Ketuban pecah dini adalah kondisi di mana selaput ketuban pecah sebelum persalinan dimulai. Penyebabnya antara lain infeksi, kelemahan selaput, dan peningkatan tekanan intraamnion. Pengelolaannya bervariasi antara konservatif dan aktif tergantung usia kehamilan dan adanya komplikasi seperti infeksi. Komplikasi potensial meliputi infeksi dan persalinan prematur.
2. Definisi
• Ketuban Pecah Dini adalah robeknya selaput
korioamnion dalam kehamilan (sebelum onset
persalinan berlangsung)
Dibedakan:
• PPROM (Preterm Premature Rupture of Membranes)
: ketuban pecah pada usia kehamilan < 37 minggu
• PROM (Premature Ruptur of Membranes) : ketuban
pecah pada usia kehamilan ≥37 minggu.
3. Etiologi
• Kelemahan selaput dan atau meningkatnya
tekanan intraamnion
• Penipisan selaput akibat robeknya komponen
elastis yang tidak dapat diperbaiki karena stres
akut atau kronik
• Penurunan aktivitas alpha 1 antitrypsin dan
meningkatnya aktivitas protease, fosfolipase,
dan aktivator plasminogen akibat invasi
mikroorganisme
5. • Penyebab tersering infeksi
• Rute : langsung pada selaput janin
via infeksi vagina
infeksi pada cairan amnion
6. PATOGENESIS
Sbarra :
Bakteri yang bekerja lokal pada selaput janin
menghasilkan enzim peroksidase
melemahkan selaput ketuban pecah
7. PATOGENESIS
Capeless dan Mead :
Bertambahnya umur kehamilan akan
menyebabkan melunaknya selaput janin dan
disertai peregangan bertambah karena
pertumbuhan janin kemungkinan pecahnya
ketuban
8. PATOGENESIS
Garite :
Pada kehamilan yang lebih matur terjadi
peningkatan aktivitas enzim kolagenase
pengurangan komponen kolagen pada selaput
janin
10. PATOGENESIS
Mercer :
Penyebab KPD :
1. Melemahnya selaput ketuban:
-kelainan struktur membran (kolagen tipe III,
defisiensi tembaga, defisiensi vitC)
-mikroba dan aktivitas enzim mikroba
(granulosit, faktor peroksida antimikroba)
11. 2.Meningkatnya tekanan terhadap selaput
ketuban, bila ada pembukaan serviks
(inkompeten serviks) atau meningkatnya
tekanan intrauterin.
12. KRITERIA DIAGNOSIS
• Umur kehamilan >20 minggu
• Keluar cairan ketuban dari vagina
• Pemeriksaan speculum : terlihat cairan keluar
dari ostium uteri eksternum
• Kertas nitrazin merah menjadi biru Mikorskopis
: terlihat lanugo dan verniks kaseosa
13. PEMERIKSAAN PENUNJANG
• USG : menilai jumlah ketuban, menentukan usia
kehamilan, berat janin, letak janin, kesejahteraan
janin dan letak plasenta
• Amniocentesis : diagnosis infeksi intrapartum dapat
ditunjukkan dengan gejala-gejala berikut:
1. febril di atas 38°C
2. takikardi pada ibu (> 100 denyut/m)
3. fetal takikardi (>160 denyut/m)
4. nyeri abdomen, nyeri tekan uterus
5. cairan amnion berwarna keruh atau hijau
6. leukositosis pada pemeriksaan darah tepi
14. PENGELOLAAN
a.Konservatif
Pengelolaan konservatif dilakukan bila tidak ada penyulit ( baik pada
ibu maupun bayi), pada umur kehamilan 28-36 minggu, dirawat 2
hari.
Selama perawatan dilakukan :
• Observasi kemungkinan adanya amnionitis/tanda-tanda infeksi
▫ Ibu: suhu > 38˚C, takikardi ibu, lekositosis, tanda-tanda infeksi
intra uterin, rasa nyeri pada rahim, skret vagina purulen
▫ Janin : takikardi janin
15. • Pengawasan timbulnya tanda persalinan
• Pemberian antibiotika (Ampisillin 4x5000mg atau
Eritromisin 4x5000mg dan Metronidazole
2x5000mg) selama 3-5 hari. Diberikan setelah 6 jam
ketuban pecah
• Ultrasonografi
16. • Bila ada indikasi untuk melahirkan janin,
dilakukan pematangan paru janin dengan
pemberian Deksametason 5 mg tiap 12 jam i.m
sampai 4 dosis atau Betametason 12 mg i.m
sampai 2 dosis dengan interval 24 jam.
• Pemberian dilakukan pada interval usia
kehamilan 24-34 minggu
17. • Aktif
▫ Pengelolaan aktif pada KPD dengan umur
kehamilan 20-28 minggu dan ≥37 minggu
▫ Ada tanda-tanda infeksi
▫ Timbulnya tanda-tanda persalinan
▫ Gawat janin
18. KOMPLIKASI
Komplikasi yang mungkin muncul setelah terjadinya
ketuban pecah dini, yaitu :
Infeksi maternal, fetal, dan neonatal
Kehamilan dan persalinan prematur
Hipoksia dan asfiksia akibat kompresi tali pusat dan
atau terjadi bersamaan dengan solutio plasenta
Fetal deformation syndrome
19. DIAGRAM PENGELOLAAN KPD
Umur Kehamilan
20 - <28 mg 28 – 36 mg ≥ 37 mg
Aktif Konservatif rawat 2 hari Aktif
Tanpa Komplikasi lain
- His (+)
- Infeksi
Aktif
Pulang
20. Bila pulang dengan saran :
• Tidak melakukan coitus/irigasi vagina
• Segera kontrol bila ada tanda-tanda
infeksi/gerak janin berkurang
• Kick count test
• PNC tiap minggu sampai 37 minggu