siswa. Sehingga diperlukan keluwesan tingkah
laku guru untuk dapat merubah berbagai strategi mengajar dengan
memanipulasi berbagai komponen keterampilan yang lain.
5. Penekanan Pada Hal-Hal Positif. Pada dasarnya didalam mengajar dan
mendidik guru harus menekankan kepada hal-hal yang positif dan
sedapat mungkin menghindari pemusatan perhatian siswa pada hal-hal
yang negatif. Cara guru memelihara suasana yang positif antara lain :
a) Memberikan aksentuasi terhadap tingkah laku siswa yang positif
dan menghindari ocehan atau celaan atau tingkah laku yang
kurang wajar.
b) Memberikan penguatan terhadap tingkah laku siswa yang positif.
6. Penanaman disiplin diri. Kegiatan ini merupakan tujuan akhir
pengelolaan kelas. Untuk mencapainya guru harus selalu mendorong
siswa untuk melaksanakan disiplin diri sendiri. Hal ini akan lebih berhasil
jika guru sendiri yang menjadi contoh.
HAL YANG HARUS DI HINDARI. Dalam usaha mengelola kelas secara efektif
ada sejumlah kekeliruan yang harus dihindari oleh guru, yaitu sebagai
berikut:
1. Campur tangan yang berlebih (teachers instruction). Apabila guru
menyela kegiatan yang sedang asyik berlangsung dengan komentar,
pertanyaan, atau petunjuk yang mendadak, kegiatan itu akan
terganggu atau terputus. Hal ini akan memberi kesan kepada siswa
bahwa guru tidak memperhatikan keterlibatan dan kebutuhan anak. Ia
hanya ingin memuaskan kehendak sendiri.
2. Kelenyapan (fade away). Hal ini terjadi jika guru gagal secara tepat
melengkapi suatu instruksi, penjelasan, petunjuk, atau komentar, dan
kemudian menghentikan penjelasan atau sajian tanpa alasan yang
jelas. Juga dapat terjadi dalam bentuk waktu diam yang terlalu lama,
kehilangan akal, atau melupakan langkah-langkah dalam pelajaran.
Akibatnya ialah membiarkan pikiran siswa mengawang-awang,
melantur, dan mengganggu keefektifan serta kelancaran pelajaran.
9. 9
3. Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan (stops and stars). Hal
ini dapat terjadi bila guru memulai suatu aktivitas tanpa mengetahui
aktivitas sebelumnya menghentikan kegiatan pertama, memulai yang
kedua, kemudian kembali kepada kegiatan yang pertama lagi. Dengan
demikian guru tidak dapat mengendalikan situasi kelas dan akhirnya
mengganggu kelancaran kegiatan belajar siswa.
4. Penyimpangan (digression). Akibat guru terlalu asyik dalam suatu
kegiatan atau bahkan tertentu memungkinkan ia dapat menyimpang.
Penyimpangan tersebut dapat mengganggu kelancaran kegiatan belajar
siswa.
5. Bertele-tele (overdweiling). Kesalahan ini terjadi bila pembicaraan guru
bersifat mengulang-ulang hal-hal tertentu, memperpanjang keterangan
atau penjelasan, mengubah teguran sederhana menjadi ocehan atau
kupasan yang panjang
RANGKUMAN: Pengelolaan kelas merupakan
keterampilan guru dalam menciptakan dan memelihara
kondisi belajar yang optimal serta guru mampu
mengembalikannya bila terjadi masalah dan gangguan
dalam proses belajar mengajar. Dalam artian, kegiatan-
kegiatan untuk memelihara kondisi belajar yang optimal
dan mempertahankan kondisi belajar apabila terjadi
suatu gangguan dan masalah ketika proses belajar
mengajar berlangsung. Adapun yang termasuk ke dalam
hal ini, seperti halnya penghentian tingkah laku siswa
yang menyelewengkan perhatian kelas, memberikan
ganjaran bagi siswa yang tidak menepati waktu yang
telah disepakati
Scan Disini
LATIHAN: Untuk memperdalam pemahaman anda
mengenai materi diatas, kerjakanlah latihan berikut:
1) Lakukan diskusi dengan teman-teman untuk
mengidentifikasi bentuk-bentuk kegiatan lainnya
dalam mengadakan variasi sehingga ada memiliki
10. 10
kegiatan yang bervariasi dan cocok dengan situasi
dan kondisi yang ada dilingkungan Anda!.
2) Rancanglah suatu skenario kegiatan mengadakan
variasi dalam pembelajaran dengan memanfaatkan
perbendahaaran kegiatan yang telah Anda dan
teman-teman Anda hasilkan pada diskusi diatas.
Tetapkan tema yang akan dibahas berserta
langkah-langkah kegiatannya.
3) Minta salah satu teman untuk mensimulasikan
kegiatan mengadakan variasi berdasarkan
skenario kegiatan yang sudah disusun. Coba amati
dengan seksama dan catatlah kekurangan dan
kelebihannya kemudian akhiri dengan diskusi
mengenai langkah-langkah kegiatan mengadakan
variasi yang tepat dalam pelaksanaan pembelajaran
di Sekolah.
11. 11
DAFTAR PUSTAKA:
Asep Herry Hernawan, dkk. (2014). Pembelajaran Terpadu di SD. Jakarta :
Universitas Terbuka.
Cepi Riyana, dkk. (2009). Media Pembelajaran, Hakikat, Pengembangan,
Pemanfaatan dan Penilaian. Jakarta : CV Wahana Prima.
Barnawi & Arifin, M. 2015. Micro Teacing Teori & Praktik Pengajaran Yang
Efektif dan Kreatif. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Barnawi dan Arifin. 2015. Micro Teaching. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.
Eldarni & Zuliarni. 2017. Micro Teaching. Jogjakarta: Media Akademi
Khakiim, U., Degeng., Widiati, U. 2016. Pelaksanaan Membuka dan Menutup
Pelajaran Oleh Guru Kelas 1 SD. Jurnal Pendidikan Teori Penelitian dan
Pengembangan. 1(9). 1730