SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
1
Get Homework/Assignment
Done
Homeworkping.com
Homework Help
https://www.homeworkping.com/
Research Paper help
https://www.homeworkping.com/
Online Tutoring
https://www.homeworkping.com/
click here for freelancing tutoring sites
BAB I
STATUS PASIEN
A. ANAMNESIS
1. Identitas pasien
a. Nama : Tn.J
b. Jenis kelamin : Laki-laki
2
c. Umur : 33 tahun
d. Alamat : Slahung, Ponorogo
e. Pekerjaan : Swasta
f. Status perkawinan : Menikah
g. Agama : Islam
h. Suku : Jawa
i. Tanggal masuk RS : 12 Februari 2013
j. Tanggal pemeriksaan : 13 Februari 2013
2. Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan nyeri kepala berputar.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis tanggal
13Februari 2013 di Bangsal Mawar RSUD dr. Harjono Ponorogo.
Pasien datang ke IGD tanggal 12Februari 2012 diantar oleh
keluarganya dengan keluhan nyeri pada kepalanya yang di rasakan
berputar. Keluhan dirasakan sudah 1 minggu sebelum pasien datang
ke rumah sakit. Nyeri dirasakan sangat hebat sehingga untuk berdiri
saja pasien tidak mampu dan selalu terjatuh, selain itu pasien
mengeluhkan badannya terasa sangat lemas dan di sertai dengan mual
dan muntah, muntah  3 kali dalam sehari sebanyak 1 gelas
belimbing, berisi makanan yang dimakan dan tidak terdapat darah.
Pasien adalah seorang tenaga kerja indonesia di korea,
sebelum berangkat ke korea  3 bulan yang lalu, pasien sering
mengeluhkan sering terasa sakit pada pinggangnya, sakit pinggang
dirasakan kumat-kumatan dan tidak menjalar. Di indonesia pasien
melalui tes kesehatan, menurut petugas kesehatan di indonesia, pasien
di beritahu bahwa ada gangguan pada ginjalnya, namun hal tersebut
tidak berarti menurut petugas kesehatan tersebut sehingga pasien tetap
diperbolehkan berangkat ke korea. Selama di korea pasienbekerja
3
berat selama  12 jam setiap harinya, hingga pada suatu saat pasien
jatuh sakit dengan keluhan badan yang terasa sangat lemah disertai
pusing berputar, mual, dan muntah. Oleh tenaga kesehatan tempat
pasien bekerja di korea, pasien diberitahu bahwa tidak dapat
melanjutkan pekerjaannya dan disarankan untuk kembali ke indonesia.
Setelah tiba di indonesia, pasien langsung datang ke rumah sakit. pada
pasien didapatkan nyeri kepala berputar (+), mual dan muntah (+),
muntah  3 kali sehari, sebanyak kira-kira 1 gelas belimbing, muntah
berupa makanan yang dimakan, darah (-). pada saat anamnesis nyeri
pinggang sudah tidak dirasakan, BAK (+) dalam batas normal, BAB
(+) dalam batas normal.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
a. Riwayat hipertensi : didapatkan ( 2 tahun )
b. Riwayat maag : disangkal
c. Riwayat sakit jantung : disangkal
d. Riwayat diabetes mellitus : disangkal
e. Riwayat asma : disangkal
f. Riwayat sakit ginjal : disangkal
g. Riwayat sakit hepar : disangkal
h. Riwayat alergi : disangkal
i. Riwayat opname : disangkal
5. Riwayat Pribadi
a. Riwayat merokok : didapatkan (4-6 batang per hari)
b. Konsumsi minum kopi : didapatkan (1 gelas perhari)
c. Konsumsi konsumsi alkohol : didapatkan ( 3 tahun yang lalu
selama 2 tahun)
d. Konsumsi obat : disangkal
e. Konsumsi jamu : didapatkan (klorofil)
4
f. Konsumsi minuman energi : Ekstra jos dan kratingdeng (3 sachet
+ 1 botol setiap hari selama 2 tahun terakhir)
6. Riwayat Keluarga
a. Riwayat hipertensi : didapatkan
b. Riwayat sakit jantung : disangkal
c. Riwayat stroke : disangkal
d. Riwayat diabetes mellitus : disangkal
e. Riwayat asma : disangkal
f. Riwayat atopi : disangkal
g. Riwayat sakit serupa : disangkal
7. Riwayat sosial ekonomi dan gizi
Pasien adalah mantan tenaga kerja indonesia di korea. Pendapatan
pasien cukup untuk makandan keperluan sehari-hari keluarganya.
Pasien berobat dengan fasilitas Jamkesmas.
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Baik
a. Kesadaran : Compos Mentis (GCS E4V5M6)
b. Vital signs :
Tekanan darah : 150/100 mmHg (berbaring, lengan kanan).
Nadi : 84x/ menit, isi & tegangan cukup, irama
reguler.
Respiratory rate : 20 x/ menit, tipe thoracoabdominal
Suhu : 36,5º C per aksiler
2. Pemeriksaan fisik :
a. Kulit
5
Ikterik (-), petechiae (-), purpura (-), ekimosis (-), acne (-), turgor
kulit menurun(-), hiperpigmentasi (-), bekas garukan (-), kulit
kering (-), kulit hiperemis (-), sikatrik bekas operasi (-).
b. Kepala
Bentuk mesocephal, rambut warna hitam, mudah rontok (-), luka
(-).
c. Mata
Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), exoftalmus (-/-),
perdarahan subkonjungtiva (-/-), pupil isokor dengan diameter
(3/3) mm, reflek cahaya (+/+) normal, oedem palpebra (-/-),
nistagmus (+/+).
d. Hidung
Nafas cuping hidung (-), deformitas (-), darah (-/-), sekret (-/-).
e. Telinga
Deformitas (-/-), darah (-/-), sekret (-/-), tinitus (+/+).
f. Mulut
Sianosis (-), gusi berdarah (-), kering(-), stomatitis (-), pucat (-),
lidah tifoid (-), papil lidah atropi (-), luka pada sudut bibir (-).
g. Leher
JVP R+0 cm, trakea di tengah, simetris, pembesaran tiroid (-),
nyeri tekan (-), pembesaran kelenjar getah bening (-).
h. Thorax
1) Pulmo
a) Inspeksi : Kelainan bentuk (-), simetris, tidak ada
ketinggalan gerak kedua sisi paru, retraksi otot-otot nafas
tidak ditemukan, spider nevi (-).
b) Palpasi :
Ketinggalan gerak:
- -
6
Anterior : Posterior :
Fremitus:
Anterior : Posterior :
Perkusi
Anterior : Posterior :
Auskultasi
Anterior : Posterior :
Suara tambahan : wheezing (-/-), rhonki(-/-)
2) Jantung
a) Inspeksi: Ictus cordis tampak
b) Palpasi: Ictus cordis kuat angkat
c) Perkusi
- Batas kiri jantung :
 Atas: SIC III sinistra di linea parasternalis sinistra
- -
- -
- -
- -
- -
N N
N N
N N
N N
N N
N N
S S
S S
S S
S S
S S
S S
V V
V V
V V
V V
V V
V V
7
 Bawah:SIC V sinistra 1 cm lateral linea
midclavicula sinistra
- Batas kanan jantung
 Atas: SIC III dextra di sisi lateral linea
parasternalis dextra
 Bawah: SIC IV dextra di sisi lateral linea
parasternalis dextra
d) Auskultasi: Bunyi jantung I-II reguler, intensitas S1
sama dengan S2, bising jantung (-), suara tambahan S3-
S4 gallop (-)
i. Abdomen
a) Inspeksi: dinding perut lebih tinggi dari dinding dada,
distended (-), caput medusae (-). venektasi (-).
b) Auskultasi: peristaltik (N), metallic sound (-).
c) Perkusi: pekak beralih (-), tes undulasi (-).
d) Palpasi: nyeri tekan (-), lien tidak teraba, hepar tidak teraba,
ren tidak teraba.
j. Pinggang
Nyeri ketok costovertebra (+/+).
k. Ekstremitas
1) Ekstremitas superior
Akral hangat, edema (-/-), clubbing finger (-), pitting edema(-
), palmar eritem (-/-).
2) Ekstremitas inferior
Akral hangat, clubbing finger (-), pitting edema (-/-),
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium
l. Pemeriksaan laboratorium darah lengkap tanggal 12Februari 2013:
8
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal Interpretasi
WBC 12,3 x 103 uL 4,0-10,0
Lymph # 1,6 x 103 uL 0,8-4,0 N
Mid 0,9 x 103 uL 0,1-4,0 N
Gran # 9,7 x 103 uL 2,0-7,0
Lymph % 13,4 % 20,0-40,0
Mid 7,0 % 3,0-15,0 N
Gran % 79,6 % 50,0-70,0
HGB 6,2 g/dl 11,0-16,0
RBC 2,57 x 106 uL 3,5-5,5
HCT 18,4 % 37,0-54,0
MCV 71,6 Fl 80-100
MCH 24,1 pg 27,0-34,0
MCHC 33,6 g/dl 32,0-36,0 N
RDW-CV 14,6 % 11,0-16,0 N
RDW-SD 40,4 Fl 35,0-56,0 N
PLT 119 x 103 Ul 100-300 N
MPV 7,2 Fl 6,5-12,0 N
PDW 18,1 mg/dl 9-17
PCT 0,085 mg/dl 0,108-0,282
2. Pemeriksaan laboratorium darah lengkap tanggal 16 Februari 2013:
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal Interpretasi
WBC 9,2 x 103 uL 4,0-10,0 N
Lymph # 1,2 x 103 uL 0,8-4,0 N
Mid 0,4 x 103 uL 0,1-4,0 N
Gran # 7,6 x 103 uL 2,0-7,0
Lymph % 12,5 % 20,0-40,0
9
Mid 4,4 % 3,0-15,0 N
Gran % 83,1 % 50,0-70,0
HGB 8,6 g/dl 11,0-16,0
RBC 3,67 x 106 uL 3,5-5,5 N
HCT 26,0 % 37,0-54,0
MCV 71,0 Fl 80-100
MCH 23,4 pg 27,0-34,0
MCHC 33,0 g/dl 32,0-36,0 N
RDW-CV 15,3 % 11,0-16,0 N
RDW-SD 36,2 Fl 35,0-56,0 N
PLT 126 x 103 Ul 100-300 N
MPV 7,3 Fl 6,5-12,0 N
PDW 17,0 mg/dl 9-17 N
PCT 0,091 mg/dl 0,108-0,282
3. Pemeriksaan laboratorium kimia darah tanggal 12Februari 2013:
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal Interpretasi
GDA 171 mg/dl < 140 ↑
DBIL 0,21 mg/dl 0-0,35 N
TBIL 0,39 mg/dl 0,2-1,2 N
SGOT 42,1 u/L 0-38 ↑
SGPT 50,8 u/L 0-40 ↑
ALP 165 u/L 98-279 N
GAMA GT 25,6 u/L 10-54 N
10
4. Hasil pemeriksaan EKG
Kesimpulan hasil EKG :
Irama: Sinus, Reguler
HR: 84x/menit
Axis: Normal (Lead I (+), AVF (+)
Zona transisi: V3-V4
Kesan EKG: dalam batas normal
5. Hasil pemeriksaan USG abdomen
Kesan :
Pyelonefritis kronis bilateral late stage.
D. RESUME/ DAFTAR MASALAH
1. Anamnesis
a. Nyeri kepala berputar
TP 6,8 g/dl 6,6-8,3 N
ALB 3,5 g/dl 3,5-5,5 N
Glob 3,3 g/dl 2-3,9 N
UREA 425,04 g/dl 10-50 ↑
CREAT 26,41 mg/dl 0,7-1,4 ↑
UA 10,7 mg/dl 3,4-7 ↑
CHOL 140 mg/dl 140-200 N
TG 153 mg/dl 36-165 N
HDL 29 mg/dl 35-150 ↓
LDL 80 mg/dl 0-190 N
11
b. Mual dan muntah
c. Nyeri pinggang
d. Badan terasa lemah
e. Riwayat hipertensi
f. Riwayat konsumsi alkohol 3 tahun yang lalu selama 2 tahun
g. Riwayat minuman berenergi  1 tahun terakhir
h. Riwayat merokok
2. Pemeriksaan Fisik
Mata:
a) Konjungtiva anemis (+/+)
b) Nistagmus (+/+)
Telinga:
Tinitus (+/+)
Pinggang :
Nyeri ketok kostovertebre (+/+)
3. Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal Interpretasi
WBC 12,3 x 103 uL 4,0-10,0
Gran # 9,7 x 103 uL 2,0-7,0
Lymph % 13,4 % 20,0-40,0
Gran % 79,6 % 50,0-70,0
HGB 6,2 g/dl 11,0-16,0
RBC 2,57 x 106 uL 3,5-5,5
HCT 18,4 % 37,0-54,0
MCV 71,6 Fl 80-100
MCH 24,1 pg 27,0-34,0
PDW 18,1 mg/dl 9-17
PCT 0,085 mg/dl 0,108-0,282
12
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal Interpretasi
Gran # 7,6 x 103 uL 2,0-7,0
Lymph % 12,5 % 20,0-40,0
Gran % 83,1 % 50,0-70,0
HGB 8,6 g/dl 11,0-16,0
HCT 26,0 % 37,0-54,0
MCV 71,0 Fl 80-100
MCH 23,4 pg 27,0-34,0
PCT 0,091 mg/dl 0,108-0,282
- Hasil pemeriksaan USG abdomen
Kesan :
Pyelonefritis kronis bilateral late stage.
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal Interpretasi
GDA 171 mg/dl < 140 ↑
SGOT 42,1 u/L 0-38 ↑
SGPT 50,8 u/L 0-40 ↑
UREA 425,04 g/dl 10-50 ↑
CREAT 26,41 mg/dl 0,7-1,4 ↑
UA 10,7 mg/dl 3,4-7 ↑
HDL 29 mg/dl 35-150 ↓
13
E. ASSESMENT/ DIAGNOSIS KERJA
Vertigo perifer dan chronic kidney diseases et causa pyelonefritis kronis
F. POMR (Problem Oriented Medical Record)
Daftar Masalah Problem Assesment
Planning
Diagnosi
s
Terapi Monitori
ng
1. Nyeri kepala
berputar, mual
dan muntah 
3x/hari,
nistagmus (+/+),
tinitus (+/+)
2. Nyeri pinggang 3
bulan yang lalu,
Badan terasa
lemah, riwayat
konsumsi alkohol
Riwayat
konsumsi
Gangguan
vestibulocohclea
ris
- Gangguan RFT
- Leukositosis
- Granulositosis
Vertigo perifer
- CKD stage V
- Pyelonefritis
kronis
- USG
urologi
- UL
- Cek
elektrolit
- Analisa
gas darah
- Betahistin
mesylat 3x1 tab
- inj. Ondancentron
3x1
- konsul THT
-Inf.Pz + meylon
12 tpm
-Ranitidin 2x1 amp
-Ceftriaxone 2x1
- Pengendalian
keseimbangan air
dan garam
(cairan=urin 24
jam+500ml; diet
- Klinis
Klinis
Vital
Sign
Urine
Lengkap
Elektrolit
14
minuman
berenergi, riwayat
merokok,
- WBC 12,3x103
- Gran % 79,6
- UREA 425.04
- CREAT 26,41
- UA 10,7
Cct = 3.21
3. SGOT = 42,1
SGPT = 50,8
4.Hb : 6.2
MCV : 71.6
MCH : 24.1
HCT : 18.4
RBC : 2,57
- Gangguan LFT
- Anemia
mikrositik
hipokromik
- Anemia
penyakit
kronis
Dd : defisiensi
besi
- HBsAg
- HIV
- HCV
- HBV
- SITIBC
garam 40-120
mEq)
- Diet rendah
protein, tinggi
kalori (protein 0,6-
0,8
gram/kgBB/hari
- Kalori minimal
35kcal/kgBB/hari)
- Diet rendah
kalium (hindari
pisang, jeruk, tomat
dan sayuran
berlebih)
- Persiapan
hemodialisis
- Transfusi PRC 2
kolf/hari on HD
-SF 3x1 tab
- Klinis
- Darah
Lengkap
- Klinis
- vital
sign
15
5.Tekanan darah
150/100 mmHg
Riwayat
hipertensi
- Hipertensi
- Hipertensi
stage 1
- Foto
thorak
- EKG
-
Fundusk
opi
- Captopril 3x12.5
mg
- Klinis
- Vital
sign
G. FOLLOW UP
Tanggal Keluhan Vital sign Px. Penunjang Terapi
14-09-12 Lemes, nyeri
berputar pada
kepala sudah
berkurang
TD:140/90
mmHg
N:80x/menit
S:36,5oC
RR:24x/me
nit
- infus PZ
- Inj. Ceftriaxone 2x1
gr
- Metil Prednisolon
2x125 mg
-Sulfas ferrosus
2x300 mg
- Vit. Bc 3x1
Tanggal Keluhan Vital sign Px. Penunjang Terapi
15-09-12 Lemes, nyeri
berputar pada
kepala sudah
berkurang
TD:140/90
mmHg
N:80x/menit
S:36,5oC
RR:24x/me
nit
- Cek elektrolit - infus PZ
- Inj. Ceftriaxone 2x1
gr
- Metil Prednisolon
2x125 mg
-Sulfas ferrosus
2x300 mg
16
PEMBAHASAN
Pasien datang dengan keluhan nyeri berputar pada kepalanya dimana
pasien bahkan tidak mampu untuk berdiri, pasien mengalami vertigo dimana
vertigo sendiri adalah sensasi rotasi tanpa adanya perputaran yang sebenarnya
atau rasa berputar yang khayal dengan disorientasi ruang yang biasanya
menimbulkan gangguan keseimbangan. Vertigo yang di alami pasien adalah
vertigo perifer dimana pada vertigo perifer di dapatkan tinitus dan nistagmus,
sedangkan pada vertigo central gejala tinitus dan nistagmus tidak didapatkan.
Onset timbulnya vertigo secara mendadak juga mengarah ke vertigo perifer,
karena pada vertigo central onset timbulnya gejala terjadi secara perlahan.
Penatalaksanaan untuk vertigo sendri adalah sebagai berikut :
1. Medikamentosa
Umumnya merupakan pengobatan simptomatis. Dalam hal ini ada
beberapa obat yang dapat memberikan manfaat lain sebagai berikut (6,7) :
a. antikolinergik/parasimpatolitik
b. antihistamin
c. penenang minor dan mayor
d. simpatomimetik
e. vasodilator
2. Fisioterapi
Bertujuan untuk mempercepat tumbuhnya mekanisme
kompensasi/adaptasi atau habituasi system vestibula yang mengalami
gangguan tersebut(6,7).
17
Selain vertigo pasien juga mengeluhkan badan yang terasa lemah dan dari
hasil pemeriksaan laboratorium di dapatkan bahwa pasien menderita anemia,
dimana kadar hb yang menurun, kadar hb yang menurun di sertai dengan kadar
mcv, mch dan mchc yang ikut menurun, hal tersebut yang di namakan dengan
anemia mikrositik hipokromik.
Pada pemeriksaan laboratorium di dapatkan kadar ureum dan kreatinin
yang tinggi, hal tersebut mengarahkan ke arah chronic kidney disease, kriteria
penyakit tersebut adalah :
1. Kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih dari 3 bulan, berupa
kelaian structural atau fungsional, dengan atau tanpa penurunan laju fitrasi
glomerulus (LFG) , dengan manifestasi :
- Kelainan patologis
- Terdapat tanda kelainan ginjal, termasuk kelainan dalam komposisi
darah atau urin, atau dengan kelainan pada tes pencitraan (imaging
test)
2. Laju filtrasi glomerulus (LFG) kurang dari 60ml/menit/1,73m2 selama 3
bulan , dengan atau tanpa kerusakan ginjal.
Nilai maksimal GFR dicapai pada decade ke-3 kehidupan manusia, yaitu
sekitar 20 mL/min per 1.73 m2 dan akan mengalami penurunan ± 1 mL/min per
tahun per 1.73 m2; sehingga pada usia 70 tahun didapatkan GFR rata-rata 70
mL/min per 1.73 m2, angka ini lebih rendah pada wanita.3
Penyakit ginjal kronik (chronic kidney disease/CKD) meliputi suatu proses
patofisiologis dengan etiologi yang beragam yang berhubungan kelainan fungsi
ginjal dan penurunan progresif GFR. Klasifikasi berdasarkan National
Foundation [Kidney Dialysis Outcomes Quality Initiative (KDOQI)], dimana
stadium dari penyakit ginjal kronik diklasifikasikan berdasarkan estimasi nilai
GFR.3
18
Tabel 2. Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronik (CKD)3
Stadium Fungsi Ginjal
Laju Filtrasi Glomerulus
(mL/menit/1,73m2)
Risiko meningkat Normal > 90, terdapat faktor risiko
Stadium 1 Normal/meningkat > 90, terdapat kerusakan ginjal,
proteinuria menetap, kelainan
sedimen urin, kelainan kimia darah
dan urin, kelainan pada pemeriksaan
radiologi.
Stadium 2 Penurunan ringan 60 – 89
Stadium 3 Penurunan sedang 30 – 59
Stadium 4 Penurunan berat 15 – 29
Stadium 5 Gagal ginjal < 15
Istilah chronic renal failure menunjukkan proses berlanjut reduksi jumlah
nephron yang signifikan, biasanya digunakan pada CKD stadium 3 hingga 5.
Istilah end-stage renal disease menunjukkan stadium CKD dimana telah terjadi
akumulasi zat toksin, air, dan elektrolit yang secara normal diekskresi oleh ginjal
sehingga terjadi sindrom uremikum. Sindrom uremikum selanjutnya dapat
mengakibatkan kematian sehingga diperlukan pembersihan kelebihan zat-zat
tersebut melalui terapi penggantian ginjal, dapat berupa dialisis atau transplantasi
ginjal.3
Klasifikasi penyakit ginjal didasarkan atas 2 aspek , yaitu : atas dasar
derajat (stage) penyakit dan atas dasar etiologi diagnosis. Apapun etiologi yang
mendasari, penghancuran massa ginjal dengan sklerosis ireversibel dan hilangnya
nefron menyebabkan penurunan progresif GFR. Klasifikasi atas dasar derajat
penyakit, dibuat atas dasar LFG, yang dihitung dengan menggunakan rumus
Kockcroft-Gault sebagai berikut :
LFG (ml/mnt/1,73m2) : (140 - umur) X Berat Badan
72 X Kreatinin Plasma (mg/dl)
*perempuan dikalikan 0,85
19
Pada pasien di diagnosis chronic kidney disease stadium 5 berdasarkan
atas nilai laju filtrasi gllumerulus yaitu < 15, dimana pada pasien sendiri di
dapatkan nilai laju filtrasi glumerulus 3,21.
Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronik atas Dasar Diagnosis Etiologi
Penyakit Tipe Mayor
Penyakit Ginjal Diabetes Diabetes tipe 1 dan 2
Penyakit Ginjal Non
Diabetes
Penyakit glomerular
(penyakit autoimun, infeksi sistemik, obat
neoplasia)
Penyakit vascular
(penyakit pembuluh darah besar, hipertensi,
mikroangiopati)
Penyakit tubulointerstisial
(pielonefritis kronik, batu, obstruksi, keracunan
obat)
Penyakit kistik (ginjal polikistik)
Penyakit pada
Transplantasi
Rejeksi kronik
Keracunan obat (siklosporin/takrolimus)
Penyakit recurrent (glomerular)
Transplant glomerulopathy
Pada penyakit ginjal kronis gambaran klinis meliputi :
a). Sesuai dengan penyakit yang mendasari seperti diabetes melitus, infeksi
traktus urinarius, batu traktus urinarius, hipertensi, SLE dan sebagainya.
b). Sindrom uremia, yang terdiri dari lemah, letargi, anoreksia, mual, muntah,
nokturia, kelebihan volume cairan, neuropati perifer, pruritus, perikarditis, kejang
sampai koma.
20
c). Gejala komplikasi antara lain : hipertensi, anemia, osteodistrofi renal, payah
jantung, asidosis metabolik, gangguan keseimbangan elektrolit.
Pada hasil usg pasien didapatkan gambaran pyelonefritis kronis bilateral,
sehingga pada pasien termasuk penyakit ginjal non diabetik dengan etiologinya
Penyakit tubulointerstisial (pielonefritis kronik) dan Penyakit vascular (hipertensi)
dimana pada pasien didapatkan riwayat hipertensi  2 tahun terakhir. Sedangkan
dari gambaran klinis pasien didapatkan lemah, mual, muntah dan timbul
komplikasi berupa anemia dan hipertensi.
Pada pasien di dapatkan penurunan eritrosit, yaitu nilai RBC (2,57) bisa di
sebut juga anemia normokromik mikrositik. Pada CKDanemia normokromik
normositik terutama berkembang dari sintesis penurunan eritropoietin ginjal,
hormon yang bertanggung jawab untuk stimulasi sumsum tulang untuk produksi
sel darah merah (RBC). Ini dimulai pada awal perjalanan penyakit dan menjadi
lebih parah karena GFR menurun secara progresif dengan ketersediaan massa
ginjal yang kurang layak. Tidak ada respon retikulosit terjadi. RBC menurun,
dan kecenderungan perdarahan meningkat dari disfungsi uremia-diinduksi
trombosit. Penyebab lain dari anemia pada pasien penyakit ginjal kronis termasuk
kehilangan darah kronis, hiperparatiroidisme sekunder, peradangan, kekurangan
gizi, dan akumulasi inhibitor eritropoiesis.
Anemia berhubungan dengan kelelahan, kapasitas latihan dikurangi,
fungsi kognitif dan gangguan kekebalan tubuh, dan mengurangi kualitas hidup.
Anemia juga dikaitkan dengan perkembangan penyakit kardiovaskular, onset baru
gagal jantung, atau pengembangan gagal jantung yang lebih parah. Anemia
dikaitkan dengan kematian kardiovaskular meningkat.
Penatalaksanaan penyakit ginjal meliputi :
 Terapi spesifik terhadap penyakit dasarnya
 Pencegahan dan terapi terhadap kondisi komorbid (comorbid
condition)
 Memperlambat perburukan (progression) fungsi ginjal
21
 Pencegahan dan terapi terhadap penyakit kardiovaskular
 Pencegahan dan terapi terhadap komplikasi
 Terapi pengganti ginjal berupa dialysis atau transplantasi ginjal.
Rencana Tatalaksana Penyakit Ginjal Kronik Sesuai dengan Derajatnya
Derajat LFG
(ml/mnt/1,73m2)
Rencana penatalaksanaan
1 ≥ 90 - Terapi penyakit dasar , kondis
komorbid, evaluasi perburukan
(progression), fungsi ginjal,
memperkecil resiko kardiovaskuler
2 60 – 89 - Menghambat pemburukan
(progression) fungsi ginjal
3 30 -59 - Evaluasi dan terapi komplikasi
4 15 – 29 - Persiapan terapi pengganti ginjal
5 < 15 - Terapi pengganti ginjal
Pengobatan kondisi yang mendasarinya jika mungkin diindikasikan :
 Kontrol tekanan darah yang agresif untuk target nilai per pedoman saat ini
diindikasikan.Gunakan inhibitor ACE atau angiotensin reseptor blocker
sebagai ditoleransi, dengan pemantauan dekat untuk kerusakan ginjal dan
hiperkalemia (hindari pada gagal ginjal lanjut, stenosis arteri renalis
bilateral [RAS], RAS dalam ginjal soliter). Data yang mendukung
penggunaan ACE inhibitor / angiotensin reseptor blocker pada penyakit
ginjal diabetes dengan atau tanpa proteinuria. Namun, dalam penyakit
ginjal nondiabetes, ACE inhibitor / angiotensin reseptor blocker efektif
dalam memperlambat perkembangan penyakit antara pasien dengan
proteinuria kurang dari dari 500 mg / d.
 Kontrol glikemik Agresif per Diabetes Association (ADA) rekomendasi
(target HbA1C <7%) diindikasikan.
 Meskipun Modifikasi Diet di Penyakit Ginjal (MDRD) Studi gagal untuk
menunjukkan efek pembatasan protein dalam penghambatan
22
perkembangan penyakit ginjal, meta-analisis menunjukkan peran
bermanfaat bagi pembatasan protein. National Kidney Foundation (NKF)
pedoman menyarankan bahwa jika seorang pasien yang dimulai pada
pembatasan protein, dokter perlu memonitor status gizi pasien.
pembatasan asupan protein mulai dilakukan pada LFG ≤ 60ml/mnt,
sedangkan diatas nilai tersebut, pembatasan asupan protein tidak selalu
dianjurkan. Protein diberikan 0,6 – 0,8 /kgBB/hari , yang 0,35 – 0,5 gr
diantaranya merupakan protein nilai biologi tinggi. Jumlah kalori yang
diberikan sebesar 30-35 kkal/kgBB/hari, dibutuhkan pemantauan yang
teratur terhadap status nutrisi ditingkatkan. Dengan demikian , pembatasan
asupan protein akan mengakibatkan berkurangnya syndrome uremik.
Asupan protein berlebih (protein overload) akan mengakibatkan
ggn.hemodinamik ginjal berupa peningkatan aliran darah dan tekanan
intraglomerulus (intraglomerulus hyperfiltration), yang akan memperburuk
fungsi ginjal. Predialysis albumin serum yang rendah juga berkaitan
dengan hasil yang buruk di antara pasien dialisis.
Pembatasan Asupan Protein dan Fosfat pada Penyakit Ginjal Kronik
LFG ml/menit Asupan protein g/kg/hari
Fosfat
g/kg/hari
>60 Tidak dianjurkan Tidak dibatasi
25 – 60 0,6 – 0,8/kg/hari, termasuk ≥ 0,35
gr/kg/hr , nilai biologi tinggi
≤ 10 gr
5 -25 0,6 – 0,8/kg/hari, termasuk ≥ 0,35
gr/kg/hr protein nilai biologi
tinggi atau tambahan 0,3gr asam
amino esensial atau asam keton
≤ 10 gr
<60
(syndrome
nefrotik)
0,8/kg/hr (+1 gr protein / gr
proteinuria atau 0,3gr/kg
tambahan asam maino esensial
atau asam keton
≤ 9 gr
23
 Pengobatan hiperlipidemia ke tingkat target per pedoman saat ini
diindikasikan.
 Menghindari nephrotoxins, termasuk IV radiocontrast, obat anti-
inflamasi, dan aminoglikosida ditunjukkan.
 Mendorong berhenti merokok, karena perokok cenderung untuk mencapai
ESRD lebih awal dibanding bukan perokok.
De Brito-Ashurst dkk mempelajari apakah suplementasi bikarbonat
menjaga fungsi ginjal pada penyakit ginjal kronis (CKD). [7] pasien dewasa (n =
134) dengan penyakit ginjal kronis (yaitu, bersihan kreatinin [CrCl] 15-30 mL /
menit / 1,73 m 2 dan bikarbonat serum 16-20 mmol / L) secara acak ditugaskan
untuk menerima natrium bikarbonat suplementasi oral atau perawatan standar
selama 2 tahun. Penurunan lebih lambat dalam CrCl diamati pada kelompok
bikarbonat daripada di kelompok kontrol (1,88 vs 5,93 mL/min/1.73 m 2; P
<0,0001). Pasien dalam kelompok bikarbonat juga kurang kemungkinan untuk
mengalami pengembangan penyakit secara cepat daripada yang anggota dari
kelompok kontrol (9% vs 45%; P <0,0001), dan lebih sedikit pasien yang
menerima suplemen bikarbonat dikembangkan ESRD (6,5% vs 33%; P <0,001).
Selain manfaat yang tercantum di atas, parameter nutrisi yang diperbaiki dengan
suplementasi bikarbonat.
Tekanan darah pada penderita didapatkan 150/100, dimana hal tersebut
merupakan hipertensi stage 2 menurut JNC 7 untuk pasien dewasa (umur ≥ 18
tahun)
24
Sedangkan penanganan hipertensi pada penderita CKD adalah :

More Related Content

What's hot

126209632 case-stroke-hemoragik-doc
126209632 case-stroke-hemoragik-doc126209632 case-stroke-hemoragik-doc
126209632 case-stroke-hemoragik-dochomeworkping8
 
Presentasi kasus congestive heart failure
Presentasi kasus congestive heart failurePresentasi kasus congestive heart failure
Presentasi kasus congestive heart failureLetta Samudra
 
Responsi sirosis hati rkg
Responsi sirosis hati  rkgResponsi sirosis hati  rkg
Responsi sirosis hati rkgRudy Kg
 
Laporan kasus sirosis hepatis, diana
Laporan kasus sirosis hepatis, dianaLaporan kasus sirosis hepatis, diana
Laporan kasus sirosis hepatis, dianaDiana Arwati
 
Case eki 1 sle fix ya
Case eki 1 sle fix yaCase eki 1 sle fix ya
Case eki 1 sle fix yabeequeen_30
 
236597716 case-besar-chf-finish
236597716 case-besar-chf-finish236597716 case-besar-chf-finish
236597716 case-besar-chf-finishhomeworkping3
 
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi KasusHipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi KasusAris Rahmanda
 
Case Report Pansitopenia susp Multiple Myeloma
Case Report Pansitopenia susp Multiple MyelomaCase Report Pansitopenia susp Multiple Myeloma
Case Report Pansitopenia susp Multiple MyelomaKharima SD
 
Case Presentation : Severe Dengue With Menstruation and Plasma Leakage
Case Presentation :  Severe Dengue  With Menstruation and Plasma Leakage   Case Presentation :  Severe Dengue  With Menstruation and Plasma Leakage
Case Presentation : Severe Dengue With Menstruation and Plasma Leakage Soroy Lardo
 
Skenario b blok 13 tahun 2014
Skenario b blok 13 tahun 2014Skenario b blok 13 tahun 2014
Skenario b blok 13 tahun 2014Syahnas Masterina
 
Referensi nilai kolesterol normal
Referensi nilai kolesterol normalReferensi nilai kolesterol normal
Referensi nilai kolesterol normalarie anang
 
Laporan kasus encelopati hepatikum/dr Diana Arwati
Laporan kasus encelopati hepatikum/dr Diana Arwati Laporan kasus encelopati hepatikum/dr Diana Arwati
Laporan kasus encelopati hepatikum/dr Diana Arwati Diana Arwati
 
Presentasi leukemia
Presentasi leukemiaPresentasi leukemia
Presentasi leukemiahendytea
 
131636174 evans-sindrom
131636174 evans-sindrom131636174 evans-sindrom
131636174 evans-sindromVioniZuhdi
 
Gagal ginjal akut pada malaria
Gagal ginjal akut pada malariaGagal ginjal akut pada malaria
Gagal ginjal akut pada malariaSoroy Lardo
 
Lapsus interna ckd
Lapsus interna ckdLapsus interna ckd
Lapsus interna ckdRenitaArdani
 

What's hot (20)

126209632 case-stroke-hemoragik-doc
126209632 case-stroke-hemoragik-doc126209632 case-stroke-hemoragik-doc
126209632 case-stroke-hemoragik-doc
 
Presentasi kasus congestive heart failure
Presentasi kasus congestive heart failurePresentasi kasus congestive heart failure
Presentasi kasus congestive heart failure
 
Cardiac sirosis
Cardiac sirosisCardiac sirosis
Cardiac sirosis
 
Responsi sirosis hati rkg
Responsi sirosis hati  rkgResponsi sirosis hati  rkg
Responsi sirosis hati rkg
 
Severe Malaria
Severe MalariaSevere Malaria
Severe Malaria
 
Laporan kasus sirosis hepatis, diana
Laporan kasus sirosis hepatis, dianaLaporan kasus sirosis hepatis, diana
Laporan kasus sirosis hepatis, diana
 
Case eki 1 sle fix ya
Case eki 1 sle fix yaCase eki 1 sle fix ya
Case eki 1 sle fix ya
 
236597716 case-besar-chf-finish
236597716 case-besar-chf-finish236597716 case-besar-chf-finish
236597716 case-besar-chf-finish
 
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi KasusHipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
 
Case Report Pansitopenia susp Multiple Myeloma
Case Report Pansitopenia susp Multiple MyelomaCase Report Pansitopenia susp Multiple Myeloma
Case Report Pansitopenia susp Multiple Myeloma
 
Case Presentation : Severe Dengue With Menstruation and Plasma Leakage
Case Presentation :  Severe Dengue  With Menstruation and Plasma Leakage   Case Presentation :  Severe Dengue  With Menstruation and Plasma Leakage
Case Presentation : Severe Dengue With Menstruation and Plasma Leakage
 
239930897 case-hsp
239930897 case-hsp239930897 case-hsp
239930897 case-hsp
 
Skenario b blok 13 tahun 2014
Skenario b blok 13 tahun 2014Skenario b blok 13 tahun 2014
Skenario b blok 13 tahun 2014
 
Referensi nilai kolesterol normal
Referensi nilai kolesterol normalReferensi nilai kolesterol normal
Referensi nilai kolesterol normal
 
Laporan kasus encelopati hepatikum/dr Diana Arwati
Laporan kasus encelopati hepatikum/dr Diana Arwati Laporan kasus encelopati hepatikum/dr Diana Arwati
Laporan kasus encelopati hepatikum/dr Diana Arwati
 
Presentasi leukemia
Presentasi leukemiaPresentasi leukemia
Presentasi leukemia
 
131636174 evans-sindrom
131636174 evans-sindrom131636174 evans-sindrom
131636174 evans-sindrom
 
Gagal ginjal akut pada malaria
Gagal ginjal akut pada malariaGagal ginjal akut pada malaria
Gagal ginjal akut pada malaria
 
Lapsus interna ckd
Lapsus interna ckdLapsus interna ckd
Lapsus interna ckd
 
Preskas dhf
Preskas dhfPreskas dhf
Preskas dhf
 

Viewers also liked

219333078 a-dessertation-report-on-wc
219333078 a-dessertation-report-on-wc219333078 a-dessertation-report-on-wc
219333078 a-dessertation-report-on-wchomeworkping9
 
218019207 laporan-preeklampsia-berat
218019207 laporan-preeklampsia-berat218019207 laporan-preeklampsia-berat
218019207 laporan-preeklampsia-berathomeworkping9
 
221713042 jacobs-2003
221713042 jacobs-2003221713042 jacobs-2003
221713042 jacobs-2003homeworkping9
 
222083242 full-documg
222083242 full-documg222083242 full-documg
222083242 full-documghomeworkping9
 
221367277 cases-in-legal-ethics
221367277 cases-in-legal-ethics221367277 cases-in-legal-ethics
221367277 cases-in-legal-ethicshomeworkping9
 

Viewers also liked (7)

219333078 a-dessertation-report-on-wc
219333078 a-dessertation-report-on-wc219333078 a-dessertation-report-on-wc
219333078 a-dessertation-report-on-wc
 
218019207 laporan-preeklampsia-berat
218019207 laporan-preeklampsia-berat218019207 laporan-preeklampsia-berat
218019207 laporan-preeklampsia-berat
 
221713042 jacobs-2003
221713042 jacobs-2003221713042 jacobs-2003
221713042 jacobs-2003
 
222083242 full-documg
222083242 full-documg222083242 full-documg
222083242 full-documg
 
221367277 cases-in-legal-ethics
221367277 cases-in-legal-ethics221367277 cases-in-legal-ethics
221367277 cases-in-legal-ethics
 
115289141 case-123
115289141 case-123115289141 case-123
115289141 case-123
 
217876681 jamail1
217876681 jamail1217876681 jamail1
217876681 jamail1
 

Similar to 219107733 case-ckd

PPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptx
PPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptxPPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptx
PPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptxLintangFifgiAndila
 
LAPKAS CHF.pptx
LAPKAS CHF.pptxLAPKAS CHF.pptx
LAPKAS CHF.pptxIvanOnggo1
 
91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajar91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajarhomeworkping4
 
Mini CEX BPH.pptx
Mini CEX BPH.pptxMini CEX BPH.pptx
Mini CEX BPH.pptxFransYensen
 
216781903 case-anestesi
216781903 case-anestesi216781903 case-anestesi
216781903 case-anestesihomeworkping8
 
Nurtika CBD Diare Kronis.pptx
Nurtika CBD Diare Kronis.pptxNurtika CBD Diare Kronis.pptx
Nurtika CBD Diare Kronis.pptxNurtika2
 
236715932 long-case-sle
236715932 long-case-sle236715932 long-case-sle
236715932 long-case-slehomeworkping3
 
245494656-LAPORAN-KASUS-thypoid-fever-ppt.ppt
245494656-LAPORAN-KASUS-thypoid-fever-ppt.ppt245494656-LAPORAN-KASUS-thypoid-fever-ppt.ppt
245494656-LAPORAN-KASUS-thypoid-fever-ppt.pptImamMulyadi4
 
99905517 hipertensi-urgensi
99905517 hipertensi-urgensi99905517 hipertensi-urgensi
99905517 hipertensi-urgensiBriliant Nissa
 
Longcase Demam Dengue Dr Galuh - Nadya Rahma Indarti.pptx
Longcase Demam Dengue Dr Galuh - Nadya Rahma Indarti.pptxLongcase Demam Dengue Dr Galuh - Nadya Rahma Indarti.pptx
Longcase Demam Dengue Dr Galuh - Nadya Rahma Indarti.pptxnadyarahma111
 

Similar to 219107733 case-ckd (20)

Kolelitiasis lapsus Rezza.docx
Kolelitiasis lapsus Rezza.docxKolelitiasis lapsus Rezza.docx
Kolelitiasis lapsus Rezza.docx
 
CAP (3).pptx
CAP (3).pptxCAP (3).pptx
CAP (3).pptx
 
lapsusneuro.pptx
lapsusneuro.pptxlapsusneuro.pptx
lapsusneuro.pptx
 
PPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptx
PPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptxPPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptx
PPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptx
 
LAPKAS CHF.pptx
LAPKAS CHF.pptxLAPKAS CHF.pptx
LAPKAS CHF.pptx
 
Ppt dhf
Ppt dhfPpt dhf
Ppt dhf
 
HIPERTIROID.pptx
HIPERTIROID.pptxHIPERTIROID.pptx
HIPERTIROID.pptx
 
Laporan Jaga
Laporan JagaLaporan Jaga
Laporan Jaga
 
91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajar91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajar
 
sh
shsh
sh
 
Psmba.pptx
Psmba.pptxPsmba.pptx
Psmba.pptx
 
Mini CEX BPH.pptx
Mini CEX BPH.pptxMini CEX BPH.pptx
Mini CEX BPH.pptx
 
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptxLASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
 
216781903 case-anestesi
216781903 case-anestesi216781903 case-anestesi
216781903 case-anestesi
 
Kasus 1_PETA_17032022.ppt
Kasus 1_PETA_17032022.pptKasus 1_PETA_17032022.ppt
Kasus 1_PETA_17032022.ppt
 
Nurtika CBD Diare Kronis.pptx
Nurtika CBD Diare Kronis.pptxNurtika CBD Diare Kronis.pptx
Nurtika CBD Diare Kronis.pptx
 
236715932 long-case-sle
236715932 long-case-sle236715932 long-case-sle
236715932 long-case-sle
 
245494656-LAPORAN-KASUS-thypoid-fever-ppt.ppt
245494656-LAPORAN-KASUS-thypoid-fever-ppt.ppt245494656-LAPORAN-KASUS-thypoid-fever-ppt.ppt
245494656-LAPORAN-KASUS-thypoid-fever-ppt.ppt
 
99905517 hipertensi-urgensi
99905517 hipertensi-urgensi99905517 hipertensi-urgensi
99905517 hipertensi-urgensi
 
Longcase Demam Dengue Dr Galuh - Nadya Rahma Indarti.pptx
Longcase Demam Dengue Dr Galuh - Nadya Rahma Indarti.pptxLongcase Demam Dengue Dr Galuh - Nadya Rahma Indarti.pptx
Longcase Demam Dengue Dr Galuh - Nadya Rahma Indarti.pptx
 

Recently uploaded

Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 

Recently uploaded (20)

Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 

219107733 case-ckd

  • 1. 1 Get Homework/Assignment Done Homeworkping.com Homework Help https://www.homeworkping.com/ Research Paper help https://www.homeworkping.com/ Online Tutoring https://www.homeworkping.com/ click here for freelancing tutoring sites BAB I STATUS PASIEN A. ANAMNESIS 1. Identitas pasien a. Nama : Tn.J b. Jenis kelamin : Laki-laki
  • 2. 2 c. Umur : 33 tahun d. Alamat : Slahung, Ponorogo e. Pekerjaan : Swasta f. Status perkawinan : Menikah g. Agama : Islam h. Suku : Jawa i. Tanggal masuk RS : 12 Februari 2013 j. Tanggal pemeriksaan : 13 Februari 2013 2. Keluhan Utama Pasien datang dengan keluhan nyeri kepala berputar. 3. Riwayat Penyakit Sekarang Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis tanggal 13Februari 2013 di Bangsal Mawar RSUD dr. Harjono Ponorogo. Pasien datang ke IGD tanggal 12Februari 2012 diantar oleh keluarganya dengan keluhan nyeri pada kepalanya yang di rasakan berputar. Keluhan dirasakan sudah 1 minggu sebelum pasien datang ke rumah sakit. Nyeri dirasakan sangat hebat sehingga untuk berdiri saja pasien tidak mampu dan selalu terjatuh, selain itu pasien mengeluhkan badannya terasa sangat lemas dan di sertai dengan mual dan muntah, muntah  3 kali dalam sehari sebanyak 1 gelas belimbing, berisi makanan yang dimakan dan tidak terdapat darah. Pasien adalah seorang tenaga kerja indonesia di korea, sebelum berangkat ke korea  3 bulan yang lalu, pasien sering mengeluhkan sering terasa sakit pada pinggangnya, sakit pinggang dirasakan kumat-kumatan dan tidak menjalar. Di indonesia pasien melalui tes kesehatan, menurut petugas kesehatan di indonesia, pasien di beritahu bahwa ada gangguan pada ginjalnya, namun hal tersebut tidak berarti menurut petugas kesehatan tersebut sehingga pasien tetap diperbolehkan berangkat ke korea. Selama di korea pasienbekerja
  • 3. 3 berat selama  12 jam setiap harinya, hingga pada suatu saat pasien jatuh sakit dengan keluhan badan yang terasa sangat lemah disertai pusing berputar, mual, dan muntah. Oleh tenaga kesehatan tempat pasien bekerja di korea, pasien diberitahu bahwa tidak dapat melanjutkan pekerjaannya dan disarankan untuk kembali ke indonesia. Setelah tiba di indonesia, pasien langsung datang ke rumah sakit. pada pasien didapatkan nyeri kepala berputar (+), mual dan muntah (+), muntah  3 kali sehari, sebanyak kira-kira 1 gelas belimbing, muntah berupa makanan yang dimakan, darah (-). pada saat anamnesis nyeri pinggang sudah tidak dirasakan, BAK (+) dalam batas normal, BAB (+) dalam batas normal. 4. Riwayat Penyakit Dahulu a. Riwayat hipertensi : didapatkan ( 2 tahun ) b. Riwayat maag : disangkal c. Riwayat sakit jantung : disangkal d. Riwayat diabetes mellitus : disangkal e. Riwayat asma : disangkal f. Riwayat sakit ginjal : disangkal g. Riwayat sakit hepar : disangkal h. Riwayat alergi : disangkal i. Riwayat opname : disangkal 5. Riwayat Pribadi a. Riwayat merokok : didapatkan (4-6 batang per hari) b. Konsumsi minum kopi : didapatkan (1 gelas perhari) c. Konsumsi konsumsi alkohol : didapatkan ( 3 tahun yang lalu selama 2 tahun) d. Konsumsi obat : disangkal e. Konsumsi jamu : didapatkan (klorofil)
  • 4. 4 f. Konsumsi minuman energi : Ekstra jos dan kratingdeng (3 sachet + 1 botol setiap hari selama 2 tahun terakhir) 6. Riwayat Keluarga a. Riwayat hipertensi : didapatkan b. Riwayat sakit jantung : disangkal c. Riwayat stroke : disangkal d. Riwayat diabetes mellitus : disangkal e. Riwayat asma : disangkal f. Riwayat atopi : disangkal g. Riwayat sakit serupa : disangkal 7. Riwayat sosial ekonomi dan gizi Pasien adalah mantan tenaga kerja indonesia di korea. Pendapatan pasien cukup untuk makandan keperluan sehari-hari keluarganya. Pasien berobat dengan fasilitas Jamkesmas. B. PEMERIKSAAN FISIK 1. Keadaan Umum : Baik a. Kesadaran : Compos Mentis (GCS E4V5M6) b. Vital signs : Tekanan darah : 150/100 mmHg (berbaring, lengan kanan). Nadi : 84x/ menit, isi & tegangan cukup, irama reguler. Respiratory rate : 20 x/ menit, tipe thoracoabdominal Suhu : 36,5º C per aksiler 2. Pemeriksaan fisik : a. Kulit
  • 5. 5 Ikterik (-), petechiae (-), purpura (-), ekimosis (-), acne (-), turgor kulit menurun(-), hiperpigmentasi (-), bekas garukan (-), kulit kering (-), kulit hiperemis (-), sikatrik bekas operasi (-). b. Kepala Bentuk mesocephal, rambut warna hitam, mudah rontok (-), luka (-). c. Mata Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), exoftalmus (-/-), perdarahan subkonjungtiva (-/-), pupil isokor dengan diameter (3/3) mm, reflek cahaya (+/+) normal, oedem palpebra (-/-), nistagmus (+/+). d. Hidung Nafas cuping hidung (-), deformitas (-), darah (-/-), sekret (-/-). e. Telinga Deformitas (-/-), darah (-/-), sekret (-/-), tinitus (+/+). f. Mulut Sianosis (-), gusi berdarah (-), kering(-), stomatitis (-), pucat (-), lidah tifoid (-), papil lidah atropi (-), luka pada sudut bibir (-). g. Leher JVP R+0 cm, trakea di tengah, simetris, pembesaran tiroid (-), nyeri tekan (-), pembesaran kelenjar getah bening (-). h. Thorax 1) Pulmo a) Inspeksi : Kelainan bentuk (-), simetris, tidak ada ketinggalan gerak kedua sisi paru, retraksi otot-otot nafas tidak ditemukan, spider nevi (-). b) Palpasi : Ketinggalan gerak: - -
  • 6. 6 Anterior : Posterior : Fremitus: Anterior : Posterior : Perkusi Anterior : Posterior : Auskultasi Anterior : Posterior : Suara tambahan : wheezing (-/-), rhonki(-/-) 2) Jantung a) Inspeksi: Ictus cordis tampak b) Palpasi: Ictus cordis kuat angkat c) Perkusi - Batas kiri jantung :  Atas: SIC III sinistra di linea parasternalis sinistra - - - - - - - - - - N N N N N N N N N N N N S S S S S S S S S S S S V V V V V V V V V V V V
  • 7. 7  Bawah:SIC V sinistra 1 cm lateral linea midclavicula sinistra - Batas kanan jantung  Atas: SIC III dextra di sisi lateral linea parasternalis dextra  Bawah: SIC IV dextra di sisi lateral linea parasternalis dextra d) Auskultasi: Bunyi jantung I-II reguler, intensitas S1 sama dengan S2, bising jantung (-), suara tambahan S3- S4 gallop (-) i. Abdomen a) Inspeksi: dinding perut lebih tinggi dari dinding dada, distended (-), caput medusae (-). venektasi (-). b) Auskultasi: peristaltik (N), metallic sound (-). c) Perkusi: pekak beralih (-), tes undulasi (-). d) Palpasi: nyeri tekan (-), lien tidak teraba, hepar tidak teraba, ren tidak teraba. j. Pinggang Nyeri ketok costovertebra (+/+). k. Ekstremitas 1) Ekstremitas superior Akral hangat, edema (-/-), clubbing finger (-), pitting edema(- ), palmar eritem (-/-). 2) Ekstremitas inferior Akral hangat, clubbing finger (-), pitting edema (-/-), C. PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan laboratorium l. Pemeriksaan laboratorium darah lengkap tanggal 12Februari 2013:
  • 8. 8 Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal Interpretasi WBC 12,3 x 103 uL 4,0-10,0 Lymph # 1,6 x 103 uL 0,8-4,0 N Mid 0,9 x 103 uL 0,1-4,0 N Gran # 9,7 x 103 uL 2,0-7,0 Lymph % 13,4 % 20,0-40,0 Mid 7,0 % 3,0-15,0 N Gran % 79,6 % 50,0-70,0 HGB 6,2 g/dl 11,0-16,0 RBC 2,57 x 106 uL 3,5-5,5 HCT 18,4 % 37,0-54,0 MCV 71,6 Fl 80-100 MCH 24,1 pg 27,0-34,0 MCHC 33,6 g/dl 32,0-36,0 N RDW-CV 14,6 % 11,0-16,0 N RDW-SD 40,4 Fl 35,0-56,0 N PLT 119 x 103 Ul 100-300 N MPV 7,2 Fl 6,5-12,0 N PDW 18,1 mg/dl 9-17 PCT 0,085 mg/dl 0,108-0,282 2. Pemeriksaan laboratorium darah lengkap tanggal 16 Februari 2013: Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal Interpretasi WBC 9,2 x 103 uL 4,0-10,0 N Lymph # 1,2 x 103 uL 0,8-4,0 N Mid 0,4 x 103 uL 0,1-4,0 N Gran # 7,6 x 103 uL 2,0-7,0 Lymph % 12,5 % 20,0-40,0
  • 9. 9 Mid 4,4 % 3,0-15,0 N Gran % 83,1 % 50,0-70,0 HGB 8,6 g/dl 11,0-16,0 RBC 3,67 x 106 uL 3,5-5,5 N HCT 26,0 % 37,0-54,0 MCV 71,0 Fl 80-100 MCH 23,4 pg 27,0-34,0 MCHC 33,0 g/dl 32,0-36,0 N RDW-CV 15,3 % 11,0-16,0 N RDW-SD 36,2 Fl 35,0-56,0 N PLT 126 x 103 Ul 100-300 N MPV 7,3 Fl 6,5-12,0 N PDW 17,0 mg/dl 9-17 N PCT 0,091 mg/dl 0,108-0,282 3. Pemeriksaan laboratorium kimia darah tanggal 12Februari 2013: Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal Interpretasi GDA 171 mg/dl < 140 ↑ DBIL 0,21 mg/dl 0-0,35 N TBIL 0,39 mg/dl 0,2-1,2 N SGOT 42,1 u/L 0-38 ↑ SGPT 50,8 u/L 0-40 ↑ ALP 165 u/L 98-279 N GAMA GT 25,6 u/L 10-54 N
  • 10. 10 4. Hasil pemeriksaan EKG Kesimpulan hasil EKG : Irama: Sinus, Reguler HR: 84x/menit Axis: Normal (Lead I (+), AVF (+) Zona transisi: V3-V4 Kesan EKG: dalam batas normal 5. Hasil pemeriksaan USG abdomen Kesan : Pyelonefritis kronis bilateral late stage. D. RESUME/ DAFTAR MASALAH 1. Anamnesis a. Nyeri kepala berputar TP 6,8 g/dl 6,6-8,3 N ALB 3,5 g/dl 3,5-5,5 N Glob 3,3 g/dl 2-3,9 N UREA 425,04 g/dl 10-50 ↑ CREAT 26,41 mg/dl 0,7-1,4 ↑ UA 10,7 mg/dl 3,4-7 ↑ CHOL 140 mg/dl 140-200 N TG 153 mg/dl 36-165 N HDL 29 mg/dl 35-150 ↓ LDL 80 mg/dl 0-190 N
  • 11. 11 b. Mual dan muntah c. Nyeri pinggang d. Badan terasa lemah e. Riwayat hipertensi f. Riwayat konsumsi alkohol 3 tahun yang lalu selama 2 tahun g. Riwayat minuman berenergi  1 tahun terakhir h. Riwayat merokok 2. Pemeriksaan Fisik Mata: a) Konjungtiva anemis (+/+) b) Nistagmus (+/+) Telinga: Tinitus (+/+) Pinggang : Nyeri ketok kostovertebre (+/+) 3. Laboratorium Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal Interpretasi WBC 12,3 x 103 uL 4,0-10,0 Gran # 9,7 x 103 uL 2,0-7,0 Lymph % 13,4 % 20,0-40,0 Gran % 79,6 % 50,0-70,0 HGB 6,2 g/dl 11,0-16,0 RBC 2,57 x 106 uL 3,5-5,5 HCT 18,4 % 37,0-54,0 MCV 71,6 Fl 80-100 MCH 24,1 pg 27,0-34,0 PDW 18,1 mg/dl 9-17 PCT 0,085 mg/dl 0,108-0,282
  • 12. 12 Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal Interpretasi Gran # 7,6 x 103 uL 2,0-7,0 Lymph % 12,5 % 20,0-40,0 Gran % 83,1 % 50,0-70,0 HGB 8,6 g/dl 11,0-16,0 HCT 26,0 % 37,0-54,0 MCV 71,0 Fl 80-100 MCH 23,4 pg 27,0-34,0 PCT 0,091 mg/dl 0,108-0,282 - Hasil pemeriksaan USG abdomen Kesan : Pyelonefritis kronis bilateral late stage. Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal Interpretasi GDA 171 mg/dl < 140 ↑ SGOT 42,1 u/L 0-38 ↑ SGPT 50,8 u/L 0-40 ↑ UREA 425,04 g/dl 10-50 ↑ CREAT 26,41 mg/dl 0,7-1,4 ↑ UA 10,7 mg/dl 3,4-7 ↑ HDL 29 mg/dl 35-150 ↓
  • 13. 13 E. ASSESMENT/ DIAGNOSIS KERJA Vertigo perifer dan chronic kidney diseases et causa pyelonefritis kronis F. POMR (Problem Oriented Medical Record) Daftar Masalah Problem Assesment Planning Diagnosi s Terapi Monitori ng 1. Nyeri kepala berputar, mual dan muntah  3x/hari, nistagmus (+/+), tinitus (+/+) 2. Nyeri pinggang 3 bulan yang lalu, Badan terasa lemah, riwayat konsumsi alkohol Riwayat konsumsi Gangguan vestibulocohclea ris - Gangguan RFT - Leukositosis - Granulositosis Vertigo perifer - CKD stage V - Pyelonefritis kronis - USG urologi - UL - Cek elektrolit - Analisa gas darah - Betahistin mesylat 3x1 tab - inj. Ondancentron 3x1 - konsul THT -Inf.Pz + meylon 12 tpm -Ranitidin 2x1 amp -Ceftriaxone 2x1 - Pengendalian keseimbangan air dan garam (cairan=urin 24 jam+500ml; diet - Klinis Klinis Vital Sign Urine Lengkap Elektrolit
  • 14. 14 minuman berenergi, riwayat merokok, - WBC 12,3x103 - Gran % 79,6 - UREA 425.04 - CREAT 26,41 - UA 10,7 Cct = 3.21 3. SGOT = 42,1 SGPT = 50,8 4.Hb : 6.2 MCV : 71.6 MCH : 24.1 HCT : 18.4 RBC : 2,57 - Gangguan LFT - Anemia mikrositik hipokromik - Anemia penyakit kronis Dd : defisiensi besi - HBsAg - HIV - HCV - HBV - SITIBC garam 40-120 mEq) - Diet rendah protein, tinggi kalori (protein 0,6- 0,8 gram/kgBB/hari - Kalori minimal 35kcal/kgBB/hari) - Diet rendah kalium (hindari pisang, jeruk, tomat dan sayuran berlebih) - Persiapan hemodialisis - Transfusi PRC 2 kolf/hari on HD -SF 3x1 tab - Klinis - Darah Lengkap - Klinis - vital sign
  • 15. 15 5.Tekanan darah 150/100 mmHg Riwayat hipertensi - Hipertensi - Hipertensi stage 1 - Foto thorak - EKG - Fundusk opi - Captopril 3x12.5 mg - Klinis - Vital sign G. FOLLOW UP Tanggal Keluhan Vital sign Px. Penunjang Terapi 14-09-12 Lemes, nyeri berputar pada kepala sudah berkurang TD:140/90 mmHg N:80x/menit S:36,5oC RR:24x/me nit - infus PZ - Inj. Ceftriaxone 2x1 gr - Metil Prednisolon 2x125 mg -Sulfas ferrosus 2x300 mg - Vit. Bc 3x1 Tanggal Keluhan Vital sign Px. Penunjang Terapi 15-09-12 Lemes, nyeri berputar pada kepala sudah berkurang TD:140/90 mmHg N:80x/menit S:36,5oC RR:24x/me nit - Cek elektrolit - infus PZ - Inj. Ceftriaxone 2x1 gr - Metil Prednisolon 2x125 mg -Sulfas ferrosus 2x300 mg
  • 16. 16 PEMBAHASAN Pasien datang dengan keluhan nyeri berputar pada kepalanya dimana pasien bahkan tidak mampu untuk berdiri, pasien mengalami vertigo dimana vertigo sendiri adalah sensasi rotasi tanpa adanya perputaran yang sebenarnya atau rasa berputar yang khayal dengan disorientasi ruang yang biasanya menimbulkan gangguan keseimbangan. Vertigo yang di alami pasien adalah vertigo perifer dimana pada vertigo perifer di dapatkan tinitus dan nistagmus, sedangkan pada vertigo central gejala tinitus dan nistagmus tidak didapatkan. Onset timbulnya vertigo secara mendadak juga mengarah ke vertigo perifer, karena pada vertigo central onset timbulnya gejala terjadi secara perlahan. Penatalaksanaan untuk vertigo sendri adalah sebagai berikut : 1. Medikamentosa Umumnya merupakan pengobatan simptomatis. Dalam hal ini ada beberapa obat yang dapat memberikan manfaat lain sebagai berikut (6,7) : a. antikolinergik/parasimpatolitik b. antihistamin c. penenang minor dan mayor d. simpatomimetik e. vasodilator 2. Fisioterapi Bertujuan untuk mempercepat tumbuhnya mekanisme kompensasi/adaptasi atau habituasi system vestibula yang mengalami gangguan tersebut(6,7).
  • 17. 17 Selain vertigo pasien juga mengeluhkan badan yang terasa lemah dan dari hasil pemeriksaan laboratorium di dapatkan bahwa pasien menderita anemia, dimana kadar hb yang menurun, kadar hb yang menurun di sertai dengan kadar mcv, mch dan mchc yang ikut menurun, hal tersebut yang di namakan dengan anemia mikrositik hipokromik. Pada pemeriksaan laboratorium di dapatkan kadar ureum dan kreatinin yang tinggi, hal tersebut mengarahkan ke arah chronic kidney disease, kriteria penyakit tersebut adalah : 1. Kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih dari 3 bulan, berupa kelaian structural atau fungsional, dengan atau tanpa penurunan laju fitrasi glomerulus (LFG) , dengan manifestasi : - Kelainan patologis - Terdapat tanda kelainan ginjal, termasuk kelainan dalam komposisi darah atau urin, atau dengan kelainan pada tes pencitraan (imaging test) 2. Laju filtrasi glomerulus (LFG) kurang dari 60ml/menit/1,73m2 selama 3 bulan , dengan atau tanpa kerusakan ginjal. Nilai maksimal GFR dicapai pada decade ke-3 kehidupan manusia, yaitu sekitar 20 mL/min per 1.73 m2 dan akan mengalami penurunan ± 1 mL/min per tahun per 1.73 m2; sehingga pada usia 70 tahun didapatkan GFR rata-rata 70 mL/min per 1.73 m2, angka ini lebih rendah pada wanita.3 Penyakit ginjal kronik (chronic kidney disease/CKD) meliputi suatu proses patofisiologis dengan etiologi yang beragam yang berhubungan kelainan fungsi ginjal dan penurunan progresif GFR. Klasifikasi berdasarkan National Foundation [Kidney Dialysis Outcomes Quality Initiative (KDOQI)], dimana stadium dari penyakit ginjal kronik diklasifikasikan berdasarkan estimasi nilai GFR.3
  • 18. 18 Tabel 2. Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronik (CKD)3 Stadium Fungsi Ginjal Laju Filtrasi Glomerulus (mL/menit/1,73m2) Risiko meningkat Normal > 90, terdapat faktor risiko Stadium 1 Normal/meningkat > 90, terdapat kerusakan ginjal, proteinuria menetap, kelainan sedimen urin, kelainan kimia darah dan urin, kelainan pada pemeriksaan radiologi. Stadium 2 Penurunan ringan 60 – 89 Stadium 3 Penurunan sedang 30 – 59 Stadium 4 Penurunan berat 15 – 29 Stadium 5 Gagal ginjal < 15 Istilah chronic renal failure menunjukkan proses berlanjut reduksi jumlah nephron yang signifikan, biasanya digunakan pada CKD stadium 3 hingga 5. Istilah end-stage renal disease menunjukkan stadium CKD dimana telah terjadi akumulasi zat toksin, air, dan elektrolit yang secara normal diekskresi oleh ginjal sehingga terjadi sindrom uremikum. Sindrom uremikum selanjutnya dapat mengakibatkan kematian sehingga diperlukan pembersihan kelebihan zat-zat tersebut melalui terapi penggantian ginjal, dapat berupa dialisis atau transplantasi ginjal.3 Klasifikasi penyakit ginjal didasarkan atas 2 aspek , yaitu : atas dasar derajat (stage) penyakit dan atas dasar etiologi diagnosis. Apapun etiologi yang mendasari, penghancuran massa ginjal dengan sklerosis ireversibel dan hilangnya nefron menyebabkan penurunan progresif GFR. Klasifikasi atas dasar derajat penyakit, dibuat atas dasar LFG, yang dihitung dengan menggunakan rumus Kockcroft-Gault sebagai berikut : LFG (ml/mnt/1,73m2) : (140 - umur) X Berat Badan 72 X Kreatinin Plasma (mg/dl) *perempuan dikalikan 0,85
  • 19. 19 Pada pasien di diagnosis chronic kidney disease stadium 5 berdasarkan atas nilai laju filtrasi gllumerulus yaitu < 15, dimana pada pasien sendiri di dapatkan nilai laju filtrasi glumerulus 3,21. Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronik atas Dasar Diagnosis Etiologi Penyakit Tipe Mayor Penyakit Ginjal Diabetes Diabetes tipe 1 dan 2 Penyakit Ginjal Non Diabetes Penyakit glomerular (penyakit autoimun, infeksi sistemik, obat neoplasia) Penyakit vascular (penyakit pembuluh darah besar, hipertensi, mikroangiopati) Penyakit tubulointerstisial (pielonefritis kronik, batu, obstruksi, keracunan obat) Penyakit kistik (ginjal polikistik) Penyakit pada Transplantasi Rejeksi kronik Keracunan obat (siklosporin/takrolimus) Penyakit recurrent (glomerular) Transplant glomerulopathy Pada penyakit ginjal kronis gambaran klinis meliputi : a). Sesuai dengan penyakit yang mendasari seperti diabetes melitus, infeksi traktus urinarius, batu traktus urinarius, hipertensi, SLE dan sebagainya. b). Sindrom uremia, yang terdiri dari lemah, letargi, anoreksia, mual, muntah, nokturia, kelebihan volume cairan, neuropati perifer, pruritus, perikarditis, kejang sampai koma.
  • 20. 20 c). Gejala komplikasi antara lain : hipertensi, anemia, osteodistrofi renal, payah jantung, asidosis metabolik, gangguan keseimbangan elektrolit. Pada hasil usg pasien didapatkan gambaran pyelonefritis kronis bilateral, sehingga pada pasien termasuk penyakit ginjal non diabetik dengan etiologinya Penyakit tubulointerstisial (pielonefritis kronik) dan Penyakit vascular (hipertensi) dimana pada pasien didapatkan riwayat hipertensi  2 tahun terakhir. Sedangkan dari gambaran klinis pasien didapatkan lemah, mual, muntah dan timbul komplikasi berupa anemia dan hipertensi. Pada pasien di dapatkan penurunan eritrosit, yaitu nilai RBC (2,57) bisa di sebut juga anemia normokromik mikrositik. Pada CKDanemia normokromik normositik terutama berkembang dari sintesis penurunan eritropoietin ginjal, hormon yang bertanggung jawab untuk stimulasi sumsum tulang untuk produksi sel darah merah (RBC). Ini dimulai pada awal perjalanan penyakit dan menjadi lebih parah karena GFR menurun secara progresif dengan ketersediaan massa ginjal yang kurang layak. Tidak ada respon retikulosit terjadi. RBC menurun, dan kecenderungan perdarahan meningkat dari disfungsi uremia-diinduksi trombosit. Penyebab lain dari anemia pada pasien penyakit ginjal kronis termasuk kehilangan darah kronis, hiperparatiroidisme sekunder, peradangan, kekurangan gizi, dan akumulasi inhibitor eritropoiesis. Anemia berhubungan dengan kelelahan, kapasitas latihan dikurangi, fungsi kognitif dan gangguan kekebalan tubuh, dan mengurangi kualitas hidup. Anemia juga dikaitkan dengan perkembangan penyakit kardiovaskular, onset baru gagal jantung, atau pengembangan gagal jantung yang lebih parah. Anemia dikaitkan dengan kematian kardiovaskular meningkat. Penatalaksanaan penyakit ginjal meliputi :  Terapi spesifik terhadap penyakit dasarnya  Pencegahan dan terapi terhadap kondisi komorbid (comorbid condition)  Memperlambat perburukan (progression) fungsi ginjal
  • 21. 21  Pencegahan dan terapi terhadap penyakit kardiovaskular  Pencegahan dan terapi terhadap komplikasi  Terapi pengganti ginjal berupa dialysis atau transplantasi ginjal. Rencana Tatalaksana Penyakit Ginjal Kronik Sesuai dengan Derajatnya Derajat LFG (ml/mnt/1,73m2) Rencana penatalaksanaan 1 ≥ 90 - Terapi penyakit dasar , kondis komorbid, evaluasi perburukan (progression), fungsi ginjal, memperkecil resiko kardiovaskuler 2 60 – 89 - Menghambat pemburukan (progression) fungsi ginjal 3 30 -59 - Evaluasi dan terapi komplikasi 4 15 – 29 - Persiapan terapi pengganti ginjal 5 < 15 - Terapi pengganti ginjal Pengobatan kondisi yang mendasarinya jika mungkin diindikasikan :  Kontrol tekanan darah yang agresif untuk target nilai per pedoman saat ini diindikasikan.Gunakan inhibitor ACE atau angiotensin reseptor blocker sebagai ditoleransi, dengan pemantauan dekat untuk kerusakan ginjal dan hiperkalemia (hindari pada gagal ginjal lanjut, stenosis arteri renalis bilateral [RAS], RAS dalam ginjal soliter). Data yang mendukung penggunaan ACE inhibitor / angiotensin reseptor blocker pada penyakit ginjal diabetes dengan atau tanpa proteinuria. Namun, dalam penyakit ginjal nondiabetes, ACE inhibitor / angiotensin reseptor blocker efektif dalam memperlambat perkembangan penyakit antara pasien dengan proteinuria kurang dari dari 500 mg / d.  Kontrol glikemik Agresif per Diabetes Association (ADA) rekomendasi (target HbA1C <7%) diindikasikan.  Meskipun Modifikasi Diet di Penyakit Ginjal (MDRD) Studi gagal untuk menunjukkan efek pembatasan protein dalam penghambatan
  • 22. 22 perkembangan penyakit ginjal, meta-analisis menunjukkan peran bermanfaat bagi pembatasan protein. National Kidney Foundation (NKF) pedoman menyarankan bahwa jika seorang pasien yang dimulai pada pembatasan protein, dokter perlu memonitor status gizi pasien. pembatasan asupan protein mulai dilakukan pada LFG ≤ 60ml/mnt, sedangkan diatas nilai tersebut, pembatasan asupan protein tidak selalu dianjurkan. Protein diberikan 0,6 – 0,8 /kgBB/hari , yang 0,35 – 0,5 gr diantaranya merupakan protein nilai biologi tinggi. Jumlah kalori yang diberikan sebesar 30-35 kkal/kgBB/hari, dibutuhkan pemantauan yang teratur terhadap status nutrisi ditingkatkan. Dengan demikian , pembatasan asupan protein akan mengakibatkan berkurangnya syndrome uremik. Asupan protein berlebih (protein overload) akan mengakibatkan ggn.hemodinamik ginjal berupa peningkatan aliran darah dan tekanan intraglomerulus (intraglomerulus hyperfiltration), yang akan memperburuk fungsi ginjal. Predialysis albumin serum yang rendah juga berkaitan dengan hasil yang buruk di antara pasien dialisis. Pembatasan Asupan Protein dan Fosfat pada Penyakit Ginjal Kronik LFG ml/menit Asupan protein g/kg/hari Fosfat g/kg/hari >60 Tidak dianjurkan Tidak dibatasi 25 – 60 0,6 – 0,8/kg/hari, termasuk ≥ 0,35 gr/kg/hr , nilai biologi tinggi ≤ 10 gr 5 -25 0,6 – 0,8/kg/hari, termasuk ≥ 0,35 gr/kg/hr protein nilai biologi tinggi atau tambahan 0,3gr asam amino esensial atau asam keton ≤ 10 gr <60 (syndrome nefrotik) 0,8/kg/hr (+1 gr protein / gr proteinuria atau 0,3gr/kg tambahan asam maino esensial atau asam keton ≤ 9 gr
  • 23. 23  Pengobatan hiperlipidemia ke tingkat target per pedoman saat ini diindikasikan.  Menghindari nephrotoxins, termasuk IV radiocontrast, obat anti- inflamasi, dan aminoglikosida ditunjukkan.  Mendorong berhenti merokok, karena perokok cenderung untuk mencapai ESRD lebih awal dibanding bukan perokok. De Brito-Ashurst dkk mempelajari apakah suplementasi bikarbonat menjaga fungsi ginjal pada penyakit ginjal kronis (CKD). [7] pasien dewasa (n = 134) dengan penyakit ginjal kronis (yaitu, bersihan kreatinin [CrCl] 15-30 mL / menit / 1,73 m 2 dan bikarbonat serum 16-20 mmol / L) secara acak ditugaskan untuk menerima natrium bikarbonat suplementasi oral atau perawatan standar selama 2 tahun. Penurunan lebih lambat dalam CrCl diamati pada kelompok bikarbonat daripada di kelompok kontrol (1,88 vs 5,93 mL/min/1.73 m 2; P <0,0001). Pasien dalam kelompok bikarbonat juga kurang kemungkinan untuk mengalami pengembangan penyakit secara cepat daripada yang anggota dari kelompok kontrol (9% vs 45%; P <0,0001), dan lebih sedikit pasien yang menerima suplemen bikarbonat dikembangkan ESRD (6,5% vs 33%; P <0,001). Selain manfaat yang tercantum di atas, parameter nutrisi yang diperbaiki dengan suplementasi bikarbonat. Tekanan darah pada penderita didapatkan 150/100, dimana hal tersebut merupakan hipertensi stage 2 menurut JNC 7 untuk pasien dewasa (umur ≥ 18 tahun)
  • 24. 24 Sedangkan penanganan hipertensi pada penderita CKD adalah :