2. Teori kutub pertumbuhan pertama kali
diperkenalkan oleh ekonomom Perancis yaitu
Perroux pada tahun 1950 dengan teorinya
pole de croisanse, yang menyatakan
pertumbuhan tidak muncul di setiap tempat
secara simultan dan serentak.
Pertumbuhan itu muncul di kutub-kutub
pertumbuhan diciptakan dan memiliki
intensitas yang berbeda yang disebut pusat
pertumbuhan.
3. Kutub pertumbuhan regional terdiri dari satu
kumpulan industri-industri yang mengalami
kemajuan dan saling berhubungan, serta
cenderung menimbulkan aglomerasi yang
disebabkan oleh adanya faktor-faktor
ekonomi eksternal. Faktor-faktor eksternal itu
seperti turunnya biaya produksi,
pembangunan pasar bagi pekerja urban dan
akses pasar yang lebih besar
4. Menurut Arsyad (1999: 148):
Dalam proses pembangunan akan muncul
industri unggulan yang merupakan industri
penggerak utama dalam pembangunan suatu
daerah karena keterkaitan antara industri,
maka perkembangan industri unggulan akan
mempengaruhi perkembangan industri
lainnya yang berhubungan erat dengan
industri unggulan tersebut;
5. pemusatan industri pada suatu daerah akan
mempercepat pertumbuhan ekonomi, karena
pemusatan industri akan menciptakan pola
konsumsi yang berbeda antar daerah sehingga
perkembangan industri di daerah akan
mempengaruhi perkembangan daerah-daerah
lainnya;
perekonomian merupakan gabungan dari sistem
industri yang relatif aktif (industri unggulan)
dengan industri-industri yang relatif pasif yaitu
industri yang tergantung dari industri unggulan
atau pusat pertumbuhan. Daerah yang relatif maju
atau aktif akan mempengaruhi daerah-daerah yang
relatif pasif.
6. Menurut Boudeviile (1978: 12) kutub
pertumbuhan regional sebagai kelompok
industri yang mengalami ekspansi yang
berlokasi di daerah perkotaan akan mendorong
perkembangan kegiatan ekonomi daerah
sekitarnya yang berada dalam cakupannya.
Hubungan positif ini diharapkan dapat
mengangkat pertumbuhan daerah sekitarnya
yang mempunyai keterbatasan dalam
sumbernya.
7. Teori Growth Pole dapat diartikan sebagai
berikut :
Salah satu alat utama yang dapat melakukan
penggabungan antara prinsip-prinsip
sentralisasi dengan desentralisasi.
Teori yang menjadi dasar strategi
kebijaksanaan pembangunan wilayah melalui
industri daerah.
8. Pembangunan atau pertumbuhan tidak terjadi
di segala tata-ruang. Akan tetapi, terjadi
hanya terbatas pada beberapa tempat
tertentu dengan variabel-variabel yang
berbeda intensitasnya.
Salah satu cara untuk menggalakan kegiatan
pembangunan suatu daerah tertentu melalui
pemanfaatan aglomeration economies
sebagai faktor pendorong utama.
9. Teori Growth Pole dapat pula diartikan secara
fungsional dan secara geografis:
Secara Fungsional
Suatu lokasi pemusatan kelompok usaha atau
cabang industri yang hubungannya bersifat
memiliki unsur-unsur kedinamisan sehingga
mampu mestimulasi kehidupan ekonomi baik
kedalam maupun keluar (daerah belakangnya).
10. Secara Geografis
Suatu lokasi yang memiliki tingkat
aksesibilitas tinggi sehingga menjadi pusat
daya tarik (pole of attraction), yang
menyebabkan banyak usaha tertarik untuk
berlokasi didaerah tersebut dan masyarakat
senang datang memanfaatkan fasilitas yang
ada.
11. Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
dalam suatu ruang terdapat pusat-pusat yang
memiliki kekuatan untuk mengembangkan pusat itu
sendiri dan untuk berkembang secara lebih luas,
mempengaruhi daerah sekitarnya. Selain itu, dari
pengertian diatas, dapat disimpulkan inti dari Teori
Growth Pole, yaitu :
Dalam proses pembangunan akan timbul industri
unggulan yang merupakan industri penggerak
utama dalam pembangunan suatu daerah.
Keterkaitan antar industri sangat erat, maka
perkembangan industri unggulan akan
mempengaruhi perkembangan industri lain yang
berhubungan dengan industri unggulan.
12. Pemusatan industri pada suatu daerah akan
mempercepat pertumbuhan perekonomian
karena akan menciptakan pola konsumsi
yang berbeda antar daerah.
Perekonomian merupakan gabungan dari
sistem industri yang relatif aktif (unggulan)
dengan industri yang relatif pasif atau
industri yang tergantung industri unggulan.
13. Terjadinya suatu aglomerasi ditandai dengan
adanya beberapa hal sebagai berikut :
Scale economies = keuntungan yang timbul
karena pusat pengembangan memungkinkan
beberapa industri bergabung dalam operasi
skala besar, karena ada jaminan sumber
bahan baku dan pasar.
14. Localization Economies = timbul akibat
adanya saling keterkaitan antar industri
sehingga kebutuhan bahan baku dan pasar
dapat dipenuhi dengan mengeluarkan ongkos
angkut yang minimum.
Urbanization economies = timbul karena
fasilitas pelayanan sosial dan ekonomi yang
dapat digunakan secara bersamaan sehingga
pembebanan ongkos untuk masing-masing
perusahaan dapat dilakukan serendah
mungkin.
15. Tidak semua kota dapat digolongkan sebagai
pusat pertumbuhan, tetapi sebagai suatu pusat
pertumbuhan harus memiliki empat ciri sebagai
berikut :
1. Adanya hubungan intern dari berbagai
macam kegiatan
Adanya keterkaitan satu sektor dengan sektor
lainnya sehingga apabila ada satu sektor yang
tumbuh akan mendorong sektor lain karena
saling terkait. Berbagai komponen kehidupan
kota akan saling mendukung terciptanya
pertumbuhan.
16. 2. Ada efek penggandaan (multiplier effect)
Adanya keterkaitan antar sektor akan
menciptakan efek penggandaan. Permintaan
pada satu sektor akan menciptakan produksi
pada sektor tersebut maupun sektor lain
yang terkait, dan pada akhirnya akan terjadi
akumulasi modal. Multiplier effect sangat
berperan dalam suatu kota untuk memacu
pertumbuhan daerah belakangnya.
17. 3. Adanya konsentrasi geografis
Konsentrasi geografis dari berbagai sektor
dapat menciptakan efisiensi diantara sektor
yang saling membutuhkan. Selain itu juga
meningkatkan daya tarik dari kota tersebut.
4. Bersifat mendorong daerah belakangnya
Hal ini dapat terjadi apabila hubungan antara
kota dan wilayah harmonis. Misalnya kota
membutuhkan bahan baku dari wilayah
belakangnya dan menyediakan berbagai
kebutuhan wilayah belakang untuk dapat
mengembangkan dirinya.
18. Pusat pertumbuhan dapat terbentuk di suatu wilayah.
Terbentuknya pusat pertumbuhan dapat terjadi secara
alami atau dengan perencanaan. :
1. Teori Polarisasi Ekonomi
Teori polarisasi ekonomi dikemukakan oleh Gunar
Myrdal. Menurut Myrdal, setiap daerah mempunyai
pusat pertumbuhan yang menjadi daya tarik bagi
tenaga buruh dari pinggiran. Pusat pertumbuhan
tersebut juga mempunyai daya tarik terhadap tenaga
terampil, modal, dan barang-barang dagangan yang
menunjang pertumbuhan suatu lokasi. Demikian
terus-menerus akan terjadi pertumbuhan yang makin
lama makin pesat atau akan terjadi polarisasi
pertumbuhan ekonomi (polarization of economic
growth).
19. Teori polarisasi ekonomi Myrdal ini
menggunakan konsep pusat-pinggiran
(coreperiphery). Konsep pusat-pinggiran
merugikan daerah pinggiran, sehingga perlu
diatasi dengan membatasi migrasi
(urbanisasi), mencegah keluarnya modal dari
daerah pinggiran, membangun daerah
pinggiran, dan membangun wilayah
pedesaan.
20. Adanya pusat pertumbuhan akan berpengaruh
terhadap daerah di sekitarnya. Pengaruh tersebut
dapat berupa pengaruh positif dan negatif.
Pengaruh positif terhadap perkembangan daerah
sekitarnya disebut spread effect. Contohnya adalah
terbukanya kesempatan kerja, banyaknya investasi
yang masuk, upah buruk semakin tinggi, serta
penduduk dapat memasarkan bahan mentah.
Sedangkan pengaruh negatifnya disebut backwash
effect, contohnya adalah adanya ketimpangan
wilayah, meningkatnya kriminalitas, kerusakan
lingkungan, dan lain sebagainya.
21. 2. Teori Kutub Pertumbuhan
Contoh: industri baja di suatu daerah akan
menimbulkan kekuatan sentripetal, yaitu menarik
kegiatan-kegiatan yang langsung berhubungan
dengan pembuatan baja, baik pada penyediaan
bahan mentah maupun pasar. Industri tersebut
juga menimbulkan kekuatan sentrifugal, yaitu
rangsangan timbulnya kegiatan baru yang tidak
berhubungan langsung dengan industry baja.
22. 3. Teori Pusat Pertumbuhan
Teori pusat pertumbuhan dikemukakan
oleh Boudeville. Menurut Boudeville (ahli
ekonomi Prancis), pusat pertumbuhan
adalah sekumpulan fenomena geografis
dari semua kegiatan yang ada di permukaan
Bumi. Suatu kota atau wilayah kota yang
mempunyai industri populasi yang
kompleks, dapat dikatakan sebagai pusat
pertumbuhan. Industri populasi merupakan
industri yang mempunyai pengaruh yang
besar (baik langsung maupun tidak
langsung) terhadap kegiatan lainnya.
23. 4. Teori Tempat Sentral
Teori tempat sentral dikemukakan oleh Walter
Christaller (1933), seorang ahli geografi dari
Jerman. Teori ini didasarkan pada lokasi dan pola
persebaran permukiman dalam ruang. Dalam suatu
ruang kadang ditemukan persebaran pola
permukiman desa dan kota yang berbeda ukuran
luasnya. Teori pusat pertumbuhan dari Christaller
ini diperkuat oleh pendapat August Losch (1945)
seorang ahli ekonomi Jerman.
24. Teori Walter Christaller dapat diterapkan secara
baik di suatu wilayah dengan syarat-syarat
sebagai berikut:
Topografi dari wilayah tersebut relatif
seragam, sehingga tidak ada bagian yang
mendapat pengaruh lereng atau pengaruh
alam lainnya dalam hubungannya dengan
jalur angkutan.
Kehidupan atau tingkat ekonomi penduduk
relatif homogen dan tidak memungkinkan
adanya produksi primer yang menghasilkan
padi-padian, kayu, atau batu bara.