SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
Download to read offline
PT-155
ILMU PENYAKIT DAN KESEHATAN TERNAK
KULIAH 3
KOLERA UNGGAS
KOLERA UNGGAS
☻ Fowl cholera
☻ Avian cholera
☻ Avian pasteurellosis
☻ Avian hemorrhagic septicemia
◼ Suatu penyakit bakterial menular pada
unggas yang menyerang unggas piaraan
dan unggas liar dengan angka morbiditas
dan mortalitas tinggi, disebabkan oleh
Pasteurella multocida ditandai antara lain
dengan balung dan pial membengkak,
kelumpuhan, conjunctivitis
Penyakit bersifat septicemia akut
sampai infeksi yang berjalan kronis
Pertama kali penyakit ini dikenal :
◼ Eropa - Chabert (1782)
◼ Amerika - Salmon (1880)
◼ Kanada - Higgins (1898)
Di Indonesia ?
Isolasi kuman dari :
☻ Ayam dilakukan oleh Sri Poernomo (1972).
☻ Itik dilakukan oleh BPPH Denpasar (1979) dan
FKH Bogor (1979)
◼ Menurut Partadiredja dkk. (1979), kejadian
kolera unggas pada itik disuatu peternakan di
daerah Bogor telah mengakibatkan kematian
23% selama 3 bulan dari jumlah 3451 ekor.
Penularan secara alam dapat mengakibatkan
kematian :
◼ 20% pada ayam
◼ 50% pada itik
◼ 50% pada kalkun
Kerugian akibat penyakit Kolera unggas :
◼ Kematian
◼ Penurunan berat badan dan produksi telur
Penyebab :
◼ Pasteurella multocida = P. aviseptica =
P. avicida = P. choleragallinarum
◼ Bakteri - Berbentuk ovoid
- Berukuran 0.15 – 0.25 x 0.30 – 1.25 μ
▪ Tidak membentuk spora - Kadang-kadang
membentuk kapsul
▪ Bersifat Gram negatif (merah jambu / pink ).
◼ Adanya struktur bipolar
◼ Bersifat aerob atau fakultatif anaerob
◼ Tumbuh subur pada agar darah atau serum
membentuk koloni kecil, bundar dan agak
cembung
◼ Biakan yang masih muda berbau seperti rambut
terbakar
◼ Pada Triple Sugar Iron agar bereaksi asam
( merah → kuning ) pada slant dan bottom
◼ Tidak membentuk gas dan H2S
◼ Pada media indole membentuk reaksi indole
positif
◼ Memfermentasi mannitol dan sukrosa
membentuk asam tanpa gas, sedangkan laktosa
dan maltosa tidak difermentasi.
Lanjutan ……
Kuman kolera unggas mempunyai daya
tahan :
◼ 1 bulan dalam kotoran ayam
◼ 3 bulan dalam bangkai
◼ 2 minggu dalam litter
◼ 18 hari dalam air bersuhu –8oC - –6oC
Ternak yang rentan :
☻ Unggas piara, burung hias dan burung liar yang
sering singgah di daerah Peternakan ayam
dinyatakan rentan.
☻ Diantara unggas piara yang sangat rentan
adalah :
◼ Kalkun
◼ Angsa
◼ Ayam
◼ Entok
◼ Itik
◼ Hewan percobaan yang rentan : Kelinci,
mencit, tikus dan marmot.
◼ Kuda, sapi, domba, babi rentan terhadap
tipe yang biasa menyerang unggas.
Cara Penularan :
☻ Saluran pencernaan
☻ Saluran pernapasan
☻ Luka pada kulit / suntikan
☻ Tungau. Lalat, tikus dan burung liar bertindak
sebagai vektor mekanis
◼ Di dalam saluran pernapasan bagian atas dari
ternak yang sembuh dan sakit masih terkumpul
kuman yang dapat disebarkan melalui ekskresi
hidung
Gejala penyakit :
◼ Penyakit lebih banyak menyerang unggas
umur 4 bulan ke atas.
◼ Kolera unggas dapat berjalan per akut,
akut dan kronis.
◼ Bentuk per akut, biasanya unggas mati
tanpa tanda-tanda klinis yang jelas.
◼ Pada permulaan wabah, terjadi angka
mortalitas yang tinggi, terutama pada
kalkun.
Lanjutan …..
◼ Bentuk akut ditandai dengan :
- Conjunctivitis
- Keluarnya kotoran dari mata
- Daerah facial, balung dan pial membesar
serta terdapat gangguan pernapasan
- Feses encer berwarna hijau kekuningan
- Kelumpuhan akibat adanya peradang pada sendi
tarsus
Bentuk kronis :
◼ Dapat terjadi beberapa minggu sampai
beberapa bulan yang dapat berupa infeksi lokal
pada pial, sendi kaki dan sayap hingga basal
otak
◼ Pial membengkak berisi cairan oedema sampai
masa perkejuan terutama pada bangsa unggas
yang mempunyai pial besar
◼ Infeksi didaerah kaki dan sayap ditandai dengan
kebengkakan pada sendi-sendi kaki dan sayap
diikuti dengan kelumpuhan
◼ Gejala torticolis menandakan adanya infeksi
pada telinga dan basal otak
Pencegahan :
Sanitasi peternakan
◼ Biosecurity
◼ Kontrol rodensia dengan baik
◼ Kandang yang telah terinfeksi dihapushamakan atau
diistirahatkan selama 3 bulan
◼ Pisahkan peternakan ayam, kalkun dan bangsa unggas
lainnya serta cegah adanya burung dan hewan liar
memasuki daerah peternakan
◼ Ternak yang sakit dipisahkan dan diobati
Vaksinasi, baik dilakukan didaerah tertular.
◼ Vaksinasi oral : 6 – 8 minggu dan diulangi 8 – 10
minggu kemudian
◼ Digunakan bivalen vaksin serotipe 1 dan 3 dalam emulsi
atau autogenes vaksin
Pengobatan :
Preparat Sulfa :
◼ Sulfaquinoxalin 0.05% dalam air minum
◼ Sulfamethazine dan Sodium sulfamethazine
0.5 – 1.0 % dalam pakan atau 0.1% dalam
air minum
◼ Sulfamerazine 0.5% dalam pakan atau 0.2%
dalam air minum. Pemberian per oral dengan
dosis 120 mg / kg berat badan
◼ Sulfaquinoxaline @ 0,33%
Antibiotika :
◼ Streptomycin 0,5 – 1,5 gram / gallon air
minum - dapat mencegah kematian bila
diberikan pada awal infeksi
◼ Chloramphenicol 0,1 – 0,2 % dalam air
minum
◼ Terramycin 25 mg / kg berat badan
◼ Baytril® 5 – 20 mg / berat badan selama
3 – 7 hari
◼ Dose titration studies showed that Baytril doses of 5 to 20 mg/kg BW during 3 to 7 days were
efficacious against severe infections. A multicenter field evaluation indicated that drinking water
medication with Baytril in severely affected flocks cured fowl cholera very well.
KORIZA
☻ Infectious Coryza
☻ Snot
Koriza
◼ Penyakit yang berjalan kronis pada ayam
disebabkan oleh bakteri ditandai dengan
radang kataralis pada selaput lendir alat
pernapasan bagian atas, seperti rongga
hidung, sinus infraorbitalis dan trachea
bagian atas
◼ Penyakit koriza ditemukan hampir diseluruh
dunia terutama di daerah yang beriklim tropis
◼ Penyakit berjalan sangat kronis di dalam satu
kelompok ayam dapat berlangsung antara 1 – 3
bulan, diserati infeksi sekunder
◼ Angka kematian tidak terlalu tinggi, walau
pernah dilaporkan mencapai 30%. Parah :  BB,
produksi telur
◼ Angka kesakitan sangat tinggi mencapai 80%
◼ Ayam yang paling rentan adalah ayam
dara yang menjelang berproduksi yakni
berkisar antara umur 18 – 23 minggu.
Kelompok ayam ini akan sangat terlambat
mulai berproduksinya
◼ Walau angka kematian cukup rendah
tetapi angka penyingkiran ( cull rate )
dapat mencapai 20%, sangat mahal
nilainya bagi ayam dara
◼ Bila koriza menyerang ayam yang sedang
bertelur produksinya dapat berkurang
antara 10 – 40%
Penyebab :
◼ Hemophilus gallinarum
◼ Bakteri berbentuk batang yang pleomorfik
◼ Tidak bergerak ( non-motil )
◼ Gram negatif
◼ Bakteri tidak bisa hidup lama diluar tubuh ayam,
akan mati setelah 4 – 5 jam, karena peka
terhadap pengaruh luar
◼ Di dalam media buatan tidak mudah dibiakkan
karena memerlukan faktor V, yakni nicotilamide
adenine dinucleotide (NAD)
Lanjutan ……..
◼ Bakteri sangat baik tumbuh bila dibiakkan
dalam media agar darah dan dieramkan
secara mikroaerofilik
◼ Ayam yang sembuh dari serangan
penyakit akan menjadi kebal untuk
serotipe yang sama
Ternak yang rentan :
◼ Ayam
Cara penularan :
◼ Penularan melalui kontak langsung maupun
tidak.
◼ Di dalam satu kelompok penularan terjadi
melalui kontak langsung dari satu penderita
ataupun pembawa penyakit.
◼ Makanan dan air tercemar merupakan sumber
penularan.
◼ Ayam yang sembuh dari penyakit merupakan
pembawa penyakit dan menjadi sumber
penyakit selanjutnya.
Gejala penyakit :
◼ Dari hidung keluar eksudat (cairan radang) yang mula-
mula berwarna kuning dan encer tetapi lambat laun
berubah menjadi kental dan bernanah dengan bau yang
khas.
◼ Sekitar lubang hidung terdapat kerak eksudat yang
berwarna kuning.
◼ Sinus infraorbitalis membengkak sangat besar, unilateral
maupun bilateral.
◼ Akibatnya tenunan mata membengkak dan mata
menjadi tertutup.
◼ Terdengar suara ngorok dan penderita sulit bernapas.
◼ Diare
◼ Pertumbuhan ayam menjadi terlambat dan kerdil.
◼ Coryza pembengkakan sinus dengan eksudat hidung pd anak
ayam yang menderita coryza.
Pencegahan :
◼ Melaksanakan sanitasi dan pengelolahan
peternakan yang baik, misalnya
◼ konstruksi kandang yang baik
◼ kepadatan yang sesuai dengan iklim
setempat dan
◼ program all in all out
◼ Ayam untuk peremajaan dipelihara sendiri
sejak kecil di peternakan yang
bersangkutan di tempat yang khusus
untuk maksud tersebut
Lanjutan …..
◼ Usahakan agar ayam yang berada dalam suatu
kelompok berumur sama
◼ Vaksinasi dilakukan pada umur 8 – 10 minggu
dan diulangi umur sekitar 16 – 18 minggu
◼ Peternakan yang tertular perlu dilakukan
penutupan untuk menghindari penyebaran
penyakit kepada peternakan yang lain
◼ Ayam yang sakit dan telurnya tidak boleh dijual
◼ Orang yang keluar masuk kandang yang sakit
harus didisinfeksi
◼ Ayam yang mati harus dibakar ditempat khusus
Pengobatan :
◼ Sulfathiazole merupakan obat yang paling efektif
untuk pengobatan koriza - air minum 95 gram /
50 gallon (0.05%) untuk 3 – 5 hari
◼ Sulfamethazine, sulfamerazine
◼ Erythromycin - air minum : 0.5 gram / gallon
(3.8 L) untuk 7 hari – pakan : 92.5 gram / ton
untuk 7 – 14 hari
◼ Pada wabah yang lebih hebat, meskipun
pengobatan menyebabkan perbaikan, penyakit
dapat muncul bila pengobatan tidak kontinu
◼ Chloramphenicol 0,1 – 0,2 % dalam air minum
◼ Gallimycin and Aureomycin/Sulmet powder
mixed in the drinking water for 14 days.

More Related Content

Similar to FOWL CHOLERA dan CORIZA

Disco (disease Control) domba
Disco (disease Control) dombaDisco (disease Control) domba
Disco (disease Control) dombaJajat Rohmana
 
Kuliah 2 Parasitologi.pptx
Kuliah 2 Parasitologi.pptxKuliah 2 Parasitologi.pptx
Kuliah 2 Parasitologi.pptxHeppySetyaprima3
 
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Tata Naipospos
 
Penyakit_Mulut_dan_Kuku.pptx
Penyakit_Mulut_dan_Kuku.pptxPenyakit_Mulut_dan_Kuku.pptx
Penyakit_Mulut_dan_Kuku.pptxHerlianty Rukmana
 
Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...
Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...
Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...Tata Naipospos
 
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...Tata Naipospos
 
Pengendalian_Penyakit_ppt.ppt
Pengendalian_Penyakit_ppt.pptPengendalian_Penyakit_ppt.ppt
Pengendalian_Penyakit_ppt.pptItangPurnama1
 
pengendalian-penyakit1.ppt
pengendalian-penyakit1.pptpengendalian-penyakit1.ppt
pengendalian-penyakit1.pptLukman Nurdiana
 
PARASIT PADA UNGGAS
PARASIT PADA UNGGASPARASIT PADA UNGGAS
PARASIT PADA UNGGASMuhammad Eko
 
Penyakit pada unggas yang disebabkan oleh jamur.
Penyakit pada unggas yang disebabkan oleh jamur.Penyakit pada unggas yang disebabkan oleh jamur.
Penyakit pada unggas yang disebabkan oleh jamur.Yusuf Ahmad
 
African swine fever: Pembelajaran dari wabah di China dan Vietnam - Seminar A...
African swine fever: Pembelajaran dari wabah di China dan Vietnam - Seminar A...African swine fever: Pembelajaran dari wabah di China dan Vietnam - Seminar A...
African swine fever: Pembelajaran dari wabah di China dan Vietnam - Seminar A...Tata Naipospos
 
Manajemen Kedaruratan PMK - MEAT & LIVESTOCK AUSTRALIA (MLA) - 2 Juni 2022
Manajemen Kedaruratan PMK - MEAT & LIVESTOCK AUSTRALIA (MLA) - 2 Juni 2022Manajemen Kedaruratan PMK - MEAT & LIVESTOCK AUSTRALIA (MLA) - 2 Juni 2022
Manajemen Kedaruratan PMK - MEAT & LIVESTOCK AUSTRALIA (MLA) - 2 Juni 2022Tata Naipospos
 
Bab viii pengendalian dan penanggulangan penyakit
Bab viii pengendalian dan penanggulangan penyakitBab viii pengendalian dan penanggulangan penyakit
Bab viii pengendalian dan penanggulangan penyakitRMontong
 
Flu Burung
Flu BurungFlu Burung
Flu Burungmcrohman
 

Similar to FOWL CHOLERA dan CORIZA (20)

Disco (disease Control) domba
Disco (disease Control) dombaDisco (disease Control) domba
Disco (disease Control) domba
 
Kuliah 2 Parasitologi.pptx
Kuliah 2 Parasitologi.pptxKuliah 2 Parasitologi.pptx
Kuliah 2 Parasitologi.pptx
 
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
 
Penyakit_Mulut_dan_Kuku.pptx
Penyakit_Mulut_dan_Kuku.pptxPenyakit_Mulut_dan_Kuku.pptx
Penyakit_Mulut_dan_Kuku.pptx
 
Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...
Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...
Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...
 
Flu babi & flu burung
Flu babi & flu burungFlu babi & flu burung
Flu babi & flu burung
 
Up3m E
Up3m EUp3m E
Up3m E
 
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...
 
Pengendalian_Penyakit_ppt.ppt
Pengendalian_Penyakit_ppt.pptPengendalian_Penyakit_ppt.ppt
Pengendalian_Penyakit_ppt.ppt
 
pengendalian-penyakit1.ppt
pengendalian-penyakit1.pptpengendalian-penyakit1.ppt
pengendalian-penyakit1.ppt
 
PARASIT PADA UNGGAS
PARASIT PADA UNGGASPARASIT PADA UNGGAS
PARASIT PADA UNGGAS
 
Penyakit pada unggas yang disebabkan oleh jamur.
Penyakit pada unggas yang disebabkan oleh jamur.Penyakit pada unggas yang disebabkan oleh jamur.
Penyakit pada unggas yang disebabkan oleh jamur.
 
African swine fever: Pembelajaran dari wabah di China dan Vietnam - Seminar A...
African swine fever: Pembelajaran dari wabah di China dan Vietnam - Seminar A...African swine fever: Pembelajaran dari wabah di China dan Vietnam - Seminar A...
African swine fever: Pembelajaran dari wabah di China dan Vietnam - Seminar A...
 
Clostridium perfringens
Clostridium perfringens Clostridium perfringens
Clostridium perfringens
 
Studi banding ayam buras
Studi banding ayam burasStudi banding ayam buras
Studi banding ayam buras
 
Manajemen Kedaruratan PMK - MEAT & LIVESTOCK AUSTRALIA (MLA) - 2 Juni 2022
Manajemen Kedaruratan PMK - MEAT & LIVESTOCK AUSTRALIA (MLA) - 2 Juni 2022Manajemen Kedaruratan PMK - MEAT & LIVESTOCK AUSTRALIA (MLA) - 2 Juni 2022
Manajemen Kedaruratan PMK - MEAT & LIVESTOCK AUSTRALIA (MLA) - 2 Juni 2022
 
Bab viii pengendalian dan penanggulangan penyakit
Bab viii pengendalian dan penanggulangan penyakitBab viii pengendalian dan penanggulangan penyakit
Bab viii pengendalian dan penanggulangan penyakit
 
Makalah Pullorum
Makalah PullorumMakalah Pullorum
Makalah Pullorum
 
Flu Burung
Flu BurungFlu Burung
Flu Burung
 
Avian influenza
Avian influenzaAvian influenza
Avian influenza
 

Recently uploaded

PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanAprissiliaTaifany1
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 

Recently uploaded (10)

PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 

FOWL CHOLERA dan CORIZA

  • 1. PT-155 ILMU PENYAKIT DAN KESEHATAN TERNAK KULIAH 3 KOLERA UNGGAS
  • 2. KOLERA UNGGAS ☻ Fowl cholera ☻ Avian cholera ☻ Avian pasteurellosis ☻ Avian hemorrhagic septicemia
  • 3. ◼ Suatu penyakit bakterial menular pada unggas yang menyerang unggas piaraan dan unggas liar dengan angka morbiditas dan mortalitas tinggi, disebabkan oleh Pasteurella multocida ditandai antara lain dengan balung dan pial membengkak, kelumpuhan, conjunctivitis
  • 4. Penyakit bersifat septicemia akut sampai infeksi yang berjalan kronis Pertama kali penyakit ini dikenal : ◼ Eropa - Chabert (1782) ◼ Amerika - Salmon (1880) ◼ Kanada - Higgins (1898) Di Indonesia ?
  • 5. Isolasi kuman dari : ☻ Ayam dilakukan oleh Sri Poernomo (1972). ☻ Itik dilakukan oleh BPPH Denpasar (1979) dan FKH Bogor (1979) ◼ Menurut Partadiredja dkk. (1979), kejadian kolera unggas pada itik disuatu peternakan di daerah Bogor telah mengakibatkan kematian 23% selama 3 bulan dari jumlah 3451 ekor.
  • 6. Penularan secara alam dapat mengakibatkan kematian : ◼ 20% pada ayam ◼ 50% pada itik ◼ 50% pada kalkun Kerugian akibat penyakit Kolera unggas : ◼ Kematian ◼ Penurunan berat badan dan produksi telur
  • 7. Penyebab : ◼ Pasteurella multocida = P. aviseptica = P. avicida = P. choleragallinarum ◼ Bakteri - Berbentuk ovoid - Berukuran 0.15 – 0.25 x 0.30 – 1.25 μ ▪ Tidak membentuk spora - Kadang-kadang membentuk kapsul ▪ Bersifat Gram negatif (merah jambu / pink ). ◼ Adanya struktur bipolar ◼ Bersifat aerob atau fakultatif anaerob ◼ Tumbuh subur pada agar darah atau serum membentuk koloni kecil, bundar dan agak cembung
  • 8. ◼ Biakan yang masih muda berbau seperti rambut terbakar ◼ Pada Triple Sugar Iron agar bereaksi asam ( merah → kuning ) pada slant dan bottom ◼ Tidak membentuk gas dan H2S ◼ Pada media indole membentuk reaksi indole positif ◼ Memfermentasi mannitol dan sukrosa membentuk asam tanpa gas, sedangkan laktosa dan maltosa tidak difermentasi. Lanjutan ……
  • 9. Kuman kolera unggas mempunyai daya tahan : ◼ 1 bulan dalam kotoran ayam ◼ 3 bulan dalam bangkai ◼ 2 minggu dalam litter ◼ 18 hari dalam air bersuhu –8oC - –6oC
  • 10. Ternak yang rentan : ☻ Unggas piara, burung hias dan burung liar yang sering singgah di daerah Peternakan ayam dinyatakan rentan. ☻ Diantara unggas piara yang sangat rentan adalah : ◼ Kalkun ◼ Angsa ◼ Ayam ◼ Entok ◼ Itik
  • 11. ◼ Hewan percobaan yang rentan : Kelinci, mencit, tikus dan marmot. ◼ Kuda, sapi, domba, babi rentan terhadap tipe yang biasa menyerang unggas.
  • 12. Cara Penularan : ☻ Saluran pencernaan ☻ Saluran pernapasan ☻ Luka pada kulit / suntikan ☻ Tungau. Lalat, tikus dan burung liar bertindak sebagai vektor mekanis ◼ Di dalam saluran pernapasan bagian atas dari ternak yang sembuh dan sakit masih terkumpul kuman yang dapat disebarkan melalui ekskresi hidung
  • 13. Gejala penyakit : ◼ Penyakit lebih banyak menyerang unggas umur 4 bulan ke atas. ◼ Kolera unggas dapat berjalan per akut, akut dan kronis. ◼ Bentuk per akut, biasanya unggas mati tanpa tanda-tanda klinis yang jelas. ◼ Pada permulaan wabah, terjadi angka mortalitas yang tinggi, terutama pada kalkun.
  • 14. Lanjutan ….. ◼ Bentuk akut ditandai dengan : - Conjunctivitis - Keluarnya kotoran dari mata - Daerah facial, balung dan pial membesar serta terdapat gangguan pernapasan - Feses encer berwarna hijau kekuningan - Kelumpuhan akibat adanya peradang pada sendi tarsus
  • 15. Bentuk kronis : ◼ Dapat terjadi beberapa minggu sampai beberapa bulan yang dapat berupa infeksi lokal pada pial, sendi kaki dan sayap hingga basal otak ◼ Pial membengkak berisi cairan oedema sampai masa perkejuan terutama pada bangsa unggas yang mempunyai pial besar ◼ Infeksi didaerah kaki dan sayap ditandai dengan kebengkakan pada sendi-sendi kaki dan sayap diikuti dengan kelumpuhan ◼ Gejala torticolis menandakan adanya infeksi pada telinga dan basal otak
  • 16. Pencegahan : Sanitasi peternakan ◼ Biosecurity ◼ Kontrol rodensia dengan baik ◼ Kandang yang telah terinfeksi dihapushamakan atau diistirahatkan selama 3 bulan ◼ Pisahkan peternakan ayam, kalkun dan bangsa unggas lainnya serta cegah adanya burung dan hewan liar memasuki daerah peternakan ◼ Ternak yang sakit dipisahkan dan diobati Vaksinasi, baik dilakukan didaerah tertular. ◼ Vaksinasi oral : 6 – 8 minggu dan diulangi 8 – 10 minggu kemudian ◼ Digunakan bivalen vaksin serotipe 1 dan 3 dalam emulsi atau autogenes vaksin
  • 17. Pengobatan : Preparat Sulfa : ◼ Sulfaquinoxalin 0.05% dalam air minum ◼ Sulfamethazine dan Sodium sulfamethazine 0.5 – 1.0 % dalam pakan atau 0.1% dalam air minum ◼ Sulfamerazine 0.5% dalam pakan atau 0.2% dalam air minum. Pemberian per oral dengan dosis 120 mg / kg berat badan ◼ Sulfaquinoxaline @ 0,33%
  • 18. Antibiotika : ◼ Streptomycin 0,5 – 1,5 gram / gallon air minum - dapat mencegah kematian bila diberikan pada awal infeksi ◼ Chloramphenicol 0,1 – 0,2 % dalam air minum ◼ Terramycin 25 mg / kg berat badan ◼ Baytril® 5 – 20 mg / berat badan selama 3 – 7 hari
  • 19. ◼ Dose titration studies showed that Baytril doses of 5 to 20 mg/kg BW during 3 to 7 days were efficacious against severe infections. A multicenter field evaluation indicated that drinking water medication with Baytril in severely affected flocks cured fowl cholera very well.
  • 20.
  • 22. Koriza ◼ Penyakit yang berjalan kronis pada ayam disebabkan oleh bakteri ditandai dengan radang kataralis pada selaput lendir alat pernapasan bagian atas, seperti rongga hidung, sinus infraorbitalis dan trachea bagian atas
  • 23. ◼ Penyakit koriza ditemukan hampir diseluruh dunia terutama di daerah yang beriklim tropis ◼ Penyakit berjalan sangat kronis di dalam satu kelompok ayam dapat berlangsung antara 1 – 3 bulan, diserati infeksi sekunder ◼ Angka kematian tidak terlalu tinggi, walau pernah dilaporkan mencapai 30%. Parah :  BB, produksi telur ◼ Angka kesakitan sangat tinggi mencapai 80%
  • 24. ◼ Ayam yang paling rentan adalah ayam dara yang menjelang berproduksi yakni berkisar antara umur 18 – 23 minggu. Kelompok ayam ini akan sangat terlambat mulai berproduksinya ◼ Walau angka kematian cukup rendah tetapi angka penyingkiran ( cull rate ) dapat mencapai 20%, sangat mahal nilainya bagi ayam dara ◼ Bila koriza menyerang ayam yang sedang bertelur produksinya dapat berkurang antara 10 – 40%
  • 25. Penyebab : ◼ Hemophilus gallinarum ◼ Bakteri berbentuk batang yang pleomorfik ◼ Tidak bergerak ( non-motil ) ◼ Gram negatif ◼ Bakteri tidak bisa hidup lama diluar tubuh ayam, akan mati setelah 4 – 5 jam, karena peka terhadap pengaruh luar ◼ Di dalam media buatan tidak mudah dibiakkan karena memerlukan faktor V, yakni nicotilamide adenine dinucleotide (NAD)
  • 26. Lanjutan …….. ◼ Bakteri sangat baik tumbuh bila dibiakkan dalam media agar darah dan dieramkan secara mikroaerofilik ◼ Ayam yang sembuh dari serangan penyakit akan menjadi kebal untuk serotipe yang sama
  • 27. Ternak yang rentan : ◼ Ayam Cara penularan : ◼ Penularan melalui kontak langsung maupun tidak. ◼ Di dalam satu kelompok penularan terjadi melalui kontak langsung dari satu penderita ataupun pembawa penyakit. ◼ Makanan dan air tercemar merupakan sumber penularan. ◼ Ayam yang sembuh dari penyakit merupakan pembawa penyakit dan menjadi sumber penyakit selanjutnya.
  • 28. Gejala penyakit : ◼ Dari hidung keluar eksudat (cairan radang) yang mula- mula berwarna kuning dan encer tetapi lambat laun berubah menjadi kental dan bernanah dengan bau yang khas. ◼ Sekitar lubang hidung terdapat kerak eksudat yang berwarna kuning. ◼ Sinus infraorbitalis membengkak sangat besar, unilateral maupun bilateral. ◼ Akibatnya tenunan mata membengkak dan mata menjadi tertutup. ◼ Terdengar suara ngorok dan penderita sulit bernapas. ◼ Diare ◼ Pertumbuhan ayam menjadi terlambat dan kerdil.
  • 29. ◼ Coryza pembengkakan sinus dengan eksudat hidung pd anak ayam yang menderita coryza.
  • 30. Pencegahan : ◼ Melaksanakan sanitasi dan pengelolahan peternakan yang baik, misalnya ◼ konstruksi kandang yang baik ◼ kepadatan yang sesuai dengan iklim setempat dan ◼ program all in all out ◼ Ayam untuk peremajaan dipelihara sendiri sejak kecil di peternakan yang bersangkutan di tempat yang khusus untuk maksud tersebut
  • 31. Lanjutan ….. ◼ Usahakan agar ayam yang berada dalam suatu kelompok berumur sama ◼ Vaksinasi dilakukan pada umur 8 – 10 minggu dan diulangi umur sekitar 16 – 18 minggu ◼ Peternakan yang tertular perlu dilakukan penutupan untuk menghindari penyebaran penyakit kepada peternakan yang lain ◼ Ayam yang sakit dan telurnya tidak boleh dijual ◼ Orang yang keluar masuk kandang yang sakit harus didisinfeksi ◼ Ayam yang mati harus dibakar ditempat khusus
  • 32. Pengobatan : ◼ Sulfathiazole merupakan obat yang paling efektif untuk pengobatan koriza - air minum 95 gram / 50 gallon (0.05%) untuk 3 – 5 hari ◼ Sulfamethazine, sulfamerazine ◼ Erythromycin - air minum : 0.5 gram / gallon (3.8 L) untuk 7 hari – pakan : 92.5 gram / ton untuk 7 – 14 hari ◼ Pada wabah yang lebih hebat, meskipun pengobatan menyebabkan perbaikan, penyakit dapat muncul bila pengobatan tidak kontinu
  • 33. ◼ Chloramphenicol 0,1 – 0,2 % dalam air minum ◼ Gallimycin and Aureomycin/Sulmet powder mixed in the drinking water for 14 days.