2. Ilmu Hukum
• Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang
yang disusun secara tersistem menurut metode tertentu yang dapat digunakan untuk
menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu.
• Ilmu Hukum dikenal dengan nama jurisprudence, yang berasal dari kata jus atau juris, yang
artinya adalah hukum atau hak; prudensi berarti melihat ke depan atau mempunyai keahlian.
Arti yang umum dari jurisprudence ini adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari hukum.
• Ilmu Hukum mencakup dan membicarakan segala hal yang berhubungan dengan hukum.
Demikian luasnya masalah yang dicakup oleh ilmu ini,sehingga sempat memancing pendapat
orang untuk mengatakan bahwa batas-batasnya tidak dapat ditentukan.
3. Perbedaan Pendapat
Von Krichmann, seorang sarjana di jerman tidak menyetujui hukum sebagai ilmu
pengetahuan, dengan alasan :
1. Hukum itu pada ummnya kurang populer pada rakyat
2. Sudah banyak sekali undang-undang itu dibuat tetapi masih banyak kekosongan
hukum.
3. Dalam penyelesaian suatu perkara sangat lambat.
4. Hukum itu sudah bertahun-tahun dipelajari, tetapi masih banyak yang belum pasti
baik teori maupun dalam praktek.
5. Objeknya belum pasti.
4. Pemaparan Philipus M. Hadjon mengenai
karakter ilmu hukum
• Ilmu hukum memiliki karakter yang khas, yaitu sifatnya yang normatif,
praktis, dan preskriptif. Karakter yang demikian menyebabkan sementara
kalangan yang tidak memahami kepribadian ilmu hukum itu mulai meragukan
hakikat keilmuan hukum. Keraguan tersebut dikarenakan dengan sifat yang
normatif ilmu hukum bukanlah ilmu empiris.
6. Ilmu Hukum sebagai Ilmu
• Curzon
Ilmu hukum adalah suatu ilmu pengetahuan yang mencakup dan membicarakan segala
hal yang berhubungan dengan hukum.
• Cross
Ilmu hukum adalah pengetahuan hukum yang mempelajari hukum dalam segala
bentuk dan manifestasinya.
• Mochtar Kusumaatmadja
Ilmu hukum adalah ilmu tentang hukum yang berlaku dalam suatu negara atau
masyarakat tertentu pada suatu waktu.
7. Ilmu dan Pengetahuan
- Ilmu adalah pengetahuan yang mempunyai objek tertentu dan telah diklasifikasikan,
disistematikkan serta diinterpretasikan.
- Ilmu merupakan pengetahuan yang kita peroleh melalui panca indera dan diolah
tidak hanya oleh rasio kita tetapi juga rasa, kemudian ada objeknya dan telah
diklasifikasikan, disistematikkan serta diinterpretasikan.
- Sedangkan pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh manusia
- Pengetahuan dapat menjadi ilmu yang berdiri sendiri apabila telah memiliki : objek,
sistem, klasifikasi, dan pengertian tertentu.
Kemudian timbul pertanyaan, apakah ilmu hukum telah memiliki ke empat unsur di
atas, agar dapat digolongkan sebagai ilmu ?
8. Klasifikasi ilmu
Ilmu Formal Ilmu Emperik (Ilmu Positif)
• Merujuk pada ilmu yang tidak bertumpu pada gejala-
gejala faktual sebagai objek kajiannya
• Tidak bersifat emperikal atau merupakan disiplin ilmu
non emperikal (pengetahuan “a priori”)
• Objek kajian bertumpu pada struktur murni yaitu
analisis aturan operasional dan struktur logika
• Dapat digunakan sebagai sarana membantu menganalisis
permasalahan di dalam ilmu emperik
• Pusat perhatian pada penalaran dan perhitungan
• Pendekatan kebenaran secara rasional dan
konsistensional
• Merujuk pada pengetahuan tentang kenyataan yang
bersifat faktual (pengetahuan “a posteriori”)
• Bersumber pada emperi (pengalaman) dan eksperimen
• Mementingkan pengamatan dan penelitian
• Ilmu emperik terdiri dari ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu
manusia
• Kegiatan manusia sebagai subyek
• Hubungan antara subyek dan obyek yang diteliti
merupakan faktor yang sangat menentukan dalam ilmu
ilmu alam dengan ilmu kemanusiaan
• Subyek dan sasaran obyeknya adalah manusia
• Pendekatan kebenaran divalidasi melalui rangkaian
eksperimen yang terukur
9. Ilmu Hukum Normatif
• Ilmu hukum normatif tidak dapat digolongkan ke dalam klasifikasi ilmu di atas,
karena ilmu hukum merupakan ilmu sui generis dan karakteristik keilmuannya
normatif.
• Dengan demikian ilmu hukum normatif termasuk dalam klasifikasi ilmu normatif.
• Kebenaran pengetahuan dari ilmu hukum normatif memerlukan pembuktian
(verifikasi) secara pragmatikal, yakni segala pernyataan dinilai benar, jika materi
pengetahuan yang terkandung dalam pengetahuan itu oleh komunitas keilmuan
disepakatai fungsional dalam kehidupan praktik dan atau berguna untuk mengatur
kehidupan masyarakat.
10. Pengelompokan Ilmu Hukum
Ilmu Hukum Normatif Ilmu Hukum Emperik
• Disebut dengan dogmatika hukum, istilah lain ilmu
hukum positif atau ilmu hukum dogmatik
• Mempelajari hukum positif yang berlaku di suatu negara
tertentu dengan pendekatan internal
• Mempelajari hukum dengan bertolak dari titik berdiri
partisipan dalam hukum yang dipelajarinya sehingga
bersifat dogmatik dan evaluatif serta dapat berdampak
mengkaidah (normatif)
• Fokus perhatian pada hukum yang berlaku sebagai das
Sollen-Sein
• Hukum Sebagai suatu sistem keharusan (das Sollen)
• Bertumpu dan berakar pada kenyataan kemasyarakatan
(das Sein)
• Kegiatan ilmiah untuk mempelajari hukum dengan
pendekatan eksternal,
• Mempelajari dengan titik berdiri seorang pengamat atau
observer dengan mengamati perilaku para warga dan
pejabat masyarakat berkenaan adanya dan berlakunya
hukum di masyarakat
• Obyek telaahnya adalah hukum sebagai Sein-Sollen
• Hukum sebagaimana ia tampil dalam perilaku orang
dalam dunia kenyataan kemasyarakatan (das Sein)
berkenaan adanya dan berlakunya kaidah-kaidah hukum
positif (das Sollen)
• Metode yang digunakan adalah metode emperikal
(metode ilmu-ilmu sosial) yang bertumpu pada metode
yang lazim dalam induknya masing-masing.
• Misalnya: Sosiologi Hukum, Antropologi Hukum, dan
Psikologi Hukum
11. Ilmu Hukum adalah Ilmu Praktis
• Ilmu formal dan ilmu empirik merupakan genus dari kelompok ilmu teoritik,
yaitu ilmu yang ditujukan untuk memperoleh pengetahuan dengan mengubah
dan atau menambah pengetahuan
• Adapun vis a vis (lawan) ilmu teoritik adalah ilmu praktik (praktis), ilmu
praktik adalah ilmu yang mempelajari aktivitas-aktivitas penerapan itu sendiri
sebagai obyeknya yang ditujukan untuk mengubah keadaan atau menawarkan
penyelesaian terhadap permasalahan konkrit
12. Ilmu Praktis
Ilmu praktis nomologis • Ilmu praktis normologis
• Berusaha memperoleh pengetahuan faktual-emperis,
yakni pengetahuan tentang hubungan ajeg (ceteris paribus)
yang niscaya berlaku antara dua hal atau lebih
berdasarkan asas kausalitas deterministik.
• Rumus logikal : Jika A (ada atau terjadi) maka B ada
atau terjadi.
• Termasuk ilmu ini adalah ilmu kedokteran, teknik,
manajemen dan komunikasi
• Tidak menemukan hubungan dua atau lebih
berdasarkan asas kausalitas, melainkan lebih pada asas
imputasi (menautkan tanggungjawab/kewajiban) untuk
menetapkan apa yang seharusnya menjadi kewajiban
subyek tertentu dalam situasi konkrit
• Namun dalam kenyataannya apa yang seharusnya terjadi
tidak niscaya dengan sendirinya terjadi
• Rumus logikal: Jika A (ada atau terjadi), maka
seyogyanya B (terjadi).
• Ilmu hukum termasuk kelompok normologis
13. Ilmu Hukum Merupakan Ilmu
(B. Arief Sidharta)
• Ilmu hukum adalah ilmu yang dilihat dari karakteristik keilmuan, termasuk
kelompok ilmu praktis
• Posisinya merupakan perpaduan antara faktor sejarah yang terbilang tua bersamaan
ilmu kedokteran
• Ilmu hukum menempati kedudukan istimewa dan dampak langsung terhadap
kehidupan manusia dan masyarakat yang terbawa oleh sifat dan problematikanya
• Obyek ilmu hukum berkenaan dengan tuntunan perilaku yang tidak sepenuhnya
bergantung pada kehendak bebas melainkan dapat dipaksakan oleh kekuasaan
publik
14. Kekhasan ilmu hukum
1. Tercatat sebagai salah satu ilmu yang paling dulu berkembang (bersama ilmu kedokteran);
2. Sebagai ilmu normatif yang berdampak langsung terhadap kehidupan manusia dan
masyarakat yang terbawa oleh sifat dan problematikanya (masalah mendesak yang melekat
dalam kehidupan sehari-hari manusia);
3. Obyek telaahnya berkenaan dengan tuntutan berperilaku dengan cara tertentu yang tidak
sepenuhnya bergantung pada kehendak bebas yang bersangkutan, melainkan dapat
dipaksakan oleh kekuasaan publik;
4. Adanya tuntutan perkembangan masyarakat masa kini agar tugas ilmu hukum lebih banyak
terarah pada penciptaan hukum baru, yang diperlukan untuk mengakomodasi timbulnya
berbagai hubungan kemasyarakatan.
15. Ilmu Hukum Normatif adalah ilmu Sui generis
(Philipus M. Hadjon)
• Ilmu hukum adalah suatu ilmu dengan karakter keilmuannya yang normatif.
Karakter demikian merupakan kepribadian ilmu hukum.
• Dengan karakter khasnya, ilmu hukum merupakan ilmu tersendiri
(SUIGENERIS : Sebagai ilmu di dalam dirinya sendiri) yang memiliki
kualitas keilmiahan tersendiri.
• Oleh karena itu menjadi sulit dikelompokkan ke dalam salah satu cabang
pohon ilmu baik ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, maupun
ilmu pengetahuan humaniora.