SlideShare a Scribd company logo
1 of 110
TUGAS AKHIR PENGANTAR FILSAFAT ILMU
DOSEN PENGAMPU : Dr. Sigit Sardjon,M.s
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
disusun oleh :
Chika Deviyanti 1212100294
Muh. Malindo Ajib P 1212100300
Sella Intania W 1212100306
(kelompok 7)
1
2
Pendahuluan
● Filsafat menyentuh berbagai dimensi hidup manusia,
keterbukaan total terhadap realitas hidup, kejujuran
hati dan merefleksikan suasana jiwa yang tentram
dan damai atas dasar gerak hidup berdasarkan
perilaku hukum Tuhan dan hukum horizontal yang
disusun oleh dan atas kesepakatan universal umat
manusia. Hukum ciptaan Tuhan dan hukum ciptaan
manusia tidak dipertentangkan, tetapi diselaraskan
melalui renungan filsafat dan pendamaian multi
dimensi dalam keluhuran budi pekerti, serta mampu
menghubungkan akar masalah manusia dengan
jembatan penyelesaiannya secara rasional dan jujur.
3
Daftar isi
● Halaman utama …………………………………………………………………………
● Pendahuluan ………………………………………………………………………………..
● Daftar isi ………………………………………………………………………………………..
● Bab 1 ………………………………………………………………………………………………..
● Bab 2 ……………………………………………………………………………………………….
● Bab 3 ……………………………………………………………………………………………….
● Bab 4 ………………………………………………………………………………………………
● Bab 5 ………………………………………………………………………………………………
● Bab 6 ………………………………………………………………………………………………
● Bab 7 ………………………………………………………………………………………………
● Bab 8 ………………………………………………………………………………………………
● Penutup …………………………………………………………………………………………
Pengantar Filsafat
Ilmu.
Dosen pengajar : Dr. Sigit Sardjono, M.S.
Nama Kelompok
:
1. Chika Deviyanti 1212100294
2. Muh. Malindo Ajib P 1212100300
3. Sella Intania W 1212100306
5
Material Summary
❏ Alasan perlunya
belajar Filsafat
❏ Manfaat Filsafat
untuk kehidupan
Perlunya belajar
filsafat
Perenungan
Tentang Filsafat
6
1 2
❏ Perkembangan
Ilmu Filsafat
❏ Hakikat tentang
Filsafat
Perlunya untuk belajar
Filsafat
1
7
Did you know?
❏ Mengapa kita harus mempelajari filsafat ilmu di
tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi ?
8
WHY?
❏ Agar dapat berfikir secara
mendalam, luas, kritis dan
radikal.
❏ Dapat memahami moral
dan etika mengenai ilmu
yang akan dipergunakan.
9
❏ Mengembangkan toleransi
terhadap perbedaan
pandangan.
Seorang filsuf adalah
pemburu kebenaran tentang
seluruh realitas dalam semua
hal yang dipersoalkan.
10
3 hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat
Kekaguman atau keheranan.
Keraguan.
Kesadaran atau keterbatasan.
11
Perenungan tentang
filsafat
2
12
Mengartikan
filsafat sebagai
ilmu yang beminat
mencapai
kebenaran.
Mendefinisikan
filsafat sebagai
pengetahuan
tentang
kebenaran.
Mendefinisikan
filsafat sebagai
ilmu pengetahuan
tentang Tuhan,
alam, dan manusia.
Mengartikan
filsafat sebagai
pecinta
kebijaksanaan.
Mengartikan filsafat
sebagaiilmu tentang
pengetahuan alam
wujud dan hakikat
alam yang
sebenarnya.
Pengertian Filsafat menurut para pemikir menurut
sejarah
Pythagoras Plato Aristoteles Descartes Al- Farabi
13
Hakikat
Filsafat.
Filsafat adalah usaha untuk memahani atau mengerti dunia dalam hal maknya dan
nilai-nilainya. Dan bidang filsafat sendiri sangatlah luas dan mencakup secara
keseluruhan sejauh yang dapat dijangkau oleh pikiran.
14
Pendekatan yang digunakan filsafat
Seni
Ilmu
Pengetahuan
Agama
15
Interesting
fact.
Filsafat lebih bersifat mendasar dari pada
ilmu manapun. Tidak untuk merendahkan
derajat ilmu lainnya. Namun, filsafat
dipergunakan untuk menghubungkan ilmu
dengan segi-segi lain yang berasal dari
pengetahuan manusia.
16
Filsafat mengkaji
masalah :
1. Sistematik
2. Radikal
3. Universal
4. Berfilsafat atau mencari
kebenaran
17
18
Hubungan
filsafat
lingkungan
kebudayaan
Agama
Seni
PENGANTAR FILSAFAT
ILMU
DOSEN PENGAJAR :
Dr. Sigit Sardjono, M.S.
NAMA KELOMPOK :
1. CHIKA DEVIYANTI 1212100294
2. MUH. MALINDO AJIB P. 1212100300
3. SELLA INTANIA W. 1212100308
PERLUNYA MAHASISWA BELAJAR
FILSAFAT
Yaitu agar mahasiswa mampu berfikir secara radikal
dan mendalam perlu belajar filsafat.
Manfaat mempelajari filsafat bisa secara umum
dan khusus. Karena adanya rasa kagum atau
adanya heran dan keterbatasan mendorong
seseorang berfilsafat.
A. Alasan Perlunya Belajar
1. Untuk mengerti hal yang dipelajari
2. Memperluas pengetahuan
3.Mengukur tingkat keterampilan dan
pengetahuan.
Dengan beberapa alasan tersebut ditengah
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
ditandai semakin menajamnya spesialisasi ilmu maka
filsafat ilmu diperlukan.
Diharapkan memiliki penguasaan yang baik atas bidang
ilmu yang ditekuni agar bermanfaat dan dapat
mengembangkan semangat toleransi dalam perbedaan
pandangan.
Contoh: Seseorang yang berfilsafat
selalu berfikir dan berusaha untuk
menemukan hal-hal baru, sehingga
ditemukan alat-alat canggih itu
semua berkat pengetahuan yang
awalnya bermula dari seseorang itu
berfilsafat.
Filsafat adalah ilmu yang tak terbatas karena tidak
menyelidiki suatu bidang dari realitas tertentu saja.
Manfaat lain filsafat didasarkan pada pengertian
filsafat sebagai suatu integrasi atau
pengintegrasian sehingga dapat melakukan fungsi
integrasi ilmu pengetahuan. Filsafatmenggiring
manusia kepengertian lebih terang dengan
pemahaman yang jelas serta menuntun manusia
ke tindakan dan perbuatan yang kongkret dan
memiliki dua manfaat secara umum dan khusus.
B. Manfaat belajar filsafat dalam
kehidupan
1. Dengan mempelajari filsafat
diharapkan mahasiswa
semakin kritis dalam sikap
ilmiahnya.
2. Mendatangkan kegunaan
bagi para mahasiswa untuk
mendalami metode ilmiah dan
untuk penelitian ilmiah
3. Membiasakan diri untuk
bersikap logis-rasional dalam
opini dan argumentasi yang
dikemukakan
C. Mengapa harus belajar filsafat
4. Mengembangkan
semangat toleransi dalam
perbedaan pandangan
(pluralitas)
5. Mengajarkan cara berfikir
yang cermat dan tidak kenal
lelah
6. Dengan mempelajari
filsafat ilmu memiliki
manfaat praktis.
D. Hal-hal yang mendorong berfilsafat
Sepanjang sejarah kefilsafatan dikalangan filsuf terdapat tiga hal
yang mendorong manusia berfilsafat;
1. Kekaguman atau
keheranan ketakjuban
2. Keraguan atau
kegengsian
3. Kesadaran dan
keterbatasan
Pengetahuan Ilmu Filsafat
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
KELOMPOK 7
1212100294 Chika Deviyanti
1212100300 Muh. Malindo Ajib P
1212100306 Sella Intania W
DOSEN PENGAMPU : DR. SIGIT SARDJONO, M.S.
4 gejala
tahu yaitu :
1 Manusia ingin tahu
A.PENGETAHUAN
2 Manusia ingin tahu yang benar
3
Objek tahu ialah yang ada dan yang
mungkin ada.
4 manusia tahu bahwa ia tahu
Ada 2 (dua) sesuatu dalam
putusan sehingga putusan selalu
ada bagiannya, yaitu :
1.Yang menjadi dasar
pengakuan.
2.Yang diakui terhadap dasar
itu.
Dasar pengakuan itu disebut subjek dan
yang diakui terhadap subjek itu
dinamakan predikat.
2 (dua) macam putusan itu maka
pengetahuan, yaitu :
1.pengetahuan khusus yang
mengenai sesuatu yang satu
atau tertentu saja.
2.Pengetahuan umum yang
berlaku bagi seluruhnya.
Baik pengetahuan khusus maupun
pengetahuan umum, keduanya milik
manusia berlandaskan pengalaman, entah
itu pengalaman manusia itu sendiri ataupun
pengalaman orang lain.
B. ILMU PENGETAHUAN
Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang
bertujuan mencapai kebenaran ilmiah tentang
objek tertentu, yang diperoleh melalui pendekatan
atau cara pandang (approach), metode (method),
dan sistem tertentu.
Masing-masing pertanyaan itu akan
menghasilkan:
1.Ilmu pengetahuan filosofi
2.Ilmu pengetahuan kausalistik
3.Ilmu pengetahuan yang bersifat deskriptif-
analitik
4.Ilmu pengetahuan yang bersifat
normative
Ada 6 (enam) sistem yang lazim dikenal
dalam ilmu pengetahuan, yaitu:
1.Sistem tertutup
2.Sistem terbuka
3.Sistem alami
4.Sistem buatan
5.Sistem yang berbentuk lingkaran
6.Sistem yang berbentuk garis lurus
Teori Saling Hubungan
(Coherence Theory)
Ada 3 (tiga) teori pokok tentang
kebenaran keilmuan ini, yaitu:
Sering disebut teori konsistensi,
karena menyatakan bahwa
kebenaran itu tergantung pada
adanya saling hubungan di
antara ide-ide secara tepat,
yaitu ide-ide yang sebelumnya
telah diterima sebagai
kebenaran.
Pada umumnya teori
memandang masalah
kebenaran menurut segi
kegunaannya. James
mengatakan bahwa 'Tuhan
itu ada' adalah benar bagi
seseorang yang hidupnya
mengalami perubahan.
Teori korespondensi ini
mengatakan bahwa seluruh
pendapat mengenai suatu
fakta itu benar jika
pendapat itu sendiri disebut
fakta yang dimaksud.
Teori Persesuaian
(Correspondence Theory)
Teori Kegunaan
(Pragmatic Theory).
FILSAFAT ILMU DAN PENELITIAN
FILSAFAT ILMU SEBAGAI DASAR MELAKUKAN PENELITIAN
A.Ilmu Sebagai Pengetahuan
Ilmu adalah pengetahuan, tetapi tidak semua pengetahuan adalah ilmu.
Pengetahuan adalah pembentukan pemikiran asosiatif yang
menghubungkan atau menjalin sebuah pikiran dengan kenyataan atau
dengan pikiran lain
Peranan teori dalam
pengembangan ilmu
:
01 Sebagai Orientasi
02
03
Sebagai konseptualisasi
Sebagai Klasifikasi
Terdapat tiga tingkat pemikiran ke arah
memperoleh teori itu, yaitu
B. TINGKAT KEMANTAPAN TEORI
1. Tingkat Klasikal
1. Tingkat Taksonomikal
1. Tingkat Teoretikal (teori eksak)
B. BERFIKIR INDUKTIF DAN DEDUKTIF
Kebalikan dari berpikir induktif ialah
berpikir deduktif.
Penalaran deduktif biasanya
mempergunakan silogisme dalam
menyimpulkan. Proposisi yang pertama
disebut premis mayor, yang kedua disebut
premis minor, dan yang ketiga disebut
konklusi/ konsekuen/kesimpulan.
C. METODE ILMIAH
Metode ilmiah merupakan prosedur atau langkah-langkah sistematis
dalam mendapatkan pengetahuan ilmiah atau ilmu.
Garis besar langkah-langkah sistematis keilmuan adalah :
1)Mencari, merumuskan dan mengidentifikasi masalah
2)Menyusun kerangka pikiran (logical contract)
3)Merumuskan hipotesis (jawaban rasicnal terhadap
masalah)
4)Menguji hipotesis secara empiri
5)Melakukan pembahasan
6)Menyimpulkan
PENGETAHUAN
DAN
ILMU PENGETAHUAN
DOSEN PENGAMPU :
DR. SIGIT SARDJONO, M.S
Pengantar Filsafat
Ilmu
KELOMPOK 7
1212100294 Chika Deviyanti
1212100300 Muh. Malindo Ajib P
1212100306 Sella Intania W
Kelas S
DEFINISI DAN JENIS PENGETAHUAN
●Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu knowledge.
Dalam Encyclopedia of Phisolophy dijelaskan bahwa definisi pengetahuan adalah
kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief).
●Secara terminologi akan dikemukakan beberapa definisi tentang pengetahuan. Menurut
Drs. Sidi Gazalba, pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu.
Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti, dan pandai.
●Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa pengetahuan (knowledge) adalah proses
kehidupan yang diketahui manusia secara Iangsung dari kesadarannya sendiri.
Orang pragmatic, terutama John Dewey tidak membedakan
pengetahuan dengan kebenaran (antara knowledge
dengan truth). Jadi pengetahuan itu harus benar, kalau
tidak benar adalah kontradiksi.
Pengetahuan Manusia
Burhanuddin Salam, mengemukakan bahwa pengetahuan yang dimiliki manusia
ada empat, yaitu:
Pertama, pengetahuan biasa.
Yakni pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan
dengan istilah common sense, dan sering diartikan
dengan good sense, karena seseorang memiliki
sesuatu di mana is menerima secara baik. Common
sense diperoleh dari pengalaman sehari-hari, seperti
air dapat dipakai untuk menyiram bunga, makanan
dapat memuaskan rasa lapar, musim kemarau akan
mengeringkan sawah tadah hujan, dan sebagainya.
Kedua, pengetahuan ilmu
Ilmu pada prinsipnya merupakan usaha untuk
mengorganisasikan dan mensistematisasikan
common sense, suatu pengetahuan yang berasal
dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan
sehari-hari.
Ketiga, pengetahuan filsafat.
Yakni pengetahuan yang diperoleh dari
pemikiran yang bersifat kontemplatif
dan spekulatif. Pengetahuan filsafat
lebih menekankan pada universalitas
dan kedalaman kajian tentang sesuatu.
Filsafat biasanya memberikan
pengetahuan yang reflektif dan kritis,
sehingga ilmu yang tadinya kaku dan
cenderung tertutup menjadi longgar
kembali.
Keempat, pengetahuan agama
Yakni pengetahuan yang hanya
diperoleh dari Tuhan lewat para utusan-
Nya. Pengetahuan agama bersifat
mutlak dan wajib diyakini oleh para
pemeluk agama.
HAKIKAT DAN SUMBER PENGETAHUAN
1.Hakikat Pengetahuan
Pengetahuan pada dasarnya adalah keadaan mental (mental state).
Ada dua teori untuk mengetahui hakikat pengetahuan itu, yaitu:
1.Realisme
Pengetahuan menurut realisme adalah gambaran atau kopi yang sebenarnya dari apa yang ada dalam
alam nyata (dari fakta atau hakikat).
Menurut Prof. Dr. Rasjidi, penganut agama perlu sekali mempelajari realisme dengan alasan:
1. Dengan menjelaskan kesulitan-kesulitan yang terdapat dalam pikiran. Kesulitan pikiran tersebut
adalah pendapat yang mengatakan bahwa tiap-tiap kejadian dapat diketahui hanya dari segi subjektif.
Menurut Rasjidi, pernyataan itu tidak benar sebab adanya faktor subjektif bukan berarti menolak faktor
objektif.
2. Dengan jalan memberi pertimbangan-pertimbangan yang positif, menurut Rasjidi, umumnya orang
beranggapan bahwa tiap-tiap benda mempunyai satu sebab.
2. Idealisme
Ajaran idealisme menegaskan bahwa untuk mendapatkan pengetahuan yang benar-benar sesuai
dengan kenyataan adalah mustahil. Oleh karena itu, pengetahuan bagi seorang idealis hanya
merupakan gambaran subjektif dan bukan gambaran objektif tentang realitas. Karena itu, pengetahuan
menurut teori ini tidak menggambarkan hakikat kebenaran
2. Jenis Pengetahuan
A.Rasionalisme
Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan.
Pengetahuan yang benar diperoleh dan diukur dengan akal. Manusia
memperoleh pengetahuan melalui kegiatan menangkap objek.
B. Intuisi
Menurut Henry Bergson intuisi adalah hasil dari evolusi pemahaman yang
tertinggi. Kemampuan ini mirip dengan insting, tetapi berbeda dengan
kesadaran dan kebebasanny ia juga mengatakan bahwa intuisi adalah suatu
pengetahuan yang langsung, yang mutlak dan bukan pengetahuan yang nisbi.
C. Wahyu
Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh Allah kepada manusia
lewat perantaraan pars nabi.Wahyu Allah (agama) berisikan pengetahuan, balk
mengenai kehidupan seseorang yang terjangkau oleh pengalaman, maupun
yang mencakup masalah transedental, seperti latar belakang dan tujuan
penciptaan manusia, dunia, dan segenap isinya serta kehidupan di akhirat nanti.
3. Kritik Paham Rasionalisme Terhadap Empirisme
Kritik ini dituangkan dalam pemikiran sebagai berikut :
1.Metode empiris, dalam sains maupun dalam kehidupan sehari-hari,
biasanya bersifat sepotong-sepotong (piece meal).
1.Pengetahuan empiris (empirical knowledge). Pengetahuan empiris
diperoleh atas bukti pengindraan dengan penglihatan, pendengaran, dan
sentuhan indra lainnya, sehingga kita memiliki konsep dunia di sekitar
kita.
1.Pengetahuan otoritas (authoritative knowledge). Kita menerima suatu
pengetahuan itu benar bukan karena telah mengeceknya di luar dari diri
kita, melainkan telah dijamin oleh otoritas (suatu sumber yang
berwibawa, memiliki hak) di lapangan.
DASAR DAN JENIS ILMU PENGETAHUAN
Dasar ilmu pengetahuan. secara substansial yaitu bertolak dari ontologi, epistemologi, dan aksiologi.
1.Dasar Ontologis
Dasar ontologis, menurut Jujun S. Suriasumantri (2010), yaitu bicara tentang hakikat apa yang dikaji.
Amsal Bakhtiar (2012) mengemukakan, ontologi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu on/ontos yakni ada,
dan logos yakni ilmu, sehingga ontologi adalah ilmu tentang yang ada. Menurut istilah ontologi adalah
ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, baik yang berbentuk jasmani/konkret maupun
rohani/abstrak.
Ada beberapa karakteristik ontologi seperti diungkapkan Suparman Suhartono (2005) yang
disederhanakan sebagai berikut:
● Pertama, ontologi yaitu studi tentang arti "ada" dan "berada," tentang ciri-ciri esensial dari yang ada
dalam dirinya sendirinya, menurut bentuknya yang paling abstrak.
● Kedua, ontologi yaitu cabang filsafat yang mempelajari tata dan struktur realitas dalam arti seluas
mungkin, dengan menggunakan kategori seperti: ada atau menjadi, aktualitas atau potensialitas, nyata
atau penamkan, esensi atau eksistensi, kesempurnaan, ruang dan waktu, dan perubahan.
● Ketiga, ontologi yaitu cabang filsafat yang mencoba melukiskan hakikat terakhir yang ada, yaitu yang
satu, yang obsolut, bentuk abadi, sempurna, dan keberadaan segala sesuatu yang mutlak bergantung
kepada-Nya.
● Keempat, ontologi yaitu cabang filsafat yang mempelajari tentang status realitas apakah nyata atau
semu, apakah pikiran itu nyata, dan sebagainya.
Metode Induktif
Yaitu suatu metode yang menyimpulkan pernyataan
basil observasi yang disimpulkan dalam suatu
pernyataan yang lebih umum. Para tokoh teori ini di
antaranya David Hume, Baco D. Verulam, dan John
Stuart Mill.
1
2. Dasar Epistemologis
Menurut Jujun S. Suriasumantri (2010), dasar epistemologis yaitu metode atau cara-cara mendapatkan
pengetahuan yang benar. Kemudian Amsal Bakhtiar (2012) menjelaskan, ontologis yaitu cabang filsafat yang
berurusan dengan hakikat dan lingkup pengetahuan, pengandaian dan dasar-dasarnya serta
pertanggungjawaban atas pertanyaan mengenai pengetahuan yang dimiliki.
Beberapa metode itu di antaranya:
Metode Deduktif
Yaitu suatu metode yang menyimpulkan bahwa data-
data empiris diolah lebih lanjut dalam suatu sistem
pernyataan yang runtut. Hal-hal yang harus ada
dalam metode deduktif yaitu adanya perbandingan
logis antara kesimpulan itu sendiri.
2
Metode Kontemplatif
Metode ini mengatakan adanya
keterbatasan indra dan akal manusia
untuk memperoleh pengetahuan,
sehingg-a objek yang dihasilkan pun
akan berbeda-beda.Tokohnya ialah al-
Ghazali.
4
Metode Positivisme
Metode ini berpangkal dari apa yang telah diketahui,
yang faktual, yang positif. Mengesampingkan 5.000
uraian/persoalan di luar yang ada sebagai
fakta.Tokohnya ialah Auguste Comte (1798-1857M).
3
Metode Dialektis atau Dialektik
Berasal dari bahasa Yunani dialektike,
yang berarti cara/metode berdebat dan
wawancara yang diangkat menjadi
sarana dalam memperoleh pengertian
yang dilakukan secara bersama-sama
mencari kebenaran. Tokohnya ialah
Hegel yang dalam dialektika di sini
berarti mengkompromikan hal-hal
mengenai tesis, antitesis, dan sintesis.
5
3. Dasar Aksiologis
Menurut Jujun S. Suriasumantri (2010), aksiologi adalah dasar ilmu pengetahuan
yang berbicara tentang nilai kegunaan ilmu. Ontologi berasal dari perkataan
axios (Yunani) yang berarti nilai dan logos yang berarti teori
Masalah utama dalam aksiologi yaitu mengenai nilai teori tentang nilai dalam
filsafat mengacu pada permasalahan etika dan estetika. Etika menilai perbuatan
manusia, sedangkan estetika berkaitan dengan nilai tentang pengalaman
keindahan yang dimiliki oleh menusia terhadap lingkungan dan fenomena di
sekelilingnya. Oleh karena itu, solusi bagi ilmu yang terikat dengan nilai-nilai
yaitu harus ada transendensi bahwa ilmu pengetahuan terbuka pada
konteksnya, dan agamalah yang menjadi konteks itu.
OBJEK DAN KONSEP ILMU
PENGETAHUAN ILMIAH
Para filsuf membagi Objek
pengetahuan ilmiah atau objek
keilmuan ini dalam dua golongan
besar, seperti yang telah disebut
di atas, yaitu objek material dan
objek formal keilmuan. Objek
material meliputi ide abstrak,
benda-benda fisik, jasad hidup,
gejala rohani, gejala sosial, gejala
kejiwaan, gejala clam, proses
tanda, dan sejenisnya.
Objek Ilmu
Pengetahuan Ilmiah
1.
Konsep sangat penting bagi
pembentukan atau untuk
membangun suatu teori bagi
kepentingan suatu penelitian
yang menghasilkan ilmu atau
kepentingan praktis.
Membangun suatu teori sangat
dibutuhkan dukungan konsep
yang banyak. Konsep ini ada
juga yang memahami identik
dengan konstruk, definisi, dan
proposisi.
Konsep Ilmu
2.
Ada enam komponen proses dari
pengetahuan menuju ilmu
pengetahuan, sebagaimana
dikernukakan dalam Koento
Wibisiono, 2005.
➢Pertama, adanya masalah
(problem)
➢Kedua, adanya sikap (attitude).
➢Ketiga, adanya rnetode (method).
➢Keempat, adanya aktivitas
(activity).
➢Kelima, adanya kesimpulan
(conclusions)
➢Keenam, adanya beberapa
pengaruh (effects).
Keenam hal ini menjadi kesatuan
yang tidak terpisahkan ctalam
proses lahirnya ilmu.
Konsep
Pengetahuan
3.
OBJEK DAN KONSEP ILMU
PENGETAHUAN ILMIAH
Ilmu pengetahuan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan
dengan filsafat. Bagi para filsafat
ilmu pengetahuan itu, filsafat yaitu
ilmu pengetahuan. Kata Ali
Maksum (2011) filsafat disebut
sebagai mater scientiarum atau
induk segala ilmu pengetahuan.
Berkat ilmu pengetahuan manusia
dapat meraih kemajuan yang
sangat menakjubkan dalam segala
bidang kehidupan.
Konsep Ilmu
Pengetahuan
4.
Tujuan ilmu pengetahuan dapat
dibedakan menjadi dua macam
berdasarkan alirannya,
sebagaimana dikemukakan oleh
Darsono Prawinegoro (2011),
yakni: Pertama, berdasarkan
pengembangan ilmu
pengetahuan untuk keperluan
ilmu pengetahuan itu sendiri,
yaitu sebatas untuk memenuhi
rasa keingintahuan manusia.
Kedua, ilrnu,pengetahuan
pragmatis.
Tujuam Ilmu
Pengetahuan
5.
Ilmu sebagai pengetahuan ilmiah
berbeda dengan pengetahuan biasa ,
memiliki ciri tersendiri di antara ciri
yang dimiliki oleh ilmu pengetahuan
seperti dikemukakan Konrad Kebug
(2011), yaitu:
● Pertama, sistematis.
● Kedua, empiris.
● Ketiga, objektif
● Keempat, analitis.
● Kelima, verifikatif.
Ciri - ciri Ilmu
Pengetahuan
6.
PENJELASAN ILMU
Batas penjelasan ilmu yaitu ketika manusia berhenti berpikir
untuk mencari pengetahuan, ilmu didapatkan dari penjelasan
pengalaman manusia, sehingga jika manusia memulai
penjelasannya pada pengalaman manusia dan berhenti di batas
pengalaman manusiaIlmu memulai penjelasannya pada
pengalaman manusia dan berhenti pada batas pengalaman
manusia.
Jadi, ilmu tidak mempelajari masalah surga dan neraka dan juga
tidak mempelajari sebab musabab kejadian terjadinya manusia,
sebab kejadian itu berada di luar jangkauan pengalaman
manusia. Ilmu hanya membatasi daripada hal-hal yang berbeda
dalam pengalaman, yaitu terletak pada fungsi ilmu itu sendiri
dalam kehidupan manusia; yakni sebagai alat pembantu
manusia dalam menanggulangi masalah yang dihadapi
seharihari.
2
3
4
1
Dosen Pengajar :
Dr. Sigit Sardjono, M.S.
FILSAFAT ILMU
NAMA KELOMPOK 6 :
1. CHIKA DEVIYANTI 1212100294
2. MUH. MALINDO AJIB P. 1212100300
3. SELLA INTANIA W. 1212100308
1
2
3
4
Keberadaan Manusia
DILIHAT DARI SISI FILSAFAT
Start!
MANUSIA
Dimana ia mempertanyakan
dirinya,keberadaannya,dan dunianya. Secara rasional
anggapan-anggapan yang terkait dengan
pertanyaan,memeriksa dan mempertimbangkan
penyelesaian yang telah diajukan mengenai
masalah,menarik hipotesa,menguji konsekuensi dari
hipotesa,dan akhirnya menarik kesimpulan yang
secara rasional dapat dipertanggung jawabkan.
HANYA MANUSIA,MAKHLUK YANG MAMPU BERTANYA 2
3
4
1
MANUSIA SEBAGAI SEBUAH
PERSOALAN
M
T
W
T
F
Siapakah manusia itu ?
❏ Merupakan pertanyaan yang paling mendasar dan paling
utama dalam sejarah manusia.
❏ Sebelum Sokrates (469-399 sM) muncul di Yunani pertanyaan
tersebut sudah ada. Dalam masa tersebut, para penulis
Kristiani menyatakan bahwa manusia berperilaku secara
benar dan mencapai pemenuhan diri hanya jika dia hidup
sesuai dengan aturan agama dan menjadikan Allah sebagai
model hidup satu-satunya.
Menurut filsuf modern
Dimana manusia menjadikan
dirinya sendiri menjadi sebuah
ukuran dalam segala hal,karena
itu tidak ada hal yang lebih
tinggi dan lebih luas dari
manusia itu sendiri.
Bahwa manusia adalah makhluk
yang tertinggi 2
3
4
1
Apa itu filsafat ?
Definisi filsafat
M
T
W
T
F
Apa itu filsafat ?
Kata “filsafat” berasal dari bahasa Yunani.
2
3
4
1
Yakni philein, artinya
mencintai dan sophia,
artinya kebijaksanaan.
Secara harfiah filsafat
diartikan dengan cinta
akan kebijaksanaan.
Beberapa filsuf Yunani
Herodotus
(484425 sM)
Herodotus
menggunakan kata
philosophein dalam
upaya untuk
menemukan
sesuatu
Pythagoras (560-480 sM)
Adalah
Pengetahuan hasil
komplementasi
Plato (427-347 sM)
Menunjukkan
hakikat filsafat
sebagai hasil
komplementasi
dalam lima karakter
M
T
W
T
F
Hasil 5 karakter menurut plato :
Berusaha mencapai realitas yang terdalam
Bertujuan untuk menangkap tujuan ideal realitas
Menggunakan metode dialektis
Dapat bertahan terhadap diskusi kritis
M
T
W
T
F
Bertujuan untuk menangkap tujuan ideal realitas
Definisi filsafat
2
3
4
1
Apabila terdapat sejumlah aktivitas
dan pemikiran rasional yang
mempertanyakan makna
hidup,menguji kebenaran nilai dan
secara kritis merefleksikan keyakinan-
keyakinan yang diajarkan dalam
masyarakat,maka pastilah termasuk
dalam kegiatan berfilsafat.
Filsafat Manusia dan
metodenya
M
T
W
T
F
Filsafat manusia dan ilmu-ilmu lain
Filsafat manusia adalah bagian dari sistem
filsafat yang menyoroti hakikat manusia.
Dimana ilmu-ilmu sosial,mengarahkan diri pada
sebuah penjelasan terhadap realitas hidup
manusia yang dikumpulkan kemudian dirangkai
menjadi satu kesatuan.
M
T
W
T
F
Metode filsafat manusia
Filsafat manusia memikirkan aspek-aspek
mendasar yang bersifat metafisis dan spiritualitas
tentang manusia. Bagaimana manusia bisa
melakukan penelusuran terhadap hal-hal yang
bersifat meta empiris itu? Yaitu dengan melalui
refleksi suatu kegiatan filsafat menangkap nomena.
Karena itu dalam filsafat “mempertanyakan”
bukanlah hal yang tabu,tetapi menjadi sebuah
keharusan.
M
T
W
T
F
Relevansi Filsafat manusia
Sebagai konsekuensi lebih lanjut
dari butir kedua,filsafat manusia
mengantar kita untuk semakin
mampu bertanggung jawab
terhadpa diri kita dan sesama
Dengan mendalami manusia,kita
mengenal manusia dengan lebih
baik
Dengan bertanya kita
mewujudkan hakikat manusia
M
T
W
T
F
Batasan dalam buku 1
2
3
4
Manusia adalah makhluk multidimensioanal.
Mengingat hal tersebut penulis membatasi diri pada
topik-topik tertentu yang berkaitan dengan
eksestensi manusia. Dengan demikian pendekatan
yang digunakan adalah pendekatan tematis.
Manusia
SEBAGAI PERSONA
Start!
Pengantar
Persona atau pribadi merupakan salah
satu dimensi mendasar manusia. Sebagai
pribadi manusia mempunyai kemampuan
untuk menentukan dirinya sendiri.
M
T
W
T
F
Pengertian individu
M
T
W
T
F
Makhluk Infrahuman
Kata individu bagi makhluk infrahuman hanya
terkait dengan perbedaan fisik antara satu jenis
dengan jenis lain,serta urut-urutan menurut ruang
dan waktu tertentu.
M
T
W
T
F
Manusia
M
T
W
T
F
Pengertian individu,bukan hanya bersifat seragam
dan numerik. Namun , manusia terkait atas kualitas.
Dimana dia menghendaki demi dirinya sendiri.
Bagi manusia diri merupakan sumber kegiatan dan
tindakan. Yang berarti bahwa individualitas manusia ada
pada derajat dan martabatnya.
Persona
M
T
W
T
F
Arti persona
Persona dan individualitas
mengandung makna yang
sama, yakni keutuhan.
Dalam hal tersebut manusia
bersifat dinamis. Dimana
manusia akan terus
berkembang.
M
T
W
T
F
Tiga pandangan
Pandangan Ontologis
Tekanan manusia
sebagai pribadi
diletakkan pada
rasionalitas dan
individualitas.
Pandangan Psikologis
Meletakkan inti
pribadi manusia
pada esensi dan
eksistensi
Pandangan Dialogis
Mengaitkan
pribadi manusia
dengan hubungan
antara satu
dengan yang lain
(makhluk
relasional)
M
T
W
T
F
nilai - nilai absolut pribadi
M
T
W
T
F
Esensi manusia sebagai pribadi menyangkut empat hal
mendasar yakni kesadaran akan diri, bersifat otonom
dan transendental, serta komunikatif. Dengan adanya
hal tersebut manusia dapat mempertimbangkan
kualitas tindakannya.
Elemen persona
KARAKTER AKAL BUDI KEBEBASAN
NAMA SUARA HATI PERASAAN
M
T
W
T
F
Dapat disimpulkan bahwa selain
makhluk bertanya,manusia juga
adalah pribadi yang unik. Jiwa
membuat manusia serba baru. Dari
keenam elemen yang telah
disebutkan,bersifat personal. Oleh
karena itu, menghargai elemen
tersebut,berarti menghargai nilai-
nilai kepersonalan manusia
2
3
4
1
Kesimpulan
IKHTISAR SEJARAH
PEMIKIRAN FILSAFAT
DOSEN :
DR. SIGIT SARDJONO, M.S
Pengantar Ilmu Filsafat
KELOMPOK 7
1212100294 Chika Deviyanti
1212100300 Muh. Malindo Ajib P
1212100306 Sella Intania W
Kelas S
Pernah kepada Sang Budha ditanyakan: "Apakah Allah itu?"
Sang Budha tersenyum, menaikkan kening, menggerakkan jari penunjuk ke
bibirnya, dan hanya "Sssst" keluar dari bibirnya.
Hal-hal luhur adalah benar, asalkan tidak sampai dirumuskan; jika
dirumuskan, tidak benar lagi.
Dari : J W M Verhaar, SJ, Identitas Manusia.
Kanisius, 1989, halaman 137
Lia
Zaman Modern
(1500 - 1800)
Aliran rasionalisme
Dipelopori oleh Rene Descartes (1596-1650 M). Dalam buku Discourse de la Methode tahun
1637 ia menegaskan perlunya ada metode yang jitu sebagai dasar kokoh bagi semua
pengetahuan, yaitu dengan menyangsikan segalanya, secara metodis.
Aliran Emprisme
Nyata dalam pemikiran David Hume (1711-1776), yang memilih pengalaman
sebagai sumber utama pengetahuan. Pengalaman itu dapat yang bersifat
lahirilah (yang menyangkut dunia), maupun yang batiniah (yang menyangkut
pribadi manusia). Oleh karena itu pengenalan inderawi merupakan bentuk
pengenalan yang paling jelas dan sempurna.
Aliran Kritisisme
Imanuel Kant (1724-1804) berpendapat bahwa masing-masing pendekatan benar separuh, dan salah
separuh. Benarlah bahwa pengetahuan kita tentang dunia berasal dari indera kita, namun dalam akal
kita ada faktor-faktor yang menentukan bagaimana kita memandang dunia sekitar kita.
Filsafat zaman modern berfokus pada manusia, bukan kosmos (seperti pada zaman kuno),
atau Tuhan (pada abad pertengahan). Dalam zaman modern ada periode yang disebut
Renaissance ("kelahiran kembali"). Filsuf penting adalah N Macchiavelli (1469-1527),
Thoman Hobbes (1588-1679), Thomas More (1478-1535) dan Francis Bacon (1561-1626).
Periode kedua adalah zaman Barok, yang menekankan akal budi. Sistem filsafatnya juga
menggunakan menggunakan matematika. Para filsuf periode ini adalah Rene Descrates,
Barukh de Spinoza (1632-1677) dan Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1710).
Periode ketiga ditandai dengan fajar budi ("enlightenment" atau "Aufklarung"). Para filsuf
katagori ini adalah John Locke (1632-1704), G Berkeley (1684-1753), David Hume (1711-
1776). Dalam katagori ini juga dimasukkan Jean-Jacques Rousseau (1712-1778) dan
Immanuel Kant.
Catatan
Filsafat masa kini merupakan aneka bentuk reaksi langsung atau
taklangsung atas pemikiran Georg Wilhelm Friedrich Hegel (1770-
1831). Menurut Hegel semua yang ada dan semua kejadian
merupakan pelaksanaan-yang-sedang-berjalan dari Yang Mutlak
dan bersifat rohani.
Masa kini (1800-sekarang)
Soekarno mengklim telah mencetuskan marhaenisme sebagai marxisme diterapkan dalam situasi dan kondisi Indonesia.
Eksistensialime merupakan himpunan aneka pemikiran yang memiliki inti sama, yaitu keyakinan, bahwa filsafat harus
berpangkal pada adanya (eksistensi) manusia konkrit, dan bukan pada hakekat (esensi) manusia-pada-umumnya. Tokoh aliran
ini J P Sartre (1905-1980), Kierkegaard (1813-1855), Friederich Nietzche (1844-1900), Karl Jaspers (1883-1969), Martin
Heidegger (1889-1976), Gabriel Marcel (1889-1973).
Fenomenologi merupakan aliran (tokoh penting: Edmund Husserl, 1859-1938) yang ingin mendekati realitas tidak melalui
argumen-argumen, konsep-konsep, atau teori umum. Fenomenologi banyak diterapkan dalam epistemologi, psikologi,
antropologi, dan studi-studi keagamaan (misalnya kajian atas kitab suci).
Pragmatisme tidak menanyakan "apakah itu?", melainkan "apakah gunanya itu?" atau "untuk apakah itu?". Yang
dipersoalkan bukan "benar atau salah", karena ide menjadi benar oleh tindakan tertentu. Tokoh aliran ini: John Dewey (1859-
1914).
Neo-kantisme dan neo-thomisme merupakan aliran-aliran yang merupakan kelahiran kembali dari aliran yang lama, oleh
dialog dengan aliran lain.
Catatan
TOKOH-TOKOH FILSAFAT
Filsafat dimulai oleh Thales, sebagai seorang
filsafat jagat raya. Ia diberi gelar “Bapak
Filsafat”.
THALES (624-546 sm)
Ia menjelaskan bahwa substansi pertama
itu bersifat kekal dan ada dengan
sendirinya.
ANAXIMANDER (610-546 sm)
Ia seorang ahli matematika dan ia mengajarkan
bahwa bilangan merupakan substansi dari semua
benda. Ia menyebut dirinya sebagai philosophos
(pecinta kearifan).
PYTHAGORAS (572-497 sm)
Ia mengatakan bahwa alam semesta itu selalu
dalam keadaan berubah. Ia menyatakan : “Engkau
tidak dapat terjun ke sungai yang sama dua kali
karena air sungai itu selalu mengalir”.
HERACLITUS (544-484 sm)
Ia tokoh relativisme (suatu pandangan bahwa pengetahuan itu dibatasi,
baik oleh akal budi yang serba terbatas maupun oleh cara mengetahui
yang serba terbatas) dan sebagai logikawan pertama. Dalam berfikir ia
menggunakan metode deduksi logis (penyimpulan dari yang umum ke
yang khusus
PARMANIDES (450 sm)
TOKOH-TOKOH FILSAFAT
Ia merupakan tokoh yang merelatifkan kebenaran.
Baginya tidak ada kebenaran mutlak dan tidak ada
generalisasi. Dengan kata lain menurutnya ialah,
“tidak ada kebenaran umum, semua kebenaran
relatif”.
ZENO (490 sm)
Ia membangkitkan semangat berfilsafat. Ia
mengingatkan bahwa persoalan pokok dalam
filsafat bukanlah alam, melainkan manusia. Ia
telah membangkitkan jiwa humanisme
GORGIAS (485-380 sm)
Ia menyatakan bahwa “manusia adalah ukuran
kebenaran”.
PROTAGORAS (480-411 sm)
Menurut Socrates, ada kebenaran objektif, yang
tidak tergantung pada saya atau pada kita. Metode
yang digunakan Socrates untuk mencari
kebenaran disebut dialektika.
SOCRATES (470-399 sm)
Ia murid dan sahabat Socrates. Sebagai muridnya,
Plato menjelaskan bahwa kebenaran umum itu
memang ada, bukan dibuat, melainkan sudah ada di
alam idea.
PLATO (427-347 sm)
Ia dikenal sebagai Bapak Logika. Logikanya disebut
logika tradisional (dalam perkembangannya ada logika
modern). Logika Aristoteles disebut juga logika formal
ARISTOTELES (384-322 sm (480-411 sm)
Salah satu cara umum terpenting pemaparan
tahaptahap perkembangan individu adalah mengacu
pada "lahir, muda, dewasa, dan tua". Dengan
mengkorelasikan masingmasing itu dengan tingkat
kesadaran yang secara progresif lebih tinggi,
muncullah pola yang tampak pada Gambar II.1.
Filsafat sebagai
Demitologisasi
Metafisis
Setiap tahap ini bisa juga berkorelasi dengan daya atau
"fakultas" benak insani tertentu, seperti terlihat dalam
Gambar 11.2
Imajinasi merupakan daya yang mengatur tahun-tahun
pertama kehidupan kita, laksana mitos yang mengatur
pemikiran orang-orang yang hidup di budaya primitif.
Empat Daya Benak
Kita bisa melambangkan tujuan-tujuan terdalam itu
dengan memetakannya pada suatu bujur-sangkar yang
mencakup lingkaran yang tersaji di Gambar 11.2,
sebagaimana terlihat pada Gambar di samping ini
Empat pandangan metafisis tadi bisa dipetakan pada palang sederhana,
Gambar :
Empat Arah Pemikiran Manusia
Empat Analisa di Yunani Kuno
Anaximander (kira-kira 610-546 S.M.), yang berpendapat bahwa di antara empat anasir tersebut tidak ada yang bisa diakui
dengan tepat sebagai unsur dasar, karena anasir tersebut saling berlawanan (seperti basah dan kering, panas dan dingin).
Pandangan ini dikembangkan lebih lanjut oleh Empedokles (kira-kira 495-435 S.M.), yang mengakui keempat anasir
tersebut sebagai realitas-realitas dasar, yang menjelaskan keseimbangannya karena dianut bersama-sama dengan daya
yang berlawanan antara "cinta" (philia) dan "cekcok" (neikos).
Api
(Heraklitus)
Bumi
(Demokritus)
Air
(Thales)
Udara
(Anaximenes)
Filsafat Sebagai Dialog Rasional
Filsuf tersebut, Sokrates (470-399 S.M.), memberi penafsiran yang benar-benar bare mengenai tugas filosofis, yang implikasi
penuhnya merentang sampai 2.000 tahun. Kita mengetahui ide dan kehidupan Sokrates terutama melalui tulisan-tulisan
seorang pengikut dekatnya, Plato (427-347 S.M). empertanyakan apakah sesungguhnya orang tersebut pernah hidup.
Filsafat Sebagal iImu Teleologis
Idealisme plato
forma = realitas
bahan = ilusi
Realisme Aristoteles
Forma + bahan
Substansi (realitas)
Pandangan Plato dam Aristoteles bisa diringkas secara cukup sederhana sebagai
berikut:
Ringkasan ini hanya mencungkil permukaan catatan Aristoteles tentang hakikat substansi, tetapi
cukup memadai untuk maksud pengantar kita.
Dengan memperlakukan rasionalitas itu sendiri sebagai karakteristik
jiwa ilahi, kita bisa memetakan pembedaan Aristoteles pada sebuah
salib, seperti yang terlihat pada Gambar :
Kehidupan insani
(Spiritual, bergerak)
Kehidupan fauna
(non-spiritual,
bergerak)
Kehidupan flora
(non-spiritual, tidak
bergerak)
kehidupan ilahi
(spiritual,tidak
bergerak)
Dalam DA 430a ia mengatakan, bila jiwa "terpasang bebas dari
kondisinya sekarang ini" (yakni manakala raga manusia itu mati),
inti rasionalitas yang tersisa itu "bersifat kekal dan tidak mati".
semua perubahan di dunia sekeliling kita bergerak
menuju titik sandaran terakhir. Di titik ini semua
perubahan itu kembali ke sumber mereka di
penggerak vane tidak bergerak, seperti yang
terlukis pada Gambar :
Penggerak Pertama Selaku Penyebab Trakhir
Ide serupa juga dikembangkan secara cukup rinci oleh seorang
paleontolog abad keduapuluh, pendeta Jesuit, dan filsuf mistis, Pierre
Teilhard de Chardin (1881-1955), yang berpendapat bahwa keseluruhan
kosmos bergerak menuju kesatuandalam-keragaman hakiki (ultimate
unity-in-diversity), bernama "titik omega"--"omega" merupakan huruf
terakhir abjad Yunai dan lambang tujuan abadi.
DOSEN PENGAMPU : DR. SIGIT SARDJONO,
M.S.
FILSAFAT
PANCASILA
DOSEN : DR. SIGIT SARDJONO, M.S.
KELOMPOK 7
1212100294 Chika Deviyanti
1212100300 Muh. Malindo Ajib P
1212100306 Sella Intania W
Kelas S
FILSAFAT
PANCASIL
A
Suatu pengetahuan yang terdalam yang merupakan hakikat Pancasila yang bersifat
essensial, abstrak umum universal, tetap dan tidak berubah.
(Notonagoro, 1966:34).
Hal ini juga sering disebut pengertian dari segi objek formanya.
Dari objek materinya maka pengertian filsafat Pancasila yaitu: suatu sistern
pemikiran yang rasional, sistematis, terdalam dan menyeluruh tentang hakikat
bangsa, negara dan masyarakat Indonesia yang nilai-nilainya telah ada dan digali
dari bangsa Indonesia sendiri. (Notonagoro,1966 :35),
I
Tingkat-tingkat
Pengetahuan
Pancasila
2
.
Secara keseluruhan dalam mempelajari Pancasila diperoleh suatu
pengetahuan ilmiah yang terdiri atas empat tingkat :
●Pertanyaan "Bagaimana"- Suatu pengetahuan deskriptif
●Pertanyaan "Mengapa"- Suatu pengetahuan kausal
●Pertanyaan "Ke mana"- Suatu pengetahuan normatif
●Pertanyaan "Apa"- Suatu pengetahuan esensial
3
Manfaat Filsafat
Pancasila
A.Manfaat Penggunaan
Filsafat
1.Sebagai induk pengetahuan
2.Sebagai pemberi dasar bagi ilmu pengetahuan yang
axiomata yang tidak memerlukan suatu pembuktian yaitu:
A. Asas kebalikan (principium contradictionis).
B. Asas kesamaan dengan diri sendiri (principium ideutIfilos).
C. Asas kemustahilan ketiga (principium exclusitertii).
1.Dengan filsafat setiap ilmu pengetahuan dapat memiliki sila!
dan ciri khasnya masing-masing.
2.Secara umum semua metode ilmu pengetahuan berkembang
dan pertama-tama ditentukan oleh filsafat karena kedudukan
filsafat sebagai induk ilmu pengetahuan.
3.Filsafat dapat memberikan dan mengarahkan ilmu
pengetahuan ke arah tujuan demi kebahagiaan dan
kesejahteraan umat manusia.
4.Dengan filsafat ilmu pengetahuan akan mampu
menyelesaikan masalahnya
B. Manfaat bagi Pendidikan
Kesarjanaan
1.Karena sifat filsafat yang kritis, dinamis serta
mendalam maka memungkinkan bagi
pengembangan akal, menghidupkan kecerdasan
berfikir bagi Para calon saijana.
2.Filsafat berfungsi menggugah pengertian dan
kesadaran manusia akan kedudukannya dalam
hubungannya dengan segala sesuatu di luar dirinya.
3.Menggugah pengertian serta kesadaran para calon
sarjana akan pemikiran kemanusiaan yaitu tentang
kemanusiaan dn masalah kemanusiaan sepanjang
masa.
4.Pendidikan filsafat akan membantuk para sarjana
menjadi ilmuwan yang bijaksana yang memiliki dan
mengamalkan filsafat pandangan hidup, pedoman
hidup, pegangan hidup, dalam kaitannya dengan
kebahagiaan dan kesejahteraan umat manusia
(Notonagoro, tanpa tahun :4)
Hubungan antara Filsafat dan
Ideologi
Dari tradisi sejarah filsafat Barat dapat dibuktikan bahwa turnbuhnya ideologi seperti
liberalismne, kapitalisme, marxisme leninisme, maupun naziisme dan fasisme,
adalah bersumber kepada aliran-aliran filsafat yang berkembang di sana.
Sebagai suatu ideologi yang bersifat terbuka maka Pancasila memiliki dimensi
sebagai berikut :
a.Dimensi idealistis,
b.Dimensi normatif,
c.Dimensi realistis,
4.
Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
5.
Kedudukan Pancasila yang demikian ini
dapat dirinci sebagai berikut :
a.Pancasila adalah merupakan sumber dari
segala sumber hukum (sumber tertib hukum)
Indonesia.
b.Meliputi suasana kebatinan
(geistlichenhintergrund) dari Unlang-lindang
Dasar.
c.Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum
dasar negara (baik hukum dasar tertulis
maupun tidak tertulis).
d.Mengandung norma yang mengharuskan
Undang-Undang Dasar mengandung isi yang
mewajibkan pemerintah dan lain-lain
penyelenggara negara
e.Merupakan sumber semangat bagi UUD
1945, bagi para penyelenggara negara, para
pelaksana pemerintahan
Pancasila
sebagai
Dasar
Filsafat
Negara
BAB III
PANCASILA SEBAGAI SUATU
SISTEM FILASAFAT
Pengertian Pancasila Sebagai Suatu Sistem
Yang dimaksud dengan sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling
berhubungan, saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan
merupakan suatu kesatuan yang utuh sistem lazinmya memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
A.Suatu kesatuan bagian-bagian
B.Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendirisendiri
C.Saling berhubungan, saling ketergantungan
D.Kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama (tujuan sistem)
E.Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks (Shore dan Votch, 1974:22).
Kesatuan Sila-Sila Pancasila
Susunan Pancasila yang bersifat Hierarkhis dan Berbentuk Piramidal
Rumusan Pancasila yang bersifat Hierarkhis dan Berbentuk Piramidal :
Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa adalah meliputi dan menjiwai sila-sila kemanusiaan yang
adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan
permusyawaratan/perwakilan, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sila kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah diliputi dan dijiwai sila Ketuhanan Yang Maha
Esa adalah menjiwai sila-sila persatuan Indonesia, kerakyatan yang dimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dan permusyawaratan/perwakilan, keadilan sosial bagi seluruh raat Indonesia.
Sila ketiga : Persatuan Indonesia adalah diliputi Ketuhanan Yang Maha Esa adalah meliputi dan
menjiwai sila-sila kerakyatan yang dimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan
permusyawaratan/perwakilan, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sila keempat : kerakyatan yang dimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan/perwakilan,
adalah diliputi dan dijiwai oleh sila-sila Ketuhanan Yang Maha Esa kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia, meliputi dan menjiwai sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Sila kelima : Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah diliputi dan dijiawi oleh sila-sila
Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan
yang dimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan/ perwakilan.
Hakikat Sila-sila
Pancasila
A.Ketuhanan, ialah sifat-sifat keadaan negara yang sesuai dengan hakikat Tuhan
(yaitu kesesuaian dalam arti sesuai dengan akibat) merupakan suatu nilai-nilai
agama).
B.Kemanusiaan, ialah sifat-sifat keadaan negara yang sesuai dengan hakikat
manusia.
C.Persatuan, yaitu sifat-sifat dan keadaan negara yang sesuai dengan hakikat satu,
yang berarti membuat menjadi satu rakyat, daerah, dan keadaan negara
Indonesia sehingga terwujud suatu kesatuan.
D.Kerakyatan, yaitu sifat-sifat dan keadan negara yang sesuai dengan hakikat
rakyat.
E.Keadilan, yaitu sifat-sifat dan keadaan negara yang sesuai dengan hakikat adil.
Pengertian Kesesuaian Sifat-sifat dan
Keadaan Negara dengan landasan
Sila-sila Pancasila.
Telah dijelaskan di muka bahwa inti landasan sila-sila. Pancasila
Tuhan, manusia, satu, rakyat dan adil. Konsekuensinya segala
sifat-sifat dan keadaan negara harus sesuai dengan hakikat uhan,
manusia, satu, rakyat, dan adil.
FILSAFAT KEBENARAN
DOSEN PENGAMPU :
DR. SIGIT SARDJONO, M.S.
Pengantar Ilmu Filsafat
KELOMPOK 7
1212100294 Chika Deviyanti
1212100300 Muh. Malindo Ajib P
1212100306 Sella Intania W
Kelas S
Banyak pakar ilmu filsafat yang
menganggap benar bahwa
pengetahuan itu terdiri atas sebagai
berikut:
01
02
03
Pengetahuan Akal.
Pengetahuan Budi.
Pengetahuan Indrawi.
04
05
Pengetahuan Kepercayaan (otoritatif).
Pengetahuan Intuitif.
●Pengetahuan akal itu disebut ilmu yang kemudian untuk membahasnya disebut
logika,
●Pengetahuan budi itu disebut moral yang kemudian untuk
membahasnya disebut etika,
●Pengetahua indrawi itu disebut seni yang untuk membahasnya
disebut estetika.
●Sedangkan pengetahuan kepercayaan itu disebut agama, tetapi dalam hal ini tidak
boleh otoritatif karena agama tidak memaksa, agama harus diterima secara logika,
etika dan estetika dan agama itu hanyalah Islam yang terbukti kebenarannya,
keindahannya dan kebaikannya.
Menurut penulis, yang benar adalah
Jadi titik temu antara logika, etika dan estetika adalah Islam, oleh karena itu pengetahuan intuitif kepada
seseorang yang kemudian disebut nabi harus diuji lebih dahulu, seperti halnya keberadaan Nabi Muhammad
SAW, sebagaimana penulis lakukan bertahun-tahun dalam keadaan atheis dan kemudian baru menerimanya.
Selanjutnya untuk melihat sesuatu itu benar atau tidak benar, maka
beberapa kriteria yang sudah dilembagakan akan penulis sampaikan
beberapa kritik antara lain sebagai berikut :
1. Teori Kebenaran Korespondensi adalah kebenaran yang sesuai antara pernyataan
dengan fakta di lapangan.
2.Kebenaran Koherensi adalah kebenaran atas hubungan antara dua pernyataan.
3.Kebenaran Pragmatis adalah kebenaran hanya dalam salah satu konsekuensi saja.
4.Kebenaran Sintaksis adalah kebanaran yang berangkat dari tata bahasa yang melekat.
5.Teori Kebenaran Semantis
6.Teori Kebenaran Non Deskripsi
7.Kebenaran Logika yang berlebihan adalah kebenaran yang sebenamya telah
merupakan fakta.
8.Teori Kebenaran Performatif
9.Kebenaran Paradigmatik adalah kebenaran yang berubah pada berbagai ruang
dan waktu, jadi setelah kurun waktu tertentu berubah (untuk kategori waktu) dan
pada tempat tertentu berubah (untuk kategori ruang).
10.Teori Kebenaran Proposisi
Menurut Benjamin S. Bloom hal tersebut disebut juga dengan
pembelajaran kognitif yang diurut sebagai berikut :
1. Pengetahuan atau pengenalan seperti mengingat informasi, fakta terminologi, rumus.
2.Pemahaman seperti menjelaskan pengetahuan/informasi yang diketahui dengan
kata-kata sendiri.
3.Penerapan seperti penggunaan dan penerapan informasi ke dalam situasi konteks
yang bare.
4.Analisis seperti memisahkan membedakan komponen-komponen atau elemen-
elemen, suatu fakta, konsep pendapat, asumsi dan kesimpulan.
5.Sintesis seperti mengkombinasikan bagian atau elemen ke dalam suatu kesatuan atau
struktur yang lebih besar.
6.Evaluasi seperti membuat penilaian dan keputusan tentang suatu ide, gagasan
penemuan dalil, metode, produk atau benda dengan menggunakan kriteria tertentu.
YANG MAHA BENAR
Puncak kebenaran itu sendiri sebenamya adalah Allah Yang Maha enar (Al Haq), itulah sebabnya para
pedzikir senantiasa mengucapkan Alhamdulillah" (Segala Puji Bagi Allah) pada setiap penyelesaian
Hubungan antara Logika Islam dengan Tahmid. kali membacakan pidatonya yaitu
➔Ketika terpilih (innagaural speech),
➔Ketika menyampaianlaporan kemajuan (progress report),
➔Ketika digugat pribadinya karena bersalah (impeachment),
➔Ketika menyampaikan pidato pertanggungjawaban (accountability speech).
●Azas kepastian hukum (dalam istilah Belanda disebut Rechtzekerheid sedangkan dalam Islam dikenal
dengan Syariah Fiqih).
●Azas kemurnian tujuan (dalam istilah Belanda disebut Zulverheid van Oogmerk, sedangkan dalam istilah
Islam dikenal dengan Niat).
●Azas keseimbangan (dalam istilah Belanda dikenal dengan Evenwichtigheid,
sedangkan dalam istilah Inggris dikenal dengan The Balancing Theories, dalam Islam dikenal dengan
Wasathan).
110
Penutup
● Kesimpulan : Dari penjelasan materi-materi
diatas,dapat disimpulkanbahwa filsafat
merupakan ibu dari segala ilmu. Hal ini karena
segala hal sesuatu dapat dibahas didalamnya.
● Saran : sebagai manusia yang tentunya sering
dihadapi oleh berbagai macam masalah,
sudah seharusnya kita punya kesadaran diri
untuk mempelajari hal filsafat. Agar kita
sebagai manusia selalu memiliki akal pikiran
yang logis serta kritis dalam berbagai situasi.

More Related Content

Similar to TUGAS AKHIR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 7 KELAS S.pptx

Kumpulan makalah filsafat
Kumpulan makalah filsafatKumpulan makalah filsafat
Kumpulan makalah filsafatViraRosalia
 
Kelompok 11 filsafat Ilmu A (Untag Surabaya) Dosen Pengampu : DR. Sigit Sard...
Kelompok 11 filsafat Ilmu A (Untag Surabaya)  Dosen Pengampu : DR. Sigit Sard...Kelompok 11 filsafat Ilmu A (Untag Surabaya)  Dosen Pengampu : DR. Sigit Sard...
Kelompok 11 filsafat Ilmu A (Untag Surabaya) Dosen Pengampu : DR. Sigit Sard...FristaDeaAmanda
 
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Ms
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, MsKumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Ms
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Msdinyrusdiananda
 
Makalah filsafat
Makalah filsafatMakalah filsafat
Makalah filsafatWarnet Raha
 
Makalah filsafat
Makalah filsafatMakalah filsafat
Makalah filsafatWarnet Raha
 
Tugas Filsafat dalam kehidupan!!!!!.pptx
Tugas Filsafat dalam kehidupan!!!!!.pptxTugas Filsafat dalam kehidupan!!!!!.pptx
Tugas Filsafat dalam kehidupan!!!!!.pptxziloglow
 
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docx
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docxFILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docx
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docxLisdaPuspaawaliaj1
 
tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono, M.S
tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono, M.Stugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono, M.S
tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono, M.Smitamitadwisetyani
 
tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono M.S
tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono M.Stugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono M.S
tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono M.Sbaguspw12
 
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astutiMakalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astutiSeptian Muna Barakati
 
TUGAS AKHIR PENGANTAR FILSAFAT ILMU KEL 6.pptx
TUGAS AKHIR PENGANTAR FILSAFAT ILMU KEL 6.pptxTUGAS AKHIR PENGANTAR FILSAFAT ILMU KEL 6.pptx
TUGAS AKHIR PENGANTAR FILSAFAT ILMU KEL 6.pptxZahraFebta
 
KUMPULAN PPT FILSAFAT KELOMPOK 2.pptx
KUMPULAN PPT FILSAFAT KELOMPOK 2.pptxKUMPULAN PPT FILSAFAT KELOMPOK 2.pptx
KUMPULAN PPT FILSAFAT KELOMPOK 2.pptxCitraFadhil
 
Tugas Pengantar Filsafat Ilmu Kelompok Yela
Tugas Pengantar Filsafat Ilmu Kelompok YelaTugas Pengantar Filsafat Ilmu Kelompok Yela
Tugas Pengantar Filsafat Ilmu Kelompok YelaArjunaMahardhika
 
Kelompok 9 Filsafat Ilmu (A) Tugas Slide
Kelompok 9 Filsafat Ilmu (A) Tugas SlideKelompok 9 Filsafat Ilmu (A) Tugas Slide
Kelompok 9 Filsafat Ilmu (A) Tugas SlideRinda Fn
 
Tugas makalah filsafat ilmu dr.sigit sardjono, ms
Tugas makalah filsafat ilmu dr.sigit sardjono, msTugas makalah filsafat ilmu dr.sigit sardjono, ms
Tugas makalah filsafat ilmu dr.sigit sardjono, msBeautyPuji
 
Rangkuman seluruh PPT kelompok 4 Pengantar Filsafat Ilmu kelas s
Rangkuman seluruh PPT kelompok 4 Pengantar Filsafat Ilmu kelas sRangkuman seluruh PPT kelompok 4 Pengantar Filsafat Ilmu kelas s
Rangkuman seluruh PPT kelompok 4 Pengantar Filsafat Ilmu kelas sElenAnggraini
 

Similar to TUGAS AKHIR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 7 KELAS S.pptx (20)

Kumpulan makalah filsafat
Kumpulan makalah filsafatKumpulan makalah filsafat
Kumpulan makalah filsafat
 
TUGAS KUMPULAN SLIDE.pptx
TUGAS KUMPULAN SLIDE.pptxTUGAS KUMPULAN SLIDE.pptx
TUGAS KUMPULAN SLIDE.pptx
 
Kelompok 11 filsafat Ilmu A (Untag Surabaya) Dosen Pengampu : DR. Sigit Sard...
Kelompok 11 filsafat Ilmu A (Untag Surabaya)  Dosen Pengampu : DR. Sigit Sard...Kelompok 11 filsafat Ilmu A (Untag Surabaya)  Dosen Pengampu : DR. Sigit Sard...
Kelompok 11 filsafat Ilmu A (Untag Surabaya) Dosen Pengampu : DR. Sigit Sard...
 
Makalah filsafat
Makalah filsafatMakalah filsafat
Makalah filsafat
 
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Ms
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, MsKumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Ms
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Ms
 
Makalah filsafat
Makalah filsafatMakalah filsafat
Makalah filsafat
 
Makalah filsafat
Makalah filsafatMakalah filsafat
Makalah filsafat
 
Makalah filsafat
Makalah filsafatMakalah filsafat
Makalah filsafat
 
TUGAS KUMPULAN SLIDE.pptx
TUGAS KUMPULAN SLIDE.pptxTUGAS KUMPULAN SLIDE.pptx
TUGAS KUMPULAN SLIDE.pptx
 
Tugas Filsafat dalam kehidupan!!!!!.pptx
Tugas Filsafat dalam kehidupan!!!!!.pptxTugas Filsafat dalam kehidupan!!!!!.pptx
Tugas Filsafat dalam kehidupan!!!!!.pptx
 
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docx
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docxFILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docx
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docx
 
tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono, M.S
tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono, M.Stugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono, M.S
tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono, M.S
 
tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono M.S
tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono M.Stugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono M.S
tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono M.S
 
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astutiMakalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
 
TUGAS AKHIR PENGANTAR FILSAFAT ILMU KEL 6.pptx
TUGAS AKHIR PENGANTAR FILSAFAT ILMU KEL 6.pptxTUGAS AKHIR PENGANTAR FILSAFAT ILMU KEL 6.pptx
TUGAS AKHIR PENGANTAR FILSAFAT ILMU KEL 6.pptx
 
KUMPULAN PPT FILSAFAT KELOMPOK 2.pptx
KUMPULAN PPT FILSAFAT KELOMPOK 2.pptxKUMPULAN PPT FILSAFAT KELOMPOK 2.pptx
KUMPULAN PPT FILSAFAT KELOMPOK 2.pptx
 
Tugas Pengantar Filsafat Ilmu Kelompok Yela
Tugas Pengantar Filsafat Ilmu Kelompok YelaTugas Pengantar Filsafat Ilmu Kelompok Yela
Tugas Pengantar Filsafat Ilmu Kelompok Yela
 
Kelompok 9 Filsafat Ilmu (A) Tugas Slide
Kelompok 9 Filsafat Ilmu (A) Tugas SlideKelompok 9 Filsafat Ilmu (A) Tugas Slide
Kelompok 9 Filsafat Ilmu (A) Tugas Slide
 
Tugas makalah filsafat ilmu dr.sigit sardjono, ms
Tugas makalah filsafat ilmu dr.sigit sardjono, msTugas makalah filsafat ilmu dr.sigit sardjono, ms
Tugas makalah filsafat ilmu dr.sigit sardjono, ms
 
Rangkuman seluruh PPT kelompok 4 Pengantar Filsafat Ilmu kelas s
Rangkuman seluruh PPT kelompok 4 Pengantar Filsafat Ilmu kelas sRangkuman seluruh PPT kelompok 4 Pengantar Filsafat Ilmu kelas s
Rangkuman seluruh PPT kelompok 4 Pengantar Filsafat Ilmu kelas s
 

Recently uploaded

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 

TUGAS AKHIR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 7 KELAS S.pptx

  • 1. TUGAS AKHIR PENGANTAR FILSAFAT ILMU DOSEN PENGAMPU : Dr. Sigit Sardjon,M.s FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI MANAJEMEN UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA disusun oleh : Chika Deviyanti 1212100294 Muh. Malindo Ajib P 1212100300 Sella Intania W 1212100306 (kelompok 7) 1
  • 2. 2 Pendahuluan ● Filsafat menyentuh berbagai dimensi hidup manusia, keterbukaan total terhadap realitas hidup, kejujuran hati dan merefleksikan suasana jiwa yang tentram dan damai atas dasar gerak hidup berdasarkan perilaku hukum Tuhan dan hukum horizontal yang disusun oleh dan atas kesepakatan universal umat manusia. Hukum ciptaan Tuhan dan hukum ciptaan manusia tidak dipertentangkan, tetapi diselaraskan melalui renungan filsafat dan pendamaian multi dimensi dalam keluhuran budi pekerti, serta mampu menghubungkan akar masalah manusia dengan jembatan penyelesaiannya secara rasional dan jujur.
  • 3. 3 Daftar isi ● Halaman utama ………………………………………………………………………… ● Pendahuluan ……………………………………………………………………………….. ● Daftar isi ……………………………………………………………………………………….. ● Bab 1 ……………………………………………………………………………………………….. ● Bab 2 ………………………………………………………………………………………………. ● Bab 3 ………………………………………………………………………………………………. ● Bab 4 ……………………………………………………………………………………………… ● Bab 5 ……………………………………………………………………………………………… ● Bab 6 ……………………………………………………………………………………………… ● Bab 7 ……………………………………………………………………………………………… ● Bab 8 ……………………………………………………………………………………………… ● Penutup …………………………………………………………………………………………
  • 4. Pengantar Filsafat Ilmu. Dosen pengajar : Dr. Sigit Sardjono, M.S.
  • 5. Nama Kelompok : 1. Chika Deviyanti 1212100294 2. Muh. Malindo Ajib P 1212100300 3. Sella Intania W 1212100306 5
  • 6. Material Summary ❏ Alasan perlunya belajar Filsafat ❏ Manfaat Filsafat untuk kehidupan Perlunya belajar filsafat Perenungan Tentang Filsafat 6 1 2 ❏ Perkembangan Ilmu Filsafat ❏ Hakikat tentang Filsafat
  • 8. Did you know? ❏ Mengapa kita harus mempelajari filsafat ilmu di tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ? 8
  • 9. WHY? ❏ Agar dapat berfikir secara mendalam, luas, kritis dan radikal. ❏ Dapat memahami moral dan etika mengenai ilmu yang akan dipergunakan. 9 ❏ Mengembangkan toleransi terhadap perbedaan pandangan.
  • 10. Seorang filsuf adalah pemburu kebenaran tentang seluruh realitas dalam semua hal yang dipersoalkan. 10
  • 11. 3 hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat Kekaguman atau keheranan. Keraguan. Kesadaran atau keterbatasan. 11
  • 13. Mengartikan filsafat sebagai ilmu yang beminat mencapai kebenaran. Mendefinisikan filsafat sebagai pengetahuan tentang kebenaran. Mendefinisikan filsafat sebagai ilmu pengetahuan tentang Tuhan, alam, dan manusia. Mengartikan filsafat sebagai pecinta kebijaksanaan. Mengartikan filsafat sebagaiilmu tentang pengetahuan alam wujud dan hakikat alam yang sebenarnya. Pengertian Filsafat menurut para pemikir menurut sejarah Pythagoras Plato Aristoteles Descartes Al- Farabi 13
  • 14. Hakikat Filsafat. Filsafat adalah usaha untuk memahani atau mengerti dunia dalam hal maknya dan nilai-nilainya. Dan bidang filsafat sendiri sangatlah luas dan mencakup secara keseluruhan sejauh yang dapat dijangkau oleh pikiran. 14
  • 15. Pendekatan yang digunakan filsafat Seni Ilmu Pengetahuan Agama 15
  • 16. Interesting fact. Filsafat lebih bersifat mendasar dari pada ilmu manapun. Tidak untuk merendahkan derajat ilmu lainnya. Namun, filsafat dipergunakan untuk menghubungkan ilmu dengan segi-segi lain yang berasal dari pengetahuan manusia. 16
  • 17. Filsafat mengkaji masalah : 1. Sistematik 2. Radikal 3. Universal 4. Berfilsafat atau mencari kebenaran 17
  • 19. PENGANTAR FILSAFAT ILMU DOSEN PENGAJAR : Dr. Sigit Sardjono, M.S.
  • 20. NAMA KELOMPOK : 1. CHIKA DEVIYANTI 1212100294 2. MUH. MALINDO AJIB P. 1212100300 3. SELLA INTANIA W. 1212100308
  • 21. PERLUNYA MAHASISWA BELAJAR FILSAFAT Yaitu agar mahasiswa mampu berfikir secara radikal dan mendalam perlu belajar filsafat. Manfaat mempelajari filsafat bisa secara umum dan khusus. Karena adanya rasa kagum atau adanya heran dan keterbatasan mendorong seseorang berfilsafat.
  • 22. A. Alasan Perlunya Belajar 1. Untuk mengerti hal yang dipelajari 2. Memperluas pengetahuan 3.Mengukur tingkat keterampilan dan pengetahuan.
  • 23. Dengan beberapa alasan tersebut ditengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditandai semakin menajamnya spesialisasi ilmu maka filsafat ilmu diperlukan. Diharapkan memiliki penguasaan yang baik atas bidang ilmu yang ditekuni agar bermanfaat dan dapat mengembangkan semangat toleransi dalam perbedaan pandangan.
  • 24. Contoh: Seseorang yang berfilsafat selalu berfikir dan berusaha untuk menemukan hal-hal baru, sehingga ditemukan alat-alat canggih itu semua berkat pengetahuan yang awalnya bermula dari seseorang itu berfilsafat.
  • 25. Filsafat adalah ilmu yang tak terbatas karena tidak menyelidiki suatu bidang dari realitas tertentu saja. Manfaat lain filsafat didasarkan pada pengertian filsafat sebagai suatu integrasi atau pengintegrasian sehingga dapat melakukan fungsi integrasi ilmu pengetahuan. Filsafatmenggiring manusia kepengertian lebih terang dengan pemahaman yang jelas serta menuntun manusia ke tindakan dan perbuatan yang kongkret dan memiliki dua manfaat secara umum dan khusus. B. Manfaat belajar filsafat dalam kehidupan
  • 26. 1. Dengan mempelajari filsafat diharapkan mahasiswa semakin kritis dalam sikap ilmiahnya. 2. Mendatangkan kegunaan bagi para mahasiswa untuk mendalami metode ilmiah dan untuk penelitian ilmiah 3. Membiasakan diri untuk bersikap logis-rasional dalam opini dan argumentasi yang dikemukakan C. Mengapa harus belajar filsafat 4. Mengembangkan semangat toleransi dalam perbedaan pandangan (pluralitas) 5. Mengajarkan cara berfikir yang cermat dan tidak kenal lelah 6. Dengan mempelajari filsafat ilmu memiliki manfaat praktis.
  • 27. D. Hal-hal yang mendorong berfilsafat Sepanjang sejarah kefilsafatan dikalangan filsuf terdapat tiga hal yang mendorong manusia berfilsafat; 1. Kekaguman atau keheranan ketakjuban 2. Keraguan atau kegengsian 3. Kesadaran dan keterbatasan
  • 28. Pengetahuan Ilmu Filsafat PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 7 1212100294 Chika Deviyanti 1212100300 Muh. Malindo Ajib P 1212100306 Sella Intania W DOSEN PENGAMPU : DR. SIGIT SARDJONO, M.S.
  • 29. 4 gejala tahu yaitu : 1 Manusia ingin tahu A.PENGETAHUAN 2 Manusia ingin tahu yang benar 3 Objek tahu ialah yang ada dan yang mungkin ada. 4 manusia tahu bahwa ia tahu
  • 30. Ada 2 (dua) sesuatu dalam putusan sehingga putusan selalu ada bagiannya, yaitu : 1.Yang menjadi dasar pengakuan. 2.Yang diakui terhadap dasar itu. Dasar pengakuan itu disebut subjek dan yang diakui terhadap subjek itu dinamakan predikat. 2 (dua) macam putusan itu maka pengetahuan, yaitu : 1.pengetahuan khusus yang mengenai sesuatu yang satu atau tertentu saja. 2.Pengetahuan umum yang berlaku bagi seluruhnya. Baik pengetahuan khusus maupun pengetahuan umum, keduanya milik manusia berlandaskan pengalaman, entah itu pengalaman manusia itu sendiri ataupun pengalaman orang lain.
  • 31. B. ILMU PENGETAHUAN Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang bertujuan mencapai kebenaran ilmiah tentang objek tertentu, yang diperoleh melalui pendekatan atau cara pandang (approach), metode (method), dan sistem tertentu. Masing-masing pertanyaan itu akan menghasilkan: 1.Ilmu pengetahuan filosofi 2.Ilmu pengetahuan kausalistik 3.Ilmu pengetahuan yang bersifat deskriptif- analitik 4.Ilmu pengetahuan yang bersifat normative Ada 6 (enam) sistem yang lazim dikenal dalam ilmu pengetahuan, yaitu: 1.Sistem tertutup 2.Sistem terbuka 3.Sistem alami 4.Sistem buatan 5.Sistem yang berbentuk lingkaran 6.Sistem yang berbentuk garis lurus
  • 32. Teori Saling Hubungan (Coherence Theory) Ada 3 (tiga) teori pokok tentang kebenaran keilmuan ini, yaitu: Sering disebut teori konsistensi, karena menyatakan bahwa kebenaran itu tergantung pada adanya saling hubungan di antara ide-ide secara tepat, yaitu ide-ide yang sebelumnya telah diterima sebagai kebenaran. Pada umumnya teori memandang masalah kebenaran menurut segi kegunaannya. James mengatakan bahwa 'Tuhan itu ada' adalah benar bagi seseorang yang hidupnya mengalami perubahan. Teori korespondensi ini mengatakan bahwa seluruh pendapat mengenai suatu fakta itu benar jika pendapat itu sendiri disebut fakta yang dimaksud. Teori Persesuaian (Correspondence Theory) Teori Kegunaan (Pragmatic Theory).
  • 33. FILSAFAT ILMU DAN PENELITIAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI DASAR MELAKUKAN PENELITIAN A.Ilmu Sebagai Pengetahuan Ilmu adalah pengetahuan, tetapi tidak semua pengetahuan adalah ilmu. Pengetahuan adalah pembentukan pemikiran asosiatif yang menghubungkan atau menjalin sebuah pikiran dengan kenyataan atau dengan pikiran lain
  • 34. Peranan teori dalam pengembangan ilmu : 01 Sebagai Orientasi 02 03 Sebagai konseptualisasi Sebagai Klasifikasi
  • 35. Terdapat tiga tingkat pemikiran ke arah memperoleh teori itu, yaitu B. TINGKAT KEMANTAPAN TEORI 1. Tingkat Klasikal 1. Tingkat Taksonomikal 1. Tingkat Teoretikal (teori eksak) B. BERFIKIR INDUKTIF DAN DEDUKTIF Kebalikan dari berpikir induktif ialah berpikir deduktif. Penalaran deduktif biasanya mempergunakan silogisme dalam menyimpulkan. Proposisi yang pertama disebut premis mayor, yang kedua disebut premis minor, dan yang ketiga disebut konklusi/ konsekuen/kesimpulan.
  • 36. C. METODE ILMIAH Metode ilmiah merupakan prosedur atau langkah-langkah sistematis dalam mendapatkan pengetahuan ilmiah atau ilmu. Garis besar langkah-langkah sistematis keilmuan adalah : 1)Mencari, merumuskan dan mengidentifikasi masalah 2)Menyusun kerangka pikiran (logical contract) 3)Merumuskan hipotesis (jawaban rasicnal terhadap masalah) 4)Menguji hipotesis secara empiri 5)Melakukan pembahasan 6)Menyimpulkan
  • 37. PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN DOSEN PENGAMPU : DR. SIGIT SARDJONO, M.S Pengantar Filsafat Ilmu
  • 38. KELOMPOK 7 1212100294 Chika Deviyanti 1212100300 Muh. Malindo Ajib P 1212100306 Sella Intania W Kelas S
  • 39. DEFINISI DAN JENIS PENGETAHUAN ●Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu knowledge. Dalam Encyclopedia of Phisolophy dijelaskan bahwa definisi pengetahuan adalah kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief). ●Secara terminologi akan dikemukakan beberapa definisi tentang pengetahuan. Menurut Drs. Sidi Gazalba, pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti, dan pandai. ●Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa pengetahuan (knowledge) adalah proses kehidupan yang diketahui manusia secara Iangsung dari kesadarannya sendiri. Orang pragmatic, terutama John Dewey tidak membedakan pengetahuan dengan kebenaran (antara knowledge dengan truth). Jadi pengetahuan itu harus benar, kalau tidak benar adalah kontradiksi.
  • 40. Pengetahuan Manusia Burhanuddin Salam, mengemukakan bahwa pengetahuan yang dimiliki manusia ada empat, yaitu: Pertama, pengetahuan biasa. Yakni pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan dengan istilah common sense, dan sering diartikan dengan good sense, karena seseorang memiliki sesuatu di mana is menerima secara baik. Common sense diperoleh dari pengalaman sehari-hari, seperti air dapat dipakai untuk menyiram bunga, makanan dapat memuaskan rasa lapar, musim kemarau akan mengeringkan sawah tadah hujan, dan sebagainya. Kedua, pengetahuan ilmu Ilmu pada prinsipnya merupakan usaha untuk mengorganisasikan dan mensistematisasikan common sense, suatu pengetahuan yang berasal dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, pengetahuan filsafat. Yakni pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran yang bersifat kontemplatif dan spekulatif. Pengetahuan filsafat lebih menekankan pada universalitas dan kedalaman kajian tentang sesuatu. Filsafat biasanya memberikan pengetahuan yang reflektif dan kritis, sehingga ilmu yang tadinya kaku dan cenderung tertutup menjadi longgar kembali. Keempat, pengetahuan agama Yakni pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan lewat para utusan- Nya. Pengetahuan agama bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh para pemeluk agama.
  • 41. HAKIKAT DAN SUMBER PENGETAHUAN 1.Hakikat Pengetahuan Pengetahuan pada dasarnya adalah keadaan mental (mental state). Ada dua teori untuk mengetahui hakikat pengetahuan itu, yaitu: 1.Realisme Pengetahuan menurut realisme adalah gambaran atau kopi yang sebenarnya dari apa yang ada dalam alam nyata (dari fakta atau hakikat). Menurut Prof. Dr. Rasjidi, penganut agama perlu sekali mempelajari realisme dengan alasan: 1. Dengan menjelaskan kesulitan-kesulitan yang terdapat dalam pikiran. Kesulitan pikiran tersebut adalah pendapat yang mengatakan bahwa tiap-tiap kejadian dapat diketahui hanya dari segi subjektif. Menurut Rasjidi, pernyataan itu tidak benar sebab adanya faktor subjektif bukan berarti menolak faktor objektif. 2. Dengan jalan memberi pertimbangan-pertimbangan yang positif, menurut Rasjidi, umumnya orang beranggapan bahwa tiap-tiap benda mempunyai satu sebab. 2. Idealisme Ajaran idealisme menegaskan bahwa untuk mendapatkan pengetahuan yang benar-benar sesuai dengan kenyataan adalah mustahil. Oleh karena itu, pengetahuan bagi seorang idealis hanya merupakan gambaran subjektif dan bukan gambaran objektif tentang realitas. Karena itu, pengetahuan menurut teori ini tidak menggambarkan hakikat kebenaran
  • 42. 2. Jenis Pengetahuan A.Rasionalisme Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan. Pengetahuan yang benar diperoleh dan diukur dengan akal. Manusia memperoleh pengetahuan melalui kegiatan menangkap objek. B. Intuisi Menurut Henry Bergson intuisi adalah hasil dari evolusi pemahaman yang tertinggi. Kemampuan ini mirip dengan insting, tetapi berbeda dengan kesadaran dan kebebasanny ia juga mengatakan bahwa intuisi adalah suatu pengetahuan yang langsung, yang mutlak dan bukan pengetahuan yang nisbi. C. Wahyu Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh Allah kepada manusia lewat perantaraan pars nabi.Wahyu Allah (agama) berisikan pengetahuan, balk mengenai kehidupan seseorang yang terjangkau oleh pengalaman, maupun yang mencakup masalah transedental, seperti latar belakang dan tujuan penciptaan manusia, dunia, dan segenap isinya serta kehidupan di akhirat nanti.
  • 43. 3. Kritik Paham Rasionalisme Terhadap Empirisme Kritik ini dituangkan dalam pemikiran sebagai berikut : 1.Metode empiris, dalam sains maupun dalam kehidupan sehari-hari, biasanya bersifat sepotong-sepotong (piece meal). 1.Pengetahuan empiris (empirical knowledge). Pengetahuan empiris diperoleh atas bukti pengindraan dengan penglihatan, pendengaran, dan sentuhan indra lainnya, sehingga kita memiliki konsep dunia di sekitar kita. 1.Pengetahuan otoritas (authoritative knowledge). Kita menerima suatu pengetahuan itu benar bukan karena telah mengeceknya di luar dari diri kita, melainkan telah dijamin oleh otoritas (suatu sumber yang berwibawa, memiliki hak) di lapangan.
  • 44. DASAR DAN JENIS ILMU PENGETAHUAN Dasar ilmu pengetahuan. secara substansial yaitu bertolak dari ontologi, epistemologi, dan aksiologi. 1.Dasar Ontologis Dasar ontologis, menurut Jujun S. Suriasumantri (2010), yaitu bicara tentang hakikat apa yang dikaji. Amsal Bakhtiar (2012) mengemukakan, ontologi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu on/ontos yakni ada, dan logos yakni ilmu, sehingga ontologi adalah ilmu tentang yang ada. Menurut istilah ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, baik yang berbentuk jasmani/konkret maupun rohani/abstrak. Ada beberapa karakteristik ontologi seperti diungkapkan Suparman Suhartono (2005) yang disederhanakan sebagai berikut: ● Pertama, ontologi yaitu studi tentang arti "ada" dan "berada," tentang ciri-ciri esensial dari yang ada dalam dirinya sendirinya, menurut bentuknya yang paling abstrak. ● Kedua, ontologi yaitu cabang filsafat yang mempelajari tata dan struktur realitas dalam arti seluas mungkin, dengan menggunakan kategori seperti: ada atau menjadi, aktualitas atau potensialitas, nyata atau penamkan, esensi atau eksistensi, kesempurnaan, ruang dan waktu, dan perubahan. ● Ketiga, ontologi yaitu cabang filsafat yang mencoba melukiskan hakikat terakhir yang ada, yaitu yang satu, yang obsolut, bentuk abadi, sempurna, dan keberadaan segala sesuatu yang mutlak bergantung kepada-Nya. ● Keempat, ontologi yaitu cabang filsafat yang mempelajari tentang status realitas apakah nyata atau semu, apakah pikiran itu nyata, dan sebagainya.
  • 45. Metode Induktif Yaitu suatu metode yang menyimpulkan pernyataan basil observasi yang disimpulkan dalam suatu pernyataan yang lebih umum. Para tokoh teori ini di antaranya David Hume, Baco D. Verulam, dan John Stuart Mill. 1 2. Dasar Epistemologis Menurut Jujun S. Suriasumantri (2010), dasar epistemologis yaitu metode atau cara-cara mendapatkan pengetahuan yang benar. Kemudian Amsal Bakhtiar (2012) menjelaskan, ontologis yaitu cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan lingkup pengetahuan, pengandaian dan dasar-dasarnya serta pertanggungjawaban atas pertanyaan mengenai pengetahuan yang dimiliki. Beberapa metode itu di antaranya: Metode Deduktif Yaitu suatu metode yang menyimpulkan bahwa data- data empiris diolah lebih lanjut dalam suatu sistem pernyataan yang runtut. Hal-hal yang harus ada dalam metode deduktif yaitu adanya perbandingan logis antara kesimpulan itu sendiri. 2 Metode Kontemplatif Metode ini mengatakan adanya keterbatasan indra dan akal manusia untuk memperoleh pengetahuan, sehingg-a objek yang dihasilkan pun akan berbeda-beda.Tokohnya ialah al- Ghazali. 4 Metode Positivisme Metode ini berpangkal dari apa yang telah diketahui, yang faktual, yang positif. Mengesampingkan 5.000 uraian/persoalan di luar yang ada sebagai fakta.Tokohnya ialah Auguste Comte (1798-1857M). 3 Metode Dialektis atau Dialektik Berasal dari bahasa Yunani dialektike, yang berarti cara/metode berdebat dan wawancara yang diangkat menjadi sarana dalam memperoleh pengertian yang dilakukan secara bersama-sama mencari kebenaran. Tokohnya ialah Hegel yang dalam dialektika di sini berarti mengkompromikan hal-hal mengenai tesis, antitesis, dan sintesis. 5
  • 46. 3. Dasar Aksiologis Menurut Jujun S. Suriasumantri (2010), aksiologi adalah dasar ilmu pengetahuan yang berbicara tentang nilai kegunaan ilmu. Ontologi berasal dari perkataan axios (Yunani) yang berarti nilai dan logos yang berarti teori Masalah utama dalam aksiologi yaitu mengenai nilai teori tentang nilai dalam filsafat mengacu pada permasalahan etika dan estetika. Etika menilai perbuatan manusia, sedangkan estetika berkaitan dengan nilai tentang pengalaman keindahan yang dimiliki oleh menusia terhadap lingkungan dan fenomena di sekelilingnya. Oleh karena itu, solusi bagi ilmu yang terikat dengan nilai-nilai yaitu harus ada transendensi bahwa ilmu pengetahuan terbuka pada konteksnya, dan agamalah yang menjadi konteks itu.
  • 47. OBJEK DAN KONSEP ILMU PENGETAHUAN ILMIAH Para filsuf membagi Objek pengetahuan ilmiah atau objek keilmuan ini dalam dua golongan besar, seperti yang telah disebut di atas, yaitu objek material dan objek formal keilmuan. Objek material meliputi ide abstrak, benda-benda fisik, jasad hidup, gejala rohani, gejala sosial, gejala kejiwaan, gejala clam, proses tanda, dan sejenisnya. Objek Ilmu Pengetahuan Ilmiah 1. Konsep sangat penting bagi pembentukan atau untuk membangun suatu teori bagi kepentingan suatu penelitian yang menghasilkan ilmu atau kepentingan praktis. Membangun suatu teori sangat dibutuhkan dukungan konsep yang banyak. Konsep ini ada juga yang memahami identik dengan konstruk, definisi, dan proposisi. Konsep Ilmu 2. Ada enam komponen proses dari pengetahuan menuju ilmu pengetahuan, sebagaimana dikernukakan dalam Koento Wibisiono, 2005. ➢Pertama, adanya masalah (problem) ➢Kedua, adanya sikap (attitude). ➢Ketiga, adanya rnetode (method). ➢Keempat, adanya aktivitas (activity). ➢Kelima, adanya kesimpulan (conclusions) ➢Keenam, adanya beberapa pengaruh (effects). Keenam hal ini menjadi kesatuan yang tidak terpisahkan ctalam proses lahirnya ilmu. Konsep Pengetahuan 3.
  • 48. OBJEK DAN KONSEP ILMU PENGETAHUAN ILMIAH Ilmu pengetahuan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan filsafat. Bagi para filsafat ilmu pengetahuan itu, filsafat yaitu ilmu pengetahuan. Kata Ali Maksum (2011) filsafat disebut sebagai mater scientiarum atau induk segala ilmu pengetahuan. Berkat ilmu pengetahuan manusia dapat meraih kemajuan yang sangat menakjubkan dalam segala bidang kehidupan. Konsep Ilmu Pengetahuan 4. Tujuan ilmu pengetahuan dapat dibedakan menjadi dua macam berdasarkan alirannya, sebagaimana dikemukakan oleh Darsono Prawinegoro (2011), yakni: Pertama, berdasarkan pengembangan ilmu pengetahuan untuk keperluan ilmu pengetahuan itu sendiri, yaitu sebatas untuk memenuhi rasa keingintahuan manusia. Kedua, ilrnu,pengetahuan pragmatis. Tujuam Ilmu Pengetahuan 5. Ilmu sebagai pengetahuan ilmiah berbeda dengan pengetahuan biasa , memiliki ciri tersendiri di antara ciri yang dimiliki oleh ilmu pengetahuan seperti dikemukakan Konrad Kebug (2011), yaitu: ● Pertama, sistematis. ● Kedua, empiris. ● Ketiga, objektif ● Keempat, analitis. ● Kelima, verifikatif. Ciri - ciri Ilmu Pengetahuan 6.
  • 49. PENJELASAN ILMU Batas penjelasan ilmu yaitu ketika manusia berhenti berpikir untuk mencari pengetahuan, ilmu didapatkan dari penjelasan pengalaman manusia, sehingga jika manusia memulai penjelasannya pada pengalaman manusia dan berhenti di batas pengalaman manusiaIlmu memulai penjelasannya pada pengalaman manusia dan berhenti pada batas pengalaman manusia. Jadi, ilmu tidak mempelajari masalah surga dan neraka dan juga tidak mempelajari sebab musabab kejadian terjadinya manusia, sebab kejadian itu berada di luar jangkauan pengalaman manusia. Ilmu hanya membatasi daripada hal-hal yang berbeda dalam pengalaman, yaitu terletak pada fungsi ilmu itu sendiri dalam kehidupan manusia; yakni sebagai alat pembantu manusia dalam menanggulangi masalah yang dihadapi seharihari.
  • 50. 2 3 4 1 Dosen Pengajar : Dr. Sigit Sardjono, M.S. FILSAFAT ILMU
  • 51. NAMA KELOMPOK 6 : 1. CHIKA DEVIYANTI 1212100294 2. MUH. MALINDO AJIB P. 1212100300 3. SELLA INTANIA W. 1212100308 1 2 3 4
  • 52. Keberadaan Manusia DILIHAT DARI SISI FILSAFAT Start!
  • 53. MANUSIA Dimana ia mempertanyakan dirinya,keberadaannya,dan dunianya. Secara rasional anggapan-anggapan yang terkait dengan pertanyaan,memeriksa dan mempertimbangkan penyelesaian yang telah diajukan mengenai masalah,menarik hipotesa,menguji konsekuensi dari hipotesa,dan akhirnya menarik kesimpulan yang secara rasional dapat dipertanggung jawabkan. HANYA MANUSIA,MAKHLUK YANG MAMPU BERTANYA 2 3 4 1
  • 55. Siapakah manusia itu ? ❏ Merupakan pertanyaan yang paling mendasar dan paling utama dalam sejarah manusia. ❏ Sebelum Sokrates (469-399 sM) muncul di Yunani pertanyaan tersebut sudah ada. Dalam masa tersebut, para penulis Kristiani menyatakan bahwa manusia berperilaku secara benar dan mencapai pemenuhan diri hanya jika dia hidup sesuai dengan aturan agama dan menjadikan Allah sebagai model hidup satu-satunya.
  • 56. Menurut filsuf modern Dimana manusia menjadikan dirinya sendiri menjadi sebuah ukuran dalam segala hal,karena itu tidak ada hal yang lebih tinggi dan lebih luas dari manusia itu sendiri. Bahwa manusia adalah makhluk yang tertinggi 2 3 4 1
  • 57. Apa itu filsafat ? Definisi filsafat M T W T F
  • 58. Apa itu filsafat ? Kata “filsafat” berasal dari bahasa Yunani. 2 3 4 1 Yakni philein, artinya mencintai dan sophia, artinya kebijaksanaan. Secara harfiah filsafat diartikan dengan cinta akan kebijaksanaan.
  • 59. Beberapa filsuf Yunani Herodotus (484425 sM) Herodotus menggunakan kata philosophein dalam upaya untuk menemukan sesuatu Pythagoras (560-480 sM) Adalah Pengetahuan hasil komplementasi Plato (427-347 sM) Menunjukkan hakikat filsafat sebagai hasil komplementasi dalam lima karakter M T W T F
  • 60. Hasil 5 karakter menurut plato : Berusaha mencapai realitas yang terdalam Bertujuan untuk menangkap tujuan ideal realitas Menggunakan metode dialektis Dapat bertahan terhadap diskusi kritis M T W T F Bertujuan untuk menangkap tujuan ideal realitas
  • 61. Definisi filsafat 2 3 4 1 Apabila terdapat sejumlah aktivitas dan pemikiran rasional yang mempertanyakan makna hidup,menguji kebenaran nilai dan secara kritis merefleksikan keyakinan- keyakinan yang diajarkan dalam masyarakat,maka pastilah termasuk dalam kegiatan berfilsafat.
  • 63. Filsafat manusia dan ilmu-ilmu lain Filsafat manusia adalah bagian dari sistem filsafat yang menyoroti hakikat manusia. Dimana ilmu-ilmu sosial,mengarahkan diri pada sebuah penjelasan terhadap realitas hidup manusia yang dikumpulkan kemudian dirangkai menjadi satu kesatuan. M T W T F
  • 64. Metode filsafat manusia Filsafat manusia memikirkan aspek-aspek mendasar yang bersifat metafisis dan spiritualitas tentang manusia. Bagaimana manusia bisa melakukan penelusuran terhadap hal-hal yang bersifat meta empiris itu? Yaitu dengan melalui refleksi suatu kegiatan filsafat menangkap nomena. Karena itu dalam filsafat “mempertanyakan” bukanlah hal yang tabu,tetapi menjadi sebuah keharusan. M T W T F
  • 65. Relevansi Filsafat manusia Sebagai konsekuensi lebih lanjut dari butir kedua,filsafat manusia mengantar kita untuk semakin mampu bertanggung jawab terhadpa diri kita dan sesama Dengan mendalami manusia,kita mengenal manusia dengan lebih baik Dengan bertanya kita mewujudkan hakikat manusia M T W T F
  • 66. Batasan dalam buku 1 2 3 4 Manusia adalah makhluk multidimensioanal. Mengingat hal tersebut penulis membatasi diri pada topik-topik tertentu yang berkaitan dengan eksestensi manusia. Dengan demikian pendekatan yang digunakan adalah pendekatan tematis.
  • 68. Pengantar Persona atau pribadi merupakan salah satu dimensi mendasar manusia. Sebagai pribadi manusia mempunyai kemampuan untuk menentukan dirinya sendiri. M T W T F
  • 70. Makhluk Infrahuman Kata individu bagi makhluk infrahuman hanya terkait dengan perbedaan fisik antara satu jenis dengan jenis lain,serta urut-urutan menurut ruang dan waktu tertentu. M T W T F
  • 71. Manusia M T W T F Pengertian individu,bukan hanya bersifat seragam dan numerik. Namun , manusia terkait atas kualitas. Dimana dia menghendaki demi dirinya sendiri. Bagi manusia diri merupakan sumber kegiatan dan tindakan. Yang berarti bahwa individualitas manusia ada pada derajat dan martabatnya.
  • 73. Arti persona Persona dan individualitas mengandung makna yang sama, yakni keutuhan. Dalam hal tersebut manusia bersifat dinamis. Dimana manusia akan terus berkembang. M T W T F
  • 74. Tiga pandangan Pandangan Ontologis Tekanan manusia sebagai pribadi diletakkan pada rasionalitas dan individualitas. Pandangan Psikologis Meletakkan inti pribadi manusia pada esensi dan eksistensi Pandangan Dialogis Mengaitkan pribadi manusia dengan hubungan antara satu dengan yang lain (makhluk relasional) M T W T F
  • 75. nilai - nilai absolut pribadi M T W T F Esensi manusia sebagai pribadi menyangkut empat hal mendasar yakni kesadaran akan diri, bersifat otonom dan transendental, serta komunikatif. Dengan adanya hal tersebut manusia dapat mempertimbangkan kualitas tindakannya.
  • 76. Elemen persona KARAKTER AKAL BUDI KEBEBASAN NAMA SUARA HATI PERASAAN M T W T F
  • 77. Dapat disimpulkan bahwa selain makhluk bertanya,manusia juga adalah pribadi yang unik. Jiwa membuat manusia serba baru. Dari keenam elemen yang telah disebutkan,bersifat personal. Oleh karena itu, menghargai elemen tersebut,berarti menghargai nilai- nilai kepersonalan manusia 2 3 4 1 Kesimpulan
  • 78. IKHTISAR SEJARAH PEMIKIRAN FILSAFAT DOSEN : DR. SIGIT SARDJONO, M.S Pengantar Ilmu Filsafat
  • 79. KELOMPOK 7 1212100294 Chika Deviyanti 1212100300 Muh. Malindo Ajib P 1212100306 Sella Intania W Kelas S
  • 80. Pernah kepada Sang Budha ditanyakan: "Apakah Allah itu?" Sang Budha tersenyum, menaikkan kening, menggerakkan jari penunjuk ke bibirnya, dan hanya "Sssst" keluar dari bibirnya. Hal-hal luhur adalah benar, asalkan tidak sampai dirumuskan; jika dirumuskan, tidak benar lagi. Dari : J W M Verhaar, SJ, Identitas Manusia. Kanisius, 1989, halaman 137 Lia
  • 81. Zaman Modern (1500 - 1800) Aliran rasionalisme Dipelopori oleh Rene Descartes (1596-1650 M). Dalam buku Discourse de la Methode tahun 1637 ia menegaskan perlunya ada metode yang jitu sebagai dasar kokoh bagi semua pengetahuan, yaitu dengan menyangsikan segalanya, secara metodis. Aliran Emprisme Nyata dalam pemikiran David Hume (1711-1776), yang memilih pengalaman sebagai sumber utama pengetahuan. Pengalaman itu dapat yang bersifat lahirilah (yang menyangkut dunia), maupun yang batiniah (yang menyangkut pribadi manusia). Oleh karena itu pengenalan inderawi merupakan bentuk pengenalan yang paling jelas dan sempurna. Aliran Kritisisme Imanuel Kant (1724-1804) berpendapat bahwa masing-masing pendekatan benar separuh, dan salah separuh. Benarlah bahwa pengetahuan kita tentang dunia berasal dari indera kita, namun dalam akal kita ada faktor-faktor yang menentukan bagaimana kita memandang dunia sekitar kita.
  • 82. Filsafat zaman modern berfokus pada manusia, bukan kosmos (seperti pada zaman kuno), atau Tuhan (pada abad pertengahan). Dalam zaman modern ada periode yang disebut Renaissance ("kelahiran kembali"). Filsuf penting adalah N Macchiavelli (1469-1527), Thoman Hobbes (1588-1679), Thomas More (1478-1535) dan Francis Bacon (1561-1626). Periode kedua adalah zaman Barok, yang menekankan akal budi. Sistem filsafatnya juga menggunakan menggunakan matematika. Para filsuf periode ini adalah Rene Descrates, Barukh de Spinoza (1632-1677) dan Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1710). Periode ketiga ditandai dengan fajar budi ("enlightenment" atau "Aufklarung"). Para filsuf katagori ini adalah John Locke (1632-1704), G Berkeley (1684-1753), David Hume (1711- 1776). Dalam katagori ini juga dimasukkan Jean-Jacques Rousseau (1712-1778) dan Immanuel Kant. Catatan
  • 83. Filsafat masa kini merupakan aneka bentuk reaksi langsung atau taklangsung atas pemikiran Georg Wilhelm Friedrich Hegel (1770- 1831). Menurut Hegel semua yang ada dan semua kejadian merupakan pelaksanaan-yang-sedang-berjalan dari Yang Mutlak dan bersifat rohani. Masa kini (1800-sekarang)
  • 84. Soekarno mengklim telah mencetuskan marhaenisme sebagai marxisme diterapkan dalam situasi dan kondisi Indonesia. Eksistensialime merupakan himpunan aneka pemikiran yang memiliki inti sama, yaitu keyakinan, bahwa filsafat harus berpangkal pada adanya (eksistensi) manusia konkrit, dan bukan pada hakekat (esensi) manusia-pada-umumnya. Tokoh aliran ini J P Sartre (1905-1980), Kierkegaard (1813-1855), Friederich Nietzche (1844-1900), Karl Jaspers (1883-1969), Martin Heidegger (1889-1976), Gabriel Marcel (1889-1973). Fenomenologi merupakan aliran (tokoh penting: Edmund Husserl, 1859-1938) yang ingin mendekati realitas tidak melalui argumen-argumen, konsep-konsep, atau teori umum. Fenomenologi banyak diterapkan dalam epistemologi, psikologi, antropologi, dan studi-studi keagamaan (misalnya kajian atas kitab suci). Pragmatisme tidak menanyakan "apakah itu?", melainkan "apakah gunanya itu?" atau "untuk apakah itu?". Yang dipersoalkan bukan "benar atau salah", karena ide menjadi benar oleh tindakan tertentu. Tokoh aliran ini: John Dewey (1859- 1914). Neo-kantisme dan neo-thomisme merupakan aliran-aliran yang merupakan kelahiran kembali dari aliran yang lama, oleh dialog dengan aliran lain. Catatan
  • 85. TOKOH-TOKOH FILSAFAT Filsafat dimulai oleh Thales, sebagai seorang filsafat jagat raya. Ia diberi gelar “Bapak Filsafat”. THALES (624-546 sm) Ia menjelaskan bahwa substansi pertama itu bersifat kekal dan ada dengan sendirinya. ANAXIMANDER (610-546 sm) Ia seorang ahli matematika dan ia mengajarkan bahwa bilangan merupakan substansi dari semua benda. Ia menyebut dirinya sebagai philosophos (pecinta kearifan). PYTHAGORAS (572-497 sm) Ia mengatakan bahwa alam semesta itu selalu dalam keadaan berubah. Ia menyatakan : “Engkau tidak dapat terjun ke sungai yang sama dua kali karena air sungai itu selalu mengalir”. HERACLITUS (544-484 sm) Ia tokoh relativisme (suatu pandangan bahwa pengetahuan itu dibatasi, baik oleh akal budi yang serba terbatas maupun oleh cara mengetahui yang serba terbatas) dan sebagai logikawan pertama. Dalam berfikir ia menggunakan metode deduksi logis (penyimpulan dari yang umum ke yang khusus PARMANIDES (450 sm)
  • 86. TOKOH-TOKOH FILSAFAT Ia merupakan tokoh yang merelatifkan kebenaran. Baginya tidak ada kebenaran mutlak dan tidak ada generalisasi. Dengan kata lain menurutnya ialah, “tidak ada kebenaran umum, semua kebenaran relatif”. ZENO (490 sm) Ia membangkitkan semangat berfilsafat. Ia mengingatkan bahwa persoalan pokok dalam filsafat bukanlah alam, melainkan manusia. Ia telah membangkitkan jiwa humanisme GORGIAS (485-380 sm) Ia menyatakan bahwa “manusia adalah ukuran kebenaran”. PROTAGORAS (480-411 sm) Menurut Socrates, ada kebenaran objektif, yang tidak tergantung pada saya atau pada kita. Metode yang digunakan Socrates untuk mencari kebenaran disebut dialektika. SOCRATES (470-399 sm) Ia murid dan sahabat Socrates. Sebagai muridnya, Plato menjelaskan bahwa kebenaran umum itu memang ada, bukan dibuat, melainkan sudah ada di alam idea. PLATO (427-347 sm) Ia dikenal sebagai Bapak Logika. Logikanya disebut logika tradisional (dalam perkembangannya ada logika modern). Logika Aristoteles disebut juga logika formal ARISTOTELES (384-322 sm (480-411 sm)
  • 87. Salah satu cara umum terpenting pemaparan tahaptahap perkembangan individu adalah mengacu pada "lahir, muda, dewasa, dan tua". Dengan mengkorelasikan masingmasing itu dengan tingkat kesadaran yang secara progresif lebih tinggi, muncullah pola yang tampak pada Gambar II.1. Filsafat sebagai Demitologisasi Metafisis Setiap tahap ini bisa juga berkorelasi dengan daya atau "fakultas" benak insani tertentu, seperti terlihat dalam Gambar 11.2 Imajinasi merupakan daya yang mengatur tahun-tahun pertama kehidupan kita, laksana mitos yang mengatur pemikiran orang-orang yang hidup di budaya primitif. Empat Daya Benak Kita bisa melambangkan tujuan-tujuan terdalam itu dengan memetakannya pada suatu bujur-sangkar yang mencakup lingkaran yang tersaji di Gambar 11.2, sebagaimana terlihat pada Gambar di samping ini
  • 88. Empat pandangan metafisis tadi bisa dipetakan pada palang sederhana, Gambar : Empat Arah Pemikiran Manusia Empat Analisa di Yunani Kuno Anaximander (kira-kira 610-546 S.M.), yang berpendapat bahwa di antara empat anasir tersebut tidak ada yang bisa diakui dengan tepat sebagai unsur dasar, karena anasir tersebut saling berlawanan (seperti basah dan kering, panas dan dingin). Pandangan ini dikembangkan lebih lanjut oleh Empedokles (kira-kira 495-435 S.M.), yang mengakui keempat anasir tersebut sebagai realitas-realitas dasar, yang menjelaskan keseimbangannya karena dianut bersama-sama dengan daya yang berlawanan antara "cinta" (philia) dan "cekcok" (neikos). Api (Heraklitus) Bumi (Demokritus) Air (Thales) Udara (Anaximenes)
  • 89. Filsafat Sebagai Dialog Rasional Filsuf tersebut, Sokrates (470-399 S.M.), memberi penafsiran yang benar-benar bare mengenai tugas filosofis, yang implikasi penuhnya merentang sampai 2.000 tahun. Kita mengetahui ide dan kehidupan Sokrates terutama melalui tulisan-tulisan seorang pengikut dekatnya, Plato (427-347 S.M). empertanyakan apakah sesungguhnya orang tersebut pernah hidup. Filsafat Sebagal iImu Teleologis Idealisme plato forma = realitas bahan = ilusi Realisme Aristoteles Forma + bahan Substansi (realitas) Pandangan Plato dam Aristoteles bisa diringkas secara cukup sederhana sebagai berikut: Ringkasan ini hanya mencungkil permukaan catatan Aristoteles tentang hakikat substansi, tetapi cukup memadai untuk maksud pengantar kita.
  • 90. Dengan memperlakukan rasionalitas itu sendiri sebagai karakteristik jiwa ilahi, kita bisa memetakan pembedaan Aristoteles pada sebuah salib, seperti yang terlihat pada Gambar : Kehidupan insani (Spiritual, bergerak) Kehidupan fauna (non-spiritual, bergerak) Kehidupan flora (non-spiritual, tidak bergerak) kehidupan ilahi (spiritual,tidak bergerak) Dalam DA 430a ia mengatakan, bila jiwa "terpasang bebas dari kondisinya sekarang ini" (yakni manakala raga manusia itu mati), inti rasionalitas yang tersisa itu "bersifat kekal dan tidak mati". semua perubahan di dunia sekeliling kita bergerak menuju titik sandaran terakhir. Di titik ini semua perubahan itu kembali ke sumber mereka di penggerak vane tidak bergerak, seperti yang terlukis pada Gambar :
  • 91. Penggerak Pertama Selaku Penyebab Trakhir Ide serupa juga dikembangkan secara cukup rinci oleh seorang paleontolog abad keduapuluh, pendeta Jesuit, dan filsuf mistis, Pierre Teilhard de Chardin (1881-1955), yang berpendapat bahwa keseluruhan kosmos bergerak menuju kesatuandalam-keragaman hakiki (ultimate unity-in-diversity), bernama "titik omega"--"omega" merupakan huruf terakhir abjad Yunai dan lambang tujuan abadi.
  • 92. DOSEN PENGAMPU : DR. SIGIT SARDJONO, M.S. FILSAFAT PANCASILA
  • 93. DOSEN : DR. SIGIT SARDJONO, M.S. KELOMPOK 7 1212100294 Chika Deviyanti 1212100300 Muh. Malindo Ajib P 1212100306 Sella Intania W Kelas S
  • 94. FILSAFAT PANCASIL A Suatu pengetahuan yang terdalam yang merupakan hakikat Pancasila yang bersifat essensial, abstrak umum universal, tetap dan tidak berubah. (Notonagoro, 1966:34). Hal ini juga sering disebut pengertian dari segi objek formanya. Dari objek materinya maka pengertian filsafat Pancasila yaitu: suatu sistern pemikiran yang rasional, sistematis, terdalam dan menyeluruh tentang hakikat bangsa, negara dan masyarakat Indonesia yang nilai-nilainya telah ada dan digali dari bangsa Indonesia sendiri. (Notonagoro,1966 :35), I
  • 95. Tingkat-tingkat Pengetahuan Pancasila 2 . Secara keseluruhan dalam mempelajari Pancasila diperoleh suatu pengetahuan ilmiah yang terdiri atas empat tingkat : ●Pertanyaan "Bagaimana"- Suatu pengetahuan deskriptif ●Pertanyaan "Mengapa"- Suatu pengetahuan kausal ●Pertanyaan "Ke mana"- Suatu pengetahuan normatif ●Pertanyaan "Apa"- Suatu pengetahuan esensial
  • 96. 3 Manfaat Filsafat Pancasila A.Manfaat Penggunaan Filsafat 1.Sebagai induk pengetahuan 2.Sebagai pemberi dasar bagi ilmu pengetahuan yang axiomata yang tidak memerlukan suatu pembuktian yaitu: A. Asas kebalikan (principium contradictionis). B. Asas kesamaan dengan diri sendiri (principium ideutIfilos). C. Asas kemustahilan ketiga (principium exclusitertii). 1.Dengan filsafat setiap ilmu pengetahuan dapat memiliki sila! dan ciri khasnya masing-masing. 2.Secara umum semua metode ilmu pengetahuan berkembang dan pertama-tama ditentukan oleh filsafat karena kedudukan filsafat sebagai induk ilmu pengetahuan. 3.Filsafat dapat memberikan dan mengarahkan ilmu pengetahuan ke arah tujuan demi kebahagiaan dan kesejahteraan umat manusia. 4.Dengan filsafat ilmu pengetahuan akan mampu menyelesaikan masalahnya B. Manfaat bagi Pendidikan Kesarjanaan 1.Karena sifat filsafat yang kritis, dinamis serta mendalam maka memungkinkan bagi pengembangan akal, menghidupkan kecerdasan berfikir bagi Para calon saijana. 2.Filsafat berfungsi menggugah pengertian dan kesadaran manusia akan kedudukannya dalam hubungannya dengan segala sesuatu di luar dirinya. 3.Menggugah pengertian serta kesadaran para calon sarjana akan pemikiran kemanusiaan yaitu tentang kemanusiaan dn masalah kemanusiaan sepanjang masa. 4.Pendidikan filsafat akan membantuk para sarjana menjadi ilmuwan yang bijaksana yang memiliki dan mengamalkan filsafat pandangan hidup, pedoman hidup, pegangan hidup, dalam kaitannya dengan kebahagiaan dan kesejahteraan umat manusia (Notonagoro, tanpa tahun :4)
  • 97. Hubungan antara Filsafat dan Ideologi Dari tradisi sejarah filsafat Barat dapat dibuktikan bahwa turnbuhnya ideologi seperti liberalismne, kapitalisme, marxisme leninisme, maupun naziisme dan fasisme, adalah bersumber kepada aliran-aliran filsafat yang berkembang di sana. Sebagai suatu ideologi yang bersifat terbuka maka Pancasila memiliki dimensi sebagai berikut : a.Dimensi idealistis, b.Dimensi normatif, c.Dimensi realistis, 4. Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka 5.
  • 98. Kedudukan Pancasila yang demikian ini dapat dirinci sebagai berikut : a.Pancasila adalah merupakan sumber dari segala sumber hukum (sumber tertib hukum) Indonesia. b.Meliputi suasana kebatinan (geistlichenhintergrund) dari Unlang-lindang Dasar. c.Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara (baik hukum dasar tertulis maupun tidak tertulis). d.Mengandung norma yang mengharuskan Undang-Undang Dasar mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara e.Merupakan sumber semangat bagi UUD 1945, bagi para penyelenggara negara, para pelaksana pemerintahan Pancasila sebagai Dasar Filsafat Negara
  • 99. BAB III PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM FILASAFAT Pengertian Pancasila Sebagai Suatu Sistem Yang dimaksud dengan sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh sistem lazinmya memiliki ciri-ciri sebagai berikut : A.Suatu kesatuan bagian-bagian B.Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendirisendiri C.Saling berhubungan, saling ketergantungan D.Kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama (tujuan sistem) E.Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks (Shore dan Votch, 1974:22).
  • 100. Kesatuan Sila-Sila Pancasila Susunan Pancasila yang bersifat Hierarkhis dan Berbentuk Piramidal Rumusan Pancasila yang bersifat Hierarkhis dan Berbentuk Piramidal : Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa adalah meliputi dan menjiwai sila-sila kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan/perwakilan, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sila kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah diliputi dan dijiwai sila Ketuhanan Yang Maha Esa adalah menjiwai sila-sila persatuan Indonesia, kerakyatan yang dimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan/perwakilan, keadilan sosial bagi seluruh raat Indonesia. Sila ketiga : Persatuan Indonesia adalah diliputi Ketuhanan Yang Maha Esa adalah meliputi dan menjiwai sila-sila kerakyatan yang dimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan/perwakilan, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sila keempat : kerakyatan yang dimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan/perwakilan, adalah diliputi dan dijiwai oleh sila-sila Ketuhanan Yang Maha Esa kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, meliputi dan menjiwai sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sila kelima : Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah diliputi dan dijiawi oleh sila-sila Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan/ perwakilan.
  • 101. Hakikat Sila-sila Pancasila A.Ketuhanan, ialah sifat-sifat keadaan negara yang sesuai dengan hakikat Tuhan (yaitu kesesuaian dalam arti sesuai dengan akibat) merupakan suatu nilai-nilai agama). B.Kemanusiaan, ialah sifat-sifat keadaan negara yang sesuai dengan hakikat manusia. C.Persatuan, yaitu sifat-sifat dan keadaan negara yang sesuai dengan hakikat satu, yang berarti membuat menjadi satu rakyat, daerah, dan keadaan negara Indonesia sehingga terwujud suatu kesatuan. D.Kerakyatan, yaitu sifat-sifat dan keadan negara yang sesuai dengan hakikat rakyat. E.Keadilan, yaitu sifat-sifat dan keadaan negara yang sesuai dengan hakikat adil.
  • 102. Pengertian Kesesuaian Sifat-sifat dan Keadaan Negara dengan landasan Sila-sila Pancasila. Telah dijelaskan di muka bahwa inti landasan sila-sila. Pancasila Tuhan, manusia, satu, rakyat dan adil. Konsekuensinya segala sifat-sifat dan keadaan negara harus sesuai dengan hakikat uhan, manusia, satu, rakyat, dan adil.
  • 103. FILSAFAT KEBENARAN DOSEN PENGAMPU : DR. SIGIT SARDJONO, M.S. Pengantar Ilmu Filsafat
  • 104. KELOMPOK 7 1212100294 Chika Deviyanti 1212100300 Muh. Malindo Ajib P 1212100306 Sella Intania W Kelas S
  • 105. Banyak pakar ilmu filsafat yang menganggap benar bahwa pengetahuan itu terdiri atas sebagai berikut: 01 02 03 Pengetahuan Akal. Pengetahuan Budi. Pengetahuan Indrawi. 04 05 Pengetahuan Kepercayaan (otoritatif). Pengetahuan Intuitif.
  • 106. ●Pengetahuan akal itu disebut ilmu yang kemudian untuk membahasnya disebut logika, ●Pengetahuan budi itu disebut moral yang kemudian untuk membahasnya disebut etika, ●Pengetahua indrawi itu disebut seni yang untuk membahasnya disebut estetika. ●Sedangkan pengetahuan kepercayaan itu disebut agama, tetapi dalam hal ini tidak boleh otoritatif karena agama tidak memaksa, agama harus diterima secara logika, etika dan estetika dan agama itu hanyalah Islam yang terbukti kebenarannya, keindahannya dan kebaikannya. Menurut penulis, yang benar adalah Jadi titik temu antara logika, etika dan estetika adalah Islam, oleh karena itu pengetahuan intuitif kepada seseorang yang kemudian disebut nabi harus diuji lebih dahulu, seperti halnya keberadaan Nabi Muhammad SAW, sebagaimana penulis lakukan bertahun-tahun dalam keadaan atheis dan kemudian baru menerimanya.
  • 107. Selanjutnya untuk melihat sesuatu itu benar atau tidak benar, maka beberapa kriteria yang sudah dilembagakan akan penulis sampaikan beberapa kritik antara lain sebagai berikut : 1. Teori Kebenaran Korespondensi adalah kebenaran yang sesuai antara pernyataan dengan fakta di lapangan. 2.Kebenaran Koherensi adalah kebenaran atas hubungan antara dua pernyataan. 3.Kebenaran Pragmatis adalah kebenaran hanya dalam salah satu konsekuensi saja. 4.Kebenaran Sintaksis adalah kebanaran yang berangkat dari tata bahasa yang melekat. 5.Teori Kebenaran Semantis 6.Teori Kebenaran Non Deskripsi 7.Kebenaran Logika yang berlebihan adalah kebenaran yang sebenamya telah merupakan fakta. 8.Teori Kebenaran Performatif 9.Kebenaran Paradigmatik adalah kebenaran yang berubah pada berbagai ruang dan waktu, jadi setelah kurun waktu tertentu berubah (untuk kategori waktu) dan pada tempat tertentu berubah (untuk kategori ruang). 10.Teori Kebenaran Proposisi
  • 108. Menurut Benjamin S. Bloom hal tersebut disebut juga dengan pembelajaran kognitif yang diurut sebagai berikut : 1. Pengetahuan atau pengenalan seperti mengingat informasi, fakta terminologi, rumus. 2.Pemahaman seperti menjelaskan pengetahuan/informasi yang diketahui dengan kata-kata sendiri. 3.Penerapan seperti penggunaan dan penerapan informasi ke dalam situasi konteks yang bare. 4.Analisis seperti memisahkan membedakan komponen-komponen atau elemen- elemen, suatu fakta, konsep pendapat, asumsi dan kesimpulan. 5.Sintesis seperti mengkombinasikan bagian atau elemen ke dalam suatu kesatuan atau struktur yang lebih besar. 6.Evaluasi seperti membuat penilaian dan keputusan tentang suatu ide, gagasan penemuan dalil, metode, produk atau benda dengan menggunakan kriteria tertentu.
  • 109. YANG MAHA BENAR Puncak kebenaran itu sendiri sebenamya adalah Allah Yang Maha enar (Al Haq), itulah sebabnya para pedzikir senantiasa mengucapkan Alhamdulillah" (Segala Puji Bagi Allah) pada setiap penyelesaian Hubungan antara Logika Islam dengan Tahmid. kali membacakan pidatonya yaitu ➔Ketika terpilih (innagaural speech), ➔Ketika menyampaianlaporan kemajuan (progress report), ➔Ketika digugat pribadinya karena bersalah (impeachment), ➔Ketika menyampaikan pidato pertanggungjawaban (accountability speech). ●Azas kepastian hukum (dalam istilah Belanda disebut Rechtzekerheid sedangkan dalam Islam dikenal dengan Syariah Fiqih). ●Azas kemurnian tujuan (dalam istilah Belanda disebut Zulverheid van Oogmerk, sedangkan dalam istilah Islam dikenal dengan Niat). ●Azas keseimbangan (dalam istilah Belanda dikenal dengan Evenwichtigheid, sedangkan dalam istilah Inggris dikenal dengan The Balancing Theories, dalam Islam dikenal dengan Wasathan).
  • 110. 110 Penutup ● Kesimpulan : Dari penjelasan materi-materi diatas,dapat disimpulkanbahwa filsafat merupakan ibu dari segala ilmu. Hal ini karena segala hal sesuatu dapat dibahas didalamnya. ● Saran : sebagai manusia yang tentunya sering dihadapi oleh berbagai macam masalah, sudah seharusnya kita punya kesadaran diri untuk mempelajari hal filsafat. Agar kita sebagai manusia selalu memiliki akal pikiran yang logis serta kritis dalam berbagai situasi.