SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
TEORI LOKASI
PERTANIAN
(Von Thünen ) XII MIPA 1
KELOMPOK 6:
DANIEL JULIANDRO LG
FARID ILHAN
GILLIAN PUTRI KS
SHABRINA ERIKA
What?
Landasan Teori:
1. Jarak lokasi pertanian ke pasar
2. Sifat produk pertanian (keawetan, harga, beban angkut, dll)
“tinggi rendahnya sewa tanah (land-rent) menjadi penentu utama pemilihan
lokasi atau penggunaan tanah (land-use)”
Who?
Johann Heinrich von Thünen (lahir
di Wangerland, 24 Juni 1783 –
meninggal 22 September 1850 pada
umur 67 tahun) adalah ekonom
terkemuka abad ke-19. Von Thünen
merupakan tuan tanah
di Mecklenburg(Jerman Utara), di mana
karyanya The Isolated State (1826),
mengembangkan perlakukan serius
yang pertama terhadap ekonomi
spasial, yang menghubungkan hal
tersebut dengan teori sewa tanah.
Asumsi Model Von Thunen
1. Wilayah analitis bersifat terisolir (isolated state)
2. Bersifat single market, single destination, dan maximum oriented
3. Tipe pemukiman adalah padat di pusat wilayah (pusat pasar)
4. Biaya transportasi meningkat bersamaan dengan jarak terhadap pasar
5. Seluruh wilayah model memiliki iklim, tanah, topografi, jenis transportasi,
dan atribut lingkungan yang seragam
6. Fasilitas pengangkutan adalah primitif (sesuai pada zamannya)
7. Kecuali perbedaan jarak ke pasar, semua faktor alamiah yang
mempengaruhi
8. Penggunaan tanah adalah seragam dan konstan
Klasifikasi Zona
1. Zona 1: paling mendekati kota/pasar, diusahakan tanaman
yang mudah rusak (highly perishable), seperti sayuran dan
kentang (freecash cropping)
2. Zona 2: merupakan hutan dengan hasil kayu(foresting)
3. Zona 3: menghasilkan biji-bijian seperti gandum,dengan
hasil yang relatif tahan lama dan ongkos transportasi murah
4. Zona 4: merupakan lahan garapan danrerumputan yang
ditekankan pada hasil perahan seperti susu, mentega dan keju.
5. Zona 5: untuk pertanian yang berubah-ubah, dua sampai
tiga jenis tanaman
6. Zona 6: berupa lahan yang paling jauh dari pusat, digunakan
untuk rerumputan dan peternakan domba dan sapi.
Pola Penggunaan Lahan dari Von
Thunen
 Di sekitar kota akan ditanam produk-produk yang kuat
hubungannya dengan nilai (value). Selain itu juga ditemukan
produk yang mudah rusak, sehingga harus digunakan secara
cepat.
 Semakin jauh dari kota lahan akan secara progresif
memproduksi barang.
 Terbentuk lingkaran konsentrik disekeliling kota, dengan
produk pertanian utama tertentu. Setiap lingkaran produk
pertanian memiliki sistem pertanian yang berbeda.
Rumus Von Thunen
R = E ( p – a ) – E. f. k
Keterangan:
R = Rent (produktivitas lahan)
E = Produksi per unit area
p = Harga per unit komoditi
a = Biaya produksi per unit komoditi
f = Ongkos angkut per unit jarak per unit komoditi
k = Jarak terhadap pasar
Studi Kasus
Petani A dan B menanam jeruk dengan hasil panen 2 ton/ha, sedangkan
harga jeruk di pasar Rp. 5 juta/ton dan biaya produksi Rp. 1.5 juta/ton. Untuk
mengangkut jeruk ke pasar diperlukan biaya Rp. 100 ribu/ton/km. Berapa
produktivitas lahan maksimum di lahan A dan B bila jarak A ke pasar adalah 1
km dan B adalah10 km?
Jawaban:
(A)
R = E (p–a) – Efk
R = 2 (5–1.5) – (2)(0.1)(1)
R = 7 – 0.2
R = 6.8
(B)
R = E (p–a) – Efk
R = 2 (5–1.5) – (2)(0.1)(10)
R = 7 – 2
R = 5
Kelebihan Teori Von Thunen
 Merupakan model keseimbangan yang sifatnya parsial, tidak memuat
interelasi antara variabel yang telah di khususkan, perhitungan akan susah
dilakukan bila terjadi perubahan di masa mendatang.
 Tidak memperhatikan faktor non ekonomis yang mempengaruhi produksi.
 Tidak memperhitungkan perbedaan luas perusahaan pertanian atau luas
pasaran yang tak menghasilkan ekonomi berskala produksi atau pasaran
yang bersangkutan sehingga dapat merusak zona tata guna lahan
Kekurangan Teori Von Thunen
a) Keterkaitannya pada waktu;
b) Keterkaitannya pada wilayah karena:
• Kemajuan di bidang transportasi telah menghemat banyak waktu dan uang
(mengurangi resiko busuk komoditi);
• Adanya berbagai bentuk pengawetan, memungkinkan pengiriman jarak jauh
tanpa resiko busuk;
• Negara industri mampu membentuk kelompok produksi sehingga tidak
terpengaruh pada kota;
• Antara produksi dan konsumsi telah terbentuk usaha bersama menyangkut
pemasaran (tidak selalu memanfaatkan jasa kota dalam pemasarannya).
A
N
Y
Q
U
E
S
T
I
O
N
?
Daftar Pustaka
https://www.academia.edu/9936306/Teori_Von_Thunen

More Related Content

What's hot

POLA KERUANGAN KOTA SMA KLS 12 GEOGRAFI
POLA KERUANGAN KOTA SMA KLS 12 GEOGRAFIPOLA KERUANGAN KOTA SMA KLS 12 GEOGRAFI
POLA KERUANGAN KOTA SMA KLS 12 GEOGRAFIJacqueline Celine
 
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)bintang purba
 
Struktur keruangan dan perkembangan kota.pptx.2
Struktur keruangan dan perkembangan kota.pptx.2Struktur keruangan dan perkembangan kota.pptx.2
Struktur keruangan dan perkembangan kota.pptx.2niarohania1
 
pengertian peta dan komponen peta
pengertian peta dan komponen petapengertian peta dan komponen peta
pengertian peta dan komponen petaRahmad Syahid
 
Ppt kd 3.2 interaksi keruangan desa dan kota
Ppt kd 3.2 interaksi keruangan desa dan kotaPpt kd 3.2 interaksi keruangan desa dan kota
Ppt kd 3.2 interaksi keruangan desa dan kotajopiwildani
 
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1laboratorium pwkuinam
 
PPT Interaktif Geografi Jenis Peta
PPT Interaktif Geografi Jenis PetaPPT Interaktif Geografi Jenis Peta
PPT Interaktif Geografi Jenis PetaAgnas Setiawan
 
PERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGPERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGDadang Solihin
 
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ProvinsiPedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ProvinsiPenataan Ruang
 
Perencanaan tapak
Perencanaan tapakPerencanaan tapak
Perencanaan tapakmateri2014
 
Tubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegara
Tubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegaraTubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegara
Tubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegaraLaras Kun Rahmanti Putri
 
Analisis potensi Ekonomi Regional
Analisis potensi Ekonomi RegionalAnalisis potensi Ekonomi Regional
Analisis potensi Ekonomi RegionalDahlan Tampubolon
 

What's hot (20)

POLA KERUANGAN KOTA SMA KLS 12 GEOGRAFI
POLA KERUANGAN KOTA SMA KLS 12 GEOGRAFIPOLA KERUANGAN KOTA SMA KLS 12 GEOGRAFI
POLA KERUANGAN KOTA SMA KLS 12 GEOGRAFI
 
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
 
Struktur keruangan dan perkembangan kota.pptx.2
Struktur keruangan dan perkembangan kota.pptx.2Struktur keruangan dan perkembangan kota.pptx.2
Struktur keruangan dan perkembangan kota.pptx.2
 
6. struktur internal kota1
6. struktur internal kota16. struktur internal kota1
6. struktur internal kota1
 
pengertian peta dan komponen peta
pengertian peta dan komponen petapengertian peta dan komponen peta
pengertian peta dan komponen peta
 
Teori lokasi
Teori lokasiTeori lokasi
Teori lokasi
 
Metoda Von Thunen
Metoda Von ThunenMetoda Von Thunen
Metoda Von Thunen
 
Proyeksi penduduk
Proyeksi pendudukProyeksi penduduk
Proyeksi penduduk
 
Struktur ruang
Struktur ruangStruktur ruang
Struktur ruang
 
Ppt kd 3.2 interaksi keruangan desa dan kota
Ppt kd 3.2 interaksi keruangan desa dan kotaPpt kd 3.2 interaksi keruangan desa dan kota
Ppt kd 3.2 interaksi keruangan desa dan kota
 
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
 
Rancang kota yang baik
Rancang kota yang baikRancang kota yang baik
Rancang kota yang baik
 
Dinamika atmosfer
Dinamika  atmosferDinamika  atmosfer
Dinamika atmosfer
 
PPT Interaktif Geografi Jenis Peta
PPT Interaktif Geografi Jenis PetaPPT Interaktif Geografi Jenis Peta
PPT Interaktif Geografi Jenis Peta
 
PERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGPERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANG
 
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ProvinsiPedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
 
Perencanaan tapak
Perencanaan tapakPerencanaan tapak
Perencanaan tapak
 
Tubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegara
Tubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegaraTubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegara
Tubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegara
 
PPT WILAYAH DAN PEWILAYAHAN.ppt
PPT WILAYAH DAN PEWILAYAHAN.pptPPT WILAYAH DAN PEWILAYAHAN.ppt
PPT WILAYAH DAN PEWILAYAHAN.ppt
 
Analisis potensi Ekonomi Regional
Analisis potensi Ekonomi RegionalAnalisis potensi Ekonomi Regional
Analisis potensi Ekonomi Regional
 

Recently uploaded

TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 

Recently uploaded (20)

TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 

Teoti Lokasi Pertanian Von Thunen

  • 1. TEORI LOKASI PERTANIAN (Von Thünen ) XII MIPA 1 KELOMPOK 6: DANIEL JULIANDRO LG FARID ILHAN GILLIAN PUTRI KS SHABRINA ERIKA
  • 2. What? Landasan Teori: 1. Jarak lokasi pertanian ke pasar 2. Sifat produk pertanian (keawetan, harga, beban angkut, dll) “tinggi rendahnya sewa tanah (land-rent) menjadi penentu utama pemilihan lokasi atau penggunaan tanah (land-use)”
  • 3. Who? Johann Heinrich von Thünen (lahir di Wangerland, 24 Juni 1783 – meninggal 22 September 1850 pada umur 67 tahun) adalah ekonom terkemuka abad ke-19. Von Thünen merupakan tuan tanah di Mecklenburg(Jerman Utara), di mana karyanya The Isolated State (1826), mengembangkan perlakukan serius yang pertama terhadap ekonomi spasial, yang menghubungkan hal tersebut dengan teori sewa tanah.
  • 4. Asumsi Model Von Thunen 1. Wilayah analitis bersifat terisolir (isolated state) 2. Bersifat single market, single destination, dan maximum oriented 3. Tipe pemukiman adalah padat di pusat wilayah (pusat pasar) 4. Biaya transportasi meningkat bersamaan dengan jarak terhadap pasar 5. Seluruh wilayah model memiliki iklim, tanah, topografi, jenis transportasi, dan atribut lingkungan yang seragam 6. Fasilitas pengangkutan adalah primitif (sesuai pada zamannya) 7. Kecuali perbedaan jarak ke pasar, semua faktor alamiah yang mempengaruhi 8. Penggunaan tanah adalah seragam dan konstan
  • 5. Klasifikasi Zona 1. Zona 1: paling mendekati kota/pasar, diusahakan tanaman yang mudah rusak (highly perishable), seperti sayuran dan kentang (freecash cropping) 2. Zona 2: merupakan hutan dengan hasil kayu(foresting) 3. Zona 3: menghasilkan biji-bijian seperti gandum,dengan hasil yang relatif tahan lama dan ongkos transportasi murah 4. Zona 4: merupakan lahan garapan danrerumputan yang ditekankan pada hasil perahan seperti susu, mentega dan keju. 5. Zona 5: untuk pertanian yang berubah-ubah, dua sampai tiga jenis tanaman 6. Zona 6: berupa lahan yang paling jauh dari pusat, digunakan untuk rerumputan dan peternakan domba dan sapi.
  • 6. Pola Penggunaan Lahan dari Von Thunen  Di sekitar kota akan ditanam produk-produk yang kuat hubungannya dengan nilai (value). Selain itu juga ditemukan produk yang mudah rusak, sehingga harus digunakan secara cepat.  Semakin jauh dari kota lahan akan secara progresif memproduksi barang.  Terbentuk lingkaran konsentrik disekeliling kota, dengan produk pertanian utama tertentu. Setiap lingkaran produk pertanian memiliki sistem pertanian yang berbeda.
  • 7. Rumus Von Thunen R = E ( p – a ) – E. f. k Keterangan: R = Rent (produktivitas lahan) E = Produksi per unit area p = Harga per unit komoditi a = Biaya produksi per unit komoditi f = Ongkos angkut per unit jarak per unit komoditi k = Jarak terhadap pasar
  • 8. Studi Kasus Petani A dan B menanam jeruk dengan hasil panen 2 ton/ha, sedangkan harga jeruk di pasar Rp. 5 juta/ton dan biaya produksi Rp. 1.5 juta/ton. Untuk mengangkut jeruk ke pasar diperlukan biaya Rp. 100 ribu/ton/km. Berapa produktivitas lahan maksimum di lahan A dan B bila jarak A ke pasar adalah 1 km dan B adalah10 km? Jawaban: (A) R = E (p–a) – Efk R = 2 (5–1.5) – (2)(0.1)(1) R = 7 – 0.2 R = 6.8 (B) R = E (p–a) – Efk R = 2 (5–1.5) – (2)(0.1)(10) R = 7 – 2 R = 5
  • 9. Kelebihan Teori Von Thunen  Merupakan model keseimbangan yang sifatnya parsial, tidak memuat interelasi antara variabel yang telah di khususkan, perhitungan akan susah dilakukan bila terjadi perubahan di masa mendatang.  Tidak memperhatikan faktor non ekonomis yang mempengaruhi produksi.  Tidak memperhitungkan perbedaan luas perusahaan pertanian atau luas pasaran yang tak menghasilkan ekonomi berskala produksi atau pasaran yang bersangkutan sehingga dapat merusak zona tata guna lahan
  • 10. Kekurangan Teori Von Thunen a) Keterkaitannya pada waktu; b) Keterkaitannya pada wilayah karena: • Kemajuan di bidang transportasi telah menghemat banyak waktu dan uang (mengurangi resiko busuk komoditi); • Adanya berbagai bentuk pengawetan, memungkinkan pengiriman jarak jauh tanpa resiko busuk; • Negara industri mampu membentuk kelompok produksi sehingga tidak terpengaruh pada kota; • Antara produksi dan konsumsi telah terbentuk usaha bersama menyangkut pemasaran (tidak selalu memanfaatkan jasa kota dalam pemasarannya).