Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai sistim kesehatan hewan dan perbibitan ternak babi di Denmark dalam 3 kalimat. Denmark memiliki sistim kesehatan hewan babi dan perbibitan ternak babi yang sangat terstruktur dan terdokumentasi dengan baik untuk mendukung industri ekspor babi terbesar di dunia. Program perbibitan DanAvl dan sistim kesehatan SPF Denmark telah dikembangkan selama puluhan tahun untuk menjaga status kesehatan ternak
Materi ini berisi tentang pengertian genetika ternak, sejarah adanya genetika ternak dan ilmu-ilmu yang mendasarinya, serta penerapan ilmu genetika pada berbagai bidang termasuk ilmu peternakan. Materi ini disampaikan di Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Tulang Bawang Lampung.
Materi ini berisi tentang pengertian genetika ternak, sejarah adanya genetika ternak dan ilmu-ilmu yang mendasarinya, serta penerapan ilmu genetika pada berbagai bidang termasuk ilmu peternakan. Materi ini disampaikan di Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Tulang Bawang Lampung.
Menjelaskan berbagai penyakit non infeksius pada ternak. Merupakan materi penjelasan pembekalan pengabdian masyarakat mahasiswa Universitas Airlangga tahun 2010
Pyometra berasal dari dua kata, yaitu pyo yang artinya nanah dan metra yang artinya uterus. Pyometra merupakan penyakit dimana terjadi penimbunan nanah pada uterus akibat terjadinya endometritis kronis (Basyir, 2007).
Piometra menyebabkan gangguan reproduksi yang bersifat sementara (infertil) atau permanen (majir), dan dapat terjadi pada semua jenis hewan (Sayuti dkk., 2012).
Menjelaskan berbagai penyakit non infeksius pada ternak. Merupakan materi penjelasan pembekalan pengabdian masyarakat mahasiswa Universitas Airlangga tahun 2010
Pyometra berasal dari dua kata, yaitu pyo yang artinya nanah dan metra yang artinya uterus. Pyometra merupakan penyakit dimana terjadi penimbunan nanah pada uterus akibat terjadinya endometritis kronis (Basyir, 2007).
Piometra menyebabkan gangguan reproduksi yang bersifat sementara (infertil) atau permanen (majir), dan dapat terjadi pada semua jenis hewan (Sayuti dkk., 2012).
Konflik menurut Robbins, adalah suatu proses yang dimulai apabila satu pihak merasakan bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara negatif atau akan segera mempengaruhi secara negatif pihak lain
Sistim Kesehatan Hewan dan Perbibitan Ternak Babi di Denmark - Ditkeswan - Jakarta, 7 November 2017
1. Drh Tri Satya Putri Naipospos MPhil PhD
SISTIM KESEHATAN HEWAN
DAN PERBIBITAN TERNAK BABI
DI DENMARK
Hasil ‘On-site Review on Animal Health Status of
Breeding Pigs in Denmark” 10-16 Desember 2017
2. Denmark – Kepadatan ternak babi
■ Denmark adalah negara yang terdiri
dari beberapa pulau dan
semenanjung dengan batas hanya
70 km dari daratan Eropa
(perbatasan antara Denmark-
Jerman).
■ Denmark selama lebih dari satu
abad memiliki kerjasama antara
industri babi dan Otoritas Veteriner
(Danish Veterinary of Food
Administration/DVFA) dalam
pencegahan, pengawasan,
pengendalian dan pemberantasan
penyakit hewan yang penting bagi
manusia dan/atau hewan.
3. Statistik peternakan di
Denmark (2016)
Spesies Jumlah peternak Jumlah ternak
Sapi 17.576 1.567.213
Babi 8.707 13.384.992
Domba 6.687 148,226
Kambing 2.997 20.082
Fur 1.675 16.843.214
Ayam petelur 620 5.531.616
Ayam potong 304 26.887.273
Sumber: DVFA (2017)
4. Denmark sebagai negara
ekspotir babi
■ DENMARK menjadi salah satu negara produksi susu,
daging babi dan pengembangbiakan babi terbesar di
dunia
■ Dua juta ton daging babi diproduksi per tahun –
menciptakan nilai ekspor sebesar €4 juta
■ Nilai ekspor tersebut merupakan dua pertiga dari
seluruh daging babi yang diproduksi oleh Denmark
■ Denmark dapat dikatakan sebagai industri peternakan
babi yang berorientasi ekspor terbesar di dunia
6. Denmark – produsen babi
■ “Global leader” dalam produksi babi
■ Rata-rata produksi di atas 30 anak babi sapih
per induk babi
■ Ekspor teknologi babi dengan konsep Denmark
(edukasi, manajemen, teknologi kandang,
biosekuriti dan kesehatan, genetik dan nutrisi)
ke Vietnam dan Filippina
■ DanBred International adalah supplier berlisensi
‘DanAvl genetics’
7. Denmark - Status PMK dan BSE
■ Negara dengan status bebas
Penyakit Mulut dan Kuku
tanpa vaksinasi berdasarkan
Resolusi OIE No. 22 (85th
General Session of World
Assembly, Mei 2017).
■ Negara dengan status ‘BSE
negligible risk’ berdasarkan
Resolusi OIE No. 26 (85th
General Session of World
Assembly, Mei 2017)
8. ‘DanAvl genetics’
■ DanAvl adalah program perbibitan babi Denmark
■ DanAvL dikelola oleh Danish Pig Research Centre
■ Pengetahuan yang terdokumentasi dan pengalaman
DanAvl yang dikembangkan sejak 1896
berkontribusi dalam menciptakan solusi genetik
terbaik untuk babi-babi dengan produktivitas tinggi
dan babi-babi bibit yang ‘top-quality’
9. Perbibitan babi DanAvL
• DanAvL merupakan salah
satu sistim perbibitan babi
yang paling efisien di dunia
• DanAvl berkolaborasi dengan
25 pembibit (breeders)
swasta yang memiliki total 45
peternakan
10. Program genetik DanAvl
■ Program genetik DanAvl berbasis penggunaan hasil
uji dari:
– lebih 90.000 babi bibit dari 45 peternakan nukleus
(nucleus herds); dan
– lebih dari 5.100 calon pejantan hasil IB yang
dievaluasi setiap tahun di stasiun pusat uji
■ 3.100 pejantan elit hasil IB yang berlokasi di 10
stasiun IB dan sekitar 150 peternakan multiplier
(multiplier herds) berpartisipasi dalam program
perbibitan babi dan berkontribusi terhadap
perkembangan genetik yang cepat dan distribusinya
ke peternakan-peternakan komersial
11. Kelompok nukleus (nucleus herds)
■ DanAvl berkolaborasi dengan 45 peternakan
nukleus yang memiliki total populasi induk babi
8.600 ekor
■ Distribusi induk babi sebagai berikut:
– Danish Landrace sekitar 2800 ekor
– Danish Yorkshire sekitar 2800 ekor
– Danish Duroc sekitar 1900 ekor
■ 45 peternakan nukleus dengan 4 jenis babi bibit
tersebut disetujui oleh National Committee for Pig
Production
12. Produksi peternakan nukleus
Purebred jantan Purebred betina Crossbred
GGP untuk
perbaikan genetik
lebih lanjut
GGP untuk
perbaikan genetik
lebih lanjut
GP pejantan
untuk peternakan
multiplier
GP untuk
peternakan
multiplier
P pejantan untuk
peternakan
produksi
P pejantan untuk
peternakan
produksi, DanAvl
LD dan YD
13. Kelompok perbanyakan (multiplier
herds)
■ DanAvl berkolaborasi dengan 150 peternakan
multiplier yang semuanya disetujui oleh National
Committee for Pig Production
■ Populasi induk babi pada peternakan multiplier
sebanyak 53.500 ekor
■ Peternakan multiplier memproduksi F1 hybrid-LY/YL
gilts dari Danish Landrace dan Danish Yorkshire
untuk digunakan sebagai PS betina induk dalam
produksi
15. Sistim SPF Denmark
■ Sistim SPF Denmark adalah program kesehatan
yang paling komprehensif di dunia untuk babi
■ Telah dikembangkan lebih dari 40 tahun
terakhir oleh SPF-Denmark
■ 70% induk babi ditempatkan dalam kelompok
peternakan produksi SPF
■ 98% induk babi pada ‘DanBred nucleus’ dan
peternakan multiplier mengikuti sistim SPF
16. Pencatatan ternak - Central
Database (CHR)
▪ Dibangun pada tahun 1993, dimana perusahaan
peternakan dan kelompok ternak dicatat
▪ Saat ini kelompok ternak sapi, babi, domba,
kambing, rusa, unggas, hewan penghasil bulu (fur
animal) dan hewan aquakultur dicatat dalam
database
▪ Sejak 1998, semua individu sapi telah dicatat
▪ Sejak 2002 dan 2003, lalu lintas babi dan domba
ditambah kambing telah dicatat.
17. Notifikasi lalu lintas ternak babi
▪ Lalu lintas babi harus dinotifikasikan kepada Central
Database (CHR) selambat-lambatnya 7 hari setelah
kejadian
▪ Ini harus dilakukan oleh peternakan yang menerima babi
▪ Pada kasus dimana babi dilalulintaskan untuk ekspor,
peternakan harus memberitahukan lalu lintas tersebut.
Ini dapat dilakukan langsung dari peternakan, dari
fasilitas isolasi ekspor atau dari pusat pengumpulan
(assembly centre).
▪ Lalu lintas ke negara lain terutama dinotifikasi melalui
portal-ekspor-DVFA (penggunaan kembali data TRACES)
18. IDENTIFIKASI BABI – Kapan babi
harus diberi ‘ear tag’ atau ‘tanda’?
▪ Babi harus diidentifikasi dengan 1 ‘ear tag’ sebelum
meninggalkan peternakan asal
▪ Jika seekor babi kehilangan ‘ear tag’ harus diberi ‘ear tag’
baru dengan nomer yang sama atau dengan nomer
peternakan dimana babi tersebut dipelihara pada saat
kehilangan ‘ear tag’
▪ Babi potong yang dikirim ke rumah potong hewan di
Denmark dapat diberi tanda dengan cap tato sebagai
ganti ‘ear tag’
▪ ‘Ear tag’ berwarna kuning. Babi impor diberi tanda dengan
‘ear tag’ berwarna merah
19. Status kesehatan hewan di Denmark
No. Nama Penyakit Keterangan
1. Foot and Mouth Disease Bebas sejak 1983
2. Swine Vesicular Disease Tidak pernah dilaporkan
3. Rinderpest Kasus terakhir 1782
4. Peste de Petits Ruminants Tidak pernah dilaporkan
5. Contagious Bovine Pleuropneumonia Bebas sejak 1886
6. Lumpy Skin Disease Tidak pernah dilaporkan
7. Rift Valley Fever Tidak pernah dilaporkan
8. Blue tongue Kasus terakhir 2008 (BTV 8)
9. Sheep pox dan Goat Pox Kasus terakhir 1879
10. African Horse Sickness Tidak pernah dilaporkan
11. Classical Swine Fever Kasus terakhir 1933
12. Trichinella spp Kasus terakhir 1930
13. Transmissible gastroenteritis (TGE) Tidak pernah dilaporkan
14. Nipah Virus Encephalitis Tidak pernah dilaporkan
15. Transmissible Gastroentiritis Tidak pernah dilaporkan
16. Porcine Epidemic Diarrhea Tidak pernah dilaporkan
20. Kegiatan surveilans
No. Nama Penyakit Keterangan
1. Tuberculosis Bebas resmi sejak 1980
2. Brucella bovis Bebas resmi sejak 1980
3. Bovine Spongiform Encephalopathy Negligible risk OIE 2011
4. Bovine Virus Diarrhoea Hampir tereradikasi
5. Enzootic Bovine Leucosis Bebas resmi sejak 1991
6. Infectious Bovine Rhinotracheitis Bebas resmi sejak 1991
7. Salmonella Dublin Program eradikasi sedang berjalan
8. Brucella melitensis Tidak pernah dilaporkan
9. Brucella suis Wabah terakhir 1999
10. Bluetongue Bebas sejak 2011
11. Aujeszky;s Disease Bebas resmi sejak 1992
21. Surveilans aktif dan pasif
■ Surveilans dilakukan dengan cara yaitu:
(1) primer/pasif: notifikasi dan inspeksi oleh
otoritas veteriner di rumah potong hewan, pasar
hewan dan pameran ternak;
(2) sekunder/aktif: surveilans serologis dan
virulogis terhadap ternak yang akan dipotong,
ternak untuk ekspor, ternak di pusat IB atau
ternak di peternakan, dengan pengambilan
sampel secara bertarget atau random
23. Inspeksi Kesehatan Hewan
(Veterinary Control)
■ Inspeksi kesehatan hewan untuk ternak hidup:
– Inspeksi berdasarkan risiko (risk based) di peternakan;
– Inspeksi dalam kaitan dengan pemotongan hewan;
– Inspeksi dalam kaitan dengan ekspor/perdagangan antar
Negara Anggota EU (di peternakan atau di pusat-pusat
pengumpulan); dan
– Inspeksi dalam kaitan dengan transportasi ternak.
■ Inspeksi oleh DVFA mengikuti Regulasi European Union
(EU) No. 882/2004 tentang pengendalian resmi yang
harus dilakukan untuk memastikan verifikasi kepatuhan
dengan aturan pakan dan pangan, kesehatan hewan dan
kesejahteraan hewan.
24. Veterinary Advisory Service Contract
■ Inspeksi kesehatan hewan di lapangan di seluruh wilayah
Denmark, DVFA mewajibkan adanya kontrak antara peternakan
dengan dokter hewan swasta dengan mekanisme Veterinary
Advisory Service Contracts (VASC).
■ VASC adalah sistim kontrak antara seorang dokter hewan swasta
dengan peternak.
■ Dokter hewan VASC melakukan kunjungan ke peternakan secara
regular yaitu 2-12 kali bergantung kepada tipe kontrak dan
tingkat kepatuhan
■ VASC ini wajib bagi peternakan babi dengan skala:
– > 300 induk babi, babi betina muda atau babi pejantan
– > 3.000 finishers (>30 kg)
– > 6.000 post weaners (< 30 kg)
■ VASC ini sukarela untuk peternak kecil
25. Frekuensi kunjungan VASC
KESEHATAN HEWAN
• Setiap kali kunjungan
• Pengkajian klinis terhadap status kesehatan
• Pengkajian terhadap Catatan yang dibuat peternak, pemberian pakan,
kondisi kendang dlsbnya
• Evaluasi efek pengobatan
KESEJAHTERAAN HEWAN
• Paling tidak dua kali setahun
• Fokus: kondisi spesifik kelompok dan area tertentu yang diperlukan
• Penilaian kemungkinan kesalahan
BIOSEKURITI
• Paling tidak satu kali setahun
• Fokus: biosekuriti internal dan eksternal begitu juga biosekuriti zoonotik
• Pengkajian rencana biosekuriti zoonotik – wajib (mandatory) di seluruh
kelompok babl dengan VASC
26. Classical swine fever
■ Surveilans klinis
■ Uji material patologik: 6 kali/minggu
■ Serologi
• 2% dari induk babi potong (di peternakan atau
ekspor)
• Sampel karantina dari stasiun babi hutan
• Sampel karantina dari babi yang diekspor
Tahun Sampel
2014 30.844
2015 28.399
2016 41.842
27. African swine fever
• Analisis 3.511 sero-sampel pada 2011
– 3.423 sampel dari pembibit (breeders) dan
peternakan perbanyakan (multifier farms)
– 88 sampel dari Pusat IB babi hutan
– 2 sampel positif lemah
• Konfirmasi: PCR (negatif)
Tahun Sampel
2011 3.511
2016 253
28. Aujeszky’s disease
• 2% induk babi yang dipotong (di rumah potong
atau ekspor)
• Sampel karantina dari stasiun babi hutan
• Sampel karantina dari hewan ekspor
Tahun Sampel
2014 31.968
2015 36.819
2016 48.051
29. Porcine Reproductive and
Respiratory Syndrome (PRRS)
• PRRS merupakan penyakit yang wajib dilaporkan di Denmark
(dalam hal diagnosis klinis)
• Jumlah notifikasi: 6 (2015) dan 2 (2016)
• Tidak ada program surveilans resmi untuk PRRS
• Surveilans dilakukan sendiri oleh industri lewat sistim SPF
• 50-70% kelompok babi di Demark seronegatif PRRS
• Tidak ada program pemberantasan – ‘cost-benefit’ negatif
• Vaksin tersedia dan digunakan
Serologis 2016 # Sampel #Positif
EU-IPT 6.345 3.579
US-IPT 6.118 3.495
EU-ELISA 39.064 8.415
US-ELISA 39.064 9.336
PRRS IDEXX 10.788 277
30. Postweaning multisystemic
wasting syndrome (PMWS)
• Tidak merupakan penyakit yang wajib
dilaporkan di Denmark
• PCV2 endemik
• Vaksin tersedia dan digunakan
2016 #Sampel #Positif
PCR 1.410 411
Serologi 243 127
31. Porcine Epidemic Diarrhea (PED)
• Bagian dari surveilans rutin penyakit babi sampai
dengan 2006
• Disebabkan oleh situasi PED di Amerika dan di
beberapa Negara Anggota UE, surveilans serologik
PED dilanjutkan pada 2014 untuk induk babi:
▪ Uji ELISA untuk deteksi baik strain Europa dan
Amerika/Asia
▪ 3 bulan terakhir 2014: 2000 sampel diuji
▪ Industri membiayai surveilans pada 2015 dan 2016
dengan pengujian 350 sampel/bulan
32. Diagram alur impor ternak hidup
Perdagangan antar negara Uni Eropa
Negara asal - Pengendalian kesehatan
hewan dan sertifikasi
Tidak ada ‘pengendalian perbatasan’ (border
control) atau pengendalian di peternakan
Karantina industri
Sapi diuji terhadap:
IBR
EBL
BVD
S. Dublin
Babi diuji terhadap:
CSF
ASF
Aujeszky’s disease
Brucellosis
PRRS
PED
TGE
SVD
Trichinella
34. Penggunaan antibiotik di Denmark
■ Denmark merupakan negara dengan rasio babi-
manusia tertinggi di dunia
■ Penggunaan antibiotik dapat direfleksikan dari 5,7
juta penduduk dengan sekitar 13,3 juta ekor babi
■ Pada tahun 2014, penduduk Denmark
mengkonsumsi total 53 ton antibiotik aktif,
sedangkan babi 86 ton
■ Pada tahun 2007, kasus pertama terjadi pada
manusia yang membawa strain MRSA berasal dari
babi
■ MRSA biasanya tidak membahayakan bagi babi
35. Perkembangan Resistensi Antibiotik
di Denmark (sampai dengan 2010)
■ Sejak ditemukannya strain MRSA pertama kali di Denmark pada
tahun 2007, industri peternakan babi melakukan perlawanan
terhadap usulan untuk membersihkan produksi dari MRSA
■ Industri babi menempati 57% dari total ekspor babi hidup ke
negara-negara Eropa lainnya dan ini merupakan sumber utama
penyebaran ke seluruh Uni Eropa
■ Setiap tahun sekitar 190.000 ekor babi hidup diekspor untuk
tujuan perbibitan ke 48 negara, dimana babi-babi tersebut
merupakan puncak dari ‘breeding pyramid’
■ Setidaknya 63% dari babi-babi bibit terinfeksi dengan MRSA,
tanpa diketahui pembeli di luar negeri
■ Babi-babi tersebut tidak dicek terhadap LA-MRSA sebelum
diekspor, dan peternak babi Denmark tidak mempunyai
kewajiban untuk melaporkan LA-MRSA jika menghadapi pembeli
36. Inisiatif industri
■ Antibiotik pemacu pertumbuhan (AGP)
– Dihentikan secara sukarela pada finishers tahun 1998
– Dihentikan secara menyeluruh tahun 2000
■ Cephalosporins
– Dihentikan secara sukarela tahun 2010 untuk
generasi 3 dan 4 cephalosporins pada produksi babi
■ Penggunaan sangat terbatas fluoroquinolones
– Perundangan yang didukung secara kuat oleh industri
■ Sistim SPF
37. Advis penjualan antibiotik –
pelarangan penjualan
■ Dokter hewan dilarang untuk menjual antibiotik
(kecuali pengobatan darurat 5 hari)
■ Kontrak antara produsen ternak dengan dokter hewan
(Veterinary Advisory Service Contract)
– Dokter hewan menulis resep untuk produsen
– Farmasi menyerahkan produk obat
– Producsen menyimpan antibiotik untuk 35 hari
■ Penghapusan insentif untuk peresepan yang terlalu
banyak
■ Perubahan fokus kepada manajemen dan pencegahan
38. Antimikroba hanya diberikan
lewat peresepan di Denmark
1%
2 %
97 %
Pabrik pakanDokter hewan
VetStat database
Beroperasi sejak 2000
Farmasi
39. VETSTAT
■ VETSTAT dibangun pada tahun 1998, suatu sistim yang
diimplementasikan untuk memonitor penggunaan antimikroba
■ Melalui pengumpulan catatan resep-resep dari farmasi veteriner,
pabrik pakan, dokter hewan dan perusahaan swasta, sistim
VETSTAT memastikan semua penggunaan antimikroba veteriner
dicatat.
■ Pencatatan dilakukan pada tingkat spesies dan tingkat kelompok
■ Data mencakup informasi mengenai obat yang diresepkan,
kelompok umur dan penyakitnya
■ Dokter hewan dan produsen dapat menggambarkan data untuk
lokasi peternakannya, dan membandingkannya dengan rata-rata
tingkat konsumsi nasional atau regional yang diukur dengan
‘Animal Daily Doses’ (ADD).
■ Hal ini juga memungkinkan bagi pemerintah untuk mengambil
tindakan berdasarkan penggunaan antimikroba individu peternak
untuk spesies tertentu
40. Pengobatan antibiotik pada babi
(2005-2015)
-
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
16,000
18,000
20,000
Kiloantimicrobials
Dalam
pakan
Total pengobatan
kelompok babi
Dalam air
minum
Suntikan
41. Antimikroba untuk manusia
dan hewan (DANMAP 2016)
-25%
Resep antibakteri manusia Resep antibakteri veteriner Antimicrobial growth promoters
42. Kartu kuning (yellow card) untuk babi
Semua pengobatan antimikroba
(ADD) misalnya untuk babi sapih
dalam satu kelompok
Jumlah babi sapi dalam kelompok
Inisiatif ‘kartu kuning’
dirancang dengan
menargetkan pengguna
antimikroba tertinggi pada
produksi babi Kelompok umur ADD Ambang
batas*
Babi sapih 15 kg 21,8
Finishers 50 kg 5,6
Induk babi +
anak babi
200 kg 4,1
*Ambang batas diumumkan Maret 2017,
imulai berlaku 31 Desember 2017
ADD = Dosis per ekor per hari
43. Pengembangan lebih lanjut dari
‘kartu kuning’
2010
Pengurangan konsumsi,
menargetkan pengguna tinggi
(high users)
(menetapkan ambang batas)
2016/2017
Pengurangan konsumsi,
menargetkan pengguna tinggi
(menetapkan ambang batas)
DAN
Pengurangan antimikroba yang
penting
(faktor pengali)
+
44. Model yang mulai diimplementasikan
tahun 2016/2017
ADD = Dosis per ekor per hari (BARU)
Inisiatif ‘kartu kuning’
dirancang dengan
menargetkan pengguna
antimikroba tertinggi pada
produksi babi dan
mempromosikan
penggunaan yang
bertanggungjawab
Klasifikasi antimikroba Faktor
Fluoroqinolones, generasi 3 dan
4 cephalosporines, Colistin
10
Tetracyclines 1,5
Antimikroba lainnya 1,0
*Ambang batas diumumkan Maret 2017,
iMulai berlaku pada 31 Desember 2017.
45. • Aturan berlaku untuk semua dokter hewan dan
peternak babi dengan kontrak (VASC)
• Apabila dokter hewan memberikan resep
pengobatan antibiotik untuk infeksi organ
pernafasan atau pencernaan melalui pakan atau
air minum, dokter hewan harus mengambil
sampel untuk uji laboratorium – untuk
memverifikasi diagnosis
• Interval pengambilan sampel bergantung kepada
kategori kepatuhan dari kontrak (VASC)
46. Pengaturan tentang pengobatan
kelompok babi
■ Suatu aturan untuk pengobatan kelompok babi
melalui kontrak VASC diterbitkan pada Juni 2014
■ Tujuan:
Untuk membuat para dokter hewan memilih
pengobatan yang paling efektif dan oleh karenanya
mengurangi penggunaan antimikroba pada babi dalam
upaya mempertahankan resistensi antimikroba pada
tingkat yang rendah di Denmark
47. ‘Health Requirement’ - PRRS
■ Tidak memperlihatkan gejala PRRS pada saat pengapalan
■ Tidak divaksinasi terhadap PRSS atau keturunan dari induk yang
divaksinasi
■ Diuji dengan dua kali hasil negatif dengan interval tidak kurang
dari 21 hari, uji kedua dilakukan 15 hari sebelum pengapalan