SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Sistem Hukum dan
Klasifikasi Hukum
1
Sistem Hukum
• Dalam Kamus bahasa inggris yang berjudul “The American Heritage Dictionary of The
English Language” disebutkan delapan arti sistem, salah satu pengertiannya:
 Adanya hubungan saling ketergantungan di antara bagian-bagian atau elemen-
elemen dari sistem; dan
 merupakan satu kesatuan.
 Suatu sistem adalah “suatu kesatuan yang bersifat kompleks yang terdiri dari
bagian yang berhubungan satu sama lain”.
 Suatu sistem dapat dikatakan suatu kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian yang
saling berhubungan satu sama lain secara fungsional.
2
Tiap-tiap bagian dalam sistem dikatakan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari
bagian-bagian yang saling berhubungan satu sama lain secara fungsional.
Tiap-tiap bagian dalam sistem mempunyai fungsi sendiri-sendiri yang satu sama lain
saling berhubungan dan ketergantungan.
Tiap bagian yang saling ketergantungan yang kemudian membentuk suatu kesatuan
yang bekerja untuk mencapai tujuan untuk menghasilkan sesuatu.
• Sistem Hukum Menurut Sudikno Mertokusumo:
“Suatu kesatuan yang utuh dari tatanan-tatanan yang terdiri dari bagian-bagian atau
unsur-unsur yang satu sama lain saling berhubungan kait mengait secara erat”.
• Pendapat Paul Scholten tentang hukum sebagai suatu sistem:
“Hukum itu merupakan suatu sistem, yaitu bahwa semua peraturan itu saling
berhubungan, yang satu ditetapkan oleh yang lain; bahwa peraturan tersebut dapat
disusun secara mantik (perkataan yang benar) dan untuk yang bersifat khusus dapat
dicarikan aturan-aturan umumnya, sehingga sampailah pada asas-asasnya”. 3
Tolak Ukur Suatu Sistem dapat Dikategorikan
Sebagai Sistem Hukum (Fuller)
a. Suatu sistem hukum itu harus mengandung aturan-aturan yang tidak hanya memuat keputusan yang bersifat
sementara (ad-hoc);
b. Peraturan itu setelah selesai dibuat harus diumumkan;
c. Berlaku asas fiksi, dalam arti setiap orang dianggap telah mengetahui adanya peraturan yang telah
diundangakan.
d. Tidak boleh ada peraturan yang berlaku surut, sebab apabila ada peraturan yang demikian, maka peraturan
tersebut tidak dapat dipakai sebagai pedoman bersikap tindak;
e. Peraturan itu harus dirumuskan dan disusun dengan kata-kata yang mudah dimengerti;
f. Suatu sistem hukum tidak boleh mengandung tuntutan yang melebihi apa yang dapat dilakukan;
g. Tidak boleh ada kebiasaan untuk sering mengubah peraturan, sebab apabila hal ini sering dilakukan, maka
orang akan kehilangan orientas;
h. Suatu sistem tidak boleh mengandung aturan yang bertentangan satu sama lain.
4
Komponen dalam Sistem Hukum
Menurut Lawrence M. Friedman, suatu sistem hukum dapat dibagi ke dalam
tiga bagian atau komponen, yaitu:
a. Komponen Struktural;
b. Komponen Substansi;
c. Komponen Budaya Hukum.
5
Penjelasan
 Komponen Struktural, adalah bagian-bagian dari sistem hukum yang bergerak di dalam suatu
mekanisme. Contohnya lembaga pembuat undang-undang, pengadilan, kepolisian, kejaksaan, dan
berbagai badan yang diberi wewenang untuk menerapkan dan menegakkan hukum.
 Komponen Substansi, adalah suatu hasil nyata yang diterbitkan oleh sistem hukum. hasil nyata ini
dapat berbentuk hukum in-concreto atau kaidah hukum individual, maupun hukum in-abstracto
atau kaidah hukum umum. Contohnya kaidah hukum individual seperti Pengadilan menjatuhkan
hukuman kepada seseorang untuk mengganti kerugian karena melakukan Perbuatan Melawan
Hukum. Kaidah hukum umum, yaitu ketentuan aturan hukum yang tercantum dalam Pasal dalam
Undang-Undang. Misalnya, Pasal 1365 KUH Perdata.
 Komponen Budaya Hukum, adalah sikap tindak warga masyarakat beserta nilai-nilai yang
dianutnya. Atau dapat juga dikatakan, bahwa budaya hukum adalah keseluruhan jalinan nilai sosial
yang berkaitan dengan hukum berserta sikap tindak yang mempengaruhi hukum. misalnya, ada rasa
malu dan rasa salah apabila melanggar hukum.
6
Komponen Sistem Hukum
(Schuit & Mochtar Kusumaatmadja)
1. Unsur Idiil: Sistem Hukum makna yuridik, mencakup keseluruhan asas-asas, kaidah-
kaidah, aturan-aturan dan pranata hukum.
Disebut: Sistem Hukum Positif atau Tata Hukum.
2. Unsur Operasional: Mencakup keselutuhan berbagai organisasi, lembaga dan pejabatnya.
Meliputi: Badan Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif.
3. Unsur Aktual: Mencakup keseluruhan putusan dan perilaku para pejabat dan para warga
masyarakat sejauh berkaitan dengan sistem makna yuridik.
Disebut: Budaya Hukum.
7
Klasifikasi Hukum
• Untuk mengadakan pembagian atau klasifikasi harus ada kriterianya, kriteria ini
merupakan prinsip dasar klasifikasi.
• Dengan mencari suatu sistem klasifikasi hukum yang mungkin diadakan, maka
tujuan klasifikasi hukum ada dua:
1. Supaya dapat memperoleh suatu pengertian yang lebih baik, jadi tergantung
nilai-nilai teoritis.
2. Supaya lebih mudah dapat menemukan dan menerapkan hukum, disini
terkandung nilai-nilai praktis.
8
Klasifikasi Hukum dilihat dari Berbagai Kriteria
a. Hukum berdasarkan sumbernya;
b. Hukum berdasarkan bentuknya;
c. Hukum berdasarkan isinya;
d. Hukum berdasarkan tempat berlakunya;
e. Hukum berdasarkan masa berlakunya;
f. Hukum berdasarkan cara mempertahankannya;
g. Hukum berdasarkan sifatnya;
h. Hukum berdasarkan wujudnya.
9
Berdasarkan Sumbernya
• Menurut sumber formalnya hukum terbagi atas lima, yaitu:
a. Hukum undang-undang, yaitu hukum yang tercantum di dalam peraturan perundang-
undangan;
b. Hukum adat dan hukum kebiasaan, yaitu hukum yang diambil dari peraturan-peraturan
adat dan kebiasaan;
c. Hukum yurisprudensi, yaitu hukum yang terbentuk dari putusan pengadilan;
d. Hukum traktat, yaitu hukum yang ditetapkan oleh negara peserta perjanjian internasional;
e. Hukum doktrin, yaitu hukum yang berasal dari pendapat para ahli hukum terkemuka.
10
Berdasarkan Bentuknya
• Menurut bentuknya hukum terbagi atas dua:
a. Hukum tertulis, yaitu hukum yang dicantumkan dalam berbagai peraturan perundang-undangan;
Hukum tertulis terbagi atas hukum tertulis yang dikodifikasi dan yang tidak dikodifikasikan. Kodifikasi
adalah pengumpulan hukum sejenis yang tersusun secara lengkap dan sistematis dalam sebuah kitab
undang-undang. Contoh: Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata) berlaku 1 Mei 1848,
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) berlaku 1 Mei 1848, Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUH Pidana) berlaku 1 Januari 1918, dan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
(KUHAP) berlaku berdasarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1981. Contoh Hukum tertulis yang tidak
dikodifikasi yakni Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, dsb.
b. Hukum tidak tertulis, yaitu hukum yang masih hidup dalam keyakinan dan kenyataan di dalam
masyarakan, dianut dan ditaati oleh masyarakat yang bersangkutan. Misanya hukum kebiasaan dan
hukum adat.
11
Berdasarkan Isi
a. Hukum privat, adalah hukum yang mengatur kepentingan pribadi.
Misalnya hukum perdata dan hukum dagang;
b. Hukum publik, adalah hukum yang mengatur kepentingan hukum atau
kepentingan publik. Misalnya hukum tata negara, hukum administrasi
negara, hukum pidana, hukum acara pidana, dan sebagainya.
12
Perbedaan Hukum Privat dan Hukum Publik
Hukum Privat Hukum Publik
a. Mengutamakan kepentingan individu;
b. Mengatur ikhwal yang bersifat khusus;
c. Dipertahankan oleh individu;
d. Asas damai diutamakan, hakim
mengupayakannya;
e. Setiap gugatan penggugat dapat ditarik kembali;
f. Sanksinya berbentuk perdata.
a. Mengutamakan pengaturan kepentingan umum;
b. Mengatur ikhwal yang bersifat umum;
c. Dipertahankan oleh negara melalui jaksa;
d. Tidak mengenal asas perdamaian;
e. Tidak dapat dicabut kembali, kecuali dalam
perkara aduan;
f. Sanksinya umum.
13
Berdasarkan Tempat Berlakunya
a. Hukum nasional, yaitu hukum yang berlaku dalam suatu negara;
b. Hukum internasional, yaitu hukum yang mengatur hubungan-hubungan
dalam dunia internasional;
c. Hukum asing, yaitu hukum yang berlaku dalam negara lain;
d. Hukum gereja, yaitu kaidah yang ditetapkan gereja untuk para anggotanya.
14
Berdasarkan Masa Berlakunya
a. Hukum positif (ius constitutum), yaitu hukum yang berlaku saat ini, pada masyarakat
tertentu dan wilayah tertentu. Hukum positif, biasa juga disebut tata hukum. Contoh:
Undang-Undang.
b. Hukum yang dicita-citakan, diharapkan, atau direncanakan akan berlaku pada
masa yang akan datang (ius constituendum). Contoh Rancangan Undang-Undang.
c. Hukum universal, hukum asasi, atau hukum alam, yaitu hukum yang dianggap
berlaku tanpa mengenal batas ruang dan waktu. Berlaku sepanjang masa, di mana
pun, dan terhadap siapapun.
15
Berdasarkan Cara Mempertahankan
a. Hukum materiil, yaitu hukum yang mengatur tentang isi hubungan antar sesama anggota
masyarakat, antar anggota masyarakat dengan masyarakat, antar anggota masyarakat
dengan penguasa negara, antar masyarakat dengan penguasan negara. Dalam hukum
materiil ditetapkan mana sikap tindak yang diharuskan (gebod), mana yang dilarang (verbod),
dan mana yang dibolehkan (mogen), termasuk akibat hukum dan sanksi hukum bagi
pelanggarnya. Dengan demikian hukum materiil menimbulkan hak dan kewajiban.
b. Hukum formal, yaitu bagaimana cara penguasa mempertahankan dan menegakkan serta
melaksanakan kaidah-kaidah hukum materiil, dan bagaimanakanh cara menuntutnya
apabila hak seseorang telah dilanggar oleh orang lain. Biasanya disebut juga hukum acara
yang meliputi, Hukum Acara Pidana (KUHAP), Hukum Acara Perdata (HIR/RIB), dan
Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara (HAPTUN), dan berbagai peraturan yang
mengatur hukum acara.
16
Berdasarkan Sifatnya
a. Kaidah hukum yang memaksa (imperatif), yaitu kaidah hukum yang dalam keadaan apapun harus
ditaati dan bersifat mutlak daya ikatnya. Kaidah hukum yang memaksa ini berisi ketentuan hukum
yang dalam situasi apapun tidak dapat dikesampingkan melalui perjanjian para pihak. Contoh Pasal
372 KUHP yang menetapkan:
“Barangsiapa dengan sengaja dan melawan hukum memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah
kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan diancam karena penggelapan,
dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah”.
b. Kaidah hukum yang mengatur atau melengkapi (fakultatif), yaitu kaidah hukum yang dapat
dikesampingkan oleh para pihak dengan jalan membuat ketentuan khusus dalam suatu perjanjian
yang mereka adakan. Kaidah hukum ini baru akan berlaku, apabila para pihak tidak menerapkan
aturan tersendiri di dalam perjanjian yang mereka adakan. Contoh pada Pasal 1152 KUH Perdata:
“Hak gadai atas benda-benda bergerak dan atas piutang bahwa diletakkan dengan membawa barang gadainya di bawah
kekuasaan si berpiutang atau pihak ketiga, tentang siapa telah disetujui oleh kedua belah pihak”. 17
Berdasarkan Wujudnya
a. Hukum obyektif, yaitu kaidah hukum dalam suatu negara yang berlaku
umum dan tidak dimaksudkan untuk mengatur sikap tindak orang tertentu
saja.
b. Hukum subyektif, yaitu hukum yang timbul dari hukum obyektif dan
berlaku terhadap seorang tertentu atau lebih. Hukum subyektif juga ada
yang menyebut sebagai hak, dan ada juga yang mengartikan sebagai hak dan
kewajiban. Dalam hal ini seorang tertentu atau lebih yang terlibat dalam
peristiwa hukum, perbuatan hukum dan hubungan hukum yang telah diatur
oleh hukum obyektif.
18
SEKIAN
19

More Related Content

What's hot

Hukum Antar Tata Hukum
Hukum Antar Tata HukumHukum Antar Tata Hukum
Hukum Antar Tata HukumAji Wasesa
 
Konstruksi teori hukum (pengembangan ilmu hukum) #1
Konstruksi teori hukum (pengembangan ilmu hukum) #1  Konstruksi teori hukum (pengembangan ilmu hukum) #1
Konstruksi teori hukum (pengembangan ilmu hukum) #1 Muhamad Aljebra Aliksan Rauf
 
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Bab 9 percobaan pidana
Bab 9   percobaan pidanaBab 9   percobaan pidana
Bab 9 percobaan pidanaNuelimmanuel22
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional 2
Hukum perdata internasional 2Hukum perdata internasional 2
Hukum perdata internasional 2villa kuta indah
 
Hukum acara perdata - Konsep dasar tuntutan hak (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Konsep dasar tuntutan hak (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Konsep dasar tuntutan hak (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Konsep dasar tuntutan hak (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Hukum acara perdata - Konsep dasar surat kuasa (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Konsep dasar surat kuasa (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Konsep dasar surat kuasa (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Konsep dasar surat kuasa (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)Antropologi hukum (Piyantoro PPT)
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)Belum Kerja
 
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...Idik Saeful Bahri
 
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...Idik Saeful Bahri
 
Definisi hukum acara pidana
Definisi hukum acara pidanaDefinisi hukum acara pidana
Definisi hukum acara pidanaAbi Zakaria N
 
Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1villa kuta indah
 
Hukum acara perdata - Pembuatan gugatan dan cara pengujian gugatan (Idik Saef...
Hukum acara perdata - Pembuatan gugatan dan cara pengujian gugatan (Idik Saef...Hukum acara perdata - Pembuatan gugatan dan cara pengujian gugatan (Idik Saef...
Hukum acara perdata - Pembuatan gugatan dan cara pengujian gugatan (Idik Saef...Idik Saeful Bahri
 
Politik hukum-islam-di-indonesia
Politik hukum-islam-di-indonesiaPolitik hukum-islam-di-indonesia
Politik hukum-islam-di-indonesiaaditurki
 

What's hot (20)

Hukum Antar Tata Hukum
Hukum Antar Tata HukumHukum Antar Tata Hukum
Hukum Antar Tata Hukum
 
Konstruksi teori hukum (pengembangan ilmu hukum) #1
Konstruksi teori hukum (pengembangan ilmu hukum) #1  Konstruksi teori hukum (pengembangan ilmu hukum) #1
Konstruksi teori hukum (pengembangan ilmu hukum) #1
 
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
 
Acaraperdata
AcaraperdataAcaraperdata
Acaraperdata
 
Bab 9 percobaan pidana
Bab 9   percobaan pidanaBab 9   percobaan pidana
Bab 9 percobaan pidana
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
 
Hukum perdata internasional 2
Hukum perdata internasional 2Hukum perdata internasional 2
Hukum perdata internasional 2
 
Hukum acara perdata - Konsep dasar tuntutan hak (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Konsep dasar tuntutan hak (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Konsep dasar tuntutan hak (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Konsep dasar tuntutan hak (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum acara perdata - Konsep dasar surat kuasa (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Konsep dasar surat kuasa (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Konsep dasar surat kuasa (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Konsep dasar surat kuasa (Idik Saeful Bahri)
 
PROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANA
PROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANAPROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANA
PROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANA
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
 
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)Antropologi hukum (Piyantoro PPT)
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)
 
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
 
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
 
Definisi hukum acara pidana
Definisi hukum acara pidanaDefinisi hukum acara pidana
Definisi hukum acara pidana
 
Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1
 
Upaya hukum
Upaya hukumUpaya hukum
Upaya hukum
 
Hukum acara perdata - Pembuatan gugatan dan cara pengujian gugatan (Idik Saef...
Hukum acara perdata - Pembuatan gugatan dan cara pengujian gugatan (Idik Saef...Hukum acara perdata - Pembuatan gugatan dan cara pengujian gugatan (Idik Saef...
Hukum acara perdata - Pembuatan gugatan dan cara pengujian gugatan (Idik Saef...
 
Politik hukum-islam-di-indonesia
Politik hukum-islam-di-indonesiaPolitik hukum-islam-di-indonesia
Politik hukum-islam-di-indonesia
 

Similar to 09 sistem dan klasifikasi hukum

Resume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata NegaraResume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata NegaraIca Diennissa
 
Pembentukan per uu (nindya)
Pembentukan per uu (nindya)Pembentukan per uu (nindya)
Pembentukan per uu (nindya)Nandya Guvita
 
Sistem hukum 1
Sistem hukum 1Sistem hukum 1
Sistem hukum 1Riya Zayn
 
Semester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdf
Semester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdfSemester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdf
Semester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdfJhonatanTelaumbanua
 
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALSISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALAulia Ulil Fadhilah
 
Aspek hukum ekonomi bisnis (done)
Aspek hukum ekonomi bisnis (done)Aspek hukum ekonomi bisnis (done)
Aspek hukum ekonomi bisnis (done)Mas Mito
 
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALSISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALZainal Abidin
 
Pengertian dan penggolongan
Pengertian dan penggolonganPengertian dan penggolongan
Pengertian dan penggolonganwnanang28
 
Tugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumTugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumAndrew Hutabarat
 
Sistem hukum dan peradilan
Sistem hukum dan peradilanSistem hukum dan peradilan
Sistem hukum dan peradilanPoetra Poernama
 
Sistem hukum
Sistem hukumSistem hukum
Sistem hukumdimahana
 
Pengantar hukum bisnis
Pengantar hukum bisnisPengantar hukum bisnis
Pengantar hukum bisniswafa khairani
 
Mengarungi Bahtera Keadilan Bangsa Indonesia
Mengarungi Bahtera Keadilan Bangsa IndonesiaMengarungi Bahtera Keadilan Bangsa Indonesia
Mengarungi Bahtera Keadilan Bangsa IndonesiaAmmara Fathina
 

Similar to 09 sistem dan klasifikasi hukum (20)

SISTEM HUMUN INDONESIA
SISTEM HUMUN INDONESIASISTEM HUMUN INDONESIA
SISTEM HUMUN INDONESIA
 
Resume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata NegaraResume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata Negara
 
Pembentukan per uu (nindya)
Pembentukan per uu (nindya)Pembentukan per uu (nindya)
Pembentukan per uu (nindya)
 
Sistem hukum 1
Sistem hukum 1Sistem hukum 1
Sistem hukum 1
 
Semester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdf
Semester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdfSemester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdf
Semester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdf
 
Shi
ShiShi
Shi
 
Pengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukumPengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukum
 
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALSISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
 
Aspek hukum ekonomi bisnis (done)
Aspek hukum ekonomi bisnis (done)Aspek hukum ekonomi bisnis (done)
Aspek hukum ekonomi bisnis (done)
 
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALSISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
 
Pengertian dan penggolongan
Pengertian dan penggolonganPengertian dan penggolongan
Pengertian dan penggolongan
 
Hukum dan peradilan
Hukum dan peradilanHukum dan peradilan
Hukum dan peradilan
 
KEWARGANEGARAAN DAN NEGARA
KEWARGANEGARAAN DAN NEGARAKEWARGANEGARAAN DAN NEGARA
KEWARGANEGARAAN DAN NEGARA
 
Pengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukumPengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukum
 
Tugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumTugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukum
 
Sistem hukum dan peradilan
Sistem hukum dan peradilanSistem hukum dan peradilan
Sistem hukum dan peradilan
 
Sistem hukum
Sistem hukumSistem hukum
Sistem hukum
 
Pengantar hukum bisnis
Pengantar hukum bisnisPengantar hukum bisnis
Pengantar hukum bisnis
 
Sistemhukum
SistemhukumSistemhukum
Sistemhukum
 
Mengarungi Bahtera Keadilan Bangsa Indonesia
Mengarungi Bahtera Keadilan Bangsa IndonesiaMengarungi Bahtera Keadilan Bangsa Indonesia
Mengarungi Bahtera Keadilan Bangsa Indonesia
 

More from mudanp.com

Radikalisme terorisme
Radikalisme   terorismeRadikalisme   terorisme
Radikalisme terorismemudanp.com
 
PARTAI POLITIK
PARTAI POLITIKPARTAI POLITIK
PARTAI POLITIKmudanp.com
 
PENGANTAR ILMU POLITIK - NEGARA
PENGANTAR ILMU POLITIK - NEGARAPENGANTAR ILMU POLITIK - NEGARA
PENGANTAR ILMU POLITIK - NEGARAmudanp.com
 
Pengantar ilmu politik
Pengantar ilmu politik Pengantar ilmu politik
Pengantar ilmu politik mudanp.com
 
13 bidang2 studi hukum
13 bidang2 studi hukum13 bidang2 studi hukum
13 bidang2 studi hukummudanp.com
 
12 hukum kekuasaan
12 hukum   kekuasaan12 hukum   kekuasaan
12 hukum kekuasaanmudanp.com
 
10 penerapan penegakan hukum
10 penerapan   penegakan hukum10 penerapan   penegakan hukum
10 penerapan penegakan hukummudanp.com
 
08 sumber hukum
08 sumber hukum08 sumber hukum
08 sumber hukummudanp.com
 
07 asas asas hukum
07 asas asas hukum07 asas asas hukum
07 asas asas hukummudanp.com
 
06 dasar mengikatnya hukum
06 dasar mengikatnya hukum06 dasar mengikatnya hukum
06 dasar mengikatnya hukummudanp.com
 
05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum
05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum
05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukummudanp.com
 
04 hub manusia,masy,norma dg hukum
04 hub manusia,masy,norma dg hukum04 hub manusia,masy,norma dg hukum
04 hub manusia,masy,norma dg hukummudanp.com
 
03 manusia, masyarakat, norma
03 manusia, masyarakat, norma03 manusia, masyarakat, norma
03 manusia, masyarakat, normamudanp.com
 
02 ilmu hk,hk sbg ilmu,ciri keilmuan hk
02 ilmu hk,hk sbg ilmu,ciri keilmuan hk 02 ilmu hk,hk sbg ilmu,ciri keilmuan hk
02 ilmu hk,hk sbg ilmu,ciri keilmuan hk mudanp.com
 
01 pengantar ilmu hukum
01 pengantar ilmu hukum01 pengantar ilmu hukum
01 pengantar ilmu hukummudanp.com
 
MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAMMATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAMmudanp.com
 
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM mudanp.com
 
Make a negative and interrogative sentence for each number
Make a negative and interrogative sentence for each numberMake a negative and interrogative sentence for each number
Make a negative and interrogative sentence for each numbermudanp.com
 

More from mudanp.com (20)

Radikalisme terorisme
Radikalisme   terorismeRadikalisme   terorisme
Radikalisme terorisme
 
PARTAI POLITIK
PARTAI POLITIKPARTAI POLITIK
PARTAI POLITIK
 
PENGANTAR ILMU POLITIK - NEGARA
PENGANTAR ILMU POLITIK - NEGARAPENGANTAR ILMU POLITIK - NEGARA
PENGANTAR ILMU POLITIK - NEGARA
 
Pengantar ilmu politik
Pengantar ilmu politik Pengantar ilmu politik
Pengantar ilmu politik
 
13 bidang2 studi hukum
13 bidang2 studi hukum13 bidang2 studi hukum
13 bidang2 studi hukum
 
12 hukum kekuasaan
12 hukum   kekuasaan12 hukum   kekuasaan
12 hukum kekuasaan
 
10 penerapan penegakan hukum
10 penerapan   penegakan hukum10 penerapan   penegakan hukum
10 penerapan penegakan hukum
 
08 sumber hukum
08 sumber hukum08 sumber hukum
08 sumber hukum
 
07 asas asas hukum
07 asas asas hukum07 asas asas hukum
07 asas asas hukum
 
06 dasar mengikatnya hukum
06 dasar mengikatnya hukum06 dasar mengikatnya hukum
06 dasar mengikatnya hukum
 
05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum
05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum
05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum
 
04 hub manusia,masy,norma dg hukum
04 hub manusia,masy,norma dg hukum04 hub manusia,masy,norma dg hukum
04 hub manusia,masy,norma dg hukum
 
03 manusia, masyarakat, norma
03 manusia, masyarakat, norma03 manusia, masyarakat, norma
03 manusia, masyarakat, norma
 
02 ilmu hk,hk sbg ilmu,ciri keilmuan hk
02 ilmu hk,hk sbg ilmu,ciri keilmuan hk 02 ilmu hk,hk sbg ilmu,ciri keilmuan hk
02 ilmu hk,hk sbg ilmu,ciri keilmuan hk
 
01 pengantar ilmu hukum
01 pengantar ilmu hukum01 pengantar ilmu hukum
01 pengantar ilmu hukum
 
MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAMMATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
 
MUAMALAH PAI
MUAMALAH PAIMUAMALAH PAI
MUAMALAH PAI
 
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
 
Make a negative and interrogative sentence for each number
Make a negative and interrogative sentence for each numberMake a negative and interrogative sentence for each number
Make a negative and interrogative sentence for each number
 
Soal latihan
Soal latihanSoal latihan
Soal latihan
 

Recently uploaded

SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMhanyakaryawan1
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASNursKitchen
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfEirinELS
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriFarhanPerdanaRamaden1
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDsulistyaningsihcahyo
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMPNiPutuDewikAgustina
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxJawahirIhsan
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerakputus34
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptxErikaPutriJayantini
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 

Recently uploaded (20)

SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 

09 sistem dan klasifikasi hukum

  • 2. Sistem Hukum • Dalam Kamus bahasa inggris yang berjudul “The American Heritage Dictionary of The English Language” disebutkan delapan arti sistem, salah satu pengertiannya:  Adanya hubungan saling ketergantungan di antara bagian-bagian atau elemen- elemen dari sistem; dan  merupakan satu kesatuan.  Suatu sistem adalah “suatu kesatuan yang bersifat kompleks yang terdiri dari bagian yang berhubungan satu sama lain”.  Suatu sistem dapat dikatakan suatu kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan satu sama lain secara fungsional. 2
  • 3. Tiap-tiap bagian dalam sistem dikatakan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan satu sama lain secara fungsional. Tiap-tiap bagian dalam sistem mempunyai fungsi sendiri-sendiri yang satu sama lain saling berhubungan dan ketergantungan. Tiap bagian yang saling ketergantungan yang kemudian membentuk suatu kesatuan yang bekerja untuk mencapai tujuan untuk menghasilkan sesuatu. • Sistem Hukum Menurut Sudikno Mertokusumo: “Suatu kesatuan yang utuh dari tatanan-tatanan yang terdiri dari bagian-bagian atau unsur-unsur yang satu sama lain saling berhubungan kait mengait secara erat”. • Pendapat Paul Scholten tentang hukum sebagai suatu sistem: “Hukum itu merupakan suatu sistem, yaitu bahwa semua peraturan itu saling berhubungan, yang satu ditetapkan oleh yang lain; bahwa peraturan tersebut dapat disusun secara mantik (perkataan yang benar) dan untuk yang bersifat khusus dapat dicarikan aturan-aturan umumnya, sehingga sampailah pada asas-asasnya”. 3
  • 4. Tolak Ukur Suatu Sistem dapat Dikategorikan Sebagai Sistem Hukum (Fuller) a. Suatu sistem hukum itu harus mengandung aturan-aturan yang tidak hanya memuat keputusan yang bersifat sementara (ad-hoc); b. Peraturan itu setelah selesai dibuat harus diumumkan; c. Berlaku asas fiksi, dalam arti setiap orang dianggap telah mengetahui adanya peraturan yang telah diundangakan. d. Tidak boleh ada peraturan yang berlaku surut, sebab apabila ada peraturan yang demikian, maka peraturan tersebut tidak dapat dipakai sebagai pedoman bersikap tindak; e. Peraturan itu harus dirumuskan dan disusun dengan kata-kata yang mudah dimengerti; f. Suatu sistem hukum tidak boleh mengandung tuntutan yang melebihi apa yang dapat dilakukan; g. Tidak boleh ada kebiasaan untuk sering mengubah peraturan, sebab apabila hal ini sering dilakukan, maka orang akan kehilangan orientas; h. Suatu sistem tidak boleh mengandung aturan yang bertentangan satu sama lain. 4
  • 5. Komponen dalam Sistem Hukum Menurut Lawrence M. Friedman, suatu sistem hukum dapat dibagi ke dalam tiga bagian atau komponen, yaitu: a. Komponen Struktural; b. Komponen Substansi; c. Komponen Budaya Hukum. 5
  • 6. Penjelasan  Komponen Struktural, adalah bagian-bagian dari sistem hukum yang bergerak di dalam suatu mekanisme. Contohnya lembaga pembuat undang-undang, pengadilan, kepolisian, kejaksaan, dan berbagai badan yang diberi wewenang untuk menerapkan dan menegakkan hukum.  Komponen Substansi, adalah suatu hasil nyata yang diterbitkan oleh sistem hukum. hasil nyata ini dapat berbentuk hukum in-concreto atau kaidah hukum individual, maupun hukum in-abstracto atau kaidah hukum umum. Contohnya kaidah hukum individual seperti Pengadilan menjatuhkan hukuman kepada seseorang untuk mengganti kerugian karena melakukan Perbuatan Melawan Hukum. Kaidah hukum umum, yaitu ketentuan aturan hukum yang tercantum dalam Pasal dalam Undang-Undang. Misalnya, Pasal 1365 KUH Perdata.  Komponen Budaya Hukum, adalah sikap tindak warga masyarakat beserta nilai-nilai yang dianutnya. Atau dapat juga dikatakan, bahwa budaya hukum adalah keseluruhan jalinan nilai sosial yang berkaitan dengan hukum berserta sikap tindak yang mempengaruhi hukum. misalnya, ada rasa malu dan rasa salah apabila melanggar hukum. 6
  • 7. Komponen Sistem Hukum (Schuit & Mochtar Kusumaatmadja) 1. Unsur Idiil: Sistem Hukum makna yuridik, mencakup keseluruhan asas-asas, kaidah- kaidah, aturan-aturan dan pranata hukum. Disebut: Sistem Hukum Positif atau Tata Hukum. 2. Unsur Operasional: Mencakup keselutuhan berbagai organisasi, lembaga dan pejabatnya. Meliputi: Badan Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif. 3. Unsur Aktual: Mencakup keseluruhan putusan dan perilaku para pejabat dan para warga masyarakat sejauh berkaitan dengan sistem makna yuridik. Disebut: Budaya Hukum. 7
  • 8. Klasifikasi Hukum • Untuk mengadakan pembagian atau klasifikasi harus ada kriterianya, kriteria ini merupakan prinsip dasar klasifikasi. • Dengan mencari suatu sistem klasifikasi hukum yang mungkin diadakan, maka tujuan klasifikasi hukum ada dua: 1. Supaya dapat memperoleh suatu pengertian yang lebih baik, jadi tergantung nilai-nilai teoritis. 2. Supaya lebih mudah dapat menemukan dan menerapkan hukum, disini terkandung nilai-nilai praktis. 8
  • 9. Klasifikasi Hukum dilihat dari Berbagai Kriteria a. Hukum berdasarkan sumbernya; b. Hukum berdasarkan bentuknya; c. Hukum berdasarkan isinya; d. Hukum berdasarkan tempat berlakunya; e. Hukum berdasarkan masa berlakunya; f. Hukum berdasarkan cara mempertahankannya; g. Hukum berdasarkan sifatnya; h. Hukum berdasarkan wujudnya. 9
  • 10. Berdasarkan Sumbernya • Menurut sumber formalnya hukum terbagi atas lima, yaitu: a. Hukum undang-undang, yaitu hukum yang tercantum di dalam peraturan perundang- undangan; b. Hukum adat dan hukum kebiasaan, yaitu hukum yang diambil dari peraturan-peraturan adat dan kebiasaan; c. Hukum yurisprudensi, yaitu hukum yang terbentuk dari putusan pengadilan; d. Hukum traktat, yaitu hukum yang ditetapkan oleh negara peserta perjanjian internasional; e. Hukum doktrin, yaitu hukum yang berasal dari pendapat para ahli hukum terkemuka. 10
  • 11. Berdasarkan Bentuknya • Menurut bentuknya hukum terbagi atas dua: a. Hukum tertulis, yaitu hukum yang dicantumkan dalam berbagai peraturan perundang-undangan; Hukum tertulis terbagi atas hukum tertulis yang dikodifikasi dan yang tidak dikodifikasikan. Kodifikasi adalah pengumpulan hukum sejenis yang tersusun secara lengkap dan sistematis dalam sebuah kitab undang-undang. Contoh: Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata) berlaku 1 Mei 1848, Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) berlaku 1 Mei 1848, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUH Pidana) berlaku 1 Januari 1918, dan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) berlaku berdasarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1981. Contoh Hukum tertulis yang tidak dikodifikasi yakni Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, dsb. b. Hukum tidak tertulis, yaitu hukum yang masih hidup dalam keyakinan dan kenyataan di dalam masyarakan, dianut dan ditaati oleh masyarakat yang bersangkutan. Misanya hukum kebiasaan dan hukum adat. 11
  • 12. Berdasarkan Isi a. Hukum privat, adalah hukum yang mengatur kepentingan pribadi. Misalnya hukum perdata dan hukum dagang; b. Hukum publik, adalah hukum yang mengatur kepentingan hukum atau kepentingan publik. Misalnya hukum tata negara, hukum administrasi negara, hukum pidana, hukum acara pidana, dan sebagainya. 12
  • 13. Perbedaan Hukum Privat dan Hukum Publik Hukum Privat Hukum Publik a. Mengutamakan kepentingan individu; b. Mengatur ikhwal yang bersifat khusus; c. Dipertahankan oleh individu; d. Asas damai diutamakan, hakim mengupayakannya; e. Setiap gugatan penggugat dapat ditarik kembali; f. Sanksinya berbentuk perdata. a. Mengutamakan pengaturan kepentingan umum; b. Mengatur ikhwal yang bersifat umum; c. Dipertahankan oleh negara melalui jaksa; d. Tidak mengenal asas perdamaian; e. Tidak dapat dicabut kembali, kecuali dalam perkara aduan; f. Sanksinya umum. 13
  • 14. Berdasarkan Tempat Berlakunya a. Hukum nasional, yaitu hukum yang berlaku dalam suatu negara; b. Hukum internasional, yaitu hukum yang mengatur hubungan-hubungan dalam dunia internasional; c. Hukum asing, yaitu hukum yang berlaku dalam negara lain; d. Hukum gereja, yaitu kaidah yang ditetapkan gereja untuk para anggotanya. 14
  • 15. Berdasarkan Masa Berlakunya a. Hukum positif (ius constitutum), yaitu hukum yang berlaku saat ini, pada masyarakat tertentu dan wilayah tertentu. Hukum positif, biasa juga disebut tata hukum. Contoh: Undang-Undang. b. Hukum yang dicita-citakan, diharapkan, atau direncanakan akan berlaku pada masa yang akan datang (ius constituendum). Contoh Rancangan Undang-Undang. c. Hukum universal, hukum asasi, atau hukum alam, yaitu hukum yang dianggap berlaku tanpa mengenal batas ruang dan waktu. Berlaku sepanjang masa, di mana pun, dan terhadap siapapun. 15
  • 16. Berdasarkan Cara Mempertahankan a. Hukum materiil, yaitu hukum yang mengatur tentang isi hubungan antar sesama anggota masyarakat, antar anggota masyarakat dengan masyarakat, antar anggota masyarakat dengan penguasa negara, antar masyarakat dengan penguasan negara. Dalam hukum materiil ditetapkan mana sikap tindak yang diharuskan (gebod), mana yang dilarang (verbod), dan mana yang dibolehkan (mogen), termasuk akibat hukum dan sanksi hukum bagi pelanggarnya. Dengan demikian hukum materiil menimbulkan hak dan kewajiban. b. Hukum formal, yaitu bagaimana cara penguasa mempertahankan dan menegakkan serta melaksanakan kaidah-kaidah hukum materiil, dan bagaimanakanh cara menuntutnya apabila hak seseorang telah dilanggar oleh orang lain. Biasanya disebut juga hukum acara yang meliputi, Hukum Acara Pidana (KUHAP), Hukum Acara Perdata (HIR/RIB), dan Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara (HAPTUN), dan berbagai peraturan yang mengatur hukum acara. 16
  • 17. Berdasarkan Sifatnya a. Kaidah hukum yang memaksa (imperatif), yaitu kaidah hukum yang dalam keadaan apapun harus ditaati dan bersifat mutlak daya ikatnya. Kaidah hukum yang memaksa ini berisi ketentuan hukum yang dalam situasi apapun tidak dapat dikesampingkan melalui perjanjian para pihak. Contoh Pasal 372 KUHP yang menetapkan: “Barangsiapa dengan sengaja dan melawan hukum memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan diancam karena penggelapan, dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah”. b. Kaidah hukum yang mengatur atau melengkapi (fakultatif), yaitu kaidah hukum yang dapat dikesampingkan oleh para pihak dengan jalan membuat ketentuan khusus dalam suatu perjanjian yang mereka adakan. Kaidah hukum ini baru akan berlaku, apabila para pihak tidak menerapkan aturan tersendiri di dalam perjanjian yang mereka adakan. Contoh pada Pasal 1152 KUH Perdata: “Hak gadai atas benda-benda bergerak dan atas piutang bahwa diletakkan dengan membawa barang gadainya di bawah kekuasaan si berpiutang atau pihak ketiga, tentang siapa telah disetujui oleh kedua belah pihak”. 17
  • 18. Berdasarkan Wujudnya a. Hukum obyektif, yaitu kaidah hukum dalam suatu negara yang berlaku umum dan tidak dimaksudkan untuk mengatur sikap tindak orang tertentu saja. b. Hukum subyektif, yaitu hukum yang timbul dari hukum obyektif dan berlaku terhadap seorang tertentu atau lebih. Hukum subyektif juga ada yang menyebut sebagai hak, dan ada juga yang mengartikan sebagai hak dan kewajiban. Dalam hal ini seorang tertentu atau lebih yang terlibat dalam peristiwa hukum, perbuatan hukum dan hubungan hukum yang telah diatur oleh hukum obyektif. 18