2. Pengertian
• Ikterus atau Hiperbilirubinemia pada BBL adalah
meningginya kadar bilirubin didalam jaringan
ekstravaskuler sehingga
kulit, konjungtiva, mukosa dan alat tubuh lainnya
berwarna kuning
• Ikterus pada bayi baru lahir merupakan suatu
gejala fisiologis atau dapat merupakan hal
patologis. Ikterus atau warna kuning pada bayi
baru lahir dalam batas normal pada hari ke 2-3
dan menghilang pada hari ke-10.
3. Ikterik neonatorum dikelompokkan
menjadi dua yaitu :
• Ikterus Fisiologis adalah peningkatan kadar
bilirubin dalam darah dalam satu minggu
pertama kehidupannya
• Pada hari ke 2-3 dan puncaknya di hari ke 57, kemudian akan menurun pada hari ke 1014, peningkatannya tidak melebihi 10 mg/dl pada
bayi atterm dan < 12 mg/dl pada bayi prematur.
• Ikterus Patologis, adalah ikterus yang mempunyai
dasar patologis dengan kadar bilirubin mencapai
suatu nilai yang disebut hiperbilirubinemia
4. Faktor penyebab ikterus
• 1. Prahepatik (ikterus hemolitik), Ikterus ini disebabkan
karena produksi bilirubin yang meningkat pada proses
hemolisis sel darah merah (ikterus hemolitik)
• 2. Pascahepatik (obstruktif), Adanya obstruksi pada
saluran empedu yang mengakibatkan bilirubin
konjungasi akan kembali lagi ke dalam sel hati dan
masuk ke dalam aliran darah, kemudian sebagian
masuk dalam ginjal dan diekskresikan dalam
urine, sebagian lagi tertimbun dalam tubuh sehingga
kulit dan sklera berwarna kuning kehijauan serta gatal
• 3. Hepatoseluler (ikterus hepatik), Konjugasi bilirubin
terjadi pada sel hati, apabila sel hati mengalami
kerusakan maka secara otomatis akan mengganggu
proses konjugasi bilirubin sehingga
bilirubin direct meningkat dalam aliran darah
5. •
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Faktor risiko untuk timbulnya ikterus
neonatorum
Faktor Maternal :
Ras atau kelompok etnik tertentu (Asia, Native American,Yunani)
Komplikasi kehamilan (DM, inkompatibilitas ABO dan Rh)
Penggunaan infus oksitosin dalam larutan hipotonik.
ASI
Faktor Perinatal :
Trauma lahir (sefalhematom, ekimosis)
Infeksi (bakteri, virus, protozoa)
Faktor Neonatus :
Prematuritas
Faktor genetik :
Polisitemia
Obat (streptomisin, kloramfenikol, benzyl-alkohol, sulfisoxazol)
Rendahnya asupan ASI
Hipoglikemia
Hipoalbuminemia
6. Tanda dan Gejala
• Ikterus fisiologi
• Timbul pada hari kedua dan ketiga setelah bayi lahir.
• Kadar bilirubin inderect tidak lebih dari 10 mg% pada
neonatus cukup bulan dan 12,5 mg% pada neonatus
kurang bulan.
• Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak lebih dari
5 mg% per hari.
• Kadar bilirubin direct tidak lebih dari 1 mg%
• Ikterus menghilang pada 10 hari pertama
• Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan keadaan
patologis
7. • Ikterus patologis memiliki tanda dan gejala
sebagai berikut:
• Ikterus terjadi dalam 24 jam pertama
• Kadar bilirubin inderect melebihi 10 mg% pada
neonatus cukup bulan atau melebihi 12,5 mg%
pada neonatus cukup bulan.
• Peningkatan bilirubin melebihi 5 mg% per hari.
• Ikterus menetap sesudah 2 minggu pertama
• Kadar bilirubin direct lebih dari 1 mg%
• Mempunyai hubungan dengan proses hemolitik
8. Pengamatan Ikterus
Daerah
Luas Ikterus
Kadar Bilirubin (mg%)
1
Kepala dan leher
5
2
Daerah 1 + badan bagian atas
9
3
Daerah 1,2 + badan bagian bawah dan
tungkai
11
4
Daerah 1, 2, 3 + lengan dan kaki d
bawah tungkai
12
5
Daerah 1, 2, 3, 4 + tangan dan kaki
16
9. Pencegahan
• Pengawasan ANC yang baik
• Menghindari pemberian obat-obatan pada masa
kehamilan seperti sulfanamida dan lain-lain
• Pemberian ASI sedini mungkin (early feeding)
– Mempercepat metabolisme bilirubin, yaitu
dengan menambahkan glukosa yang terdapat
dalam ASI
– Pengeluaran bilirubin
10. Penanganan ikterus fisiologis
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Lakukan perawatan seperti bayi baru lahir normal lainnya
Lakukan perawatan bayi sehari-hari, seperti:
Memandikan
Melakukan perawatan tali pusat
Membersihkan jalan nafas
Menjemur bayi di bawah sinar matahari pagi, kurang lebih 30 menit
Jelaskan pentingnya hal-hal seperti :
Memberikan ASI sedini dan sesering mungkin
Menjemur bayi di bawah sinar matahari dengan kondisi telanjang selama
30menit,15menit dalam posisi terlentang, dan 15 menit sisanya dalam
posisi tengkurap.
• Memberikan asupan makanan bergizi tinggi bagi ibu,
• Menganjurkan ibu untuk tidak minum jamu
• Apabila ada tanda ikterus yang lebih parah (misalnya feses berwarna
putih keabu-abuan dan liat seperti dempul), anjurkan ibu untuk segera
membawa bayinya ke puskesmas. Anjurkan ibu untuk kontrol setelah 2
hari
11. Penanganan Hiperbilirubinemia
sedang
• Berikan ASI secara adekuat
• Lakukan pencegahan hipotermi
• Letakkan bayi di tempat yang cukup sinar
matahari ± 30 menit, selama 3-4 hari
• Lakukan pemeriksaan ulang 2 hari kemudian
• Anjurkan ibu dan keluarga untuk segera
merujuk bayinya jika keadaan bayi bertambah
parah serta mengeluarkan feses bewarna
putih keabu-abuan dan liat seperti dempul
12. Penanganan Hiperbilirubenemia berat
• Berikan informer consent pada keluarga untuk
segera merujuk bayinya
• Selama persiapan merujuk, berikan ASI secara
adekuat
• Lakukan pencegahan hipotermi
• Bila mungkin, ambil contoh darah ibu
sebanyak 2,5 ml