SlideShare a Scribd company logo
1 of 54
INTERPRETASI CITRA UNTUK
PEMETAAN PENGGUNAAN LAHAN
PENGINDERAAN JAUH DAN INTERPRETASI CITRA

a.
b.
c.
d.

Sumber energi
Energi melewati atmosfer
Obyek permukaan
Sensor dan wahana

e. Ground station
f. Analisis citra
g. Aplikasi

penginderaan jauh didefinisikan
sebagai ilmu (dan juga seni
sampai pada luasan tertentu) yang
mempelajari bagaimana cara
memperoleh informasi tentang
suatu obyek di permukaan bumi
tanpa ada kontak langsung
dengan obyek tersebut. Perolehan
informasi ini dilakukan dengan
cara mengindra dan merekam
energi dari suatu sumber energi
yang terpantulkan atau
terpancarkan oleh obyek di
permukaan bumi, untuk kemudian
diproses, dianalisis dan
diaplikasikan untuk kepentingan
tertentu (CCRS, 1999)
ENERGI DAN SUMBER ENERGI


Energi yang digunakan dalam
penginderaan jauh adalah radiasi
elektromagnetik.



Sumbernya dapat berupa sumber
alami maupun buatan



Sumber alami adalah matahari
(passive remote
sensing), sedangkan sumber
buatan adalah berupa pembangkit
sinyal (ampli/antenna) yang
dipasang pada suatu wahana
(active remote sensing)
SUMBER ENERGI GELOMBANG EM

1. Penginderaan Jauh Pasif
Menggunanakan matahari sebagai sumber
gelombang EM

2. Penginderaan Jauh Aktif
Mempunyai sumber energi sendiri untuk
menghasilkan gelombang EM
INTERAKSI DENGAN ATMOSFIR

Perambatan gelombang elektromagnetik
dari matahari ke bumi mengalami penyebaran
(scattering), yang disebabkan oleh partikelpartikel dalam atmosfir.
Perhatikan pada siang hari langit menjadi
biru dan pada matahari terbit atau tenggelam,
langit menjadi kemerahan. Hal ini disebabkan
adanya scattering yang disebabkan oleh
partikel-partikel dalam atmosfir
INTERAKSI DENGAN TARGET
Energi yang tidak terserap dan tersebar
pada atmosfir dapat mencapai permukaan
bumi

Energi yang mencapai target (I) akan terbagi
lagi menjadi energi yang ditransmisikan (T)
diserap target (A)) dan energi yang
dipantulkan (R).
Energi yang
dipantulkan
merupakan perhatian
yang utama
dalam remote sensing
Pantulan Sempurna
(Specular)

Pantulan segala arah
Diffuse)
INTERAKSI DENGAN TARGET

SETIAP OBYEK AKAN MEMPUNYAI RESPON (DALAM BENTUK PERBEDAAN INTENSITAS PANTULAN-SERAPAN) YANG
BERBEDA TERHADAP ENERGI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK YANG DATANG PADANYA. SELAIN ITU, OBYEK YANG SAMA
JUGA AKAN MEMPUNYAI RESPON BERBEDA TERHADAP SPEKTRUM YANG BERBEDA
KURVA PANTULAN OBYEK
SOIL
VEGETATION
WATER

0,3

1

3

10

m

SETIAP OBYEK AKAN MEMPUNYAI RESPON (DALAM BENTUK PERBEDAAN INTENSITAS PANTULAN-SERAPAN) YANG
BERBEDA TERHADAP ENERGI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK YANG DATANG PADANYA. SELAIN ITU, OBYEK YANG SAMA
JUGA AKAN MEMPUNYAI RESPON BERBEDA TERHADAP SPEKTRUM YANG BERBEDA
WAHANA DAN SENSOR

Wahana







4 Resolusi terkait kemampuan
sensor dalam merekam
Resolusi spasial
Resolusi spektral
Resolusi radiometrik
Resolusi temporal

Sensor
WAHANA PENGINDERAAN JAUH
1000 Km
Satellite

Rocket

100
Balloon

10
Aero plane

1
Helicopter

Crane
0 Km
PEREKAMAN GELOMBANG EM

1. Sensor Fotografik
Perekaman berlangsung seperti kamera foto biasa
atau yang kita kenal sebagai proses kimiawi.
Citra yang dihasilkan dibentuk dari titik-titik yang
sangat halus

2. Sensor Elektronik
Sensor yang bekerja secara elektrik, data yang
direkam berupa data dijital/numerik.
Citra dibentuk dari pixel (picture element)
BEBERAPA SENSOR SATELIT
NOAA-AVHRR

Resolusi Spasial : 1.1 kilometer
Resolusi Spektral :6 Saluran (spektrum tampak – termal)
Resolusi radiometrik : 10 Bit per Saluran
Resolusi Temporal : 12 jam
BEBERAPA SENSOR INDERAJA
LANDSAT

Resolusi Spasial : 30 meter
Resolusi Spektral : 8 Saluran (spektrum tampak – termal)
Resolusi radiometrik : 8 Bit per Saluran
Resolusi Temporal : 18 Hari
BEBERAPA SENSOR INDERAJA
SPOT

Resolusi Spasial : 10 meter
Resolusi Spektral : 4 Saluran (spektrum tampak – inframerah gelombang pendek)
Resolusi radiometrik : 8 Bit per Saluran
Resolusi Temporal : 2-3 Hari
BEBERAPA SENSOR INDERAJA
Quickbird

Resolusi Spasial : 0.6 meter
Resolusi Spektral : 4 Saluran (spektrum tampak – inframerah dekat)
Resolusi radiometrik : 11 Bit per Saluran
Resolusi Temporal : 3 Hari
DATA PENGINDERAAN JAUH
FOTO UDARA

1. Lebih sederhana sistem operasionalnya
2. Tingkat kedetilan dapat disesuaikan
dengan kebutuhan
3. Resolusi spasial lebih baik
2. CITRA SATELIT

1. Biaya relatif lebih murah
2. Kontinyu
3. Mudah didapat

Landsat (Amerika Serikat)
Ikonos (Amerika Serikat +Jepang)
Quickbird (Amerika Serikat)
SPOT (Perancis )
NOAA (Amerika Serikat )
IRS (India)
Aster (Amerika Serikat ), dll.
3. RADAR

1. Mempunyai Sumber Energi Sendiri
2. Tidak Tergantung Waktu
3. Tembus Awan
CONTOH PRODUK FOTO UDARA

PANCHROMATIC HITAM PUTIH

1 :30.000

1 : 50.000
TAHUN 1994

TAHUN
1994

1 : 7000
TAHUN
1996
1 :15.000
TAHUN
1990
Citra Landsat
CITRA SPOT
QUICKBIRD
Citra NOAA AVHRR,
dengan resolusi spasial
4 km x 4 km
RADAR
KARAKTERISTIK CITRA SATELIT

Satu pixel mewakili
30 meter x 30 meter (Landsat)
2,5 meter x 2,5 meter (SPOT)
1 meter x 1 meter (Ikonos)
0,6 meter X 0,6 meter (Quickbird)

RESOLUSI SPASIAL

Kemampuan sensor dalam mendefinisikan objek di
permukaan bumi yang diwakili oleh pixel (picture element)
KARAKTERISTIK CITRA SATELIT
Landsat-TM Band-521

Landsat-TM Band-342

Landsat-TM Band-432

Landsat-TM Band-247

RESOLUSI SPEKTRAL
Resolusi spektral mendefinisikan kemampuan sensor untuk mendefinisikan
kehalusan interval panjang gelombang yang bisa direkam
RESOLUSI TEMPORAL
Lamanya satelit kembali lagi pada suatu lokasi
atau wilayah yang sama

Landsat

: 16 hari

SPOT

: 26 hari

Ikonos

: + 3 hari

Quikbird : 1 – 3,5 hari
NOAA

: 24 jam

Sampai lokasi yang sama
pada x hari
RESOLUSI RADIOMETRIK

Resolusi radiometrik adalah ukuran sensitivitas sensor untuk
membedakan aliran radiasi (radiation flux) yang dipantulkan atau
diemisikan suatu objek oleh permukaan bumi. Sebagai contoh,
radian pada panjang gelombang 0,6 - 0,7 m akan direkam oleh
detektor MSS band 5 dalam bentuk voltage. Kemudian analog
voltage ini disampel setiap interval waktu tertentu (contoh untuk
MSS adalah 9,958 x 10-6 detik) dan selanjutnya dikonversi menjadi
nilai integer yang disebut bit. MSS band 4, 5 dan 7 dikonversi ke
dalam 7 bit (27=128), sehingga akan menghasilkan 128 nilai diskrit
yang berkisar dari 0 sampai dengan 127. MSS band 6 mempunyai
resolusi radiometrik 6 bit (26=64), atau nilai integer diskrit antara 0 63. Generasi kedua data satelit seperti TM, SPOT dan MESSR
mempunyai resolusi radiometrik 8 bit (nilai integer 0 - 255). Citra
yang mempunyai resolusi radiometrik yang lebih tinggi akan
memberikan variasi informasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan
citra yang mempunyai resolusi radiometrik yang lebih rendah

4 NILAI KECERAHAN (2 BIT)
BIT)

256 NILAI KECERAHAN (8
.GROUND STATION AND PROCESSING


Pemrosesan, setelah energi
dideteksi dan ditangkap
sensor, energi ini kemudian
direkam dalam detektor,
untuk kemudian diproses
menjadi citra. Untuk sistem
fotografi, detektor berupa film
yang nanti kemudian dicetak
menjadi foto. Sedangkan
untuk sistem
elektronis/digital, data yang
terekam dikirim ke stasiun
penerima di bumi untuk
kemudian diproses menjadi
citra digital.

LAPAN Pare Pare Ground
Station
ANALISIS CITRA
(EKSTRAKSI INFORMASI TEMATIK DARI CITRA)

Interpretas
i visual

Analisis digital
INTERPRETASI VISUAL


Aktivitas visual untuk mengkaji citra yang menunjukkan gambaran muka
bumi yang tergambar di dalam citra tersebut untuk tujuan identifikasi
obyek dan menilai maknanya ( howard, 1991 ).

TAHAPAN INTERPRETASI VISUAL

DETEKSI

IDENTIFIKASI

ANALISIS
KUNCI INTERPRETASI VISUAL (IDENTIFIKASI OBYEK)
Rona/Warna; merupakan nilai kecerahan relatif dari obyek.
Rona merupakan unsur paling dasar untuk membedakan
obyek, Rona yang berbeda biasanya mengindikasikan obyek
yang berbeda pula.

Bentuk; merupakan keadaan umum , struktur atau penciri tepi
suatu obyek, bentuk kotak biasanya mencirikan sawah,
permukiman atau gedung, bentuk tidak beraturan mencirikan
vegetasi, hutan, dan sebagainya.
Ukuran; besar kecilnya suatu obyek dibandingkan dengan
obyek yang lain. Kantor dan Sekolah bisa saja mempunyai
bentuk dan rona yang sama, tapi keduanya bisa dibedakan
dari segi ukurannya.
KUNCI INTERPRETASI VISUAL (IDENTIFIKASI OBYEK)
Pola; merupakan susunan keruangan dari obyek. Kompleks
perumahan biasanya dicirikan dengan pola obyek rumah yang
teratur dan dipisahkan jalan, sedangkan permukiman kumuh
justru sebaliknya.
Tekstur; merupakan variasi rona di dalam sebuah obyek.
Tekstur kasar tidak teratur biasanya mencirikan
vegetasi, sedangkan tubuh air tenang atau sawah mempunyai
tekstur halus.
Bayangan; Bayangan merupakan penciri obyek yang
mempunyai aspek ketinggian atau tidak. Bayangan biasanya
dipakai untuk mengidentifikasi dan membedakan perbukitan
dan dataran pada pemetaan geologi – geomorfologi.
Asosiasi; Hubungan antara satu obyek dengan obyek lain.
Beberapa obyek terkadang mempunyai kedekatan posisi satu
sama lain seperti permukiman perkotaan berasosiasi dengan
jaringan jalan, sungai biasanya diikuti pepohonan rimbun di
bantarannya.
CONTOH PENERAPAN KUNCI INTERPRETASI VISUAL
Analysis/
Interpretasi
Manual

BS

V
V

BS

L

BK
INTERPRETASI CITRA DIGITAL/KLASIFIKASI
MULTISPEKTRAL
Proses interpretasi obyek pada citra secara
otomatis dengan bantuan komputer.
 Proses interpretasi hanya mengandalkan
pada informasi rona/warna (spektral).
 Lebih cepat daripada interpretasi visual,
tetapi informasi yang dihasilkan lebih
terbatas.
 Keluaran dalam format Raster.
 Proses klasifikasi ada 2 macam, Supervised
dan Unsupervised.

TAHAPAN KLASIFIKASI MULTISPEKTRAL
(SUPERVISED)
Operator mendefinisikan skema kelas informasi
(air, vegetasi, lahan terbuka, lahan terbangun,
dsb).
 Operator memilih area sampel kelas spektral
pada citra, kemudian mendefinisikan
informasinya sesuai dengan kelas informasi
yang cocok.
 Komputer mengklasifikasi kelas spektral sesuai
dengan area sampel, dilanjutkan penamaan
kelas informasi yang sesuai
 Operator melakukan Uji Akurasi

TAHAPAN KLASIFIKASI MULTISPEKTRAL
(UNSUPERVISED)
Operator mendefinisikan skema kelas
informasi (air, vegetasi, lahan terbuka, lahan
terbangun, dsb).
 Komputer mengklasifikasi kelas spektral
sesuai dengan parameter statistik yang
ditentukan operator.
 Operator mendefinisikan dan mencocokkan
kelas spektral dengan kelas informasi
 Operator melakukan Uji Akurasi

Analysis/Interpretasi Digital  indeks vegetasi
PERBANDINGAN INTERPRETASI VISUAL DAN DIGITAL
Metode

Kelebihan

Kekurangan

Interpretasi Visual

- Pengetahuan
interpreter bisa
dimanfaatkan
semaksimal mungkin.
- Penerapan skala
pemetaan fleksibel

- Proses interpretasi
memerlukan waktu lama
- Hasil interpretasi bersifat
subyektif dan berbeda pada
setiap interpreter.

Klasifikasi Digital

- Waktu pemrosesan
relatif singkat
- Parameter kuantitatif
dari citra bisa diekstrak

- Pengetahuan interpreter tidak
bisa dimanfaatkan
- Penerapan skala pemetaan
tidak fleksibel
INTERPRETASI CITRA UNTUK PEMETAAN PENGGUNAAN
LAHAN
PENGGUNAAN LAHAN ????


Lahan Merupakan material dasar dari suatu lingkungan (situs), yang diartikan
berkaitan dengan sejumlah karakteristik alami yaitu iklim, geologi, tanah,
topografi, hidrologi dan biologi (Aldrich, 1981).



Dalam pengertian lain, lahan didefinisikan sebagai ruang diatas permukaan
bumi yang mempunyai ciri khusus dari aspek iklim, geologi, topografi, tanah,
hidrologi dan biologi.



Obyek yang ada dipermukaan lahan disebut dengan penutup lahan. Secara
umum penutup lahan dapat dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu vegetasi,
tanah, dan air, yang nantinya diperinci menjadi kategori yang lebih detil.



Adapun penggunaan lahan adalah segala bentuk aktivitas manusia di atas
lahan. Contoh penggunaan lahan antara lain sawah, permukiman, pertokoan,
kantor, kebun, tambang dan lain-lain.


Penutup Lahan

Penggunaan Lahan
Proses interpretasi Citra Penggunaan
Lahan
Jenjang III

Jenjang I

Jenjang IV

1. Daerah Bervegetasi

A. Daerah Pertanian

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Sawah Irigasi
Sawah Tadah Hujan
Sawah Lebak
Sawah pasang surut
Ladang/Tegal
Perkebunan

-

Cengkeh
Coklat
Karet
Kelapa
Kelapa Sawit
Kopi
Panili
Tebu
Teh
Tembakau

-

Hutan bambu
Hutan campuran
Hutan jati
Hutan pinus
Hutan lainnya
Hutan bakau
Hutan campuran
Hutan nipah
Hutan sagu

7. Perkebunaan Campuran

B.

Bukan Daerah Pertanian

8. Tanaman Campuran
1. Huatan lahan kering

2.

C. Bukan daerah pertanian
II. Daerah tak bervegetasi

III.

Permukiman

dan

lahan

bukan

D. Daerah tanpa liputan vegetasi

pertanian

IV. Perairan

Simbol

Jenjang II

E. Tubuh perairan

3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.

Hutan lahan basah

Belukar
Semak
Padang Rumput
Savana
Padang alang-alang
Rumput rawa
Lahan terbuka
Lahar dan Lava
Beting Pantai
Gosong sungai
Gumuk pasir
Permukiman
Industri
Jaringan jalan
Jaringan jalan KA
Jaringan listrik tegangan tinggi

6. Pelabuhan udara
7. Pelabuhan laut
1. Danau
2. Waduk
3. Tambak ikan
4. Tambak garam
5. Rawa
6. Sungai
7. Anjir pelayaran
8. Saluran irigasi
9. Terumbu karang
10. Gosong pantai

Si
St
Sl
Sp
L
C
Co
K
Ke
Ks
Ko
P
T
Te
Tm
Kc
Te
Hb
Hc
Hj
Hp
Hl
Hm
Hc
Hn
Hs
B
S
Pr
Sa
Pa
Rr
Lb
Ll
Bp
Gs
Gp
Kp
In

D
W
Ti
Tg
R

SKEMA
KLASIFIKASI
PENGGUNAAN
LAHAN
CONTOH HASIL INTERPRETASI
PENGINDERAAN JAUH UNTUK PENGGUNAAN
LAHAN
WHY ?????

Cakupan Area Perekaman Luas
 Perekaman/pengamatan multi waktu
 Multi resolusi
Multi Skala
 Aksesbilitas
 Biaya Lebih Murah
 Integrasi dengan GIS/Model Spasial

DEMO
REVIEW DAN QUIZ
FURTHER READINGS






Fundamentals of Remote Sensing
(http://www.nrcan.gc.ca/sites/www.nrcan.gc.ca.earthsciences/files/pdf/resource/tutor/fundam/pdf/fundamentals_e.pdf)
Principles of Remote Sensing
(http://www.crisp.nus.edu.sg/~research/tutorial/rsmain.htm)
NEODC Remote Sensing Tutorial
(http://www.neodc.rl.ac.uk/tutorials/rstutorial/tutorialhome.htm)
FREE DOWNLOAD REMOTE SENSING DATA
(MENCAKUP WILAYAH INDONESIA)










http://www.landcover.org (LANDSAT 1-8, DEM SRTM, MODIS, ASTER,
AVHRR, EO-1 ALI, EO-1 HYPERION)
http://earthexplorer.usgs.gov (LANDSAT 1-8, SRTM, MODIS, ASTER,
AVHRR, EO-1 ALI, EO-1 HYPERION, OrbView-3, SIR-C RADAR, Foto
Udara skala kecil)
http://glovis.usgs.gov (LANDSAT 1-7, SRTM, MODIS, ASTER, AVHRR,
EO-1 ALI, EO-1 HYPERION, OrbView-3, SIR-C RADAR, Foto Udara
skala kecil, TerraLook)
http://terralook.cr.usgs.gov/ (LANDSAT, ASTER)
http://lance.nasa.gov/data-products/modis-products/ (MODIS)
http://reverb.echo.nasa.gov/ (LANDSAT, ASTER GDEM, MODIS,
TRMM)
SOFTWARE PENGOLAHAN CITRA


Komersil/Berbayar
 ERDAS IMAGINE (http://www,erdas,com )
 ENVI (http://www.exelisvis.com/language/en-us/productsservices/envi.aspx)
 PCI Geomatica (http://www.pcigeomatics.com/)
 ER Mapper
(http://www.erdas.com/products/ERDASERMapper/ERDASERMapper/Details.aspx)
 Global Mapper (http://www.bluemarblegeo.com/global-mapper/index.php)
 ESRI ArcGIS (http://www.esri.com )
 IDRISI GIS (http://www.clarklabs.org/)



Freeware/Open Source
 ILWIS (http://52north.org/communities/ilwis/)
 OPTICKS (http://opticks.org/confluence/display/opticks/Welcome+To+Opticks)
 GRASS (http://grass.fbk.eu/)
 OSSIM (http://www.ossim.org/OSSIM/OSSIM_Home.html)
 BILKO (http://www.noc.soton.ac.uk/bilko/)
 SPRINGS (http://www.dpi.inpe.br/spring/)
 MultiSpec (https://engineering.purdue.edu/~biehl/MultiSpec/)
TERIMAKASIH

More Related Content

What's hot

Survei dan Pemetaan Menggunakan GPS
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPSSurvei dan Pemetaan Menggunakan GPS
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPSbramantiyo marjuki
 
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alatLaporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alatAndi Azizah
 
PPT Interaktif Geografi Jenis Peta
PPT Interaktif Geografi Jenis PetaPPT Interaktif Geografi Jenis Peta
PPT Interaktif Geografi Jenis PetaAgnas Setiawan
 
Laporan Pembuatan Peta Tematik
Laporan Pembuatan Peta TematikLaporan Pembuatan Peta Tematik
Laporan Pembuatan Peta TematikSally Indah N
 
Peran data dan informasi geospasial dalam penataan ruang
Peran data dan informasi geospasial dalam penataan ruangPeran data dan informasi geospasial dalam penataan ruang
Peran data dan informasi geospasial dalam penataan ruangArya Pinandita
 
Koreksi Geometrik, Digitasi Peta dan Pengisian Tabel Atribute
Koreksi Geometrik, Digitasi Peta dan Pengisian Tabel AtributeKoreksi Geometrik, Digitasi Peta dan Pengisian Tabel Atribute
Koreksi Geometrik, Digitasi Peta dan Pengisian Tabel AtributeAzmi Rahman
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)Nurul Afdal Haris
 
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8Wachidatin N C
 
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ProvinsiPedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ProvinsiPenataan Ruang
 
Pusat Pelayanan dan Interaksi Keruangan Kawasan Perkotaan Yogyakarta
Pusat Pelayanan dan Interaksi Keruangan Kawasan Perkotaan YogyakartaPusat Pelayanan dan Interaksi Keruangan Kawasan Perkotaan Yogyakarta
Pusat Pelayanan dan Interaksi Keruangan Kawasan Perkotaan Yogyakartabramantiyo marjuki
 
Analisis pusat pelayanan di kabupaten serang
Analisis pusat pelayanan di kabupaten serangAnalisis pusat pelayanan di kabupaten serang
Analisis pusat pelayanan di kabupaten serangArief Budiman
 
Permasalahan Penataan Ruang di Daerah
Permasalahan Penataan Ruang di DaerahPermasalahan Penataan Ruang di Daerah
Permasalahan Penataan Ruang di Daerahhenny ferniza
 
Analisis spasial
Analisis spasialAnalisis spasial
Analisis spasial11-1-20-1
 
Rangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi Geospasial
Rangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi GeospasialRangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi Geospasial
Rangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi GeospasialFaisal Widodo Bancin
 
Jenis jasa ekosistem
Jenis jasa ekosistemJenis jasa ekosistem
Jenis jasa ekosistemNur Baqin
 
Analisis satuan kemampuan lahan
Analisis satuan kemampuan lahanAnalisis satuan kemampuan lahan
Analisis satuan kemampuan lahanSOFI ANI
 
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar peta
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar petaInformasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar peta
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar petafahmi fadilla
 

What's hot (20)

Survei dan Pemetaan Menggunakan GPS
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPSSurvei dan Pemetaan Menggunakan GPS
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPS
 
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alatLaporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
 
LAYOUT PADA ARCGIS 10.0
LAYOUT PADA ARCGIS 10.0LAYOUT PADA ARCGIS 10.0
LAYOUT PADA ARCGIS 10.0
 
PPT Interaktif Geografi Jenis Peta
PPT Interaktif Geografi Jenis PetaPPT Interaktif Geografi Jenis Peta
PPT Interaktif Geografi Jenis Peta
 
Laporan Pembuatan Peta Tematik
Laporan Pembuatan Peta TematikLaporan Pembuatan Peta Tematik
Laporan Pembuatan Peta Tematik
 
Peran data dan informasi geospasial dalam penataan ruang
Peran data dan informasi geospasial dalam penataan ruangPeran data dan informasi geospasial dalam penataan ruang
Peran data dan informasi geospasial dalam penataan ruang
 
Koreksi Geometrik, Digitasi Peta dan Pengisian Tabel Atribute
Koreksi Geometrik, Digitasi Peta dan Pengisian Tabel AtributeKoreksi Geometrik, Digitasi Peta dan Pengisian Tabel Atribute
Koreksi Geometrik, Digitasi Peta dan Pengisian Tabel Atribute
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
 
Makala peta
Makala petaMakala peta
Makala peta
 
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8
 
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ProvinsiPedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
 
Pusat Pelayanan dan Interaksi Keruangan Kawasan Perkotaan Yogyakarta
Pusat Pelayanan dan Interaksi Keruangan Kawasan Perkotaan YogyakartaPusat Pelayanan dan Interaksi Keruangan Kawasan Perkotaan Yogyakarta
Pusat Pelayanan dan Interaksi Keruangan Kawasan Perkotaan Yogyakarta
 
Analisis pusat pelayanan di kabupaten serang
Analisis pusat pelayanan di kabupaten serangAnalisis pusat pelayanan di kabupaten serang
Analisis pusat pelayanan di kabupaten serang
 
Permasalahan Penataan Ruang di Daerah
Permasalahan Penataan Ruang di DaerahPermasalahan Penataan Ruang di Daerah
Permasalahan Penataan Ruang di Daerah
 
Analisis spasial
Analisis spasialAnalisis spasial
Analisis spasial
 
Rangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi Geospasial
Rangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi GeospasialRangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi Geospasial
Rangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi Geospasial
 
Jenis jasa ekosistem
Jenis jasa ekosistemJenis jasa ekosistem
Jenis jasa ekosistem
 
Analisis satuan kemampuan lahan
Analisis satuan kemampuan lahanAnalisis satuan kemampuan lahan
Analisis satuan kemampuan lahan
 
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar peta
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar petaInformasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar peta
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar peta
 
Garis kontur
Garis konturGaris kontur
Garis kontur
 

Similar to Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan

Konsep Dasar Penginderaan Jauh.pptx
Konsep Dasar Penginderaan Jauh.pptxKonsep Dasar Penginderaan Jauh.pptx
Konsep Dasar Penginderaan Jauh.pptxichsan41
 
Penginderaan Jauh
Penginderaan JauhPenginderaan Jauh
Penginderaan Jauhjasa16
 
SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)
SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)
SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)Amos Pangkatana
 
iv-penginderaan-jauh.pptx
iv-penginderaan-jauh.pptxiv-penginderaan-jauh.pptx
iv-penginderaan-jauh.pptxrioprayogo2
 
Citra penginderaan jauh dan contohnya
Citra penginderaan jauh dan contohnyaCitra penginderaan jauh dan contohnya
Citra penginderaan jauh dan contohnyaAgus Candra
 
Penginderaan jauh atau Remote sensing Penginderaan Jauh Satelit (Spaceborne S...
Penginderaan jauh atau Remote sensing Penginderaan Jauh Satelit (Spaceborne S...Penginderaan jauh atau Remote sensing Penginderaan Jauh Satelit (Spaceborne S...
Penginderaan jauh atau Remote sensing Penginderaan Jauh Satelit (Spaceborne S...sriputri16
 
1066 2029-1-sp
1066 2029-1-sp1066 2029-1-sp
1066 2029-1-spfujiwara5
 
LASER SCANNING, SATELIT IFSAR, SATELIT RESOLUSI TINGGI, SENSOR CCD
LASER SCANNING, SATELIT IFSAR, SATELIT RESOLUSI TINGGI, SENSOR CCDLASER SCANNING, SATELIT IFSAR, SATELIT RESOLUSI TINGGI, SENSOR CCD
LASER SCANNING, SATELIT IFSAR, SATELIT RESOLUSI TINGGI, SENSOR CCDNational Cheng Kung University
 
BAB 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh dan SIG.pptx
BAB 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh dan SIG.pptxBAB 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh dan SIG.pptx
BAB 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh dan SIG.pptxELLYAMUTHIARAMADHANI
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")Nurul Afdal Haris
 
PJ SIG KLS X.ppt
PJ SIG KLS X.pptPJ SIG KLS X.ppt
PJ SIG KLS X.pptYulliaPuTri
 
Penginderaan_Jauh_pptx.pptx
Penginderaan_Jauh_pptx.pptxPenginderaan_Jauh_pptx.pptx
Penginderaan_Jauh_pptx.pptxMelisaRonaFitri
 
Penginderaan_Jauh_pptx.pptx
Penginderaan_Jauh_pptx.pptxPenginderaan_Jauh_pptx.pptx
Penginderaan_Jauh_pptx.pptxSyamsulAmrie1
 

Similar to Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan (20)

Konsep Dasar Penginderaan Jauh.pptx
Konsep Dasar Penginderaan Jauh.pptxKonsep Dasar Penginderaan Jauh.pptx
Konsep Dasar Penginderaan Jauh.pptx
 
geometeri
geometerigeometeri
geometeri
 
Penginderaan Jauh
Penginderaan JauhPenginderaan Jauh
Penginderaan Jauh
 
118 343-3-pb
118 343-3-pb118 343-3-pb
118 343-3-pb
 
SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)
SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)
SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)
 
iv-penginderaan-jauh.pptx
iv-penginderaan-jauh.pptxiv-penginderaan-jauh.pptx
iv-penginderaan-jauh.pptx
 
Citra penginderaan jauh dan contohnya
Citra penginderaan jauh dan contohnyaCitra penginderaan jauh dan contohnya
Citra penginderaan jauh dan contohnya
 
Penginderaan jauh atau Remote sensing Penginderaan Jauh Satelit (Spaceborne S...
Penginderaan jauh atau Remote sensing Penginderaan Jauh Satelit (Spaceborne S...Penginderaan jauh atau Remote sensing Penginderaan Jauh Satelit (Spaceborne S...
Penginderaan jauh atau Remote sensing Penginderaan Jauh Satelit (Spaceborne S...
 
1066 2029-1-sp
1066 2029-1-sp1066 2029-1-sp
1066 2029-1-sp
 
Penginderaan jauh
Penginderaan jauhPenginderaan jauh
Penginderaan jauh
 
LASER SCANNING, SATELIT IFSAR, SATELIT RESOLUSI TINGGI, SENSOR CCD
LASER SCANNING, SATELIT IFSAR, SATELIT RESOLUSI TINGGI, SENSOR CCDLASER SCANNING, SATELIT IFSAR, SATELIT RESOLUSI TINGGI, SENSOR CCD
LASER SCANNING, SATELIT IFSAR, SATELIT RESOLUSI TINGGI, SENSOR CCD
 
Pengindraan jauh
Pengindraan jauhPengindraan jauh
Pengindraan jauh
 
Jl
JlJl
Jl
 
BAB 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh dan SIG.pptx
BAB 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh dan SIG.pptxBAB 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh dan SIG.pptx
BAB 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh dan SIG.pptx
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
 
PJ SIG KLS X.ppt
PJ SIG KLS X.pptPJ SIG KLS X.ppt
PJ SIG KLS X.ppt
 
Pengindraan Jauh..pptx
Pengindraan Jauh..pptxPengindraan Jauh..pptx
Pengindraan Jauh..pptx
 
Penginderaan_Jauh_pptx.pptx
Penginderaan_Jauh_pptx.pptxPenginderaan_Jauh_pptx.pptx
Penginderaan_Jauh_pptx.pptx
 
Penginderaan_Jauh_pptx.pptx
Penginderaan_Jauh_pptx.pptxPenginderaan_Jauh_pptx.pptx
Penginderaan_Jauh_pptx.pptx
 
Gps dan cara kerjanya
Gps dan cara kerjanyaGps dan cara kerjanya
Gps dan cara kerjanya
 

More from bramantiyo marjuki

Pemanfaatan Citra Satelit Medium Resolution Untuk Pemetaan Urban FootPrint
Pemanfaatan Citra Satelit Medium Resolution Untuk Pemetaan Urban FootPrintPemanfaatan Citra Satelit Medium Resolution Untuk Pemetaan Urban FootPrint
Pemanfaatan Citra Satelit Medium Resolution Untuk Pemetaan Urban FootPrintbramantiyo marjuki
 
How to choose SAR satellite imagery for a good interferometric processing
How to choose SAR satellite imagery for a good interferometric processingHow to choose SAR satellite imagery for a good interferometric processing
How to choose SAR satellite imagery for a good interferometric processingbramantiyo marjuki
 
Crowsource Mapping, Captures Neography Practices
Crowsource Mapping, Captures Neography PracticesCrowsource Mapping, Captures Neography Practices
Crowsource Mapping, Captures Neography Practicesbramantiyo marjuki
 
PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK MENDUKUNG PENYUSUNAN BASIS DATA...
PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK  MENDUKUNG PENYUSUNAN BASIS DATA...PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK  MENDUKUNG PENYUSUNAN BASIS DATA...
PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK MENDUKUNG PENYUSUNAN BASIS DATA...bramantiyo marjuki
 
Pan Sharpening (Transkrip Kuliah Telegram) di Group Telegram GIS.ID
Pan Sharpening (Transkrip Kuliah Telegram) di Group Telegram GIS.ID Pan Sharpening (Transkrip Kuliah Telegram) di Group Telegram GIS.ID
Pan Sharpening (Transkrip Kuliah Telegram) di Group Telegram GIS.ID bramantiyo marjuki
 
Mapping Water features from SAR Imagery
Mapping Water features from SAR ImageryMapping Water features from SAR Imagery
Mapping Water features from SAR Imagerybramantiyo marjuki
 
Ingin Belajar Penginderaan Jauh Bersama Saya ?
Ingin Belajar Penginderaan Jauh Bersama Saya ?Ingin Belajar Penginderaan Jauh Bersama Saya ?
Ingin Belajar Penginderaan Jauh Bersama Saya ?bramantiyo marjuki
 
Final Report WWF Landcover and High Conservation Area Mapping, North Borneo 2017
Final Report WWF Landcover and High Conservation Area Mapping, North Borneo 2017Final Report WWF Landcover and High Conservation Area Mapping, North Borneo 2017
Final Report WWF Landcover and High Conservation Area Mapping, North Borneo 2017bramantiyo marjuki
 
FGD Sosialisasi Analisis HCV - Landcover Mapping, WWF Indonesia Kalimantan Utara
FGD Sosialisasi Analisis HCV - Landcover Mapping, WWF Indonesia Kalimantan UtaraFGD Sosialisasi Analisis HCV - Landcover Mapping, WWF Indonesia Kalimantan Utara
FGD Sosialisasi Analisis HCV - Landcover Mapping, WWF Indonesia Kalimantan Utarabramantiyo marjuki
 
Laporan KKL PPW 2016 MPWK UNDIP, BALI
Laporan KKL PPW 2016 MPWK UNDIP, BALILaporan KKL PPW 2016 MPWK UNDIP, BALI
Laporan KKL PPW 2016 MPWK UNDIP, BALIbramantiyo marjuki
 
Wonogiri Development, Reduce Disparity, Reduce Inequity (Final Report Plannin...
Wonogiri Development, Reduce Disparity, Reduce Inequity (Final Report Plannin...Wonogiri Development, Reduce Disparity, Reduce Inequity (Final Report Plannin...
Wonogiri Development, Reduce Disparity, Reduce Inequity (Final Report Plannin...bramantiyo marjuki
 
Stakeholder Approach benefits in Organization Practices
Stakeholder Approach benefits in Organization PracticesStakeholder Approach benefits in Organization Practices
Stakeholder Approach benefits in Organization Practicesbramantiyo marjuki
 
Jenang Cluster Local Development in Kudus District
Jenang Cluster Local Development in Kudus DistrictJenang Cluster Local Development in Kudus District
Jenang Cluster Local Development in Kudus Districtbramantiyo marjuki
 
Planning theory in Toll Road Provision in Indonesia
Planning theory in Toll Road Provision in IndonesiaPlanning theory in Toll Road Provision in Indonesia
Planning theory in Toll Road Provision in Indonesiabramantiyo marjuki
 
Planning theory in Waster Management
Planning theory in Waster ManagementPlanning theory in Waster Management
Planning theory in Waster Managementbramantiyo marjuki
 
Implementation of Planning and development theories to Waster Management in K...
Implementation of Planning and development theories to Waster Management in K...Implementation of Planning and development theories to Waster Management in K...
Implementation of Planning and development theories to Waster Management in K...bramantiyo marjuki
 
A translation paper about Cellular Automata,
A translation paper about Cellular Automata, A translation paper about Cellular Automata,
A translation paper about Cellular Automata, bramantiyo marjuki
 
Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...
Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...
Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...bramantiyo marjuki
 
Perkembangan Infrastruktur Provinsi Jawa Tengah Selama 10 Tahun
Perkembangan Infrastruktur Provinsi Jawa Tengah Selama 10 TahunPerkembangan Infrastruktur Provinsi Jawa Tengah Selama 10 Tahun
Perkembangan Infrastruktur Provinsi Jawa Tengah Selama 10 Tahunbramantiyo marjuki
 
Critical review insights debate about urban decline urban regeneration
Critical review insights debate about urban decline  urban regenerationCritical review insights debate about urban decline  urban regeneration
Critical review insights debate about urban decline urban regenerationbramantiyo marjuki
 

More from bramantiyo marjuki (20)

Pemanfaatan Citra Satelit Medium Resolution Untuk Pemetaan Urban FootPrint
Pemanfaatan Citra Satelit Medium Resolution Untuk Pemetaan Urban FootPrintPemanfaatan Citra Satelit Medium Resolution Untuk Pemetaan Urban FootPrint
Pemanfaatan Citra Satelit Medium Resolution Untuk Pemetaan Urban FootPrint
 
How to choose SAR satellite imagery for a good interferometric processing
How to choose SAR satellite imagery for a good interferometric processingHow to choose SAR satellite imagery for a good interferometric processing
How to choose SAR satellite imagery for a good interferometric processing
 
Crowsource Mapping, Captures Neography Practices
Crowsource Mapping, Captures Neography PracticesCrowsource Mapping, Captures Neography Practices
Crowsource Mapping, Captures Neography Practices
 
PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK MENDUKUNG PENYUSUNAN BASIS DATA...
PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK  MENDUKUNG PENYUSUNAN BASIS DATA...PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK  MENDUKUNG PENYUSUNAN BASIS DATA...
PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK MENDUKUNG PENYUSUNAN BASIS DATA...
 
Pan Sharpening (Transkrip Kuliah Telegram) di Group Telegram GIS.ID
Pan Sharpening (Transkrip Kuliah Telegram) di Group Telegram GIS.ID Pan Sharpening (Transkrip Kuliah Telegram) di Group Telegram GIS.ID
Pan Sharpening (Transkrip Kuliah Telegram) di Group Telegram GIS.ID
 
Mapping Water features from SAR Imagery
Mapping Water features from SAR ImageryMapping Water features from SAR Imagery
Mapping Water features from SAR Imagery
 
Ingin Belajar Penginderaan Jauh Bersama Saya ?
Ingin Belajar Penginderaan Jauh Bersama Saya ?Ingin Belajar Penginderaan Jauh Bersama Saya ?
Ingin Belajar Penginderaan Jauh Bersama Saya ?
 
Final Report WWF Landcover and High Conservation Area Mapping, North Borneo 2017
Final Report WWF Landcover and High Conservation Area Mapping, North Borneo 2017Final Report WWF Landcover and High Conservation Area Mapping, North Borneo 2017
Final Report WWF Landcover and High Conservation Area Mapping, North Borneo 2017
 
FGD Sosialisasi Analisis HCV - Landcover Mapping, WWF Indonesia Kalimantan Utara
FGD Sosialisasi Analisis HCV - Landcover Mapping, WWF Indonesia Kalimantan UtaraFGD Sosialisasi Analisis HCV - Landcover Mapping, WWF Indonesia Kalimantan Utara
FGD Sosialisasi Analisis HCV - Landcover Mapping, WWF Indonesia Kalimantan Utara
 
Laporan KKL PPW 2016 MPWK UNDIP, BALI
Laporan KKL PPW 2016 MPWK UNDIP, BALILaporan KKL PPW 2016 MPWK UNDIP, BALI
Laporan KKL PPW 2016 MPWK UNDIP, BALI
 
Wonogiri Development, Reduce Disparity, Reduce Inequity (Final Report Plannin...
Wonogiri Development, Reduce Disparity, Reduce Inequity (Final Report Plannin...Wonogiri Development, Reduce Disparity, Reduce Inequity (Final Report Plannin...
Wonogiri Development, Reduce Disparity, Reduce Inequity (Final Report Plannin...
 
Stakeholder Approach benefits in Organization Practices
Stakeholder Approach benefits in Organization PracticesStakeholder Approach benefits in Organization Practices
Stakeholder Approach benefits in Organization Practices
 
Jenang Cluster Local Development in Kudus District
Jenang Cluster Local Development in Kudus DistrictJenang Cluster Local Development in Kudus District
Jenang Cluster Local Development in Kudus District
 
Planning theory in Toll Road Provision in Indonesia
Planning theory in Toll Road Provision in IndonesiaPlanning theory in Toll Road Provision in Indonesia
Planning theory in Toll Road Provision in Indonesia
 
Planning theory in Waster Management
Planning theory in Waster ManagementPlanning theory in Waster Management
Planning theory in Waster Management
 
Implementation of Planning and development theories to Waster Management in K...
Implementation of Planning and development theories to Waster Management in K...Implementation of Planning and development theories to Waster Management in K...
Implementation of Planning and development theories to Waster Management in K...
 
A translation paper about Cellular Automata,
A translation paper about Cellular Automata, A translation paper about Cellular Automata,
A translation paper about Cellular Automata,
 
Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...
Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...
Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...
 
Perkembangan Infrastruktur Provinsi Jawa Tengah Selama 10 Tahun
Perkembangan Infrastruktur Provinsi Jawa Tengah Selama 10 TahunPerkembangan Infrastruktur Provinsi Jawa Tengah Selama 10 Tahun
Perkembangan Infrastruktur Provinsi Jawa Tengah Selama 10 Tahun
 
Critical review insights debate about urban decline urban regeneration
Critical review insights debate about urban decline  urban regenerationCritical review insights debate about urban decline  urban regeneration
Critical review insights debate about urban decline urban regeneration
 

Recently uploaded

Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 

Recently uploaded (20)

Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 

Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan

  • 2. PENGINDERAAN JAUH DAN INTERPRETASI CITRA a. b. c. d. Sumber energi Energi melewati atmosfer Obyek permukaan Sensor dan wahana e. Ground station f. Analisis citra g. Aplikasi penginderaan jauh didefinisikan sebagai ilmu (dan juga seni sampai pada luasan tertentu) yang mempelajari bagaimana cara memperoleh informasi tentang suatu obyek di permukaan bumi tanpa ada kontak langsung dengan obyek tersebut. Perolehan informasi ini dilakukan dengan cara mengindra dan merekam energi dari suatu sumber energi yang terpantulkan atau terpancarkan oleh obyek di permukaan bumi, untuk kemudian diproses, dianalisis dan diaplikasikan untuk kepentingan tertentu (CCRS, 1999)
  • 3. ENERGI DAN SUMBER ENERGI  Energi yang digunakan dalam penginderaan jauh adalah radiasi elektromagnetik.  Sumbernya dapat berupa sumber alami maupun buatan  Sumber alami adalah matahari (passive remote sensing), sedangkan sumber buatan adalah berupa pembangkit sinyal (ampli/antenna) yang dipasang pada suatu wahana (active remote sensing)
  • 4. SUMBER ENERGI GELOMBANG EM 1. Penginderaan Jauh Pasif Menggunanakan matahari sebagai sumber gelombang EM 2. Penginderaan Jauh Aktif Mempunyai sumber energi sendiri untuk menghasilkan gelombang EM
  • 5. INTERAKSI DENGAN ATMOSFIR Perambatan gelombang elektromagnetik dari matahari ke bumi mengalami penyebaran (scattering), yang disebabkan oleh partikelpartikel dalam atmosfir. Perhatikan pada siang hari langit menjadi biru dan pada matahari terbit atau tenggelam, langit menjadi kemerahan. Hal ini disebabkan adanya scattering yang disebabkan oleh partikel-partikel dalam atmosfir
  • 6. INTERAKSI DENGAN TARGET Energi yang tidak terserap dan tersebar pada atmosfir dapat mencapai permukaan bumi Energi yang mencapai target (I) akan terbagi lagi menjadi energi yang ditransmisikan (T) diserap target (A)) dan energi yang dipantulkan (R). Energi yang dipantulkan merupakan perhatian yang utama dalam remote sensing Pantulan Sempurna (Specular) Pantulan segala arah Diffuse)
  • 7. INTERAKSI DENGAN TARGET SETIAP OBYEK AKAN MEMPUNYAI RESPON (DALAM BENTUK PERBEDAAN INTENSITAS PANTULAN-SERAPAN) YANG BERBEDA TERHADAP ENERGI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK YANG DATANG PADANYA. SELAIN ITU, OBYEK YANG SAMA JUGA AKAN MEMPUNYAI RESPON BERBEDA TERHADAP SPEKTRUM YANG BERBEDA
  • 8. KURVA PANTULAN OBYEK SOIL VEGETATION WATER 0,3 1 3 10 m SETIAP OBYEK AKAN MEMPUNYAI RESPON (DALAM BENTUK PERBEDAAN INTENSITAS PANTULAN-SERAPAN) YANG BERBEDA TERHADAP ENERGI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK YANG DATANG PADANYA. SELAIN ITU, OBYEK YANG SAMA JUGA AKAN MEMPUNYAI RESPON BERBEDA TERHADAP SPEKTRUM YANG BERBEDA
  • 9. WAHANA DAN SENSOR Wahana      4 Resolusi terkait kemampuan sensor dalam merekam Resolusi spasial Resolusi spektral Resolusi radiometrik Resolusi temporal Sensor
  • 10. WAHANA PENGINDERAAN JAUH 1000 Km Satellite Rocket 100 Balloon 10 Aero plane 1 Helicopter Crane 0 Km
  • 11. PEREKAMAN GELOMBANG EM 1. Sensor Fotografik Perekaman berlangsung seperti kamera foto biasa atau yang kita kenal sebagai proses kimiawi. Citra yang dihasilkan dibentuk dari titik-titik yang sangat halus 2. Sensor Elektronik Sensor yang bekerja secara elektrik, data yang direkam berupa data dijital/numerik. Citra dibentuk dari pixel (picture element)
  • 12. BEBERAPA SENSOR SATELIT NOAA-AVHRR Resolusi Spasial : 1.1 kilometer Resolusi Spektral :6 Saluran (spektrum tampak – termal) Resolusi radiometrik : 10 Bit per Saluran Resolusi Temporal : 12 jam
  • 13. BEBERAPA SENSOR INDERAJA LANDSAT Resolusi Spasial : 30 meter Resolusi Spektral : 8 Saluran (spektrum tampak – termal) Resolusi radiometrik : 8 Bit per Saluran Resolusi Temporal : 18 Hari
  • 14. BEBERAPA SENSOR INDERAJA SPOT Resolusi Spasial : 10 meter Resolusi Spektral : 4 Saluran (spektrum tampak – inframerah gelombang pendek) Resolusi radiometrik : 8 Bit per Saluran Resolusi Temporal : 2-3 Hari
  • 15. BEBERAPA SENSOR INDERAJA Quickbird Resolusi Spasial : 0.6 meter Resolusi Spektral : 4 Saluran (spektrum tampak – inframerah dekat) Resolusi radiometrik : 11 Bit per Saluran Resolusi Temporal : 3 Hari
  • 16. DATA PENGINDERAAN JAUH FOTO UDARA 1. Lebih sederhana sistem operasionalnya 2. Tingkat kedetilan dapat disesuaikan dengan kebutuhan 3. Resolusi spasial lebih baik
  • 17. 2. CITRA SATELIT 1. Biaya relatif lebih murah 2. Kontinyu 3. Mudah didapat Landsat (Amerika Serikat) Ikonos (Amerika Serikat +Jepang) Quickbird (Amerika Serikat) SPOT (Perancis ) NOAA (Amerika Serikat ) IRS (India) Aster (Amerika Serikat ), dll.
  • 18. 3. RADAR 1. Mempunyai Sumber Energi Sendiri 2. Tidak Tergantung Waktu 3. Tembus Awan
  • 19. CONTOH PRODUK FOTO UDARA PANCHROMATIC HITAM PUTIH 1 :30.000 1 : 50.000 TAHUN 1994 TAHUN 1994 1 : 7000 TAHUN 1996 1 :15.000 TAHUN 1990
  • 23. Citra NOAA AVHRR, dengan resolusi spasial 4 km x 4 km
  • 24. RADAR
  • 25. KARAKTERISTIK CITRA SATELIT Satu pixel mewakili 30 meter x 30 meter (Landsat) 2,5 meter x 2,5 meter (SPOT) 1 meter x 1 meter (Ikonos) 0,6 meter X 0,6 meter (Quickbird) RESOLUSI SPASIAL Kemampuan sensor dalam mendefinisikan objek di permukaan bumi yang diwakili oleh pixel (picture element)
  • 26. KARAKTERISTIK CITRA SATELIT Landsat-TM Band-521 Landsat-TM Band-342 Landsat-TM Band-432 Landsat-TM Band-247 RESOLUSI SPEKTRAL Resolusi spektral mendefinisikan kemampuan sensor untuk mendefinisikan kehalusan interval panjang gelombang yang bisa direkam
  • 27. RESOLUSI TEMPORAL Lamanya satelit kembali lagi pada suatu lokasi atau wilayah yang sama Landsat : 16 hari SPOT : 26 hari Ikonos : + 3 hari Quikbird : 1 – 3,5 hari NOAA : 24 jam Sampai lokasi yang sama pada x hari
  • 28. RESOLUSI RADIOMETRIK Resolusi radiometrik adalah ukuran sensitivitas sensor untuk membedakan aliran radiasi (radiation flux) yang dipantulkan atau diemisikan suatu objek oleh permukaan bumi. Sebagai contoh, radian pada panjang gelombang 0,6 - 0,7 m akan direkam oleh detektor MSS band 5 dalam bentuk voltage. Kemudian analog voltage ini disampel setiap interval waktu tertentu (contoh untuk MSS adalah 9,958 x 10-6 detik) dan selanjutnya dikonversi menjadi nilai integer yang disebut bit. MSS band 4, 5 dan 7 dikonversi ke dalam 7 bit (27=128), sehingga akan menghasilkan 128 nilai diskrit yang berkisar dari 0 sampai dengan 127. MSS band 6 mempunyai resolusi radiometrik 6 bit (26=64), atau nilai integer diskrit antara 0 63. Generasi kedua data satelit seperti TM, SPOT dan MESSR mempunyai resolusi radiometrik 8 bit (nilai integer 0 - 255). Citra yang mempunyai resolusi radiometrik yang lebih tinggi akan memberikan variasi informasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan citra yang mempunyai resolusi radiometrik yang lebih rendah 4 NILAI KECERAHAN (2 BIT) BIT) 256 NILAI KECERAHAN (8
  • 29. .GROUND STATION AND PROCESSING  Pemrosesan, setelah energi dideteksi dan ditangkap sensor, energi ini kemudian direkam dalam detektor, untuk kemudian diproses menjadi citra. Untuk sistem fotografi, detektor berupa film yang nanti kemudian dicetak menjadi foto. Sedangkan untuk sistem elektronis/digital, data yang terekam dikirim ke stasiun penerima di bumi untuk kemudian diproses menjadi citra digital. LAPAN Pare Pare Ground Station
  • 30. ANALISIS CITRA (EKSTRAKSI INFORMASI TEMATIK DARI CITRA) Interpretas i visual Analisis digital
  • 31. INTERPRETASI VISUAL  Aktivitas visual untuk mengkaji citra yang menunjukkan gambaran muka bumi yang tergambar di dalam citra tersebut untuk tujuan identifikasi obyek dan menilai maknanya ( howard, 1991 ). TAHAPAN INTERPRETASI VISUAL DETEKSI IDENTIFIKASI ANALISIS
  • 32. KUNCI INTERPRETASI VISUAL (IDENTIFIKASI OBYEK) Rona/Warna; merupakan nilai kecerahan relatif dari obyek. Rona merupakan unsur paling dasar untuk membedakan obyek, Rona yang berbeda biasanya mengindikasikan obyek yang berbeda pula. Bentuk; merupakan keadaan umum , struktur atau penciri tepi suatu obyek, bentuk kotak biasanya mencirikan sawah, permukiman atau gedung, bentuk tidak beraturan mencirikan vegetasi, hutan, dan sebagainya. Ukuran; besar kecilnya suatu obyek dibandingkan dengan obyek yang lain. Kantor dan Sekolah bisa saja mempunyai bentuk dan rona yang sama, tapi keduanya bisa dibedakan dari segi ukurannya.
  • 33. KUNCI INTERPRETASI VISUAL (IDENTIFIKASI OBYEK) Pola; merupakan susunan keruangan dari obyek. Kompleks perumahan biasanya dicirikan dengan pola obyek rumah yang teratur dan dipisahkan jalan, sedangkan permukiman kumuh justru sebaliknya. Tekstur; merupakan variasi rona di dalam sebuah obyek. Tekstur kasar tidak teratur biasanya mencirikan vegetasi, sedangkan tubuh air tenang atau sawah mempunyai tekstur halus. Bayangan; Bayangan merupakan penciri obyek yang mempunyai aspek ketinggian atau tidak. Bayangan biasanya dipakai untuk mengidentifikasi dan membedakan perbukitan dan dataran pada pemetaan geologi – geomorfologi. Asosiasi; Hubungan antara satu obyek dengan obyek lain. Beberapa obyek terkadang mempunyai kedekatan posisi satu sama lain seperti permukiman perkotaan berasosiasi dengan jaringan jalan, sungai biasanya diikuti pepohonan rimbun di bantarannya.
  • 34. CONTOH PENERAPAN KUNCI INTERPRETASI VISUAL
  • 35.
  • 37. INTERPRETASI CITRA DIGITAL/KLASIFIKASI MULTISPEKTRAL Proses interpretasi obyek pada citra secara otomatis dengan bantuan komputer.  Proses interpretasi hanya mengandalkan pada informasi rona/warna (spektral).  Lebih cepat daripada interpretasi visual, tetapi informasi yang dihasilkan lebih terbatas.  Keluaran dalam format Raster.  Proses klasifikasi ada 2 macam, Supervised dan Unsupervised. 
  • 38. TAHAPAN KLASIFIKASI MULTISPEKTRAL (SUPERVISED) Operator mendefinisikan skema kelas informasi (air, vegetasi, lahan terbuka, lahan terbangun, dsb).  Operator memilih area sampel kelas spektral pada citra, kemudian mendefinisikan informasinya sesuai dengan kelas informasi yang cocok.  Komputer mengklasifikasi kelas spektral sesuai dengan area sampel, dilanjutkan penamaan kelas informasi yang sesuai  Operator melakukan Uji Akurasi 
  • 39. TAHAPAN KLASIFIKASI MULTISPEKTRAL (UNSUPERVISED) Operator mendefinisikan skema kelas informasi (air, vegetasi, lahan terbuka, lahan terbangun, dsb).  Komputer mengklasifikasi kelas spektral sesuai dengan parameter statistik yang ditentukan operator.  Operator mendefinisikan dan mencocokkan kelas spektral dengan kelas informasi  Operator melakukan Uji Akurasi 
  • 41. PERBANDINGAN INTERPRETASI VISUAL DAN DIGITAL Metode Kelebihan Kekurangan Interpretasi Visual - Pengetahuan interpreter bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin. - Penerapan skala pemetaan fleksibel - Proses interpretasi memerlukan waktu lama - Hasil interpretasi bersifat subyektif dan berbeda pada setiap interpreter. Klasifikasi Digital - Waktu pemrosesan relatif singkat - Parameter kuantitatif dari citra bisa diekstrak - Pengetahuan interpreter tidak bisa dimanfaatkan - Penerapan skala pemetaan tidak fleksibel
  • 42. INTERPRETASI CITRA UNTUK PEMETAAN PENGGUNAAN LAHAN
  • 43. PENGGUNAAN LAHAN ????  Lahan Merupakan material dasar dari suatu lingkungan (situs), yang diartikan berkaitan dengan sejumlah karakteristik alami yaitu iklim, geologi, tanah, topografi, hidrologi dan biologi (Aldrich, 1981).  Dalam pengertian lain, lahan didefinisikan sebagai ruang diatas permukaan bumi yang mempunyai ciri khusus dari aspek iklim, geologi, topografi, tanah, hidrologi dan biologi.  Obyek yang ada dipermukaan lahan disebut dengan penutup lahan. Secara umum penutup lahan dapat dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu vegetasi, tanah, dan air, yang nantinya diperinci menjadi kategori yang lebih detil.  Adapun penggunaan lahan adalah segala bentuk aktivitas manusia di atas lahan. Contoh penggunaan lahan antara lain sawah, permukiman, pertokoan, kantor, kebun, tambang dan lain-lain. 
  • 45. Proses interpretasi Citra Penggunaan Lahan
  • 46. Jenjang III Jenjang I Jenjang IV 1. Daerah Bervegetasi A. Daerah Pertanian 1. 2. 3. 4. 5. 6. Sawah Irigasi Sawah Tadah Hujan Sawah Lebak Sawah pasang surut Ladang/Tegal Perkebunan - Cengkeh Coklat Karet Kelapa Kelapa Sawit Kopi Panili Tebu Teh Tembakau - Hutan bambu Hutan campuran Hutan jati Hutan pinus Hutan lainnya Hutan bakau Hutan campuran Hutan nipah Hutan sagu 7. Perkebunaan Campuran B. Bukan Daerah Pertanian 8. Tanaman Campuran 1. Huatan lahan kering 2. C. Bukan daerah pertanian II. Daerah tak bervegetasi III. Permukiman dan lahan bukan D. Daerah tanpa liputan vegetasi pertanian IV. Perairan Simbol Jenjang II E. Tubuh perairan 3. 4. 5. 6. 7. 8. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. Hutan lahan basah Belukar Semak Padang Rumput Savana Padang alang-alang Rumput rawa Lahan terbuka Lahar dan Lava Beting Pantai Gosong sungai Gumuk pasir Permukiman Industri Jaringan jalan Jaringan jalan KA Jaringan listrik tegangan tinggi 6. Pelabuhan udara 7. Pelabuhan laut 1. Danau 2. Waduk 3. Tambak ikan 4. Tambak garam 5. Rawa 6. Sungai 7. Anjir pelayaran 8. Saluran irigasi 9. Terumbu karang 10. Gosong pantai Si St Sl Sp L C Co K Ke Ks Ko P T Te Tm Kc Te Hb Hc Hj Hp Hl Hm Hc Hn Hs B S Pr Sa Pa Rr Lb Ll Bp Gs Gp Kp In D W Ti Tg R SKEMA KLASIFIKASI PENGGUNAAN LAHAN
  • 48. PENGINDERAAN JAUH UNTUK PENGGUNAAN LAHAN WHY ????? Cakupan Area Perekaman Luas  Perekaman/pengamatan multi waktu  Multi resolusi Multi Skala  Aksesbilitas  Biaya Lebih Murah  Integrasi dengan GIS/Model Spasial 
  • 49. DEMO
  • 51. FURTHER READINGS    Fundamentals of Remote Sensing (http://www.nrcan.gc.ca/sites/www.nrcan.gc.ca.earthsciences/files/pdf/resource/tutor/fundam/pdf/fundamentals_e.pdf) Principles of Remote Sensing (http://www.crisp.nus.edu.sg/~research/tutorial/rsmain.htm) NEODC Remote Sensing Tutorial (http://www.neodc.rl.ac.uk/tutorials/rstutorial/tutorialhome.htm)
  • 52. FREE DOWNLOAD REMOTE SENSING DATA (MENCAKUP WILAYAH INDONESIA)       http://www.landcover.org (LANDSAT 1-8, DEM SRTM, MODIS, ASTER, AVHRR, EO-1 ALI, EO-1 HYPERION) http://earthexplorer.usgs.gov (LANDSAT 1-8, SRTM, MODIS, ASTER, AVHRR, EO-1 ALI, EO-1 HYPERION, OrbView-3, SIR-C RADAR, Foto Udara skala kecil) http://glovis.usgs.gov (LANDSAT 1-7, SRTM, MODIS, ASTER, AVHRR, EO-1 ALI, EO-1 HYPERION, OrbView-3, SIR-C RADAR, Foto Udara skala kecil, TerraLook) http://terralook.cr.usgs.gov/ (LANDSAT, ASTER) http://lance.nasa.gov/data-products/modis-products/ (MODIS) http://reverb.echo.nasa.gov/ (LANDSAT, ASTER GDEM, MODIS, TRMM)
  • 53. SOFTWARE PENGOLAHAN CITRA  Komersil/Berbayar  ERDAS IMAGINE (http://www,erdas,com )  ENVI (http://www.exelisvis.com/language/en-us/productsservices/envi.aspx)  PCI Geomatica (http://www.pcigeomatics.com/)  ER Mapper (http://www.erdas.com/products/ERDASERMapper/ERDASERMapper/Details.aspx)  Global Mapper (http://www.bluemarblegeo.com/global-mapper/index.php)  ESRI ArcGIS (http://www.esri.com )  IDRISI GIS (http://www.clarklabs.org/)  Freeware/Open Source  ILWIS (http://52north.org/communities/ilwis/)  OPTICKS (http://opticks.org/confluence/display/opticks/Welcome+To+Opticks)  GRASS (http://grass.fbk.eu/)  OSSIM (http://www.ossim.org/OSSIM/OSSIM_Home.html)  BILKO (http://www.noc.soton.ac.uk/bilko/)  SPRINGS (http://www.dpi.inpe.br/spring/)  MultiSpec (https://engineering.purdue.edu/~biehl/MultiSpec/)