SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Clinical predictors for etiology of acute
diarrhea in children in resource-limited
settings
JURNAL READING
Perseptor :
dr. Astri Pinilih, Sp.A
Oleh :
Aulia Dwi
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Anak
RS Pertamina-Bintang Amin
FK Universitas Malahayati
Tahun 2023
SUMBER
PENDAHULUAN
Diare adalah salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak
di negara berpenghasilan rendah dan menengah dan merupakan salah
satu alasan paling umum untuk pasien datang ke fasilitas kesehatan.
Meskipun pedoman Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
merekomendasikan penggunaan antibiotik hanya untuk kasus diare
disertai darah dan dugaan kolera, penelitian telah menunjukkan bahwa
lebih dari 42% anak kecil dengan diare tidak berdarah menerima
antibiotik, dengan tingkat penggunaan bervariasi secara luas.
Penggunaan antimikroba yang tidak tepat ini dapat menyebabkan
toksisitas, peningkatan biaya perawatan, dan berkembangnya resistensi.
Karena maraknya penggunaan antibiotik yang tidak tepat, diperlukan
metode yang memberikan dukungan keputusan klinis yang secara
akurat memprediksi etiologi diare dan mengurangi ketergantungan
pada pengujian laboratorium.
Ketersediaan diagnostik molekuler dalam beberapa tahun terakhir
telah memungkinkan penentuan etiologi yang akurat untuk diare anak.
Dalam studi ini, peneliti menggunakan data dari Global Enteric
Multicenter Study (GEMS) untuk memeriksa prediktor diagnostik klinis
etiologi diare.
METODE Desain studi
GEMS adalah studi case control prospektif yang berlangsung dari 2007-2011 di 7
negara di Afrika. Ada 9439 anak dengan diare sedang hingga berat (MSD) terdaftar
di pusat kesehatan setempat bersama dengan 1 hingga 3 kasus kontrol non-diare.
Episode diare akut didefinisikan sebagai MSD jika onsetnya dalam 7 hari terakhir dan
memenuhi setidaknya salah satu kriteria berikut: mata cekung, lebih dari normal;
hilangnya turgor kulit; hidrasi intravena diberikan atau diresepkan; terlihat darah dalam
tinja atau laporan orang tua; atau masuk ke rumah sakit karena diare atau disentri.
Saat pendaftaran, sampel feses diambil dari setiap anak untuk mengidentifikasi
enteropatogen bersama dengan informasi klinis, termasuk demografi, antropometrik,
dan riwayat klinis.
METODE
• Karena asam nukleat patogen sering terdeteksi oleh PCR pada anak-anak tanpa diare,
peneliti menggunakan model atribusi mayoritas kuantitatif real-time PCR-based (qPCR)
yang dikembangkan oleh Liu et al untuk menetapkan etiologi diare. Peneliti memperoleh
situs dan fraksi yang dapat dikaitkan dengan usia (AFe) untuk setiap episode, dan
menggunakan batas lebih besar dari 0,5 untuk menunjukkan atribusi patogen ke episode
tertentu.
• Peneliti mendefinisikan etiologi virus sebagai atribusi mayoritas dari episode diare hanya
oleh patogen virus (yaitu tidak termasuk koinfeksi dengan bakteri atau protozoa).
Peneliti mendefinisikan etiologi lain yang diketahui memiliki atribusi mayoritas episode
diare oleh setidaknya satu patogen non-virus lainnya.
• Selain itu, peneliti mendefinisikan etiologi bakteri sebagai penyebab episode diare oleh
bakteri patogen, termasuk kasus di mana lebih dari satu patogen dikaitkan (yaitu bakteri
dan virus, atau bakteri dan protozoa, atau banyak bakteri). Untuk pasien dengan etiologi
yang tidak diketahui.
Desain studi
METODE
Peneliti menggunakan data gejala klinis pasien, epidemiologi, dan data
antropometri pada presentasi sebagai prediktor potensial etiologi. Peneliti
menggunakan pedoman standar dari pelaporan transparan model prediksi
multivariabel untuk diagnosis individual (TRIPOD) untuk mengembangkan model
prediksi peneliti.
Peneliti fokus pada prediksi etiologi virus diare akut versus semua etiologi lain
yang diketahui karena mengetahui ini dapat menawarkan dukungan bagi
penyedia untuk menahan penggunaan antibiotik.
Peneliti juga melihat prediksi bakteri patogen apa pun sebagai cara untuk
menentukan apakah pengujian lanjutan, seperti kultur feses untuk kerentanan
agen antimikroba, dapat membantu dalam kasus yang ambigu.
Desain studi
METODE Pengolahan Data
Peneliti melakukan semua pemrosesan dan analisis data menggunakan R versi 3.6.2.
Dimulai dengan mengumpulkan lebih dari 1000 variabel, lalu mengecualikan semua
variabel yang tidak akan tersedia pada saat presentasi.
Pertanyaan yang memiliki sangat sedikit tanggapan dalam kategori tertentu (<10)
dikelompokkan kembali ke dalam kategori "lainnya“. 3 pasien menjawab mereka "Tidak
Tahu" ketika ditanya apakah mereka mengalami BAB berdarah sejak penyakit dimulai
dan dihapus dari dataset. Peneliti memaksimalkan kegunaan proses pemodelan dengan
menghilangkan variabel yang sangat kolinear dan serupa (misalnya berat badan, BMI,
dan BMI untuk usia z-skor). Langkah-langkah ini menyisakan 156 variabel predictor
potensial untuk dianalisis.
Selain informasi dari survei GEMS, peneliti mengembangkan variabel musim dengan
menggunakan informasi suhu dan hujan dari stasiun cuaca NOAA yang dekat dengan
pusat kesehatan dan dengan data selama periode waktu GEMS. Variabel musim
merupakan indikator hari hujan/panas, hari hujan/dingin, hari kering/dingin, atau hari
kering/panas.
METODE Penilaian Statistik
• Peneliti menggunakan random forest sebagai langkah screening untuk mendapatkan
variabel penting. Metode ini menggunakan pendekatan ansambel dengan
menghasilkan beberapa keputusan dan menilai kepentingan variabel dengan
menentukan pengurangan kesalahan prediksi kuadrat rata-rata untuk setiap variabel
pada sampel "out-of-bag" (atau sampel pengujian) yang dibuat saat bootstrap data.
• Dalam setiap iterasi validasi silang, peneliti membuat prediksi pada set pengujian dan
memperoleh ukuran kinerja: kurva karakteristik operasi penerima (ROC), dan area di
bawah kurva ROC (AUC).
• Untuk ambang diagnostik yang menyeimbangkan biaya relatif dari positif palsu dan
negatif palsu, peneliti menghitung nilai prediksi positif (PPV) dan nilai prediksi negatif
(NPV) sebagai fungsi dari sensitivitas dan spesifisitas prediksi yang diturunkan,
menggunakan prevalensi yang sesuai etiologi pada GEMS.
METODE Persetujuan Etik
• Protokol studi GEMS telah disetujui oleh komite etik di University of
Maryland, Baltimore dan di setiap lokasi lapangan.
• Orang tua atau pengasuh peserta memberikan persetujuan tertulis, dan
persetujuan yang disaksikan diperoleh untuk orang tua atau pengasuh
yang buta huruf.
HASIL
Dari 9439 pasien dalam studi GEMS dengan diare akut
dehidrasi sedang-berat (MSD) , 3366 termasuk dalam
analisis ini , 1049 memiliki etiologi virus dan 2069 memiliki
etiologi bakteri.
Berdasarkan tabel tersebut, didapatkan
etiologi virus terbanyak adalah Rotavirus
yaitu sebanyak 967 kasus.
Sementara itu, untuk etiologi bakteri
terbanyak adalah Shigella / EIEC yaitu
sebanyak 1376 kasus.
HASIL
Berdasarkan analisis dengan forest regresi, diketahui ranking urgensi atau
kepentingan variabel dalam etiologi diare yang paling tinggi adalah variabel
usia, lalu musim, dan adanya darah dalam feses.
HASIL
• Ketika penulis melakukan regresi
logistik validasi silang 5 kali lipat
dan model forest randomisasi, rata-
AUC pada 100 iterasi validasi silang
acak berkisar antara 0,71 (1
variabel) hingga 0,84 (8 variabel
atau lebih) untuk prediksi etiologi
virus dengan hasil serupa untuk
etiologi bakteri.
• AUC rata-rata dan 95% CI dari
validasi silang (100 iterasi) untuk
regresi logistik (LR) dan
randomisasi forest (RF) karena
jumlah variabel dalam model
meningkat dan inset menunjukkan
grafik yang diperbesar dari 1 hingga
10 variabel.
HASIL
• Berdasarkan tabel disamping,
didapatkan hasil Odds Ratio dengan
interval kepercayaan atau 95% CI dan
nilai p dari model regresi logistic untuk
hasil etiologi virus.
• Untuk nilai p value yang menunjukkan
hasil bermakna pada etiologi diare
adalah pada variabel usia, musim,
adanya darah dalam feses, gejala mual
muntah, dan pemberian ASI
HASIL
• Estimasi kurva ROC yang
diinterpolasi dari validasi silang
untuk regresi logistik dan model
randomisasi forest dengan ukuran
variabel 5, 10, dan 20.
• Garis putus-putus memudar
merupakan contoh bagaimana
peneliti bisa mencapai sensitivitas
0,6 dan spesifisitas 0,85 untuk
prediksi etiologi virus
DISKUSI
Tabel di atas berisi urutan kepentingan variabel spesifik lokasi dan rata-rata AUC keseluruhan yang divalidasi silang, AUC
menurut negara, dan AUC menurut benua dan interval kepercayaan dari model regresi logistik variabel 5 (tebal) dan 10 (ital.)
untuk memprediksi etiologi virus dengan variabel berdasarkan kepentingan variabel keseluruhan.
Terakhir, ini menunjukkan AUC dan interval kepercayaan 95% yang dihasilkan dari pengujian regresi logistik dengan variabel
berdasarkan kepentingan variabel keseluruhan di setiap lokasi secara individual mengikuti pelatihannya di negara lain di benua
yang sama. Hasilnya ratarata peringkat 1 variabel etiologi adalah usia lalu musim dan juga darah dalam feses
DISKUSI
• Penggunaan data peneliti dari GEMS, yang melibatkan 3366 episode diare dengan
etiologi yang diketahui di 7 negara dan dengan lebih dari 150 parameter yang relevan
secara klinis dikumpulkan untuk setiap episode, memungkinkan analisis kuat yang
mengungkapkan kemampuan variabel klinis saja untuk memprediksi etiologi diare
dengan tingkat akurasi yang tinggi.
• Dengan menggunakan algoritme pembelajaran mesin, peneliti menemukan bahwa model
dengan hanya 5 variabel (usia, musim, HAZ, diare berdarah, dan muntah), dapat secara
akurat memprediksi etiologi virus, dengan AUC yang divalidasi silang sebesar 0,825.
• Terjemahan temuan ini menuju pengambilan keputusan klinis memiliki potensi untuk
meningkatkan manajemen, termasuk penggunaan antibiotik yang tepat.
DISKUSI
• Studi sebelumnya memprediksi etiologi penyakit diare, telah dibatasi oleh jumlah
peserta yang rendah, jumlah data klinis yang dikumpulkan, variasi patogen, jumlah
patogen yang terdeteksi, metode deteksi, kurangnya kontrol tanpa diare, desain pusat
tunggal, dan kebutuhan untuk pengujian feses.
• Metode diagnostik molekuler baru yang digunakan pada sampel GEMS melibatkan
penilaian kuantitatif terhadap 32 patogen potensial, dengan pasangan kasus-kontrol
yang cocok, untuk menganggap fraksi yang disebabkan oleh etiologi (AFe) untuk
setiap episode. Metode kuantitatif ini, dalam konteks studi case control, dengan
demikian dapat menjelaskan tingginya tingkat deteksi patogen tanpa gejala dengan
pengujian molekuler pada anak-anak di LMICs, yang dapat mengacaukan atribusi
etiologi.
• Dengan menggunakan data ini, peneliti membuat beberapa model untuk mengevaluasi
efek indikator klinis pada apakah anak yang mengalami diare akut memiliki etiologi
virus (atau bakteri)
DISKUSI
• Ketika mempertimbangkan sensitivitas dan spesifisitas dalam konteks etiologi diare,
peneliti mengasumsikan target spesifisitas yang tinggi untuk prediksi etiologi “virus
saja” dan demikian pula, target sensitivitas tinggi untuk etiologi bakteri, keduanya
akan meminimalkan risiko tidak diberikannya antibiotik pada anak yang terkena infeksi
bakteri.
• Sementara pedoman WHO saat ini merekomendasikan antibiotik hanya untuk anak-
anak dengan disentri dan untuk anak-anak dengan diare air akut (AWD) dengan
dehidrasi parah di daerah endemik kolera, ada bukti yang menunjukkan pengobatan
non-disentri.
• Peneliti menemukan bahwa prediktor paling signifikan untuk membedakan virus dari
etiologi lain adalah: usia, HAZ, musim, diare berdarah, dan muntah. Muntah, HAZ yang
lebih tinggi, dan musim kemarau/dingin adalah bukti yang mengarah pada etiologi
virus, sedangkan usia yang lebih tua dan diare berdarah merupakan bukti yang
bertentangan dengan etiologi virus.
DISKUSI
• Diare berdarah sebagai prediktor bakteri penyebab diare, terutama untuk shigellosis, telah
terbukti dan menginformasikan pedoman MTBS bahwa disentri diobati dengan antibiotik.
• Muntah sebagai predictor proses virus juga telah ditunjukkan dalam penelitian sebelumnya.
Sudah diketahui bahwa anakanak yang lebih muda memiliki insiden diare yang lebih tinggi dan
beberapa penelitian menunjukkan bahwa usia yang lebih muda juga lebih menunjukkan proses
virus.
• Peneliti menunjukkan bahwa usia adalah prediktor paling penting dengan usia rata-rata
kasus virus adalah 13,0 bulan, dan 22,1 bulan untuk kasus bakteri.
• Hubungan positif antara antropometrik (HAZ lebih tinggi dan lingkar lengan atas tengah
(MUAC)) dengan etiologi virus dapat menunjukkan bahwa peningkatan nutrisi lebih
melindungi bakteri daripada proses virus. Gejala yang ditemukan dalam penelitian
sebelumnya menjadi prediksi etiologi, tetapi tidak meningkatkan kinerja prediksi dalam
analisis peneliti ketika ditambahkan ke variabel kepentingan variabel terpilih meliputi:
demam, jumlah tinja per hari, durasi diare, dan adanya lender. Demikian pula, variabel yang
terkait dengan higiene dan sanitasi tidak membantu prediksi etiologi.
DISKUSI
• Studi ini memiliki sejumlah keterbatasan. Pertama, model prediktif ini tidak membedakan antara
etiologi bakteri yang berbeda atau bakteri dari etiologi parasit, yang mungkin memerlukan terapi
yang berbeda.
• Selain itu, itu tidak memprediksi infeksi parasit. Di GEMS, sejumlah patogen bakteri memiliki sedikit
atau tidak ada kasus yang terdeteksi menggunakan AFe>0,5, termasuk EHEC, Yersinia, LT ETEC,
EAEC, EPEC atipikal, dan Clostridium difficile. Ini karena keberadaan organisme ini pada anak tanpa
diare, membuat atribusi menjadi sulit.
• Ketika ada kemungkinan bahwa ini bisa terjadi bersamaan dengan patogen virus, ada Bukti terbatas
bahwa pengobatan antibiotik dari etiologi ini akan bermanfaat dalam pengaturan ini.
• GEMS dilakukan sebelum meluasnya penggunaan vaksin rotavirus dan rotavirus merupakan patogen
virus yang dominan; dengan demikian, model tersebut perlu divalidasi jika kampanye vaksinasi
rotavirus berdampak besar.
• Meskipun peneliti menyajikan beberapa ukuran kinerja termasuk sensitivitas dan spesifisitas pada
berbagai ambang batas, peneliti tidak secara langsung mengukur kegunaan klinis. Studi selanjutnya
harus secara eksplisit menunjukkan potensi pengurangan penggunaan antibiotik yang dihasilkan dari
prediksi klinis.
Keterbatasan Penelitian
DISKUSI
• Sebagai kesimpulan, memanfaatkan sejumlah besar kasus dan metode molekuler
kuantitatif dari deteksi patogen dengan atribusi etiologi berdasarkan studi case
control, peneliti menunjukkan bahwa prediksi etiologi dapat dicapai untuk episode
diare akut dengan sedikitnya 5 variabel.
• Temuan peneliti mengkonfirmasi predictor etiologi virus yang dipertimbangkan
sebelumnya termasuk kurangnya diare berdarah, muntah, usia yang lebih muda, dan
iklim yang kering dan sejuk, dan mengungkapkan prediktor tambahan etiologi virus
yang terkait dengan tindakan antropometrik. Temuan ini memiliki potensi untuk
menyediakan dokter di lingkungan sumber daya yang lebih rendah dengan
pengambilan keputusan klinis yang lebih baik, termasuk membantu mengidentifikasi
subset anak-anak dari siapa antibiotik dapat ditahan dengan aman dan kelompok
yang mungkin mendapat manfaat dari antimikroba dan / atau pengujian mikrobiologi
tambahan.
Kesimpulan
TERIMAKASIH

More Related Content

Similar to Clinical predictors for acute diarrhea etiology

Langkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabahLangkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabahrickygunawan84
 
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...Adil Athilshipate
 
MPI 2 Penyelidikan epidemiologi OK
MPI 2 Penyelidikan epidemiologi OKMPI 2 Penyelidikan epidemiologi OK
MPI 2 Penyelidikan epidemiologi OKOktarina Permatasari
 
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis pada Operasi Sesar di Rumah Sakit ...
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis pada Operasi Sesar di Rumah Sakit ...Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis pada Operasi Sesar di Rumah Sakit ...
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis pada Operasi Sesar di Rumah Sakit ...Aji Wibowo
 
RANCANGAN PENELITIAN
RANCANGAN PENELITIANRANCANGAN PENELITIAN
RANCANGAN PENELITIANfikri asyura
 
Epidemiologi desktriptif-1
Epidemiologi desktriptif-1Epidemiologi desktriptif-1
Epidemiologi desktriptif-1Qarin Erni
 
1. PENGANTAR EPIDEMIOLOGI.pptx
1. PENGANTAR EPIDEMIOLOGI.pptx1. PENGANTAR EPIDEMIOLOGI.pptx
1. PENGANTAR EPIDEMIOLOGI.pptxRabiatulAdewia
 
Bahan_Tayang_Penyelidikan_Epidemiologi_KLB[1].pptx
Bahan_Tayang_Penyelidikan_Epidemiologi_KLB[1].pptxBahan_Tayang_Penyelidikan_Epidemiologi_KLB[1].pptx
Bahan_Tayang_Penyelidikan_Epidemiologi_KLB[1].pptxmelfinanapitupulu
 
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case ControlEpidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case ControlFachri Latif
 
Journal Reading _ Charlos Rohy.pptx Tackling neonatal
Journal Reading _ Charlos Rohy.pptx Tackling neonatalJournal Reading _ Charlos Rohy.pptx Tackling neonatal
Journal Reading _ Charlos Rohy.pptx Tackling neonatalwendylobo25
 
perbedaan case sectional dan case control
perbedaan case sectional dan case controlperbedaan case sectional dan case control
perbedaan case sectional dan case controlkhofifahwidaningsih
 
proposal indra wijaya AKADEMI ANALIS KESEHATAN HARAPAN BANGSA BENGKULU
proposal indra wijaya AKADEMI ANALIS KESEHATAN HARAPAN BANGSA BENGKULUproposal indra wijaya AKADEMI ANALIS KESEHATAN HARAPAN BANGSA BENGKULU
proposal indra wijaya AKADEMI ANALIS KESEHATAN HARAPAN BANGSA BENGKULUIndra Wijaya
 
Critical Appraisal Deresuscitation of patients with iatrogenic fluid overload is
Critical Appraisal Deresuscitation of patients with iatrogenic fluid overload isCritical Appraisal Deresuscitation of patients with iatrogenic fluid overload is
Critical Appraisal Deresuscitation of patients with iatrogenic fluid overload isNur Hajriya
 
Penguatan TIM TGC PKM_RS.pptx
Penguatan TIM TGC PKM_RS.pptxPenguatan TIM TGC PKM_RS.pptx
Penguatan TIM TGC PKM_RS.pptxNirwansahEka2
 
Bahan Tayang Penyelidikan Epidemiologi KLB.pptx
Bahan Tayang Penyelidikan Epidemiologi KLB.pptxBahan Tayang Penyelidikan Epidemiologi KLB.pptx
Bahan Tayang Penyelidikan Epidemiologi KLB.pptxYaniArpha
 
ppt YUSRIL AWAL SEMPRO.pptx
ppt YUSRIL AWAL SEMPRO.pptxppt YUSRIL AWAL SEMPRO.pptx
ppt YUSRIL AWAL SEMPRO.pptxiqbal29537
 
Telaah Jurnal.pptx
Telaah Jurnal.pptxTelaah Jurnal.pptx
Telaah Jurnal.pptxDian Utami
 

Similar to Clinical predictors for acute diarrhea etiology (20)

Langkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabahLangkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabah
 
Tuberculosis LAM.pptx
Tuberculosis LAM.pptxTuberculosis LAM.pptx
Tuberculosis LAM.pptx
 
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...
 
MPI 2 Penyelidikan epidemiologi OK
MPI 2 Penyelidikan epidemiologi OKMPI 2 Penyelidikan epidemiologi OK
MPI 2 Penyelidikan epidemiologi OK
 
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis pada Operasi Sesar di Rumah Sakit ...
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis pada Operasi Sesar di Rumah Sakit ...Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis pada Operasi Sesar di Rumah Sakit ...
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis pada Operasi Sesar di Rumah Sakit ...
 
RANCANGAN PENELITIAN
RANCANGAN PENELITIANRANCANGAN PENELITIAN
RANCANGAN PENELITIAN
 
Epidemiologi desktriptif-1
Epidemiologi desktriptif-1Epidemiologi desktriptif-1
Epidemiologi desktriptif-1
 
1. PENGANTAR EPIDEMIOLOGI.pptx
1. PENGANTAR EPIDEMIOLOGI.pptx1. PENGANTAR EPIDEMIOLOGI.pptx
1. PENGANTAR EPIDEMIOLOGI.pptx
 
Bahan_Tayang_Penyelidikan_Epidemiologi_KLB[1].pptx
Bahan_Tayang_Penyelidikan_Epidemiologi_KLB[1].pptxBahan_Tayang_Penyelidikan_Epidemiologi_KLB[1].pptx
Bahan_Tayang_Penyelidikan_Epidemiologi_KLB[1].pptx
 
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case ControlEpidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
 
Journal Reading _ Charlos Rohy.pptx Tackling neonatal
Journal Reading _ Charlos Rohy.pptx Tackling neonatalJournal Reading _ Charlos Rohy.pptx Tackling neonatal
Journal Reading _ Charlos Rohy.pptx Tackling neonatal
 
perbedaan case sectional dan case control
perbedaan case sectional dan case controlperbedaan case sectional dan case control
perbedaan case sectional dan case control
 
proposal indra wijaya AKADEMI ANALIS KESEHATAN HARAPAN BANGSA BENGKULU
proposal indra wijaya AKADEMI ANALIS KESEHATAN HARAPAN BANGSA BENGKULUproposal indra wijaya AKADEMI ANALIS KESEHATAN HARAPAN BANGSA BENGKULU
proposal indra wijaya AKADEMI ANALIS KESEHATAN HARAPAN BANGSA BENGKULU
 
Critical Appraisal Deresuscitation of patients with iatrogenic fluid overload is
Critical Appraisal Deresuscitation of patients with iatrogenic fluid overload isCritical Appraisal Deresuscitation of patients with iatrogenic fluid overload is
Critical Appraisal Deresuscitation of patients with iatrogenic fluid overload is
 
Penguatan TIM TGC PKM_RS.pptx
Penguatan TIM TGC PKM_RS.pptxPenguatan TIM TGC PKM_RS.pptx
Penguatan TIM TGC PKM_RS.pptx
 
Bahan Tayang Penyelidikan Epidemiologi KLB.pptx
Bahan Tayang Penyelidikan Epidemiologi KLB.pptxBahan Tayang Penyelidikan Epidemiologi KLB.pptx
Bahan Tayang Penyelidikan Epidemiologi KLB.pptx
 
Dasar surveilans
Dasar surveilansDasar surveilans
Dasar surveilans
 
ppt YUSRIL AWAL SEMPRO.pptx
ppt YUSRIL AWAL SEMPRO.pptxppt YUSRIL AWAL SEMPRO.pptx
ppt YUSRIL AWAL SEMPRO.pptx
 
Telaah Jurnal.pptx
Telaah Jurnal.pptxTelaah Jurnal.pptx
Telaah Jurnal.pptx
 
Jurnalimun
JurnalimunJurnalimun
Jurnalimun
 

More from AuliaDwiJuanita

revisi lapsus radiologi.pptx
revisi lapsus radiologi.pptxrevisi lapsus radiologi.pptx
revisi lapsus radiologi.pptxAuliaDwiJuanita
 
(PPT Journal Reading) Aulia Dwi revisi.pptx
(PPT Journal Reading) Aulia Dwi revisi.pptx(PPT Journal Reading) Aulia Dwi revisi.pptx
(PPT Journal Reading) Aulia Dwi revisi.pptxAuliaDwiJuanita
 
(Journal Reading) Aulia Dwi.docx
(Journal Reading) Aulia Dwi.docx(Journal Reading) Aulia Dwi.docx
(Journal Reading) Aulia Dwi.docxAuliaDwiJuanita
 
Leaflet Cegah Anemia Pada Ibu Hamil.pdf
Leaflet Cegah Anemia Pada Ibu Hamil.pdfLeaflet Cegah Anemia Pada Ibu Hamil.pdf
Leaflet Cegah Anemia Pada Ibu Hamil.pdfAuliaDwiJuanita
 
rev case report Obgyn ILO Aulia.docx
rev case report Obgyn ILO Aulia.docxrev case report Obgyn ILO Aulia.docx
rev case report Obgyn ILO Aulia.docxAuliaDwiJuanita
 
jurnal reading obgyn aulia dwi.docx
jurnal reading obgyn aulia dwi.docxjurnal reading obgyn aulia dwi.docx
jurnal reading obgyn aulia dwi.docxAuliaDwiJuanita
 
jurnal reading aulia dwi 21360331.pptx
jurnal reading aulia dwi 21360331.pptxjurnal reading aulia dwi 21360331.pptx
jurnal reading aulia dwi 21360331.pptxAuliaDwiJuanita
 
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan relative risk dan odds ratio.docx
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan relative risk dan odds ratio.docxAulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan relative risk dan odds ratio.docx
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan relative risk dan odds ratio.docxAuliaDwiJuanita
 
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdf
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdfAulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdf
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdfAuliaDwiJuanita
 
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...AuliaDwiJuanita
 
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...AuliaDwiJuanita
 
Laporan Kasus Bronkopneumonia Aulia Dwi Juanita.pptx
Laporan Kasus Bronkopneumonia Aulia Dwi Juanita.pptxLaporan Kasus Bronkopneumonia Aulia Dwi Juanita.pptx
Laporan Kasus Bronkopneumonia Aulia Dwi Juanita.pptxAuliaDwiJuanita
 
jurnal reading mata (Aulia Dwi Juanita)
jurnal reading mata (Aulia Dwi Juanita)jurnal reading mata (Aulia Dwi Juanita)
jurnal reading mata (Aulia Dwi Juanita)AuliaDwiJuanita
 
Laporan Kasus Bronkopneumonia Stase Anak (Aulia Dwi Juanita)
Laporan Kasus Bronkopneumonia Stase Anak (Aulia Dwi Juanita)Laporan Kasus Bronkopneumonia Stase Anak (Aulia Dwi Juanita)
Laporan Kasus Bronkopneumonia Stase Anak (Aulia Dwi Juanita)AuliaDwiJuanita
 
Makalah Kesehatan Global (Aulia Dwi Juanita)
Makalah Kesehatan Global (Aulia Dwi Juanita)Makalah Kesehatan Global (Aulia Dwi Juanita)
Makalah Kesehatan Global (Aulia Dwi Juanita)AuliaDwiJuanita
 
JOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITA
JOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITAJOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITA
JOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITAAuliaDwiJuanita
 
perioperatif anes aul.pptx
perioperatif anes aul.pptxperioperatif anes aul.pptx
perioperatif anes aul.pptxAuliaDwiJuanita
 

More from AuliaDwiJuanita (20)

revisi lapsus radiologi.pptx
revisi lapsus radiologi.pptxrevisi lapsus radiologi.pptx
revisi lapsus radiologi.pptx
 
Case report Aulia.docx
Case report Aulia.docxCase report Aulia.docx
Case report Aulia.docx
 
(PPT Journal Reading) Aulia Dwi revisi.pptx
(PPT Journal Reading) Aulia Dwi revisi.pptx(PPT Journal Reading) Aulia Dwi revisi.pptx
(PPT Journal Reading) Aulia Dwi revisi.pptx
 
(Journal Reading) Aulia Dwi.docx
(Journal Reading) Aulia Dwi.docx(Journal Reading) Aulia Dwi.docx
(Journal Reading) Aulia Dwi.docx
 
Leaflet Cegah Anemia Pada Ibu Hamil.pdf
Leaflet Cegah Anemia Pada Ibu Hamil.pdfLeaflet Cegah Anemia Pada Ibu Hamil.pdf
Leaflet Cegah Anemia Pada Ibu Hamil.pdf
 
rev case report Obgyn ILO Aulia.docx
rev case report Obgyn ILO Aulia.docxrev case report Obgyn ILO Aulia.docx
rev case report Obgyn ILO Aulia.docx
 
ppt ILO obgyn.pptx
ppt ILO obgyn.pptxppt ILO obgyn.pptx
ppt ILO obgyn.pptx
 
jurnal reading obgyn aulia dwi.docx
jurnal reading obgyn aulia dwi.docxjurnal reading obgyn aulia dwi.docx
jurnal reading obgyn aulia dwi.docx
 
jurnal reading aulia dwi 21360331.pptx
jurnal reading aulia dwi 21360331.pptxjurnal reading aulia dwi 21360331.pptx
jurnal reading aulia dwi 21360331.pptx
 
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan relative risk dan odds ratio.docx
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan relative risk dan odds ratio.docxAulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan relative risk dan odds ratio.docx
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan relative risk dan odds ratio.docx
 
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdf
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdfAulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdf
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdf
 
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
 
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
 
Laporan Kasus Bronkopneumonia Aulia Dwi Juanita.pptx
Laporan Kasus Bronkopneumonia Aulia Dwi Juanita.pptxLaporan Kasus Bronkopneumonia Aulia Dwi Juanita.pptx
Laporan Kasus Bronkopneumonia Aulia Dwi Juanita.pptx
 
jurnal reading mata (Aulia Dwi Juanita)
jurnal reading mata (Aulia Dwi Juanita)jurnal reading mata (Aulia Dwi Juanita)
jurnal reading mata (Aulia Dwi Juanita)
 
Laporan Kasus Bronkopneumonia Stase Anak (Aulia Dwi Juanita)
Laporan Kasus Bronkopneumonia Stase Anak (Aulia Dwi Juanita)Laporan Kasus Bronkopneumonia Stase Anak (Aulia Dwi Juanita)
Laporan Kasus Bronkopneumonia Stase Anak (Aulia Dwi Juanita)
 
Makalah Kesehatan Global (Aulia Dwi Juanita)
Makalah Kesehatan Global (Aulia Dwi Juanita)Makalah Kesehatan Global (Aulia Dwi Juanita)
Makalah Kesehatan Global (Aulia Dwi Juanita)
 
JOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITA
JOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITAJOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITA
JOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITA
 
perioperatif anes aul.pptx
perioperatif anes aul.pptxperioperatif anes aul.pptx
perioperatif anes aul.pptx
 
lapsusneuro.pptx
lapsusneuro.pptxlapsusneuro.pptx
lapsusneuro.pptx
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 

Clinical predictors for acute diarrhea etiology

  • 1. Clinical predictors for etiology of acute diarrhea in children in resource-limited settings JURNAL READING Perseptor : dr. Astri Pinilih, Sp.A Oleh : Aulia Dwi Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Anak RS Pertamina-Bintang Amin FK Universitas Malahayati Tahun 2023
  • 3. PENDAHULUAN Diare adalah salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak di negara berpenghasilan rendah dan menengah dan merupakan salah satu alasan paling umum untuk pasien datang ke fasilitas kesehatan. Meskipun pedoman Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) merekomendasikan penggunaan antibiotik hanya untuk kasus diare disertai darah dan dugaan kolera, penelitian telah menunjukkan bahwa lebih dari 42% anak kecil dengan diare tidak berdarah menerima antibiotik, dengan tingkat penggunaan bervariasi secara luas. Penggunaan antimikroba yang tidak tepat ini dapat menyebabkan toksisitas, peningkatan biaya perawatan, dan berkembangnya resistensi.
  • 4. Karena maraknya penggunaan antibiotik yang tidak tepat, diperlukan metode yang memberikan dukungan keputusan klinis yang secara akurat memprediksi etiologi diare dan mengurangi ketergantungan pada pengujian laboratorium. Ketersediaan diagnostik molekuler dalam beberapa tahun terakhir telah memungkinkan penentuan etiologi yang akurat untuk diare anak. Dalam studi ini, peneliti menggunakan data dari Global Enteric Multicenter Study (GEMS) untuk memeriksa prediktor diagnostik klinis etiologi diare.
  • 5. METODE Desain studi GEMS adalah studi case control prospektif yang berlangsung dari 2007-2011 di 7 negara di Afrika. Ada 9439 anak dengan diare sedang hingga berat (MSD) terdaftar di pusat kesehatan setempat bersama dengan 1 hingga 3 kasus kontrol non-diare. Episode diare akut didefinisikan sebagai MSD jika onsetnya dalam 7 hari terakhir dan memenuhi setidaknya salah satu kriteria berikut: mata cekung, lebih dari normal; hilangnya turgor kulit; hidrasi intravena diberikan atau diresepkan; terlihat darah dalam tinja atau laporan orang tua; atau masuk ke rumah sakit karena diare atau disentri. Saat pendaftaran, sampel feses diambil dari setiap anak untuk mengidentifikasi enteropatogen bersama dengan informasi klinis, termasuk demografi, antropometrik, dan riwayat klinis.
  • 6. METODE • Karena asam nukleat patogen sering terdeteksi oleh PCR pada anak-anak tanpa diare, peneliti menggunakan model atribusi mayoritas kuantitatif real-time PCR-based (qPCR) yang dikembangkan oleh Liu et al untuk menetapkan etiologi diare. Peneliti memperoleh situs dan fraksi yang dapat dikaitkan dengan usia (AFe) untuk setiap episode, dan menggunakan batas lebih besar dari 0,5 untuk menunjukkan atribusi patogen ke episode tertentu. • Peneliti mendefinisikan etiologi virus sebagai atribusi mayoritas dari episode diare hanya oleh patogen virus (yaitu tidak termasuk koinfeksi dengan bakteri atau protozoa). Peneliti mendefinisikan etiologi lain yang diketahui memiliki atribusi mayoritas episode diare oleh setidaknya satu patogen non-virus lainnya. • Selain itu, peneliti mendefinisikan etiologi bakteri sebagai penyebab episode diare oleh bakteri patogen, termasuk kasus di mana lebih dari satu patogen dikaitkan (yaitu bakteri dan virus, atau bakteri dan protozoa, atau banyak bakteri). Untuk pasien dengan etiologi yang tidak diketahui. Desain studi
  • 7. METODE Peneliti menggunakan data gejala klinis pasien, epidemiologi, dan data antropometri pada presentasi sebagai prediktor potensial etiologi. Peneliti menggunakan pedoman standar dari pelaporan transparan model prediksi multivariabel untuk diagnosis individual (TRIPOD) untuk mengembangkan model prediksi peneliti. Peneliti fokus pada prediksi etiologi virus diare akut versus semua etiologi lain yang diketahui karena mengetahui ini dapat menawarkan dukungan bagi penyedia untuk menahan penggunaan antibiotik. Peneliti juga melihat prediksi bakteri patogen apa pun sebagai cara untuk menentukan apakah pengujian lanjutan, seperti kultur feses untuk kerentanan agen antimikroba, dapat membantu dalam kasus yang ambigu. Desain studi
  • 8. METODE Pengolahan Data Peneliti melakukan semua pemrosesan dan analisis data menggunakan R versi 3.6.2. Dimulai dengan mengumpulkan lebih dari 1000 variabel, lalu mengecualikan semua variabel yang tidak akan tersedia pada saat presentasi. Pertanyaan yang memiliki sangat sedikit tanggapan dalam kategori tertentu (<10) dikelompokkan kembali ke dalam kategori "lainnya“. 3 pasien menjawab mereka "Tidak Tahu" ketika ditanya apakah mereka mengalami BAB berdarah sejak penyakit dimulai dan dihapus dari dataset. Peneliti memaksimalkan kegunaan proses pemodelan dengan menghilangkan variabel yang sangat kolinear dan serupa (misalnya berat badan, BMI, dan BMI untuk usia z-skor). Langkah-langkah ini menyisakan 156 variabel predictor potensial untuk dianalisis. Selain informasi dari survei GEMS, peneliti mengembangkan variabel musim dengan menggunakan informasi suhu dan hujan dari stasiun cuaca NOAA yang dekat dengan pusat kesehatan dan dengan data selama periode waktu GEMS. Variabel musim merupakan indikator hari hujan/panas, hari hujan/dingin, hari kering/dingin, atau hari kering/panas.
  • 9. METODE Penilaian Statistik • Peneliti menggunakan random forest sebagai langkah screening untuk mendapatkan variabel penting. Metode ini menggunakan pendekatan ansambel dengan menghasilkan beberapa keputusan dan menilai kepentingan variabel dengan menentukan pengurangan kesalahan prediksi kuadrat rata-rata untuk setiap variabel pada sampel "out-of-bag" (atau sampel pengujian) yang dibuat saat bootstrap data. • Dalam setiap iterasi validasi silang, peneliti membuat prediksi pada set pengujian dan memperoleh ukuran kinerja: kurva karakteristik operasi penerima (ROC), dan area di bawah kurva ROC (AUC). • Untuk ambang diagnostik yang menyeimbangkan biaya relatif dari positif palsu dan negatif palsu, peneliti menghitung nilai prediksi positif (PPV) dan nilai prediksi negatif (NPV) sebagai fungsi dari sensitivitas dan spesifisitas prediksi yang diturunkan, menggunakan prevalensi yang sesuai etiologi pada GEMS.
  • 10. METODE Persetujuan Etik • Protokol studi GEMS telah disetujui oleh komite etik di University of Maryland, Baltimore dan di setiap lokasi lapangan. • Orang tua atau pengasuh peserta memberikan persetujuan tertulis, dan persetujuan yang disaksikan diperoleh untuk orang tua atau pengasuh yang buta huruf.
  • 11. HASIL Dari 9439 pasien dalam studi GEMS dengan diare akut dehidrasi sedang-berat (MSD) , 3366 termasuk dalam analisis ini , 1049 memiliki etiologi virus dan 2069 memiliki etiologi bakteri. Berdasarkan tabel tersebut, didapatkan etiologi virus terbanyak adalah Rotavirus yaitu sebanyak 967 kasus. Sementara itu, untuk etiologi bakteri terbanyak adalah Shigella / EIEC yaitu sebanyak 1376 kasus.
  • 12. HASIL Berdasarkan analisis dengan forest regresi, diketahui ranking urgensi atau kepentingan variabel dalam etiologi diare yang paling tinggi adalah variabel usia, lalu musim, dan adanya darah dalam feses.
  • 13. HASIL • Ketika penulis melakukan regresi logistik validasi silang 5 kali lipat dan model forest randomisasi, rata- AUC pada 100 iterasi validasi silang acak berkisar antara 0,71 (1 variabel) hingga 0,84 (8 variabel atau lebih) untuk prediksi etiologi virus dengan hasil serupa untuk etiologi bakteri. • AUC rata-rata dan 95% CI dari validasi silang (100 iterasi) untuk regresi logistik (LR) dan randomisasi forest (RF) karena jumlah variabel dalam model meningkat dan inset menunjukkan grafik yang diperbesar dari 1 hingga 10 variabel.
  • 14. HASIL • Berdasarkan tabel disamping, didapatkan hasil Odds Ratio dengan interval kepercayaan atau 95% CI dan nilai p dari model regresi logistic untuk hasil etiologi virus. • Untuk nilai p value yang menunjukkan hasil bermakna pada etiologi diare adalah pada variabel usia, musim, adanya darah dalam feses, gejala mual muntah, dan pemberian ASI
  • 15. HASIL • Estimasi kurva ROC yang diinterpolasi dari validasi silang untuk regresi logistik dan model randomisasi forest dengan ukuran variabel 5, 10, dan 20. • Garis putus-putus memudar merupakan contoh bagaimana peneliti bisa mencapai sensitivitas 0,6 dan spesifisitas 0,85 untuk prediksi etiologi virus
  • 16. DISKUSI Tabel di atas berisi urutan kepentingan variabel spesifik lokasi dan rata-rata AUC keseluruhan yang divalidasi silang, AUC menurut negara, dan AUC menurut benua dan interval kepercayaan dari model regresi logistik variabel 5 (tebal) dan 10 (ital.) untuk memprediksi etiologi virus dengan variabel berdasarkan kepentingan variabel keseluruhan. Terakhir, ini menunjukkan AUC dan interval kepercayaan 95% yang dihasilkan dari pengujian regresi logistik dengan variabel berdasarkan kepentingan variabel keseluruhan di setiap lokasi secara individual mengikuti pelatihannya di negara lain di benua yang sama. Hasilnya ratarata peringkat 1 variabel etiologi adalah usia lalu musim dan juga darah dalam feses
  • 17. DISKUSI • Penggunaan data peneliti dari GEMS, yang melibatkan 3366 episode diare dengan etiologi yang diketahui di 7 negara dan dengan lebih dari 150 parameter yang relevan secara klinis dikumpulkan untuk setiap episode, memungkinkan analisis kuat yang mengungkapkan kemampuan variabel klinis saja untuk memprediksi etiologi diare dengan tingkat akurasi yang tinggi. • Dengan menggunakan algoritme pembelajaran mesin, peneliti menemukan bahwa model dengan hanya 5 variabel (usia, musim, HAZ, diare berdarah, dan muntah), dapat secara akurat memprediksi etiologi virus, dengan AUC yang divalidasi silang sebesar 0,825. • Terjemahan temuan ini menuju pengambilan keputusan klinis memiliki potensi untuk meningkatkan manajemen, termasuk penggunaan antibiotik yang tepat.
  • 18. DISKUSI • Studi sebelumnya memprediksi etiologi penyakit diare, telah dibatasi oleh jumlah peserta yang rendah, jumlah data klinis yang dikumpulkan, variasi patogen, jumlah patogen yang terdeteksi, metode deteksi, kurangnya kontrol tanpa diare, desain pusat tunggal, dan kebutuhan untuk pengujian feses. • Metode diagnostik molekuler baru yang digunakan pada sampel GEMS melibatkan penilaian kuantitatif terhadap 32 patogen potensial, dengan pasangan kasus-kontrol yang cocok, untuk menganggap fraksi yang disebabkan oleh etiologi (AFe) untuk setiap episode. Metode kuantitatif ini, dalam konteks studi case control, dengan demikian dapat menjelaskan tingginya tingkat deteksi patogen tanpa gejala dengan pengujian molekuler pada anak-anak di LMICs, yang dapat mengacaukan atribusi etiologi. • Dengan menggunakan data ini, peneliti membuat beberapa model untuk mengevaluasi efek indikator klinis pada apakah anak yang mengalami diare akut memiliki etiologi virus (atau bakteri)
  • 19. DISKUSI • Ketika mempertimbangkan sensitivitas dan spesifisitas dalam konteks etiologi diare, peneliti mengasumsikan target spesifisitas yang tinggi untuk prediksi etiologi “virus saja” dan demikian pula, target sensitivitas tinggi untuk etiologi bakteri, keduanya akan meminimalkan risiko tidak diberikannya antibiotik pada anak yang terkena infeksi bakteri. • Sementara pedoman WHO saat ini merekomendasikan antibiotik hanya untuk anak- anak dengan disentri dan untuk anak-anak dengan diare air akut (AWD) dengan dehidrasi parah di daerah endemik kolera, ada bukti yang menunjukkan pengobatan non-disentri. • Peneliti menemukan bahwa prediktor paling signifikan untuk membedakan virus dari etiologi lain adalah: usia, HAZ, musim, diare berdarah, dan muntah. Muntah, HAZ yang lebih tinggi, dan musim kemarau/dingin adalah bukti yang mengarah pada etiologi virus, sedangkan usia yang lebih tua dan diare berdarah merupakan bukti yang bertentangan dengan etiologi virus.
  • 20. DISKUSI • Diare berdarah sebagai prediktor bakteri penyebab diare, terutama untuk shigellosis, telah terbukti dan menginformasikan pedoman MTBS bahwa disentri diobati dengan antibiotik. • Muntah sebagai predictor proses virus juga telah ditunjukkan dalam penelitian sebelumnya. Sudah diketahui bahwa anakanak yang lebih muda memiliki insiden diare yang lebih tinggi dan beberapa penelitian menunjukkan bahwa usia yang lebih muda juga lebih menunjukkan proses virus. • Peneliti menunjukkan bahwa usia adalah prediktor paling penting dengan usia rata-rata kasus virus adalah 13,0 bulan, dan 22,1 bulan untuk kasus bakteri. • Hubungan positif antara antropometrik (HAZ lebih tinggi dan lingkar lengan atas tengah (MUAC)) dengan etiologi virus dapat menunjukkan bahwa peningkatan nutrisi lebih melindungi bakteri daripada proses virus. Gejala yang ditemukan dalam penelitian sebelumnya menjadi prediksi etiologi, tetapi tidak meningkatkan kinerja prediksi dalam analisis peneliti ketika ditambahkan ke variabel kepentingan variabel terpilih meliputi: demam, jumlah tinja per hari, durasi diare, dan adanya lender. Demikian pula, variabel yang terkait dengan higiene dan sanitasi tidak membantu prediksi etiologi.
  • 21. DISKUSI • Studi ini memiliki sejumlah keterbatasan. Pertama, model prediktif ini tidak membedakan antara etiologi bakteri yang berbeda atau bakteri dari etiologi parasit, yang mungkin memerlukan terapi yang berbeda. • Selain itu, itu tidak memprediksi infeksi parasit. Di GEMS, sejumlah patogen bakteri memiliki sedikit atau tidak ada kasus yang terdeteksi menggunakan AFe>0,5, termasuk EHEC, Yersinia, LT ETEC, EAEC, EPEC atipikal, dan Clostridium difficile. Ini karena keberadaan organisme ini pada anak tanpa diare, membuat atribusi menjadi sulit. • Ketika ada kemungkinan bahwa ini bisa terjadi bersamaan dengan patogen virus, ada Bukti terbatas bahwa pengobatan antibiotik dari etiologi ini akan bermanfaat dalam pengaturan ini. • GEMS dilakukan sebelum meluasnya penggunaan vaksin rotavirus dan rotavirus merupakan patogen virus yang dominan; dengan demikian, model tersebut perlu divalidasi jika kampanye vaksinasi rotavirus berdampak besar. • Meskipun peneliti menyajikan beberapa ukuran kinerja termasuk sensitivitas dan spesifisitas pada berbagai ambang batas, peneliti tidak secara langsung mengukur kegunaan klinis. Studi selanjutnya harus secara eksplisit menunjukkan potensi pengurangan penggunaan antibiotik yang dihasilkan dari prediksi klinis. Keterbatasan Penelitian
  • 22. DISKUSI • Sebagai kesimpulan, memanfaatkan sejumlah besar kasus dan metode molekuler kuantitatif dari deteksi patogen dengan atribusi etiologi berdasarkan studi case control, peneliti menunjukkan bahwa prediksi etiologi dapat dicapai untuk episode diare akut dengan sedikitnya 5 variabel. • Temuan peneliti mengkonfirmasi predictor etiologi virus yang dipertimbangkan sebelumnya termasuk kurangnya diare berdarah, muntah, usia yang lebih muda, dan iklim yang kering dan sejuk, dan mengungkapkan prediktor tambahan etiologi virus yang terkait dengan tindakan antropometrik. Temuan ini memiliki potensi untuk menyediakan dokter di lingkungan sumber daya yang lebih rendah dengan pengambilan keputusan klinis yang lebih baik, termasuk membantu mengidentifikasi subset anak-anak dari siapa antibiotik dapat ditahan dengan aman dan kelompok yang mungkin mendapat manfaat dari antimikroba dan / atau pengujian mikrobiologi tambahan. Kesimpulan