SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Kelompok 5 :
Nama NPM
Bagus hermawan 1341177004290
Dede sulistiyo
1341177004275
Agung maulana saleh 1341177004197
Definisi
Prinsip Induksi Sederhana
Prinsip Induksi yang Dirampatkan
Prinsip Induksi Kuat
Bentuk Induksi Secara Umum
 Induksi matematika adalah :
Metode pembuktian untuk proposisi perihal
bilangan bulat
 Induksi matematika merupakan teknik
pembuktian yang baku di dalam matematika
Melalui induksi matematik kita dapat mengurangi
langkah-langkah pembuktian bahwa semua
bilangan bulat termasuk ke dalam suatu
himpunan kebenaran dengan hanya sejumlah
langkah terbatas.
Jumlah bilangan bulat positif dari 1 sampai n
adalah n(n+1)/2
Bukti :
Misalkan n = 6  p(6) adalah “Jumlah
bilangan bulat positif dari 1 sampai 6 adalah
6(6+1)/2” terlihat bahwa :
1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 = 21  6(7)/2 =
21
Sehingga proposisi (pernyataan) tersebut
benar
Jumlah n buah bilangan ganjil positif pertama adalah n2.
Bukti
Misalkan n = 6 buah (n = 1,2,3,4,5,6) maka :
• n = 1  1 = 1  (1)2 = 1
• n = 2  1+3 = 4  (2)2 = 4
• n = 3  1+3+5 = 9  (3)2 = 9
• n = 4  1+3+5+7 = 16  (4)2 = 16
• n = 5  1+3+5+7+9 = 25  (5)2 = 25
• n = 6  1+3+5+7+9+11 = 36  (6)2 = 36
Sehingga proposisi (pernyataan) tersebut benar
 Misalkan p(n) adalah proposisi bilangan bulat
positif dan ingin dibuktikan bahwa p(n)
adalah benar untuk semua bilangan bulat
positif n. Maka langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut :
1. p(n) benar
2. Jika p(n) benar, maka p(n+1) juga benar untuk
setiap n  1
 Sehingga p(n) benar untuk semua bilangan
bulat positif n
 Langkah 1 dinamakan basis induksi,
sedangkan langkah 2 dinamakan langkah
induksi.
 Langkah induksi berisi asumsi (andaian) yang
menyatakan bahwa p(n) benar. Asumsi
tersebut dinamakan hipotesis induksi.
 Bila kita sudah menunjukkan kedua langkah
tersebut benar maka kita sudah membuktikan
bahwa p(n) benar untuk semua bilangan bulat
positif n.
Contoh 1. Gunakan induksi matematik
untuk membuktikan bahwa jumlah n buah
bilangan ganjil positif pertama adalah n2.
Penyelesaian:
(i) Basis induksi: Untuk n = 1, jumlah satu
buah bilangan ganjil positif pertama adalah
12 = 1. Ini benar karena jumlah satu buah
bilangan ganjil positif pertama adalah 1.
 (ii) Langkah induksi: Andaikan p(n) benar, yaitu pernyataan

 1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) = n2

 adalah benar (hipotesis induksi) [catatlah bahwa bilangan ganjil
positif ke-n adalah (2n – 1)]. Kita harus memperlihatkan bahwa p(n
+1) juga benar, yaitu

 1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) + (2n + 1) = (n + 1)2

 juga benar. Hal ini dapat kita tunjukkan sebagai berikut:

 1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) + (2n + 1) = [1 + 3 + 5 + … + (2n – 1)] +
(2n + 1)
 = n2 + (2n + 1)
 = n2 + 2n + 1
 = (n + 1)2

 Karena langkah basis dan langkah induksi keduanya telah
diperlihatkan benar, maka jumlah n buah bilangan ganjil positif
pertama adalah n2.
 Prinsip induksi sederhana dapat dirampatkan
(generalized)
 Misalkan p(n) adalah pernyataan perihal
bilangan bulat n  n0. Untuk membuktikannya
perlu menunjukkan bahwa :
1. p(n0) benar
2. Jika p(n) benar, maka p(n+1) juga benar untuk
setiap n  n0
sehingga p(n) benar untuk semua bilangan
bulat n  n0
 Untuk semua bilangan bulat tidak-negatif n,
buktikan dengan induksi matematik bahwa 20
+ 21 + 22 + … + 2n = 2n+1 - 1
 Penyelesaian:
 (i) Basis induksi. Untuk n = 0 (bilangan bulat
tidak negatif pertama), kita peroleh: 20 = 20+1
– 1.
 Ini jelas benar, sebab 20 = 1 = 20+1 – 1
 = 21 – 1
 = 2 – 1
 = 1
 (ii) Langkah induksi. Andaikan bahwa p(n) benar, yaitu

 20 + 21 + 22 + … + 2n = 2n+1 - 1

 adalah benar (hipotesis induksi). Kita harus menunjukkan bahwa
 p(n +1) juga benar, yaitu

 20 + 21 + 22 + … + 2n + 2n+1 = 2(n+1) + 1 - 1

 juga benar. Ini kita tunjukkan sebagai berikut:

 20 + 21 + 22 + … + 2n + 2n+1 = (20 + 21 + 22 + … + 2n) + 2n+1
 = (2n+1 – 1) + 2n+1 (hipotesis
induksi)
 = (2n+1 + 2n+1) – 1
 = (2 . 2n+1) – 1
 = 2n+2 - 1
 = 2(n+1) + 1 – 1

 Karena langkah 1 dan 2 keduanya telah diperlihatkan benar, maka
untuk semua bilangan bulat tidak-negatif n, terbukti bahwa 20 + 21 +
22 + … + 2n = 2n+1 – 1

Buktikan dengan induksi matematika
bahwa 3n < n! untuk n bilangan bulat positif
yang lebih besar dari 6
Misalkan p(n) adalah proposisi bahwa 3n < n! untuk n
bilangan bulat positif yang lebih besar dari 6
i. Basis induksi
p(7) benar  37 < 7!  2187 < 5040
ii. Langkah induksi
Misalkan bahwa p(n) benar, yaitu asumsikan bahwa 3n
< n! adalah benar. Perlihatkan juga bahwa p(n+1) juga
benar, yaitu 3n+1 < (n+1)!
Hal ini dapat ditunjukkan sbb :
3n+1 < (n+1)!
3 . 3n < (n+1) . n!
3n . 3 / (n+1) < n!
Menurut hipotesis induksi, 3n < n!, sedangkan untuk n >
6, nilai 3/(n+1) < 1, sehingga 3/(n+1) akan memperkecil
nilai di ruas kiri persamaan. Efek nettonya, 3n . 3/(n+1)
< n! jelas benar
Langkah (i) dan (ii) dibuktikan benar, maka terbukti bahwa
3n < n! untuk n bilangan bulat positif lebih besar dari 6
 Prinsip induksi yang lebih kuat adalah sbb :
1. p(n0) benar
2. Jika p(n0), p(n0+1), …, p(n) benar, maka p(n+1) juga
benar untuk setiap n  n0
sehingga p(n) benar untuk semua bilangan bulat n  n0
 Versi induksi yang lebih kuat mirip dengan induksi sederhana,
perbedaannya adalah pada langkah (ii) :
 hipotesis induksi yang lebih kuat
bahwa semua pernyataan p(1), p(2), …, p(n) adalah
benar
 Hipotesis induksi sederhana
bahwa p(n) benar
 Prinsip induksi kuat memungkinkan kita mencapai kesimpulan
yang sama meskipun memberlakukan andaian yang lebih
banyak
 Contoh 7. Bilangan bulat positif disebut prima jika
dan hanya jika bilangan bulat tersebut habis dibagi
dengan 1 dan dirinya sendiri. Kita ingin
membuktikan bahwa setiap bilangan bulat positif n
(n  2) dapat dinyatakan sebagai perkalian dari
(satu atau lebih) bilangan prima. Buktikan dengan
prinsip induksi kuat.
 Penyelesaian:
 Basis induksi. Jika n = 2, maka 2 sendiri adalah
bilangan prima dan di sini 2 dapat dinyatakan
sebagai perkalian dari satu buah bilangan prima,
yaitu dirinya sendiri.
 Langkah induksi. Misalkan pernyataan bahwa bilangan 2, 3,
…, n dapat dinyatakan sebagai perkalian (satu atau lebih)
bilangan prima adalah benar (hipotesis induksi). Kita perlu
menunjukkan bahwa n + 1 juga dapat dinyatakan sebagai
perkalian bilangan prima. Ada dua kemungkinan nilai n + 1:
 Jika n + 1 sendiri bilangan prima, maka jelas ia dapat
dinyatakan sebagai perkalian satu atau lebih bilangan prima.
 Jika n + 1 bukan bilangan prima, maka terdapat bilangan bulat
positif a yang membagi habis n + 1 tanpa sisa. Dengan kata
lain,

 (n + 1)/ a = b atau (n + 1) = ab

 yang dalam hal ini, 2  a  b  n. Menurut hipotesis induksi, a
dan b dapat dinyatakan sebagai perkalian satu atau lebih
bilangan prima. Ini berarti, n + 1 jelas dapat dinyatakan
sebagai perkalian bilangan prima, karena n + 1 = ab.

 Karena langkah (i) dan (ii) sudah ditunjukkan benar, maka
terbukti bahwa setiap bilangan bulat positif n (n  2) dapat
dinyatakan sebagai perkalian dari (satu atau lebih) bilangan
prima.
 Membuat bentuk umum metode induksi
sehingga dapat diterapkan tidak hanya untuk
pembuktian proposisi yang menyangkut
himpunan bilangan bulat positif tetapi juga
pembuktian yang menyangkut himpunan obyek
yang lebih umum.
 Syaratnya himpunan obyek tersebut harus
mempunyai :
1. Keterurutan
2. Elemen terkecil
 Relasi biner “<“ pada himpunan X dikatakan terurut
dengan baik (atau himpunan X dikatakan terurut dengan
baik dengan “<“) bila memiliki properti berikut :
(i) Diberikan x, y, z  X, jika x < y dan y < z maka x < z
(ii)Diberikan x, y  X. Salah satu dari kemungkinan ini benar : x <
y atau y < x atau x = y
(iii)Jika A adalah himpunan bagian tidak kosong dari X, terdapat
elemen x  A sedemikian sehingga x  y untuk semua y  A.
Dengan kata lain, setiap himpunan bagian tidak kosong dari X
mengandung “elemen terkecil”
 Misalkan X terurut baik oleh “<“ dan p(x) adalah
pernyataan perihal elemen x dari X. Pembuktian
bahwa p(x) benar untuk semua x  X. Untuk
pembuktiannya hanya perlu menunjukkan
bahwa :
(i) p(x0) benar, yang dalam hal ini x0 adalah elemen
terkecil di dalam X
(ii) Jika p(y) benar untuk y < x, maka p(x) juga benar
untuk setiap x > x0 di dalam X
Sehingga p(x) benar untuk semua x  X
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Keterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPBKeterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPBHyronimus Lado
 
Tabel Kebenaran pernyataan, Tautologi, kontradiksi, dan kontingen
Tabel Kebenaran pernyataan, Tautologi, kontradiksi, dan kontingenTabel Kebenaran pernyataan, Tautologi, kontradiksi, dan kontingen
Tabel Kebenaran pernyataan, Tautologi, kontradiksi, dan kontingenarlanridfan farid
 
Logika dan Pembuktian
Logika dan PembuktianLogika dan Pembuktian
Logika dan PembuktianFahrul Usman
 
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpati
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpatiTeorema multinomial dan prinsip sarang merpati
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpatiArdika MathEdu
 
Kuantor dan Validitas Pembuktian
Kuantor dan Validitas PembuktianKuantor dan Validitas Pembuktian
Kuantor dan Validitas PembuktianEman Mendrofa
 
Kata Hubung Kalimat Logika Matematika
Kata Hubung Kalimat Logika MatematikaKata Hubung Kalimat Logika Matematika
Kata Hubung Kalimat Logika MatematikaEman Mendrofa
 
Teori bilangan (induksi matematika)
Teori bilangan (induksi matematika)Teori bilangan (induksi matematika)
Teori bilangan (induksi matematika)1724143052
 
proposisi majemuk & Tautologi
 proposisi majemuk & Tautologi proposisi majemuk & Tautologi
proposisi majemuk & TautologiHuzairi Zairi
 
FAKTORISASI FERMAT & DIOPHANTINE LINIER
FAKTORISASI FERMAT & DIOPHANTINE LINIERFAKTORISASI FERMAT & DIOPHANTINE LINIER
FAKTORISASI FERMAT & DIOPHANTINE LINIERRarasenggar
 
Teori bilangan bab ii
Teori bilangan bab iiTeori bilangan bab ii
Teori bilangan bab iiSeptian Amri
 
Rangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali TransformasiRangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali TransformasiNia Matus
 
Makalah transformasi balikan
Makalah transformasi balikanMakalah transformasi balikan
Makalah transformasi balikanNia Matus
 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Charro NieZz
 

What's hot (20)

Keterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPBKeterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPB
 
Tabel Kebenaran pernyataan, Tautologi, kontradiksi, dan kontingen
Tabel Kebenaran pernyataan, Tautologi, kontradiksi, dan kontingenTabel Kebenaran pernyataan, Tautologi, kontradiksi, dan kontingen
Tabel Kebenaran pernyataan, Tautologi, kontradiksi, dan kontingen
 
Logika dan Pembuktian
Logika dan PembuktianLogika dan Pembuktian
Logika dan Pembuktian
 
Fungsi Pembangkit
Fungsi PembangkitFungsi Pembangkit
Fungsi Pembangkit
 
Ppt induksi matematika
Ppt induksi matematikaPpt induksi matematika
Ppt induksi matematika
 
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpati
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpatiTeorema multinomial dan prinsip sarang merpati
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpati
 
Kuantor dan Validitas Pembuktian
Kuantor dan Validitas PembuktianKuantor dan Validitas Pembuktian
Kuantor dan Validitas Pembuktian
 
Kata Hubung Kalimat Logika Matematika
Kata Hubung Kalimat Logika MatematikaKata Hubung Kalimat Logika Matematika
Kata Hubung Kalimat Logika Matematika
 
Teori bilangan (induksi matematika)
Teori bilangan (induksi matematika)Teori bilangan (induksi matematika)
Teori bilangan (induksi matematika)
 
Logika matematika
Logika matematikaLogika matematika
Logika matematika
 
proposisi majemuk & Tautologi
 proposisi majemuk & Tautologi proposisi majemuk & Tautologi
proposisi majemuk & Tautologi
 
proses poisson
proses poissonproses poisson
proses poisson
 
Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya
Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya
Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya
 
FAKTORISASI FERMAT & DIOPHANTINE LINIER
FAKTORISASI FERMAT & DIOPHANTINE LINIERFAKTORISASI FERMAT & DIOPHANTINE LINIER
FAKTORISASI FERMAT & DIOPHANTINE LINIER
 
Grup permutasi
Grup permutasiGrup permutasi
Grup permutasi
 
Teori bilangan bab ii
Teori bilangan bab iiTeori bilangan bab ii
Teori bilangan bab ii
 
Rangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali TransformasiRangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali Transformasi
 
Makalah transformasi balikan
Makalah transformasi balikanMakalah transformasi balikan
Makalah transformasi balikan
 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2
 
Basic Counting
Basic CountingBasic Counting
Basic Counting
 

Similar to Induksi matematika

Induksi matematika
Induksi matematikaInduksi matematika
Induksi matematikatafrikan
 
Induksi Matematik.ppt
Induksi Matematik.pptInduksi Matematik.ppt
Induksi Matematik.pptAriyaIda
 
Induksi Matematik beserta contoh soal dan penyelesaiannya
Induksi Matematik beserta contoh soal dan penyelesaiannyaInduksi Matematik beserta contoh soal dan penyelesaiannya
Induksi Matematik beserta contoh soal dan penyelesaiannyahestinoviyana1
 
Induksi matematika kls xii
Induksi matematika kls xiiInduksi matematika kls xii
Induksi matematika kls xiiMedi Harja
 
Induksi Matematika
Induksi MatematikaInduksi Matematika
Induksi MatematikaRiza Nafis
 
Matematika Diskrit - 04 induksi matematik - 01
Matematika Diskrit - 04 induksi matematik - 01Matematika Diskrit - 04 induksi matematik - 01
Matematika Diskrit - 04 induksi matematik - 01KuliahKita
 
Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.ovalainita
 
Matemaika Diskrit - 04 induksi matematik - 03
Matemaika Diskrit - 04 induksi matematik - 03Matemaika Diskrit - 04 induksi matematik - 03
Matemaika Diskrit - 04 induksi matematik - 03KuliahKita
 
Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.ovalainita
 
Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.ovalainita
 
Tugas uas bahasa indonesia
Tugas uas bahasa indonesiaTugas uas bahasa indonesia
Tugas uas bahasa indonesiaovalainita
 
Tugas uas bahasa indonesia
Tugas uas bahasa indonesiaTugas uas bahasa indonesia
Tugas uas bahasa indonesiaovalainita
 
Induksi
InduksiInduksi
InduksideEliz
 

Similar to Induksi matematika (20)

11841986
1184198611841986
11841986
 
Induksi matematika
Induksi matematikaInduksi matematika
Induksi matematika
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
Induksi Matematik.ppt
Induksi Matematik.pptInduksi Matematik.ppt
Induksi Matematik.ppt
 
Induksi matematik
Induksi matematikInduksi matematik
Induksi matematik
 
Induksi matematika
Induksi matematikaInduksi matematika
Induksi matematika
 
Induksi Matematik beserta contoh soal dan penyelesaiannya
Induksi Matematik beserta contoh soal dan penyelesaiannyaInduksi Matematik beserta contoh soal dan penyelesaiannya
Induksi Matematik beserta contoh soal dan penyelesaiannya
 
Induksi matematika kls xii
Induksi matematika kls xiiInduksi matematika kls xii
Induksi matematika kls xii
 
Induksi Matematika
Induksi MatematikaInduksi Matematika
Induksi Matematika
 
Induksi Matematika Kelas 12
Induksi Matematika Kelas 12Induksi Matematika Kelas 12
Induksi Matematika Kelas 12
 
Matematika Diskrit - 04 induksi matematik - 01
Matematika Diskrit - 04 induksi matematik - 01Matematika Diskrit - 04 induksi matematik - 01
Matematika Diskrit - 04 induksi matematik - 01
 
Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.
 
Induksi mtk
Induksi mtkInduksi mtk
Induksi mtk
 
Matemaika Diskrit - 04 induksi matematik - 03
Matemaika Diskrit - 04 induksi matematik - 03Matemaika Diskrit - 04 induksi matematik - 03
Matemaika Diskrit - 04 induksi matematik - 03
 
Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.
 
Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.
 
Tugas uas bahasa indonesia
Tugas uas bahasa indonesiaTugas uas bahasa indonesia
Tugas uas bahasa indonesia
 
Tugas uas bahasa indonesia
Tugas uas bahasa indonesiaTugas uas bahasa indonesia
Tugas uas bahasa indonesia
 
Induksi
InduksiInduksi
Induksi
 

More from yusufhidayat1995

More from yusufhidayat1995 (8)

Sistem digital 1
Sistem digital   1Sistem digital   1
Sistem digital 1
 
Sd 2 & 3
Sd   2 & 3Sd   2 & 3
Sd 2 & 3
 
Sd 8
Sd 8Sd 8
Sd 8
 
Sistem bilangan real ( matematika i )
Sistem bilangan real ( matematika i )Sistem bilangan real ( matematika i )
Sistem bilangan real ( matematika i )
 
Sd 5
Sd   5Sd   5
Sd 5
 
Sejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasa
Sejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasaSejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasa
Sejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasa
 
Sejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasa
Sejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasaSejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasa
Sejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasa
 
Kalimat efektif
Kalimat efektifKalimat efektif
Kalimat efektif
 

Recently uploaded

Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 

Recently uploaded (20)

Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 

Induksi matematika

  • 1. Kelompok 5 : Nama NPM Bagus hermawan 1341177004290 Dede sulistiyo 1341177004275 Agung maulana saleh 1341177004197
  • 2. Definisi Prinsip Induksi Sederhana Prinsip Induksi yang Dirampatkan Prinsip Induksi Kuat Bentuk Induksi Secara Umum
  • 3.  Induksi matematika adalah : Metode pembuktian untuk proposisi perihal bilangan bulat  Induksi matematika merupakan teknik pembuktian yang baku di dalam matematika Melalui induksi matematik kita dapat mengurangi langkah-langkah pembuktian bahwa semua bilangan bulat termasuk ke dalam suatu himpunan kebenaran dengan hanya sejumlah langkah terbatas.
  • 4. Jumlah bilangan bulat positif dari 1 sampai n adalah n(n+1)/2 Bukti : Misalkan n = 6  p(6) adalah “Jumlah bilangan bulat positif dari 1 sampai 6 adalah 6(6+1)/2” terlihat bahwa : 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 = 21  6(7)/2 = 21 Sehingga proposisi (pernyataan) tersebut benar
  • 5. Jumlah n buah bilangan ganjil positif pertama adalah n2. Bukti Misalkan n = 6 buah (n = 1,2,3,4,5,6) maka : • n = 1  1 = 1  (1)2 = 1 • n = 2  1+3 = 4  (2)2 = 4 • n = 3  1+3+5 = 9  (3)2 = 9 • n = 4  1+3+5+7 = 16  (4)2 = 16 • n = 5  1+3+5+7+9 = 25  (5)2 = 25 • n = 6  1+3+5+7+9+11 = 36  (6)2 = 36 Sehingga proposisi (pernyataan) tersebut benar
  • 6.  Misalkan p(n) adalah proposisi bilangan bulat positif dan ingin dibuktikan bahwa p(n) adalah benar untuk semua bilangan bulat positif n. Maka langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 1. p(n) benar 2. Jika p(n) benar, maka p(n+1) juga benar untuk setiap n  1  Sehingga p(n) benar untuk semua bilangan bulat positif n
  • 7.  Langkah 1 dinamakan basis induksi, sedangkan langkah 2 dinamakan langkah induksi.  Langkah induksi berisi asumsi (andaian) yang menyatakan bahwa p(n) benar. Asumsi tersebut dinamakan hipotesis induksi.  Bila kita sudah menunjukkan kedua langkah tersebut benar maka kita sudah membuktikan bahwa p(n) benar untuk semua bilangan bulat positif n.
  • 8. Contoh 1. Gunakan induksi matematik untuk membuktikan bahwa jumlah n buah bilangan ganjil positif pertama adalah n2. Penyelesaian: (i) Basis induksi: Untuk n = 1, jumlah satu buah bilangan ganjil positif pertama adalah 12 = 1. Ini benar karena jumlah satu buah bilangan ganjil positif pertama adalah 1.
  • 9.  (ii) Langkah induksi: Andaikan p(n) benar, yaitu pernyataan   1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) = n2   adalah benar (hipotesis induksi) [catatlah bahwa bilangan ganjil positif ke-n adalah (2n – 1)]. Kita harus memperlihatkan bahwa p(n +1) juga benar, yaitu   1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) + (2n + 1) = (n + 1)2   juga benar. Hal ini dapat kita tunjukkan sebagai berikut:   1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) + (2n + 1) = [1 + 3 + 5 + … + (2n – 1)] + (2n + 1)  = n2 + (2n + 1)  = n2 + 2n + 1  = (n + 1)2   Karena langkah basis dan langkah induksi keduanya telah diperlihatkan benar, maka jumlah n buah bilangan ganjil positif pertama adalah n2.
  • 10.  Prinsip induksi sederhana dapat dirampatkan (generalized)  Misalkan p(n) adalah pernyataan perihal bilangan bulat n  n0. Untuk membuktikannya perlu menunjukkan bahwa : 1. p(n0) benar 2. Jika p(n) benar, maka p(n+1) juga benar untuk setiap n  n0 sehingga p(n) benar untuk semua bilangan bulat n  n0
  • 11.  Untuk semua bilangan bulat tidak-negatif n, buktikan dengan induksi matematik bahwa 20 + 21 + 22 + … + 2n = 2n+1 - 1  Penyelesaian:  (i) Basis induksi. Untuk n = 0 (bilangan bulat tidak negatif pertama), kita peroleh: 20 = 20+1 – 1.  Ini jelas benar, sebab 20 = 1 = 20+1 – 1  = 21 – 1  = 2 – 1  = 1
  • 12.  (ii) Langkah induksi. Andaikan bahwa p(n) benar, yaitu   20 + 21 + 22 + … + 2n = 2n+1 - 1   adalah benar (hipotesis induksi). Kita harus menunjukkan bahwa  p(n +1) juga benar, yaitu   20 + 21 + 22 + … + 2n + 2n+1 = 2(n+1) + 1 - 1   juga benar. Ini kita tunjukkan sebagai berikut:   20 + 21 + 22 + … + 2n + 2n+1 = (20 + 21 + 22 + … + 2n) + 2n+1  = (2n+1 – 1) + 2n+1 (hipotesis induksi)  = (2n+1 + 2n+1) – 1  = (2 . 2n+1) – 1  = 2n+2 - 1  = 2(n+1) + 1 – 1   Karena langkah 1 dan 2 keduanya telah diperlihatkan benar, maka untuk semua bilangan bulat tidak-negatif n, terbukti bahwa 20 + 21 + 22 + … + 2n = 2n+1 – 1 
  • 13. Buktikan dengan induksi matematika bahwa 3n < n! untuk n bilangan bulat positif yang lebih besar dari 6
  • 14. Misalkan p(n) adalah proposisi bahwa 3n < n! untuk n bilangan bulat positif yang lebih besar dari 6 i. Basis induksi p(7) benar  37 < 7!  2187 < 5040 ii. Langkah induksi Misalkan bahwa p(n) benar, yaitu asumsikan bahwa 3n < n! adalah benar. Perlihatkan juga bahwa p(n+1) juga benar, yaitu 3n+1 < (n+1)! Hal ini dapat ditunjukkan sbb : 3n+1 < (n+1)! 3 . 3n < (n+1) . n! 3n . 3 / (n+1) < n! Menurut hipotesis induksi, 3n < n!, sedangkan untuk n > 6, nilai 3/(n+1) < 1, sehingga 3/(n+1) akan memperkecil nilai di ruas kiri persamaan. Efek nettonya, 3n . 3/(n+1) < n! jelas benar Langkah (i) dan (ii) dibuktikan benar, maka terbukti bahwa 3n < n! untuk n bilangan bulat positif lebih besar dari 6
  • 15.  Prinsip induksi yang lebih kuat adalah sbb : 1. p(n0) benar 2. Jika p(n0), p(n0+1), …, p(n) benar, maka p(n+1) juga benar untuk setiap n  n0 sehingga p(n) benar untuk semua bilangan bulat n  n0  Versi induksi yang lebih kuat mirip dengan induksi sederhana, perbedaannya adalah pada langkah (ii) :  hipotesis induksi yang lebih kuat bahwa semua pernyataan p(1), p(2), …, p(n) adalah benar  Hipotesis induksi sederhana bahwa p(n) benar  Prinsip induksi kuat memungkinkan kita mencapai kesimpulan yang sama meskipun memberlakukan andaian yang lebih banyak
  • 16.  Contoh 7. Bilangan bulat positif disebut prima jika dan hanya jika bilangan bulat tersebut habis dibagi dengan 1 dan dirinya sendiri. Kita ingin membuktikan bahwa setiap bilangan bulat positif n (n  2) dapat dinyatakan sebagai perkalian dari (satu atau lebih) bilangan prima. Buktikan dengan prinsip induksi kuat.  Penyelesaian:  Basis induksi. Jika n = 2, maka 2 sendiri adalah bilangan prima dan di sini 2 dapat dinyatakan sebagai perkalian dari satu buah bilangan prima, yaitu dirinya sendiri.
  • 17.  Langkah induksi. Misalkan pernyataan bahwa bilangan 2, 3, …, n dapat dinyatakan sebagai perkalian (satu atau lebih) bilangan prima adalah benar (hipotesis induksi). Kita perlu menunjukkan bahwa n + 1 juga dapat dinyatakan sebagai perkalian bilangan prima. Ada dua kemungkinan nilai n + 1:  Jika n + 1 sendiri bilangan prima, maka jelas ia dapat dinyatakan sebagai perkalian satu atau lebih bilangan prima.  Jika n + 1 bukan bilangan prima, maka terdapat bilangan bulat positif a yang membagi habis n + 1 tanpa sisa. Dengan kata lain,   (n + 1)/ a = b atau (n + 1) = ab   yang dalam hal ini, 2  a  b  n. Menurut hipotesis induksi, a dan b dapat dinyatakan sebagai perkalian satu atau lebih bilangan prima. Ini berarti, n + 1 jelas dapat dinyatakan sebagai perkalian bilangan prima, karena n + 1 = ab.   Karena langkah (i) dan (ii) sudah ditunjukkan benar, maka terbukti bahwa setiap bilangan bulat positif n (n  2) dapat dinyatakan sebagai perkalian dari (satu atau lebih) bilangan prima.
  • 18.  Membuat bentuk umum metode induksi sehingga dapat diterapkan tidak hanya untuk pembuktian proposisi yang menyangkut himpunan bilangan bulat positif tetapi juga pembuktian yang menyangkut himpunan obyek yang lebih umum.  Syaratnya himpunan obyek tersebut harus mempunyai : 1. Keterurutan 2. Elemen terkecil
  • 19.  Relasi biner “<“ pada himpunan X dikatakan terurut dengan baik (atau himpunan X dikatakan terurut dengan baik dengan “<“) bila memiliki properti berikut : (i) Diberikan x, y, z  X, jika x < y dan y < z maka x < z (ii)Diberikan x, y  X. Salah satu dari kemungkinan ini benar : x < y atau y < x atau x = y (iii)Jika A adalah himpunan bagian tidak kosong dari X, terdapat elemen x  A sedemikian sehingga x  y untuk semua y  A. Dengan kata lain, setiap himpunan bagian tidak kosong dari X mengandung “elemen terkecil”
  • 20.  Misalkan X terurut baik oleh “<“ dan p(x) adalah pernyataan perihal elemen x dari X. Pembuktian bahwa p(x) benar untuk semua x  X. Untuk pembuktiannya hanya perlu menunjukkan bahwa : (i) p(x0) benar, yang dalam hal ini x0 adalah elemen terkecil di dalam X (ii) Jika p(y) benar untuk y < x, maka p(x) juga benar untuk setiap x > x0 di dalam X Sehingga p(x) benar untuk semua x  X