SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Download to read offline
1
BAGIAN I
RENCANA PENELITIAN
A. Latar Belakang
Berbicara mengenai bahasa, baahsa merupakan alat komunikasi bagi
setiap orang, sekalipun orang tersebut memiliki kekurangan tapi mereka
tetap menggunakan bahasa, yaitu bahasa isyarat. Tanpa bahasa, manusia
tidak bisa memahami maksud dari interaksi yang mereka lakukan.
Mengingat pentingnya bahasa, para ilmuwan telah melakukan penelitian
lebih mendalam mengenai bahasa.
Gorys Keraf (dalam Smarapradhipa, 2005: 1) memberikan dua
pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat
komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi
yang mepergunakan simbol-simnol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat
arbiter. Jadi, bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia
dalam berinteraksi yang berupa kode atau simbol bunyi yang bersifat
arbiter.
Merujuk dari definisi bahasa, maka kehadiran bahasa dalam lingkungan
sosial masyarakat sangat berpengaruh terhadap interaksi yang dilakukan.
Masyarakat tidak hanya menggunakan bahasa Indonesia saja dalam
berinteraksi, akan tetapi ada bahasa lain yang turut digunakan, yaitu bahasa
daerah maupun bahasa asing. Maka daripada itu diperlukan suatu ilmu
untuk menganalisis mengapa seseorang menggunakan dua bahasa atau lebih
dalam berkomunikasi, dan ilmu yang bisa diterapkan untuk hal tersebut
adalah sosiolinguistik.
Sosiolinguistik sebagai cabang linguistik memandang atau
menempatkan kedudukan bahasa dalam hubungannya dengan pemakai
bahasa di dalam masyarakat, karean dalam kehidupan bermasyarakat
manusia tidak lagi sebagai individu, akan tetapi sebagai masyarakat sosial
2
(Dewa Putu, 2011: 7). Segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia dalam
bertutur akan selalu dipengaruhi oleh situasi dan kondisi di sekitarnya.
Selain itu, menurut Rafiek (2005: 1), sosiolinguistik merupakan studi
bahasa yang dalam pelaksanaannya bertujuan untuk mempelajari
bagaimana konvensi-konvensu tentang relasi penggunaan bahasa untuk
aspek-aspek lain tentang perilaku sosial.
Sosiolinguistik merupakan ilmu interdisipliner yang artinya dalam
kajiannya, sosiolinguistik menggarap masalah-masalah kebahasaan dalam
hubungannya dengan faktor-faktor sosial, situasional, dan kulturalnya.
Akan tetapi, untuk menganalisis hal tersebut tidaklah mudah karena dalam
bahasa terdapat beberapa tingkatan atau tataran, mulai dari fonologi,
morfologi, semantik, dan pragmatik. Keempat cabang ilmu tersebut harus
dikuasi agar pemahaman mengenai sosiolinguistik akan lebih jelas.
Berdasarkan dari masalah-masalah yang dibahas dalam sosiolinguistik,
maka penggunaan dua bahasa atau lebih termasuk dalam ranah kajian
sosiolinguistik. Seseorang yang menggunakan dua bahasa atau lebih dalam
berkomunikasi tentunya mempunyai alasan tersendiri, misalnya lawan
bicara adalah orang luar daerah atau luar negri, sehingga sangat
memungkinkan pembicara menggunakan beberapa bahasa.
Contoh nyata dapat dilihat dari kaitannya dengan masalah yang
dikemukakakn adalah pada saat proses belajar mengajar di kelas maupun
aktivitas di luar kelas. Pada saat mengajar terkadang guru menggunakan dua
bahasa, yaitu bahasa daerah dan bahasa resmi (bahasa Indonesia). Guru
menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar saja atau untuk
memperjelas maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan
pembelajaran.
Selain itu dalam lingkungan sekolah yang bertaraf internasional, bahasa
Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar dalam proses belajar
mengajar, sedangkan bahasa utama yang digunakan adalah bahasa asing,
misalnya bahasa Inggris.
3
Tidak hanya dalam proses belajar mengajar saja seseorang
menggunakan dua bahasa atau lebih, dalam aktivitas di luar kelas (antara
siswa dengan siswa) terkadang juga menggunakan lebih dari satu bahasa.
Misalnya yang terjadi di lingkungan SMPN 2 Sambas, yang dimana
siswanya bukan hanya dari suku melayu saja tapi ada juga dari suku cina
dan suku dayak. Hal ini mengakibatkan akan terjadi peralihan bahasa yang
dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan teman sebaya.
Berdasarkan contoh-contoh yang telah dikemukakan, maka penulis
tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai peralihan-peralihan bahasa
yang dilakukan seseorang khususnya dalam ruang lingkup pendidikan.
Untuk mengkaji hal tersebut tentunya diperlukan suatu landasan teori yang
tepat. Alih kode merupakan teori yang akan digunakan penulis dalam
mengkaji peralihan bahasa yang terjadi dalam ranah pendidikan, yaitu
dalam lingkungan sekolah formal.
Terdapat dua macam alih kode, yaitu alih kode intern (ke dalam), dan
alih kode ekstern (ke luar). Alih kode intern adalah peristiwa peralihan
bahasa yang dilakukan dari bahasa daerah ke bahasa daerah lainnya atau
bahasa Indonesia. Sedangkan alih kode ekstern merupakan peralihan dari
bahasa nasional ke bahasa internasional (bahasa asing).
SMPN 2 Sambas merupakan sekolah yang akan penulis jadikan sebagai
objek penelitian, karena penulis sudah mengetahui lingkungan tersebut
yang sangat meungkinkan terjadinya alih kode, baik pada saat proses belajar
mengajar maupun di luar kegiatan belajar mengajar. SMPN 2 Sambas
merupakan Sekolah Standar Nasional sehingga para guru dintuntut untuk
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam proses belajar
mengajar. Akan tetapi, pada paraktiknya masih ada guru yang sanagt
dominan menggunakan bahasa daerah (bahasa Sambas) dalam mengajar.
Sebenarnya hal tersebut boleh saja dilakukan jika tidak berlebihan,
maksudnya boleh saja guru menggunakan bahasa daerha, tapi itu hanya
sebagai bahasa pengantar saja, dan bahasa Indonesia yang harus dominan
4
digunakan karena merupakan bahasa utama, terlebih lagi bagi sekolah
standar nasional.
Kemudian, masalah berikutnya adalah perlaihan bahasa yang dilakukan
siswa pada saat jam istirahat, yang mana siswa suku cina akan melakukan
aih kode, yaitu peralihan dari bahasa Indonesia ke bahasa mandarin.
Penggunaan bahasa mandarin dalam lingkungna sekolah yang mayoritas
siswanya bersuku melayu tentu akan menimbulkan kesenjangan bahkan
mungkin kesalahpahaman.
Berdasarkan penyajian masalah yang dikemukakan, maka “Analisis
Alih Kode Di SMPN 2 Sambas Dalam Kajian Sosiiolinguistik” dijadikan
sebagai judul rencana penelitian ini.
B. Masalah Penelitian
Masalah penelitian pada dasarnya merupakan hasil kajian teoritis dan
empiris dari suatu fenomena atau objek yang menjadi sasaran penelitian
yang menimbulkan tanda tanya bagi peneliti mengapa demikian (Zuldafrial
dan Muhammad Lahir, 2012: 23).
Masalah dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu masalah umum
dan sub-sub masalah (masalah khusus). Adapun masalah umum dari
penelitian ini adalah “Bagaimana alih kode di SMPN 2 Sambas dalam kajian
sosiolinguistik ?”. Sedangkan sub-sub masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk alih kode di SMPN 2 Sambas ?
2. Apa faktor yang menyebabkan terjadinya alih kode di SMPN 2 Sambas
?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah penelitian, maka secara umum tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan alih kode di SMPN 2 Sambas
yang dikaji dalam bidang kajian sosiolinguistik. Sedangkan tujuan
khususnya adalah untuk mengetahui:
5
1. Bentuk alih kode di SMPN 2 Sambas.
2. Faktor yang menyebabkan terjadinya alih kode di SMPN 2 Sambas.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian merupakan kegunaan yang didapatkan dari adanya
penelitian ini. Adapun manfaat penelitian dalam rencana penelitian ini
terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah diharapkan dapat memberikan
sumbangan pikiran dalam bidang ilmu sosiolinguistik khususnya dalam
kajian alih kode.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu manfaat:
a. Bagi guru
Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi guru, yakni dapat
memberikan pengalaman dan wawasan bagi guru bahawa dalam
proses belajar mengajar harusnya lebih dominan menggunakan
bahasa Indonesia, dan bahasa daera digunakan sebagai bahasa
pengantar saja.
b. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan penjelasan kepada
siswa mengenai alih kode yang sering mereka lakukan, agar nanti
kedepannya mereka bisa melakukan alih kode di saat yang tepat.
E. Ruang Lingkup
Menurut Esti Ismawati, (2011: 4) ruang lingkup penelitian Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia mencakup wilayah yang amat luas baik pada
tatanan input, proses, maupun output PBSI. Dalam proposal penelitian ini,
ruang lingkup penelitian adalah definisi operasional.
Definisi operasional adalah definisi yang diperlukan untuk
memperjelas dan merinci variabel penelitian menjadi gejala-gejala yang
6
akan diungkapkan dalamm penelitian. Definisi operasional dalam proposal
penelitian ini adalah:
1. Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan
penelahaan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian, untuk
memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.
2. Alih kode adalah peristiwa peralihan bahasa yang dilakukan penutur
karena disebabkan situasi dan kondisi.
3. SMPN 2 Sambas merupakan satu diantara sekolah yang terdapat di
Kecamatan Sambas Kabupaten Sambas dan merupakan sekolah
kebanggaan karena SMPN 2 Sambas merupakan sekolah yang
terakreditasi A dan Sekolah Standar Nasional.
F. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian pendidikan adalah cara ilmiah yang digunakan
untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,
dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga
pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan
mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan (Sugiyono, 2013: 6).
Jadi berdasarkan permasalah yang ada, maka metode penelitian
yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif yang mana
menggambarkan secara tepat mengenai permasalahan alih kode yang
terjadi di lingkungan SMPN 2 Sambas.
2. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan dalam proposal penelitian ini adalah
bentuk penelitian kualitatif yang dimana mendeskripsikan hasil
penelitian dengan kalimat-kalimat tanpa menggunakan hitungan
statistik dan lebih mementingkan proses daripada hasil.
3. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa dan guru di SMPN 2 Sambas.
7
4. Teknik dan Alat Pengumpul Data
a. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1) Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan berperan serta
secara pasif. Pengamatan ini dilakukan terhadap guru maupun
siswa ketika proses belajar mengajar maupun pada saat istirahat.
2) Wawancara
Wawancara yang dilakukan dalam penelitan ini adalah dengan
mewawancarai atau memberikan sejumlah pertanyaan kepada
siswa maupun guru yang terlibat dalam proses penelitian.
3) Teknik Sadap
Teknik sadap merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara merekam percakapan yang terjadi, baik
pada saat proses belajar mengajar maupun kegiatan di luar kelas
(saat istirahat).
b. Alat Pengumpul Data
Menurut Djaali (dalam Esti Ismawati, 2011: 98), alat pengumpul
data adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Oleh
karena itu, berdasarkan teknik yang digunakan, maka alat
pengumpul data dalam penelitian ini adalah:
1) Lembar Pengamatan
Lembar pengamatan digunakan pada saat penulis melakukan
pengamatan secara langsung di lokasi penelitian yang telah
ditentukan.
2) Lembar Wawancara
Lembar wawancara berisi pertanyaan yang ditujukan penulis
kepada subjek penelitan.
3) Alat Perekam
Alat perekam digunakan pada saat pneulis melakukan teknik
sadap. Hal ini dilakukan untuk merekam pembicaraan yang
8
terjadi baik pada saat proses belajar mengajar maupun di luar
jam belajar (istirahat).
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik analisis kritis yang mencakup kegiatan untuk mengungkap
peristiwa alih kode yang terjadi di lingkungan SMPN 2 Sambas.
Analisis dilakukan berdasarkan kriteria normatif yang diturunkan dari
kajian teoritis maupun dari ketentuan yang ada.
G. Jadwal Penelitian
No Tahap September Oktober November Desember Januari Februari
1 Pengumpula
n Referensi
2 Pembuatan
Proposal
3 Pengumpula
n Proposal
4 Perbaikan
Proposal
5 Analisis
6 Desain
9
BAGIAN II
LANDASAN TEORI
A. Sosiolinguistik
Sosiolinguistik sebagai cabang linguistik memandang atau
menempatkan kedudukan bahasa dalam hubungannya dengan pemakai
bahasa di dalam masyarakat, karena dalam kehidupan bermasyarakat
manusia tidak lagi sebagai individu, akan tetapi sebagai masyarakat sosial.
Oleh karean itu, segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia dalam bertutur
akan selalu dipengaruhi oleh situasi dan kondisi di sekitarnya.
Sebagaimana yang dinyatakan Fishman (dalam Wijana, 2011: 7) bahwa
who speaks what languange to whom and when. Sosiolinguistik sebagai
ilmu yang bersifat interdispliner yang menggarap masalah-masalah
kebahasaan dalam hubungannya dengan faktor-faktor sosial, situasional,
dan kulturalnya.
Para ahli bahasa mengatakan bahwa sosiolinguistik bermula dari
adanya asumsi akan keterkaitan bahasa dengan faktor-faktor
kemasyarakatan sebagai dampak dari keadaan komunitasnya yang tidak
homogen (Wijana, 2011: 8).
Pernyataan para ahli tersebut di atas, bahwa masyarakat, budaya, dan
bahasa tidak dapat terpisahkan memang sesuai dengan pernyataan Sapir
(Wardaugh, 1986) yaitu bahwa seseorang tidak dapat memahami bahasa
tanpa mengetahui budayanya dan sebaliknya orang tidak dapat memahami
budaya suatu masyarakat tanpa memahami bahasanya.
Menurut Halliday (1976) dalam Cohesion in English mengungkapkan
bahwa wacana sama dengan teks; teks itu sendiri diformulasikan sebagai
rangkaian kalimat yang saling berkaitan dan bukan merupakan unti
gramatikal, melainkan merupakan satu unit makna.
Sedangkan Kridalaksana (1984) mengatakan bahwa wacana adalah
satuan bahasa terlengkap dalam hirarki gramatikal yang merupakan satuan
10
tertinggi dan terbesar yang direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh
(sperti novel, buku, seri ensiklopedia, dan sebagainya), paragraf, kalimat,
atau paragraf yang membawa amanat lengkap.
Mengacu pada pengertian wacana, maka tindak komunikasi dalam
bahasa sangat berkaitan antar unsur tekstual maupun ektratekstual Oleh
karena itu, suatu wacana tidak dapat terlepas dari faktor-faktor luar bahasa
atau kontekstual yang memengaruhi terjadinya peristiwa berbahasa
tersebut.
Sehubungan dengan peristiwa tutur dan tindak tutur dalam sebuah
wacana, maka penutur akan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor luar
bahasa, sebagaimana Dell Hymes (1986) menandai terjadinya peristiwa
tutur antara penutur dan mitra tutur dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut
atau terkenal dengan SPEAKING. SPEAKING terdiri dari delapan unsur,
yaitu S (setting/scane), P (participant), E (end), A (act), K (key), I
(instrument), dan G (genre).
Sementara itu, faktor-faktor yang memengaruhi peristiwa tutur tersebut
menurut Halliday (1984) terkemas menjadi tiga unsur yaitu Field (yang
berhubungan dengan apa yang sedang terjadi pada bidang tertentu), Tenor
(yang berkaitan dengan pelibat atau partisipan yang tersangkut dalam
interaksi verbal), dan Mode (yang berkaitan dengan pemilihan bentuk
bahasa atau wacana yang harus digunakan dalam interaksi) secara mutlak
akan memengaruhi cara-cara berinteraksi antara pengirim (penutur atau
penulis) dan lawan tutur (pendengar atau pembaca).
Berdasarkan keterangan di atas, maka pada gilirannya cara-cara
berinteraksi yang dibentuk dengan atau oleh berbagai ubahan bebas akan
memengaruhi wujud bahasa atau secara lebih luas wujud wacana yang
merupakan ubahan gayutnya. Artinya sebuah tuturan suatu wacana tidak
terlepas dari faktor-faktor sosial baik penutur dan mitra tuturnya.
11
B. Alih Kode
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terbentang dari Sabang
sampai Merauke sehingga menyebabkan negara ini kaya, kaya akan budaya,
adat istiadat, agam, ras, suku, dan tentunya bahasa. Bahasa merupakan alat
komunikasi vital yang digunakan seseorag dalam berkomunikasi.
Indonesia, meskipun memiliki banyak bahasa daerah, namun semuanya
dapat menyatu dalam satu bahasa, bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan seseorang yang berasal dari
daerah maupun suku yang sama, pasti akan menggunakan bahasa daerahnya
dalam berkomunikasi meskipun mereka berada dalam lingkungan formal.
Tapi mereka akan kembali menggunakan bahasa Indonesia jika berinteraksi
dengan orang lain yang berbeda daerah maupun suku. Disinilah letak
terjadinya peristiwa alih kode.
1. Hakikat Alih Kode
Menurut Suwito (dalam Wijana, 2011: 179), alih kode adalah
peristiwa peralihan kode yang satu ke kode yang lain, misalnya seorang
penutur yang awalnya menggunakan kode A (bahasa Indonesia)
kemudian beralih menggunakan kode B (bahasa daerah). Peristiwa alih
kode mungkin pula terwujud alih varian, alih ragam, alih gaya, atau alih
register.
Selain itu, alih kode merupakan gejala peralihan pemakaian bahasa
karena berubahnya situasi (Appel, 1976). Berbeda dengan Appel,
Hymes mengatakan bahwa alih kode bukan hanya terjadi antarbahasa,
melainkan juga terjadi antara ragam-ragam bahasa dan gaya ragam
bahasa yang terdapat dalam satu bahasa.
Kontak yang terjadi terus-menerus antara dua bahasa atau lebih di
dalam situasi masyarakat yang bilingual cenderung mengakibatkan
gejala kebahasaan. Oleh karena itu, alih kode sangat erat kaitannta
dengan kedwibahasaan. Dalam keadaan kedwibahasaan seorang
penutur akan sering mengganti bahasa atau ragam bahasa sesuai dengan
keperluan atau kepentingan berbahasa itu.
12
Selain itu, dalam masyarakat dwibahasa hampir tidak mungkin
seorang penutur menggunakan satu bahasa secara mutlak tanpa sedikit
pun menafaatkan bahasa lain. Jadi, dapat disimpulkan bahwa alih kode
merupakan peristiwa peralihan bahasa yang dilakukan seseorang
dengan melihat situasi dan kondisi.
2. Jenis-jenis Alih Kode
Secara umu terdapat dua jenis alih kode, yaitu:
a. Alih Kode Intern
Alih kode intern merupakan alih kode yang terjadi antarbahasa-
bahasa daerah dalam satu bahasa nasional, antara dialek-dialek
dalam satu bahasa daerah, atau antara beberapa ragam dan gaya yang
terdapat dalam satu dialek.
b. Alih Kode Ekstern
Alih kode ekstern merupakan alih kode yang terjadi antarbahasa
nasional dengan bahasa asing, misalnya antara bahasa Indonesia
dengan bahasa Internasional, yaitu bahasa Inggris.
3. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Alih Kode
Alih kode adalah peristiwa kebahasaan yang disebabkan oleh faktor-
faktor luar bahasa, terutama faktor-faktor yang sifatnya sosiosituasional.
Beberapa faktor yang biasanya merupakan penyebab terjadinya alih
kode adalah:
a. Pembicara atau penutur.
b. Pendengar atau lawan tutur.
c. Hadirnya penutur ketiga.
d. Pokok pembicaraan atau topik.
e. Untuk membangkitkan rasa humor.
f. Untuk sekedar bergengsi.
13
DAFTAR PUSTAKA
Ismawati, Esti. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra.
Surakarta: Yuma Pustaka.
Sugiyono. (2013) Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Suwandi, Sarwiji, (2012). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya
Ilmiah. Surakarta: Yuma Pustaka.
Wijana, Putu, dan Rohmadi, M. (2011). Sosiolinguistik. Kajian Teori dan Analisis.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Zuldafrial dan Lahir, M. (2012). Penelitian Kualitatif. Surakarta: Yuma Pustaka.

More Related Content

What's hot

Format supervisi kunjungan kelas
Format supervisi kunjungan kelasFormat supervisi kunjungan kelas
Format supervisi kunjungan kelasSMAN 1 SUKATANI
 
Sosialisasi pt kampus_mengajar_2021
Sosialisasi pt kampus_mengajar_2021Sosialisasi pt kampus_mengajar_2021
Sosialisasi pt kampus_mengajar_2021PMBWiduri
 
Tes Keterampilan Berbicara (Speaking Skill Test)
Tes Keterampilan Berbicara (Speaking Skill Test)Tes Keterampilan Berbicara (Speaking Skill Test)
Tes Keterampilan Berbicara (Speaking Skill Test)Cns Cfamea
 
Jenis jenis menyimak
Jenis jenis menyimakJenis jenis menyimak
Jenis jenis menyimakImam Suwandi
 
Surat keputusan perpanjangan masa aktif
Surat keputusan perpanjangan masa aktifSurat keputusan perpanjangan masa aktif
Surat keputusan perpanjangan masa aktifRaden Mas Abdinegara
 
Silabus Bahasa Inggris Kelas X (Wajib)
Silabus Bahasa Inggris Kelas X (Wajib)Silabus Bahasa Inggris Kelas X (Wajib)
Silabus Bahasa Inggris Kelas X (Wajib)Bob Septian
 
pengertian dasar mengenai pengajaran dan pembelajaran bahasa indonesia sebaga...
pengertian dasar mengenai pengajaran dan pembelajaran bahasa indonesia sebaga...pengertian dasar mengenai pengajaran dan pembelajaran bahasa indonesia sebaga...
pengertian dasar mengenai pengajaran dan pembelajaran bahasa indonesia sebaga...Andi Sahtiani Jahrir
 
[5] rpp sd kelas 4 semester 2 pahlawanku
[5] rpp sd kelas 4 semester 2   pahlawanku[5] rpp sd kelas 4 semester 2   pahlawanku
[5] rpp sd kelas 4 semester 2 pahlawankuBobby Bobby
 
surat tugas tukang.docx
surat tugas tukang.docxsurat tugas tukang.docx
surat tugas tukang.docxDesyAndriani7
 
Power point proposal
Power point proposalPower point proposal
Power point proposalHisya Sundari
 
RPP K13 Kelas 4 Revisi Terbaru Semester 2 Tahun 2018 tema 6
RPP K13 Kelas 4 Revisi Terbaru Semester 2 Tahun 2018 tema 6RPP K13 Kelas 4 Revisi Terbaru Semester 2 Tahun 2018 tema 6
RPP K13 Kelas 4 Revisi Terbaru Semester 2 Tahun 2018 tema 6Chusnul Labib
 

What's hot (20)

Format supervisi kunjungan kelas
Format supervisi kunjungan kelasFormat supervisi kunjungan kelas
Format supervisi kunjungan kelas
 
Sosialisasi pt kampus_mengajar_2021
Sosialisasi pt kampus_mengajar_2021Sosialisasi pt kampus_mengajar_2021
Sosialisasi pt kampus_mengajar_2021
 
Tes Keterampilan Berbicara (Speaking Skill Test)
Tes Keterampilan Berbicara (Speaking Skill Test)Tes Keterampilan Berbicara (Speaking Skill Test)
Tes Keterampilan Berbicara (Speaking Skill Test)
 
Surat keterangan siswa aktif belajar
Surat keterangan siswa aktif belajarSurat keterangan siswa aktif belajar
Surat keterangan siswa aktif belajar
 
Proker Uji Kompetensi Tahun 2012
Proker Uji Kompetensi Tahun  2012Proker Uji Kompetensi Tahun  2012
Proker Uji Kompetensi Tahun 2012
 
Surat pengganti skhun
Surat pengganti skhunSurat pengganti skhun
Surat pengganti skhun
 
Jenis jenis menyimak
Jenis jenis menyimakJenis jenis menyimak
Jenis jenis menyimak
 
Pembelajaran Mendengarkan
Pembelajaran MendengarkanPembelajaran Mendengarkan
Pembelajaran Mendengarkan
 
Surat keputusan perpanjangan masa aktif
Surat keputusan perpanjangan masa aktifSurat keputusan perpanjangan masa aktif
Surat keputusan perpanjangan masa aktif
 
Surat pernyataan guru
Surat pernyataan guruSurat pernyataan guru
Surat pernyataan guru
 
PPT SEMINAR PROPOSAL
PPT SEMINAR PROPOSALPPT SEMINAR PROPOSAL
PPT SEMINAR PROPOSAL
 
Silabus Bahasa Inggris Kelas X (Wajib)
Silabus Bahasa Inggris Kelas X (Wajib)Silabus Bahasa Inggris Kelas X (Wajib)
Silabus Bahasa Inggris Kelas X (Wajib)
 
41826155 laporan-pkl
41826155 laporan-pkl41826155 laporan-pkl
41826155 laporan-pkl
 
pengertian dasar mengenai pengajaran dan pembelajaran bahasa indonesia sebaga...
pengertian dasar mengenai pengajaran dan pembelajaran bahasa indonesia sebaga...pengertian dasar mengenai pengajaran dan pembelajaran bahasa indonesia sebaga...
pengertian dasar mengenai pengajaran dan pembelajaran bahasa indonesia sebaga...
 
[5] rpp sd kelas 4 semester 2 pahlawanku
[5] rpp sd kelas 4 semester 2   pahlawanku[5] rpp sd kelas 4 semester 2   pahlawanku
[5] rpp sd kelas 4 semester 2 pahlawanku
 
surat tugas tukang.docx
surat tugas tukang.docxsurat tugas tukang.docx
surat tugas tukang.docx
 
Power point proposal
Power point proposalPower point proposal
Power point proposal
 
Etika Profesi_6 kode etik profesi guru dan organisasi asosiasi keprofesian
Etika Profesi_6 kode etik profesi guru dan organisasi asosiasi keprofesianEtika Profesi_6 kode etik profesi guru dan organisasi asosiasi keprofesian
Etika Profesi_6 kode etik profesi guru dan organisasi asosiasi keprofesian
 
Jenis-Jenis Semantik
Jenis-Jenis SemantikJenis-Jenis Semantik
Jenis-Jenis Semantik
 
RPP K13 Kelas 4 Revisi Terbaru Semester 2 Tahun 2018 tema 6
RPP K13 Kelas 4 Revisi Terbaru Semester 2 Tahun 2018 tema 6RPP K13 Kelas 4 Revisi Terbaru Semester 2 Tahun 2018 tema 6
RPP K13 Kelas 4 Revisi Terbaru Semester 2 Tahun 2018 tema 6
 

Viewers also liked

Outline penelitian ( ikip pgri pontianak ).
Outline penelitian ( ikip pgri pontianak ).Outline penelitian ( ikip pgri pontianak ).
Outline penelitian ( ikip pgri pontianak ).mansur p5
 
Yudiana aprilina ikip pgri pontianak-pkmkc
Yudiana aprilina ikip pgri pontianak-pkmkcYudiana aprilina ikip pgri pontianak-pkmkc
Yudiana aprilina ikip pgri pontianak-pkmkcYudiana Aprilina II
 
Code-Mixing and Code Switching
 Code-Mixing and Code Switching Code-Mixing and Code Switching
Code-Mixing and Code SwitchingLucia Pratama
 
code mixing and code switching
code mixing and code switchingcode mixing and code switching
code mixing and code switchingFatima Gul
 
Skripsi Jargon pada Komunitas Jejaring Sosial KASKUS
Skripsi Jargon pada Komunitas Jejaring Sosial KASKUSSkripsi Jargon pada Komunitas Jejaring Sosial KASKUS
Skripsi Jargon pada Komunitas Jejaring Sosial KASKUSRohman'is Crew
 
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) BAHASA INDONESIA SMK
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) BAHASA INDONESIA SMKLAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) BAHASA INDONESIA SMK
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) BAHASA INDONESIA SMKAmin Eko Wulandari
 
Presentasi seminar proposal
Presentasi seminar proposalPresentasi seminar proposal
Presentasi seminar proposalNajmi Sari
 
Contoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang Bagus
Contoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang BagusContoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang Bagus
Contoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang BagusTrisnadi Wijaya
 
Contoh Power Point Hasil Penelitian
Contoh Power Point Hasil PenelitianContoh Power Point Hasil Penelitian
Contoh Power Point Hasil PenelitianIndra IR
 

Viewers also liked (12)

Outline penelitian ( ikip pgri pontianak ).
Outline penelitian ( ikip pgri pontianak ).Outline penelitian ( ikip pgri pontianak ).
Outline penelitian ( ikip pgri pontianak ).
 
Yudiana aprilina ikip pgri pontianak-pkmkc
Yudiana aprilina ikip pgri pontianak-pkmkcYudiana aprilina ikip pgri pontianak-pkmkc
Yudiana aprilina ikip pgri pontianak-pkmkc
 
Penelitian kebahasaan Fransiskus
Penelitian kebahasaan FransiskusPenelitian kebahasaan Fransiskus
Penelitian kebahasaan Fransiskus
 
PENELITIAN BAHASA PUTU EKA RESPATI
 PENELITIAN BAHASA PUTU EKA RESPATI PENELITIAN BAHASA PUTU EKA RESPATI
PENELITIAN BAHASA PUTU EKA RESPATI
 
Seminar proposal
Seminar proposalSeminar proposal
Seminar proposal
 
Code-Mixing and Code Switching
 Code-Mixing and Code Switching Code-Mixing and Code Switching
Code-Mixing and Code Switching
 
code mixing and code switching
code mixing and code switchingcode mixing and code switching
code mixing and code switching
 
Skripsi Jargon pada Komunitas Jejaring Sosial KASKUS
Skripsi Jargon pada Komunitas Jejaring Sosial KASKUSSkripsi Jargon pada Komunitas Jejaring Sosial KASKUS
Skripsi Jargon pada Komunitas Jejaring Sosial KASKUS
 
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) BAHASA INDONESIA SMK
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) BAHASA INDONESIA SMKLAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) BAHASA INDONESIA SMK
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) BAHASA INDONESIA SMK
 
Presentasi seminar proposal
Presentasi seminar proposalPresentasi seminar proposal
Presentasi seminar proposal
 
Contoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang Bagus
Contoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang BagusContoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang Bagus
Contoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang Bagus
 
Contoh Power Point Hasil Penelitian
Contoh Power Point Hasil PenelitianContoh Power Point Hasil Penelitian
Contoh Power Point Hasil Penelitian
 

Similar to Analisis Alih Kode Di SMPN 2 Sambas

Sri Lestari "Fonemik Bahasa Melayu Sambas di Sekolah Menengah Pertama Negeri ...
Sri Lestari "Fonemik Bahasa Melayu Sambas di Sekolah Menengah Pertama Negeri ...Sri Lestari "Fonemik Bahasa Melayu Sambas di Sekolah Menengah Pertama Negeri ...
Sri Lestari "Fonemik Bahasa Melayu Sambas di Sekolah Menengah Pertama Negeri ...Rina Fadhali
 
Diamorf dalam bahasa indonesia dan bahasa sunda jatmika nurhadi
Diamorf dalam bahasa indonesia dan bahasa sunda   jatmika nurhadiDiamorf dalam bahasa indonesia dan bahasa sunda   jatmika nurhadi
Diamorf dalam bahasa indonesia dan bahasa sunda jatmika nurhadijatmikanurhadi
 
PPT MODUL 1 _MPBISD.pptx
PPT  MODUL 1 _MPBISD.pptxPPT  MODUL 1 _MPBISD.pptx
PPT MODUL 1 _MPBISD.pptxraniManggor
 
PPT MODUL 1 _MPBISD.pptx
PPT  MODUL 1 _MPBISD.pptxPPT  MODUL 1 _MPBISD.pptx
PPT MODUL 1 _MPBISD.pptxraniManggor
 
SRISURYAS_858946008_TT1BI.docx
SRISURYAS_858946008_TT1BI.docxSRISURYAS_858946008_TT1BI.docx
SRISURYAS_858946008_TT1BI.docxSssusi
 
5. relevansi teori-psikologi-dari-piaget
5. relevansi teori-psikologi-dari-piaget5. relevansi teori-psikologi-dari-piaget
5. relevansi teori-psikologi-dari-piagetuniku
 
الأبعاد اللغوية في اكتساب اللغة الثانية
الأبعاد اللغوية في اكتساب اللغة الثانيةالأبعاد اللغوية في اكتساب اللغة الثانية
الأبعاد اللغوية في اكتساب اللغة الثانيةAlfiyah Rizzy Afdiquni
 
Cover campur kode bahasa pada warga dusun teladan keutapang dua
Cover campur kode bahasa  pada warga dusun teladan keutapang duaCover campur kode bahasa  pada warga dusun teladan keutapang dua
Cover campur kode bahasa pada warga dusun teladan keutapang duaShinta Villa
 
Metodologi pengajaran umat slamet
Metodologi pengajaran umat slametMetodologi pengajaran umat slamet
Metodologi pengajaran umat slametFaldzata Ruhiy
 
Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar....
Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar....Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar....
Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar....Zukét Printing
 
Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar.pdf
Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar.pdfKeadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar.pdf
Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar.pdfZukét Printing
 
desain pembelajaran BIPA - Bahasa indonesia penutur asing
 desain pembelajaran BIPA - Bahasa indonesia penutur asing desain pembelajaran BIPA - Bahasa indonesia penutur asing
desain pembelajaran BIPA - Bahasa indonesia penutur asingAjengIlla
 
Metodologi pengajaran-bahasa
Metodologi pengajaran-bahasaMetodologi pengajaran-bahasa
Metodologi pengajaran-bahasaAi Rahayu
 
YOLLANDA OCTAVITRI_PENGEMBANGAN BAHAN AJAR.pdf
YOLLANDA OCTAVITRI_PENGEMBANGAN BAHAN AJAR.pdfYOLLANDA OCTAVITRI_PENGEMBANGAN BAHAN AJAR.pdf
YOLLANDA OCTAVITRI_PENGEMBANGAN BAHAN AJAR.pdfAulia Rachman
 

Similar to Analisis Alih Kode Di SMPN 2 Sambas (20)

Sri Lestari "Fonemik Bahasa Melayu Sambas di Sekolah Menengah Pertama Negeri ...
Sri Lestari "Fonemik Bahasa Melayu Sambas di Sekolah Menengah Pertama Negeri ...Sri Lestari "Fonemik Bahasa Melayu Sambas di Sekolah Menengah Pertama Negeri ...
Sri Lestari "Fonemik Bahasa Melayu Sambas di Sekolah Menengah Pertama Negeri ...
 
Disain Penelitian Kebahasaan
Disain Penelitian KebahasaanDisain Penelitian Kebahasaan
Disain Penelitian Kebahasaan
 
Diamorf dalam bahasa indonesia dan bahasa sunda jatmika nurhadi
Diamorf dalam bahasa indonesia dan bahasa sunda   jatmika nurhadiDiamorf dalam bahasa indonesia dan bahasa sunda   jatmika nurhadi
Diamorf dalam bahasa indonesia dan bahasa sunda jatmika nurhadi
 
Makalahpenelitian
MakalahpenelitianMakalahpenelitian
Makalahpenelitian
 
disain PenelitianKebahasaan
disain PenelitianKebahasaandisain PenelitianKebahasaan
disain PenelitianKebahasaan
 
PPT MODUL 1 _MPBISD.pptx
PPT  MODUL 1 _MPBISD.pptxPPT  MODUL 1 _MPBISD.pptx
PPT MODUL 1 _MPBISD.pptx
 
PPT MODUL 1 _MPBISD.pptx
PPT  MODUL 1 _MPBISD.pptxPPT  MODUL 1 _MPBISD.pptx
PPT MODUL 1 _MPBISD.pptx
 
SRISURYAS_858946008_TT1BI.docx
SRISURYAS_858946008_TT1BI.docxSRISURYAS_858946008_TT1BI.docx
SRISURYAS_858946008_TT1BI.docx
 
5. relevansi teori-psikologi-dari-piaget
5. relevansi teori-psikologi-dari-piaget5. relevansi teori-psikologi-dari-piaget
5. relevansi teori-psikologi-dari-piaget
 
Bab viii kti
Bab viii ktiBab viii kti
Bab viii kti
 
الأبعاد اللغوية في اكتساب اللغة الثانية
الأبعاد اللغوية في اكتساب اللغة الثانيةالأبعاد اللغوية في اكتساب اللغة الثانية
الأبعاد اللغوية في اكتساب اللغة الثانية
 
Cover campur kode bahasa pada warga dusun teladan keutapang dua
Cover campur kode bahasa  pada warga dusun teladan keutapang duaCover campur kode bahasa  pada warga dusun teladan keutapang dua
Cover campur kode bahasa pada warga dusun teladan keutapang dua
 
Metodologi pengajaran umat slamet
Metodologi pengajaran umat slametMetodologi pengajaran umat slamet
Metodologi pengajaran umat slamet
 
Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar....
Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar....Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar....
Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar....
 
Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar.pdf
Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar.pdfKeadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar.pdf
Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar.pdf
 
desain pembelajaran BIPA - Bahasa indonesia penutur asing
 desain pembelajaran BIPA - Bahasa indonesia penutur asing desain pembelajaran BIPA - Bahasa indonesia penutur asing
desain pembelajaran BIPA - Bahasa indonesia penutur asing
 
Ruj lingusosilinguistik
Ruj lingusosilinguistikRuj lingusosilinguistik
Ruj lingusosilinguistik
 
Metodologi pengajaran-bahasa
Metodologi pengajaran-bahasaMetodologi pengajaran-bahasa
Metodologi pengajaran-bahasa
 
YOLLANDA OCTAVITRI_PENGEMBANGAN BAHAN AJAR.pdf
YOLLANDA OCTAVITRI_PENGEMBANGAN BAHAN AJAR.pdfYOLLANDA OCTAVITRI_PENGEMBANGAN BAHAN AJAR.pdf
YOLLANDA OCTAVITRI_PENGEMBANGAN BAHAN AJAR.pdf
 
Artikel
ArtikelArtikel
Artikel
 

Recently uploaded

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 

Recently uploaded (20)

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 

Analisis Alih Kode Di SMPN 2 Sambas

  • 1. 1 BAGIAN I RENCANA PENELITIAN A. Latar Belakang Berbicara mengenai bahasa, baahsa merupakan alat komunikasi bagi setiap orang, sekalipun orang tersebut memiliki kekurangan tapi mereka tetap menggunakan bahasa, yaitu bahasa isyarat. Tanpa bahasa, manusia tidak bisa memahami maksud dari interaksi yang mereka lakukan. Mengingat pentingnya bahasa, para ilmuwan telah melakukan penelitian lebih mendalam mengenai bahasa. Gorys Keraf (dalam Smarapradhipa, 2005: 1) memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mepergunakan simbol-simnol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbiter. Jadi, bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia dalam berinteraksi yang berupa kode atau simbol bunyi yang bersifat arbiter. Merujuk dari definisi bahasa, maka kehadiran bahasa dalam lingkungan sosial masyarakat sangat berpengaruh terhadap interaksi yang dilakukan. Masyarakat tidak hanya menggunakan bahasa Indonesia saja dalam berinteraksi, akan tetapi ada bahasa lain yang turut digunakan, yaitu bahasa daerah maupun bahasa asing. Maka daripada itu diperlukan suatu ilmu untuk menganalisis mengapa seseorang menggunakan dua bahasa atau lebih dalam berkomunikasi, dan ilmu yang bisa diterapkan untuk hal tersebut adalah sosiolinguistik. Sosiolinguistik sebagai cabang linguistik memandang atau menempatkan kedudukan bahasa dalam hubungannya dengan pemakai bahasa di dalam masyarakat, karean dalam kehidupan bermasyarakat manusia tidak lagi sebagai individu, akan tetapi sebagai masyarakat sosial
  • 2. 2 (Dewa Putu, 2011: 7). Segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia dalam bertutur akan selalu dipengaruhi oleh situasi dan kondisi di sekitarnya. Selain itu, menurut Rafiek (2005: 1), sosiolinguistik merupakan studi bahasa yang dalam pelaksanaannya bertujuan untuk mempelajari bagaimana konvensi-konvensu tentang relasi penggunaan bahasa untuk aspek-aspek lain tentang perilaku sosial. Sosiolinguistik merupakan ilmu interdisipliner yang artinya dalam kajiannya, sosiolinguistik menggarap masalah-masalah kebahasaan dalam hubungannya dengan faktor-faktor sosial, situasional, dan kulturalnya. Akan tetapi, untuk menganalisis hal tersebut tidaklah mudah karena dalam bahasa terdapat beberapa tingkatan atau tataran, mulai dari fonologi, morfologi, semantik, dan pragmatik. Keempat cabang ilmu tersebut harus dikuasi agar pemahaman mengenai sosiolinguistik akan lebih jelas. Berdasarkan dari masalah-masalah yang dibahas dalam sosiolinguistik, maka penggunaan dua bahasa atau lebih termasuk dalam ranah kajian sosiolinguistik. Seseorang yang menggunakan dua bahasa atau lebih dalam berkomunikasi tentunya mempunyai alasan tersendiri, misalnya lawan bicara adalah orang luar daerah atau luar negri, sehingga sangat memungkinkan pembicara menggunakan beberapa bahasa. Contoh nyata dapat dilihat dari kaitannya dengan masalah yang dikemukakakn adalah pada saat proses belajar mengajar di kelas maupun aktivitas di luar kelas. Pada saat mengajar terkadang guru menggunakan dua bahasa, yaitu bahasa daerah dan bahasa resmi (bahasa Indonesia). Guru menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar saja atau untuk memperjelas maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu dalam lingkungan sekolah yang bertaraf internasional, bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar dalam proses belajar mengajar, sedangkan bahasa utama yang digunakan adalah bahasa asing, misalnya bahasa Inggris.
  • 3. 3 Tidak hanya dalam proses belajar mengajar saja seseorang menggunakan dua bahasa atau lebih, dalam aktivitas di luar kelas (antara siswa dengan siswa) terkadang juga menggunakan lebih dari satu bahasa. Misalnya yang terjadi di lingkungan SMPN 2 Sambas, yang dimana siswanya bukan hanya dari suku melayu saja tapi ada juga dari suku cina dan suku dayak. Hal ini mengakibatkan akan terjadi peralihan bahasa yang dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan teman sebaya. Berdasarkan contoh-contoh yang telah dikemukakan, maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai peralihan-peralihan bahasa yang dilakukan seseorang khususnya dalam ruang lingkup pendidikan. Untuk mengkaji hal tersebut tentunya diperlukan suatu landasan teori yang tepat. Alih kode merupakan teori yang akan digunakan penulis dalam mengkaji peralihan bahasa yang terjadi dalam ranah pendidikan, yaitu dalam lingkungan sekolah formal. Terdapat dua macam alih kode, yaitu alih kode intern (ke dalam), dan alih kode ekstern (ke luar). Alih kode intern adalah peristiwa peralihan bahasa yang dilakukan dari bahasa daerah ke bahasa daerah lainnya atau bahasa Indonesia. Sedangkan alih kode ekstern merupakan peralihan dari bahasa nasional ke bahasa internasional (bahasa asing). SMPN 2 Sambas merupakan sekolah yang akan penulis jadikan sebagai objek penelitian, karena penulis sudah mengetahui lingkungan tersebut yang sangat meungkinkan terjadinya alih kode, baik pada saat proses belajar mengajar maupun di luar kegiatan belajar mengajar. SMPN 2 Sambas merupakan Sekolah Standar Nasional sehingga para guru dintuntut untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam proses belajar mengajar. Akan tetapi, pada paraktiknya masih ada guru yang sanagt dominan menggunakan bahasa daerah (bahasa Sambas) dalam mengajar. Sebenarnya hal tersebut boleh saja dilakukan jika tidak berlebihan, maksudnya boleh saja guru menggunakan bahasa daerha, tapi itu hanya sebagai bahasa pengantar saja, dan bahasa Indonesia yang harus dominan
  • 4. 4 digunakan karena merupakan bahasa utama, terlebih lagi bagi sekolah standar nasional. Kemudian, masalah berikutnya adalah perlaihan bahasa yang dilakukan siswa pada saat jam istirahat, yang mana siswa suku cina akan melakukan aih kode, yaitu peralihan dari bahasa Indonesia ke bahasa mandarin. Penggunaan bahasa mandarin dalam lingkungna sekolah yang mayoritas siswanya bersuku melayu tentu akan menimbulkan kesenjangan bahkan mungkin kesalahpahaman. Berdasarkan penyajian masalah yang dikemukakan, maka “Analisis Alih Kode Di SMPN 2 Sambas Dalam Kajian Sosiiolinguistik” dijadikan sebagai judul rencana penelitian ini. B. Masalah Penelitian Masalah penelitian pada dasarnya merupakan hasil kajian teoritis dan empiris dari suatu fenomena atau objek yang menjadi sasaran penelitian yang menimbulkan tanda tanya bagi peneliti mengapa demikian (Zuldafrial dan Muhammad Lahir, 2012: 23). Masalah dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu masalah umum dan sub-sub masalah (masalah khusus). Adapun masalah umum dari penelitian ini adalah “Bagaimana alih kode di SMPN 2 Sambas dalam kajian sosiolinguistik ?”. Sedangkan sub-sub masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana bentuk alih kode di SMPN 2 Sambas ? 2. Apa faktor yang menyebabkan terjadinya alih kode di SMPN 2 Sambas ? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah penelitian, maka secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan alih kode di SMPN 2 Sambas yang dikaji dalam bidang kajian sosiolinguistik. Sedangkan tujuan khususnya adalah untuk mengetahui:
  • 5. 5 1. Bentuk alih kode di SMPN 2 Sambas. 2. Faktor yang menyebabkan terjadinya alih kode di SMPN 2 Sambas. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian merupakan kegunaan yang didapatkan dari adanya penelitian ini. Adapun manfaat penelitian dalam rencana penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu: 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran dalam bidang ilmu sosiolinguistik khususnya dalam kajian alih kode. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu manfaat: a. Bagi guru Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi guru, yakni dapat memberikan pengalaman dan wawasan bagi guru bahawa dalam proses belajar mengajar harusnya lebih dominan menggunakan bahasa Indonesia, dan bahasa daera digunakan sebagai bahasa pengantar saja. b. Bagi Siswa Penelitian ini diharapkan dapat memberikan penjelasan kepada siswa mengenai alih kode yang sering mereka lakukan, agar nanti kedepannya mereka bisa melakukan alih kode di saat yang tepat. E. Ruang Lingkup Menurut Esti Ismawati, (2011: 4) ruang lingkup penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia mencakup wilayah yang amat luas baik pada tatanan input, proses, maupun output PBSI. Dalam proposal penelitian ini, ruang lingkup penelitian adalah definisi operasional. Definisi operasional adalah definisi yang diperlukan untuk memperjelas dan merinci variabel penelitian menjadi gejala-gejala yang
  • 6. 6 akan diungkapkan dalamm penelitian. Definisi operasional dalam proposal penelitian ini adalah: 1. Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelahaan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian, untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. 2. Alih kode adalah peristiwa peralihan bahasa yang dilakukan penutur karena disebabkan situasi dan kondisi. 3. SMPN 2 Sambas merupakan satu diantara sekolah yang terdapat di Kecamatan Sambas Kabupaten Sambas dan merupakan sekolah kebanggaan karena SMPN 2 Sambas merupakan sekolah yang terakreditasi A dan Sekolah Standar Nasional. F. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian pendidikan adalah cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan (Sugiyono, 2013: 6). Jadi berdasarkan permasalah yang ada, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif yang mana menggambarkan secara tepat mengenai permasalahan alih kode yang terjadi di lingkungan SMPN 2 Sambas. 2. Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan dalam proposal penelitian ini adalah bentuk penelitian kualitatif yang dimana mendeskripsikan hasil penelitian dengan kalimat-kalimat tanpa menggunakan hitungan statistik dan lebih mementingkan proses daripada hasil. 3. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa dan guru di SMPN 2 Sambas.
  • 7. 7 4. Teknik dan Alat Pengumpul Data a. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: 1) Pengamatan Pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan berperan serta secara pasif. Pengamatan ini dilakukan terhadap guru maupun siswa ketika proses belajar mengajar maupun pada saat istirahat. 2) Wawancara Wawancara yang dilakukan dalam penelitan ini adalah dengan mewawancarai atau memberikan sejumlah pertanyaan kepada siswa maupun guru yang terlibat dalam proses penelitian. 3) Teknik Sadap Teknik sadap merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara merekam percakapan yang terjadi, baik pada saat proses belajar mengajar maupun kegiatan di luar kelas (saat istirahat). b. Alat Pengumpul Data Menurut Djaali (dalam Esti Ismawati, 2011: 98), alat pengumpul data adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu, berdasarkan teknik yang digunakan, maka alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah: 1) Lembar Pengamatan Lembar pengamatan digunakan pada saat penulis melakukan pengamatan secara langsung di lokasi penelitian yang telah ditentukan. 2) Lembar Wawancara Lembar wawancara berisi pertanyaan yang ditujukan penulis kepada subjek penelitan. 3) Alat Perekam Alat perekam digunakan pada saat pneulis melakukan teknik sadap. Hal ini dilakukan untuk merekam pembicaraan yang
  • 8. 8 terjadi baik pada saat proses belajar mengajar maupun di luar jam belajar (istirahat). 5. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kritis yang mencakup kegiatan untuk mengungkap peristiwa alih kode yang terjadi di lingkungan SMPN 2 Sambas. Analisis dilakukan berdasarkan kriteria normatif yang diturunkan dari kajian teoritis maupun dari ketentuan yang ada. G. Jadwal Penelitian No Tahap September Oktober November Desember Januari Februari 1 Pengumpula n Referensi 2 Pembuatan Proposal 3 Pengumpula n Proposal 4 Perbaikan Proposal 5 Analisis 6 Desain
  • 9. 9 BAGIAN II LANDASAN TEORI A. Sosiolinguistik Sosiolinguistik sebagai cabang linguistik memandang atau menempatkan kedudukan bahasa dalam hubungannya dengan pemakai bahasa di dalam masyarakat, karena dalam kehidupan bermasyarakat manusia tidak lagi sebagai individu, akan tetapi sebagai masyarakat sosial. Oleh karean itu, segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia dalam bertutur akan selalu dipengaruhi oleh situasi dan kondisi di sekitarnya. Sebagaimana yang dinyatakan Fishman (dalam Wijana, 2011: 7) bahwa who speaks what languange to whom and when. Sosiolinguistik sebagai ilmu yang bersifat interdispliner yang menggarap masalah-masalah kebahasaan dalam hubungannya dengan faktor-faktor sosial, situasional, dan kulturalnya. Para ahli bahasa mengatakan bahwa sosiolinguistik bermula dari adanya asumsi akan keterkaitan bahasa dengan faktor-faktor kemasyarakatan sebagai dampak dari keadaan komunitasnya yang tidak homogen (Wijana, 2011: 8). Pernyataan para ahli tersebut di atas, bahwa masyarakat, budaya, dan bahasa tidak dapat terpisahkan memang sesuai dengan pernyataan Sapir (Wardaugh, 1986) yaitu bahwa seseorang tidak dapat memahami bahasa tanpa mengetahui budayanya dan sebaliknya orang tidak dapat memahami budaya suatu masyarakat tanpa memahami bahasanya. Menurut Halliday (1976) dalam Cohesion in English mengungkapkan bahwa wacana sama dengan teks; teks itu sendiri diformulasikan sebagai rangkaian kalimat yang saling berkaitan dan bukan merupakan unti gramatikal, melainkan merupakan satu unit makna. Sedangkan Kridalaksana (1984) mengatakan bahwa wacana adalah satuan bahasa terlengkap dalam hirarki gramatikal yang merupakan satuan
  • 10. 10 tertinggi dan terbesar yang direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh (sperti novel, buku, seri ensiklopedia, dan sebagainya), paragraf, kalimat, atau paragraf yang membawa amanat lengkap. Mengacu pada pengertian wacana, maka tindak komunikasi dalam bahasa sangat berkaitan antar unsur tekstual maupun ektratekstual Oleh karena itu, suatu wacana tidak dapat terlepas dari faktor-faktor luar bahasa atau kontekstual yang memengaruhi terjadinya peristiwa berbahasa tersebut. Sehubungan dengan peristiwa tutur dan tindak tutur dalam sebuah wacana, maka penutur akan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor luar bahasa, sebagaimana Dell Hymes (1986) menandai terjadinya peristiwa tutur antara penutur dan mitra tutur dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut atau terkenal dengan SPEAKING. SPEAKING terdiri dari delapan unsur, yaitu S (setting/scane), P (participant), E (end), A (act), K (key), I (instrument), dan G (genre). Sementara itu, faktor-faktor yang memengaruhi peristiwa tutur tersebut menurut Halliday (1984) terkemas menjadi tiga unsur yaitu Field (yang berhubungan dengan apa yang sedang terjadi pada bidang tertentu), Tenor (yang berkaitan dengan pelibat atau partisipan yang tersangkut dalam interaksi verbal), dan Mode (yang berkaitan dengan pemilihan bentuk bahasa atau wacana yang harus digunakan dalam interaksi) secara mutlak akan memengaruhi cara-cara berinteraksi antara pengirim (penutur atau penulis) dan lawan tutur (pendengar atau pembaca). Berdasarkan keterangan di atas, maka pada gilirannya cara-cara berinteraksi yang dibentuk dengan atau oleh berbagai ubahan bebas akan memengaruhi wujud bahasa atau secara lebih luas wujud wacana yang merupakan ubahan gayutnya. Artinya sebuah tuturan suatu wacana tidak terlepas dari faktor-faktor sosial baik penutur dan mitra tuturnya.
  • 11. 11 B. Alih Kode Indonesia merupakan negara kepulauan yang terbentang dari Sabang sampai Merauke sehingga menyebabkan negara ini kaya, kaya akan budaya, adat istiadat, agam, ras, suku, dan tentunya bahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi vital yang digunakan seseorag dalam berkomunikasi. Indonesia, meskipun memiliki banyak bahasa daerah, namun semuanya dapat menyatu dalam satu bahasa, bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan seseorang yang berasal dari daerah maupun suku yang sama, pasti akan menggunakan bahasa daerahnya dalam berkomunikasi meskipun mereka berada dalam lingkungan formal. Tapi mereka akan kembali menggunakan bahasa Indonesia jika berinteraksi dengan orang lain yang berbeda daerah maupun suku. Disinilah letak terjadinya peristiwa alih kode. 1. Hakikat Alih Kode Menurut Suwito (dalam Wijana, 2011: 179), alih kode adalah peristiwa peralihan kode yang satu ke kode yang lain, misalnya seorang penutur yang awalnya menggunakan kode A (bahasa Indonesia) kemudian beralih menggunakan kode B (bahasa daerah). Peristiwa alih kode mungkin pula terwujud alih varian, alih ragam, alih gaya, atau alih register. Selain itu, alih kode merupakan gejala peralihan pemakaian bahasa karena berubahnya situasi (Appel, 1976). Berbeda dengan Appel, Hymes mengatakan bahwa alih kode bukan hanya terjadi antarbahasa, melainkan juga terjadi antara ragam-ragam bahasa dan gaya ragam bahasa yang terdapat dalam satu bahasa. Kontak yang terjadi terus-menerus antara dua bahasa atau lebih di dalam situasi masyarakat yang bilingual cenderung mengakibatkan gejala kebahasaan. Oleh karena itu, alih kode sangat erat kaitannta dengan kedwibahasaan. Dalam keadaan kedwibahasaan seorang penutur akan sering mengganti bahasa atau ragam bahasa sesuai dengan keperluan atau kepentingan berbahasa itu.
  • 12. 12 Selain itu, dalam masyarakat dwibahasa hampir tidak mungkin seorang penutur menggunakan satu bahasa secara mutlak tanpa sedikit pun menafaatkan bahasa lain. Jadi, dapat disimpulkan bahwa alih kode merupakan peristiwa peralihan bahasa yang dilakukan seseorang dengan melihat situasi dan kondisi. 2. Jenis-jenis Alih Kode Secara umu terdapat dua jenis alih kode, yaitu: a. Alih Kode Intern Alih kode intern merupakan alih kode yang terjadi antarbahasa- bahasa daerah dalam satu bahasa nasional, antara dialek-dialek dalam satu bahasa daerah, atau antara beberapa ragam dan gaya yang terdapat dalam satu dialek. b. Alih Kode Ekstern Alih kode ekstern merupakan alih kode yang terjadi antarbahasa nasional dengan bahasa asing, misalnya antara bahasa Indonesia dengan bahasa Internasional, yaitu bahasa Inggris. 3. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Alih Kode Alih kode adalah peristiwa kebahasaan yang disebabkan oleh faktor- faktor luar bahasa, terutama faktor-faktor yang sifatnya sosiosituasional. Beberapa faktor yang biasanya merupakan penyebab terjadinya alih kode adalah: a. Pembicara atau penutur. b. Pendengar atau lawan tutur. c. Hadirnya penutur ketiga. d. Pokok pembicaraan atau topik. e. Untuk membangkitkan rasa humor. f. Untuk sekedar bergengsi.
  • 13. 13 DAFTAR PUSTAKA Ismawati, Esti. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra. Surakarta: Yuma Pustaka. Sugiyono. (2013) Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Suwandi, Sarwiji, (2012). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Yuma Pustaka. Wijana, Putu, dan Rohmadi, M. (2011). Sosiolinguistik. Kajian Teori dan Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Zuldafrial dan Lahir, M. (2012). Penelitian Kualitatif. Surakarta: Yuma Pustaka.