1. MODUL 12
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
“Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan”
Dosen Pengampu
Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, CMA
MANAJEMEN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2017
Fakultas
Program Kode MK Disusun OlehE-LEARNING
Studi
Fakultas Manajemen 12 84012 Fitri Febriani
Ekonomi dan NIM. 43116110036
Bisnis
2. Nama : Fitri Febriani
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, CMA
Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System)
Sistem pendukung keputusan (Inggris: decision support systems disingkat DSS) adalah
bagian dari sistem informasi berbasis komputer (termasuk sistem berbasis pengetahuan
(manajemen pengetahuan) yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam
suatu organisasi atau perusahaan. Hal yang perlu ditekankan disini adalah bahwa keberadaan
DSS bukan untuk menggantikan tugas-tugas manajer, tetapi untuk menjadi sarana penunjang
(tool) bagi mereka.
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau decision support system (DSS) merupakan salah
satu jenis sistem informasi yang bertujuan untuk menyediakan informasi, membimbing,
memberikan prediksi serta mengarahkan kepada pengguna informasi agar dapat melakukan
pengambilan keputusan dengan lebih baik dan berbasis evidence. Secara hirarkis, DSS
biasanya dikembangkan untuk pengguna pada tingkatan manajemen menengah dan tertinggi.
Dalam pengembangan sistem informasi, DSS baru dapat dikembangkan jika sistem
pengolahan transaksi (level pertama) dan sistem informasi manajemen (level kedua) sudah
berjalan dengan baik.
DSS sebenarnya merupakan implementasi teori-teori pengambil keputusan yang telah
diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti operation research dan management science. DSS dapat
juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk
mengambil keputusan dari masalah semi-terstruktur yang spesifik.
Tujuan DSS
Dalam DSS terdapat tiga tujuan yang harus dicapai yaitu :
1. Membantu manajer dalam pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah semi
terstruktur.
2. Mendukung keputusan manajer, dan bukannya mengubah atau mengganti keputusan
tersebut.
3. Meningkatkan efektivitas manajer dalam pembuatan keputusan, dan bukannya
peningkatan efesiensi.
Tujuan ini berkaitan dengan tiga prinsip dasar dari konsep DSS, yaitu struktur masalah,
dukungan keputusan, dan efektivitas keputusan.
3. Tahap-tahap
Tahap-tahap dalam pengambilan keputusan antara lain adalah :
1. Kegiatan intelijen,
2. Kegiatan merancang,
3. Kegiatan memilih dan menelaah
Kegiatan intelijen ini merupakan kegiatan mengamati lingkungan untuk mengetahui kondisi-
kondisi yang perlu diperbaiki. Kegiatan ini merupakan tahapan dalam perkembangan cara
berfikir. Untuk melakukan kegiatan intelijen ini diperlukan sebuah sistem informasi, dimana
informasi yang diperlukan ini didapatkan dari kondisi internal maupun eksternal sehingga
seorang manajer dapat mengambil sebuah keputusan dengan tepat.
Kegiatan merancang merupakan sebuah kegiatan untuk menemukan, mengembangkan dan
menganalisis berbagai alternatif tindakan yang mungkin untuk dilakukan. Tahap perancangan
ini meliputi pengembangan dan mengevaluasi serangkaian kegiatan alternatif. Pertimbangan-
pertimbangan utama telah diperkenalkan oleh Simon untuk melakukan tahapan ini, apakah
situasi keputusan ini terprogram atau tidak. Sedangkan kegiatan memilih dan menelaah ini
digunakan untuk memilih satu rangkaian tindakan tertentu dari beberapa yang tersedia dan
melakukan penilaian terhadap tindakan yang telah dipilih.
JENIS DSS
Usaha berikutnya dalam mendefinisikan konsep DSS diakuikan oleh Steven L. Alter. Alter
melakukan study terhadap 56 sistem penunjang keputusan yang digunakan pada waktu itu,
study tersebut memberikan pengetahuan dalam mengidentifikasi enam jenis DSS, yaitu :
1. Retrive information element (mengambil elemen informasi)
2. Analyze enteries fles (menganalisis semua file)
3. Prepare report form multiple files(menyiapkan laporan standart dari beberapa files)
4. Estimate decisions qonsquences (meramalkan akibat dari keputusan)
5. Propose decision (mengusulkan keputusan)
6. Make decisions (membuat keputusan)
4. Secara garis besar DSS memiliki 3 Model yaitu:
1. Database
Kumpulan data yang tersusun secara terstruktur dan dalam format elektronik yang mudah
diolah oleh program komputer. Data yang digunakana adalah data yang relevan dengan
permasalahan yang hendak dipecahkan melalui simulasi.
2. Model Base
Merupakan kumpulan pengetahuan yang sudah diterjemahkan dalam bahasa yang dapat
dipahami oleh komputer. termasuk di dalamnya tujuan dari permasalahan (obyektif),
komponen-komponen terkait,batasan-batasan yang ada (constraints), dan hal-hal terkait
lainnya.
3. Software System
Merupakan program utama dalam suatu DSS yang mengendalikan keseluruhan sistem.
Contoh Implementasi DSS dalam Dunia Kesehatan
Clinical Decision Support System (CDSS) sudah mulai diterapkan di beberapa fasilitas
pelayanan kesehatan baik di Rumah sakit maupun di Apotek
Dalam dunia kesehatan beberapa tahun belakang sudah mulai dikembangkan penggunaan
teknologi sistem informasi dalam membantu para tenaga kesehatan dalam melaksanakan
profesinya untuk meningkatkan derajat kesehatan banyak, sehingga masyarakat sudah mulai
menikmati kemanfaatanya karena sudah mulai diterapkan dibeberapa Rumah Sakit. Salah
satu yang mulai digunakan ialah Clinical Decision Support System (CDSS). Dimana Clinical
Decision Support System (CDSS) merupakan suatu sistem elektronik maupun non-elektronik
yang didesain untuk membantu klinisi secara langsung dalam mengambil keputusan klinik.
Pada penggunaan CDSS yang berbasis elektronik memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan dengan non-elektronik, apalagi jika sudah terintegrasi dengan rekam kesehatan
elektronik.
Ada beberapa keunggulan computer based CDSS diantaranya adalah kapasitas penyimpanan
knowledge based dan kecepatan menganalisa dalam memberikan rekomendasi kepada klinisi
dalam bentuk alert atau peringatan. Pada Umumnya CDSS elektronik mengkombinasikan
5. karakteristik klinis dan demografis pasien secara individual dengan basis pengetahuan
elektronik (computerized knowledge base), yang kemudian secara otomatis menghasilkan
rekomendasi-rekomendasi untuk bahan pertimbangan klinisi, baik dokter, perawat, bidan dan
tenaga kesehatan lain yang menggunakan.
Pada hakekatnya, pemanfaatan CDSS dalam dunia kesehatan ialah ditujukan untuk
meningkatkan performance pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga medis, yang
pada dasarnya memiliki beban kognitif (cognitive load ) yang cukup tinggi dalam melayani
sejumlah pasien yang memiliki latar belakang, diagnosis dan karakter klinis yang berbeda-
beda.
Komponen-komponen dalam Clinical Decision Suporrt System (CDSS) antara lain
adalah :
1. Data base
Yaitu kumpulan data yang tersusun secara terstruktur dan dalam format elektronik
yang mudah diolah oleh program komputer. Database ini menghimpun berbagai jenis
data baik yang berasal dari pasien, obat (jenis, dosis, indikasi, kondtra indikasi, dll),
dokter/perawat dll.
2. Knowledge base
Merupakan kumpulan pengetahuan kedokteran yang merupakan sintesis dari berbagai
literatur, protokol klinik (clinical guidelines), pendapat pakar maupun hasil penelitian
lainnya yang sudah diterjemahkan dalam bahasa yang dapat dipahami oleh komputer.
3. Instrumen
Adalah alat yang dapat mengumpulkan data klinis seperti: alat pemeriksaan
laboratorium, EKG, radioogis dan lain-lain. Keberadaan instrumen dalam suatu
Clinical Decision Support System (CDSS) tidak mutlak.
4. Mesin inferesial (inference engine)
Merupakan program utama dalam suatu CDSS yang mengendalikan keseluruhan
sistem, mulain dari menangkap informasi yang berasal dari pasien,
mengkonsultasikannya dengan knowledge base dan memberikan hasil interpretasinya
kepada pengguna.
5. Antar muka (user inteface)
Adalah tampilan komputer yang memungkinkan pengguna berkonsultasi untuk
memasukka data, memilih menu hingga mendapatkan hasil baik berupa teks, grafis,
6. sinyal, simbol, dan bebtuk interaktivitas lainnya. Interaktivitas dapat bersifat aktif-
otomatis maupun pasif.
Dampak penggunaan CDSS
Sebuah penelitian mengungkapkan adanya penghematan 30% biaya pengobatan dari
penggunaan CDSS untuk peresepan obat. Namun demikian, membangun sebuah CDSS
mampu menyedot biaya yang cukup signifikan dan membebani pengguna, seperti membeli
lisensi perangkat lunak. Pertimbangan implementasi CDSS perlu menghitung unit biaya (unit
cost) dari penggunaan CDSS tersebut.
Banyak hasil penelitian terkait CDSS menunjukkan manfaat yang positif bagi pasien. Selain
meningkatkan keselamatan (patient-safety), seperti penurunan sampai 50% medication error
yang terjadi di rumah sakit. Secara tidak langsung penggunaan CDSS memperbaiki mutu dan
standar pelayanan kesehatan oleh tenaga medis yang bersangkutan. Namun demikian, sisi
lain CDSS membuat tenaga medis, terutama dokter kehilangan kontrol akan praktek klinis
yang dia sendiri dilakukan. Dokter akan merasa terkontrol dan mungkin terintimidasi,
terutama dengan fungsi peringatan (alert) yang berkali-kali muncul saat klinisi melakukan
pelayanan medis.
Tantangan dalam implementasi CDSS
Dunia medis merupakan bidang yang dinamis. Perubahan yang terjadi bisa sangat cepat
sehingga berdampak pada penggunaan standar pelayanan medis yang menjadi tulang
punggung dari pengembangan CDSS. Alur kerja bidang kesehatan juga sangat kompleks dan
subjektif berdasarkan kasus-per-kasus. Hal ini menyebabkan pengembangan CDSS terbatas
pada kasus-kasus tertentu yang memiliki prosedur medis yang relatif lebih konstan, seperti
CDSS pada sistem peresepan dan CDSS pada interpretasi hasil echocardiograph. Untuk itu
perlu dikembangkan lebih lanjut terhadap kasus-kasus lain atau guideline lain yang signifikan
mampu mengurangi medical error.
Secara teknis, menggabungkan informasi kesehatan berikut temuan-temuan baru yang selalu
berubah menjadikan CDSS harus terus dilakukan agar sistem tetap terupdate. Diperlukan
kerjasama yang baik antara pengguna dan pengembang sistem.
7. Daftar Pustaka:
1. Anonim 1, 2017. https://sanjayateknokom.wordpress.com/meteri-kuliah/semester-
viii/spk/contoh-perusahaan-yang-menggunakan-sistem-dss/ (Diakses pada 06
Desember 2017, Jam 23.20)
2. Anonim 2, 2017. http://www.aldo-expert.com/blog-artikel/17-sistem-pendukung-
keputusan-decision-support-system.html (Diakses pada 06 Desember 2017, Jam
23.37)
3. Anonim 3, 2017. http://www.academia.edu/5166394/ Sistem Pendukung Keputusan
Klinik (Diakses pada 07 Desember 2017, Jam 01.12)
Quiz
1. Jelaskan Pengertian dan fungsi dari Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau
Decision Support System (DSS) dari sumber lain selain dari sumber dari modul ini.
Sistem pendukung keputusan (Decision Support Systems disingkat DSS) adalah bagian dari
sistem informasi berbasis komputer (termasuk sistem berbasis pengetahuan (manajemen
pengetahuan) yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi
atau perusahaan. Sistem ini digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi
semi terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorangpun tahu secara pasti
bagaimana keputusan seharusnya dibuat . SPK bertujuan untuk menyediakan informasi,
membimbing, memberikan prediksi serta mengarahkan kepada pengguna informasi agar
dapat melakukan pengambilan keputusan dengan lebih baik.
Fungsi Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS)
Secara global dapat dikatakan bahwa fungsi dari Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah
untuk meningkatkan kemampuan para pengambil keputusan dengan memberikan alternatif-
alternatif keputusan yang lebih banyak atau lebih baik, sehingga dapat membantu untuk
merumuskan masalah dan keadaan yang dihadapi. Dengan demikian Sistem Pendukung
Keputusan (SPK) dapat menghemat waktu, tenaga dan biaya.
Jadi dapatlah dikatakan secara singkat bahwa fungsi Sistem Penunjang Keputusan adalah
untuk meningkatkan efektivitas (do the right things) dan efesiensi (do the things right) dalam
8. pengambilan keputusan. Walaupun demikian penekanan dari suatu Sistem Penunjang
Keputusan (SPK) adalah pada peningkatan efektivitas dari pengambilan keputusan dari pada
efisiensinya.
2. Jelaskanlah tahapan dalam SPK dan apa maafaat sistem ini dalam pengambilan
keputusan, serta beri contohnya.
Tahapan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS)
Menurut Herbert A Simon, tahapan pengambilan keputusan pada SPK sebagai berikut :
1. Tahap pemahaman (Intelegenci Phace)
Suatu tahap proses seseorang dalam rangka pengambil keputusan untuk permasalahan yang
dihadapi, terdiri dari aktivitas penelusuran, pendeteksian serta proses pengenalan masalah.
Merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta proses
pengenalan masalah.
Data masukan diperoleh, diproses dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.
2. Tahap perancangan (Design Phace)
Tahap proses pengambil keputusan setelah tahap intellegence meliputi proses untuk mengerti
masalah, menurunkan solusi dan menguji kelayakan solusi. Aktivitas yang biasanya
dilakukan seperti menemukan, mengembangkan dan menganalisa alternatif tindakan yang
dapat dilakukan.
Proses pengembangan dan pencarian alternative tindakan / solusi yang dapat diambil.
Tersebut merupakan representasi kejadian nyata yang mengetahui keakuratan model dalam
meneliti masalah yang ada.
3. Tahap pemilihan (Choice Phace)
Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif tindakan yang
mungkin dijalankan. Hasil pemilihan tersebut kemudian diimplementasikan dalam proses
pengambilan keputusan.
9. Pemilihan terhadap diantara berbagai alternative solusi yang dimunculkan pada tahap
perencanaan agar ditentukan / dengan memperhatikan criteria-kriteria berdasarkan tujuan
yang akan di capai.
4. Tahap Implementasi (Implementation Phace)
Penerapan terhadap rancangan system yang telah dibuat pada tahap perancanagan serta
pelaksanaan alternative tindakan yang telah dipilih pada tahap pemilihan.
Manfaat Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS)
1. Sistem pendukung keputusan memeperluas kemampuan mengambil keputusan dalam
memproses data/ informasi bagi pemakainya
2. Sistem pendukung keputusan memebantu pengambilan keputusan dalam hal
penghematan waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah terutama berbagai
masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur
3. Sistem pendukung keputusan dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta
hasilnya dapat diandalkan
4. Walaupun suatu sistem pendukung keputusan, mungkin saja tidak mampu
memecahkan maasalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan, namun ia dapat
menjadi stimulant bagi pengambil keputusan dalam memahami persoalannya.
5. Membantu manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah semi struktur
6. Mendukung penilaian manajer bukan mencoba menggantikannya
7. Meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan seorang manajer dari pada
efisiensinya
Daftar Pustaka:
1. Anonim 1, 2017. http://www.kajianpustaka.com/2013/09/sistem-pendukung-
keputusan-spk.html (Diakses pada 07 Desember 2017, Jam 15.49)
2. Anonim 2. 2017.
https://sisteminformasimanajemen15089.wordpress.com/2016/12/21/sim-
pendukung-keputusandecision-support-system/ (Diakses pada 07 Desember 2017,
Jam 15.57)