Fimosis adalah kondisi dimana preputium penis tidak dapat ditarik ke belakang korona glandis. Hal ini disebabkan oleh tumpukan smegma, kelainan anatomi, balanitis xerotica obliterans, atau inflamasi seperti balanitis. Parafimosis terjadi ketika preputium yang sudah ditarik ke belakang tidak dapat dikembalikan ke posisi semula."
7. gejala klinis
a.Preputium tidak bisa ditarik ke arah pangkal
b.Gangguan aliran urin → mengejan saat miksi,
pancaran mengecil, ballooning preputium saat
miksi dan retensi urn
c. Kalau sampai timbul infeksi, maka si anak akan
mengangis setiap buang air kecil dan dapat pula
disertai demam.
9. Penatalaksanaan
1.Frenulopasti
2.Sirkumsisi radikal
• ISK berulang
• Ballooning kulit preputium saat miksi
Tergantung kepada pilihan orangtua
Komplikasi
Terapi Konservatif → salep kortikoid (0,05-0,1%) dua kali
sehari selama 20-30 hari
10. Penatalaksanaan
• Phimosis et causa Balanitis/Posthitis
• Indikasi utama untuk langsung dilakukan sirkumsisi
• Sebelum di sirkumsisi berikan antibiotik sebagai profilaksis
mengurangi peradangan
• Phimosis et causa balanitis xerotica obliterans
• dapat diberikan salep dexamethasone 0,1% yang dioleskan
3 atau 4 kali sehari
• diharapkan setelah 6 minggu preputium dapat diretraksi
spontan.
12. PARAFIMOSIS
• Prepusium yang diretraksi sampai di sulkus
koronarius tidak dapat dikembalikan ke
semula dan timbul jeratan pada penis di
belakang sulkus koronarius.
13. EPIDEMIOLOGI
• Segala usia, dewasa muda>>
• Sekitar 1-5% laki-laki akan mengalami
parafimosis sebelum usia 16 tahun
• Pria tua → penggunaan kateterisasi yang
lama, riwayat kebersihan buruk, infeksi bakteri
14. ETIOLOGI
• retraksi prepusium ke proksimal saat ingin
membersihkan glans penis, bersenggama
/masturbasi atau post kateterisasi.
15. DIAGNOSIS
Anamnesis
• KU: nyeri pada penis
Pmx fisik
• Terjebaknya preputium di belakang glans penis
• Edem (+) glans penis dan prepuitum
• Jika nekrosis → perubahan warna
• Palpasi lembut → keras: nekrosis