Dokumen tersebut membahas tentang Sistem Informasi dan Pengendalian Internal khususnya mengenai XBRL (eXtensible Business Reporting Language) dan General Ledger and Reporting System (GLARS). XBRL merupakan bahasa berbasis XML untuk melaporkan informasi keuangan secara standar sedangkan GLARS adalah sistem untuk memperbarui buku besar dan menyusun laporan keuangan dan manajerial.
SI & PI 10, Achmad Lukman Harun, Hapzi Ali, . Siklus Proses Bisnis Pendukung Reporting Universitas Mercu Buana
1. SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL
DOSEN PENGAMPU: Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
SIKLUS PROSES BISNIS PENDUKUNG
Paper
Untuk memenuhi Tugas
SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL
Di Susun Oleh:
ACHMAD LUKMAN HARUN
55517110045
MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2017
2. Extensible Bisnis Reporting Language (XBRL) merupakan bahasa berbasis XML yang
menyediakan solusi yang efektif untuk persiapan, presentasi dan pertukaran Standar
Pelaporan Keuangan Internasional. XBRL - Extensible Bisnis Reporting Language - adalah
kerangka kerja kolaboratif yang dikembangkan untuk menciptakan terstandarisasi dan
disesuaikan dengan representasi digital dari laporan keuangan, pajak dan laporan bisnis
lainnya secara rinci dan ringkas dan data ekstrak. Pada tanggal 16 Maret 2005, SEC (Komisi
Sekuritas Amerika Serikat) mengeluarkan Peraturan Final 33-8529 yang mendorong pendaftar
secara sukarela untuk mengajukan tag informasi laporan keuangan pada Sistem pelaporan
EDGAR dengan format XBRL. Ini menandakan bahwa Amerika Serika bersiap untuk
menukar format pelaporan keuangannya kedalam format XBRL. Di Indonesia sendiri,
BAPEPAM-LK tengah melakukan pengkajian dan berencana mengadopsi XBRL dua tahun
kedepan.
XBRL termasuk kedalam penyajian data keuangan interaktif. Salah satu penggunaan XBRL
adalah untuk mendefinisikan serta mempertukarkan informasi keuangan seperti laporan
keuangan. Komunikasi ini ditentukan oleh metadata yang disusun dalam taksonomi.
Taksonomi tersebut menggambarkan definisi konsep laporan individu serta hubungan antara
konsep-konsep tersebut dan makna semantik lainnya. XBRL menggunakan sintaks XML serta
teknologi berbasis XML lainnya seperti XML Schema, XLink, XPath, Namespace, dll untuk
menjelaskan pengertian semantiknya. Spesifikasi XBRL dikembangkan dan dipublikasikan
oleh XBRL International, Inc. (XII).
KEUNTUNGAN XBRL
Menurut Gomaa, Markelevich, Shaw (2011), manfaat dari XBRL adalah memudahkan untuk
menerapkan teknik analisis keuangan, seperti analisis rasio guna membandingkan perusahaan
atau kinerja perusahaan yang sama dalam periode yang berbeda dalam proses yang jauh lebih
mudah daripada dengan laporan keuangan (non-interaktif) yang dihasilkan secara tradisional.
Sedangkan menurut BAPEPAM-LK, secara umum, manfaat XBRL adalah :
1. Meningkatkan kegunaan sistem pelaporan secara elektronik karena mengimplementasikan :
(a) Format yang sudah terstandar, sehingga menghasilkan informasi dan data yang
'comparable' dan mudah untuk dianalisis, (b)Validasi secara otomatis, sehingga meminimkan
kesalahan input. 2. Memudahkan dilakukannya publikasi laporan (termasuk laporan
keuangan) karena XBRL dapat diolah kembali menjadi format yang diinginkan : PDF,
HTML, Excel, TXT, dll. 3. Meningkatkan kemudahan akses informasi finansial, terutama
bagi investor internasional, karena XBRL menerapkan suatu standar identifikasi informasi.
Investor luar negeri dimungkinkan melakukan analisis mereka secara mandiri serta
3. melakukan perbandingan dengan menggunakan bahasa mereka sendiri. 4. Mempercepat
pengambilan keputusan bisnis bagi investor.
Beberapa manfaat potensial praktis mengadopsi XBRL juga disampaikan oleh Cohen,
Schiavina and Servais (2005) yang meliputi :
1. Peningkatan pertukaran dalam dan antara organisasi. 2. Mengurangi waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan tugas-tugas pelaporan bisnis dan yang mendasari proses. 3.
Peningkatan kontrol lingkungan, mengurangi manipulasi data (baik dalam arti tidak bersalah
tetapi tidak efektif dan dalam arti lebih jahat). 4. Memfasilitasi perpindahan ke paperless
pelaporan bisnis. 5. Membantu organisasi menyesuaikan diri dengan metode expanding
industry-acceptance. 6. Didukung oleh vendor perangkat lunak utama yang memungkinkan
fungsionalitas baru dan efisiensi. 7. Peningkatan pembandingan dan analisis pelaporan
informasi beberapa perusahaan bisnis.
XBRL dapat diterapkan dalam berbagai jenis sektor bisnis, seperti perusahan, pemerintahan,
bursa efek, perbankan, perusahaan asuransi dan lain sebagainya. Serta memungkinkan
pertukaran informasi keuangan satu perusahaan dan perusahaan lainnya diseluruh dunia.
Maka dari itu, XBRL dapat dikatakan sebagai bahasa komunikasi bisnis. Berikut ini adalah
beberapa contoh sektor bisnis yang menggunakan XBRL:
XBRL dapat digunakan dalam berbagai jenis perusahaan, baik itu perusahaan manufaktur,
jasa, maupun dagang. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, manfaat yang diperoleh
perusahaan dengan menggunakan XBRL adalah dapat menghemat biaya dan hemat waktu.
Hal ini disebabkan XBRL dapat melakukan pengetikan ulang data atau tugas-tugas manual
yang memakan waktu. Akan tetapi, tidak semua vendor penyedia software akuntansi yang
biasa digunakan oleh perusahaan comfortable dengan XBRL. Maka dari itu untuk
menerapkan XBRL perusahaan harus mengdiskusikannya terlebih dahulu. Saat ini seiring
perkembangan XBRL para vendor perangkat lunak akuntansi mulai mengembangkan dan
meng¬-upgrade sistemnya agar comfortable dengan XBRL. Manfaat lainnya yang diperoleh
perusahaan yang menggunakan XBRL adalah sebagai berikut: 1. Dapat menghasilkan laporan
keuangan konsolidasi dari seluruh devisi maupun anak perusahaan dengan cepat dan handal 2.
Meningkatkan keakurasian dan kehandalan data keuangan 3. Memberi kemudahan untuk
melakukan analisis, peramalan, dan pengambilan keputusan. Dan kemudahan dalam
melakukan pengumpulan, penyusunan, dan penyimpanan data 4. Membantu pengambilan
keputusan bisnis lebih cepat dan efisien 5. Membuat komunikasi antara perusahaan melalui
internet dengan investor lebih efektif 6. Data keuangan dapat disajikan lebih transfaran dan
mudah digunakan 7. Menyerderhanakan proses dan mengurangi biaya yang ada dalam
4. peraturan pelaporan pajak dan otoritas lainnya 8. Memungkinkan interaksi yang lebih tinggi
dengan pihak rekanan, bank dan regulator 9. Dapat menghindari sistem perangkat lunak yang
sulit dan berbayar
Contoh Kasus Penerapan XBRL
Seperti yang kita ketahui Amerika Serikat melalui AICPA (American Institute of Certified
Public Accountans) merupakan negara yang pertama kali memperkenalkan dan
mengembangkan XBRL. Tujuan utamanya adalah untuk menyokong pelaksanaan pelaporan
bisnis dan keuangan berbasis XML. Berdasarkan penelitian disana ternyata XBRL sudah
efektif dalam membantu investor untuk mengambil keputusan investasi. Data yang diterbitkan
oleh perusahaan di Amerika yang dihasilkan dan dikumpulkan dalam format XML digital
terbukti memiliki kualitas yang tinggi dan juga memiliki interoperabilitas.
Sistem pelaporan keuangan dengan XBRL terbukti banyak memberikan keuntungan bagi
para pengguna laporan keuangan. Selain itu XBRL dapat diterapkan di berbagai bidang
bisnis. Salah satu perusahaan yang menerapkan XBRL dalam sistem pelaporannya adalah
General Dynamics. General Dynamics merupakan salah satu perusahaan di Amerika Serikat.
General Dynamics adalah sebuah perusahaan market leader industri penerbangan, kendaraan
tempur, sistem persenjataan dan peluru, sistem pembinaan dan marinir, dan sistem misi
kritikal maklumat dan teknologi. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 1952 yang merupakan
penggabungan dari Electric Boat Company, Consoldated Vultee (CONVAIR) dan beberapa
perusahaan lainnya. Setelah diakuisisi awal tahun 1990-an, perusahaan menjual banyak
barang yang berkaitan dengan pertahanan. Komsumen General Dynamics ini di dominasi oleh
pemerintah Amerika yaitu sekitar 72%, kemudian disusul oleh perusahaan komersial dan non-
komersial Amerika masing-masing sebesar 10%, dan sisanya 8% merupakan non-
pemerintahan Amerika.
XBRL (eXtensible Bisnis Reporting Language) adalah sistem pelaporan keuangan berbasis
XML (Extensible Markup Language). Sistem pelaporan ini mendukung pemodelan informasi
serta ekspresi makna semantik yang biasanya dibutuhkan oleh pelaporan bisnis. Beberapa
tahun belakangan ini, XBRL mulai digunakan diberbagai negara di dunia. Penerapan sistem
ini juga direkomendasikan oleh lembaga internasional seperti lembaga pasar modal
internasional (Securities and Exchange Commission/SEC). Di Indonesia sendiri XBRL telah
diterapkan di beberapa perusahaan multinasional dan sedang dicanangkan akan diterapkan
pula di BEI.
XBRL menawarkan berbagai keunggulan seperti laporan keuangan dapat disajikan dengan
lebih transparan, mudah dipahami, diintegrasikan, dan dianalisis oleh siapa saja. Selain itu,
5. XBRL menawarkan keunggulan lainnya seperti realtime, low cost, borderless, dan
memungkinkan adanya interaksi yang tinggi. XBRL dapat dikatakan sebagai bahasa
komunikasi elektronik bisnis karena dapat menyampaikan informasi keuangan suatu bisnis
dengan lebih transparan. Selain itu juga dapat diterapkan di berbagai sektor bisnis seperti
perusahaan, bursa efek, bank, regulator pemerintah, dan lain sebagainya. Salah satu contoh
kasus penerapan XBRL di perusahaan adalah perusahaan General Dynamic asal Amerika
Serikat.
GENERAL LEDGER AND REPORTING SYSTEM
Sistem buku besar dan sistem pelaporan keuangan merupakan dua sistem yang mempunyai
interdependensi operasional sehingga keduanya dipandang sebagai satu sistem tunggal yaitu
sistem buku besar dan pelaporan keuangan. General Ledger and Report System (GLARS)
mencakup proses-proses di tempat untuk memperbarui akun buku besar dan menyiapkan
laporan
yang merangkum hasil kegiatan organisasi. Kegiatan dasar dalam GLARS adalah:
Update buku besar
Posting jurnal penyesuaian
Menyusun laporan keuangan
Menghasilkan laporan manajerial
Tiga pertama merupakan langkah dasar dalam siklus akuntansi
Salah satu fungsi utama dari GLARS adalah untuk mengumpulkan dan mengatur data dari:
Masing-masing subsistem siklus akuntansi, yang menyediakan entri ringkasan yang
berkaitan dengan kegiatan rutin dalam siklus tersebut.
Bendahara, yang memberikan masukan sehubungan dengan kegiatan non-rutin seperti
transaksi dengan kreditor dan investor.
Departemen anggaran, yang memberikan nomor anggaran.
Controller, yang menyediakan jurnal penyesuaian
Informasi harus diorganisir untuk memenuhi kebutuhan pengguna internal dan eksternal.
Sistem ini harus dirancang untuk menghasilkan laporan periodik teratur dan untuk
mendukung pertanyaan real-time.
UPDATE UMUM BUKU BESAR
Kegiatan update umum Buku Besar merupakan posting yang berasal dari 2 sumber yaitu
Siklus
6. transaksi (siklus Pendapatan, pengeluaran, system akuntansi biaya, dan system penggajian)
untuk
transaksi rutin, dan kepadala bagian keuangan, untuk transaksi non-rutin seperti pengeluaran
dan
penarikan obligasi serta pengeluaran dan penarikan saham. Jurnal yang digunakan untuk
memperbaharui catatan buku besar dapat didokumentasikan dalam sebuah dokumen yang
disebut
jurnal voucer. Dokumen ini merupakan produk sampingan dari proses posting dan bukan
merupakan input. Namun dokumen ini cukup penting dalam proses penelusuran bagi seorang
auditor. Memperbarui buku besar terdir dari dua sumber yaitu:
Entri ringkasan jurnal transaksi rutin dari subsistem akuntansi.
Jurnal individu entri untuk transaksi non-rutin dari bendahara. Contoh: Penerbitan atau
pembayaran utang dan bunga yang terkait.
Penerbitan atau pembelian kembali saham perusahaan dan membayar dividen pada saham
itu.
Entri jurnal sering didokumentasikan pada formulir yang disebut voucher jurnal.
Setelah memperbarui buku besar (GL), jurnal disimpan dalam file voucher jurnal.
POSTING JURNAL PENYESUAIAN
Pada tahap kedua siklus buku besar dan pelaporan adalah pembukuan transaksi penyesuaian.
Jurnal penyesuaian berasal dari kantor controller 's pada setiap akhir periode akuntansi (bulan,
kuartal, tahun, dll) dan setelah neraca saldo awal telah disiapkan. Neracasaldo daftar saldo
untuk
semua rekening GL. Jika dicatat dengan benar, total semua saldo debit sama dengan total dari
semua saldo kredit.
Ada 5 jenis jurnal penyesuaian yaitu:
Accruals
Deferrals
Estimates
Re-evaluations
Error corrections
1. Accrual merupakan jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk mencatat transaksi
yang telah terjadi namun belum dilakukan pembayaran atau belum ada penerimaan kas,
contohnya pendapatan bunga dan utang gaji.
2. Deferral merupakan jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk mencatat
7. transaksi perubahan status kas yang telah diterima tau dibayarkan sebelum jasa diberikan
atau diterima. Contohnya pengakuan terhadap pendapatan atau biaya yang telah diterima
kasnya atau dibayarkan sebelim akhir periode dan pada periode ini sebagian telah diakui.
3. Estimates merupakan jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk pencatatan
transaksi biaya yang terjadi dalam beberapa periode akuntansi. Contohnya depresiasi dan
biaya kerugian piutang.
4. Re-evaluations merupakan jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk mencatat
selisih antara angka yang tercatat dan angka dari hasil perhitungan fisik asset atau sebagai
akibat perubahan kebijakan akuntansi yang dilakukan.
5. Error-correction merupakan jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk mencatat
koreksi kesalahan dalam rekening-rekening buku besar.
MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN
Tahap ketiga dalam siklus ini adalah penyusunan laporan keuangan. Laporan laba-rugi harus
dibuat pertama kali, dengan menggnakan data dari saldo-saldo rekening pendapatan dan biaya
yang tercantumkan dalam neraca saldo setelah disesuaikan. Tahap kedua adalah membuat
neraca.
Untuk membuat neraca ada 2 alternatif yang dapat yang dapat dilakukan, yaitu: (1)
menyususn
terlebih dahulu laporan perubahan modal,kemudan menyusun neraca dengan menggunaan
data
neraca saldo setelah disesuaikan ditambah datadari laporan modal,(2) menutup buku (
menihilkan
saldo rekening- rekening pendapatan dan biaya, dan mentransfer laba bersih ke rekening laba
ditahan atau rekeing modal)., dan menyusun neraca.
Jika proses pada alternatif kedua itu dilakukan dengan menggunkan cara manual, hal ini
umumnya
dilakukan setiap akhir periode saja( setahun sekali). Dengan menggunakan komputer, maka
proses
tersebut pada periode-periode yang lebih pendek. Tahap ketiga, laporan yang dibuat adalah
laporan
arus kas. Laporan ini disusun dengan menggunakan data dari neraca dan laba rugi ditambah
informasi tentang kegiatan pendanaan dan investasi.
Kegiatan dalam penyusunan laporan keuangan adalah sebagai berikut:
Susunlah laporan laba rugi
8. Siapkan ayat jurnal penutup
Siapkan laporan ekuitas pemegang saham
Siapkan neraca keuangan
Siapkan laporan arus kas
PENYUSUNAN LAPORAN MANAJERIAL
Tahap akhir dari siklus buku besar dan pelapiran adalah pembuatan berbagai macam laporan
manajemen. Pada dasarnya laporan manajemen dibagi menjadi dua, yaitu : (1) lapotan kontrol
buku besar dan (2) anggaran. Laporan kontrol buku besar antara lain berupa daftar jurnal
voucher
yang diurutkan atas dasar nomor urut, nomor (kode) rekening, tanggal dan daftar saldo
rekening.
Laporan ini digunakan untuk mengecek ketelitian proses posting.
Laporan anggaran digunakan untuk keperluan perencanaan dan penilaian kinerja. Anggran
operasional berisi anggran pengeluaran dan pendapatan untuk setiap unit dalam organisasi.
Anggaran pengeluaran modal menunjukan rencana arus masuk dan arus keluar kas untuk
setiap
proyek. Anggaran arus kas membandingkan estimasoi arus kas dengan rencananya dan
digunakan
untuk menentukan kebutuhan kas. Laporan anggaran dan kinerja harus didasarkan pada
akuntansi
pertanggung jawaban.
Isi laporan kinerja anggaran harus disesuaikan dengan sifat unit yang sedang dievaluasi.
· Pusat biaya
· Pusat pendapatan
· Pusat laba
· Pusat investasi
XBRL: MEREVOLUSI PELAPORAN PROSES
Sementara laporan keuangan muncul secara elektronik dalam berbagai format, sampai saat ini
penyebaran informasi ini adalah rumit dan tidak efisien.
Penerima (SEC, IRS, dll) diperlukan informasi dalam berbagai format yang memakan
waktu.
Juga kondusif untuk kesalahan, karena masuk kembali informasi itu sering diperlukan.
Masalah mendasarnya yaitu : kurangnya standar untuk mengidentifikasi isi data.
Solusi dalam maslah ini adalah Extensible Business Reporting Language (XBRL)
9. Sebuah varian dari XML dirancang khusus untuk berkomunikasi isi data keuangan.
Membuat tag untuk setiap item data seperti tag HTML.
Nama tag menentukan item baris dalam laporan keuangan.
Bidang lain dalam tag menyediakan informasi seperti tahun, unit ukuran, dll
Vendor perangkat lunak utama mengembangkan alat untuk secara otomatis menghasilkan
kode
XBRL sehingga akuntan dimudahkan tanpa perlu menulis kode. XBRL memberikan dua
manfaat
utama yaitu:
Organisasi dapat mempublikasikan laporan keuangan mereka pada waktu dalam format
yang bisa digunakan.
Penerima tidak akan lagi perlu secara manual masuk kembali data yang mereka peroleh
secara elektronik sehingga alat pendukung keputusan dapat menganalisis mereka. (Berarti
mencari
data di Internet akan lebih efisien dan akurat).
Manfaat XBRL ini berlaku untuk bertukar informasi keuangan baik eksternal dan internal.
XBRL
memberikan contoh yang bagus tentang bagaimana akuntan dapat berpartisipasi aktif dalam
pembangunan Teknoligi Informasi, karena profesi akuntansi dipelopori perkembangannya.
PENGENDALIAN: TUJUAN, ANCAMAN, DAN PROSEDUR
Dalam buku besar dan sistem pelaporan (atau siklus ada), sebuah AIS yang dirancang dengan
baik
harus menyediakan pengendalian yang memadai untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan
berikut
terpenuhi:
· Semua transaksi diotorisasi dengan benar
· Semua transaksi yang dicatat valid
· Semua transaksi yang valid dan resmi dicatat
· Semua transaksi dicatat dengan akurat
· Aset sudah terjamin dari kehilangan atau pencurian
· Aktivitas bisnis yang dilakukan efisien dan efektif
· Perusahaan ini dalam mematuhi semua hukum dan peraturan yang berlaku
· Semua pengungkapan penuh dan adil
10. Ada beberapa tindakan perusahaan dapat mengambil sehubungan dengan siklus untuk
mengurangi
ancaman dari kesalahan atau penyimpangan. Ini termasuk:
Menggunakan, dokumen mudah lengkap sederhana dengan instruksi yang jelas
(meningkatkan akurasi dan reliabilitas).
Menggunakan kontrol aplikasi yang sesuai, seperti pemeriksaan validitas dan pemeriksaan
lapangan (meningkatkan akurasi dan reliabilitas).
Menyediakan ruang pada bentuk untuk merekam yang selesai dan yang dikaji bentuk
(mendorong otorisasi yang tepat dan akuntabilitas).
Dokumen pra-penomoran (mendorong pencatatan transaksi yang valid dan hanya berlaku).
Membatasi akses ke dokumen kosong (mengurangi risiko transaksi yang tidak sah).
Pada bagian berikut, akan membahas tentang ancaman yang mungkin timbul dalam sistem
buku
besar dan pelaporan, serta kontrol yang dapat mencegah ancaman tersebut. Ancaman utama
dalam
sistem buku besar dan pelaporan adalah:
ANCAMAN 1: Kesalahan dalam Memperbarui General Ledger dan General report.
ANCAMAN 2: Rugi, Perubahan, atau Pengungkapan tidak sah Data Keuangan .
ANCAMAN 3: Poor Performance( Kinerja Miskin) .
ANCAMAN 1: Kesalahan dalam Memperbarui General Ledger dan General report.
Kesalahan yang terjadi dalam pemutakhiran buku besar dapat mengakibatkan buruknya
proses
pengambilan keputusan yang menggunakan informasi salah dalam pelaporan keuangan.
Prosedur
pengendalian yang berhubungan dengan pengolahan data dibagi menjadi 3 kategori, yaitu (1)
pengawasan edit input dan pemrosesan, (2) laporan pengawasan dan rekonsiliasi, dan (3)
pemeliharaan jejak audit yang memadai.
Pengawasan Edit terhadap Input, dan Pemrosesan. Dua jenis jurnal yang digunakan untuk
memutakhirkan buku besar adalah: (1) ihtisar jurnal dari siklus SIA lainnya, dan (2) jurnal
yang
dibuat oleh bagian keuangan atau kepala bagian akuntansi. Jurnal yang pertama
merupakan output dari serangkaian tahap pemrosesan, yang masing-masing merupakan
subyek
bagi berbagai prosedur pengawasan aplikasi yang dirancang untuk menjamin akurasi dan
11. kelengkapan data. Konsekuensinya, pengawasan utama edit input bagi ihtisar jurnal ini
mencakup
pengecekan tanggal untuk menjamin bahwa transaksi tersebut merupakan transaksi yang
terkini
dan belum di-posting.
Jurnal yang dibuat oleh kepala bagian akuntansi dan kepala bagian keuangan adalah jurnal
asli yang baru saja dibuat. Konsekuensinya, diperlukan jenis-jenis pengawasan inputedit dan
pemrosesan berikut untuk menjamin bahwa transaksi tersebut akurat dan lengkap:
1. Cek validasi (validity check) untuk menjamin bahwa rekening buku besar tersedia
untuk setiap nomor rekening yang deverensi oleh semua jurnal.
2. Cek bentuk data (field check) untuk menjamin bahwa data pada field dalam sebuah
jurnal berisi data numeric.
3. Zero-balance check untuk menjamin bahwa total debit sama dengan total kredit
dalam sebuah jurnal.
4. Uji kelengkapan (completeness test) untuk menjamin bahwa semua data yang
relevan telah dicatat. Adalah penting bahwa semua jurnal dapat diidentifikasi sehingga
informasi ini memiliki daya telusur audit.
5. Uji pengulangan data (redundand data check) untuk mencocokkan nomor rekening
dengan nama rekening, guna menjamin kebenaran rekening buku besar yang
menerima posting. Untuk sistem entry data on-line, prosedur ini disebut closed-loop
verivication.
6. Penetapan file standar jurnal penyesuaian untuk penyesuaian yang sering terjadi
pada akhir periode, seperti biaya depresiasi. Akurat input diperbaiki tanpa memulang
pemasukan data. Kemungkinan lupa membuat jurnal penyesuaian jenis ini juga dapat
dikurangi, sehingga menjamin kelengkapan input.
7. Cek tanda aritmatika (sigh check) saldo rekening buku besar sesaat setelah
dilakukan pemutakhiran, untuk memastikan bahwa saldonya tepat.
8. Perhitungan total run-to-run, untuk memastikan akurasi pemrosesan
kelompok voucher jurnal. Komputer menghitung saldo baru rekening buku besar, atas
dasar saldo awal, total debit dan total kredit yang dimasukkan ke dalam rekening yang
bersangkutan, dan kemudian membandingkannya dengan saldo rekening buku besar. Jika
terjadi antara perbedaan keduanya, harus segera dilakukan investigasi.
Laporan Kontrol dan Rekonsiliasi.
12. Penggunaan laporan control dan rekonsiliasi dapat mendeteksi apaka ada kesalahan yang
dibuat
selama proses pemutakhiran buku besar. Salah satu bentuk rekonsiliasi yang digunakan dalam
system manual adalah pembuatan neraca saldo, yang menunjukkan apakah total debit dan
total
kredit seimbang, hal ini menunjukkan adanya kesalahan atau ketidaktelitian proses
pencatatan.
Dalam system berbasis computer, penggunaan rekening kliring dan rekeningsuspense
(rekening
penyeimbang) menjamin bahwa rekening buku besar selalu seimbang. Pada akhir periode
semua
rekening khusus tersebut harus bersaldo nol, berarti terjadi kesalahan selama proses
pemutakhiran
buku besar.
Laporan kontrol dapat membantu mengidentifikasi sumber kesalahan yang terjadi dalam
proses pemutakhiran buku besar. Daftar voucher jurnal urut nomor rekening memudahkan
mengidentifikasi penyebab kesalahan yang berpengaruh terhadap sebuah rekening buku besar.
Daftar voucher jurnal ini juga dapat menunjukan ketiadaan beberapa posting. Akhirnya, daftar
jurnal umum menunjukkan rincian (nomor rekening, kode referensi sumber, nama rekening,
angka
yang didebit atau kredit) untuk setiap jurnal yang di-posting ke buku besar. Laporan ini
menunjukkan apakah otal debit dan total kredit yang di-posting-kan ke buku besar sama
angkanya. Jejak Audit.
Jejak audit ini memberikan informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktifitas-aktifitas
sebagai berikut:
1. Menelusur transaksi dari dokumen sumber asli kerekening buku besar, dan ke laporan atau
dokumen lain yang menggunakan data pada dokumen sumber.
2. Menelusur dokumen-dokumen yang muncul kembali dalam sebuah laporan atau dokumen
lain melalui buku besar ke dokumen sumber aslinya.
3. Menelusur seluruh perubahan dalam rekening buku besar dari saldo awal ke saldo akhir.
ANCAMAN 2: Rugi, Perubahan, atau Pengungkapan tidak sah Data Keuangan .
Akses ke buku besar oleh karyawan yang tidak berhak dapat berakibat data yang bersifat
rahasia
bocor ketangan pesaing/merusak validitas dalam buku besar. Akses semacam ini juga dapat
13. menciptakan peluang untuk melakukan pencurian aktifa,oleh karena itu, perusahaan perlu
memiliki sistem pengawasan yang memadai untuk mencegah akses kbuku besar secaratidak
sah.
Identitas dan pemakai harus digunakan untuk mengawasi akses ke buku besardan untuk
memaksa
adanya pemisahan tugas dengan pembatasan fungsi yang akan dilaksanakan oleh setiap
karyawan
yang legitimate. Sebagai contoh, karyawan yang bertugas menjaga aktiva atau memiliki
wewenang
untuk mengontrolisasi pengeluaran barang tidak diperbolehkan memuktahirkan buku besar.
Contoh lain manajemen harus diberi wewenang “hanya” dapat membaca catatan buku besar.
Matrix pengendalian akses harus membatasi fungsi-fungsi yang dapat dilaksanakan pada
berbagai
terminal di kantor kepala bagian akuntansi
Pengendalian tergadap pembuatan catatan foucherv= jurnal juga penting karena mereka
mengotorisasi perubahn kesaldo rekening buku besar. Dengan demikian sistem harus
mengecek
eksistensi kode otorisasi yang falid pada setiap jurnal. Jika hal ini tidak dilakukan, itegritas
buku
besartidak terganggu. Kode otorisasi juga ikut membentuk jejak audit. Insfeksi terhadap jejak
audit
memungkinkan deteksi terhadap akses ke buku besar secara tidak sah.
ANCAMAN 3: Poor Performance (Kinerja Miskin)
Buku besar adalah sebuah komponen kunci dalam sebuah sistem informasi akuntansi sebuah
perusahaan oleh karena itu, perusahaan perlu menetapkan prosedur pembuatan cadangan data
(back up) dan prosedur pemulihan untuk memulihkannya pengawasan back up mencakup :
1. Penggunaan lebel internal dan eksternal untuk melindungi data terhadap kerusakan
yang tidak sengaja terhadap buku besar.
2. Pembuatan cadangan secara reguler (teratur terhadap buku besar). Minimum 2 copy
cadangan data buku besar harus dibuat. 1copyharus diletakan di lokasi pengolahan
data,sehingga setiap dibutuhkan segera tersedia. 1 copy lagi harus diletakan diloksi diluar
perusahaan (misalnya di simpan di bank dalam safe deposite box) untuk mengantisipasi
terjadinya bencana seperti terjadinya banjir,kebakaran,dll.
3. Selain itu rencana pemulihan bencana ( disaster recovery planning ) juga penting.
14. Dengan meningkatan ketergantungan perusahaan terhadap EDI,EFT,dan internet untuk
melaksanakan aktivitas bisnis harian,tidak ada satu pun perusahaan dapat survive untuk
jangka waktu lama,jika komputernya tidak dapat berfungsi dengan baik.dengan
dimilikinya rencana pemulihan rencana ini,maka sebuah perusahaan yang mengalami
bencana dapatsegera melaksanakan aktifitasnya beberapa hari setelah bencana.
PENDUKUNG KEBUTUHAN INFORMASI MANAJEMEN
Tiga alat atau kemampuan dapat sangat berguna untuk manajemen dalam pengambilan
keputusan:
Balanced scorecard
Data warehouse
Desain yang tepat dari grafik data keuangan
BALANCED SCORECARD
Balanced scorecard adalah laporan yang memberikan perspektif multi-dimensi pada kinerja
organisasi. Berisi langkah-langkah yang berkaitan dengan empat perspektif organisasi:
1. Finansial
2. Pelanggan
3. Operasi internal
4. Inovasi dan pembelajaran
Balanced scorecard menunjukkan:
· Tujuan organisasi untuk masing-masing dari empat dimensi
· Langkah-langkah khusus kinerja dalam mencapai tujuan tersebut.
Ini memberikan gambaran yang lebih komprehensif dari kinerja organisasi daripada ukuran
finansial saja. Dirancang dengan baik, digunakanuntuk mengukur aspek kunci dari strategi
organisasi dan mencerminkan hubungan sebab akibat penting.
Sehubungan dengan tujuan, Banyak organisasi keliru menggunakan standar industri dalam
merancang Scorecard seimbang mereka. Pendekatan ini membatasi kinerja terhadap para
pesaingnya dan gagal untuk mempertimbangkan organisasi perusahaan s kekuatan dan
kelemahan
yang unik. Sebagai CONTOH: manajemen puncak Dumbledore Asuransi Perseroan
menyepakati
tiga tujuan keuangan kunci:
Peningkatan pendapatan stream melalui penjualan produk-produk baru.
Peningkatan profitabilitas yang tercermin dari return on equity.
Mempertahankan arus kas yang cukup untuk memenuhi kewajiban.
15. Mereka kemudian menciptakan hipotesis berikut (atau hubungan sebab akibat) bagaimana
tujuan
tujuan ini dapat dicapai:
1. Jika kita meningkatkan pelatihan karyawan (inovasi dan dimensi belajar), yang
harus meningkatkan kualitas layanan kami (dimensi operasi internal).
2. Jika kita meningkatkan kualitas layanan kami (dimensi operasi internal), yang
harus meningkatkan kepuasan pelanggan kami (dimensi pelanggan) dan menyebabkan
kita untuk mengambil pangsa pasar yang lebih besar.
3. Meningkatkan kepuasan pelanggan dan pangsa pasar (dimensi pelanggan) karena
itu harus menghasilkan peningkatan profitabilitas (dimensi keuangan).
Menganalisis tren dalam tindakan-tindakan yang sebenarnya memungkinkan manajemen
Dumbledore untuk menguji validitas hipotesis mereka: Jika perbaikan dalam satu perspektif
tidak
menghasilkan perbaikan yang diharapkan di daerah lain, manajemen puncak harus
mengevaluasi
kembali dan merevisi hipotesis mereka. Kemampuan untuk menguji dan menyempurnakan
strategi
mereka adalah salah satu manfaat utama dari balanced scorecard.
Ada beberapa cara dalam mengembangkan balanced scorecard yaitu Top manajemen harus
menentukan tujuan yang akan dikejar dalam setiap dimensi ,seperti Akuntan dan IS
professional
dalam membantu mereka memilih tindakan yang tepat untuk melacak pencapaian tujuan-
tujuan
tersebut. Selanjutnya memberikan masukan pada kelayakan mengumpulkan data untuk
menerapkan berbagai langkah.
MENGGUNAKAN GUDANG DATA UNTUK KECERDASAN BISNIS
Manajemen harus terus-menerus memantau dan mengevaluasi kinerja keuangan dan operasi
organisasi dalam terang tujuan strategis dan harus mampu mengubah rencana dengan cepat
ketika
perubahan lingkungan. Mereka mungkin mengadopsi sistem ERP dan sistem AIS terintegrasi
untuk memfasilitasi kegiatan tersebut. Namun, sistem ini dirancang terutama untuk
mendukung
kebutuhan pengolahan transaksi, dan biasanya berisi data hanya untuk tahun fiskal saat ini
dan
16. mungkin satu bulan tambahan. Tetapi pengambilan keputusan strategis membutuhkan akses
ke
sejumlah besar data historis. Untuk mengisi kebutuhan ini, organisasi sedang membangun
database terpisah yang disebut data warehouse .
Ini biasanya database besar yang berisi kedua data rinci dan dirangkum untuk beberapa
tahun.
Mereka terpisah dari AIS.
Organisasi juga dapat membangun terpisah, gudang kecil, yang disebut data mart , untuk
fungsi-fungsi individual seperti keuangan atau sumber daya manusia.
Gudang data dan data mart diperbarui secara berkala untuk mencerminkan hasil transaksi
yang
telah terjadi sejak update terakhir. Mereka terstruktur berbeda dari database proses transaksi:
Database proses transaksi dirancang untuk meminimalkan redundansi dan memaksimalkan
efisiensi update.
Data warehouse yang sengaja dirancang untuk menjadi berlebihan untuk memaksimalkan
efisiensi query.
Mereka biasanya dimensi di alam.
Kebanyakan menggunakan skema bintang
Bisnis intelijen adalah proses mengakses data di gudang dan menggunakannya untuk
pengambilan
keputusan strategis. Dua teknik dasar:
Online analytical processing (OLAP)
Data mining
Kontrol yang tepat diperlukan untuk data warehouse adalah Kontrol validasi data sangat
penting
untuk menjaga akurasi data. Serta proses verifikasi keakuratan data, alias scrubbing , sering
salah
satu yang paling langkah memakan waktu dan mahal. Informasi harus dilindungi dari pesaing
atau
dari kehancuran dengan menggunakan:
Kontrol akses
Enkripsi
Ketentuan Backup
PRINSIP GAMBAR DESAIN
17. Akuntan dan IS profesional dapat membantu manajemen menangani informasi yang
berlebihan
dengan menyiapkan grafik yang menyoroti dan meringkas fakta-fakta penting. Grafik yang
dirancang dengan baik membuatnya mudah untuk mengidentifikasi dan memahami tren dan
hubungan. Grafik buruk dirancang dapat mengganggu pengambilan keputusan. Ada beberapa
prinsip yang membuat bar chart mudah dibaca:
Gunakan judul yang merangkum pesan dasar.
Sertakan nilai data dengan setiap elemen bukannya label sumbu vertikal - memfasilitasi
perhitungan mental dan analisis
Gunakan 2-dimensi, bukan 3-dimensi, bar - membuatnya lebih mudah untuk secara akurat
menilai besarnya perubahan dan tren.
Gunakan berbagai nuansa abu-abu atau warna bukan pola, titik, atau garis-garis. Mereka
lebih mudah untuk membedakan
Banyak laporan tahunan berisi grafik yang melanggar prinsip-prinsip ini:
Beberapa dilakukan secara otomatis oleh perangkat lunak. Beberapa dilakukan dengan
sengaja. Tidak ada pedoman otoritatif dalam GAAP atau audit standar yang melarang
perilaku
ini, meskipun hasilnya bisa menipu.
KESIMPULAN
Sistem buku besar dan pelaporan mengintegrasikan serta meringkas hasil-hasil berbagai
subsistem
akuntansi dari siklus pendapatan, pengeluaran, produksi dan sumber daya manusia. Buku
besar
adalah file utama pusat dalam SIA. Akibatnya merupakan hal yang penting untuk
mengimplementasikanprosedur pengendalian agar dapat memastikan akurasi dan
keamananya.
Pengendalian yang penting meliputi pemeriksaan edit catatan, voucer jurnal yang dimasukkan
kedalam buku besar, pengendalian akses, jejak audit yang memadai, serta prosedur
pembuatan
cadangan dan pemulihan dari bencana yang tepat.
Output yang dihasilkan oleh system buku besar terbagi dalam dua kategori utama yaitu
laporan
keuangan dan manajerial. Laporan keuangan dibuat secara periodikdan disebarkan baik ke
user
18. internal maupun eksternal. Laporan manajerial dibuat hanya untuk pemakaian internal
karenanya
sering kali memasukkan perbandingan antara kinerja actual dengan yang dianggarkan.
Kegunaan
laporan-laporan ini baik disajikan dalam bentuk table ataupun grafik, dipengaruhi oleh
seberapa
baik mereka didesain.
Sistem buku besar harus mampu mendukung pemrosesan pertanyaan dari pembuat
keputusan. Hal ini membutuhkan pengendalian yang mencukupi untuk membatasi akses ked
an
operasi yang di izinkan atas data dalam buku besar.mendesain buku besar agar sesuai dengan
model data relasional akan memfasilitasi pemrosesan dengan membuat data lebih mudah
diakses
melalui alat desktop yang dapat ditemukan sebagian besar computer pribadi. Organisasi harus
memberikaninformasi keberbagai jenis user termasuklembaga pemerintahan, analisis
industry,lembaga keuangan,dan berbagai pengambil keputusan individual. XBRL
memberikan
mekanisme untuk memberikan efisiensi dalam menghasilkan informasi semacam ini dari
sumber
eksternal
2. Apa yang saudara ketahui tentang identifikasi major threat dalam
aktivitas pelaporan dan mengevaluasi kecukupan pengendalian internal.
Threats (ancaman)
Ancaman merupakan kebalikan dari sebuah peluang, ancaman meliputi faktor-faktor
lingkungan
yang tidak menguntungkan bagi sebuah lembaga pendidikan. Jika sebuah ancaman tidak
ditanggulangi maka akan menjadi sebuah penghalang atau penghambat bagi maju dan
peranannya
sebuah lembaga pendidikan itu sendiri. Contoh ancaman tersebut adalah minat peserta didik
baru
yang menurun, motivasi belajar peserta didik yang rendah, kurangnya kepercayaan
masyarakat
terhadap lembaga pendidikan tersebut dan lain-lain.
19. ancaman adalah segala sesuatu yang terjadi akibat trend perkembangan (persaingan) dan tidak
bisa
dihindari. Ancaman juga bisa dilihat dari tingkat keparahan pengaruhnya (seriousness) dan
kemungkinan terjadinya (probability of occurance). Sehingga ancaman tersebut dapat
dikategorikan sebagai berikut:
a. Ancaman utama (Major Threats) adalah ancaman yang kemungkinan terjadinya tinggi
dan
dampaknya besar. Untuk ancaman utama ini, diperlukan beberapa planning yang harus
dilakukan
institusi untuk mengantisipasi.
b. Ancaman tidak utama (Minor Threats) adalah ancaman yang dampaknya kecil dan
kemungkinan terjadinya kecil
c. Ancaman moderate (Moderate Threats) berupa kombinasi tingkat keparahan yang tinggi
namun kemungkinan terjadinya rendah dan sebaliknya.
untuk mengatasi kelemahan atau ancaman tersebut, sekolah mencari alternatif-alternatif
langkah
langkah memecahkan persoalan, sebagai berikut:
1. Pengaktifan kegiatan MGMP sekolah
Berdasarkan pada hasil analisis, disebutkan bahwa jumlah guru cukup tetapi suasana belajar
belum
cukup kondusif akibat metode mengajar guru kurang bervariasi. Melalui MGMP sekolah
diharapkan dapat mengatasi persoalan, termasuk bagaimana menyiasati kurikulum yang padat
dan
mencari alternatif pembelajaran yang tepat serta menemukan berbagai variasi metode dalam
mengajarkan setiap mata pelajaran yang diajarkan. Kegiatan ini di bawah koordinasi Wakil
Kepala
Sekolah bidang Kurikulum dan untuk setiap matapelajaran dipimpin oleh guru senior yang
ditunjuk oleh Kepala Sekolah. MGMP minimal bertemu satu kali per minggu guna menyusun
strategi pengajaran dan mengatasi masalah yang muncul.
MGMP sekolah juga menyusun dan mengevaluasi perkembangan kemajuan belajar sekolah.
Evaluasi kemajuan dilakukan secara berkala dan hasilnya digunakan untuk menyempurnakan
rencana berikutnya. Kegiatan MGMP sekolah yang dilakukan dengan intensif, dapat dijadikan
sebagai wahana pengembangan diri guru untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan guru
20. serta menambah pengetahuan dan keterampilan dalam bidang yang diajarkan, terutama
ditujukan
untuk guru-guru yang mengajar bukan bidangnya (teacher mismatch).
2. Pengiriman guru mengikuti pelatihan
Sebagai alternatif, sekolah dapat mengirimkan guru-guru secara bergiliran untuk mengikuti
pelatihan pada lembaga yang dianggap potensial dan berpengalaman. Pengiriman guru ini,
dimaksudkan untuk memberikan tambahan pengetahuan dan keterampilan guru, baik dalam
bidang keahlian/substansi, metode pengajaran, maupun berbagai metode evaluasi, setelah
melalui
proses identifikasi kebutuhan yang dilakukan secara cermat oleh sekolah. Program ini dapat
mendorong sekolah untuk mengalokasikan sebagian anggarannya untuk peningkatan SDM,
yang
selama ini belum secara optimal dilakukan.
Selain itu, untuk mengatasi kelemahan tersebut, sekolah melalui kegiatan MGMP dapat
mengundang ahli dari luar, baik ahli substansi mata pelajaran untuk membantu guru dalam
memahami materi yang masih dianggap sulit atau membantu memecahkan masalah yang
muncul
di kelas, maupun berbagai metode pengajaran untuk menemukan cara yang paling sesuai
dalam
memberikan materi mata pelajaran tertentu.
3. Peningkatan disiplin siswa
Berdasarkan hasil analisis, dinyatakan bahwa disiplin siswa sangat rendah, baik dalam
mengikuti
aturan dan tata tertib sekolah, maupun dalam mengikuti pelajaran dan mengakibatkan
lingkungan
sosial sekolah menjadi kurang kondusif. Diperlukan adanya peningkatan disiplin siswa untuk
menciptakan iklim sekolah yang lebih kondusif dan dapat memotivasi siswa dalam belajar.
Adanya dukungan guru yang cukup, sekolah dapat membuat aturan dan tata tertib yang baik
dan
memadai. Tata tertib yang dibuat dan disepakati tersebut harus ditaati, khususnya oleh siswa
dan
warga sekolah lainnya, termasuk guru, karyawan, dan juga kepala sekolah. Aturan tersebut
dapat
meliputi tata tertib waktu masuk dan pulang sekolah, kehadiran di sekolah dan di kelas serta
21. mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung, dan tata tertib sekolah lainnya.
Dengan meningkatnya disiplin siswa, diharapkan dapat meningkatkan efektivitas jam belajar
sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dan meningkatkan iklim belajar yang lebih
kondusif
untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik.
4. Pembentukan kelompok diskusi terbimbing
Kelompok diskusi terbimbing ini dibentuk untuk mengatasi siswa yang kurang persiapan
untuk
belajar di sekolah. Kegiatan diskusi ini, minimal 1 kali per minggu untuk setiap mata
pelajaran di
luar jam pelajaran sekolah. Pembentukan kelompok dilakukan oleh siswa dan dibimbing oleh
guru.
Dalam setiap kegiatan diskusi dapat dihadirkan narasumber yang berasal dari guru, alumni,
atau
orang lain yang dianggap ahli dalam mata pelajaran yang berkaitan dan bertempat tinggal di
sekitar
kelompok tersebut berada.
Adanya dukungan orangtua dalam meningkatkan motivasi belajar, memberikan peluang dan
kesempatan melaksanakan kegiatan kelompok diskusi, yaitu setiap kali pertemuan dapat
menggunakan rumah anggota kelompok secara bergiliran. Setiap kelompok diskusi menunjuk
pemimpin kelompok dan guru pembimbingnya.
Untuk keperluan pengembangan materi pada MGMP sekolah, setiap guru pembimbing dapat
menyampaikan hasil diskusi kelompok, sehingga terjadi saling tukar pengalaman dan saling
membantu bila terjadi kesulitan. Kelompok diskusi terbimbing ini, sebaiknya melibatkan guru
pembimbing (BK), khususnya untuk meningkatkan motivasi siswa serta membimbing siswa
untuk
menghindari pengaruh pergaulan sosial yang negatif.
5. Peningkatan pengadaan buku
Dari hasil analisis, ternyata sekolah masih memerlukan buku-buku bacaan wajib maupun
penunjang untuk mendukung kegiatan belajar siswa. Pengadaan buku pustaka diarahkan
untuk
mendukung kegiatan guru mengajar, termasuk kegiatan MGMP sekolah dan mendukung
belajar
22. siswa. Untuk mendukung kegiatan guru, diadakan buku-buku pedangan guru dari sumber
yang
relevan. Sedangkan untuk mendukung belajar siswa, diadakan buku-buku yang diperlukan
siswa
untuk pendalaman materi ebtanas.
Pengadaan buku-buku tersebut hendaknya dimulai dengan melakukan identifikasi buku-buku
yang
dibutuhkan oleh guru dan siswa dan mencatat buku-buku yang tidak ada atau tidak mencukupi
kebutuhan sekolah. Berbagai cara dapat dilakukan untuk memenuhi kekurangan buku-buku
tersebut, antara lain dengan mengadakan kerjasama dengan perpustakaan pada instansi lain
yang
mempunyai potensi untuk membantu pengadaan buku sekolah, atau sekolah dapat membeli
buku
buku tersebut secara langsung apabila tersedia dana untuk pengembangan perpustakaan.
6. Peningkatan layanan perpustakaan
Di samping pengadaan buku-buku, perlu diupayakan peningkatan pengetahuan dan
keterampilan
pengelola perpustakaan untuk meningkatkan layanan perpustakaan. Apabila dimungkinkan,
sekolah dapat memberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan singkat bagi pengelola
perpustakaan. Hal yang lebih penting sekolah memperhatikan peningkatan dan
pengembangan
perpustakaan untuk dapat menyediakan buku-buku yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan
keperluan guru dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya. Hal ini dapat berarti
sekolah memiliki kewajiban untuk memperhatikan penyediaan anggaran perpustakaan yang
disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki sekolah.
Pada sasaran kedua, sekolah mengidentifikasi kelemahan dan ancaman yang dihadapi untuk
mencapai sasaran menjadi finalis pada tingkat Kota/Kabupaten dalan bidang olahraga bola
voli,
yaitu waktu pelatihan yang kurang intensif dan tidak ada pengalaman guru dalam melatih bola
voli
secara profesional serta sekolah tidak pernah melakukan uji-tanding ke sekolah lain. Di
samping
itu, terbatasnya fasilitas pengembangan olahraga bola voli pada tingkat Kecamatan maupun
Kota
23. dan kondisi lapangan bola voli di sekolah dalam keadaan rusak sebagian. Berbagai peralatan
olahraga voli yang dimiliki sekolah juga masih kurang, termasuk bola voli. Selanjutnya, untuk
mengatasi kelemahan atau ancaman tersebut, sekolah melakukan beberapa langkah sebagai
alternatif untuk memecahkan persoalan, sebagai berikut:
1. Pengaktifan tim bola voli sekolah
Hasil analisis menyebutkan bahwa minat siswa terhadap olahraga bola voli cukup tinggi,
ditandai
dengan cukup banyak siswa (hampir 80%) yang siap mengikuti pelatihan olahraga ini.
Sementara
latihan yang diadakan sekolah kurang dari 1x seminggu atau bahkan tidak ada latihan sama
sekali.
Hal ini menunjukkan bahwa sekolah kurang memberi perhatian yang tinggi terhadap olahraga
bola
voli, walaupun banyak siswa yang berminat untuk mengikutinya.
Untuk itu, diperlukan penggalakan kegiatan olahraga bola voli dengan mengaktifkan kembali
tim
voli pada tingkat sekolah, melalui sosialisasi dan pembentukan tim kelas atau gabungan
beberapa
kelas dengan harapan memperoleh bibit pemain yang baik.
2. Peningkatan prasarana dan sarana olahraga bola voli
Hasil analisis menyebutkan bahwa lapangan yang ada kondisinya sudah sangat jelek dan
memerlukan perbaikan atau renovasi, termasuk penambahan sejumlah alat pendukung
lainnya,
seperti tiang, net, dan bola. Lapangan olahraga sebagai salah satu unsur penting dalam
peningkatan
prestasi perlu mendapat perhatian sekolah secara sungguh-sungguh. Dengan lapangan yang
memadai dan bentuk yang standar akan lebih menarik minat siswa untuk mengikuti latihan
yang
diadakan oleh sekolah dan juga dapat menjadikan siswa bangga memiliki sekolah dengan
lapangan
olahraga yang baik. Untuk itu sekolah perlu memberikan porsi anggaran yang cukup dalam
rangka
melakukan renovasi lapangan dan mengalokasikan anggaran untuk membeli peralatan yang
kurang atau tidak ada sebelumnya, tetapi sangat diperlukan.
24. 3. Peningkatan waktu latihan dan uji-tanding
Pada fungsi pelatihan, terdapat banyak kelemahan dan tantangan untuk menjadikan tim bola
voli
sekolah masuk menjadi finalis pada tingkat Kota/Kabupaten, diantaranya adalah waktu latihan
yang kurang banyak dan tidak efektif, karena pelatihan selama ini hanya sekedar memenuhi
kegiatan rutin dan tidak memiliki target mutu. Untuk itu, program latihan perlu ditingkatkan
lebih
intensif lagi, misalnya dengan meningkatkan latihan menjadi 3x dalam seminggu dan
menyusun
program uji-tanding dengan sekolah lain sebanyak 1x sebulan. Uji-tanding dengan sekolah
lain
yang telah memiliki tim yang kuat, dapat memberikan pengalaman dan memupuk keberanian
tim
sekolah saat nanti mengikuti turnamen yang sebenarnya.
4. Pelatih dari luar sekolah
Hasil analisis menyebutkan bahwa sekolah tidak memiliki pelatih yang memabg
berpengalaman
dalam cabang olahraga bola voli. Pelatih yang ada hanya guru olahraga yang secara rutin
memberikan latihan dengan teknik yang masih konvensional dan belum mempunyai
pengalaman
bertanding di luar daerah. Hal itu dapat dipahami, karena tidak semua guru olahraga dapat
menjadi
pelatih yang baik untuk satu cabang olahraga tertentu. Untuk itu, dirasa perlu untuk
mendatangkan
pelatih dari luar yang memiliki pengalaman bertanding dan mampu memberikan cara-cara
terbaik
dalam bermain bola voli.
25. DAFTAR PUSTAKA
1. JEMMY ESROM SERANG, SIKLUS PROSES BISNIS PENDUKUNG,
https://www.slideshare.net/jemmyesromserang/13-si-pi-jemmy-esrom-serang-hapzi-
ali-siklus-proses-bisnis-pendukung-universitas-mercu-buana-2017?qid=db1bed88-
4040-410f-b59c-2c571e4bf4e1&v=&b=&from_search=5