1. i
SIKAP BAHASA MAHASISWA IKIP PRODI BAHASA
INGGRIS TERHADAP BAHASA INDONESIA
Penelitian Mini
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh
Tri ramadhanti
(511300004)
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUPLIK INDONESIA
PONTIANAK
2014
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur kami hanturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan
sebaik-baiknya. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Menulis Kreatif” yang diberikan oleh dosen mata kuliah dengan judul “Sikap
Bahasa Indonesia Terhadap Bahasa Indonesia”.
Penelitian ini disusun berdasarkan referensi yang telah ada sebelumya di
mana dalamm pembahasanya lebih menuju pada cakupan materi yang diambil
dari sumber kepustakaan sehinnga dalam penyusunanya belum dikatakan
sempurna dalam hal cakupan serta penggunaan bahasa yang lebih mudah untuk
dimengerti dan dipahami maksud dari penyajian materi secara keseluruhan.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada seluruh kerabat kerja yang telah
banyak membantu dalam penyusunan penelitian ini sehinnga penyusunan makalah
ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Ucapan terima kasih penulis
sampaikan kepada dosen mata kuliah Menulis Kreatif yaitu adisti primi wulan,
M.Pd yang telah memberikan banyak bimbingan sehingga dalam penulisan
penelitian ini tidak ditemui adanya kesulitan.
Akhir kata penulis berharap agar penelitian ini dapat berguna bagi semua
pihak, khususnya bagi mahasiswa untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan
prestasi yang dimilikinya terutama pada mata kuliah Menulis Kreatif.
Pontianak, Oktober 2014
Penulis
3. Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan sikap
bahasa mahasiswa IKIP prodi bahasa inggris terhadap bahasa indonesia, faktor-
faktor yang mejebabkan terjadinya sikap bahasa dalam aktivitas sehari-hari dalam
proses belajar mengajar maupun dalam proses non belajar mengajar yang
digunakan mahasiswa IKIP prodi bahasa inggris terhadap bahasa indonesia.
Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiolingguistik. Data penelitian ini
adalah mahasiswa IKIP prodi bahasa inggris terhadap bahasa Indonesia. Subjek
penelitian ini adalah mahasiswa prodi bahasa inggris. Teknik pengumpulan data
dengan menggunakan observasi secara langsung. Sikap bahasa yang ditemukan
dalam aktivitas perbincangan sehari-hari yang digunakan oleh IKIP prodi bahasa
inggris terhadap bahasa indonesia.
Bentuk dalam sikap bahasa yang dikemukakan: sikap bahasa dari bahasa
indonesia kebahasa mereka masing-masing, peralihan bahasa inggris ke bahasa
indonesia, faktor- faktor penybab perubahan bahasa: ingin menjelaskan atau
menyampaikan sesuatu (bahasa-bahasa apa saja yang digunakan oleh mahasiswa
prodi bahasa inngris terhadap bahasa indonesia) dalam melakukan perbincangan
karena adanya perubahan situasi, akan adaya keingginan menjalin keakraban
antara mahasiswa satu ke mahasiswa lainnya.
Kata kunci: sikap bahasa dan perubahan bahasa
4. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
ABSTRAR..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 2
C. Tujuan.................................................................................................... 3
D. Manfaat .................................................................................................. 3
BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................. 5
A. Pengertian Sikap.................................................................................. 5
B. Bahasa................................................................................................... 6
C. Sikap Berbahasa ..................................................................................10
D. Perubahan Bahasa................................................................................13
BAB III HASIL PENELITIAN...................................................................15
BAB IV PENUTUP ......................................................................................19
A. Simpulan.........................................................................................19
B. Saran ...............................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................22
5. BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sikap yang dimiliki seorang pembelajar perlu dipertimbangkan dalam
pendidikan, karena sikap akan banyak berpengaruh terhadap kegiatan belajar
maupun hasil belajarnya. Sikap tertentu dalam belajar pada pertumbuhan anak
merupakan bagian pentinag dalam pendidikan. Para ahli psikologi, sosiologo, dan
psikologi sosial sudah banyak memberikan rumusan konseptual mengenai sikap.
Sikap merupakan sesuatu yang sangat pribadi serta mempunyai latar belakang
konseptual yang rumit, sehingga perlu mendapatkan perhatian khusus.
Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting.
Bahasa baik secara lisan maupun tulis merupan hal penting yang tidak dapat
dipisahkan dalam peradaban manusia. Melalui bahasalah, manusia dibedakan dari
makhluk lain di dunia ini. Dengan bahasalah, manusia mampu berpikir dan
bernalar. Pikiran dan penalaran yang dilakukan akan mengarahkan pada semua
tindakan, perilaku, dan perbuatan manusia, sehingga tindakannya dapat dikontrol
dan dikendalikan. Dengan bahasa pulalah manusia dapat berkomunikasi satu
dengan yang lain sehingga terbentuk masyarakat bahasa Komunikasi yang
berlangsung dalam masyarakat bahasa merupakan tempat atau media untuk
mengungkapkan ide, gagasan, isi pikiran, maksud, realitas, dan sebagainya.
Bahasa akan mengalami perubahan setiap saatnya. Perubahan itu
menyangkut mengenai bahasa sebagai kode, dimana sesuai dengan salah satu
sifatnya yang dinamis, dan sebagai akibat persentuhan dengan kode-kode lain.
6. Malka bahasa itu berubah pengeseran bahasa menyakut masalah mobitas penutur,
sebagai yang menyebabakan terjadinya perpindahan penutur atau para penutur itu
sendiri yang menyebabkan terjadinya pengeseran itu. Sedangkan pemertahanan
bahasa lebih menyangkut masalah sikap atau penilaian terhadap suatu bahasa,
untuk tetap menggunakan bahasa tersebut di tengah-tengah bahasa-bahasa
lainnya. Bahasa tidak bersifat statis, tertapi dinamis. Kedinamisan bahasa
disebabkan oleh kedinamisan masyarakat pemakai bahasa. Masyarakat bersikap
dinamis dalam arti tiap hari terdapat perubahan. Perubahan itu tampak dari sikap
dan hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat itu sendiri. Oleh
karena itu bahasa bersifat dinamis, maka terjadi perubahan-perubahan terutama
dalam hal penambahan kosa kata dan juga aspek-aspek lain dari bahasa.
Sikap bahasa ( language attiude) adalah perubahan kejiwaan dan merupakan
reaksi penilaian terhadap bahasa tertentu. Sikap bahasa adalah posisi mental atau
perasaan terhadap bahasa itu sendiri atau orang lain. Sikap bahasa merupakan
reaksi seseorang ( pemakai bahasa) terhadap bahasanya maupun bahasa orang
lain. Sikap bahasa juga merupakan sikap pemakai bahasa terhadap
keanekaragamam bahasanya sendiri maupun bahasa orang lain.
B. Fokus Penelitian
- Masalah dan batasan masalah
1. Bagaimanakah sikap bahasa mahasiswa IKIP PGRI PONTIANAK prodi
bahasa inggris terhadap bahasa indonesia ?
7. 2. Bagaimanakah bentuk perubahan bahasa prodi bahasa inggris mahasiswa
IKIP PGRI PONTIANAK ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian, maka tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Mendeskripsian dan menjelaskan sikap bahasa mahasiswa IKIP PGRI
PONTIANAK prodi bahasa inggris terhadap bahasa indonesia.
2. Mendeskripsian dan menjelaskan tentang perubahan bahasa prodi bahasa
inggris mahasiswa IKIP PGRI PONTIANAK.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan terutama jurusan
pendidikan bahasa dan sastra indonesia. Disamping itu, bermanfaat dalam upaya
pengembangan mutu dan hasil pembelajaran.
2. Manfaat praktis
a. Bagi pembaca
Penelitian dapat digunakan sebagai bahan bacaan perbandinan dengan
penelitian lain yang telah ada sebelumya dalam menganalisis sikap bahasa
b. Bagi mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
8. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi bagi mahasiswa,
dalam menemukan dan mengembangkan gagasan baru, yang lebih kretif dan
inovatif dimasa yang akan datang , demi kemajuan mahasiswa itu sendiri.
c. Bagi Pembaca
Penelitian ini diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran secara
optimal, menghasilkan laporan yang sistematis dan dapat bermanfaat secara
umum.
9. BAB II
KAJIAN TEORI
A. Sikap
Sikap yang dimiliki seorang pembelajar perlu dipertimbangkan dalam
pendidikan, karena sikap akan banyak berpengaruh terhadap kegiatan belajar
maupun hasil belajarnya. Sikap tertentu dalam belajar pada pertumbuhan anak
merupakan bagian pentinag dalam pendidikan. Para ahli psikologi, sosiologo, dan
psikologi sosial sudah banyak memberikan rumusan konseptual mengenai sikap.
Sikap merupakan sesuatu yang sangat pribadi serta mempunyai latar belakang
konseptual yang rumit, sehingga perlu mendapatkan perhatian khusus.
Sikap yang dimiliki seseorang juga akan turut menentukan prilakunya.
Sikap itu merupakan kesiapan mental atau neoral yang terorganisasikan melalui
pengalaman dan berpengaruh terhadap tingkah laku individu dalam merespon
objek tertentu. Sikap merupakan kecendrungan untuk bertindak sesuai dengan
seseorang yang nampak melalui prilakunya ketika berhubungan dengan objek
tertentu.
Sikap seseorang bisa ditafsirkan dari prilaku verbal maupun nonverbal.
Sikap seseorang memang tidak dapat diamati secara langsung. Tetapi ditafsirkan
dari prilaku yang nampak baik secara verbal maupun nonverbal. Sikap dapat
dikatakatakn suatu reaksi emosional terhadap objek psikologis. Reaksi yang
timbul bisa bersikap positip maupun negatif. Sikap juga dapat berupa suasana
batin seseorang. Seseorang yang menyetujui terhadap suatu objek tertentuakan
menunjukan sikap mendukung atau sebaliknya. Sikap bersikap kompleks karena
10. pembentukanya mylibatkan aspek kepribadian, yakni kongnisi, afiksi, dan konasi
secara utuh. Pada komponen kongnisi tercakup keyakinan suatu objek, komponen
afeksi tercakup perasaan-perasaan emonsional yang berkaitan dengan keyakinan
kognisi, sedangkan komponen konasi mmerupakan kecendrungan bertindak yang
meliputi kesiapan merespon sutu objek sikap. Sikap terhadap seseorang
menunjuikan besarnya nilai keyakinan dan hasil evaluasi tentang objek sikap.
Allport dalam Ashadi Alimin (2014: 13) mengemukakan bahwa:
“sikap yang didalamnya terdapat unsur kognitif atau afektif adalah
kecendrungan menerima atau menolaknya terhadap sesuatu berdasarkan
penilaian apakah objek itu berharga atau tidak berharga, baik atau tidak baik”.
Sikap tersusun dengan kualitas dan kuantitas yang bervariasi dalam
kontimun positif denganmelewati daerah-daerah netral ke arah negatif, sedangkan
kualitas sikap dinyatakan dalam eksrem dari kedudukan yang ditempati pada arah
kontinum sika. Intesitas sikap menyatakan kuatnya reaksi sikap, yakni semakin
jauh dari posisi netral akan semakin kuat reaksi sikapnya.
B. Bahasa
1. Pengertian Bahasa
Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting.
Bahasa baik secara lisan maupun tulis merupan hal penting yang tidak dapat
dipisahkan dalam peradaban manusia. Melalui bahasalah, manusia dibedakan dari
makhluk lain di dunia ini. Dengan bahasalah, manusia mampu berpikir dan
bernalar. Pikiran dan penalaran yang dilakukan akan mengarahkan pada semua
tindakan, perilaku, dan perbuatan manusia, sehingga tindakannya dapat dikontrol
11. dan dikendalikan. Dengan bahasa pulalah manusia dapat berkomunikasi satu
dengan yang lain sehingga terbentuk masyarakat bahasa Komunikasi yang
berlangsung dalam masyarakat bahasa merupakan tempat atau media untuk
mengungkapkan ide, gagasan, isi pikiran, maksud, realitas, dan sebagainya.
Dengan demikian, bahasa digunakan sebagi alat komunikasi untuk
menyampaikan pesan atau maksud pembicara kepada pendengar merupakan suatu
peristiwa yang majemuk. Komunikasi secara sederhana dapat diartikan sebagai
peristiwa penyampaian pesan dari pembicara (pengirim pesan) kepada pendengar
(penerima pesan). Agar pesan tersebut sampai kepada pendengar. Ketika seorang
pembicara menggunakan bahasa yang tidak akan sampai pada pendengar.
Dalam hal ini bahasa sebagai alat komunikas mempunyai peranan yang
sangat penting. Begitu pentingnya bahasa sehinnga kajia tentang bahasa yang
dihubungkan dengan faktor sosial merupakan suatu kajian yang sangat menarik.
Hal ini disebabkan oleh luasnya objek penelitian yang menarik dan dapat terus
dikaji. Sosiolinguistik mencakupi bidang kajian yang sangat luas, tidak hanya
menyakut wujud formal bahasa dan variasinya, namun juga penggunaan bahasa.
2. Aspek Bahasa
Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-
simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer, yang dapat diperkuat dengan
gerak-gerik badania yang nyata. Ia merupakan simbol karena rangkaian bunyi
yang dihasilkan oleh alat ucap manusia harus dibeikan makna tertentu pula.
Simbol adalah tanda yang diberikan makna tertentu, yaitu mengacu kepada
sesuatu yang diserap oleh panca indra. Berakti bahasa mencakup dua bidang,
12. yaitu vokal yang di hasilkan oleh alat ucap manusia, dan arti atau makna yaitu
hubungan antara rangkaian bunyi vokal dengan barang atau hal yang dimilikinya
iti. Bunyi iti juga merupakan getaran yang merangsang alat pendengaran kita (
yang diserap panca indra kita, sedangkan arti adalah isi yang terkandung di dalam
arus bunyo yang menyebabkan reaksi atau tanggapan dari orang lain). Arti yang
terkandung dalam suatu rangkaian bunyi bersifat arbiter atau manasuka. Arbiter
atau manasuka berakti tidak terdapat suatu keharusan bahwa suatu rangkaian
bunyi tertentu harus mengandung arti yang tertentu pula.
3. Fungsi Bahasa
Dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang paling sering
digunakan adalah bahasa,baik lisan maupun bahasa tulis. Begitu dekatnya kita
dengan bahasa, terutama bahasa Indonesia, sehingga tidak dirasa perlu untuk
mendalami dan mempelajari bahasa Indonesia secara lebih jauh. Akibatnya,
sebagai pemakai bahasa, orang Indonesia trampil menggunakan bahasa. Suatu
kelemahan yang tidak disadari komunikasi lisan atau nonstandar yang sangat
praktis menyebabkan kita tidak teliti dengan berbahasa. Akibatnya, kita
mengalami kesulitan pada saat akan menggunakan bahasa tulis ata bahasa yang
lebih standar dan teratur. Pada saat dituntut untuk berbahasa bagi kepentingan
yang lebih tearah dengan maksud tertentu, kita cenderung kaku. Kita akan
berbahasa nonstandar atau bahkan, mencampurkan bahasa atau istilah asing ke
dalam uraian kita.
Umumnya mengetahui bahwa bahasa merupakan suatu kenyataan apabila
manusia mempergunakan bahasa sebagai saranan komunikasi verbal dalam hidup
13. ini. Bahasa adalah milik manusia. Bahasa merupakan ciri utama yang
membezakan umat manusia dengan makhluk hidup lainnya di dunia ini. Setiap
anggota masyarakat selalu terlibat dalam suatu komunikasi, kerana bahasa
mempunyai fungsi yang sangat penting bagi manusia terutama sekali fungsi
komunikatif.
Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan
berdasrkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri,
sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosil dalam lingkungan
atau situasi tertentu, dan alat sebagai kontrol sosial. Budaya akan tumbuh
berkembang pula sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi itu, termaksuk bahasa indonesia, yang dalam itu,
sekaligus berperan sebagai prasarana berpikir dan sarana pendukung pertumbuhan
dan perkembangan iptek itu. Hasil pendayagunaan daya nalar itu sangat
bergantung pada ragam bahasa yang digunaakan. Pembiasaan penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar akan menghasilkan buah pemikiran yang baik dan
benar pula. Kenyatan bahwa bahasa Indonesia bersikap luwes sehingga mampu
menjalankan fungsinya sebagai sarana komuniksi masyarakat modern.
a. Bahasa Sebagai Alat Ekspresi Diri
Fungsi ini berbeda dari fungsi berikutnya, yakni bahasa sebagai alat untuk
berkomunikasi. Sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri, bahasa
menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam dada kita,
sekurang-kurangnya untuk memeklumkan keberadaan kita, bahkan sifat kita.
14. b. Bahasa Sebagai Alat Integrasi dan Adaptasi Sosial
Bahasa disamping sebagai salah satu unsur kebudayaan, memungkinkan pula
manusia memanfaatkan pengalaman-pengalaman itu, serta belajar berkenalan
dengan orang-orang lain. Anggota- anggota masyarakat hanya dapat
dipersatukan sacara efisien melalui bahasa.
c. Bahasa Sebagai Alat Kontrol Sosial
Sebagai alat kontrol sosial, bahasa sangat efektif. Kontrol sosial ini dapat
diterapkan pada diri kita sendiri atau kepada masyarakat. Berbagai
penerangan, informasi, aupun pendidikan disampsikan melalui bahasa. Buku-
buku pelajaran dan buku-buku instrusi adalah salah satu contoh penggunaan
bahasa sebagai alat kontrol sosial.
C. Sikap berbahasa
Sikap bahasa ( language attiude) adalah perubahan kejiwaan dan merupakan
reaksi penilaian terhadap bahasa tertentu. Sikap bahasa adalah posisi mental atau
perasaan terhadap bahasa itu sendiri atau orang lain. Sikap bahasa merupakan
reaksi seseorang ( pemakai bahasa) terhadap bahasanya maupun bahasa orang
lain. Sikap bahasa juga merupakan sikap pemakai bahasa terhadap
keanekaragamam bahasanya sendiri maupun bahasa orang lain.
Rusyana (1989, 31-32) menyatakan bahwa;
“Sikap bahasa dari seseorang pemakai bahasa atau masyarakat bahasa
baik dwibahasawan maupun yang multibahasawan akan berwujud berupa
perasaan bangga dan mengejek, atau sekaligus menerima suatu bahasa tertentu
atau masyarakat pemakai bahasa tertentu, baik terhadap bahasa yang dikuasai
oleh setiap individu maupun oleh anggota masyarakat”.
15. Hal itu ada hubungannya dengan status bahasa dalam masyarakat,
termaksuk di dalamya status politik dan ekonomi. Demikian juga penggunaan
bahasa diasosisikan dengan kehidupan kelompok masyarakat tertentu, sering
bersifat sterotip karena bahasa bukan saja merupakan alat komunikasi melainkan
juga menjadi identitas sosial.
Sikap bahasa timbul bila seseorang itu sebagai masyarakat yang
dwibahasawan atau multibahasawan. Sikap ditandai oleh sejumlah ciri-ciri, antara
lain meliputi pilihan bahasa dalam masyarakat multilingual, distribusi
pembendaharaan bahasa, perbedaan dialek dan problem yang timbul adanya
interaksi antara individu. Hal ini tampak ketika suatu bangsa yang memiliki cukup
banyak bahasa daerah hendak menentukan bahasa nasionalnya. Pemilihan satu
bahasa diantara sekian banyak bahasa yang dimiliki bangsa tersebut sudah barang
tentu dirasakan pada sikap positip masyarakat terhadap bahasa yang dipilihnya
itu. Tanpa sikap yang demikian hampir tidak mungkin suatu masyarakat rela
menyampaikan bahasa kelompok etniknya dan menyetujui dipilihnya bahasa lain
sebagai bahasa nasional. Sikap bahasa itu dapat dikelompokkan menjadi dua
bagian, yaiyu sikap terhadap bahasa dan sikap berbahasa. Sikap terhadap bahasa
penekananya tertuju pada tanggung jawab dan penghargaan terhadap bahasa,
sedangkan sikao berbahasa ditekankan pada kesadaran diri dalam menggunakan
bahasa secara tertib. Seseorng yang mempelajari suatu bahasa yang dipelajari,
sikap ini meliputi 1) sikap terhadap tujuan praktis penggunaan bahasa target, dan
2) sikap pada orang yang menggunakan bahasa target.
16. Anderson dalam Ashadi Alimin (2014:17) mengemukakan bahwa:
“sikap bahasa itu dapat digolongkan dalam dua dua kelompok, yaitu 1)
sikap bahasa dan 2)sikap non bahasa. Sikap bahasa adalah tata keyakinan
mengenai objek bahasa yang memberika kecendrungan seseorang untuk bereaksi
menurut langgamya sendiri, sedangkan sikap nonbahasa adalah sikap politik,
sosial, dan estetis yang menyakut tata keyakinan terhadap bahasa.”
sikap bahasa itu ditandai oleh tiga ciri, yaitu 1) kesetian bahasa ( language
loyality, 2) kebanggaan bahasa ( language pride), dan 3) kesadaran adaya norma
bahasa ( awarenesess of the norm). Kesetian bahasa menurut konsep tersebut
adalah sikap yang terdorong suatu masyarakatbuntuk turut mempertahankan
kemandirian bahasanya, apabila perlu mencegah masuknya pengaru asing.
Kebanggan bahasanya merupakan sikap yang mendorong seseorang atau
kelompok menjadikanya bahasanya sebagai identitas pribadi atau kelompok dan
sekaligus membedakanya dari orang atau kelompok lain. Sedangkan kesadaran
adanya norma bahasa mendorong pengunaan bahasa secara cermat, korek, santun,
dan layak. Kesadaran yang demikian meerupakan faktor yang menentukan prilaku
tutur, dalam wujud pemakaian bahasa (language use).
Esensi dari semuanya itu menyatakan bahwa sikap bahasa merupakan
sikapa yang dimiliki oleh para pemakai bahasa. Baik yang dwibahasawan maupun
yang multi bahasawan terhadap suatu bahasa. Reaksi yang ditimbulkannya dapat
berupa perasaan bangga, mengejek, menolak ataupun sekaligus menerima.
Dengan kata lain, sikap berbahasa itu bisa bersikap positif maupun negatif, serta
17. memoliki ciri-ciri yaitu kebanggan berbahasa, kesetian berbahasa, dan kesadararn
berbahasa.
D. Perubahan bahasa
Perubahan menyangkut mengenai bahasa sebagai kode, dimana sesuai
dengan salah satu sifatnya yang dinamis, dan sebagai akibat persentuhan dengan
kode-kode lain. Malka bahasa itu berubah pengeseran bahasa menyakut masalah
mobitas penutur, sebagai yang menyebabakan terjadinya perpindahan penutur
atau para penutur itu sendiri yang menyebabkan terjadinya pengeseran itu.
Sedangkan pemertahanan bahasa lebih menyangkut masalah sikap atau penilaian
terhadap suatu bahasa, untuk tetap menggunakan bahasa tersebut di tengah-tengah
bahasa-bahasa lainnya.
Bahasa tidak bersifat statis, tertapi dinamis. Kedinamisan bahasa disebabkan
oleh kedinamisan masyarakat pemakai bahasa. Masyarakat bersikap dinamis
dalam arti tiap hari terdapat perubahan. Perubahan itu tampak dari sikap dan hal-
hal yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu
bahasa bersifat dinamis, maka terjadi perubahan-perubahan terutama dalam hal
penambahan kosa kata dan juga aspek-aspek lain dari bahasa. Sering orang tidak
menyangka bahwa sebuah kata yng muncul sebenarnya kata yang tidak arkais,
tetapi dimunculkan lagi. Pemunculan kata-kata ini sering mengalami perubahan
baik yang berhubungan dengan ejaannya, maknanya, maupun pemakaian kata itu
dalam kalimat, misalnya, dilihat dari segi makna kata gerombolan bermakna
sekelompok orang tampa ada asosiasi nilai buruk terhadap kata gerombolan
18. diasosiasikan terhadap nilai buruk, bahwa gerombolan adalh sekelompok orang
yang suka menggangu keamanan penduduk, suka mengacau. Dilihat dari segi
kosa kata, kata dampak sebenrnya telah lama ada.
19. BAB III
HASIL PENELITIAN
Hasil Penelitian
Perubahan bermaksud untuk memperoleh pengetahuan empiris tentang
sikap berbahasa mahasiswa khususnya yang berkaitan dengan 1) sikap terhadap
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, 2) sikap terhadap Bahasa Indonesia
sebagai mata kuliah. Peniltian ini dilaksanakan mahasiswa prodi Pendidikan
Bahasa Inggris IKIP PGRI PONTIANAK.
Perkuliahan Bahasa Indonesia di IKIP diberikan di setiap fakultas, jurusan
maupun program. Begitu juga di jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, perkuliahan
bahasa Indonesia bertujuan agar mahasiswa memiliki kemapuan berbahasa
indonesia yang baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan, serta memiliki
sikap yang positif terhadap bahasa indonesia, disamping mereka mahir berbahasa
Inggris. Mahasiswa jurusan Pendidikan IKIP dapat dikatagorikan ke dalam
masyarakat yang multibahasawan, karena tidak hanya menguasai bahasa Inggris
dan bahasa Indonesia, tetapi juga menguasai bahasa Inggris dan bahasa daerah
yang di pilihny. Kondisi mereka yang demikian akan berpengaruh terhadap sikap
berbahasanya baik sebagai bahasa nasional, bidang studi (mata kuliah), maupun
dalam praktek berbahasanya di dunia pendidikan. Instumen pengumpul data sikap
berbahasa dalam penelitian ini dibagi dua indokator, yaitu:
1) Sikap terhadap bahasa Indonesia pada proses mengajar; dan
2) Sikap terhadap bahasa Indonesia pada saat proses tidak belajar
mengajar.
20. Data 1
Data percakapan ini diambil pada saat proses belajar mengajar.
“D” merupakan dosen “S” merupakan siswa.
D : attetion,, discasion pleass,
( perhatikan discusinya)
S : ya,,, mem?
(ya, bu)
D :ok,,,
( ya)
Data 2
Data ini diambil pada saat tidak belajar mengajar
Ket: C1= cewek 1,C2= cewek 2,C3= cewek 3
C1 : kamu, sore ini pergi tidak?
C2 : ndak, emang kenapa?
C1 : nanti mau nda temankan ke gramedia?
C2 : aog lah, kamek pun nak carek buku gak nie?
C3 : kamek ikot lah budak
C1 : ayo lah,,, nanti kamek sms jam berape kite pegi.
Data 3
Data ini diambil pada saat tidak belajar mengajar
21. ket: A1= anak 1,A2= anak 2, A3=anak 3.
A1 : ade,,, dosen ke?
A2 : kate ketua tingkat mane ade dosen,,,
A1 : jadi, ape yak kite buat nie, balek jek yok
A3 : aog, bujor am,,,,
sebagaimana telah dikemukakan pada batasan masalah dalam penelitian
ini, variabel sikap berbahasa Indonesia meliputi dua indikatr. Kedua indikator itu
adalah sikap terhadap bahasa Indonesia pada proses belajar mengajar; dan sikap
terhadap bahasa Indonesia pada saat tidak proses belajar mengajar.
Data hasil penelitian sikap berbahasa melalui terjun langsung ke tempat
yang akan di teliti. Dari hasil penelitian selama 3 hari membuktikan bahwa
adanya perbedaan sikap terhadap bahasa Indonesia pada proses belajar mengajar;
dan sikap terhadap bahasa Indonesia pada saat tidak proses belajar mengajar.
Dapat ditafsirkan bahwa mahasiswa prodi bahasa Inggris bersikap cukup
positif terhadap bahasa Indonesia yang merupakan bahasa Nasional. Seperti sikap
yang terdapat hasil penelitian yang digunakan mahasiswa prodi bahasa Inggris.
Sesuai dengan UUD’45 yang terdapat penyataan No. 6 yang berbunyi: “
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional perlu dipertahankan karena merupakan
identitas bangsa”, atau terhadap pernyataan No. 7 yang berbunyi “ saya merasa
senang dapat memperkenalkan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan
selalu berusaha untuk memperkenalkan dan menyebarluaskan bahasa Indonesia.
Hal tersebut sangat tepat bagi mahasiswa yang sedang belajar behasa Inggris,
22. karena mereka memiliki modal pengguasaan bahasa Inggris sebagai salah satu
jurusan dan merupakan pengantarnya yang akan lebih memepermudah dalam
berkomunikasi terhadap orang lain.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional penting digunakan khususnya di
dunia pendidikan dengan harapan seluruh bangsa Indonesia dari semua lapisan
baik yang berada diperkotaan hingga ke pedesaan yang terdapat dinusantara, dapat
menguasainya serta dapat menggunakannya dengan baik dan benar.
Sebagai seorang warga Indonesia, mahasiswa jurusan pendidikan bahasa
Inggris membuktikan bahwa mereka menggunakan Indonesia sebagai alat
komunikasi dengan orang lain yang merupakan bahasa nasional. Kecendrungan
sikap berbahasa yang positif pada mahasiswa itu sejalan dengan pendapat
Rusyana (1989:31) menyataan bahwa:
“seseorang atau masyarakat bahasa, terhadap bahasa tertentu atau
mayarakat bahasa tertentu, terhadap bahasa yang dikuasai oleh setiap individu
maupun yang dikuasai oleh anggota masyarakat. Perwujutudannya dapat berupa
perasaan kebangaan atau mengejek, penolakan atau penerimaan”.
Rasa bangga yang yang dinyatakan mahasiswa terhadap bahasa nasional
sebagai bahasa persatuan jati dirinya. Kebanggan bahasa merupakan sikap yang
menorong seseorang atau kelompok menjadikan bahasanya sebagai lambang
identitas pribadinya atau kelompoknya, dan sekaligus membedakannya dari orang
atau kelompok lain.
23. BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
1. Sikap bahasa mahasiswa IKIP PGRI PONTIANAK prodi bahasa inggris
terhadap bahasa Indonesia adalah sebagaimana telah dikemukakan pada
batasan masalah dalam penelitian ini, variabel sikap berbahasa Indonesia
meliputi dua indikatr. Kedua indikator itu adalah sikap terhadap bahasa
Indonesia pada proses belajar mengajar; dan sikap terhadap bahasa Indonesia
pada saat tidak proses belajar mengajar. Data hasil penelitian sikap berbahasa
melalui terjun langsung ke tempat yang akan di teliti. Dari hasil penelitian
selama 3 hari membuktikan bahwa adanya perbedaan sikap terhadap bahasa
Indonesia pada proses belajar mengajar; dan sikap terhadap bahasa Indonesia
pada saat tidak proses belajar mengajar. Dapat ditafsirkan bahwa mahasiswa
prodi bahasa Inggris bersikap cukup positif terhadap bahasa Indonesia yang
merupakan bahasa Nasional. Seperti sikap yang terdapat hasil penelitian yang
digunakan mahasiswa prodi bahasa Inggris.
2. Perubahan bahasa yang digunakan mahasiswa IKIP PGRI PONTIANAK prodi
bahasa inggris dalam penggunaan bahasa indonesia adalah bahasa tidak
bersifat statis, tertapi dinamis. Kedinamisan bahasa disebabkan oleh
kedinamisan masyarakat pemakai bahasa. Masyarakat bersikap dinamis dalam
arti tiap hari terdapat perubahan. Perubahan itu tampak dari sikap dan hal-hal
yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu
24. bahasa bersifat dinamis, maka terjadi perubahan-perubahan terutama dalam hal
penambahan kosa kata dan juga aspek-aspek lain dari bahasa. Sering orang
tidak menyangka bahwa sebuah kata yng muncul sebenarnya kata yang tidak
arkais, tetapi dimunculkan lagi. Pemunculan kata-kata ini sering mengalami
perubahan baik yang berhubungan dengan ejaannya, maknanya, maupun
pemakaian kata itu dalam kalimat, misalnya, dilihat dari segi makna kata
gerombolan bermakna sekelompok orang tampa ada asosiasi nilai buruk
terhadap kata gerombolan diasosiasikan terhadap nilai buruk, bahwa
gerombolan adalh sekelompok orang yang suka menggangu keamanan
penduduk, suka mengacau. Dilihat dari segi kosa kata, kata dampak sebenrnya
telah lama ada. Contoh dari perubahan adalah sebagai berikut;
ket: A1= anak 1,A2= anak 2, A3= anak 3.
A1 : ade,,, dosen ke?
A2 : kate ketua tingkat mane ade dosen,,,
A1 : jadi, ape yak kite buat nie, balek jek yok
A3 : aog, bujor am,,,,
B. Saran
Apabilah ditinjau dari standarisasi sosiolinguistik mengenai bahasa bentuk-
bentuk sikap maupun mahasiswa prodi bahasa inggris terhadap bahasa Indonesia
IKIP PGRI PONTIANAK pada proses belajar mengajar maupun pada proses
keadaan dalam tidak belajar megajar mengalami perbedaan dalam sikap bahasa.
Namun sikap bahasa yang demikian merupakan tanda atau isyarat dari hubungan
penutur dan lawan tutur dan sesuatu yang dituntut oleh keaadan berbahasa
25. tersebut. Oleh karena itu, khusus kepada mahasiswa IKIP PGRI PONTIANAK
dapat mengetahui sikap bahasa itu ditandai oleh tiga ciri, yaitu 1) kesetian bahasa
( language loyality, 2) kebanggaan bahasa ( language pride), dan 3) kesadaran
adaya norma bahasa ( awarenesess of the norm).
Makna suatu bahasa bersumber pada situasi berbahasa. Oleh karena itu, bagi
perencana pengajaran bahasa hendaknya dalam menyusun perencanaan
pengajaran bahasa harus memperhatikan bahwa bahasa yang dipakai dalam dunia
pendidikan dan tujuan pengajaran bahasa bersumber pada keperluan dunia
kependidikan dan penggunaan bahasa dalam pendidikan tersebut.
26. DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 1995. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.
Kridalaksana, H.M. 1993. Kamus linguistik. Jakarta: PT Gramedia.
Moelino, A. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Nababan, P.W.J. 1986. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta: PT Gramedia.