3. ◼ Suatu penyakit bakterial menular pada
unggas yang menyerang unggas piaraan
dan unggas liar dengan angka morbiditas
dan mortalitas tinggi, disebabkan oleh
Pasteurella multocida ditandai antara lain
dengan balung dan pial membengkak,
kelumpuhan, conjunctivitis
4. Penyakit bersifat septicemia akut
sampai infeksi yang berjalan kronis
Pertama kali penyakit ini dikenal :
◼ Eropa - Chabert (1782)
◼ Amerika - Salmon (1880)
◼ Kanada - Higgins (1898)
Di Indonesia ?
5. Isolasi kuman dari :
☻ Ayam dilakukan oleh Sri Poernomo (1972).
☻ Itik dilakukan oleh BPPH Denpasar (1979) dan
FKH Bogor (1979)
◼ Menurut Partadiredja dkk. (1979), kejadian
kolera unggas pada itik disuatu peternakan di
daerah Bogor telah mengakibatkan kematian
23% selama 3 bulan dari jumlah 3451 ekor.
6. Penularan secara alam dapat mengakibatkan
kematian :
◼ 20% pada ayam
◼ 50% pada itik
◼ 50% pada kalkun
Kerugian akibat penyakit Kolera unggas :
◼ Kematian
◼ Penurunan berat badan dan produksi telur
7. Penyebab :
◼ Pasteurella multocida = P. aviseptica =
P. avicida = P. choleragallinarum
◼ Bakteri - Berbentuk ovoid
- Berukuran 0.15 – 0.25 x 0.30 – 1.25 μ
▪ Tidak membentuk spora - Kadang-kadang
membentuk kapsul
▪ Bersifat Gram negatif (merah jambu / pink ).
◼ Adanya struktur bipolar
◼ Bersifat aerob atau fakultatif anaerob
◼ Tumbuh subur pada agar darah atau serum
membentuk koloni kecil, bundar dan agak
cembung
8. ◼ Biakan yang masih muda berbau seperti rambut
terbakar
◼ Pada Triple Sugar Iron agar bereaksi asam
( merah → kuning ) pada slant dan bottom
◼ Tidak membentuk gas dan H2S
◼ Pada media indole membentuk reaksi indole
positif
◼ Memfermentasi mannitol dan sukrosa
membentuk asam tanpa gas, sedangkan laktosa
dan maltosa tidak difermentasi.
Lanjutan ……
9. Kuman kolera unggas mempunyai daya
tahan :
◼ 1 bulan dalam kotoran ayam
◼ 3 bulan dalam bangkai
◼ 2 minggu dalam litter
◼ 18 hari dalam air bersuhu –8oC - –6oC
10. Ternak yang rentan :
☻ Unggas piara, burung hias dan burung liar yang
sering singgah di daerah Peternakan ayam
dinyatakan rentan.
☻ Diantara unggas piara yang sangat rentan
adalah :
◼ Kalkun
◼ Angsa
◼ Ayam
◼ Entok
◼ Itik
11. ◼ Hewan percobaan yang rentan : Kelinci,
mencit, tikus dan marmot.
◼ Kuda, sapi, domba, babi rentan terhadap
tipe yang biasa menyerang unggas.
12. Cara Penularan :
☻ Saluran pencernaan
☻ Saluran pernapasan
☻ Luka pada kulit / suntikan
☻ Tungau. Lalat, tikus dan burung liar bertindak
sebagai vektor mekanis
◼ Di dalam saluran pernapasan bagian atas dari
ternak yang sembuh dan sakit masih terkumpul
kuman yang dapat disebarkan melalui ekskresi
hidung
13. Gejala penyakit :
◼ Penyakit lebih banyak menyerang unggas
umur 4 bulan ke atas.
◼ Kolera unggas dapat berjalan per akut,
akut dan kronis.
◼ Bentuk per akut, biasanya unggas mati
tanpa tanda-tanda klinis yang jelas.
◼ Pada permulaan wabah, terjadi angka
mortalitas yang tinggi, terutama pada
kalkun.
14. Lanjutan …..
◼ Bentuk akut ditandai dengan :
- Conjunctivitis
- Keluarnya kotoran dari mata
- Daerah facial, balung dan pial membesar
serta terdapat gangguan pernapasan
- Feses encer berwarna hijau kekuningan
- Kelumpuhan akibat adanya peradang pada sendi
tarsus
15. Bentuk kronis :
◼ Dapat terjadi beberapa minggu sampai
beberapa bulan yang dapat berupa infeksi lokal
pada pial, sendi kaki dan sayap hingga basal
otak
◼ Pial membengkak berisi cairan oedema sampai
masa perkejuan terutama pada bangsa unggas
yang mempunyai pial besar
◼ Infeksi didaerah kaki dan sayap ditandai dengan
kebengkakan pada sendi-sendi kaki dan sayap
diikuti dengan kelumpuhan
◼ Gejala torticolis menandakan adanya infeksi
pada telinga dan basal otak
16. Pencegahan :
Sanitasi peternakan
◼ Biosecurity
◼ Kontrol rodensia dengan baik
◼ Kandang yang telah terinfeksi dihapushamakan atau
diistirahatkan selama 3 bulan
◼ Pisahkan peternakan ayam, kalkun dan bangsa unggas
lainnya serta cegah adanya burung dan hewan liar
memasuki daerah peternakan
◼ Ternak yang sakit dipisahkan dan diobati
Vaksinasi, baik dilakukan didaerah tertular.
◼ Vaksinasi oral : 6 – 8 minggu dan diulangi 8 – 10
minggu kemudian
◼ Digunakan bivalen vaksin serotipe 1 dan 3 dalam emulsi
atau autogenes vaksin
17. Pengobatan :
Preparat Sulfa :
◼ Sulfaquinoxalin 0.05% dalam air minum
◼ Sulfamethazine dan Sodium sulfamethazine
0.5 – 1.0 % dalam pakan atau 0.1% dalam
air minum
◼ Sulfamerazine 0.5% dalam pakan atau 0.2%
dalam air minum. Pemberian per oral dengan
dosis 120 mg / kg berat badan
◼ Sulfaquinoxaline @ 0,33%
18. Antibiotika :
◼ Streptomycin 0,5 – 1,5 gram / gallon air
minum - dapat mencegah kematian bila
diberikan pada awal infeksi
◼ Chloramphenicol 0,1 – 0,2 % dalam air
minum
◼ Terramycin 25 mg / kg berat badan
◼ Baytril® 5 – 20 mg / berat badan selama
3 – 7 hari
19. ◼ Dose titration studies showed that Baytril doses of 5 to 20 mg/kg BW during 3 to 7 days were
efficacious against severe infections. A multicenter field evaluation indicated that drinking water
medication with Baytril in severely affected flocks cured fowl cholera very well.
22. Koriza
◼ Penyakit yang berjalan kronis pada ayam
disebabkan oleh bakteri ditandai dengan
radang kataralis pada selaput lendir alat
pernapasan bagian atas, seperti rongga
hidung, sinus infraorbitalis dan trachea
bagian atas
23. ◼ Penyakit koriza ditemukan hampir diseluruh
dunia terutama di daerah yang beriklim tropis
◼ Penyakit berjalan sangat kronis di dalam satu
kelompok ayam dapat berlangsung antara 1 – 3
bulan, diserati infeksi sekunder
◼ Angka kematian tidak terlalu tinggi, walau
pernah dilaporkan mencapai 30%. Parah : BB,
produksi telur
◼ Angka kesakitan sangat tinggi mencapai 80%
24. ◼ Ayam yang paling rentan adalah ayam
dara yang menjelang berproduksi yakni
berkisar antara umur 18 – 23 minggu.
Kelompok ayam ini akan sangat terlambat
mulai berproduksinya
◼ Walau angka kematian cukup rendah
tetapi angka penyingkiran ( cull rate )
dapat mencapai 20%, sangat mahal
nilainya bagi ayam dara
◼ Bila koriza menyerang ayam yang sedang
bertelur produksinya dapat berkurang
antara 10 – 40%
25. Penyebab :
◼ Hemophilus gallinarum
◼ Bakteri berbentuk batang yang pleomorfik
◼ Tidak bergerak ( non-motil )
◼ Gram negatif
◼ Bakteri tidak bisa hidup lama diluar tubuh ayam,
akan mati setelah 4 – 5 jam, karena peka
terhadap pengaruh luar
◼ Di dalam media buatan tidak mudah dibiakkan
karena memerlukan faktor V, yakni nicotilamide
adenine dinucleotide (NAD)
26. Lanjutan ……..
◼ Bakteri sangat baik tumbuh bila dibiakkan
dalam media agar darah dan dieramkan
secara mikroaerofilik
◼ Ayam yang sembuh dari serangan
penyakit akan menjadi kebal untuk
serotipe yang sama
27. Ternak yang rentan :
◼ Ayam
Cara penularan :
◼ Penularan melalui kontak langsung maupun
tidak.
◼ Di dalam satu kelompok penularan terjadi
melalui kontak langsung dari satu penderita
ataupun pembawa penyakit.
◼ Makanan dan air tercemar merupakan sumber
penularan.
◼ Ayam yang sembuh dari penyakit merupakan
pembawa penyakit dan menjadi sumber
penyakit selanjutnya.
28. Gejala penyakit :
◼ Dari hidung keluar eksudat (cairan radang) yang mula-
mula berwarna kuning dan encer tetapi lambat laun
berubah menjadi kental dan bernanah dengan bau yang
khas.
◼ Sekitar lubang hidung terdapat kerak eksudat yang
berwarna kuning.
◼ Sinus infraorbitalis membengkak sangat besar, unilateral
maupun bilateral.
◼ Akibatnya tenunan mata membengkak dan mata
menjadi tertutup.
◼ Terdengar suara ngorok dan penderita sulit bernapas.
◼ Diare
◼ Pertumbuhan ayam menjadi terlambat dan kerdil.
29. ◼ Coryza pembengkakan sinus dengan eksudat hidung pd anak
ayam yang menderita coryza.
30. Pencegahan :
◼ Melaksanakan sanitasi dan pengelolahan
peternakan yang baik, misalnya
◼ konstruksi kandang yang baik
◼ kepadatan yang sesuai dengan iklim
setempat dan
◼ program all in all out
◼ Ayam untuk peremajaan dipelihara sendiri
sejak kecil di peternakan yang
bersangkutan di tempat yang khusus
untuk maksud tersebut
31. Lanjutan …..
◼ Usahakan agar ayam yang berada dalam suatu
kelompok berumur sama
◼ Vaksinasi dilakukan pada umur 8 – 10 minggu
dan diulangi umur sekitar 16 – 18 minggu
◼ Peternakan yang tertular perlu dilakukan
penutupan untuk menghindari penyebaran
penyakit kepada peternakan yang lain
◼ Ayam yang sakit dan telurnya tidak boleh dijual
◼ Orang yang keluar masuk kandang yang sakit
harus didisinfeksi
◼ Ayam yang mati harus dibakar ditempat khusus
32. Pengobatan :
◼ Sulfathiazole merupakan obat yang paling efektif
untuk pengobatan koriza - air minum 95 gram /
50 gallon (0.05%) untuk 3 – 5 hari
◼ Sulfamethazine, sulfamerazine
◼ Erythromycin - air minum : 0.5 gram / gallon
(3.8 L) untuk 7 hari – pakan : 92.5 gram / ton
untuk 7 – 14 hari
◼ Pada wabah yang lebih hebat, meskipun
pengobatan menyebabkan perbaikan, penyakit
dapat muncul bila pengobatan tidak kontinu
33. ◼ Chloramphenicol 0,1 – 0,2 % dalam air minum
◼ Gallimycin and Aureomycin/Sulmet powder
mixed in the drinking water for 14 days.