SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
INDUKSI MATEMATIKA
1.1PENDAHULUAN
Matematika diskrit (discrete mathematics atau finite mathematics) adalah cabang
matematika yang mengkaji objek-objek diskrit. Apa yang dimaksud dengan kata diskrit
(discrete) ? Benda disebut diskrit jika ia terdiri dari sejumlah berhingga elemen yang
berbeda atau elemen-elemen yang tidak bersambungan. Himpunan bilangan bulat (integer)
dipandang sebagai objek diskrit. Sedangkan himpunan bilangan riil (real) dipandang
sebagai objek kontinu. Fungsi diskrit digambarkan sebagai sekumpulan titik-titik,
sedangkan fungsi kontinu digambarkan sebagai kurva.
1.2PRINSIP INDUKSI MATEMATIKA
Sebuah cara pembuktian yang sering dipakai, simple, dan sangat ampuh dalam
matematika kombinatorial dan ilmu komputer, dikenal dengan prinsip induksi matematika.
Induksi matematika adalah metode pembuktian untuk proposisi bilangan bulat.
Untuk suatu pernyataan tertentu yang melibatkan sebuah bilangan asli n, jika kita
dapat menunjukkan bahwa :
1. Pernyataan itu benar untuk n = n0 , dan
2. Pernyataan itu benar untuk n = k+1, dengan mengasumsikan bahwa pernyataan
itu benar untuk n = k, (k ≥ n0),
maka kita dapat menyimpulkan bahwa pernyataan itu benar untuk semua bilangan asli n ≥
n0.
Langkah (1) dinamakan basis induksi, sedangkan langkah (2) dinamakan langkah
induksi. Di samping itu, asumsi bahwa pernyataan tersebut benar untuk n = k di dalam
langkah (2) biasanya dinamakan hipotesis induksi.
Contoh 1.2.1:
Buktikan bahwa ,
2
)1(
321


nn
n untuk semua n ≥1.
Solusi:
Misalkan P(n) menyatakan ,
2
)1(
321


nn
n untuk semua n ≥1.
1.) Basis induksi.
Akan dibuktikan P(1) benar untuk n = 1.
Perhatikan bahwa:
.1
2
2
2
)2(1
2
)11(1
1





Jadi, basis induksi benar.
2.) Langkah induksi.
Misalkan P(k) benar, yaitu ,
2
)1(
321


kk
k
Akan dibuktikan P(k+1) juga benar yaitu
.
2
)1)1)((1(
)1(321


kk
kk
Perhatikan bahwa:
     .1,
2
111
2
)2)(1(
2
23
2
)1(2)(
)1(
2
)1(
)1()321()1(321
2
2













ksemuauntuk
kk
kk
kk
kkk
k
kk
kkkk 
Karena (1) dan (2) benar, maka terbukti bahwa
2
)1(
321


nn
n untuk semua n ≥1,
juga benar.
Contoh 1.2.2:
Buktikan bahwa ,202  nn
untuk setiap bilangan bulat n ≥ 5.
Solusi:
Misalkan P(n) menyatakan ,202  nn
untuk setiap bilangan bulat n ≥ 5.
1.) Basis induksi.
Akan dibuktikan P(5) benar untuk n = 5.
Perhatikan bahwa:
2532
20525


Jadi, basis benar.
2.) Langkah induksi.
Misalkan P(k) benar, yaitu ,202  kk
Akan dibuktikan P(k+1) juga benar yaitu
.20)1(2 1

kk
Habis dibagi 3 Habis dibagi 3
Perhatikan bahwa:
.5,20)1(402)20(22.22 1

ksetiapuntukkkkkk
Karena (1) dan (2) benar, maka terbukti bahwa ,202  nn
untuk setiap bilangan bulat n ≥ 5,
juga benar.
Contoh 1.2.3:
Buktikan bahwa 122
n
habis dibagi 3 untuk semua bilangan bulat n ≥ 1.
Solusi:
Misalkan P(n) menyatakan 122
n
habis dibagi 3 untuk semua bilangan bulat n ≥ 1.
1.) Basis induksi.
Akan dibuktikan P(1) benar untuk n = 1.
Perhatikan bahwa:
 33
14
1212 21.2
dibagihabisbenar


Jadi, basis benar.
2.) Langkah induksi.
Misalkan P(k) benar, yaitu 122
k
habis dibagi 3
Akan dibuktikan P(k+1) juga benar yaitu
12 )1(2
k
habis dibagi 3
Perhatikan bahwa:
)12()2.3(
1)22.3(
12.4
14.2
12.2
1212
22
22
2
2
22
22)1(2





 
kk
kk
k
k
k
kk
Karena (1) dan (2) benar, maka terbukti bahwa 122
n
habis dibagi 3 untuk semua bilangan
bulat n ≥ 1, juga benar.
1.3 PRINSIP INDUKSI MATEMATIKA KUAT.
Bentuk prinsip induksi matematika yang lebih “kuat”, yang sering disebut sebagai
prinsip induksi matematika kuat, dapat dinyatakan sebagai berikut. Untuk suatu pernyataan
tertentu yang melibatkan bilangan asli n, jika kita dapat menunjukkan bahwa:
1’. Pernyataan itu benar untuk n = n0, dan
2’. Pernyataan itu benar untuk n = k + 1, dengan mengasumsikan bahwa pernyataan itu
benar untuk n0 ≤ n ≤ k,
maka kita dapat menyimpulkan bahwa pernyataan itu benar untuk semua bilangan asli n ≥ n0.
Bentuk ini lebih kuat dari prinsip induksi matematika yang disajikan di atas. Tegasnya, di
dalam langkah induksi, untuk membuktikan bahwa pernyataan yang bersangkutan benar untuk
n = k + 1, kita dibolehkan membuat asumsi yang lebih kuat di dalam langkah (2’) daripada di
dalam langkah (2) di atas. Dengan kata lain, prinsip induksi matematika kuat memungkinkan kita
mencapai kesimpulan yang sama meskipun memberlakukan asumsi yang lebih banyak.
Contoh 1.3.1:
Buktikan bahwa setiap bilangan bulat positif n yang lebih besar atau sama dengan 2 merupakan
bilangan prima atau hasilkali beberapa bilangan prima.
Solusi:
Misalkan P(n) adalah proposisi bahwa setiap bilangan bulat positif n yang lebih besar atau sama
dengan 2 merupakan bilangan prima atau hasilkali beberapa bilangan prima.
1.) Basis induksi.
Untuk n = 2, karena 2 adalah bilangan prima, maka pernyataan tersebut benar.
2.) Langkah induksi
Misalkan P(k) benar, yaitu asumsikan bahwa 2,3,…,k dapat dinyatakan sebagai perkalian
(satu atau lebih) bilangan prima (hipotesis induksi), akan ditunjukkan bahwa P(k+1) juga
benar, yaitu n+1 juga dapat dinyatakan sebagai perkalian bilangan prima.
Ada 2 kasus:
1. Jika k+1 sendiri bilangan prima, maka jelas ia dapat dinyatakan sebagai perkalian
satu atau lebih bilangan prima.
2. Jika k+1 bukan bilangan prima, maka terdapat bilangan bulat positif a yang habis
membagi k+1 tanpa sisa. Dengan kata lain ,
b
a
k

 )1(
,atau abk  )1(
Yang dalam hal ini, 2 ≤ a ≤ b ≤ k. Menurut hipotesis induksi, a dan b dapat
dinyatakan sebagai perkalian satu atau lebih bilangan prima. Ini berarti, k+1 jelas
dapat dinyatakan sebagai perkalian bilangan prima, karena k+1 = ab.
Karena (1) dan (2) benar, maka terbukti bahwa setiap bilangan bulat positif n (n ≥ 2) dapat
dinyatakan sebagai perkalian satu atau lebih bilangan prima.
LATIHAN:
1. Gunakan prinsip induksi matematika untuk membuktikan pernyataan berikut adalah
benar.
a.
6
)12)(1(
321 2222 

nnn
n , untuk semua bilangan bulat n ≥ 1.
b. n
n 2 , untuk setiap bilangan bulat positif n.
c. 123
n
habis dibagi 7 untuk semua bilangan bulat n ≥ 1.
d. 1(1!) + 2(2!) + 3(3!) + …+ n(n!) = (n + 1)! - 1 , untuk semua bilangan bulat n ≥ 1.
e. 122222 1210
 nn
 , untuk semua bilangan bulat tak negatif n.
f. Jumlah n buah bilangan ganjil positif pertama adalah n2.
2. Di dalam sebuah pesta, setiap tamu berjabat tangan dengan tamu lainnya hanya sekali
saja. Buktikan dengan induksi matematika bahwa jika ada n orang tamu maka jumlah
jabat tangan yang terjadi adalah
2
)1( nn
.
JAWABAN LATIHAN NO. 2
Solusi:
Nilai n minimal 1. Misalkan p(n) adalah proposisi bahwa jika ada n orang tamu maka
jumlah jabat tangan yang terjadi adalah n(n-1)/2.
1.) Basis Induksi
P(1) benar, karena untuk n = 1 orangtamu, tidak ada jabat tangan yang tejadi.
Perhatikan bahwa :
1(1-1)/2 = 0 kali.
2.) Langkah Induksi
Misalkan p(k) benar, yaitu asumsikan jumlah jabat tangan yang tejadi sebanyak
k(k -1)/2 (hipotesis induksi). Kita harus menunjukkan bahwa p(k +1),yaitu jumlah
jabat tangan yang terjadi di antara k+1 orang tamu adalah (k+1)((k+1)-1)/2 atau
k(k+1)/2.
Hal ini dapat ditunjukkan sebagai berikut:
Untuk k+1 orang, jumlah jabat tangan yang terjadi haruslah berupa jumlah jabat
tangan k orang tamu ditambah jabat tangan yang dilakukan tamu ke (k+1). Menurut
hipotesis induksi, untuk k orang tamu, jumlah jabat tangan yang terjadi adalah
k(k-1)/2. Tamu yang ke (k+1) ini akan berjabat tangan sebanyak k kali dengan k
orang tamu lainnya (masing-masing sekali) sehingga jumlah jabat tangan
keseluruhan adalah :
k(k-1)/2 + k = k(k-1)/2 + 2k/2
= (k2 - k + 2k)2
= (k2 + k)2
= k(k+1)/2
Karena (1) dan (2) benar, maka terbukti bahwa jika ada n orang tamu, maka jumlah
jabat tangan yang terjadi adalah n (n-1)/2.

More Related Content

What's hot

Power Point Induksi Matematika
Power Point Induksi MatematikaPower Point Induksi Matematika
Power Point Induksi Matematikananasaf
 
Induksi matematika kls xii
Induksi matematika kls xiiInduksi matematika kls xii
Induksi matematika kls xiiMedi Harja
 
Induksi Matematika
Induksi MatematikaInduksi Matematika
Induksi MatematikaRiza Nafis
 
Metode pembuktian matematika
Metode pembuktian matematikaMetode pembuktian matematika
Metode pembuktian matematikaDidik Sadianto
 
Ppt pembukktian mat veni
Ppt pembukktian  mat veniPpt pembukktian  mat veni
Ppt pembukktian mat veniNoveni Hartadi
 
Matematika Diskrit - 04 induksi matematik - 01
Matematika Diskrit - 04 induksi matematik - 01Matematika Diskrit - 04 induksi matematik - 01
Matematika Diskrit - 04 induksi matematik - 01KuliahKita
 
Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.ovalainita
 
Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.ovalainita
 
Tugas uas bahasa indonesia
Tugas uas bahasa indonesiaTugas uas bahasa indonesia
Tugas uas bahasa indonesiaovalainita
 
Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.ovalainita
 
Metode dan Strategi Pembuktian
Metode dan Strategi PembuktianMetode dan Strategi Pembuktian
Metode dan Strategi PembuktianHeni Widayani
 
proving and disproving in logic
proving and disproving in logicproving and disproving in logic
proving and disproving in logicadi wibawa
 

What's hot (18)

Power Point Induksi Matematika
Power Point Induksi MatematikaPower Point Induksi Matematika
Power Point Induksi Matematika
 
Induksi matematika kls xii
Induksi matematika kls xiiInduksi matematika kls xii
Induksi matematika kls xii
 
Induksi matematika
Induksi matematikaInduksi matematika
Induksi matematika
 
Induksi Matematika
Induksi MatematikaInduksi Matematika
Induksi Matematika
 
Metode pembuktian matematika
Metode pembuktian matematikaMetode pembuktian matematika
Metode pembuktian matematika
 
Ppt pembukktian mat veni
Ppt pembukktian  mat veniPpt pembukktian  mat veni
Ppt pembukktian mat veni
 
Induksi matematika
Induksi matematikaInduksi matematika
Induksi matematika
 
Induksi matematika
Induksi matematikaInduksi matematika
Induksi matematika
 
Matematika Diskrit - 04 induksi matematik - 01
Matematika Diskrit - 04 induksi matematik - 01Matematika Diskrit - 04 induksi matematik - 01
Matematika Diskrit - 04 induksi matematik - 01
 
Soal induksi
Soal induksiSoal induksi
Soal induksi
 
Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.
 
Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.
 
Tugas uas bahasa indonesia
Tugas uas bahasa indonesiaTugas uas bahasa indonesia
Tugas uas bahasa indonesia
 
Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.
 
Metode dan Strategi Pembuktian
Metode dan Strategi PembuktianMetode dan Strategi Pembuktian
Metode dan Strategi Pembuktian
 
Induksi Matematika
Induksi MatematikaInduksi Matematika
Induksi Matematika
 
proving and disproving in logic
proving and disproving in logicproving and disproving in logic
proving and disproving in logic
 
04 fuzzy ruledecompositions
04 fuzzy ruledecompositions04 fuzzy ruledecompositions
04 fuzzy ruledecompositions
 

Similar to INDUKSI

Kuliah 4 induksi matematika
Kuliah 4   induksi matematikaKuliah 4   induksi matematika
Kuliah 4 induksi matematikaEnosLolang
 
Teori bilangan (induksi matematika)
Teori bilangan (induksi matematika)Teori bilangan (induksi matematika)
Teori bilangan (induksi matematika)1724143052
 
INDUKSI MATEMATIK
 INDUKSI MATEMATIK INDUKSI MATEMATIK
INDUKSI MATEMATIKT. Astari
 
Induksi Matematik.ppt
Induksi Matematik.pptInduksi Matematik.ppt
Induksi Matematik.pptAriyaIda
 
Induksi Matematik beserta contoh soal dan penyelesaiannya
Induksi Matematik beserta contoh soal dan penyelesaiannyaInduksi Matematik beserta contoh soal dan penyelesaiannya
Induksi Matematik beserta contoh soal dan penyelesaiannyahestinoviyana1
 
Matemaika Diskrit - 04 induksi matematik - 03
Matemaika Diskrit - 04 induksi matematik - 03Matemaika Diskrit - 04 induksi matematik - 03
Matemaika Diskrit - 04 induksi matematik - 03KuliahKita
 
Induksi matematika
Induksi matematikaInduksi matematika
Induksi matematikaSt mafricha
 
Tugas uas bahasa indonesia
Tugas uas bahasa indonesiaTugas uas bahasa indonesia
Tugas uas bahasa indonesiaovalainita
 
Induksi matematika teobil
Induksi matematika teobilInduksi matematika teobil
Induksi matematika teobilNailul Hasibuan
 

Similar to INDUKSI (16)

Kuliah 4 induksi matematika
Kuliah 4   induksi matematikaKuliah 4   induksi matematika
Kuliah 4 induksi matematika
 
Teori bilangan (induksi matematika)
Teori bilangan (induksi matematika)Teori bilangan (induksi matematika)
Teori bilangan (induksi matematika)
 
INDUKSI MATEMATIK
 INDUKSI MATEMATIK INDUKSI MATEMATIK
INDUKSI MATEMATIK
 
11841986
1184198611841986
11841986
 
Induksi Matematik.ppt
Induksi Matematik.pptInduksi Matematik.ppt
Induksi Matematik.ppt
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
Induksi Matematik beserta contoh soal dan penyelesaiannya
Induksi Matematik beserta contoh soal dan penyelesaiannyaInduksi Matematik beserta contoh soal dan penyelesaiannya
Induksi Matematik beserta contoh soal dan penyelesaiannya
 
Matemaika Diskrit - 04 induksi matematik - 03
Matemaika Diskrit - 04 induksi matematik - 03Matemaika Diskrit - 04 induksi matematik - 03
Matemaika Diskrit - 04 induksi matematik - 03
 
Induksi Matematika
Induksi MatematikaInduksi Matematika
Induksi Matematika
 
Induksi matematika
Induksi matematikaInduksi matematika
Induksi matematika
 
Pendahulan teori bilangan
Pendahulan teori bilanganPendahulan teori bilangan
Pendahulan teori bilangan
 
Pertemuan ke 6 induksi matematika
Pertemuan ke 6   induksi matematikaPertemuan ke 6   induksi matematika
Pertemuan ke 6 induksi matematika
 
Induksi Matematika 1 (1).pptx
Induksi Matematika 1 (1).pptxInduksi Matematika 1 (1).pptx
Induksi Matematika 1 (1).pptx
 
Tugas uas bahasa indonesia
Tugas uas bahasa indonesiaTugas uas bahasa indonesia
Tugas uas bahasa indonesia
 
Induksi matematika teobil
Induksi matematika teobilInduksi matematika teobil
Induksi matematika teobil
 

More from MegaAntariksaRahmaPu (14)

Xii mid
Xii midXii mid
Xii mid
 
X
XX
X
 
Soal xi
Soal xiSoal xi
Soal xi
 
X
XX
X
 
Xii
XiiXii
Xii
 
Xi
Xi Xi
Xi
 
Induksi matematika
Induksi matematikaInduksi matematika
Induksi matematika
 
Xii statistika
Xii statistikaXii statistika
Xii statistika
 
Xii peluang
Xii peluangXii peluang
Xii peluang
 
Xii kaidah pencacahan
Xii kaidah pencacahanXii kaidah pencacahan
Xii kaidah pencacahan
 
X spltv
X spltvX spltv
X spltv
 
X persamaan dan pertidaksamaan
X persamaan dan pertidaksamaanX persamaan dan pertidaksamaan
X persamaan dan pertidaksamaan
 
Xii statistika
Xii statistikaXii statistika
Xii statistika
 
Xii dimensi tiga
Xii dimensi tigaXii dimensi tiga
Xii dimensi tiga
 

Recently uploaded

MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 

Recently uploaded (20)

MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 

INDUKSI

  • 1. INDUKSI MATEMATIKA 1.1PENDAHULUAN Matematika diskrit (discrete mathematics atau finite mathematics) adalah cabang matematika yang mengkaji objek-objek diskrit. Apa yang dimaksud dengan kata diskrit (discrete) ? Benda disebut diskrit jika ia terdiri dari sejumlah berhingga elemen yang berbeda atau elemen-elemen yang tidak bersambungan. Himpunan bilangan bulat (integer) dipandang sebagai objek diskrit. Sedangkan himpunan bilangan riil (real) dipandang sebagai objek kontinu. Fungsi diskrit digambarkan sebagai sekumpulan titik-titik, sedangkan fungsi kontinu digambarkan sebagai kurva. 1.2PRINSIP INDUKSI MATEMATIKA Sebuah cara pembuktian yang sering dipakai, simple, dan sangat ampuh dalam matematika kombinatorial dan ilmu komputer, dikenal dengan prinsip induksi matematika. Induksi matematika adalah metode pembuktian untuk proposisi bilangan bulat. Untuk suatu pernyataan tertentu yang melibatkan sebuah bilangan asli n, jika kita dapat menunjukkan bahwa : 1. Pernyataan itu benar untuk n = n0 , dan 2. Pernyataan itu benar untuk n = k+1, dengan mengasumsikan bahwa pernyataan itu benar untuk n = k, (k ≥ n0), maka kita dapat menyimpulkan bahwa pernyataan itu benar untuk semua bilangan asli n ≥ n0. Langkah (1) dinamakan basis induksi, sedangkan langkah (2) dinamakan langkah induksi. Di samping itu, asumsi bahwa pernyataan tersebut benar untuk n = k di dalam langkah (2) biasanya dinamakan hipotesis induksi. Contoh 1.2.1: Buktikan bahwa , 2 )1( 321   nn n untuk semua n ≥1. Solusi: Misalkan P(n) menyatakan , 2 )1( 321   nn n untuk semua n ≥1. 1.) Basis induksi. Akan dibuktikan P(1) benar untuk n = 1. Perhatikan bahwa:
  • 2. .1 2 2 2 )2(1 2 )11(1 1      Jadi, basis induksi benar. 2.) Langkah induksi. Misalkan P(k) benar, yaitu , 2 )1( 321   kk k Akan dibuktikan P(k+1) juga benar yaitu . 2 )1)1)((1( )1(321   kk kk Perhatikan bahwa:      .1, 2 111 2 )2)(1( 2 23 2 )1(2)( )1( 2 )1( )1()321()1(321 2 2              ksemuauntuk kk kk kk kkk k kk kkkk  Karena (1) dan (2) benar, maka terbukti bahwa 2 )1( 321   nn n untuk semua n ≥1, juga benar. Contoh 1.2.2: Buktikan bahwa ,202  nn untuk setiap bilangan bulat n ≥ 5. Solusi: Misalkan P(n) menyatakan ,202  nn untuk setiap bilangan bulat n ≥ 5. 1.) Basis induksi. Akan dibuktikan P(5) benar untuk n = 5. Perhatikan bahwa: 2532 20525   Jadi, basis benar. 2.) Langkah induksi. Misalkan P(k) benar, yaitu ,202  kk Akan dibuktikan P(k+1) juga benar yaitu .20)1(2 1  kk
  • 3. Habis dibagi 3 Habis dibagi 3 Perhatikan bahwa: .5,20)1(402)20(22.22 1  ksetiapuntukkkkkk Karena (1) dan (2) benar, maka terbukti bahwa ,202  nn untuk setiap bilangan bulat n ≥ 5, juga benar. Contoh 1.2.3: Buktikan bahwa 122 n habis dibagi 3 untuk semua bilangan bulat n ≥ 1. Solusi: Misalkan P(n) menyatakan 122 n habis dibagi 3 untuk semua bilangan bulat n ≥ 1. 1.) Basis induksi. Akan dibuktikan P(1) benar untuk n = 1. Perhatikan bahwa:  33 14 1212 21.2 dibagihabisbenar   Jadi, basis benar. 2.) Langkah induksi. Misalkan P(k) benar, yaitu 122 k habis dibagi 3 Akan dibuktikan P(k+1) juga benar yaitu 12 )1(2 k habis dibagi 3 Perhatikan bahwa: )12()2.3( 1)22.3( 12.4 14.2 12.2 1212 22 22 2 2 22 22)1(2        kk kk k k k kk Karena (1) dan (2) benar, maka terbukti bahwa 122 n habis dibagi 3 untuk semua bilangan bulat n ≥ 1, juga benar. 1.3 PRINSIP INDUKSI MATEMATIKA KUAT. Bentuk prinsip induksi matematika yang lebih “kuat”, yang sering disebut sebagai prinsip induksi matematika kuat, dapat dinyatakan sebagai berikut. Untuk suatu pernyataan tertentu yang melibatkan bilangan asli n, jika kita dapat menunjukkan bahwa: 1’. Pernyataan itu benar untuk n = n0, dan
  • 4. 2’. Pernyataan itu benar untuk n = k + 1, dengan mengasumsikan bahwa pernyataan itu benar untuk n0 ≤ n ≤ k, maka kita dapat menyimpulkan bahwa pernyataan itu benar untuk semua bilangan asli n ≥ n0. Bentuk ini lebih kuat dari prinsip induksi matematika yang disajikan di atas. Tegasnya, di dalam langkah induksi, untuk membuktikan bahwa pernyataan yang bersangkutan benar untuk n = k + 1, kita dibolehkan membuat asumsi yang lebih kuat di dalam langkah (2’) daripada di dalam langkah (2) di atas. Dengan kata lain, prinsip induksi matematika kuat memungkinkan kita mencapai kesimpulan yang sama meskipun memberlakukan asumsi yang lebih banyak. Contoh 1.3.1: Buktikan bahwa setiap bilangan bulat positif n yang lebih besar atau sama dengan 2 merupakan bilangan prima atau hasilkali beberapa bilangan prima. Solusi: Misalkan P(n) adalah proposisi bahwa setiap bilangan bulat positif n yang lebih besar atau sama dengan 2 merupakan bilangan prima atau hasilkali beberapa bilangan prima. 1.) Basis induksi. Untuk n = 2, karena 2 adalah bilangan prima, maka pernyataan tersebut benar. 2.) Langkah induksi Misalkan P(k) benar, yaitu asumsikan bahwa 2,3,…,k dapat dinyatakan sebagai perkalian (satu atau lebih) bilangan prima (hipotesis induksi), akan ditunjukkan bahwa P(k+1) juga benar, yaitu n+1 juga dapat dinyatakan sebagai perkalian bilangan prima. Ada 2 kasus: 1. Jika k+1 sendiri bilangan prima, maka jelas ia dapat dinyatakan sebagai perkalian satu atau lebih bilangan prima. 2. Jika k+1 bukan bilangan prima, maka terdapat bilangan bulat positif a yang habis membagi k+1 tanpa sisa. Dengan kata lain , b a k   )1( ,atau abk  )1( Yang dalam hal ini, 2 ≤ a ≤ b ≤ k. Menurut hipotesis induksi, a dan b dapat dinyatakan sebagai perkalian satu atau lebih bilangan prima. Ini berarti, k+1 jelas dapat dinyatakan sebagai perkalian bilangan prima, karena k+1 = ab. Karena (1) dan (2) benar, maka terbukti bahwa setiap bilangan bulat positif n (n ≥ 2) dapat dinyatakan sebagai perkalian satu atau lebih bilangan prima. LATIHAN: 1. Gunakan prinsip induksi matematika untuk membuktikan pernyataan berikut adalah benar. a. 6 )12)(1( 321 2222   nnn n , untuk semua bilangan bulat n ≥ 1. b. n n 2 , untuk setiap bilangan bulat positif n. c. 123 n habis dibagi 7 untuk semua bilangan bulat n ≥ 1. d. 1(1!) + 2(2!) + 3(3!) + …+ n(n!) = (n + 1)! - 1 , untuk semua bilangan bulat n ≥ 1. e. 122222 1210  nn  , untuk semua bilangan bulat tak negatif n.
  • 5. f. Jumlah n buah bilangan ganjil positif pertama adalah n2. 2. Di dalam sebuah pesta, setiap tamu berjabat tangan dengan tamu lainnya hanya sekali saja. Buktikan dengan induksi matematika bahwa jika ada n orang tamu maka jumlah jabat tangan yang terjadi adalah 2 )1( nn .
  • 6. JAWABAN LATIHAN NO. 2 Solusi: Nilai n minimal 1. Misalkan p(n) adalah proposisi bahwa jika ada n orang tamu maka jumlah jabat tangan yang terjadi adalah n(n-1)/2. 1.) Basis Induksi P(1) benar, karena untuk n = 1 orangtamu, tidak ada jabat tangan yang tejadi. Perhatikan bahwa : 1(1-1)/2 = 0 kali. 2.) Langkah Induksi Misalkan p(k) benar, yaitu asumsikan jumlah jabat tangan yang tejadi sebanyak k(k -1)/2 (hipotesis induksi). Kita harus menunjukkan bahwa p(k +1),yaitu jumlah jabat tangan yang terjadi di antara k+1 orang tamu adalah (k+1)((k+1)-1)/2 atau k(k+1)/2. Hal ini dapat ditunjukkan sebagai berikut: Untuk k+1 orang, jumlah jabat tangan yang terjadi haruslah berupa jumlah jabat tangan k orang tamu ditambah jabat tangan yang dilakukan tamu ke (k+1). Menurut hipotesis induksi, untuk k orang tamu, jumlah jabat tangan yang terjadi adalah k(k-1)/2. Tamu yang ke (k+1) ini akan berjabat tangan sebanyak k kali dengan k orang tamu lainnya (masing-masing sekali) sehingga jumlah jabat tangan keseluruhan adalah : k(k-1)/2 + k = k(k-1)/2 + 2k/2 = (k2 - k + 2k)2 = (k2 + k)2 = k(k+1)/2 Karena (1) dan (2) benar, maka terbukti bahwa jika ada n orang tamu, maka jumlah jabat tangan yang terjadi adalah n (n-1)/2.