SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
INDUKSI MATEMATIKA
1
PENDAHULUAN
 Hampir semua rumus dan hukum yang berlaku tidak tercipta dengan
begitu saja sehingga diragukan kebenarannya. Biasanya rumus-rumus
dapat dibuktikan berdasarkan definisi-definisi maupun rumus atau
hukum lain yang sudah pernah dibuktikan kebenarannya.
 Ada banyak cara untuk membuktikan suatu teorema dan kadang-
kadang suatu teorema dapat dibuktikan dengan beberapa cara berbeda.
 Secara umum, terdapat 2 jenis metode pembuktian yaitu Metode
Pembuktian Langsung dan Metode Pembuktian Tidak Langsung.
 Biasanya pada saat akan membuktikan suatu teorema terdapat banyak
kesulitan, bagi yang tidak terbiasa melakukan pembuktian maka
kesulitan biasanya muncul pada langkah pertama yaitu pada waktu
menentukan darimana pembuktian harus dimulai.
2
PEMBUKTIAN
LANGKAH-LANGKAH UNTUK MELAKUKAN PEMBUKTIAN
1. Tulislah teorema yang akan dibuktikan.
2. Tuliskan hipotesa awal (mana yang pertama kali diketahui) dan apa yang
akan dibuktikan. Biasanya yang terjadi adalah kita menggunakan hal-hal
yang justru seharusnya dibuktikan.
3. Tandailah permulaan pembuktian dengan kata BUKTI, sebagai pemisah
antara teorema dan pembuktian yang dilakukan. Sehingga akan
membantu untuk tidak menggunakan hal-hal yang seharusnya dibuktikan.
4. Buktikan secara lengkap dan menyeluruh
5. Pembuktian dengan dilengkapi keterangan-keterangan akan memudahkan
kita untuk membaca/menggunakan nya kembali.
3
INDUKSI MATEMATIKA-PETUNJUK
GUIDANCE
1. Menuliskan variabel dan tipenya yang akan digunakan.
Contoh :
“Misalkan x dan y adalah bilangan bulat positif” atau
“ Misalkan x adalah bilangan real > 0
Penulisan ini mirip dengan deklarasi variabel yang digunakan di source code.
2. Apabila ditengah pembuktian akan menyatakan suatu sifat tertentu maka
tuliskan sifat tersebut dengan jelas.
Contoh :
Misalkan ingin dinyatakan bahwa y adalah bilangan genap. Hal ini berarti y
sama dengan dua kali suatu bilangan bulat, maka dapat dituliskan :
“Karena y adalah bilangan bulat maka y = 2*x dimana x adalah
bilangan bulat”
3. Apabila menggunakan sifat-sifat tertentu (komutatif, distributif, dlsb)
tuliskanlah sifat-sifat tersebut.
4. Tandailah akhir suatu pembuktian, agar diketahui dengan jelas bahwa apa yang
akan dibuktikan jelas terbukti. Contoh TERBUKTI
4
INDUKSI MATEMATIKA-PETUNJUK
KESALAHAN YANG BIASA TERJADI DALAM PEMBUKTIAN
1. Mengambil kesimpulan berdasarkan suatu atau beberapa contoh kasus saja.
Kadang-kadang suatu teorema terlalu abstrak sehingga sulit ditangkap
logikanya. Untuk itu kadangkala dilakukan pemberian satu atau beberapa
contoh kasus untuk membantu memahami teorema tersebut. Tetapi adalah
suatu kesalahan apabila menganggap bahwa statemen tersebut benar dan
berlaku umum berdasarkan satu atau beberapa kasus saja. Karena ada
banyak statemen yang benar dengan hanya mengambil satu atau beberapa
kasus tetapi salah untuk kasus-kasus yang lain.
Contoh :
Misalkan akan dibuktikan bahwa jumlah 2 buah bilangan genap menghasilkan
bilangan genap juga. Suatu pembuktian yang salah adalah
“ Ambil x = 4 dan y = 2, maka m + n = 4 + 2 = 6. Jadi jumlah bilangan
genap adalah bilangan genap.”
5
INDUKSI MATEMATIKA-PETUNJUK
Dalam hal ini pembuktian hanya dengan nilai x = 4 dan y = 2 belum cukup
untuk membuktikan bahwa dua bilangan genap bila dijumlahkan akan
menghasilkan bilangan genap. Untuk itu dilakukan :
“Ambil sembarang x dan y dimana x dan y adalah bilangan genap dan
x + y akan menghasilkan bilangan genap juga”
Jadi intinya adalah kita tidak menyebutkan nilai angkanya, karena terdapat tak
berhingga banyak bilangan genap.
6
INDUKSI MATEMATIKA-PETUNJUK
2. Menggunakan simbol yang sama untuk merepresentasikan dua hal yang
berbeda.
Contoh :
“Misal x dan y adalah suatu bilangan ganjil. Maka menurut definisi
bilangan ganjil x = 2k + 1 dan y = 2k + 1 untuk suatu bilangan
bulat k”
Hal yang menjadi salah adalah simbol k digunakan ganda untuk keperluan
ekspresi yang berbeda (walaupun didapatkan kesimpulan akhir benar).
Jika k menyatakan hal yang sama berarti m = 2k + 1 = n, padahal tidak
dinyatakan bahwa m = n. sehingga sebaiknya dituliskan :
“Misal x dan y adalah suatu bilangan ganjil. Maka menurut definisi
bilangan ganjil m = 2k1 + 1 dan n = 2k2 + 1 untuk suatu bilangan
bulat k1 dan k2”
7
INDUKSI MATEMATIKA-PETUNJUK
3. Melompat langsung kepada kesimpulan
Pembuktian harus dilakukan tahap demi tahap secara urut tanpa melompat-
lompat. Pengurangan langkah akan mengakibatkan bukti menjadi tidak kuat.
Contoh :
“Misalkan x dan y bilangan genap. Berdasarkan definisi bilangan genap maka
x = 2m dan y = 2n untuk suatu bilangan bulat m dan n. Maka x + y = 2m +
2n. Sedemikian sehingga x + y adalah bilangan genap”
Dalam pembuktian diatas, ada satu yang terlewati yaitu berdasarkan pernyataan
x + y = 2m + 2n maka disimpulkan x + y adalah bilangan genap.
Hal ini tidak jelas, seharusnya dituliskan bahwa :
x + y = 2m + 2n
= 2 (m+n) distributif
Sehingga menurut definisi bilangan genap maka x + y adalah bilangan genap.
8
INDUKSI MATEMATIKA-PETUNJUK
4. Menggunakan apa yang akan dibuktikan.
Contoh :
“Misal x dan y adalah bilangan genap. Jika x + y adalah
bilangan genap maka x + y = 2m untuk sembarang
bilangan bulat m”
Kesalahan terletak pada penggunaan asumsi bahwa x + y
adalah bilangan genap, padahal itulah yang akan
dibuktikan.
9
METODA PEMBUKTIAN LANGSUNG
Dalam metoda ini, hal-hal yang diketahui tentang suatu teorema diturunkan
secara langsung dengan teknik-teknik tertentu sampai tercapai kesimpulan
yang diinginkan.
Contoh :
1. Metoda Pengecekan Satu per Satu
Buktikan bahwa untuk semua bilangan genap x antara 4 sampai 20, x
dapat dinyatakan sebagai penjumlahan 2 bilangan prima.
Bukti
Dengan melakukan pengecekan satu per Satu, maka didapatkan :
4 = 2+2 6 = 3+3 8 = 3+5 10 =
5+5 12 = 5+7 14=3+11
16=5+11 18=7+11 20=7+13
Terlihat bahwa semua bilangan genap n (4 ≤ x ≤ 20) dapat dinyatakan
sebagai penjumlahan 2 bilangan prima.
10
METODA PEMBUKTIAN LANGSUNG
2. Metode Pengecekan secara umum
Buktikan bahwa jumlah 2 bilangan genap adalah genap.
Bukti
Ambil sembarang x dan y, dimana x dan y adalah bilangan genap
Akan dibuktikan bahwa x+y adalah bilangan bulat (juga)
Karena x dan y adalah bilangan-bilangan bulat, maka x = 2m dan y = 2n untuk
bilangan-bilangan bulat m dan n, sehingga :
x + y = 2m + 2n
= 2 (m+n) distributif
Misal k = m + n
Karena m dan s adalah bilangan-bilangan bulat juga maka k adalah bilangan bulat,
sehingga (x + y) = 2k untuk semua bilangan bulat k. Berdasarkan definisi bilangan
genap berarti bahwa (x + y) merupakan bilangan bulat karena merupakan hasil
kali 2 bilangan bulat. Terbukti bahwa jumlah 2 bilangan bulat genap adalah
bilangan genap (juga).
11
METODA PEMBUKTIAN LANGSUNG
3. Pembuktian dengan kasus-kasus
Untuk sembarang bilangan riil x,buktikan bahwa jika
|x|>4, maka x2 >16
Bukti
Misal x adalah bilangan riil yang memenuhi |x| > 4
|x| > 4 berarti bahwa x > 4 atau x < -4
Jika x > 4 maka x2 > 42 = 16
Jika x < -4 berarti – x > 4, sehingga (-x)2 > 42 atau x2 > 16
Jadi, baik x > 4 maupun x < -4, x2 > 16
Terbukti bahwa jika |x| > 4, maka x2 > 16
12
METODA PEMBUKTIAN TAK LANGSUNG
Dalam metode ini, hal-hal atau fakta-fakta yang diketahui tidak digunakan
secara langsung untuk menuju pada kesimpulan. Biasanya bukti dimulai
dari hal-hal lain.
1. Pembuktian Dengan Kontradiksi
Dilakukan dengan cara mengasumsikan bahwa negasi kalimat yang akan
dibuktikan bernilai benar. Jadi, jika kebenaran p ingin dibuktikan, langkah
yang dilakukan adalah dengan mengasumsikan bahwa (not p) adalah
benar, kemudian berusaha menunjukkan bahwa asumsi tersebut akan
menyebabkan terjadinya kontradiksi. Dengan demikian, disimpulkan
bahwa asumsi (not p) bernilai salah atau p bernilai benar.
2. Pembuktian Dengan Kontraposisi
Suatu pernyataan akan selalu ekivalen (mempunyai nilai kebenaran yang
sama) dengan kontraposisinya. Dengan demikian, untuk membuktikan
kebenaran suatu pernyataan dapat pula dinyatakan dengan membuktikan
kebenaran kontraposisinya.
13
MEMILIH METODA PEMBUKTIAN
 Untuk memilih metoda mana yang paling tepat dalam pembuktian suatu
pernyataan sangatlah sulit karena masing-masing metode memiliki ciri,
kemampuan, keindahan, dan kekhususan tersendiri.
 Ada kalanya suatu pernyataan dapat dibuktikan dengan suatu metode
tertentu saja, atau ada kalanya juga suatu pernyataan dapat dibuktikan
dengan beberapa metode yang berbeda dengan sama baiknya.
 Untuk membuktikan suatu pernyataan diperlukan suatu “feeling”.
“feeling” yang tajam tersebut dapat dicapai dengan melatih dan
membiasakan diri dalam membuktikan pernyataan-pernyataan. Semakin
sering dilakukan, maka semakin kuat “feeling” yang dapat dimiliki.
14
INDUKSI MATEMATIKA
 Induksi Matematika merupakan suatu teknik yang dikembangkan untuk
membuktikan pernyataan. Pernyataan yang dimaksudkan dibatasi hanya
pada pernyataan yang menyangkut bilangan bulat.
 Induksi Matematika digunakan untuk mengecek hasil proses yang terjadi
secara berulang sesuai dengan pola tertentu.
 Induksi Matematika digunakan untuk membuktikan pernyataan yang
khusus menyangkut bilangan bulat positif. Dengan menggunakan Induksi
Matematika akan mengurangi pembuktian bahwa semua bilangan bulat
positif termasuk ke dalam suatu himpunan kebenaran dengan jumlah
langkah terbatas.
15
INDUKSI MATEMATIKA
Contoh :
Misalkan p(n) adalah pernyataan yang menyatakan :
“jumlah bilangan bulat positif dari 1 sampai n adalah n(n+1)/2”
Misal untuk n = 6, p(6) adalah jumlah bilangan bulat positif dari 1 sampai 6
adalah 6(6+1)/2. Terlihat bahwa 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 = 21 = 6(7)/2.
Tetapi pembuktian hanya dengan mengambil contoh p(6) saja tidak berlaku
sebagai bukti bahwa p(n) benar untuk seluruh n.
Walaupun pengambilan contoh n = 6 menghasilkan nilai dibawah himpunan
kebenaran p(n), tetapi n = 6 bukan satu-satunya bilangan bulat positif
karena bilangan bulat positif tidak berhingga banyaknya.
16
PRINSIP INDUKSI MATEMATIKA
Misalkan p(n) adalah pernyataan bilangan bulat positif dan akan
membuktikan bahwa p(n) adalah benar untuk semua bilangan bulat
positif n. Untuk membuktikan pernyataan ini, hanya perlu menunjukkan
bahwa :
1. p(1) adalah benar
2. Untuk semua bilangan bulat positif n ≥ 1, jika p(n) benar maka p(n+1)
adalah juga benar.
Langkah 1 dinamakan basis induksi sedangkan langkah 2 dinamakan
langkah induksi. Selain itu asumsi yang digunakan pada langkah 2 yang
menyatakan bahwa pernyataan adalah benar untuk p(n) disebut hipotesis
induksi.
17
INDUKSI MATEMATIKA-CONTOH
Contoh 1:
Tunjukkan bahwa n ≥ 1, 1 + 2 + 3 + … + n = n(n+1)/2 melalui induksi matematika
Jawab :
Langkah 1 :
Untuk n = 1, maka 1 = 1(1+1)/2 adalah benar.
1 = 1 (1+1)/2
= 1 (2)/2
= 2/2
= 1
Langkah 2 : Misalkan untuk n ≥ 1
1 + 2 + 3 + … + n = n (n + 1) /2 adalah benar (hipotesis induksi), maka akan dibuktikan bahwa
1 + 2 + 3 + … + n + (n +1) = (n +1) ((n + 1) + 1)/ 2 adalah benar juga.
Sekarang perhatikan:
1 + 2 + 3 + … + n + (n +1) = (1 + 2 + 3 + … + n) + (n +1)
= ( n(n+1)/2) ) + (n+1)
= ( (n2 + n)/2 ) + (2n+2)/2
= (n2 + 3n + 2)/2
= (n+1)(n+2)/2
= (n+1) ((n+1) + 1) / 2
Karena langkah 1 dan langkah 2 keduanya telah dibuktikan benar, maka untuk semua bilangan bulat positif n,
TERBUKTI bahwa 1 + 2 + 3 + … + n = n (n + 1) /2
18
INDUKSI MATEMATIKA-CONTOH
Contoh 2:
Buktikan bahwa jumlah n buah bilangan ganjil positif pertama adalah n2
Jawab
Langkah 1.
Untuk n = 1 jumlah satu buah bilangan ganjil positif pertama adalah 12 = 1.
Langkah 2.
Misalkan untuk n ≥ 1
1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) = n2 adalah benar, maka akan dibuktikan bahwa
1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) + (2(n+1) – 1) = (n+1)2 atau
1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) + (2n+1) = (n+1)2 adalah benar juga.
Sekarang perhatikan:
1+3+5+…+(2n – 1)+(2n+1) = (1+3+5+…+(2n – 1)) + (2n+1)
= n2 + (2n+1)
= n2 + 2n + 1
= (n + 1)2
19
INDUKSI MATEMATIKA-CONTOH
Contoh 3:
Untuk n ≥ 1, Tunjukkan bahwa n3 + 2n adalah kelipatan 3
Jawab
Langkah 1.
Untuk n = 1, didapat 13 + 2 (1) = 3 adalah benar kelipatan 3
Langkah 2.
Misalkan untuk n ≥ 1, maka n3 + 2n adalah benar kelipatan 3
Akan diunjukkan bahwa :
(n+1)3 + 2(n+1) adalah juga benar kelipatan 3.
Sekarang perhatikan:
(n+1)3 + 2(n+1) = (n3 + 3n2 + 3n + 1) + (2n + 2)
= (n3 + 2n) + 3n2 + 3n + 3
= (n3 + 2n) + 3(n2 + n + 1)
Adalah benar kelipatan 3.
Terlihat bahwa : (n3 + 2n) adalah kelipatan 3 dari hipotesis awal langkah 2
Sedangkan bahwa : 3(n2 + n + 1) jelas merupakan kelipatan 3 juga, sehingga n3 + 2n adalah kelipatan 3
terbukti benar.
20
INDUKSI MATEMATIKA-CONTOH
Contoh 4:
Buktikan bahwa 22n – 1 habis dibagi 3 untuk semua bilangan bulat n ≥ 1
Jawab
Langkah 1.
Untuk n = 1, didapat 22 (1) -1 = 3 habis dibagi oleh 3.
Langkah 2.
Misalkan n ≥ 1, maka 22n -1 adalah benar habis dibagi oleh 3.
Akan ditunjukkan bahwa : 22(n+1) - 1 adalah benar habis dibagi 3.
Sekarang perhatikan bahwa:
22(n+1) - 1 = 22n + 2 - 1
= 22n . 22 - 1 = 4 . 22n – 1 =( 3 + 1).22n – 1
= (22n + 3. 22n) – 1
= (22n – 1) + 3. 22n
Adalah benar kelipatan 3.
Terlihat bahwa : (22n – 1) adalah benar kelipatan 3 dari langkah 1 sedangkan 3. 22n jelas merupakan
kelipatan 3.
21
INDUKSI MATEMATIKA-CONTOH
Contoh 5:
Buktikan bahwa 1(2) + 2(3) +…+ n(n+1) = untuk semua n.
Jawab
Langkah 1.
Untuk n = 1, didapat adalah benar.
Langkah 2.
Misalkan n ≥ 1, maka adalah benar.
Akan ditunjukkan bahwa :
1(2) + 2(3) + … + n(n+1) +(n+1)(n+2) =
1(2) + 2(3) + … + n(n+1) +(n+1)(n+2) =
= (n3 + 3n2 + 3n2 + 9n + 2n + 6)/3
= ((n3 + 3n2 + 2n) + (3n2 + 9n + 6))/3
= ((n3 + 3n2 + 2n)/3) + 3(n2 + 3n + 2)/3
= ((n3 + 3n2 + 2n)/3) + (n2 + 3n + 2)
= n(n+1)(n+2)/3 + (n+1)(n+2) Adalah benar.
22
3
)2)(1(  nnn
2
3
)21)(11(1 
3
)21)(11)(1(  nnn
3
)3)(2)(1(  nnn
SOAL LATIHAN
23

More Related Content

What's hot (9)

Logika matematika pertemuan 2 (inferensi)
Logika matematika pertemuan 2 (inferensi)Logika matematika pertemuan 2 (inferensi)
Logika matematika pertemuan 2 (inferensi)
 
Matematika Penarikan Kesimpulan Kelas X SMA/MA
Matematika Penarikan Kesimpulan Kelas X SMA/MAMatematika Penarikan Kesimpulan Kelas X SMA/MA
Matematika Penarikan Kesimpulan Kelas X SMA/MA
 
Logika matematika
Logika matematikaLogika matematika
Logika matematika
 
Logika matematika
Logika matematikaLogika matematika
Logika matematika
 
Matematika sebagai ilmu deduktif
Matematika sebagai ilmu deduktifMatematika sebagai ilmu deduktif
Matematika sebagai ilmu deduktif
 
Polinomial tak tereduksi
Polinomial tak tereduksiPolinomial tak tereduksi
Polinomial tak tereduksi
 
Modul logika matematika
Modul logika matematikaModul logika matematika
Modul logika matematika
 
Kelas x bab 7
Kelas x bab 7Kelas x bab 7
Kelas x bab 7
 
Hipotesis(11)
Hipotesis(11)Hipotesis(11)
Hipotesis(11)
 

Similar to Induksi matematika

Ppt pembukktian mat veni
Ppt pembukktian  mat veniPpt pembukktian  mat veni
Ppt pembukktian mat veni
Noveni Hartadi
 
Metode pembuktian matematika
Metode pembuktian matematikaMetode pembuktian matematika
Metode pembuktian matematika
Didik Sadianto
 
Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.
ovalainita
 
Tugas uas bahasa indonesia
Tugas uas bahasa indonesiaTugas uas bahasa indonesia
Tugas uas bahasa indonesia
ovalainita
 
Tugas uas bahasa indonesia
Tugas uas bahasa indonesiaTugas uas bahasa indonesia
Tugas uas bahasa indonesia
ovalainita
 
Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.
ovalainita
 
Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.
ovalainita
 

Similar to Induksi matematika (20)

Metode dan Strategi Pembuktian
Metode dan Strategi PembuktianMetode dan Strategi Pembuktian
Metode dan Strategi Pembuktian
 
Ppt pembukktian mat veni
Ppt pembukktian  mat veniPpt pembukktian  mat veni
Ppt pembukktian mat veni
 
Metode pembuktian matematika
Metode pembuktian matematikaMetode pembuktian matematika
Metode pembuktian matematika
 
Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.
 
Tugas uas bahasa indonesia
Tugas uas bahasa indonesiaTugas uas bahasa indonesia
Tugas uas bahasa indonesia
 
Tugas uas bahasa indonesia
Tugas uas bahasa indonesiaTugas uas bahasa indonesia
Tugas uas bahasa indonesia
 
Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.
 
Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.
 
Pembuktian dalam matematika
Pembuktian dalam matematikaPembuktian dalam matematika
Pembuktian dalam matematika
 
Induksi matematika kls xii
Induksi matematika kls xiiInduksi matematika kls xii
Induksi matematika kls xii
 
Power Point Induksi Matematika
Power Point Induksi MatematikaPower Point Induksi Matematika
Power Point Induksi Matematika
 
Induksi matematika
Induksi matematikaInduksi matematika
Induksi matematika
 
Penalaran induktif
Penalaran induktifPenalaran induktif
Penalaran induktif
 
Hakikat matematika
Hakikat matematikaHakikat matematika
Hakikat matematika
 
Hakikat Matematika
Hakikat MatematikaHakikat Matematika
Hakikat Matematika
 
INDUKSI MATEMATIK
 INDUKSI MATEMATIK INDUKSI MATEMATIK
INDUKSI MATEMATIK
 
11841986
1184198611841986
11841986
 
Materi induksi
Materi induksiMateri induksi
Materi induksi
 
probobilitas
probobilitasprobobilitas
probobilitas
 
Laporan praktikum teori peluang 1
Laporan praktikum teori peluang 1Laporan praktikum teori peluang 1
Laporan praktikum teori peluang 1
 

More from MegaAntariksaRahmaPu (14)

Xii mid
Xii midXii mid
Xii mid
 
X
XX
X
 
Soal xi
Soal xiSoal xi
Soal xi
 
X
XX
X
 
Xii
XiiXii
Xii
 
Xi
Xi Xi
Xi
 
Xii statistika
Xii statistikaXii statistika
Xii statistika
 
Xii peluang
Xii peluangXii peluang
Xii peluang
 
Xii kaidah pencacahan
Xii kaidah pencacahanXii kaidah pencacahan
Xii kaidah pencacahan
 
X spltv
X spltvX spltv
X spltv
 
X persamaan dan pertidaksamaan
X persamaan dan pertidaksamaanX persamaan dan pertidaksamaan
X persamaan dan pertidaksamaan
 
Xii statistika
Xii statistikaXii statistika
Xii statistika
 
Xii dimensi tiga
Xii dimensi tigaXii dimensi tiga
Xii dimensi tiga
 
Induksi mtk
Induksi mtkInduksi mtk
Induksi mtk
 

Recently uploaded

PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 

Recently uploaded (20)

TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 

Induksi matematika

  • 2. PENDAHULUAN  Hampir semua rumus dan hukum yang berlaku tidak tercipta dengan begitu saja sehingga diragukan kebenarannya. Biasanya rumus-rumus dapat dibuktikan berdasarkan definisi-definisi maupun rumus atau hukum lain yang sudah pernah dibuktikan kebenarannya.  Ada banyak cara untuk membuktikan suatu teorema dan kadang- kadang suatu teorema dapat dibuktikan dengan beberapa cara berbeda.  Secara umum, terdapat 2 jenis metode pembuktian yaitu Metode Pembuktian Langsung dan Metode Pembuktian Tidak Langsung.  Biasanya pada saat akan membuktikan suatu teorema terdapat banyak kesulitan, bagi yang tidak terbiasa melakukan pembuktian maka kesulitan biasanya muncul pada langkah pertama yaitu pada waktu menentukan darimana pembuktian harus dimulai. 2
  • 3. PEMBUKTIAN LANGKAH-LANGKAH UNTUK MELAKUKAN PEMBUKTIAN 1. Tulislah teorema yang akan dibuktikan. 2. Tuliskan hipotesa awal (mana yang pertama kali diketahui) dan apa yang akan dibuktikan. Biasanya yang terjadi adalah kita menggunakan hal-hal yang justru seharusnya dibuktikan. 3. Tandailah permulaan pembuktian dengan kata BUKTI, sebagai pemisah antara teorema dan pembuktian yang dilakukan. Sehingga akan membantu untuk tidak menggunakan hal-hal yang seharusnya dibuktikan. 4. Buktikan secara lengkap dan menyeluruh 5. Pembuktian dengan dilengkapi keterangan-keterangan akan memudahkan kita untuk membaca/menggunakan nya kembali. 3
  • 4. INDUKSI MATEMATIKA-PETUNJUK GUIDANCE 1. Menuliskan variabel dan tipenya yang akan digunakan. Contoh : “Misalkan x dan y adalah bilangan bulat positif” atau “ Misalkan x adalah bilangan real > 0 Penulisan ini mirip dengan deklarasi variabel yang digunakan di source code. 2. Apabila ditengah pembuktian akan menyatakan suatu sifat tertentu maka tuliskan sifat tersebut dengan jelas. Contoh : Misalkan ingin dinyatakan bahwa y adalah bilangan genap. Hal ini berarti y sama dengan dua kali suatu bilangan bulat, maka dapat dituliskan : “Karena y adalah bilangan bulat maka y = 2*x dimana x adalah bilangan bulat” 3. Apabila menggunakan sifat-sifat tertentu (komutatif, distributif, dlsb) tuliskanlah sifat-sifat tersebut. 4. Tandailah akhir suatu pembuktian, agar diketahui dengan jelas bahwa apa yang akan dibuktikan jelas terbukti. Contoh TERBUKTI 4
  • 5. INDUKSI MATEMATIKA-PETUNJUK KESALAHAN YANG BIASA TERJADI DALAM PEMBUKTIAN 1. Mengambil kesimpulan berdasarkan suatu atau beberapa contoh kasus saja. Kadang-kadang suatu teorema terlalu abstrak sehingga sulit ditangkap logikanya. Untuk itu kadangkala dilakukan pemberian satu atau beberapa contoh kasus untuk membantu memahami teorema tersebut. Tetapi adalah suatu kesalahan apabila menganggap bahwa statemen tersebut benar dan berlaku umum berdasarkan satu atau beberapa kasus saja. Karena ada banyak statemen yang benar dengan hanya mengambil satu atau beberapa kasus tetapi salah untuk kasus-kasus yang lain. Contoh : Misalkan akan dibuktikan bahwa jumlah 2 buah bilangan genap menghasilkan bilangan genap juga. Suatu pembuktian yang salah adalah “ Ambil x = 4 dan y = 2, maka m + n = 4 + 2 = 6. Jadi jumlah bilangan genap adalah bilangan genap.” 5
  • 6. INDUKSI MATEMATIKA-PETUNJUK Dalam hal ini pembuktian hanya dengan nilai x = 4 dan y = 2 belum cukup untuk membuktikan bahwa dua bilangan genap bila dijumlahkan akan menghasilkan bilangan genap. Untuk itu dilakukan : “Ambil sembarang x dan y dimana x dan y adalah bilangan genap dan x + y akan menghasilkan bilangan genap juga” Jadi intinya adalah kita tidak menyebutkan nilai angkanya, karena terdapat tak berhingga banyak bilangan genap. 6
  • 7. INDUKSI MATEMATIKA-PETUNJUK 2. Menggunakan simbol yang sama untuk merepresentasikan dua hal yang berbeda. Contoh : “Misal x dan y adalah suatu bilangan ganjil. Maka menurut definisi bilangan ganjil x = 2k + 1 dan y = 2k + 1 untuk suatu bilangan bulat k” Hal yang menjadi salah adalah simbol k digunakan ganda untuk keperluan ekspresi yang berbeda (walaupun didapatkan kesimpulan akhir benar). Jika k menyatakan hal yang sama berarti m = 2k + 1 = n, padahal tidak dinyatakan bahwa m = n. sehingga sebaiknya dituliskan : “Misal x dan y adalah suatu bilangan ganjil. Maka menurut definisi bilangan ganjil m = 2k1 + 1 dan n = 2k2 + 1 untuk suatu bilangan bulat k1 dan k2” 7
  • 8. INDUKSI MATEMATIKA-PETUNJUK 3. Melompat langsung kepada kesimpulan Pembuktian harus dilakukan tahap demi tahap secara urut tanpa melompat- lompat. Pengurangan langkah akan mengakibatkan bukti menjadi tidak kuat. Contoh : “Misalkan x dan y bilangan genap. Berdasarkan definisi bilangan genap maka x = 2m dan y = 2n untuk suatu bilangan bulat m dan n. Maka x + y = 2m + 2n. Sedemikian sehingga x + y adalah bilangan genap” Dalam pembuktian diatas, ada satu yang terlewati yaitu berdasarkan pernyataan x + y = 2m + 2n maka disimpulkan x + y adalah bilangan genap. Hal ini tidak jelas, seharusnya dituliskan bahwa : x + y = 2m + 2n = 2 (m+n) distributif Sehingga menurut definisi bilangan genap maka x + y adalah bilangan genap. 8
  • 9. INDUKSI MATEMATIKA-PETUNJUK 4. Menggunakan apa yang akan dibuktikan. Contoh : “Misal x dan y adalah bilangan genap. Jika x + y adalah bilangan genap maka x + y = 2m untuk sembarang bilangan bulat m” Kesalahan terletak pada penggunaan asumsi bahwa x + y adalah bilangan genap, padahal itulah yang akan dibuktikan. 9
  • 10. METODA PEMBUKTIAN LANGSUNG Dalam metoda ini, hal-hal yang diketahui tentang suatu teorema diturunkan secara langsung dengan teknik-teknik tertentu sampai tercapai kesimpulan yang diinginkan. Contoh : 1. Metoda Pengecekan Satu per Satu Buktikan bahwa untuk semua bilangan genap x antara 4 sampai 20, x dapat dinyatakan sebagai penjumlahan 2 bilangan prima. Bukti Dengan melakukan pengecekan satu per Satu, maka didapatkan : 4 = 2+2 6 = 3+3 8 = 3+5 10 = 5+5 12 = 5+7 14=3+11 16=5+11 18=7+11 20=7+13 Terlihat bahwa semua bilangan genap n (4 ≤ x ≤ 20) dapat dinyatakan sebagai penjumlahan 2 bilangan prima. 10
  • 11. METODA PEMBUKTIAN LANGSUNG 2. Metode Pengecekan secara umum Buktikan bahwa jumlah 2 bilangan genap adalah genap. Bukti Ambil sembarang x dan y, dimana x dan y adalah bilangan genap Akan dibuktikan bahwa x+y adalah bilangan bulat (juga) Karena x dan y adalah bilangan-bilangan bulat, maka x = 2m dan y = 2n untuk bilangan-bilangan bulat m dan n, sehingga : x + y = 2m + 2n = 2 (m+n) distributif Misal k = m + n Karena m dan s adalah bilangan-bilangan bulat juga maka k adalah bilangan bulat, sehingga (x + y) = 2k untuk semua bilangan bulat k. Berdasarkan definisi bilangan genap berarti bahwa (x + y) merupakan bilangan bulat karena merupakan hasil kali 2 bilangan bulat. Terbukti bahwa jumlah 2 bilangan bulat genap adalah bilangan genap (juga). 11
  • 12. METODA PEMBUKTIAN LANGSUNG 3. Pembuktian dengan kasus-kasus Untuk sembarang bilangan riil x,buktikan bahwa jika |x|>4, maka x2 >16 Bukti Misal x adalah bilangan riil yang memenuhi |x| > 4 |x| > 4 berarti bahwa x > 4 atau x < -4 Jika x > 4 maka x2 > 42 = 16 Jika x < -4 berarti – x > 4, sehingga (-x)2 > 42 atau x2 > 16 Jadi, baik x > 4 maupun x < -4, x2 > 16 Terbukti bahwa jika |x| > 4, maka x2 > 16 12
  • 13. METODA PEMBUKTIAN TAK LANGSUNG Dalam metode ini, hal-hal atau fakta-fakta yang diketahui tidak digunakan secara langsung untuk menuju pada kesimpulan. Biasanya bukti dimulai dari hal-hal lain. 1. Pembuktian Dengan Kontradiksi Dilakukan dengan cara mengasumsikan bahwa negasi kalimat yang akan dibuktikan bernilai benar. Jadi, jika kebenaran p ingin dibuktikan, langkah yang dilakukan adalah dengan mengasumsikan bahwa (not p) adalah benar, kemudian berusaha menunjukkan bahwa asumsi tersebut akan menyebabkan terjadinya kontradiksi. Dengan demikian, disimpulkan bahwa asumsi (not p) bernilai salah atau p bernilai benar. 2. Pembuktian Dengan Kontraposisi Suatu pernyataan akan selalu ekivalen (mempunyai nilai kebenaran yang sama) dengan kontraposisinya. Dengan demikian, untuk membuktikan kebenaran suatu pernyataan dapat pula dinyatakan dengan membuktikan kebenaran kontraposisinya. 13
  • 14. MEMILIH METODA PEMBUKTIAN  Untuk memilih metoda mana yang paling tepat dalam pembuktian suatu pernyataan sangatlah sulit karena masing-masing metode memiliki ciri, kemampuan, keindahan, dan kekhususan tersendiri.  Ada kalanya suatu pernyataan dapat dibuktikan dengan suatu metode tertentu saja, atau ada kalanya juga suatu pernyataan dapat dibuktikan dengan beberapa metode yang berbeda dengan sama baiknya.  Untuk membuktikan suatu pernyataan diperlukan suatu “feeling”. “feeling” yang tajam tersebut dapat dicapai dengan melatih dan membiasakan diri dalam membuktikan pernyataan-pernyataan. Semakin sering dilakukan, maka semakin kuat “feeling” yang dapat dimiliki. 14
  • 15. INDUKSI MATEMATIKA  Induksi Matematika merupakan suatu teknik yang dikembangkan untuk membuktikan pernyataan. Pernyataan yang dimaksudkan dibatasi hanya pada pernyataan yang menyangkut bilangan bulat.  Induksi Matematika digunakan untuk mengecek hasil proses yang terjadi secara berulang sesuai dengan pola tertentu.  Induksi Matematika digunakan untuk membuktikan pernyataan yang khusus menyangkut bilangan bulat positif. Dengan menggunakan Induksi Matematika akan mengurangi pembuktian bahwa semua bilangan bulat positif termasuk ke dalam suatu himpunan kebenaran dengan jumlah langkah terbatas. 15
  • 16. INDUKSI MATEMATIKA Contoh : Misalkan p(n) adalah pernyataan yang menyatakan : “jumlah bilangan bulat positif dari 1 sampai n adalah n(n+1)/2” Misal untuk n = 6, p(6) adalah jumlah bilangan bulat positif dari 1 sampai 6 adalah 6(6+1)/2. Terlihat bahwa 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 = 21 = 6(7)/2. Tetapi pembuktian hanya dengan mengambil contoh p(6) saja tidak berlaku sebagai bukti bahwa p(n) benar untuk seluruh n. Walaupun pengambilan contoh n = 6 menghasilkan nilai dibawah himpunan kebenaran p(n), tetapi n = 6 bukan satu-satunya bilangan bulat positif karena bilangan bulat positif tidak berhingga banyaknya. 16
  • 17. PRINSIP INDUKSI MATEMATIKA Misalkan p(n) adalah pernyataan bilangan bulat positif dan akan membuktikan bahwa p(n) adalah benar untuk semua bilangan bulat positif n. Untuk membuktikan pernyataan ini, hanya perlu menunjukkan bahwa : 1. p(1) adalah benar 2. Untuk semua bilangan bulat positif n ≥ 1, jika p(n) benar maka p(n+1) adalah juga benar. Langkah 1 dinamakan basis induksi sedangkan langkah 2 dinamakan langkah induksi. Selain itu asumsi yang digunakan pada langkah 2 yang menyatakan bahwa pernyataan adalah benar untuk p(n) disebut hipotesis induksi. 17
  • 18. INDUKSI MATEMATIKA-CONTOH Contoh 1: Tunjukkan bahwa n ≥ 1, 1 + 2 + 3 + … + n = n(n+1)/2 melalui induksi matematika Jawab : Langkah 1 : Untuk n = 1, maka 1 = 1(1+1)/2 adalah benar. 1 = 1 (1+1)/2 = 1 (2)/2 = 2/2 = 1 Langkah 2 : Misalkan untuk n ≥ 1 1 + 2 + 3 + … + n = n (n + 1) /2 adalah benar (hipotesis induksi), maka akan dibuktikan bahwa 1 + 2 + 3 + … + n + (n +1) = (n +1) ((n + 1) + 1)/ 2 adalah benar juga. Sekarang perhatikan: 1 + 2 + 3 + … + n + (n +1) = (1 + 2 + 3 + … + n) + (n +1) = ( n(n+1)/2) ) + (n+1) = ( (n2 + n)/2 ) + (2n+2)/2 = (n2 + 3n + 2)/2 = (n+1)(n+2)/2 = (n+1) ((n+1) + 1) / 2 Karena langkah 1 dan langkah 2 keduanya telah dibuktikan benar, maka untuk semua bilangan bulat positif n, TERBUKTI bahwa 1 + 2 + 3 + … + n = n (n + 1) /2 18
  • 19. INDUKSI MATEMATIKA-CONTOH Contoh 2: Buktikan bahwa jumlah n buah bilangan ganjil positif pertama adalah n2 Jawab Langkah 1. Untuk n = 1 jumlah satu buah bilangan ganjil positif pertama adalah 12 = 1. Langkah 2. Misalkan untuk n ≥ 1 1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) = n2 adalah benar, maka akan dibuktikan bahwa 1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) + (2(n+1) – 1) = (n+1)2 atau 1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) + (2n+1) = (n+1)2 adalah benar juga. Sekarang perhatikan: 1+3+5+…+(2n – 1)+(2n+1) = (1+3+5+…+(2n – 1)) + (2n+1) = n2 + (2n+1) = n2 + 2n + 1 = (n + 1)2 19
  • 20. INDUKSI MATEMATIKA-CONTOH Contoh 3: Untuk n ≥ 1, Tunjukkan bahwa n3 + 2n adalah kelipatan 3 Jawab Langkah 1. Untuk n = 1, didapat 13 + 2 (1) = 3 adalah benar kelipatan 3 Langkah 2. Misalkan untuk n ≥ 1, maka n3 + 2n adalah benar kelipatan 3 Akan diunjukkan bahwa : (n+1)3 + 2(n+1) adalah juga benar kelipatan 3. Sekarang perhatikan: (n+1)3 + 2(n+1) = (n3 + 3n2 + 3n + 1) + (2n + 2) = (n3 + 2n) + 3n2 + 3n + 3 = (n3 + 2n) + 3(n2 + n + 1) Adalah benar kelipatan 3. Terlihat bahwa : (n3 + 2n) adalah kelipatan 3 dari hipotesis awal langkah 2 Sedangkan bahwa : 3(n2 + n + 1) jelas merupakan kelipatan 3 juga, sehingga n3 + 2n adalah kelipatan 3 terbukti benar. 20
  • 21. INDUKSI MATEMATIKA-CONTOH Contoh 4: Buktikan bahwa 22n – 1 habis dibagi 3 untuk semua bilangan bulat n ≥ 1 Jawab Langkah 1. Untuk n = 1, didapat 22 (1) -1 = 3 habis dibagi oleh 3. Langkah 2. Misalkan n ≥ 1, maka 22n -1 adalah benar habis dibagi oleh 3. Akan ditunjukkan bahwa : 22(n+1) - 1 adalah benar habis dibagi 3. Sekarang perhatikan bahwa: 22(n+1) - 1 = 22n + 2 - 1 = 22n . 22 - 1 = 4 . 22n – 1 =( 3 + 1).22n – 1 = (22n + 3. 22n) – 1 = (22n – 1) + 3. 22n Adalah benar kelipatan 3. Terlihat bahwa : (22n – 1) adalah benar kelipatan 3 dari langkah 1 sedangkan 3. 22n jelas merupakan kelipatan 3. 21
  • 22. INDUKSI MATEMATIKA-CONTOH Contoh 5: Buktikan bahwa 1(2) + 2(3) +…+ n(n+1) = untuk semua n. Jawab Langkah 1. Untuk n = 1, didapat adalah benar. Langkah 2. Misalkan n ≥ 1, maka adalah benar. Akan ditunjukkan bahwa : 1(2) + 2(3) + … + n(n+1) +(n+1)(n+2) = 1(2) + 2(3) + … + n(n+1) +(n+1)(n+2) = = (n3 + 3n2 + 3n2 + 9n + 2n + 6)/3 = ((n3 + 3n2 + 2n) + (3n2 + 9n + 6))/3 = ((n3 + 3n2 + 2n)/3) + 3(n2 + 3n + 2)/3 = ((n3 + 3n2 + 2n)/3) + (n2 + 3n + 2) = n(n+1)(n+2)/3 + (n+1)(n+2) Adalah benar. 22 3 )2)(1(  nnn 2 3 )21)(11(1  3 )21)(11)(1(  nnn 3 )3)(2)(1(  nnn