Dokumen tersebut membahas tentang sistem pengendalian internal PT Telkom. Secara umum membahas tentang pengertian sistem pengendalian internal, tujuannya, dan contoh implementasinya pada PT Telkom seperti kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan yang menyebabkan terjadinya korupsi."
1. SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL
DOSEN PENGAMPU: Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PT. TELKOM
Paper
Untuk memenuhi Tugas
SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL
Di Susun Oleh:
ACHMAD LUKMAN HARUN
55517110045
MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2017
2. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan dunia bisnis di Indonesia dari masa ke masa terasa semakin
kompetitif. Karena semakin banyaknya perusahaan asing yang berekspansi ke peta
persaingan bisnis di Indonesia, maka diperlukan berbagai kualitas dari dalam perusahaan.
Untuk dapat bersaing secara wajar dan sehat dalam rangka mencapai kerangka tujuannya
masing masing selain dapat menghasilkan output (baik barang atau jasa yang berkualitas)
serta dapat diserap dengan baik oleh para calon konsumen, pihak perusahaan juga harus
dapat melaksanakan proses produksi secara terkendali serta terarah sesuai dengan visi dan
misi perusahaan. Hal ini dilakukan untuk mencapai tingkat efektivitas dan efesiensi
operasi yang di inginkan yang bermuara pada peningkatan profit perusahaan (Elsha Indah
Cecilia,2011).
Pengendalian intern dalam perusahaan sangat penting, sehingga perusahaan dapat
melakukan evaluasi diri dan mengambil tindakan yang perlu untuk memperbaiki sistem
pengendalian intern yang ada saat ini. Serta dapat digunakan sebagai bahan kajian ataupun
study komparatif dalam mengevaluasi sistem pengendalian intern perusahaan pada
umumnya. Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis mengalami
perubahan yang sangat pesat dengan tingkat persaingan ketat. Oleh karena itu perusahaan-
perusahaan dituntut untuk melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien
umtuk mempertahankan eksistensinya, sehingga pengetahuan merupakan kekuatan yang
sangat penting untuk membantu manajer dalam pengambilan keputusan.Informasi yang
berkualitas yaitu informasi yang akurat, relevan, dan tepat waktu sehingga keputusan
bisnis yang tepat dapat dibuat yang disesuaikan dengan sistem informasi yang diterapkan
di masing-masing perusahaan. Dengan demikian, pengelolaan sistem informasi
merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan (Tiolina Evi,2009).
Gondodiyoto (2003:75), berpendapat bahwa tujuan utama dari sistem
pengendalian internal adalah :
1. Mengamankan aset organisasi
2. Memperoleh informasi yang akurat dan dapat dipercaya
3. Meningkatkan efektifitas dan efesiensi kegiatan
4. Mendorong kepatuhan pelaksanaan terhadap kebijaksanaan organisasi/ pimpinan
3. Struktur pengendalian interen mengarahkan aktivitas organisasi usaha untuk
mencapai tujuan. Sistem ini terdiri dari kebijakan dan prosedur-prosedur untuk
menyediakan jaminan yang memadaibahwa tujuan perusahaan dapat tercapi tanpa
hambatan. Konsep struktur pengendalian interen didasarkan dua premis utama, yakni
tanggung jawab manajemen dan jaminan yang memadai (Idris Asmuni, 2005.) Pada
organisasi yang besar, manajemen berada jauh dari aktivitas operasi perusahaan. Sebagai
pengganti kehadiran, manajemen harus mengandalkan diri pada berbagai teknik
pengendalian untuk mengimplementasikan keputusannya dan tujuan organisasi, serta
untuk mengatur aktivitas yang menjadi tanggung jawab utama manajer. Pengendalian
mencakup rentang aktivitas yang cukup luas, seperti pengawasan kuantitas persediaan,
konsumsi bahan habis pakai dalam proses produkisi maupun dalam kegiatan administrasi,
serta pembayaran tagihan dalam periode potongan. Pengendalian internal yang baik
merupakan faktor kunci pengelolaan organisasi yang efektif (George H. Bodnar, 2006).
Dikutip dari pernyataan Uchok Sky Khadafi dalam Forum Indonesia untuk Transportasi
Anggaran (FITRA), telah memaparkan 24 BUMN yang dinilai sebagai sarang korupsi dan
merugikan negara. Hal ini dikarenakan beberapa hal yang mendasari kerugian ini.
"Kelemahan sistem pengendalian intern, terbagi menjadi tiga, sistem pengendalian
akuntansi dan pelaporan, dimana pencatatannya tidak akurat dan proses penyusunan
laporan tidak sesuai ketentuan" ujar Koordinator Investigasi dan Advokasi Seknas FITRA
Uchok Sky Khadafi dalam keterangan tertulis, Senin (17/7/2012) Ditambahkan Uchok,
sistem pengendalian pelaksanaan anggaran juga menjadi sebab hilangnya potensi
penerimaan Negara dari sektor BUMN. "Perencanaan tidak memadai, penyimpangan
terhadap perundang-undangan bidang teknis tertentu, kebijakan yang tidak tepat dan
penetapan kebijakan yang tidak tepat," tambahnya. Selain itu, kelemahan struktur
pengendalian intern juga berpengaruh terhadap penyelenggaraan BUMN. "Tidak memiliki
SOP yang formal, tidak ada pemisahan tugas dan fungsi yan memadai," tandasnya.
Sebelumnya, FITRA merilis 24 BUMN terkorup. Telkom menempati BUMN terkorup
dan kemudian RNI, Jasa Marga, PT Bahana PUI dan PT PLN. Dalam kutipan artikel
tersebut, pernyataan Uchok Sky Khadafy menyinggung kelemahan Sistem Pengendalian
Internal pada beberapa perusahaan BUMN, termasuk PT. Telkom, tbk. Hal ini
menyebabkan tindak pidana korupsi, dan hal-hal yang merugikan Negara terjadi.
Masyarakat telah semakin tergantung pada sistem informasi akuntansi, yang juga
telah berkembang semakin kompleks untuk memenuhi peningkatan kebutuhan atas
informasi.Sejalan dengan peningkatan kompleksitas sistem dan ketergantungan pada
4. sistem tersebut, perusahaan menghadapi peningkatan resiko atas sistem mereka yang
sedang dinegoisasikan tersebut. Empat jenis ancaman perusahaan yaitu; (1) kehancuran
karena bencana alam dan politik, (2) kesalahan pada software dan tidak berfungsinya
peralatan, (3) tindakan tidak sengaja, dan (4) tindakan sengaja (kejahatan komputer).
Ancaman dari tindakan disengaja, yang biasanya disebut sebagai kejahatan komputer,
berbentuk sabotase, yang tujuannya adalah menghancurkan sistem atau beberapa
komponennya. Penipuan komputer adalah jenis kejahatan komputer lainnya, dengan
tujuan untuk mencuri benda berharga seperti uang, data, atau waktu/ pelayanan
komputer.Kini perusahaanperusahaan menyadari masalah-masalah tersebut dan
mengambil langkah positif untuk meningkatkan pengendalian dan keamanan komputer
(Agus Prasetyo Utomo, 2006). Untungnya perusahaan-perusahaan kini menyadari
masalah-masalah tersebut dan mengambil langkah positif untuk meningkatkan
pengendalian dan keamanan komputer. Contohnya mereka menjadi proaktif dalam
pendekatan mereka. Mereka kini menyediakan pegawai tetap untuk menangani masalah
pengendalian dan keamanan, serta mendidik paran pegawai mereka mengenai ukutan-
ukuran pengedalian. Banyak perusahaan yang membuat dan menerapkan kebijakan
keamanan informasi secara formal. Mereka membuat pengendalian sebagai bagian dari
proses pengembangan aplikasi, dan memindahkan data yang sensitive keluar dari sistem
klien/ server yang tidak aman ke lingkungan yang lebih aman, seperti komputer utama
(mainframe) (Marshall B. Romney, 2003).
Barangkali aspek yang paling penting dari sistem informasi akuntansi adalah
peranannya dalam proses pengendalian internal organisasi. Istilah proses pengendalian
internal mengindikasikan tindakan yang diambil dalam suatu organisasi untuk mengatur
dan mengarahkan aktivitas dalam organisasi tersebut (George H. Bodnar, 2004). Dengan
semakin berkembangnya teknologi, khususnya teknologi informasi dan komputer, maka
banyak perusahaan yang sudah mengadopsi system informasi akuntansi berbasis
komputer sebagai bagian penting dari kelancaran kegiatan operasi perusahaan. Namun
dikarenakan suatu sistem informasi akuntansi yang telah terkomputerisasi adalah investasi
jangka panjang yang mahal, maka beberapa perusahaan masih tetap mengaplikasikan
sistem akuntansi konvensional. Dengan sistem informasi akuntansi, resiko terjadinya
kekeliruan dan kesalahan pencatatan atau kekeliruan perhitungan dapat di minimalisasi
sehingga mengurangi kemungkinan perusahaan mengalami kerugian. Suatu system yang
berkualitas, dirancang, dibangun, dan dapat bekerja dengan baik apa- bila bagian bagian
yang terintegrasi dengan sistem tersebut beroperasi sesuai dengan tugas dan tanggung
5. jawabnya masing-masing. Salah satu didalam system informasi akuntansi yang
menunjang kelancaran kerja sistem informasi akuntansi tersebut adalah pengendalian
internal (internal control) (Elsha Indah Cecilia, 2011). Perkembangan penggunaan
komputer dalam bisnis akan mempengaruhi metode pelaksanaan audit, demikian pula
dengan ilmu pengetahuan lainnya. Satuan usaha (organisasi/ perusahaan) disebut
menggunakan sistem berkomputer (PDE) apabila dalam memproses data penyusunan
laporan keuangan menggunakan komputer dan tipe dan jenis tertentu. Baik dioperasikan
oleh perusahaan sendiri atau pihak lain. Kebutuhan terhadap auditing di sistem
berkomputer (EDP Auditing) semakin perlu untuk dipenuhi agar tujuan auditing tetap
dapat dicapai secara efektif dan efisien. Meskipun tujuan dasar auditing tetap tidak
berubah, tapi proses audit mengalami perubahan yang signifikan baik dalam pengumpulan
dan evaluasi bukti maupun pengendaliannya. Auditor harus mempelajari keahlian-
keahlian baru untuk bekerja secara efektif dalam suatu lingkungan bisnis yang
berkomputerisasi untuk meriview teknologi komputer.Auditor harus memahami dan
mempertimbangkan sifat sistem PDE. Sistem ini akan mempengaruhi sistem akuntansi
dan system pengendalian intern yang akhirnya akan mempengaruhi luas, lingkup dan
jangka waktu audit (Nanang Sasongko, 2013) PT Telekomunikasi Indonesia disebut
sebagai badan usaha milik Negara (BUMN) yang paling "korup" dari 144 BUMN induk
berdasarkan hasil pemeriksaan anggaran yang dilakukan Badan Pemeriksa Keuangan
tahun 2005 -2011. Potensi kerugian negara di BUMN itu sebesar Rp 12 miliar dan 130,2
juta dollar AS. "Ada enam temuan kasus (dugaan penyimpangan penggunaan keuangan)
di PT Telekomunikasi Indonesia," kata Uchok Sky Khadafi Koordinator Investigasi dan
Advokasi Sekretaris Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) di
Jakarta, Minggu (15/7/2012). Uchok mengatakan, potensi kerugian negara dalam 144
BUMN induk mencapai Rp 4,9 triliun, 305 juta dollar AS, dan 3,3 juta yen Jepang dengan
total dugaan penyimpangan penggunaan keuangan sebanyak 2.757 kasus. Dari jumlah itu,
1.527 kasus masih dalam proses tindak lanjut. "Sisanya belum ditindak lanjuti," kata
Uchok. Potensi kerugian negara itu, kata Uchok, terjadi akibat lemahnya sistem
pengendalian akuntansi dan pelaporan, lemahnya system pengendalian pelaksanaan
anggaran, dan lemahnya pengendalian internal. Dalam pernyataannya, Uchok
menyebutkan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan yang tidak akurat, dimana
akan mempengaruhi kehandalaninformasi akuntansi. Lalu penyusunan laporan tidak
sesuai yang disebabkan karena terjadinya error dan sumber data yang tidak akurat.
6. 1.2 Perumusan Masalah
Dari uraian diatas didapat pembahasan untuk paper ini adalah sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui sistem pengendalian internal di PT. TELKOM ?
2) Apa contoh implementasi Pengendalian Internal di PT. TELKOM ?
1.3 Tujuan dan Manfaat Pembelajaran
Adapun tujuan dari paper ini untuk:
1. Meningkatkan pemahaman tentang teknologi informatika di PT.
TELKOM
2. Dapat memberikan masukan tentang penggunaan teknologi informatika di
PT.TELKOM
7. BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL
Menurut Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dalam bukunya “Standar
Profesional Akuntan Publik” (2011:319) “Pengendalian Intern adalah suatu proses
yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain entitas yang
didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan
tujuan berikut ini : (a) keandalan pelaporan keuangan, (b) efektifitas dan efisiensi
operasi, dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Berikut
penjelasan tujuannya:
a. Keandalan pelaporan keuangan Manajemen bertanggung jawab untuk menyusun
laporan keuangan kreditor dan para pengguna lainnya. Manajemen memiliki tanggung
jawab hukum maupun profesionalisme untuk meyakinkan bahwa informasi disajikan
dengan wajar sesuai dengan ketentuan dalam pelaporan. Tujuan pengendalian yang
efektif terhadap laporan keuangan adalah untuk memenuhi tanggung jawab pelaporan
keuangan ini.
b. Efektivitas dan efisiensi operasi Pengendalian dalam suatu perusahaan akan
mendorong penggunaan sumber daya perusahaan secara efisien dan efektif untuk
mengoptimalkan sasaran yang dituju perusahaan.
c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku Perusahaan publik, non-
publik maupun organisasi nirlaba diharuskan untuk memenuhi beragam ketentuan
hukum dan peraturan. Beberapa peraturan ada yang terkait dengan akuntansi secara
tidak langsung, misalnya perlindungan terhadap lingkungan dan hukum hak-hak sipil.
Sedangkan yang terkait erat dengan akuntansi, misalnya peraturan pajak penghasilan
dan kecurangan. Menurut Mulyadi (2013:163), sistem pengendalian intern meliputi
struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga
kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong
efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Berdasarkan kedua
pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengendalian internal adalah
metode, proses, dan kebijakan yang didesain oleh dewan komisaris, manajemen dan
personel lain untuk memberi jaminan yang memadai atas tercapainya efisiensi dan
efektifitas operasi, keandalan laporan keuangan, dan kepatuhan terhadap hukum dan
peraturan yang berlaku.
8. 2.2 TUJUAN PENGENDALIAN INTERNAL
Pengendalian internal yang dirumuskan pada suatu perusahaan harus
mempunyai beberapa tujuan, sesuai dengan definisi yang dikemukakan oleh Mardi
(2011:59), maka dapat dirumuskan tujuan dari pengendalian internal, yaitu:
1. menjaga keamanan harta milik perusahaan;
2. memeriksa ketelitian dan kebenaran informasi akuntansi;
3. meningkatkan efisiensi operasional perusahaan; dan
4. membantu menjaga kebijakan manajemen yang telah ditetapkan. Untuk mencapai
tujuan tersebut, perlu adanya syarat tertentu yang digunakan sebagai unsur pendukung
agar pengendalian internal dapat diterapkan dengan baik. Menurut Mulyadi
(2013:163), tujuan sistem pengendalian intern adalah:
1. Menjaga kekayaan organisasi
2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi
3. Mendorong efisiensi
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen
Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2015:340), biasanya manajemen memiliki tiga
tujuan umum dalam merancang sistem pengendalian internal yang efektif:
1. Reliabilitas pelaporan keuangan Manajemen bertanggung jawab untuk menyiapkan
laporan bagi para investor, kreditor, dan pemakai lainnya. Manajemen memikul baik
tanggung jawab hukum maupun profesional untuk memastikan bahwa informasi telah
disajikan secara wajar sesuai dengan persyaratan pelaporan seperti prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum (GAAP). Tujuan pengendalian internal yang efektif atas
pelaporan keuangan adalah memenuhi tanggung jawab pelaporan keuangan tersebut.
2. Efisiensi dan efektivitas operasi Pengendalian dalam perusahaan akan mendorong
pemakaian sumber daya secara efisien dan efektif untuk mengoptimalkan sasaran-
sasaran perusahaan. Tujuan yang penting dari pengendalian ini adalah memperoleh
informasi keuangan dan nonkeuangan yang akurat tentang operasi perusahaan untuk
keperluan pengambilan keputusan.
3. Ketaatan pada hukum dan peraturan Section 404 mengharuskan semua perusahaan
public mengeluarkan laporan tentang keefektifan pelaksanaan pengendalian internal
atas pelaporan keuangan. Selain mematuhi ketentuan hukum dalam Section 404,
organisasi-organisasi publik, nonpublik, dan nirlaba diwajibkan menaati berbagai
hukum dan peraturan. Beberapa hanya berhubungan secara tidak langsung dengan
9. akuntansi, seperti UU perlindungan lingkungan dan hak sipil, sementara yang lainnya
berkaitan erat dengan akuntansi seperti peraturan pajak penghasilan dan kecurangan.
10. BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian untuk makalah ini adalah kepustakaan, dimana informasi diperoleh
penulis berasal dari buku teks, artikel, modul atau internet.
11. BAB IV
STUDI KASUS
Pengendalian internal secara umum adalah untuk menilai keefektifan dan kesesuaian
prosedur yang telah diterapkan oleh perusahaan berdasarkan lima komponen pengendalian
internal menurut COSO (Committee of Sponsoring Organization), yaitu Lingkungan
Pengendalian (Control Environment), Penilaian Risiko (Risk Assessment), Aktivitas
Pengendalian (Control Activities), Informasi dan Komunikasi (Information and
Communication), dan Pemantauan (Monitoring). Kelima komponen ini harus terpenuhi dalam
kegiatan pengendalian internal perusahaan untuk menunjukkan bahwa pengendalian yang
diterapkan oleh perusahaan sudah berjalan dengan efektif dan efisien demi tercapainya tujuan
perusahaan.
Evaluasi Pengendalian Internal atas PT Telkom Secara Umum
Lingkungan pengendalian merupakan fondasi untuk keempat komponen
pengendalian yang lain didalam perusahaan. Pengendalian ini terdiri dari tindakan,
kebijakan, dan prosedur yang menggambarkan bagaimana sikap manajemen puncak,
direksi, dan pemilik entitas mengenai pengendalian internal dan pentingnya bagi
entitas.
Pembahasan
Sistem pengendalian pada penerimaan dan pengeluaran kas pada PT Telkom
Tbk sudah melalui bank sehingga pengendalian terhadap kas sudah berjalan dengan
baik. Namun demikian, disamping pengendalian terhadap kas juga terdapat
pengendalian pada personil yang berkaitan dengan aktivitas penerimaan dan
pengeluaran kas. Terutama pada proses pengeluaran kas, diperlukan dokumen-
dokumen sebagai bukti sebelum melakukan pengeluaran. Kegiatan otorisasi atas
dokumen termasuk kegiatan yang sulit dengan begitu banyaknya dokumen yang
keluar setiap hari yang membutuhkan perhatian serta otorisasi oleh personil yang
diberikan wewenang oleh perusahaan. Dikatakan sulit karena memeriksa setiap lembar
dokumen adalah kegiatan yang menjemukan, personil dapat dengan mudah
memberikan tandatangannya karena terlalu lelah untuk mengecek setiap lembar
dokumen yang diberikan. Dengan demikian, perusahaan menerapkan pengendalian
dengan cara menempatkan personil yang kompeten, jujur, serta memiliki integritas
yang tinggi terhadap pekerjaannya. Perusahaan juga melakukan pengecekan
independen pada setiap aktivitas yang dilakukan dan pemantauan oleh auditor internal
sebagai dasar evaluasi terhadap
12. pengendalian internal perusahaan.
Secara keseluruhan, evaluasi yang dilakukan terhadap pengendalian internal yang
diterapkan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia telah menunjukkan kualitas yang baik.
Pengendalian internal yang diterapkan oleh perusahaan sudah sesuai berdasarkan
COSO Internal Control Framework mengenai lima komponen pengendalian secara
teori dan praktek. Kelemahan yang terdapat dalam aktivitas pengeluaran kas seperti
dokumen dari vendor yang kurang lengkap tidak terlalu berpengaruh signifikan
terhadap pelaksanaan proses pengeluaran kas secara keseluruhan, namun apabila
kejadian ini terjadi terus menerus maka akan menghambat pelaksanaan pekerjaan dan
menjadi tidak efektif dan efisien. Perusahaan terus menegaskan akan pentingnya
kelengkapan dokumen pada setiap proses pengeluaran kas, sejauh ini kelemahan
tersebut dapat diatasi dengan pengendalian oleh sistem yang tidak akan berjalan
apabila data yang diinput tidak lengkap dan pengendalian manual yang dilakukan oleh
personil dalam mereview setiap proses.
Permasalahan pada sistem penerimaan kas masih sering terjadi dan
mempengaruhi kinerja bagian treasury dan keuangan perusahaan. Proses identifikasi
pelanggan yang tidak mencantumkan nama ketika melakukan pembayaran
mengurangi efektifitas dan efisiensi pada bagian treasury dan keuangan. Terutama
pelanggan yang melakukan pembayaran mendekati akhir bulan, maka akan
mengakibatkan akun piutang belum bisa di clear dan status kas yang masuk ke
perusahaan adalah uang titipan.
13. BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. PT Telekomunikasi Indonesiamerupakan Badan Usaha Milik Negara dan penyedia layanan
telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia. TELKOM menyediakan layanan
InfoComm, telepon kabel tidak bergerak (fixed wireline) dan telepon nirkabel tidak bergerak
(fixed wireless), layangan telepon seluler, data dan internet, serta jaringan dan interkoneksi,
baik secara langsung maupun melalui anak perusahaan.
2. Struktur Organisasi PT. Telkom terdiri dari komisaris utama, komisaris, direktur utama,
direktur, general manage, dan beberapa manajer yang membawahi beberapa staf masing-
masing.
3. Sistem perencanaan PT. TELKOM dalam menyusun perencanaan Perusahaan, memiliki
tujuan: agar perencanaan Perusahaan dapat dilakukan secara sistematis, lebih mudah, cepat ,
teratur, terintegrasi , sesuai visi dan misi Perusahaan, serta dapat dilaksanakan dengan baik
sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya; memudahkan dalam melakukan evaluasi
dan pengendalian pada saat pelaksanaannya. Model perencanaan Perusahaan terdiri dari 3
(tiga) tahapan: pertama, penyelarasan harapan pemangku kepentingan, kedua, perumusan
strategi Perusahaan dan ketiga, pengembangan perencanaan bisnis.
4. Strategi Pengembangan Usaha PT. Telkom dengan melakukan :
Representasi dan refleksi dari rencana strategis perusahaan, Analisa dari kualifikasi tugas
yang akan diemban oleh tenaga kerja, Analisa kesediaan tenaga kerja, Melakukan tindakan
inisiatif, dan Evaluasi dan modifikasi tindakan