SlideShare a Scribd company logo
1 of 52
Download to read offline
INTERAKSI KERUANGAN
DESA DAN KOTA
Oleh:
Abdul Aziz Asra
A. STRUKTUR KERUANGAN
SERTA PERKEMBANGAN DESA
DAN KOTA
1. Struktur Keruangan Serta Perkembangan
Desa
A. STRUKTUR KERUANGAN
SERTA PERKEMBANGAN DESA
DAN KOTA
1. Struktur Keruangan Serta
Perkembangan Desa
Menurut Bintarto (1983: 11-12),
desa adalah suatu hasil perpaduan
antara kegiatan sekelompok
manusia dengan lingkungannya.
Hasil perpaduan itu adalah
perwujudan geografis, yang
ditimbulkan oleh unsur-unsur
fisiografis sosial, ekonomi, politik
dan budaya dan memiliki
hubungan timbal balik dengan
daerah lain.
Undang-undang No 6 Tahun
2014 desa adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki
batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat,
hak asal usul, dan/atau hak
tradisional yang diak
a. Ciri-Ciri Desa
Interaksi antar
manusia yang
sangat kuat
Memiliki pertalian
perasaan yang
sama tentang
kesukaan dan
perasaan
Keluarga di desa-
desa merupakan
satu unit sosial dan
unit kerja
Mata pencaharian
penduduknya
bersifat agraris
Proses sosial
berjalan lambat
Kontrol sosial di
dasarkan pada
hukum informal
Jumlah penduduk
desa relatif sedikit
sehingga warga
desa banyak
bergantung pada
musim
b. Unsur-Unsur Pembentuk
Desa
Wilayah
Penduduk
Prilaku
c. Klasifikasi Pembentuk Desa
1. Potensi Sumber
Daya Alam
2. Potensi Sumber
Daya Manusia
3. Potensi
Klembagaan
4. Potensi Sarana
dan Prasaranan
d. Tipe-Tipe Desa
1. Desa
Pesisir/Nelayan
( DNL)
2. Desa
Persawahan
(DPS)
3. Desa
Perladangan
(DPL)
4. Desa
Perkebunan
(DRS)
5. Desa
Peternakan
(DPT)
6. Desa
Perdagangan
(DJP)
7. Desa
Pertambangan
(DPG)
8. Desa
Industri Kecil
dan kerajinan
(DIK)
Tipe-Tipe Desa Soekandar Wiriaatmadja membagi pola pemukiman di
pedesaan ke dalam empat pola, yakni
1. Pola
Permukiman
Menyebar
2. Pola
Permukiman
Melingkar
3. Pola
Permukiman
Memanjang
4. Pola
Permukiman
Berkumpul
e. Analisis Potensi Desa
f. Tingkat Perkembangan Desa
1. Desa Swadaya
Desa swadaya adalah desa yang masyarakatnya telah
mampu memenuhi kebutuhannya sendiri.
Penduduknya masih jarang dan kurang
berkomunikasi dengan masyarakat luar, sehingga
proses kemajuan yang diperoleh sebagai hasil
interaksi dengan wilayah berjalan lambat
f. Tingkat Perkembangan Desa
2. Desa Swakarya
Desa swakarya adalah desa yang masyarakatnya
sudah lebih maju dibandingkan dengan desa
swadaya. Selain untuk memenuhi kebutuhannya
sendiri, kelebihan produksi yang dihasilkan
penduduk sudah mulai dijual ke daerah lain. Desa
swakarya mulai mengadakan kontak atau hubungan
dengan warga lain, walaupun intensitasnya masih
sedikit. (Fahmi : 2014)
f. Tingkat Perkembangan Desa
3. Desa Swasembada
Desa swasembada adalah desa yang sudah mampu
mengembangkan semua potensi yang ada secara
optimal. Masyarakat desa ini sudah mulai
mengadakan interaksi atau hubungan dengan
masyarakat luar untuk melakukan tukar menukar
barang dengan wilayah lain. Hasil dari interaksi
tersebut menyebabkan masyarakat yang tinggal
didesa swasembada mampu menyerap teknologi
baru untuk memanfaatkan sumber daya yang
dimiliki, sehingga proses pembangunan dapat
berjalan dengan baik.
A. STRUKTUR KERUANGAN
SERTA PERKEMBANGAN DESA
DAN KOTA
2. Struktur Keruangan Serta
Perkembangan Kota
a. Ciri Ciri Masyarakat Kota
Egois
pekerjaan yang
beraneka ragam
pendidikan
tinggi
materialis
tis
agen perubahan
kesempata
n kerja
yang luas
bersifat
glamour
(mewah)
terdapat
kesenjangan sosial
tinggi
tidak
mengenal
gotong-
royong
Bintarto
Kota sebagai kesatuan jaringan
kehidupan manusia yang ditandai
dengan kepadatan penduduk
yang tinggi dan diwarnai dengan
strata sosial ekonomi yang
heterogen serta coraknya
materialistis. Masyarakat kota
terdiri atas penduduk asli daerah
tersebut dan pendatang
Max Weber
Kota adalah suatu tempat yang
penghuninya dapat memenuhi
sebagian besar kebutuhan
ekonominya di pasar lokal. Ciri
kota adalah adanya pasar sebagai
benteng serta mempunyai sistem
hukum tersendiri dan bersifat
kosmopolitan
Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 2 Tahun 1987,
pasal 1
Disebutkan kota adalah pusat
permukiman dan kegiatan
penduduk yang mempunyai
batasan administrasi yang diatur
dalam perundang-undangan,
serta permukiman yang telah
memperlihatkan watak dan ciri
kehidupan perkotaan
Pengertian kota
Adapun elemen-elemen yang membentuk
struktur ruang kota (Sinulingga, 2005:97) yaitu
1. Kumpulan dari
pelayanan jasa termasuk
di dalamnya
perdagangan,
pemerintahan, keuangan
yang cenderung
terdistribusi secara
berkelompok dalam
pusat pelayanan
2. Kumpulan dari
industri sekunder
(manufaktur)
pergudangan dan
perdagangan grosir
yang cenderung
untuk berkumpul
pada suatu tempat.
3. Lingkungan
permukiman sebagai
tempat tinggal dari
manusia dan ruang
terbuka hijau
4. Jaringan
transportasi yang
menghubungkan
ketiga tempat di atas.
Bentuk dan model struktur ruang Kota
adalah kota yang belum berkembang
pesat, jumlah penduduknya belum
banyak, dan hanya mempunyai satu
pusat pelayanan yang sekaligus
berfungsi sebagai Central Bussines
District (CBD)
Perkembangan kota mengakibatkan
pelayanan oleh satu pusat pelayanan
tidak efisien lagi. Kota-kota yang
bertambah besar membutuhkan lebih
dari satu pusat pelayanan yang
jumlahnya tergantung pada jumlah
penduduk kota.
Kota Metropolitan adalah kota besar
yang dikelilingi oleh kota-kota satelit
yang terpisah cukup jauh
dengan urban fringe dari kota
tersebut, tetapi semuanya membentuk
satu kesatuan sistem dalam pelayanan
penduduk wilayah metropolitan.
1. Monocentric City 2. Polycentric City 3. Kota Metropolitan
Teori Konsentris (The Consentric Theory)
Teori Ini dikembangkan oleh Ernest W.
Burgess yang menyatakan bahwa
perkembangan suatu kota akan
mengikuti pola lingkaran-lingkaran
konsentrik. Masing-masing zone
tumbuh sedikit demi sedikit kea rah luar
pada semua bagian sehingga pada
akihirnya akan terbentuk pola
keruangan yang berlapis-lapis dengan
daerah Central Bussinis District (CBD)
sebagai pusat. (Rostam, dalam
Bakaruddin,2012: 173)
Teori Sektor
Diperkenalkan oleh Homer Hoyt
(1930) yang menyatakan bahwa
perkembangan unit-unit kegiatan di
daerah kota tidak mengiukuti zone-
zone yang teratur secara konsentris,
tetapi dengan membentuk sektor-
sektor tertentu. Sector-sektor tersebut
bisa terjadi di sepanjang jalur
transportasi darat maupun air,
sehingga perkembangan kota lebih
menyerupai gurita
Teori Inti Ganda (Multiple
Nucleus Theory)
Dikemukakan oleh Harris dan Ullman
pada tahun 1945. Pertumbuhan kota
berawal dari pusat pertumbuhan
kemudian menjadi bentuk kompleks
karena muncul nukleus-nukleus baru
sebagai kutub pertumbuhan, seperti
perguruan tinggi, kompleks industri,
dan terminal bus. Dalam teori ini tidak
ada urutan-urutan yang teratur dari
zona-zona kota seperti halnya pada
teori konsentris dan sektoral.
Teori Konsektoral (Tipe Eropa)
Teori konsektoral tipe Eropa
dikemukakan oleh Peter Mann pada
tahun 1965 dengan mengambil
lokasi penelitian di Inggris. Teori ini
mencoba menggabungkan teori
konsentris dan sektoral, namun
penekanan konsentris lebih
ditonjolkan
Teori Konsektoral (Tipe Amerika
Latin)
Teori konsektoral tipe Amerika
Latin dikemukakan oleh Ernest
Griffin dan Larry Ford pada tahun
1980 berdasarkan penelitian di
Amerika Latin
Teori Poros
Teori poros dikemukakan oleh
Babcock (1932), yang
menekankan pada peranan
transportasi dalam
memengaruhi struktur
keruangan kota
Teori Historis
Dalam teori historis, Alonso
mendasarkan analisisnya
pada kenyataan historis yang
berkaitan dengan perubahan
tempat tinggal penduduk di
dalam kota.
Teori Pusat Pelayanan (Christaller)
Walter Christaller seorang geograf
jerman (1933) mengemukakan teori
lokasi yang dikenal sebagai teori
tempat sentral (central place theory).
Christaller memperkenalkan teori ini
tahun 1933 dalam tulisannya yang
berjudul ”Die Zentralen Orte la
Suddeutschland”..
Tempat yang sentral diasumsikan
sebagai tempat yang memberikan
peluang kepada manusia yang
jumlahnya maksimum untuk
berpartisipasi dalam kegiatan
pelayanan, baik sebagai
pelayannya maupun sebagai pihak
yang dilayani.
Tahap-Tahap Perkembangan
Kota
Eopolis
Polis
Metropolis
Megalopolis
Tiranopilis
Nekropolis
B. POLA DAN FAKTOR-FAKTOR
INTERAKSI DESA DAN KOTA
1. Bentuk Dan Pola Desa
a. Bentuk Desa Menyusur Sepanjang
Pantai
Di daerah pantai yang landai dapat tumbuh
suatu permukiman, yang mata pencarian
penduduknya dibidang perikanan, perkebunan
kelapa, dan perdagangan. Jika desa pantai
seperti itu berkembang, maka tempat tinggal
meluas dengan cara menyambung yang lama
dengan menyusur pantai, sampai bertemu
dengan desa pantai lainnya
B. POLA DAN FAKTOR-FAKTOR
INTERAKSI DESA DAN KOTA
1. Bentuk Dan Pola Desa
b. Bentuk Desa Terpusat
Pola keruangan desa yang terpusat
terdapat didaerah pergunungan. Pola
desa terpusat di jumpai pada suatu desa
yang permukiman penduduknya
berdekatan antara yang satu dengan
yang lain dan membentuk suatu
kelompok besar.
B. POLA DAN FAKTOR-FAKTOR
INTERAKSI DESA DAN KOTA
1. Bentuk Dan Pola Desa
c. Bentuk Desa Linear di Daratan Rendah
Pemukiman penduduk didataran rendah
umumnya memanjang sejajar dengan
rentangan jalan raya yang menembus desa yang
bersangkutan. Jika kemudian secara wajar
artinya tanpa direncanakan desa mekar, tanah
pertanian diluar desa sepanjang jalan desa
menjadi pemukiman baru memang ada kalanya
juga pemekaran kearah pedalaman sebelah
menyebelah jalan raya
B. POLA DAN FAKTOR-FAKTOR
INTERAKSI DESA DAN KOTA
1. Bentuk Dan Pola Desa
d. Bentuk Desa yang Mengelilingi Fasilitas
Tertentu
Jenis ini terdapat didataran rendah,
yang dimaksudkan dengan fasilitas
misalnya mata air, waduk, lapangan
terbang, dan lain-lain. Arah
pemekarannya dapat kesegala jurusan,
sedang fasilitas-fasilitas untuk industri
kecil dapat disebarkan dimana-mana
sesuai dengan keinginan
B. POLA DAN FAKTOR-FAKTOR
INTERAKSI DESA DAN KOTA
1. Bentuk Dan Pola Desa
Menurut R. Bintarto ada 6 pola desa yang
dikemukakan yaitu
1. Memanjang jalan: Susunan desanya mengikuti jalur-jalur jalan dan sungai. Contohnya: terdapat
didaerah Bantul, Jokyakarta
2. Memanjang sungai : Susunan desanya mengikuti jalur-jalur jalan dan sungai. Contohnya terdapat
didaerah Bantul, Yogyakarta
3. Radial : Pola desa ini berbentuk radial terhadap gunung dan memanjang sepanjang sungai dilereng
gunung
4. Tersebar : Pola desa didaerah gunung kidul – yogyakarta merupakan nucleus yang berdiri sendiri.
5. Memanjang pantai : Didaerah pantai susunan desa nelayan berbentuk memanjang sepanjang
pantai.
6. Sejajar jalan kereta api.
Fungsi Desa
1. Hinterland ialah daerah
penyokong atau penyuplai
kebutuhan masyarakat kota
2. Raw Material and Man
Power, desa berfungsi sebagai
penghasil bahan mentah
untuk industri, dan tenaga
kerja.
3. segi kegiatan kerja, desa
dapat berfungsi sebagai desa
agraris, desa industri, desa
nelayan, dan sebagainya
4. sebagai bentuk
pemerintahan terendah,
artinya desa diharapkan
mampu menjalankan
kebijakan-kebijakan yang telah
digariskan
Fungsi Kota
1. Kota sebagai
pusat produksi
2. Kota sebagai
pusat
perdagangan.
3. Kota sebagai
pusat
pemerintahan
4. Kota sebagai
pusat
kebudayaan
5. Kota sebagai
pusat
pengobatan dan
rekreasi
6. Kota yang
berfungsi ganda
Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Desa dan Kota
Relationship: hubungan antar dua
gejala, dua komponen, dua individu
atau lebih yang menimbulkan
pengaruh
Interelation : hubungan
berpengaruh antar dua gejala atau
lebih dalam satu wilayah
Interaction : kontak atau hubungan
antar dua wilayah atau lebih yang
dapat menimbulkan gejala atau
masalah hidup
Integration : bertemunya beberapa
unsur yang saling mengisi, sehingga
dapat dicapai suatu keserasian dan
kelengkapan
Pengaruh Interaksi Desa Dan Kota
Pergerakan barang dari desa ke kota,
atau sebaliknya
Pergerakan gagasan dan informasi,
terutama dari kota ke desa
Pergerakan manusia, baik dalam
bentuk bekerja, rekreasi, menuntut
ilmu, ataupun keperluan-keperluan
lainnya
Adanya komunikasi penduduk antara
kedua wilayah
Wujud interaksi desa-kota yang paling sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari antara lain sebagai berikut
Dampak Interaksi Bagi Desa
Pengetahuan desa
menjadi meningkat
Jumlah guru dan
sekolah sudah banyak
terdapat di desa.
Perluasan jalur jalan
desa-kota dan
peningkatan jumlah
kendaraan bermotor
Produktivitas desa
semakin meningkat
Pelestarian
lingkungan hidup
pedesaan
Dengan peningkatan
kegiatan wiraswasta
yang menghasilkan
produk yang berkualitas
Adanya pengetahuan
tentang
kependudukan
Adanya seperti
koperasi dan
organisasi sosial
Dampak Positif Bagi Desa
Dampak Interaksi Bagi Desa
Modernisasi kota
telah melunturkan
orientasi pertanian
bisa meningkatkan
konsumerisme dan
kriminalitas
Pengurangan tenaga
produktif bidang
pertanian di desa
Perubahan tata guna
lahan di pedesaan
mengubah budaya
desa
Ketersediaan bahan
pangan yang berkurang
peningkatan
pengangguran
pencemaran
lingkungan menjadi
masalah penting
akibat interaksi desa-
kota
Dampak Negatif Bagi Desa
Dampak Interaksi Bagi Kota
Tercukupinya kebutahan
bahan pangan bagi
penduduk perkotaan yang
sebagian besar berasal dari
daerah perdesaan, seperti
sayuran, buah-buahan,
beras dan lain-lain.
Jumlah tenaga kerja di
perkotaan melimpah
karena banyaknya
penduduk dari desa yang
pergi ke kota
Produk-produk yang
dihasilkan di daerah
perkotaan bisa dipasarkan
hingga ke pelosok desa
sehingga keuntungan yang
diperoleh lebih besar.
Dampak Positif Bagi Kota
Dampak Interaksi Bagi Kota
Jumlah penduduk desa yang pergi ke kota
tanpa keahlian menimbulkan permasalahan
bagi daerah perkotaan yaitu meningkatnya
jumlah pengangguran dan penduduk miskin.
Penduduk dengan pendapatan rendah
kesulitan mencukupi kebutuhan hidupnya
seperti sandang, pangan, papan, kesehatan,
pendidikan, hiburan dan lain-lain
Nilai lahan di perkotaan yang mahal, memaksa
warga menggunakan lahan atau tempat yang
tidak layak untuk permukiman
Terjadi degradasi kualitas lingkungan,
peningkatan jumlah penduduk kota yang pesat
mendorong pembangunan rumah-rumah di
wilayah kota
Dampak Negatif Bagi Kota
B. POLA DAN FAKTOR-FAKTOR
INTERAKSI DESA DAN KOTA
Menghitung Kekuatan Interaksi
Desa Kota
Interaksi desa kota menggunakan model
gravitasi
Teori ini diterapkan dalam Geografi oleh
W.J. Reilly untuk mengukur kekuatan
interaksi keruangan antara 2 wilayah atau
lebih. Kekuatan interaksi antara dua
wilayah dapat di ukur dengan
memperhatikan jumlah penduduk masing-
masing wilayah, serta jarak mutlak antara
wilayah-wilayah tersebut.
B. POLA DAN FAKTOR-FAKTOR
INTERAKSI DESA DAN KOTA
Menghitung Kekuatan Interaksi
Desa Kota
Interaksi desa kota menggunakan model
titik henti
Bahwa jarak titik henti dari pusat
perdagangan yang lebih kecil ukurannya
berbanding lurus dengan jarak antara
kedua pusat perdagangan tsbdan
berbanding terbalik dgn satu ditambah
akar kwadrat jumlah penduduk dari
wilayah yang penduduknya lebih besar
dibagi dgn jumlah penduduk pada wilayah
yang jumlah penduduknya lebih kecil.
C. DAMPAK PEMBANGUNAN KOTA
TERHADAP MASYARAKAT DESA DAN
KOTA
Dampak Pembangunan Kota Terhadap
Masyarakat Desa Dan Kota
1. Aspek Fisik
Penggunaan Lahan
Lingkungan Hidup
2. Aspek Sosial
Penduduk
Tenaga Kerja
Masalah Sosial
Aspek Ekonomi
Pertumbukan
Ekonomi
Pemerataan
Ekonomi
C. DAMPAK PEMBANGUNAN KOTA
TERHADAP MASYARAKAT DESA DAN
KOTA
Urbanisasi
Pengertian Urbanisasi
Urbanisasi diartikan sebagai
proses pembengkakan kota
yang diakibatkan oleh
peningkatan jumlah penduduk
yang sangat cepat. Peningkatan
ini disebabkan oleh
pertumbuhan alami penduduk
kota dan adanya perpindahan
penduduk dari desa ke kota.
Dari pengertian ini sering
diartikan bahwa urbanisasi
adalah perpindahan penduduk
dari desa ke kota
Urbanisasi diartikan sebagai
proses berubahnya suasana
kehidupan pedesaan menjadi
suasana perkotaan
Urbanisasi diartikan juga
sebagai proses bertambahnya
jumlah kota pada suatu wilayah
atau negara yang disebabkan
oleh perkembangan sosial,
ekonomi dan teknologi.
C. DAMPAK PEMBANGUNAN KOTA
TERHADAP MASYARAKAT DESA DAN
KOTA
Urbanisasi
Faktor Penarik Urbanisasi
1. Mudah untuk
mendapatkan
pekerjaan
2. Tingkat upah yang
lebih tinggi.
3. Kelengkapan
fasilitas baik sekolah,
hiburan dan
kesehatan.
4. Kebebasan pribadi
lebih terjamin.
5. Pengaruh adat
agak longgar.
6. Anggapan yang
bersifat budaya.
C. DAMPAK PEMBANGUNAN KOTA
TERHADAP MASYARAKAT DESA DAN
KOTA
Urbanisasi
Faktor PendorongUrbanisasi
1. Lahan garapan
semakin sempit
2. Lapangan kerja
makin terbatas akibat
iptek
3. Pendapatan lebih
kecil
4. Kurangnya fasilitas
baik sosial, pendidikan,
olah raga, rekreasi, dsb
5. Meningkatnya
pengangguran.
6. Tekanan adat
istiadat. Alasan
memasarkan produk.
C. DAMPAK PEMBANGUNAN KOTA
TERHADAP MASYARAKAT DESA DAN
KOTA
Urbanisasi
Dampak Positif Urbanisasi
1. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kerja di kota
2. Meningkatnya aktivitas perekonomian kota
3. Meluasnya kesempatan untuk membuka usaha-usaha baru
4. Meningkatnya tingkat kesejahteraan warga desa yang berurbanisasi ke kota
5. Meningkatnya tarf hidup keluarga yang ditinggalkan di desa.
6. Lapangan kerja di pedesaan semakin sesuai dengan jumlah angkatan kerja yang ada
C. DAMPAK PEMBANGUNAN KOTA
TERHADAP MASYARAKAT DESA DAN
KOTA
Urbanisasi
Upaya pemerintah untuk mencegah atau
mengurangi terjadinya urbanisasi
1. Melaksanakan pembangunan secara desentralisasi
2. Mengadakan modernisasi desa dengan program pembangunan
3. Memperbanyak fasilitas yang dibutuhkan oleh masyarakat pedesaan
4. Mengendalikan pertumbuhan penduduk di pedesaan melalui program keluarga berencana
5. Meningkatkan perekonomian rakyat pedesaan
6. Meningkatkan keamanan di pedesaan
C. DAMPAK PEMBANGUNAN KOTA
TERHADAP MASYARAKAT DESA DAN
KOTA
Urbanisasi
Usaha-usaha untuk mengatasi akibat
urbanisasi di kota
1. Menertibkan pemukiman kumuh, pembuangan sampah, dan air limbah
2. Mengadakan penghijauan kota, yaitu mengadakan jalur hijau dan taman kota.
3. Memperluas pemukiman dengan membangun kota satelit, yaitu kota kecil di sekitar kotabesar.
4. Menambah perumahan rakyat dengan membangun rumah murah
5. Menciptakan kutub pertumbuhan baru
D. USAHA-USAHA DALAM RANGKA
PEMERATAAN PEMBANGUNAN DESA
DAN KOTA OLEH PEMERINTAH DI
INDONESIA
Pembangunan Wilayah Pedesaan
Beberapa hal yang perlu untuk mendapat
perhatian dalam pembangunan wilayah pedesaan
1. Pembangunan
masyarakat desa
masih bersifat
dekonsentrasi.
Disisi lain, sifat
ragam dan hakikat
desa sangat
beranekaragam
yang secepatnya
membutuhkan
penanganan.
2. Perangkat desa
perlu mendapat
bantuan teknis
dan insentif.
Perangkat desa
yang menjadi
tulang punggung
pelaksanaan
pembangunan
desa, keadaannya
secara umum
masih
membutuhkan
bantuan teknis
yang efektif
3. Dana
pembangunan
desa secara lintas
sektoral masih
belum bermanfaat
bagi masyarakat
desa. Karena itu
dibutuhkan usaha
dan dorongan
yang kuat
4. Kurangnya
keterpaduan
kepentingan antar
sektor, sehingga
dibutuhkan
koordinasi lintas
sektoral tentang
pemerintahan
desa melalui
penyatuan
program, misi dan
visi
pembangunan.
D. USAHA-USAHA DALAM RANGKA
PEMERATAAN PEMBANGUNAN DESA
DAN KOTA OLEH PEMERINTAH DI
INDONESIA
Solusi dalam Memelihara Keseimbangan
Desa dan Kota
1. Pasar Kerja di
Desa.
Karena itu
langkah pertama
yang harus
ditempuh adalah
membuka
kesempatan kerja
untuk menyerap
tenaga kerja
pasaran di desa.
2. Modal usaha
kecil.
Untuk
mendorong
keberadaan usaha
ini, maka
pemerintah perlu
untuk
memberikan
bantuan kredit
kecil ala desa,
seperti BKD
3. Teknologi kurang
terampil.
Tenaga kerja di desa
biasanya mempunyai
kualitas yang rendah,
karena itu untuk
mengatasi masalah
maka perlu diadakan
berbagai macam
penyuluhan,
pelatihan, dan
berbagai macam
bentuk pembinaan
4. Pemasaran hasil
produksi.
Membaiknya
pemasaran hasil
produksi di desa
akan mendukung
masuknya modal
ke daerah
pedesaan
D. USAHA-USAHA DALAM RANGKA
PEMERATAAN PEMBANGUNAN DESA
DAN KOTA OLEH PEMERINTAH DI
INDONESIA Program-program dan usaha pembangunan
desa yang dapat menciptakan suasana pra-
conditioning untuk tumbuh dan berkembang
1. Sistem
kepemimpi
nan di desa
2.
Pembinaan
kelembaga
an
3.
Peningkatan
kualitas
SDM
4. Bantuan
teknis

More Related Content

What's hot

Download PPT Konsep, Prinisip, Pendekatan dan Ruang Lingkup Geografi
Download PPT Konsep, Prinisip, Pendekatan dan Ruang Lingkup GeografiDownload PPT Konsep, Prinisip, Pendekatan dan Ruang Lingkup Geografi
Download PPT Konsep, Prinisip, Pendekatan dan Ruang Lingkup GeografiAgnas Setiawan
 
Persebaran flora dan fauna di dunia & indonesia
Persebaran flora  dan fauna di dunia & indonesiaPersebaran flora  dan fauna di dunia & indonesia
Persebaran flora dan fauna di dunia & indonesiaChan Maro
 
PPT Interaktif Geografi Jenis Peta
PPT Interaktif Geografi Jenis PetaPPT Interaktif Geografi Jenis Peta
PPT Interaktif Geografi Jenis PetaAgnas Setiawan
 
Ppt geo kelas xi bab 3 std fix y
Ppt geo kelas xi bab 3 std fix yPpt geo kelas xi bab 3 std fix y
Ppt geo kelas xi bab 3 std fix yjopiwildani
 
Xii geografi kd 3.1_pembangunan dan pertumbuhan wilayah part 3
Xii geografi kd 3.1_pembangunan dan pertumbuhan wilayah part 3Xii geografi kd 3.1_pembangunan dan pertumbuhan wilayah part 3
Xii geografi kd 3.1_pembangunan dan pertumbuhan wilayah part 3jopiwildani
 
PENGANTAR ILMU GEOGRAFI- BAB 1
PENGANTAR ILMU GEOGRAFI- BAB 1PENGANTAR ILMU GEOGRAFI- BAB 1
PENGANTAR ILMU GEOGRAFI- BAB 1Tuti Rina Lestari
 
Struktur keruangan dan perkembangan kota.pptx.2
Struktur keruangan dan perkembangan kota.pptx.2Struktur keruangan dan perkembangan kota.pptx.2
Struktur keruangan dan perkembangan kota.pptx.2niarohania1
 
Pertemuan 1 mitigasi bencana alam jenis & karakteristik bencana alam
Pertemuan 1 mitigasi bencana alam jenis & karakteristik bencana alamPertemuan 1 mitigasi bencana alam jenis & karakteristik bencana alam
Pertemuan 1 mitigasi bencana alam jenis & karakteristik bencana alamardhy muhfir
 
Bab 1 Posisi Strategis Indonesia sebagai Proses Maritim Dunia
Bab 1 Posisi Strategis Indonesia sebagai Proses Maritim DuniaBab 1 Posisi Strategis Indonesia sebagai Proses Maritim Dunia
Bab 1 Posisi Strategis Indonesia sebagai Proses Maritim DuniaSwastika Nugraheni,S.Pd
 
Pola keruangan desa dan kota
Pola keruangan desa dan kotaPola keruangan desa dan kota
Pola keruangan desa dan kotaDwi Sulistiyo
 
PERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGPERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGDadang Solihin
 
pengertian peta dan komponen peta
pengertian peta dan komponen petapengertian peta dan komponen peta
pengertian peta dan komponen petaRahmad Syahid
 
Letak Wilayah Indonesia
Letak Wilayah Indonesia Letak Wilayah Indonesia
Letak Wilayah Indonesia Jeung Titiez
 
Xi geografi kd 3.3_analisis mengenai amdal
Xi geografi kd 3.3_analisis mengenai amdalXi geografi kd 3.3_analisis mengenai amdal
Xi geografi kd 3.3_analisis mengenai amdaljopiwildani
 
PPT Biosfer "persebaran flora dan fauna"
PPT Biosfer "persebaran flora dan fauna"PPT Biosfer "persebaran flora dan fauna"
PPT Biosfer "persebaran flora dan fauna"Akhmad Puryanto
 
1. keadaan alam indonesia
1. keadaan alam indonesia1. keadaan alam indonesia
1. keadaan alam indonesiaAdi Rachmanto
 

What's hot (20)

Download PPT Konsep, Prinisip, Pendekatan dan Ruang Lingkup Geografi
Download PPT Konsep, Prinisip, Pendekatan dan Ruang Lingkup GeografiDownload PPT Konsep, Prinisip, Pendekatan dan Ruang Lingkup Geografi
Download PPT Konsep, Prinisip, Pendekatan dan Ruang Lingkup Geografi
 
Persebaran flora dan fauna di dunia & indonesia
Persebaran flora  dan fauna di dunia & indonesiaPersebaran flora  dan fauna di dunia & indonesia
Persebaran flora dan fauna di dunia & indonesia
 
Penginderaan jauh
Penginderaan jauhPenginderaan jauh
Penginderaan jauh
 
PPT Interaktif Geografi Jenis Peta
PPT Interaktif Geografi Jenis PetaPPT Interaktif Geografi Jenis Peta
PPT Interaktif Geografi Jenis Peta
 
Ppt geo kelas xi bab 3 std fix y
Ppt geo kelas xi bab 3 std fix yPpt geo kelas xi bab 3 std fix y
Ppt geo kelas xi bab 3 std fix y
 
Xii geografi kd 3.1_pembangunan dan pertumbuhan wilayah part 3
Xii geografi kd 3.1_pembangunan dan pertumbuhan wilayah part 3Xii geografi kd 3.1_pembangunan dan pertumbuhan wilayah part 3
Xii geografi kd 3.1_pembangunan dan pertumbuhan wilayah part 3
 
PENGANTAR ILMU GEOGRAFI- BAB 1
PENGANTAR ILMU GEOGRAFI- BAB 1PENGANTAR ILMU GEOGRAFI- BAB 1
PENGANTAR ILMU GEOGRAFI- BAB 1
 
Struktur keruangan dan perkembangan kota.pptx.2
Struktur keruangan dan perkembangan kota.pptx.2Struktur keruangan dan perkembangan kota.pptx.2
Struktur keruangan dan perkembangan kota.pptx.2
 
Pertemuan 1 mitigasi bencana alam jenis & karakteristik bencana alam
Pertemuan 1 mitigasi bencana alam jenis & karakteristik bencana alamPertemuan 1 mitigasi bencana alam jenis & karakteristik bencana alam
Pertemuan 1 mitigasi bencana alam jenis & karakteristik bencana alam
 
Bab 1 Posisi Strategis Indonesia sebagai Proses Maritim Dunia
Bab 1 Posisi Strategis Indonesia sebagai Proses Maritim DuniaBab 1 Posisi Strategis Indonesia sebagai Proses Maritim Dunia
Bab 1 Posisi Strategis Indonesia sebagai Proses Maritim Dunia
 
Pola keruangan desa dan kota
Pola keruangan desa dan kotaPola keruangan desa dan kota
Pola keruangan desa dan kota
 
PERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGPERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANG
 
Pusat pertumbuhan
Pusat pertumbuhanPusat pertumbuhan
Pusat pertumbuhan
 
pengertian peta dan komponen peta
pengertian peta dan komponen petapengertian peta dan komponen peta
pengertian peta dan komponen peta
 
Konsep wilayah
Konsep wilayahKonsep wilayah
Konsep wilayah
 
Letak Wilayah Indonesia
Letak Wilayah Indonesia Letak Wilayah Indonesia
Letak Wilayah Indonesia
 
Ppt flora fauna
Ppt flora faunaPpt flora fauna
Ppt flora fauna
 
Xi geografi kd 3.3_analisis mengenai amdal
Xi geografi kd 3.3_analisis mengenai amdalXi geografi kd 3.3_analisis mengenai amdal
Xi geografi kd 3.3_analisis mengenai amdal
 
PPT Biosfer "persebaran flora dan fauna"
PPT Biosfer "persebaran flora dan fauna"PPT Biosfer "persebaran flora dan fauna"
PPT Biosfer "persebaran flora dan fauna"
 
1. keadaan alam indonesia
1. keadaan alam indonesia1. keadaan alam indonesia
1. keadaan alam indonesia
 

Similar to INTERAKSI DESA DAN KOTA

Interaksi Keruangan Desa-Kota : Kota
Interaksi Keruangan Desa-Kota : KotaInteraksi Keruangan Desa-Kota : Kota
Interaksi Keruangan Desa-Kota : KotaNashriyah Tsabitah
 
Geografi desa dan kota
Geografi desa dan kotaGeografi desa dan kota
Geografi desa dan kotaNasron Spd
 
pegertian kota
pegertian kotapegertian kota
pegertian kotarahayu ayu
 
02. PPT Geografi XII Interaksi Keruangan Desa dan Kota.pptx
02. PPT Geografi XII Interaksi Keruangan Desa dan Kota.pptx02. PPT Geografi XII Interaksi Keruangan Desa dan Kota.pptx
02. PPT Geografi XII Interaksi Keruangan Desa dan Kota.pptxanifahrizki6
 
interaksi keruangan desa dan kota
interaksi keruangan desa dan kotainteraksi keruangan desa dan kota
interaksi keruangan desa dan kotaabdulshabirmarhadi
 
Interaksi desa dan_kota
Interaksi desa dan_kotaInteraksi desa dan_kota
Interaksi desa dan_kotaIvanBayhaqi1
 
BAB 2 INTERAKSI DESA KOTA.pptx
BAB 2 INTERAKSI DESA KOTA.pptxBAB 2 INTERAKSI DESA KOTA.pptx
BAB 2 INTERAKSI DESA KOTA.pptxDahlia26
 
Bab 2 teori dan kebijakan
Bab 2   teori dan kebijakanBab 2   teori dan kebijakan
Bab 2 teori dan kebijakandandi rustandi
 
PPT Geografi Interaksi desa dan kota.pptx
PPT Geografi Interaksi desa dan kota.pptxPPT Geografi Interaksi desa dan kota.pptx
PPT Geografi Interaksi desa dan kota.pptx32vivianggarista
 
Pola keruangan kota Geografi Kelas XII
Pola keruangan kota Geografi Kelas XIIPola keruangan kota Geografi Kelas XII
Pola keruangan kota Geografi Kelas XIIPebtrian Gian
 
INTERAKSI DESA-KOTA.pdf
INTERAKSI DESA-KOTA.pdfINTERAKSI DESA-KOTA.pdf
INTERAKSI DESA-KOTA.pdfAlifFajar16
 
ppt geografi.pptx
ppt geografi.pptxppt geografi.pptx
ppt geografi.pptxistianah58
 
Potensi desa dan perkembangan desa
Potensi desa dan perkembangan desaPotensi desa dan perkembangan desa
Potensi desa dan perkembangan desaAyuu Ebbol
 
Makalah otonomi daerah
Makalah otonomi daerahMakalah otonomi daerah
Makalah otonomi daerahFahmy Metala
 
Pola Keruangan Desa Kota.ppt
Pola Keruangan Desa Kota.pptPola Keruangan Desa Kota.ppt
Pola Keruangan Desa Kota.pptsuyatnoyatno10
 

Similar to INTERAKSI DESA DAN KOTA (20)

geografi kelas XII.pptx
geografi kelas XII.pptxgeografi kelas XII.pptx
geografi kelas XII.pptx
 
Interaksi Keruangan Desa-Kota : Kota
Interaksi Keruangan Desa-Kota : KotaInteraksi Keruangan Desa-Kota : Kota
Interaksi Keruangan Desa-Kota : Kota
 
Geografi desa dan kota
Geografi desa dan kotaGeografi desa dan kota
Geografi desa dan kota
 
pegertian kota
pegertian kotapegertian kota
pegertian kota
 
02. PPT Geografi XII Interaksi Keruangan Desa dan Kota.pptx
02. PPT Geografi XII Interaksi Keruangan Desa dan Kota.pptx02. PPT Geografi XII Interaksi Keruangan Desa dan Kota.pptx
02. PPT Geografi XII Interaksi Keruangan Desa dan Kota.pptx
 
interaksi keruangan desa dan kota
interaksi keruangan desa dan kotainteraksi keruangan desa dan kota
interaksi keruangan desa dan kota
 
Interaksi desa dan_kota
Interaksi desa dan_kotaInteraksi desa dan_kota
Interaksi desa dan_kota
 
BAB 2 INTERAKSI DESA KOTA.pptx
BAB 2 INTERAKSI DESA KOTA.pptxBAB 2 INTERAKSI DESA KOTA.pptx
BAB 2 INTERAKSI DESA KOTA.pptx
 
Mona maulida 1
Mona maulida 1Mona maulida 1
Mona maulida 1
 
Mona maulida 1
Mona maulida 1Mona maulida 1
Mona maulida 1
 
Bab 2 teori dan kebijakan
Bab 2   teori dan kebijakanBab 2   teori dan kebijakan
Bab 2 teori dan kebijakan
 
PPT Geografi Interaksi desa dan kota.pptx
PPT Geografi Interaksi desa dan kota.pptxPPT Geografi Interaksi desa dan kota.pptx
PPT Geografi Interaksi desa dan kota.pptx
 
Pola keruangan kota Geografi Kelas XII
Pola keruangan kota Geografi Kelas XIIPola keruangan kota Geografi Kelas XII
Pola keruangan kota Geografi Kelas XII
 
Struktur spasial desa dan kota
Struktur spasial desa dan kotaStruktur spasial desa dan kota
Struktur spasial desa dan kota
 
INTERAKSI DESA-KOTA.pdf
INTERAKSI DESA-KOTA.pdfINTERAKSI DESA-KOTA.pdf
INTERAKSI DESA-KOTA.pdf
 
pola_keruangan.ppt
pola_keruangan.pptpola_keruangan.ppt
pola_keruangan.ppt
 
ppt geografi.pptx
ppt geografi.pptxppt geografi.pptx
ppt geografi.pptx
 
Potensi desa dan perkembangan desa
Potensi desa dan perkembangan desaPotensi desa dan perkembangan desa
Potensi desa dan perkembangan desa
 
Makalah otonomi daerah
Makalah otonomi daerahMakalah otonomi daerah
Makalah otonomi daerah
 
Pola Keruangan Desa Kota.ppt
Pola Keruangan Desa Kota.pptPola Keruangan Desa Kota.ppt
Pola Keruangan Desa Kota.ppt
 

More from jopiwildani

X_GEOGRAFI_ASPEK GEOGRAFI.docx
X_GEOGRAFI_ASPEK GEOGRAFI.docxX_GEOGRAFI_ASPEK GEOGRAFI.docx
X_GEOGRAFI_ASPEK GEOGRAFI.docxjopiwildani
 
X_GEOGRAFI_PENGANTAR ILMU GEOGRAFI.docx
X_GEOGRAFI_PENGANTAR ILMU GEOGRAFI.docxX_GEOGRAFI_PENGANTAR ILMU GEOGRAFI.docx
X_GEOGRAFI_PENGANTAR ILMU GEOGRAFI.docxjopiwildani
 
X_GEOGRAFI_KD 3.1_Hakeket Ruang lingkup Geo.docx
X_GEOGRAFI_KD 3.1_Hakeket Ruang lingkup Geo.docxX_GEOGRAFI_KD 3.1_Hakeket Ruang lingkup Geo.docx
X_GEOGRAFI_KD 3.1_Hakeket Ruang lingkup Geo.docxjopiwildani
 
Geografi x-unit-3-dinamika-planet-bumi
Geografi x-unit-3-dinamika-planet-bumiGeografi x-unit-3-dinamika-planet-bumi
Geografi x-unit-3-dinamika-planet-bumijopiwildani
 
Xi geografi kd 3.4_ketahanan pangan (1)
Xi geografi kd 3.4_ketahanan pangan (1)Xi geografi kd 3.4_ketahanan pangan (1)
Xi geografi kd 3.4_ketahanan pangan (1)jopiwildani
 
Xi geografi kd 3.4_ketahanan pangan
Xi geografi kd 3.4_ketahanan panganXi geografi kd 3.4_ketahanan pangan
Xi geografi kd 3.4_ketahanan panganjopiwildani
 
X geografi kd 3.4_dampak rotasi dan revolusi bumi
X geografi kd 3.4_dampak  rotasi dan  revolusi  bumiX geografi kd 3.4_dampak  rotasi dan  revolusi  bumi
X geografi kd 3.4_dampak rotasi dan revolusi bumijopiwildani
 
Xii geografi kd 3.2_struktur, pola keruangan kota
Xii geografi kd 3.2_struktur, pola keruangan kotaXii geografi kd 3.2_struktur, pola keruangan kota
Xii geografi kd 3.2_struktur, pola keruangan kotajopiwildani
 
Xi geografi kd 3.3_sebaran dan pengelolaan sumber daya alam di indonesia
Xi geografi kd 3.3_sebaran dan pengelolaan sumber daya alam di indonesiaXi geografi kd 3.3_sebaran dan pengelolaan sumber daya alam di indonesia
Xi geografi kd 3.3_sebaran dan pengelolaan sumber daya alam di indonesiajopiwildani
 
X geografi kd 3.4_teori pembentukan planet bumi meliputi teori pembentukan ta...
X geografi kd 3.4_teori pembentukan planet bumi meliputi teori pembentukan ta...X geografi kd 3.4_teori pembentukan planet bumi meliputi teori pembentukan ta...
X geografi kd 3.4_teori pembentukan planet bumi meliputi teori pembentukan ta...jopiwildani
 
Xi geografi kd 3.3_klasifikasi sumber daya alam
Xi geografi kd 3.3_klasifikasi sumber daya alamXi geografi kd 3.3_klasifikasi sumber daya alam
Xi geografi kd 3.3_klasifikasi sumber daya alamjopiwildani
 
Xii geografi kd 3.2_struktur dan pola keruangan desa
Xii geografi kd 3.2_struktur dan pola keruangan desaXii geografi kd 3.2_struktur dan pola keruangan desa
Xii geografi kd 3.2_struktur dan pola keruangan desajopiwildani
 
Bab 1 (1) konsep wilayah
Bab 1 (1) konsep wilayahBab 1 (1) konsep wilayah
Bab 1 (1) konsep wilayahjopiwildani
 
X geografi kd 3.1_prinsip dan pendekatan geografi, last lesson
X geografi kd 3.1_prinsip dan pendekatan geografi, last lessonX geografi kd 3.1_prinsip dan pendekatan geografi, last lesson
X geografi kd 3.1_prinsip dan pendekatan geografi, last lessonjopiwildani
 
Xi geografi kd 3.2_persebaran, konservasi, pemanfaatan flora last lesson
Xi geografi kd 3.2_persebaran, konservasi, pemanfaatan flora last lessonXi geografi kd 3.2_persebaran, konservasi, pemanfaatan flora last lesson
Xi geografi kd 3.2_persebaran, konservasi, pemanfaatan flora last lessonjopiwildani
 
Xi geografi kd 3.2_persebaran, konservasi, pemanfaatan flora dan fauna di ind...
Xi geografi kd 3.2_persebaran, konservasi, pemanfaatan flora dan fauna di ind...Xi geografi kd 3.2_persebaran, konservasi, pemanfaatan flora dan fauna di ind...
Xi geografi kd 3.2_persebaran, konservasi, pemanfaatan flora dan fauna di ind...jopiwildani
 
X geografi kd 3.1_prinsip dan pendekatan geografi
X geografi kd 3.1_prinsip dan pendekatan geografiX geografi kd 3.1_prinsip dan pendekatan geografi
X geografi kd 3.1_prinsip dan pendekatan geografijopiwildani
 
Xii geografi kd 3.1_perencanaan tata ruang
Xii geografi kd 3.1_perencanaan tata ruangXii geografi kd 3.1_perencanaan tata ruang
Xii geografi kd 3.1_perencanaan tata ruangjopiwildani
 
X geografi kd 3.1_objek, aspek dan konsep geografi, meliputi objek formal dan...
X geografi kd 3.1_objek, aspek dan konsep geografi, meliputi objek formal dan...X geografi kd 3.1_objek, aspek dan konsep geografi, meliputi objek formal dan...
X geografi kd 3.1_objek, aspek dan konsep geografi, meliputi objek formal dan...jopiwildani
 

More from jopiwildani (20)

X_GEOGRAFI_ASPEK GEOGRAFI.docx
X_GEOGRAFI_ASPEK GEOGRAFI.docxX_GEOGRAFI_ASPEK GEOGRAFI.docx
X_GEOGRAFI_ASPEK GEOGRAFI.docx
 
X_GEOGRAFI_PENGANTAR ILMU GEOGRAFI.docx
X_GEOGRAFI_PENGANTAR ILMU GEOGRAFI.docxX_GEOGRAFI_PENGANTAR ILMU GEOGRAFI.docx
X_GEOGRAFI_PENGANTAR ILMU GEOGRAFI.docx
 
X_GEOGRAFI_KD 3.1_Hakeket Ruang lingkup Geo.docx
X_GEOGRAFI_KD 3.1_Hakeket Ruang lingkup Geo.docxX_GEOGRAFI_KD 3.1_Hakeket Ruang lingkup Geo.docx
X_GEOGRAFI_KD 3.1_Hakeket Ruang lingkup Geo.docx
 
Geografi x-unit-3-dinamika-planet-bumi
Geografi x-unit-3-dinamika-planet-bumiGeografi x-unit-3-dinamika-planet-bumi
Geografi x-unit-3-dinamika-planet-bumi
 
Xi geografi kd 3.4_ketahanan pangan (1)
Xi geografi kd 3.4_ketahanan pangan (1)Xi geografi kd 3.4_ketahanan pangan (1)
Xi geografi kd 3.4_ketahanan pangan (1)
 
Xi geografi kd 3.4_ketahanan pangan
Xi geografi kd 3.4_ketahanan panganXi geografi kd 3.4_ketahanan pangan
Xi geografi kd 3.4_ketahanan pangan
 
X geografi kd 3.4_dampak rotasi dan revolusi bumi
X geografi kd 3.4_dampak  rotasi dan  revolusi  bumiX geografi kd 3.4_dampak  rotasi dan  revolusi  bumi
X geografi kd 3.4_dampak rotasi dan revolusi bumi
 
Xii geografi kd 3.2_struktur, pola keruangan kota
Xii geografi kd 3.2_struktur, pola keruangan kotaXii geografi kd 3.2_struktur, pola keruangan kota
Xii geografi kd 3.2_struktur, pola keruangan kota
 
Xi geografi kd 3.3_sebaran dan pengelolaan sumber daya alam di indonesia
Xi geografi kd 3.3_sebaran dan pengelolaan sumber daya alam di indonesiaXi geografi kd 3.3_sebaran dan pengelolaan sumber daya alam di indonesia
Xi geografi kd 3.3_sebaran dan pengelolaan sumber daya alam di indonesia
 
X geografi kd 3.4_teori pembentukan planet bumi meliputi teori pembentukan ta...
X geografi kd 3.4_teori pembentukan planet bumi meliputi teori pembentukan ta...X geografi kd 3.4_teori pembentukan planet bumi meliputi teori pembentukan ta...
X geografi kd 3.4_teori pembentukan planet bumi meliputi teori pembentukan ta...
 
Xi geografi kd 3.3_klasifikasi sumber daya alam
Xi geografi kd 3.3_klasifikasi sumber daya alamXi geografi kd 3.3_klasifikasi sumber daya alam
Xi geografi kd 3.3_klasifikasi sumber daya alam
 
Xii geografi kd 3.2_struktur dan pola keruangan desa
Xii geografi kd 3.2_struktur dan pola keruangan desaXii geografi kd 3.2_struktur dan pola keruangan desa
Xii geografi kd 3.2_struktur dan pola keruangan desa
 
Bab 1 (1) konsep wilayah
Bab 1 (1) konsep wilayahBab 1 (1) konsep wilayah
Bab 1 (1) konsep wilayah
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
X geografi kd 3.1_prinsip dan pendekatan geografi, last lesson
X geografi kd 3.1_prinsip dan pendekatan geografi, last lessonX geografi kd 3.1_prinsip dan pendekatan geografi, last lesson
X geografi kd 3.1_prinsip dan pendekatan geografi, last lesson
 
Xi geografi kd 3.2_persebaran, konservasi, pemanfaatan flora last lesson
Xi geografi kd 3.2_persebaran, konservasi, pemanfaatan flora last lessonXi geografi kd 3.2_persebaran, konservasi, pemanfaatan flora last lesson
Xi geografi kd 3.2_persebaran, konservasi, pemanfaatan flora last lesson
 
Xi geografi kd 3.2_persebaran, konservasi, pemanfaatan flora dan fauna di ind...
Xi geografi kd 3.2_persebaran, konservasi, pemanfaatan flora dan fauna di ind...Xi geografi kd 3.2_persebaran, konservasi, pemanfaatan flora dan fauna di ind...
Xi geografi kd 3.2_persebaran, konservasi, pemanfaatan flora dan fauna di ind...
 
X geografi kd 3.1_prinsip dan pendekatan geografi
X geografi kd 3.1_prinsip dan pendekatan geografiX geografi kd 3.1_prinsip dan pendekatan geografi
X geografi kd 3.1_prinsip dan pendekatan geografi
 
Xii geografi kd 3.1_perencanaan tata ruang
Xii geografi kd 3.1_perencanaan tata ruangXii geografi kd 3.1_perencanaan tata ruang
Xii geografi kd 3.1_perencanaan tata ruang
 
X geografi kd 3.1_objek, aspek dan konsep geografi, meliputi objek formal dan...
X geografi kd 3.1_objek, aspek dan konsep geografi, meliputi objek formal dan...X geografi kd 3.1_objek, aspek dan konsep geografi, meliputi objek formal dan...
X geografi kd 3.1_objek, aspek dan konsep geografi, meliputi objek formal dan...
 

Recently uploaded

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 

INTERAKSI DESA DAN KOTA

  • 1. INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA Oleh: Abdul Aziz Asra
  • 2. A. STRUKTUR KERUANGAN SERTA PERKEMBANGAN DESA DAN KOTA 1. Struktur Keruangan Serta Perkembangan Desa
  • 3. A. STRUKTUR KERUANGAN SERTA PERKEMBANGAN DESA DAN KOTA 1. Struktur Keruangan Serta Perkembangan Desa Menurut Bintarto (1983: 11-12), desa adalah suatu hasil perpaduan antara kegiatan sekelompok manusia dengan lingkungannya. Hasil perpaduan itu adalah perwujudan geografis, yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografis sosial, ekonomi, politik dan budaya dan memiliki hubungan timbal balik dengan daerah lain. Undang-undang No 6 Tahun 2014 desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diak
  • 4. a. Ciri-Ciri Desa Interaksi antar manusia yang sangat kuat Memiliki pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan dan perasaan Keluarga di desa- desa merupakan satu unit sosial dan unit kerja Mata pencaharian penduduknya bersifat agraris Proses sosial berjalan lambat Kontrol sosial di dasarkan pada hukum informal Jumlah penduduk desa relatif sedikit sehingga warga desa banyak bergantung pada musim
  • 6. c. Klasifikasi Pembentuk Desa 1. Potensi Sumber Daya Alam 2. Potensi Sumber Daya Manusia 3. Potensi Klembagaan 4. Potensi Sarana dan Prasaranan
  • 7. d. Tipe-Tipe Desa 1. Desa Pesisir/Nelayan ( DNL) 2. Desa Persawahan (DPS) 3. Desa Perladangan (DPL) 4. Desa Perkebunan (DRS) 5. Desa Peternakan (DPT) 6. Desa Perdagangan (DJP) 7. Desa Pertambangan (DPG) 8. Desa Industri Kecil dan kerajinan (DIK)
  • 8. Tipe-Tipe Desa Soekandar Wiriaatmadja membagi pola pemukiman di pedesaan ke dalam empat pola, yakni 1. Pola Permukiman Menyebar 2. Pola Permukiman Melingkar 3. Pola Permukiman Memanjang 4. Pola Permukiman Berkumpul
  • 10. f. Tingkat Perkembangan Desa 1. Desa Swadaya Desa swadaya adalah desa yang masyarakatnya telah mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Penduduknya masih jarang dan kurang berkomunikasi dengan masyarakat luar, sehingga proses kemajuan yang diperoleh sebagai hasil interaksi dengan wilayah berjalan lambat
  • 11. f. Tingkat Perkembangan Desa 2. Desa Swakarya Desa swakarya adalah desa yang masyarakatnya sudah lebih maju dibandingkan dengan desa swadaya. Selain untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, kelebihan produksi yang dihasilkan penduduk sudah mulai dijual ke daerah lain. Desa swakarya mulai mengadakan kontak atau hubungan dengan warga lain, walaupun intensitasnya masih sedikit. (Fahmi : 2014)
  • 12. f. Tingkat Perkembangan Desa 3. Desa Swasembada Desa swasembada adalah desa yang sudah mampu mengembangkan semua potensi yang ada secara optimal. Masyarakat desa ini sudah mulai mengadakan interaksi atau hubungan dengan masyarakat luar untuk melakukan tukar menukar barang dengan wilayah lain. Hasil dari interaksi tersebut menyebabkan masyarakat yang tinggal didesa swasembada mampu menyerap teknologi baru untuk memanfaatkan sumber daya yang dimiliki, sehingga proses pembangunan dapat berjalan dengan baik.
  • 13. A. STRUKTUR KERUANGAN SERTA PERKEMBANGAN DESA DAN KOTA 2. Struktur Keruangan Serta Perkembangan Kota
  • 14. a. Ciri Ciri Masyarakat Kota Egois pekerjaan yang beraneka ragam pendidikan tinggi materialis tis agen perubahan kesempata n kerja yang luas bersifat glamour (mewah) terdapat kesenjangan sosial tinggi tidak mengenal gotong- royong
  • 15. Bintarto Kota sebagai kesatuan jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi yang heterogen serta coraknya materialistis. Masyarakat kota terdiri atas penduduk asli daerah tersebut dan pendatang Max Weber Kota adalah suatu tempat yang penghuninya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya di pasar lokal. Ciri kota adalah adanya pasar sebagai benteng serta mempunyai sistem hukum tersendiri dan bersifat kosmopolitan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1987, pasal 1 Disebutkan kota adalah pusat permukiman dan kegiatan penduduk yang mempunyai batasan administrasi yang diatur dalam perundang-undangan, serta permukiman yang telah memperlihatkan watak dan ciri kehidupan perkotaan Pengertian kota
  • 16. Adapun elemen-elemen yang membentuk struktur ruang kota (Sinulingga, 2005:97) yaitu 1. Kumpulan dari pelayanan jasa termasuk di dalamnya perdagangan, pemerintahan, keuangan yang cenderung terdistribusi secara berkelompok dalam pusat pelayanan 2. Kumpulan dari industri sekunder (manufaktur) pergudangan dan perdagangan grosir yang cenderung untuk berkumpul pada suatu tempat. 3. Lingkungan permukiman sebagai tempat tinggal dari manusia dan ruang terbuka hijau 4. Jaringan transportasi yang menghubungkan ketiga tempat di atas.
  • 17. Bentuk dan model struktur ruang Kota adalah kota yang belum berkembang pesat, jumlah penduduknya belum banyak, dan hanya mempunyai satu pusat pelayanan yang sekaligus berfungsi sebagai Central Bussines District (CBD) Perkembangan kota mengakibatkan pelayanan oleh satu pusat pelayanan tidak efisien lagi. Kota-kota yang bertambah besar membutuhkan lebih dari satu pusat pelayanan yang jumlahnya tergantung pada jumlah penduduk kota. Kota Metropolitan adalah kota besar yang dikelilingi oleh kota-kota satelit yang terpisah cukup jauh dengan urban fringe dari kota tersebut, tetapi semuanya membentuk satu kesatuan sistem dalam pelayanan penduduk wilayah metropolitan. 1. Monocentric City 2. Polycentric City 3. Kota Metropolitan
  • 18. Teori Konsentris (The Consentric Theory) Teori Ini dikembangkan oleh Ernest W. Burgess yang menyatakan bahwa perkembangan suatu kota akan mengikuti pola lingkaran-lingkaran konsentrik. Masing-masing zone tumbuh sedikit demi sedikit kea rah luar pada semua bagian sehingga pada akihirnya akan terbentuk pola keruangan yang berlapis-lapis dengan daerah Central Bussinis District (CBD) sebagai pusat. (Rostam, dalam Bakaruddin,2012: 173)
  • 19. Teori Sektor Diperkenalkan oleh Homer Hoyt (1930) yang menyatakan bahwa perkembangan unit-unit kegiatan di daerah kota tidak mengiukuti zone- zone yang teratur secara konsentris, tetapi dengan membentuk sektor- sektor tertentu. Sector-sektor tersebut bisa terjadi di sepanjang jalur transportasi darat maupun air, sehingga perkembangan kota lebih menyerupai gurita
  • 20. Teori Inti Ganda (Multiple Nucleus Theory) Dikemukakan oleh Harris dan Ullman pada tahun 1945. Pertumbuhan kota berawal dari pusat pertumbuhan kemudian menjadi bentuk kompleks karena muncul nukleus-nukleus baru sebagai kutub pertumbuhan, seperti perguruan tinggi, kompleks industri, dan terminal bus. Dalam teori ini tidak ada urutan-urutan yang teratur dari zona-zona kota seperti halnya pada teori konsentris dan sektoral.
  • 21. Teori Konsektoral (Tipe Eropa) Teori konsektoral tipe Eropa dikemukakan oleh Peter Mann pada tahun 1965 dengan mengambil lokasi penelitian di Inggris. Teori ini mencoba menggabungkan teori konsentris dan sektoral, namun penekanan konsentris lebih ditonjolkan
  • 22. Teori Konsektoral (Tipe Amerika Latin) Teori konsektoral tipe Amerika Latin dikemukakan oleh Ernest Griffin dan Larry Ford pada tahun 1980 berdasarkan penelitian di Amerika Latin
  • 23. Teori Poros Teori poros dikemukakan oleh Babcock (1932), yang menekankan pada peranan transportasi dalam memengaruhi struktur keruangan kota
  • 24. Teori Historis Dalam teori historis, Alonso mendasarkan analisisnya pada kenyataan historis yang berkaitan dengan perubahan tempat tinggal penduduk di dalam kota.
  • 25. Teori Pusat Pelayanan (Christaller) Walter Christaller seorang geograf jerman (1933) mengemukakan teori lokasi yang dikenal sebagai teori tempat sentral (central place theory). Christaller memperkenalkan teori ini tahun 1933 dalam tulisannya yang berjudul ”Die Zentralen Orte la Suddeutschland”.. Tempat yang sentral diasumsikan sebagai tempat yang memberikan peluang kepada manusia yang jumlahnya maksimum untuk berpartisipasi dalam kegiatan pelayanan, baik sebagai pelayannya maupun sebagai pihak yang dilayani.
  • 27. B. POLA DAN FAKTOR-FAKTOR INTERAKSI DESA DAN KOTA 1. Bentuk Dan Pola Desa a. Bentuk Desa Menyusur Sepanjang Pantai Di daerah pantai yang landai dapat tumbuh suatu permukiman, yang mata pencarian penduduknya dibidang perikanan, perkebunan kelapa, dan perdagangan. Jika desa pantai seperti itu berkembang, maka tempat tinggal meluas dengan cara menyambung yang lama dengan menyusur pantai, sampai bertemu dengan desa pantai lainnya
  • 28. B. POLA DAN FAKTOR-FAKTOR INTERAKSI DESA DAN KOTA 1. Bentuk Dan Pola Desa b. Bentuk Desa Terpusat Pola keruangan desa yang terpusat terdapat didaerah pergunungan. Pola desa terpusat di jumpai pada suatu desa yang permukiman penduduknya berdekatan antara yang satu dengan yang lain dan membentuk suatu kelompok besar.
  • 29. B. POLA DAN FAKTOR-FAKTOR INTERAKSI DESA DAN KOTA 1. Bentuk Dan Pola Desa c. Bentuk Desa Linear di Daratan Rendah Pemukiman penduduk didataran rendah umumnya memanjang sejajar dengan rentangan jalan raya yang menembus desa yang bersangkutan. Jika kemudian secara wajar artinya tanpa direncanakan desa mekar, tanah pertanian diluar desa sepanjang jalan desa menjadi pemukiman baru memang ada kalanya juga pemekaran kearah pedalaman sebelah menyebelah jalan raya
  • 30. B. POLA DAN FAKTOR-FAKTOR INTERAKSI DESA DAN KOTA 1. Bentuk Dan Pola Desa d. Bentuk Desa yang Mengelilingi Fasilitas Tertentu Jenis ini terdapat didataran rendah, yang dimaksudkan dengan fasilitas misalnya mata air, waduk, lapangan terbang, dan lain-lain. Arah pemekarannya dapat kesegala jurusan, sedang fasilitas-fasilitas untuk industri kecil dapat disebarkan dimana-mana sesuai dengan keinginan
  • 31. B. POLA DAN FAKTOR-FAKTOR INTERAKSI DESA DAN KOTA 1. Bentuk Dan Pola Desa Menurut R. Bintarto ada 6 pola desa yang dikemukakan yaitu 1. Memanjang jalan: Susunan desanya mengikuti jalur-jalur jalan dan sungai. Contohnya: terdapat didaerah Bantul, Jokyakarta 2. Memanjang sungai : Susunan desanya mengikuti jalur-jalur jalan dan sungai. Contohnya terdapat didaerah Bantul, Yogyakarta 3. Radial : Pola desa ini berbentuk radial terhadap gunung dan memanjang sepanjang sungai dilereng gunung 4. Tersebar : Pola desa didaerah gunung kidul – yogyakarta merupakan nucleus yang berdiri sendiri. 5. Memanjang pantai : Didaerah pantai susunan desa nelayan berbentuk memanjang sepanjang pantai. 6. Sejajar jalan kereta api.
  • 32.
  • 33. Fungsi Desa 1. Hinterland ialah daerah penyokong atau penyuplai kebutuhan masyarakat kota 2. Raw Material and Man Power, desa berfungsi sebagai penghasil bahan mentah untuk industri, dan tenaga kerja. 3. segi kegiatan kerja, desa dapat berfungsi sebagai desa agraris, desa industri, desa nelayan, dan sebagainya 4. sebagai bentuk pemerintahan terendah, artinya desa diharapkan mampu menjalankan kebijakan-kebijakan yang telah digariskan
  • 34. Fungsi Kota 1. Kota sebagai pusat produksi 2. Kota sebagai pusat perdagangan. 3. Kota sebagai pusat pemerintahan 4. Kota sebagai pusat kebudayaan 5. Kota sebagai pusat pengobatan dan rekreasi 6. Kota yang berfungsi ganda
  • 35. Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Desa dan Kota Relationship: hubungan antar dua gejala, dua komponen, dua individu atau lebih yang menimbulkan pengaruh Interelation : hubungan berpengaruh antar dua gejala atau lebih dalam satu wilayah Interaction : kontak atau hubungan antar dua wilayah atau lebih yang dapat menimbulkan gejala atau masalah hidup Integration : bertemunya beberapa unsur yang saling mengisi, sehingga dapat dicapai suatu keserasian dan kelengkapan
  • 36. Pengaruh Interaksi Desa Dan Kota Pergerakan barang dari desa ke kota, atau sebaliknya Pergerakan gagasan dan informasi, terutama dari kota ke desa Pergerakan manusia, baik dalam bentuk bekerja, rekreasi, menuntut ilmu, ataupun keperluan-keperluan lainnya Adanya komunikasi penduduk antara kedua wilayah Wujud interaksi desa-kota yang paling sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari antara lain sebagai berikut
  • 37. Dampak Interaksi Bagi Desa Pengetahuan desa menjadi meningkat Jumlah guru dan sekolah sudah banyak terdapat di desa. Perluasan jalur jalan desa-kota dan peningkatan jumlah kendaraan bermotor Produktivitas desa semakin meningkat Pelestarian lingkungan hidup pedesaan Dengan peningkatan kegiatan wiraswasta yang menghasilkan produk yang berkualitas Adanya pengetahuan tentang kependudukan Adanya seperti koperasi dan organisasi sosial Dampak Positif Bagi Desa
  • 38. Dampak Interaksi Bagi Desa Modernisasi kota telah melunturkan orientasi pertanian bisa meningkatkan konsumerisme dan kriminalitas Pengurangan tenaga produktif bidang pertanian di desa Perubahan tata guna lahan di pedesaan mengubah budaya desa Ketersediaan bahan pangan yang berkurang peningkatan pengangguran pencemaran lingkungan menjadi masalah penting akibat interaksi desa- kota Dampak Negatif Bagi Desa
  • 39. Dampak Interaksi Bagi Kota Tercukupinya kebutahan bahan pangan bagi penduduk perkotaan yang sebagian besar berasal dari daerah perdesaan, seperti sayuran, buah-buahan, beras dan lain-lain. Jumlah tenaga kerja di perkotaan melimpah karena banyaknya penduduk dari desa yang pergi ke kota Produk-produk yang dihasilkan di daerah perkotaan bisa dipasarkan hingga ke pelosok desa sehingga keuntungan yang diperoleh lebih besar. Dampak Positif Bagi Kota
  • 40. Dampak Interaksi Bagi Kota Jumlah penduduk desa yang pergi ke kota tanpa keahlian menimbulkan permasalahan bagi daerah perkotaan yaitu meningkatnya jumlah pengangguran dan penduduk miskin. Penduduk dengan pendapatan rendah kesulitan mencukupi kebutuhan hidupnya seperti sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan, hiburan dan lain-lain Nilai lahan di perkotaan yang mahal, memaksa warga menggunakan lahan atau tempat yang tidak layak untuk permukiman Terjadi degradasi kualitas lingkungan, peningkatan jumlah penduduk kota yang pesat mendorong pembangunan rumah-rumah di wilayah kota Dampak Negatif Bagi Kota
  • 41. B. POLA DAN FAKTOR-FAKTOR INTERAKSI DESA DAN KOTA Menghitung Kekuatan Interaksi Desa Kota Interaksi desa kota menggunakan model gravitasi Teori ini diterapkan dalam Geografi oleh W.J. Reilly untuk mengukur kekuatan interaksi keruangan antara 2 wilayah atau lebih. Kekuatan interaksi antara dua wilayah dapat di ukur dengan memperhatikan jumlah penduduk masing- masing wilayah, serta jarak mutlak antara wilayah-wilayah tersebut.
  • 42. B. POLA DAN FAKTOR-FAKTOR INTERAKSI DESA DAN KOTA Menghitung Kekuatan Interaksi Desa Kota Interaksi desa kota menggunakan model titik henti Bahwa jarak titik henti dari pusat perdagangan yang lebih kecil ukurannya berbanding lurus dengan jarak antara kedua pusat perdagangan tsbdan berbanding terbalik dgn satu ditambah akar kwadrat jumlah penduduk dari wilayah yang penduduknya lebih besar dibagi dgn jumlah penduduk pada wilayah yang jumlah penduduknya lebih kecil.
  • 43. C. DAMPAK PEMBANGUNAN KOTA TERHADAP MASYARAKAT DESA DAN KOTA Dampak Pembangunan Kota Terhadap Masyarakat Desa Dan Kota 1. Aspek Fisik Penggunaan Lahan Lingkungan Hidup 2. Aspek Sosial Penduduk Tenaga Kerja Masalah Sosial Aspek Ekonomi Pertumbukan Ekonomi Pemerataan Ekonomi
  • 44. C. DAMPAK PEMBANGUNAN KOTA TERHADAP MASYARAKAT DESA DAN KOTA Urbanisasi Pengertian Urbanisasi Urbanisasi diartikan sebagai proses pembengkakan kota yang diakibatkan oleh peningkatan jumlah penduduk yang sangat cepat. Peningkatan ini disebabkan oleh pertumbuhan alami penduduk kota dan adanya perpindahan penduduk dari desa ke kota. Dari pengertian ini sering diartikan bahwa urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota Urbanisasi diartikan sebagai proses berubahnya suasana kehidupan pedesaan menjadi suasana perkotaan Urbanisasi diartikan juga sebagai proses bertambahnya jumlah kota pada suatu wilayah atau negara yang disebabkan oleh perkembangan sosial, ekonomi dan teknologi.
  • 45. C. DAMPAK PEMBANGUNAN KOTA TERHADAP MASYARAKAT DESA DAN KOTA Urbanisasi Faktor Penarik Urbanisasi 1. Mudah untuk mendapatkan pekerjaan 2. Tingkat upah yang lebih tinggi. 3. Kelengkapan fasilitas baik sekolah, hiburan dan kesehatan. 4. Kebebasan pribadi lebih terjamin. 5. Pengaruh adat agak longgar. 6. Anggapan yang bersifat budaya.
  • 46. C. DAMPAK PEMBANGUNAN KOTA TERHADAP MASYARAKAT DESA DAN KOTA Urbanisasi Faktor PendorongUrbanisasi 1. Lahan garapan semakin sempit 2. Lapangan kerja makin terbatas akibat iptek 3. Pendapatan lebih kecil 4. Kurangnya fasilitas baik sosial, pendidikan, olah raga, rekreasi, dsb 5. Meningkatnya pengangguran. 6. Tekanan adat istiadat. Alasan memasarkan produk.
  • 47. C. DAMPAK PEMBANGUNAN KOTA TERHADAP MASYARAKAT DESA DAN KOTA Urbanisasi Dampak Positif Urbanisasi 1. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kerja di kota 2. Meningkatnya aktivitas perekonomian kota 3. Meluasnya kesempatan untuk membuka usaha-usaha baru 4. Meningkatnya tingkat kesejahteraan warga desa yang berurbanisasi ke kota 5. Meningkatnya tarf hidup keluarga yang ditinggalkan di desa. 6. Lapangan kerja di pedesaan semakin sesuai dengan jumlah angkatan kerja yang ada
  • 48. C. DAMPAK PEMBANGUNAN KOTA TERHADAP MASYARAKAT DESA DAN KOTA Urbanisasi Upaya pemerintah untuk mencegah atau mengurangi terjadinya urbanisasi 1. Melaksanakan pembangunan secara desentralisasi 2. Mengadakan modernisasi desa dengan program pembangunan 3. Memperbanyak fasilitas yang dibutuhkan oleh masyarakat pedesaan 4. Mengendalikan pertumbuhan penduduk di pedesaan melalui program keluarga berencana 5. Meningkatkan perekonomian rakyat pedesaan 6. Meningkatkan keamanan di pedesaan
  • 49. C. DAMPAK PEMBANGUNAN KOTA TERHADAP MASYARAKAT DESA DAN KOTA Urbanisasi Usaha-usaha untuk mengatasi akibat urbanisasi di kota 1. Menertibkan pemukiman kumuh, pembuangan sampah, dan air limbah 2. Mengadakan penghijauan kota, yaitu mengadakan jalur hijau dan taman kota. 3. Memperluas pemukiman dengan membangun kota satelit, yaitu kota kecil di sekitar kotabesar. 4. Menambah perumahan rakyat dengan membangun rumah murah 5. Menciptakan kutub pertumbuhan baru
  • 50. D. USAHA-USAHA DALAM RANGKA PEMERATAAN PEMBANGUNAN DESA DAN KOTA OLEH PEMERINTAH DI INDONESIA Pembangunan Wilayah Pedesaan Beberapa hal yang perlu untuk mendapat perhatian dalam pembangunan wilayah pedesaan 1. Pembangunan masyarakat desa masih bersifat dekonsentrasi. Disisi lain, sifat ragam dan hakikat desa sangat beranekaragam yang secepatnya membutuhkan penanganan. 2. Perangkat desa perlu mendapat bantuan teknis dan insentif. Perangkat desa yang menjadi tulang punggung pelaksanaan pembangunan desa, keadaannya secara umum masih membutuhkan bantuan teknis yang efektif 3. Dana pembangunan desa secara lintas sektoral masih belum bermanfaat bagi masyarakat desa. Karena itu dibutuhkan usaha dan dorongan yang kuat 4. Kurangnya keterpaduan kepentingan antar sektor, sehingga dibutuhkan koordinasi lintas sektoral tentang pemerintahan desa melalui penyatuan program, misi dan visi pembangunan.
  • 51. D. USAHA-USAHA DALAM RANGKA PEMERATAAN PEMBANGUNAN DESA DAN KOTA OLEH PEMERINTAH DI INDONESIA Solusi dalam Memelihara Keseimbangan Desa dan Kota 1. Pasar Kerja di Desa. Karena itu langkah pertama yang harus ditempuh adalah membuka kesempatan kerja untuk menyerap tenaga kerja pasaran di desa. 2. Modal usaha kecil. Untuk mendorong keberadaan usaha ini, maka pemerintah perlu untuk memberikan bantuan kredit kecil ala desa, seperti BKD 3. Teknologi kurang terampil. Tenaga kerja di desa biasanya mempunyai kualitas yang rendah, karena itu untuk mengatasi masalah maka perlu diadakan berbagai macam penyuluhan, pelatihan, dan berbagai macam bentuk pembinaan 4. Pemasaran hasil produksi. Membaiknya pemasaran hasil produksi di desa akan mendukung masuknya modal ke daerah pedesaan
  • 52. D. USAHA-USAHA DALAM RANGKA PEMERATAAN PEMBANGUNAN DESA DAN KOTA OLEH PEMERINTAH DI INDONESIA Program-program dan usaha pembangunan desa yang dapat menciptakan suasana pra- conditioning untuk tumbuh dan berkembang 1. Sistem kepemimpi nan di desa 2. Pembinaan kelembaga an 3. Peningkatan kualitas SDM 4. Bantuan teknis