SIM, Fitri Febriani, Hapzi Ali, Informasi Dalam Pelaksanaannya, Universitas Mercu Buana, 2017
1. MODUL 9
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
“Informasi Dalam Pelaksanaannya”
Dosen Pengampu
Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, CMA
MANAJEMEN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2017
Fakultas
Program Kode MK Disusun OlehE-LEARNING
Studi
Fakultas Manajemen 09 84012 Fitri Febriani
Ekonomi dan NIM. 43116110036
Bisnis
2. Customer Relationship Management (CRM)
Manajemen hubungan pelanggan (Customer Relationship Management, yang disingkat
menjadi “CRM”) adalah suatu jenis manajemen yang secara khusus membahas teori mengenai
penanganan hubungan antara perusahaan dengan pelanggannya dengan tujuan meningkatkan
nilai perusahaan dimata pelanggannya.
Definisi dari CRM (Customer Relationship Management) dalam bahasa Indonesia
memiki pengertian dasar, yakni suatu Management Hubungan Pelanggan atau merupakan suatu
strategi pemasaran yang saat ini sangat banyak dilakukan oleh perusahaan-perusaan yang
menginginkan pelanggan atau konsumen mereka tetap membeli produk atau memakai jasa
mereka, dalam artian umum yakni adalah suatu proses dari beberapa tahapan yang terdiri dari
Indentifikasi, akuisisi, retensi dan pengembangan customer yang memberikan kontribusi yang
besar kepada perusahaan dengan cara memfokuskan strateginya yaitu dengan cara menjaga
hubungan dengan customer secara efektif dan efisien sehingga hubungan tersebut menjadi
hubungan seumur hidup (“lifetime”) yang menguntungkan.
Di era globalisai yang berbasis IT seperti sekarang ini, banyak perusahaan yang
menggunakan berbagai sarana dalam usahanya untuk meningkatkan Customer Relationship
Management (CRM). Secara khusus mereka berusaha memberikan layanan yang sifatnya
personal sehingga dapat memberikan kepuasan yang tinggi pada pelanggannya, baik sebagai
stakeholder maupun shareholder. Dengan demikian diharapkan akan terjalin value chain yang
kuat di antara mereka melalui customer relationship (hubungan dengan pelanggan). Untuk dapat
meningkatkan CRM, perusahaan tidak segan melakukan investasi yang cukup mahal dan
teknologi canggih yang mampu memberikan layanan yang maksimal bagi pelanggan. Di sisi lain
banyak perusahaan software yang menjual dan menawarkan aplikasi sistem ini Web applications
seperti e-mail marketing dan the dot-coms. Menurut Costanzo (2003, p.8), CRM merujuk pada
software system yang membantu perusahaan memperoleh dan menyimpan data pelanggannya
serta melakukan hubungan dua arah. Tetapi saat ini CRM lebih menekankan pada perubahan
kebijakan dan prosedur yang didesain untuk meningkatkan sales dan customer retention di
berbagai lini perusahaan.
Customer Relationship Management (CRM) merupakan salah satu sarana untuk menjalin
hubungan yang berkelanjutan antara perusahaan dengan para stakeholder maupun
shareholdernya. Saat ini banyak perusahaan yang memanfaatkan Customer Relationship
3. Management (CRM) untuk menjalin hubungan dengan pelanggan. Dengan memanfaatkan CRM,
perusahaan akan mengetahui apa yang diharapkan dan diperlukan pelanggannya sehingga akan
tercipta ikatan emosional yang mampu menciptakan hubungan bisnis yang erat dan terbuka serta
komunikasi dua arah di antara mereka. Dengan demikian kesetiaan pelanggan dapat
dipertahankan dan tidak mudah berpindah ke lain produk.
CRM juga merupakan sebuah perubahan paradigma untuk perusahaan-perusahan dimana
CRM itu adalah pola hidup yang bertujuan untuk mengajak customernya menjadi partner dalam
perusahaan tersebut dan berkembang untuk mendapatkan keuntungan bersama. CRM adalah
strategi bisnis yang terdiri dari software dan layanan yang didesain untuk meningkatkan
keuntungan (profit), pendapatan (revenue) dan kepuasan pelanggan (customer satisfaction).
Caranya adalah dengan membantu berbagai bentuk perusahaan untuk mengidentifikasi
pelanggannya dengan tepat, memperoleh lebih banyak pelanggan dengan lebih cepat, dan
mempertahankan kesetiaan pelanggannya.
Sebuah sistem CRM harus bisa menjalankan fungsi:
1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang penting bagi pelanggan.
2. Mengusung falsafah customer-oriented (customer centric)
3. Mengadopsi pengukuran berdasarkan sudut pandang pelanggan
4. Membangun proses ujung ke ujung dalam melayani pelanggan
5. Menyediakan dukungan pelanggan yang sempurna
6. Menangani keluhan/komplain pelanggan
7. Mencatat dan mengikuti semua aspek dalam penjualan
8. Membuat informasi holistik tentang informasi layanan dan penjualan dari pelanggan.
Oleh karena itu agar sebuah sistem CRM dapat menjalankan fungsinya,maka diperlukan :
1. Perencanaan bisnis yang matang
2. Mendefinisikan tujuan dan sasaran dari penerapan CRM
3. Menentukan batasan-batasan dari CRM menurut strategi yang ditetapkan
4. Menentukan parameter dan standar pengukuran keberhasilan penerapan CRM
5. Menentukan standar aturan penanganan strategi berdasarkan informasi dari system CRM
seperti perubahan, perbaikan dan pemantapan strategi
KENDALA
4. Namun, dalam penerapan CRM juga selalu akan mengalami kendala, seperti:
1. Pada aplikasi TI, terbuangnya feature atau kelebihan-kelebihan yang ditawarkan TI
dengan percuma.
2. Pelanggan tetap mengeluh.
3. Hubungan dengan pelanggan tetap transaksional.
4. Tidak ada peningkatan efisiensi.
5. Staf sales dan marketing masih saling menyembunyikan data.
6. Keuntungan perusahaan masih stagnan/ jalan ditempat.
KONSEP CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT
Dalam perkembangan mutakhir konsep Customer Relationship Management (CRM) banyak
menjadi kajian khususnya dalam berbagai kegiatan penelitian. Hal ini dikarenakan pada saat ini
banyak perusahaan tengah terfokus pada kegiatan perawatan pelanggan mereka. Banyak cara dan
program dibuat untuk mendapatkan loyalitas pelanggan, karena pada akhirnya loyalitas
pelanggan ini akan meningkatkan keuntungan perusahaan.
Manajemen hubungan pelanggan atau Customer Relationship Management (CRM) merupakan
konsep yang berbeda-beda menurut pandangan berbagai pihak. Bagi sebagian orang, CRM
adalah singkatan dari Customer Relationship Marketing. Sementara itu kelompok lain yang
berkeyakinan bahwa tidak semua pelanggan menghendaki hubungan dengan supplier,
menghapus kata „hubungan‟ dan memilih istilah yang lebih singkat, yaitu „manajemen
pelanggan‟ alias Customer Management. Ada pula pihak-pihak yang lebih menyukai
Relationship Marketing. Apapun istilahnya yang jelas CRM adalah praktik bisnis yang terfokus
atau berorientasi pada pelanggan.
Customer Relationship Management (CRM) dapat dikaji dari tiga tataran (Francis Buttle,2004:3)
yaitu:
1. CRM Strategis, adalah pandangan „top down‟ tentangCustomer Relationship
Management (CRM) sebagai strategi bisnis paling penting yang mengutamakan
konsumen dan bertujuan memikat dan mempertahankan konsumen yang mneguntungkan.
5. 2. CRM Operasional, adalah pandangan tentang Customer Relationship Management
(CRM) yang berfokus pada proyek-proyek otomatisasi seperti otomatisasi layanan,
otomatisasi armada penjualan, dan otomatisasi penjualan.
3. CRM Analitis, adalah pandangan „bottom up‟ tentangCustomer Relationship
Management (CRM) yang terfokus pada kegiatan penggalian data konsumen untuk
tujuan-tujuan strategis dan taktis.
Customer Relationship Management (CRM) strategis terfokus pada upaya untuk
mengembangkan kultur usaha yang berorientasi pada pelanggan atau customer-centric. Kultur ini
ditujukan untuk merebut hati konsumen dan menjaga loyalitas mereka dengan menciptakan serta
memberikan nilai bagi pelanggan yang mengungguli para pesaing.
Konsep utama dari Customer Relationship Management (CRM) itu adalah penciptaan nilai
pelanggan yang bertujuan tidak hanya untuk memaksimalkan pendapatan dari transaksi tunggal
melainkan keunggulan bersaing. Keunggulan bersaing ini tidak hanya berdasarkan harga saja
tetapi juga berdasarkan kemampuan provider untuk membantu pelanggan menghasilkan nilai
untuk mereka sendiri dan untuk membina hubungan jangka panjang dengan pelanggan.
CustomerRelationship Management (CRM) merupakan kombinasi dari proses bisnis dan
teknologi yang tujuannya untuk memahami pelanggan dari berbagai perspektif untuk
membedakan produk dan jasa perusahaan secara kompetitif. Customer Relationship Management
(CRM) merupakan suatu usaha untuk memperbaiki identifikasi pelanggan, konversi, akuisisi,
dan retensi.
Menurut Storbacka dan Lehitnen (dalam Vanessa Gaffar, 2007:35) fokus dari Customer
Relationship Management (CRM) itu sendiri adalah untuk memperbaiki tingkat kepuasan
pelanggan, meningkatkan loyalitas pelanggan dan meningkatkan pendapatan dari pelanggan
yang ada, dalam menghadapi tingginya tingkat persaingan, globalisasi dan perputaran pelanggan
serta perkembangan biaya pengakuisisian pelanggan.
Tujuan utama yang ingin dicapai oleh semua strategiCustomer Relationship Management (CRM)
adalah untuk mengembangkan hubungan yang menguntungkan dengan pelanggan. Terdapat lima
tahap proses untuk pengembangan dan penerapan strategi Customer Relationship Management
(CRM) (Francis Buttle,2004:57) :
6. 1. Analisis portfolio pelanggan. Tahap ini melibatkan analisis terhadap basis pelanggan
secara aktual dan potensial untuk mengidentifikasi pelanggan mana yang ingin dilayani
di masa mendatang.
2. Keintiman pelanggan. Pada tahap ini dapat dikenali identitas, riwayat, tuntutan, harapan,
dan pilihan pelanggan.
3. Pengembangan jaringan. Untuk mengidentifikasi, menjelaskan, dan mengelola hubungan
dengan anggota jaringan dalam perusahaan.
4. Pengembangan proposisi nilai. Tahap ini melibatkan pengidentifikasian sumber-sumber
nilai bagi pelanggan dan penciptaan suatu proporsisi dan pengalaman yang memenuhi
kebutuhan, harapan, dan pilihan mereka.
5. Mengelola siklus hidup pelanggan. Siklus hidup pelanggan adalah perjalanan pelanggan
dari status suspect (apakah konsumen itu cocok dengan profil target market) hingga
menjadi pendukung (konsumen yang mendatangkan pemasukan tambahan berkat
referensi lisan mereka yang mendatangkan konsumen-konsumen baru lainnya).
Francis Buttle (2004:369) juga menyebutkan bahwa proses Customer Relationship Management
(CRM) ini masuk ke dalam tiga kegiatan manajemen, yaitu :
1. Mendapatkan pelanggan baru.
2. Menguasai dan mempertahankan pelanggan yang ada.
3. Mengembangkan nilai-nilai pelanggan.
Sementara menurut Kalakota dan Robinson (2001:43) bahwa target dari Customer Relationship
Management adalah berfokus pada tiga hal, yaitu :
1. Mendapatkan pelanggan baru (acquire), pelanggan baru didapatkan dengan memberikan
kemudahan pengaksesan infomrasi, inovasi baru dan pelayanan yang menarik.
2. Meningkatkan hubungan dengan pelanggan yang telah ada(enhace), perusahaan berusaha
menjalin hubungan dengan pelanggan melalui pemberian layanan yang baik terhadap
pelanggannya (customer service). Penerapan cross selling danup selling pada tahap kedua
dapat meningkatkan pendapatan perusahaan dan mengurangi biaya untuk memperoleh
pelanggan (reduce cost).
3. Mempertahankan pelanggan (retain), tahap ini merupakan usaha untuk mendapatkan
loyalitas pelanggan dengan mendengarkan pelanggan dan berusahan memenuhi
keinginan pelanggan.
7. Jika strategi pemerolehan pelanggan bertujuan untuk meningkatkan jumlah pelanggan pada basis
pelanggan, strategi perawatan pelanggan bertujuan untuk mempertahankan proporsi pelanggan
dengan mengurangi penyeberangan pelanggan, sedangkan strategi pengembangan pelanggan
bertujuan untuk meningkatkan nilai pelanggan bagi perusahaan. Ketika pemerolehan pelanggan
dijadikan fokus utama maka demikian pula dengan perawatan dan pengembangan pelanggan.
Tidak semua pelanggan layak dipertahankan dan tidak semua pelanggan mempunyai potensi
untuk berkembang
TUJUAN DAN MANFAAT CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT
Ada beberapa tujuan dari Customer Relationship Management,antara lain sebagai berikut :
1. Memanfaatkan hubungan yang ada untuk mendongkrakrevenue. Profitabilitas dapat
ditingkatkan melaluikegiatan mengidentifikasi, menarik, dan mempertahankan pelanggan
terbaik.
2. Memanfaatkan informasi yang terintegrasi untuk memberikan layanan terbaik.
Pemanfaatan informasi akan membantu pelanggan untuk tidak melakukan pencarian
informasi yang sama sehingga dapat menghemat waktu bagi pelanggan.
3. Mengembangkan prosedur dan proses penjualan yang dapat digunakan secara berulang.
Dengan mengembangkan saluran kontak pelanggan, lebih banyak karyawan terlibat
dalam penjualan.
4. Menciptakan nilai baru dan membangun kesetiaan pelanggan. CRM dapat mendorong
kemampuan perusahaan untuk merespon kebutuhan pelanggan, mengakomodasi tuntutan
pelanggan, dan membangun kemitraan sehingga pelanggan menjadi setia.
5. Implementasi strategi solusi yang proaktif. Jika hubungan pelanggan telah terbangun
maka perusahaan dapat mengatasi masalah yang timbul pada pelanggan secara dini.
Sedangkan manfaat CRM, antara lain adalah :
1. Biaya menarik pelanggan lebih rendah. Ini mencakup biaya pemasaran, surat-menyurat,
kontak pelanggan,follow-up, fulfillment, dan pelayanan.
2. Tidak perlu merekrut terlalu banyak pelanggan untuk menjaga volume penjualan,
terutama untuk pemasaranbusiness to business.
8. 3. Mengurangi biaya penjualan. Umumnya pelanggan yang ada lebih responsif. CRM akan
mengurangi biaya kampanye dan meningkatkan Return on Invesment (ROI) dalam
pemasaran dan komunikasi pelanggan.
4. Profitabilitas pelanggan lebih tinggi. Share lebih besar,follow-up penjualan yang lebih
baik, memberikan masukan kepada pelanggan lain tentang layanan dan kepuasan, dapat
dilakukan cross-sell atau up-sell dari pembelian saat ini.
5. Meningkatkan kesetiaan dan retensi pelanggan. Pelanggan bermitra dalam jangka waktu
lama, membeli lebih banyak dan sering, dan langsung memberikanrequirements sehingga
ikatan hubungan bertambah langgeng.
6. Dapat melakukan evaluasi pelanggan yang menguntungkan atau tidak.
Implementasi CRM (IMPLEMENTASI SOFTWARE/ APLIKASI CRM)
Software/ aplikasi CRM sekarang ini sudah cukup banyak beredar di pasaran,
kebanyakan dibuat oleh perusahaan Amerika dan Eropa yang lebih dahulu
mengimplementasikan aplikasi CRM di perusahaan mereka. Aplikasi CRM berguna bagi
perusahaan dalam banyak hal. Pertama, dalam proses otomatisasi dari seluruh data yang ingin
dipakai perusahaandalam membangun database pelanggan. Dapat dibayangkan betapa sulitnya
mengumpilkan data-data pelanggan, mencatat beberapa kali mereka menhubungi perusahaan
dalam satu bulan, dan berapa kali mereka menggunakan produk atau layanan perusahaan, dan
berbagai data lain jika dilakukan secara manual. Kedua, aplikasi CRM memberikan laporan-
laporan dari data yang dikumpulkan sehingga dapat menjadi informasi yang berguna bagi
manajemen untuk proses pengambilan kepurusan. Aplikasi CRM akan menjadi Decision Support
System, dimana pihak manajemen tidak lagi direpotkan pada urusan teknis dalam membuat
laporan dan menyusun informasi yang dibutuhkan.
Namun demikian, inisiatif CRM pada perusahaan tidaklah semata hanya berhenti pada
implementasi aplikasi CRM. Aplikasi CRM hanyalah sekedar teknologi yang menjadi alat (tool)
bagi perusahaan. Untuk menjamin implementasi CRM yang sukses, banyak faktor yang harus
dibenahi terlebih dahulu oleh perusahaan.
Terdapat 3 aspek penting yang perlu dibenahi perusahaan dalam proses implementasi CRM :
1. Orang : dalam aspek orang, biasanya meliputi internalisasi cara berpikir orang tentang
bagaimana melayani konsumen. Sehingga memerlukan orang-orang yang professional
9. dan dapat mengerti dari visi implementasi CRM dengan jelas terlebih dahulu dan
dipahami secara benar oleh semua karyawan dalam perusahaan. Selanjutnya adalah aspek
kesiapan dari sisi pengetahuan dan keterampilan. Perusahaan juga perlu mengadakan
pelatihan-pelatihan dan proses belajar yang membuat karyawan lebih siap dalam proses
implementasi CRM.
2. Proses dan prosedur : dari sisi proses dan prosedur, perusahaan harus mendefinisikan
secara lebih jelas target market yang akan dibidik dan prosedur perusahaan secara lebih
rinci dalam melayani konsumen. Hal ini penting agar karyawan yang berhubungan
langsung dengan konsumen memiliki aturan yang jelas tentang bagaimana melayani
pelanggan mereka. Selain itu, satu hal yang terpenting juga adalah bagaiman perusahaan
menghubungkan antara kepuasan pelanggan dengan kinerja karyawan. Artinya. Tidak
hanya menjadi slogan dan jargon di dalam perusahaan, tetapi proses layanan pelanggan
menjadi sistem yang harus dijalankan oleh seluruh karyawan.
3. Sistem dan teknologi : merupakan strategi pemilihan dan pengembangan teknologi CRM.
Perusahaan perlu membuat cetak biru tentang teknologi CRM seperti apa yang akan
digunakan, dan bagaiman proses implementasinya, melakukan training, dan
penerapannya yang berhubungan dengan sistem yang sudah ada sekarang.
Pada aspek implementasi ini, sebelum mengimplementasikan ke seluruh perusahaan,
perlu dilakukan proyek percontohanimplementasi yang dievaluasi secara intensif dan
menyeluruh. Proyek percontohan ini sangat penting agar menjaga proses implementasi
keseluruhan dapat berjalan dengan sukses.
Implementasi CRM setidaknya juga harus memiliki elemen-elemen berikut:
1. Otomatisasi pemasaran, pemasaran dapat dilakukan secara otomatisasi tanpa perlu
bertransaksi langsung antara customer dengan produsen. Atau cara pembayaran yang
tidak perlu langsung membawa uang cash.
2. Pusat pelayanan (Call Center), fungsinya antara lain untuk mengetahui kebiasaan
konsumen, menerima keluhan dari para pelanggan sehingga data tersebut bisa digunakan
untuk memperbaiki kualitas pelayanan dan produknya serta mengumpulkan customer
history.
3. Penggudangan Data (Data Warehousing), informasi tentang pelanggan harus dilakukan
dalam satu system terpadu. Hasil analisa harus mampu menampilkan petunjuk-petunjuk
tertentu tentang pelanggan sehingga staf penjualan dan marketing mampu melakukan
10. kampanye terfokus terhadap grup pelanggan tertentu. Nantinya gudang data ini juga
harus mampu menaikkan volume penjualan.
4. Pencarian Data dan analisa Proses secara online, data yang telah terkumpul akan dipisah-
pisahkan menurut kualifikasinya dan selanjutnya data akan disimpan dalam system yang
bisa diakses secara online, sehingga bila sewaktu-waktu data tersebut diperlukan dapat
bisa segera diperoleh.
5. Pengambilan keputusan dan alat pelaporan, jika sudah dilakukan hal-hal tersebut diatas
maka diharapkan proses pengambilan keputusan dapat dilakukan secara lebih bijak
karena perusahaan telah memiliki data yang cukup untuk menentukan langkah yang harus
dilaksanakan oleh perusahaan selanjutnya, misalnya penjualan dengan system cross
selling dan hasil penjualannya dapat dilihat apakah sesuai dengan keinginan konsumen
dan bisa menaikkan keuntungan perusahaan.
Permasalahan Implementasi
Naiknya pendapatan, kepuasan konsumen, dan lebih sedikit biaya operasi adalah beberapa
keuntungan dari teknologi pada sebuah perusahaan. Namun implementasi ini akan turun drastis
jika salah sattu aspek diabaikan, yaitu:
1. Perencanaan
Langkah awal akan mudah gagal jika usaha untuk memilih perangkat lunak tidak
maksimal.
2. Integrasi
Integrasi dengan kebutuhan konsumen akan memenuhi kebutuhan yang amat penting,
yaitu peningkatan proses menyangkut konsumen.
3. Pemecahan Masalah
Menyingkirkan metode pemecahan masalah yang dipusatkan pada satu pihak.
Daftar Pustaka
1. Anonim 1, 2017. http://sebutsajaihya.blogspot.co.id/2011/09/customer-relationship-
management-crm.html (Diakses pada 12 November 2017, Jam 09.00)
2. Anonim 2, 2017. http://muwafikcenter.lecture.ub.ac.id/2014/05/customer-relationship-
management-crm/ (Diakses pada 12. November 2017, Jam 09.11)
3. Rizky, 2017. http://rizkysilia.blogspot.co.id/2012/12/manajemen-hubungan-pelanggan-
customer.html (Diakses pada 12 November 2017, Jam 09.15)
11. 1.) Jelaskan Sistem Proses Transaksi (seperti gambar 8.1. A Model of Transaction Processing
System) pada modul atau slide MS. Power Point Minggu 9 ini) dan bagaimana implementasinya
pada perusahaan saudara atau boleh di asumsikan dengan asumsi yang logis dan relevan.
Sistem Pemrosesan Transaksi
Sistem Pengolahan Transaksi (Transaction Processing System disingkat TPS) adalah
sistem yang menjadi pintu utama dalam pengumpulan dan pengolahan data pada suatu
organisasi. Sistem yang ber-interaksi langsung dengan sumber data (misalnya pelanggan) adalah
sistem pengolahan transaksi, dimana data transaksi sehari-hari yang mendukung operasional
organisasi dilakukan. Tugas utama TPS adalah mengumpulkan dan mempersiapkan data untuk
keperluan sistem informasi yang lain dalam organisasi, misalnya untuk kebutuhan sistem
informasi manajemen, atau kebutuhan sistem informasi eksekutif
2.) Ada empat tugas pokok dari sistem pengolahan transaksi, yaitu:
1. Pengumpulan Data : setiap organisasi yang ber-interaksi langsung dengan lingkungannya
dalam penyediaan jasa dan produk, pasti memerlukan sistem yang mengumpulkan data
transaksi yang bersumber dari lingkungan
2. Manipulasi Data : data transaksi yang dikumpulkan biasanya diolah lebih dahulu sebelum
disajikan sebagai informasi untuk keperluan bagian-bagian dalam organisasi atau menjadi
bahan masukan sistem informasi yang lebih tinggi. Beberapa tugas manipulasi data
adalah sebagai berikut :
Klassifikasi : data dikelompokkan menurut kategori tertentu, misalnya menurut jenis
kelamin, menurut agama, menurut golongan, dsb.
Sortir : data diurutkan menurut urutan tertentu agar lebih mudah dalam pencarian
data, misalnya di-sortir menurut abjad nama, atau menurut nomer induk, dsb.
Perhitungan : melakukan operasi aritmetika terhadap elemen data tertentu, misalnya
menjumlahkan penerimaan dan pengeluaran setiap hari, atau menghitung jumlah
hutang pelanggan, dsb.
Pengikhtisaran : melakukan peringkasan data (summary) seperti sintesa data menjadi
total, sub-total, rata-rata, dsb.
Penyimpanan data : data transaksi harus di-simpan dan dipelihara sehingga selalu siap
memenuhi kebutuhan para penggunan.
12. Penyiapan dokumen : beberapa dokumen laporan harus disiapkan untuk memenuhi
keperluan unit-unit kerja dalam organisasi
3.) Sistem pengolahan transaksi memiliki beberapa karakteristik, antara lain sebagai berikut :
Volume data yang di-proses relatif sangat besar.
Kapasitas penyimpanan data (database) tentu sangat besar.
Kecepatan pengolahan di-perlukan sangat tinggi agar data yang banyak bisa diperoses
dalam waktu singkat.
Sumber data umumnya internal dan keluarannya umumnya untuk keperluan internal.
Pengolahan data biasa dilakukan periodik, harian, mingguan, bulanan, dsb.
Orientasi data yang dikumpulkan umumnya mengacu pada data masa lalu.
Masukan dan keluaran terstruktur, data diformat menurut suatu standar.
Komputasi tidak terlalu rumit.
4.) Teknik pengolahan data yang biasa diperoleh ada empat macam, yaitu :
1. Batch processing : data yang diperoleh dari sumber data biasanya dikumpulkan atau
ditumpuk, lalu diproses pada waktu-waktu tertentu, misalnya data dikumpulkan antara
jam 8:00 sampai dengan jam 12:00, kemudian diproses mulai jam 14:00 sampai dengan
jam 17:00.
2. Online processing : data yang diperoleh dari sumber data langsung diproses pada saat
diterima, yang mungkin terjadi adalah antrian data untuk menunggu giliran, misalnya
pemrosesan yang dilakukan pada saat melakukan transaksi online di depan teller bank.
3. Real-time processing : pemrosesan data tidak boleh ditunda karena waktu sangat kritis,
penundaan pengolahan dapat mengakibatkan sesuatu yang fatal. Misalnya pengolahan
data hasil pemantauan aktivitas gunung berapi.
4. Inline processing : biasa juga disebut sebagai hybrid-processing, yaitu kombinasi antara
batch-processing dan online-processing. Misalnya pengolahan transaksi di supermarket,
dimana transaksi penjualan melalui POS (point of sale) langsung dilakukan (online),
tetapi pengolahan lebih lanjut tentang persediaan barang dilakukan setiap jam 10:00
malam.
Selain itu seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi dan teknologi internet maka
dilahirkan sistem client-server yang populer dengan nama On Line Transaction Processing
(OLTP). Prosedur pengolahan mirip dengan online-processing, perbedaan-nya adalah pada
13. teknologi jaringan. Online processing menggunakan arsitektur jaringan terpusat (host-based)
sementara OLTP menggunakan arsitektur client/server. Perkembangan dari OLTP melahirkan
Customer Integrated System (CIS) yaitu sistem OLTP dimana user/pengguna melakukan sendiri
transaksinya secara online, misalnya sistem mesin ATM (automatic teller machine), atau e-
commerce (perdagangan lewat fasilitas elektronik).
Daftar Pusaka :
1. Anonim 1, 2017. ( https://vinnyhuang58.wordpress.com/2015/02/22/sistem-pengolahan-
transaksi-dalam-sistem-informasi-manajemen/) (Diakses pada 15 November 2017, Jam
10.25)