SlideShare a Scribd company logo
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Allah SWT, karena atas berkat limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Manajemen
Keperawatan yang berjudul: Manajemen Konflik , Kolaborasi dan Negosisasi
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan baik dari segi penulisan maupun isinya,oleh karena itu penulis
mengharapkan adanya masukan,baik kritik maupun saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan makalah ini.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimkasih kepada semua pihak
yangs telah membantu dalam penyelesaian makalah ini,semoga Allah SWT senantiasa
memberikan balasan.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
penulis,dan pembaca pada umumnya,kiranya Allah SWT meridhoi segala aktifitas kita
untuk keselamatan di dunia maupun di akhirat.
Raha, Oktober 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap kelompok dalam satu organisasi, dimana didalamnya terjadi interaksi antara
satu dengan lainnya, memiliki kecenderungan timbulnya konflik. Dalam institusi
layanan kesehatan terjadi kelompok interaksi, baik antara kelompok staf dengan staf, staf
dengan pasen, staf dengan keluarga dan pengunjung, staf dengan dokter, maupun dengan
lainnya yang mana situasi tersebut seringkali dapat memicu terjadinya konflik. Konflik
sangat erat kaitannya dengan perasaan manusia, termasuk perasaan diabaikan,
disepelekan, tidak dihargai, ditinggalkan, dan juga perasaan jengkel karena kelebihan
beban kerja. Perasaan-perasaan tersebut sewaktu-waktu dapat memicu timbulnya
kemarahan.
Keadaan tersebut akan mempengaruhi seseorang dalam melaksanakan kegiatannya
secara langsung, dan dapat menurunkan produktivitas kerja organisasi secara tidak
langsung dengan melakukan banyak kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja.
Dalam suatu organisasi, kecenderungan terjadinya konflik, dapat disebabkan oleh suatu
perubahan secara tiba-tiba, antara lain: kemajuan teknologi baru, persaingan ketat,
perbedaan kebudayaan dan sistem nilai, serta berbagai macam kepribadian individu.
B. Tujuan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini yaitu :
a. sebagai pemenuhan tugas mata kuliah keperawatan profesional.
b. untuk mengetahui tentang menejemen konflik, negosiasi, dan kolaborasi.
c. sebagai bahan bacaan atau bahan perbandingan dalam pengembangan tentang
keperawatan professional.
BAB II
PEMBAHASAN
Manejemen konflik.
Konflik adalah masalah internal dan eksternal yang terjadi sebagai akibat dari
perbedaan pendapat, nilai-nilai, atau keyakinan dari dua orang atau lebih. (Marquis dan
Huston, 1998).
Konflik timbul akibat ketidakseimbangan antara hubungan-hubungan kesenjangan
status sosial, kurang meratanya kemakmuran, dan akses yang tidak seimbang terhadap
sumber daya, serta kekuasaan yang tidak seimbang yang kemudian menimbulkan
masalah-masalah seperti diskriminasi, pengangguran, kemiskinan, penindasan, dan
kejahatan. Masing-masing tingkat tersebut saling berkaitan, membentuk sebuah rantai
yang memiliki potensi kekuatan untuk menghadirkan perubahan, baik yang konstruktif
maupun yang dekstruktif
Konflik terjadi sudah dimulai sejak seratus tahun yang lalu, dimana konflik adalah
suatu kejadian yang alamiah dan peristiwa yang pasti terjadi dalam organisasi. Namun
harus tetap diselesaikan secepatnya. Konflik diindikasikan sebagai suatu kelemahan
manajemen pada suatu organisasi yang harus dihindarkan. Kalau staf diarahkan terhadap
suatu tujuan yang jelas dalam melaksanakan tugasnya dan ketidakpuasan staf harus
diekspresikan secara langsung supaya masalah tidak menumpuk dan bertambah banyak.
Manajemen konflik yang konstruktif akan menghasilkan lingkungan yang kondusif
untuk didiskusikan sebagai suatu fenomena utama, komunikasi yang terbuka melalui
pengutaraan perasaan, dan tukar pikiran serta tanggung jawab yang menguntungkan
dalam menyelesaikan suatu perbedaan.Defenisi konflik.Situasi yang terjadi ketika ada
perbedaan pendapat atau perbedaan cara pandang diantara beberapa orang, kelompok
atau organisasi.
Sikap saling mempertahankan diri sekurang-kurangnya diantara dua kelompok, yang
memiliki tujuan dan pandangan berbeda, dalam upaya mencapai satu tujuan sehingga
mereka berada dalam posisi oposisi, bukan kerjasama.
A. Aspek positif dalam konflik
Konflik bisa jadi merupakan sumber energi dan kreativitas yang positif apabila dikelola
dengan baik. Misalnya, konflik dapat menggerakan suatu perubahan :
Membantu setiap orang untuk saling memahami tentang perbedaan pekerjaan dan
tanggung jawab mereka.
Memberikan saluran baru untuk komunikasi.
Menumbuhkan semangat baru pada staf.
Memberikan kesempatan untuk menyalurkan emosi.
Menghasilkan distribusi sumber tenaga yang lebih merata dalam organisasi.
Apabila konflik mengarah pada kondisi destruktif, maka hal ini dapat berdampak pada
penurunan efektivitas kerja dalam organisasi baik secara perorangan maupun kelompok,
berupa penolakan, resistensi terhadap perubahan, apatis, acuh tak acuh, bahkan mungkin
muncul luapan emosi destruktif, berupa demonstrasi.
B. Penyebab konflik.
1. Batasan pekerjaan yang tidak jelas.
2. Hambatan komunikasi .
3. Tekanan waktu.
4. Standar, peraturan dan kebijakan yang tidak masuk akal.
5. Pertikaian antar pribadi.
6. Perbedaan status
7. Harapan yang tidak terwujud.
C. Pengelolaan Konflik
Konflik dapat dicegah atau dikelola dengan:
1. Disiplin: Mempertahankan disiplin dapat digunakan untuk mengelola dan mencegah
konflik. Manajer perawat harus mengetahui dan memahami peraturan-peraturan
yang ada dalam organisasi. Jika belum jelas, mereka harus mencari bantuan untuk
memahaminya.
2. Pertimbangan Pengalaman dalam Tahapan Kehidupan: Konflik dapat dikelola
dengan mendukung perawat untuk mencapai tujuan sesuai dengan pengalaman dan
tahapan hidupnya. Misalnya; Perawat junior yang berprestasi dapat dipromosikan
untuk mengikuti pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, sedangkan bagi perawat
senior yang berprestasi dapat dipromosikan untuk menduduki jabatan yang lebih
tinggi.
3. Komunikasi: Suatu Komunikasi yang baik akan menciptakan lingkungan yang
terapetik dan kondusif. Suatu upaya yang dapat dilakukan manajer untuk
menghindari konflik adalah dengan menerapkan komunikasi yang efektif dalam
kegitan sehari-hari yang akhirnya dapat dijadikan sebagai satu cara hidup.
4. Mendengarkan secara aktif: Mendengarkan secara aktif merupakan hal penting untuk
mengelola konflik. Untuk memastikan bahwa penerimaan para manajer perawat telah
memiliki pemahaman yang benar, mereka dapat merumuskan kembali permasalahan
para pegawai sebagai tanda bahwa mereka telah mendengarkan.
D. Tekhnik Atau Keahlian untuk mengelolah Konflik.
Pendekatan dalam resolusi konflik tergantung pada :
Konflik itu sendiri
Karakteristik orang-orang yang terlibat di dalamnya
Keahlian individu yang terlibat dalam penyelesaian konflik
Pentingnya isu yang menimbulkan konflik
Ketersediaan waktu dan tenaga
E. Kategori konflik
1. Intrapersonal.
Konflik yang terjadi pada individu sendiri. Akibat dari kompetisi peran, misalnya,
manajer mempunyai konflik intrapersonal dengan loyalitas terhadap profesi
keperawatan, loyalitas terhadap pekaryaan, dan loyalitas kepada pasien.
2. Interpersonal.
Konflik terjadi antara dua orang atau lebih dimana nilai, tujuan dan keyakinan
berbeda. Misal, manajer sering mengalami konflik dengan teman sesama manajer,
atasan, dan bawahan.
3. Antarkelompok.
Konflik terjadi antara dua atau lebih dari kelompok orang, departemen, atau
organisasi. Misalnya, hambatan dalam mencapai kekuasaan dan otoritas.
F. Proses konflik
1. Konflik laten.
Konflik yang terjadi terus menerus dalam suatu organisasi. Misal, kondisi tentang
keterbatasan staf dan perubahan yang cepat. Memicu ketidakstabilan organisasi dan
kualitas produksi, konflik kadang tidak nampak secara nyata atau tidak pernah terjadi.
2. Konflik yang dirasakan.
Konflik terjadi karena adanya sesuatu yang dirasakan sebagai ancaman, ketakutan,
tidak percaya, dan marah.
3. Konflik yang tampak/sengaja dimunculkan.
Konflik sengaja dimunculkan untuk dicari solusinya. Tindakan yang dilaksanakan
menghindar, kompetisi, debat, atau mencari penyelesaian konflik.
4. Resolusi konflik.
Suatu penyelesaian masalah dengan cara memuaskan semua orang yang terlibat
didalamnya. Dengan prinsip “win-win solution”
5. Konflik “aftermath”.
Konflik yang terjadi akibat dari tidak terselesainya konflik yang pertama. Konflik ini
akan menjadi masalah besar jika tidak segera diatasi.
G. Langkah-langkah Penyelesaian konflik
1. Pengkajian
Analisis situasi. Identifikasi jenis konflik untuk menentukan waktu yang
diperlukan, lakukan pengumpulan fakta pengkajian lebih mendalam, siapa yang
terlibat dan peran masing-masing, tentukan situasinya jika dapat diubah.
Analisis dan mematikan isu yang berkembang. Jelaskan masalah dan perioritas
fenomena yang terjadi, tentukan masalah utama yang memerlukan suatu
penyelesaian, hindari penyelesaian semua masalah dalam satu waktu.
Menyusun tujuan. Jelasakan tujuan spesifik yang akan dicapai.
2. Identifikasi.
Mengelola perasaan. Hindari respon emosional : marah, sebab setiap orang
mempunyai respon yang berbeda terhadap kata-kata, ekspresi, dan tindakan.
3. Intervensi
Masuk pada konflik yang diyakini dapat diselesaikan dengan baik. Identifikasi
hasil yang positif yang akan terjadi.
Menyelesaikan metode dalam menyelesaikan konflik. Memerlukan metode yang
berbeda-beda. Pilih metode yang paling sesuai untuk menyelesaikan konflik yang
terjadi.
H. Strategi penyelesaian konflik
Kompromi atau Negosiasi
Strategi penyelesaian konflik semua yang terlibat saling menyadari dan sepakat pada
keinginan bersama. “lose-lose situation” kedua unsur yang terlibat menyerah dan
menyepakati hal yang telah dibuat.
Kompetisi
Strategi “win-lose” sebagai penyelesaian konflik. Hanya ada satu orang atau
kelompok yang menang tanpa mempertimbangkan yang kalah.
Akomodasi
Seseorang berusaha mengakomodasi permasalahan, dan memberi kesempatan pada
orang lain untuk menang.
Smoothing
Teknik ini merupakan penyelesaian konflik dengan cara mengurangi komponen
emosional dalam konflik. Individu yang terlibat berupaya mencapai kebersamaan dari
pada perbedaan dengan penuh kesadaran dan introfeksi diri.
Menghindar
Semua yang terlibat dalam konflik ini menyadari tentang masalah yang dihadapi,
tetapi memilih untuk menghindar atau tidak menyelesaikan masalah. Strategi ini
dipilih bila ketidak ada sepakatan dan membahayakan kedua belah pihak.
Kolaborasi
Strategi ini merupakan strategi “win-win solution” dalam kolaborasi, kedua unsur
yang terlibat menentukan tujuan bersama dan bekerjasama dalam mencapai suatu
tujuan.
NEGOSIASI
Menurut Marquis dan Huston, (1998) Negosiasi yaitu suatu pendekatan yang kompetitif.
Negosiasi dirancang sebagai suatu pendekatan kompromi untuk menyelesaikan konflik. Berbagai
pihak yang terlibat menyerah dan lebih menekankan waktu mengakomodasi perbedaan-
perbedaan antara keduanya.
Menurut Smeltzer, (1991) ada dua tipe dasar negosiasi :
Setiap orang menang (kooperatif).
Hanya satu orang yang menang (kompetitif).
Sebagai negotiator penting untuk :
1) Memaksimalkan kemenangan kedua pihak untuk mencapai tujuan bersama.
2) Meminimalkan kekalahan, bagi yang kalah tetap dapat mengikuti tujuan bersama.
3) Membuat kedua belah pihak merasa puas terhadap hasil organisasi.
A. Sebelum Negosiasi
a. Tiga kriteria yang harus dipenuhi sebelum memulai negosiasi :
1) Masalah harus dapat dinegosiasikan.
2) Negotiator harus tertarik terhadap “take and give” selama proses negosiasi.
3) Harus saling percaya.
b. Langkah-langkah sebelum melaksanakan negosiasi :
1) Mengumpulkan informasi tentang masalah sebanyak mungkin, karena pengetahuan
adalah kekuatan.
2) Dimana manajer harus memulai, karena tugas manajer melakukan kompromi, mereka
harus memilih tujuan yang utama.
3) Memilih alternatif yang terbaik terhadap sarana dan prasarana. Efektifitas dan efisiensi.
4) Mempunyai agenda yang disembunyikan. Agenda negosiasi dapat ditawarkan jika
alternatif negosiasi tidak dapat disepakati.
B. Selama Negosiasi
1) Filih fakta-fakta yang rasional dan berdasarkan hasil penelitian.
2) Dengarkan dengan seksama, dan perhatikan respons nonverbal yang nampak.
3) Berfikirlah positif dan selalu terbuka untuk menerima semua alternatif informasi yang
disampaikan.
4) Upayakan untuk memahami pandangan apa yang disampaikan lawan bicara anda.
Konsentrasi dan perhatikan.
5) Selalu diskusikan tentang konflik yang terjadi. Hindarkan masalah-masalah pribadi
yang disampaikan pada saat negosiasi.
6) Hindarkan untuk menyalahkan orang lain terhadap konflik yang terjadi.
7) Jujur.
8) Usahakan bersikap bahwa anda memerlukan suatu penyelesaian yang baik.
9) Jangan langsung menyetujui terhadap solusi yang ditawarkan, tetapi berfikir dan
mintalah waktu untuk menjawabnya.
10) Jika kedua belah pihak menjadi marah atau lelah selama negosiasi berlangsung,
istirahatlah sebentar.
11) Dengarkan dan tanyakan tentang pendapat yang belum begitu anda pahami.
12) Bersabarlah.
C. Kunci Sukses dalam Melakukan Negosiasi
Lakukan
1) Jelaskan tujuan negosiasi, bukan posisinya. Pastikan bahwa anda mengetahui
keinginan orang lain.
2) Perlakukanlah orang lain sebagai teman dalam menyelesaikan masalah bukan
sebagai musuh. Hadapi masalah yang ada, bukan orangnya.
3) Ingat bahwa setiap orang mengharapkan penyelesaian yang dapat diterima, jika
anda dapat menyajikan sesuatu dengan baik dan menarik.
4) Dengarkan dengan baik-baik apa yang akan dikatakan dan apa yan tidak.
Perhatikan pergerakan tubuhnya.
5) Lakukan sesuatu yang sederhana, tidak berbelit-belit.
6) Antisipasi penolakan.
7) Tahu apa yang dapat anda berikan.
8) Tunjukkan beberapa alternatif pilihan.
9) Tunjukkan keterbukaan dan ketaatan jika orang lain sepakat dengan pendapat anda.
10) Bersikaplah asertif, bukan agresif.
11) Hati-hati ! anda mempunyai suatu kekuasaan untuk mrmutuskan.
12) Pergunakan pergerakan tubuh jika anda menyetujui atau tidak terhadap suatu
pendapat.
13) Konsisten terhadap sesuatu yang anda anggap benar.
Hindari
1) Sikap yang tidak baik, sinis, kasar dan menyepelekan.
2) Trik yang tidak baik, manipulasi.
3) Distorsi.
4) Tergesa – gesa dalam proses negosiasi.
5) Tidak berurutan.
6) Membuat hanya satu pilihan.
7) Memaksakan kehendak.
8) Berusaha menekankan pada satu pendapat.
Berdasarkan Referensi dari :
Ann Marriner –Tomey ( 1996 ) . Guide To Nursing Management and Leadership. Mosby –
Year Book, Inc St Louis USA.
Swansburg, R.C. ( 1996 ) Management and Leadership for Nurse Managers ( 2 th ed )Jones
and Bartlett Publishers Inc, London England. Di akses tanggal 17 Oktober 2012

More Related Content

What's hot

Manajemen konflik m11_marshal_farden_seandri_18101155310541_marta_widian_sari...
Manajemen konflik m11_marshal_farden_seandri_18101155310541_marta_widian_sari...Manajemen konflik m11_marshal_farden_seandri_18101155310541_marta_widian_sari...
Manajemen konflik m11_marshal_farden_seandri_18101155310541_marta_widian_sari...
ReskiAnanda10
 
6 manajemen konflik
6   manajemen konflik6   manajemen konflik
6 manajemen konflik
audhie senas
 
Manajemen konflik
Manajemen konflikManajemen konflik
Manajemen konflik
gino tugino
 
Hana Yulia/Mulawarman University (perilaku organisasi) Kelompok 3
Hana Yulia/Mulawarman University (perilaku organisasi) Kelompok 3Hana Yulia/Mulawarman University (perilaku organisasi) Kelompok 3
Hana Yulia/Mulawarman University (perilaku organisasi) Kelompok 3
HanaYulia4
 

What's hot (20)

Manajemen Konflik
Manajemen Konflik Manajemen Konflik
Manajemen Konflik
 
Manajemen Konflik
Manajemen KonflikManajemen Konflik
Manajemen Konflik
 
Makalah Manajemen Konflik
Makalah Manajemen KonflikMakalah Manajemen Konflik
Makalah Manajemen Konflik
 
Manajemen konflik m11_marshal_farden_seandri_18101155310541_marta_widian_sari...
Manajemen konflik m11_marshal_farden_seandri_18101155310541_marta_widian_sari...Manajemen konflik m11_marshal_farden_seandri_18101155310541_marta_widian_sari...
Manajemen konflik m11_marshal_farden_seandri_18101155310541_marta_widian_sari...
 
6 manajemen konflik
6   manajemen konflik6   manajemen konflik
6 manajemen konflik
 
Kolaborasi Dalam Keperawatan
Kolaborasi Dalam KeperawatanKolaborasi Dalam Keperawatan
Kolaborasi Dalam Keperawatan
 
Proses konflik
Proses konflikProses konflik
Proses konflik
 
Manajemen konflik
Manajemen konflikManajemen konflik
Manajemen konflik
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Teknik Penyelesaian dan Pemulihan Konflik
Teknik Penyelesaian dan Pemulihan KonflikTeknik Penyelesaian dan Pemulihan Konflik
Teknik Penyelesaian dan Pemulihan Konflik
 
Makalah mengatasi dan menyelesaikan konflik dalam perusahaan
Makalah mengatasi dan menyelesaikan konflik dalam perusahaanMakalah mengatasi dan menyelesaikan konflik dalam perusahaan
Makalah mengatasi dan menyelesaikan konflik dalam perusahaan
 
Hana Yulia/Mulawarman University (perilaku organisasi) Kelompok 3
Hana Yulia/Mulawarman University (perilaku organisasi) Kelompok 3Hana Yulia/Mulawarman University (perilaku organisasi) Kelompok 3
Hana Yulia/Mulawarman University (perilaku organisasi) Kelompok 3
 
Konflik keorganisasian fd
Konflik keorganisasian   fdKonflik keorganisasian   fd
Konflik keorganisasian fd
 
Manajemen konflik
Manajemen konflikManajemen konflik
Manajemen konflik
 
Yuyunnnnn
YuyunnnnnYuyunnnnn
Yuyunnnnn
 
Sumber-sumber Konflik
Sumber-sumber KonflikSumber-sumber Konflik
Sumber-sumber Konflik
 
Manajemen Konflik
Manajemen KonflikManajemen Konflik
Manajemen Konflik
 
Manajemen konflik
Manajemen konflikManajemen konflik
Manajemen konflik
 
8 konflik-nego
8   konflik-nego8   konflik-nego
8 konflik-nego
 
Man. konflik
Man. konflikMan. konflik
Man. konflik
 

Viewers also liked

Viewers also liked (20)

lavavajillas Aeg F67732W0P
lavavajillas Aeg F67732W0Plavavajillas Aeg F67732W0P
lavavajillas Aeg F67732W0P
 
Intan shahifa
Intan shahifaIntan shahifa
Intan shahifa
 
Kdk final akbid paramata muna
Kdk final akbid paramata muna Kdk final akbid paramata muna
Kdk final akbid paramata muna
 
Sodano2
Sodano2Sodano2
Sodano2
 
Measuring social preferences
Measuring social preferencesMeasuring social preferences
Measuring social preferences
 
201510_MFL_CV
201510_MFL_CV 201510_MFL_CV
201510_MFL_CV
 
Menejemen konflik kelompok 3
Menejemen konflik kelompok 3Menejemen konflik kelompok 3
Menejemen konflik kelompok 3
 
Askep gadar akbid paramata muna
Askep gadar akbid paramata muna Askep gadar akbid paramata muna
Askep gadar akbid paramata muna
 
AHYPJ0044N
AHYPJ0044NAHYPJ0044N
AHYPJ0044N
 
Asma akibat kerja
Asma akibat kerjaAsma akibat kerja
Asma akibat kerja
 
Politik dan strategi akbid paramata muna
Politik dan strategi   akbid paramata muna Politik dan strategi   akbid paramata muna
Politik dan strategi akbid paramata muna
 
Mid tik
Mid tikMid tik
Mid tik
 
Presentล้างงพิษตับ by Ezpass
Presentล้างงพิษตับ by EzpassPresentล้างงพิษตับ by Ezpass
Presentล้างงพิษตับ by Ezpass
 
Fiber glass reinforcement
Fiber glass reinforcementFiber glass reinforcement
Fiber glass reinforcement
 
Makalah tentang alergi obat
Makalah tentang alergi obatMakalah tentang alergi obat
Makalah tentang alergi obat
 
ciclo de vida de coca cola
ciclo de vida de coca colaciclo de vida de coca cola
ciclo de vida de coca cola
 
Anemia hemolítica autoinmune apolo restrepo caso clínico (3)
Anemia hemolítica autoinmune apolo restrepo caso clínico (3)Anemia hemolítica autoinmune apolo restrepo caso clínico (3)
Anemia hemolítica autoinmune apolo restrepo caso clínico (3)
 
PREAMBLE BANK OF NORTH AMERICA
PREAMBLE BANK OF NORTH AMERICA PREAMBLE BANK OF NORTH AMERICA
PREAMBLE BANK OF NORTH AMERICA
 
Защита информации семинар №2 МФТИ
Защита информации семинар №2 МФТИЗащита информации семинар №2 МФТИ
Защита информации семинар №2 МФТИ
 
PREZI TUTTO
PREZI TUTTOPREZI TUTTO
PREZI TUTTO
 

Similar to Menejemen konflik akbid paramata muna

Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA
Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNAMenejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA
Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA
Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNAMenejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA
Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA
Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA
Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Manajemen ritha5
Manajemen ritha5Manajemen ritha5
Manajemen ritha5
lismanto
 
6 manajemen-konflik-sebagai-salah-satu-solusi-dalam-pemecahan-masalah
6 manajemen-konflik-sebagai-salah-satu-solusi-dalam-pemecahan-masalah6 manajemen-konflik-sebagai-salah-satu-solusi-dalam-pemecahan-masalah
6 manajemen-konflik-sebagai-salah-satu-solusi-dalam-pemecahan-masalah
Sitti Hartinah
 

Similar to Menejemen konflik akbid paramata muna (20)

Menejemen konflik
Menejemen konflikMenejemen konflik
Menejemen konflik
 
PENANGANAN MANAJEMEN KONFLIK DALAM KESEHATAN
PENANGANAN MANAJEMEN KONFLIK DALAM KESEHATANPENANGANAN MANAJEMEN KONFLIK DALAM KESEHATAN
PENANGANAN MANAJEMEN KONFLIK DALAM KESEHATAN
 
Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA
Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNAMenejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA
Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA
 
Menejemen konflik kelompok 3
Menejemen konflik kelompok 3Menejemen konflik kelompok 3
Menejemen konflik kelompok 3
 
Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA
Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNAMenejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA
Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA
 
Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA
Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA
Menejemen konflik kelompok 3 AKPER PEMKAB MUNA
 
Supervisi Hospitality term 10 Peran Supervisor dalam mengatasi konflik intern...
Supervisi Hospitality term 10 Peran Supervisor dalam mengatasi konflik intern...Supervisi Hospitality term 10 Peran Supervisor dalam mengatasi konflik intern...
Supervisi Hospitality term 10 Peran Supervisor dalam mengatasi konflik intern...
 
Manajemen ritha5
Manajemen ritha5Manajemen ritha5
Manajemen ritha5
 
Manajemen konflik 2
Manajemen konflik 2Manajemen konflik 2
Manajemen konflik 2
 
6 manajemen-konflik-sebagai-salah-satu-solusi-dalam-pemecahan-masalah
6 manajemen-konflik-sebagai-salah-satu-solusi-dalam-pemecahan-masalah6 manajemen-konflik-sebagai-salah-satu-solusi-dalam-pemecahan-masalah
6 manajemen-konflik-sebagai-salah-satu-solusi-dalam-pemecahan-masalah
 
Afi parnawi. makalah konflik. stai ibnu sina
Afi parnawi. makalah konflik. stai ibnu sinaAfi parnawi. makalah konflik. stai ibnu sina
Afi parnawi. makalah konflik. stai ibnu sina
 
Hubungan manajemen konflik dengan kinerja
Hubungan manajemen konflik dengan kinerja Hubungan manajemen konflik dengan kinerja
Hubungan manajemen konflik dengan kinerja
 
onsep dasar dan pembahasan manajemen konflik
onsep dasar dan pembahasan manajemen konflikonsep dasar dan pembahasan manajemen konflik
onsep dasar dan pembahasan manajemen konflik
 
Manajemen konflik organisasi
Manajemen konflik organisasiManajemen konflik organisasi
Manajemen konflik organisasi
 
Manajemen Konflik
Manajemen KonflikManajemen Konflik
Manajemen Konflik
 
Hubungan Manajemen konflik Dan Manajemen Kinerja
Hubungan Manajemen konflik Dan Manajemen KinerjaHubungan Manajemen konflik Dan Manajemen Kinerja
Hubungan Manajemen konflik Dan Manajemen Kinerja
 
Kepemimpinan konflik
Kepemimpinan konflikKepemimpinan konflik
Kepemimpinan konflik
 
Bab 14
Bab 14Bab 14
Bab 14
 
Manajemen Konflik (dalam organisasi)
Manajemen Konflik (dalam organisasi)Manajemen Konflik (dalam organisasi)
Manajemen Konflik (dalam organisasi)
 
Konflik dan Negosiasi Menurut Kreitner dan Kinicki
Konflik dan Negosiasi Menurut Kreitner dan KinickiKonflik dan Negosiasi Menurut Kreitner dan Kinicki
Konflik dan Negosiasi Menurut Kreitner dan Kinicki
 

More from Operator Warnet Vast Raha

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Menejemen konflik akbid paramata muna

  • 1. KATA PENGANTAR Puji syukur kehadiran Allah SWT, karena atas berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Manajemen Keperawatan yang berjudul: Manajemen Konflik , Kolaborasi dan Negosisasi Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi penulisan maupun isinya,oleh karena itu penulis mengharapkan adanya masukan,baik kritik maupun saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimkasih kepada semua pihak yangs telah membantu dalam penyelesaian makalah ini,semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis,dan pembaca pada umumnya,kiranya Allah SWT meridhoi segala aktifitas kita untuk keselamatan di dunia maupun di akhirat. Raha, Oktober 2012 Penulis
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap kelompok dalam satu organisasi, dimana didalamnya terjadi interaksi antara satu dengan lainnya, memiliki kecenderungan timbulnya konflik. Dalam institusi layanan kesehatan terjadi kelompok interaksi, baik antara kelompok staf dengan staf, staf dengan pasen, staf dengan keluarga dan pengunjung, staf dengan dokter, maupun dengan lainnya yang mana situasi tersebut seringkali dapat memicu terjadinya konflik. Konflik sangat erat kaitannya dengan perasaan manusia, termasuk perasaan diabaikan, disepelekan, tidak dihargai, ditinggalkan, dan juga perasaan jengkel karena kelebihan beban kerja. Perasaan-perasaan tersebut sewaktu-waktu dapat memicu timbulnya kemarahan. Keadaan tersebut akan mempengaruhi seseorang dalam melaksanakan kegiatannya secara langsung, dan dapat menurunkan produktivitas kerja organisasi secara tidak langsung dengan melakukan banyak kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja. Dalam suatu organisasi, kecenderungan terjadinya konflik, dapat disebabkan oleh suatu perubahan secara tiba-tiba, antara lain: kemajuan teknologi baru, persaingan ketat, perbedaan kebudayaan dan sistem nilai, serta berbagai macam kepribadian individu. B. Tujuan Adapun tujuan penulisan dari makalah ini yaitu : a. sebagai pemenuhan tugas mata kuliah keperawatan profesional. b. untuk mengetahui tentang menejemen konflik, negosiasi, dan kolaborasi. c. sebagai bahan bacaan atau bahan perbandingan dalam pengembangan tentang keperawatan professional.
  • 3. BAB II PEMBAHASAN Manejemen konflik. Konflik adalah masalah internal dan eksternal yang terjadi sebagai akibat dari perbedaan pendapat, nilai-nilai, atau keyakinan dari dua orang atau lebih. (Marquis dan Huston, 1998). Konflik timbul akibat ketidakseimbangan antara hubungan-hubungan kesenjangan status sosial, kurang meratanya kemakmuran, dan akses yang tidak seimbang terhadap sumber daya, serta kekuasaan yang tidak seimbang yang kemudian menimbulkan masalah-masalah seperti diskriminasi, pengangguran, kemiskinan, penindasan, dan kejahatan. Masing-masing tingkat tersebut saling berkaitan, membentuk sebuah rantai yang memiliki potensi kekuatan untuk menghadirkan perubahan, baik yang konstruktif maupun yang dekstruktif Konflik terjadi sudah dimulai sejak seratus tahun yang lalu, dimana konflik adalah suatu kejadian yang alamiah dan peristiwa yang pasti terjadi dalam organisasi. Namun harus tetap diselesaikan secepatnya. Konflik diindikasikan sebagai suatu kelemahan manajemen pada suatu organisasi yang harus dihindarkan. Kalau staf diarahkan terhadap suatu tujuan yang jelas dalam melaksanakan tugasnya dan ketidakpuasan staf harus diekspresikan secara langsung supaya masalah tidak menumpuk dan bertambah banyak. Manajemen konflik yang konstruktif akan menghasilkan lingkungan yang kondusif untuk didiskusikan sebagai suatu fenomena utama, komunikasi yang terbuka melalui pengutaraan perasaan, dan tukar pikiran serta tanggung jawab yang menguntungkan dalam menyelesaikan suatu perbedaan.Defenisi konflik.Situasi yang terjadi ketika ada perbedaan pendapat atau perbedaan cara pandang diantara beberapa orang, kelompok atau organisasi. Sikap saling mempertahankan diri sekurang-kurangnya diantara dua kelompok, yang memiliki tujuan dan pandangan berbeda, dalam upaya mencapai satu tujuan sehingga mereka berada dalam posisi oposisi, bukan kerjasama.
  • 4. A. Aspek positif dalam konflik Konflik bisa jadi merupakan sumber energi dan kreativitas yang positif apabila dikelola dengan baik. Misalnya, konflik dapat menggerakan suatu perubahan : Membantu setiap orang untuk saling memahami tentang perbedaan pekerjaan dan tanggung jawab mereka. Memberikan saluran baru untuk komunikasi. Menumbuhkan semangat baru pada staf. Memberikan kesempatan untuk menyalurkan emosi. Menghasilkan distribusi sumber tenaga yang lebih merata dalam organisasi. Apabila konflik mengarah pada kondisi destruktif, maka hal ini dapat berdampak pada penurunan efektivitas kerja dalam organisasi baik secara perorangan maupun kelompok, berupa penolakan, resistensi terhadap perubahan, apatis, acuh tak acuh, bahkan mungkin muncul luapan emosi destruktif, berupa demonstrasi. B. Penyebab konflik. 1. Batasan pekerjaan yang tidak jelas. 2. Hambatan komunikasi . 3. Tekanan waktu. 4. Standar, peraturan dan kebijakan yang tidak masuk akal. 5. Pertikaian antar pribadi. 6. Perbedaan status 7. Harapan yang tidak terwujud. C. Pengelolaan Konflik Konflik dapat dicegah atau dikelola dengan: 1. Disiplin: Mempertahankan disiplin dapat digunakan untuk mengelola dan mencegah konflik. Manajer perawat harus mengetahui dan memahami peraturan-peraturan yang ada dalam organisasi. Jika belum jelas, mereka harus mencari bantuan untuk memahaminya. 2. Pertimbangan Pengalaman dalam Tahapan Kehidupan: Konflik dapat dikelola dengan mendukung perawat untuk mencapai tujuan sesuai dengan pengalaman dan
  • 5. tahapan hidupnya. Misalnya; Perawat junior yang berprestasi dapat dipromosikan untuk mengikuti pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, sedangkan bagi perawat senior yang berprestasi dapat dipromosikan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi. 3. Komunikasi: Suatu Komunikasi yang baik akan menciptakan lingkungan yang terapetik dan kondusif. Suatu upaya yang dapat dilakukan manajer untuk menghindari konflik adalah dengan menerapkan komunikasi yang efektif dalam kegitan sehari-hari yang akhirnya dapat dijadikan sebagai satu cara hidup. 4. Mendengarkan secara aktif: Mendengarkan secara aktif merupakan hal penting untuk mengelola konflik. Untuk memastikan bahwa penerimaan para manajer perawat telah memiliki pemahaman yang benar, mereka dapat merumuskan kembali permasalahan para pegawai sebagai tanda bahwa mereka telah mendengarkan. D. Tekhnik Atau Keahlian untuk mengelolah Konflik. Pendekatan dalam resolusi konflik tergantung pada : Konflik itu sendiri Karakteristik orang-orang yang terlibat di dalamnya Keahlian individu yang terlibat dalam penyelesaian konflik Pentingnya isu yang menimbulkan konflik Ketersediaan waktu dan tenaga E. Kategori konflik 1. Intrapersonal. Konflik yang terjadi pada individu sendiri. Akibat dari kompetisi peran, misalnya, manajer mempunyai konflik intrapersonal dengan loyalitas terhadap profesi keperawatan, loyalitas terhadap pekaryaan, dan loyalitas kepada pasien. 2. Interpersonal. Konflik terjadi antara dua orang atau lebih dimana nilai, tujuan dan keyakinan berbeda. Misal, manajer sering mengalami konflik dengan teman sesama manajer, atasan, dan bawahan. 3. Antarkelompok.
  • 6. Konflik terjadi antara dua atau lebih dari kelompok orang, departemen, atau organisasi. Misalnya, hambatan dalam mencapai kekuasaan dan otoritas. F. Proses konflik 1. Konflik laten. Konflik yang terjadi terus menerus dalam suatu organisasi. Misal, kondisi tentang keterbatasan staf dan perubahan yang cepat. Memicu ketidakstabilan organisasi dan kualitas produksi, konflik kadang tidak nampak secara nyata atau tidak pernah terjadi. 2. Konflik yang dirasakan. Konflik terjadi karena adanya sesuatu yang dirasakan sebagai ancaman, ketakutan, tidak percaya, dan marah. 3. Konflik yang tampak/sengaja dimunculkan. Konflik sengaja dimunculkan untuk dicari solusinya. Tindakan yang dilaksanakan menghindar, kompetisi, debat, atau mencari penyelesaian konflik. 4. Resolusi konflik. Suatu penyelesaian masalah dengan cara memuaskan semua orang yang terlibat didalamnya. Dengan prinsip “win-win solution” 5. Konflik “aftermath”. Konflik yang terjadi akibat dari tidak terselesainya konflik yang pertama. Konflik ini akan menjadi masalah besar jika tidak segera diatasi. G. Langkah-langkah Penyelesaian konflik 1. Pengkajian Analisis situasi. Identifikasi jenis konflik untuk menentukan waktu yang diperlukan, lakukan pengumpulan fakta pengkajian lebih mendalam, siapa yang terlibat dan peran masing-masing, tentukan situasinya jika dapat diubah. Analisis dan mematikan isu yang berkembang. Jelaskan masalah dan perioritas fenomena yang terjadi, tentukan masalah utama yang memerlukan suatu penyelesaian, hindari penyelesaian semua masalah dalam satu waktu. Menyusun tujuan. Jelasakan tujuan spesifik yang akan dicapai.
  • 7. 2. Identifikasi. Mengelola perasaan. Hindari respon emosional : marah, sebab setiap orang mempunyai respon yang berbeda terhadap kata-kata, ekspresi, dan tindakan. 3. Intervensi Masuk pada konflik yang diyakini dapat diselesaikan dengan baik. Identifikasi hasil yang positif yang akan terjadi. Menyelesaikan metode dalam menyelesaikan konflik. Memerlukan metode yang berbeda-beda. Pilih metode yang paling sesuai untuk menyelesaikan konflik yang terjadi. H. Strategi penyelesaian konflik Kompromi atau Negosiasi Strategi penyelesaian konflik semua yang terlibat saling menyadari dan sepakat pada keinginan bersama. “lose-lose situation” kedua unsur yang terlibat menyerah dan menyepakati hal yang telah dibuat. Kompetisi Strategi “win-lose” sebagai penyelesaian konflik. Hanya ada satu orang atau kelompok yang menang tanpa mempertimbangkan yang kalah. Akomodasi Seseorang berusaha mengakomodasi permasalahan, dan memberi kesempatan pada orang lain untuk menang. Smoothing Teknik ini merupakan penyelesaian konflik dengan cara mengurangi komponen emosional dalam konflik. Individu yang terlibat berupaya mencapai kebersamaan dari pada perbedaan dengan penuh kesadaran dan introfeksi diri. Menghindar Semua yang terlibat dalam konflik ini menyadari tentang masalah yang dihadapi, tetapi memilih untuk menghindar atau tidak menyelesaikan masalah. Strategi ini dipilih bila ketidak ada sepakatan dan membahayakan kedua belah pihak. Kolaborasi
  • 8. Strategi ini merupakan strategi “win-win solution” dalam kolaborasi, kedua unsur yang terlibat menentukan tujuan bersama dan bekerjasama dalam mencapai suatu tujuan. NEGOSIASI Menurut Marquis dan Huston, (1998) Negosiasi yaitu suatu pendekatan yang kompetitif. Negosiasi dirancang sebagai suatu pendekatan kompromi untuk menyelesaikan konflik. Berbagai pihak yang terlibat menyerah dan lebih menekankan waktu mengakomodasi perbedaan- perbedaan antara keduanya. Menurut Smeltzer, (1991) ada dua tipe dasar negosiasi : Setiap orang menang (kooperatif). Hanya satu orang yang menang (kompetitif). Sebagai negotiator penting untuk : 1) Memaksimalkan kemenangan kedua pihak untuk mencapai tujuan bersama. 2) Meminimalkan kekalahan, bagi yang kalah tetap dapat mengikuti tujuan bersama. 3) Membuat kedua belah pihak merasa puas terhadap hasil organisasi. A. Sebelum Negosiasi a. Tiga kriteria yang harus dipenuhi sebelum memulai negosiasi : 1) Masalah harus dapat dinegosiasikan. 2) Negotiator harus tertarik terhadap “take and give” selama proses negosiasi. 3) Harus saling percaya. b. Langkah-langkah sebelum melaksanakan negosiasi : 1) Mengumpulkan informasi tentang masalah sebanyak mungkin, karena pengetahuan adalah kekuatan. 2) Dimana manajer harus memulai, karena tugas manajer melakukan kompromi, mereka harus memilih tujuan yang utama. 3) Memilih alternatif yang terbaik terhadap sarana dan prasarana. Efektifitas dan efisiensi.
  • 9. 4) Mempunyai agenda yang disembunyikan. Agenda negosiasi dapat ditawarkan jika alternatif negosiasi tidak dapat disepakati. B. Selama Negosiasi 1) Filih fakta-fakta yang rasional dan berdasarkan hasil penelitian. 2) Dengarkan dengan seksama, dan perhatikan respons nonverbal yang nampak. 3) Berfikirlah positif dan selalu terbuka untuk menerima semua alternatif informasi yang disampaikan. 4) Upayakan untuk memahami pandangan apa yang disampaikan lawan bicara anda. Konsentrasi dan perhatikan. 5) Selalu diskusikan tentang konflik yang terjadi. Hindarkan masalah-masalah pribadi yang disampaikan pada saat negosiasi. 6) Hindarkan untuk menyalahkan orang lain terhadap konflik yang terjadi. 7) Jujur. 8) Usahakan bersikap bahwa anda memerlukan suatu penyelesaian yang baik. 9) Jangan langsung menyetujui terhadap solusi yang ditawarkan, tetapi berfikir dan mintalah waktu untuk menjawabnya. 10) Jika kedua belah pihak menjadi marah atau lelah selama negosiasi berlangsung, istirahatlah sebentar. 11) Dengarkan dan tanyakan tentang pendapat yang belum begitu anda pahami. 12) Bersabarlah. C. Kunci Sukses dalam Melakukan Negosiasi Lakukan 1) Jelaskan tujuan negosiasi, bukan posisinya. Pastikan bahwa anda mengetahui keinginan orang lain. 2) Perlakukanlah orang lain sebagai teman dalam menyelesaikan masalah bukan sebagai musuh. Hadapi masalah yang ada, bukan orangnya. 3) Ingat bahwa setiap orang mengharapkan penyelesaian yang dapat diterima, jika anda dapat menyajikan sesuatu dengan baik dan menarik.
  • 10. 4) Dengarkan dengan baik-baik apa yang akan dikatakan dan apa yan tidak. Perhatikan pergerakan tubuhnya. 5) Lakukan sesuatu yang sederhana, tidak berbelit-belit. 6) Antisipasi penolakan. 7) Tahu apa yang dapat anda berikan. 8) Tunjukkan beberapa alternatif pilihan. 9) Tunjukkan keterbukaan dan ketaatan jika orang lain sepakat dengan pendapat anda. 10) Bersikaplah asertif, bukan agresif. 11) Hati-hati ! anda mempunyai suatu kekuasaan untuk mrmutuskan. 12) Pergunakan pergerakan tubuh jika anda menyetujui atau tidak terhadap suatu pendapat. 13) Konsisten terhadap sesuatu yang anda anggap benar. Hindari 1) Sikap yang tidak baik, sinis, kasar dan menyepelekan. 2) Trik yang tidak baik, manipulasi. 3) Distorsi. 4) Tergesa – gesa dalam proses negosiasi. 5) Tidak berurutan. 6) Membuat hanya satu pilihan. 7) Memaksakan kehendak. 8) Berusaha menekankan pada satu pendapat.
  • 11. Berdasarkan Referensi dari : Ann Marriner –Tomey ( 1996 ) . Guide To Nursing Management and Leadership. Mosby – Year Book, Inc St Louis USA. Swansburg, R.C. ( 1996 ) Management and Leadership for Nurse Managers ( 2 th ed )Jones and Bartlett Publishers Inc, London England. Di akses tanggal 17 Oktober 2012