SlideShare a Scribd company logo
1 of 144
INTERAKSI KERUANGAN
DESA dan KOTA
4
MATERI
 Pengertian Desa dan Kota
 Struktur Ruang Desa dan Kota
 Interaksi Desa-Kota
 Konflik Pemanfatan Lahan Pemukiman
 Dampak Pemukiman Terhadap Lingkungan
Kompetensi Dasar
3.2 Menganalisis struktur keruangan desa
dan kota, interaksi desa dan kota, serta
kaitannya dengan usaha pemerataan
pembangunan
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mengikuti proses pembelajaran,
peserta didik diharapkan dapat:
 Menjelaskan pengertian desa
 Menjelaskan ciri – ciri desa
 Menjelaskan unsur – unsur desa.
 Menjelaskan potensi desa
 Menjelaskan fungsi desa
POLA KERUANGAN
DESA DAN KOTA
Apa Yang Kalian Bayangkan
Tentang Desa ????
Desa Itu ….
Indah
Tenang
Damai
Desa Itu …
Kesederhanaan
Desa Itu…
Kekurangan…
Kemiskinan…
POLA TATA RUANG DESA
 Sangat sederhana,
 Letak rumah di kelilingi
pekarangan cukup luas,
 Jarak antara rumah satu
dengan lain cukup
longgar,
 Setiap rumah
mempunyai halaman,
 Sawah dan ladang di
luar perkampungan.
Desa memiliki istilah yang beraneka
ragam, diantaranya :
Pengertian
DESA dan KOTA
A
Di Aceh = Gampong
Di Tapanuli = Huta
Di Sumatera Barat = Nagari
Di Bali = Bajar
Di Sulawesi Selatan = Wanus
PENGERTIAN DESA
1. Menurut Prof Dr. R Bintarto
Desa : Suatu perwujutan geografi yang ditimbulkan
oleh unsur fisiografis, sosial, ekonomi, politik
dan kultur yang terdapat di daerah yang
bersangkutan dalam hubunganya dan pengaruh
timbal balik dengan daerah lain.
2. Menurut UU No. 22 th. 1948. Pasal 1.
Desa : Daerah yang terdiri dari satu atau lebih dusun
yang digabungkan shg merupakan suatu
daerah yang memiliki syarat -syarat cukup untuk
berdiri menjadi daerah otonom yang berhak
mengatur rumah tangga sendiri.
3. Menurut UU No. 5 th. 1979.
Desa : Suatu wilayah yang ditempati sejumlah
penduduk yang mempunyai organisasi pemerintahan
yang terendah langsung dibawah camat.
SUMBER: 114.141.57.234/suparjo/wp.../01/POLA-DESA.ppt
Unsur Fisiografis
 Unsur yang terkait dengan kondisi
fisik desa diantaranya tanah, air
dan udara
Unsur Ekonomis
Terkait dengan berbagai
aktivitas manusia dalam
memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Unsur politik
 Dapat diartikan sebagai aktivitas
manusia dalam pengaturan hidup
bersama.
Unsur Kultural
Desa memiliki budaya / kebudayaan
yang sangat kuat, baik berupa adat
kebiasaan maupun kebendaan.
• Sutardjo Kartohadikusumo, Desa
merupakan suatu kesatuan hukum dimana
bertempat tingal suatu masyarakat yang
berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri
Pengertian
DESA dan KOTA
A
• William Ogburn dan M.F. Nimkoff, Desa
adalah kseluruhan organisasi kehidupan sosial
di dalam daerah terbatas
• Paul H Landis, Desa merupakan suatu
wilayah yang penduduknya kurang dari 25.000
jiwa dengan ciri-ciri :
• Mempunyai pergaulan hidup yang saling
mengenal
• Adanya ikatan perasaan yang sama
tentang kebiasaan
• Cara berusaha bersifat agraris dan
sangat dipenagruhi faktor alam
• Desa memiliki karakteristik tersendiri,
seperti :
Pengertian
DESA dan KOTA
A
Ciri-ciri
Unsur-Unsur
Potensi
Klasifikasi
DESA
1. Mata pencahrian
penduduk agraris
2. Perbandingan
lahan dengan
jumlah penduduk
besar
3. Hubungan antar
warga relatif akrab
4. Tradisi masih kuat
Ciri-ciri DESA
 Terdapat lahan produktif
dan tidak produktif,
beserta pemanfaatannya
 Termasuk juga unsur
lokasi, luas, da batas
yang merupakan
lingkungan geografis
setempat
Pengertian
DESA dan KOTA
A
Unsur-Unsur
Daerah
Penduduk
Tata Kelakuan
 Meliputi jumlah,
pertumbuhan,
kepadatan,
persebaran, dan
mata pencaharian
penduduk desa
setempat
Unsur-Unsur
Daerah
Penduduk
Tata Kelakuan
 Berupa pola pergaulan
masyarakat, adat
istiadat, ikatan
kekeluargaan, dan juga
menyangkut seluk beluk
kehidupan masyarakat
Unsur-Unsur
Daerah
Penduduk
Tata Kelakuan
 Terdiri dari :
 Tanah
 Air
 Iklim
 Ternak
Potensi
Fisik
Nonfisik
 Terdiri dari :
 Masyarakat desa
 Lembaga-
lembaga sosial
 Aparatur atau
pamong desa
Potensi
Fisik
Nonfisik
Fungsi Desa :
 Sebagai hinterland atau pemasok
kebutuhan pangan kota
 Sumber tenaga kerja kasar bagi
kota
 Mitra pembangunan bagi kota
 Sebagai bentuk pemerintahan
terkecil dalam negara
KLASIFIKASI DESA
1. Berdasarkan potensi wilayah.
a. Desa berpotensi tnggi
- Tanah subur
- Topografi datar
- Irigasi teknis
- kemungkinan berkembang tinggi.
b. Desa berpotensi Sedang
- kesuburan tanah sedang
- Topografi agak rata.
- Irigasi semi teknis
- Kemungkinan berkembang masih ada.
c. Desa berpotensi rendah
- Tanah tidak subur
- Topografi berbukit
- Air sulit
- Sulit berkembang
SUMBER: 114.141.57.234/suparjo/wp.../01/POLA-DESA.ppt
2. Berdasarkan perkembangannya
a. Desa Tradisional :
- masyarakatnya terdiri dari masyarakat terasing
- kehidupannya tergantung pada alam.
b. Desa Swadaya :
- Kondisi relatif statis
- Masyasarakat tergantung pada ketrampilan dan
kemampuan pemimpin.
- Susunan kelas bersifat vertikal dan statis.
- Kedudukan seseorang dinilai berdasarkan keturunan dan
pemilikan tanah.
c. Desa Swakarya / peralihan
- desa mulai kemajuan/ perkembangan.
- Mobilitas sosial mulai ada.
- Penilaian seseorang berdsarkan jasa, ketrampilan,
karya.
- Masyarakat tidak sepenuhnya tergantung pada
pimpinan.
SUMBER: 114.141.57.234/suparjo/wp.../01/POLA-DESA.ppt
d. Swasembada
- Masyarakatnya sudah maju
- Sudah mengenal mekanisme ,tehnologi dan ilmu
pertanian.
- partisipasi masyarakat dalam pembangunan sudah
efektif.
- penilaian seseorang berdasarkan ketrampilan.
- sudah ada penanaman modal.
SUMBER: 114.141.57.234/suparjo/wp.../01/POLA-DESA.ppt
POLA PERSEBARAN DAN PEMUKIMAN DESA
Pengertian
Pola persebaran desa : menggrombolnya atau saling
menjauhinya antara desa satu dengan desa yang lain.
Faktor yang mempengaruhi persebaran desa
a. Sumber air : pemukiman kebanyakan berdekatan dengan
daerah air, karena merupakan kebutuan yang
vital.
b. Kesuburan tanah : orang akan memilih tanah yang ideal
untuk pertanian dan perternakan.
c. Jalan raya : merupakan tempat yang setrategi untuk
pemukiman.
d. Relief : orang akan memilih tempat untuk
pemukiman pada daerah yang datar, karena
untuk dikembangkan.
e. Bahan bangunan : orang akan mendirikan rumah didaerah
yang mudah mencari bahan
Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup
diluar kawasan lindung, baik berupa kawasan
perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi
sebagagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan
hunian dan tempat kegiatan yang mendukung
perikehidupan dan penghidupan. Sedangkan
Penduduk adalah orang-orang yang berada di dalam
suatu wilayah yang terikat oleh aturan-aturan yang
berlaku dan salingberinteraksi satu sama lain secara
terus menerus/kontinu. Dalamsosiologi, penduduk
adalah kumpulan manusia yang menempatiwilayah
geografi dan ruang tertentu.
Pola pemukiman adalah tempat manusia bermukim dan
melakukan aktivitas sehari-hari. Bentuk penyebaran penduduk
dapat dilihat berdasarkan kondisi alam dan aktivitas penduduk.
Faktor yang mempengaruhi perbedaan pola pemukiman
Penduduk antara lain:
1. Relief/Bentuk permukaan bumi terdiri dari relief-relief seperti
pegunungan, dataran rendah, pantai, dan perbukitan.
2. Kesuburan Tanah.
Pola pemukiman dipengaruhi juga oleh kesuburan tanah.
Kesuburan tanah berbeda-beda di setiap tempat. Masyarakat
cenderung tinggal di daerah yang memiliki kesuburan tanah,
seperti di daerah pedesaan.
3. Iklim.
Keadaan iklim juga mempengaruhi pola pemukiman
penduduk. Misalnya intensitas radiasi matahari dan suhu di
masing-masing daerah.
Di daerah pegunungan yang bersuhu dingin,
pemukiman penduduk cenderung merapat,
sedangkan di daerah pantai yang bersuhu panas,
pemukiman cenderung merenggang.
4. Kultur Penduduk.
Budaya penduduk mempengaruhi pola
pemukiman penduduk. Suku Badui di
Banten, Suku Dayak di Kalimantan
cenderung memiliki pemukiman
berkelompok.
POLA PEMUKIMAN DESA
1. Pola Permukiman Mengelompok/Memusat
(Nucleated Agricultural Village community)
Biasanya di pegunungan dan penduduk berasal
dari satu keturunan, pemilikan tanah secara
berkelompok dan hidup secara bergotong
royong, pemekaran pemukiman ke seluruh
jurusan tanpa rencana.
Permukiman
Kawasan
Industri
Arah
pengembangan
Pola permukiman Mengelompok / Memusat
di Daerah Pegunungan
Pola permukiman Mengelompok / Memusat
di Daerah Pegunungan
2. Pola Linear atau Memanjang Mengikuti
Jalur Jalan Raya, Alur Sungai, Rel KA,
Garis Pantai
Jalan
Lahan
Pertanian
Permukiman
Arah
pengembangan
Pola Linear atau Memanjang
Mengikuti Jalan Mengikuti Sungai
Mengikuti Rel KA Mengikuti Garis Pantai
3. Pola Mengelilingi Fasilitas Tertentu
( Danau, waduk, Pasar )
Permukiman
Penduduk
Fasilitas yang ada
Kawasan
Industri Kecil
4. Pola Permukiman Menyebar (Open Country or
Tride Center Community)
Pada umumnya terdapat di daerah pegunungan atau
daerah dataran tinggi yang berelief kasar, dan terkadang
daerahnya terisolir.
Pola Permukiman Desa di Indonesia
a. Memanjang jalan, sungai, pantai dan
jalan kereta api di dataran rendah
b. Radial di wilayah pegunungan
c. Tersebar di wilayah perbukitan
Tersebar Radial Linier
Bentuk/Pola pemukiman Desa
Pola Desa menurut R. Bintarto
1. Memanjang jalan : susunan desa yang mengikuti
jalur jalan raya, dan biasanya terdapat di dataran
rendah.
Desa desa
desa
jalan
2. Memanjang sungai : pola desa yang terdapat di kanan
kiri sungai yang airnya dapat
dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan
desa
sungai desa
SUMBER: 114.141.57.234/suparjo/wp.../01/POLA-DESA.ppt
3. Pola Pemukiman radial : pola ini ada di daerah gunung
api, biasanya ada dikanan kiri
sungai
desa
desa sungai
SUMBER: 114.141.57.234/suparjo/wp.../01/POLA-DESA.ppt
4. Pola desa tersebar : pola ini ada di daerah kapur, antara desa
satu dengan yang lain dihubungkan oleh jalan setapak,
desa ini ada dilembah uvala yang dekat dengan air
des
a
de
sa
jalan
SUMBER: 114.141.57.234/suparjo/wp.../01/POLA-DESA.ppt
5. Pola desa memanjang pantai : pola desa ini ada di pantai landai,
yang masyarakatnya mempunyai matapencaharian
sebai nelayan.
----------- ------========laut===---
======---===
---------===== desa
desa desa
daratan
SUMBER: 114.141.57.234/suparjo/wp.../01/POLA-DESA.ppt
6. Pola desa memanjang pantai dan sejajar rel kereta api : pola ini
ada di pantai landai dan masyarakatnya nelayan.
---======--=====laut-----===----====
=====----========
desa desa desa
Rel kereta api
SUMBER: 114.141.57.234/suparjo/wp.../01/POLA-DESA.ppt
Pola desa menurut Daldjoeni
1. Pola desa memanjang pantai :
- bentuk ini ada di pantai landai
- mata pencaharia penduduk nelayan,
perdagangan, perkebunan kelapa.
- jika ada indutri adalah indutri kecil yang
letaknya dekat pemukiman.
====-----======--=-=-== laut =====-
---===---==--===
-- ----==--==
dasa desa desa
industri industri
industri
SUMBER: 114.141.57.234/suparjo/wp.../01/POLA-DESA.ppt
2. Pola desa terpusat
- pola ini ada didaerah pegunungan
- faktor yang mendorong pola ini gotong royong.
- penduduk terdiri dari satu keturunan
- perkembang desa kesegala arah
perkembangan desa
industri industri
Pe
mu
kim
an
SUMBER: 114.141.57.234/suparjo/wp.../01/POLA-DESA.ppt
3. Pola desa mengelilingi fasilitas
Perkembangan desa
fasilitas
industri
Pemukiman dan Lahan pertanian
SUMBER: 114.141.57.234/suparjo/wp.../01/POLA-DESA.ppt
4. Pola desa linier : - ada di dataran rendah ,pemukiman
sejajar jalan,perkembangan searah jalan,industri kecil
berkembang sejajar jln dibelakang pemukiman, dibuat jln
melingkar
industri
pemukiman
industri
jalan
pemukiman
Lahan pertanian
jalan
SUMBER: 114.141.57.234/suparjo/wp.../01/POLA-DESA.ppt
 Berdasarkan tigkat
perkembangannya,
dibedakan :
Pengertian
DESA dan KOTA
A
Klasifikasi
Desa Terbelakng
Desa Berkembang
Desa Maju
 Tingkat kemajuan Desa
dipengaruhi oleh :
Pengertian
DESA dan KOTA
A
Klasifikasi
Potensi Desa
Interaksi Desa-Kota
Lokasi Desa
 Berdasarkan tingkat
pembangunan dan
kemampuan
mengembangkan potensi-
potensi yang dimiliki, desa
dibedakan menjadi :
Pengertian
DESA dan KOTA
A
Klasifikasi
Desa Swadaya
Desa Swakarya
Desa Swasembada
 Kota adalah bentang
budaya yang ditimbulkan
oleh unsur-unsur alami
dan nonalami dengan
gejala pemusatan
penduduk yang cukup
besar dengan corak
kehidupan yang bersifat
hetrogen dan materialistis
(R. Bintarto)
Pengertian
DESA dan KOTA
A
 Untuk menentukan
apakah suatu wilayah
kota atau tidak
digunakan indikator
atau ciri sebagai berikut
:
Pengertian
DESA dan KOTA
A
Ada pasar dan pertokoan
Tempat-tempat parkir
Tempat rekreasi dan Olahraga
 Struktur keruangan
desa dibedaqkan
menjadi yaitu :
Struktur Keruangan
DESA dan KOTA
B
Fungsi Sosial
Fungsi Ekonomi
 Bentuk perkampungan
di desa memiliki pola
yang berbeda
 Hal dipengaruh oleh :
Struktur Keruangan
DESA dan KOTA
B
Kondisi Geografis
Sarana Trasnportasi
Kondisi Topografi
 Berdarkan faktor
tersebut Pola
pemukiman desa
dibedakan menjadi :
Struktur Keruangan
DESA dan KOTA
B
Memanjang
Memusat
Terpencar
Struktur Keruangan
DESA dan KOTA
B
Memanjang
Struktur Keruangan
DESA dan KOTA
B
Memusat
Struktur Keruangan
DESA dan KOTA
B
Terpencar
Struktur Keruangan
KOTA
B
 Struktur keruangan
kota sangat kompleks,
karena aktivitas
penduduk sangat
beragam
Struktur Keruangan
KOTA
PERBEDAAN ANTARA KOTA & DESA
KOTA DESA
 Dalam Struktur Tata Ruang
Kota harus ada lahan :
 Perkantoran, permukiman,
pendidikan, pasar,
pertokoan,
 Jalur-jalur jalan yang
menghubungkan kota
dengan tempat lainnya.
 Taman kota, alun-alun,
lapangan olahraga, dsb.
Struktur Keruangan
KOTA
B
DEFINISI KOTA
(MENURUT PROF BINTARTO)
Kota adalah suatu sistem jaringan kehidupan manusia
yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi,
strata sosial ekonomi yg heterogen, dan kehidupan yang
materialistis.
Kota merupakan wilayah yang sebagian besar
arealnya merupakan hasil budaya manusia
(cultural Landscape), pemusatan penduduk
yang tinggi dengan mata pencaharian di luar
sektor pertanian.
Kota dicirikan oleh adanya prasarana
perkotaan, seperti bangunan pemerintahan,
rumah sakit, sekolah, pasar, taman, alun-alun
serta sarana transportasi yang lengkap.
CIRI-CIRI KOTA
 Ciri-ciri Fisik :
1. Terdapat sarana
perekonomian
2. Tempat parkir memadai
3. Sarana rekreasi yang
baik
4. Terdapat alun-alun
5. Adanya gedung
perkantoran dan
perdagangan
 Ciri-ciri sosial
1. Adanya heterogelitas sosial
2. Masyarakat individualistik
dan egois
3. Hubungan sosial bersifat
gesselshaft
4. Matapencaharian non
agraris
5. Adanya segregasi
keruangan
6. Kesenjangan ekonomi dan
sosial
7. Norma agama pudar
8. Kekerabatan pudar
PERBEDAAN ANTARA KOTA & DESA
KOTA DESA
STRUKTUR RUANG KOTA
Berbagai teori telah dikembangkan untuk
menggambarkan dan menjelaskan struktur
ruang kota berkaitan dengan pola
penggunaan lahan dan distrbusi kelompok
populasi di dalam kota.
Teori-teori tersebut adalah sebagai berikut :
(Ernest W. Burgess)
1. ZONA PUSAT DAERAH
KEGIATAN / PDK
2. ZONA PERALIHAN / TRANSISI
3. ZONA PERMUKIMAN KELAS
PROLETAR/WORKINGMENS
WORK
4. ZONA PERMUKIMAN KELAS
MENENGAH/RESIDENTATIAL
ZONE
5. ZONA PENGLAJU
1. Zone Pusat Daerah Kegiatan / CBD (Central Business District)
Terdapat toko toko besar, kantor bertingkat, bank, rumah makan, museum dll.
2. Zone Peralihan / Zone Transisi
Merupakan daerah yang terikat dengan PDK.
Penduduk tidak stabil dalam hal sosial ekonomi dan tempat tinggal, merupakan
daerah miskin.
Rencana pengembangan kota, daerah ini akan dirubah memjadi daerah yang
lebih baik (untuk kompleks perhotelan, tempat parkir, jalan penghubung inti kota
dan daerah luar)
3. Zone Pemukiman Kelas Proletar
perumahan sedikit lebih baik daripada di Zone peralihan.
Didiami oleh pekerja – pekerja yang kurang mampu, rumah kecil,
zone ini dikenal dengan istilah Workingmen’s Home
4. Zone pemukiman kelas Menengah / Residentatial Zone
Merupakan kompleks perumahan dari para karyawan
kelas menengah dengan keahlian tertentu,
Rumah – rumahnya lebih baik dibanding dengan Daerah
Kelas Proletar
5. Zone Penglaju / Commuters
Merupakan daerah yang sudah memasuki daerah
belakang / hinterland .
Penduduk bekerja di kota, pagi berangkat bekerja dan
sore hari pulang dari bekerja Penglaju
TEORI SEKTORAL Homer Hoyt
( Ekonom , Amerika, 1930 )
- Pola penggunaan lahan cenderung bersifat sektoral dan bukan
Lingkaran konsentris
- Penduduk kelas atas, cenderung menempati lahan di sepanjang
jalur transportasi utama dari DPK/CBD ke daerah – daerah yang
dapat diakses, sehingga dengan demikian sektor-sektor
(lingkungan suatu usaha) cenderung berbentuk irisan kue yang
menjalur dari DPK/CBD ke pinggiran kota.
1. Zona pusat daerah kegiatan
2. Zona dimana terdapat grossier
dan manufaktur
3. Zona daerah permukiman
kelas rendah
4. Zona daerah permukiman
kelas menengah
5. Zona permukiman kelas tinggi
Manufactur : cabang industri yang mengaplikasikan mesin,
peralatan, tenaga kerja untuk mengubah bahan mentah
menjadi barang jadi yang memiliki nilai jual.
Grossier : Penjualan barang kepada pengecer
1. Zona Pusat Daerah Kegiatan
2. Zona terdapat Grossier dan manufaktur
3. Zona daerah Permukiman Tingkat Rendah
4. Zona Permukiman Kelas Menengah
5. Zona Permukiman Kelas Tinggi
6. Zona Manufaktur Berat
7. Zona Daerah di luar PDK
8. Zona Permukiman Suburb (perumahan
pinggir kota)
9. Zona Industri suburb
TEORI INTI GANDA
( The Multiple Nuclei theory)
Harris dan Edward Ulman
- Kota – kota cenderung tumbuh di sekitar beberapa pusat
pertumbuhan, sehingga terbentuklah nukleus atau kutub
pertumbuhan.
Teori Poros Babcock (1932)
Menekankan pada peranan transportasi dalam memengaruhi
struktur keruangan kota.
Daya tarik dari luar adalah pada daera-daerah di mana
kegiatan ekonomi banyak menonjol, yaitu di sekitar
pelabuhan dan di sekitar hinterland yang subur.
- Pusat-pusat kota lain yang berfunfsi sebagai kota industri
dan kota dagang mempunyai daya tarik di bidang usaha.- -
-Daerah – daerah di ekitar rekreasi juga menarik penduduk
kota keluar.
- Pemekaran kota berjalan ke segala arah , kota cepat
menjadi besar / kota metropolitan , daerah sekitarnya
juga bisa timbul kota – kota satelit.
Interaksi Wilayah
DESA dan KOTA
• Interaksi merupakan suatu hubungan timbal balik
yang saling berpengaruh antara dua wilayah atau
lebih, yang dapat menimbulkan gejala,
kenampakan atau permasalahan baru
• Perbedaan karakteristik mengakibatkan terjadinya
interaksi antar wilayah sebagai berikut :
• Wilayah yang saling melengkapi (Regional Complementarity)
• Wilayah yang saling berintervensi (Interventing Opportunity)
• Adanya kemudahan transfer atau pemindahan ruang
(Spatial Transfer Ability)
Interaksi Wilayah
DESA dan KOTA
C
Wilayah yang saling melengkapi
(Regional Complementary)
Wilayah A
Surplus sumber daya X
Minus sumber daya Y
Minus sumber daya Z
Wilayah B
Minus sumber daya X
Surplus sumber daya Y
Minus sumber daya Z
Wilayah c
Minus sumber daya X
Minus sumber daya Y
Surplus sumber daya Z
Wilayah yang saling berintervensi
( Intervening Opportunity)
Wilayah A
Surplus sumber daya X
Minus sumber daya Y
Wilayah B
Surplus sumber daya Y
Minus sumber daya x
Wilayah C
Surplus sumber daya X
Surplus sumber daya Y
Adanya kemudahan transfer atau pemindahan ruang
(Spatial Transfer Ability )
Faktor lain yang mempengaruhi pola
interaksi wilayah adanya kemudahan
pemindahan dalam ruang yang bergantung
pada :
• Jarak mutlak dan relatif antar tiap wilayah
• Biaya angkut
• Jarak mutlak dan relatif antar tiap wilayah
Interaksi Wilayah
DESA dan KOTA
C
• Kekuatan Interaksi antar
wilayah dapat dianlisis
dengan menggunakan
TEORI GRAVITASI dari
REIlLY
• Kekuatan interaksi antar
wilayah dapat ditentukan
dengan memperhatikan
JUMLAH PENDUDUK
dan JARAK antar
wilayah tersebut
TEORI – TEORI
INTERAKSI
1. Model Gravitasi

Keterangan :
G : besarnya gaya gravitasi
antara 2 buah benda (cm/detik²)
g : tetapan gravitasi Newton,
besarnya 6.167 x 10-8 cm³/ gram
detik²
m1 : massa benda 1 (dalam gram)
m2 : massa benda 2 (dalam gram)
d1.2 : jarak benda (dalam cm)
ISSAC NEWTON WJ. REILLY
Model matematika dari teori Gravitasi Newton
kemudian diterapkan dalam bidang Geografi
untuk mengukur kekuatan interaksi keruangan
antara 2 wilayah atau lebih oleh WJ. REILLY
(19290
 2
A.B
B
A
A.B
d
P
P
k
I 
IA.B = Kekuatan interaksi antara region A
dan B
k = Nilai konstanta empiris, biasanya 1
PA = Jumlah penduduk region A
PB = Jumlah penduduk region B
dA.B = Jarak mutlak yang menghubung
kan region A dan B
Contoh :
Ada tiga buah kota, yaitu kota A, B, dan C.
Jumlah penduduk Kota A sebanyak 20.000 orang
Jumlah penduduk Kota B sebanyak 10.000 orang
Jumlah penduduk kota C sebanyak 30.000 orang.
Jarak kota A ke kota B adalah 50 km,
sedangkan jarak dari kota B ke kota C adalah 100
km.
Pertanyaannya, manakah dari ketiga kota
tersebut yang lebih besar kekuatan interaksinya?
Apakah antara Kota A dan Kota B atau antara
Kota B dan Kota C?
 Jawab:
a). Interaksi antara kota A dan kota B :
IAB = k . PA.PB = 1. (20.000).(10.000)
(dAB)2 (50)²
= 80.000
b). Interaksi antara kota B dan kota C :
IBC = k . PB.PC = 1 . (10.000).(30.000)
(dBC) (100)²
= 300.000.000 = 30.000
10.000
Apabila kita bandingkan Kekuatan Interaksi antara
Kota A dan Kota B , maka :
= 80.000 : 30.000
= 8 : 3
C
A
B
dBC= 100 km
dAB= 50 km
SOAL
Ada tiga kota, yaitu kota P, Q, dan R.
Jumlah penduduk Kota P sebanyak 40.000 orang
Jumlah penduduk Kota Q sebanyak 20.000 orang
Jumlah penduduk kota R sebanyak 60.000 orang.
Jarak kota P ke kota Q adalah 100 km,
sedangkan jarak dari kota Q ke kota R adalah 200
km.
Pertanyaannya, manakah dari ketiga kota tersebut
yang lebih besar kekuatan interaksinya?
Apakah antara Kota P dan Kota Q atau antara Kota
Q dan Kota R ?
B
A
AB
AB
P
P
1
d
D


Keterangan :
DAB = Jarak lokasi titik henti , dihitung
dari kota yang lebih kecil jumlah
penduduknya
dAB = Jarak antara kota A dan B
PA = Jumlah penduduk kota yang lebih besar
PB = Jumlah penduduk kota yang lebih kecil
2. Teori Lokasi Titik Henti (The Breaking
Point Theory) :
Contoh 1:
Ada tiga kota, yaitu kota A, B, dan C.
Jumlah penduduk Kota A sebanyak 20.000 orang
Jumlah penduduk Kota B sebanyak 10.000 orang
Jumlah penduduk kota C sebanyak 30.000 orang.
Jarak kota A ke kota B adalah 50 km,
sedangkan jarak dari kota B ke kota C adalah 100
km.
Tentukanlah Lokasi Titik Henti :
a. antaraKota A- Kota B
b. antara Kota B – Kota C
Contoh 2
Kota A memiliki jumlah penduduk
20.000 jiwa, sedangkan kota B
30.000 jiwa.
Jarak antara kedua kota tersebut
adalah 100 kilometer.
Di manakah lokasi pusat
perdagangan yang tepat dan
strategis agar terjangkau oleh
penduduk setiap kota tersebut?
Soal Latihan
1. Penduduk Kota P 12.000 jiwa, dan kota Q
6.000 jiwa serta jarak kota P dengan kota Q
adalah 25 km. Lokasi pembangunan pusat
perbelanjaan yang tepat adalah pada jarak ....
A.12,50 km antara kota P dan Q
B.17,73 km dari kota P
C.17,73 km dari kota Q
D.10,37 km dari kota P
E.10,37 km dari kota Q
Jawab :
E.10,37 km dari kota Q
2. Jumlah penduduk kota A 500.000 orang,
kota B 20.000 orang, jarak A - B 30 km.
Di antara kota A dan B aka dibangun
pasar. Di manakah posisi ideal pasar akan
dibangun sesuai dengan teori titik henti?
A.2,5 km dari kota A
B.5,0 km dari kota B
C.7,5 km dari kota A
D.10 km dari kota B
E.12,5 km dari kota A
Jawab :
B. 5,0 km dari kota B
Soal
1. Dikethui dua kota T dan S. Jarak kota
T ke S adalah 75 km, jumlah populasi
kota T adalah 250.000 jiwa dan
jumlah populasi kota S adalah 10.000
jiwa.
Dimanakah lokasi tepat untuk
membangun Kantor Pos anatara
Kota T dan Kota S ?
3. TEORI GRAFIK / INDEKS KONEKTIFITAS
Kekuatan Interaksi juga dapat dipengaruhi oleh
ketersedian sarana prasaran transportasi
• Untuk mengetahui kekuatan interaksi antar
kota dilihat dari jaringan jalan, digunakan
rumus konektivitas oleh K.J. Kansky, sbb:
V
e
β 
Keterangan :
β = Indeks konektivitas
e = Jumlah jaringan jalan yang
menghubungkan kota-kota tersebut
v = Jumlah kota dalam suatu wilayah
Indeks Konektivitas
Contoh
Jawab
Soal Latihan
4. Potensi Penduduk
 Potensi penduduk pada dasarnya menunjukkan
kekuatan potensi aliran untuk tiap-tiap tempat.
Artinya, berapa besar kemungkinan penduduk suatu
wilayah untuk mengadakan migrasi dan berinteraksi
dengan wilayah-wilayah lain di sekitarnya. Nilai
potensi penduduk suatu wilayah digambarkan
dengan isoplet yaitu garis-garis khayal pada peta
yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki
nilai potensi penduduk yang sama. Peta potensi
penduduk bermanfaat dalam perencanaan
pembangunan suatu wilayah.
.
Rumus
Keterangan :
PPA = indeks / potensi penduduk masing-masing kota
k = konstanta = 1
PA = jumlah penduduk kota A
dAX = jarak kota A dengan kota lain yang paling dekat
dAB = jarak kota A-B



Kesimpulan
Potensi penduduk Kota Y lebih tinggi
dibanding dengan wilayah Kota X maupun
Kota Z.
Dengan demikian, pembangunan pelayanan
masyarakat sebaiknya didirikan di dekat
wilayah yang lebih rendah mobilitas
penduduknya yaitu Kota X dan Kota Z .
5. Tentukanlah potensi penduduk untuk masing-masing
kota (wilayah) berikut ini !
Untuk menghitung nilai indeks potensi penduduk dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
Misalnya ada 5 kota yang akan kita ukur potensi penduduknya,
yaitu kota A, B, C, D dan E, maka besarnya potensi penduduk
masing-masing kota kita hitung dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
PP = Indeks/potensi penduduk masing-masing kota (wilayah)
k = konstanta empiris, dengan nilai 1
PA,PB, PC, PD dan PE = jumlah penduduk masing-masing kota
(wilayah)
d AX = jarak dari kota A ke kota lain yang paling dekat, yang
sama-sama sedang dihitng nilai potensi penduduknya
d AB = jarak dari kota A ke kota B
Contoh :
Tentukanlah potensi penduduk untuk masing-masing kota
(wilayah) berikut ini !
Keterangan :

1. Lahan pertanian diubah
menjadi lahan pemukiman
2. Kawasan hutan dijadikan
lahan pemukiman
3. Lahan yang tidak
diperuntukkan untuk
permukiman diubah
menjadi lahan
permukiman
• Pembangunan
pemukiman berarti
mengubah fungsi lahan
yang dengan sendirinya
akan mengubah tananan
dan interaksi lingkungan
baik lingkungan biotik
maupun abiotik
• Dampak ini tidak hanya
terhadap lingkungan
tetapi terhadap sosial
budaya
 Jika habitat telah rusak, maka dapat terjadinya
beberapa kemungkinan berikut :
DAMPAK PEMUKIMAN PENDUDUK
TERHADAP LINGKUNGAN BIOTIK
 Terjadi migrasi beberapa jenis spesies
 Adaptasi spesies terhadap lingkungan baru
 Berkurangnya populasi hewan dan
tumbuhan
 Sejumlah spesies akan mati atau punah, dll
DAMPAK PEMUKIMAN PENDUDUK
TERHADAP LINGKUNGAN PERAIRAN
DAMPAK PEMUKIMAN PENDUDUK
TERHADAP KUALITAS UDARA
DAMPAK PEMUKIMAN PENDUDUK
TERHADAP KOMPONEN TANAH
DAMPAK PEMUKIMAN PENDUDUK TERHADAP
LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA
LATIHAN SOAL
1. Perkembangan wilayah
seperti pada gambar
cenderung berkembang ke
arah
A Pusatrekreasi,karena lebihnyamanuntuktempattinggal
B Pegunungan,karenadaerahnyanyamanuntukdihuni
C Kotaperdagangan,karenadekatdenganfasilitasuntukmendukungperekonomian
D DaerahLaut,karenadekatdengandaerahtangkapanikan
E Industri,karena dekatdenganlapanganpekerjaan
Soal Latihan
1. Diketahui jumlah penduduk kota
Kuningan adalah 50.000 jiwa dan kota
Sumedang adalah 40.000 jiwa. Jarak
antara kota Kuningan dengan kota
Sumedeang adalah 1.000 km. Berapakah
kekuatan interaksi antara kedua kota
tersebut?
Jawab:I¹-² = k . P1 . P2
(J 1-2)²
= 1. 50.000 . 40.000
(1000) ²
= 1. 2000 .000.000
1.000.000
= 2.000
Jadi nilai interaksi kota Kuningan dengan kota Majalengka adalah 2.000.
2. Jumlah penduduk Kota A adalah 25.000
orang sedangkan Kota B adalah 50.000
orang .
Jarak antara Kota A dan Kota B adalah 30
km, Tentukanlah lokasi yang baik dan
tepat untuk mendirikan museum yang
dapat melayani kedua tempat tersebut !
Jadi, lokasi ideal dalam penempatan
museum sehingga terjangkau oleh
penduduk Kota A maupun Kota B adalah
12,43 km dari Kota A.
3. Tentukanlah besarnya indeks Konektivitas dari
wilayah/region berikut ini !
3. Tentukanlah besarnya indeks Konektivitas dari
wilayah/region berikut ini !
Cermatilah gambar di bawah ini !Bagaimanakah
pendapat anda ?

More Related Content

What's hot

Bab 3 Pemanfaatan Peta, Pengindraan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis.pptx
Bab 3 Pemanfaatan Peta, Pengindraan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis.pptxBab 3 Pemanfaatan Peta, Pengindraan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis.pptx
Bab 3 Pemanfaatan Peta, Pengindraan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis.pptxGhufronAffandy
 
Ppt kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruang
Ppt kd 3.1  konsep wilayah dan tata ruangPpt kd 3.1  konsep wilayah dan tata ruang
Ppt kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruangRahmat261158
 
BAB 2 INTERAKSI DESA KOTA.pptx
BAB 2 INTERAKSI DESA KOTA.pptxBAB 2 INTERAKSI DESA KOTA.pptx
BAB 2 INTERAKSI DESA KOTA.pptxDahlia26
 
Bahan Ajar PowerPoint Geografi Kelas 12 (masbabal.com) (1).pptx
Bahan Ajar PowerPoint Geografi Kelas 12 (masbabal.com) (1).pptxBahan Ajar PowerPoint Geografi Kelas 12 (masbabal.com) (1).pptx
Bahan Ajar PowerPoint Geografi Kelas 12 (masbabal.com) (1).pptxKurikulumwaSman14
 
TEORI KUTUB PERTUMBUHAN.ppt
TEORI KUTUB PERTUMBUHAN.pptTEORI KUTUB PERTUMBUHAN.ppt
TEORI KUTUB PERTUMBUHAN.pptJoseDaniel30784
 
PERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGPERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGDadang Solihin
 
Teoti Lokasi Pertanian Von Thunen
Teoti Lokasi Pertanian Von ThunenTeoti Lokasi Pertanian Von Thunen
Teoti Lokasi Pertanian Von ThunenTrijondro Purwanto
 
Download PPT Konsep, Prinisip, Pendekatan dan Ruang Lingkup Geografi
Download PPT Konsep, Prinisip, Pendekatan dan Ruang Lingkup GeografiDownload PPT Konsep, Prinisip, Pendekatan dan Ruang Lingkup Geografi
Download PPT Konsep, Prinisip, Pendekatan dan Ruang Lingkup GeografiAgnas Setiawan
 
Xii geografi kd 3.3_final pemanfaatan sig untuk pengembangan potensi wilayah
Xii geografi kd 3.3_final pemanfaatan sig untuk pengembangan potensi wilayahXii geografi kd 3.3_final pemanfaatan sig untuk pengembangan potensi wilayah
Xii geografi kd 3.3_final pemanfaatan sig untuk pengembangan potensi wilayahjopiwildani
 
Bab i Rancang Kota
Bab i Rancang KotaBab i Rancang Kota
Bab i Rancang KotaLatifah Tio
 
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahanInterpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahanbramantiyo marjuki
 
PENGINDERAAN JAUH UNTUK TATA GUNA LAHAN DAN TRANSPORTASI
PENGINDERAAN JAUH UNTUK TATA GUNA LAHAN DAN TRANSPORTASIPENGINDERAAN JAUH UNTUK TATA GUNA LAHAN DAN TRANSPORTASI
PENGINDERAAN JAUH UNTUK TATA GUNA LAHAN DAN TRANSPORTASINesha Mutiara
 
Geografi "Penginderaan jauh" kelas X
Geografi "Penginderaan jauh" kelas XGeografi "Penginderaan jauh" kelas X
Geografi "Penginderaan jauh" kelas XPutri Alfisyahrini
 
Sistem pemerintahan desa revisi
Sistem pemerintahan desa revisiSistem pemerintahan desa revisi
Sistem pemerintahan desa revisiari saridjo
 

What's hot (20)

Bab 3 Pemanfaatan Peta, Pengindraan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis.pptx
Bab 3 Pemanfaatan Peta, Pengindraan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis.pptxBab 3 Pemanfaatan Peta, Pengindraan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis.pptx
Bab 3 Pemanfaatan Peta, Pengindraan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis.pptx
 
Ppt kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruang
Ppt kd 3.1  konsep wilayah dan tata ruangPpt kd 3.1  konsep wilayah dan tata ruang
Ppt kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruang
 
6. struktur internal kota1
6. struktur internal kota16. struktur internal kota1
6. struktur internal kota1
 
BAB 2 INTERAKSI DESA KOTA.pptx
BAB 2 INTERAKSI DESA KOTA.pptxBAB 2 INTERAKSI DESA KOTA.pptx
BAB 2 INTERAKSI DESA KOTA.pptx
 
Bahan Ajar PowerPoint Geografi Kelas 12 (masbabal.com) (1).pptx
Bahan Ajar PowerPoint Geografi Kelas 12 (masbabal.com) (1).pptxBahan Ajar PowerPoint Geografi Kelas 12 (masbabal.com) (1).pptx
Bahan Ajar PowerPoint Geografi Kelas 12 (masbabal.com) (1).pptx
 
TEORI KUTUB PERTUMBUHAN.ppt
TEORI KUTUB PERTUMBUHAN.pptTEORI KUTUB PERTUMBUHAN.ppt
TEORI KUTUB PERTUMBUHAN.ppt
 
PERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGPERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANG
 
Teoti Lokasi Pertanian Von Thunen
Teoti Lokasi Pertanian Von ThunenTeoti Lokasi Pertanian Von Thunen
Teoti Lokasi Pertanian Von Thunen
 
Download PPT Konsep, Prinisip, Pendekatan dan Ruang Lingkup Geografi
Download PPT Konsep, Prinisip, Pendekatan dan Ruang Lingkup GeografiDownload PPT Konsep, Prinisip, Pendekatan dan Ruang Lingkup Geografi
Download PPT Konsep, Prinisip, Pendekatan dan Ruang Lingkup Geografi
 
Xii geografi kd 3.3_final pemanfaatan sig untuk pengembangan potensi wilayah
Xii geografi kd 3.3_final pemanfaatan sig untuk pengembangan potensi wilayahXii geografi kd 3.3_final pemanfaatan sig untuk pengembangan potensi wilayah
Xii geografi kd 3.3_final pemanfaatan sig untuk pengembangan potensi wilayah
 
PPT Kebudayaan Suku Papua
PPT Kebudayaan Suku PapuaPPT Kebudayaan Suku Papua
PPT Kebudayaan Suku Papua
 
Lembaga sosial
Lembaga sosialLembaga sosial
Lembaga sosial
 
Konsep Wilayah dan Pusat Pertumbuhan
Konsep Wilayah dan Pusat PertumbuhanKonsep Wilayah dan Pusat Pertumbuhan
Konsep Wilayah dan Pusat Pertumbuhan
 
Bab i Rancang Kota
Bab i Rancang KotaBab i Rancang Kota
Bab i Rancang Kota
 
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahanInterpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
 
PENGINDERAAN JAUH UNTUK TATA GUNA LAHAN DAN TRANSPORTASI
PENGINDERAAN JAUH UNTUK TATA GUNA LAHAN DAN TRANSPORTASIPENGINDERAAN JAUH UNTUK TATA GUNA LAHAN DAN TRANSPORTASI
PENGINDERAAN JAUH UNTUK TATA GUNA LAHAN DAN TRANSPORTASI
 
Geografi "Penginderaan jauh" kelas X
Geografi "Penginderaan jauh" kelas XGeografi "Penginderaan jauh" kelas X
Geografi "Penginderaan jauh" kelas X
 
Buku tanya jawab dana desa untuk membangun Desa
Buku tanya jawab dana desa untuk membangun DesaBuku tanya jawab dana desa untuk membangun Desa
Buku tanya jawab dana desa untuk membangun Desa
 
Penginderaan jauh
Penginderaan jauhPenginderaan jauh
Penginderaan jauh
 
Sistem pemerintahan desa revisi
Sistem pemerintahan desa revisiSistem pemerintahan desa revisi
Sistem pemerintahan desa revisi
 

Similar to Pola-Keruangan Desa dan Kota, Oke, New.ppt

Similar to Pola-Keruangan Desa dan Kota, Oke, New.ppt (20)

POLA KERUANGAN DESA.pptx
POLA KERUANGAN DESA.pptxPOLA KERUANGAN DESA.pptx
POLA KERUANGAN DESA.pptx
 
2690621.ppt
2690621.ppt2690621.ppt
2690621.ppt
 
Pola keruangan desa
Pola keruangan desaPola keruangan desa
Pola keruangan desa
 
Interaksi keruangan desa dan kota
Interaksi keruangan desa dan kotaInteraksi keruangan desa dan kota
Interaksi keruangan desa dan kota
 
POLA KERUANGAN DESA (1).pptx
POLA KERUANGAN DESA (1).pptxPOLA KERUANGAN DESA (1).pptx
POLA KERUANGAN DESA (1).pptx
 
Geografi Desa XII IPS
Geografi Desa XII IPSGeografi Desa XII IPS
Geografi Desa XII IPS
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Desa kota
Desa kotaDesa kota
Desa kota
 
Pola keruangan desa dan kota
Pola keruangan desa dan kotaPola keruangan desa dan kota
Pola keruangan desa dan kota
 
Pola Tata Ruang Desa
Pola Tata Ruang DesaPola Tata Ruang Desa
Pola Tata Ruang Desa
 
Pola Keruangan Desa Kota.ppt
Pola Keruangan Desa Kota.pptPola Keruangan Desa Kota.ppt
Pola Keruangan Desa Kota.ppt
 
Reyna awaliya sakinah xii ips geografi
Reyna awaliya sakinah xii ips geografiReyna awaliya sakinah xii ips geografi
Reyna awaliya sakinah xii ips geografi
 
Masyarakat pedesaan dan perkotaan
Masyarakat pedesaan dan perkotaanMasyarakat pedesaan dan perkotaan
Masyarakat pedesaan dan perkotaan
 
ppt pola keruangan desa dan kota serta bentuknya
ppt pola keruangan desa dan kota serta bentuknyappt pola keruangan desa dan kota serta bentuknya
ppt pola keruangan desa dan kota serta bentuknya
 
KONSEP DESA
KONSEP DESAKONSEP DESA
KONSEP DESA
 
Peri Urban Tembung dan Medan
Peri Urban Tembung dan MedanPeri Urban Tembung dan Medan
Peri Urban Tembung dan Medan
 
Kelompok 6
Kelompok 6Kelompok 6
Kelompok 6
 
Kota & desa
Kota & desaKota & desa
Kota & desa
 
Ciri ciri masyarakat
Ciri ciri masyarakatCiri ciri masyarakat
Ciri ciri masyarakat
 
Isd bab 7
Isd bab 7Isd bab 7
Isd bab 7
 

More from MukarobinspdMukarobi

Persebaran Flora dan Fauna , New Sept 2022.pdf
Persebaran Flora dan Fauna , New Sept 2022.pdfPersebaran Flora dan Fauna , New Sept 2022.pdf
Persebaran Flora dan Fauna , New Sept 2022.pdfMukarobinspdMukarobi
 
Hidrosfer, Oke Nemen !!!...............pptx
Hidrosfer, Oke Nemen !!!...............pptxHidrosfer, Oke Nemen !!!...............pptx
Hidrosfer, Oke Nemen !!!...............pptxMukarobinspdMukarobi
 
menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebenara...
menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebenara...menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebenara...
menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebenara...MukarobinspdMukarobi
 
Pengantar Ilmu Kebumian SANTOSO.pdf
Pengantar Ilmu Kebumian SANTOSO.pdfPengantar Ilmu Kebumian SANTOSO.pdf
Pengantar Ilmu Kebumian SANTOSO.pdfMukarobinspdMukarobi
 
10 Konsep Esensial Geografi, OKE !!!.ppt
10 Konsep Esensial Geografi, OKE !!!.ppt10 Konsep Esensial Geografi, OKE !!!.ppt
10 Konsep Esensial Geografi, OKE !!!.pptMukarobinspdMukarobi
 
Kelas XII - Bab 3 - Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi ...
Kelas XII - Bab 3 - Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi ...Kelas XII - Bab 3 - Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi ...
Kelas XII - Bab 3 - Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi ...MukarobinspdMukarobi
 
10 Konsep Esensial Geografi, OKE !!!.ppt
10 Konsep Esensial Geografi, OKE !!!.ppt10 Konsep Esensial Geografi, OKE !!!.ppt
10 Konsep Esensial Geografi, OKE !!!.pptMukarobinspdMukarobi
 
Penginderaan Jauh, Oke !!!!-converted.pdf
Penginderaan Jauh, Oke !!!!-converted.pdfPenginderaan Jauh, Oke !!!!-converted.pdf
Penginderaan Jauh, Oke !!!!-converted.pdfMukarobinspdMukarobi
 
METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI, CHAPTER 10 KLASIFIKASI IKLIM, New , OKe !!!.pdf
METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI, CHAPTER 10 KLASIFIKASI IKLIM, New , OKe !!!.pdfMETEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI, CHAPTER 10 KLASIFIKASI IKLIM, New , OKe !!!.pdf
METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI, CHAPTER 10 KLASIFIKASI IKLIM, New , OKe !!!.pdfMukarobinspdMukarobi
 
wilayahnpewilayahan-191206163129.pdf
wilayahnpewilayahan-191206163129.pdfwilayahnpewilayahan-191206163129.pdf
wilayahnpewilayahan-191206163129.pdfMukarobinspdMukarobi
 
konsepesensialgeografi-151019111249-lva1-app6892 (2).pdf
konsepesensialgeografi-151019111249-lva1-app6892 (2).pdfkonsepesensialgeografi-151019111249-lva1-app6892 (2).pdf
konsepesensialgeografi-151019111249-lva1-app6892 (2).pdfMukarobinspdMukarobi
 
Buku Materi Geografi Kelas XI , Kurikulum Merdeka, Juli 2023.pdf
Buku Materi Geografi Kelas XI , Kurikulum Merdeka, Juli 2023.pdfBuku Materi Geografi Kelas XI , Kurikulum Merdeka, Juli 2023.pdf
Buku Materi Geografi Kelas XI , Kurikulum Merdeka, Juli 2023.pdfMukarobinspdMukarobi
 
Pengetahuan_Dasar_Pemetaan, OKE NEMEN Yes Sept. 21 !!!.pptx
Pengetahuan_Dasar_Pemetaan, OKE NEMEN Yes  Sept. 21 !!!.pptxPengetahuan_Dasar_Pemetaan, OKE NEMEN Yes  Sept. 21 !!!.pptx
Pengetahuan_Dasar_Pemetaan, OKE NEMEN Yes Sept. 21 !!!.pptxMukarobinspdMukarobi
 

More from MukarobinspdMukarobi (20)

Persebaran Flora dan Fauna , New Sept 2022.pdf
Persebaran Flora dan Fauna , New Sept 2022.pdfPersebaran Flora dan Fauna , New Sept 2022.pdf
Persebaran Flora dan Fauna , New Sept 2022.pdf
 
Hidrosfer, Oke Nemen !!!...............pptx
Hidrosfer, Oke Nemen !!!...............pptxHidrosfer, Oke Nemen !!!...............pptx
Hidrosfer, Oke Nemen !!!...............pptx
 
menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebenara...
menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebenara...menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebenara...
menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebenara...
 
Pengantar Ilmu Kebumian SANTOSO.pdf
Pengantar Ilmu Kebumian SANTOSO.pdfPengantar Ilmu Kebumian SANTOSO.pdf
Pengantar Ilmu Kebumian SANTOSO.pdf
 
hidrosfer, Oke New......pdf
hidrosfer, Oke New......pdfhidrosfer, Oke New......pdf
hidrosfer, Oke New......pdf
 
10 Konsep Esensial Geografi, OKE !!!.ppt
10 Konsep Esensial Geografi, OKE !!!.ppt10 Konsep Esensial Geografi, OKE !!!.ppt
10 Konsep Esensial Geografi, OKE !!!.ppt
 
Interaksi Desa dan Kota.ppt
Interaksi Desa dan Kota.pptInteraksi Desa dan Kota.ppt
Interaksi Desa dan Kota.ppt
 
prinsip-prinsipgeografi.pdf
prinsip-prinsipgeografi.pdfprinsip-prinsipgeografi.pdf
prinsip-prinsipgeografi.pdf
 
Wilayah dan Tata Ruang ..pptx
Wilayah dan Tata Ruang ..pptxWilayah dan Tata Ruang ..pptx
Wilayah dan Tata Ruang ..pptx
 
Kelas XII - Bab 3 - Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi ...
Kelas XII - Bab 3 - Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi ...Kelas XII - Bab 3 - Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi ...
Kelas XII - Bab 3 - Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi ...
 
10 Konsep Esensial Geografi, OKE !!!.ppt
10 Konsep Esensial Geografi, OKE !!!.ppt10 Konsep Esensial Geografi, OKE !!!.ppt
10 Konsep Esensial Geografi, OKE !!!.ppt
 
Penginderaan Jauh, Oke !!!!-converted.pdf
Penginderaan Jauh, Oke !!!!-converted.pdfPenginderaan Jauh, Oke !!!!-converted.pdf
Penginderaan Jauh, Oke !!!!-converted.pdf
 
METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI, CHAPTER 10 KLASIFIKASI IKLIM, New , OKe !!!.pdf
METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI, CHAPTER 10 KLASIFIKASI IKLIM, New , OKe !!!.pdfMETEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI, CHAPTER 10 KLASIFIKASI IKLIM, New , OKe !!!.pdf
METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI, CHAPTER 10 KLASIFIKASI IKLIM, New , OKe !!!.pdf
 
wilayahnpewilayahan-191206163129.pdf
wilayahnpewilayahan-191206163129.pdfwilayahnpewilayahan-191206163129.pdf
wilayahnpewilayahan-191206163129.pdf
 
konsepesensialgeografi-151019111249-lva1-app6892 (2).pdf
konsepesensialgeografi-151019111249-lva1-app6892 (2).pdfkonsepesensialgeografi-151019111249-lva1-app6892 (2).pdf
konsepesensialgeografi-151019111249-lva1-app6892 (2).pdf
 
14.-Ketahanan-Pangan-20122.pdf
14.-Ketahanan-Pangan-20122.pdf14.-Ketahanan-Pangan-20122.pdf
14.-Ketahanan-Pangan-20122.pdf
 
prinsip-prinsipgeografi.pdf
prinsip-prinsipgeografi.pdfprinsip-prinsipgeografi.pdf
prinsip-prinsipgeografi.pdf
 
Buku Materi Geografi Kelas XI , Kurikulum Merdeka, Juli 2023.pdf
Buku Materi Geografi Kelas XI , Kurikulum Merdeka, Juli 2023.pdfBuku Materi Geografi Kelas XI , Kurikulum Merdeka, Juli 2023.pdf
Buku Materi Geografi Kelas XI , Kurikulum Merdeka, Juli 2023.pdf
 
Pengetahuan_Dasar_Pemetaan, OKE NEMEN Yes Sept. 21 !!!.pptx
Pengetahuan_Dasar_Pemetaan, OKE NEMEN Yes  Sept. 21 !!!.pptxPengetahuan_Dasar_Pemetaan, OKE NEMEN Yes  Sept. 21 !!!.pptx
Pengetahuan_Dasar_Pemetaan, OKE NEMEN Yes Sept. 21 !!!.pptx
 
1.1.Kontrol diri (1).pptx
1.1.Kontrol diri (1).pptx1.1.Kontrol diri (1).pptx
1.1.Kontrol diri (1).pptx
 

Recently uploaded

Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 

Pola-Keruangan Desa dan Kota, Oke, New.ppt

  • 1. INTERAKSI KERUANGAN DESA dan KOTA 4 MATERI  Pengertian Desa dan Kota  Struktur Ruang Desa dan Kota  Interaksi Desa-Kota  Konflik Pemanfatan Lahan Pemukiman  Dampak Pemukiman Terhadap Lingkungan
  • 2. Kompetensi Dasar 3.2 Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan pembangunan
  • 3. Tujuan Pembelajaran : Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:  Menjelaskan pengertian desa  Menjelaskan ciri – ciri desa  Menjelaskan unsur – unsur desa.  Menjelaskan potensi desa  Menjelaskan fungsi desa
  • 5. Apa Yang Kalian Bayangkan Tentang Desa ????
  • 6.
  • 10. POLA TATA RUANG DESA  Sangat sederhana,  Letak rumah di kelilingi pekarangan cukup luas,  Jarak antara rumah satu dengan lain cukup longgar,  Setiap rumah mempunyai halaman,  Sawah dan ladang di luar perkampungan.
  • 11. Desa memiliki istilah yang beraneka ragam, diantaranya : Pengertian DESA dan KOTA A Di Aceh = Gampong Di Tapanuli = Huta Di Sumatera Barat = Nagari Di Bali = Bajar Di Sulawesi Selatan = Wanus
  • 12. PENGERTIAN DESA 1. Menurut Prof Dr. R Bintarto Desa : Suatu perwujutan geografi yang ditimbulkan oleh unsur fisiografis, sosial, ekonomi, politik dan kultur yang terdapat di daerah yang bersangkutan dalam hubunganya dan pengaruh timbal balik dengan daerah lain. 2. Menurut UU No. 22 th. 1948. Pasal 1. Desa : Daerah yang terdiri dari satu atau lebih dusun yang digabungkan shg merupakan suatu daerah yang memiliki syarat -syarat cukup untuk berdiri menjadi daerah otonom yang berhak mengatur rumah tangga sendiri. 3. Menurut UU No. 5 th. 1979. Desa : Suatu wilayah yang ditempati sejumlah penduduk yang mempunyai organisasi pemerintahan yang terendah langsung dibawah camat. SUMBER: 114.141.57.234/suparjo/wp.../01/POLA-DESA.ppt
  • 13. Unsur Fisiografis  Unsur yang terkait dengan kondisi fisik desa diantaranya tanah, air dan udara
  • 14. Unsur Ekonomis Terkait dengan berbagai aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
  • 15. Unsur politik  Dapat diartikan sebagai aktivitas manusia dalam pengaturan hidup bersama.
  • 16. Unsur Kultural Desa memiliki budaya / kebudayaan yang sangat kuat, baik berupa adat kebiasaan maupun kebendaan.
  • 17. • Sutardjo Kartohadikusumo, Desa merupakan suatu kesatuan hukum dimana bertempat tingal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri Pengertian DESA dan KOTA A • William Ogburn dan M.F. Nimkoff, Desa adalah kseluruhan organisasi kehidupan sosial di dalam daerah terbatas
  • 18. • Paul H Landis, Desa merupakan suatu wilayah yang penduduknya kurang dari 25.000 jiwa dengan ciri-ciri : • Mempunyai pergaulan hidup yang saling mengenal • Adanya ikatan perasaan yang sama tentang kebiasaan • Cara berusaha bersifat agraris dan sangat dipenagruhi faktor alam
  • 19. • Desa memiliki karakteristik tersendiri, seperti : Pengertian DESA dan KOTA A Ciri-ciri Unsur-Unsur Potensi Klasifikasi DESA
  • 20. 1. Mata pencahrian penduduk agraris 2. Perbandingan lahan dengan jumlah penduduk besar 3. Hubungan antar warga relatif akrab 4. Tradisi masih kuat Ciri-ciri DESA
  • 21.  Terdapat lahan produktif dan tidak produktif, beserta pemanfaatannya  Termasuk juga unsur lokasi, luas, da batas yang merupakan lingkungan geografis setempat Pengertian DESA dan KOTA A Unsur-Unsur Daerah Penduduk Tata Kelakuan
  • 22.  Meliputi jumlah, pertumbuhan, kepadatan, persebaran, dan mata pencaharian penduduk desa setempat Unsur-Unsur Daerah Penduduk Tata Kelakuan
  • 23.  Berupa pola pergaulan masyarakat, adat istiadat, ikatan kekeluargaan, dan juga menyangkut seluk beluk kehidupan masyarakat Unsur-Unsur Daerah Penduduk Tata Kelakuan
  • 24.  Terdiri dari :  Tanah  Air  Iklim  Ternak Potensi Fisik Nonfisik
  • 25.  Terdiri dari :  Masyarakat desa  Lembaga- lembaga sosial  Aparatur atau pamong desa Potensi Fisik Nonfisik
  • 26. Fungsi Desa :  Sebagai hinterland atau pemasok kebutuhan pangan kota  Sumber tenaga kerja kasar bagi kota  Mitra pembangunan bagi kota  Sebagai bentuk pemerintahan terkecil dalam negara
  • 27. KLASIFIKASI DESA 1. Berdasarkan potensi wilayah. a. Desa berpotensi tnggi - Tanah subur - Topografi datar - Irigasi teknis - kemungkinan berkembang tinggi. b. Desa berpotensi Sedang - kesuburan tanah sedang - Topografi agak rata. - Irigasi semi teknis - Kemungkinan berkembang masih ada. c. Desa berpotensi rendah - Tanah tidak subur - Topografi berbukit - Air sulit - Sulit berkembang SUMBER: 114.141.57.234/suparjo/wp.../01/POLA-DESA.ppt
  • 28. 2. Berdasarkan perkembangannya a. Desa Tradisional : - masyarakatnya terdiri dari masyarakat terasing - kehidupannya tergantung pada alam. b. Desa Swadaya : - Kondisi relatif statis - Masyasarakat tergantung pada ketrampilan dan kemampuan pemimpin. - Susunan kelas bersifat vertikal dan statis. - Kedudukan seseorang dinilai berdasarkan keturunan dan pemilikan tanah. c. Desa Swakarya / peralihan - desa mulai kemajuan/ perkembangan. - Mobilitas sosial mulai ada. - Penilaian seseorang berdsarkan jasa, ketrampilan, karya. - Masyarakat tidak sepenuhnya tergantung pada pimpinan. SUMBER: 114.141.57.234/suparjo/wp.../01/POLA-DESA.ppt
  • 29. d. Swasembada - Masyarakatnya sudah maju - Sudah mengenal mekanisme ,tehnologi dan ilmu pertanian. - partisipasi masyarakat dalam pembangunan sudah efektif. - penilaian seseorang berdasarkan ketrampilan. - sudah ada penanaman modal. SUMBER: 114.141.57.234/suparjo/wp.../01/POLA-DESA.ppt
  • 30. POLA PERSEBARAN DAN PEMUKIMAN DESA Pengertian Pola persebaran desa : menggrombolnya atau saling menjauhinya antara desa satu dengan desa yang lain. Faktor yang mempengaruhi persebaran desa a. Sumber air : pemukiman kebanyakan berdekatan dengan daerah air, karena merupakan kebutuan yang vital. b. Kesuburan tanah : orang akan memilih tanah yang ideal untuk pertanian dan perternakan. c. Jalan raya : merupakan tempat yang setrategi untuk pemukiman. d. Relief : orang akan memilih tempat untuk pemukiman pada daerah yang datar, karena untuk dikembangkan. e. Bahan bangunan : orang akan mendirikan rumah didaerah yang mudah mencari bahan
  • 31. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. Sedangkan Penduduk adalah orang-orang yang berada di dalam suatu wilayah yang terikat oleh aturan-aturan yang berlaku dan salingberinteraksi satu sama lain secara terus menerus/kontinu. Dalamsosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempatiwilayah geografi dan ruang tertentu.
  • 32. Pola pemukiman adalah tempat manusia bermukim dan melakukan aktivitas sehari-hari. Bentuk penyebaran penduduk dapat dilihat berdasarkan kondisi alam dan aktivitas penduduk. Faktor yang mempengaruhi perbedaan pola pemukiman Penduduk antara lain: 1. Relief/Bentuk permukaan bumi terdiri dari relief-relief seperti pegunungan, dataran rendah, pantai, dan perbukitan. 2. Kesuburan Tanah. Pola pemukiman dipengaruhi juga oleh kesuburan tanah. Kesuburan tanah berbeda-beda di setiap tempat. Masyarakat cenderung tinggal di daerah yang memiliki kesuburan tanah, seperti di daerah pedesaan. 3. Iklim. Keadaan iklim juga mempengaruhi pola pemukiman penduduk. Misalnya intensitas radiasi matahari dan suhu di masing-masing daerah.
  • 33. Di daerah pegunungan yang bersuhu dingin, pemukiman penduduk cenderung merapat, sedangkan di daerah pantai yang bersuhu panas, pemukiman cenderung merenggang.
  • 34. 4. Kultur Penduduk. Budaya penduduk mempengaruhi pola pemukiman penduduk. Suku Badui di Banten, Suku Dayak di Kalimantan cenderung memiliki pemukiman berkelompok.
  • 35. POLA PEMUKIMAN DESA 1. Pola Permukiman Mengelompok/Memusat (Nucleated Agricultural Village community) Biasanya di pegunungan dan penduduk berasal dari satu keturunan, pemilikan tanah secara berkelompok dan hidup secara bergotong royong, pemekaran pemukiman ke seluruh jurusan tanpa rencana. Permukiman Kawasan Industri Arah pengembangan
  • 36. Pola permukiman Mengelompok / Memusat di Daerah Pegunungan
  • 37. Pola permukiman Mengelompok / Memusat di Daerah Pegunungan
  • 38. 2. Pola Linear atau Memanjang Mengikuti Jalur Jalan Raya, Alur Sungai, Rel KA, Garis Pantai Jalan Lahan Pertanian Permukiman Arah pengembangan
  • 39. Pola Linear atau Memanjang Mengikuti Jalan Mengikuti Sungai
  • 40. Mengikuti Rel KA Mengikuti Garis Pantai
  • 41. 3. Pola Mengelilingi Fasilitas Tertentu ( Danau, waduk, Pasar ) Permukiman Penduduk Fasilitas yang ada Kawasan Industri Kecil
  • 42. 4. Pola Permukiman Menyebar (Open Country or Tride Center Community) Pada umumnya terdapat di daerah pegunungan atau daerah dataran tinggi yang berelief kasar, dan terkadang daerahnya terisolir.
  • 43. Pola Permukiman Desa di Indonesia a. Memanjang jalan, sungai, pantai dan jalan kereta api di dataran rendah b. Radial di wilayah pegunungan c. Tersebar di wilayah perbukitan Tersebar Radial Linier
  • 44. Bentuk/Pola pemukiman Desa Pola Desa menurut R. Bintarto 1. Memanjang jalan : susunan desa yang mengikuti jalur jalan raya, dan biasanya terdapat di dataran rendah. Desa desa desa jalan
  • 45. 2. Memanjang sungai : pola desa yang terdapat di kanan kiri sungai yang airnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan desa sungai desa SUMBER: 114.141.57.234/suparjo/wp.../01/POLA-DESA.ppt
  • 46. 3. Pola Pemukiman radial : pola ini ada di daerah gunung api, biasanya ada dikanan kiri sungai desa desa sungai SUMBER: 114.141.57.234/suparjo/wp.../01/POLA-DESA.ppt
  • 47. 4. Pola desa tersebar : pola ini ada di daerah kapur, antara desa satu dengan yang lain dihubungkan oleh jalan setapak, desa ini ada dilembah uvala yang dekat dengan air des a de sa jalan SUMBER: 114.141.57.234/suparjo/wp.../01/POLA-DESA.ppt
  • 48. 5. Pola desa memanjang pantai : pola desa ini ada di pantai landai, yang masyarakatnya mempunyai matapencaharian sebai nelayan. ----------- ------========laut===--- ======---=== ---------===== desa desa desa daratan SUMBER: 114.141.57.234/suparjo/wp.../01/POLA-DESA.ppt
  • 49. 6. Pola desa memanjang pantai dan sejajar rel kereta api : pola ini ada di pantai landai dan masyarakatnya nelayan. ---======--=====laut-----===----==== =====----======== desa desa desa Rel kereta api SUMBER: 114.141.57.234/suparjo/wp.../01/POLA-DESA.ppt
  • 50. Pola desa menurut Daldjoeni 1. Pola desa memanjang pantai : - bentuk ini ada di pantai landai - mata pencaharia penduduk nelayan, perdagangan, perkebunan kelapa. - jika ada indutri adalah indutri kecil yang letaknya dekat pemukiman. ====-----======--=-=-== laut =====- ---===---==--=== -- ----==--== dasa desa desa industri industri industri SUMBER: 114.141.57.234/suparjo/wp.../01/POLA-DESA.ppt
  • 51. 2. Pola desa terpusat - pola ini ada didaerah pegunungan - faktor yang mendorong pola ini gotong royong. - penduduk terdiri dari satu keturunan - perkembang desa kesegala arah perkembangan desa industri industri Pe mu kim an SUMBER: 114.141.57.234/suparjo/wp.../01/POLA-DESA.ppt
  • 52. 3. Pola desa mengelilingi fasilitas Perkembangan desa fasilitas industri Pemukiman dan Lahan pertanian SUMBER: 114.141.57.234/suparjo/wp.../01/POLA-DESA.ppt
  • 53. 4. Pola desa linier : - ada di dataran rendah ,pemukiman sejajar jalan,perkembangan searah jalan,industri kecil berkembang sejajar jln dibelakang pemukiman, dibuat jln melingkar industri pemukiman industri jalan pemukiman Lahan pertanian jalan SUMBER: 114.141.57.234/suparjo/wp.../01/POLA-DESA.ppt
  • 54.  Berdasarkan tigkat perkembangannya, dibedakan : Pengertian DESA dan KOTA A Klasifikasi Desa Terbelakng Desa Berkembang Desa Maju
  • 55.  Tingkat kemajuan Desa dipengaruhi oleh : Pengertian DESA dan KOTA A Klasifikasi Potensi Desa Interaksi Desa-Kota Lokasi Desa
  • 56.  Berdasarkan tingkat pembangunan dan kemampuan mengembangkan potensi- potensi yang dimiliki, desa dibedakan menjadi : Pengertian DESA dan KOTA A Klasifikasi Desa Swadaya Desa Swakarya Desa Swasembada
  • 57.  Kota adalah bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan nonalami dengan gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dengan corak kehidupan yang bersifat hetrogen dan materialistis (R. Bintarto) Pengertian DESA dan KOTA A
  • 58.  Untuk menentukan apakah suatu wilayah kota atau tidak digunakan indikator atau ciri sebagai berikut : Pengertian DESA dan KOTA A Ada pasar dan pertokoan Tempat-tempat parkir Tempat rekreasi dan Olahraga
  • 59.  Struktur keruangan desa dibedaqkan menjadi yaitu : Struktur Keruangan DESA dan KOTA B Fungsi Sosial Fungsi Ekonomi
  • 60.  Bentuk perkampungan di desa memiliki pola yang berbeda  Hal dipengaruh oleh : Struktur Keruangan DESA dan KOTA B Kondisi Geografis Sarana Trasnportasi Kondisi Topografi
  • 61.  Berdarkan faktor tersebut Pola pemukiman desa dibedakan menjadi : Struktur Keruangan DESA dan KOTA B Memanjang Memusat Terpencar
  • 62. Struktur Keruangan DESA dan KOTA B Memanjang
  • 63. Struktur Keruangan DESA dan KOTA B Memusat
  • 64. Struktur Keruangan DESA dan KOTA B Terpencar
  • 65. Struktur Keruangan KOTA B  Struktur keruangan kota sangat kompleks, karena aktivitas penduduk sangat beragam
  • 67. PERBEDAAN ANTARA KOTA & DESA KOTA DESA
  • 68.  Dalam Struktur Tata Ruang Kota harus ada lahan :  Perkantoran, permukiman, pendidikan, pasar, pertokoan,  Jalur-jalur jalan yang menghubungkan kota dengan tempat lainnya.  Taman kota, alun-alun, lapangan olahraga, dsb. Struktur Keruangan KOTA B
  • 69. DEFINISI KOTA (MENURUT PROF BINTARTO) Kota adalah suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi, strata sosial ekonomi yg heterogen, dan kehidupan yang materialistis. Kota merupakan wilayah yang sebagian besar arealnya merupakan hasil budaya manusia (cultural Landscape), pemusatan penduduk yang tinggi dengan mata pencaharian di luar sektor pertanian. Kota dicirikan oleh adanya prasarana perkotaan, seperti bangunan pemerintahan, rumah sakit, sekolah, pasar, taman, alun-alun serta sarana transportasi yang lengkap.
  • 70. CIRI-CIRI KOTA  Ciri-ciri Fisik : 1. Terdapat sarana perekonomian 2. Tempat parkir memadai 3. Sarana rekreasi yang baik 4. Terdapat alun-alun 5. Adanya gedung perkantoran dan perdagangan  Ciri-ciri sosial 1. Adanya heterogelitas sosial 2. Masyarakat individualistik dan egois 3. Hubungan sosial bersifat gesselshaft 4. Matapencaharian non agraris 5. Adanya segregasi keruangan 6. Kesenjangan ekonomi dan sosial 7. Norma agama pudar 8. Kekerabatan pudar
  • 71. PERBEDAAN ANTARA KOTA & DESA KOTA DESA
  • 72. STRUKTUR RUANG KOTA Berbagai teori telah dikembangkan untuk menggambarkan dan menjelaskan struktur ruang kota berkaitan dengan pola penggunaan lahan dan distrbusi kelompok populasi di dalam kota. Teori-teori tersebut adalah sebagai berikut :
  • 73. (Ernest W. Burgess) 1. ZONA PUSAT DAERAH KEGIATAN / PDK 2. ZONA PERALIHAN / TRANSISI 3. ZONA PERMUKIMAN KELAS PROLETAR/WORKINGMENS WORK 4. ZONA PERMUKIMAN KELAS MENENGAH/RESIDENTATIAL ZONE 5. ZONA PENGLAJU
  • 74. 1. Zone Pusat Daerah Kegiatan / CBD (Central Business District) Terdapat toko toko besar, kantor bertingkat, bank, rumah makan, museum dll. 2. Zone Peralihan / Zone Transisi Merupakan daerah yang terikat dengan PDK. Penduduk tidak stabil dalam hal sosial ekonomi dan tempat tinggal, merupakan daerah miskin. Rencana pengembangan kota, daerah ini akan dirubah memjadi daerah yang lebih baik (untuk kompleks perhotelan, tempat parkir, jalan penghubung inti kota dan daerah luar) 3. Zone Pemukiman Kelas Proletar perumahan sedikit lebih baik daripada di Zone peralihan. Didiami oleh pekerja – pekerja yang kurang mampu, rumah kecil, zone ini dikenal dengan istilah Workingmen’s Home
  • 75. 4. Zone pemukiman kelas Menengah / Residentatial Zone Merupakan kompleks perumahan dari para karyawan kelas menengah dengan keahlian tertentu, Rumah – rumahnya lebih baik dibanding dengan Daerah Kelas Proletar 5. Zone Penglaju / Commuters Merupakan daerah yang sudah memasuki daerah belakang / hinterland . Penduduk bekerja di kota, pagi berangkat bekerja dan sore hari pulang dari bekerja Penglaju
  • 76. TEORI SEKTORAL Homer Hoyt ( Ekonom , Amerika, 1930 ) - Pola penggunaan lahan cenderung bersifat sektoral dan bukan Lingkaran konsentris - Penduduk kelas atas, cenderung menempati lahan di sepanjang jalur transportasi utama dari DPK/CBD ke daerah – daerah yang dapat diakses, sehingga dengan demikian sektor-sektor (lingkungan suatu usaha) cenderung berbentuk irisan kue yang menjalur dari DPK/CBD ke pinggiran kota. 1. Zona pusat daerah kegiatan 2. Zona dimana terdapat grossier dan manufaktur 3. Zona daerah permukiman kelas rendah 4. Zona daerah permukiman kelas menengah 5. Zona permukiman kelas tinggi
  • 77. Manufactur : cabang industri yang mengaplikasikan mesin, peralatan, tenaga kerja untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi yang memiliki nilai jual. Grossier : Penjualan barang kepada pengecer
  • 78. 1. Zona Pusat Daerah Kegiatan 2. Zona terdapat Grossier dan manufaktur 3. Zona daerah Permukiman Tingkat Rendah 4. Zona Permukiman Kelas Menengah 5. Zona Permukiman Kelas Tinggi 6. Zona Manufaktur Berat 7. Zona Daerah di luar PDK 8. Zona Permukiman Suburb (perumahan pinggir kota) 9. Zona Industri suburb TEORI INTI GANDA ( The Multiple Nuclei theory) Harris dan Edward Ulman - Kota – kota cenderung tumbuh di sekitar beberapa pusat pertumbuhan, sehingga terbentuklah nukleus atau kutub pertumbuhan.
  • 79. Teori Poros Babcock (1932) Menekankan pada peranan transportasi dalam memengaruhi struktur keruangan kota.
  • 80.
  • 81. Daya tarik dari luar adalah pada daera-daerah di mana kegiatan ekonomi banyak menonjol, yaitu di sekitar pelabuhan dan di sekitar hinterland yang subur.
  • 82. - Pusat-pusat kota lain yang berfunfsi sebagai kota industri dan kota dagang mempunyai daya tarik di bidang usaha.- - -Daerah – daerah di ekitar rekreasi juga menarik penduduk kota keluar.
  • 83. - Pemekaran kota berjalan ke segala arah , kota cepat menjadi besar / kota metropolitan , daerah sekitarnya juga bisa timbul kota – kota satelit.
  • 84. Interaksi Wilayah DESA dan KOTA • Interaksi merupakan suatu hubungan timbal balik yang saling berpengaruh antara dua wilayah atau lebih, yang dapat menimbulkan gejala, kenampakan atau permasalahan baru • Perbedaan karakteristik mengakibatkan terjadinya interaksi antar wilayah sebagai berikut : • Wilayah yang saling melengkapi (Regional Complementarity) • Wilayah yang saling berintervensi (Interventing Opportunity) • Adanya kemudahan transfer atau pemindahan ruang (Spatial Transfer Ability)
  • 85. Interaksi Wilayah DESA dan KOTA C Wilayah yang saling melengkapi (Regional Complementary) Wilayah A Surplus sumber daya X Minus sumber daya Y Minus sumber daya Z Wilayah B Minus sumber daya X Surplus sumber daya Y Minus sumber daya Z Wilayah c Minus sumber daya X Minus sumber daya Y Surplus sumber daya Z
  • 86. Wilayah yang saling berintervensi ( Intervening Opportunity) Wilayah A Surplus sumber daya X Minus sumber daya Y Wilayah B Surplus sumber daya Y Minus sumber daya x Wilayah C Surplus sumber daya X Surplus sumber daya Y
  • 87. Adanya kemudahan transfer atau pemindahan ruang (Spatial Transfer Ability ) Faktor lain yang mempengaruhi pola interaksi wilayah adanya kemudahan pemindahan dalam ruang yang bergantung pada : • Jarak mutlak dan relatif antar tiap wilayah • Biaya angkut • Jarak mutlak dan relatif antar tiap wilayah
  • 88. Interaksi Wilayah DESA dan KOTA C • Kekuatan Interaksi antar wilayah dapat dianlisis dengan menggunakan TEORI GRAVITASI dari REIlLY • Kekuatan interaksi antar wilayah dapat ditentukan dengan memperhatikan JUMLAH PENDUDUK dan JARAK antar wilayah tersebut
  • 91. Keterangan : G : besarnya gaya gravitasi antara 2 buah benda (cm/detik²) g : tetapan gravitasi Newton, besarnya 6.167 x 10-8 cm³/ gram detik² m1 : massa benda 1 (dalam gram) m2 : massa benda 2 (dalam gram) d1.2 : jarak benda (dalam cm)
  • 93. Model matematika dari teori Gravitasi Newton kemudian diterapkan dalam bidang Geografi untuk mengukur kekuatan interaksi keruangan antara 2 wilayah atau lebih oleh WJ. REILLY (19290  2 A.B B A A.B d P P k I  IA.B = Kekuatan interaksi antara region A dan B k = Nilai konstanta empiris, biasanya 1 PA = Jumlah penduduk region A PB = Jumlah penduduk region B dA.B = Jarak mutlak yang menghubung kan region A dan B
  • 94. Contoh : Ada tiga buah kota, yaitu kota A, B, dan C. Jumlah penduduk Kota A sebanyak 20.000 orang Jumlah penduduk Kota B sebanyak 10.000 orang Jumlah penduduk kota C sebanyak 30.000 orang. Jarak kota A ke kota B adalah 50 km, sedangkan jarak dari kota B ke kota C adalah 100 km. Pertanyaannya, manakah dari ketiga kota tersebut yang lebih besar kekuatan interaksinya? Apakah antara Kota A dan Kota B atau antara Kota B dan Kota C?
  • 95.  Jawab: a). Interaksi antara kota A dan kota B : IAB = k . PA.PB = 1. (20.000).(10.000) (dAB)2 (50)² = 80.000
  • 96. b). Interaksi antara kota B dan kota C : IBC = k . PB.PC = 1 . (10.000).(30.000) (dBC) (100)² = 300.000.000 = 30.000 10.000 Apabila kita bandingkan Kekuatan Interaksi antara Kota A dan Kota B , maka : = 80.000 : 30.000 = 8 : 3
  • 98. SOAL Ada tiga kota, yaitu kota P, Q, dan R. Jumlah penduduk Kota P sebanyak 40.000 orang Jumlah penduduk Kota Q sebanyak 20.000 orang Jumlah penduduk kota R sebanyak 60.000 orang. Jarak kota P ke kota Q adalah 100 km, sedangkan jarak dari kota Q ke kota R adalah 200 km. Pertanyaannya, manakah dari ketiga kota tersebut yang lebih besar kekuatan interaksinya? Apakah antara Kota P dan Kota Q atau antara Kota Q dan Kota R ?
  • 99. B A AB AB P P 1 d D   Keterangan : DAB = Jarak lokasi titik henti , dihitung dari kota yang lebih kecil jumlah penduduknya dAB = Jarak antara kota A dan B PA = Jumlah penduduk kota yang lebih besar PB = Jumlah penduduk kota yang lebih kecil 2. Teori Lokasi Titik Henti (The Breaking Point Theory) :
  • 100. Contoh 1: Ada tiga kota, yaitu kota A, B, dan C. Jumlah penduduk Kota A sebanyak 20.000 orang Jumlah penduduk Kota B sebanyak 10.000 orang Jumlah penduduk kota C sebanyak 30.000 orang. Jarak kota A ke kota B adalah 50 km, sedangkan jarak dari kota B ke kota C adalah 100 km. Tentukanlah Lokasi Titik Henti : a. antaraKota A- Kota B b. antara Kota B – Kota C
  • 101. Contoh 2 Kota A memiliki jumlah penduduk 20.000 jiwa, sedangkan kota B 30.000 jiwa. Jarak antara kedua kota tersebut adalah 100 kilometer. Di manakah lokasi pusat perdagangan yang tepat dan strategis agar terjangkau oleh penduduk setiap kota tersebut?
  • 102.
  • 103. Soal Latihan 1. Penduduk Kota P 12.000 jiwa, dan kota Q 6.000 jiwa serta jarak kota P dengan kota Q adalah 25 km. Lokasi pembangunan pusat perbelanjaan yang tepat adalah pada jarak .... A.12,50 km antara kota P dan Q B.17,73 km dari kota P C.17,73 km dari kota Q D.10,37 km dari kota P E.10,37 km dari kota Q
  • 104. Jawab : E.10,37 km dari kota Q
  • 105. 2. Jumlah penduduk kota A 500.000 orang, kota B 20.000 orang, jarak A - B 30 km. Di antara kota A dan B aka dibangun pasar. Di manakah posisi ideal pasar akan dibangun sesuai dengan teori titik henti? A.2,5 km dari kota A B.5,0 km dari kota B C.7,5 km dari kota A D.10 km dari kota B E.12,5 km dari kota A
  • 106. Jawab : B. 5,0 km dari kota B
  • 107. Soal 1. Dikethui dua kota T dan S. Jarak kota T ke S adalah 75 km, jumlah populasi kota T adalah 250.000 jiwa dan jumlah populasi kota S adalah 10.000 jiwa. Dimanakah lokasi tepat untuk membangun Kantor Pos anatara Kota T dan Kota S ?
  • 108. 3. TEORI GRAFIK / INDEKS KONEKTIFITAS Kekuatan Interaksi juga dapat dipengaruhi oleh ketersedian sarana prasaran transportasi • Untuk mengetahui kekuatan interaksi antar kota dilihat dari jaringan jalan, digunakan rumus konektivitas oleh K.J. Kansky, sbb: V e β  Keterangan : β = Indeks konektivitas e = Jumlah jaringan jalan yang menghubungkan kota-kota tersebut v = Jumlah kota dalam suatu wilayah
  • 110. Contoh
  • 111. Jawab
  • 113. 4. Potensi Penduduk  Potensi penduduk pada dasarnya menunjukkan kekuatan potensi aliran untuk tiap-tiap tempat. Artinya, berapa besar kemungkinan penduduk suatu wilayah untuk mengadakan migrasi dan berinteraksi dengan wilayah-wilayah lain di sekitarnya. Nilai potensi penduduk suatu wilayah digambarkan dengan isoplet yaitu garis-garis khayal pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki nilai potensi penduduk yang sama. Peta potensi penduduk bermanfaat dalam perencanaan pembangunan suatu wilayah. .
  • 114. Rumus Keterangan : PPA = indeks / potensi penduduk masing-masing kota k = konstanta = 1 PA = jumlah penduduk kota A dAX = jarak kota A dengan kota lain yang paling dekat dAB = jarak kota A-B
  • 115.
  • 116.
  • 117.
  • 118.
  • 119.
  • 120. Kesimpulan Potensi penduduk Kota Y lebih tinggi dibanding dengan wilayah Kota X maupun Kota Z. Dengan demikian, pembangunan pelayanan masyarakat sebaiknya didirikan di dekat wilayah yang lebih rendah mobilitas penduduknya yaitu Kota X dan Kota Z .
  • 121.
  • 122. 5. Tentukanlah potensi penduduk untuk masing-masing kota (wilayah) berikut ini !
  • 123. Untuk menghitung nilai indeks potensi penduduk dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Misalnya ada 5 kota yang akan kita ukur potensi penduduknya, yaitu kota A, B, C, D dan E, maka besarnya potensi penduduk masing-masing kota kita hitung dengan rumus sebagai berikut :
  • 124. Keterangan : PP = Indeks/potensi penduduk masing-masing kota (wilayah) k = konstanta empiris, dengan nilai 1 PA,PB, PC, PD dan PE = jumlah penduduk masing-masing kota (wilayah) d AX = jarak dari kota A ke kota lain yang paling dekat, yang sama-sama sedang dihitng nilai potensi penduduknya d AB = jarak dari kota A ke kota B
  • 125. Contoh : Tentukanlah potensi penduduk untuk masing-masing kota (wilayah) berikut ini !
  • 127. 1. Lahan pertanian diubah menjadi lahan pemukiman 2. Kawasan hutan dijadikan lahan pemukiman 3. Lahan yang tidak diperuntukkan untuk permukiman diubah menjadi lahan permukiman
  • 128. • Pembangunan pemukiman berarti mengubah fungsi lahan yang dengan sendirinya akan mengubah tananan dan interaksi lingkungan baik lingkungan biotik maupun abiotik • Dampak ini tidak hanya terhadap lingkungan tetapi terhadap sosial budaya
  • 129.  Jika habitat telah rusak, maka dapat terjadinya beberapa kemungkinan berikut : DAMPAK PEMUKIMAN PENDUDUK TERHADAP LINGKUNGAN BIOTIK  Terjadi migrasi beberapa jenis spesies  Adaptasi spesies terhadap lingkungan baru  Berkurangnya populasi hewan dan tumbuhan  Sejumlah spesies akan mati atau punah, dll
  • 130. DAMPAK PEMUKIMAN PENDUDUK TERHADAP LINGKUNGAN PERAIRAN
  • 133. DAMPAK PEMUKIMAN PENDUDUK TERHADAP LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA
  • 134. LATIHAN SOAL 1. Perkembangan wilayah seperti pada gambar cenderung berkembang ke arah A Pusatrekreasi,karena lebihnyamanuntuktempattinggal B Pegunungan,karenadaerahnyanyamanuntukdihuni C Kotaperdagangan,karenadekatdenganfasilitasuntukmendukungperekonomian D DaerahLaut,karenadekatdengandaerahtangkapanikan E Industri,karena dekatdenganlapanganpekerjaan
  • 135.
  • 136. Soal Latihan 1. Diketahui jumlah penduduk kota Kuningan adalah 50.000 jiwa dan kota Sumedang adalah 40.000 jiwa. Jarak antara kota Kuningan dengan kota Sumedeang adalah 1.000 km. Berapakah kekuatan interaksi antara kedua kota tersebut?
  • 137. Jawab:I¹-² = k . P1 . P2 (J 1-2)² = 1. 50.000 . 40.000 (1000) ² = 1. 2000 .000.000 1.000.000 = 2.000 Jadi nilai interaksi kota Kuningan dengan kota Majalengka adalah 2.000.
  • 138. 2. Jumlah penduduk Kota A adalah 25.000 orang sedangkan Kota B adalah 50.000 orang . Jarak antara Kota A dan Kota B adalah 30 km, Tentukanlah lokasi yang baik dan tepat untuk mendirikan museum yang dapat melayani kedua tempat tersebut !
  • 139.
  • 140. Jadi, lokasi ideal dalam penempatan museum sehingga terjangkau oleh penduduk Kota A maupun Kota B adalah 12,43 km dari Kota A.
  • 141.
  • 142. 3. Tentukanlah besarnya indeks Konektivitas dari wilayah/region berikut ini !
  • 143. 3. Tentukanlah besarnya indeks Konektivitas dari wilayah/region berikut ini !
  • 144. Cermatilah gambar di bawah ini !Bagaimanakah pendapat anda ?