SlideShare a Scribd company logo
Drh Tri Satya Putri Naipospos MPhil PhD
SISTIM KESEHATAN HEWAN
DAN PERBIBITAN TERNAK BABI
DI DENMARK
Hasil ‘On-site Review on Animal Health Status of
Breeding Pigs in Denmark” 10-16 Desember 2017
Denmark – Kepadatan ternak babi
■ Denmark adalah negara yang terdiri
dari beberapa pulau dan
semenanjung dengan batas hanya
70 km dari daratan Eropa
(perbatasan antara Denmark-
Jerman).
■ Denmark selama lebih dari satu
abad memiliki kerjasama antara
industri babi dan Otoritas Veteriner
(Danish Veterinary of Food
Administration/DVFA) dalam
pencegahan, pengawasan,
pengendalian dan pemberantasan
penyakit hewan yang penting bagi
manusia dan/atau hewan.
Statistik peternakan di
Denmark (2016)
Spesies Jumlah peternak Jumlah ternak
Sapi 17.576 1.567.213
Babi 8.707 13.384.992
Domba 6.687 148,226
Kambing 2.997 20.082
Fur 1.675 16.843.214
Ayam petelur 620 5.531.616
Ayam potong 304 26.887.273
Sumber: DVFA (2017)
Denmark sebagai negara
ekspotir babi
■ DENMARK menjadi salah satu negara produksi susu,
daging babi dan pengembangbiakan babi terbesar di
dunia
■ Dua juta ton daging babi diproduksi per tahun –
menciptakan nilai ekspor sebesar €4 juta
■ Nilai ekspor tersebut merupakan dua pertiga dari
seluruh daging babi yang diproduksi oleh Denmark
■ Denmark dapat dikatakan sebagai industri peternakan
babi yang berorientasi ekspor terbesar di dunia
Ekspor daging babi dan babi
hidup Denmark
Denmark – produsen babi
■ “Global leader” dalam produksi babi
■ Rata-rata produksi di atas 30 anak babi sapih
per induk babi
■ Ekspor teknologi babi dengan konsep Denmark
(edukasi, manajemen, teknologi kandang,
biosekuriti dan kesehatan, genetik dan nutrisi)
ke Vietnam dan Filippina
■ DanBred International adalah supplier berlisensi
‘DanAvl genetics’
Denmark - Status PMK dan BSE
■ Negara dengan status bebas
Penyakit Mulut dan Kuku
tanpa vaksinasi berdasarkan
Resolusi OIE No. 22 (85th
General Session of World
Assembly, Mei 2017).
■ Negara dengan status ‘BSE
negligible risk’ berdasarkan
Resolusi OIE No. 26 (85th
General Session of World
Assembly, Mei 2017)
‘DanAvl genetics’
■ DanAvl adalah program perbibitan babi Denmark
■ DanAvL dikelola oleh Danish Pig Research Centre
■ Pengetahuan yang terdokumentasi dan pengalaman
DanAvl yang dikembangkan sejak 1896
berkontribusi dalam menciptakan solusi genetik
terbaik untuk babi-babi dengan produktivitas tinggi
dan babi-babi bibit yang ‘top-quality’
Perbibitan babi DanAvL
• DanAvL merupakan salah
satu sistim perbibitan babi
yang paling efisien di dunia
• DanAvl berkolaborasi dengan
25 pembibit (breeders)
swasta yang memiliki total 45
peternakan
Program genetik DanAvl
■ Program genetik DanAvl berbasis penggunaan hasil
uji dari:
– lebih 90.000 babi bibit dari 45 peternakan nukleus
(nucleus herds); dan
– lebih dari 5.100 calon pejantan hasil IB yang
dievaluasi setiap tahun di stasiun pusat uji
■ 3.100 pejantan elit hasil IB yang berlokasi di 10
stasiun IB dan sekitar 150 peternakan multiplier
(multiplier herds) berpartisipasi dalam program
perbibitan babi dan berkontribusi terhadap
perkembangan genetik yang cepat dan distribusinya
ke peternakan-peternakan komersial
Kelompok nukleus (nucleus herds)
■ DanAvl berkolaborasi dengan 45 peternakan
nukleus yang memiliki total populasi induk babi
8.600 ekor
■ Distribusi induk babi sebagai berikut:
– Danish Landrace sekitar 2800 ekor
– Danish Yorkshire sekitar 2800 ekor
– Danish Duroc sekitar 1900 ekor
■ 45 peternakan nukleus dengan 4 jenis babi bibit
tersebut disetujui oleh National Committee for Pig
Production
Produksi peternakan nukleus
Purebred jantan Purebred betina Crossbred
GGP untuk
perbaikan genetik
lebih lanjut
GGP untuk
perbaikan genetik
lebih lanjut
GP pejantan
untuk peternakan
multiplier
GP untuk
peternakan
multiplier
P pejantan untuk
peternakan
produksi
P pejantan untuk
peternakan
produksi, DanAvl
LD dan YD
Kelompok perbanyakan (multiplier
herds)
■ DanAvl berkolaborasi dengan 150 peternakan
multiplier yang semuanya disetujui oleh National
Committee for Pig Production
■ Populasi induk babi pada peternakan multiplier
sebanyak 53.500 ekor
■ Peternakan multiplier memproduksi F1 hybrid-LY/YL
gilts dari Danish Landrace dan Danish Yorkshire
untuk digunakan sebagai PS betina induk dalam
produksi
Struktur DanAvl
Sistim SPF Denmark
■ Sistim SPF Denmark adalah program kesehatan
yang paling komprehensif di dunia untuk babi
■ Telah dikembangkan lebih dari 40 tahun
terakhir oleh SPF-Denmark
■ 70% induk babi ditempatkan dalam kelompok
peternakan produksi SPF
■ 98% induk babi pada ‘DanBred nucleus’ dan
peternakan multiplier mengikuti sistim SPF
Pencatatan ternak - Central
Database (CHR)
▪ Dibangun pada tahun 1993, dimana perusahaan
peternakan dan kelompok ternak dicatat
▪ Saat ini kelompok ternak sapi, babi, domba,
kambing, rusa, unggas, hewan penghasil bulu (fur
animal) dan hewan aquakultur dicatat dalam
database
▪ Sejak 1998, semua individu sapi telah dicatat
▪ Sejak 2002 dan 2003, lalu lintas babi dan domba
ditambah kambing telah dicatat.
Notifikasi lalu lintas ternak babi
▪ Lalu lintas babi harus dinotifikasikan kepada Central
Database (CHR) selambat-lambatnya 7 hari setelah
kejadian
▪ Ini harus dilakukan oleh peternakan yang menerima babi
▪ Pada kasus dimana babi dilalulintaskan untuk ekspor,
peternakan harus memberitahukan lalu lintas tersebut.
Ini dapat dilakukan langsung dari peternakan, dari
fasilitas isolasi ekspor atau dari pusat pengumpulan
(assembly centre).
▪ Lalu lintas ke negara lain terutama dinotifikasi melalui
portal-ekspor-DVFA (penggunaan kembali data TRACES)
IDENTIFIKASI BABI – Kapan babi
harus diberi ‘ear tag’ atau ‘tanda’?
▪ Babi harus diidentifikasi dengan 1 ‘ear tag’ sebelum
meninggalkan peternakan asal
▪ Jika seekor babi kehilangan ‘ear tag’ harus diberi ‘ear tag’
baru dengan nomer yang sama atau dengan nomer
peternakan dimana babi tersebut dipelihara pada saat
kehilangan ‘ear tag’
▪ Babi potong yang dikirim ke rumah potong hewan di
Denmark dapat diberi tanda dengan cap tato sebagai
ganti ‘ear tag’
▪ ‘Ear tag’ berwarna kuning. Babi impor diberi tanda dengan
‘ear tag’ berwarna merah
Status kesehatan hewan di Denmark
No. Nama Penyakit Keterangan
1. Foot and Mouth Disease Bebas sejak 1983
2. Swine Vesicular Disease Tidak pernah dilaporkan
3. Rinderpest Kasus terakhir 1782
4. Peste de Petits Ruminants Tidak pernah dilaporkan
5. Contagious Bovine Pleuropneumonia Bebas sejak 1886
6. Lumpy Skin Disease Tidak pernah dilaporkan
7. Rift Valley Fever Tidak pernah dilaporkan
8. Blue tongue Kasus terakhir 2008 (BTV 8)
9. Sheep pox dan Goat Pox Kasus terakhir 1879
10. African Horse Sickness Tidak pernah dilaporkan
11. Classical Swine Fever Kasus terakhir 1933
12. Trichinella spp Kasus terakhir 1930
13. Transmissible gastroenteritis (TGE) Tidak pernah dilaporkan
14. Nipah Virus Encephalitis Tidak pernah dilaporkan
15. Transmissible Gastroentiritis Tidak pernah dilaporkan
16. Porcine Epidemic Diarrhea Tidak pernah dilaporkan
Kegiatan surveilans
No. Nama Penyakit Keterangan
1. Tuberculosis Bebas resmi sejak 1980
2. Brucella bovis Bebas resmi sejak 1980
3. Bovine Spongiform Encephalopathy Negligible risk OIE 2011
4. Bovine Virus Diarrhoea Hampir tereradikasi
5. Enzootic Bovine Leucosis Bebas resmi sejak 1991
6. Infectious Bovine Rhinotracheitis Bebas resmi sejak 1991
7. Salmonella Dublin Program eradikasi sedang berjalan
8. Brucella melitensis Tidak pernah dilaporkan
9. Brucella suis Wabah terakhir 1999
10. Bluetongue Bebas sejak 2011
11. Aujeszky;s Disease Bebas resmi sejak 1992
Surveilans aktif dan pasif
■ Surveilans dilakukan dengan cara yaitu:
(1) primer/pasif: notifikasi dan inspeksi oleh
otoritas veteriner di rumah potong hewan, pasar
hewan dan pameran ternak;
(2) sekunder/aktif: surveilans serologis dan
virulogis terhadap ternak yang akan dipotong,
ternak untuk ekspor, ternak di pusat IB atau
ternak di peternakan, dengan pengambilan
sampel secara bertarget atau random
Vaksinasi – penyakit-penyakit
wajib lapor (notifiable diseases)
■ Larangan vaksinasi terhadap:
– Foot and mouth disease
– Classical swine fewer
– Avian influenza pada unggas
– Bluetongue
– Lumpy Skin disease
– Aujeszky’s disease
– IBR
– BVD
■ Program vaksinasi wajib (mandatory)
– Newcastle disease
■ Program vaksinasi sukarela (voluntary)
– Avian influenza pada unggas kebun binantang (H5N9)
Inspeksi Kesehatan Hewan
(Veterinary Control)
■ Inspeksi kesehatan hewan untuk ternak hidup:
– Inspeksi berdasarkan risiko (risk based) di peternakan;
– Inspeksi dalam kaitan dengan pemotongan hewan;
– Inspeksi dalam kaitan dengan ekspor/perdagangan antar
Negara Anggota EU (di peternakan atau di pusat-pusat
pengumpulan); dan
– Inspeksi dalam kaitan dengan transportasi ternak.
■ Inspeksi oleh DVFA mengikuti Regulasi European Union
(EU) No. 882/2004 tentang pengendalian resmi yang
harus dilakukan untuk memastikan verifikasi kepatuhan
dengan aturan pakan dan pangan, kesehatan hewan dan
kesejahteraan hewan.
Veterinary Advisory Service Contract
■ Inspeksi kesehatan hewan di lapangan di seluruh wilayah
Denmark, DVFA mewajibkan adanya kontrak antara peternakan
dengan dokter hewan swasta dengan mekanisme Veterinary
Advisory Service Contracts (VASC).
■ VASC adalah sistim kontrak antara seorang dokter hewan swasta
dengan peternak.
■ Dokter hewan VASC melakukan kunjungan ke peternakan secara
regular yaitu 2-12 kali bergantung kepada tipe kontrak dan
tingkat kepatuhan
■ VASC ini wajib bagi peternakan babi dengan skala:
– > 300 induk babi, babi betina muda atau babi pejantan
– > 3.000 finishers (>30 kg)
– > 6.000 post weaners (< 30 kg)
■ VASC ini sukarela untuk peternak kecil
Frekuensi kunjungan VASC
KESEHATAN HEWAN
• Setiap kali kunjungan
• Pengkajian klinis terhadap status kesehatan
• Pengkajian terhadap Catatan yang dibuat peternak, pemberian pakan,
kondisi kendang dlsbnya
• Evaluasi efek pengobatan
KESEJAHTERAAN HEWAN
• Paling tidak dua kali setahun
• Fokus: kondisi spesifik kelompok dan area tertentu yang diperlukan
• Penilaian kemungkinan kesalahan
BIOSEKURITI
• Paling tidak satu kali setahun
• Fokus: biosekuriti internal dan eksternal begitu juga biosekuriti zoonotik
• Pengkajian rencana biosekuriti zoonotik – wajib (mandatory) di seluruh
kelompok babl dengan VASC
Classical swine fever
■ Surveilans klinis
■ Uji material patologik: 6 kali/minggu
■ Serologi
• 2% dari induk babi potong (di peternakan atau
ekspor)
• Sampel karantina dari stasiun babi hutan
• Sampel karantina dari babi yang diekspor
Tahun Sampel
2014 30.844
2015 28.399
2016 41.842
African swine fever
• Analisis 3.511 sero-sampel pada 2011
– 3.423 sampel dari pembibit (breeders) dan
peternakan perbanyakan (multifier farms)
– 88 sampel dari Pusat IB babi hutan
– 2 sampel positif lemah
• Konfirmasi: PCR (negatif)
Tahun Sampel
2011 3.511
2016 253
Aujeszky’s disease
• 2% induk babi yang dipotong (di rumah potong
atau ekspor)
• Sampel karantina dari stasiun babi hutan
• Sampel karantina dari hewan ekspor
Tahun Sampel
2014 31.968
2015 36.819
2016 48.051
Porcine Reproductive and
Respiratory Syndrome (PRRS)
• PRRS merupakan penyakit yang wajib dilaporkan di Denmark
(dalam hal diagnosis klinis)
• Jumlah notifikasi: 6 (2015) dan 2 (2016)
• Tidak ada program surveilans resmi untuk PRRS
• Surveilans dilakukan sendiri oleh industri lewat sistim SPF
• 50-70% kelompok babi di Demark seronegatif PRRS
• Tidak ada program pemberantasan – ‘cost-benefit’ negatif
• Vaksin tersedia dan digunakan
Serologis 2016 # Sampel #Positif
EU-IPT 6.345 3.579
US-IPT 6.118 3.495
EU-ELISA 39.064 8.415
US-ELISA 39.064 9.336
PRRS IDEXX 10.788 277
Postweaning multisystemic
wasting syndrome (PMWS)
• Tidak merupakan penyakit yang wajib
dilaporkan di Denmark
• PCV2 endemik
• Vaksin tersedia dan digunakan
2016 #Sampel #Positif
PCR 1.410 411
Serologi 243 127
Porcine Epidemic Diarrhea (PED)
• Bagian dari surveilans rutin penyakit babi sampai
dengan 2006
• Disebabkan oleh situasi PED di Amerika dan di
beberapa Negara Anggota UE, surveilans serologik
PED dilanjutkan pada 2014 untuk induk babi:
▪ Uji ELISA untuk deteksi baik strain Europa dan
Amerika/Asia
▪ 3 bulan terakhir 2014: 2000 sampel diuji
▪ Industri membiayai surveilans pada 2015 dan 2016
dengan pengujian 350 sampel/bulan
Diagram alur impor ternak hidup
Perdagangan antar negara Uni Eropa
Negara asal - Pengendalian kesehatan
hewan dan sertifikasi
Tidak ada ‘pengendalian perbatasan’ (border
control) atau pengendalian di peternakan
Karantina industri
Sapi diuji terhadap:
IBR
EBL
BVD
S. Dublin
Babi diuji terhadap:
CSF
ASF
Aujeszky’s disease
Brucellosis
PRRS
PED
TGE
SVD
Trichinella
Tindakan pencegahan melalui ekspor –
pusat pengumpul (assembly centre)
Transportasi nasionalEkspor
Penggunaan antibiotik di Denmark
■ Denmark merupakan negara dengan rasio babi-
manusia tertinggi di dunia
■ Penggunaan antibiotik dapat direfleksikan dari 5,7
juta penduduk dengan sekitar 13,3 juta ekor babi
■ Pada tahun 2014, penduduk Denmark
mengkonsumsi total 53 ton antibiotik aktif,
sedangkan babi 86 ton
■ Pada tahun 2007, kasus pertama terjadi pada
manusia yang membawa strain MRSA berasal dari
babi
■ MRSA biasanya tidak membahayakan bagi babi
Perkembangan Resistensi Antibiotik
di Denmark (sampai dengan 2010)
■ Sejak ditemukannya strain MRSA pertama kali di Denmark pada
tahun 2007, industri peternakan babi melakukan perlawanan
terhadap usulan untuk membersihkan produksi dari MRSA
■ Industri babi menempati 57% dari total ekspor babi hidup ke
negara-negara Eropa lainnya dan ini merupakan sumber utama
penyebaran ke seluruh Uni Eropa
■ Setiap tahun sekitar 190.000 ekor babi hidup diekspor untuk
tujuan perbibitan ke 48 negara, dimana babi-babi tersebut
merupakan puncak dari ‘breeding pyramid’
■ Setidaknya 63% dari babi-babi bibit terinfeksi dengan MRSA,
tanpa diketahui pembeli di luar negeri
■ Babi-babi tersebut tidak dicek terhadap LA-MRSA sebelum
diekspor, dan peternak babi Denmark tidak mempunyai
kewajiban untuk melaporkan LA-MRSA jika menghadapi pembeli
Inisiatif industri
■ Antibiotik pemacu pertumbuhan (AGP)
– Dihentikan secara sukarela pada finishers tahun 1998
– Dihentikan secara menyeluruh tahun 2000
■ Cephalosporins
– Dihentikan secara sukarela tahun 2010 untuk
generasi 3 dan 4 cephalosporins pada produksi babi
■ Penggunaan sangat terbatas fluoroquinolones
– Perundangan yang didukung secara kuat oleh industri
■ Sistim SPF
Advis penjualan antibiotik –
pelarangan penjualan
■ Dokter hewan dilarang untuk menjual antibiotik
(kecuali pengobatan darurat 5 hari)
■ Kontrak antara produsen ternak dengan dokter hewan
(Veterinary Advisory Service Contract)
– Dokter hewan menulis resep untuk produsen
– Farmasi menyerahkan produk obat
– Producsen menyimpan antibiotik untuk 35 hari
■ Penghapusan insentif untuk peresepan yang terlalu
banyak
■ Perubahan fokus kepada manajemen dan pencegahan
Antimikroba hanya diberikan
lewat peresepan di Denmark
1%
2 %
97 %
Pabrik pakanDokter hewan
VetStat database
Beroperasi sejak 2000
Farmasi
VETSTAT
■ VETSTAT dibangun pada tahun 1998, suatu sistim yang
diimplementasikan untuk memonitor penggunaan antimikroba
■ Melalui pengumpulan catatan resep-resep dari farmasi veteriner,
pabrik pakan, dokter hewan dan perusahaan swasta, sistim
VETSTAT memastikan semua penggunaan antimikroba veteriner
dicatat.
■ Pencatatan dilakukan pada tingkat spesies dan tingkat kelompok
■ Data mencakup informasi mengenai obat yang diresepkan,
kelompok umur dan penyakitnya
■ Dokter hewan dan produsen dapat menggambarkan data untuk
lokasi peternakannya, dan membandingkannya dengan rata-rata
tingkat konsumsi nasional atau regional yang diukur dengan
‘Animal Daily Doses’ (ADD).
■ Hal ini juga memungkinkan bagi pemerintah untuk mengambil
tindakan berdasarkan penggunaan antimikroba individu peternak
untuk spesies tertentu
Pengobatan antibiotik pada babi
(2005-2015)
-
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
16,000
18,000
20,000
Kiloantimicrobials
Dalam
pakan
Total pengobatan
kelompok babi
Dalam air
minum
Suntikan
Antimikroba untuk manusia
dan hewan (DANMAP 2016)
-25%
Resep antibakteri manusia Resep antibakteri veteriner Antimicrobial growth promoters
Kartu kuning (yellow card) untuk babi
Semua pengobatan antimikroba
(ADD) misalnya untuk babi sapih
dalam satu kelompok
Jumlah babi sapi dalam kelompok
Inisiatif ‘kartu kuning’
dirancang dengan
menargetkan pengguna
antimikroba tertinggi pada
produksi babi Kelompok umur ADD Ambang
batas*
Babi sapih 15 kg 21,8
Finishers 50 kg 5,6
Induk babi +
anak babi
200 kg 4,1
*Ambang batas diumumkan Maret 2017,
imulai berlaku 31 Desember 2017
ADD = Dosis per ekor per hari
Pengembangan lebih lanjut dari
‘kartu kuning’
2010
Pengurangan konsumsi,
menargetkan pengguna tinggi
(high users)
(menetapkan ambang batas)
2016/2017
Pengurangan konsumsi,
menargetkan pengguna tinggi
(menetapkan ambang batas)
DAN
Pengurangan antimikroba yang
penting
(faktor pengali)
+
Model yang mulai diimplementasikan
tahun 2016/2017
ADD = Dosis per ekor per hari (BARU)
Inisiatif ‘kartu kuning’
dirancang dengan
menargetkan pengguna
antimikroba tertinggi pada
produksi babi dan
mempromosikan
penggunaan yang
bertanggungjawab
Klasifikasi antimikroba Faktor
Fluoroqinolones, generasi 3 dan
4 cephalosporines, Colistin
10
Tetracyclines 1,5
Antimikroba lainnya 1,0
*Ambang batas diumumkan Maret 2017,
iMulai berlaku pada 31 Desember 2017.
• Aturan berlaku untuk semua dokter hewan dan
peternak babi dengan kontrak (VASC)
• Apabila dokter hewan memberikan resep
pengobatan antibiotik untuk infeksi organ
pernafasan atau pencernaan melalui pakan atau
air minum, dokter hewan harus mengambil
sampel untuk uji laboratorium – untuk
memverifikasi diagnosis
• Interval pengambilan sampel bergantung kepada
kategori kepatuhan dari kontrak (VASC)
Pengaturan tentang pengobatan
kelompok babi
■ Suatu aturan untuk pengobatan kelompok babi
melalui kontrak VASC diterbitkan pada Juni 2014
■ Tujuan:
Untuk membuat para dokter hewan memilih
pengobatan yang paling efektif dan oleh karenanya
mengurangi penggunaan antimikroba pada babi dalam
upaya mempertahankan resistensi antimikroba pada
tingkat yang rendah di Denmark
‘Health Requirement’ - PRRS
■ Tidak memperlihatkan gejala PRRS pada saat pengapalan
■ Tidak divaksinasi terhadap PRSS atau keturunan dari induk yang
divaksinasi
■ Diuji dengan dua kali hasil negatif dengan interval tidak kurang
dari 21 hari, uji kedua dilakukan 15 hari sebelum pengapalan
Terima kasih

More Related Content

What's hot

Surveilans Berbasis Risiko - BVet Lampung, Bandar Lampung, 2 April 2014
Surveilans Berbasis Risiko - BVet Lampung, Bandar Lampung, 2 April 2014Surveilans Berbasis Risiko - BVet Lampung, Bandar Lampung, 2 April 2014
Surveilans Berbasis Risiko - BVet Lampung, Bandar Lampung, 2 April 2014
Tata Naipospos
 
Epidemiologi, Dampak Ekonomi dan Peluang Pemberantasan LSD - IDHSI, 19 Maret ...
Epidemiologi, Dampak Ekonomi dan Peluang Pemberantasan LSD - IDHSI, 19 Maret ...Epidemiologi, Dampak Ekonomi dan Peluang Pemberantasan LSD - IDHSI, 19 Maret ...
Epidemiologi, Dampak Ekonomi dan Peluang Pemberantasan LSD - IDHSI, 19 Maret ...
Tata Naipospos
 
African swine fever: Pembelajaran dari wabah di China dan Vietnam - Seminar A...
African swine fever: Pembelajaran dari wabah di China dan Vietnam - Seminar A...African swine fever: Pembelajaran dari wabah di China dan Vietnam - Seminar A...
African swine fever: Pembelajaran dari wabah di China dan Vietnam - Seminar A...
Tata Naipospos
 
Konsep Penatagunaan Antimikroba di Kesehatan Hewan - Ditkeswan-FAO Indonesia,...
Konsep Penatagunaan Antimikroba di Kesehatan Hewan - Ditkeswan-FAO Indonesia,...Konsep Penatagunaan Antimikroba di Kesehatan Hewan - Ditkeswan-FAO Indonesia,...
Konsep Penatagunaan Antimikroba di Kesehatan Hewan - Ditkeswan-FAO Indonesia,...
Tata Naipospos
 
Nekropsi ayam
Nekropsi ayamNekropsi ayam
Nekropsi ayam
Muhammad Eko
 
Masterplan Pemberantasan Brucellosis di Indonesia - Ditkeswan-AIPEID, Jakarta...
Masterplan Pemberantasan Brucellosis di Indonesia - Ditkeswan-AIPEID, Jakarta...Masterplan Pemberantasan Brucellosis di Indonesia - Ditkeswan-AIPEID, Jakarta...
Masterplan Pemberantasan Brucellosis di Indonesia - Ditkeswan-AIPEID, Jakarta...
Tata Naipospos
 
Penyakit Ternak Non Infeksius Penmas 2010 - triakoso
Penyakit Ternak Non Infeksius Penmas 2010 - triakosoPenyakit Ternak Non Infeksius Penmas 2010 - triakoso
Penyakit Ternak Non Infeksius Penmas 2010 - triakoso
Nusdianto Triakoso
 
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralisPPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
Riskymessyana99
 
Epidemiologi dan Dampak Ekonomi Lumpy Skin Disease - PDHI, Hotel Grand Swiz, ...
Epidemiologi dan Dampak Ekonomi Lumpy Skin Disease - PDHI, Hotel Grand Swiz, ...Epidemiologi dan Dampak Ekonomi Lumpy Skin Disease - PDHI, Hotel Grand Swiz, ...
Epidemiologi dan Dampak Ekonomi Lumpy Skin Disease - PDHI, Hotel Grand Swiz, ...
Tata Naipospos
 
Penyakit pada kambing &amp; penanggulanganya
Penyakit pada kambing &amp; penanggulanganyaPenyakit pada kambing &amp; penanggulanganya
Penyakit pada kambing &amp; penanggulanganya
Bustami Muchtar
 
Teknik analisa daya cerna pada ruminansia
Teknik analisa daya cerna pada ruminansiaTeknik analisa daya cerna pada ruminansia
Teknik analisa daya cerna pada ruminansia
Ramaiyulis Ramai
 
Zoonosis: Tip & Trik Pencegahan Penyakit Zoonotik di Masa Pandemi - Webinar A...
Zoonosis: Tip & Trik Pencegahan Penyakit Zoonotik di Masa Pandemi - Webinar A...Zoonosis: Tip & Trik Pencegahan Penyakit Zoonotik di Masa Pandemi - Webinar A...
Zoonosis: Tip & Trik Pencegahan Penyakit Zoonotik di Masa Pandemi - Webinar A...
Tata Naipospos
 
Potensi Kerugian Ekonomi Akibat PMK - Suatu Laporan ke OIE - LSM PATAKA, Jaka...
Potensi Kerugian Ekonomi Akibat PMK - Suatu Laporan ke OIE - LSM PATAKA, Jaka...Potensi Kerugian Ekonomi Akibat PMK - Suatu Laporan ke OIE - LSM PATAKA, Jaka...
Potensi Kerugian Ekonomi Akibat PMK - Suatu Laporan ke OIE - LSM PATAKA, Jaka...
Tata Naipospos
 
cestoda
cestodacestoda
Manajemen pemeliharaan ternak kambing
Manajemen pemeliharaan ternak kambingManajemen pemeliharaan ternak kambing
Manajemen pemeliharaan ternak kambing
Gufroni Arsjad Lalu Muhammad
 
Pyometra pada sapi
Pyometra pada sapiPyometra pada sapi
Pyometra pada sapi
ulfa ulfa
 
Persyaratan Status Bebas Brucellosis Berdasarkan OIE - Ditkeswan-BPTUHPT Batu...
Persyaratan Status Bebas Brucellosis Berdasarkan OIE - Ditkeswan-BPTUHPT Batu...Persyaratan Status Bebas Brucellosis Berdasarkan OIE - Ditkeswan-BPTUHPT Batu...
Persyaratan Status Bebas Brucellosis Berdasarkan OIE - Ditkeswan-BPTUHPT Batu...
Tata Naipospos
 
Sistim Biosekuriti Pembibitan Sapi Potong Dalam Rangka Kompartemen Bebas Peny...
Sistim Biosekuriti Pembibitan Sapi Potong Dalam Rangka Kompartemen Bebas Peny...Sistim Biosekuriti Pembibitan Sapi Potong Dalam Rangka Kompartemen Bebas Peny...
Sistim Biosekuriti Pembibitan Sapi Potong Dalam Rangka Kompartemen Bebas Peny...
Tata Naipospos
 
Penggolongan Penyakit Hewan Karantina - Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Ha...
Penggolongan Penyakit Hewan Karantina - Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Ha...Penggolongan Penyakit Hewan Karantina - Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Ha...
Penggolongan Penyakit Hewan Karantina - Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Ha...
Tata Naipospos
 

What's hot (20)

Surveilans Berbasis Risiko - BVet Lampung, Bandar Lampung, 2 April 2014
Surveilans Berbasis Risiko - BVet Lampung, Bandar Lampung, 2 April 2014Surveilans Berbasis Risiko - BVet Lampung, Bandar Lampung, 2 April 2014
Surveilans Berbasis Risiko - BVet Lampung, Bandar Lampung, 2 April 2014
 
Epidemiologi, Dampak Ekonomi dan Peluang Pemberantasan LSD - IDHSI, 19 Maret ...
Epidemiologi, Dampak Ekonomi dan Peluang Pemberantasan LSD - IDHSI, 19 Maret ...Epidemiologi, Dampak Ekonomi dan Peluang Pemberantasan LSD - IDHSI, 19 Maret ...
Epidemiologi, Dampak Ekonomi dan Peluang Pemberantasan LSD - IDHSI, 19 Maret ...
 
African swine fever: Pembelajaran dari wabah di China dan Vietnam - Seminar A...
African swine fever: Pembelajaran dari wabah di China dan Vietnam - Seminar A...African swine fever: Pembelajaran dari wabah di China dan Vietnam - Seminar A...
African swine fever: Pembelajaran dari wabah di China dan Vietnam - Seminar A...
 
Konsep Penatagunaan Antimikroba di Kesehatan Hewan - Ditkeswan-FAO Indonesia,...
Konsep Penatagunaan Antimikroba di Kesehatan Hewan - Ditkeswan-FAO Indonesia,...Konsep Penatagunaan Antimikroba di Kesehatan Hewan - Ditkeswan-FAO Indonesia,...
Konsep Penatagunaan Antimikroba di Kesehatan Hewan - Ditkeswan-FAO Indonesia,...
 
Nekropsi ayam
Nekropsi ayamNekropsi ayam
Nekropsi ayam
 
Masterplan Pemberantasan Brucellosis di Indonesia - Ditkeswan-AIPEID, Jakarta...
Masterplan Pemberantasan Brucellosis di Indonesia - Ditkeswan-AIPEID, Jakarta...Masterplan Pemberantasan Brucellosis di Indonesia - Ditkeswan-AIPEID, Jakarta...
Masterplan Pemberantasan Brucellosis di Indonesia - Ditkeswan-AIPEID, Jakarta...
 
Penyakit Ternak Non Infeksius Penmas 2010 - triakoso
Penyakit Ternak Non Infeksius Penmas 2010 - triakosoPenyakit Ternak Non Infeksius Penmas 2010 - triakoso
Penyakit Ternak Non Infeksius Penmas 2010 - triakoso
 
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralisPPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
 
Epidemiologi dan Dampak Ekonomi Lumpy Skin Disease - PDHI, Hotel Grand Swiz, ...
Epidemiologi dan Dampak Ekonomi Lumpy Skin Disease - PDHI, Hotel Grand Swiz, ...Epidemiologi dan Dampak Ekonomi Lumpy Skin Disease - PDHI, Hotel Grand Swiz, ...
Epidemiologi dan Dampak Ekonomi Lumpy Skin Disease - PDHI, Hotel Grand Swiz, ...
 
Penyakit pada kambing &amp; penanggulanganya
Penyakit pada kambing &amp; penanggulanganyaPenyakit pada kambing &amp; penanggulanganya
Penyakit pada kambing &amp; penanggulanganya
 
Teknik analisa daya cerna pada ruminansia
Teknik analisa daya cerna pada ruminansiaTeknik analisa daya cerna pada ruminansia
Teknik analisa daya cerna pada ruminansia
 
Zoonosis: Tip & Trik Pencegahan Penyakit Zoonotik di Masa Pandemi - Webinar A...
Zoonosis: Tip & Trik Pencegahan Penyakit Zoonotik di Masa Pandemi - Webinar A...Zoonosis: Tip & Trik Pencegahan Penyakit Zoonotik di Masa Pandemi - Webinar A...
Zoonosis: Tip & Trik Pencegahan Penyakit Zoonotik di Masa Pandemi - Webinar A...
 
Potensi Kerugian Ekonomi Akibat PMK - Suatu Laporan ke OIE - LSM PATAKA, Jaka...
Potensi Kerugian Ekonomi Akibat PMK - Suatu Laporan ke OIE - LSM PATAKA, Jaka...Potensi Kerugian Ekonomi Akibat PMK - Suatu Laporan ke OIE - LSM PATAKA, Jaka...
Potensi Kerugian Ekonomi Akibat PMK - Suatu Laporan ke OIE - LSM PATAKA, Jaka...
 
cestoda
cestodacestoda
cestoda
 
Manajemen pemeliharaan ternak kambing
Manajemen pemeliharaan ternak kambingManajemen pemeliharaan ternak kambing
Manajemen pemeliharaan ternak kambing
 
Pyometra pada sapi
Pyometra pada sapiPyometra pada sapi
Pyometra pada sapi
 
Persyaratan Status Bebas Brucellosis Berdasarkan OIE - Ditkeswan-BPTUHPT Batu...
Persyaratan Status Bebas Brucellosis Berdasarkan OIE - Ditkeswan-BPTUHPT Batu...Persyaratan Status Bebas Brucellosis Berdasarkan OIE - Ditkeswan-BPTUHPT Batu...
Persyaratan Status Bebas Brucellosis Berdasarkan OIE - Ditkeswan-BPTUHPT Batu...
 
Sistim Biosekuriti Pembibitan Sapi Potong Dalam Rangka Kompartemen Bebas Peny...
Sistim Biosekuriti Pembibitan Sapi Potong Dalam Rangka Kompartemen Bebas Peny...Sistim Biosekuriti Pembibitan Sapi Potong Dalam Rangka Kompartemen Bebas Peny...
Sistim Biosekuriti Pembibitan Sapi Potong Dalam Rangka Kompartemen Bebas Peny...
 
Penggolongan Penyakit Hewan Karantina - Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Ha...
Penggolongan Penyakit Hewan Karantina - Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Ha...Penggolongan Penyakit Hewan Karantina - Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Ha...
Penggolongan Penyakit Hewan Karantina - Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Ha...
 
Ppt malaria
Ppt malariaPpt malaria
Ppt malaria
 

Similar to Sistim Kesehatan Hewan dan Perbibitan Ternak Babi di Denmark - Ditkeswan - Jakarta, 7 November 2017

Risiko Virus ASF, Rute Masuknya dan Dampak Ekonomi - Kementan, Tangerang, 14...
Risiko Virus ASF, Rute Masuknya dan Dampak Ekonomi  - Kementan, Tangerang, 14...Risiko Virus ASF, Rute Masuknya dan Dampak Ekonomi  - Kementan, Tangerang, 14...
Risiko Virus ASF, Rute Masuknya dan Dampak Ekonomi - Kementan, Tangerang, 14...
Tata Naipospos
 
Pengendalian dan Penanganan African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan - Presentas...
Pengendalian dan Penanganan African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan - Presentas...Pengendalian dan Penanganan African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan - Presentas...
Pengendalian dan Penanganan African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan - Presentas...
Tata Naipospos
 
Upaya Mempertahankan Daerah Bebas Rabies - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pang...
Upaya Mempertahankan Daerah Bebas Rabies - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pang...Upaya Mempertahankan Daerah Bebas Rabies - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pang...
Upaya Mempertahankan Daerah Bebas Rabies - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pang...
Tata Naipospos
 
Kuliah Umum Penyakit Lintas Batas di FKH IPB - Bogor, 3 Januari 2009
Kuliah Umum Penyakit Lintas Batas di FKH IPB - Bogor, 3 Januari 2009Kuliah Umum Penyakit Lintas Batas di FKH IPB - Bogor, 3 Januari 2009
Kuliah Umum Penyakit Lintas Batas di FKH IPB - Bogor, 3 Januari 2009
Tata Naipospos
 
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Tata Naipospos
 
Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...
Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...
Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...
Tata Naipospos
 
Persyaratan Negara Asal Bahan Pakan Asal Hewan (BPAH) - Bimtek Auditor Ditkes...
Persyaratan Negara Asal Bahan Pakan Asal Hewan (BPAH) - Bimtek Auditor Ditkes...Persyaratan Negara Asal Bahan Pakan Asal Hewan (BPAH) - Bimtek Auditor Ditkes...
Persyaratan Negara Asal Bahan Pakan Asal Hewan (BPAH) - Bimtek Auditor Ditkes...
Tata Naipospos
 
Pentingnya Azas Regionalisasi Dalam Meningkatkan Perdagangan Indonesia di Sub...
Pentingnya Azas Regionalisasi Dalam Meningkatkan Perdagangan Indonesia di Sub...Pentingnya Azas Regionalisasi Dalam Meningkatkan Perdagangan Indonesia di Sub...
Pentingnya Azas Regionalisasi Dalam Meningkatkan Perdagangan Indonesia di Sub...
Tata Naipospos
 
Penilaian Situasi BSE di Irlandia - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 3 November 2020
Penilaian Situasi BSE di Irlandia - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 3 November 2020Penilaian Situasi BSE di Irlandia - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 3 November 2020
Penilaian Situasi BSE di Irlandia - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 3 November 2020
Tata Naipospos
 
Penyebaran PMK Melalui Alat Angkut dan Peralatan - PKHKehani, BARANTAN - Bogo...
Penyebaran PMK Melalui Alat Angkut dan Peralatan - PKHKehani, BARANTAN - Bogo...Penyebaran PMK Melalui Alat Angkut dan Peralatan - PKHKehani, BARANTAN - Bogo...
Penyebaran PMK Melalui Alat Angkut dan Peralatan - PKHKehani, BARANTAN - Bogo...
Tata Naipospos
 
Tindakan Pencegahan dan Pengendalian Untuk Meminimalkan Risiko Penyebaran ASF...
Tindakan Pencegahan dan Pengendalian Untuk Meminimalkan Risiko Penyebaran ASF...Tindakan Pencegahan dan Pengendalian Untuk Meminimalkan Risiko Penyebaran ASF...
Tindakan Pencegahan dan Pengendalian Untuk Meminimalkan Risiko Penyebaran ASF...
Tata Naipospos
 
Wawasan Kesehatan Hewan Global - Pelatihan Medik Veteriner Karantina, BARANTA...
Wawasan Kesehatan Hewan Global - Pelatihan Medik Veteriner Karantina, BARANTA...Wawasan Kesehatan Hewan Global - Pelatihan Medik Veteriner Karantina, BARANTA...
Wawasan Kesehatan Hewan Global - Pelatihan Medik Veteriner Karantina, BARANTA...
Tata Naipospos
 
Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...
Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...
Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...
Tata Naipospos
 
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Tata Naipospos
 
Peringatan World Rabies Day - Pusvetma, Surabaya, 7 Oktober 2018
Peringatan World Rabies Day - Pusvetma, Surabaya, 7 Oktober 2018Peringatan World Rabies Day - Pusvetma, Surabaya, 7 Oktober 2018
Peringatan World Rabies Day - Pusvetma, Surabaya, 7 Oktober 2018
Tata Naipospos
 
Laporan Hasil Australia On-site Review 6-15 Maret 2014 - Ditjen PKH, Kementan...
Laporan Hasil Australia On-site Review 6-15 Maret 2014 - Ditjen PKH, Kementan...Laporan Hasil Australia On-site Review 6-15 Maret 2014 - Ditjen PKH, Kementan...
Laporan Hasil Australia On-site Review 6-15 Maret 2014 - Ditjen PKH, Kementan...
Tata Naipospos
 
PPT Situasi Pengendalian Rabies Nasional - pdhi 9Sep23.pptx
PPT Situasi Pengendalian Rabies Nasional - pdhi 9Sep23.pptxPPT Situasi Pengendalian Rabies Nasional - pdhi 9Sep23.pptx
PPT Situasi Pengendalian Rabies Nasional - pdhi 9Sep23.pptx
DindaRahmaHadiputri
 
Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...
Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...
Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...
Tata Naipospos
 
Manajemen Kedaruratan PMK - MEAT & LIVESTOCK AUSTRALIA (MLA) - 2 Juni 2022
Manajemen Kedaruratan PMK - MEAT & LIVESTOCK AUSTRALIA (MLA) - 2 Juni 2022Manajemen Kedaruratan PMK - MEAT & LIVESTOCK AUSTRALIA (MLA) - 2 Juni 2022
Manajemen Kedaruratan PMK - MEAT & LIVESTOCK AUSTRALIA (MLA) - 2 Juni 2022
Tata Naipospos
 
Kompetensi Biosekuriti dan Kompartemen Bebas Penyakit di Balai Pembibitan Ter...
Kompetensi Biosekuriti dan Kompartemen Bebas Penyakit di Balai Pembibitan Ter...Kompetensi Biosekuriti dan Kompartemen Bebas Penyakit di Balai Pembibitan Ter...
Kompetensi Biosekuriti dan Kompartemen Bebas Penyakit di Balai Pembibitan Ter...
Tata Naipospos
 

Similar to Sistim Kesehatan Hewan dan Perbibitan Ternak Babi di Denmark - Ditkeswan - Jakarta, 7 November 2017 (20)

Risiko Virus ASF, Rute Masuknya dan Dampak Ekonomi - Kementan, Tangerang, 14...
Risiko Virus ASF, Rute Masuknya dan Dampak Ekonomi  - Kementan, Tangerang, 14...Risiko Virus ASF, Rute Masuknya dan Dampak Ekonomi  - Kementan, Tangerang, 14...
Risiko Virus ASF, Rute Masuknya dan Dampak Ekonomi - Kementan, Tangerang, 14...
 
Pengendalian dan Penanganan African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan - Presentas...
Pengendalian dan Penanganan African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan - Presentas...Pengendalian dan Penanganan African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan - Presentas...
Pengendalian dan Penanganan African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan - Presentas...
 
Upaya Mempertahankan Daerah Bebas Rabies - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pang...
Upaya Mempertahankan Daerah Bebas Rabies - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pang...Upaya Mempertahankan Daerah Bebas Rabies - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pang...
Upaya Mempertahankan Daerah Bebas Rabies - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pang...
 
Kuliah Umum Penyakit Lintas Batas di FKH IPB - Bogor, 3 Januari 2009
Kuliah Umum Penyakit Lintas Batas di FKH IPB - Bogor, 3 Januari 2009Kuliah Umum Penyakit Lintas Batas di FKH IPB - Bogor, 3 Januari 2009
Kuliah Umum Penyakit Lintas Batas di FKH IPB - Bogor, 3 Januari 2009
 
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
 
Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...
Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...
Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...
 
Persyaratan Negara Asal Bahan Pakan Asal Hewan (BPAH) - Bimtek Auditor Ditkes...
Persyaratan Negara Asal Bahan Pakan Asal Hewan (BPAH) - Bimtek Auditor Ditkes...Persyaratan Negara Asal Bahan Pakan Asal Hewan (BPAH) - Bimtek Auditor Ditkes...
Persyaratan Negara Asal Bahan Pakan Asal Hewan (BPAH) - Bimtek Auditor Ditkes...
 
Pentingnya Azas Regionalisasi Dalam Meningkatkan Perdagangan Indonesia di Sub...
Pentingnya Azas Regionalisasi Dalam Meningkatkan Perdagangan Indonesia di Sub...Pentingnya Azas Regionalisasi Dalam Meningkatkan Perdagangan Indonesia di Sub...
Pentingnya Azas Regionalisasi Dalam Meningkatkan Perdagangan Indonesia di Sub...
 
Penilaian Situasi BSE di Irlandia - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 3 November 2020
Penilaian Situasi BSE di Irlandia - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 3 November 2020Penilaian Situasi BSE di Irlandia - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 3 November 2020
Penilaian Situasi BSE di Irlandia - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 3 November 2020
 
Penyebaran PMK Melalui Alat Angkut dan Peralatan - PKHKehani, BARANTAN - Bogo...
Penyebaran PMK Melalui Alat Angkut dan Peralatan - PKHKehani, BARANTAN - Bogo...Penyebaran PMK Melalui Alat Angkut dan Peralatan - PKHKehani, BARANTAN - Bogo...
Penyebaran PMK Melalui Alat Angkut dan Peralatan - PKHKehani, BARANTAN - Bogo...
 
Tindakan Pencegahan dan Pengendalian Untuk Meminimalkan Risiko Penyebaran ASF...
Tindakan Pencegahan dan Pengendalian Untuk Meminimalkan Risiko Penyebaran ASF...Tindakan Pencegahan dan Pengendalian Untuk Meminimalkan Risiko Penyebaran ASF...
Tindakan Pencegahan dan Pengendalian Untuk Meminimalkan Risiko Penyebaran ASF...
 
Wawasan Kesehatan Hewan Global - Pelatihan Medik Veteriner Karantina, BARANTA...
Wawasan Kesehatan Hewan Global - Pelatihan Medik Veteriner Karantina, BARANTA...Wawasan Kesehatan Hewan Global - Pelatihan Medik Veteriner Karantina, BARANTA...
Wawasan Kesehatan Hewan Global - Pelatihan Medik Veteriner Karantina, BARANTA...
 
Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...
Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...
Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...
 
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
 
Peringatan World Rabies Day - Pusvetma, Surabaya, 7 Oktober 2018
Peringatan World Rabies Day - Pusvetma, Surabaya, 7 Oktober 2018Peringatan World Rabies Day - Pusvetma, Surabaya, 7 Oktober 2018
Peringatan World Rabies Day - Pusvetma, Surabaya, 7 Oktober 2018
 
Laporan Hasil Australia On-site Review 6-15 Maret 2014 - Ditjen PKH, Kementan...
Laporan Hasil Australia On-site Review 6-15 Maret 2014 - Ditjen PKH, Kementan...Laporan Hasil Australia On-site Review 6-15 Maret 2014 - Ditjen PKH, Kementan...
Laporan Hasil Australia On-site Review 6-15 Maret 2014 - Ditjen PKH, Kementan...
 
PPT Situasi Pengendalian Rabies Nasional - pdhi 9Sep23.pptx
PPT Situasi Pengendalian Rabies Nasional - pdhi 9Sep23.pptxPPT Situasi Pengendalian Rabies Nasional - pdhi 9Sep23.pptx
PPT Situasi Pengendalian Rabies Nasional - pdhi 9Sep23.pptx
 
Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...
Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...
Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...
 
Manajemen Kedaruratan PMK - MEAT & LIVESTOCK AUSTRALIA (MLA) - 2 Juni 2022
Manajemen Kedaruratan PMK - MEAT & LIVESTOCK AUSTRALIA (MLA) - 2 Juni 2022Manajemen Kedaruratan PMK - MEAT & LIVESTOCK AUSTRALIA (MLA) - 2 Juni 2022
Manajemen Kedaruratan PMK - MEAT & LIVESTOCK AUSTRALIA (MLA) - 2 Juni 2022
 
Kompetensi Biosekuriti dan Kompartemen Bebas Penyakit di Balai Pembibitan Ter...
Kompetensi Biosekuriti dan Kompartemen Bebas Penyakit di Balai Pembibitan Ter...Kompetensi Biosekuriti dan Kompartemen Bebas Penyakit di Balai Pembibitan Ter...
Kompetensi Biosekuriti dan Kompartemen Bebas Penyakit di Balai Pembibitan Ter...
 

More from Tata Naipospos

Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
Tata Naipospos
 
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Tata Naipospos
 
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Tata Naipospos
 
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Tata Naipospos
 
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Tata Naipospos
 
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Tata Naipospos
 
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Tata Naipospos
 
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Tata Naipospos
 
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Tata Naipospos
 
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Tata Naipospos
 
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Tata Naipospos
 
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Tata Naipospos
 
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Tata Naipospos
 
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Tata Naipospos
 
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
Tata Naipospos
 
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Tata Naipospos
 
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Tata Naipospos
 
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Tata Naipospos
 
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Tata Naipospos
 
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Tata Naipospos
 

More from Tata Naipospos (20)

Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
 
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
 
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
 
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
 
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
 
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
 
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
 
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
 
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
 
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
 
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
 
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
 
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
 
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
 
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
 
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
 
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
 
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
 
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
 
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
 

Recently uploaded

Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
9.2. KISI-KISI SAJ Seni Budaya 2024 SHARE.pdf
9.2. KISI-KISI SAJ Seni Budaya 2024 SHARE.pdf9.2. KISI-KISI SAJ Seni Budaya 2024 SHARE.pdf
9.2. KISI-KISI SAJ Seni Budaya 2024 SHARE.pdf
YuniTriAstuti6
 
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGKERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
EviRohimah3
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
lastri261
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
johan199969
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
AndrianiWimarSarasWa1
 
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaiKonflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
muhammadmasyhuri9
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
Kurnia Fajar
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
TarkaTarka
 

Recently uploaded (20)

Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
9.2. KISI-KISI SAJ Seni Budaya 2024 SHARE.pdf
9.2. KISI-KISI SAJ Seni Budaya 2024 SHARE.pdf9.2. KISI-KISI SAJ Seni Budaya 2024 SHARE.pdf
9.2. KISI-KISI SAJ Seni Budaya 2024 SHARE.pdf
 
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGKERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
 
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaiKonflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 

Sistim Kesehatan Hewan dan Perbibitan Ternak Babi di Denmark - Ditkeswan - Jakarta, 7 November 2017

  • 1. Drh Tri Satya Putri Naipospos MPhil PhD SISTIM KESEHATAN HEWAN DAN PERBIBITAN TERNAK BABI DI DENMARK Hasil ‘On-site Review on Animal Health Status of Breeding Pigs in Denmark” 10-16 Desember 2017
  • 2. Denmark – Kepadatan ternak babi ■ Denmark adalah negara yang terdiri dari beberapa pulau dan semenanjung dengan batas hanya 70 km dari daratan Eropa (perbatasan antara Denmark- Jerman). ■ Denmark selama lebih dari satu abad memiliki kerjasama antara industri babi dan Otoritas Veteriner (Danish Veterinary of Food Administration/DVFA) dalam pencegahan, pengawasan, pengendalian dan pemberantasan penyakit hewan yang penting bagi manusia dan/atau hewan.
  • 3. Statistik peternakan di Denmark (2016) Spesies Jumlah peternak Jumlah ternak Sapi 17.576 1.567.213 Babi 8.707 13.384.992 Domba 6.687 148,226 Kambing 2.997 20.082 Fur 1.675 16.843.214 Ayam petelur 620 5.531.616 Ayam potong 304 26.887.273 Sumber: DVFA (2017)
  • 4. Denmark sebagai negara ekspotir babi ■ DENMARK menjadi salah satu negara produksi susu, daging babi dan pengembangbiakan babi terbesar di dunia ■ Dua juta ton daging babi diproduksi per tahun – menciptakan nilai ekspor sebesar €4 juta ■ Nilai ekspor tersebut merupakan dua pertiga dari seluruh daging babi yang diproduksi oleh Denmark ■ Denmark dapat dikatakan sebagai industri peternakan babi yang berorientasi ekspor terbesar di dunia
  • 5. Ekspor daging babi dan babi hidup Denmark
  • 6. Denmark – produsen babi ■ “Global leader” dalam produksi babi ■ Rata-rata produksi di atas 30 anak babi sapih per induk babi ■ Ekspor teknologi babi dengan konsep Denmark (edukasi, manajemen, teknologi kandang, biosekuriti dan kesehatan, genetik dan nutrisi) ke Vietnam dan Filippina ■ DanBred International adalah supplier berlisensi ‘DanAvl genetics’
  • 7. Denmark - Status PMK dan BSE ■ Negara dengan status bebas Penyakit Mulut dan Kuku tanpa vaksinasi berdasarkan Resolusi OIE No. 22 (85th General Session of World Assembly, Mei 2017). ■ Negara dengan status ‘BSE negligible risk’ berdasarkan Resolusi OIE No. 26 (85th General Session of World Assembly, Mei 2017)
  • 8. ‘DanAvl genetics’ ■ DanAvl adalah program perbibitan babi Denmark ■ DanAvL dikelola oleh Danish Pig Research Centre ■ Pengetahuan yang terdokumentasi dan pengalaman DanAvl yang dikembangkan sejak 1896 berkontribusi dalam menciptakan solusi genetik terbaik untuk babi-babi dengan produktivitas tinggi dan babi-babi bibit yang ‘top-quality’
  • 9. Perbibitan babi DanAvL • DanAvL merupakan salah satu sistim perbibitan babi yang paling efisien di dunia • DanAvl berkolaborasi dengan 25 pembibit (breeders) swasta yang memiliki total 45 peternakan
  • 10. Program genetik DanAvl ■ Program genetik DanAvl berbasis penggunaan hasil uji dari: – lebih 90.000 babi bibit dari 45 peternakan nukleus (nucleus herds); dan – lebih dari 5.100 calon pejantan hasil IB yang dievaluasi setiap tahun di stasiun pusat uji ■ 3.100 pejantan elit hasil IB yang berlokasi di 10 stasiun IB dan sekitar 150 peternakan multiplier (multiplier herds) berpartisipasi dalam program perbibitan babi dan berkontribusi terhadap perkembangan genetik yang cepat dan distribusinya ke peternakan-peternakan komersial
  • 11. Kelompok nukleus (nucleus herds) ■ DanAvl berkolaborasi dengan 45 peternakan nukleus yang memiliki total populasi induk babi 8.600 ekor ■ Distribusi induk babi sebagai berikut: – Danish Landrace sekitar 2800 ekor – Danish Yorkshire sekitar 2800 ekor – Danish Duroc sekitar 1900 ekor ■ 45 peternakan nukleus dengan 4 jenis babi bibit tersebut disetujui oleh National Committee for Pig Production
  • 12. Produksi peternakan nukleus Purebred jantan Purebred betina Crossbred GGP untuk perbaikan genetik lebih lanjut GGP untuk perbaikan genetik lebih lanjut GP pejantan untuk peternakan multiplier GP untuk peternakan multiplier P pejantan untuk peternakan produksi P pejantan untuk peternakan produksi, DanAvl LD dan YD
  • 13. Kelompok perbanyakan (multiplier herds) ■ DanAvl berkolaborasi dengan 150 peternakan multiplier yang semuanya disetujui oleh National Committee for Pig Production ■ Populasi induk babi pada peternakan multiplier sebanyak 53.500 ekor ■ Peternakan multiplier memproduksi F1 hybrid-LY/YL gilts dari Danish Landrace dan Danish Yorkshire untuk digunakan sebagai PS betina induk dalam produksi
  • 15. Sistim SPF Denmark ■ Sistim SPF Denmark adalah program kesehatan yang paling komprehensif di dunia untuk babi ■ Telah dikembangkan lebih dari 40 tahun terakhir oleh SPF-Denmark ■ 70% induk babi ditempatkan dalam kelompok peternakan produksi SPF ■ 98% induk babi pada ‘DanBred nucleus’ dan peternakan multiplier mengikuti sistim SPF
  • 16. Pencatatan ternak - Central Database (CHR) ▪ Dibangun pada tahun 1993, dimana perusahaan peternakan dan kelompok ternak dicatat ▪ Saat ini kelompok ternak sapi, babi, domba, kambing, rusa, unggas, hewan penghasil bulu (fur animal) dan hewan aquakultur dicatat dalam database ▪ Sejak 1998, semua individu sapi telah dicatat ▪ Sejak 2002 dan 2003, lalu lintas babi dan domba ditambah kambing telah dicatat.
  • 17. Notifikasi lalu lintas ternak babi ▪ Lalu lintas babi harus dinotifikasikan kepada Central Database (CHR) selambat-lambatnya 7 hari setelah kejadian ▪ Ini harus dilakukan oleh peternakan yang menerima babi ▪ Pada kasus dimana babi dilalulintaskan untuk ekspor, peternakan harus memberitahukan lalu lintas tersebut. Ini dapat dilakukan langsung dari peternakan, dari fasilitas isolasi ekspor atau dari pusat pengumpulan (assembly centre). ▪ Lalu lintas ke negara lain terutama dinotifikasi melalui portal-ekspor-DVFA (penggunaan kembali data TRACES)
  • 18. IDENTIFIKASI BABI – Kapan babi harus diberi ‘ear tag’ atau ‘tanda’? ▪ Babi harus diidentifikasi dengan 1 ‘ear tag’ sebelum meninggalkan peternakan asal ▪ Jika seekor babi kehilangan ‘ear tag’ harus diberi ‘ear tag’ baru dengan nomer yang sama atau dengan nomer peternakan dimana babi tersebut dipelihara pada saat kehilangan ‘ear tag’ ▪ Babi potong yang dikirim ke rumah potong hewan di Denmark dapat diberi tanda dengan cap tato sebagai ganti ‘ear tag’ ▪ ‘Ear tag’ berwarna kuning. Babi impor diberi tanda dengan ‘ear tag’ berwarna merah
  • 19. Status kesehatan hewan di Denmark No. Nama Penyakit Keterangan 1. Foot and Mouth Disease Bebas sejak 1983 2. Swine Vesicular Disease Tidak pernah dilaporkan 3. Rinderpest Kasus terakhir 1782 4. Peste de Petits Ruminants Tidak pernah dilaporkan 5. Contagious Bovine Pleuropneumonia Bebas sejak 1886 6. Lumpy Skin Disease Tidak pernah dilaporkan 7. Rift Valley Fever Tidak pernah dilaporkan 8. Blue tongue Kasus terakhir 2008 (BTV 8) 9. Sheep pox dan Goat Pox Kasus terakhir 1879 10. African Horse Sickness Tidak pernah dilaporkan 11. Classical Swine Fever Kasus terakhir 1933 12. Trichinella spp Kasus terakhir 1930 13. Transmissible gastroenteritis (TGE) Tidak pernah dilaporkan 14. Nipah Virus Encephalitis Tidak pernah dilaporkan 15. Transmissible Gastroentiritis Tidak pernah dilaporkan 16. Porcine Epidemic Diarrhea Tidak pernah dilaporkan
  • 20. Kegiatan surveilans No. Nama Penyakit Keterangan 1. Tuberculosis Bebas resmi sejak 1980 2. Brucella bovis Bebas resmi sejak 1980 3. Bovine Spongiform Encephalopathy Negligible risk OIE 2011 4. Bovine Virus Diarrhoea Hampir tereradikasi 5. Enzootic Bovine Leucosis Bebas resmi sejak 1991 6. Infectious Bovine Rhinotracheitis Bebas resmi sejak 1991 7. Salmonella Dublin Program eradikasi sedang berjalan 8. Brucella melitensis Tidak pernah dilaporkan 9. Brucella suis Wabah terakhir 1999 10. Bluetongue Bebas sejak 2011 11. Aujeszky;s Disease Bebas resmi sejak 1992
  • 21. Surveilans aktif dan pasif ■ Surveilans dilakukan dengan cara yaitu: (1) primer/pasif: notifikasi dan inspeksi oleh otoritas veteriner di rumah potong hewan, pasar hewan dan pameran ternak; (2) sekunder/aktif: surveilans serologis dan virulogis terhadap ternak yang akan dipotong, ternak untuk ekspor, ternak di pusat IB atau ternak di peternakan, dengan pengambilan sampel secara bertarget atau random
  • 22. Vaksinasi – penyakit-penyakit wajib lapor (notifiable diseases) ■ Larangan vaksinasi terhadap: – Foot and mouth disease – Classical swine fewer – Avian influenza pada unggas – Bluetongue – Lumpy Skin disease – Aujeszky’s disease – IBR – BVD ■ Program vaksinasi wajib (mandatory) – Newcastle disease ■ Program vaksinasi sukarela (voluntary) – Avian influenza pada unggas kebun binantang (H5N9)
  • 23. Inspeksi Kesehatan Hewan (Veterinary Control) ■ Inspeksi kesehatan hewan untuk ternak hidup: – Inspeksi berdasarkan risiko (risk based) di peternakan; – Inspeksi dalam kaitan dengan pemotongan hewan; – Inspeksi dalam kaitan dengan ekspor/perdagangan antar Negara Anggota EU (di peternakan atau di pusat-pusat pengumpulan); dan – Inspeksi dalam kaitan dengan transportasi ternak. ■ Inspeksi oleh DVFA mengikuti Regulasi European Union (EU) No. 882/2004 tentang pengendalian resmi yang harus dilakukan untuk memastikan verifikasi kepatuhan dengan aturan pakan dan pangan, kesehatan hewan dan kesejahteraan hewan.
  • 24. Veterinary Advisory Service Contract ■ Inspeksi kesehatan hewan di lapangan di seluruh wilayah Denmark, DVFA mewajibkan adanya kontrak antara peternakan dengan dokter hewan swasta dengan mekanisme Veterinary Advisory Service Contracts (VASC). ■ VASC adalah sistim kontrak antara seorang dokter hewan swasta dengan peternak. ■ Dokter hewan VASC melakukan kunjungan ke peternakan secara regular yaitu 2-12 kali bergantung kepada tipe kontrak dan tingkat kepatuhan ■ VASC ini wajib bagi peternakan babi dengan skala: – > 300 induk babi, babi betina muda atau babi pejantan – > 3.000 finishers (>30 kg) – > 6.000 post weaners (< 30 kg) ■ VASC ini sukarela untuk peternak kecil
  • 25. Frekuensi kunjungan VASC KESEHATAN HEWAN • Setiap kali kunjungan • Pengkajian klinis terhadap status kesehatan • Pengkajian terhadap Catatan yang dibuat peternak, pemberian pakan, kondisi kendang dlsbnya • Evaluasi efek pengobatan KESEJAHTERAAN HEWAN • Paling tidak dua kali setahun • Fokus: kondisi spesifik kelompok dan area tertentu yang diperlukan • Penilaian kemungkinan kesalahan BIOSEKURITI • Paling tidak satu kali setahun • Fokus: biosekuriti internal dan eksternal begitu juga biosekuriti zoonotik • Pengkajian rencana biosekuriti zoonotik – wajib (mandatory) di seluruh kelompok babl dengan VASC
  • 26. Classical swine fever ■ Surveilans klinis ■ Uji material patologik: 6 kali/minggu ■ Serologi • 2% dari induk babi potong (di peternakan atau ekspor) • Sampel karantina dari stasiun babi hutan • Sampel karantina dari babi yang diekspor Tahun Sampel 2014 30.844 2015 28.399 2016 41.842
  • 27. African swine fever • Analisis 3.511 sero-sampel pada 2011 – 3.423 sampel dari pembibit (breeders) dan peternakan perbanyakan (multifier farms) – 88 sampel dari Pusat IB babi hutan – 2 sampel positif lemah • Konfirmasi: PCR (negatif) Tahun Sampel 2011 3.511 2016 253
  • 28. Aujeszky’s disease • 2% induk babi yang dipotong (di rumah potong atau ekspor) • Sampel karantina dari stasiun babi hutan • Sampel karantina dari hewan ekspor Tahun Sampel 2014 31.968 2015 36.819 2016 48.051
  • 29. Porcine Reproductive and Respiratory Syndrome (PRRS) • PRRS merupakan penyakit yang wajib dilaporkan di Denmark (dalam hal diagnosis klinis) • Jumlah notifikasi: 6 (2015) dan 2 (2016) • Tidak ada program surveilans resmi untuk PRRS • Surveilans dilakukan sendiri oleh industri lewat sistim SPF • 50-70% kelompok babi di Demark seronegatif PRRS • Tidak ada program pemberantasan – ‘cost-benefit’ negatif • Vaksin tersedia dan digunakan Serologis 2016 # Sampel #Positif EU-IPT 6.345 3.579 US-IPT 6.118 3.495 EU-ELISA 39.064 8.415 US-ELISA 39.064 9.336 PRRS IDEXX 10.788 277
  • 30. Postweaning multisystemic wasting syndrome (PMWS) • Tidak merupakan penyakit yang wajib dilaporkan di Denmark • PCV2 endemik • Vaksin tersedia dan digunakan 2016 #Sampel #Positif PCR 1.410 411 Serologi 243 127
  • 31. Porcine Epidemic Diarrhea (PED) • Bagian dari surveilans rutin penyakit babi sampai dengan 2006 • Disebabkan oleh situasi PED di Amerika dan di beberapa Negara Anggota UE, surveilans serologik PED dilanjutkan pada 2014 untuk induk babi: ▪ Uji ELISA untuk deteksi baik strain Europa dan Amerika/Asia ▪ 3 bulan terakhir 2014: 2000 sampel diuji ▪ Industri membiayai surveilans pada 2015 dan 2016 dengan pengujian 350 sampel/bulan
  • 32. Diagram alur impor ternak hidup Perdagangan antar negara Uni Eropa Negara asal - Pengendalian kesehatan hewan dan sertifikasi Tidak ada ‘pengendalian perbatasan’ (border control) atau pengendalian di peternakan Karantina industri Sapi diuji terhadap: IBR EBL BVD S. Dublin Babi diuji terhadap: CSF ASF Aujeszky’s disease Brucellosis PRRS PED TGE SVD Trichinella
  • 33. Tindakan pencegahan melalui ekspor – pusat pengumpul (assembly centre) Transportasi nasionalEkspor
  • 34. Penggunaan antibiotik di Denmark ■ Denmark merupakan negara dengan rasio babi- manusia tertinggi di dunia ■ Penggunaan antibiotik dapat direfleksikan dari 5,7 juta penduduk dengan sekitar 13,3 juta ekor babi ■ Pada tahun 2014, penduduk Denmark mengkonsumsi total 53 ton antibiotik aktif, sedangkan babi 86 ton ■ Pada tahun 2007, kasus pertama terjadi pada manusia yang membawa strain MRSA berasal dari babi ■ MRSA biasanya tidak membahayakan bagi babi
  • 35. Perkembangan Resistensi Antibiotik di Denmark (sampai dengan 2010) ■ Sejak ditemukannya strain MRSA pertama kali di Denmark pada tahun 2007, industri peternakan babi melakukan perlawanan terhadap usulan untuk membersihkan produksi dari MRSA ■ Industri babi menempati 57% dari total ekspor babi hidup ke negara-negara Eropa lainnya dan ini merupakan sumber utama penyebaran ke seluruh Uni Eropa ■ Setiap tahun sekitar 190.000 ekor babi hidup diekspor untuk tujuan perbibitan ke 48 negara, dimana babi-babi tersebut merupakan puncak dari ‘breeding pyramid’ ■ Setidaknya 63% dari babi-babi bibit terinfeksi dengan MRSA, tanpa diketahui pembeli di luar negeri ■ Babi-babi tersebut tidak dicek terhadap LA-MRSA sebelum diekspor, dan peternak babi Denmark tidak mempunyai kewajiban untuk melaporkan LA-MRSA jika menghadapi pembeli
  • 36. Inisiatif industri ■ Antibiotik pemacu pertumbuhan (AGP) – Dihentikan secara sukarela pada finishers tahun 1998 – Dihentikan secara menyeluruh tahun 2000 ■ Cephalosporins – Dihentikan secara sukarela tahun 2010 untuk generasi 3 dan 4 cephalosporins pada produksi babi ■ Penggunaan sangat terbatas fluoroquinolones – Perundangan yang didukung secara kuat oleh industri ■ Sistim SPF
  • 37. Advis penjualan antibiotik – pelarangan penjualan ■ Dokter hewan dilarang untuk menjual antibiotik (kecuali pengobatan darurat 5 hari) ■ Kontrak antara produsen ternak dengan dokter hewan (Veterinary Advisory Service Contract) – Dokter hewan menulis resep untuk produsen – Farmasi menyerahkan produk obat – Producsen menyimpan antibiotik untuk 35 hari ■ Penghapusan insentif untuk peresepan yang terlalu banyak ■ Perubahan fokus kepada manajemen dan pencegahan
  • 38. Antimikroba hanya diberikan lewat peresepan di Denmark 1% 2 % 97 % Pabrik pakanDokter hewan VetStat database Beroperasi sejak 2000 Farmasi
  • 39. VETSTAT ■ VETSTAT dibangun pada tahun 1998, suatu sistim yang diimplementasikan untuk memonitor penggunaan antimikroba ■ Melalui pengumpulan catatan resep-resep dari farmasi veteriner, pabrik pakan, dokter hewan dan perusahaan swasta, sistim VETSTAT memastikan semua penggunaan antimikroba veteriner dicatat. ■ Pencatatan dilakukan pada tingkat spesies dan tingkat kelompok ■ Data mencakup informasi mengenai obat yang diresepkan, kelompok umur dan penyakitnya ■ Dokter hewan dan produsen dapat menggambarkan data untuk lokasi peternakannya, dan membandingkannya dengan rata-rata tingkat konsumsi nasional atau regional yang diukur dengan ‘Animal Daily Doses’ (ADD). ■ Hal ini juga memungkinkan bagi pemerintah untuk mengambil tindakan berdasarkan penggunaan antimikroba individu peternak untuk spesies tertentu
  • 40. Pengobatan antibiotik pada babi (2005-2015) - 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000 16,000 18,000 20,000 Kiloantimicrobials Dalam pakan Total pengobatan kelompok babi Dalam air minum Suntikan
  • 41. Antimikroba untuk manusia dan hewan (DANMAP 2016) -25% Resep antibakteri manusia Resep antibakteri veteriner Antimicrobial growth promoters
  • 42. Kartu kuning (yellow card) untuk babi Semua pengobatan antimikroba (ADD) misalnya untuk babi sapih dalam satu kelompok Jumlah babi sapi dalam kelompok Inisiatif ‘kartu kuning’ dirancang dengan menargetkan pengguna antimikroba tertinggi pada produksi babi Kelompok umur ADD Ambang batas* Babi sapih 15 kg 21,8 Finishers 50 kg 5,6 Induk babi + anak babi 200 kg 4,1 *Ambang batas diumumkan Maret 2017, imulai berlaku 31 Desember 2017 ADD = Dosis per ekor per hari
  • 43. Pengembangan lebih lanjut dari ‘kartu kuning’ 2010 Pengurangan konsumsi, menargetkan pengguna tinggi (high users) (menetapkan ambang batas) 2016/2017 Pengurangan konsumsi, menargetkan pengguna tinggi (menetapkan ambang batas) DAN Pengurangan antimikroba yang penting (faktor pengali) +
  • 44. Model yang mulai diimplementasikan tahun 2016/2017 ADD = Dosis per ekor per hari (BARU) Inisiatif ‘kartu kuning’ dirancang dengan menargetkan pengguna antimikroba tertinggi pada produksi babi dan mempromosikan penggunaan yang bertanggungjawab Klasifikasi antimikroba Faktor Fluoroqinolones, generasi 3 dan 4 cephalosporines, Colistin 10 Tetracyclines 1,5 Antimikroba lainnya 1,0 *Ambang batas diumumkan Maret 2017, iMulai berlaku pada 31 Desember 2017.
  • 45. • Aturan berlaku untuk semua dokter hewan dan peternak babi dengan kontrak (VASC) • Apabila dokter hewan memberikan resep pengobatan antibiotik untuk infeksi organ pernafasan atau pencernaan melalui pakan atau air minum, dokter hewan harus mengambil sampel untuk uji laboratorium – untuk memverifikasi diagnosis • Interval pengambilan sampel bergantung kepada kategori kepatuhan dari kontrak (VASC)
  • 46. Pengaturan tentang pengobatan kelompok babi ■ Suatu aturan untuk pengobatan kelompok babi melalui kontrak VASC diterbitkan pada Juni 2014 ■ Tujuan: Untuk membuat para dokter hewan memilih pengobatan yang paling efektif dan oleh karenanya mengurangi penggunaan antimikroba pada babi dalam upaya mempertahankan resistensi antimikroba pada tingkat yang rendah di Denmark
  • 47. ‘Health Requirement’ - PRRS ■ Tidak memperlihatkan gejala PRRS pada saat pengapalan ■ Tidak divaksinasi terhadap PRSS atau keturunan dari induk yang divaksinasi ■ Diuji dengan dua kali hasil negatif dengan interval tidak kurang dari 21 hari, uji kedua dilakukan 15 hari sebelum pengapalan