2. A. KONSEP WILAYAH DAN TATA
RUANG 1. Wilayah dan Perwilayahan
a. Klasifikasi Wilayah
Wilayah
Homogen/Formal
Wilayah Fungsional
Wilayah Administratif
Politis
Wilayah
Perencanaan/Pengolal
aan
3. Konsep Wilayah
wilayah merupakan suatu kesatuan area di
permukaan bumi yang mempunyai ciri
dan sifat tertentu yang terjadi karena
hubungan yang kompleks antara unsure
tanah, air, tanaman, binatang dan manusia.
Defenisi tentang wilayah dapat dibuat
berdasarkan gejala kemanusian (human
phenomena), gejala alamiah (natural
phenomena) dan berdasarkan gejala-
gejala geografis (geographical phenomena)
4. Konsep Perwilayahan
Perwilayahan atau regionalisasi diartikan
sebagai upaya mengelompokkan bagian-
bagian permukaan Bumi untuk tujuan
tertentu.
Tujuan perwilayahan sebagai berikut.
1. Untuk meratakan pembangunan di semua
wilayah sehingga dapat mengurangi
kesenjangan antara wilayah yang satu dengan
wilayah yang lain.
2. Memudahkan koordinasi berbagai
program pembangunan pada tiap daerah.
3. Mensosialisasikan berbagai program
pembangunan
Misalnya pembagian wilayah menurut
iklim, ketinggian tempat, topografi
wilayah, dan lain sebagainya.
6. Faktor Dinamika Perkembangan Wilayah
1. Faktor internal
2. Faktor eksternal
3. Faktor geografis
4. Faktor manajemen wilayah
5. Faktor historis
7. Tahapan Perkembangan Wilayah
a) Tahapan
perkembangan wilayah
dalam tinjauan sosial
ekonomi
b) Tahapan
perkembangan wilayah
dalam tinjauan geografis
8. Strategi Pengembangan Wilayah
a) Kutub-
Kutub
Pertumbuhan
(growth pole)
b) Strategi
Disentralisasi
Teritorial
c) Strategi
Agropolitan
d) Strategi
Integrasi
Spasial
(Functional
Spatial
Integration)
e) Strategi
Pengembangan
Kota-Kota
Kecil
Menengah.
f) Strategi Rural
Urban Lingkages
g) Strategi
Regional
Networking
9. Pengertian Ruang dan Penataan Ruang
Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat
permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana
yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial
ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki
hubungan fungsional, sedangkan pola ruang
merupakan distribusi peruntukan ruang untuk fungsi
lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.
Penataan ruang mengandung makna proses menata
ruang. UU No. 26 Tahun 2007 memberikan
pemahaman tentang tata ruang sebagai wujud
struktur ruang dan pola ruang
Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat,
ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di
dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat
manusia dan makhluk lain hidup, melakukan
kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.
Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola
ruang.
10. Klasfisikasi Penataan Ruang
1) Penataan ruang berdasarkan sistem terdiri atas sistem wilayah dan sistem internal
perkotaan.
2) Penataan ruang berdasarkan fungsi utama kawasan terdiri atas kawasan lingung
dan kawasan budi daya
3) Penataan ruang berdasarkan Wilayah administratif
4) Penataan ruang berdasarkan Kegiatan kawasan terdiri atas penataan ruang kawasan
perkotaan dan penataan ruang kawasan pedesaan
5) Penataan ruang berdasarkan Nilai strategis kawasan terdiri atas penataan ruang
kawasan strategis nasional
11. A. KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG 2. Tata Ruang dan Penataan Ruang
c. Struktur Penataan Ruang
Menurut UU No. 26 tahun 2007,terdapat tiga batasan
struktur ruang menurut hirarkinya khususnya dari
provinsi, kabupaten, dan kota.
12. Konsep Pembangunan
Secara etimologis:
Berasal dari kata
bangun, diberi awalan
pem- dan akhiran –an
guna menunjukkan
perihal pembangun
Secara ensiklopedia : kata pembangunan telah
menjadi bahasa dan konsep dunia.
pertumbuhan (growth),
rekontruksi (recontruktion),
modernisasi (modernization),
westernisasi (westernization),
perubahan social (social change),
pembebasan (liberation),
pembaharuan (innovation),
pembangunan bangsa (nation building)
13. Indikator Pembangunan
Indikator Kuantitatif
meliputi:
1) Faktor Ekonomi.
2) Faktor politik
3) Faktor social,
4) Faktor demografis,
5) Indikator lingkungan
Indikator Kualitatif
Indikator kualitatif
meliputi gambaran kondisi
kehidupan dan kualitas
hidup masyarakat.
Indikator kualitatif
digunakan untuk
menganalisa komponen
yang tidak mudah dihitung
atau diukur dengan sebuah
angka, seperti kebebasan,
korupsi atau keamanan.
Ukuran Alternatif Dalam
Pembangunan
(Goulet, 1971 dalam Chant,
2009) menyebutkan bahwa ada
3 komponen utama untuk
mengartikan dan mengukur
sebuah pembangunan :
1) Life sustenance dalam
konteks kebutuhan dasar
2) Self-esteem yang
berhubungan dengan self-
respect dan kebebasan
3) Kebebasan yang
berhubungan dengan
kemampuan masyarakat untuk
memilih pilihan mereka
14. Pusat Pertumbuhan Wilayah di
Indonesia
Jakarta adalah adalah satu wilayah di
indonesia yang mengalami
perkembangan yang pesat, begitu juga
kota kota lainnya di Indonesis
sehingga setiap daerah mempunyai
pusat pertumbuhan yang menjadi daya
tarik bagi tenaga buruh dari pinggiran,
mempunyai daya tarik terhadap tenaga
terampil, modal, dan barang-barang
dagangan yang menunjang
pertumbuhan suatu lokasi.
15. a) Teori kutub pertumbuhan
Francois Perroux
Teori ini menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi di tiap daerah tidak terjadi di sembarang tempat
melainkan, muncul di lokasi tertentu dengan kecepatan dan intensitas yang berbeda satu sama lain,
lokasi inilah yang disebut kutub pertumbuhan
16. b) Teori pusat pertumbhan
John Friedman
John Friedman (1964) mengemukakan konsep Center- Periphery (Pusat-Pinggiran). Pengembangan wilayah akan
melahirkan kota utama dan wilayah sekitarnya yang menjadi inti (Core) dari sistem kota-kota nasional dan pinggiran
(periphery) yang berada di luar serta bergantung pada inti.
17. Teori pusat pertumbhan
Albert O Hirschman
Hirschman (1958) (Mutaa’li: 2014) mengungkapkan
pertumbuhan ekonomi pada pusat pertumbuhan
ekonomi pada pusat pertumbuhan akan berpengaruh
pada daerah belakangnya melalui efek polarisasi atau
Polization Effect dan efek penetasan ke bawah (Trickling
Down Effect).
Polarization effect tersebut diperkuat dengan adanya
pemusatan investasi pada pusat pertumbuhan,
sedangkan Trickling Down Effect dapat tumbuh dengan
cara meningkatnya daya tarik wilayah sekitarnya.
Hirschman lebih optimis, sehingga Trickling Down
Effect lebih besar dibanding Polization Effect. Kuncinya
adalah komplementaritas
18. Teori Pusat Pertumbuhan Rostow
Walt Rostow
Menurut Rostow (Muta’ali : 2014) terdapat lima fase pembangunan yang didasarkan kepada ciri-ciri
umum perubahan keadaan: ekonomi, politik, dan sosial yang berlaku. Pembangunan ekonomi atau
transformasi suatu masyarakat tradisional menjadi suatu masyarakat modern merupakan suatu proses
yang mempunyai dimensi banyak, tidak sekedar ditandai dengan menurunnya peranan faktor pertanian
dan meningkatnya peranan faktor industri dan jasa.
19. b. Teori Pertumbuhan Wilayah
Karl Gunnar Myrdal
Myrdal (Mutaa’li : 2014) merupakan
ilmuwan yang melihat keterkaitan antara
konsep kutub pertumbuhan dengan
persebaran keruangan dan proses
pembangunan. Menurut Myrdal, jika di
suatu lokasi terdapat penanaman modal
untuk mendirikan industri atau kegiatan
ekonomi lainnya, tempat tersebut akan
lebih maju dan berkembang dibandingkan
wilayah lain.
20. Teori Pertumbuhan Wilayah
Walter Christaller
Teori Christaller
” Jika persebaran penduduk dan daya belinya
sama baiknya dengan bentang alam, sumber
dayanya, dan fasilitas tranportasinya,
semuanya sama/seragam, lalu pusat-pusat
pemukiman mennyediakan layanan yang
sama, menunjukkan fungsi yang serupa, dan
melayani area yang sama besar, maka hal
tersebut akan membentuk kesamaan jarak
antara satu pusat pemukiman dengan pusat
pemukiman lainnya”
22. C. Perencanaan Tata Ruang Wilayah
1. Lingkup Tahapan Penataan Ruang Wilayah
Pengaturan
Pembinaan
Pelaksanaan
Pengawasan
23. C. Perencanaan Tata Ruang Wilayah 2. Hirarki dalam Penataan Ruang di Indonesia
a. Rencana Umum Tata Ruang
Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)
Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi (RTRWP)
Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten/Kota
(RTRWK/K)
Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional yang selanjutnya disingkat
RTRWN adalah strategi dan arahan
kebijaksanaan pemanfaatan ruang
wilayah nasional sampai dengan 100
meter di bawah permukaan bumi,
satu kilometer diatas permukaan
bumi dan batas luar zona ekonomi
eksklusif.
Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi yang selanjutnya
disingkat RTRWP adalah hasil
perencanaan tata ruang yang
merupakan penjabaran strategi
dan arahan kebijakan
pemanfaatan ruang wilayah
nasional dan pulau/ kepulauan ke
dalam struktur dan pola ruang
wilayah Provinsi.
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten/Kota yang
selanjutnya disingkat
RTRWK/K adalah hasil
perencanaan tata ruang yang
merupakan penjabaran
RTRWP ke dalam struktur dan
pola ruang wilayah
kabupaten/kota
24. C. Perencanaan Tata Ruang Wilayah 2. Hirarki dalam Penataan Ruang di Indonesia
b. Rencana Rinci Tata Ruang
Rencana rinci tata ruang merupakan hasil dari
perencanaan tata ruang. Rencana rinci tata ruang
merupakan operasionalisasi rencana umum tata
ruang yang dalam pelaksanaanya tetap
memperhatikan aspirasi masyarakat sehingga
muatan rencana masih dapat disempurnakan
dengan tetap mematuhi batasan yang telah diatur
dalam rencana rinci dan peraturan zonasi.
Rencana rinci tata ruang
disusun berdasarkan nilai
strategis kawasan atau
kegiatan kawasan dengan
muatan substansi yang
dapat mencakup hingga
penetapan blok dan subblok
peruntukan
25. D. Permasalahan Dalam Penerapan Tata Ruang Wilayah
1. Pemerataan pembangunan di Indonesia
MDGs (Millenium
Development Goal)
bertujuan untuk mewujudkan
percepatan pencapaian tujuan
pembangunan manusia yang
lebih terarah dan diterjemahkan
ke dalam sejumlah target dan
tenggat waktu yang diukur
dalam kuat
Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJPN)
Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM)
Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJPN) adalah dokumen
perencanaan pembangunan nasional
yang merupakan jabaran dari tujuan
dibentuknya Pemenrintahan Negara
Indonesia yang tercantum dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Repuplik Indonesia tahun
1945
PNPM bertujuan untuk
mengurangi kemiskinan dan
mengembangkan sistem di
masyarakat pedesaan melalui
investasi berjangka untuk
mendukung produktivitas dalam
membangun komunitas dengan
melibatkan partisipasi masyarakat
dalam desain
26. D. Permasalahan Dalam
Penerapan Tata Ruang Wilayah
2. MP3EI (Master Plan Percepatan Pembangunan
Ekonomi Indonesia
MP3EI dilaksanakan untuk
mempercepat dan memperkuat
pembangunan ekonomi sesuai
dengan keunggulan dan potensi
strategis wilayah dalam enam koridor.
Percepatan dan perluasan
pembangunan dilakukan melalui
pengembangan delapan program
utama yang terdiri atas 22 kegiatan
ekonomi utama.
Mengembangkan potensi ekonomi
wilayah di enam Koridor Ekonomi
(KE) Indonesia, yaitu :
1. Koridor Ekonomi Sumatera
2. Koridor Ekonomi Jawa
3. Koridor Ekonomi Kalimantan
4. Koridor Ekonomi Sulawesi
5. Koridor Ekonomi Bali–Nusa Tenggara
6. Koridor Ekonomi Papua–Kepulauan Maluku
7. Memperkuat konektivitas nasional yang
terintregasi secara lokal dan terhubung secara
global (locally integrated, globally connected)
8. Memperkuat kemampuan sumber daya
manusia (SDM) dan iptek nasional untuk
mendukung pengembangan program utama di
setiap koridor ekonomi.
27.
28. D. Permasalahan Dalam Penerapan
Tata Ruang Wilayah Prinsip-prinsip pengembangan wilayah
Pengembangan wilayah dilakukan
atas dasar karakteristik daerah
yang bersangkutan, baik aspek
ekonomi, sosial, budaya, dan
politik
Penegmbangan wilayah
harus dilakukan secara
komprehensif dan terpadu
Pengembangan wilayah mutlak
harus mempunyai keterkaitan
kedepan dan kebelakang
(forward and back ward linkage)
secara kuat
Pengembangan wilayah
dilaksanakan sesuai dengan
prinsip otonomi dan
desentralisasi.
Pengembangan wilayah
harus berbasispada
sektor unggulan
29. Permasalahan pengelolaan penataan ruang
1. Belum tepatnya kompetensi
sumberdaya manusia dalam
bidang pengelolaan penataan
ruang
2. Rendahnya kualitas hasil
rencana tata ruang baik
disebabkan sulitnya
memperoleh data dan peta
dasar
3. Belum diacukan
perundangan penataan ruang
sebagai payung kebijakan
pemanfaatan ruang bagi semua
sektor
4. Belum berfungsinya secara
optimal penataan ruang dalam
rangka menyelaraskan,
mensinkronkan, dan
memadukan berbagai rencana
dan program sektoral dan
wilayah
5. Ego sektoral dan regional
yang ditandai dengan
kurangnya kemampuan
menahan diri dari keinginan
membela kepentingan masing-
masing secara berlebihan
6. Dukungan terhadap
pengembangan wilayah belum
optimal
30. Permasalahan pengelolaan penataan ruang
7. Terjadinya penyimpangan
pemanfaatan ruang dari
ketentuan dan norma yang
seharusnya ditegakkan
8. Masih belum lengkapnya
alokasi fungsi-fungsi ruang
pada skala detil dan
operasional yang secara
langsung dapat digunakan
untuk pemberian ijin
pemanfaatan ruang
9. Masih lemahnya pemenuhan
hak dan kewajiban serta peran
serta masyarakat dalam
penataan ruang
10. Lemahnya dukungan
teknologi informasi dalam
proses pengambilan keputusan
11. Masih terbatasnya
kompatibilitas dan kesesuaian
standar peta yang digunakan
dalam perencanaan tata ruang
wilayah pada berbagai macam
skala
12. Problem teknis materi dari
peraturan tentang penataan
ruang
31. Posisi indonesia di kawasan yang
sangat cepat berkembang yaitu
Pasific ocean rim Indian ocean rim
yang berimplikasi pada perlunya
mendorong daya saing
perekonomian khusus dalam
rangka pertumbuhan ekonomi
wilayah.
Ketersediaan sumberdaya alam
yang semakin terbatas di Pulau
Jawa dan Sumatera, dan sebaliknya
lebih melimpah di kawasan Timur
Indonesia namun belum
dimanfaatkan secara optimal.
Letak Indonesia pada kawasan
pertemuan tiga lempeng tektonik,
yang mengakibatkan rawan
bencana geologi geologi seperti
gempa bumi, tsunami, dan gunung
berapi, menuntut prioritisasi
pertimbangan aspek mitigasi
bencana dalam
Keberadaan pulau-pulau kecil
terluar pada kawasan perbatasan
negara yang memerlukan
perhatian khusus demi menjaga
kedaulatan negara Kesatuan
Republik Indonesia
Kesenjangan pembangunan antar
wilayah perlu dieleminir tidak hanya
untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat diseluruh wilayah
Indonesia, tetapi juga untuk
menjaga stabilitas dan kesatuan
nasional
Ekspansi pemanfaatan sumberdaya
alam dan lingkungan hidup saat ini,
apabila tidak diantisipasi dengan
kebijakan dan tindakan yang tepat
akan dihadapkan pada tiga
ancaman, yaitu krisi pangan, krisi
air, dan krisi energi.
Tantangan Penataan Ruang
32. Strategi Penataan
Ruang dan Wilayah
Di Indonesia
Strategi
Kutub
Pertumb
uhan
(Growth
Poles)
Strategi
Integrasi
Spasial
Strategi
Desentral
isasi
Teritorial
Strategi
Pengemba
ngan Kota
Kecil
Menengah
Strategi
Agropolit
an
Strategi
Rural
Urban
Lingkages