Perkembangan infrastruktur pada telekomunikasi di era globalisasi ini telah mengalami peningkatan yang
sangat signifikan. Infrastruktur Teknologi Informasi adalah sumber daya teknologi yang digunakan
bersama yang menjadi platform bagi aplikasi sistem informasi tertentu di dalam perusahaan.
Infrastrukturteknologi informasi mencakup perangkat keras, perangkat lunak dan layanan yang digunakan
bersama di dalam perusahaan. Perkembangan infrastruktur sangat erat hubungannya dengan
perkembangan teknologi. Teknologi merupakan keseluruhan sarana untuk menyediakan barang barang
yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
Banyaknya bencana alam yang terjadi di Indonesia sering mengakibatkan tidak berfungsinya sistem
infrastruktur TI PT. Telkom Indonesia sehingga pelanggan tidak bisa menggunakan layanan dari
Telkom.Sitem Infrastruktur TI merupakan aset penting maka harus dikelola secara efektif untuk
memaksimalkan efektivitas penggunaannya dan agar risiko terkait dari teknologi yang diimplementasikan
dapat dimitigasi.manajemen risiko dapat memberikan pertimbangan secara terstruktur dengan
memperhatikan segala bentuk ketidakpastian dalam pengambilan keputusan dan tindakan yang harus
diambil guna menangani berbagai risiko tersebut. Paper ini menyajikan sebuah studi kasus tentang
permasalahan terkait TI yang terjadi pada perusahaandi sektorindustrilayanan telekomunikasi, analisis
dilakukan dengan menggunakan framework ISO 31000:2009. Framework ini mempertimbangkanrisiko
TI sebagai bagianintegral darikerangkarisiko perusahaan.
Tugas kelompok 2 tatap muka 5 sistem informasi manajemen
1. ANALISIS DAMPAK PERMASALAHAN INFRASTRUKTUR TI DAN
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PADA
PT. TELKOM INDONESIA TBK
KELOMPOK 2
Disusun Oleh :
Defana Nurhafilah (43219110255)
Nadia Suparasari (43219110262)
Sabarina Purba (43219110263)
Suci Apriani (43216110551)
DOSEN : Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si
Mata Kuliah :
Sistem Informasi Manajemen
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
S1 – AKUNTANSI
REGULER 2
MENTENG
2. ABSTRAK
Perkembangan infrastruktur pada telekomunikasi di era globalisasi ini telah mengalami peningkatan yang
sangat signifikan. Infrastruktur Teknologi Informasi adalah sumber daya teknologi yang digunakan
bersama yang menjadi platform bagi aplikasi sistem informasi tertentu di dalam perusahaan.
Infrastrukturteknologi informasi mencakup perangkat keras, perangkat lunak dan layanan yang digunakan
bersama di dalam perusahaan. Perkembangan infrastruktur sangat erat hubungannya dengan
perkembangan teknologi. Teknologi merupakan keseluruhan sarana untuk menyediakan barang barang
yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
Banyaknya bencana alam yang terjadi di Indonesia sering mengakibatkan tidak berfungsinya sistem
infrastruktur TI PT. Telkom Indonesia sehingga pelanggan tidak bisa menggunakan layanan dari
Telkom.Sitem Infrastruktur TI merupakan aset penting maka harus dikelola secara efektif untuk
memaksimalkan efektivitas penggunaannya dan agar risiko terkait dari teknologi yang diimplementasikan
dapat dimitigasi.manajemen risiko dapat memberikan pertimbangan secara terstruktur dengan
memperhatikan segala bentuk ketidakpastian dalam pengambilan keputusan dan tindakan yang harus
diambil guna menangani berbagai risiko tersebut. Paper ini menyajikan sebuah studi kasus tentang
permasalahan terkait TI yang terjadi pada perusahaandi sektorindustrilayanan telekomunikasi, analisis
dilakukan dengan menggunakan framework ISO 31000:2009. Framework ini mempertimbangkanrisiko
TI sebagai bagianintegral darikerangkarisiko perusahaan.
ABSTRACT
The development of infrastructure in telecommunications in this era of globalization has experienced a
very significant increase. Information Technology Infrastructure is a shared technology resource that
becomes a platform for certain information system applications within a company. Information
technology infrastructure includes hardware, software and services that are shared within the company.
The development of infrastructure is very closely related to the development of technology. Technology
is the whole means of providing goods necessary for the survival and comfort of human life.
The number of natural disasters that occur in Indonesia often results in the malfunction of PT. Telkom
Indonesia so that customers cannot use the services of Telkom.Sitem IT infrastructure is an important
asset so it must be managed effectively to maximize the effectiveness of its use and so that the associated
risks of the technology implemented can be mitigated.Risk management can provide structured
consideration by paying attention to all forms of uncertainty in decision making and actions that must be
3. taken to deal with these various risks. This paper presents a case study on IT-related problems that occur
in companies in the telecommunications service sector, the analysis was conducted using the ISO
31000:2009 framework. This framework considers IT risks as an integrated part of the company's risks.
Kata Kunci :
Dampak Permasalahan Infrastruktur, Pekembangan Teknologi, Sistem Informasi, PT. Telkom Indonesia.
Keywords :
Impact of Infrastructure Problems, Development of Technology, Information Systems, PT. Telkom
Indonesia.
4. PENDAHULUAN
Pada perkembangan teknologi informasi
memiliki kelebihan dalam meningkatkan kinerja
dan memungkinkan berbagai kegiatan dalam
perusahaan dapat dilaksanakan dengan cepat,
tepat dan akurat, sehingga akan meningkatkan
produktivitas kerja pada perusahaan.
Infrastruktur teknologi informasi (TI) dapat
diartikan sebagai sebuah sumber daya teknologi
bersama yang menyediakan platform untuk
aplikasi sistem informasi perusahaan yang
terperinci. Infrastruktur teknologi informasi
terdiri dari investasi perangkat keras, perangkat
lunak dan layanan, seperti konsultasi,
pendidikan, dan pelatihan yang tersebar
diseluruh perusahaan atau tersebar diseluruh unit
bisnis dalam perusahaan (Laudon: 2007)
Sebagai Perusahaan yang bergerak
dalam bisnis informasi, TELKOM senantiasa
berusaha untuk memanfaatkan seluas mungkin
penggunaan teknologi dalam pengelolaan
Perusahaan.Pada tahun 2009 hampir seluruh titik
dalam value-chain Perusahaan telah terintegrasi
dalam jaringan teknologi informasi. Selain untuk
pengoperasian jaringan seluruh infrastruktur alat
produksi, semua aspek penting dalam
manajemen Perusahaan seperti keuangan,
logistik, sumber daya manusia termasuk juga
pelayanan kepada karyawan, pelanggan,
pemasok dan pemangku kepentingan lainnya
telah memanfaatkan jaringan teknologi
informasi TELKOM. Manajemen TELKOM
meyakini dalam penerapan Teknologi Informasi
(TI) secara luas di Perusahaan akan secara
langsung meningkatkan penerapan Tata Kelola
Perusahaan menjadi lebih baik lagi, karena
disamping akan mendorong terselenggaranya
prinsip pokok transparansi,
akuntabilitas,tanggung jawab, kemandirian dan
kewajaran juga akan memudahkan sosialisasi,
pengawasan dan penegakannya (enforcement)
(Annual Report, 2010).
Infrastruktur teknologi informasi dapat
dikatakan sebagai sekumpulan layanan - layanan
yang melingkupi seluruh layanan yang diatur
oleh pihak manajemen. Layananlayanan tersebut
terdiri atas kapabilitas manusia dan teknis.
Layanan yang disediakan oleh perusahaan untuk
para pelanggan, pemasok dan para pekerjanya
adalah kegunaan langsung dari infrastruktur
teknologi informasi (TI) perusahaan tersebut.
Sebaiknya infrastruktur yang ada menyokong
bisnis perusahaan dan strategi sistem
informasinya. Teknologi informasi yang
terbarukan memiliki dampak besar terhadap
bisnis perusahaan dan strategi penggunaan
teknologi informasi yang berakibat pada
perusahaan, seperti layanan yang dapat
disediakan bagi para pelanggan.
Infrastruktur teknologi informasi pada
perusahaan saat ini merupakan sebuah hasil dari
evolusi selama lebih dari 50 tahun yang didapat
dari platform komputasi. Lima tahapan dalam
evolusi tersebut memberikan konfigurasi daya
komputasi dan elemen-elemen infrastruktur
yang berbeda. Terdapat lima tahapan pada
5. evolusi tersebut, yang diantaranya mesin
akuntansi, mainframe umum dan komputasi
minikomputer, PC, jaringan klien/server, dan
komputasi perusahaan dan internet.
Peranan Teknologi Informasi (TI) pada
suatu perusahaan merupakan peranan yang
sangat penting, tetapisering kita jumpai dalam
implementasinya selain mendapatkan manfaat
dari TI tentu akan diimbangi dengan berbagai
risiko (Information Technology ) yang dapat
mempengaruhi pencapaian sasaran perusahaan.
Mengingat bahwa TI merupakan aset penting
maka harus dikelola secara efektif guna
memaksimalkan efektivitas penggunaannya dan
agar risiko terkait dari teknologi yang
diimplementasikan dapat dimitigasi (ISACA,
2009). Dalam melakukan kegiatan
operasionalnya, TELKOM menghadapi banyak
sekali risiko-risiko yang akan mengganggu, baik
itu risiko internal maupun risiko eksternal. Hal
ini dikarenakan TELKOM merupakan
perusahaan perseroan terbatas yang
berkedudukan di Indonesia yang sebagian besar
operasi, aset dan pelanggannya berada di
Indonesia. Akibatnya, kondisi politik, ekonomi,
hukum dan sosial di Indonesia di masa
mendatang, serta tindakan dan kebijakan tertentu
yang diambil atau tidak diambil oleh Pemerintah
secara material dapat berdampak negatif
terhadap usaha, kondisi keuangan dan hasil
operasi TELKOM. Manajemen risiko dapat
memberikan pertimbangan secara terstruktur
dengan memperhatikan segala bentuk
ketidakpastian dalam pengambilan keputusan
dan tindakan yang harus diambil guna
menangani berbagai risiko tersebut. Prinsip
Enterprise Management (ERM) adalah sebagai
tool untuk membantu perusahaan dalam
mengelola dan memitigasi risiko (Segal, 2011).
Salah satu framework standard untuk
mengelola risiko adalah ISO Framework ini
merupakan produk standarisasi internasional
(ISO) yang dikenal dengan ISO
31000:2009.Framework ini menyediakan
panduan dalam mendesain, implementasi dan
memelihara proses pengelolaan risiko didalam
sebuah organisasi[2]. Selain ISO terdapat
berbagai framework khusus IT seperti IT
ISACA dan ISO Alasan utama untuk
menggunakan ISO adalah bahwa IT memberikan
konstribusi terhadap elemen penting dalam ERM
(risiko keuangan, risiko operasional dan risiko
strategis), sehingga penggunaan ISO juga bisa
dijadikan sebagai framework untuk menganalisa
risiko IT (Leo dkk, 2010). Paper ini menyajikan
sebuah studi kasus tentang permasalahan
manajemen risiko terkait TI yang disebatkan
oleh permasalahan infrastruktur khusunya
gangguan alam yang terjadi pada
perusahaandisektorindustrilayanan
telekomunikasi. Dalam studi kasus ini dipilih
PT. Telkom Indonesia, Tbk sebagai perusahaan
yang dianalisis.toolanalisis dilakukan dengan
menggunakan framework ISO 31000:2009.
Penelitian ini menggunakan data sekunder dari
laporan tahunan, situs perusahaan dan situs
6. lainnya yang terkait. Enterprise Management
(ERM) Konsep ERM ERM ditujukan untuk
meningkatkan kinerja sebuah organisasi dengan
cara yang lebih holistic. Dengan keberadaan dari
konsep ERM, banyak organisasi terutama
perusahaan yang melaksanakan bisnis, bisa
mendapatkan manfaat dengan mengaplikasikan
konsep ERM di dalam organisasi
mereka.manajemenrisiko perusahaan (ERM)
mengambil perspektif yang luaspada identifikasi
risiko yang dapat mengakibatkan suatu
organisasi gagal untuk memenuhi strategi dan
tujuan. Implementasi ERM tergantung pada
sejumlah variabel organisasi dan tidak ada cara
khususyang tersedia untuk menjamin
keberhasilan penerapan dalam organisasi
(COSO, 2004). Dalam penerapan di perusahaan,
manajemen risiko pada perusahaan ditangani
secara khusus dibawah Direktur Compliance &
Management, dimana direktur ini mempunyai
fungsi dan tanggung jawab sebagai berikut :
Mengelola kepatuhan, pelaksanaan hukum dan
manajemen risiko di Di rektorat Compliance &
Management; Mengelola unit legal &
Compliance dan Manajemen Risiko Perusahaan.
Direktur Network & Solution / COO
Head of Corporate Communication & Affair
Direktur Konsumer Direktur Enterprise &
Wholesale Direktur Utama (CEO) Direktur IT,
Solution & Supply / CIO Head of Internal Audit
Direktur Compliance & Management Direktur
Human Capital & GA Gambar Struktur
Organisasi Telkom Direktur Keuangan / CFO
EVP Strategic Investment & Corporate Planning
Konsep Framework Manajemen Risiko TI
Menurut The American Heritage Dictionary of
the English Language, framework dapat
didefinisikan sebagai sekumpulan asumsi,
konsep, nilai, dan praktik yang merupakan cara
pandang secara realitas (ISACA, 2009).
Manajemen risikoti adalahpenerapan manajemen
risikodengan konteksteknologi informasiuntuk
mengelolarisiko TI. Manajemen risikotidapat
dianggap sebagaikomponen dari suatusistem
manajemen risikoyang lebih luasenterprise
(Alijoyo).
Berdasarkan definisi yang telah
dijabarkan di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa frameworkmanajemen risiko merupakan
seperangkat komponen yang memberikan
landasan dan kerangka kerja untuk
merencanakan, menerapkan, memonitor, review
dan secara berkelanjutan memperbaiki proses
manajemen risiko pada seluruh bagian
organisasi (Leo, 2010). Yang dimaksudkan
sebagai landasan adalah kebijakan, sasaran,
mandat dan komitmen manajemen risiko.
Kerangka kerja manajemen risiko menyatu
dalam kebijakan strategis, operasional dan
praktik-praktik organisasi. Framework
manajemen risikoti merupakan kerangka
kerjayang didasarkan pada seperangkat prinsip-
prinsip penuntun untuk manajemen risiko yang
efektif, menyediakan kerangka kerja bagi
perusahaan untuk mengidentifikasi,mengatur
dan mengelola risiko TI (ISACA, 2009).
7. Framework Manajemen RisikoISO31000 ISO
Management-Principle and Guidelines on
Implementation adalah keluarga standar
internasional pedoman penerapan manajemen
risiko yang diterbitkan oleh International
Organization for Standardization (ISO). Standar
yang diterbitkan pada 13 November 2009 ini
merupakan pengembangan standar AS/NZS
4360:2004 yang dikeluarkan oleh Standards
Australia (ISO, 2011).
Kelebihan ISO 31000:2009
dibandingkan dengan framework lain (Leo,
2011):
▪ Kemudahan dalam menerapkan
▪ Lingkup penerapan ISO lebih general
▪ ISO bukan untuk sertifikasi
▪ ISO telah diadopsi oleh banyak negara
Struktur ISO terdiri atas tiga elemen
yang saling berkaitan yaitu
1. prinsip manajemen risiko;
2. framework manajemen risiko; dan
3. proses manajemen risiko (Leo,
2010).
Prinsip Manajemen Risiko
Prinsip-prinsip manajemen risiko (Principles
Management)dapat dikatakan efektif apabila
memiliki kemampuan untuk menerapkan
prinsip-prinsip sebagai berikut (Leo, 2010):
▪ Manajemen risiko harus memberi nilai
tambah
▪ Manajemen risiko adalah bagian terpadu
dari proses organisasi
▪ Manajemen risiko adalah bagian dari
proses pengambilan keputusan
▪ Manajemen risiko secara khusus
menangani aspek ketidakpastian
▪ Manajemen risiko bersifat sistematik,
terstruktur dan tepat waktu
▪ Manajemen risiko berdasarkan pada
informasi terbaik yang tersedia
▪ Manajemen risiko adalah khas untuk
penggunaannya
▪ Manajemen risiko mempertimbangkan
faktor manusia dan budaya
▪ Manajemen risiko harus transparan dan
inklusi
▪ Manajemen risiko bersifat dinamis,
berulang dan tanggap terhadap
perubahan
▪ Manajemen risiko harus memfasilitasi
terjadinya perbaikan dan peningkatan
organisasi secara berlanjut.
Framework Manajemen Risiko
Manajemen risiko harus diletakkan
dalam suatu framework manajemen risiko
supaya dapat berhasil dengan baik. Framework
ini akan menjadi dasar penataan yang mencakup
seluruh kegiatan manajemen risiko disemua
tingkatan organisasi. Selain itu, dapat membantu
organisasi mengelola risiko secara efektif
melalui penerapan proses manajemen risiko,
memastikan informasi risiko yang lengkap dan
memadai yang digunakan sebagai landasan
8. untuk pengambilan keputusan. Gambar
1menggambarkan komponenkomponendari
framework manajemen risiko yang diperlukan
dan hubungannya satu dengan yang lainnya.
Mandat dan Komitmen Perencanaan framework
manajemen risiko Berdasarkan hasil monitoring
dan review diambil tindak lanjut untuk
meningkatkan framework manajemen risiko,
kebijakan risiko dan rencana manajemen risiko.
Proses Manajemen Risiko
Proses manajemen risiko merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari manajemen umum.
Manajemen risiko harus menjadi bagian dari
budaya organisasi, praktek terbaik organisasi
dan proses bisnis organisasi. Proses manajemen
risiko meliputi 5 (lima) kegiatan yaitu
komunikasi dan konsultasi, menentukan
konteks, asesmen risiko, perlakuan risiko,
monitoring dan review seperti yang
digambarkan proses manajemen risiko di bawah
ini: Menentukan Konteks Perbaikan kerangka
kerja secara berkelanjutan Monitoring dan
review Penerapan framework manajemen risiko
kerangka kerja untuk mengelola risiko
Komunikasi dan Konsultasi RISK
ASSESSMENT Identifikasi Risiko Analisa
Risiko Evaluasi Risiko Review
▪ Mandat dan komitmen Penerapan
manajemen risiko yang efektif
diperlukan komitmen yang kuat dan
berkelanjutan dari manajemen
organisasi.
▪ Perencanaan framework manajemen
risiko
o Memahami organisasi dan
konteksnya
o Menetapkan kebijakan
manajemen risiko
o Akuntabilitas
o Integrasi ke dalam proses bisnis
o Sumber daya
o Pembentukan mekanisme
komunikasi internal dan sistem
pelaporan
o Pembentukan mekanisme
komunikasi eksternal dan sistem
pelaporannnya.
▪ Penerapan framework manajemen risiko
Manajemen risiko risiko dapat dikatakan
telah terlaksana dengan baik apabila
proses manajemen risiko telah
terlaksana di semua tingkatan dan fungsi
organisasi.
▪ Monitoring dan review Menetapkan
ukuran kinerja, meninjau secara berkala
framework manajemen risiko, kebijakan
risiko dan rencana penerapan risiko
tetap sesuai dengan konteks internal dan
eksternal organisasi.
▪ Perbaikan kerangka kerja secara
berkelanjutan. Perlakuan Risiko Proses
untuk Mengelola Risiko (Sumber [4])
o Komunikasi dan konsultasi
Komunikasi dan konsultasi yang
efektif baik internal maupun
eksternal harus menghasilkan
9. kejelasan bagi pihak-pihak yang
bertanggung jawab untuk
menerapkan proses manajemen
risiko dan para pemangku
kepentingan terkait.
o Menetapkan konteks Dengan
ditetapkannya konteks berarti
manajemen organisasi
menentukan batasan atau
parameter internal dan eksternal
yang akan dijadikan
pertimbangan dalam
pengelolaan risiko, menentukan
lingkup kerja dan kriteria risiko
untuk prosesproses selanjutnya.
o Assestmen risiko
Identifikasi risiko Sasaran dari
tahapan ini adalah membuat
daftar risiko secara
komperehensif dan luas yang
dapat mempengaruhi
pencapaian sasaran baik
meningkatkan, menghalangi,
memperlambat atau bahkan
mengagalkan.
PT Telekomunikasi Indonesia merupakan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) penyedia
layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di
Indonesia. TELKOM menyediakan layanan
InfoComm, telepon kabel tidak bergerak (fixed
wireline) dan telepon nirkabel tidak bergerak
(fixed wireless), layangan telepon seluler, data
dan internet, serta jaringan dan interkoneksi,
baik secara langsung maupun melalui anak
perusahaan. Untuk mewujudkan visi menjadi
perusahaan InfoCom terkemuka di kawasan
regional, TELKOM tengah melakukan proses
transformasi menjadi organisasi yang
berorientasi pada pelanggan dan mampu
bersaing di pasar. TELKOM memahami bahwa
diperlukan adaptasi terhadap perubahan
lingkungan usaha, serta kemampuan
memberikan layanan terbaik pada pelanggan
untuk memenangkan persaingan. Visi Menjadi
perusahaan yang unggul dalam penyelenggaraan
Telecommunication, Information, Media dan
Edutainment (TIME) di kawasan regional. Misi
Menyediakan layanan TIME yang berkualitas
tinggi dengan harga yang kompetitif. Menjadi
model pengelolaan korporasi terbaik di
Indonesia Tujuan Menciptakan posisi terdepan
dengan memperkokoh bisnis legacy &
meningkatkan bisnis new wave untuk
memperoleh 60% dari pendapatan industri pada
tahun Inisiatif Strategi Dalamrangka
mencapaitujuantersebut diatas,
perusahaanmelakukan kegiatantermasuk
bisnisutama sebagaiberikut:
o Mengoptimalkan layanan sambungan
telepon kabel tidak bergerak / fixed
wireline ( FWL ).
o Memperkuat dan mengembangkan
bisnis sambungan telepon nirkabel tidak
bergerak / fixed wireless access ( FWA )
dan mengelola portofolio nirkabel.
10. o Melakukan investasi pada jaringan
broadband.
o Mengintegrasikan solusi bagi UKM,
Enterprise dan berinvestasi di bisnis
wholesale.
o Mengembangkan layanan Teknologi
Informasi termasuk e-payment.
o Berinvestasi di bisnis media dan
edutainment.
o Berinvestasi pada peluang bisnis
internasional yang strategis.
o Mengintegrasikan Next Generation
Network ( NGN ) dan OBCE
(Operational support system, Business
support system, Customer support
system and Enterprise relations
management).
o Menyelaraskan struktur bisnis dan
pengelolaan portofolio.
o Melakukan transformasi budaya
perusahaan (Annual Report, 2010).
Manajemen Risiko PT. Telkom.
Berdasarkan analisis laporan tahunan
PT. Telkom sejak tahun 2006 telah
menerapkan manajemen risiko mengacu
pada kerangka kerja COSO Enterprise
Management dan dalam penerapannya
manajemen risiko adalah bagian yang
tidak dapat dipisahkan dari penerapan
GCG dan pengendalian internal. dengan
kerangka kerja berbasis COSO
Enterprise Management.
Risiko Operasional menurut TELKOM
adalah risiko-risiko yang terdapat dalam
kegiatan operasional sehari-hari perusahaan
yang baik secara langsung maupun tidak
langsung muncul dari ketidakcukupan atau
kegagalan proses internal, orang, dan sistem atau
dari kejadian di luar kendali perusahaan,
termasuk bencana alam. Dengan menggunakan
pendekatan ERM, risiko dilingkungan
PT.Telkom dapat digambarkan sebagai berikut :
Peta Risiko PT. Telkom Risiko dikelompok
kedalam dua bagian yaitu pengaruh lingkungan
eksternal terhadap perusahaan (risiko eksternal)
dan pengaruh dari dalam operational internal
risk). Pengaruh lingkungan eksternal terhadap
perusahaan dapat dilihat pada tabel 1.Konteks
eksternal adalah lingkungan eksternal dimana
organisasi tersebut mengupayakan pencapaian
tujuan yang ditetapkannya. Tabel 1 Risiko dalam
konteks eksternal (Kaderi dkk, 2008) Pengaruh
Lingkungan Eksternal No 1 Faktor Makro
Technological Innovation 2 Country Jenis risiko
o Kurangnya visi mengenai trend
teknologi masa depan
o Investasi pada teknologi yang tidak tepat
o Kehilangan peluang untuk meng-
upgrade teknologi
▪ Stabilitas sosial, politik dan
ekonomi Indonesia yang tidak
menentu
▪ Fluktuasi nilai tukar valuta
asing
11. ▪ Kelelaian negara dalam 3
Disaster Corporate Governance
Capital Availability
Competition Regulation/Le
gal/internal Policy membayar
hutang
a. Bencana alam (gempa bumi,
gunung meletus,dll)
b. Bencana akibat kelalaian
manusia (kebakaran,
Infrastruktur Telkom Rusak, Layanan
Komunikasi Belum Normal Gempa tektonik
berkekuatan 7,6 skala richter yang melanda
Sumatera Barat, Rabu (30/09) sore,
mengakibatkan beberapa gedung kantor Telkom,
termasuk Gedung Sentral Telepon Otomat
(STO) Padang, STO Sungai Limau (Pariaman)
dan STO Balai Salasa (Painan) rusak parah.sto
Padang rusak parah, alat-alat produksi
beroperasi dengan baterai dan sedang dalam
proses pengalihan kepada mesin generator
(genset) (PT. Telkom, 2009). Ribuan Telepon di
Aceh dan Sumut Mati Karena : Telkom
Berusaha Mengambil Tindakan Cepat Musibah
banjir besar yang melanda wilayah Aceh dan
Sumatera, beberapa STO yang terkena musibah
banjir meliputi: STO Pangkalan
Brandan.Memiliki kapasitas SST dengan jumlah
pelanggan sekitar Di-off-kansejak Sabtu 23
Desember 2006 sekitar pukul WIB. STO Kuala
Simpang. Memiliki kapasitas SST. Status sudah
di-on-kan kembali Minggu pukul WIB. Sekitar
SSF telepon Flexi sempat di-off-kan akibat
jaringannya terkena gangguan multiplexer. STO
Lhoksukon.Memiliki kapasitas SST. Status off
karena catu daya dan Rumah Kabel masih
terendam air (PT. Telkom, 2006)
LITERATUR TEORI
Dalam analisis persoalan artikel ilmiah
ini, penulis menggunakan metode literatur.
Penulis menggunakan beraneka variasi sumber
pustaka dan data sensus internet yang
membeberkan seputar minimnya pengajaran di
pelosok-pelosok terpenting suku anak dalam.
Untuk memperoleh data/isu penulis mengolah
data dari beraneka variasi sumber isu internet.
Buah variasi sumber rujukan yang ada
menciptakan penulisan artikel ilmiah ini berjalan
dengan baik
PEMBAHASAN
Sebagai perusahan yang bergerak di
bidang Telkomunikasi, PT. Telkom harus terus
menjaga kualitas Jaringan Telekomunikasinya
dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.
Layanan Telekomunikais sangat tergantung
dengan berjalannya secara normal infrastuktur
Jaringan yang ada, hal ini dikarenakan hampir
seluruh bisnis utama Telkom tergantung
terhadap berjalan normalnya fungsi dari
infrastuktur TI yang dimiliki. Keberlangsungan
berjalan normalnya Jaringan Infrastruktur PT.
Telkom sangat penting. Telkom sebenarnya
sudah menerapkan manajemen risiko, tapidalam
perjalanannya masih ditemukan masalahmasalah
12. risiko terutama karena adanya gangguan alam.
Menentukan konteks Berdasarkan strategi serta
tujuan perusahaan, Telkom melakukan
transforamsi dari penyedia telekomunikasi
tradisional menjadi penyedia layanan TIME
(telecommunications, information, media dan
edutainment) yang lebih luas cakupannya.
REGULATOR VENDOR KARYAWAN
PELANGGAN INFRASTUKTUR UUD
OPERATOR LAIN PLN MEDIA MASSA
Peta hubungan Infrastruktur Telkom
dengan Stakeholders (Lingkungan eksternal)
Dari gambar diatas terlihat bahwa Pelanggan,
vendor, karyawan, operator lain serta PLN
adalah merupakan stakeholders utama yang
secara langsung berhubungan dengan
infrastruktur Jaringan Telkom. Pelanggan disini
adalah orang atau organisasi serta perusahaan
yang menggunakan layanan/produk dari
Telkom, Vendor disini adalah pihak yang suplay
perangkat-perangkat infrastruktur Telkom,
Karyawan adalah pihak yang bertanggungjawab
atas risiko tersebut, Operator lain adalah
operator penyedia layanan teknologi
telekomunikasi yang menjalin kerjasama dengan
Telkom, serta PLN adalah pihak yang mensuplai
tegangan(power) untuk menjalankan
infrastruktur jaringan telekomunikasi Telkom.
Sementara itu yang termasuk dalam lingkungan
internal sistem infrastrukur jaringan Telkom
dalam pembahasan paper ini adalah Alat Radio,
Alat Transmisi (Base Transceivers
Station=BTS), (Base Station Controller=BSC),
(Sentral Telepon Otomat=STO), Kabel PSTN,
Fiber Optik.
Assesment risiko
Identifikasi risiko
Metode yang digunakan dalam identifikasi risiko
ini adalah pengujian dokumen (document
review), fokus terhadap potensi risiko yang
dapat menghalangi pencapaian tujuan
perusahaan.
▪ Sumber risiko, Petir, angin, gempa.
▪ Kejadian Kegagalan berfungsinya
Infrastuktur Jaringan Telekomunikasi
PT.Telkom sehingga menyebabkan
jaringan untuk koneksi/interkoneksi
tidak bisa digunakan oleh pelanggan.
▪ Konsekuansi - Mengalami kerugian
akibatnya hilangnya pendapatan atas
penggunaan layanan dan biaya untuk
recovery. - Berdampak negative
terhadap kepuasan pelanggan.
▪ Pemicu Kerusakan radio, Jatuhnya alat
transmisi,putusnya koneksi/interkoneksi,
putusnya pasokan listrik alat transmisi.
▪ Pengendalian Antisipasi awal
mengoperasikan jaringan
telekomunikasi backup.
▪ Perkiraan kapan dan dimana risiko
terjadi Kebanjiran diperkirakan setiap
setahun terjadi, Metoda yang digunakan
untuk mengidentifikasi risiko sistem
infrastruktur adalah FMEA. Sepuluh
13. langkah yang dilakukan untuk
menerapkan FMEA sebagai berikut:
▪ Peninjauan Sistem Infrastruktur Berikut
ini adalah bisnis utama Telkom yang
sangat erat hubungannya dengan
keberlangsungan Jaringan Infrastuktur :
o Layanan Telepon Tidak
bergerak Dengan penetrasi pasar
telepon kabel tidak bergerak di
Indonesia sebesar 3,0% per 31
Desember 2010, TELKOM
menguasai kurang lebih 99,0%
pangsa pasar dengan jumlah 8,3
juta pelanggan. Jumlah ini
sudah termasuk pelanggan
speedy dan Yes TV.
o Sambungan Telepon Nirkabel
Tidak Bergerak Telkom
mempunyai telepon nirkabel
tidak bergerak berbasis
teknologi CDMA dengan nama
Flexi
o Layanan Seluler Layanan
seluler yang dikelola oleh
Telkomsel.
o Layanan Interkoneksi sebagai
operator telekomunikasi
terkemuka di Indonesia, Telkom
memperoleh pendapatan dari
perusahaan operator
telekomunikasi lainnya apabila
memanfaatkan jaringan Telkom,
o Layanan Jaringan Telkom
mengelola secara langsung
penyediaan layanan jaringan
bagi pelanggan yang merupakan
mitra usaha, pelaku bisnis dan
operator telekomunikasi
pemegan lisensi lainnya.
Telkom juga menyediakan
layanan sewa transponder
satelit, siaran satelit, VSAT,
distribusi audio,sirkit langganan
berbasis satelit dan teresterial.
Telkom juga memiliki usaha
penyediaan menara untuk sarana
pemasangan Base Transceiver
Station ("BTS") bagi operator
seluler.
o Layanan Data dan Internet
Layanan data TELKOM
diwujudkan melalui penyediaan
layanan SMS untuk telepon
kabel tidak bergerak, telepon
nirkabel tidak bergerak dan
telepon seluler, dial-up dan
akses internet broadband,
layanan jaringan data (termasuk
VPN frame relay dan IP VPN),
VoIP untuk panggilan
internasional, sambungan ISDN
dan layanan multimedia lainnya
(Annual Report, 2010).
Perkembangan Infrastruktur Teknologi
Informasi dari Evolusi Infrastruktur
Setelah sebelumnya membahas
mengenai perkembangan teknologi dan
14. penggerak teknologi dari evolusi infrastruktur.
Perkembangan kemajuan teknologi membawa
dampak yang besar pada perkembangan
infrastrukturnya akibat penggunaan teknologi
informasi maupun keinginan dari berbagai
macam pihak yang menginginkan kemudahan
dalam beraktivitas. Evolusi infrastruktur
memberikan bagaimana penggerak teknologi
pada jamannya dapat memperlihatkan seperti
apa perkembangan yang akan terjadi nanti.
Untuk hal tesebut tentunya instansi atau
pun perusahaan yang mengetahui bagaimana
perkembangan infrastruktur yang perlu untuk
diterapkan. Penggunaan infrastruktur teknologi
informasi yang dapat dipakai sebagai acuan
adalah mengetahui komponen infrastruktur.
Komponen-komponen infrastruktur teknologi
informasi dapat dijadikan investasi yang harus
dikoordinasikan antara yang satu dengan yang
lain untuk mendapatkan infrastruktur yang baik
bagi perusahaan. Terdapat komponen-komponen
yang perlu diketahui untuk mendapatkan
infrastruktur tersebut, diantaranya platform
peranti keras komputer, platform peranti lunak
computer, manajemen dan penyimpanan data,
platform jaringan dan telekomunikasi, platform
internet, dan layanan konsultasi dan integritas
sistem.
Selain komponen infrastruktur terdapat
tren flatform peranti keras, tren platform
perangkat lunak dan teknologi baru. Pada tren
flatform peranti keras ini memberikan dampak
pada penurunan biaya secara eksponensial. Hal
tersebut terjadi karena biaya layanan komputasi
dan peranti yang akan digunakan untuk
perangkat lunak memiliki biaya yang cukup
tinggi.Tren ini pun termasuk pada tantangan
terhadap banyak perusahaan yang akan selalu
dihadapi. Untuk itu perusahaan perlu
mengintegrasikan penyimpanan informasi ke
dalam perangkat lunak yang berbeda. Serta
memiliki infrastruktur yang tangguh untuk
menahan peningkatan biaya beban yang cukup
tinggi dan terhadap serangan-serangan
mendadak yang akan menyerang infrastruktur
teknologi informasi yang dimiliki. Sedangkan
pada tren platform perangkat lunak, tren ini
berkaitan dnegan penggunaan perangkat lunak
diperusahaan. Perangkat lunak yang dipakai
biasanya memiliki keterkaitan terhadap
penggunaan sistem operasi, bahasa
pemograman, layanan web dan arsitektur
berorientasi layanan, jaringan komputer dan
tentunya peranti perangkat lunak yang dipakai.
Isu manjemen juga termasuk ke dalam
penciptaan dan pengaturan infrastruktur
teknologi informasi yang baik memunculkan
berbagai tantangan. Tantangan tersebut di
antaranya adalah bagaimana menghadapi
perkembangan teknologi informasi, manajemen
dan tata kelola, dan membuat investasi
infrastruktur yang dibuat secara bijak.
Perkembangan yang ada tentunya
berkaitan dengan bagaimana perusahaan
menangani perubahan infrastruktur. Untuk
menanganinya perusahaan perlu mengetahui
15. ukuran perusahaan tersebut, dimana seiring
dengan perkembangannya perusahan dapat
dengan cepat tumbuh menjadi lebih besar
dibandingkan infrastruktur teknologi informasi
atau perkembangannya malah sebaliknya, yaitu
menyusut karena terperangkap dengan
penggunaan infrastruktur yang tidak tepat,
dipakai secara berlebihan, dan dibeli secara
berlebihan. Maka dari itu diperlukan sebuah
skalabilitas yang mengacu pada perkembangan
perusahaan yang memiliki kemampuan dalam
perangkat keras, perangkat lunak, produk, atau
sistem yang baik untuk berkembang agar dapat
melayani dalam skala yang besar tanpa memiliki
kerusakan.
Manajemen dan tata kelola turut
berpartisipasi terhadap perkembangan
infrastruktur teknologi informasi. Hal ini
mengacu pada setiap departemen dan divisi
memiliki tanggung jawab, lalu seperti apa
mengendalikan dan mengelola infrasruktur
teknologi informasi secara terpusat, hubungan
antara manajemen yang terpusat dan manajemen
tiap unit atau divisi. Serta biaya infrastruktur
yang dialokasikan ke tiap unit bisnis dalam
perusahaan yang mengacu pada kebutuhan yang
diperlukan.
Infrastruktur teknologi informasi bisa
menjadi investasi utama bagi perusahaan.
Apabila perusahaan menggunakan terlalu
banyak infrastruktur, bisa mengakibatkan
infrastruktur teknologi informasi yang ada tidak
terpakai ataupun terhambat yang mengakibatkan
kerugian bagi perusahaan. Jika perusahaan
memakai infrastruktur terlalu sedikit dapat
mengakibatkan kerugian yang lain seperti
pelayanan bisnis yang penting tidak dapat
tersampaikan kepada konsumen, dan para
pesaing dari perusahaan dapat mengungguli
karena memiliki investasi dengan jumlah yang
tepat.
KESIMPULAN
Perkembangan yang menggerakkan
teknologi yang berasal dari evolusi infrastruktur
tersebut memperlihatkan bahwa perkembangan
infrastruktur teknologi informasi yang terbaru
dapat memperlihatkan bagaimana perkembangan
dalam pemrosesan komputer, chip memori,
perangkat penyimpanan, telekomunikasi, dan
jaringan peranti keras dan perangkat lunak, dan
sebuah rancangan peranti lunak yang telah
meningkatkan daya komputasi secara
eksponensial dengan mengurangi biaya juga
secara eksponensial. Hal ini akan berkaitan
denga penggunaan infrastruktur teknologi di
perusahaan-perusahaan.
Evolusi yang terjadi dapat dijadikan
sebagai sebuah pedoman sebuah perusahaan
yang berkembang dalam bidang infrastrukur IT.
Maka dari itu perusahaan tersebut menerapkan
dengan bijak karena evolusi tersebut tidaklah
berhenti pada masa itu saja tetapi dapat dipakai
untuk evolusi selanjutnya untuk kepentingan
yang berbeda.
16. DAFTAR PUSTAKA
Nazruddin Safaat H, (2011). Manajemen Risiko Teknologi Informasi Menggunakan Framework ISO 31000
(Studi Kasus: Sistem Infrastruktur TI Telkom Indonesia) : Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Suska Riau.
Mia Fitriawati, (2017). Perkembangan Infrastruktur Teknologi Informasi Dari Evolusi Infrastruktur :
Universitas Komputer Indonesia.