Desa didefinisikan sebagai kesatuan masyarakat hukum dengan batas wilayah tertentu yang berwenang mengatur urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan hak tradisional yang diakui dalam sistem pemerintahan Indonesia. Desa memiliki karakteristik seperti kelompok primer yang kuat, hubungan yang lebih bersifat inti dan awet, serta homogenitas bud
1. Tema bahasan: konsep Desa
Matridi_aeksalo@yahoo.com @aeksalo
Raja Matridi aeksalo
Prepared by:
Raja Abumanshur Matridi
SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
(STISIPOL) Raja Haji - Tanjungpinang
Department of Sociology
2. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
UU No 6
Tahun 2014
Bab 1 Pasal 1
Secara Etimologi
Desa berasal dari
bahasa Sansekerta
“Deshi”
Yang berarti: Tanah
air, Tanah asal, atau
Tanah Kelahiran
Pengertian Desa
Desa sering dipahami sebagai tempat atau daerah (sebagai tanah asalnya)
tempat penduduk berkumpul hidup bersama, menggunakan lingkungan
setempat, untuk mempertahan, melangsungkan dan mengembangkan
kehidupan mereka (Jamaludin, A. N, 21015:4).
3. 2
Desa adalah gejala yang bersifat universal, yang
terdapat dimanapun didunia ini. Sebagai suatu
komunitas kecil, yang terikat pada lokalitas tertentu,
baik sebagai tempat tinggal (secara menetap)
maupun bagi kebutuhannya, terutama yang
bergantung pada pertanian. Desa dimanapun
cenderung memiliki karakteristik tertentu yang sama
Menurut Rahardjo
1
Desa adalah kesatuan wilayah yang dihuni oleh
sejumlah keluarga, yang mempunyai sistem
pemerintahan sendiri (dikepalai oleh seorang
Kepala Desa)
Menurut Tim Penyusun DepDikNas
5
Desa merupakan Komunitas kecil yang menetap
tetap disuatu tempat. Koentjaraningrat tidak
menegaskan bahwa komunitas secara khusus
bergantung pada sektro pertanian. Masyarakat
desa sebagai sebuah komunitas dapat saja
memiliki ciri-ciri aktivitas ekonomi yang beragam,
tidak di sektor pertanian saja
Menurut Koentjaraningrat
4
Desa selalu dikaitkan dengan pertanian dan
desa sebagai pemukiman para petani
(peasants). Sekalipun demikian, faktor pertanian
bukanlah satu-satunya ciri yang harus melekat
pada setiap desa.
Menurut Egon E. Bergel
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai susunan asli berdasarkan hak asa-usul
yang bersifat istimewa. Landasan pemikiran
mengenai pemeriintahan desa adalah keragaman,
partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan
pemberdayaan masyarakat.
Menurut Widjaja
3
Definisi desa dipilah berdasarkan pada tujuan
analisis yaitu: Pertama, tujuan analisis statistik
desa sebagai lingkungan yang penduduknya
kurang dari 2.500 orang. Kedua, tujuan analisa
sosial-psikologi, desa sebagai suatu lingkungan
yang penduduknya memiliki hubungan yang
akrab dan serga informal diantara sesama
warganya. Ketiga, tujuan analisis ekonomi, desa
sebagai lingkungan yang penduduknya
bergantung pada pertanian.
Menurut Paul H. Landis
6
Pengertian Desa menurut para Ahli
4. Wilayah adalah suatu tempat bagi manusia
untuk dapat melakukan berbagai aktiflvitas,
baik sosial, ekonomi maupun budaya. Wilayah
meliputi tanah, lokasi, luas dan batas geografis
setempat.
WILAYAH
Pedesaan memiliki sumber daya alam yang
dapat digunakan sebagai penyangga kehidupan
perekonomian masyarakat desa itu sendiri.
sumber daya alam desa juga memiliki peran
penting sebagai penopang kesejahteraan sosial
masyarakat juga sebagai penyeimbang
ekosistem lingkungan yang berpengaruh
terhadap kelangsungan hidup manusia.
SUMBER DAYA ALAM
Kualitas sumber daya manusia di wilayah
pedesaan merupakan atau pelaku utama yang
menggerakan roda perekonomian dan
perubahan dalam jangka panjang. Sebagian
besar penduduk pedesaan ialah petani yang
berperan sebagai produsen sekalugus juga
sebagai konsumen.
SUMBER DAYA MANUSIA
Lembaga sosial yang umum ada di desa adalah
lembaga keluarga, lembaga pendidikan,
lembaga politik, lembaga agama, lembaga
pemerintahan desa, lembaga adat, lembaga
ekonomi dan juga lembaga kepemudaan,
kelembagaan tersebut berpengaruh terhadap
distribusi dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
KELEMBAGAAN SOSIAL
ketersediaan sarana dan prasarana fisik untuk
mendukung percepatanpembangunan dan
perekonomian masyarakat serta meningkatkan
hubungan dan jaringan antara satu desa dengan
desa yang lainnya.
SARANA DAN PRASARANA FISIK
Kegiatan ekonomi pedesaan berkaitan dengan
kebutuhan pasar diluar daerah, yang berupa
komoditi primer dan sekunder. Hal ini
dikarenakan hasil pertanian harus segera
dipasarkan keluar daerah dalam bentuk olahan
yang masih segar.
PEREKONOMIAN WILAYAH PEDESAAN
Komponen-komponen atau Unsur-unsur Desa
5. Karakteristik Kota
1. Besarnya peranan kelompok sekunder
2. Anonimitas merupakan ciri kehidupan
masyarakat
3. Heterogen
4. Mobilitas sosial tinggi
5. Bergantung pada spesialisasi
6. Hubungan antara orang satu dengan
lain lebih didasarkan atas kepentingan
dari pada kedaerahan
7. Lebih banyak tersedia lembaga atau
fasilitas untuk mendapatkan barang dan
pelayanan
8. Lebih banyak mengubah lingkungan
Karakteristik Desa
1. Besarnya peranan kelompok primer
2. Faktor geografik yang menentukan
sebagai dasar pembentukan kelompok /
asosiasi
3. Hubungan lebih bersifat inti dan awet
4. Homogen
5. Mobilisasi sosial rendah
6. Keluarga lebih ditekankan fungsinya
sebagai unit ekonomi
7. Populasi anak dalam proporsi keluarga
lebih besar
Perbandingan Karakteristik Desa dan Kota
Menurut S. Roucek dan L Warren
6. Karakteristik Kota
1. Teknologi rasionla, yang berkembang
seiring dengan pertumbuhan kota-kota
kecil yang terbuka terhadap daerah lain.
2. Institusi pemerintah formal yang
berdasarkan pada batas wilayah
bukannya pada sistem kekeluargaan
3. Organisasi sosial yang berdasarkan
bidang pekerjaan dan kelas sosial,
bukan pada sisten kekerabatan.
4. Adanya pembagian kerja kedalam
beberapa bidang pekerjaan khusus.
5. Sistem perdagangan dan dunia industri.
Karakteristik Desa
1. Penduduknya cenderung terisolasi
dengan pola pemukimannya cenderung
terpencar (meskipun mulai berubah
seiring revolusi industri).
2. Hubungan dan cara pandang terhadap
orang lain sebagai pribadi utuh bukan
sekadar seseorang yang mempunyai
fungsi tertentu
3. Adat dan kebiasaan muncul karena
kebutuhan sosial
4. Homogenitas dalam etnis, budaya dan
pekerjaan
5. Ekonomi keluarga bersifat subsistem
(meskipun sudah mulai komersial, yang
ditandai dengan munculnya agribisnis
atau pertanian berskala besar
Perbandingan Karakteristik Desa dan Kota
Menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt
7. Desa Swadaya Desa Swakarya Desa Swasembada
Merupakan desa paling
terbelakangdengan budaya
kehidupan tradisional dan
sangat terikat dengan adat
istiadat.
Ciri-ciri:
1. Lebih dari 50% penduduk
bermata pencaharian
pada sektor primer.
2. Produksi desa sangat
rendah.
3. Adat istiadat masih
mengikat kuat
4. Pendidikan dan
keterampilan rendah.
5. Prasarana masih sangat
kurang.
6. Kelembagaan formal
ataupun informal kurang
berfungsi dengan baik.
7. Swadaya masyarakat
masih sangat rendah.
Merupakan desa yang
memiliki kemandirian lebih
tinggi dalam segala bidang
yang berkaitan dengan
aspek sosial dan ekonomi.
Ciri-ciri:
1. Sebagian besar mata
pencaharian penduduk
berada dalam sektor jasa
dan perdagangan
2. Produksi desa tinggi.
3. Adat istiadat tidak
mengikat lagi meskipun
sebagian masih
menggunakannya
4. Kelembagaan formal dan
informal telah berjalan
5. Keterampilan masyarakat
dan pendidikannya pada
tingkat tinggi
6. Fasilitas dan prasarana
mulai lengkap dan baik
7. Sudah memiliki inisiatif
sendiri melalui swadaya &
gotong royong dalam
pembangunan desa
Merupakan desa yang
mengalami perkembangan
lebih maju dibandingkan
dengan desa swadaya.
Ciri-ciri:
1. Mata pencaharian mulai
bergeser dari sektor primer
ke industri
2. Produksi desa masih pada
tingkat sedang
3. Kelembagaan formal dan
informal mulai berkembang
4. Keterampilan masyarakat
dan pendidikannya pada
tingkat sedang.
5. Fasilitas dan prasarana
mulai ada meskipun tidak
lengkap.
6. Swadaya masyarakat dan
gotong royong dalam
pembangunan desa mulai
tampak meskipun tidak
sepenuhnya.
Pradesa
Merupakan tipologi desa
paling sederhana yang
disebut sebagai pemukiman
sementara.
Ciri-ciri:
1. Hampir tidak ada orang
atau keluarga yag tinggal
menetap (permanen).
2. Semua penghuni akan
berpindah lagi pada saat
panen selesai.
3. Tidak memungkinkan
tumbuh dan
berkembangnya berbagai
tata kehiduoan dan
organisasi atau lembaga-
lembaga penunjang
kehidupan bermasyarakat
termasuk pendidikan,
ekonomi, hukum, adat
dan hubungan sosial.
Tipologi Desa
8. Desa Persawahan
Desa persawahan adalah desa yang
sebagian besar kehidupan
penduduknya bergantung pada potensi
pertanian sawah, baik yang
berpengairan teknis, nonteknis
maupun tadah hujan
Desa Perladangan
Desa Perladangan adalah desa yang
sebagian besar kehidupan penduduknya
bergantung pada pertanian tanah kering.
Perladangan adalah salah satu usaha
pertanian alternatif dari persawahan.
Desa Perkebunan
Desa perkebunan adalah desa yang
sebagian besar kehidupan
penduduknya bergantung pada
potensi pertanian tanaman keras
yang lebih dari satu musim.
Desa Industri Kecil
Desa industri kecil adalah desa
yang sebagian besar kehidupan
penduduknya bergantung pada
industri kecil dan kerajinan
Desa Industri Sedang & Besar
Desa industri sedang dan besar
adalah desa yang sebagian besar
kehidupan penduduknya bergantung
pada potensi industri sedang dan
besar
Desa Jasa dan Perdagangan
Desa jasa dan perdaganganadalah
desa yang sebagian besar
kehidupan penduduknya
bergantung pada potensi
perdagangan dan jasa
Desa Peternkan
Desa Nelayan
Desa peternakan adalah desa
yang sebagian besar
kehidupan penduduknya
bergantung pada potensi
Peternakan
Desa nelayan adalah desa
yang sebagian besar
kehidupan penduduknya
bergantung pada potensi Laut
Tipe Desa berdasarkan Mata Pencaharian
9. Referensi
Jamaludin, A. N., (2015). Sosiologi Pedesaan.Bandung: Pustaka
SETIA.
Murdiyanto, E., (2008). Sosiologi Perdesaan: Pengantar Untuk
Memahami Masyarakat Desa. Yogyakarta: UPN “Veteran”
Yogyakarta Press.