Dokumen tersebut membahas tentang pola keruangan desa dan kota, termasuk pengertian desa, ciri-ciri desa, unsur-unsur desa, potensi desa, fungsi desa, klasifikasi desa, dan pola pemukiman desa.
1. INTERAKSI KERUANGAN
DESA dan KOTA
4
MATERI
Pengertian Desa dan Kota
Struktur Ruang Desa dan Kota
Interaksi Desa-Kota
Konflik Pemanfatan Lahan Pemukiman
Dampak Pemukiman Terhadap Lingkungan
2. Kompetensi Dasar
3.2 Menganalisis struktur keruangan desa
dan kota, interaksi desa dan kota, serta
kaitannya dengan usaha pemerataan
pembangunan
3. Tujuan Pembelajaran :
Setelah mengikuti proses pembelajaran,
peserta didik diharapkan dapat:
Menjelaskan pengertian desa
Menjelaskan ciri – ciri desa
Menjelaskan unsur – unsur desa.
Menjelaskan potensi desa
Menjelaskan fungsi desa
10. POLA TATA RUANG DESA
Sangat sederhana,
Letak rumah di kelilingi
pekarangan cukup luas,
Jarak antara rumah satu
dengan lain cukup
longgar,
Setiap rumah
mempunyai halaman,
Sawah dan ladang di
luar perkampungan.
11. Desa memiliki istilah yang beraneka
ragam, diantaranya :
Pengertian
DESA dan KOTA
A
Di Aceh = Gampong
Di Tapanuli = Huta
Di Sumatera Barat = Nagari
Di Bali = Bajar
Di Sulawesi Selatan = Wanus
12. PENGERTIAN DESA
1. Menurut Prof Dr. R Bintarto
Desa : Suatu perwujutan geografi yang ditimbulkan
oleh unsur fisiografis, sosial, ekonomi, politik
dan kultur yang terdapat di daerah yang
bersangkutan dalam hubunganya dan pengaruh
timbal balik dengan daerah lain.
2. Menurut UU No. 22 th. 1948. Pasal 1.
Desa : Daerah yang terdiri dari satu atau lebih dusun
yang digabungkan shg merupakan suatu
daerah yang memiliki syarat -syarat cukup untuk
berdiri menjadi daerah otonom yang berhak
mengatur rumah tangga sendiri.
3. Menurut UU No. 5 th. 1979.
Desa : Suatu wilayah yang ditempati sejumlah
penduduk yang mempunyai organisasi pemerintahan
yang terendah langsung dibawah camat.
SUMBER: 114.141.57.234/suparjo/wp.../01/POLA-DESA.ppt
17. • Sutardjo Kartohadikusumo, Desa
merupakan suatu kesatuan hukum dimana
bertempat tingal suatu masyarakat yang
berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri
Pengertian
DESA dan KOTA
A
• William Ogburn dan M.F. Nimkoff, Desa
adalah kseluruhan organisasi kehidupan sosial
di dalam daerah terbatas
18. • Paul H Landis, Desa merupakan suatu
wilayah yang penduduknya kurang dari 25.000
jiwa dengan ciri-ciri :
• Mempunyai pergaulan hidup yang saling
mengenal
• Adanya ikatan perasaan yang sama
tentang kebiasaan
• Cara berusaha bersifat agraris dan
sangat dipenagruhi faktor alam
19. • Desa memiliki karakteristik tersendiri,
seperti :
Pengertian
DESA dan KOTA
A
Ciri-ciri
Unsur-Unsur
Potensi
Klasifikasi
DESA
20. 1. Mata pencahrian
penduduk agraris
2. Perbandingan
lahan dengan
jumlah penduduk
besar
3. Hubungan antar
warga relatif akrab
4. Tradisi masih kuat
Ciri-ciri DESA
21. Terdapat lahan produktif
dan tidak produktif,
beserta pemanfaatannya
Termasuk juga unsur
lokasi, luas, da batas
yang merupakan
lingkungan geografis
setempat
Pengertian
DESA dan KOTA
A
Unsur-Unsur
Daerah
Penduduk
Tata Kelakuan
23. Berupa pola pergaulan
masyarakat, adat
istiadat, ikatan
kekeluargaan, dan juga
menyangkut seluk beluk
kehidupan masyarakat
Unsur-Unsur
Daerah
Penduduk
Tata Kelakuan
24. Terdiri dari :
Tanah
Air
Iklim
Ternak
Potensi
Fisik
Nonfisik
25. Terdiri dari :
Masyarakat desa
Lembaga-
lembaga sosial
Aparatur atau
pamong desa
Potensi
Fisik
Nonfisik
26. Fungsi Desa :
Sebagai hinterland atau pemasok
kebutuhan pangan kota
Sumber tenaga kerja kasar bagi
kota
Mitra pembangunan bagi kota
Sebagai bentuk pemerintahan
terkecil dalam negara
27. KLASIFIKASI DESA
1. Berdasarkan potensi wilayah.
a. Desa berpotensi tnggi
- Tanah subur
- Topografi datar
- Irigasi teknis
- kemungkinan berkembang tinggi.
b. Desa berpotensi Sedang
- kesuburan tanah sedang
- Topografi agak rata.
- Irigasi semi teknis
- Kemungkinan berkembang masih ada.
c. Desa berpotensi rendah
- Tanah tidak subur
- Topografi berbukit
- Air sulit
- Sulit berkembang
SUMBER: 114.141.57.234/suparjo/wp.../01/POLA-DESA.ppt
28. 2. Berdasarkan perkembangannya
a. Desa Tradisional :
- masyarakatnya terdiri dari masyarakat terasing
- kehidupannya tergantung pada alam.
b. Desa Swadaya :
- Kondisi relatif statis
- Masyasarakat tergantung pada ketrampilan dan
kemampuan pemimpin.
- Susunan kelas bersifat vertikal dan statis.
- Kedudukan seseorang dinilai berdasarkan keturunan dan
pemilikan tanah.
c. Desa Swakarya / peralihan
- desa mulai kemajuan/ perkembangan.
- Mobilitas sosial mulai ada.
- Penilaian seseorang berdsarkan jasa, ketrampilan,
karya.
- Masyarakat tidak sepenuhnya tergantung pada
pimpinan.
SUMBER: 114.141.57.234/suparjo/wp.../01/POLA-DESA.ppt
29. d. Swasembada
- Masyarakatnya sudah maju
- Sudah mengenal mekanisme ,tehnologi dan ilmu
pertanian.
- partisipasi masyarakat dalam pembangunan sudah
efektif.
- penilaian seseorang berdasarkan ketrampilan.
- sudah ada penanaman modal.
SUMBER: 114.141.57.234/suparjo/wp.../01/POLA-DESA.ppt
30. POLA PERSEBARAN DAN PEMUKIMAN DESA
Pengertian
Pola persebaran desa : menggrombolnya atau saling
menjauhinya antara desa satu dengan desa yang lain.
Faktor yang mempengaruhi persebaran desa
a. Sumber air : pemukiman kebanyakan berdekatan dengan
daerah air, karena merupakan kebutuan yang
vital.
b. Kesuburan tanah : orang akan memilih tanah yang ideal
untuk pertanian dan perternakan.
c. Jalan raya : merupakan tempat yang setrategi untuk
pemukiman.
d. Relief : orang akan memilih tempat untuk
pemukiman pada daerah yang datar, karena
untuk dikembangkan.
e. Bahan bangunan : orang akan mendirikan rumah didaerah
yang mudah mencari bahan
31. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup
diluar kawasan lindung, baik berupa kawasan
perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi
sebagagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan
hunian dan tempat kegiatan yang mendukung
perikehidupan dan penghidupan. Sedangkan
Penduduk adalah orang-orang yang berada di dalam
suatu wilayah yang terikat oleh aturan-aturan yang
berlaku dan salingberinteraksi satu sama lain secara
terus menerus/kontinu. Dalamsosiologi, penduduk
adalah kumpulan manusia yang menempatiwilayah
geografi dan ruang tertentu.
32. Pola pemukiman adalah tempat manusia bermukim dan
melakukan aktivitas sehari-hari. Bentuk penyebaran penduduk
dapat dilihat berdasarkan kondisi alam dan aktivitas penduduk.
Faktor yang mempengaruhi perbedaan pola pemukiman
Penduduk antara lain:
1. Relief/Bentuk permukaan bumi terdiri dari relief-relief seperti
pegunungan, dataran rendah, pantai, dan perbukitan.
2. Kesuburan Tanah.
Pola pemukiman dipengaruhi juga oleh kesuburan tanah.
Kesuburan tanah berbeda-beda di setiap tempat. Masyarakat
cenderung tinggal di daerah yang memiliki kesuburan tanah,
seperti di daerah pedesaan.
3. Iklim.
Keadaan iklim juga mempengaruhi pola pemukiman
penduduk. Misalnya intensitas radiasi matahari dan suhu di
masing-masing daerah.
33. Di daerah pegunungan yang bersuhu dingin,
pemukiman penduduk cenderung merapat,
sedangkan di daerah pantai yang bersuhu panas,
pemukiman cenderung merenggang.
34. 4. Kultur Penduduk.
Budaya penduduk mempengaruhi pola
pemukiman penduduk. Suku Badui di
Banten, Suku Dayak di Kalimantan
cenderung memiliki pemukiman
berkelompok.
35. POLA PEMUKIMAN DESA
1. Pola Permukiman Mengelompok/Memusat
(Nucleated Agricultural Village community)
Biasanya di pegunungan dan penduduk berasal
dari satu keturunan, pemilikan tanah secara
berkelompok dan hidup secara bergotong
royong, pemekaran pemukiman ke seluruh
jurusan tanpa rencana.
Permukiman
Kawasan
Industri
Arah
pengembangan
41. 3. Pola Mengelilingi Fasilitas Tertentu
( Danau, waduk, Pasar )
Permukiman
Penduduk
Fasilitas yang ada
Kawasan
Industri Kecil
42. 4. Pola Permukiman Menyebar (Open Country or
Tride Center Community)
Pada umumnya terdapat di daerah pegunungan atau
daerah dataran tinggi yang berelief kasar, dan terkadang
daerahnya terisolir.
43. Pola Permukiman Desa di Indonesia
a. Memanjang jalan, sungai, pantai dan
jalan kereta api di dataran rendah
b. Radial di wilayah pegunungan
c. Tersebar di wilayah perbukitan
Tersebar Radial Linier
44. Bentuk/Pola pemukiman Desa
Pola Desa menurut R. Bintarto
1. Memanjang jalan : susunan desa yang mengikuti
jalur jalan raya, dan biasanya terdapat di dataran
rendah.
Desa desa
desa
jalan
45. 2. Memanjang sungai : pola desa yang terdapat di kanan
kiri sungai yang airnya dapat
dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan
desa
sungai desa
SUMBER: 114.141.57.234/suparjo/wp.../01/POLA-DESA.ppt
46. 3. Pola Pemukiman radial : pola ini ada di daerah gunung
api, biasanya ada dikanan kiri
sungai
desa
desa sungai
SUMBER: 114.141.57.234/suparjo/wp.../01/POLA-DESA.ppt
47. 4. Pola desa tersebar : pola ini ada di daerah kapur, antara desa
satu dengan yang lain dihubungkan oleh jalan setapak,
desa ini ada dilembah uvala yang dekat dengan air
des
a
de
sa
jalan
SUMBER: 114.141.57.234/suparjo/wp.../01/POLA-DESA.ppt
48. 5. Pola desa memanjang pantai : pola desa ini ada di pantai landai,
yang masyarakatnya mempunyai matapencaharian
sebai nelayan.
----------- ------========laut===---
======---===
---------===== desa
desa desa
daratan
SUMBER: 114.141.57.234/suparjo/wp.../01/POLA-DESA.ppt
49. 6. Pola desa memanjang pantai dan sejajar rel kereta api : pola ini
ada di pantai landai dan masyarakatnya nelayan.
---======--=====laut-----===----====
=====----========
desa desa desa
Rel kereta api
SUMBER: 114.141.57.234/suparjo/wp.../01/POLA-DESA.ppt
50. Pola desa menurut Daldjoeni
1. Pola desa memanjang pantai :
- bentuk ini ada di pantai landai
- mata pencaharia penduduk nelayan,
perdagangan, perkebunan kelapa.
- jika ada indutri adalah indutri kecil yang
letaknya dekat pemukiman.
====-----======--=-=-== laut =====-
---===---==--===
-- ----==--==
dasa desa desa
industri industri
industri
SUMBER: 114.141.57.234/suparjo/wp.../01/POLA-DESA.ppt
51. 2. Pola desa terpusat
- pola ini ada didaerah pegunungan
- faktor yang mendorong pola ini gotong royong.
- penduduk terdiri dari satu keturunan
- perkembang desa kesegala arah
perkembangan desa
industri industri
Pe
mu
kim
an
SUMBER: 114.141.57.234/suparjo/wp.../01/POLA-DESA.ppt
52. 3. Pola desa mengelilingi fasilitas
Perkembangan desa
fasilitas
industri
Pemukiman dan Lahan pertanian
SUMBER: 114.141.57.234/suparjo/wp.../01/POLA-DESA.ppt
53. 4. Pola desa linier : - ada di dataran rendah ,pemukiman
sejajar jalan,perkembangan searah jalan,industri kecil
berkembang sejajar jln dibelakang pemukiman, dibuat jln
melingkar
industri
pemukiman
industri
jalan
pemukiman
Lahan pertanian
jalan
SUMBER: 114.141.57.234/suparjo/wp.../01/POLA-DESA.ppt
55. Tingkat kemajuan Desa
dipengaruhi oleh :
Pengertian
DESA dan KOTA
A
Klasifikasi
Potensi Desa
Interaksi Desa-Kota
Lokasi Desa
56. Berdasarkan tingkat
pembangunan dan
kemampuan
mengembangkan potensi-
potensi yang dimiliki, desa
dibedakan menjadi :
Pengertian
DESA dan KOTA
A
Klasifikasi
Desa Swadaya
Desa Swakarya
Desa Swasembada
57. Kota adalah bentang
budaya yang ditimbulkan
oleh unsur-unsur alami
dan nonalami dengan
gejala pemusatan
penduduk yang cukup
besar dengan corak
kehidupan yang bersifat
hetrogen dan materialistis
(R. Bintarto)
Pengertian
DESA dan KOTA
A
58. Untuk menentukan
apakah suatu wilayah
kota atau tidak
digunakan indikator
atau ciri sebagai berikut
:
Pengertian
DESA dan KOTA
A
Ada pasar dan pertokoan
Tempat-tempat parkir
Tempat rekreasi dan Olahraga
59. Struktur keruangan
desa dibedaqkan
menjadi yaitu :
Struktur Keruangan
DESA dan KOTA
B
Fungsi Sosial
Fungsi Ekonomi
60. Bentuk perkampungan
di desa memiliki pola
yang berbeda
Hal dipengaruh oleh :
Struktur Keruangan
DESA dan KOTA
B
Kondisi Geografis
Sarana Trasnportasi
Kondisi Topografi
61. Berdarkan faktor
tersebut Pola
pemukiman desa
dibedakan menjadi :
Struktur Keruangan
DESA dan KOTA
B
Memanjang
Memusat
Terpencar
68. Dalam Struktur Tata Ruang
Kota harus ada lahan :
Perkantoran, permukiman,
pendidikan, pasar,
pertokoan,
Jalur-jalur jalan yang
menghubungkan kota
dengan tempat lainnya.
Taman kota, alun-alun,
lapangan olahraga, dsb.
Struktur Keruangan
KOTA
B
69. DEFINISI KOTA
(MENURUT PROF BINTARTO)
Kota adalah suatu sistem jaringan kehidupan manusia
yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi,
strata sosial ekonomi yg heterogen, dan kehidupan yang
materialistis.
Kota merupakan wilayah yang sebagian besar
arealnya merupakan hasil budaya manusia
(cultural Landscape), pemusatan penduduk
yang tinggi dengan mata pencaharian di luar
sektor pertanian.
Kota dicirikan oleh adanya prasarana
perkotaan, seperti bangunan pemerintahan,
rumah sakit, sekolah, pasar, taman, alun-alun
serta sarana transportasi yang lengkap.
70. CIRI-CIRI KOTA
Ciri-ciri Fisik :
1. Terdapat sarana
perekonomian
2. Tempat parkir memadai
3. Sarana rekreasi yang
baik
4. Terdapat alun-alun
5. Adanya gedung
perkantoran dan
perdagangan
Ciri-ciri sosial
1. Adanya heterogelitas sosial
2. Masyarakat individualistik
dan egois
3. Hubungan sosial bersifat
gesselshaft
4. Matapencaharian non
agraris
5. Adanya segregasi
keruangan
6. Kesenjangan ekonomi dan
sosial
7. Norma agama pudar
8. Kekerabatan pudar
72. STRUKTUR RUANG KOTA
Berbagai teori telah dikembangkan untuk
menggambarkan dan menjelaskan struktur
ruang kota berkaitan dengan pola
penggunaan lahan dan distrbusi kelompok
populasi di dalam kota.
Teori-teori tersebut adalah sebagai berikut :
73. (Ernest W. Burgess)
1. ZONA PUSAT DAERAH
KEGIATAN / PDK
2. ZONA PERALIHAN / TRANSISI
3. ZONA PERMUKIMAN KELAS
PROLETAR/WORKINGMENS
WORK
4. ZONA PERMUKIMAN KELAS
MENENGAH/RESIDENTATIAL
ZONE
5. ZONA PENGLAJU
74. 1. Zone Pusat Daerah Kegiatan / CBD (Central Business District)
Terdapat toko toko besar, kantor bertingkat, bank, rumah makan, museum dll.
2. Zone Peralihan / Zone Transisi
Merupakan daerah yang terikat dengan PDK.
Penduduk tidak stabil dalam hal sosial ekonomi dan tempat tinggal, merupakan
daerah miskin.
Rencana pengembangan kota, daerah ini akan dirubah memjadi daerah yang
lebih baik (untuk kompleks perhotelan, tempat parkir, jalan penghubung inti kota
dan daerah luar)
3. Zone Pemukiman Kelas Proletar
perumahan sedikit lebih baik daripada di Zone peralihan.
Didiami oleh pekerja – pekerja yang kurang mampu, rumah kecil,
zone ini dikenal dengan istilah Workingmen’s Home
75. 4. Zone pemukiman kelas Menengah / Residentatial Zone
Merupakan kompleks perumahan dari para karyawan
kelas menengah dengan keahlian tertentu,
Rumah – rumahnya lebih baik dibanding dengan Daerah
Kelas Proletar
5. Zone Penglaju / Commuters
Merupakan daerah yang sudah memasuki daerah
belakang / hinterland .
Penduduk bekerja di kota, pagi berangkat bekerja dan
sore hari pulang dari bekerja Penglaju
76. TEORI SEKTORAL Homer Hoyt
( Ekonom , Amerika, 1930 )
- Pola penggunaan lahan cenderung bersifat sektoral dan bukan
Lingkaran konsentris
- Penduduk kelas atas, cenderung menempati lahan di sepanjang
jalur transportasi utama dari DPK/CBD ke daerah – daerah yang
dapat diakses, sehingga dengan demikian sektor-sektor
(lingkungan suatu usaha) cenderung berbentuk irisan kue yang
menjalur dari DPK/CBD ke pinggiran kota.
1. Zona pusat daerah kegiatan
2. Zona dimana terdapat grossier
dan manufaktur
3. Zona daerah permukiman
kelas rendah
4. Zona daerah permukiman
kelas menengah
5. Zona permukiman kelas tinggi
77. Manufactur : cabang industri yang mengaplikasikan mesin,
peralatan, tenaga kerja untuk mengubah bahan mentah
menjadi barang jadi yang memiliki nilai jual.
Grossier : Penjualan barang kepada pengecer
78. 1. Zona Pusat Daerah Kegiatan
2. Zona terdapat Grossier dan manufaktur
3. Zona daerah Permukiman Tingkat Rendah
4. Zona Permukiman Kelas Menengah
5. Zona Permukiman Kelas Tinggi
6. Zona Manufaktur Berat
7. Zona Daerah di luar PDK
8. Zona Permukiman Suburb (perumahan
pinggir kota)
9. Zona Industri suburb
TEORI INTI GANDA
( The Multiple Nuclei theory)
Harris dan Edward Ulman
- Kota – kota cenderung tumbuh di sekitar beberapa pusat
pertumbuhan, sehingga terbentuklah nukleus atau kutub
pertumbuhan.
79. Teori Poros Babcock (1932)
Menekankan pada peranan transportasi dalam memengaruhi
struktur keruangan kota.
80.
81. Daya tarik dari luar adalah pada daera-daerah di mana
kegiatan ekonomi banyak menonjol, yaitu di sekitar
pelabuhan dan di sekitar hinterland yang subur.
82. - Pusat-pusat kota lain yang berfunfsi sebagai kota industri
dan kota dagang mempunyai daya tarik di bidang usaha.- -
-Daerah – daerah di ekitar rekreasi juga menarik penduduk
kota keluar.
83. - Pemekaran kota berjalan ke segala arah , kota cepat
menjadi besar / kota metropolitan , daerah sekitarnya
juga bisa timbul kota – kota satelit.
84. Interaksi Wilayah
DESA dan KOTA
• Interaksi merupakan suatu hubungan timbal balik
yang saling berpengaruh antara dua wilayah atau
lebih, yang dapat menimbulkan gejala,
kenampakan atau permasalahan baru
• Perbedaan karakteristik mengakibatkan terjadinya
interaksi antar wilayah sebagai berikut :
• Wilayah yang saling melengkapi (Regional Complementarity)
• Wilayah yang saling berintervensi (Interventing Opportunity)
• Adanya kemudahan transfer atau pemindahan ruang
(Spatial Transfer Ability)
85. Interaksi Wilayah
DESA dan KOTA
C
Wilayah yang saling melengkapi
(Regional Complementary)
Wilayah A
Surplus sumber daya X
Minus sumber daya Y
Minus sumber daya Z
Wilayah B
Minus sumber daya X
Surplus sumber daya Y
Minus sumber daya Z
Wilayah c
Minus sumber daya X
Minus sumber daya Y
Surplus sumber daya Z
86. Wilayah yang saling berintervensi
( Intervening Opportunity)
Wilayah A
Surplus sumber daya X
Minus sumber daya Y
Wilayah B
Surplus sumber daya Y
Minus sumber daya x
Wilayah C
Surplus sumber daya X
Surplus sumber daya Y
87. Adanya kemudahan transfer atau pemindahan ruang
(Spatial Transfer Ability )
Faktor lain yang mempengaruhi pola
interaksi wilayah adanya kemudahan
pemindahan dalam ruang yang bergantung
pada :
• Jarak mutlak dan relatif antar tiap wilayah
• Biaya angkut
• Jarak mutlak dan relatif antar tiap wilayah
88. Interaksi Wilayah
DESA dan KOTA
C
• Kekuatan Interaksi antar
wilayah dapat dianlisis
dengan menggunakan
TEORI GRAVITASI dari
REIlLY
• Kekuatan interaksi antar
wilayah dapat ditentukan
dengan memperhatikan
JUMLAH PENDUDUK
dan JARAK antar
wilayah tersebut
91. Keterangan :
G : besarnya gaya gravitasi
antara 2 buah benda (cm/detik²)
g : tetapan gravitasi Newton,
besarnya 6.167 x 10-8 cm³/ gram
detik²
m1 : massa benda 1 (dalam gram)
m2 : massa benda 2 (dalam gram)
d1.2 : jarak benda (dalam cm)
93. Model matematika dari teori Gravitasi Newton
kemudian diterapkan dalam bidang Geografi
untuk mengukur kekuatan interaksi keruangan
antara 2 wilayah atau lebih oleh WJ. REILLY
(19290
2
A.B
B
A
A.B
d
P
P
k
I
IA.B = Kekuatan interaksi antara region A
dan B
k = Nilai konstanta empiris, biasanya 1
PA = Jumlah penduduk region A
PB = Jumlah penduduk region B
dA.B = Jarak mutlak yang menghubung
kan region A dan B
94. Contoh :
Ada tiga buah kota, yaitu kota A, B, dan C.
Jumlah penduduk Kota A sebanyak 20.000 orang
Jumlah penduduk Kota B sebanyak 10.000 orang
Jumlah penduduk kota C sebanyak 30.000 orang.
Jarak kota A ke kota B adalah 50 km,
sedangkan jarak dari kota B ke kota C adalah 100
km.
Pertanyaannya, manakah dari ketiga kota
tersebut yang lebih besar kekuatan interaksinya?
Apakah antara Kota A dan Kota B atau antara
Kota B dan Kota C?
95. Jawab:
a). Interaksi antara kota A dan kota B :
IAB = k . PA.PB = 1. (20.000).(10.000)
(dAB)2 (50)²
= 80.000
96. b). Interaksi antara kota B dan kota C :
IBC = k . PB.PC = 1 . (10.000).(30.000)
(dBC) (100)²
= 300.000.000 = 30.000
10.000
Apabila kita bandingkan Kekuatan Interaksi antara
Kota A dan Kota B , maka :
= 80.000 : 30.000
= 8 : 3
98. SOAL
Ada tiga kota, yaitu kota P, Q, dan R.
Jumlah penduduk Kota P sebanyak 40.000 orang
Jumlah penduduk Kota Q sebanyak 20.000 orang
Jumlah penduduk kota R sebanyak 60.000 orang.
Jarak kota P ke kota Q adalah 100 km,
sedangkan jarak dari kota Q ke kota R adalah 200
km.
Pertanyaannya, manakah dari ketiga kota tersebut
yang lebih besar kekuatan interaksinya?
Apakah antara Kota P dan Kota Q atau antara Kota
Q dan Kota R ?
99. B
A
AB
AB
P
P
1
d
D
Keterangan :
DAB = Jarak lokasi titik henti , dihitung
dari kota yang lebih kecil jumlah
penduduknya
dAB = Jarak antara kota A dan B
PA = Jumlah penduduk kota yang lebih besar
PB = Jumlah penduduk kota yang lebih kecil
2. Teori Lokasi Titik Henti (The Breaking
Point Theory) :
100. Contoh 1:
Ada tiga kota, yaitu kota A, B, dan C.
Jumlah penduduk Kota A sebanyak 20.000 orang
Jumlah penduduk Kota B sebanyak 10.000 orang
Jumlah penduduk kota C sebanyak 30.000 orang.
Jarak kota A ke kota B adalah 50 km,
sedangkan jarak dari kota B ke kota C adalah 100
km.
Tentukanlah Lokasi Titik Henti :
a. antaraKota A- Kota B
b. antara Kota B – Kota C
101. Contoh 2
Kota A memiliki jumlah penduduk
20.000 jiwa, sedangkan kota B
30.000 jiwa.
Jarak antara kedua kota tersebut
adalah 100 kilometer.
Di manakah lokasi pusat
perdagangan yang tepat dan
strategis agar terjangkau oleh
penduduk setiap kota tersebut?
102.
103. Soal Latihan
1. Penduduk Kota P 12.000 jiwa, dan kota Q
6.000 jiwa serta jarak kota P dengan kota Q
adalah 25 km. Lokasi pembangunan pusat
perbelanjaan yang tepat adalah pada jarak ....
A.12,50 km antara kota P dan Q
B.17,73 km dari kota P
C.17,73 km dari kota Q
D.10,37 km dari kota P
E.10,37 km dari kota Q
105. 2. Jumlah penduduk kota A 500.000 orang,
kota B 20.000 orang, jarak A - B 30 km.
Di antara kota A dan B aka dibangun
pasar. Di manakah posisi ideal pasar akan
dibangun sesuai dengan teori titik henti?
A.2,5 km dari kota A
B.5,0 km dari kota B
C.7,5 km dari kota A
D.10 km dari kota B
E.12,5 km dari kota A
107. Soal
1. Dikethui dua kota T dan S. Jarak kota
T ke S adalah 75 km, jumlah populasi
kota T adalah 250.000 jiwa dan
jumlah populasi kota S adalah 10.000
jiwa.
Dimanakah lokasi tepat untuk
membangun Kantor Pos anatara
Kota T dan Kota S ?
108. 3. TEORI GRAFIK / INDEKS KONEKTIFITAS
Kekuatan Interaksi juga dapat dipengaruhi oleh
ketersedian sarana prasaran transportasi
• Untuk mengetahui kekuatan interaksi antar
kota dilihat dari jaringan jalan, digunakan
rumus konektivitas oleh K.J. Kansky, sbb:
V
e
β
Keterangan :
β = Indeks konektivitas
e = Jumlah jaringan jalan yang
menghubungkan kota-kota tersebut
v = Jumlah kota dalam suatu wilayah
113. 4. Potensi Penduduk
Potensi penduduk pada dasarnya menunjukkan
kekuatan potensi aliran untuk tiap-tiap tempat.
Artinya, berapa besar kemungkinan penduduk suatu
wilayah untuk mengadakan migrasi dan berinteraksi
dengan wilayah-wilayah lain di sekitarnya. Nilai
potensi penduduk suatu wilayah digambarkan
dengan isoplet yaitu garis-garis khayal pada peta
yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki
nilai potensi penduduk yang sama. Peta potensi
penduduk bermanfaat dalam perencanaan
pembangunan suatu wilayah.
.
114. Rumus
Keterangan :
PPA = indeks / potensi penduduk masing-masing kota
k = konstanta = 1
PA = jumlah penduduk kota A
dAX = jarak kota A dengan kota lain yang paling dekat
dAB = jarak kota A-B
120. Kesimpulan
Potensi penduduk Kota Y lebih tinggi
dibanding dengan wilayah Kota X maupun
Kota Z.
Dengan demikian, pembangunan pelayanan
masyarakat sebaiknya didirikan di dekat
wilayah yang lebih rendah mobilitas
penduduknya yaitu Kota X dan Kota Z .
123. Untuk menghitung nilai indeks potensi penduduk dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
Misalnya ada 5 kota yang akan kita ukur potensi penduduknya,
yaitu kota A, B, C, D dan E, maka besarnya potensi penduduk
masing-masing kota kita hitung dengan rumus sebagai berikut :
124. Keterangan :
PP = Indeks/potensi penduduk masing-masing kota (wilayah)
k = konstanta empiris, dengan nilai 1
PA,PB, PC, PD dan PE = jumlah penduduk masing-masing kota
(wilayah)
d AX = jarak dari kota A ke kota lain yang paling dekat, yang
sama-sama sedang dihitng nilai potensi penduduknya
d AB = jarak dari kota A ke kota B
127. 1. Lahan pertanian diubah
menjadi lahan pemukiman
2. Kawasan hutan dijadikan
lahan pemukiman
3. Lahan yang tidak
diperuntukkan untuk
permukiman diubah
menjadi lahan
permukiman
128. • Pembangunan
pemukiman berarti
mengubah fungsi lahan
yang dengan sendirinya
akan mengubah tananan
dan interaksi lingkungan
baik lingkungan biotik
maupun abiotik
• Dampak ini tidak hanya
terhadap lingkungan
tetapi terhadap sosial
budaya
129. Jika habitat telah rusak, maka dapat terjadinya
beberapa kemungkinan berikut :
DAMPAK PEMUKIMAN PENDUDUK
TERHADAP LINGKUNGAN BIOTIK
Terjadi migrasi beberapa jenis spesies
Adaptasi spesies terhadap lingkungan baru
Berkurangnya populasi hewan dan
tumbuhan
Sejumlah spesies akan mati atau punah, dll
134. LATIHAN SOAL
1. Perkembangan wilayah
seperti pada gambar
cenderung berkembang ke
arah
A Pusatrekreasi,karena lebihnyamanuntuktempattinggal
B Pegunungan,karenadaerahnyanyamanuntukdihuni
C Kotaperdagangan,karenadekatdenganfasilitasuntukmendukungperekonomian
D DaerahLaut,karenadekatdengandaerahtangkapanikan
E Industri,karena dekatdenganlapanganpekerjaan
135.
136. Soal Latihan
1. Diketahui jumlah penduduk kota
Kuningan adalah 50.000 jiwa dan kota
Sumedang adalah 40.000 jiwa. Jarak
antara kota Kuningan dengan kota
Sumedeang adalah 1.000 km. Berapakah
kekuatan interaksi antara kedua kota
tersebut?
137. Jawab:I¹-² = k . P1 . P2
(J 1-2)²
= 1. 50.000 . 40.000
(1000) ²
= 1. 2000 .000.000
1.000.000
= 2.000
Jadi nilai interaksi kota Kuningan dengan kota Majalengka adalah 2.000.
138. 2. Jumlah penduduk Kota A adalah 25.000
orang sedangkan Kota B adalah 50.000
orang .
Jarak antara Kota A dan Kota B adalah 30
km, Tentukanlah lokasi yang baik dan
tepat untuk mendirikan museum yang
dapat melayani kedua tempat tersebut !
139.
140. Jadi, lokasi ideal dalam penempatan
museum sehingga terjangkau oleh
penduduk Kota A maupun Kota B adalah
12,43 km dari Kota A.