SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
Induksi Matematika
Definisi
 Induksi matematika adalah :
Metode pembuktian untuk proposisi perihal
bilangan bulat
 Induksi matematika merupakan teknik
pembuktian yang baku di dalam
matematika
 Induksi matematika dapat mengurangi
langkah-langkah pembuktian bahwa
semua bilangan bulat termasuk ke dalam
suatu himpunan kebenaran dengan hanya
sejumlah langkah terbatas
Matematika Diskrit 1
Contoh 1
Jumlah bilangan bulat positif dari 1 sampai n
adalah n(n+1)/2
Bukti :
Misalkan n = 6  p(6) adalah “Jumlah bilangan
bulat positif dari 1 sampai 6 adalah 6(6+1)/2”
terlihat bahwa :
1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 = 21  6(7)/2 =
21
Sehingga proposisi (pernyataan) tersebut
benar
Matematika Diskrit 2
Contoh 2
Jumlah n buah bilangan ganjil positif pertama
adalah n2.
Bukti
Misalkan n = 6 buah (n = 1,2,3,4,5,6) maka :
◦ n = 1  1 = 1  (1)2 = 1
◦ n = 2  1+3 = 4  (2)2 = 4
◦ n = 3  1+3+5 = 9  (3)2 = 9
◦ n = 4  1+3+5+7 = 16  (4)2 = 16
◦ n = 5  1+3+5+7+9 = 25  (5)2 = 25
◦ n = 6  1+3+5+7+9+11 = 36  (6)2 = 36
Sehingga proposisi (pernyataan) tersebut benar
Matematika Diskrit 3
Contoh Lain
 Setiap bilangan bulat positif n(n  2) dapat
dinyatakan sebagai perkalian dari (satu atau
lebih) bilangan prima
 Untuk semua n  1, n3 + 2n adalah kelipatan 3
 Untuk membayar biaya pos sebesar n sen dolar
(n  8) selalu dapat digunakan hanya perangko 3
sen dan 5 sen dolar
 Di dalam sebuah pesta, setiap tamu berjabat
tangan dengan tamu lainnya hanya sekali. Jika
ada n orang tamu maka jumlah jabat tangan
yang terjadi adalah n(n – 1)/2
 Banyaknya himpunan bagian yang dapat dibentuk
dari sebuah himpunan yang beranggotakan n
elemen adalah 2n.
Matematika Diskrit 4
Prinsip Induksi Sederhana
 Misalkan p(n) adalah proposisi
bilangan bulat positif dan ingin
dibuktikan bahwa p(n) adalah benar
untuk semua bilangan bulat positif n.
Maka langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut :
1. p(n) benar
2. Jika p(n) benar, maka p(n+1) juga benar
untuk setiap n  1
 Sehingga p(n) benar untuk semua
bilangan bulat positif n
Matematika Diskrit 5
Prinsip Induksi Sederhana
 Basis induksi
 Digunakan untuk memperlihatkan bahwa pernyataan
benar bila n diganti dengan 1, yang merupakan
bilangan bulat positif terkecil
 Buat implikasi untuk fungsi berikutnya benar untuk
setiap bilangan bulat positif
 Langkah induksi
 Berisi asumsi (andaian) yang menyatakan bahwa p(n)
benar.
 Asumsi tersebut dinamakan hipotesis induksi.
 Bila kedua langkah tersebut benar maka
pembuktian bahwa p(n) benar untuk semua
bilangan positif n.
Matematika Diskrit 6
Contoh 3
 Tunjukkan bahwa untuk n  1,
1+2+3+…+n = n(n+1)/2
melalui induksi matematika
Matematika Diskrit 7
Solusi
i. Basis induksi
p(1) benar  n = 1 diperoleh dari :
1 = 1(1+1)/2
= 1(2)/2
= 2/2
= 1
ii. Langkah induksi
Misalkan p(n) benar  asumsi bahwa :
1+2+3+…+n = n(n+1)/2
Adalah benar (hipotesis induksi). Perlihatkan bahwa
p(n+1) juga benar yaitu :
1+2+3+…+n+(n+1) = (n+1)[(n+1)+1]/2
Matematika Diskrit 8
1+2+3+…+n+(n+1) = (1+2+3+…+n)+(n+1)
= [n(n+1)/2]+(n+1)
= [(n2+n)/2]+(n+1)
= [(n2+n)/2]+[(2n+2)/2]
= (n2+3n+2)/2
= (n+1)(n+2)/2
= (n+1)[(n+1)+1]/2
Langkah (i) dan (ii) dibuktikan benar, maka
untuk semua bilangan bulat positif n, terbukti
bahwa untuk semua n  1, 1+2+3+…+n =
n(n+1)/2
Matematika Diskrit 9
Contoh 4
 Gunakan induksi matematika untuk
membuktikan bahwa jumlah n buah
bilangan ganjil positif pertama adalah n2.
Matematika Diskrit 10
Solusi
i. Basis induksi
p(1) benar  jumlah 1 buah bilangan ganjil positif pertama
adalah 12 = 1
ii. Langkah induksi
Misalkan p(n) benar  asumsi bahwa :
1+3+5+…+(2n-1) = n2
Adalah benar (hipotesis induksi)
Perlihatkan bahwa p(n+1) juga benar, yaitu :
1+3+5+…+(2n-1)+(2n+1) = (n+ 1)2
Hal ini dapat ditunjukkan sebagai berikut :
1+3+5+…+(2n-1)+(2n+1) = [1+3+5+…+(2n-1)]+(2n+1)
= n2 + (2n+1)
= n2 + 2n + 1
= (n+ 1)2
Langkah (i) dan (ii) dibuktikan benar, maka untuk jumlah n
buah bilangan ganjil positif pertama adalah n2.
Matematika Diskrit 11
Prinsip Induksi yang
Dirampatkan
 Prinsip induksi sederhana dapat
dirampatkan (generalized)
 Misalkan p(n) adalah pernyataan perihal
bilangan bulat n  n0. Untuk
membuktikannya perlu menunjukkan
bahwa :
1. p(n0) benar
2. Jika p(n) benar, maka p(n+1) juga benar
untuk setiap n  n0
sehingga p(n) benar untuk semua
bilangan bulat n  n0 Matematika Diskrit 12
Contoh 5
 Untuk semua bilangan bulat tidak negatif
n, buktikan dengan induksi matematika
bahwa 20+ 21+ 22+…+ 2n= 2n+1 -1
Matematika Diskrit 13
Solusi
Misalkan p(n) adalah proposisi bahwa untuk semua bilangan
bulat tidak negatif n, 20+ 21+ 22+…+ 2n= 2n+1 -1
i. Basis induksi
p(0) benar  untuk n = 0 (bilangan bulat tidak negatif pertama)
diperoleh dari :
20 = 1 = 20+1 -1
= 21 -1
= 2 – 1
= 1
ii. Langkah induksi
Misalkan p(n) benar, yaitu proposisi :
20+ 21+ 22+…+ 2n= 2n+1 -1
Diasumsikan benar (hipotesis induksi). Perlihatkan bahwa p(n+1)
juga benar, yaitu :
20+ 21+ 22+…+ 2n+ 2n+1 = 2(n+1)+1 -1
Matematika Diskrit 14
Hal ini dapat ditunjukkan sebagai berikut :
20+ 21+ 22+…+ 2n+ 2n+1 = (20+ 21+ 22+…+ 2n) + 2(n+1)
= 2(n+1)+1 -1 + 2n+1 (dari hipotesis
induksi)
= (2n+1 + 2n+1) – 1
= (2 . 2n+1) – 1
= 2n+2 – 1
= 2(n+1)+1 -1
Langkah (i) dan (ii) dibuktikan benar, maka untuk semua
bilangan bulat tidak negatif n, terbukti bahwa 20+ 21+ 22+…+
2n= 2n+1 -1
Matematika Diskrit 15
Contoh 6
 Buktikan dengan induksi matematika
bahwa 3n < n! untuk n bilangan bulat
positif yang lebih besar dari 6
Matematika Diskrit 16
Solusi
Misalkan p(n) adalah proposisi bahwa 3n < n! untuk n bilangan
bulat positif yang lebih besar dari 6
i. Basis induksi
p(7) benar  37 < 7!  2187 < 5040
ii. Langkah induksi
Misalkan bahwa p(n) benar, yaitu asumsikan bahwa 3n < n!
adalah benar. Perlihatkan juga bahwa p(n+1) juga benar, yaitu
3n+1 < (n+1)!
Hal ini dapat ditunjukkan sbb :
3n+1 < (n+1)!
3 . 3n < (n+1) . n!
3n . 3 / (n+1) < n!
Menurut hipotesis induksi, 3n < n!, sedangkan untuk n > 6, nilai
3/(n+1) < 1, sehingga 3/(n+1) akan memperkecil nilai di ruas
kiri persamaan. Efek nettonya, 3n . 3/(n+1) < n! jelas benar
Langkah (i) dan (ii) dibuktikan benar, maka terbukti bahwa 3n < n!
untuk n bilangan bulat positif lebih besar dari 6
Matematika Diskrit 17
Prinsip Induksi Kuat
 Prinsip induksi yang lebih kuat adalah sbb :
1. p(n0) benar
2. Jika p(n0), p(n0+1), …, p(n) benar, maka p(n+1) juga benar
untuk setiap n  n0
sehingga p(n) benar untuk semua bilangan bulat n  n0
 Versi induksi yang lebih kuat mirip dengan induksi
sederhana, perbedaannya adalah pada langkah (ii) :
 hipotesis induksi yang lebih kuat
bahwa semua pernyataan p(1), p(2), …, p(n) adalah benar
 Hipotesis induksi sederhana
bahwa p(n) benar
 Prinsip induksi kuat memungkinkan kita mencapai
kesimpulan yang sama meskipun memberlakukan andaian
yang lebih banyak
Matematika Diskrit 18
Contoh 7
 Bilangan bulat positif disebut prima jika
dan hanya jika bilangan bulat tersebut
habis dibagi dengan 1 dan dirinya sendiri.
Buktikan dengan induksi matematika
(prinsip induksi kuat) bahwa setiap
bilangan bulat positif n(n  2) dapat
dinyatakan sebagai perkalian dari (satu
atau lebih) bilangan prima
Matematika Diskrit 19
Solusi
 Misalkan p(n) adalah proposisi setiap bilangan
bulat positif n(n  2) dapat dinyatakan sebagai
perkalian dari (satu atau lebih) bilangan prima
 Basis induksi
p(2) benar  2 sendiri adalah bilangan prima dan 2
dinyatakan sebagai perkalian dari satu buah bilangan
prima, yaitu dirinya sendiri
 Langkah induksi
Misalkan p(n) benar, asumsikan bahwa bilangan 2, 3, …,
n dapat dinyatakan sebagai perkalian (satu atau lebih)
bilangan prima (hipotesis induksi). Perlihatkan juga
bahwa p(n+1) benar, yaitu n + 1 juga dapat dinyatakan
sebagai perkalian bilangan prima.
Matematika Diskrit 20
Hal ini dapat ditunjukkan sbb :
◦ Jika n + 1 bilangan prima  perkalian satu atau lebih
bilangan prima
◦ Jika n + 1 bukan bilangan prima  terdapaat bilangan bulat
positif a yang membagi habis n + 1 tanpa sisa
(n+1)/a = b atau (n+1) = ab
dimana 2  a  b  n.
Menurut hipotesis induksi, a dan b dapat dinyatakan
sebagai perkalian satu atau lebih bilangan prima.
Ini berarti bahwa n+1 jelas dapat dinyatakan sebagai
perkalian bilangan prima, karena n+1 = ab
Langkah (i) dan (ii) dibuktikan benar, maka terbukti bahwa
setiap bilangan bulat positif n(n  2) dapat dinyatakan
sebagai perkalian dari (satu atau lebih) bilangan prima
Matematika Diskrit 21
Bentuk Induksi Secara Umum
 Membuat bentuk umum metode induksi
sehingga dapat diterapkan tidak hanya
untuk pembuktian proposisi yang
menyangkut himpunan bilangan bulat
positif tetapi juga pembuktian yang
menyangkut himpunan obyek yang lebih
umum.
 Syaratnya himpunan obyek tersebut
harus mempunyai :
1.Keterurutan
2.Elemen terkecil
Matematika Diskrit 22
 Relasi biner “<“ pada himpunan X dikatakan
terurut dengan baik (atau himpunan X dikatakan
terurut dengan baik dengan “<“) bila memiliki
properti berikut :
(i)Diberikan x, y, z  X, jika x < y dan y < z maka x < z
(ii)Diberikan x, y  X. Salah satu dari kemungkinan ini
benar : x < y atau y < x atau x = y
(iii)Jika A adalah himpunan bagian tidak kosong dari X,
terdapat elemen x  A sedemikian sehingga x  y
untuk semua y  A. Dengan kata lain, setiap himpunan
bagian tidak kosong dari X mengandung “elemen
terkecil”
Matematika Diskrit 23
 Misalkan X terurut baik oleh “<“ dan p(x)
adalah pernyataan perihal elemen x dari
X. Pembuktian bahwa p(x) benar untuk
semua x  X. Untuk pembuktiannya
hanya perlu menunjukkan bahwa :
(i)p(x0) benar, yang dalam hal ini x0 adalah
elemen terkecil di dalam X
(ii)Jika p(y) benar untuk y < x, maka p(x) juga
benar untuk setiap x > x0 di dalam X
Sehingga p(x) benar untuk semua x  X
Matematika Diskrit 24
Contoh 8
 Tinjau barisan bilangan yang didefinisikan sbb :
0 jika m = 0 dan n = 0
Sm,n = Sm-1, n + 1 jika n = 0
Sm, n-1 + 1 jika n  0
 Sebagai contoh :
S0,0 = 0 S1,0 = S0,0 + 1 = 0 + 1 = 1
S0,1 = S0,0 + 1 = 1 S1,1 = S1,0 + 1 = 1 + 1 = 2
S2,0 = S1,0 + 1 = 2 S2,1 = S2,0 + 1 = 2 + 1 = 3,…
 Buktikan dengan induksi matematik bahwa untuk
pasangan tidak negatif m dan n, Sm,n = m+n
Matematika Diskrit 25
Solusi
 Basis induksi
(0,0) elemen terkecil di dalam X, maka Sm,n = 0 + 0 = 0
 Langkah induksi
Buktikan semua (m,n) > (0,0) di dalam X bahwa jika Sm’,n’
= m’ + n’ benar untuk semua (m’,n’) < (m,n) maka Sm,n =
m+n juga benar.
Andaikan bahwa Sm’,n’ = m’ + n’ benar untuk semua (m’,n’)
 hipotesis induksi
Tunjukkan juga bahwa Sm,n =m + n baik untuk n = 0 atau
n  0.
Kasus 1 :
Jika n = 0 maka dari definisi Sm,n = Sm-1,n +1
Karena (m-1, n) < (m, n) maka dari hipotesis induksi
Sm-1,n = (m-1) + n sehingga Sm,n = Sm-1,n +1 = (m-
1)+n+1=m+n
Matematika Diskrit 26
Kasus 2 :
Jika n  0 maka dari definisi Sm,n = Sm,n-1 +1
Karena (m, n-1) < (m, n) maka dari hipotesis
induksi
Sm,n-1 = m + (n-1) sehingga Sm,n = Sm,n-1 +1
= m+(n-1)+1=m+n
 Langkah (i) dan (ii) sudah dibuktikan
benar, maka terbukti bahwa untuk
pasangan tidak negatif m dan n, Sm,n =
m+n
Matematika Diskrit 27
Latihan Soal
1. Temukan rumus untuk menghitung ½ + ¼ + 1/8 +
… + ½ dengan memeriksa nilai-nilai ekspresi untuk
n yang kecil, lalu gunakan induksi matematik untuk
membuktikan rumus tersebut.
2. Buktikan dengan induksi matematik bahwa n5 – n
habis dibagi 5 untuk n bilangan bulat positif.
3. Buktikan melalui induksi matematik bahwa
1(2)+2(3)+…+n(n+1) = [n(n+1)(n+2)]3 untuk
semua n  1
4. Sebuah kios penukaran uang hanya mempunyai
pecahan uang senilai Rp 2.000,- dan Rp. 5.000,-
Untuk uang senilai berapa saja yang dapat ditukar
dengan kedua pecahan tersebut? Buktikan jawaban
anda dengan induksi matematik
Matematika Diskrit 28
5. Tinjau runtunan nilai yang didefinisikan sebaga
berikut :
S1,1 = 5
Untuk semua pasang bilangan bulat positif
(m,n) kecuali (1,1) didefinisikan sebagai
berikut :
Sm-1,n + 2jika n =1
Sm,n-1 + 2jika n  1
buktikan dengan induksi matematik bahwa
untuk semua pasangan bilangan bulat positif
(m,n) :
Sm,n = 2(m+n) + 1
Matematika Diskrit 29
Sm,n =

More Related Content

What's hot

Induksi matematika
Induksi matematikaInduksi matematika
Induksi matematikatafrikan
 
Power Point Induksi Matematika
Power Point Induksi MatematikaPower Point Induksi Matematika
Power Point Induksi Matematikananasaf
 
Tugas (induksi matematika)
Tugas (induksi matematika)Tugas (induksi matematika)
Tugas (induksi matematika)Anneedha Lvfee
 
Teori bilangan (induksi matematika)
Teori bilangan (induksi matematika)Teori bilangan (induksi matematika)
Teori bilangan (induksi matematika)1724143052
 
Matematika Diskrit - 04 induksi matematik - 01
Matematika Diskrit - 04 induksi matematik - 01Matematika Diskrit - 04 induksi matematik - 01
Matematika Diskrit - 04 induksi matematik - 01KuliahKita
 
Induksi Matematika
Induksi MatematikaInduksi Matematika
Induksi MatematikaRiza Nafis
 
Induksi
InduksiInduksi
InduksideEliz
 
Metode pembuktian matematika
Metode pembuktian matematikaMetode pembuktian matematika
Metode pembuktian matematikaDidik Sadianto
 
Presentasi Induksi Matematika
Presentasi Induksi MatematikaPresentasi Induksi Matematika
Presentasi Induksi MatematikaJasonCundrawijaya
 
Rekursi dan Induksi Matematika
Rekursi dan Induksi MatematikaRekursi dan Induksi Matematika
Rekursi dan Induksi MatematikaHeni Widayani
 
Metode dan Strategi Pembuktian
Metode dan Strategi PembuktianMetode dan Strategi Pembuktian
Metode dan Strategi PembuktianHeni Widayani
 

What's hot (19)

Induksi matematika
Induksi matematikaInduksi matematika
Induksi matematika
 
Power Point Induksi Matematika
Power Point Induksi MatematikaPower Point Induksi Matematika
Power Point Induksi Matematika
 
Tugas (induksi matematika)
Tugas (induksi matematika)Tugas (induksi matematika)
Tugas (induksi matematika)
 
Teori bilangan (induksi matematika)
Teori bilangan (induksi matematika)Teori bilangan (induksi matematika)
Teori bilangan (induksi matematika)
 
Induksi matematika
Induksi matematikaInduksi matematika
Induksi matematika
 
Induksi matematika
Induksi matematikaInduksi matematika
Induksi matematika
 
Induksi Matematika Kelas 12
Induksi Matematika Kelas 12Induksi Matematika Kelas 12
Induksi Matematika Kelas 12
 
Induksi matematika
Induksi matematikaInduksi matematika
Induksi matematika
 
Matematika Diskrit - 04 induksi matematik - 01
Matematika Diskrit - 04 induksi matematik - 01Matematika Diskrit - 04 induksi matematik - 01
Matematika Diskrit - 04 induksi matematik - 01
 
Induksi Matematika
Induksi MatematikaInduksi Matematika
Induksi Matematika
 
induksi matematika
induksi matematikainduksi matematika
induksi matematika
 
Induksi
InduksiInduksi
Induksi
 
Metode pembuktian matematika
Metode pembuktian matematikaMetode pembuktian matematika
Metode pembuktian matematika
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
Presentasi Induksi Matematika
Presentasi Induksi MatematikaPresentasi Induksi Matematika
Presentasi Induksi Matematika
 
Ppt induksi matematika
Ppt induksi matematikaPpt induksi matematika
Ppt induksi matematika
 
Rekursi dan Induksi Matematika
Rekursi dan Induksi MatematikaRekursi dan Induksi Matematika
Rekursi dan Induksi Matematika
 
Metode dan Strategi Pembuktian
Metode dan Strategi PembuktianMetode dan Strategi Pembuktian
Metode dan Strategi Pembuktian
 

Similar to Induksi Matematika

Teori bilangan (induksi matematika)
Teori bilangan (induksi matematika)Teori bilangan (induksi matematika)
Teori bilangan (induksi matematika)1724143052
 
Induksi Matematik beserta contoh soal dan penyelesaiannya
Induksi Matematik beserta contoh soal dan penyelesaiannyaInduksi Matematik beserta contoh soal dan penyelesaiannya
Induksi Matematik beserta contoh soal dan penyelesaiannyahestinoviyana1
 
Induksi Matematik.ppt
Induksi Matematik.pptInduksi Matematik.ppt
Induksi Matematik.pptAriyaIda
 
Kuliah 4 induksi matematika
Kuliah 4   induksi matematikaKuliah 4   induksi matematika
Kuliah 4 induksi matematikaEnosLolang
 
Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.ovalainita
 
Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.ovalainita
 
Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.ovalainita
 
Tugas uas bahasa indonesia
Tugas uas bahasa indonesiaTugas uas bahasa indonesia
Tugas uas bahasa indonesiaovalainita
 
Tugas uas bahasa indonesia
Tugas uas bahasa indonesiaTugas uas bahasa indonesia
Tugas uas bahasa indonesiaovalainita
 
Bilangan prima dan tfm ( teori & aplikasi )
Bilangan prima dan tfm ( teori & aplikasi )Bilangan prima dan tfm ( teori & aplikasi )
Bilangan prima dan tfm ( teori & aplikasi )Indra Gunawan
 
Bilangan prima dan tfm ( teori & aplikasi )
Bilangan prima dan tfm ( teori & aplikasi )Bilangan prima dan tfm ( teori & aplikasi )
Bilangan prima dan tfm ( teori & aplikasi )Indra Gunawan
 
1728 Bilqis If Pertemuan 3 Mat Disk 2010
1728 Bilqis If Pertemuan 3 Mat Disk 20101728 Bilqis If Pertemuan 3 Mat Disk 2010
1728 Bilqis If Pertemuan 3 Mat Disk 2010guestdf5a09
 
Ppt pembukktian mat veni
Ppt pembukktian  mat veniPpt pembukktian  mat veni
Ppt pembukktian mat veniNoveni Hartadi
 

Similar to Induksi Matematika (15)

Teori bilangan (induksi matematika)
Teori bilangan (induksi matematika)Teori bilangan (induksi matematika)
Teori bilangan (induksi matematika)
 
Induksi Matematik beserta contoh soal dan penyelesaiannya
Induksi Matematik beserta contoh soal dan penyelesaiannyaInduksi Matematik beserta contoh soal dan penyelesaiannya
Induksi Matematik beserta contoh soal dan penyelesaiannya
 
Induksi Matematik.ppt
Induksi Matematik.pptInduksi Matematik.ppt
Induksi Matematik.ppt
 
Induksi mtk
Induksi mtkInduksi mtk
Induksi mtk
 
Kuliah 4 induksi matematika
Kuliah 4   induksi matematikaKuliah 4   induksi matematika
Kuliah 4 induksi matematika
 
Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.
 
Pendahulan teori bilangan
Pendahulan teori bilanganPendahulan teori bilangan
Pendahulan teori bilangan
 
Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.
 
Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.
 
Tugas uas bahasa indonesia
Tugas uas bahasa indonesiaTugas uas bahasa indonesia
Tugas uas bahasa indonesia
 
Tugas uas bahasa indonesia
Tugas uas bahasa indonesiaTugas uas bahasa indonesia
Tugas uas bahasa indonesia
 
Bilangan prima dan tfm ( teori & aplikasi )
Bilangan prima dan tfm ( teori & aplikasi )Bilangan prima dan tfm ( teori & aplikasi )
Bilangan prima dan tfm ( teori & aplikasi )
 
Bilangan prima dan tfm ( teori & aplikasi )
Bilangan prima dan tfm ( teori & aplikasi )Bilangan prima dan tfm ( teori & aplikasi )
Bilangan prima dan tfm ( teori & aplikasi )
 
1728 Bilqis If Pertemuan 3 Mat Disk 2010
1728 Bilqis If Pertemuan 3 Mat Disk 20101728 Bilqis If Pertemuan 3 Mat Disk 2010
1728 Bilqis If Pertemuan 3 Mat Disk 2010
 
Ppt pembukktian mat veni
Ppt pembukktian  mat veniPpt pembukktian  mat veni
Ppt pembukktian mat veni
 

Recently uploaded

Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 

Induksi Matematika

  • 2. Definisi  Induksi matematika adalah : Metode pembuktian untuk proposisi perihal bilangan bulat  Induksi matematika merupakan teknik pembuktian yang baku di dalam matematika  Induksi matematika dapat mengurangi langkah-langkah pembuktian bahwa semua bilangan bulat termasuk ke dalam suatu himpunan kebenaran dengan hanya sejumlah langkah terbatas Matematika Diskrit 1
  • 3. Contoh 1 Jumlah bilangan bulat positif dari 1 sampai n adalah n(n+1)/2 Bukti : Misalkan n = 6  p(6) adalah “Jumlah bilangan bulat positif dari 1 sampai 6 adalah 6(6+1)/2” terlihat bahwa : 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 = 21  6(7)/2 = 21 Sehingga proposisi (pernyataan) tersebut benar Matematika Diskrit 2
  • 4. Contoh 2 Jumlah n buah bilangan ganjil positif pertama adalah n2. Bukti Misalkan n = 6 buah (n = 1,2,3,4,5,6) maka : ◦ n = 1  1 = 1  (1)2 = 1 ◦ n = 2  1+3 = 4  (2)2 = 4 ◦ n = 3  1+3+5 = 9  (3)2 = 9 ◦ n = 4  1+3+5+7 = 16  (4)2 = 16 ◦ n = 5  1+3+5+7+9 = 25  (5)2 = 25 ◦ n = 6  1+3+5+7+9+11 = 36  (6)2 = 36 Sehingga proposisi (pernyataan) tersebut benar Matematika Diskrit 3
  • 5. Contoh Lain  Setiap bilangan bulat positif n(n  2) dapat dinyatakan sebagai perkalian dari (satu atau lebih) bilangan prima  Untuk semua n  1, n3 + 2n adalah kelipatan 3  Untuk membayar biaya pos sebesar n sen dolar (n  8) selalu dapat digunakan hanya perangko 3 sen dan 5 sen dolar  Di dalam sebuah pesta, setiap tamu berjabat tangan dengan tamu lainnya hanya sekali. Jika ada n orang tamu maka jumlah jabat tangan yang terjadi adalah n(n – 1)/2  Banyaknya himpunan bagian yang dapat dibentuk dari sebuah himpunan yang beranggotakan n elemen adalah 2n. Matematika Diskrit 4
  • 6. Prinsip Induksi Sederhana  Misalkan p(n) adalah proposisi bilangan bulat positif dan ingin dibuktikan bahwa p(n) adalah benar untuk semua bilangan bulat positif n. Maka langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 1. p(n) benar 2. Jika p(n) benar, maka p(n+1) juga benar untuk setiap n  1  Sehingga p(n) benar untuk semua bilangan bulat positif n Matematika Diskrit 5
  • 7. Prinsip Induksi Sederhana  Basis induksi  Digunakan untuk memperlihatkan bahwa pernyataan benar bila n diganti dengan 1, yang merupakan bilangan bulat positif terkecil  Buat implikasi untuk fungsi berikutnya benar untuk setiap bilangan bulat positif  Langkah induksi  Berisi asumsi (andaian) yang menyatakan bahwa p(n) benar.  Asumsi tersebut dinamakan hipotesis induksi.  Bila kedua langkah tersebut benar maka pembuktian bahwa p(n) benar untuk semua bilangan positif n. Matematika Diskrit 6
  • 8. Contoh 3  Tunjukkan bahwa untuk n  1, 1+2+3+…+n = n(n+1)/2 melalui induksi matematika Matematika Diskrit 7
  • 9. Solusi i. Basis induksi p(1) benar  n = 1 diperoleh dari : 1 = 1(1+1)/2 = 1(2)/2 = 2/2 = 1 ii. Langkah induksi Misalkan p(n) benar  asumsi bahwa : 1+2+3+…+n = n(n+1)/2 Adalah benar (hipotesis induksi). Perlihatkan bahwa p(n+1) juga benar yaitu : 1+2+3+…+n+(n+1) = (n+1)[(n+1)+1]/2 Matematika Diskrit 8
  • 10. 1+2+3+…+n+(n+1) = (1+2+3+…+n)+(n+1) = [n(n+1)/2]+(n+1) = [(n2+n)/2]+(n+1) = [(n2+n)/2]+[(2n+2)/2] = (n2+3n+2)/2 = (n+1)(n+2)/2 = (n+1)[(n+1)+1]/2 Langkah (i) dan (ii) dibuktikan benar, maka untuk semua bilangan bulat positif n, terbukti bahwa untuk semua n  1, 1+2+3+…+n = n(n+1)/2 Matematika Diskrit 9
  • 11. Contoh 4  Gunakan induksi matematika untuk membuktikan bahwa jumlah n buah bilangan ganjil positif pertama adalah n2. Matematika Diskrit 10
  • 12. Solusi i. Basis induksi p(1) benar  jumlah 1 buah bilangan ganjil positif pertama adalah 12 = 1 ii. Langkah induksi Misalkan p(n) benar  asumsi bahwa : 1+3+5+…+(2n-1) = n2 Adalah benar (hipotesis induksi) Perlihatkan bahwa p(n+1) juga benar, yaitu : 1+3+5+…+(2n-1)+(2n+1) = (n+ 1)2 Hal ini dapat ditunjukkan sebagai berikut : 1+3+5+…+(2n-1)+(2n+1) = [1+3+5+…+(2n-1)]+(2n+1) = n2 + (2n+1) = n2 + 2n + 1 = (n+ 1)2 Langkah (i) dan (ii) dibuktikan benar, maka untuk jumlah n buah bilangan ganjil positif pertama adalah n2. Matematika Diskrit 11
  • 13. Prinsip Induksi yang Dirampatkan  Prinsip induksi sederhana dapat dirampatkan (generalized)  Misalkan p(n) adalah pernyataan perihal bilangan bulat n  n0. Untuk membuktikannya perlu menunjukkan bahwa : 1. p(n0) benar 2. Jika p(n) benar, maka p(n+1) juga benar untuk setiap n  n0 sehingga p(n) benar untuk semua bilangan bulat n  n0 Matematika Diskrit 12
  • 14. Contoh 5  Untuk semua bilangan bulat tidak negatif n, buktikan dengan induksi matematika bahwa 20+ 21+ 22+…+ 2n= 2n+1 -1 Matematika Diskrit 13
  • 15. Solusi Misalkan p(n) adalah proposisi bahwa untuk semua bilangan bulat tidak negatif n, 20+ 21+ 22+…+ 2n= 2n+1 -1 i. Basis induksi p(0) benar  untuk n = 0 (bilangan bulat tidak negatif pertama) diperoleh dari : 20 = 1 = 20+1 -1 = 21 -1 = 2 – 1 = 1 ii. Langkah induksi Misalkan p(n) benar, yaitu proposisi : 20+ 21+ 22+…+ 2n= 2n+1 -1 Diasumsikan benar (hipotesis induksi). Perlihatkan bahwa p(n+1) juga benar, yaitu : 20+ 21+ 22+…+ 2n+ 2n+1 = 2(n+1)+1 -1 Matematika Diskrit 14
  • 16. Hal ini dapat ditunjukkan sebagai berikut : 20+ 21+ 22+…+ 2n+ 2n+1 = (20+ 21+ 22+…+ 2n) + 2(n+1) = 2(n+1)+1 -1 + 2n+1 (dari hipotesis induksi) = (2n+1 + 2n+1) – 1 = (2 . 2n+1) – 1 = 2n+2 – 1 = 2(n+1)+1 -1 Langkah (i) dan (ii) dibuktikan benar, maka untuk semua bilangan bulat tidak negatif n, terbukti bahwa 20+ 21+ 22+…+ 2n= 2n+1 -1 Matematika Diskrit 15
  • 17. Contoh 6  Buktikan dengan induksi matematika bahwa 3n < n! untuk n bilangan bulat positif yang lebih besar dari 6 Matematika Diskrit 16
  • 18. Solusi Misalkan p(n) adalah proposisi bahwa 3n < n! untuk n bilangan bulat positif yang lebih besar dari 6 i. Basis induksi p(7) benar  37 < 7!  2187 < 5040 ii. Langkah induksi Misalkan bahwa p(n) benar, yaitu asumsikan bahwa 3n < n! adalah benar. Perlihatkan juga bahwa p(n+1) juga benar, yaitu 3n+1 < (n+1)! Hal ini dapat ditunjukkan sbb : 3n+1 < (n+1)! 3 . 3n < (n+1) . n! 3n . 3 / (n+1) < n! Menurut hipotesis induksi, 3n < n!, sedangkan untuk n > 6, nilai 3/(n+1) < 1, sehingga 3/(n+1) akan memperkecil nilai di ruas kiri persamaan. Efek nettonya, 3n . 3/(n+1) < n! jelas benar Langkah (i) dan (ii) dibuktikan benar, maka terbukti bahwa 3n < n! untuk n bilangan bulat positif lebih besar dari 6 Matematika Diskrit 17
  • 19. Prinsip Induksi Kuat  Prinsip induksi yang lebih kuat adalah sbb : 1. p(n0) benar 2. Jika p(n0), p(n0+1), …, p(n) benar, maka p(n+1) juga benar untuk setiap n  n0 sehingga p(n) benar untuk semua bilangan bulat n  n0  Versi induksi yang lebih kuat mirip dengan induksi sederhana, perbedaannya adalah pada langkah (ii) :  hipotesis induksi yang lebih kuat bahwa semua pernyataan p(1), p(2), …, p(n) adalah benar  Hipotesis induksi sederhana bahwa p(n) benar  Prinsip induksi kuat memungkinkan kita mencapai kesimpulan yang sama meskipun memberlakukan andaian yang lebih banyak Matematika Diskrit 18
  • 20. Contoh 7  Bilangan bulat positif disebut prima jika dan hanya jika bilangan bulat tersebut habis dibagi dengan 1 dan dirinya sendiri. Buktikan dengan induksi matematika (prinsip induksi kuat) bahwa setiap bilangan bulat positif n(n  2) dapat dinyatakan sebagai perkalian dari (satu atau lebih) bilangan prima Matematika Diskrit 19
  • 21. Solusi  Misalkan p(n) adalah proposisi setiap bilangan bulat positif n(n  2) dapat dinyatakan sebagai perkalian dari (satu atau lebih) bilangan prima  Basis induksi p(2) benar  2 sendiri adalah bilangan prima dan 2 dinyatakan sebagai perkalian dari satu buah bilangan prima, yaitu dirinya sendiri  Langkah induksi Misalkan p(n) benar, asumsikan bahwa bilangan 2, 3, …, n dapat dinyatakan sebagai perkalian (satu atau lebih) bilangan prima (hipotesis induksi). Perlihatkan juga bahwa p(n+1) benar, yaitu n + 1 juga dapat dinyatakan sebagai perkalian bilangan prima. Matematika Diskrit 20
  • 22. Hal ini dapat ditunjukkan sbb : ◦ Jika n + 1 bilangan prima  perkalian satu atau lebih bilangan prima ◦ Jika n + 1 bukan bilangan prima  terdapaat bilangan bulat positif a yang membagi habis n + 1 tanpa sisa (n+1)/a = b atau (n+1) = ab dimana 2  a  b  n. Menurut hipotesis induksi, a dan b dapat dinyatakan sebagai perkalian satu atau lebih bilangan prima. Ini berarti bahwa n+1 jelas dapat dinyatakan sebagai perkalian bilangan prima, karena n+1 = ab Langkah (i) dan (ii) dibuktikan benar, maka terbukti bahwa setiap bilangan bulat positif n(n  2) dapat dinyatakan sebagai perkalian dari (satu atau lebih) bilangan prima Matematika Diskrit 21
  • 23. Bentuk Induksi Secara Umum  Membuat bentuk umum metode induksi sehingga dapat diterapkan tidak hanya untuk pembuktian proposisi yang menyangkut himpunan bilangan bulat positif tetapi juga pembuktian yang menyangkut himpunan obyek yang lebih umum.  Syaratnya himpunan obyek tersebut harus mempunyai : 1.Keterurutan 2.Elemen terkecil Matematika Diskrit 22
  • 24.  Relasi biner “<“ pada himpunan X dikatakan terurut dengan baik (atau himpunan X dikatakan terurut dengan baik dengan “<“) bila memiliki properti berikut : (i)Diberikan x, y, z  X, jika x < y dan y < z maka x < z (ii)Diberikan x, y  X. Salah satu dari kemungkinan ini benar : x < y atau y < x atau x = y (iii)Jika A adalah himpunan bagian tidak kosong dari X, terdapat elemen x  A sedemikian sehingga x  y untuk semua y  A. Dengan kata lain, setiap himpunan bagian tidak kosong dari X mengandung “elemen terkecil” Matematika Diskrit 23
  • 25.  Misalkan X terurut baik oleh “<“ dan p(x) adalah pernyataan perihal elemen x dari X. Pembuktian bahwa p(x) benar untuk semua x  X. Untuk pembuktiannya hanya perlu menunjukkan bahwa : (i)p(x0) benar, yang dalam hal ini x0 adalah elemen terkecil di dalam X (ii)Jika p(y) benar untuk y < x, maka p(x) juga benar untuk setiap x > x0 di dalam X Sehingga p(x) benar untuk semua x  X Matematika Diskrit 24
  • 26. Contoh 8  Tinjau barisan bilangan yang didefinisikan sbb : 0 jika m = 0 dan n = 0 Sm,n = Sm-1, n + 1 jika n = 0 Sm, n-1 + 1 jika n  0  Sebagai contoh : S0,0 = 0 S1,0 = S0,0 + 1 = 0 + 1 = 1 S0,1 = S0,0 + 1 = 1 S1,1 = S1,0 + 1 = 1 + 1 = 2 S2,0 = S1,0 + 1 = 2 S2,1 = S2,0 + 1 = 2 + 1 = 3,…  Buktikan dengan induksi matematik bahwa untuk pasangan tidak negatif m dan n, Sm,n = m+n Matematika Diskrit 25
  • 27. Solusi  Basis induksi (0,0) elemen terkecil di dalam X, maka Sm,n = 0 + 0 = 0  Langkah induksi Buktikan semua (m,n) > (0,0) di dalam X bahwa jika Sm’,n’ = m’ + n’ benar untuk semua (m’,n’) < (m,n) maka Sm,n = m+n juga benar. Andaikan bahwa Sm’,n’ = m’ + n’ benar untuk semua (m’,n’)  hipotesis induksi Tunjukkan juga bahwa Sm,n =m + n baik untuk n = 0 atau n  0. Kasus 1 : Jika n = 0 maka dari definisi Sm,n = Sm-1,n +1 Karena (m-1, n) < (m, n) maka dari hipotesis induksi Sm-1,n = (m-1) + n sehingga Sm,n = Sm-1,n +1 = (m- 1)+n+1=m+n Matematika Diskrit 26
  • 28. Kasus 2 : Jika n  0 maka dari definisi Sm,n = Sm,n-1 +1 Karena (m, n-1) < (m, n) maka dari hipotesis induksi Sm,n-1 = m + (n-1) sehingga Sm,n = Sm,n-1 +1 = m+(n-1)+1=m+n  Langkah (i) dan (ii) sudah dibuktikan benar, maka terbukti bahwa untuk pasangan tidak negatif m dan n, Sm,n = m+n Matematika Diskrit 27
  • 29. Latihan Soal 1. Temukan rumus untuk menghitung ½ + ¼ + 1/8 + … + ½ dengan memeriksa nilai-nilai ekspresi untuk n yang kecil, lalu gunakan induksi matematik untuk membuktikan rumus tersebut. 2. Buktikan dengan induksi matematik bahwa n5 – n habis dibagi 5 untuk n bilangan bulat positif. 3. Buktikan melalui induksi matematik bahwa 1(2)+2(3)+…+n(n+1) = [n(n+1)(n+2)]3 untuk semua n  1 4. Sebuah kios penukaran uang hanya mempunyai pecahan uang senilai Rp 2.000,- dan Rp. 5.000,- Untuk uang senilai berapa saja yang dapat ditukar dengan kedua pecahan tersebut? Buktikan jawaban anda dengan induksi matematik Matematika Diskrit 28
  • 30. 5. Tinjau runtunan nilai yang didefinisikan sebaga berikut : S1,1 = 5 Untuk semua pasang bilangan bulat positif (m,n) kecuali (1,1) didefinisikan sebagai berikut : Sm-1,n + 2jika n =1 Sm,n-1 + 2jika n  1 buktikan dengan induksi matematik bahwa untuk semua pasangan bilangan bulat positif (m,n) : Sm,n = 2(m+n) + 1 Matematika Diskrit 29 Sm,n =