SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
KARYA TULIS ILMIAH
1.1 Pentingnya Tata Tulis Karya Ilmiah
Kemajuan manusia tidak akan terjadi tanpa kemajuan ilmu. Temuan demi temuan
telah menuntun perjalanan peradaban manusia dari serba alami sampai pada peradaban
serba ilmiah. Artinya, manusia yang semula hidup semata-mata bergantung pada
kehendak alam, berkat kemajuan ilmu, berangsur-angsur menjadi hidup menurut
kehendaknya sendiri dengan cara mengendalikan kehendak alam. Kemajuan pemanfaatan
alam itu terjadi karena setiap temuan digunakan pijakan untuk penemuan berikutnya.
Semua temuan beserta prosesnya hanya bisa dimanfaatkan oleh generasi penerus jika ada
dokumen. Salah satu bentuk dokumen ilmiah yang sangat penting adalah karya tulis
ilmiah. Selain itu, karya tulis ilmiah tidak kalah pentingnya sebagai sarana komunikasi
ilmiah yang sangat efektif bagi masyarakat pada zamannya.
Tata tulis karya ilmiah adalah cara menyusun tulisan tentang perencanaan,
pelaksanaan, dan hasil suatu kajian ilmiah. Cara menyusun tulisan tersebut meliputi
penggunaan bahasa, pengurutan materi tulisan, dan penampilan naskah. Perencanaan
kegiatan maksudnya menentukan dan menyusun langkah-langkah yang akan dilakukan
beserta objek-objeknya, sedangkan pelaksanaan kegiatan adalah cara kegiatan itu
dilakukan tahap demi tahap. Sementara itu, hasil kegiatan adalah segala hal yang telah
dicapai oleh kegiatan itu.
Pembahasan mengenai kegiatan ilmiah terdiri dari tiga aspek yaitu materi kajian,
cara pengkajian, dan tujuan pengkajian. Materi kajian adalah segala fenomena masalah
yang ada dalam kehidupan, sedangkan cara pengkajian adalah metode yang digunakan
untuk mengenali segala yang ada dalam kehidupan itu. Tujuan pengkajian adalah
memprediksi dan atau mengendalikan berbagai fenomena dalam kehidupan supaya
bermanfaat bagi manusia. Dengan demikian, suatu kegiatan dikatakan ilmiah apabila
kegiatan itu mengkaji berbagai fenomena dalam kehidupan dengan menggunakan metode
tertentu sehingga hasilnya dapat dipakai untuk memprediksi atau mengintrol fenomena
kehidupan itu.
1.2 Syarat dan Subjek Karya Ilmiah
Syarat dan subjek karya ilmiah sebagai berikut:
1. menggunakan bahasa tulis ilmiah;
2. mengangkat fenomena yang terdapat dalam kehidupan;
3. menggunakan cara pengkajian tertentu;
4. menemukan sesuatu yang dapat dijadikan masukan untuk memprediksi atau
mengontrol fenomena dalam kehidupan; dan
5. menyajikan tulisan itu dengan cara tertentu.
Materi bahasa tulis ilmiah meliputi ejaan, tata kata, tata kalimat, dan tata istilah.
Materi ejaan yang penting adalah penggunaan huruf, penulisan kata, penulisan unsur
serapan, dan penggunaan tanda baca. Bidang tata kata yang akan dibahasa meliputi proses
pembentukan kata, arti/fungsi pembentukan kata, dan penggunaan berbagai bentukan kata
dalam yang masih sering salah.
Pengkajian/pendekatan ilmiah dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pengkajian
secara rasional dan pengkajian secara empiris. Pengkajian secara rasional artinya data
yang diperlukan untuk meneliti masalah itu diambil dari berbagai literatur. Adapun
pengkajian secara empiris artinya data yang diperlukan untuk meneliti masalah itu diambil
dari kenyataan melalui teknik survei dan eksperimen. Survei dapat dilakukan dengan
mengadakan wawancara, kuesioner, dan observasi. Eksperimen dapat dilakukan dengan
mengadakan percobaan di laboratorium atau lapangan. Observasi dapat dilakukan dengan
partisipasi melalui praktik kerja di tempat tertentu yang memberikan peluang untuk
mendapatkan data yang diperlukan.
Hasil karya ilmiah selayaknya memberikan solusi atas masalah yang dihadapi umat
manusia. Misalnya, manusia menghadapi masalah kerawanan pangan di suatu daerah.
Dengan menggunakan salah satu cara atau gabungan dari cara/metode tersebut, manusia
akan berusaha pula untuk menemukan jalan keluar dari persoalan tersebut. Setelah itu,
manusia akan berusaha pula untuk menemukan jalan keluar dari persoalan tersebut. Jalan
keluar itulah tujuan akhir suatu penelitian. Jalan keluar tersebut merupakan suatu
rekomendasi/saran yang disimpulkan dari hasil penelitian. Tulisan mengenai hasil
penelitian tersebut, walaupun menggunakan bahasa ilmiah, belum dapat diterima sebagai
karya ilmiah formal apabila penyajiannya tidak menurut tata tulis yang telah disepakati
oleh kalangan akademisi.
1.3 Ciri Bahasa Ilteks dalam Karya Ilmiah
Bahasa yang digunakan dalam menulis karya ilmiah adalah bahasa ragam ilmiah.
Bahasa ragam ilmiah berdasarkan pengelompokan menurut jenis pemakaiannya dalam
bidang kegiatan. Sesuai dengan sifat keilmuan, bahasa Indonesia ragam ilmiah harus
memenuhi syarat yaitu sesuai dengan kaidah bahasa baku, logis, kuantitatif, denotatif,
jelas, lugas, runtun, dan tepat.
Pada bahasa Indonesia ragam ilmiah, bahasa sebagai bentuk luar dan ide yang
disampaikan melalui bahasa itu sebagai bentuk dalam tidak dapat dipisahkan. Hal ini
terlihat pada ciri bahasa ilmiah yang disebut sebagai bahasa iltek (ilmu dan teknologi).
Ciri bahasa itu sebagai berikut.
1. Bahasa Baku
Berbicara tentang bahasa baku berarti kita berada pada situasi formal, baik lisan
maupun tulis. Situasi formal yang paling mendukung pemakaian dan pembinaan
bahasa adalah dalam bidang pendidikan. Kaidah bahasa baku itu paling lengkap
diberikan bila dibandingkan dengan ragam bahasa lain. Ragam bahasa baku adalah
ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar masyarakat pemakainya
sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan penggunaan bahasa. Ragam baku
mempunyai sifat kemantapan dinamis, cendekia, dan seragam.
a. Kemantapan Dinamis
Ragam bahasa baku mempunyai kemantapan dinamis berupa kaidah atau
aturan yang tetap berarti tidak dapat berubah setiap saat. Kaidah pembentukan
kata yang memunculkan bentuk perasa, petani, pesuruh, perumus, dsb. dengan
taat asas harus dapat menghasilkan bentuk perajin, perusak, pesepak bola bukan
pengrajin, pengrusak, penyepak bola, dll. Kehomoniman yang timbul akibat
penerapan kaidah bukan alasan yang cukup kuat membolehkan penyimpangan itu.
Bahasa mana pun tidak dapat luput dari kehomoniman itu. Kalau kita berpegang
pada sifat mantap, kata pengrajin dan pengrusak tidak berterima.
Di pihak lain, kemantapan itu tidak kaku, tetapi cukup luwes sehingga
memungkinkan perubahan yang bersistem dan teratur di bidang kosakata dan
peristilahan serta mengizinkan perkembangan berjenis ragam yang diperlukan
dalam kehidupan modern. Misalnya, di bidang peristilahan muncul keperluan
“untuk membedakan pelanggan orang yang berlanggan(an)” dan langganan pihak
yang tetap menjual barang kepada orang lain; “hal menerima terbitan atau jasa
atas pesanan secara teratur” Tokonya disebut langganan dan orang yang
berlangganan itu disebut pelanggan (Moeliono:1997).
Demikian juga, struktur kalimat maupun pemilihan kata/istilah harus sesuai
dengan kaidah bahasa Indonesia. Perhatikan contoh kalimat berikut! Dikarenakan
kekurangan dana, modal, tenaga, dan lain sebagainya maka projek itu terpaksa
serahkan kepada pengusaha asing. Pada kalimat tersebut terdapat kata dan
struktur yang tidak baku yaitu dikarenakan, dan lain sebagainya, dan kita
terpaksa serahkan. Kalimat tersebut seharusnya sebagai berikut. Karena
kekurangan modal, tenaga, dan lain-lain, pelaksanaan projek itu terpaksa kita
serahkan kepada penguasaha asing.
b. Cendekia
Ragam baku bersifat cendekia karena ragam baku dipakai pada tempat dan situasi
resmi. Perwujudannya dalam kalimat, paragraf, dan satuan bahasa lain yang lebih
besar mengungkapkan penalaran atau pemikiran yang teratur, logis, dan masuk
akal. Pencedekiaan bahasa itu sangat penting karena pengenalan ilmu dan
teknologi modern, yang kini umumnya masih bersumber pada bahasa asing harus
dapat dilangsungkan melalui buku bahasa Indonesia (Moeliono:1997).
c. Seragam
Ragam baku bersifat seragam artinya proses pembakuan adalah proses
penyeragaman bahasa. Pembakuan bahasa adalah pencarian titik-titik
keseragaman. Pelayan pada pesawat terbang dianjurkan memakai istilah
pramugara dan pramugari. Andaikata ada orang yang mengusulkan bahwa
pelayan pesawat terbang disebut steward atau stewardes dan penyerapan itu
seragam, kata itu menjadi ragam baku. Akan tetapi, kata steward dan stewardes
sampai saat ini tidak disepakati untuk dipakai. Pusat bahasa pernah menganjurkan
untuk menggunakan kata sangkil dan mangkus sebagai pengganti kata efektif dan
efisien, namun sampai saat ini pemakai bahasa tidak menggunakannya. Artinya
kata itu tidak berterima bagi masyarakat.
2. Logis
Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Indonesia ragam ilmiah harus sesuai
dengan fakta dan dapat diterima akal sehat. Perhatikan contoh berikut. Orang yang
sering menggunakan alat itu harus sering diservis supaya tidak cepat rusak. Ide yang
dikemukakan pada kalimat tersebut tidak logis. Frasa harus sering diservis mengacu
pada kata “orang” bukan pada kata “alat”. Dalam hal ini, orang tidak mungkin
diservis. Itulah sebabnya ide pada kalimat tersebut tidak logis. Perhatikan kalimat
berikut. Alat yang sering digunakan orang itu harus diservis supaya tidak cepat
rusak.
3. Kuantitatif
Keterangan yang dikemukakan dalam tulisan dapat diukur secara pasti. Perhatikan
contoh kalimat berikut. Menurut mereka jarak Bandung-Jakarta jauh sekali. Frasa
jauh sekali tidak menunjukkan ukuran yang pasti. Perhatikan kalimat berikut.
Menurut mereka jarak Bandung-Jakarta 200 km.
4. Tepat/Jelas
Ide yang diungkapkan harus sesuai dengan ide yang dimaksudkan oleh penutur atau
penulis dan mengandung satu makna. Hal ini bergantung pada ketepatan memilih kata
dan penyusunan struktur kalimat sehingga kalimat yang digunakan efektif. Perhatikan
contoh berikut. Atap bangunan yang sudah rusak itu dari sirap. Kalimat tersebut
mengandung makna ganda. Frasa yang sudah rusak dapat mengacu pada kata atap
juga mengacu pada kata bangunan. Perhatikan contoh berikut.
a. Atap-bangunan yang sudah rusak itu dari sirap.
b. Atap bangunan-yang sudah rusak itu dari sirap.
c. Bangunan yang sudah rusak itu atapnya dari sirap.
5. Denotatif
Kata yang digunakan dipilih sesuai dengan arti yang sesungguhnya dan tidak
melibatkan perasaan karena sifat ilmu itu objektif. Perhatikan contoh berikut. Kota-
kota besar tidak pernah tidur padat dengan pabrik-pabrik yang berjalan terus tanpa
lelah. Kata tidur, berjalan, dan lelah tidak merujuk pada arti yang sebenarnya. Dalam
bahasa ilmiah, ide pada kalimat di atas dapat diungkapkan sebagai berikut. Di kota-
kota besar, kehidupan tidak pernah berhenti baik siang maupun malam.
6. Lugas
Ide atau gagasan diungkapkan dengan kalimat pendek, tetapi padat isi (bernas)
langsung menuju sasaran, pemakaian kata sesuai dengan kebutuhan. Perhatikan
contoh berikut. Sebaiknya letak rumah tidak dekat dengan rawa-rawa dan sedapat
mungkin letak rumah tidak dekat pula dengan tempat ramai sebab bila dekat tempat
ramai kita tidak dapat beristirahat dengan baik. Kalimat tersebut tidak ringkas
karena pada kalimat itu terdapat kata yang idenya dapat dinyatakan dengan cara lain
dan pengulangan frasa yang tidak perlu. Ide tersebut dapat diungkapkan dengan
kalimat lebih ringkas sebagai berikut. Sebaiknya letak rumah jauh dari rawa dan dari
tempat ramai agar penghuninya dapat beristirahat dengan tenang.
7. Runtun
Ide ungkapan secara teratur sesuai dengan urutan dan tingkatannya baik dalam
kalimat maupun dalam paragraf. Perhatikan paragraf berikut.
Pada masa kini kemampuan masyarakat untuk memiliki kendaraan semakin
besar, seiring dengan majunya perotomotifan yang mengeluarkan produk
kendaraannya dengan berbagai model dan berbagai kualitas, mereka dapat
memperolehnya. Semakin majunya suatu produk kendaraan makin banyak
memberikan kemudahan untuk memeliharanya. Kenyataannya para pemilik
kendaraan tidak cukup memiliki keterampilan dan pengetahuan tentang pemeliharaan
kendaraan.
Paragraf tersebut tidak runtun. Kalimat kedua tidak runtun dengan kalimat
pertama; demikian juga kalimat ketiga dengan kalimat kedua. Setiap kalimat
mengungkapkan ide pokok yang berbeda. Ketidakruntutan ide yang diungkapkan
pada paragraf itu terlihat juga pada klausa akhir kalimat pertama. Klausa akhir pada
kalimat tersebut tida runtun dengan klausa sebelumnya.
1.4 Jenis Karya Tulis Ilmiah
Pembagian jenis karya ilmiah dapat dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan
berikut.
1. Capaian Akademis
a. Disertasi adalah karya tulis ilmiah untuk mencapai gelar doktor.
b. Tesis adalah karya tulis ilmiah untuk mencapai gelar magister.
c. Skripsi/Tugas Akhir adalah karya tulis ilmiah untuk mencapai gelar sarjana.
d. Makalah adalah karya tulis untuk memenuhi tugas mata kuliah tertentu.
Isi semua karya tulis tersebut berupa hasil penelitian beserta prosesnya. Perbedaanya
terletak pada kekompleksan masalah, kecanggihan metode, dan kualitas penyelesaian
masalah.
2. Forum yang Digunakan
a. Artikel ilmiah adalah jenis esai yang membahas suatu masalah berdasarkan
logika, pustaka, atau fakta untuk dimuat pada jurnal, majalah, surat kabar, dan
internet.
b. Makalah/paper/kertas kerja adalah karya tulis yang membahas suatu masalah
berdasarkan logika, pustaka, atau fakta untuk disajikan pada seminar, simposium,
lokakarya, dan diskusi. Makalah mungkin saja menjadi suatu artikel bila disajikan
pada majalah atau surat kabar. Sebaliknya, artikel bisa saja disebut makalah bila
disajikan pada suatu temu ilmiah.
c. Buku daras/buku teks/ buku ajar adalah kumpulan tulisan mengenai teori, dalil,
hukum, atau kaidah mengenai suatu disiplin ilmu untuk dijadikan acuan mata
kuliah atau mata pelajaran dalam proses belajar mengajar.
3. Laporan Penelitian
Laporan penelitian adalah suatu tulisan tentang proses dan hasil penelitian untuk
disebarluaskan kepada masyarakat atau ilmuwan. Ciri khas laporan penelitian antara
lain menggunakan studi literatur dan berbagai metode pengumpulan data.
Sumber:
Alwi, H. dkk. 2010. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2016. Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia (PUEBI). Kemedikbud.
Sosiokomunikasi, KK Ilmu Kemanusiaan, FSRD-ITB 2008. Metode Penulisan Ipteks.
Bandung Penerbit ITB.

More Related Content

What's hot

Powerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesiaPowerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesiaWaQhyoe Arryee
 
PENULISAN EJAAN DAN ISTILAH BAHASA INDONESIA YANG SANTUN DAN SESUAI KAIDAH
PENULISAN EJAAN DAN ISTILAH BAHASA INDONESIA YANG SANTUN DAN SESUAI KAIDAHPENULISAN EJAAN DAN ISTILAH BAHASA INDONESIA YANG SANTUN DAN SESUAI KAIDAH
PENULISAN EJAAN DAN ISTILAH BAHASA INDONESIA YANG SANTUN DAN SESUAI KAIDAHHanik Hidayah
 
Pembakuan bahasa
Pembakuan bahasaPembakuan bahasa
Pembakuan bahasajevka
 
Bahasa baku bahasa indonesia
Bahasa baku bahasa indonesiaBahasa baku bahasa indonesia
Bahasa baku bahasa indonesiajiah_siregar
 
Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah
Bahasa Indonesia Ragam IlmiahBahasa Indonesia Ragam Ilmiah
Bahasa Indonesia Ragam IlmiahikaNurulFadhillah
 
Kata/Istilah Baku dan Tidak Baku
Kata/Istilah Baku dan Tidak BakuKata/Istilah Baku dan Tidak Baku
Kata/Istilah Baku dan Tidak BakuDwi Firli Ashari
 
karakteristik umum bahasa indonesia keilmuan
karakteristik umum bahasa indonesia keilmuankarakteristik umum bahasa indonesia keilmuan
karakteristik umum bahasa indonesia keilmuanAnang Dwi Purwanto
 
Makalah ragam bahasa, bahasa indonesia ragam ilmiah
Makalah ragam bahasa, bahasa indonesia ragam ilmiahMakalah ragam bahasa, bahasa indonesia ragam ilmiah
Makalah ragam bahasa, bahasa indonesia ragam ilmiahPrescott Py3man
 
Materi Istilah Bahasa Indonesia
Materi Istilah Bahasa IndonesiaMateri Istilah Bahasa Indonesia
Materi Istilah Bahasa IndonesiaNenden Herawati
 
Bahasa baku
Bahasa bakuBahasa baku
Bahasa bakumbanarti
 
Tugas bahasa indonesia "Bahasa baku dan tidak baku"
Tugas bahasa indonesia "Bahasa baku dan tidak baku"Tugas bahasa indonesia "Bahasa baku dan tidak baku"
Tugas bahasa indonesia "Bahasa baku dan tidak baku"Andreas Andre
 
Pengertian dan Fungsi Ejaan
Pengertian dan Fungsi EjaanPengertian dan Fungsi Ejaan
Pengertian dan Fungsi Ejaanariffikri12
 
Tugas resume bahasa indonesia
Tugas resume bahasa indonesiaTugas resume bahasa indonesia
Tugas resume bahasa indonesiajundizg
 

What's hot (20)

Ragam Bahasa Keilmuan
Ragam Bahasa KeilmuanRagam Bahasa Keilmuan
Ragam Bahasa Keilmuan
 
Powerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesiaPowerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesia
 
PENULISAN EJAAN DAN ISTILAH BAHASA INDONESIA YANG SANTUN DAN SESUAI KAIDAH
PENULISAN EJAAN DAN ISTILAH BAHASA INDONESIA YANG SANTUN DAN SESUAI KAIDAHPENULISAN EJAAN DAN ISTILAH BAHASA INDONESIA YANG SANTUN DAN SESUAI KAIDAH
PENULISAN EJAAN DAN ISTILAH BAHASA INDONESIA YANG SANTUN DAN SESUAI KAIDAH
 
Pembakuan bahasa
Pembakuan bahasaPembakuan bahasa
Pembakuan bahasa
 
Bahasa baku bahasa indonesia
Bahasa baku bahasa indonesiaBahasa baku bahasa indonesia
Bahasa baku bahasa indonesia
 
Ppt bahasa baku dan bahasa nonbaku
Ppt bahasa baku dan bahasa nonbakuPpt bahasa baku dan bahasa nonbaku
Ppt bahasa baku dan bahasa nonbaku
 
Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah
Bahasa Indonesia Ragam IlmiahBahasa Indonesia Ragam Ilmiah
Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah
 
Kata/Istilah Baku dan Tidak Baku
Kata/Istilah Baku dan Tidak BakuKata/Istilah Baku dan Tidak Baku
Kata/Istilah Baku dan Tidak Baku
 
karakteristik umum bahasa indonesia keilmuan
karakteristik umum bahasa indonesia keilmuankarakteristik umum bahasa indonesia keilmuan
karakteristik umum bahasa indonesia keilmuan
 
Makalah ragam bahasa, bahasa indonesia ragam ilmiah
Makalah ragam bahasa, bahasa indonesia ragam ilmiahMakalah ragam bahasa, bahasa indonesia ragam ilmiah
Makalah ragam bahasa, bahasa indonesia ragam ilmiah
 
Kelompok 1
Kelompok 1Kelompok 1
Kelompok 1
 
Modul 4 ragam bahasa.
Modul 4   ragam bahasa.Modul 4   ragam bahasa.
Modul 4 ragam bahasa.
 
Materi Istilah Bahasa Indonesia
Materi Istilah Bahasa IndonesiaMateri Istilah Bahasa Indonesia
Materi Istilah Bahasa Indonesia
 
Bahasa baku
Bahasa bakuBahasa baku
Bahasa baku
 
PPT Ragam Bahasa & Laras Bahasa
PPT Ragam Bahasa & Laras BahasaPPT Ragam Bahasa & Laras Bahasa
PPT Ragam Bahasa & Laras Bahasa
 
Ragam bahasa ilmiah
Ragam bahasa ilmiahRagam bahasa ilmiah
Ragam bahasa ilmiah
 
Tugas bahasa indonesia "Bahasa baku dan tidak baku"
Tugas bahasa indonesia "Bahasa baku dan tidak baku"Tugas bahasa indonesia "Bahasa baku dan tidak baku"
Tugas bahasa indonesia "Bahasa baku dan tidak baku"
 
Peristilahan
PeristilahanPeristilahan
Peristilahan
 
Pengertian dan Fungsi Ejaan
Pengertian dan Fungsi EjaanPengertian dan Fungsi Ejaan
Pengertian dan Fungsi Ejaan
 
Tugas resume bahasa indonesia
Tugas resume bahasa indonesiaTugas resume bahasa indonesia
Tugas resume bahasa indonesia
 

Similar to Bab viii kti

Bab 3-modul-bahasa-keimluan-edt1
Bab 3-modul-bahasa-keimluan-edt1Bab 3-modul-bahasa-keimluan-edt1
Bab 3-modul-bahasa-keimluan-edt1Aldon Samosir
 
MATERI 2 KONSEP DASAR KARYA TULIS ILMIAH-Ganjil 22-23.pptx
MATERI 2 KONSEP DASAR KARYA TULIS ILMIAH-Ganjil 22-23.pptxMATERI 2 KONSEP DASAR KARYA TULIS ILMIAH-Ganjil 22-23.pptx
MATERI 2 KONSEP DASAR KARYA TULIS ILMIAH-Ganjil 22-23.pptxKeisyaLatifaZahra
 
YOLLANDA OCTAVITRI_PENGEMBANGAN BAHAN AJAR.pdf
YOLLANDA OCTAVITRI_PENGEMBANGAN BAHAN AJAR.pdfYOLLANDA OCTAVITRI_PENGEMBANGAN BAHAN AJAR.pdf
YOLLANDA OCTAVITRI_PENGEMBANGAN BAHAN AJAR.pdfAulia Rachman
 
Materi Kuliah BI.ppt
Materi Kuliah BI.pptMateri Kuliah BI.ppt
Materi Kuliah BI.pptZurya12
 
studi wacana-pengajaran wacana
studi wacana-pengajaran wacanastudi wacana-pengajaran wacana
studi wacana-pengajaran wacanaAjengIlla
 
Rencana Penelitian Bahasa (IKIP-PGRI Pontianak)
Rencana Penelitian Bahasa (IKIP-PGRI Pontianak)Rencana Penelitian Bahasa (IKIP-PGRI Pontianak)
Rencana Penelitian Bahasa (IKIP-PGRI Pontianak)Rina Fadhali
 
Arti, fungsi dan ragam bahasa
Arti, fungsi dan ragam bahasaArti, fungsi dan ragam bahasa
Arti, fungsi dan ragam bahasaTrisna Monalia
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaSTMIK Sumedang
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaSTMIK Sumedang
 
Makalah bindo
Makalah bindoMakalah bindo
Makalah bindotaufiq99
 
Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2Mira Erviana
 
Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2Mira Erviana
 
Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2Mira Erviana
 
Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2Mira Erviana
 
Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2Mira Erviana
 
powerpointragambahasaindonesia-130913094454-phpapp01-1.pdf
powerpointragambahasaindonesia-130913094454-phpapp01-1.pdfpowerpointragambahasaindonesia-130913094454-phpapp01-1.pdf
powerpointragambahasaindonesia-130913094454-phpapp01-1.pdfDharmasantiRawidyaPu
 

Similar to Bab viii kti (20)

Bab 3-modul-bahasa-keimluan-edt1
Bab 3-modul-bahasa-keimluan-edt1Bab 3-modul-bahasa-keimluan-edt1
Bab 3-modul-bahasa-keimluan-edt1
 
Ragam bahasa keilmuan
Ragam bahasa keilmuanRagam bahasa keilmuan
Ragam bahasa keilmuan
 
Makalah
Makalah Makalah
Makalah
 
MATERI 2 KONSEP DASAR KARYA TULIS ILMIAH-Ganjil 22-23.pptx
MATERI 2 KONSEP DASAR KARYA TULIS ILMIAH-Ganjil 22-23.pptxMATERI 2 KONSEP DASAR KARYA TULIS ILMIAH-Ganjil 22-23.pptx
MATERI 2 KONSEP DASAR KARYA TULIS ILMIAH-Ganjil 22-23.pptx
 
YOLLANDA OCTAVITRI_PENGEMBANGAN BAHAN AJAR.pdf
YOLLANDA OCTAVITRI_PENGEMBANGAN BAHAN AJAR.pdfYOLLANDA OCTAVITRI_PENGEMBANGAN BAHAN AJAR.pdf
YOLLANDA OCTAVITRI_PENGEMBANGAN BAHAN AJAR.pdf
 
Materi Kuliah BI.ppt
Materi Kuliah BI.pptMateri Kuliah BI.ppt
Materi Kuliah BI.ppt
 
studi wacana-pengajaran wacana
studi wacana-pengajaran wacanastudi wacana-pengajaran wacana
studi wacana-pengajaran wacana
 
Rencana Penelitian Bahasa (IKIP-PGRI Pontianak)
Rencana Penelitian Bahasa (IKIP-PGRI Pontianak)Rencana Penelitian Bahasa (IKIP-PGRI Pontianak)
Rencana Penelitian Bahasa (IKIP-PGRI Pontianak)
 
Arti, fungsi dan ragam bahasa
Arti, fungsi dan ragam bahasaArti, fungsi dan ragam bahasa
Arti, fungsi dan ragam bahasa
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 
Makalah bindo
Makalah bindoMakalah bindo
Makalah bindo
 
Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2
 
Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2
 
Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2
 
Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2
 
Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2Tugas soft skill ke 2
Tugas soft skill ke 2
 
Makalahpenelitian
MakalahpenelitianMakalahpenelitian
Makalahpenelitian
 
Karya Ilmiah
Karya IlmiahKarya Ilmiah
Karya Ilmiah
 
powerpointragambahasaindonesia-130913094454-phpapp01-1.pdf
powerpointragambahasaindonesia-130913094454-phpapp01-1.pdfpowerpointragambahasaindonesia-130913094454-phpapp01-1.pdf
powerpointragambahasaindonesia-130913094454-phpapp01-1.pdf
 

More from mudanp.com

Radikalisme terorisme
Radikalisme   terorismeRadikalisme   terorisme
Radikalisme terorismemudanp.com
 
PARTAI POLITIK
PARTAI POLITIKPARTAI POLITIK
PARTAI POLITIKmudanp.com
 
PENGANTAR ILMU POLITIK - NEGARA
PENGANTAR ILMU POLITIK - NEGARAPENGANTAR ILMU POLITIK - NEGARA
PENGANTAR ILMU POLITIK - NEGARAmudanp.com
 
Pengantar ilmu politik
Pengantar ilmu politik Pengantar ilmu politik
Pengantar ilmu politik mudanp.com
 
13 bidang2 studi hukum
13 bidang2 studi hukum13 bidang2 studi hukum
13 bidang2 studi hukummudanp.com
 
11 penemuan hukum
11 penemuan hukum11 penemuan hukum
11 penemuan hukummudanp.com
 
12 hukum kekuasaan
12 hukum   kekuasaan12 hukum   kekuasaan
12 hukum kekuasaanmudanp.com
 
10 penerapan penegakan hukum
10 penerapan   penegakan hukum10 penerapan   penegakan hukum
10 penerapan penegakan hukummudanp.com
 
09 sistem dan klasifikasi hukum
09 sistem dan klasifikasi hukum09 sistem dan klasifikasi hukum
09 sistem dan klasifikasi hukummudanp.com
 
08 sumber hukum
08 sumber hukum08 sumber hukum
08 sumber hukummudanp.com
 
07 asas asas hukum
07 asas asas hukum07 asas asas hukum
07 asas asas hukummudanp.com
 
06 dasar mengikatnya hukum
06 dasar mengikatnya hukum06 dasar mengikatnya hukum
06 dasar mengikatnya hukummudanp.com
 
05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum
05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum
05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukummudanp.com
 
04 hub manusia,masy,norma dg hukum
04 hub manusia,masy,norma dg hukum04 hub manusia,masy,norma dg hukum
04 hub manusia,masy,norma dg hukummudanp.com
 
03 manusia, masyarakat, norma
03 manusia, masyarakat, norma03 manusia, masyarakat, norma
03 manusia, masyarakat, normamudanp.com
 
02 ilmu hk,hk sbg ilmu,ciri keilmuan hk
02 ilmu hk,hk sbg ilmu,ciri keilmuan hk 02 ilmu hk,hk sbg ilmu,ciri keilmuan hk
02 ilmu hk,hk sbg ilmu,ciri keilmuan hk mudanp.com
 
01 pengantar ilmu hukum
01 pengantar ilmu hukum01 pengantar ilmu hukum
01 pengantar ilmu hukummudanp.com
 
MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAMMATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAMmudanp.com
 
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM mudanp.com
 

More from mudanp.com (20)

Radikalisme terorisme
Radikalisme   terorismeRadikalisme   terorisme
Radikalisme terorisme
 
PARTAI POLITIK
PARTAI POLITIKPARTAI POLITIK
PARTAI POLITIK
 
PENGANTAR ILMU POLITIK - NEGARA
PENGANTAR ILMU POLITIK - NEGARAPENGANTAR ILMU POLITIK - NEGARA
PENGANTAR ILMU POLITIK - NEGARA
 
Pengantar ilmu politik
Pengantar ilmu politik Pengantar ilmu politik
Pengantar ilmu politik
 
13 bidang2 studi hukum
13 bidang2 studi hukum13 bidang2 studi hukum
13 bidang2 studi hukum
 
11 penemuan hukum
11 penemuan hukum11 penemuan hukum
11 penemuan hukum
 
12 hukum kekuasaan
12 hukum   kekuasaan12 hukum   kekuasaan
12 hukum kekuasaan
 
10 penerapan penegakan hukum
10 penerapan   penegakan hukum10 penerapan   penegakan hukum
10 penerapan penegakan hukum
 
09 sistem dan klasifikasi hukum
09 sistem dan klasifikasi hukum09 sistem dan klasifikasi hukum
09 sistem dan klasifikasi hukum
 
08 sumber hukum
08 sumber hukum08 sumber hukum
08 sumber hukum
 
07 asas asas hukum
07 asas asas hukum07 asas asas hukum
07 asas asas hukum
 
06 dasar mengikatnya hukum
06 dasar mengikatnya hukum06 dasar mengikatnya hukum
06 dasar mengikatnya hukum
 
05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum
05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum
05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum
 
04 hub manusia,masy,norma dg hukum
04 hub manusia,masy,norma dg hukum04 hub manusia,masy,norma dg hukum
04 hub manusia,masy,norma dg hukum
 
03 manusia, masyarakat, norma
03 manusia, masyarakat, norma03 manusia, masyarakat, norma
03 manusia, masyarakat, norma
 
02 ilmu hk,hk sbg ilmu,ciri keilmuan hk
02 ilmu hk,hk sbg ilmu,ciri keilmuan hk 02 ilmu hk,hk sbg ilmu,ciri keilmuan hk
02 ilmu hk,hk sbg ilmu,ciri keilmuan hk
 
01 pengantar ilmu hukum
01 pengantar ilmu hukum01 pengantar ilmu hukum
01 pengantar ilmu hukum
 
MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAMMATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
 
MUAMALAH PAI
MUAMALAH PAIMUAMALAH PAI
MUAMALAH PAI
 
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
 

Recently uploaded

421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 

Recently uploaded (20)

421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 

Bab viii kti

  • 1. KARYA TULIS ILMIAH 1.1 Pentingnya Tata Tulis Karya Ilmiah Kemajuan manusia tidak akan terjadi tanpa kemajuan ilmu. Temuan demi temuan telah menuntun perjalanan peradaban manusia dari serba alami sampai pada peradaban serba ilmiah. Artinya, manusia yang semula hidup semata-mata bergantung pada kehendak alam, berkat kemajuan ilmu, berangsur-angsur menjadi hidup menurut kehendaknya sendiri dengan cara mengendalikan kehendak alam. Kemajuan pemanfaatan alam itu terjadi karena setiap temuan digunakan pijakan untuk penemuan berikutnya. Semua temuan beserta prosesnya hanya bisa dimanfaatkan oleh generasi penerus jika ada dokumen. Salah satu bentuk dokumen ilmiah yang sangat penting adalah karya tulis ilmiah. Selain itu, karya tulis ilmiah tidak kalah pentingnya sebagai sarana komunikasi ilmiah yang sangat efektif bagi masyarakat pada zamannya. Tata tulis karya ilmiah adalah cara menyusun tulisan tentang perencanaan, pelaksanaan, dan hasil suatu kajian ilmiah. Cara menyusun tulisan tersebut meliputi penggunaan bahasa, pengurutan materi tulisan, dan penampilan naskah. Perencanaan kegiatan maksudnya menentukan dan menyusun langkah-langkah yang akan dilakukan beserta objek-objeknya, sedangkan pelaksanaan kegiatan adalah cara kegiatan itu dilakukan tahap demi tahap. Sementara itu, hasil kegiatan adalah segala hal yang telah dicapai oleh kegiatan itu. Pembahasan mengenai kegiatan ilmiah terdiri dari tiga aspek yaitu materi kajian, cara pengkajian, dan tujuan pengkajian. Materi kajian adalah segala fenomena masalah yang ada dalam kehidupan, sedangkan cara pengkajian adalah metode yang digunakan untuk mengenali segala yang ada dalam kehidupan itu. Tujuan pengkajian adalah memprediksi dan atau mengendalikan berbagai fenomena dalam kehidupan supaya bermanfaat bagi manusia. Dengan demikian, suatu kegiatan dikatakan ilmiah apabila kegiatan itu mengkaji berbagai fenomena dalam kehidupan dengan menggunakan metode tertentu sehingga hasilnya dapat dipakai untuk memprediksi atau mengintrol fenomena kehidupan itu. 1.2 Syarat dan Subjek Karya Ilmiah Syarat dan subjek karya ilmiah sebagai berikut: 1. menggunakan bahasa tulis ilmiah; 2. mengangkat fenomena yang terdapat dalam kehidupan; 3. menggunakan cara pengkajian tertentu; 4. menemukan sesuatu yang dapat dijadikan masukan untuk memprediksi atau mengontrol fenomena dalam kehidupan; dan 5. menyajikan tulisan itu dengan cara tertentu. Materi bahasa tulis ilmiah meliputi ejaan, tata kata, tata kalimat, dan tata istilah. Materi ejaan yang penting adalah penggunaan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan penggunaan tanda baca. Bidang tata kata yang akan dibahasa meliputi proses pembentukan kata, arti/fungsi pembentukan kata, dan penggunaan berbagai bentukan kata dalam yang masih sering salah.
  • 2. Pengkajian/pendekatan ilmiah dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pengkajian secara rasional dan pengkajian secara empiris. Pengkajian secara rasional artinya data yang diperlukan untuk meneliti masalah itu diambil dari berbagai literatur. Adapun pengkajian secara empiris artinya data yang diperlukan untuk meneliti masalah itu diambil dari kenyataan melalui teknik survei dan eksperimen. Survei dapat dilakukan dengan mengadakan wawancara, kuesioner, dan observasi. Eksperimen dapat dilakukan dengan mengadakan percobaan di laboratorium atau lapangan. Observasi dapat dilakukan dengan partisipasi melalui praktik kerja di tempat tertentu yang memberikan peluang untuk mendapatkan data yang diperlukan. Hasil karya ilmiah selayaknya memberikan solusi atas masalah yang dihadapi umat manusia. Misalnya, manusia menghadapi masalah kerawanan pangan di suatu daerah. Dengan menggunakan salah satu cara atau gabungan dari cara/metode tersebut, manusia akan berusaha pula untuk menemukan jalan keluar dari persoalan tersebut. Setelah itu, manusia akan berusaha pula untuk menemukan jalan keluar dari persoalan tersebut. Jalan keluar itulah tujuan akhir suatu penelitian. Jalan keluar tersebut merupakan suatu rekomendasi/saran yang disimpulkan dari hasil penelitian. Tulisan mengenai hasil penelitian tersebut, walaupun menggunakan bahasa ilmiah, belum dapat diterima sebagai karya ilmiah formal apabila penyajiannya tidak menurut tata tulis yang telah disepakati oleh kalangan akademisi. 1.3 Ciri Bahasa Ilteks dalam Karya Ilmiah Bahasa yang digunakan dalam menulis karya ilmiah adalah bahasa ragam ilmiah. Bahasa ragam ilmiah berdasarkan pengelompokan menurut jenis pemakaiannya dalam bidang kegiatan. Sesuai dengan sifat keilmuan, bahasa Indonesia ragam ilmiah harus memenuhi syarat yaitu sesuai dengan kaidah bahasa baku, logis, kuantitatif, denotatif, jelas, lugas, runtun, dan tepat. Pada bahasa Indonesia ragam ilmiah, bahasa sebagai bentuk luar dan ide yang disampaikan melalui bahasa itu sebagai bentuk dalam tidak dapat dipisahkan. Hal ini terlihat pada ciri bahasa ilmiah yang disebut sebagai bahasa iltek (ilmu dan teknologi). Ciri bahasa itu sebagai berikut. 1. Bahasa Baku Berbicara tentang bahasa baku berarti kita berada pada situasi formal, baik lisan maupun tulis. Situasi formal yang paling mendukung pemakaian dan pembinaan bahasa adalah dalam bidang pendidikan. Kaidah bahasa baku itu paling lengkap diberikan bila dibandingkan dengan ragam bahasa lain. Ragam bahasa baku adalah ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar masyarakat pemakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan penggunaan bahasa. Ragam baku mempunyai sifat kemantapan dinamis, cendekia, dan seragam. a. Kemantapan Dinamis Ragam bahasa baku mempunyai kemantapan dinamis berupa kaidah atau aturan yang tetap berarti tidak dapat berubah setiap saat. Kaidah pembentukan kata yang memunculkan bentuk perasa, petani, pesuruh, perumus, dsb. dengan taat asas harus dapat menghasilkan bentuk perajin, perusak, pesepak bola bukan pengrajin, pengrusak, penyepak bola, dll. Kehomoniman yang timbul akibat
  • 3. penerapan kaidah bukan alasan yang cukup kuat membolehkan penyimpangan itu. Bahasa mana pun tidak dapat luput dari kehomoniman itu. Kalau kita berpegang pada sifat mantap, kata pengrajin dan pengrusak tidak berterima. Di pihak lain, kemantapan itu tidak kaku, tetapi cukup luwes sehingga memungkinkan perubahan yang bersistem dan teratur di bidang kosakata dan peristilahan serta mengizinkan perkembangan berjenis ragam yang diperlukan dalam kehidupan modern. Misalnya, di bidang peristilahan muncul keperluan “untuk membedakan pelanggan orang yang berlanggan(an)” dan langganan pihak yang tetap menjual barang kepada orang lain; “hal menerima terbitan atau jasa atas pesanan secara teratur” Tokonya disebut langganan dan orang yang berlangganan itu disebut pelanggan (Moeliono:1997). Demikian juga, struktur kalimat maupun pemilihan kata/istilah harus sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Perhatikan contoh kalimat berikut! Dikarenakan kekurangan dana, modal, tenaga, dan lain sebagainya maka projek itu terpaksa serahkan kepada pengusaha asing. Pada kalimat tersebut terdapat kata dan struktur yang tidak baku yaitu dikarenakan, dan lain sebagainya, dan kita terpaksa serahkan. Kalimat tersebut seharusnya sebagai berikut. Karena kekurangan modal, tenaga, dan lain-lain, pelaksanaan projek itu terpaksa kita serahkan kepada penguasaha asing. b. Cendekia Ragam baku bersifat cendekia karena ragam baku dipakai pada tempat dan situasi resmi. Perwujudannya dalam kalimat, paragraf, dan satuan bahasa lain yang lebih besar mengungkapkan penalaran atau pemikiran yang teratur, logis, dan masuk akal. Pencedekiaan bahasa itu sangat penting karena pengenalan ilmu dan teknologi modern, yang kini umumnya masih bersumber pada bahasa asing harus dapat dilangsungkan melalui buku bahasa Indonesia (Moeliono:1997). c. Seragam Ragam baku bersifat seragam artinya proses pembakuan adalah proses penyeragaman bahasa. Pembakuan bahasa adalah pencarian titik-titik keseragaman. Pelayan pada pesawat terbang dianjurkan memakai istilah pramugara dan pramugari. Andaikata ada orang yang mengusulkan bahwa pelayan pesawat terbang disebut steward atau stewardes dan penyerapan itu seragam, kata itu menjadi ragam baku. Akan tetapi, kata steward dan stewardes sampai saat ini tidak disepakati untuk dipakai. Pusat bahasa pernah menganjurkan untuk menggunakan kata sangkil dan mangkus sebagai pengganti kata efektif dan efisien, namun sampai saat ini pemakai bahasa tidak menggunakannya. Artinya kata itu tidak berterima bagi masyarakat. 2. Logis Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Indonesia ragam ilmiah harus sesuai dengan fakta dan dapat diterima akal sehat. Perhatikan contoh berikut. Orang yang sering menggunakan alat itu harus sering diservis supaya tidak cepat rusak. Ide yang
  • 4. dikemukakan pada kalimat tersebut tidak logis. Frasa harus sering diservis mengacu pada kata “orang” bukan pada kata “alat”. Dalam hal ini, orang tidak mungkin diservis. Itulah sebabnya ide pada kalimat tersebut tidak logis. Perhatikan kalimat berikut. Alat yang sering digunakan orang itu harus diservis supaya tidak cepat rusak. 3. Kuantitatif Keterangan yang dikemukakan dalam tulisan dapat diukur secara pasti. Perhatikan contoh kalimat berikut. Menurut mereka jarak Bandung-Jakarta jauh sekali. Frasa jauh sekali tidak menunjukkan ukuran yang pasti. Perhatikan kalimat berikut. Menurut mereka jarak Bandung-Jakarta 200 km. 4. Tepat/Jelas Ide yang diungkapkan harus sesuai dengan ide yang dimaksudkan oleh penutur atau penulis dan mengandung satu makna. Hal ini bergantung pada ketepatan memilih kata dan penyusunan struktur kalimat sehingga kalimat yang digunakan efektif. Perhatikan contoh berikut. Atap bangunan yang sudah rusak itu dari sirap. Kalimat tersebut mengandung makna ganda. Frasa yang sudah rusak dapat mengacu pada kata atap juga mengacu pada kata bangunan. Perhatikan contoh berikut. a. Atap-bangunan yang sudah rusak itu dari sirap. b. Atap bangunan-yang sudah rusak itu dari sirap. c. Bangunan yang sudah rusak itu atapnya dari sirap. 5. Denotatif Kata yang digunakan dipilih sesuai dengan arti yang sesungguhnya dan tidak melibatkan perasaan karena sifat ilmu itu objektif. Perhatikan contoh berikut. Kota- kota besar tidak pernah tidur padat dengan pabrik-pabrik yang berjalan terus tanpa lelah. Kata tidur, berjalan, dan lelah tidak merujuk pada arti yang sebenarnya. Dalam bahasa ilmiah, ide pada kalimat di atas dapat diungkapkan sebagai berikut. Di kota- kota besar, kehidupan tidak pernah berhenti baik siang maupun malam. 6. Lugas Ide atau gagasan diungkapkan dengan kalimat pendek, tetapi padat isi (bernas) langsung menuju sasaran, pemakaian kata sesuai dengan kebutuhan. Perhatikan contoh berikut. Sebaiknya letak rumah tidak dekat dengan rawa-rawa dan sedapat mungkin letak rumah tidak dekat pula dengan tempat ramai sebab bila dekat tempat ramai kita tidak dapat beristirahat dengan baik. Kalimat tersebut tidak ringkas karena pada kalimat itu terdapat kata yang idenya dapat dinyatakan dengan cara lain dan pengulangan frasa yang tidak perlu. Ide tersebut dapat diungkapkan dengan kalimat lebih ringkas sebagai berikut. Sebaiknya letak rumah jauh dari rawa dan dari tempat ramai agar penghuninya dapat beristirahat dengan tenang.
  • 5. 7. Runtun Ide ungkapan secara teratur sesuai dengan urutan dan tingkatannya baik dalam kalimat maupun dalam paragraf. Perhatikan paragraf berikut. Pada masa kini kemampuan masyarakat untuk memiliki kendaraan semakin besar, seiring dengan majunya perotomotifan yang mengeluarkan produk kendaraannya dengan berbagai model dan berbagai kualitas, mereka dapat memperolehnya. Semakin majunya suatu produk kendaraan makin banyak memberikan kemudahan untuk memeliharanya. Kenyataannya para pemilik kendaraan tidak cukup memiliki keterampilan dan pengetahuan tentang pemeliharaan kendaraan. Paragraf tersebut tidak runtun. Kalimat kedua tidak runtun dengan kalimat pertama; demikian juga kalimat ketiga dengan kalimat kedua. Setiap kalimat mengungkapkan ide pokok yang berbeda. Ketidakruntutan ide yang diungkapkan pada paragraf itu terlihat juga pada klausa akhir kalimat pertama. Klausa akhir pada kalimat tersebut tida runtun dengan klausa sebelumnya. 1.4 Jenis Karya Tulis Ilmiah Pembagian jenis karya ilmiah dapat dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan berikut. 1. Capaian Akademis a. Disertasi adalah karya tulis ilmiah untuk mencapai gelar doktor. b. Tesis adalah karya tulis ilmiah untuk mencapai gelar magister. c. Skripsi/Tugas Akhir adalah karya tulis ilmiah untuk mencapai gelar sarjana. d. Makalah adalah karya tulis untuk memenuhi tugas mata kuliah tertentu. Isi semua karya tulis tersebut berupa hasil penelitian beserta prosesnya. Perbedaanya terletak pada kekompleksan masalah, kecanggihan metode, dan kualitas penyelesaian masalah. 2. Forum yang Digunakan a. Artikel ilmiah adalah jenis esai yang membahas suatu masalah berdasarkan logika, pustaka, atau fakta untuk dimuat pada jurnal, majalah, surat kabar, dan internet. b. Makalah/paper/kertas kerja adalah karya tulis yang membahas suatu masalah berdasarkan logika, pustaka, atau fakta untuk disajikan pada seminar, simposium, lokakarya, dan diskusi. Makalah mungkin saja menjadi suatu artikel bila disajikan pada majalah atau surat kabar. Sebaliknya, artikel bisa saja disebut makalah bila disajikan pada suatu temu ilmiah. c. Buku daras/buku teks/ buku ajar adalah kumpulan tulisan mengenai teori, dalil, hukum, atau kaidah mengenai suatu disiplin ilmu untuk dijadikan acuan mata kuliah atau mata pelajaran dalam proses belajar mengajar.
  • 6. 3. Laporan Penelitian Laporan penelitian adalah suatu tulisan tentang proses dan hasil penelitian untuk disebarluaskan kepada masyarakat atau ilmuwan. Ciri khas laporan penelitian antara lain menggunakan studi literatur dan berbagai metode pengumpulan data. Sumber: Alwi, H. dkk. 2010. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2016. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Kemedikbud. Sosiokomunikasi, KK Ilmu Kemanusiaan, FSRD-ITB 2008. Metode Penulisan Ipteks. Bandung Penerbit ITB.