2. Resolving Conflicts
Don’t avoid conflict altogether by pretending it
does not exist.
(Jangan menghindari konflik sama sekali dengan
berpura-pura tidak ada konflik).
Resolving should be characterised by co-operation,
mutual respect and teamwork.
Disputes can sometimes become emotional.
Don’t lose track of the main issue.
Keep people focused on the real issue.
Don’t let a dispute become personal and do not tolerate
bullying, harassment or humiliation
Penyelesaian harus ditandai dengan kerjasama,
saling menghormati, dan kerja tim.
Perselisihan terkadang bisa menjadi emosional.
Jangan lupa masalah utama.
Buat orang tetap fokus pada masalah sebenarnya.
Jangan biarkan perselisihan menjadi masalah pribadi
dan tidak mentolerir intimidasi, pelecehan, atau
penghinaan
3. A Few Questions
• Is conflict bad for business?
• What kind of conflict is seen in our business?
• Does this conflict help or hurt our
performance?
4. Views of CONFLICT
• Traditional view
– Conflict is bad
– Caused by trouble-makers
– Should be avoided
• Humain Relation view
– Conflict is natural
– It is inevitable
– Cannot be eliminated
• Interactionist view
– Conflict is necessary
– It can be negative or positive
– It effects group performance
6. Antecedent Conditions
• Scarce Resources
• Conflicting attitude
• Ambiguous jurisdiction
• Communication barriers
• Need for consensus
• Unresolved prior conflicts
• Knowledge of self and others
• Langkanya Sumber Daya
• Sikap yang saling bertentangan
• Peraturan yang ambigu
• Hambatan komunikasi
• Perlu konsensus
• Konflik sebelumnya yang belum
terselesaikan
• Pengetahuan tentang diri dan orang
lain
7. Popular : SANGUINIS
Perfect : MELANKOLIS
KHOLERIS : Powerful
PHLEGMATIS : Peaceful
Tidak disiplin,
Emosi tdk stabil,
Tdk produktif,
Egosentris,
Membesar-
besarkan
masalah
Dingin, Tdk
emosi, Merasa
puas diri,
Ceroboh,
Dominan, Sulit
mengampuni,
Sarkatis,
Pemarah,
Kejam
Pemurung,
Berpusat pd diri,
Suka menyiksa,
Pembalas,
Perasa, Teoritis,
Kurang
bermasyarakat,
Berfikir negatif,
Pendendam
Tdk punya
motivasi, Suka
menunda, Egois,
Kikir,
Menyelamatkan
diri sendiri, Tidak
tegas, Penakut,
Mudah khawatir
KELEMAHAN
KELEMAHAN
Ramah,
Responsif,
Hangat,
Bersahabat,
Banyak
bicara,
Antusias,
Belas kasih
Berbakat,
Analitis,
Estelitis,
Rela
berkorban,
Tekun,
Disiplin
Kemaun keras,
Independen,
Memiliki visi,
Praktis,
Produktif,
Tegas,
Pemimpin
Tenang,
Kalem,
Cuek/tdk
peduli,
Diandalkan,
Objektif,
Diplomatis,
Efisien,
Teratur,
Humoris
KEKUATAN :
KEKUATAN :
4 Golongan Temperamen Manusia
KEKUATAN :
KEKUATAN :
18. TINGKATAN KERJASAMA
KERJASAMA SANGAT ERATTIDAK ADA KERJASAMA
TINGKATKETEGASAN
KURANGTEGASSANGATTEGAS
HINDAR
KOMPETISI
AKOMODASI
KOLABORASI
SUMBER: K. THOMAS “ CONFLICT AND CONFLICT MANAGEMENT ”
GAYA DALAM MENGHADAPI KONFLIK
DAN ORIENTASI PEMECAHANNYA
KOMPROMI
QUE_Gaya&PendekatanKary
19. Model
Konflik
Situasi Yang Memungkinkan
Kompetisi 1. Apabila kondisi sangat mendesak, darurat & gawat
2. Membutuhkan tekanan (seperti pemotongan biaya, dll)
3. Sangat menentukan bagi kelanjutan organisasi dan hanya kita yang tahu permasalahannya
4. Untuk mengatasi pihak-pihak yang memang hanya dapat didekati dengan cara ini
Kolaborasi 1. Untuk mendapatkan solusi yang integratif, terlebih apabila kedua pihak memiliki pendapat yang sangat baik
bila digabungkan
2. Apabila tujuan kita adalah “belajar” dari pihak lain
3. Untuk mendapatkan nilai-nilai positif dari pihak-pihak yang memiliki perspektif berbeda dengan kita
4. Untuk mendapatkan komitmen dari pihak lain dengan jalan melakukan konsensus
Hindar 1. Apabila masalahnya sangat sepele, sementara masalah-masalah lain yang lebih penting masih cukup banyak
2. Apabila tidak ada manfaat yang dapat kita peroleh dari penyelesaian konflik tersebut
3. Untuk memberikan kesempatan pihak lain “tenang” dan “dingin” dahulu, guna memperoleh perspektif yang
jauh lebih baik
4. Bila pihak lain dapat mengatasi konflik tersebut dengan jauh lebih baik daripada kita
5. Bial konflik berasal dari gejala permasalahan yang lainnya
Akomodasi 1. Bila kita menyadari kita ada pada pihak yang salah dan perlu segera memperbaiki diri
2. Bila masalah tersebut sangat menentukan dan vital bagi pihak lain, sementara masalah yang sama tidak
berarti apa-apa bagi kita dan kita masih membutuhkan kerjasama pihak lain tersebut
3. Untuk meminimalisir kerugian kita apabila kita telah kalah dalam kompetisi yang ketat dengan pihak lain
4. Apabila keselarasan dan stabilitas menjadi ukuran yang terpenting pada saat itu
5. Untuk memberikan kesempatan kepada para bawahan kita belajar dari kesalahan yang telah mereka lakukan
Kompromi 1. Apabila tujuan adalah segalanya, dan kita tidak dapat memaksimalkan baik ketegasan kita maupun
kerjasama kita
2. Apabila pihak lain memiliki kekuatan yang sama besar dengan kita, sementara itu peluang yang adapun
berimbang
3. Untuk mencapai penyelesaian sementara
4. Untuk mendapatkan solusi yang memuaskan pihak-pihak yang terkait dalam kondisi waktu yang sangat
mendesak
5. Sebagai jaga-jaga bila mode kolaborasi atau kompetisi ternyata tidak berhasil
20. DIMENSI HUBUNGAN DAN KETEGASAN DALAM KONFLIK
1. Kompetisi, dimana tingkat ketegasan
sangat tinggi tetapi kerjasama sangat
kurang. Perilaku ini disebut sebagai
Gaya Ikan Hiu. Ikan hiu senang
menaklukkan lawan dengan
memaksanya menerima solusi konflik
yang ia sodorkan. Baginya,
tercapainya tujuan pribadi adalah
yang utama sedangkan hubungan
dengan pihak lain tidak terlalu penting.
Baginya, konflik harus dipecahkan
dengan cara satu pihak menang dan
pihak lainnya kalah. Dalam
pewayangan, sikap ini kiranya dapat
kita temukan dalam figure
Duryudana
21. DIMENSI HUBUNGAN DAN KETEGASAN DALAM KONFLIK
2. Kolaborasi, yaitu kondisi dimana tingkat
ketegasan sangat tinggi dan tingkat kerjasama sangat
tinggi pula. Perilaku seperti ini dapat dikatakan
sebagai Gaya Burung Hantu. Burung hantu sangat
mengutamakan tujuan-tujuan pribadinya sekaligus
hubungannya dengan pihak lain. Baginya, konflik
merupakan masalah yang harus dicari
pemecahannya dan pemecahan itu harus sejalan
dengan tujuan-tujuan pribadinya maupun tujuan-
tujuan pribadi lawannya. Baginya, konflik bermanfaat
menigkatkan hubungan dengan cara mengurangi
ketegangan yang terjadi diantara dua pihak yang
berhubungan. Menghadapi konflik, burung hantu akan
selalu berusaha mencari penyelesaian yang
memuaskan kedua belah pihak dan yang mampu
menghilangkan ketegangan serta perasaan negatif
lain yang mungkin muncul di dalam diri kedua pihak
akibat konflik itu. Dalam dunia pewayangan, sikap ini
kiranya dapat kita temukan dalam figure Kresna.
22. DIMENSI HUBUNGAN DAN KETEGASAN DALAM KONFLIK
3. Kompromi, yaitu kombinasi
yang seimbang (setengah-
setengah) antara tingkat ketegasan
dan tingkat kerjasama. Perilaku ini
disebut sebagai Gaya Rubah.
Rubah senang mencari kompromi.
Baginya, baik tercapainya tujuan-
tujuan pribadi maupun hubungan
baik dengan pihak lain sama-sama
cukup penting. Ia mau
mengorbankan sedikit tujuan-
tujuannya dan hubungannya
dengan pihak lain demi tercapainya
kepentingan dan kebaikan
bersama ini figur dari Prabu Salya
23. 4. Hindar, dimana baik tingkat
ketagasan dan tingkat kerjasama
berada pada titik terendah. Perilaku ini
dapat disebut sebagai Gaya Kura-
kura. Konon, kura-kura lebih senang
menarik diri bersembunyi di balik
tempurung badannya untuk
menghindari konflik. Mereka
cenderung menghindar dari pokok-
pokok soal maupun dari orang-orang
yang dapat menimbulkan konflik.
Mereka percaya bahwa setiap usaha
memecahkan konflik hanya akan sia-
sia. Lebih mudah menarik diri, secara
fisik maupun psikologis, dari konflik
daripada menghadapinya. Dalam
pewayangan, sikap semacam ini
kiranya dapat kita temukan dalam
figur Baladewa.
DIMENSI HUBUNGAN DAN KETEGASAN DALAM KONFLIK
24. 5. Akomodasi, yaitu kondisi dimana tingkat
ketegasan sangat rendah, tetapi tingkat
kerjasama berada pada titik tertinggi.
Perilaku ini dapat dikategorikan sebagai
Gaya Kancil. Seekor kancil sangat
mengutamakan hubungan dan kurang
mementingkan tujuan-tujuan pribadinya. Ia
ingin diterima dan disukai oleh binatang lain.
Ia berkeyakinan bahwa konflik harus
dihindari, demi kerukunan. Setiap konflik
tidak mungkin dipecahkan tanpa merusak
hubungan. Konflik harus didamaikan bukan
dipecahkan agar hubungan tidak menjadi
rusak. Dalam dunia pewayangan, sikap ini
kiranya dapat kita temukan dalam diri tokoh
Puntadewa.
DIMENSI HUBUNGAN DAN KETEGASAN DALAM KONFLIK
25. Desirability of Conflict
• Conflict can be desirable.
• Conflict helps eliminate or reduce the likelihood
of groupthink.
• A moderate level of conflict across tasks within a
group resulted in increased group performance
while conflict among personalities resulted in
lower group performance (Peterson and Behfar,
2003)
26. How to prevent conflicts
• Sering-sering adakan pertemuan tim Anda
• Izinkan tim Anda untuk mengekspresikan secara
terbuka
• Berbagi tujuan
• Miliki uraian tugas yang jelas dan terperinci
• Distribusikan tugas secara adil
• Jangan pernah mengkritik anggota tim secara
publik
• Selalu bersikap adil dan adil dengan tim Anda
• Jadi la panutan
27. Conclusion
• Negative effects of Conflict : Stress,
Absenteeism, Staff turnover, De-
motivation, Non-productivity
• Conflict can be desirable & healthy
• It reflects dynamics
• Increased & Lower group performance
28. Conclusion
• Well managed conflicts
– Stimulate competition
– Identify legitimate differences
– Powerful source of motivation
• Poorly managed conflicts
– Unfavorable with counter productive results
– Problems and negative attitude
29. TIPS Mengatasi Konflik
• Komunikasi yang dilakukan harus rutin
• Saling percaya
• Saling mendukung dan menghormati
• Harus dilakukan evaluasi secara berkala
untuk perbaikan ke depannya
• Menghargai setiap pendapat & kontribusi
semua anggota tim