1. MODULPERKULIAHAN
Bahasa
Indonesia
Ragam Bahasa
Fakultas Program Studi E-learning Kode MK Disusun Oleh
DesaindanSeni
Kreatif
DesainProduk
04
90008
Abstract Kompetensi
1. Ragam bahasa formal
2. Ragam bahasa nonformal
3. Ragam bahasa lisan
4. Ragam bahasa tulis
5. Ragam bahasa ilmiah
6. Ragam bahasa sastra
7. Ragam bahasa sosial dan
fungsional
8. Bahasa Indonesia yang baik
dan benar
Setelah mempelajari materi Ragam
Bahasa, diharapkan mahasiswa dapat
memahami berbagai ragam bahasa
Indonesia
2. 2016
2 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ragam Bahasa
Komunikasi dengan menggunakan bahasa selalu melibatkan dua pihak, yaitu komunikator
dan komunikan. Bahasa dapat dikomunikasikan dengan dua cara, yakni secara lisan dan
secara tulis. Dalam bahasa lisan, yang terlibat dalam kegiatan berbahasa adalah pembicara
dengan pendengar. Sedangkan dalam bahasa tulis, yang terlibat dalam kegiatan berbahasa
adalah penulis dan pembaca. Situasi dan kondisi dari dua pihak yang berbeda itulah yang
menimbulkan berbagai ragam bahasa.
Harimurti Kridalaksana menyampaikan bahwa ragam bahasa berdasarkan pemakaiannya
dapat dibedakan menurut topik, hubungan pelaku, dan medium pembicaraan. Jadi ragam
bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaiannya yang timbul menurut situasi dan
fungsi yang memungkinkan adanya variasi tersebut. Ragam bahasa yang oleh penuturnya
dianggap sebagai ragam yang baik (mempunyai prestise tinggi), yang biasa digunakan di
kalangan terdidik, di dalam kalangan ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di
dalam suasana resmi, atau di dalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut
bahasa baku atau ragam bahasa resmi.
Sedangkan menurut Minto Rahayu, ragam bahasa dimungkinkan karena adanya ragam
wilayah pemakaian dan bermacam-macam penutur. Faktor sejarah perkembangan
masyarakat juga turut menimbulkan faktor sejumlah ragam bahasa.
Sedangkan menurut Yakub Nasucha dkk, ragam bahasa menurut topik pembicaraan
mengacu pada pemakaian bahasa dalam bidang tertentu, seperti bidang jurnalistik
(persuratkabaran), kesusastraan, dan pemerintahan. Ragam bahasa menurut hubungan
pelaku dalam pembicaraan atau gaya penuturan menunjuk pada situasi formal atau
informal. Medium pembicaraan atau cara pengungkapan dapat berupa sarana atau cara
pemakaian bahasa, misalnya bahasa lisan atau bahasa tulis. Masing-masing ragam bahasa
memiliki ciri-ciri tertentu sehingga ragam yang satu berbeda dengan ragam yang lain.
Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut
topik yang dibicarakan, hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan serta
menurut medium pembicara (Bachman, 1990).
Hal-hal yang menyebabkan timbulnya ragam bahasa Menurut Dendy Sugono (1999:9), yaitu
masalah penggunaan bahasa baku dan tidak baku. Dalam situasi resmi, seperti di sekolah,
di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi
tidak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa
baku.
3. 2016
3 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ragam bahasa menjadi banyak jumlahnya karena pemilihan corak bahasa yang dipakai
seseorang. Keanekaragaman penggunaan bahasa yang dipakai seseorang untuk
mengkomunikasikan sesuatu memunculkan berbagai ragam bahasa berikut :
Ragam Bahasa Formal
Ragam bahasa formal adalah ragam yang biasa digunakan dalam lingkungan resmi, formal
dan kedinasan. Lingkungan kedinasan ini, contohnya adalah lembaga-lembaga
pemerintahan, lembaga-lembaga pendidikan, perusahaan-perusahaan, dan sebagainya.
Ragam bahasa formal dibagi menjadi dua bagian, yakni ragam bahasa lisan dan ragam
bahasa tulis. Masing-masing ragam memiliki kekhasannya sendiri.
Ragam lisan formal lebih menitikberatkan kepada pilihan kata, sikap penutur, serta situasi
pembicaraan. Sedangkan ragam tulis formal lebih menitikberatkan pada pilihan kata (diksi),
ejaan, serta format-format yang resmi.
H. Yacub Nasucha dkk, menyampaikan bahwa ciri-ciri ragam formal adalah sebagai berikut :
(1) Menggunakan gramatikal secara eksplisit dan konsisten
(2) Menggunakan imbuhan secara lengkap
(3) Menggunakan kata ganti resmi
(4) Menggunakan kata baku
(5) Menggunakan Ejaan yang Disempurnakan, dan
(6) Menghindari unsur kedaerahan
Selanjutnya Harimurti Kridalaksana yang dikutip Hans Lipoliwa dalam Yacun Nasuha,
mencatat setidaknya ada empat fungsi bahasa yang menuntut penggunaan ragam baku,
yaitu :
(1) Komunikasi resmi
(2) Wacana teknis
(3) Pembicaraan di depan umum, dan
(4) Pembicaraan dengan orang yang dihormati
Situasi resmi yang menuntut pemakaian ragam bahasa baku tercermin dalam situasi-situasi
berikut ini :
(1) Komunikasi resmi, yaitu dalam surat menyurat resmi, surat menyurat dinas,
pengumuman-pengumuman yang dikeluarkan oleh instansi-instansi resmi,
penamaan dan peristilahan resmi, perundang-undangan dan sebagainya
(2) Wacana teknis, yaitu dalam laporan resmi atau kerangka teknis
(3) Pembicaraan di depan umum, yaitu dalam ceramah, kuliah, khotbah dan sebagainya
(4) Pembicaraan dengan orang lain yang dihormati
4. 2016
4 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dilihat dari segi pemerolehannya, biasanya bahasa baku dipelajari lewat pemeliharaan
norma dan kaidah. Bahasa baku adalah ragam yang dikembangkan dan diterima kalangan
masyarakat khas sebagai bahasa resmi, karena sifatnya itulah salah satu ciri bahasa baku
adalah keseragaman dalam norma dan kaidah bahasa.
Keseragaman ini berhubungan dengan ciri bahasa baku yang lain, yaitu kemantapan
dinamis. Sifat mantap dan dinamis dicirikan oleh adanya kaidah yang tetap, tetapi tetap ada
peluang untuk memodifikasi kecil disana sini sesuai dengan perubahan kebudayaan dan
bahasa. Selain itu kemantapan itu cukup terbuka untuk perubahan yang bersistem di bidang
kosa kata dan peristilahan.
Ciri yang lain melekat pada bahasa baku adalah sifat kecendikiawan, sifat ini sering
dianggap ciri yang menandai kemoderanan bahasa. Dalam hal ini, bahasa Indonesia harus
mampu mengungkapkan proses pemikiran yang rumit dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi serta antar hubungan manusia tanpa menghilangkan kodrat dan kepribadiannya.
Bahasa baku memiliki empat fungsi, yaitu (1) fungsi pemersatu, (2) fungsi penanda
kepribadian, (3) fungsi penambah wibawa, (4) fungsi sebagai kerangka acuan. Tiga yang
pertama bersifat pelambang atau simbolis, satu bersifat objektif.
Fungsi penanda kepribadian yang diemban bahasa baku membedakan orang Indonesia
dengan bahasa lain lewat pemakaian bahasa Indonesia. Karena fungsi itu, bahasa baku
memperkuat kepribadian nasional masyarakat bahasa yang memakainya. Adanya satu
bahasa resmi yang dimiliki suatu bangsa merupakan salah satu ciri kultural, yang ke dalam
menunjukkan kesatuan dan ke luar menunjukkan perbedaan dengan bangsa lain.
Pemakaian bahasa baku membawa serta wibawa atau pretise. Fungsi ini akan terwujud jika
bahasa baku dapat dipautkan dengan hasil teknologi modern dan unsur kebudayaan baru.
Secara psikologis, warga masyarakat akan mengidentikkan bahasa Indonesia dengan
kehidupan modern jika nama-nama lembaga, jalan-jalan raya, nama kompleks, nama-nama
kompleks perumahan mewah menggunakan bahasa Indonesia. Demikian pula, wibawa
akan bertumbuh jika bahasa Indonesia dipakai oleh kalangan yang berpengaruh dalam
berbagai bidang kehidupan. Terakhir, bahasa baku berfungsi sebagai kerangka acuan bagi
pemakaian bahasa dengan adanya norma dan kaidah yang dikodifikasi. Norma dan kaidah
tersebut menjadi tolak ukur bagi tepat tidaknya pemakaian bahasa di dalam situasi tertentu.
Ragam Bahasa Nonformal
Ragam bahasa nonformal sangat berbeda dengan ragam bahasa formal. Ragam bahasa
nonformal ini digunakan dalam situasi yang tidak resmi, dalam situasi yang santai, sehingga
menimbulkan keakraban antara para pemakai bahasa (komunikator dan komunikan). Hal
yang paling penting dalam komunikasi nonformal adalah yang penting komunikatif, saling
memahami dan tidak terjadi kesalahan komunikasi.
5. 2016
5 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ragam nonformal lisan dipakai untuk :
(1) Berbicara sehari-hari di rumah
(2) Bergunjing
(3) Bercerita
(4) Mengobrol
Ragam nonformal tulis dipakai untuk :
(1) Menulis surat kepada kerabat
(2) Menulis surat kepada teman
(3) Menulis surat kepada pacar
(4) Menulis catatan harian
Ragam Lisan
Ragam lisan adalah bahasa yang diujarkan oleh pemakai bahasa. Kita dapat menemukan
ragam lisan yang standar, misalnya pada saat orang berpidato atau memberi sambutan,
dalam situasi perkuliahan, ceramah, dan ragam lisan yang non standar, misalnya dalam
percakapan antar teman, di pasar, atau dalam kesempatan non formal lainnya.
Ciri-ciri ragam bahasa lisan :
a. Memerlukan kehadiran orang lain
b. Unsur gramatikal tidak diungkapkan secara lengkap
c. Terikat ruang dan waktu
d. Dipengaruhi oleh intonasi suara
Ragam bahasa lisan adalah bahan yang dihasilkan alat ucap (organ of speech) dengan
fonem sebagai unsur dasar. Dalam ragam lisan, kita berurusan dengan tata bahasa,
kosakata, dan lafal. Dalam ragam bahasa lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi
rendah suara atau tekanan, air muka, gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide.
Bahasa lisan lebih ekspresif dimana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur
menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan.
Dalam ragam lisan lazimnya ditandai dan ditentukan oleh penggunaan aksen-aksen bicara
atau penekanan-penekanan tertentu dalam aktivitas bertutur, pemakaian intonasi atau lagu
kalimat tertentu. Demikian juga tanda-tanda itu akan kelihatan dari wujud-wujud kosa kata,
tata bahasa, dan paragrafnya.
Dalam ragam bahasa lisan, kita tidak menyebutnya sebagai kalimat akan tetapi sebagai
ujaran atau tuturan. Adapun sebutan untuk paragraf atau alinea adalah paratone. Jadi,
orang yang bertutur dengan baik akan selalu memperhatikan wujud-wujud tuturan dan
kerangka-kerangka paratonenya. Wujud bahasa lisan dapat diekspresikan melalui aktivitas
diskusi, dialog, seminar, wawancara, bermain drama, pidato dan sebagainya.
6. 2016
6 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Selanjutnya ragam bahasa lisan dapat dibedakan menjadi dua bagian, yakni ragam lisan
baku dan ragam lisan nonbaku. Ragam lisan baku digunakan dalam situasi-situasi formal
atau resmi, misalnya bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan, bahasa pengantar
di lembaga-lembaga pemerintahan. Sedangkan ragam bahasa lisan nonbaku dipergunakan
di dalam lingkungan yang tidak resmi, misalnya di pasar, di warung kopi, di pusat
perbelanjaan, dan lain-lain.
Ciri-ciri Ragam Bahasa Lisan :
(1) Langsung
Dalam berkomunikasi, seseorang diharapkan dapat bertemu langsung dengan orang
yang diajak bicara
(2) Tidak terikat ejaan bahasa Indonesia tetapi terikat situasi pembicaraan. Dalam
berkomunikasi, seseorang diharapkan dapat mengetahui situasi dan kondisi dan
menggunakan bahasa sehari-hari dengan orang yang diajak bicara.
(3) Tidak efektif
Dalam berkomunikasi, seseorang terkadang menggunakan bahasa sehari-hari
sehingga banyak menggunakan kalimat yang bersifat basa basi dengan orang yang
diajak bicara.
(4) Kalimatnya pendek-pendek
Dalam berkomunikasi, seseorang terkadang menggunakan bahasa yang menurut
orang lain sudah mengetahui maksudnya
(5) Kalimat sering terputus dan tidak lengkap
Dalam berkomunikasi, seseorang terkadang menggunakan bahasa yang menurut
orang lain sudah mengetahui maksudnya
(6) Lagu kalimat situasional
Dalam berkomunikasi, seseorang terkadang harus mengerti situasi yang ada pada
orang yang diajak bicara atau keadaan sekitarnya
Ragam Tulis
Ragam tulis adalah bahasa yang ditulis atau yang dicetak. Ragam tulis pun dapat berupa
ragam tulis yang standar maupun nonstandar. Ragam tulis yang standar kita temukan dalam
buku-buku pelajaran, teks, majalah, surat kabar, poster, iklan. Kita juga dapat menemukan
ragam tulis nonstandar dalam majalah remaja, iklan atau poster.
Ciri-ciri ragam bahasa tulis :
a. Tidak memerlukan kehadiran orang lain
b. Unsur gramatikal dihadirkan secara lengkap
c. Tidak terikat ruang dan waktu
7. 2016
7 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
d. Dipengaruhi oleh tanda baca dan ejaan.
Kunjana Rahardi menyampaikan bahwa yang dimaksud ragam tulis adalah ragam bahasa
yang hanya tepat muncul dalam konteks tertulis. Bahasa Indonesia dalam ragam tulis harus
sangat cermat dalam pemakaian tanda baca, dalam pemakaian ejaan, dalam pemilihan
kata, frasa dan klausa, dalam penulisan kalimat maupun paragraf, dan sebagainya.
Selanjutnya, Kunjana Rahardi menyebutkan ketentuan-ketentuan yang lazim ditemukan
dalam ragam baku tulis sebagai berikut :
(1) Memakai ucapan baku
(2) Memakai ejaan resmi
(3) Menghindari unsur kedaerahan
(4) Memakai fungsi gramatikal secara eksplisit
(5) Memakai konjungsi ‘bahwa’ secara eksplisit
(6) Pemakaian bentuk kebahasaan secara lengkap
(7) Pemakaian partikel secara konsisten
(8) Pemakaian kata depan secara tepat
(9) Pemakaian rangkaian: aspek – pelaku – tindakan, secara konsisten
(10) Memakai bentuk sintesis
(11) Menghindari unsur leksikal yang terpengaruh bahasa daerah.
Dalam ragam tulis ini, seorang penulis harus sadar betul bahwa tulisannya akan dibawa oleh
banyak sekali manusia dengan beragam tingkat pendidikan maupun aspek sosiokulturalnya.
Maka dia harus memilih kosa kata yang luas, dan menyusul kalimat-kalimat sederhana yang
tidak menimbulkan ambivalensi.
Ciri-ciri ragam bahasa tulis :
(1) Santun
Memenuhi kaidah-kaidah yang ada dan pilihan kata atau istilah yang tepat dan
cermat
(2) Efektif
Hemat dan singkat, tetapi kena dalam hal maksud yang diungkapkannya.
(3) Bahasa disampaikan sebagai upaya komunikasi satu pihak
Karena tidak dapat bertemu langsung, maka kita diharapkan dapat
mengkomunikasikan segala apa yang ada dengan harapan orang yang menerima
surat tidak salah persepsi atau salah paham
(4) Ejaan digunakan sesuai dengan pedoman
Dalam penyampaian bahasa tulis, memang ada pedoman yang harus digunakan
atau dipatuhi agar tidak menimbulkan kesalahan dalam pemakaian atau penulisan
kata
8. 2016
8 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
(5) Penggunanan kosa kata pada dasarnya sudah dibakukan
Dalam hal ini, penggunaan kata atau pilihan kata harus tepat. Walaupun maksud kita
sama, namun apabila kita salah dalam memilih kata maka akan menimbulkan
kerancuan.
Ragam Bahasa Ilmiah
“Ragam bahasa ilmiah adalah sarana verbal yang efktif, efisien, baik dan benar. Ragam ini
lazim digunakan untuk mengkomunikasikan proses kegiatan dan hasil penalaran ilmiah. Di
bidang ilmu, keperluan akan bahasa yang khusus dengan peristilahan, pengungkapan, dan
perlambangan yang serba khusus sangat terasa.
Secara umum bahasa keilmuan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
(1) Bahasa ilmu itu lugas dan cermat, menghindari segala macam kesamaran dan
ambiguitas. Lugas artinya langsung mengenai sasaran, tanpa basa basi. Cermat
artinya berusaha untuk melakukan sesuatu tanpa salah atau cacat.
(2) Bahasa ilmu itu gayanya ekonomis, yaitu haruslah padat isi dan bukan padat kata
(3) Bahasa ilmu itu objektif dan berusaha tidak memperlihatkan ciri perseorangan
sehingga wujud kalimatnya sering terlepas dari keakuan si penulis
(4) Bahasa ilmu itu tidak melibatkan perasaan. Ilmu adalah hasil pemikiran, bukan hasil
perasaan
(5) Bahasa ilmu itu mengutamakan informasi, bukan imajinasi yang menjadi ciri khas
bahasa kesusastraan
(6) Bahasa ilmu itu gayanya tidak meluap-luap
(7) Bahasa ilmu cenderung membakukan makna kata, ungkapan bahkan bisa muncul
istilah-istilah khusus (jargon) dalam setiap bidang ilmu
Selanjutnya Widjono Hs juga mengungkapkan ciri ragam bahasa ilmiah sebagai berikut :
(1) Struktur kalimat jelas dan barmakna lugas
(2) Struktur wacana bersifat formal, mengacu kepada strandar konvensi naskah
(3) Singkat, berisi analisis dan pembuktian, menyajikan konsep secara lengkap
(4) Cermat dalam menggunakan unsur baku istilah/kata, ejaan bentuk kata, kalimat,
paragraf, wacana
(5) Cermat dan konsisten menggunakan penalaran dari penentuan topik, pendahuluan,
deskripsi teori, deskripsi data, analisis data, hasil analisis sampai dengan kesimpulan
dan saran
(6) Menggunakan istilah khusus yang bersifat teknis dalam bidang ilmu tertentu
9. 2016
9 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
(7) Objektif dapat diukur kebenarannya secara terbuka oleh umum, menghindarkan
bentuk personal, dan ungkapan subjektif
(8) Konsisten dalam pembahasan istilah, sudut pandang, pendahuluan, landasan teori,
deskripsi data, analisis data, hasil analisis, sampai dengan kesimpulan dan saran
Ragam Sastra
Ragam sastra lebih mengutamakan unsur-unsur keindahan seni, penulis cenderung
menekankan gaya pengungkapan simbolik dengan memasukan unsur intrinsik dan
ekstrinsik, misalnya dalam roman, novel, cerita pendek. Bahasa sastra merupakan salah
satu fenomena bahasa dalam sosiolinguistik. Bahasa sastra memiliki karakteristik yang
berbeda, ada unsur permainan bahasa, bahasa disiasati, dimanifulasi, diberdayakan
sedemikian rupa untuk mencapai tujuan dan efek tertentu : efek estetis. Ada kalanya bahasa
bukan sekedar sarana, tetapi tujuan untuk mencapai keindahan atau bahkan keindahan itu
sendiri.
Ragam Sosial dan Fungsional
Ragam sosial dapat didefinisikan sebagai ragam bahasa yang sebagian norma dan
keidahnya didasarkan atas kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial yang lebih kecil
dalam masyarakat. Ragam sosial membedakan penggunaan bahasa berdasarkan
hubungan orang, misalnya berbahasa dengan keluarga, teman akrab dan atau sebaya,
serta tingkat status sosial orang yang menjadi lawan bicara. Ragam sosial ini juga berlaku
pada ragam tulis maupun ragam lisan.
Ragam fungsional, sering juga disebut ragam profesional, merupakan ragam bahasa yang
dikaitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja, atau kegiatan tertentu lainnya. Sebagai
contoh, yaitu adanya ragam keagamaan, ragam kedokteran, ragam teknologi, dan lain-lain.
Kesemuaan ragam ini memiliki fungsi pada dunia mereka sendiri.
Bahasa Indonesia yang baik dan benar
Ada dua hal yang harus dijelaskan secara terpisah, yakni bahasa Indonesia yang baik dan
bahasa Indonesia yang benar. Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang
sesuai dengan situasi dan kondisi pembicaraan. Sedangkan bahasa Indonesia yang benar
adalah bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah-kaidah ketatabahasaan yang berlaku.
Sedikitnya ada lima kaidah ketatabahasaan, yakni :
(1) Morfologi : tata bentuk
(2) Fonologi : tata bunyi
(3) Sintaksis : tata kalimat
(4) Semantik : tata makna
10. 2016
10 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
(5) EyD : tata tulis
Kriteria pemakaian bahasa yang baik adalah ketepatan memilih ragam bahasa yang sesuai
dengan peristiwa atau keadaan yang dihadapi. Orang mahir memilih ragam bahasa
dianggap berbahasa dengan baik.
11. 2016
11 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Arifin, E. Zaenal. 2000. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta : Akapress
Alex dan Achmad H.P., 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Kencana
Prenada Media Group
Depdikbud. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka
Finoza, Lamuddin. 2002. Komposisi Bahasa Indonesia. Edisi Kedelapan. Jakarta : Diksi
Insan Mulia
Hs, Widjono. 2007. Bahasa Indonesia. Jakarta : Grasindo
Keraf. Gorys. 1993. Komposisi. Ende : Nusa Indah
Kridalaksana, H. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta : Gramedia
Nasucha, Yakub, dkk. 2009. Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah.
Yogyakarta : Media Perkasa
Rahardi, R.Kunjana. 2010. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Jakarta : Erlangga
Rahayu, Minto. 2009. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi : Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia
Solikhin, dkk. 2003. Terampil Berbahasa Indonesia. Jakarta : Uhamka Press