Makalah ini membahas tentang pengguna dan pengembang sistem informasi dalam suatu organisasi. Sistem informasi dapat meningkatkan efisiensi, memperkenalkan inovasi, dan membangun sumber daya informasi strategis bagi perusahaan. Studi kasus Blue Bird menunjukkan bagaimana teknologi seperti GPS dan basis data pelanggan membantu meningkatkan layanan taksi.
Tugas sim, alfina rolitasari, yananto mihadi putra, penguna dan pengembang sistem informasi , 2018
1. MAKALAH
PENGGUNA DAN PENGEMBANG SISTEM
INFORMASI
DISUSUN OLEH:
ALFINA ROLITASARI 43217110339
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2018
2. Manfaat SIM dalam suatu Perusahaan adalah sbb :
Meningkatkan Efisiensi Operasional, Investasi di dalam teknologi sistem informasi dapat
menolong operasi perusahaan menjadi lebih efisien. Efisiensi operasional membuat perusahaan
dapat menjalankan strategi keunggulan biaya low-cost leadership.Dengan menanamkan investasi
pada teknologi sistem informasi, perusahaan juga dapat menanamkan rintangan untuk memasuki
industri tersebut (barriers to entry) dengan jalan meningkatkan besarnya investasiatau kerumitan
teknologi yang diperlukan untuk memasuki persaingan pasar. Selain itu, cara lain yang dapat
ditempuh adalah mengikat (lock in) konsumen dan pemasok dengan cara membangun hubungan
baru yang lebih bernilai dengan mereka.
Memperkenalkan Inovasi Dalam Bisnis, Penggunaan ATM. automated teller machine dalam
perbankan merupakan contoh yang baik dari inovasi teknologi sistem informasi. Dengan adanya
ATM, bank-bank besar dapat memperoleh keuntungan strategis melebihi pesaing mereka yang
berlangsung beberapa tahun. Penekanan utama dalam sistem informasi strategis adalah
membangun biaya pertukaran (switching costs) ke dalam hubungan antara perusahaan dengan
konsumen atau pemasoknya. Sebuah contoh yang bagus dari hal ini adalah sistem reservasi
penerbangan terkomputerisasi yang ditawarkan kepada agen perjalanan oleh perusahaan
penerbangan besar. Bila sebuah agen perjalanan telah menjalankan sistem reservasi
terkomputerisasi tersebut, maka mereka akan segan untuk menggunakan sistem reservasi dari
penerbangan lain.
Membangun Sumber-Sumber Informasi Strategis, Teknologi sistem informasi memampukan
perusahaan untuk membangun sumber informasi strategis sehingga mendapat kesempatan
dalam keuntungan strategis. Hal ini berarti memperoleh perangkat keras dan perangkat lunak,
mengembangkan jaringan telekomunikasi, menyewa spesialis sistem informasi, dan melatih end
users. Sistem informasi memungkinkan perusahaan untuk membuat basis informasi strategis
(strategic information base) yang dapat menyediakan informasi untuk mendukung strategi
bersaing perusahaan. Informasi ini merupakan aset yang sangat berharga dalam meningkatkan
operasi yang efisien dan manajemen yang efektif dari perusahaan. Sebagai contoh, banyak usaha
yang menggunakan informasi berbasis komputer tentang konsumen mereka untuk membantu
merancang kampanye pemasaran untuk menjual produk baru kepada konsumen.
3. Fungsi dari sistem informasi tidak lagi hanya memproses transaksi, penyedia informasi, atau alat
untuk pengambilan keputusan. Sekarang sistem informasi dapat berfungsi untuk menolong end
user manajerial membangun senjata yang menggunakan teknologi sistem informasi untuk
menghadapi tantangan dari persaingan yang ketat. Penggunaan yang efektif dari sistem informasi
strategis menyajikan end users manajerial dengan tantangan manajerial yang besar.
Sistem adalah definisi paling umum dari sekumpulan elemen yang saling berkaitan dan saling
mempengaruhi. Sistem juga merupakan alternatif yang diterapkan dalam suatu kegiatan agar
dapat terlaksana dengan baik.
Scott (1996) mengatakan “Sistem terdiri dari unsur-unsur seperti masukan (input), pengolahan
(processing), serta keluaran (output)”. Dan ciri pokok sistem menurut Gapspert ada empat, yaitu
sistem itu beroperasi dalam suatu lingkungan, terdiri atas unsur-unsur, ditandai dengan saling
berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan utama.
Sedangkan informasi, mempunyai manfaat dan peranan yang sangat penting di dalam suatu
organisasi. Tidak adanya suatu informasi, suatu organisasi tidak dapat berjalan dengan efektif
dan efisien. Informasi merupakan sebuah data
yang telah diolah sedemikian rupa sehingga menjadi bentuk yang bermanfaat untuk orang yang
menerimanya.
Jadi, Sistem Informasi adalah sebuah sistem yang menerima data sebagai inputnya,
memprosesnya menjadi informasi merupakan processing nya, dan kemudian menjadi sebuah
informasi sebagai output nya.
Definisi Sistem Informasi secara teknis: serangkaian komponen yang saling terkait untuk
mengumpulkan (mencari), memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk
mendukung pengambilan keputusan dan kontrol dalam organisasi.
Sistem informasi juga dapat membantu manajer dan pekerja untuk menganalisis masalah,
memvisualisasi subjek yang komplek dan menciptakan produk baru.
4. Dengan adanya Sistem Informasi, maka produktivitas suatu organisasi atau perusahaan akan
meningkat, serta dapat membuat model bisnis yang sulit ditiru oleh pesaing, karena pada
dasarnya peranan Sistem Informasibagi setiap perusahaan bersifat unik dan spesifik. Hal tersebut
disebabkan karena masing-masing organisasi atau perusahaan memiliki strategi yang berbeda
satu dengan yang lainnya.
Pemanfaatan Sistem Informasi dalam suatu organisasi atau perusahaan juga berkaitan dengan
keunggulan kompetitif untuk meningkatkan kualitas informasi, pengawasan kinerja organisasi
atau perusahaan menggunakan Sistem Informasi baik sebagai alat bantu maupun strategi yang
tangguh untuk mengintegrasikan dan mengolah data dengan cepat dan akurat serta untuk
penciptaan produk layanan baru sebagai daya saing untuk menghadapi kompetisi.
Pengaruh Sistem Informasi terhadap kinerja organisasi di dalam struktur organisasi perusahaan
Kinerja organisasi selalu menjadi ukuran keberhasilan kegiatan organisasi sehingga diperlukan
metode yang dapat mengukur kinerja tersebut (Kaplan dan Norton,1996). Pentingnya
pengukuran kinerja secara tepat, menurut Keats dan Hitt (1988) dikarenakan kinerja merupakan
sebuah konsep yang sulit, baik definisi dan pengukurannya. Dengan mengetahui kondisi kinerja
maka organisasi dapat melakukan revisi atas kebijakan-kebijakan yang tidak relevan sehingga
pencapaian dimasa yang akan datang akan lebih baik.
Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Carmona dan Gronlund (2003) bahwa faktor yang diduga
akan berpengaruh terhadap kinerja organisasi adalah :
1. kepemimpinan,
2. pemanfaatan Teknologi Informasi,
3. implementasi struktur organisasi.
Lipe dan Salterio (2000) dalam Carmona dan Salvador, (2003) mengatakan bahwa pimpinan lebih
suka menggunakan ukuran umum dan subjektif daripada yang spesifik dalam melakukan
penilaian kinerja organisasi. Kinerja organisasi sangat dipengaruhi oleh penguasaan TI dari
karyawan suatu organisasi.
5. Mulyadi (1997) mengatakan bahwa teknologi maju, khususnya Teknologi Informasi, akan
menyebabkan perubahan radikal maupun berkelanjutan pada organisasi. Dengan aplikasi
teknologi maka organisasi akan mengalami perubahan sistem manajemen, darisystem tradisional
ke sistem manajemen kontemporer.
Pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja organisasi.
Para eksekutif yang berpikiran maju menggunakan SI untuk merampingkan dan menyinkronkan
proses operasi dan manajemen. Teknologi Sistem Informasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja individual.
Untuk dapat bertahan, suatu organisasi harus lebih flexibel, dan selain itu juga mempertahankan
budaya dan ciri khas organisasi tersebut. Potensi inilah yang dapat disebut dengan ‘knowledge’.
Kerangka kerja untuk menganalisis alur dari knowledge dapat berdasarkan General Knowledge
Model, di mana model ini mengatur alur knowledge dalam 4 area kegiatan utama yaitu :
1. Knowledge Creation. Kegiatan ini berkaitan dengan memasukkan knowledge baru ke
dalam sistem, dan juga termasuk mengembangkan, menemukan serta mencari
knowledge itu sendiri.
2. Knowledge Retention. Kegiatan ini mencangkup segala hal yang berkaitan dengan
melestarikan pengetahuan serta mengcanngkup kegiatan yang menjaga kelangsungan
hidup pengetahuan dalam sistem.
3. Knowledge Transfer. Kegiatan ini mengacu pada kegiatan yang berhubungan dengan
aliran knowledge dari satu pihak ke pihak lain. Contohnya : komunikasi, konversi, dan
penyaringan.
4. Knowledge Utilization. Kegiatan ini termasuk dalam acara yang berhubungan dengan
penerapan pengetahuan untuk proses bisnis.
Studi Kasus Sistem Informasi Perusahaan Taksi "Blue Bird"
6. Blue Bird Group merupakan market leader dalam bisnis transportasi, Blue Bird sudah
menjadi brand yang kuat dan dikenal luas oleh masyarakat. Diawali dengan armada 25 taksi
pada tahun 1972, kini setelah lebih dari 30 tahun mendalami bisnis jasa transportasi, Blue Bird
telah berkembang pesat dengan sekitar 12000 armada-nya yang tersebar di seluruh penjuru
Jakarta. Kesuksesan yang diraih oleh Blue Bird ini tak lepas dari upaya Blue Bird dalam
memanfaatkan teknologi. Berawal sekitar tahun 1972, Blue Bird yang mengimplementasikan
pertama kali di Indonesia sistem komunikasi radio serta penggunaan argometer yang ketat untuk
armada-armadanya. Jejak langkah Blue Bird ini diikuti pula oleh perusahaan taksi lainnya yang
beroperasi di Indonesia. Sekitar beberapa tahun terakhir ini Blue Bird sudah menggunakan
teknologi GPS (Global Positioning System). Selain digunakan untuk melacak posisi armada-
armadanya, GPS ini juga digunakan sarana berkomunikasi antara armada taksi dengan Call
Center.
Proses implementasi Business Intelligent di Blue Bird Group dapat berjalan dengan
baik karena garis besar cakupan proyek dan indikator kinerja kunci perusahaan sangat jelas. Di
samping itu, proses implementasi secara hirarki dan dengan dukungan tenaga-tenaga konsultan
yang professional dan berkualitas juga menjadi faktor penting dalam keberhasilan proses
implementasi. Konsultan yang andal memahami bahwa pendekatan dari bottom up untuk
mengimplementasikan business intelligent akan membutuhkan waktu yang panjang. Sedangkan
metode top down merupakan metode yang tepat untuk mengimplementasikan Business
Intelligent. Blue Bird Group mengimplementasikan SAP Netweaver BI untuk modul-
modul Financial Accounting (FI), Controlling (CO), CO Profitability Analysis (CO PA)
Plant Maintenance (PM), dan modul yang dirancang khusus yang dinamakan
“Taximeter System” dari legacy VB sistem perusahaan. Proses implementasi dilakukan oleh
Hermis consulting. Pada fase pertama, SAP NetWeaver BI “GO Live”.
7. Penerapan teknologi informasi atau sistem informasi dalam perusahaan Blue Bird
Bagian dari kesuksesan Blue Bird Group adalah kemampuan dalam mempertahankan
standar kualitas yang tinggi dan pelayanan yang memuaskan selama bertahun-tahun. Hingga
akhirnya mendapatkan reputasi sebagai mitra transportasi yang paling dapat diandalkan.
Kesuksesan yang diraih oleh Blue Bird Group saat ini tidak luput dari perbaikan sistem informasi
manajemen Blue Bird dengan memanfaatkan teknologi terbaru guna meningkatkan kualitas dan
pelayanannya terhadap pelanggan, hal ini menjadikan jasa taksi Blue Bird lebih unggul
dibandingkan jasa taksi lainnya.
Dibawah ini merupakan beberapa teknologi yang telah dimanfaatkan oleh Blue Bird Group
dalam meningkatkan kualitas dan pelayanannya terhadap pelanggan:
1. Sistem Komunikasi Radio
Dalam hal teknologi, Blue Bird Group termasuk perusahaan yang tanggapakan teknologi. Pada
awal berdirinya Blue Bird yang pertama mengimplementasikan sistem komunikasi radio disetiap
taksinya.
2. Sistem Database Pelanggan
Selain itu Blue Bird juga memiliki sistem informasi manajemen yang baik dalam meningkatkan
pelayanan terhadap pelanggan, ini dibuktikan dengan sistem pemesanan taksi Blue Bird via
telepon. Pada saat customer melakukan pemesanan taksi untuk pertama kalinya, operator blue
bird akan langsung memasukkan data-data customer tersebut, mulai dari nama, nomor telepon,
dan alamat si customer.
8. 3. GPS
Untuk lebih meningkatkan pelayanan dan kualitasnya, Blue Bird Group telah memanfaatkan
teknologi terbaru, yakni Global Positioning System atau yang lebih dikenal dengan sebutan GPS,
sudah sekitar empat tahun belakangan ini Blue Bird menggunakan teknologi GPS (Global
Positioning System). Selain digunakan untuk melacak posisi armada-armadanya, GPS ini juga
digunakan sebagai sarana berkomunikasi antara armada taksi dengan Call Center.
4. SMS TAKSI
Baru-baru ini, Blue Bird meluncurkan lagi salah satu layanan pelanggannya. Blue Bird berusaha
mengikuti teknologi yang sedang trend saat ini. Layanan baru tersebut adalah SMS Taxi: Order
Taksi via SMS. Dengan layanan ini, pelanggan cukup mengirimkan SMS ke nomor 1234 untuk
9. melakukan order taksi.Pelayanan ini merupakan sebuah langkah strategis yang diambil oleh Blue
Bird untuk menjaring pelanggannya.
5. TAKSI VOUCHER
Selain meluncurkan fasilitas yang memudahkan pelanggannya dalam melakukan order melalui
sms, Blue Bird juga memberikan fasilitas yang memudahkan para pelanggannya dalam hal
pembayaran. Kini para pelanggan Blue Bird tidak lagi diharuskan membayar jasa taksi Blue Bird
dengan uang tunai, karena saat ini terdapat fasilitas taksi voucher yang dapat digunakan untuk
membayar jasa taksi Blue Bird sebagai pengganti uang tunai.
Sistem informasi mempunyaiperanan yang sangat penting, semakin pesat perkembangan suatu
perusahaan maka sistem informasinya juga mempunyaiperanan yang semakin penting. Tuntutan
keberadaan sistem informasi yang semakin baik adalah akibat adanya tuntutan perkembangan
perusahaan, perkembangan teknologi, kebijakan pemerintah, perubahan prosedur serta tuntutan
kebutuhan informasi.
Adapun pengertian pengembangan sistem informasi, adalah:
1. Kumpulan kegiatan para analisis sistem, perancang dan pemakai yang mengembangkan dan
mengimplementasikan sistem informasi
2. Tahapan kegiatan yang dilakukan selama pembangunan sistem informasi
3. Proses merencanakan, mengembangkan dan mengembangkan dan mengimplementasikan
sistem informasi dan mmenggunakan metode, teknik dan alat bantu pengembangan tertentu.
Pengembangan SI perlu dilakukan, hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal:
- Adanya permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di sistem yang lama.
- Untuk meraih kesempatan-kesempatan
- Adanya instruksi dari pimpinan/ adanya peraturan pemerintah
Pengembangan sistem informasi dilakukan melalui beberapa tahap, dimana masing-masing
langkah menghasilkan suatu yang lebih rinci dari tahap sebelumnya. Tahap awal dari
pengembangan sistem umumnya dimulai dengan mendeskripsikan kebutuhan pengguna dari sisi
pendekatan sistem rencana stratejik yang bersifat makro, diikuti dengan penjabaran rencana
stratejik dan kebutuhan organisasi jangka menengah dan jangka panjang, lazimnya untuk periode
3(tiga) sampai 5 (lima) tahun.
10. MODEL PENGEMBANGAN SISTEM
Pendekatan suatu pengembangan sistem yang sederhana, lebih dikenal sebagai model air terjun
(waterfall model). Model air terjun ini mendeskripsikan alur proses pengembangan sistem
informasi seperti tampak pada gambar 9.1. sebagai berikut
Pekerjaan pengembangan sistem dengan model air terjun dimulai dengan pembuatan spesifikasi
kebutuhan suatu sistem. Setelah spesifikasi kebutuhan ini selesai, lantas dilakukanlah suatu
analisis dan deskripsi logika sistem/ analisis dan deskripsi logika sistem yang dibuat secara
bersama-sama dengan spesifikasi kebutuhan.
Rancangan sistem kemudian diselesaikan dan diikuti dengan implementasi modul yang lebih kecil.
Modul-modul ini pertama-tama diuji secara sendirisendiri dan kemudian secara bersama-sama.
Ketika pengujian integrasi terakhir telah diselesaikan, keseluruhan sistem dapat diserahkan ke
pemakai serta dimulailah tahap pemeliharaan.
Model air terjun ini memberi penekanan bahwa seseorang harus menyelesaikan suatu tahap
sebelum masuk ke tahap berikutnya. Model air terjun ini telah memberikan pengaruh besar pada
metode rekayasa perangkat lunak. Model ini sebenarnya tidak pernah dimaksudkan untuk
dilaksanakan secara kaku pada saat pertama kali diperkenalkan. Akan tetapi, belakangan disadari
bahwa model air terjun ini harus direvisi agar benar-benar menggambarkan siklus pengembangan
sistem.
11. Problem utama model air terjun ini dalam kebanyakan kasus adalah pada tahap pemeliharaan.
Dalam kenyataannya, tahap pemeliharaan mengandung juga spesifikasi kebutuhan, analisis, dan
perancangan baru berikutnya Karena itu, berbagai model baru dikembangkan untuk
menggambarkan kenyataan tersebut Diantara berbagai model yang ada, model yang paling
populer adalah model spiral. Model spiral dapat menggambarkan bagaimana suatu versi dapat
dikembangkan secara bertingkat (incremental), seperti tampak pada gambar 9.2.
Menurut R. Eko Indrajit di dalam bukunya "Manajemen Sistem Informasi dan Teknologi
Informasi", menyatakan bahwa pengembangan sistem informasi dapat dikategorikan dalam tiga
kelompok besar, yaitu:
1) Proyek yang bersifat pembangunan jaringan infrastruktur teknologi informasi (mulai dari
pengadaan dan instalasi komputer sampai dengan perencanaan dan pengembangan infrastruktur
jaringan LAN dan WAN).
2) Implementasi dari paket program aplikasi yang dibeli di pasaran dan diterapkan di perusahaan,
mulai dari perangkat lunak kecil seperti produkproduk ritel Microsoft sampai dengan aplikasi
terintegrasi yang berbasis teknologi tinggi.
12. 3) Perencanaan dan pengembangan aplikasi yang dibuat sendiri secara khusus (customized
software), baik oleh internal organisasi maupun kerja sama dengan pihak luar, seperti konsultan
dan software house.
TAHAP-TAHAP PENGEMBANGAN S.I
Lepas dari perbedaan karakteristik yang melatarbelakangi ketiga jenis pengembangan tersebut,
secara garis besar ada enam tahap yang biasa dijadikan sebagai batu pijakan/ model dalam
melaksanakan aktivitas pengembangan tersebut, yaitu: perencanaan, analisis, desain, konstruksi,
implementasi, dan pasca implementasi seperti digambarkan pada diagram
Tahap Perencanaan/Survei
Tahap ini merupakan suatu rangkaian kegiatan sejak ide pertama yang melatarbelakangi
pelaksanaan pengembangan sistem tersebut dilontarkan. Dalam tahap perencanaan
pengembangan sistem harus mendapatkan perhatian yang sama besarnya dengan
merencanakan proyek-proyek besar lainnya, seperti perencanaan pengadaan perangkat jaringan
teknologi informasi (TI), rencana membangun gedung kantor 15 tingkat dan sebagainya.
Keuntungan-keuntungan yang diperoleh jika proyek pengembangan sistem informasi
direncanakan secara matang, mencakup:
1. Ruang lingkup proyek dapat ditentukan secara jelas dan tegas. Unit organisasi,
kegiatan ataupun sistem yang mana yang akan dilibatkan dalam pengembangan ini? unit mana
yang tidak dilibatkan? Informasi ini memberikan perkiraan awal besarnya sumber daya yang
diperlukan.
2. Dapat mengidentifikasi wilayah/area permasalahan potensial. Perencanaan akan menunjukkan
hal-hal yang mungkin bisa terjadi suatu kesalahan, sehingga hal-hal demikian dapat dicegah sejak
awal.
3. Dapat mengatur urutan kegiatan. Banyak sekali tugas-tugas terpisah dan harus berjalan secara
bersamaan/ paralel yang diperlukan untuk pengembangan sistem. Tugas-tugas ini diatur dalam
urutan logis berdasarkan prioritas informasi dan kebutuhan untuk efisiensi.
Tersedianya sarana pengendalian. Tingkat pengukuran kinerja harus dipertegas sejak awal
13. Dalam gambar dibawah ini merupakan model grafik pada tahap perencanaan pengembangan
sistem, Pada tahap awal pengembangan sistem, sistem analis bertindak sebagai spesialis
informasi yang bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan pengguna. Anggota tim lainnya,
seperti pengelola database dan spesialis jaringan, berperan sebagai pendukung.
Kegiatan-kegiatan dalam tahap perencanaan di sini, meliputi antara lain:
a. Perumusan awal terhadap kebutuhan rinci atau target yang harus dicapai dari proyek
pengembangan sistem yang akan dilakukan.
b. Penyusunan proposal.
c. Penentuan metodologi dan sistem informasi yang digunakan.
d. Penunjukan tim untuk proyek yang akan dilaksanakan.
e. Instruksi untuk mengeksekusi (memulai) proyek yang bersangkutan
f. Identifikasi kendala-kendala sistem.
Ada dua pihak yang terlibat langsung dalam perencanaan ini, yaitu pihak yang membutuhkan
sistem informasi dan pihak yang akan melakukan perancangan atau penyusunan sistem
informasi.
Keluaran (output) yang harus dihasilkan dalam tahap ini adalah jadwal detail dari kelima tahapan
berikutnya (khusunya yang menyangkut masalah waktu untuk penyelesaian), target yang dapat
disampaikan, personil yang bertanggung jawab, aspek-aspek keuangan, dan hal-hal lain yang
berkaitan dengan pendayagunaan sumber daya yang dipergunakan dalam proyek.
14. Tahap Analisis
Ada dua aspek yang menjadi fokus tahap ini, yaitu aspek bisnis/ manajemen dan aspek teknologi.
Tujuan dilakukannya langkah ini adalah untuk mengetahui posisi atau peranan teknologi informasi
yang paling sesuai dan relevan di organisasi dan mempelajari fungsi-fungsi manajemen dan
aspek-aspek bisnis terkait yang akan berpengaruh atau memiliki dampak tertentu terhadap
proses desain, konstruksi, dan implementasi.
Selama tahap analisis, sistem analis terus bekerjasama dengan manajer, dan komite pengarah
sistem informasi terlibat dalam titik-titik yang penting mencakup kegiatan sebagai berikut:
- Menetapkan rencana penelitian sistem
- Mengorganisasikan tim proyek
- Mendefinisikan kebutuhan informasi
- Mendefinisikan kriteria kinerja sistem
- Menyiapkan usulan rancangan sistem
- Menyetujui atau menolak rancangan proyek pengembangan sistem
Keluaran dari proses analisis di kedua aspek ini adalah masalah-masalah penting yang harus
segera ditangani, analisis penyebab dan dampak permasalahan bagi organisasi, beberapa
kemungkinan skenario pemecahan masalah dengan kemungkinan dan dampak risiko serta
potensinya, dan pilihan alternatif solusi yang direkomendasikan.
15. Tahap Desain
Tim teknologi informasi bekerja sama dengan tim bisnis atau manajemen melakukan
perancangan komponen-komponen sistem terkait. Tim teknologi informasi akan melakukan
perancangan teknis dari teknologi informasi yang akan dibangun, seperti sistem basis data,
jaringan komputer, teknik koversi data, metode migrasi sistem, dan sebagainya. Sementara itu,
secara paralel dan bersama-sama tim bisnis atau manajemen, dan tim teknologi informasi akan
melakukan perancangan terhadap komponenkomponen organisasi yang terkait, seperti: standard
operating procedures (SOP), struktur organisasi, kebijakan-kebijakan, teknik pelatihan,
pendekatan SDM, dan sebagainya. Langkah-langkah tahap rancangan sistem mencakup:
1) Menyiapkan detail rancangan sistem
2) Mengidentifikasi berbagai alternatif konfigurasi/rancang bangun sistem
3) Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem
4) Memilih konfigurasi terbaik
5) Menyiapkan usulan penerapan/aplikasi
6) Menyetujui atau menolak aplikasi sistem
Tahap Konstruksi
Dari semua tahapan yang ada, tahap konstruksi inilah yang biasanya paling banyak melihatkan
sumber daya terbesar, terutama dalam hal penggunaan SDM, biaya, dan waktu. Pengendalian
terhadap manajemen proyek pada tahap konstruksi harus diperketat agar penggunaan sumber
daya dapat efektif dan efisien. Bagaimanapun, hal ini akan berdampak terhadap keberhasilan
proyek sistem informasi yang diselesaikan secara tepat waktu. Akhir dari tahap konstruksi
biasanya berupa uji coba atas sistem informasi yang baru dikembangkan.
Tahap Implementasi
Secara umum tujuan dari tahapan ini adalah untuk melaksanakan uji coba atas konsep
pengembangan sistem yang telah disusun. Dalam tahapan ini kegiatan dititikberatkan pada
penelitian apakah konsep sistem yang telah disusun itu dapat dilaksanakan dengan benar/tidak.
Keluaran yang dihasilkan adalah suatu rekomendasi uji coba atas hasil penelitian selama
pelaksanaan uji coba dalam jangka waktu tertentu.
Pekerjaan utama dalam implementasi sistem biasanya mencakup hal-hal sebagai berikut:
16. - Merencanakan waktu yang tepat untuk implementasi
- Mengumumkan rencana implementasi
- Mendapatkan sumberdaya perangkat keras dan lunak
- Menyiapkan database
- Menyiapkan fasilitas fisik
- Memberikan pelatihan dan workshop
- Menyiapkan saat yang tepat untuk cutover (peralihan sistem)
- Penggunaan sistem baru
Pemberian pelatihan (training) harus diberikan kepada semua pihak yang terlibat sebelum tahap
implementasi dimulai. Selain untuk mengurangi risiko kegagalan, pemberian pelatihan juga
berguna untuk menanamkan rasa memiliki terhadap sistem baru yang akan diterapkan. Dengan
cara ini, seluruh jajaran pengguna akan dengan mudah menerima sistem tersebut dan
memeliharanya dengan baik di masa-masa mendatang
Tahap Pasca Implementasi
Seperti halnya sumber daya yang lain, sistem informasi akan mengalami perkembangan di
kemudian hari. Hal-hal seperti modifikasi sistem, berpedoman ke sistem lain, perubahan hak
akses sistem, penanganan terhadap fasilitas pada sistem yang rusak, merupakan contoh dari
kasus-kasus yang biasanya timbul dalam pemeliharaan sistem. Disinilah diperlukan dokumentasi
yang memadai dan pemindahan pengetahuan dari pihak penyusun sistem kepengguna untuk
menjamin terkelolanya dengan baik proses-proses pemeliharaan sistem.
Dari perspektif manajemen, tahap pasca-implementasi adalah berupa suatu aktivitas di mana
harus ada personil atau divisi yang dapat melakukan perubahan atau modifikasi terhadap sistem
informasi sejalan dengan perubahan kebutuhan bisnis yang dinamis.
Durasi Pengembangan Sistem
Sebagaimana sudah dijelaskan, pengembangan sistem informasi meliputitahap-tahap yang telah
diuraikan sebelum ini, dimana pengembangan sistem selalu terjadi secara inkremental.
Pengembangan sistem baru biasanya diawali dari suatu ketidakjelasan. Dari berbagai model
pengembangan yang ada, kita harus menggunakan model pengembangan yang dapat membantu
17. kita untuk mencapai proses pengembangan yang mantap. ldealnya, untuk mencapai maksud
tersebut, kita seharusnya bekerja cukup lama dalam tahap analisis, untuk memahami sistem
secara keseluruhan. Akan tetapi, di tahap ini kita tidak boleh terlalu lama membahas hal-hal rinci
yang sebenarnya akan dimodifikasi dalam tahap berikutnya, yaitu perancangan. Dengan kata
lain, sebenarnya, secara relatif sebagian besar waktu yang dicurahkan dalam pengembangan
sistem adalah pada tahap analisis.
Dalam pengembangan sistem, pada awalnya hanya sedikit saja SDM yang terlibat, yaitu dalam
tahap analisis dan perancangan. Aktivitas ini biasanya dilakukan secara berulang. Ketika struktur
sistem semakin mantap, semakin banyak SDM dilihatkan dalam implementasi dan pengujian.
Namun, sering kali terjadi, aktivitas analisis dan perancangan terjadi juga ketika pengujian
dilakukan. Pada tahap ini, perubahan penting dalam analisis dan perancangan harus dilakukan.
CARA MENGEMBANGKAN S.I
Ada banyak cara dalam mengembengkan sistem informasi, seperti insourcing,prototyping,
pemakai paket perangkat lunak.
1. Insourcing
Merupakan pekerjaan yang dilakukan dengan memanfaatkan spesialis yang ada dalam
perusahaan tersebut. Contohnya adalah usaha pengembangan ICT dalam perusahaan, dengan
membentuk divisi khusus yang berkompeten di bidangnya, seperti departemen EDP (Electronic
Data Processing). Pada umumnya, alasan utama dari penerapan in-sourcing adalah faktor biaya.
Keuntungan pengembangan sistem informasi melalui pendekatan in-sourcing
1) Perusahaan dapat mengontrol sistem informasinya sendiri.
2) Biaya untuk pekerja dalam perusahaan biasanya lebih
18. 3) Mengurangi biaya operasional perusahaan, seperti transport dan lain-lain.
4) Kedekatan departemen IT dan end user akan mempermudah komunikasi dalam
pengembangan sistem.
5) Pengembangan sistem dilakukan oleh orang IT, sehingga
penerapan software/hardware relatif lebih sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
6) Biaya yang lebih murah karena tidak ada kontrak.
7) Respon yang cepat ketika terjadi masalah dalam sistem karena yang menangani masih dalam
perusahaan yang sama .
8) Fleksibel, karena perusahaan dapat meminta perubahan sistem pada karyawannya sendiri
tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan.
Kelemahan Penggunakan in-sourcing
1) Perusahaan perlu memperhatikan masalah investasi dari pengembangan sistem informasi,
jangan sampai pengembangan memakan waktu terlalu lama yang akan memangkas biaya lebih
lagi.
2) Mengurangi fleksibilitas strategi.
3) Supplier yang berpotensi memberikan produk dan layanan yang mahal.
4) Kinerja karyawan cenderung menurun ketika sudah menjadi pegawai tetap, karena faktor
kenyamanan yang dimiliki pegawai tetap.
5) Tidak ada batasan biaya dan waktu yang jelas, karena tidak ada target.
6) Kebocoran data yang dilakukan oleh karyawan IT, dikarenakan tidak
ada reward dan punishment yang jelas.
7) End user tidak terlibat secara langsung, sehingga terdapat kemungkinan hasil implementasi
sistem tidak sesuai dengan kebutuhan end user.
2. Prototyping
Merupakan suatu pendekatan yang membuat suatu model yang memperlihatkan fitur-fitur suatu
produk, layanan, atau sistem usulan. Modelnya dikenal dengan sebutan prototipe.
Keuntungan pengembangan sistem informasi melalui pendekatan Prototyping
1) End user dapat berpartisipasi aktif
19. 2) Penentuan kebutuhan lebih mudah diwujudkan
3) Mempersingkat waktu pengembangan SI
4) Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan
5) Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan
6) Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan sistem
7) Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem
8) Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya.
Kelemahan penggunaan prototyping
1) Proses analisis dan perancangan terlalu singkat
2) Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah
3) Bisanya kurang fleksible dalam mengahadapi perubahan
4) Prototype yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah
3. Pemakai paket perangkat lunak
Pada prakteknya, sebuah paket perangkat lunak seringkali belum sesuai dengan semua
kebutuhan perusahaan. Namun, adakalanya kemampuan yang ditawarkan sebuah paket
perangkat lunak jauh melebihi dari kebutuhan. Oleh karena itu, diperlukan pula tindakan untuk
mengidentifikasi perbedaan antara kemampuan yang ditawarkan paket perangkat lunak dengan
kebutuhan perusahaan. Pada keadaan seperti ini, tentu saja modul-modul yang sekiranya belum
diperlukan dapat tidak dibeli.
Keuntungan pengembangan sistem informasi melalui pemakaian perangkat lunak
1) Menurangi kerja untuk perancangan, pemprograman, installasi dan pemeliharaan
2) Dapat menghemat waktu dan biaya jika yang dikembangkan adalah aplikasi bisnis yang umum
3) Mengurangi kebutuhan sumber daya internal bidang sistem informasi
Kelemahan
1) Kemungkinan tidak cocok dengan kebutuhan organisasi yang bersifat unik
2) Kemungkinan tidak dapat melakukan beberapa fungsi bisnis dengan baik
3) Pencocokan dengan kebutuhan menaikan biaya pengembangan
20. 4. Selfsourcing
Merupakan suatu model pengembangan dan dukungan sistem teknologi informasi yang dilakukan
oleh para pekerja pada suatu area fungsional dalam organisasi dengan sedikit bantuan dari pihak
spesialis sistem informasi atau tanpa sama sekali. Model ini juga dikenal dengan end-user
computing atau end-user development.
Keuntungan
1) Pemakai mengendalikan pembuatan sistem
2) Menghemat waktu dan biaya pengembangan
3) Mengurangi ketertinggalan aplikasi yang dikehendaki
Kelemahan
1) Dapat membuat sistem informasi berkembang biak tanpa dapat dikendalikan
2) Sistem tidak selalu memenuhi dengan standar jaminan mutu
5. Outsourcing
Pelimpahan suatu proses bisnis kepada pihak di luar organisasi yang dianggap mahir dibidang
tersebut. Perusahaan mengambil pendekatan ini untuk lebih fokus meningkatkan performa “core
competency” perusahaan. Misalnya perusahaan konsultan keuangan dengan 100 karyawan, yang
menyerahkan urusan terkait IT, termasuk penyewaan, pemeliharaan komputer, pembuatan
program dan sebagai, kepada suatu perusahaan outsource IT, sedangkan pekerjaan penunjang
diserahkan kepada pihak lain.
Keuntungan perusahaan yang menggunakan pendekatan outsource dalam mengembangkan
sistem informasinya adalah :
1) Perusahaan dapat lebih fokus pada bisnis intinya.
2) Dapat melakukan alih skill dan kepandaian yang berasal dari perusahaan atau organisasi lain
dalam mengembangkan produk yang diinginkan.
21. 3) Dapat memprediksi biaya yang dikeluarkan di masa datang
4) Sistem yang dibangun perusahaan outsource biasanya merupakan teknologi yang
terbaru,sehingga dapat menjadi competitive advantage bagi perusahaan pengguna.
5) Dapat disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan
6) Bahasa pemrograman dan database disesuaikan dengan software yang sudah ada, sehingga
menjadi seragam
7) Dapat diintegrasikan dengan software yang telah ada, karena staff IT mengetahui source
codenya. Dengan tambahan keuntungan yaitu ditangani oleh tim yang lebih profesional di
bidangnya, sehingga software yang dikembangkan lebih bagus kualitasnya.
8) Secara keseluruhan pendekatan outsourcing termasuk pendekatan dengan biaya yang rendah
dibandingkan dengan insourcing, karena risiko kegagalan dapat diminimalisir
Kelemahan perusahaan yang menggunakan pendekatan outsource antara lain :
1) Biayanya lebih mahal dibandingkan mengembangkan sendiri
2) Kurangnya perusahaan dalam mengerti teknik sistem informasi agar bisa dikembangkan di
masa yang akn datang
3) Menurunkan kontrol perusahaan terhadap SI yang dikembangkan.
4) Informasi-informasi yang berhubungan dengan perusahaan kadang diperlukan oleh pihak
pengembang aplikasi, dan kadang informasi penting juga perlu diberikan, hal ini akan menjadi
ancaman bagi perusahaan bila bertemu dengan pihak pengembang yang nakal.
5) Ketergantungan dengan perusahaan lain yaitu perusahaan pengembang sistem informasi akan
terbentuk.
REFERENSI MODUL MATA KULIAH SIM :
22. Putra, Yananto Mihadi. (2018). "Pengguna dan Pengembang Sistem Informasi". Modul Kuliah
Sistem Informasi Manajemen. FEB - Universitas Mercu Buana: Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
https://theboywithsunglasses.wordpress.com/2017/02/24/manfaat-sim-dalam-
suatu-perusahaan/
http://karinafebrimiranda.blogspot.com/2016/11/studi-kasus-sistem-informasi-
perusahaan.html
http://reza54e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2015/01/07/pengembangan-sistem-
informasi-di-perusahaan/
https://goindoti.blogspot.com/2016/08/pengembangan-sistem-informasi.html