SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
BAB I. KONSEP DASAR PENGELOLAAN KELAS


A. Pengertian Pengelolaan Kelas
       Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan
pembelajaran dengan maksud agar tercapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana
kegiatan belajar sebagaimana yang diharapkan.
       Adapun kasus-kasus yang dihadapi guru dalam pengelolaan kelas, yakni: tingkat
penguasaan materi oleh siswa di dalam kelas, fasilitas yang diperlukan, kondisi siswa, dan
teknik mengajar guru.
B. Urgensi Pengelolaan Kelas
       Pengelolaan kelas sangat penting bagi guru dan siswa, karena dengan pengelolaan
kelas yang baik dan terkontrol sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pembelajaran.
       Pentingnya pengelolaan kelas bagi guru dan siswa, yaitu:
1. Bagi guru: mengembangkan pengertian dan keterampilan dalam melihat kelancaran
   penyajian dan langkah-langkah pengajaran secara tepat dan baik, memberi respon secara
   efektif terhadap tingkah laku siswa yang menimbulkan gangguan kecil serta memahami
   strategi yang digunakan dengan masalah tingkah laku siswa yang berbeda, dan menyadari
   akan kebutuhan siswa dan mengembangkan kompetensinya.
2. Bagi siswa: mendorong mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah laku
   dan mengendalikan diri, memberikan tingkah laku sesuai dengan tata tertib dan menyadari
   bahwa teguran guru adalah kasih sayang bukan kemarahan, dan menimbulkan rasa
   berkewajiban, melibatkan diri dalam tugas serta bertingkah laku yang wajar sesuai dengan
   ragam aktivitas kelas.
C. Perbedaan Konsep Pengelolaan Kelas dan Pengelolaan Pembelajaran
       Pengelolaan      kelas   lebih   ditekankan   pada   usaha   untuk   menciptakan   dan
mempertahankan kondisi sedemikian rupa, sehingga proses belajar-mengajar dapat
berlangsung secara efektif dan efisien. Sedangkan pengelolaan pembelajaran lebih ditekankan
pada perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut dalam pembelajaran.
BAB II. PROBLEMATIKA PENGELOLAAN KELAS


A. Pengertian Guru
       Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing
dan membina anak didik, baik secara individual maupun klasikal, di sekolah maupun di luar
sekolah.
B. Problematika Pengelolaan Kelas
       Untuk dapat menangani masalah-masalah pengelolaan kelas secara efektif guru harus
mampu: mengenali secara tepat berbagai jenis masalah pengelolaan kelas baik yang bersifat
perorangan maupun kelompok, memahami pendekatan mana yang cocok dan tidak cocok
untuk jenis masalah tertentu, serta memilih dan menetapkan pendekatan yang paling tepat
untuk memecahkan masalah yang dimaksud.
       Ada dua jenis masalah pengelolaan kelas, yaitu:
1. Masalah perorangan, dapat dikenali dengan adanya teknik sederhana, seperti:
   a. Jika guru merasa terganggu atau bosan, tandanya siswa mencari perhatian.
   b. Jika guru merasa terancam, tandanya siswa mengalami masalah mencari kekuasaan.
   c. Jika guru merasa amat disakiti, tandanya siswa mengalami masalah menuntut balas.
   d. Jika guru merasa tidak mampu menolong lagi, tandanya siswa mengalami masalah
       ketidakmampuan.
2. Masalah sosial (kelompok), dapat dikenali dengan adanya masalah-masalah, sebagai
   berikut: kekurang-kompakan, kekurang-mampuan mengikuti peraturan kelompok, reaksi
   negatif terhadap sesama anggota kelompok, penerimaan kelas (kelompok) atau tingkah
   laku yang menyimpang, kegiatan anggota atau kelompok yang menyimpang dari
   ketentuan yang telah ditetapkan, berhenti melakukan kegiatan/hanya meniru-niru kegiatan
   orang (anggota) lainnya saja, ketiadaan semangat, tidak mau bekerja, tingkah laku
   agresif/protes, dan ketidakmampuan menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan.
C. Mengatasi Masalah Siswa
       Beberapa cara (dalam bentuk komunikasi) yang harus dilakukan guru untuk mengatasi
masalah siswa, yaitu:
1. Mengarahkan, mengingatkan, menasehati, menyarankan, dan memberi argumen logis.
2. Menganalisis, mempertimbangkan, mengkritik, menyalahkan, dan memberi label.
3. Memuji, menyetujui, meyakinkan, menaruh simpati, dan memberikan dukungan.
4. Mengajukan pertanyaan, memberikan pancingan, mengalihkan perhatian, mengasyikkan,
   dan memberikan humor.
BAB III. PENDEKATAN DALAM PENGELOLAAN KELAS


A. Pendekatan Dalam Pengelolaan Kelas
       Pengertian pendekatan adalah konsep dasar           yang mewadai, menginspirasi,
menguatkan dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.
       Pengelolaan kelas atau manajemen kelas merupakan upaya pendidik untuk
menciptakan dan mengendalikan kondisi belajar serta memulihkan apabila terjadi gangguan
atau penyimpangan, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara optimal.
       Manfaat dari tindakan yang dilakukan oleh guru dalam memecahkan permasalahan
anak didik adalah meningkatkan kegairahan siswa, baik secara berkelompok maupun
individual.
       Adanya keharmonisan hubungan guru dan anak didik, tingginya kerjasama diantara
siswa tersimpul dalam bentuk interaksi. Lahirnya interaksi yang optimal bergantung pada
pendekatan yang dilakukan oleh guru dalam rangka pengelolaan kelas.
B. Pendekatan Managerial Dalam Pengelolaan Kelas
1. Pendekatan modifikasi perilaku, berlandaskan pada psikologi behavioristik yang
   menganggap bahwa perilaku manusia (baik dan buruk) merupakan hasil belajar. Untuk
   mengarahkan perubahan perilaku manusia ke arah perilaku yang baik, positif sehubungan
   dengan pengelolaan kelas, maka ada beberapa teknik pembinaan yang dapat diandalkan,
   yakni: penguatan negatif, penghapusan, dan hukuman.
C. Pendekatan Psycological Dalam Pengelolaan Kelas
1. Socio-emotional climate approach, dengan berlandaskan psikologi klinis dan konseling,
   pendekatan pengelolaan kelas ini mengasumsikan bahwa:
   a. Proses belajar mengajar yang efektif mempersyaratkan iklim sosio-emosional yang
       baik antara guru dengan peserta didik maupun peserta didik dengan peserta didik.
   b. Guru menduduki posisi terpenting bagi terbentuknya iklim sosio-emosional yang baik
       itu.
D. Pendekatan System Dalam Pengelolaan Kelas
1. Pendekatan proses kelompok, berlandaskan pada psikologi dan dinamika kelompok,
   dengan anggapan dasar bahwa proses pembelajaran yang efektif dan efisien berlangsung
   dalam konteks kelompok. Untuk itu peran pendidik dalam pengelolaan kelas adalah
   menciptakan kelompok-kelompok dalam kelas yang mempunyai ikatan kuat dan masing-
   masing anggotanya dapat bekerja secara efektif dan efisien. Adapun unsur-unsur yang
   perlu diperhatikan, yakni: tujuan kelompok, aturan, dan pemimpin.
BAB IV. TEKNIK DALAM PENGELOLAAN KELAS


A. Hal-hal Yang Berpengaruh Terhadap Pengelolaan Kelas
       Faktor yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kelas agar pengelolaan kelas
berjalan dengan maksimal dan membantu dalam proses pendidikan, antara lain:
1. Pribadi pendidik
       Sebagai seorang tenaga pendidik, guru harus bisa mengenal diri sendiri dan mengenal
siswa. Selanjutnya, membina kepribadian yang baik sebagai guru. Misalnya: kepribadian yang
bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, kepribadian yang memiliki sifat-sifat terpuji (sabar,
demokratis, menghargai pendapat orang lain, sopan santun, dan tanggap terhadap
pembaharuan).
2. Disiplin kelas
       Disiplin kelas merupakan keadaan tertib dimana guru dan siswa yang tergabung dalam
suatu kelas patuh terhadap peraturan yang telah ditetapkan.
       Disiplin kelas yang baik adalah pengendalian dan pengarahan segala perasaan dan
pengarahan segala perasaan dan tindakan orang dalam suatu kelas untuk menciptakan dan
memelihara suatu suasana kegiatan belajar dan mengajar yang efektif. Tujuan yang ingin
dicapai adalah perkembangan dan pertumbuhan secara maksimal dari setiap siswa yang
menjadi tanggung jawab guru dan sekolah yang bersangkutan.
       Berikut ini adalah beberapa teknik pembinaan disiplin kelas tersebut, antara lain:
   a. Teknik ”Inner control”, adalah bahwa kontrol perilaku berasal dari diri siswa sendiri.
       Teknik ini lebih sesuai digunakan untuk siswa pendidikan menengah dan tinggi.
       Misalnya: kesadaran akan norma-norma, peraturan-peraturan, dan tata tertib yang
       ditetapkan akan membuat siswa dapat mengendalikan dirinya sendiri.
   b. Teknik ”External control”, adalah bahwa pengendalian berasal dari luar diri siswa
       dan hal ini dapat berupa bimbingan dan konseling. Teknik ini lebih sesuai digunakan
       untuk siswa pendidikan rendah. Misalnya: dapat berupa pengawasan, tetapi yang
       bersifat hukuman.
   c. Teknik ”Cooperative control”, adalah kerjasama antara guru dan siswa. Teknik ini
       berangkat dari pendapat, bahwa disiplin kelas yang baik mengandung adanya
       kesadaran kerjasama antara guru dan siswa secara harmonis, respektif, efektif, dan
       produktif. Misalnya: mengadakan perencanaan secara kooperatif dengan siswa,
       mengembangkan kepemimpinan dan tanggung jawab pada siswa, membina organisasi
       dan prosedur kelas secara demokratis, dan sebagainya.
BAB V. PUNISHMENT DALAM PENGELOLAAN KELAS


A. Makna Hukuman
       Menurut pandangan sarjana-sarjana Islam, bahwa maksud hukuman dalam pendidikan
Islam adalah sebagai perbaikan, bukan sebagai hardikan atau balas dendam. Oleh karena itu,
pendidik seharusnya mempelajari terlebih dahulu sifat serta keadaan anak, kemudian
melakukan pendekatan-pendekatan sebelum diberi hukuman, agar si anak sadar mengakui
kesalahan yang telah dilakukannya dengan penuh kesadaran.
B. Teknik-teknik Hukuman Dalam Kelas
       Teknik hukuman dalam kelas, yakni: sebelum anak berumur 10 tahun tidak boleh
dipukul, memberikan kesempatan pada siswa untuk taubat dari yang pernah dilakukannya dan
memperbaiki kesalahan, pukulan tidak boleh lebih dari 10 kali apabila hukuman pukulan
terpaksa dilakukan (tidak boleh memukul wajah dan organ vital), suatu hukuman tidak boleh
menyinggung harga diri seorang anak, dan tidak boleh berupa penghinaan atas dirinya.
       Adapun sisi positif pemberian hukuman, yakni: memberikan pelajaran pada pelaku
dan siswa lain agar tidak melakukan pelanggaran yang sama, serta menjadikan siswa lebih
disiplin. Sedangkan, sisi negatif pemberian hukuman, yakni: mematikan kreatifitas siswa,
menjadikan anak minder, dan memberikan pengaruh psikis terhadap perkembangan siswa.
C. Bentuk-bentuk Punishment
       Banyak bentuk punishment yang diberikan guru kepada muridnya, dari yang mulai
menggunakan kekerasan sampai pada hal yang lebih mendidik. Misalnya: hukuman berupa
penundaan dalam memberikan penghargaan, hukuman berupa pencabutan hak istimewa
murid, hukuman berupa penyetrapan atau time out, dan hukuman berupa skorsing.
D. Penerapan Hukuman
       Adapun beberapa penerapan hukuman, diantaranya: kombinasi dengan pengaturan
lingkungan, kombinasi dengan prosedur lain, penyajian dengan intensitas kuat, konsisten dan
diberikan seketika, dan menghalangi lolos dari hukuman.
E. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Efektifitas Hukuman
       Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas hukuman, yakni: memaksimalkan
kondisi untuk respon (sebagai alternatif yang diinginkan), meminimalisir penyebab respon
yang dihukum, pemilihan hukuman, pelaksanaan hukuman, dan penggunaan aturan.
F. Tujuan Adanya Hukuman
       Upaya ini dimaksudkan untuk menghentikan pelanggaran-pelanggaran yang sudah
terlanjur dilakukan oleh peserta didik.
BAB VI. FUNGSI GURU DALAM KELAS


A. Fungsi Managerial Guru Dalam Pembelajaran
       Fungsi ini bukan saja pada saat pelajaran berlangsung, tetapi juga sebelum dan
sesudah pelajaran berlangsung. Hal-hal yang termasuk managerial guru, misalnya:
menyangkut tata usaha, administrasi kelas, dan sebagainya.
       Dalam menjalankan tugas sebagai guru, setidaknya harus memiliki kemampuan dan
sikap, sebagai berikut: menguasai kurikulum, menguasai materi mata pelajaran, menguasai
metode dan evaluasi belajar, setia terhadap tugas, dan disiplin dalam arti luas.
       Empat fungsi umum yang merupakan ciri pekerjaan seorang guru sebagai manager,
yakni: merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengawasi.
B. Fungsi Instuksional
       Sepanjang sejarah keguruan, tugas atau fungsi guru yang sudah tradisional adalah
mengajar (to each), yakni: menyampaikan sejumlah keterangan-keterangan dan fakta-fakta
kepada murid, memberikan tugas-tugas kepada mereka, dan mengoreksi atau memeriksanya.
       Fungsi instruksional inilah yang masih selalu diutamakan oleh hampir semua orang
yang disebut guru, dan fungsi instruksional ini masih dominan dalam karier besar guru.
       Hal-hal yang perlu dilakukan oleh guru dalam melaksanakan tugasnya, yaitu:
1. Menyusun program pengajaran selama kurun waktu tertentu secara berkelanjutan.
2. Membuat persiapan mengajar dan rencana kegiatan belajar-mengajar untuk tiap bahan
   kajian yang akan diajarkan, yang berkaitan dengan penggunaan metode tertentu.
3. Menyiapkan alat peraga yang dapat membantu terlaksananya kegiatan belajar-mengajar
   yang efektif.
4. Merencanakan dan menyiapkan alat evaluasi belajar.
5. Menyiapkan hal-hal yang berkaitan dengan pelajaran, yang merupakan program sekolah.
   Misalnya: program perbaikan dan pengajaran pengayaan serta ekstrakurikuler.
6. Mengatur ruangan kelas.
7. Mengatur tempat duduk siswa sesuai dengan kemampuan dan kondisi fisik serta daya
   tangkap siswa terhadap pelajaran.
C. Fungsi Educational
       Fungsi guru sesungguhnya bukan hanyalah mengajar, akan tetapi harus mendidik (to
educate). Fungsi educational ini harus merupakan fungsi sentral guru. Dalam fungsi ini, setiap
guru harus berusaha mendidik murid-muridnya menjadi manusia dewasa.
BAB VII. GURU DAN TATA USAHA KELAS


A. Pengertian Guru
       Guru adalah orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang ikut
bertanggung jawab dalam membantu anak-anak mencapai kedewasaan masing-masing.
Artinya, bahwa guru bukan sekedar orang yang berdiri di depan kelas untuk menyampaikan
materi pengetahuan tertentu, akan tetapi adalah anggota masyarakat yang harus ikut aktif dan
berjiwa bebas serta kreatif dalam mengarahkan perkembangan anak didiknya (sebagai orang
dewasa) untuk menjadi anggota masyarakat.
B. Tata Usaha Kelas
       Tata usaha kelas pada dasarnya berarti usaha menghimpun, mencatat, menggandakan,
mengirim, dan menyimpan berbagai keterangan tertulis di lingkungan suatu organisasi atau
unit kerja. Tata usaha atau administrasi juga dapat diartikan sebagai suatu proses pemanfaatan
semua sumber material dan personal secara efektif untuk mencapai tujuan tertentu.
C. Jenis-jenis Tata Usaha Kelas
1. Catatan kelas, memiliki kriteria yang harus diperhatikan dalam sistem pencatatan yang
   baik, yakni: pencatatan harus kumulatif (mencakup sejarah yang lengkap mengenai
   siswa), pencatatan mudah ditransformasikan (mudah dialihkan dalam catatan kumulatif),
   pencatatan mengandung data relevan, pencatatan tidak terlalu banyak pengulangan,
   pencatatan harus tahan lama, dan pencatatan hendaknya ringkas dan merangkum secara
   lengkap. Adapun jenis-jenis catatan kelas, meliputi: (a) Catatan mengenai siswa, berfungsi
   sebagai bimbingan penyuluhan siswa. Misalnya: daftar presensi kelas, catatan pekerjaan
   siswa, catatan hasil tes, hasil-hasil evaluasi guru (dalam buku nilai), catatan anekdot
   (kejadian sehari-hari mengenai siswa secara konkret), catatan partisipasi siswa, dan daftar
   pribadi siswa, (b) Catatan bagi guru, berfungsi untuk kepentingan efektivitas
   pekerjaannya. Misalnya: silabus, persiapan mengajar, buku batas pelajaran, kumpulan soal
   ujian dan tugas, buku nilai, catatan hasil evaluasi siswa, buku notula rapat, dan buku
   agenda guru.
2. Laporan-laporan kelas (classroom reports), yang harus disusun oleh guru, meliputi: (a)
   laporan kepada pimpinan sekolah: persiapan mengajar, daftar presensi siswa, laporan hasil
   pelajaran, pengorganisasian siswa di kelas, inventaris kelas, keuangan kelas, keadaan usia
   siswa, mutasi siswa, kenaikan kelas, daftar kelas, laporan khusus (kesehatan), (b) laporan
   pendidikan kepada orang tua: laporan tentang hasil pendidikan, laporan tentang
   perkembangan pendidikan, dan dialog dengan orang tua atau wali siswa.
BAB VIII. GURU DAN SUPERVISI KELAS


A. Pengertian Supervisi
       Supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para
guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.
B. Fungsi Supervisi
       Fungsinya ialah membantu sekolah dalam membina para guru dan staf dalam
mengembangkan potensi individu peserta didik, serta meningkatkan jalinan kontak dengan
masyarakat sekitar untuk meraih kemajuan bersama.
C. Tujuan Supervisi
       Supervisi mempunyai tujuan yang sangat jelas dan sangat baik, yakni: (a) ditinjau
secara khusus: membimbing dan membantu kesulitan para guru dalam proses belajar-
mengajar agar dapat tercapainya tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien, (b) ditinjau
secara umum: meningkatkan kualitas mutu pendidikan.
D. Teknik-teknik Supervisi
       Teknik supervisi dapat digolongkan menjadi dua, yakni: (a) teknik perseorangan:
supervisi yang dilakukan secara perseorangan, kegiatan yang dilakukan berupa: mengadakan
kunjungan kelas, mengadakan kunjungan observasi, membimbing guru-guru tentang cara-cara
mempelajari pribadi siswa dan atau mengawasi problema yang dialami siswa, dan
membimbing guru-guru dalam hal yang berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum sekolah,
(b) teknik kelompok: supervisi yang dilakukan secara kelompok, kegiatan yang dilakukan
berupa: mengadakan rapat, mengadakan diskusi, dan mengadakan penataran-penataran.
E. Pola Supervisi
       Model supervisi adalah pola yang dilakukan oleh seorang supervisor untuk melakukan
kegiatan supervisi. Pola supervisi berkembang sesuai dengan dinamika imu pengetahuan,
yakni: (a) pola supervisi klinis, yang difokuskan pada perbaikan pelajaran dengan melalui
siklus yang sistematis dari tahap: perencanaan, pengamatan, dan analisis terhadap penampilan
mengajar sebenarnya dengan tujuan untuk mengadakan modifikasi yang rasional, (b) pola
supervisi fungsional, untuk pendidikan dasar dilakukan oleh penilik menurut bidang masing-
masing di tingkat kecamatan.
F. Prinsip-prinsip Supervisi Pendidikan
       Beberapa prinsip pokok tentang supervisi, yakni: ilmiah yang mencakup unsur-unsur
(sistematika, obyektif, dan menggunakan alat/instrument yang dapat memberikan informasi),
demokratis, kooperatif, dan konstruktif serta kreatif.
BAB IX. GURU DAN METODE PEMBELAJARAN


A. Metode Pembelajaran
       Macam-macam metode pembelajaran:
1. Metode ceramah
       Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan
secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa.
2. Metode demonstrasi
       Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan
mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik
sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.
3. Metode diskusi
       Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu
permasalahan untuk didiskusikan/dirundingkan, agar menemukan jawaban permasalahannya.
4. Metode simulasi
       Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar
dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau
keterampilan tertentu. Jenis-jenis simulasi: sosiodrama, psikodrama, dan role playing.
5. Metode tanya jawab
       Metode tanya jawab sebagai format interaksi antara guru dan siswa melalui kegiatan
bertanya, yang dilakukan oleh guru untuk mendapatkan respons lisan, sehingga dapat
menumbuhkan pengetahuan baru pada diri siswa.
6. Metode penugasan
       Metode penugasan yaitu memberi kesempatan pada peserta didik untuk melaksanakan
tugas berdasarkan petunjuk langsung yang dipersiapkan guru.
7. Metode karya wisata
       Dengan metode karya wisata, guru mengajak siswa ke suatu tempat (objek) tertentu
untuk mempelajari sesuatu dalam rangka suatu pelajaran di sekolah.
8. Metode drill (latihan)
       Metode drill merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan
terhadap apa yang telah dipelajari siswa, sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu.
9. Metode pemecahan masalah (problem solving)
       Problem solving dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah.
BAB X. GURU DAN EVALUASI PEMBELAJARAN


A. Pengertian Evaluasi
       Evaluasi merupakan kata serapan dalam bahasa Indonesia yang berasal dari istilah
bahasa Inggris “evaluation”. Evaluation berasal dari akar kata value yang berarti nilai.
Evaluasi atau penilaian di bidang pendidikan memiliki beberapa macam istilah yang sering
dipakai, yakni: tes, pengukuran, dan penilaian. Depdikbud (1994) mengemukakan bahwa
penilaian   adalah   suatu   kegiatan   untuk    memberikan     berbagai    informasi   secara
berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil yang telah dicapai siswa.
       Adapun keterkaitan antara guru dan evaluasi pembelajaran, yakni: evaluasi dilakukan
oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi
peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan
memperbaiki proses pembelajaran.
B. Tujuan, Fungsi, Dan Jenis Evaluasi
       Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk             mengetahui efektivitas proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Evaluasi memiliki fungsi: pengukur kecakapan yang
disyaratkan di awal program pendidikan (penempatan), upaya untuk memilih (selektif) ,
memahami latar belakang peserta didik (diagnostik), dan pengukur keberhasilan. Jenis-jenis
evaluasi: (a) evaluasi yang dilaksanakan di tengah satuan waktu pembelajaran, setelah
beberapa satuan materi pembelajaran diselesaikan, guna mencari tahu sejauh mana siswa
sudah menguasai kompetensi dasar yang telah ditetapkan (evaluasi formatif), (b) evaluasi
yang dilaksanakan pada akhir satuan waktu pembelajaran semester, setelah sejumlah materi
pembelajaran diselesaikan guna menentukan hasil dan kemajuan belajar siswa (evaluasi
sumatif).
C. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran
       Ruang lingkup evaluasi pembelajaran, meliputi: (a) program pembelajaran
(kompetensi dasar, materi, metode, media, sumber, dan lingkungan), (b) proses pelaksanaan
pembelajaran (kegiatan, guru, dan peserta didik), dan (c) hasil pembelajaran.

D. Prinsip-prinsip Umum Evaluasi
       Prinsip-prinsip     umum     evaluasi    pembelajaran     terdiri   dari:   kontinuitas
(berkesinambungan), komprehensif (seluruh objek/aspek harus dievaluasi), objektivitas dan
adil (data dan fakta yang sebenarnya), kooperatif (bekerjasama dengan semua pihak), dan
praktis (mudah digunakan).

More Related Content

What's hot (18)

Pengelolaan Kelas
Pengelolaan KelasPengelolaan Kelas
Pengelolaan Kelas
 
Desain dan pengelolaan kelas yang baik bagi mahasiswa agar proses belajar men...
Desain dan pengelolaan kelas yang baik bagi mahasiswa agar proses belajar men...Desain dan pengelolaan kelas yang baik bagi mahasiswa agar proses belajar men...
Desain dan pengelolaan kelas yang baik bagi mahasiswa agar proses belajar men...
 
Desain pengelolaan kelas
Desain pengelolaan kelasDesain pengelolaan kelas
Desain pengelolaan kelas
 
RESUME PENGOLAHAN KELAS
RESUME PENGOLAHAN KELASRESUME PENGOLAHAN KELAS
RESUME PENGOLAHAN KELAS
 
Resum sbm i
Resum sbm iResum sbm i
Resum sbm i
 
Bilik darjah dinamik
Bilik darjah dinamikBilik darjah dinamik
Bilik darjah dinamik
 
Cllassroom management
Cllassroom managementCllassroom management
Cllassroom management
 
ketrampilan mengelola kelas
ketrampilan mengelola kelasketrampilan mengelola kelas
ketrampilan mengelola kelas
 
Fahmi hamdani 1100260 bpik
Fahmi hamdani 1100260 bpikFahmi hamdani 1100260 bpik
Fahmi hamdani 1100260 bpik
 
Pengurusan bilik darjah
 Pengurusan bilik darjah Pengurusan bilik darjah
Pengurusan bilik darjah
 
Konsep Dasar Manajemen Kelas
Konsep Dasar Manajemen KelasKonsep Dasar Manajemen Kelas
Konsep Dasar Manajemen Kelas
 
Pengelolaan kelas
Pengelolaan kelasPengelolaan kelas
Pengelolaan kelas
 
Pengelolaan kelas..
Pengelolaan kelas..Pengelolaan kelas..
Pengelolaan kelas..
 
Komponen pengelolaan kelas
Komponen pengelolaan kelasKomponen pengelolaan kelas
Komponen pengelolaan kelas
 
Makalah Pengelolaan Kelas
Makalah Pengelolaan KelasMakalah Pengelolaan Kelas
Makalah Pengelolaan Kelas
 
Peta konsep manajemen kelas
Peta konsep manajemen kelasPeta konsep manajemen kelas
Peta konsep manajemen kelas
 
Stategi belajar mengajar]
Stategi belajar mengajar]Stategi belajar mengajar]
Stategi belajar mengajar]
 
Pengurusan bilik darjah - Psikologi Pendidikan
Pengurusan bilik darjah - Psikologi PendidikanPengurusan bilik darjah - Psikologi Pendidikan
Pengurusan bilik darjah - Psikologi Pendidikan
 

Similar to Pengkol

Makalah Problematika pengelolan kelas
Makalah Problematika pengelolan kelasMakalah Problematika pengelolan kelas
Makalah Problematika pengelolan kelasنور الفوز
 
PPT_MANAJEMEN_KELAS_.ppt.pptx
PPT_MANAJEMEN_KELAS_.ppt.pptxPPT_MANAJEMEN_KELAS_.ppt.pptx
PPT_MANAJEMEN_KELAS_.ppt.pptxRamenOcha
 
PPT_MANAJEMEN_KELAS_.ppt
PPT_MANAJEMEN_KELAS_.pptPPT_MANAJEMEN_KELAS_.ppt
PPT_MANAJEMEN_KELAS_.pptAndrieJamin1
 
173746788 makalah-pengelolaan-kelas
173746788 makalah-pengelolaan-kelas173746788 makalah-pengelolaan-kelas
173746788 makalah-pengelolaan-kelasSunrise James
 
Kelompok 5_Mengelola Kelas_PENGKUR.pptx
Kelompok 5_Mengelola Kelas_PENGKUR.pptxKelompok 5_Mengelola Kelas_PENGKUR.pptx
Kelompok 5_Mengelola Kelas_PENGKUR.pptxEciMulyani
 
4. pengelolaaan kelas
4. pengelolaaan kelas4. pengelolaaan kelas
4. pengelolaaan kelasAi Rahmah
 
Bab 1 modul kb 6 mengelola kelas(1)
Bab 1 modul kb 6 mengelola kelas(1)Bab 1 modul kb 6 mengelola kelas(1)
Bab 1 modul kb 6 mengelola kelas(1)PratiwiKartikaSari
 
Komponen pengelolaan kelas
Komponen pengelolaan kelasKomponen pengelolaan kelas
Komponen pengelolaan kelasfauziahpustikaw
 
Komponen Pengelolaan Kelas
Komponen Pengelolaan KelasKomponen Pengelolaan Kelas
Komponen Pengelolaan Kelasnurassyah1122
 
Peran Guru dalam Manajemen Kelas
Peran Guru dalam Manajemen KelasPeran Guru dalam Manajemen Kelas
Peran Guru dalam Manajemen Kelasdewisetiyana52
 
Keterampilan Mengelola Kelas (PPT Micro Teaching)
Keterampilan Mengelola Kelas (PPT Micro Teaching)Keterampilan Mengelola Kelas (PPT Micro Teaching)
Keterampilan Mengelola Kelas (PPT Micro Teaching)Mu'allimah Rodhiyana
 
Manajemen kelas
Manajemen kelasManajemen kelas
Manajemen kelastrysnokoe
 
Pendekatan dalam manajemen kelas
Pendekatan dalam manajemen kelasPendekatan dalam manajemen kelas
Pendekatan dalam manajemen kelasSofia Mafaza
 

Similar to Pengkol (20)

Makalah Problematika pengelolan kelas
Makalah Problematika pengelolan kelasMakalah Problematika pengelolan kelas
Makalah Problematika pengelolan kelas
 
PPT_MANAJEMEN_KELAS_.ppt.pptx
PPT_MANAJEMEN_KELAS_.ppt.pptxPPT_MANAJEMEN_KELAS_.ppt.pptx
PPT_MANAJEMEN_KELAS_.ppt.pptx
 
PPT_MANAJEMEN_KELAS_.ppt
PPT_MANAJEMEN_KELAS_.pptPPT_MANAJEMEN_KELAS_.ppt
PPT_MANAJEMEN_KELAS_.ppt
 
173746788 makalah-pengelolaan-kelas
173746788 makalah-pengelolaan-kelas173746788 makalah-pengelolaan-kelas
173746788 makalah-pengelolaan-kelas
 
Artikel pengelolaan-kelas
Artikel pengelolaan-kelasArtikel pengelolaan-kelas
Artikel pengelolaan-kelas
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Kelompok 5_Mengelola Kelas_PENGKUR.pptx
Kelompok 5_Mengelola Kelas_PENGKUR.pptxKelompok 5_Mengelola Kelas_PENGKUR.pptx
Kelompok 5_Mengelola Kelas_PENGKUR.pptx
 
Strategi pengelolaan kelas
Strategi pengelolaan kelasStrategi pengelolaan kelas
Strategi pengelolaan kelas
 
Modul KB 6 Mengelola Kelas
Modul KB 6 Mengelola KelasModul KB 6 Mengelola Kelas
Modul KB 6 Mengelola Kelas
 
4. pengelolaaan kelas
4. pengelolaaan kelas4. pengelolaaan kelas
4. pengelolaaan kelas
 
Bab 1 modul kb 6 mengelola kelas(1)
Bab 1 modul kb 6 mengelola kelas(1)Bab 1 modul kb 6 mengelola kelas(1)
Bab 1 modul kb 6 mengelola kelas(1)
 
pengelolaan kelas
pengelolaan kelaspengelolaan kelas
pengelolaan kelas
 
Komponen pengelolaan kelas
Komponen pengelolaan kelasKomponen pengelolaan kelas
Komponen pengelolaan kelas
 
Komponen Pengelolaan Kelas
Komponen Pengelolaan KelasKomponen Pengelolaan Kelas
Komponen Pengelolaan Kelas
 
Pengelolaan dan disiplin kelas
Pengelolaan dan disiplin kelasPengelolaan dan disiplin kelas
Pengelolaan dan disiplin kelas
 
Peran Guru dalam Manajemen Kelas
Peran Guru dalam Manajemen KelasPeran Guru dalam Manajemen Kelas
Peran Guru dalam Manajemen Kelas
 
Keterampilan Mengelola Kelas (PPT Micro Teaching)
Keterampilan Mengelola Kelas (PPT Micro Teaching)Keterampilan Mengelola Kelas (PPT Micro Teaching)
Keterampilan Mengelola Kelas (PPT Micro Teaching)
 
Managemen kelas
Managemen kelasManagemen kelas
Managemen kelas
 
Manajemen kelas
Manajemen kelasManajemen kelas
Manajemen kelas
 
Pendekatan dalam manajemen kelas
Pendekatan dalam manajemen kelasPendekatan dalam manajemen kelas
Pendekatan dalam manajemen kelas
 

Recently uploaded

AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 

Pengkol

  • 1. BAB I. KONSEP DASAR PENGELOLAAN KELAS A. Pengertian Pengelolaan Kelas Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan pembelajaran dengan maksud agar tercapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar sebagaimana yang diharapkan. Adapun kasus-kasus yang dihadapi guru dalam pengelolaan kelas, yakni: tingkat penguasaan materi oleh siswa di dalam kelas, fasilitas yang diperlukan, kondisi siswa, dan teknik mengajar guru. B. Urgensi Pengelolaan Kelas Pengelolaan kelas sangat penting bagi guru dan siswa, karena dengan pengelolaan kelas yang baik dan terkontrol sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. Pentingnya pengelolaan kelas bagi guru dan siswa, yaitu: 1. Bagi guru: mengembangkan pengertian dan keterampilan dalam melihat kelancaran penyajian dan langkah-langkah pengajaran secara tepat dan baik, memberi respon secara efektif terhadap tingkah laku siswa yang menimbulkan gangguan kecil serta memahami strategi yang digunakan dengan masalah tingkah laku siswa yang berbeda, dan menyadari akan kebutuhan siswa dan mengembangkan kompetensinya. 2. Bagi siswa: mendorong mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah laku dan mengendalikan diri, memberikan tingkah laku sesuai dengan tata tertib dan menyadari bahwa teguran guru adalah kasih sayang bukan kemarahan, dan menimbulkan rasa berkewajiban, melibatkan diri dalam tugas serta bertingkah laku yang wajar sesuai dengan ragam aktivitas kelas. C. Perbedaan Konsep Pengelolaan Kelas dan Pengelolaan Pembelajaran Pengelolaan kelas lebih ditekankan pada usaha untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi sedemikian rupa, sehingga proses belajar-mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Sedangkan pengelolaan pembelajaran lebih ditekankan pada perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut dalam pembelajaran.
  • 2. BAB II. PROBLEMATIKA PENGELOLAAN KELAS A. Pengertian Guru Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik, baik secara individual maupun klasikal, di sekolah maupun di luar sekolah. B. Problematika Pengelolaan Kelas Untuk dapat menangani masalah-masalah pengelolaan kelas secara efektif guru harus mampu: mengenali secara tepat berbagai jenis masalah pengelolaan kelas baik yang bersifat perorangan maupun kelompok, memahami pendekatan mana yang cocok dan tidak cocok untuk jenis masalah tertentu, serta memilih dan menetapkan pendekatan yang paling tepat untuk memecahkan masalah yang dimaksud. Ada dua jenis masalah pengelolaan kelas, yaitu: 1. Masalah perorangan, dapat dikenali dengan adanya teknik sederhana, seperti: a. Jika guru merasa terganggu atau bosan, tandanya siswa mencari perhatian. b. Jika guru merasa terancam, tandanya siswa mengalami masalah mencari kekuasaan. c. Jika guru merasa amat disakiti, tandanya siswa mengalami masalah menuntut balas. d. Jika guru merasa tidak mampu menolong lagi, tandanya siswa mengalami masalah ketidakmampuan. 2. Masalah sosial (kelompok), dapat dikenali dengan adanya masalah-masalah, sebagai berikut: kekurang-kompakan, kekurang-mampuan mengikuti peraturan kelompok, reaksi negatif terhadap sesama anggota kelompok, penerimaan kelas (kelompok) atau tingkah laku yang menyimpang, kegiatan anggota atau kelompok yang menyimpang dari ketentuan yang telah ditetapkan, berhenti melakukan kegiatan/hanya meniru-niru kegiatan orang (anggota) lainnya saja, ketiadaan semangat, tidak mau bekerja, tingkah laku agresif/protes, dan ketidakmampuan menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan. C. Mengatasi Masalah Siswa Beberapa cara (dalam bentuk komunikasi) yang harus dilakukan guru untuk mengatasi masalah siswa, yaitu: 1. Mengarahkan, mengingatkan, menasehati, menyarankan, dan memberi argumen logis. 2. Menganalisis, mempertimbangkan, mengkritik, menyalahkan, dan memberi label. 3. Memuji, menyetujui, meyakinkan, menaruh simpati, dan memberikan dukungan. 4. Mengajukan pertanyaan, memberikan pancingan, mengalihkan perhatian, mengasyikkan, dan memberikan humor.
  • 3. BAB III. PENDEKATAN DALAM PENGELOLAAN KELAS A. Pendekatan Dalam Pengelolaan Kelas Pengertian pendekatan adalah konsep dasar yang mewadai, menginspirasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu. Pengelolaan kelas atau manajemen kelas merupakan upaya pendidik untuk menciptakan dan mengendalikan kondisi belajar serta memulihkan apabila terjadi gangguan atau penyimpangan, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara optimal. Manfaat dari tindakan yang dilakukan oleh guru dalam memecahkan permasalahan anak didik adalah meningkatkan kegairahan siswa, baik secara berkelompok maupun individual. Adanya keharmonisan hubungan guru dan anak didik, tingginya kerjasama diantara siswa tersimpul dalam bentuk interaksi. Lahirnya interaksi yang optimal bergantung pada pendekatan yang dilakukan oleh guru dalam rangka pengelolaan kelas. B. Pendekatan Managerial Dalam Pengelolaan Kelas 1. Pendekatan modifikasi perilaku, berlandaskan pada psikologi behavioristik yang menganggap bahwa perilaku manusia (baik dan buruk) merupakan hasil belajar. Untuk mengarahkan perubahan perilaku manusia ke arah perilaku yang baik, positif sehubungan dengan pengelolaan kelas, maka ada beberapa teknik pembinaan yang dapat diandalkan, yakni: penguatan negatif, penghapusan, dan hukuman. C. Pendekatan Psycological Dalam Pengelolaan Kelas 1. Socio-emotional climate approach, dengan berlandaskan psikologi klinis dan konseling, pendekatan pengelolaan kelas ini mengasumsikan bahwa: a. Proses belajar mengajar yang efektif mempersyaratkan iklim sosio-emosional yang baik antara guru dengan peserta didik maupun peserta didik dengan peserta didik. b. Guru menduduki posisi terpenting bagi terbentuknya iklim sosio-emosional yang baik itu. D. Pendekatan System Dalam Pengelolaan Kelas 1. Pendekatan proses kelompok, berlandaskan pada psikologi dan dinamika kelompok, dengan anggapan dasar bahwa proses pembelajaran yang efektif dan efisien berlangsung dalam konteks kelompok. Untuk itu peran pendidik dalam pengelolaan kelas adalah menciptakan kelompok-kelompok dalam kelas yang mempunyai ikatan kuat dan masing- masing anggotanya dapat bekerja secara efektif dan efisien. Adapun unsur-unsur yang perlu diperhatikan, yakni: tujuan kelompok, aturan, dan pemimpin.
  • 4. BAB IV. TEKNIK DALAM PENGELOLAAN KELAS A. Hal-hal Yang Berpengaruh Terhadap Pengelolaan Kelas Faktor yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kelas agar pengelolaan kelas berjalan dengan maksimal dan membantu dalam proses pendidikan, antara lain: 1. Pribadi pendidik Sebagai seorang tenaga pendidik, guru harus bisa mengenal diri sendiri dan mengenal siswa. Selanjutnya, membina kepribadian yang baik sebagai guru. Misalnya: kepribadian yang bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, kepribadian yang memiliki sifat-sifat terpuji (sabar, demokratis, menghargai pendapat orang lain, sopan santun, dan tanggap terhadap pembaharuan). 2. Disiplin kelas Disiplin kelas merupakan keadaan tertib dimana guru dan siswa yang tergabung dalam suatu kelas patuh terhadap peraturan yang telah ditetapkan. Disiplin kelas yang baik adalah pengendalian dan pengarahan segala perasaan dan pengarahan segala perasaan dan tindakan orang dalam suatu kelas untuk menciptakan dan memelihara suatu suasana kegiatan belajar dan mengajar yang efektif. Tujuan yang ingin dicapai adalah perkembangan dan pertumbuhan secara maksimal dari setiap siswa yang menjadi tanggung jawab guru dan sekolah yang bersangkutan. Berikut ini adalah beberapa teknik pembinaan disiplin kelas tersebut, antara lain: a. Teknik ”Inner control”, adalah bahwa kontrol perilaku berasal dari diri siswa sendiri. Teknik ini lebih sesuai digunakan untuk siswa pendidikan menengah dan tinggi. Misalnya: kesadaran akan norma-norma, peraturan-peraturan, dan tata tertib yang ditetapkan akan membuat siswa dapat mengendalikan dirinya sendiri. b. Teknik ”External control”, adalah bahwa pengendalian berasal dari luar diri siswa dan hal ini dapat berupa bimbingan dan konseling. Teknik ini lebih sesuai digunakan untuk siswa pendidikan rendah. Misalnya: dapat berupa pengawasan, tetapi yang bersifat hukuman. c. Teknik ”Cooperative control”, adalah kerjasama antara guru dan siswa. Teknik ini berangkat dari pendapat, bahwa disiplin kelas yang baik mengandung adanya kesadaran kerjasama antara guru dan siswa secara harmonis, respektif, efektif, dan produktif. Misalnya: mengadakan perencanaan secara kooperatif dengan siswa, mengembangkan kepemimpinan dan tanggung jawab pada siswa, membina organisasi dan prosedur kelas secara demokratis, dan sebagainya.
  • 5. BAB V. PUNISHMENT DALAM PENGELOLAAN KELAS A. Makna Hukuman Menurut pandangan sarjana-sarjana Islam, bahwa maksud hukuman dalam pendidikan Islam adalah sebagai perbaikan, bukan sebagai hardikan atau balas dendam. Oleh karena itu, pendidik seharusnya mempelajari terlebih dahulu sifat serta keadaan anak, kemudian melakukan pendekatan-pendekatan sebelum diberi hukuman, agar si anak sadar mengakui kesalahan yang telah dilakukannya dengan penuh kesadaran. B. Teknik-teknik Hukuman Dalam Kelas Teknik hukuman dalam kelas, yakni: sebelum anak berumur 10 tahun tidak boleh dipukul, memberikan kesempatan pada siswa untuk taubat dari yang pernah dilakukannya dan memperbaiki kesalahan, pukulan tidak boleh lebih dari 10 kali apabila hukuman pukulan terpaksa dilakukan (tidak boleh memukul wajah dan organ vital), suatu hukuman tidak boleh menyinggung harga diri seorang anak, dan tidak boleh berupa penghinaan atas dirinya. Adapun sisi positif pemberian hukuman, yakni: memberikan pelajaran pada pelaku dan siswa lain agar tidak melakukan pelanggaran yang sama, serta menjadikan siswa lebih disiplin. Sedangkan, sisi negatif pemberian hukuman, yakni: mematikan kreatifitas siswa, menjadikan anak minder, dan memberikan pengaruh psikis terhadap perkembangan siswa. C. Bentuk-bentuk Punishment Banyak bentuk punishment yang diberikan guru kepada muridnya, dari yang mulai menggunakan kekerasan sampai pada hal yang lebih mendidik. Misalnya: hukuman berupa penundaan dalam memberikan penghargaan, hukuman berupa pencabutan hak istimewa murid, hukuman berupa penyetrapan atau time out, dan hukuman berupa skorsing. D. Penerapan Hukuman Adapun beberapa penerapan hukuman, diantaranya: kombinasi dengan pengaturan lingkungan, kombinasi dengan prosedur lain, penyajian dengan intensitas kuat, konsisten dan diberikan seketika, dan menghalangi lolos dari hukuman. E. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Efektifitas Hukuman Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas hukuman, yakni: memaksimalkan kondisi untuk respon (sebagai alternatif yang diinginkan), meminimalisir penyebab respon yang dihukum, pemilihan hukuman, pelaksanaan hukuman, dan penggunaan aturan. F. Tujuan Adanya Hukuman Upaya ini dimaksudkan untuk menghentikan pelanggaran-pelanggaran yang sudah terlanjur dilakukan oleh peserta didik.
  • 6. BAB VI. FUNGSI GURU DALAM KELAS A. Fungsi Managerial Guru Dalam Pembelajaran Fungsi ini bukan saja pada saat pelajaran berlangsung, tetapi juga sebelum dan sesudah pelajaran berlangsung. Hal-hal yang termasuk managerial guru, misalnya: menyangkut tata usaha, administrasi kelas, dan sebagainya. Dalam menjalankan tugas sebagai guru, setidaknya harus memiliki kemampuan dan sikap, sebagai berikut: menguasai kurikulum, menguasai materi mata pelajaran, menguasai metode dan evaluasi belajar, setia terhadap tugas, dan disiplin dalam arti luas. Empat fungsi umum yang merupakan ciri pekerjaan seorang guru sebagai manager, yakni: merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengawasi. B. Fungsi Instuksional Sepanjang sejarah keguruan, tugas atau fungsi guru yang sudah tradisional adalah mengajar (to each), yakni: menyampaikan sejumlah keterangan-keterangan dan fakta-fakta kepada murid, memberikan tugas-tugas kepada mereka, dan mengoreksi atau memeriksanya. Fungsi instruksional inilah yang masih selalu diutamakan oleh hampir semua orang yang disebut guru, dan fungsi instruksional ini masih dominan dalam karier besar guru. Hal-hal yang perlu dilakukan oleh guru dalam melaksanakan tugasnya, yaitu: 1. Menyusun program pengajaran selama kurun waktu tertentu secara berkelanjutan. 2. Membuat persiapan mengajar dan rencana kegiatan belajar-mengajar untuk tiap bahan kajian yang akan diajarkan, yang berkaitan dengan penggunaan metode tertentu. 3. Menyiapkan alat peraga yang dapat membantu terlaksananya kegiatan belajar-mengajar yang efektif. 4. Merencanakan dan menyiapkan alat evaluasi belajar. 5. Menyiapkan hal-hal yang berkaitan dengan pelajaran, yang merupakan program sekolah. Misalnya: program perbaikan dan pengajaran pengayaan serta ekstrakurikuler. 6. Mengatur ruangan kelas. 7. Mengatur tempat duduk siswa sesuai dengan kemampuan dan kondisi fisik serta daya tangkap siswa terhadap pelajaran. C. Fungsi Educational Fungsi guru sesungguhnya bukan hanyalah mengajar, akan tetapi harus mendidik (to educate). Fungsi educational ini harus merupakan fungsi sentral guru. Dalam fungsi ini, setiap guru harus berusaha mendidik murid-muridnya menjadi manusia dewasa.
  • 7. BAB VII. GURU DAN TATA USAHA KELAS A. Pengertian Guru Guru adalah orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang ikut bertanggung jawab dalam membantu anak-anak mencapai kedewasaan masing-masing. Artinya, bahwa guru bukan sekedar orang yang berdiri di depan kelas untuk menyampaikan materi pengetahuan tertentu, akan tetapi adalah anggota masyarakat yang harus ikut aktif dan berjiwa bebas serta kreatif dalam mengarahkan perkembangan anak didiknya (sebagai orang dewasa) untuk menjadi anggota masyarakat. B. Tata Usaha Kelas Tata usaha kelas pada dasarnya berarti usaha menghimpun, mencatat, menggandakan, mengirim, dan menyimpan berbagai keterangan tertulis di lingkungan suatu organisasi atau unit kerja. Tata usaha atau administrasi juga dapat diartikan sebagai suatu proses pemanfaatan semua sumber material dan personal secara efektif untuk mencapai tujuan tertentu. C. Jenis-jenis Tata Usaha Kelas 1. Catatan kelas, memiliki kriteria yang harus diperhatikan dalam sistem pencatatan yang baik, yakni: pencatatan harus kumulatif (mencakup sejarah yang lengkap mengenai siswa), pencatatan mudah ditransformasikan (mudah dialihkan dalam catatan kumulatif), pencatatan mengandung data relevan, pencatatan tidak terlalu banyak pengulangan, pencatatan harus tahan lama, dan pencatatan hendaknya ringkas dan merangkum secara lengkap. Adapun jenis-jenis catatan kelas, meliputi: (a) Catatan mengenai siswa, berfungsi sebagai bimbingan penyuluhan siswa. Misalnya: daftar presensi kelas, catatan pekerjaan siswa, catatan hasil tes, hasil-hasil evaluasi guru (dalam buku nilai), catatan anekdot (kejadian sehari-hari mengenai siswa secara konkret), catatan partisipasi siswa, dan daftar pribadi siswa, (b) Catatan bagi guru, berfungsi untuk kepentingan efektivitas pekerjaannya. Misalnya: silabus, persiapan mengajar, buku batas pelajaran, kumpulan soal ujian dan tugas, buku nilai, catatan hasil evaluasi siswa, buku notula rapat, dan buku agenda guru. 2. Laporan-laporan kelas (classroom reports), yang harus disusun oleh guru, meliputi: (a) laporan kepada pimpinan sekolah: persiapan mengajar, daftar presensi siswa, laporan hasil pelajaran, pengorganisasian siswa di kelas, inventaris kelas, keuangan kelas, keadaan usia siswa, mutasi siswa, kenaikan kelas, daftar kelas, laporan khusus (kesehatan), (b) laporan pendidikan kepada orang tua: laporan tentang hasil pendidikan, laporan tentang perkembangan pendidikan, dan dialog dengan orang tua atau wali siswa.
  • 8. BAB VIII. GURU DAN SUPERVISI KELAS A. Pengertian Supervisi Supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif. B. Fungsi Supervisi Fungsinya ialah membantu sekolah dalam membina para guru dan staf dalam mengembangkan potensi individu peserta didik, serta meningkatkan jalinan kontak dengan masyarakat sekitar untuk meraih kemajuan bersama. C. Tujuan Supervisi Supervisi mempunyai tujuan yang sangat jelas dan sangat baik, yakni: (a) ditinjau secara khusus: membimbing dan membantu kesulitan para guru dalam proses belajar- mengajar agar dapat tercapainya tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien, (b) ditinjau secara umum: meningkatkan kualitas mutu pendidikan. D. Teknik-teknik Supervisi Teknik supervisi dapat digolongkan menjadi dua, yakni: (a) teknik perseorangan: supervisi yang dilakukan secara perseorangan, kegiatan yang dilakukan berupa: mengadakan kunjungan kelas, mengadakan kunjungan observasi, membimbing guru-guru tentang cara-cara mempelajari pribadi siswa dan atau mengawasi problema yang dialami siswa, dan membimbing guru-guru dalam hal yang berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum sekolah, (b) teknik kelompok: supervisi yang dilakukan secara kelompok, kegiatan yang dilakukan berupa: mengadakan rapat, mengadakan diskusi, dan mengadakan penataran-penataran. E. Pola Supervisi Model supervisi adalah pola yang dilakukan oleh seorang supervisor untuk melakukan kegiatan supervisi. Pola supervisi berkembang sesuai dengan dinamika imu pengetahuan, yakni: (a) pola supervisi klinis, yang difokuskan pada perbaikan pelajaran dengan melalui siklus yang sistematis dari tahap: perencanaan, pengamatan, dan analisis terhadap penampilan mengajar sebenarnya dengan tujuan untuk mengadakan modifikasi yang rasional, (b) pola supervisi fungsional, untuk pendidikan dasar dilakukan oleh penilik menurut bidang masing- masing di tingkat kecamatan. F. Prinsip-prinsip Supervisi Pendidikan Beberapa prinsip pokok tentang supervisi, yakni: ilmiah yang mencakup unsur-unsur (sistematika, obyektif, dan menggunakan alat/instrument yang dapat memberikan informasi), demokratis, kooperatif, dan konstruktif serta kreatif.
  • 9. BAB IX. GURU DAN METODE PEMBELAJARAN A. Metode Pembelajaran Macam-macam metode pembelajaran: 1. Metode ceramah Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa. 2. Metode demonstrasi Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. 3. Metode diskusi Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan untuk didiskusikan/dirundingkan, agar menemukan jawaban permasalahannya. 4. Metode simulasi Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Jenis-jenis simulasi: sosiodrama, psikodrama, dan role playing. 5. Metode tanya jawab Metode tanya jawab sebagai format interaksi antara guru dan siswa melalui kegiatan bertanya, yang dilakukan oleh guru untuk mendapatkan respons lisan, sehingga dapat menumbuhkan pengetahuan baru pada diri siswa. 6. Metode penugasan Metode penugasan yaitu memberi kesempatan pada peserta didik untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung yang dipersiapkan guru. 7. Metode karya wisata Dengan metode karya wisata, guru mengajak siswa ke suatu tempat (objek) tertentu untuk mempelajari sesuatu dalam rangka suatu pelajaran di sekolah. 8. Metode drill (latihan) Metode drill merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa yang telah dipelajari siswa, sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu. 9. Metode pemecahan masalah (problem solving) Problem solving dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah.
  • 10. BAB X. GURU DAN EVALUASI PEMBELAJARAN A. Pengertian Evaluasi Evaluasi merupakan kata serapan dalam bahasa Indonesia yang berasal dari istilah bahasa Inggris “evaluation”. Evaluation berasal dari akar kata value yang berarti nilai. Evaluasi atau penilaian di bidang pendidikan memiliki beberapa macam istilah yang sering dipakai, yakni: tes, pengukuran, dan penilaian. Depdikbud (1994) mengemukakan bahwa penilaian adalah suatu kegiatan untuk memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil yang telah dicapai siswa. Adapun keterkaitan antara guru dan evaluasi pembelajaran, yakni: evaluasi dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran. B. Tujuan, Fungsi, Dan Jenis Evaluasi Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui efektivitas proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Evaluasi memiliki fungsi: pengukur kecakapan yang disyaratkan di awal program pendidikan (penempatan), upaya untuk memilih (selektif) , memahami latar belakang peserta didik (diagnostik), dan pengukur keberhasilan. Jenis-jenis evaluasi: (a) evaluasi yang dilaksanakan di tengah satuan waktu pembelajaran, setelah beberapa satuan materi pembelajaran diselesaikan, guna mencari tahu sejauh mana siswa sudah menguasai kompetensi dasar yang telah ditetapkan (evaluasi formatif), (b) evaluasi yang dilaksanakan pada akhir satuan waktu pembelajaran semester, setelah sejumlah materi pembelajaran diselesaikan guna menentukan hasil dan kemajuan belajar siswa (evaluasi sumatif). C. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran Ruang lingkup evaluasi pembelajaran, meliputi: (a) program pembelajaran (kompetensi dasar, materi, metode, media, sumber, dan lingkungan), (b) proses pelaksanaan pembelajaran (kegiatan, guru, dan peserta didik), dan (c) hasil pembelajaran. D. Prinsip-prinsip Umum Evaluasi Prinsip-prinsip umum evaluasi pembelajaran terdiri dari: kontinuitas (berkesinambungan), komprehensif (seluruh objek/aspek harus dievaluasi), objektivitas dan adil (data dan fakta yang sebenarnya), kooperatif (bekerjasama dengan semua pihak), dan praktis (mudah digunakan).