SlideShare a Scribd company logo
1 of 58
Download to read offline
SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PT. TELKOM
Paper
Untuk memenuhi Tugas SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN
INTERNAL
Disusun Oleh : Jemmy Esrom Serang
NIM : 55516120030
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
Program Studi Magister Akuntansi
FAKULTAS PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MERCUBUANA
JAKARTA
2017
ABSTRAK
Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas, tidak hanya sekedar
kegiatan pencatatan, akan tetapi mempunyai pengertian sebagai suatu sistem
penyelenggaraan rekam medis yaitu mulai pencatatan selama pasien mendapatkan
pelayanan medik, dilanjutkan dengan penanganan berkas rekam medis yang
meliputi penyelenggaraan penyimpanan serta pengeluaran berkas dari tempat
penyimpanan untuk melayani permintaan maupun peminjaman dari pasien atau
untuk keperluan lainnya. Rekam medis mempunyai dua bagian yang perlu
diperhatikan yaitu bagian pertama adalah tentang individu yaitu suatu informasi
tentang kondisi kesehatan dan penyakit pasien yang bersangkutan dan sering
disebut pateint record, bagian kedua adalah tentang manajemen merupakan suatu
informasi tentang pertanggungjawaban apakah dari segi manajemen maupun
keuangan dari kondisi kesehatan dan penyakit pasien yang bersangkutan. Rekam
medis di Puskesmas merupakan salah satu sumber data penting yang nantinya akan
diolah menjadi informasi. Pengisian rekam medis di Puskesmas dimulai di Unit
Pendaftaran dengan menggunakan komputerisasi, selanjutnya pasien langsung
menuju ke tempat dia mau diperiksa, sementara identitas pasien sudah langsung
terkirim ke semua ruangan di Puskesmas. Oleh tenaga kesehatan, pasien tersebut
dianamnesia dan diperiksa serta kalau dibutuhkan dilakukan pemeriksaan
penunjang. Akhirnya dilakukan penegakkan diagnosa dan sesuai kebutuhan, pasien
tersebut diberi obat atau tindakan medis lainnya. Sehingga untuk rekam medik para
perawat tinggal melihat dari komputer berapa jumlah pasien, apa yang diberikan,
apakah pasien lama atau baru dan lain sebagainya.
ABSTRACT
Medical records have a very broad sense, not just registration activities, but have
an understanding as a delivery system of medical records that began recording for
patients to get medical services, followed by handling medical record file that
includes the implementation of storage as well as spending a file from a storage
area to airport demand and borrowing from a patient or for other purposes.
Medical record has two parts that need to be considered that the first part is about
the individual that is an information about health conditions and diseases the
patient concerned and often called pateint record, the second part is about the
management of an information on liability whether in terms of management and
finance of health conditions and diseases of the patient concerned. Medical records
in primary health care is one of the important sources of data which will be
processed into information. Charging medical records in the health center began
in the Registration Unit by using computerized, then the patient directly to the place
she wanted to be checked, while the identity of the patient is directly sent to all the
rooms in the health center. By skilled health personnel, these patients dianamnesia
and examined and if need be investigated. Finally do enforcement diagnosis and as
needed, the patient is given a drug or other medical action. So for the nurses
medical record live view of the computer how many patients, what is given, whether
old or new patients and others.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan anugrah, kemudahan, serta rahmat dan karunia-Nya kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan paper yang berjudul : “SISTEM
PENGENDALIAN INTERNAL PT. TELKOM” sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi tugas Sistem Informasi Dan Pengendalian Internal.
Penulis menyadari sebagai manusia biasa dalam penulisan ini tidak lepas
dari kesalahan dan kekurangan akibat keterbatasan pengetahuan serta pengalaman.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa paper ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak.
Semoga paper ini bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan khususnya
bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Akhir kata dengan segala ketulusan dan
kerendahan hati, penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dan kelemahan dalam
paper ini.
Jakarta, 11 juni 2017
Jemmy Esrom Serang
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan dunia bisnis di Indonesia dari masa ke masa terasa semakin
kompetitif. Karena semakin banyaknya perusahaan asing yang berekspansi ke peta
persaingan bisnis di Indonesia, maka diperlukan berbagai kualitas dari dalam
perusahaan. Untuk dapat bersaing secara wajar dan sehat dalam rangka mencapai
kerangka tujuannya masing-masing selain dapat menghasilkan output (baik barang
atau jasa yang berkualitas) serta dapat diserap dengan baik oleh para calon
konsumen, pihak perusahaan juga harus dapat melaksanakan proses produksi secara
terkendali serta terarah sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Hal ini dilakukan
untuk mencapai tingkat efektivitas dan efesiensi operasi yang di inginkan yang
bermuara pada peningkatan profit perusahaan (Elsha Indah Cecilia,2011).
Pengendalian intern dalam perusahaan sangat penting, sehingga perusahaan
dapat melakukan evaluasi diri dan mengambil tindakan yang perlu untuk
memperbaiki sistem pengendalian intern yang ada saat ini. Serta dapat digunakan
sebagai bahan kajian ataupun study komparatif dalam mengevaluasi sistem
pengendalian intern perusahaan pada umumnya. Pada era informasi dan globalisasi
menyebabkan lingkungan bisnis mengalami perubahan yang sangat pesat dengan
tingkat persaingan ketat. Oleh karena itu perusahaan-perusahaan dituntut untuk
melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien umtuk
mempertahankan eksistensinya, sehingga pengetahuan merupakan kekuatan yang
sangat penting untuk membantu manajer dalam pengambilan keputusan.Informasi
yang berkualitas yaitu informasi yang akurat, relevan, dan tepat waktu sehingga
keputusan bisnis yang tepat dapat dibuat yang disesuaikan dengan sistem informasi
yang diterapkan di masing-masing perusahaan. Dengan demikian, pengelolaan
sistem informasi merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan (Tiolina
Evi,2009).
Gondodiyoto (2003:75), berpendapat bahwa tujuan utama dari sistem
pengendalian internal adalah :
1. Mengamankan aset organisasi
2. Memperoleh informasi yang akurat dan dapat dipercaya
3. Meningkatkan efektifitas dan efesiensi kegiatan
4. Mendorong kepatuhan pelaksanaan terhadap kebijaksanaan organisasi/ pimpinan
Struktur pengendalian interen mengarahkan aktivitas organisasi usaha untuk
mencapai tujuan. Sistem ini terdiri dari kebijakan dan prosedur-prosedur untuk
menyediakan jaminan yang memadaibahwa tujuan perusahaan dapat tercapi tanpa
hambatan. Konsep struktur pengendalian interen didasarkan dua premis utama,
yakni tanggung jawab manajemen dan jaminan yang memadai (Idris Asmuni,
2005.) Pada organisasi yang besar, manajemen berada jauh dari aktivitas operasi
perusahaan. Sebagai pengganti kehadiran, manajemen harus mengandalkan diri
pada berbagai teknik pengendalian untuk mengimplementasikan keputusannya dan
tujuan organisasi, serta untuk mengatur aktivitas yang menjadi tanggung jawab
utama manajer. Pengendalian mencakup rentang aktivitas yang cukup luas, seperti
pengawasan kuantitas persediaan, konsumsi bahan habis pakai dalam proses
produkisi maupun dalam kegiatan administrasi, serta pembayaran tagihan dalam
periode potongan. Pengendalian internal yang baik merupakan faktor kunci
pengelolaan organisasi yang efektif (George H. Bodnar, 2006). Dikutip dari
pernyataan Uchok Sky Khadafi dalam Forum Indonesia untuk Transportasi
Anggaran (FITRA), telah memaparkan 24 BUMN yang dinilai sebagai sarang
korupsi dan merugikan negara. Hal ini dikarenakan beberapa hal yang mendasari
kerugian ini. "Kelemahan sistem pengendalian intern, terbagi menjadi tiga, sistem
pengendalian akuntansi dan pelaporan, dimana pencatatannya tidak akurat dan
proses penyusunan laporan tidak sesuai ketentuan" ujar Koordinator Investigasi dan
Advokasi Seknas FITRA Uchok Sky Khadafi dalam keterangan tertulis, Senin
(17/7/2012) Ditambahkan Uchok, sistem pengendalian pelaksanaan anggaran juga
menjadi sebab hilangnya potensi penerimaan Negara dari sektor BUMN.
"Perencanaan tidak memadai, penyimpangan terhadap perundang-undangan bidang
teknis tertentu, kebijakan yang tidak tepat dan penetapan kebijakan yang tidak
tepat," tambahnya. Selain itu, kelemahan struktur pengendalian intern juga
berpengaruh terhadap penyelenggaraan BUMN. "Tidak memiliki SOP yang formal,
tidak ada pemisahan tugas dan fungsi yan memadai," tandasnya. Sebelumnya,
FITRA merilis 24 BUMN terkorup. Telkom menempati BUMN terkorup dan
kemudian RNI, Jasa Marga, PT Bahana PUI dan PT PLN. Dalam kutipan artikel
tersebut, pernyataan Uchok Sky Khadafy menyinggung kelemahan Sistem
Pengendalian Internal pada beberapa perusahaan BUMN, termasuk PT. Telkom,
tbk. Hal ini menyebabkan tindak pidana korupsi, dan hal-hal yang merugikan
Negara terjadi.
Masyarakat telah semakin tergantung pada sistem informasi akuntansi, yang
juga telah berkembang semakin kompleks untuk memenuhi peningkatan kebutuhan
atas informasi.Sejalan dengan peningkatan kompleksitas sistem dan
ketergantungan pada sistem tersebut, perusahaan menghadapi peningkatan resiko
atas sistem mereka yang sedang dinegoisasikan tersebut. Empat jenis ancaman
perusahaan yaitu; (1) kehancuran karena bencana alam dan politik, (2) kesalahan
pada software dan tidak berfungsinya peralatan, (3) tindakan tidak sengaja, dan (4)
tindakan sengaja (kejahatan komputer). Ancaman dari tindakan disengaja, yang
biasanya disebut sebagai kejahatan komputer, berbentuk sabotase, yang tujuannya
adalah menghancurkan sistem atau beberapa komponennya. Penipuan komputer
adalah jenis kejahatan komputer lainnya, dengan tujuan untuk mencuri benda
berharga seperti uang, data, atau waktu/ pelayanan komputer.Kini perusahaan-
perusahaan menyadari masalah-masalah tersebut dan mengambil langkah positif
untuk meningkatkan pengendalian dan keamanan komputer (Agus Prasetyo Utomo,
2006). Untungnya perusahaan-perusahaan kini menyadari masalah-masalah
tersebut dan mengambil langkah positif untuk meningkatkan pengendalian dan
keamanan komputer. Contohnya mereka menjadi proaktif dalam pendekatan
mereka. Mereka kini menyediakan pegawai tetap untuk menangani masalah
pengendalian dan keamanan, serta mendidik paran pegawai mereka mengenai
ukutan-ukuran pengedalian. Banyak perusahaan yang membuat dan menerapkan
kebijakan keamanan informasi secara formal. Mereka membuat pengendalian
sebagai bagian dari proses pengembangan aplikasi, dan memindahkan data yang
sensitive keluar dari sistem klien/ server yang tidak aman ke lingkungan yang lebih
aman, seperti komputer utama (mainframe) (Marshall B. Romney, 2003).
Barangkali aspek yang paling penting dari sistem informasi akuntansi
adalah peranannya dalam proses pengendalian internal organisasi. Istilah proses
pengendalian internal mengindikasikan tindakan yang diambil dalam suatu
organisasi untuk mengatur dan mengarahkan aktivitas dalam organisasi tersebut
(George H. Bodnar, 2004). Dengan semakin berkembangnya teknologi, khususnya
teknologi informasi dan komputer, maka banyak perusahaan yang sudah
mengadopsi system informasi akuntansi berbasis komputer sebagai bagian penting
dari kelancaran kegiatan operasi perusahaan. Namun dikarenakan suatu sistem
informasi akuntansi yang telah terkomputerisasi adalah investasi jangka panjang
yang mahal, maka beberapa perusahaan masih tetap mengaplikasikan sistem
akuntansi konvensional. Dengan sistem informasi akuntansi, resiko terjadinya
kekeliruan dan kesalahan pencatatan atau kekeliruan perhitungan dapat di
minimalisasi sehingga mengurangi kemungkinan perusahaan mengalami kerugian.
Suatu system yang berkualitas, dirancang, dibangun, dan dapat bekerja dengan baik
apa- bila bagian bagian yang terintegrasi dengan sistem tersebut beroperasi sesuai
dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Salah satu didalam system
informasi akuntansi yang menunjang kelancaran kerja sistem informasi akuntansi
tersebut adalah pengendalian internal (internal control) (Elsha Indah Cecilia, 2011).
Perkembangan penggunaan komputer dalam bisnis akan mempengaruhi metode
pelaksanaan audit, demikian pula dengan ilmu pengetahuan lainnya. Satuan usaha
(organisasi/ perusahaan) disebut menggunakan sistem berkomputer (PDE) apabila
dalam memproses data penyusunan laporan keuangan menggunakan komputer dan
tipe dan jenis tertentu. Baik dioperasikan oleh perusahaan sendiri atau pihak lain.
Kebutuhan terhadap auditing di sistem berkomputer (EDP Auditing) semakin perlu
untuk dipenuhi agar tujuan auditing tetap dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Meskipun tujuan dasar auditing tetap tidak berubah, tapi proses audit mengalami
perubahan yang signifikan baik dalam pengumpulan dan evaluasi bukti maupun
pengendaliannya. Auditor harus mempelajari keahlian-keahlian baru untuk bekerja
secara efektif dalam suatu lingkungan bisnis yang berkomputerisasi untuk meriview
teknologi komputer.Auditor harus memahami dan mempertimbangkan sifat sistem
PDE. Sistem ini akan mempengaruhi sistem akuntansi dan system pengendalian
intern yang akhirnya akan mempengaruhi luas, lingkup dan jangka waktu audit
(Nanang Sasongko, 2013) PT Telekomunikasi Indonesia disebut sebagai badan
usaha milik Negara (BUMN) yang paling "korup" dari 144 BUMN induk
berdasarkan hasil pemeriksaan anggaran yang dilakukan Badan Pemeriksa
Keuangan tahun 2005 -2011. Potensi kerugian negara di BUMN itu sebesar Rp 12
miliar dan 130,2 juta dollar AS. "Ada enam temuan kasus (dugaan penyimpangan
penggunaan keuangan) di PT Telekomunikasi Indonesia," kata Uchok Sky Khadafi
Koordinator Investigasi dan Advokasi Sekretaris Nasional Forum Indonesia untuk
Transparansi Anggaran (FITRA) di Jakarta, Minggu (15/7/2012). Uchok
mengatakan, potensi kerugian negara dalam 144 BUMN induk mencapai Rp 4,9
triliun, 305 juta dollar AS, dan 3,3 juta yen Jepang dengan total dugaan
penyimpangan penggunaan keuangan sebanyak 2.757 kasus. Dari jumlah itu, 1.527
kasus masih dalam proses tindak lanjut. "Sisanya belum ditindak lanjuti," kata
Uchok. Potensi kerugian negara itu, kata Uchok, terjadi akibat lemahnya sistem
pengendalian akuntansi dan pelaporan, lemahnya system pengendalian pelaksanaan
anggaran, dan lemahnya pengendalian internal. Dalam pernyataannya, Uchok
menyebutkan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan yang tidak akurat,
dimana akan mempengaruhi kehandalaninformasi akuntansi. Lalu penyusunan
laporan tidak sesuai yang disebabkan karena terjadinya error dan sumber data yang
tidak akurat.
1.2. Perumusan Masalah
Dari uraian diatas didapat pembahasan untuk paper ini adalah sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui sistem pengendalian internal di PT. TELKOM ?
2) Apa contoh implementasi Pengendalian Internal di PT. TELKOM ?
1.3. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran
Adapun tujuan dari paper ini untuk
1. Meningkatkan pemahaman tentang teknologi informatika di PT.
TELKOM
2. Dapat memberikan masukan tentang penggunaan teknologi informatika di
PT.TELKOM
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL
2.1.1 Pengertian sistem pengendalian internal
Menurut Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dalam bukunya “Standar
Profesional Akuntan Publik” (2011:319) “Pengendalian Intern adalah suatu proses
yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain entitas yang
didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan
tujuan berikut ini : (a) keandalan pelaporan keuangan, (b) efektifitas dan efisiensi
operasi, dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Berikut
penjelasan tujuannya:
a. Keandalan pelaporan keuangan
Manajemen bertanggung jawab untuk menyusun laporan keuangan kreditor dan
para pengguna lainnya. Manajemen memiliki tanggung jawab hukum maupun
profesionalisme untuk meyakinkan bahwa informasi disajikan dengan wajar sesuai
dengan ketentuan dalam pelaporan. Tujuan pengendalian yang efektif terhadap
laporan keuangan adalah untuk memenuhi tanggung jawab pelaporan keuangan ini.
b. Efektivitas dan efisiensi operasi
Pengendalian dalam suatu perusahaan akan mendorong penggunaan sumber daya
perusahaan secara efisien dan efektif untuk mengoptimalkan sasaran yang dituju
perusahaan.
c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
Perusahaan publik, non-publik maupun organisasi nirlaba diharuskan untuk
memenuhi beragam ketentuan hukum dan peraturan. Beberapa peraturan ada yang
terkait dengan akuntansi secara tidak langsung, misalnya perlindungan terhadap
lingkungan dan hukum hak-hak sipil. Sedangkan yang terkait erat dengan
akuntansi, misalnya peraturan pajak penghasilan dan kecurangan. Menurut
Mulyadi (2013:163), sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi,
metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan
organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi
dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Berdasarkan kedua pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengendalian internal adalah metode, proses, dan kebijakan yang didesain oleh
dewan komisaris, manajemen dan personel lain untuk memberi jaminan yang
memadai atas tercapainya efisiensi dan efektifitas operasi, keandalan laporan
keuangan, dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
2.1.2 Komponen pengendalian internal
Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2015:345), Internal ControlIntegrated
Framework yang dikeluarkan COSO, yaitu kerangka kerja pengendalian internal
yang paling luas diterima di Amerika Serikat, menguraikan lima komponen
pengendalian internal yang dirancang dan diimplementasikan oleh manajemen
untuk memberikan kepastian yang layak bahwa tujuan pengendaliannya akan
tercapai. Komponen pengendalian internal COSO meliputi hal-hal berikut ini:
1. Lingkungan pengendalian (control environment) terdiri atas tindakan, kebijakan,
dan prosedur yang mencerminkan sikap manajemen puncak, para direktur, dan
pemilik entitas secara keseluruhan mengenai pengendalian internal serta arti
pentingnya bagi entitas itu. Untuk memahami dan menilai lingkungan
pengendalian, auditor harus mempertimbangkan subkomponen pengendalian yang
paling penting.
a. Integritas dan nilai-nilai etis, meliputi tindakan manajemen untuk menghilangkan
atau mengurangi dorongan dan godaan yang mungkin membuat karyawan
melakukan tindakan tidak jujur, ilegal, atau tidak etis. Ini juga meliputi
pengkomunikasian nilai-nilai entitas dan standar perilaku kepada para karyawan
melalui pernyataan kebijakan, kode perilaku, dan teladan.
b. Komitmen pada kompetensi, meliputi pertimbangan manajemen tentang tingkat
kompetensi bagi pekerjaan tertentu, dan bagaimana tingkatan tersebut
diterjemahkan menjadi keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan.
c. Partisipasi dewan komisaris atau komite audit, berperan penting dalam tata kelola
korporasi yang efektif karena memikul tanggung jawab akhir untuk memastikan
bahwa manajemen telah mengimplementasikan pengendalian internal dan proses
pelaporan keuangan yang layak.
d. Filosofi dan gaya operasi manajemen, dimana manajemen melalui aktivitasnya,
memberikan isyarat yang jelas kepada karyawan tentang pentingnya pengendalian
internal. Sebagai contoh, apakah manajemen mengambil risiko yang cukup besar,
atau justru menghindari risiko tersebut? Apakah target penjualan dan laba tidak
realistis, dan apakah karyawan didorong untuk melakukan tindakan yang agresif
guna mencapai target tersebut?. Memahami aspek ini serta aspek-aspek ini serupa
dalam filosofi dan gaya operasi manajemen akan membuat auditor dapat merasakan
sikap manajemen tentang pengendalian internal.
e. Struktur organisasi, menentukan garis-garis tanggung jawab dan kewenangan
yang ada.
f. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia.
2. Penilaian risiko (risk assessment) atas pelaporan keuangan adalah tindakan yang
dilakukan manajemen untuk mengidentifikasi dan menganalisis risiko-risiko yang
relevan dengan penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan GAAP.
3. Aktivitas pengendalian (control acivities) adalah kebijakan dan prosedur, selain
yang sudah termasuk dalam empat komponen lainnya, yang membantu memastikan
bahwa tindakan yang diperlukan telah diambil untuk menangani risiko guna
mencapai tujuan entitas. Aktivitas pengendalian dibagi menjadi lima jenis
yaitu:
a. Pemisahan tugas yang memadai
b. Otorisasi yang sesuai atas transaksi dan aktivitas
c. Dokumen dan catatan yang memadai
d. Pengendalian fisik atas aktiva dan catatan
e. Pemeriksaan kinerja secara independen
4. Informasi dan komunikasi (information and communication)
bertujuan untuk memulai, mencatat, memproses, dan melaporkan transaksi yang
dilakukan entitas serta mempertahankan akuntabilitas aktiva terkait. Untuk
memahami perancangan system informasi akuntansi, auditor menentukan
a. Kelas transaksi utama entitas
b. Bagaimana transaksi dimulai dan dicatat
c. Catatan akuntansi apa saja yang ada serta sifatnya
d. Bagaimana sistem itu menangkap peristiwa-peristiwa lain yang penting bagi
laporan keuangan, seperti penurunan nilai aktiva
e. Sifat serta rincian proses pelaporan keuangan yang diikuti, termasuk prosedur
pencacatan transaksi dan penyesuaian dalam buku besar umum.
5. Pemantauan (monitoring) berhubungan dengan penilaian mutu pengendalian
internal secara berkelanjutan atau periodik oleh manajemen untuk menentukan
bahwa pengendalian itu telah beroperasi seperti yang diharapkan, dan telah
dimodifikasi sesuai dengan perubahan kondisi.
2.1.3 Tujuan pengendalian internal
Pengendalian internal yang dirumuskan pada suatu perusahaan harus
mempunyai beberapa tujuan, sesuai dengan definisi yang dikemukakan oleh Mardi
(2011:59), maka dapat dirumuskan tujuan dari pengendalian internal, yaitu:
1. menjaga keamanan harta milik perusahaan;
2. memeriksa ketelitian dan kebenaran informasi akuntansi;
3. meningkatkan efisiensi operasional perusahaan; dan
4. membantu menjaga kebijakan manajemen yang telah ditetapkan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu adanya syarat tertentu yang digunakan
sebagai unsur pendukung agar pengendalian internal dapat diterapkan dengan baik.
Menurut Mulyadi (2013:163), tujuan sistem pengendalian intern adalah:
1. Menjaga kekayaan organisasi
2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi
3. Mendorong efisiensi
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen
Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2015:340), biasanya manajemen memiliki tiga
tujuan umum dalam merancang sistem pengendalian internal yang efektif:
1. Reliabilitas pelaporan keuangan
Manajemen bertanggung jawab untuk menyiapkan laporan bagi para investor,
kreditor, dan pemakai lainnya. Manajemen memikul baik tanggung jawab hukum
maupun profesional untuk memastikan bahwa informasi telah disajikan secara
wajar sesuai dengan persyaratan pelaporan seperti prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum (GAAP). Tujuan pengendalian internal yang efektif atas pelaporan
keuangan adalah memenuhi tanggung jawab pelaporan keuangan tersebut.
2. Efisiensi dan efektivitas operasi
Pengendalian dalam perusahaan akan mendorong pemakaian sumber daya secara
efisien dan efektif untuk mengoptimalkan sasaran-sasaran perusahaan. Tujuan yang
penting dari pengendalian ini adalah memperoleh informasi keuangan dan
nonkeuangan yang akurat tentang operasi perusahaan untuk keperluan pengambilan
keputusan.
3. Ketaatan pada hukum dan peraturan
Section 404 mengharuskan semua perusahaan public mengeluarkan laporan tentang
keefektifan pelaksanaan pengendalian internal atas pelaporan keuangan. Selain
mematuhi ketentuan hukum dalam Section 404, organisasi-organisasi publik,
nonpublik, dan nirlaba diwajibkan menaati berbagai hukum dan peraturan.
Beberapa hanya berhubungan secara tidak langsung dengan akuntansi, seperti UU
perlindungan lingkungan dan hak sipil, sementara yang lainnya berkaitan erat
dengan akuntansi seperti peraturan pajak penghasilan dan kecurangan.
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian untuk makalah ini adalah kepustakaan, dimana informasi
diperoleh penulis berasal dari buku teks, artikel, modul atau internet.
BAB IV
STUDI KASUS
pengendalian internal secara umum adalah untuk menilai keefektifan dan
kesesuaian prosedur yang telah diterapkan oleh perusahaan berdasarkan lima
komponen pengendalian internal menurut COSO (Committee of Sponsoring
Organization), yaitu Lingkungan Pengendalian (Control Environment), Penilaian
Risiko (Risk Assessment), Aktivitas Pengendalian (Control Activities), Informasi
dan Komunikasi (Information and Communication), dan Pemantauan (Monitoring).
Kelima komponen ini harus terpenuhi dalam kegiatan pengendalian internal
perusahaan untuk menunjukkan bahwa pengendalian yang diterapkan oleh
perusahaan sudah berjalan dengan efektif dan efisien demi tercapainya tujuan
perusahaan.
4.1 Evaluasi Pengendalian Internal atas PT. Telkom Secara Umum
4.1.1 Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Lingkungan pengendalian merupakan fondasi untuk keempat
komponen pengendalian yang lain didalam perusahaan. Pengendalian ini
terdiri dari tindakan, kebijakan, dan prosedur yang menggambarkan
bagaimana sikap manajemen puncak, direksi, dan pemilik entitas mengenai
pengendalian internal dan pentingnya bagi entitas.
1. Integritas dan nilai etis
Suatu entitas perlu menetapkan standar etis dan perilaku yang
dikomunikasikan kepada karyawan dan diperkuat dengan praktik dari
hari ke hari. Cara paling baik untuk mengkomunikasikan integritas dan
perilaku etis dalam entitas adalah melalui pernyataan kebijakan dan
aturan perilaku.
PT. Telkom telah menerapkan kode etik yang berlaku bagi
komisaris, direktur utama, direktur keuangan, direktur dan pejabat kunci
lainnya serta seluruh karyawan sesuai dengan ketentuan Sarbanes Oxley
Act (SOA). Pemahaman dan penerapan etika bisnis yang telah
dilakukan juga telah diaudit secara internal maupun eksternal melalui
proses audit terkait dengan penerapan lingkungan pengendalian sesuai
kerangka kerja pengendalian internal COSO.
Dalam sosialisasi dan penerapannya, setiap tahun PT. Telkom selalu
mengingatkan karyawan mengenai tata nilai dan etika melalui survei
internal untuk mengetahui efektivitas penerapan budaya perusahaan dan
etika bisnis yang didalamnya memuat kuesioner dan studi kasus terkait
pemahaman GCG, etika bisnis, fraud, manajemen risiko, pengendalian
internal (SOA), whistleblower, tata kelola, TI, menjaga keamanan
informasi, dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan praktek tata kelola
perusahaan. Selain itu, adanya pelanggaran kode etik oleh karyawan
juga akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang tertera
diperusahaan.
2. Komitmen terhadap kompetensi
PT. Telkom memiliki standar kompetensi masing-masing untuk
setiap bagian pekerjaannya. Pada pekerjaan yang membutuhkan
keahlian tertentu maka akan dipilih karyawan yang memiliki latar
belakang sesuai dan kompeten agar dapat berjalan dengan efektif dan
efisien sehingga tujuan perusahaan tercapai.
Sebaik apapun kebijakan dan proses yang telah dirancang tidak akan
membuahkan hasil yang optimal jika manusia yang menjalankan
aktivitas tersebut tidak profesional. Dalam implementasinya,
pengelolaan pengetahuan di PT. Telkom difokuskan untuk menciptakan
nilai bisnis yang menghasilkan keunggulan kompetitif yang
berkesinambungan dengan mengoptimalkan proses penciptaan
(acquisition), berbagi (sharing) dan pemanfaatan (utilization)
pengetahuan yang dibutuhkan perusahaan.
Guna mendukung proses pengelolaan pengetahuan tersebut,
perusahaan telah menyediakan Knowledge Management System yang
merupakan bank data (repository) sebagai sarana bagi setiap karyawan
untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan dengan cara
mengunggah atau mengunduh melalui sistem, sehingga diharapkan
dapat menjadi solusi atas beranekaragam permasalahan pekerjaan yang
pada akhirnya mendorong pertumbuhan produktivitas dan kualitas
pekerjaan.
3. Dewan Komisaris dan pastisipasi Komite Audit
Dewan Komisaris telah melaksanakan fungsinya mengawasi
pelaksanaan tugas-tugas Direksi dalam mengelola jalannya perusahaan.
Komite Audit berada dibawah Dewan Komisaris, Komite Audit
menjalankan tugas berdasarkan mandat yang ditetapkan dengan
Keputusan Dewan Komisaris. Komite Audit di perusahaan bertanggung
jawab untuk :
1) Mengawasi proses pelaporan keuangan Perusahaan atas nama
Dewan Komisaris.
2) Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai
penunjukan auditor eksternal.
3) Mendiskusikan dengan auditor internal dan eksternal semua
lingkup pekerjaan, baik pekerjaan audit dan non-audit serta
rencana audit mereka.
4) Menelaah laporan keuangan konsolidasian serta efektifitas
pengendalian internal atas pelaporan keuangan.
5) Mengadakan rapat secara berkala dengan auditor internal dan
eksternal, tanpa kehadiran manajemen, masing-masing untuk
membahas hasil evaluasi dan hasil audit mereka atas
pengendalian internal serta laporan keuangan perusahaan secara
keseluruhan.
6) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Dewan
Komisaris, khususnya dalam bidang yang terkait dengan
akuntansi dan keuangan, serta kewajiban lain yang diharuskan
oleh SOA.
Komite Audit perusahaan juga ikut serta dalam layanan konsultasi
internal, yang lebih merupakan solusi pencegahan sebagai antisipasi
agar penyelenggaraan bisnis tetap pada arah yang tepat dan taat pada
rambu-rambu pertaturan yang berlaku. Komite audit juga akan
menindaklanjuti apabila ada pengaduan yang berkaitan dengan :
1) Akuntansi dan Auditing. Permasalahan akuntansi dan pengendalian
internal pelaporan keuangan yang berpotensi mengakibatkan salah
saji material dalam laporan keuangan serta permasalahan audit
terutama yang menyangkut independensi Kantor Akuntan Publik.
2) Pelanggaran paraturan. Pelanggaran terhadap peraturan pasar
modal dan peraturan perundangan yang berkaitan dengan operasi
maupun pelanggaran terhadap peraturan internal yang berpotensi
mengakibatkan kerugian bagi PT. Telkom.
3) Kecurangan dan/atau dugaan korupsi. Kecurangan dan/atau dugaan
korupsi yang dilakukan oleh pejabat dan/atau karyawan.
4) Kode etik. Perilaku direksi dan manajemen yang tidak terpuji (tidak
jujur, benturan kepentingan dengan perusahaan, atau memberikan
informasi yang menyesatkan kepada publik) yang berpotensi
mencemarkan reputasi perusahaan atau mengakibatkan kerugian
bagi PT. Telkom.
4. Filosofi dan gaya operasi manajemen
Dalam pengelolaan manajemennya, PT. Telkom berfokus kepada
pelayanan pelanggan untuk terus mengembangkan solusi terbaik.
Kepuasan pelanggan tidaklah cukup, maka dari itu perusahaan terus
berusaha untuk memberikan lebih kepada pelanggan dengan cara terus
mengembangkan produk, meningkatkan kualitas jaringan dan
menetapkan standar pelayanan yang tinggi. Mengingat pentingnya
aspek Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai salah satu sumber daya
utama di setiap perusahaan, PT. Telkom memandang SDM sebagai
modal bagi organisasi, bukan sebagai aset perusahaan.
Manajemen menerapkan sistem sesuai dengan aturan yang sudah
ada, mempertahankan sumber daya yang baik, dan memonitor kegiatan.
Manajemen memonitor risiko bisnis melalui manajemen risiko yang
dibentuk oleh perusahaan. Manajemen juga terbuka terhadap masukan
atau pendapat dari karyawan, hal ini dapat mempererat hubungan antara
manajemen dan karyawan sebagaimana terlihat di kantor keakraban
antar karyawan yang menunjang terciptanya lingkungan kegiatan yang
baik sebagai motivasi untuk mencapai tujuan perusahaan.
5. Struktur organisasi
Struktur organisasi yang digunakan oleh PT. Telkom adalah struktur
organisasi berbentuk bagan garis dan formal, yang menginformasikan
dengan jelas tingkat jabatan, wewenang, dan tanggung jawab dalam
perusahaan. Struktur organisasi yang tertulis pada perusahaan
menunjukkan Direktur Utama sebagai karyawan pada level paling atas.
Struktu organisasi pada PT. Telkom bisa dilihat pada bab sebelumnya
mengenai struktur organisasi beserta wewenang dan tanggung jawab
yang dimiliki oleh masing-masing pejabat kunci.
Berdasarkan hasil penelitian, fungsi pemisahan tugas berdasarkan
struktur organisasi di PT. Telkom sudah sepenuhnya berdasarkan
prinsip-prinsip dan tata kelola perusahaan yang baik. Jadi, dapat
dikatakan bahwa unsur komponen lingkungan pengendalian perusahaan
mengenai struktur organisasi sudah berjalan dengan efektif dan efisien.
6. Pemberian wewenang dan tanggung jawab
Setiap personil dalam struktur organisasi memiliki wewenang dan
tanggung jawab masing-masing terhadap perusahaan. Wewenang dan
tanggung jawab Direktur Utama adalah memimpin dan mengelola
perusahaan agar tetap berjalan sesuai dengan tujuan dan target
perusahaan, serta menjaga tingkat efisiensi dan efektivitas perusahaan.
Wewenang dan tanggung jawab setiap Direktur adalah mengelola
dengan baik divisi yang dibawahinya sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan oleh perusahaan serta saling mendukung antar divisi demi
tercapainya tujuan dan target perusahaan.
Seperti yang telah diterapkan oleh PT. Telkom, wewenang yang
diberikan kepada Direktur Keuangan adalah bertanggung jawab
menerapkan fungsi korporat terkait dengan Direktorat Keuangan dan
melaksanakan fungsi keuangan terpusat melalui financial center, serta
memastikan seluruh kegiatan investasi anak perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa
komponen lingkungan pengendalian terutama mengenai pemberian
wewenang dan tanggung jawab di perusahaan sudah berjalan dengan
efektif dan efisien sesuai dengan komponen pengendalian internal
menurut COSO.
7. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia
Sebagai perusahaan milik pemerintah, PT. Telkom harus
mempertahankan kinerja yang telah dicapai hingga saat ini dan
meningkatkan kinerja untuk kedepannya karena tanggung jawabnya
terhadap pemerintah. Sumber daya yang dimiliki perusahaan sudah
memenuhi standar yang telah ditetapkan. Perusahaan memiliki uraian
pekerjaan (job description) untuk setiap pekerjaan. Untuk merekrut
pegawai baru, PT. Telkom mempunyai standard an kualifikasi tertentu
sesuai dengan tingkat kebutuhan operasional dan secara umum
4.1.2 Penilaian Risiko (Risk Assesment)
Pengendalian ditentukan berdasarkan risiko, risiko dikelola untuk
menghindari kesalahan dan kecurangan yang berakibat misstatement
terhadap laporan keuangan. Namun hal ini tidak terbatas pada risiko laporan
keuangan, pengendalian juga diterapkan untuk risiko lain, termasuk risiko
bisnis dan operasi.
a. Risiko Operasi
a) Operasi jaringan
Risiko operasi pada perusahan terutama pada operasi jaringan
sebagai sistem utama. Jaringan, termasuk sistem informasi dan
infrastruktur serta jaringan operator lainnya, sangat rentan terhadap
kerusakan atau gangguan dalam operasinya akibat berbagai hal
seperti gempa bumi, kebakaran, banjir, listrik mati, kerusakan
perangkat, kesalahan perangkat lunak jaringan, gangguan kabel
transmisi atau peristiwa serupa lainnya. Jaringan, terutama akses
kabel memiliki potensi ancaman keamanan seperti pencurian atau
perusakan.
b) Operasi satelit
Satelit perusahaan memiliki masa operasi yang terbatas dan dapat
rusak atau hancur selama masa operasi orbit. Kerugian atau kinerja
yang berkurang dari satelit, baik dikarenakan kerusakan perangkat
atau dicabutnya lisensi, dapat merugikan kondisi keuangan, hasil
operasi dan kemampuan untuk memberikan layanan.
c) Kebocoran pendapatan
Kebocoran pendapatan merupakan risiko umum bagi semua
operator telekomunikasi, atau kesulitan memperoleh pendapatan
yang merupakan hak perusahaan, akibat kelemahan sistem
pengendalian dan pengawasan transaksi, penundaan proses transaksi
pelanggan yang tidak jujur atau faktor lainnya. Perusahaan telah
mengambil langkah preventif untuk mengatasi potensi kebocoran
pendapatan itu dengan meningkatkan fungsi pengendalian terhadap
seluruh proses bisnis yang ada, menerapkan metode penjaminan
pendapatan, memberlakukan kebijakan dan prosedur yang tepat
serta menerapkan aplikasi sistem informasi guna menekan
kebocoran pendapatan.
d) Teknologi baru
Teknologi baru dapat berdampak negatif pada daya saing
perusahaan. Apalagi dalam industri telekomunikasi, perubahan yang
cepat dan signifikan terjadi pada sisi teknologi. Pengembangan atau
aplikasi teknologi, layanan atau standar baru atau alternatif dimasa
depan mensyaratkan perubahan pada model bisnis, pengembangan
produk, penyediaan layanan tambahan dan investasi baru. Produk
dan layanan yang baru akan terus berkembang dan mendorong
masuknya pesaing baru di pasar. Perusahaan juga tidak dapat
menjamin untuk dapat mengintegrasikan secara efektif teknologi
baru ke dalam model bisnis yang ada. Perusahaan tidak dapat
menjamin teknologinya tidak akan tertinggal, atau terlibat
persaingan dengan teknologi baru di masa depan. Kegagalan
perusahaan untuk bereaksi terhadap perubahan teknologi yang cepat
dapat berdampak negatif bagi bisnis, kondisi keuangan, hasil operasi
dan prospek usaha.
b. Risiko keuangan
1) Risiko nilai tukar mata uang asing
Perubahan nilai tukar berpengaruh dan akan terus mempengaruhi
kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan. Sebagian besar
kewajiban hutang dan pendapatan perusahaan adalah dalam
denominasi Rupiah, sedangkan sebagian besar belanja modal
perusahaan dikeluarkan dalam Dolar AS, penerimaan untuk
pendapatan valuta asing (USD) relatif kecil bila dibandingkan
dengan penerimaan dalam rupiah. Meskipun nilai tukar rupiah
terhadap Dolar AS relatif stabil pada tahun 2012, perusahaan tidak
dapat menjamin akan mampu mengelola risiko nilai tukar dengan
sukses di masa depan atau tidak akan terpengaruh negatif akibat
risiko nilai tukar.
2) Risiko tingkat suku bunga
Hutang perusahaan yang termasuk pinjaman bank untuk mendanai
kegiatan operasi, memiliki risiko terhadap fluktuasi suku bunga dan
hal ini dapat berakibat buruk pada bisnis, kondisi keuangan dan hasil
operasi perusahaan. Untuk mengukur risiko pasar atas pergerakan
suku bunga, perusahaan melakukan analisa pada pergerakan margin
suku bunga dan profil jatuh tempo asset dan liabilitas keuangan
berdasarkan jadwal perubahan suku bunga.
3) Risiko kredit
Perusaahaan rentan terhadap risiko kredit terutama dari piutang
usaha dan piutang lain-lain. Risiko kredit dikendalikan dengan
pengawasan terus menerus atas saldo dan penagihan piutang usaha
dan piutang lain-lain. Manajemen yakin akan kemampuannya untuk
mengawasi dan mempertahankan eksposur risiko kredit yang
minimal, dimana perusahaan telah menyediakan provisi yang
memadai untuk menutupi kerugian yang timbul dari piutang yang
tidak tertagih berdasarkan kerugian historis.
4) Risiko likuiditas
Risiko likuiditas timbul apabila perusahaan mengalami kesulitan
untuk memenuhi liabilitas keuangan ketika liabilitas tersebut sudah
jatuh tempo. Manajemen risiko likuiditas bertugas menjaga
kecukupan saldo kas dan setara kas dalam upaya pemenuhan
liabilitas keuangan perusahaan. Perusahaan secara terus menerus
melakukan analisa untuk mengawasi rasio-rasio likuiditas laporan
posisi keuangan, antara lain rasio likuiditas, rasio debt equity
terhadap persyaratan yang diharuskan perjanjian utang.
Penilaian risiko atau yang menjadi tugas dari Manajemen Risiko,
adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari penerapan GCG dan
pengendalian internal di perusahaan. Saat ini, implementasi manajemen
risiko di perusahaan telah mencapai tingkatan dimana manajemen risiko
telah diintegrasikan di seluruh entitas perusahaan.
Evaluasi atas efektivitas sistem manajemen risiko dilakukan secara
berkala meliputi aktivitas sebagai berikut :
1) Review dan monitoring implementasi manajemen risiko unit secara
berkala setiap tiga bulan.
2) Penyusunan Laporan Analisa Risiko dan Kepatuhan secara berkala
setiap tiga bulan.
3) Rapat pembahasan terkait risiko perusahaan tingkat Direksi maupun
dewan Komisaris.
4) Melakukan pengukuran implementasi budaya risiko melalui survei
kepada sejumlah responden.
5) Melakukan pengukuran tingkat kematangan implementasi manajemen
risiko.
Penilaian risiko mempertimbangkan kejadian ekstern dan intern
yang mungkin timbul dan secara tidak baik mempengaruhi kemampuan
perusahaan untuk mencatat, mengolah, mengihktisarkan, dan melaporkan
data keuangan. Beberapa risiko intern yang muncul dan dihadapi
perusahaan diantaranya sebagai berikut :
1) Perubahan dalam lingkungan operasi
Misalnya seperti munculnya Peraturan Menkominfo tentang
penyelanggaraan jasa pesan premium dan pengiriman jasa pesan singkat
memberikan dampak penurunan pendapatan fitur, yakni terkait
penerimaan kas dari telepon seluler. Kemudian, semakin
berkembangnya teknologi komunikasi telepon seluler mengakibatkan
menurunnya pemakaian telepon tidak bergerak di masyarakat, sehingga
memberikan dampak penurunan pendapatan telepon tetap (fixed line).
2) Perubahan Sistem Informasi
Penggunaan sistem aplikasi SAP mempermudah proses transaksi
penerimaan dan pengeluaran kas di perusahaan karena semua sudah
terintegrasi secara terpadu sesuai prosedur, setiap kegiatan diinput
kedalam sistem agar semua yang terkait dapat menerima informasi yang
sama dalam waktu cepat sehingga mempercepat penyebaran informasi.
Namun perkembangan aplikasi akan semakin canggih lagi kedepannya,
apabila perusahaan tidak bisa mengimbangi maka akan berisiko
mempengaruhi kegiatan pengendalian.
3) Pertumbuhan yang cepat
Pertumbuhan perusahaan menjadi semakin berkembang akan
membutuhkan personil tambahan untuk mendukung personil yang
sudah ada dalam menjalankan tugasnya. Apabila perusahaan tidak dapat
menangani dengan cepat terhadap pertumbuhan perusahaan maka akan
dapat membebani pengendalian dan meningkatkan risiko melemahnya
pengendalian yang sudah ada.
4) Teknologi baru
Menggabungkan teknologi baru pada perusahaan dapat meningkatkan
risiko aplikasi. Seperti risiko kerusakan sistem, sistem menolak data
yang di-input, system down, dan lain-lain. Sehingga membutuhkan
pengendalian internal mengenai sistem.
5) Pernyataan akuntansi
Perubahaan standar akuntansi di Indonesia dari US GAAP menjadi
International Financial Reporting Standards (IFRS) berpengaruh pada
kegiatan pelaporan keuangan perusahaan. Sistem pencatatan atas
transaksi juga mengalami perubahan, meskipun tidak semuanya, namun
tetap mengharuskan perusahaan mengikuti peraturan yang ditetapkan
oleh pemerintah, sehingga perlu evaluasi lagi bagi karyawan untuk
memahami standar pelaporan menurut IFRS. Kemungkinan adanya
perubahan standar akuntansi lagi kedepannya dapat menimbulkan risiko
pencatatan pada pelaporan keuangan.
6) Keterlambatan pembayaran
Keterlambatan pembayaran oleh pelanggan retail dapat diatasi dengan
cara memblokir jaringan telekomunikasi yang digunakan hingga
pelanggan melakukan pembayaran. Berbeda dengan pelanggan korporat
yang menyewa jasa jaringan, perusahaan tidak bisa dengan mudah
memutus jaringan yang digunakan karena akan menimbulkan masalah
lain. Keterlambatan atau penunggakan pembayaran dapat
mempengaruhi pendapatan perusahaan, karena penerimaan yang berasal
dari pelanggan korporat jumlahnya tidak sedikit. Jika penunggakan
terjadi pada tahun berjalan akan mempengaruhi cash flow perusahaan.
Maka dari itu, perlu dilakukan pendekatan dengan cara me-lobby atau
negosiasi kepada pelanggan mengenai masalah penunggakan
pembayaran tersebut.
h) Tidak tercapainya target
Target Unit Collection Management adalah berapa banyak collection
yang diperoleh, apabila target tidak tercapai maka akan mempengaruhi
kualitas kinerja management dan menurunkan kepercayaan perusahaan
terhadap unit ini sehingga dapat mempengaruhi efektivitas dan efisiensi
aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas.
Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa penilaian
risiko yang akan dihadapi oleh PT. Telkom yang dikelola oleh manajemen risiko
yang dimiliki perusahaan sudah berjalan dengan efektif. Karena berdasarkan
risiko-risiko diatas, perusahaan telah melakukan berbagai upaya antara lain :
1) Membangun dan mengembangkan aspek struktural, operasional dan
perawatan atas implementasi manajemen risiko.
2) Peningkatan kualitas pengambilan keputusan.
3) Pengembangan manajemen kelangsungan usaha (Business Continuity
management) dan Crisis Management.
4.1.3 Aktivitas Pengendalian (Control Activities)
Dengan berpedoman pada COSO Internal Control framework,
pengendalian internal yang dipergunakan untuk menjamin keandalan
pelaporan keuangan, pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan
antara lain :
1. Tingkat Pengendalian Entitas
Formulasi kebijakan, implementasi, dan pengendalian pengungkapan
sesuai dengan SOA. Membangun komitmen pengelolaan perusahaan
sesuai etika memalui tata kelola yang baik dengan cara penerapan etika
bisnis, mencegah benturan kepentingan, whistleblower, pemerapan risk
management di setiap unit bisnis, penerapan program fraud, dan lain-
lain. Menyelenggarakan asesmen risiko rutin dan risk profiling sebagai
early detection system. Yang terakhir, melakukan berbagai audit untuk
menjamin efektivitas dari penerapan pengendalian entitas.
2. Tingkat Pengendalian Transaksi
Merancang bisnis proses dengan menggunakan risk based control dan
menerapkan pemisahan kewenangan berdasarkan prinsip segregation of
duties, memberlakukan disiplin kerja , memperbaiki bisnis proses secara
rutin, melakukan berbagai audit untuk menjamin efektivitas dari
penerapan pengendalian tingkat transaksi.
3. Pengendalian Teknologi Informasi
Memformulasikan kebijakan IT dan master plan guna menegakkan IT
Governance, menjamin perkembangan dan perubahan dalam operasi
dan aplikasi IT, dan menjamin bahwa penggunaan aplikasi telah sesuai
dengan pengaturan otorisasi dan hak akses, seperti manajemen
password, end user computing, dan lain-lain.
4.1.4 Informasi dan Komunikasi
Informasi dan komunikasi adalah bagaimana mengidentifikasi,
memahami, dan melakukan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan
waktu yang menungkinkan setiap personil dalam perusahaan melaksanakan
tanggung jawab mereka. Sistem informasi yang relevan dalam pelaporan
keuangan meliputi sistem akuntansi yang berisi metode untuk
mengidentifikasikan, menggabungkan, menganalisa, mengklasifiksai,
mencatat, dan melaporkan transaksi serta menjaga akuntabilitas aset dan
kewajiban. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan atau melalui tindakan
manajemen. Komunikasi meliputi sejauh mana karyawan memahami
bagaimana peranan mereka dalam sistem informasi pelaporan keuangan
perusahaan dan tanggung jawab yang berkaitan dengan pengendalian
internal atas pelaporan keuangan.
Penguatan tata kelola teknologi informasi terus diupayakan,
mengingat PT. Telkom adalah perusahaan yang bergerak dalam bisnis
informasi dan manyalurkan data/informasi pelanggan yang harus terjamin
keamanannya. Hampir seluruh titik dalam value-chain perusahaan, yang
mencakup pengoperasian jaringan seluruh infrastruktur alat prduksi, semua
aspek penting dalam manajemen perusahaan seperti keuangan, logistik,
sumber daya manusia termasuk juga pelayanan kepada karyawan,
pelanggan, pemasok, dan pemangku kepentingan lainnya telah terintegrasi
dalam jaringan TI. Beberapa contoh praktik tata kelola TI dalam operasi
perusahaan adalah pengelolaan user access review, password management,
pengelolaan audit log/audit trail, pengelolaan end user computing.
Hal terpenting yang disoroti dalam komponen ini berkaitan dengan
sistem akuntansi yang digunakan untuk mengolah aktivitas transaksi.
Dalam praktiknya, PT. Telkom menggunakan sebuah software SAP (System
Application and Product in data processing) untuk menjalankan kegiatan
operasionalnya. Seluruh aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas sudah
terkomputerisasi dan mengacu pada ketentuan SAP terkait untuk bagian
fiancial. Mekanisme pencatatan atas transaksi yang sudah berjalan adalah
melalui sistem aplikasi SAP tersebut, melalui aplikasi ini seluruh kegiatan
transaksi dicatat dan diawasi secara real time karena aplikasi ini sudah
terintegrasi secara terpadu dengan jaringan perbankan yang sudah
melakukan kerjasama dengan PT. Telkom.
Dengan demikian, dapat diperoleh kesimpulan bahwa penerapan
sistem informasi dan komunikasi pada perusahaan sudah berjalan secara
efektif dan efisien dalam mendukung tercapainya tujuan dan target
perusahaan. Penggunaan sistem informasi pada PT. Telkom memberikan
keunggulan penggunaan yang powerfull, cepat, akurat, transparan, dan less
manually.
4.1.5 Pemantauan (Monitoring)
PT. Telkom memiliki Audit Internal yang senantiasa melakukan
pemantauan atas kinerja perusahaan. Berdasarkan hasil observasi dan
wawancara dengan perusahaan, diperoleh keterangan bahwa, setiap
triwulan, unit bisnis melakukan Control Self Assessment (CSA) terhadap
pengendalian internal. Secara periodik, internal audit melakukan evaluasi
terhadap hasil CSA tersebut dan mengukur tingkat kecukupannya dan
menghasilkan rekomendasi perbaikan baik terhadap rancangan maupun
pelaksanaan.
4.2 Evaluasi Pengendalian Internal atas Aktivitas Penerimaan dan
Pengeluaran Kas
4.2.1 Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Seluruh kegiatan yang berhubungan dengan penerimaan dan
pengeluaran kas dilakukan oleh suatu unit didalam perusahaan yaitu
Finance, Billing & Collection Center. Didalam unit ini terdapat sumber
daya yang kompeten dan menjunjung tinggi kedisiplinan terhadap peraturan
yang ditetapkan oleh perusahaan.
Proses pembayaran atas jasa telekomunikasi dilakukan oleh pelanggan
melalui transfer atau melalui Plaza Telkom terdekat. Pembayaran melalui
transfer ditujukan kepada rekening Bank Operasional sebagai penampung
sementara yang kemudian oleh bank operasional akan ditransfer ke rekening
Korporat pada hari itu juga, sehingga tidak ada saldo yang mengendap.
Kerjasama antara personil yang terkait dalam aktivitas penerimaan kas
sudah dilakukan dengan baik sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
oleh perusahaan. Penerimaan kas yang berasal dari jasa telekomunikasi
berada dibawah Deputy Billing&Collection dan Deputy Finance Operation.
Deputy Billing&Collection membawahi Billing Management yang
bertanggung jawab mengelola billing atau tagihan kepada pelanggan
maupun dari vendor. Deputy Finance Operation membawahi Unit Finance
Service yang didalamnya terdapat Officer yang bertugas menerima,
memverifikasi, dan meng-input data atas transfer dari Bank Operasional ke
Korporat.
Proses pengeluaran kas untuk biaya pemeliharaan harus melalui
otorisasi oleh pejabat yang memiliki wewenang atas setiap kegiatan. Mulai
dari verifikasi atas kelengkapan dokumen dari vendor, input data kedalam
sistem, otorisasi surat perintah bayar (SPB) hingga persetujuan pengeluaran
kas, semua dilakukan oleh personil yang kompeten disertai pengendalian
yang sesuai dengan kondisi didalamnya. Setiap kegiatan pasti memiliki
risiko namun perusahaan telah mengantisipasi dengan cara menerapkan
pengendalian-pengendalian yang dapat menghindari dan meminimalisir
terjadinya kesalahan dalam aktivitas pengeluaran kas.
4.2.2 Penilaian Risiko (Risk Assessment)
Penerimaan Kas
Penilaian risiko dilakukan berdasarkan aktivitas yang terjadi dalam proses
penerimaan kas, diantaranya :
1. Ketika Bank Operasional melakukan transfer ke Korporat, jumlah
transfer yang diterima ternyata tidak tepat, atau transfer dilakukan
tidak tepat waktu seperti mendekati akhir bulan.
2. Memo jurnal yang dibuat berdasarkan dokumen pendukung tidak
lengkap atau tidak akurat karena kesalahan personil.
3. Input data transfer dari pelanggan korporat tidak akurat atau tidak
lengkap.
4. Posting data transfer Bank Operasional ke Korporat tidak akurat
atau tidak lengkap.
Pengendalian yang dilakukan :
1. Asman Cash&Bank/Asman Financial Service/OM Financial
Service. Mereview hasil verifikasi Rekening Koran atas
transaksi transfer dari Bank Operasional ke Korporat dan
menandatangani Rekening Koran/bukti transfer.
2. Asman Cash&Bank/ Asman Financial Service/OM Financial
Service mereview memo jurnal dan tanda tangan pada memo
jurnal.
3. Pengendalian ini dilakukan oleh aplikasi. Aplikasi menolak input
data yang tidak lengkap (mandatory fields).
4. Manager Cash Operastion/OM Financial Service/Pejabat
berwenang. Mereview hasil posting dan menandatangani
dokumen hasil posting.
Pengeluaran Kas
Peniliaian risiko yang terkait didalam proses pengeluaran kas, diantaranya :
1. Dokumen pendukung dari vendor dan Checklist Pememeriksaan
Dokumen tidak lengkap atau tidak akurat.
2. Dokumen pertanggungan yang dikirim tidak lengkap atau tidak
akurat.
3. Dokumen pertanggungan yang diterima tidak lengkap atau tidak
akurat.
4. Terdapat duplikasi penginputan.
5. Posting tidak lengkap dan tidak akurat.
6. Proses dokumen pertanggungan pada SAP melebihi anggaran.
7. SPB yang dicetak tidak akurat.
8. SPB tidak absah, tidak akurat dan tidak diotorisasi oleh pejabat
berwenang.
Adapun risiko yang terkait dengan aplikasi SAP yang digunakan pada saat
mengolah informasi, diantaranya :
9. Terdapat SPB yang telah di-approve tetapi status belum berubah.
10. Nota transfer dicetak sebelum SPB di-approve.
11. Duplikasi pencetakan Nota Transfer Pembayaran dan Daftar
Transfer Pembayaran.
12. Nota Transfer Pembayaran dan Daftar Transfer Pembayaran
dicetak tidak lengkap atau tidak akurat.
Pengendalian yang dilakukan berdasarkan risiko yang disebutkan diatas :
1. Asman Verification/Pejabat berwenang mereview hasil verifikasi
kelengkapan dan keakuratan dokumen pendukung/dokumen
pertangungan, checklist pemeriksaan dokumen, dan otorisasi
checklist pemeriksaan dokumen.
2. Asman Financial Service mereview dokumen yang akan dikirim
dan menandatangani pengiriman dokumen.
3. Pengendalian ini dilakukan oleh aplikasi. Aplikasi menolak input
data yang tidak lengkap. OM Financial Service mereview
dokumen dan memberi tanda tangan pada Checklist.
4. Aplikasi menolak eksekusi jurnal yang tidak balance.
5. Aplikasi menolak memunculkan kekurangan anggaran untuk
masing-masing akun bila input melebihi anggaran.
6. Manager Cash Operation mereview hasil posting dan tanda
tangan pada dokumen hasil posting.
7. Pejabat berwenang mereview keakuratan SPB dan otorisasi.
8. SPB hanya bisa di-approve jika status SPB “0” (print).
9. Aplikasi secara otomatis meng-update status SPB pada saat
mencetak Nota Transfer Pembayaran dan Daftar Transfer
Pembayaran.
10. Nota Transfer Pembayaran dan Daftar Transfer Pembayaran tidak
bisa dicetak sebelum SPB di-approve.
11. Aplikasi menolak mencetak Nota dan Daftar Transfer
Pembayaran yang sama.
12. Pejabat berwenang mereview kelengkapan dan keakuratan Nota
dan Daftar Transfer pembayaran kemudian dibandingkan dengan
rekap Permintaan Pembayaran, serta otorisasi.
4.2.3 Aktivitas Pengendalian (Control Activities)
Aktivitas pengendalian yang akan dibahas adalah pengendalian yang
dilakukan terhadap proses penerimaan kas, dimulai sejak menerima bukti
transfer dan Rekening Koran hingga pencatatan memo jurnal. Serta aktivitas
pengendalian terhadap pengeluaran kas dimulai dari menerima dokumen
pertanggungan sampai dengan persetujuan untuk melakukan pembayaran.
1. Penelaahan kinerja (Performance appraisal)
Pengecekan independen dan pelaksanaan praktik yang sehat
Prosedur sistem penerimaan dan pengeluaran kas tidak akan berjalan
dengan baik apabila tidak diciptakan cara-cara untuk menjamin praktik yang
sehat dalam pelaksanaannya. Setiap harinya manajer mengawasi,
mengecek, mengotorisasi setiap transaksi penerimaan dan pengeluaran kas
beserta dokumen-dokumen yang keluar. Manajer juga mengawasi kinerja
karyawannya agar tetap sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
perusahaan.
Pengecekan dan pengawasan dilakukan pada setiap proses yang
terjadi dalam penerimaan dan pengeluaran kas. Officer yang melakukan
pekerjaannya selalu direview oleh personil yang lebih tinggi jabatanya
sebelum melanjutkan ke proses berikutnya. Pengecekan dan pengawasan
dimulai sejak awal proses dengan tujuan tetap terjaga keakuratan data
hingga akhir proses sehingga meminimalisir terjadinya kesalahan.
Pengecekan secara independen secara keseluruhan dilakukan oleh
internal audit. Internal audit yang dibentuk oleh perusahaan bertugas
melakukan evaluasi terhadap hasil CSA secara periodik. CSA adalah
Control Self Assessment (CSA) yang dilakukan setiap triwulan terhadap
pengendalian internal untuk mengukur tingkat kecukupannya serta
menghasilkan rekomendasi perbaikan baik terhadap rancangan maupun
pelaksanaan kegiatan didalam perusahaan.
2. Pengolahan informasi (Information processing)
Penerimaan Kas
Pengolahan informasi mengenai pencatatan dan pengawasan atas
transaksi penerimaan kas yang sudah berjalan adalah melalui suatu sistem
secara terpadu yaitu aplikasi SAP, melalui aplikasi ini seluruh penerimaan
kas yang berasal dari pembayaran jasa telekomunikasi dicatat dan diawasi
secara real time karena aplikasi ini sudah terintegrasi dengan jaringan
perbankan yang sudah melakukan kerjasama dengan PT. Telkom untuk
menampung pembayaran yang dilakukan pelanggan atas penggunaan jasa
telekomunikasi.
Secara teknis, pelaksanaan collecting penerimaan pembayaran
disamping langsung melalui loket bank yang sudah ada kerjasama dengan
PT. Telkom, juga dapat dilakukan melalui loket Plaza Telkom dan
selanjutnya harus disetorkan ke rekening perusahaan pada bank pemerintah
yang berfungsi sebagai penampung seluruh penerimaan, demikian juga
pembayaran yang diterima melalui loket Bank Operasional yang merupakan
collecting agent harus disetorkan secara langsung (daily transfer) ke
rekening perusahaan pada bank pemerintah yang berfungsi sebagai bank
penampung tersebut, jadi prinsipnya di Bank Operasional tidak ada saldo
yang mengendap.
Dalam pengolahan informasi terdapat pengendalian aplikasi yang
membantu untuk meyakinkan kelengkapan dan akurasi pengolahan
transaksi, otorisasi, dan validitas. Meskipun sistem yang digunakan oleh PT.
Telkom dalam mengolah informasi mengenai penerimaan kas sudah
berjalan dengan efektif dan efisien, namun masih ditemukan kelemahan
pada proses identifikasi atas pelanggan korporat yang melakukan
pembayaran.
Kondisi :
Proses identifikasi pelanggan dilakukan oleh bagian treasury dan
bagian keuangan ketika di Rekening Koran tidak tertera nama pelanggan
yang sudah melakukan transfer. Ketidakjelasan identitas mengakibatkan
uang yang sudah masuk statusnya menjadi uang titipan meskipun secara
cash sudah masuk di rekening perusahaan, dan berdampak pada akun
piutang usaha belum bisa di clear pada saat itu. Apabila transaksi
penerimaan terjadi mendekati akhir bulan maka akan menyebabkan pos
piutang pada buku besar masih terbuka hingga kegiatan tutup buku akhir
bulan.
Pos piutang usaha yang masih terbuka secara administrasi
sebenarnya akan menimbulkan dua hal :
a. Mempengaruhi pencapaian kinerja unit kerja keuangan dalam
hal pengawasan dan pengendalian piutang usaha.
b. Akan menjadi sampling objek audit dan ini sangat riskan
menjadi temuan catatan opini auditor.
Pengeluaran Kas
Pengolahan informasi terutama mekanisme pencatatan dan
pengeluaran kas juga sudah didukung oleh penggunaan aplikasi SAP.
Berawal ketika perusahaan menerima tagihan dari vendor atas pekerjaan
pemeliharaan jaringan yang telah selesai dikerjakan. Surat tagihan disertai
dokumen pendukung yakni Berita Acara mengenai pekerjaan yang telah
dilakukan dan Faktur Pajak. Perusahaan, khususnya bagian verifikasi
kemudian memverifikasi kelengkapan data lalu diserahkan ke bagian
Financial Service untuk mencetak Surat Perintah Bayar (SPB). Bagian
Cash&Bank melakukan pembayaran berdasarkan SPB dan menyerahkan
bukti transfer kepada vendor.
3. Pengendalian fisik (Physical controls)
a) Dokumen dan catatan yang memadai
Pengendalian internal yang baik atas dokumen dan catatan dapat
memberikan jaminan bahwa setiap transaksi sudah dijalankan dengan baik
sesuai prosedur. Kelengkapan dokumen akan menghasilkan informasi yang
teliti dan dapat dipercaya bahwa telah ada transaksi dengan bukti yang
memadai. Dokumen yang memadai adalah dokumen yang di otorisasi baik
dengan tanda tangan ataupun stempel oleh pejabat yang berwenang.
Penerimaan Kas
Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa Invoice akan berlaku
sebagai tanda terima pembayaran ketika transfer pelunasan oleh pelanggan
sudah diterima oleh perusahaan. Invoice tersebut berisi berisi nomor
tagihan, nama pelanggan disertai alamat dan nomor NPWP, tanggal
pengukuhan, tanggal invoice, tanggal jatuh tempo pembayaran, periode
penggunaan jasa telekomunikasi yang ditagih, jumlah total tagihan, dan
Tanda Bea Materai Lunas dengan sistem komputerisasi. Lembar invoice
juga disertai beberapa dokumen pendukung yaitu berkas Berita Acara yang
berisi detil penggunaan koneksi yang digunakan oleh pelanggan selama
periode yang ditagihkan, yang dibuat sebagai dasar penerbitan invoice dan
pelunasan tagihan.
Pada saat pelanggan sudah melakukan pembayaran ke Bank
Operasional, maka Bank Operasional langsung mentransfer ke Bank
Perusahaan. Bank Operasional menyerahkan bukti transfer dan Rekening
Koran kepada perusahaan, untuk kemudian dibuatkan memo jurnal dalam
SAP perusahaan berdasarkan dokumen tersebut.
Pengeluaran Kas
Pengeluaran kas untuk biaya operasi dan pemeliharaan jaringan
terdiri dari beberapa dokumen yang terkait, diantaranya :
1. Surat Kontrak. Surat persetujuan pengerjaan pemeliharaan
antara PT. Telkom dengan vendor.
2. Surat tagihan. Surat tagihan dari vendor untuk PT. Telkom.
3. Kuitansi/tanda terima uang. Kuitansi pembayaran dari PT.
Telkom kepada vendor.
4. Faktur pajak
5. Berita Acara uji terima barang untuk pekerjaan pemeliharaan
6. Lembar Justifikasi kegiatan (alasan mengapa kegiatan
dilakukan)
Dokumen-dokumen pendukung diatas akas diperiksa
kelengkapannya oleh bagian verifikasi kemudian diserahkan ke bagian
Financial Service. Di bagian Financial Service terjadi pengolahan data yang
menghasilkan Surat Perintah Bayar (SPB), setelah SPB diotorisasi oleh
pejabat berwenang maka akan dibuatkan dokumen Nota Transfer
Pembayaran dan Daftar Transfer Pembayaran.
Kondisi :
Dokumen pendukung yang diterima oleh perusahaan terkadang
masih kurang lengkap, sehingga pembayaran tidak bisa diproses hingga
dokumen dilengkapi.
b) Otorisasi atas transaksi
Penerimaan Kas
Otorisasi atas dokumen terkait peneriman kas, diantaranya :
1. Invoice permintaan pembayaran kepada pelanggan, ditanda
tangani oleh Manager Payment & Collection.
2. Bukti transfer dari Bank Operasional dan Rekening Koran
diotorisasi oleh Operational Manager (OM) Financial Service.
3. Memo jurnal yang dibuat oleh Officer Financial Service
direview dan ditandatangani oleh OM Financial Service.
4. Dokumen hasil posting diotorisasi oleh Manager Cash
Operation.
Pengeluaran Kas
Pengeluaran kas untuk biaya operasi dan pemeliharaan jaringan
terdiri dari banyak dokumen yang terkait disertai otorisasi oleh bagian yang
memiliki wewenang, diantaranya :
1. Lembar Justifikasi kebutuhan barang dan atau jasa yang
dibutuhkan untuk pemeliharaan jaringan, yang berisi unit kerja,
nama kegiatan, dan total nilai yang dibutuhkan. Lembar
justifikasi dibuat oleh Officer-3 Administrasi, diperiksa oleh
petugas Support Service, dan disertai lembar persetujuan.
2. Lembar form kebutuhan barang atau jasa dan rinciannya, yang
berisi nama barang dan jasa, jumlah yang diperlukan, serta total
harga. Form ini dibuat oleh petugas Network dan disetujui oleh
Manajer Area, kemudian diproses oleh Officer-1 Network &
Accounting.
3. Nota, yang ditujukan kepada pihak ketiga yang diberi tugas
untuk melaksanakan pekerjaan pemeliharaan.
4. Berita Acara, Surat permohonan pembayaran, Faktur pajak atas
selesainya pekerjaan oleh vendor. Tagihan ditujukan kepada PT.
Telkom.
5. Lembar verifkasi pajak. Sebagai verifikator adalah Officer-2
Financial Service dan Manajer Finanial Service sebagai
reviewer.
6. Surat Perintah Bayar (SPB) dari PT. Telkom kepada vendor.
Dokumen penagihan disahkan oleh Officer-1 Financial Service
dan disetujui oleh Manajer Financial Service.
4. Pemisahan fungsi
Pemisahan fungsi menjelaskan bahwa tidak ada karyawan yang
melakukan pekerjaan ganda, antara bagian transaksi dan pencatatan
dipisahkan, begitu juga dengan yang lainnya. Pemisahan fungsi dilakukan
agar setiap bagian pekerjaan dapat berjalan dengan efektif, dan efisien
sehingga tujuan perusahaan tercapai.
Terdapat pemisahan fungsi antara fungsi penerimaan pembayaran
dari jasa telekomunikasi dengan fungsi pengeluaran kas untuk beban
operasional dan pemeliharaan sarana telekomunikasi (BODP).
Secara umum, pemisahan fungsi dapat dijelaskan seperti berikut :
Kegiatan pengeluaran kas ini dilakukan oleh satuan Unit Fungsional
Logistik (Bagian Pengadaan Barang) dan Unit Keuangan yang terdiri dari
bagian verifikasi, financial service, kas&bank, dan akuntansi. Masing-
masing bertugas menerima, memeriksa, dan memverifikasi kelengkapan
dokumen pendukung dan mencetak SPB. Setelah direview keakuratan SPB,
bagian keuangan (kas&bank) melakukan transfer pembayaran kepada
vendor disertai Nota dan Daftar Transfer Pembayaran. Bagian Akuntansi
melakukan posting jurnal dan member cap “PAID” pada berkas yang sudah
dibayar.
Dapat dilihat bahwa sudah terdapat pemisahan fungsi dengan baik
antara Unit Fungsional Logistik dengan Unit Keuangan. Sedangkan untuk
penerimaan kas dari jasa telekomunikasi, fungsi penagihan dan pencatatan
sudah dilakukan secara terpisah. Fungsi Billing Management mengelola
tagihan ke pelanggan maupun dari vendor, dan Fungsi Cash&Bank
memeriksa rekening perusahaan apakah pelanggan sudah melakukan
pembayaran, kemudian membuat memo jurnal dan menginput data, dan
terakhir melakukan rekonsiliasi saldo bank.
Penerimaan Kas
Fungsi secara personil yang terkait penerimaan kas adalah fungsi
Cash&Bank dan Financial Service.
1. Officer Cash&Bank/ Officer Financial Service
 Menerima Rekening Koran dan bukti transfer dari Bank
Operasional.
 Memverifikasi transaksi atas transfer bank dari Bank
Operasional ke Korporat untuk dibandingkan dengan rekening
Koran.
 Melakukan klarifikasi transaksi transfer harian yang belum
dilakukan oleh Bank Operasional.
 Membuat memo jurnal berdasarkan dokumen pendukung yang
diterima.
2. Officer Cash&Bank/ Officer-1 Financial Service
 Menginput data atas transfer Bank Operasional ke Korporat.
 Mencantumkan nomor dokumen pada memo jurnal atau
dokumen pendukung.
3. Asman Cash&Bank/ Officer-2 Financial Service/ Pejabat berwenang
 Mereview hasil input
 Melakukan posting dokumen data atas transfer Bank
Operasional ke Korporat kedalam SAP.
Pengeluaran Kas
Fungsi-fungsi yang terkait dalam aktivitas pengeluaran kas terdiri dari fungsi
Verification, Verification&Tax, Financial Service, Cash&Bank, dan fungsi
Akuntansi.
1. Verification
 Menerima dokumen pendukung
 Memvalidasi keabsahan dokumen pendukung
 Membuat dan memverifikasi Checklist Pemeriksaan Dokumen
2. Verification&Tax
 Mengirimkan dokumen yang telah diverifikasi beserta checklist
ke Financial Service
 Mencatat pengiriman dokumen dalam log book
3. Financial Service
 Menerima dokumen yang telah diverifikasi
 Input dokumen kedalam SAP
 Melakukan review hasil input dan melakukan posting ke SAP
 Memproses dan mencetak SPB untuk ditandatangani oleh pejabat
berwenang
4. Cash & Bank
 Membuat dan mencetak perintah pembayaran berupa Nota dan
Daftar Transfer Pembayaran
 Mengirimkan Nota dan Daftar Transfer Pembayaran ke Bank
5. Akuntansi
 Posting jurnal pembayaran (mengupdate status SPB)
 Member cap “PAID” dan “Tanggal Bayar” pada Nota dan Daftar
Transfer Pembayaran
Pemisahan fungsi antara aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas
dilakukan untuk menghindari dan meminimalisir terjadinya kecurangan.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diatas, pemisahan tugas pada
PT Telkom sudah berjalan dengan baik. Pembagian tugas pada perusahaan
sangat mendukung kinerja atas perusahaan karena sudah dengan jelas
tertulis dalam struktur organisasi perusahaan. Setiap fungsi sudah
melakukan tugasnya sesua dengan jobdesk masing-masing sehingga
mendukung tercapainya tujuan perusahaan.
4.2.4 Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)
Informasi mengenai seluruh aktivitas penerimaan dan pengeluaran
kas sudah terkomputerisasi dan mengacu pada ketentuan SAP terkait untuk
bagian finansial. Mekanisme pencatatan atas transaksi penerimaan kas yang
sudah berjalan adalah melalui sistem aplikasi SAP tersebut, melalui aplikasi
ini seluruh penerimaan kas yang berasal dari pembayaran jasa
telekomunikasi dicatat dan diawasi karena aplikasi ini sudah terintegrasi
secara terpadu.
Penggunaan sistem informasi pada PT. Telkom memberikan
keunggulan penggunaan yang powerfull, cepat, akurat, transparan, dan less
manually. Namun demikian, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya
berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di PT. Telkom ditemukan
bahwa masih sering terjadi ketika perusahaan mencetak Rekening Koran
untuk melihat pembayaran yang sudah dilakukan oleh pelanggan, tidak
tertera nama perusahan melainkan hanya nomor rekening. Terutama jika
pembayaran yang dilakukan mendekati akhir bulan, mengakibakan akun
Piutang Usaha belum bisa di clear pada saat itu walaupun uang secara cash
sudah masuk ke rekening PT. Telkom tetapi statusnya adalah uang titipan
dan belum diakui pendapatan.
Penelusuran atas pembayaran yang diterima dari pelanggan
dilakukan secara harian, namun apabila transaksi penerimaan terjadi
mendekati akhir bulan dan identifikasi masih belum jelas, maka akan
mengakibatkan pos piutang pada buku besar masih terbuka pada tutup buku
akhir bulan.
4.2.5 Pemantauan (Monitoring)
Penerimaan Kas
Seluruh penerimaan kas yang berasal dari pembayaran jasa
telekomunikasi diawasi secara real time melalui sistem. Kegiatan
monitoring untuk aktivitas penerimaan kas secara otomatis melalui
database pelanggan yang dimiliki perusahaan. PT. Telkom memiliki
database pelanggan retail dan wholesale, pelanggan retail adalah pelanggan
yang menggunakan telepon tetap, pelanggan wholesale adalah perusahaan
yang menyewa jaringan untuk kepentingan usahanya, contohnya untuk
menghubungkan perusahaan pusat dengan cabang didaerah tertentu. Untuk
pelanggan retail, setiap tanggal 20 sistem akan menunjukkan pelanggan
yang sudah dan belum membayar tagihan, apabila ada pelanggan yang
belum membayar tagihannya maka akan diblokir. Sedangkan untuk
pelanggan wholesale, PT. Telkom tidak bisa dengan mudah memutuskan
sambungan jaringan karena akan menimbulkan masalah baru. Maka dari itu,
pendekatan yang dilakukan diantaranya negosiasi mengenai masalah
penyebab keterlambatan bayar.
Pengeluaran Kas
Pengeluaran kas yang bersifat pembayaran kepada pihak ketiga
yaitu untuk biaya operasional pemeliharaan jaringan, dari sejak dokumen
tagihan ditujukan ke Telkom, maka perusahaan mempunyai waktu 14 hari
untuk membayar, semua ketentuan sudah ada di SAP. Adapun pengeluaran
kas yang bersifat internal contohnya penggantian imprest fund, perusahaan
mempunyai peraturan tersendiri yakni waktu 4 hari, semua ketentuan ada di
SLA (Service Level Agreement).
Dokumen-dokumen yang terkait pengeluaran kas diotorisasi oleh
personil yang berwenang, oleh karena banyaknya dokumen yang harus
diotorisasi dapat mengakibatkan personil kelelahan dan kurang cermat
dalam menanggapi dokumen-dokumen tersebut sehingga perlu dilakukan
pengecekan lagi oleh pihak yang independen atas kinerja setiap personil.
Perusahaan menerapkan pengendalian dalam hal ini dengan cara
menempatkan personil yang kompeten dan memiliki integritas yang tinggi
terhadap pekerjaannya sejak awal. Setiap triwulan auditor internal juga
melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pengendalian internal
perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat diperoleh kesimpulan
bahwa kegiatan pemantauan terhadap aktivitas penerimaan dan pengeluaran
kas sudah dilakukan dengan baik oleh perusahaan, dan sudah berjalan
dengan efektif dan efisien sesuai dengan prosedur yang diterapkan oleh
perusahaan guna mendukung pencapaian tujuan dan target perusahaan.
4.3 Pembahasan
Sistem pengendalian pada penerimaan dan pengeluaran kas pada PT
Telkom Tbk sudah melalui bank sehingga pengendalian terhadap kas sudah
berjalan dengan baik. Namun demikian, disamping pengendalian terhadap
kas juga terdapat pengendalian pada personil yang berkaitan dengan aktivitas
penerimaan dan pengeluaran kas. Terutama pada proses pengeluaran kas,
diperlukan dokumen-dokumen sebagai bukti sebelum melakukan
pengeluaran. Kegiatan otorisasi atas dokumen termasuk kegiatan yang sulit
dengan begitu banyaknya dokumen yang keluar setiap hari yang
membutuhkan perhatian serta otorisasi oleh personil yang diberikan
wewenang oleh perusahaan. Dikatakan sulit karena memeriksa setiap lembar
dokumen adalah kegiatan yang menjemukan, personil dapat dengan mudah
memberikan tandatangannya karena terlalu lelah untuk mengecek setiap
lembar dokumen yang diberikan. Dengan demikian, perusahaan menerapkan
pengendalian dengan cara menempatkan personil yang kompeten, jujur, serta
memiliki integritas yang tinggi terhadap pekerjaannya. Perusahaan juga
melakukan pengecekan independen pada setiap aktivitas yang dilakukan dan
pemantauan oleh auditor internal sebagai dasar evaluasi terhadap
pengendalian internal perusahaan.
Secara keseluruhan, evaluasi yang dilakukan terhadap pengendalian
internal yang diterapkan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia telah
menunjukkan kualitas yang baik. Pengendalian internal yang diterapkan oleh
perusahaan sudah sesuai berdasarkan COSO Internal Control Framework
mengenai lima komponen pengendalian secara teori dan praktek. Kelemahan
yang terdapat dalam aktivitas pengeluaran kas seperti dokumen dari vendor
yang kurang lengkap tidak terlalu berpengaruh signifikan terhadap
pelaksanaan proses pengeluaran kas secara keseluruhan, namun apabila
kejadian ini terjadi terus menerus maka akan menghambat pelaksanaan
pekerjaan dan menjadi tidak efektif dan efisien. Perusahaan terus
menegaskan akan pentingnya kelengkapan dokumen pada setiap proses
pengeluaran kas, sejauh ini kelemahan tersebut dapat diatasi dengan
pengendalian oleh sistem yang tidak akan berjalan apabila data yang diinput
tidak lengkap dan pengendalian manual yang dilakukan oleh personil dalam
mereview setiap proses.
Permasalahan pada sistem penerimaan kas masih sering terjadi dan
mempengaruhi kinerja bagian treasury dan keuangan perusahaan. Proses
identifikasi pelanggan yang tidak mencantumkan nama ketika melakukan
pembayaran mengurangi efektifitas dan efisiensi pada bagian treasury dan
keuangan. Terutama pelanggan yang melakukan pembayaran mendekati
akhir bulan, maka akan mengakibatkan akun piutang belum bisa di clear dan
status kas yang masuk ke perusahaan adalah uang titipan.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. PT Telekomunikasi Indonesiamerupakan Badan Usaha Milik Negara dan
penyedia layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia.
TELKOM menyediakan layanan InfoComm, telepon kabel tidak bergerak
(fixed wireline) dan telepon nirkabel tidak bergerak (fixed wireless),
layangan telepon seluler, data dan internet, serta jaringan dan interkoneksi,
baik secara langsung maupun melalui anak perusahaan.
2. Struktur Organisasi PT. Telkom terdiri dari komisaris utama, komisaris,
direktur utama, direktur, general manage, dan beberapa manajer yang
membawahi beberapa staf masing-masing.
3. Sistem perencanaan PT. TELKOM dalam menyusun perencanaan
Perusahaan, memiliki tujuan: agar perencanaan Perusahaan dapat dilakukan
secara sistematis, lebih mudah, cepat , teratur, terintegrasi , sesuai visi dan
misi Perusahaan, serta dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan yang
telah direncanakan sebelumnya; memudahkan dalam melakukan evaluasi
dan pengendalian pada saat pelaksanaannya. Model perencanaan
Perusahaan terdiri dari 3 (tiga) tahapan: pertama, penyelarasan harapan
pemangku kepentingan, kedua, perumusan strategi Perusahaan dan ketiga,
pengembangan perencanaan bisnis.
4. Strategi Pengembangan Usaha PT. Telkom dengan melakukan :
Representasi dan refleksi dari rencana strategis perusahaan, Analisa dari
kualifikasi tugas yang akan diemban oleh tenaga kerja, Analisa kesediaan
tenaga kerja, Melakukan tindakan inisiatif, dan Evaluasi dan modifikasi
tindakan
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.telkom.co.id/hubungi-kami/pt-telekomunikasi-indonesia-
tbk/investor-relations/laporan-tahunan/tata-kelola-perusahaan/unit-internal-
audit
2. https://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2015_1_1080_Bab2.pdf
3. https://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2015_1_1079_Bab2.pdf
4. http://repository.ekuitas.ac.id/bitstream/handle/123456789/85/BAB%205.pdf?
sequence=10&isAllowed=y
5. http://www.telkom.co.id/UHI/CDInteraktif2013/ID/0080_sistem.html
http://www.telkom.co.id/UHI/UHI2011/ID/0805_penilaian.html

More Related Content

What's hot

Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban
Informasi Akuntansi PertanggungjawabanInformasi Akuntansi Pertanggungjawaban
Informasi Akuntansi PertanggungjawabanZombie Black
 
laporan kuliah kerja lapangan Sejarah berdirinya program di bali tv
laporan kuliah kerja lapangan Sejarah berdirinya program di bali tvlaporan kuliah kerja lapangan Sejarah berdirinya program di bali tv
laporan kuliah kerja lapangan Sejarah berdirinya program di bali tvHumam Ibadurrahman
 
Desain dan struktur organisasi
Desain dan struktur organisasiDesain dan struktur organisasi
Desain dan struktur organisasiMutiara Shanti DS
 
Dasar-dasar struktur organisasi
Dasar-dasar struktur organisasiDasar-dasar struktur organisasi
Dasar-dasar struktur organisasiTika Nafisah
 
Pengertian pemimpin & kepemimpinan copy
Pengertian pemimpin & kepemimpinan   copyPengertian pemimpin & kepemimpinan   copy
Pengertian pemimpin & kepemimpinan copyAGUS EKA
 
5 sumber daya komputasi dan komunikasi
5 sumber daya komputasi dan komunikasi5 sumber daya komputasi dan komunikasi
5 sumber daya komputasi dan komunikasiJudianto Nugroho
 
Kepemimpinan Lintas Budaya
Kepemimpinan Lintas BudayaKepemimpinan Lintas Budaya
Kepemimpinan Lintas Budayashello ren
 
Desain dan Struktur Organisasi
Desain dan Struktur OrganisasiDesain dan Struktur Organisasi
Desain dan Struktur OrganisasiSatya Pranata
 
4 pengguna dan pengembang sistem
4 pengguna dan pengembang sistem4 pengguna dan pengembang sistem
4 pengguna dan pengembang sistemJudianto Nugroho
 
Sim, ria andriani,implementasi sistem informasi pada pt telkom indonesia,umb,...
Sim, ria andriani,implementasi sistem informasi pada pt telkom indonesia,umb,...Sim, ria andriani,implementasi sistem informasi pada pt telkom indonesia,umb,...
Sim, ria andriani,implementasi sistem informasi pada pt telkom indonesia,umb,...Ria Andriani
 
Peningkatan daya saing daerah melalui region branding
Peningkatan daya saing daerah melalui region brandingPeningkatan daya saing daerah melalui region branding
Peningkatan daya saing daerah melalui region brandingSugeng Budiharsono
 
Desain organisasi henry mintzberg
Desain organisasi henry mintzbergDesain organisasi henry mintzberg
Desain organisasi henry mintzbergnurul khaiva
 
Contoh Desain Presentasi CV
Contoh Desain Presentasi CVContoh Desain Presentasi CV
Contoh Desain Presentasi CVHafiz Alifiarga
 
Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT
Analisis Strategi Perusahaan pada BOLTAnalisis Strategi Perusahaan pada BOLT
Analisis Strategi Perusahaan pada BOLTTIUPH2013
 

What's hot (20)

Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban
Informasi Akuntansi PertanggungjawabanInformasi Akuntansi Pertanggungjawaban
Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban
 
laporan kuliah kerja lapangan Sejarah berdirinya program di bali tv
laporan kuliah kerja lapangan Sejarah berdirinya program di bali tvlaporan kuliah kerja lapangan Sejarah berdirinya program di bali tv
laporan kuliah kerja lapangan Sejarah berdirinya program di bali tv
 
Desain dan struktur organisasi
Desain dan struktur organisasiDesain dan struktur organisasi
Desain dan struktur organisasi
 
Dasar-dasar struktur organisasi
Dasar-dasar struktur organisasiDasar-dasar struktur organisasi
Dasar-dasar struktur organisasi
 
Pengertian pemimpin & kepemimpinan copy
Pengertian pemimpin & kepemimpinan   copyPengertian pemimpin & kepemimpinan   copy
Pengertian pemimpin & kepemimpinan copy
 
Struktur Organisasi
Struktur OrganisasiStruktur Organisasi
Struktur Organisasi
 
5 sumber daya komputasi dan komunikasi
5 sumber daya komputasi dan komunikasi5 sumber daya komputasi dan komunikasi
5 sumber daya komputasi dan komunikasi
 
E business dan e-commerce
E business dan e-commerceE business dan e-commerce
E business dan e-commerce
 
Kepemimpinan Lintas Budaya
Kepemimpinan Lintas BudayaKepemimpinan Lintas Budaya
Kepemimpinan Lintas Budaya
 
Desain dan Struktur Organisasi
Desain dan Struktur OrganisasiDesain dan Struktur Organisasi
Desain dan Struktur Organisasi
 
4 pengguna dan pengembang sistem
4 pengguna dan pengembang sistem4 pengguna dan pengembang sistem
4 pengguna dan pengembang sistem
 
Sim, ria andriani,implementasi sistem informasi pada pt telkom indonesia,umb,...
Sim, ria andriani,implementasi sistem informasi pada pt telkom indonesia,umb,...Sim, ria andriani,implementasi sistem informasi pada pt telkom indonesia,umb,...
Sim, ria andriani,implementasi sistem informasi pada pt telkom indonesia,umb,...
 
Keuangan Wirausaha 1#3
Keuangan Wirausaha 1#3Keuangan Wirausaha 1#3
Keuangan Wirausaha 1#3
 
Analisis swot
Analisis swotAnalisis swot
Analisis swot
 
Peningkatan daya saing daerah melalui region branding
Peningkatan daya saing daerah melalui region brandingPeningkatan daya saing daerah melalui region branding
Peningkatan daya saing daerah melalui region branding
 
SIM Intelijen
SIM IntelijenSIM Intelijen
SIM Intelijen
 
Desain organisasi henry mintzberg
Desain organisasi henry mintzbergDesain organisasi henry mintzberg
Desain organisasi henry mintzberg
 
Contoh Desain Presentasi CV
Contoh Desain Presentasi CVContoh Desain Presentasi CV
Contoh Desain Presentasi CV
 
Inovasi pendidikan di Indonesia
Inovasi pendidikan di IndonesiaInovasi pendidikan di Indonesia
Inovasi pendidikan di Indonesia
 
Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT
Analisis Strategi Perusahaan pada BOLTAnalisis Strategi Perusahaan pada BOLT
Analisis Strategi Perusahaan pada BOLT
 

Similar to SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PT TELKOM

SI & PI 14, Achmad Lukman Harun, Hapzi Ali, . Sistem Pengendalian Internal PT...
SI & PI 14, Achmad Lukman Harun, Hapzi Ali, . Sistem Pengendalian Internal PT...SI & PI 14, Achmad Lukman Harun, Hapzi Ali, . Sistem Pengendalian Internal PT...
SI & PI 14, Achmad Lukman Harun, Hapzi Ali, . Sistem Pengendalian Internal PT...Achmad Lukman Harun
 
7 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem informasi kesehatan di puskesm...
7 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem informasi kesehatan di puskesm...7 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem informasi kesehatan di puskesm...
7 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem informasi kesehatan di puskesm...JEMMY ESROM SERANG
 
Sistem pengendalian internal pada pt. ultrajaya milk industry tbk
Sistem pengendalian internal pada pt. ultrajaya milk industry tbkSistem pengendalian internal pada pt. ultrajaya milk industry tbk
Sistem pengendalian internal pada pt. ultrajaya milk industry tbkRiskayuliana8
 
Implementasi Sistem Informasi Akuntansi di Siloam Hospitals Kebon Jeruk
Implementasi Sistem Informasi Akuntansi di Siloam Hospitals Kebon JerukImplementasi Sistem Informasi Akuntansi di Siloam Hospitals Kebon Jeruk
Implementasi Sistem Informasi Akuntansi di Siloam Hospitals Kebon JerukAndreasTanjaya_43218120078
 
BAB I KTI.docx
BAB I KTI.docxBAB I KTI.docx
BAB I KTI.docxRADICOM1
 
SI & PI 6, Achmad Lukman Harun, Hapzi Ali, Sistem Informasi Kesehatan di Pusk...
SI & PI 6, Achmad Lukman Harun, Hapzi Ali, Sistem Informasi Kesehatan di Pusk...SI & PI 6, Achmad Lukman Harun, Hapzi Ali, Sistem Informasi Kesehatan di Pusk...
SI & PI 6, Achmad Lukman Harun, Hapzi Ali, Sistem Informasi Kesehatan di Pusk...Achmad Lukman Harun
 
Kak pengadaan sim-rs
Kak pengadaan sim-rsKak pengadaan sim-rs
Kak pengadaan sim-rsIvanRiansyah3
 
Proposal pelayanan pelanggan pln rayon pandeglang
Proposal pelayanan pelanggan pln rayon pandeglangProposal pelayanan pelanggan pln rayon pandeglang
Proposal pelayanan pelanggan pln rayon pandeglangIKHSAN MAHRURI
 
Si pi, margaretha, hapzi ali, analisis sistem informasi akuntansi atas peneri...
Si pi, margaretha, hapzi ali, analisis sistem informasi akuntansi atas peneri...Si pi, margaretha, hapzi ali, analisis sistem informasi akuntansi atas peneri...
Si pi, margaretha, hapzi ali, analisis sistem informasi akuntansi atas peneri...Universitas Mercu Buana
 
Si pi, pasha pintokitta madogucci, hapzi ali, konsep dasar pengendalian inter...
Si pi, pasha pintokitta madogucci, hapzi ali, konsep dasar pengendalian inter...Si pi, pasha pintokitta madogucci, hapzi ali, konsep dasar pengendalian inter...
Si pi, pasha pintokitta madogucci, hapzi ali, konsep dasar pengendalian inter...Pasha Madogucci
 
329065340-Makalah-Sistem-Informasi-Manajemen-Rumah-Sakit.docx
329065340-Makalah-Sistem-Informasi-Manajemen-Rumah-Sakit.docx329065340-Makalah-Sistem-Informasi-Manajemen-Rumah-Sakit.docx
329065340-Makalah-Sistem-Informasi-Manajemen-Rumah-Sakit.docxRefliSugiyanto
 
Aulia mahardi,hapzi ali, tugas 1 system informasi manajemen, UT Balikpapan, 2017
Aulia mahardi,hapzi ali, tugas 1 system informasi manajemen, UT Balikpapan, 2017Aulia mahardi,hapzi ali, tugas 1 system informasi manajemen, UT Balikpapan, 2017
Aulia mahardi,hapzi ali, tugas 1 system informasi manajemen, UT Balikpapan, 2017Aulia Mahardi
 
257 ratna dwi anjani - implementasi sim
257   ratna dwi anjani - implementasi sim257   ratna dwi anjani - implementasi sim
257 ratna dwi anjani - implementasi simratnadwi anjani
 
Tugas ii sistem informasi manajemen
Tugas ii sistem informasi manajemenTugas ii sistem informasi manajemen
Tugas ii sistem informasi manajemenDonny_suryo
 
SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal Pada PT Blue Bi...
SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal Pada PT Blue Bi...SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal Pada PT Blue Bi...
SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal Pada PT Blue Bi...Siti Maesaroh
 
SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal Pada PT Blue Bi...
SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal Pada PT Blue Bi...SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal Pada PT Blue Bi...
SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal Pada PT Blue Bi...Siti Maesaroh
 
15 SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal Pada PT Blue...
15 SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal Pada PT Blue...15 SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal Pada PT Blue...
15 SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal Pada PT Blue...Siti Maesaroh
 
314601352 hasil-pembahasan-studi-kasus-telemedicine
314601352 hasil-pembahasan-studi-kasus-telemedicine314601352 hasil-pembahasan-studi-kasus-telemedicine
314601352 hasil-pembahasan-studi-kasus-telemedicineratih pratiwi
 
43117010270 refina gitaanjani_tugas2
43117010270 refina gitaanjani_tugas243117010270 refina gitaanjani_tugas2
43117010270 refina gitaanjani_tugas2refinagitaa
 
SIM, Fitri Febriani, Hapzi Ali, (UTS) Implementasi Sistem Informasi, Universi...
SIM, Fitri Febriani, Hapzi Ali, (UTS) Implementasi Sistem Informasi, Universi...SIM, Fitri Febriani, Hapzi Ali, (UTS) Implementasi Sistem Informasi, Universi...
SIM, Fitri Febriani, Hapzi Ali, (UTS) Implementasi Sistem Informasi, Universi...Fitri Febriani
 

Similar to SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PT TELKOM (20)

SI & PI 14, Achmad Lukman Harun, Hapzi Ali, . Sistem Pengendalian Internal PT...
SI & PI 14, Achmad Lukman Harun, Hapzi Ali, . Sistem Pengendalian Internal PT...SI & PI 14, Achmad Lukman Harun, Hapzi Ali, . Sistem Pengendalian Internal PT...
SI & PI 14, Achmad Lukman Harun, Hapzi Ali, . Sistem Pengendalian Internal PT...
 
7 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem informasi kesehatan di puskesm...
7 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem informasi kesehatan di puskesm...7 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem informasi kesehatan di puskesm...
7 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem informasi kesehatan di puskesm...
 
Sistem pengendalian internal pada pt. ultrajaya milk industry tbk
Sistem pengendalian internal pada pt. ultrajaya milk industry tbkSistem pengendalian internal pada pt. ultrajaya milk industry tbk
Sistem pengendalian internal pada pt. ultrajaya milk industry tbk
 
Implementasi Sistem Informasi Akuntansi di Siloam Hospitals Kebon Jeruk
Implementasi Sistem Informasi Akuntansi di Siloam Hospitals Kebon JerukImplementasi Sistem Informasi Akuntansi di Siloam Hospitals Kebon Jeruk
Implementasi Sistem Informasi Akuntansi di Siloam Hospitals Kebon Jeruk
 
BAB I KTI.docx
BAB I KTI.docxBAB I KTI.docx
BAB I KTI.docx
 
SI & PI 6, Achmad Lukman Harun, Hapzi Ali, Sistem Informasi Kesehatan di Pusk...
SI & PI 6, Achmad Lukman Harun, Hapzi Ali, Sistem Informasi Kesehatan di Pusk...SI & PI 6, Achmad Lukman Harun, Hapzi Ali, Sistem Informasi Kesehatan di Pusk...
SI & PI 6, Achmad Lukman Harun, Hapzi Ali, Sistem Informasi Kesehatan di Pusk...
 
Kak pengadaan sim-rs
Kak pengadaan sim-rsKak pengadaan sim-rs
Kak pengadaan sim-rs
 
Proposal pelayanan pelanggan pln rayon pandeglang
Proposal pelayanan pelanggan pln rayon pandeglangProposal pelayanan pelanggan pln rayon pandeglang
Proposal pelayanan pelanggan pln rayon pandeglang
 
Si pi, margaretha, hapzi ali, analisis sistem informasi akuntansi atas peneri...
Si pi, margaretha, hapzi ali, analisis sistem informasi akuntansi atas peneri...Si pi, margaretha, hapzi ali, analisis sistem informasi akuntansi atas peneri...
Si pi, margaretha, hapzi ali, analisis sistem informasi akuntansi atas peneri...
 
Si pi, pasha pintokitta madogucci, hapzi ali, konsep dasar pengendalian inter...
Si pi, pasha pintokitta madogucci, hapzi ali, konsep dasar pengendalian inter...Si pi, pasha pintokitta madogucci, hapzi ali, konsep dasar pengendalian inter...
Si pi, pasha pintokitta madogucci, hapzi ali, konsep dasar pengendalian inter...
 
329065340-Makalah-Sistem-Informasi-Manajemen-Rumah-Sakit.docx
329065340-Makalah-Sistem-Informasi-Manajemen-Rumah-Sakit.docx329065340-Makalah-Sistem-Informasi-Manajemen-Rumah-Sakit.docx
329065340-Makalah-Sistem-Informasi-Manajemen-Rumah-Sakit.docx
 
Aulia mahardi,hapzi ali, tugas 1 system informasi manajemen, UT Balikpapan, 2017
Aulia mahardi,hapzi ali, tugas 1 system informasi manajemen, UT Balikpapan, 2017Aulia mahardi,hapzi ali, tugas 1 system informasi manajemen, UT Balikpapan, 2017
Aulia mahardi,hapzi ali, tugas 1 system informasi manajemen, UT Balikpapan, 2017
 
257 ratna dwi anjani - implementasi sim
257   ratna dwi anjani - implementasi sim257   ratna dwi anjani - implementasi sim
257 ratna dwi anjani - implementasi sim
 
Tugas ii sistem informasi manajemen
Tugas ii sistem informasi manajemenTugas ii sistem informasi manajemen
Tugas ii sistem informasi manajemen
 
SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal Pada PT Blue Bi...
SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal Pada PT Blue Bi...SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal Pada PT Blue Bi...
SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal Pada PT Blue Bi...
 
SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal Pada PT Blue Bi...
SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal Pada PT Blue Bi...SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal Pada PT Blue Bi...
SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal Pada PT Blue Bi...
 
15 SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal Pada PT Blue...
15 SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal Pada PT Blue...15 SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal Pada PT Blue...
15 SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal Pada PT Blue...
 
314601352 hasil-pembahasan-studi-kasus-telemedicine
314601352 hasil-pembahasan-studi-kasus-telemedicine314601352 hasil-pembahasan-studi-kasus-telemedicine
314601352 hasil-pembahasan-studi-kasus-telemedicine
 
43117010270 refina gitaanjani_tugas2
43117010270 refina gitaanjani_tugas243117010270 refina gitaanjani_tugas2
43117010270 refina gitaanjani_tugas2
 
SIM, Fitri Febriani, Hapzi Ali, (UTS) Implementasi Sistem Informasi, Universi...
SIM, Fitri Febriani, Hapzi Ali, (UTS) Implementasi Sistem Informasi, Universi...SIM, Fitri Febriani, Hapzi Ali, (UTS) Implementasi Sistem Informasi, Universi...
SIM, Fitri Febriani, Hapzi Ali, (UTS) Implementasi Sistem Informasi, Universi...
 

More from JEMMY ESROM SERANG

jurnal tesis Jemmy Esrom Serang
jurnal tesis Jemmy Esrom Serangjurnal tesis Jemmy Esrom Serang
jurnal tesis Jemmy Esrom SerangJEMMY ESROM SERANG
 
14 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, internal control over financial repo...
14 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, internal control over financial repo...14 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, internal control over financial repo...
14 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, internal control over financial repo...JEMMY ESROM SERANG
 
13 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, siklus proses bisnis pendukung, univ...
13 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, siklus proses bisnis pendukung, univ...13 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, siklus proses bisnis pendukung, univ...
13 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, siklus proses bisnis pendukung, univ...JEMMY ESROM SERANG
 
12 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, siklus proses bisnis review atas pro...
12 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, siklus proses bisnis review atas pro...12 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, siklus proses bisnis review atas pro...
12 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, siklus proses bisnis review atas pro...JEMMY ESROM SERANG
 
11 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem informasi dan pengendalian in...
11 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem informasi dan pengendalian in...11 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem informasi dan pengendalian in...
11 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem informasi dan pengendalian in...JEMMY ESROM SERANG
 
10 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, membandingkan kerangka pengendalian ...
10 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, membandingkan kerangka pengendalian ...10 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, membandingkan kerangka pengendalian ...
10 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, membandingkan kerangka pengendalian ...JEMMY ESROM SERANG
 
9 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, konsep dasar pengendalian internal, u...
9 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, konsep dasar pengendalian internal, u...9 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, konsep dasar pengendalian internal, u...
9 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, konsep dasar pengendalian internal, u...JEMMY ESROM SERANG
 
6 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, dasar-dasar intelegensi bisnis basis ...
6 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, dasar-dasar intelegensi bisnis basis ...6 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, dasar-dasar intelegensi bisnis basis ...
6 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, dasar-dasar intelegensi bisnis basis ...JEMMY ESROM SERANG
 
5 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, infrastruktur ti dan teknologi baru, ...
5 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, infrastruktur ti dan teknologi baru, ...5 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, infrastruktur ti dan teknologi baru, ...
5 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, infrastruktur ti dan teknologi baru, ...JEMMY ESROM SERANG
 
4 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, isu sosial dan etika dalam sistem inf...
4 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, isu sosial dan etika dalam sistem inf...4 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, isu sosial dan etika dalam sistem inf...
4 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, isu sosial dan etika dalam sistem inf...JEMMY ESROM SERANG
 
3 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem informasi, organisasi, dan str...
3 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem informasi, organisasi, dan str...3 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem informasi, organisasi, dan str...
3 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem informasi, organisasi, dan str...JEMMY ESROM SERANG
 
2 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, e business global bagaimana bisnis me...
2 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, e business global bagaimana bisnis me...2 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, e business global bagaimana bisnis me...
2 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, e business global bagaimana bisnis me...JEMMY ESROM SERANG
 

More from JEMMY ESROM SERANG (13)

jurnal tesis Jemmy Esrom Serang
jurnal tesis Jemmy Esrom Serangjurnal tesis Jemmy Esrom Serang
jurnal tesis Jemmy Esrom Serang
 
14 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, internal control over financial repo...
14 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, internal control over financial repo...14 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, internal control over financial repo...
14 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, internal control over financial repo...
 
13 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, siklus proses bisnis pendukung, univ...
13 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, siklus proses bisnis pendukung, univ...13 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, siklus proses bisnis pendukung, univ...
13 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, siklus proses bisnis pendukung, univ...
 
12 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, siklus proses bisnis review atas pro...
12 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, siklus proses bisnis review atas pro...12 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, siklus proses bisnis review atas pro...
12 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, siklus proses bisnis review atas pro...
 
11 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem informasi dan pengendalian in...
11 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem informasi dan pengendalian in...11 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem informasi dan pengendalian in...
11 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem informasi dan pengendalian in...
 
10 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, membandingkan kerangka pengendalian ...
10 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, membandingkan kerangka pengendalian ...10 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, membandingkan kerangka pengendalian ...
10 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, membandingkan kerangka pengendalian ...
 
9 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, konsep dasar pengendalian internal, u...
9 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, konsep dasar pengendalian internal, u...9 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, konsep dasar pengendalian internal, u...
9 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, konsep dasar pengendalian internal, u...
 
6 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, dasar-dasar intelegensi bisnis basis ...
6 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, dasar-dasar intelegensi bisnis basis ...6 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, dasar-dasar intelegensi bisnis basis ...
6 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, dasar-dasar intelegensi bisnis basis ...
 
5 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, infrastruktur ti dan teknologi baru, ...
5 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, infrastruktur ti dan teknologi baru, ...5 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, infrastruktur ti dan teknologi baru, ...
5 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, infrastruktur ti dan teknologi baru, ...
 
4 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, isu sosial dan etika dalam sistem inf...
4 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, isu sosial dan etika dalam sistem inf...4 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, isu sosial dan etika dalam sistem inf...
4 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, isu sosial dan etika dalam sistem inf...
 
3 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem informasi, organisasi, dan str...
3 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem informasi, organisasi, dan str...3 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem informasi, organisasi, dan str...
3 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, sistem informasi, organisasi, dan str...
 
2 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, e business global bagaimana bisnis me...
2 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, e business global bagaimana bisnis me...2 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, e business global bagaimana bisnis me...
2 si pi, jemmy esrom serang, hapzi ali, e business global bagaimana bisnis me...
 
PPh pasal 21/26
PPh pasal 21/26PPh pasal 21/26
PPh pasal 21/26
 

Recently uploaded

Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 

Recently uploaded (20)

Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PT TELKOM

  • 1. SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PT. TELKOM Paper Untuk memenuhi Tugas SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL Disusun Oleh : Jemmy Esrom Serang NIM : 55516120030 Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA Program Studi Magister Akuntansi FAKULTAS PASCA SARJANA UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA 2017
  • 2. ABSTRAK Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas, tidak hanya sekedar kegiatan pencatatan, akan tetapi mempunyai pengertian sebagai suatu sistem penyelenggaraan rekam medis yaitu mulai pencatatan selama pasien mendapatkan pelayanan medik, dilanjutkan dengan penanganan berkas rekam medis yang meliputi penyelenggaraan penyimpanan serta pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan untuk melayani permintaan maupun peminjaman dari pasien atau untuk keperluan lainnya. Rekam medis mempunyai dua bagian yang perlu diperhatikan yaitu bagian pertama adalah tentang individu yaitu suatu informasi tentang kondisi kesehatan dan penyakit pasien yang bersangkutan dan sering disebut pateint record, bagian kedua adalah tentang manajemen merupakan suatu informasi tentang pertanggungjawaban apakah dari segi manajemen maupun keuangan dari kondisi kesehatan dan penyakit pasien yang bersangkutan. Rekam medis di Puskesmas merupakan salah satu sumber data penting yang nantinya akan diolah menjadi informasi. Pengisian rekam medis di Puskesmas dimulai di Unit Pendaftaran dengan menggunakan komputerisasi, selanjutnya pasien langsung menuju ke tempat dia mau diperiksa, sementara identitas pasien sudah langsung terkirim ke semua ruangan di Puskesmas. Oleh tenaga kesehatan, pasien tersebut dianamnesia dan diperiksa serta kalau dibutuhkan dilakukan pemeriksaan penunjang. Akhirnya dilakukan penegakkan diagnosa dan sesuai kebutuhan, pasien tersebut diberi obat atau tindakan medis lainnya. Sehingga untuk rekam medik para perawat tinggal melihat dari komputer berapa jumlah pasien, apa yang diberikan, apakah pasien lama atau baru dan lain sebagainya.
  • 3. ABSTRACT Medical records have a very broad sense, not just registration activities, but have an understanding as a delivery system of medical records that began recording for patients to get medical services, followed by handling medical record file that includes the implementation of storage as well as spending a file from a storage area to airport demand and borrowing from a patient or for other purposes. Medical record has two parts that need to be considered that the first part is about the individual that is an information about health conditions and diseases the patient concerned and often called pateint record, the second part is about the management of an information on liability whether in terms of management and finance of health conditions and diseases of the patient concerned. Medical records in primary health care is one of the important sources of data which will be processed into information. Charging medical records in the health center began in the Registration Unit by using computerized, then the patient directly to the place she wanted to be checked, while the identity of the patient is directly sent to all the rooms in the health center. By skilled health personnel, these patients dianamnesia and examined and if need be investigated. Finally do enforcement diagnosis and as needed, the patient is given a drug or other medical action. So for the nurses medical record live view of the computer how many patients, what is given, whether old or new patients and others.
  • 4. KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan anugrah, kemudahan, serta rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan paper yang berjudul : “SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PT. TELKOM” sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas Sistem Informasi Dan Pengendalian Internal. Penulis menyadari sebagai manusia biasa dalam penulisan ini tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan akibat keterbatasan pengetahuan serta pengalaman. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa paper ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga paper ini bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Akhir kata dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dan kelemahan dalam paper ini. Jakarta, 11 juni 2017 Jemmy Esrom Serang
  • 5. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis di Indonesia dari masa ke masa terasa semakin kompetitif. Karena semakin banyaknya perusahaan asing yang berekspansi ke peta persaingan bisnis di Indonesia, maka diperlukan berbagai kualitas dari dalam perusahaan. Untuk dapat bersaing secara wajar dan sehat dalam rangka mencapai kerangka tujuannya masing-masing selain dapat menghasilkan output (baik barang atau jasa yang berkualitas) serta dapat diserap dengan baik oleh para calon konsumen, pihak perusahaan juga harus dapat melaksanakan proses produksi secara terkendali serta terarah sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Hal ini dilakukan untuk mencapai tingkat efektivitas dan efesiensi operasi yang di inginkan yang bermuara pada peningkatan profit perusahaan (Elsha Indah Cecilia,2011). Pengendalian intern dalam perusahaan sangat penting, sehingga perusahaan dapat melakukan evaluasi diri dan mengambil tindakan yang perlu untuk memperbaiki sistem pengendalian intern yang ada saat ini. Serta dapat digunakan sebagai bahan kajian ataupun study komparatif dalam mengevaluasi sistem pengendalian intern perusahaan pada umumnya. Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis mengalami perubahan yang sangat pesat dengan tingkat persaingan ketat. Oleh karena itu perusahaan-perusahaan dituntut untuk melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien umtuk mempertahankan eksistensinya, sehingga pengetahuan merupakan kekuatan yang sangat penting untuk membantu manajer dalam pengambilan keputusan.Informasi yang berkualitas yaitu informasi yang akurat, relevan, dan tepat waktu sehingga keputusan bisnis yang tepat dapat dibuat yang disesuaikan dengan sistem informasi yang diterapkan di masing-masing perusahaan. Dengan demikian, pengelolaan sistem informasi merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan (Tiolina Evi,2009). Gondodiyoto (2003:75), berpendapat bahwa tujuan utama dari sistem pengendalian internal adalah : 1. Mengamankan aset organisasi 2. Memperoleh informasi yang akurat dan dapat dipercaya 3. Meningkatkan efektifitas dan efesiensi kegiatan 4. Mendorong kepatuhan pelaksanaan terhadap kebijaksanaan organisasi/ pimpinan
  • 6. Struktur pengendalian interen mengarahkan aktivitas organisasi usaha untuk mencapai tujuan. Sistem ini terdiri dari kebijakan dan prosedur-prosedur untuk menyediakan jaminan yang memadaibahwa tujuan perusahaan dapat tercapi tanpa hambatan. Konsep struktur pengendalian interen didasarkan dua premis utama, yakni tanggung jawab manajemen dan jaminan yang memadai (Idris Asmuni, 2005.) Pada organisasi yang besar, manajemen berada jauh dari aktivitas operasi perusahaan. Sebagai pengganti kehadiran, manajemen harus mengandalkan diri pada berbagai teknik pengendalian untuk mengimplementasikan keputusannya dan tujuan organisasi, serta untuk mengatur aktivitas yang menjadi tanggung jawab utama manajer. Pengendalian mencakup rentang aktivitas yang cukup luas, seperti pengawasan kuantitas persediaan, konsumsi bahan habis pakai dalam proses produkisi maupun dalam kegiatan administrasi, serta pembayaran tagihan dalam periode potongan. Pengendalian internal yang baik merupakan faktor kunci pengelolaan organisasi yang efektif (George H. Bodnar, 2006). Dikutip dari pernyataan Uchok Sky Khadafi dalam Forum Indonesia untuk Transportasi Anggaran (FITRA), telah memaparkan 24 BUMN yang dinilai sebagai sarang korupsi dan merugikan negara. Hal ini dikarenakan beberapa hal yang mendasari kerugian ini. "Kelemahan sistem pengendalian intern, terbagi menjadi tiga, sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan, dimana pencatatannya tidak akurat dan proses penyusunan laporan tidak sesuai ketentuan" ujar Koordinator Investigasi dan Advokasi Seknas FITRA Uchok Sky Khadafi dalam keterangan tertulis, Senin (17/7/2012) Ditambahkan Uchok, sistem pengendalian pelaksanaan anggaran juga menjadi sebab hilangnya potensi penerimaan Negara dari sektor BUMN. "Perencanaan tidak memadai, penyimpangan terhadap perundang-undangan bidang teknis tertentu, kebijakan yang tidak tepat dan penetapan kebijakan yang tidak tepat," tambahnya. Selain itu, kelemahan struktur pengendalian intern juga berpengaruh terhadap penyelenggaraan BUMN. "Tidak memiliki SOP yang formal, tidak ada pemisahan tugas dan fungsi yan memadai," tandasnya. Sebelumnya, FITRA merilis 24 BUMN terkorup. Telkom menempati BUMN terkorup dan kemudian RNI, Jasa Marga, PT Bahana PUI dan PT PLN. Dalam kutipan artikel tersebut, pernyataan Uchok Sky Khadafy menyinggung kelemahan Sistem Pengendalian Internal pada beberapa perusahaan BUMN, termasuk PT. Telkom, tbk. Hal ini menyebabkan tindak pidana korupsi, dan hal-hal yang merugikan Negara terjadi. Masyarakat telah semakin tergantung pada sistem informasi akuntansi, yang juga telah berkembang semakin kompleks untuk memenuhi peningkatan kebutuhan atas informasi.Sejalan dengan peningkatan kompleksitas sistem dan ketergantungan pada sistem tersebut, perusahaan menghadapi peningkatan resiko atas sistem mereka yang sedang dinegoisasikan tersebut. Empat jenis ancaman perusahaan yaitu; (1) kehancuran karena bencana alam dan politik, (2) kesalahan
  • 7. pada software dan tidak berfungsinya peralatan, (3) tindakan tidak sengaja, dan (4) tindakan sengaja (kejahatan komputer). Ancaman dari tindakan disengaja, yang biasanya disebut sebagai kejahatan komputer, berbentuk sabotase, yang tujuannya adalah menghancurkan sistem atau beberapa komponennya. Penipuan komputer adalah jenis kejahatan komputer lainnya, dengan tujuan untuk mencuri benda berharga seperti uang, data, atau waktu/ pelayanan komputer.Kini perusahaan- perusahaan menyadari masalah-masalah tersebut dan mengambil langkah positif untuk meningkatkan pengendalian dan keamanan komputer (Agus Prasetyo Utomo, 2006). Untungnya perusahaan-perusahaan kini menyadari masalah-masalah tersebut dan mengambil langkah positif untuk meningkatkan pengendalian dan keamanan komputer. Contohnya mereka menjadi proaktif dalam pendekatan mereka. Mereka kini menyediakan pegawai tetap untuk menangani masalah pengendalian dan keamanan, serta mendidik paran pegawai mereka mengenai ukutan-ukuran pengedalian. Banyak perusahaan yang membuat dan menerapkan kebijakan keamanan informasi secara formal. Mereka membuat pengendalian sebagai bagian dari proses pengembangan aplikasi, dan memindahkan data yang sensitive keluar dari sistem klien/ server yang tidak aman ke lingkungan yang lebih aman, seperti komputer utama (mainframe) (Marshall B. Romney, 2003). Barangkali aspek yang paling penting dari sistem informasi akuntansi adalah peranannya dalam proses pengendalian internal organisasi. Istilah proses pengendalian internal mengindikasikan tindakan yang diambil dalam suatu organisasi untuk mengatur dan mengarahkan aktivitas dalam organisasi tersebut (George H. Bodnar, 2004). Dengan semakin berkembangnya teknologi, khususnya teknologi informasi dan komputer, maka banyak perusahaan yang sudah mengadopsi system informasi akuntansi berbasis komputer sebagai bagian penting dari kelancaran kegiatan operasi perusahaan. Namun dikarenakan suatu sistem informasi akuntansi yang telah terkomputerisasi adalah investasi jangka panjang yang mahal, maka beberapa perusahaan masih tetap mengaplikasikan sistem akuntansi konvensional. Dengan sistem informasi akuntansi, resiko terjadinya kekeliruan dan kesalahan pencatatan atau kekeliruan perhitungan dapat di minimalisasi sehingga mengurangi kemungkinan perusahaan mengalami kerugian. Suatu system yang berkualitas, dirancang, dibangun, dan dapat bekerja dengan baik apa- bila bagian bagian yang terintegrasi dengan sistem tersebut beroperasi sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Salah satu didalam system informasi akuntansi yang menunjang kelancaran kerja sistem informasi akuntansi tersebut adalah pengendalian internal (internal control) (Elsha Indah Cecilia, 2011). Perkembangan penggunaan komputer dalam bisnis akan mempengaruhi metode pelaksanaan audit, demikian pula dengan ilmu pengetahuan lainnya. Satuan usaha (organisasi/ perusahaan) disebut menggunakan sistem berkomputer (PDE) apabila dalam memproses data penyusunan laporan keuangan menggunakan komputer dan
  • 8. tipe dan jenis tertentu. Baik dioperasikan oleh perusahaan sendiri atau pihak lain. Kebutuhan terhadap auditing di sistem berkomputer (EDP Auditing) semakin perlu untuk dipenuhi agar tujuan auditing tetap dapat dicapai secara efektif dan efisien. Meskipun tujuan dasar auditing tetap tidak berubah, tapi proses audit mengalami perubahan yang signifikan baik dalam pengumpulan dan evaluasi bukti maupun pengendaliannya. Auditor harus mempelajari keahlian-keahlian baru untuk bekerja secara efektif dalam suatu lingkungan bisnis yang berkomputerisasi untuk meriview teknologi komputer.Auditor harus memahami dan mempertimbangkan sifat sistem PDE. Sistem ini akan mempengaruhi sistem akuntansi dan system pengendalian intern yang akhirnya akan mempengaruhi luas, lingkup dan jangka waktu audit (Nanang Sasongko, 2013) PT Telekomunikasi Indonesia disebut sebagai badan usaha milik Negara (BUMN) yang paling "korup" dari 144 BUMN induk berdasarkan hasil pemeriksaan anggaran yang dilakukan Badan Pemeriksa Keuangan tahun 2005 -2011. Potensi kerugian negara di BUMN itu sebesar Rp 12 miliar dan 130,2 juta dollar AS. "Ada enam temuan kasus (dugaan penyimpangan penggunaan keuangan) di PT Telekomunikasi Indonesia," kata Uchok Sky Khadafi Koordinator Investigasi dan Advokasi Sekretaris Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) di Jakarta, Minggu (15/7/2012). Uchok mengatakan, potensi kerugian negara dalam 144 BUMN induk mencapai Rp 4,9 triliun, 305 juta dollar AS, dan 3,3 juta yen Jepang dengan total dugaan penyimpangan penggunaan keuangan sebanyak 2.757 kasus. Dari jumlah itu, 1.527 kasus masih dalam proses tindak lanjut. "Sisanya belum ditindak lanjuti," kata Uchok. Potensi kerugian negara itu, kata Uchok, terjadi akibat lemahnya sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan, lemahnya system pengendalian pelaksanaan anggaran, dan lemahnya pengendalian internal. Dalam pernyataannya, Uchok menyebutkan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan yang tidak akurat, dimana akan mempengaruhi kehandalaninformasi akuntansi. Lalu penyusunan laporan tidak sesuai yang disebabkan karena terjadinya error dan sumber data yang tidak akurat. 1.2. Perumusan Masalah Dari uraian diatas didapat pembahasan untuk paper ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui sistem pengendalian internal di PT. TELKOM ? 2) Apa contoh implementasi Pengendalian Internal di PT. TELKOM ?
  • 9. 1.3. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Adapun tujuan dari paper ini untuk 1. Meningkatkan pemahaman tentang teknologi informatika di PT. TELKOM 2. Dapat memberikan masukan tentang penggunaan teknologi informatika di PT.TELKOM
  • 10. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL 2.1.1 Pengertian sistem pengendalian internal Menurut Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dalam bukunya “Standar Profesional Akuntan Publik” (2011:319) “Pengendalian Intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini : (a) keandalan pelaporan keuangan, (b) efektifitas dan efisiensi operasi, dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Berikut penjelasan tujuannya: a. Keandalan pelaporan keuangan Manajemen bertanggung jawab untuk menyusun laporan keuangan kreditor dan para pengguna lainnya. Manajemen memiliki tanggung jawab hukum maupun profesionalisme untuk meyakinkan bahwa informasi disajikan dengan wajar sesuai dengan ketentuan dalam pelaporan. Tujuan pengendalian yang efektif terhadap laporan keuangan adalah untuk memenuhi tanggung jawab pelaporan keuangan ini. b. Efektivitas dan efisiensi operasi Pengendalian dalam suatu perusahaan akan mendorong penggunaan sumber daya perusahaan secara efisien dan efektif untuk mengoptimalkan sasaran yang dituju perusahaan. c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku Perusahaan publik, non-publik maupun organisasi nirlaba diharuskan untuk memenuhi beragam ketentuan hukum dan peraturan. Beberapa peraturan ada yang terkait dengan akuntansi secara tidak langsung, misalnya perlindungan terhadap lingkungan dan hukum hak-hak sipil. Sedangkan yang terkait erat dengan akuntansi, misalnya peraturan pajak penghasilan dan kecurangan. Menurut
  • 11. Mulyadi (2013:163), sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Berdasarkan kedua pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengendalian internal adalah metode, proses, dan kebijakan yang didesain oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain untuk memberi jaminan yang memadai atas tercapainya efisiensi dan efektifitas operasi, keandalan laporan keuangan, dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. 2.1.2 Komponen pengendalian internal Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2015:345), Internal ControlIntegrated Framework yang dikeluarkan COSO, yaitu kerangka kerja pengendalian internal yang paling luas diterima di Amerika Serikat, menguraikan lima komponen pengendalian internal yang dirancang dan diimplementasikan oleh manajemen untuk memberikan kepastian yang layak bahwa tujuan pengendaliannya akan tercapai. Komponen pengendalian internal COSO meliputi hal-hal berikut ini: 1. Lingkungan pengendalian (control environment) terdiri atas tindakan, kebijakan, dan prosedur yang mencerminkan sikap manajemen puncak, para direktur, dan pemilik entitas secara keseluruhan mengenai pengendalian internal serta arti pentingnya bagi entitas itu. Untuk memahami dan menilai lingkungan pengendalian, auditor harus mempertimbangkan subkomponen pengendalian yang paling penting. a. Integritas dan nilai-nilai etis, meliputi tindakan manajemen untuk menghilangkan atau mengurangi dorongan dan godaan yang mungkin membuat karyawan melakukan tindakan tidak jujur, ilegal, atau tidak etis. Ini juga meliputi pengkomunikasian nilai-nilai entitas dan standar perilaku kepada para karyawan melalui pernyataan kebijakan, kode perilaku, dan teladan.
  • 12. b. Komitmen pada kompetensi, meliputi pertimbangan manajemen tentang tingkat kompetensi bagi pekerjaan tertentu, dan bagaimana tingkatan tersebut diterjemahkan menjadi keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan. c. Partisipasi dewan komisaris atau komite audit, berperan penting dalam tata kelola korporasi yang efektif karena memikul tanggung jawab akhir untuk memastikan bahwa manajemen telah mengimplementasikan pengendalian internal dan proses pelaporan keuangan yang layak. d. Filosofi dan gaya operasi manajemen, dimana manajemen melalui aktivitasnya, memberikan isyarat yang jelas kepada karyawan tentang pentingnya pengendalian internal. Sebagai contoh, apakah manajemen mengambil risiko yang cukup besar, atau justru menghindari risiko tersebut? Apakah target penjualan dan laba tidak realistis, dan apakah karyawan didorong untuk melakukan tindakan yang agresif guna mencapai target tersebut?. Memahami aspek ini serta aspek-aspek ini serupa dalam filosofi dan gaya operasi manajemen akan membuat auditor dapat merasakan sikap manajemen tentang pengendalian internal. e. Struktur organisasi, menentukan garis-garis tanggung jawab dan kewenangan yang ada. f. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia. 2. Penilaian risiko (risk assessment) atas pelaporan keuangan adalah tindakan yang dilakukan manajemen untuk mengidentifikasi dan menganalisis risiko-risiko yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan GAAP. 3. Aktivitas pengendalian (control acivities) adalah kebijakan dan prosedur, selain yang sudah termasuk dalam empat komponen lainnya, yang membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan telah diambil untuk menangani risiko guna mencapai tujuan entitas. Aktivitas pengendalian dibagi menjadi lima jenis yaitu: a. Pemisahan tugas yang memadai b. Otorisasi yang sesuai atas transaksi dan aktivitas c. Dokumen dan catatan yang memadai
  • 13. d. Pengendalian fisik atas aktiva dan catatan e. Pemeriksaan kinerja secara independen 4. Informasi dan komunikasi (information and communication) bertujuan untuk memulai, mencatat, memproses, dan melaporkan transaksi yang dilakukan entitas serta mempertahankan akuntabilitas aktiva terkait. Untuk memahami perancangan system informasi akuntansi, auditor menentukan a. Kelas transaksi utama entitas b. Bagaimana transaksi dimulai dan dicatat c. Catatan akuntansi apa saja yang ada serta sifatnya d. Bagaimana sistem itu menangkap peristiwa-peristiwa lain yang penting bagi laporan keuangan, seperti penurunan nilai aktiva e. Sifat serta rincian proses pelaporan keuangan yang diikuti, termasuk prosedur pencacatan transaksi dan penyesuaian dalam buku besar umum. 5. Pemantauan (monitoring) berhubungan dengan penilaian mutu pengendalian internal secara berkelanjutan atau periodik oleh manajemen untuk menentukan bahwa pengendalian itu telah beroperasi seperti yang diharapkan, dan telah dimodifikasi sesuai dengan perubahan kondisi. 2.1.3 Tujuan pengendalian internal Pengendalian internal yang dirumuskan pada suatu perusahaan harus mempunyai beberapa tujuan, sesuai dengan definisi yang dikemukakan oleh Mardi (2011:59), maka dapat dirumuskan tujuan dari pengendalian internal, yaitu: 1. menjaga keamanan harta milik perusahaan; 2. memeriksa ketelitian dan kebenaran informasi akuntansi; 3. meningkatkan efisiensi operasional perusahaan; dan 4. membantu menjaga kebijakan manajemen yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu adanya syarat tertentu yang digunakan sebagai unsur pendukung agar pengendalian internal dapat diterapkan dengan baik. Menurut Mulyadi (2013:163), tujuan sistem pengendalian intern adalah:
  • 14. 1. Menjaga kekayaan organisasi 2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi 3. Mendorong efisiensi 4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2015:340), biasanya manajemen memiliki tiga tujuan umum dalam merancang sistem pengendalian internal yang efektif: 1. Reliabilitas pelaporan keuangan Manajemen bertanggung jawab untuk menyiapkan laporan bagi para investor, kreditor, dan pemakai lainnya. Manajemen memikul baik tanggung jawab hukum maupun profesional untuk memastikan bahwa informasi telah disajikan secara wajar sesuai dengan persyaratan pelaporan seperti prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP). Tujuan pengendalian internal yang efektif atas pelaporan keuangan adalah memenuhi tanggung jawab pelaporan keuangan tersebut. 2. Efisiensi dan efektivitas operasi Pengendalian dalam perusahaan akan mendorong pemakaian sumber daya secara efisien dan efektif untuk mengoptimalkan sasaran-sasaran perusahaan. Tujuan yang penting dari pengendalian ini adalah memperoleh informasi keuangan dan nonkeuangan yang akurat tentang operasi perusahaan untuk keperluan pengambilan keputusan. 3. Ketaatan pada hukum dan peraturan Section 404 mengharuskan semua perusahaan public mengeluarkan laporan tentang keefektifan pelaksanaan pengendalian internal atas pelaporan keuangan. Selain mematuhi ketentuan hukum dalam Section 404, organisasi-organisasi publik, nonpublik, dan nirlaba diwajibkan menaati berbagai hukum dan peraturan. Beberapa hanya berhubungan secara tidak langsung dengan akuntansi, seperti UU perlindungan lingkungan dan hak sipil, sementara yang lainnya berkaitan erat dengan akuntansi seperti peraturan pajak penghasilan dan kecurangan.
  • 15. BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian untuk makalah ini adalah kepustakaan, dimana informasi diperoleh penulis berasal dari buku teks, artikel, modul atau internet.
  • 16. BAB IV STUDI KASUS pengendalian internal secara umum adalah untuk menilai keefektifan dan kesesuaian prosedur yang telah diterapkan oleh perusahaan berdasarkan lima komponen pengendalian internal menurut COSO (Committee of Sponsoring Organization), yaitu Lingkungan Pengendalian (Control Environment), Penilaian Risiko (Risk Assessment), Aktivitas Pengendalian (Control Activities), Informasi dan Komunikasi (Information and Communication), dan Pemantauan (Monitoring). Kelima komponen ini harus terpenuhi dalam kegiatan pengendalian internal perusahaan untuk menunjukkan bahwa pengendalian yang diterapkan oleh perusahaan sudah berjalan dengan efektif dan efisien demi tercapainya tujuan perusahaan. 4.1 Evaluasi Pengendalian Internal atas PT. Telkom Secara Umum 4.1.1 Lingkungan Pengendalian (Control Environment) Lingkungan pengendalian merupakan fondasi untuk keempat komponen pengendalian yang lain didalam perusahaan. Pengendalian ini terdiri dari tindakan, kebijakan, dan prosedur yang menggambarkan bagaimana sikap manajemen puncak, direksi, dan pemilik entitas mengenai pengendalian internal dan pentingnya bagi entitas. 1. Integritas dan nilai etis Suatu entitas perlu menetapkan standar etis dan perilaku yang dikomunikasikan kepada karyawan dan diperkuat dengan praktik dari
  • 17. hari ke hari. Cara paling baik untuk mengkomunikasikan integritas dan perilaku etis dalam entitas adalah melalui pernyataan kebijakan dan aturan perilaku. PT. Telkom telah menerapkan kode etik yang berlaku bagi komisaris, direktur utama, direktur keuangan, direktur dan pejabat kunci lainnya serta seluruh karyawan sesuai dengan ketentuan Sarbanes Oxley Act (SOA). Pemahaman dan penerapan etika bisnis yang telah dilakukan juga telah diaudit secara internal maupun eksternal melalui proses audit terkait dengan penerapan lingkungan pengendalian sesuai kerangka kerja pengendalian internal COSO. Dalam sosialisasi dan penerapannya, setiap tahun PT. Telkom selalu mengingatkan karyawan mengenai tata nilai dan etika melalui survei internal untuk mengetahui efektivitas penerapan budaya perusahaan dan etika bisnis yang didalamnya memuat kuesioner dan studi kasus terkait pemahaman GCG, etika bisnis, fraud, manajemen risiko, pengendalian internal (SOA), whistleblower, tata kelola, TI, menjaga keamanan informasi, dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan praktek tata kelola perusahaan. Selain itu, adanya pelanggaran kode etik oleh karyawan juga akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang tertera diperusahaan. 2. Komitmen terhadap kompetensi PT. Telkom memiliki standar kompetensi masing-masing untuk setiap bagian pekerjaannya. Pada pekerjaan yang membutuhkan
  • 18. keahlian tertentu maka akan dipilih karyawan yang memiliki latar belakang sesuai dan kompeten agar dapat berjalan dengan efektif dan efisien sehingga tujuan perusahaan tercapai. Sebaik apapun kebijakan dan proses yang telah dirancang tidak akan membuahkan hasil yang optimal jika manusia yang menjalankan aktivitas tersebut tidak profesional. Dalam implementasinya, pengelolaan pengetahuan di PT. Telkom difokuskan untuk menciptakan nilai bisnis yang menghasilkan keunggulan kompetitif yang berkesinambungan dengan mengoptimalkan proses penciptaan (acquisition), berbagi (sharing) dan pemanfaatan (utilization) pengetahuan yang dibutuhkan perusahaan. Guna mendukung proses pengelolaan pengetahuan tersebut, perusahaan telah menyediakan Knowledge Management System yang merupakan bank data (repository) sebagai sarana bagi setiap karyawan untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan dengan cara mengunggah atau mengunduh melalui sistem, sehingga diharapkan dapat menjadi solusi atas beranekaragam permasalahan pekerjaan yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan produktivitas dan kualitas pekerjaan. 3. Dewan Komisaris dan pastisipasi Komite Audit Dewan Komisaris telah melaksanakan fungsinya mengawasi pelaksanaan tugas-tugas Direksi dalam mengelola jalannya perusahaan. Komite Audit berada dibawah Dewan Komisaris, Komite Audit
  • 19. menjalankan tugas berdasarkan mandat yang ditetapkan dengan Keputusan Dewan Komisaris. Komite Audit di perusahaan bertanggung jawab untuk : 1) Mengawasi proses pelaporan keuangan Perusahaan atas nama Dewan Komisaris. 2) Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai penunjukan auditor eksternal. 3) Mendiskusikan dengan auditor internal dan eksternal semua lingkup pekerjaan, baik pekerjaan audit dan non-audit serta rencana audit mereka. 4) Menelaah laporan keuangan konsolidasian serta efektifitas pengendalian internal atas pelaporan keuangan. 5) Mengadakan rapat secara berkala dengan auditor internal dan eksternal, tanpa kehadiran manajemen, masing-masing untuk membahas hasil evaluasi dan hasil audit mereka atas pengendalian internal serta laporan keuangan perusahaan secara keseluruhan. 6) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris, khususnya dalam bidang yang terkait dengan akuntansi dan keuangan, serta kewajiban lain yang diharuskan oleh SOA. Komite Audit perusahaan juga ikut serta dalam layanan konsultasi internal, yang lebih merupakan solusi pencegahan sebagai antisipasi
  • 20. agar penyelenggaraan bisnis tetap pada arah yang tepat dan taat pada rambu-rambu pertaturan yang berlaku. Komite audit juga akan menindaklanjuti apabila ada pengaduan yang berkaitan dengan : 1) Akuntansi dan Auditing. Permasalahan akuntansi dan pengendalian internal pelaporan keuangan yang berpotensi mengakibatkan salah saji material dalam laporan keuangan serta permasalahan audit terutama yang menyangkut independensi Kantor Akuntan Publik. 2) Pelanggaran paraturan. Pelanggaran terhadap peraturan pasar modal dan peraturan perundangan yang berkaitan dengan operasi maupun pelanggaran terhadap peraturan internal yang berpotensi mengakibatkan kerugian bagi PT. Telkom. 3) Kecurangan dan/atau dugaan korupsi. Kecurangan dan/atau dugaan korupsi yang dilakukan oleh pejabat dan/atau karyawan. 4) Kode etik. Perilaku direksi dan manajemen yang tidak terpuji (tidak jujur, benturan kepentingan dengan perusahaan, atau memberikan informasi yang menyesatkan kepada publik) yang berpotensi mencemarkan reputasi perusahaan atau mengakibatkan kerugian bagi PT. Telkom. 4. Filosofi dan gaya operasi manajemen Dalam pengelolaan manajemennya, PT. Telkom berfokus kepada pelayanan pelanggan untuk terus mengembangkan solusi terbaik. Kepuasan pelanggan tidaklah cukup, maka dari itu perusahaan terus berusaha untuk memberikan lebih kepada pelanggan dengan cara terus
  • 21. mengembangkan produk, meningkatkan kualitas jaringan dan menetapkan standar pelayanan yang tinggi. Mengingat pentingnya aspek Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai salah satu sumber daya utama di setiap perusahaan, PT. Telkom memandang SDM sebagai modal bagi organisasi, bukan sebagai aset perusahaan. Manajemen menerapkan sistem sesuai dengan aturan yang sudah ada, mempertahankan sumber daya yang baik, dan memonitor kegiatan. Manajemen memonitor risiko bisnis melalui manajemen risiko yang dibentuk oleh perusahaan. Manajemen juga terbuka terhadap masukan atau pendapat dari karyawan, hal ini dapat mempererat hubungan antara manajemen dan karyawan sebagaimana terlihat di kantor keakraban antar karyawan yang menunjang terciptanya lingkungan kegiatan yang baik sebagai motivasi untuk mencapai tujuan perusahaan. 5. Struktur organisasi Struktur organisasi yang digunakan oleh PT. Telkom adalah struktur organisasi berbentuk bagan garis dan formal, yang menginformasikan dengan jelas tingkat jabatan, wewenang, dan tanggung jawab dalam perusahaan. Struktur organisasi yang tertulis pada perusahaan menunjukkan Direktur Utama sebagai karyawan pada level paling atas. Struktu organisasi pada PT. Telkom bisa dilihat pada bab sebelumnya mengenai struktur organisasi beserta wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki oleh masing-masing pejabat kunci.
  • 22. Berdasarkan hasil penelitian, fungsi pemisahan tugas berdasarkan struktur organisasi di PT. Telkom sudah sepenuhnya berdasarkan prinsip-prinsip dan tata kelola perusahaan yang baik. Jadi, dapat dikatakan bahwa unsur komponen lingkungan pengendalian perusahaan mengenai struktur organisasi sudah berjalan dengan efektif dan efisien. 6. Pemberian wewenang dan tanggung jawab Setiap personil dalam struktur organisasi memiliki wewenang dan tanggung jawab masing-masing terhadap perusahaan. Wewenang dan tanggung jawab Direktur Utama adalah memimpin dan mengelola perusahaan agar tetap berjalan sesuai dengan tujuan dan target perusahaan, serta menjaga tingkat efisiensi dan efektivitas perusahaan. Wewenang dan tanggung jawab setiap Direktur adalah mengelola dengan baik divisi yang dibawahinya sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan serta saling mendukung antar divisi demi tercapainya tujuan dan target perusahaan. Seperti yang telah diterapkan oleh PT. Telkom, wewenang yang diberikan kepada Direktur Keuangan adalah bertanggung jawab menerapkan fungsi korporat terkait dengan Direktorat Keuangan dan melaksanakan fungsi keuangan terpusat melalui financial center, serta memastikan seluruh kegiatan investasi anak perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa komponen lingkungan pengendalian terutama mengenai pemberian wewenang dan tanggung jawab di perusahaan sudah berjalan dengan
  • 23. efektif dan efisien sesuai dengan komponen pengendalian internal menurut COSO. 7. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia Sebagai perusahaan milik pemerintah, PT. Telkom harus mempertahankan kinerja yang telah dicapai hingga saat ini dan meningkatkan kinerja untuk kedepannya karena tanggung jawabnya terhadap pemerintah. Sumber daya yang dimiliki perusahaan sudah memenuhi standar yang telah ditetapkan. Perusahaan memiliki uraian pekerjaan (job description) untuk setiap pekerjaan. Untuk merekrut pegawai baru, PT. Telkom mempunyai standard an kualifikasi tertentu sesuai dengan tingkat kebutuhan operasional dan secara umum 4.1.2 Penilaian Risiko (Risk Assesment) Pengendalian ditentukan berdasarkan risiko, risiko dikelola untuk menghindari kesalahan dan kecurangan yang berakibat misstatement terhadap laporan keuangan. Namun hal ini tidak terbatas pada risiko laporan keuangan, pengendalian juga diterapkan untuk risiko lain, termasuk risiko bisnis dan operasi. a. Risiko Operasi a) Operasi jaringan Risiko operasi pada perusahan terutama pada operasi jaringan sebagai sistem utama. Jaringan, termasuk sistem informasi dan infrastruktur serta jaringan operator lainnya, sangat rentan terhadap
  • 24. kerusakan atau gangguan dalam operasinya akibat berbagai hal seperti gempa bumi, kebakaran, banjir, listrik mati, kerusakan perangkat, kesalahan perangkat lunak jaringan, gangguan kabel transmisi atau peristiwa serupa lainnya. Jaringan, terutama akses kabel memiliki potensi ancaman keamanan seperti pencurian atau perusakan. b) Operasi satelit Satelit perusahaan memiliki masa operasi yang terbatas dan dapat rusak atau hancur selama masa operasi orbit. Kerugian atau kinerja yang berkurang dari satelit, baik dikarenakan kerusakan perangkat atau dicabutnya lisensi, dapat merugikan kondisi keuangan, hasil operasi dan kemampuan untuk memberikan layanan. c) Kebocoran pendapatan Kebocoran pendapatan merupakan risiko umum bagi semua operator telekomunikasi, atau kesulitan memperoleh pendapatan yang merupakan hak perusahaan, akibat kelemahan sistem pengendalian dan pengawasan transaksi, penundaan proses transaksi pelanggan yang tidak jujur atau faktor lainnya. Perusahaan telah mengambil langkah preventif untuk mengatasi potensi kebocoran pendapatan itu dengan meningkatkan fungsi pengendalian terhadap seluruh proses bisnis yang ada, menerapkan metode penjaminan pendapatan, memberlakukan kebijakan dan prosedur yang tepat
  • 25. serta menerapkan aplikasi sistem informasi guna menekan kebocoran pendapatan. d) Teknologi baru Teknologi baru dapat berdampak negatif pada daya saing perusahaan. Apalagi dalam industri telekomunikasi, perubahan yang cepat dan signifikan terjadi pada sisi teknologi. Pengembangan atau aplikasi teknologi, layanan atau standar baru atau alternatif dimasa depan mensyaratkan perubahan pada model bisnis, pengembangan produk, penyediaan layanan tambahan dan investasi baru. Produk dan layanan yang baru akan terus berkembang dan mendorong masuknya pesaing baru di pasar. Perusahaan juga tidak dapat menjamin untuk dapat mengintegrasikan secara efektif teknologi baru ke dalam model bisnis yang ada. Perusahaan tidak dapat menjamin teknologinya tidak akan tertinggal, atau terlibat persaingan dengan teknologi baru di masa depan. Kegagalan perusahaan untuk bereaksi terhadap perubahan teknologi yang cepat dapat berdampak negatif bagi bisnis, kondisi keuangan, hasil operasi dan prospek usaha. b. Risiko keuangan 1) Risiko nilai tukar mata uang asing Perubahan nilai tukar berpengaruh dan akan terus mempengaruhi kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan. Sebagian besar kewajiban hutang dan pendapatan perusahaan adalah dalam
  • 26. denominasi Rupiah, sedangkan sebagian besar belanja modal perusahaan dikeluarkan dalam Dolar AS, penerimaan untuk pendapatan valuta asing (USD) relatif kecil bila dibandingkan dengan penerimaan dalam rupiah. Meskipun nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS relatif stabil pada tahun 2012, perusahaan tidak dapat menjamin akan mampu mengelola risiko nilai tukar dengan sukses di masa depan atau tidak akan terpengaruh negatif akibat risiko nilai tukar. 2) Risiko tingkat suku bunga Hutang perusahaan yang termasuk pinjaman bank untuk mendanai kegiatan operasi, memiliki risiko terhadap fluktuasi suku bunga dan hal ini dapat berakibat buruk pada bisnis, kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan. Untuk mengukur risiko pasar atas pergerakan suku bunga, perusahaan melakukan analisa pada pergerakan margin suku bunga dan profil jatuh tempo asset dan liabilitas keuangan berdasarkan jadwal perubahan suku bunga. 3) Risiko kredit Perusaahaan rentan terhadap risiko kredit terutama dari piutang usaha dan piutang lain-lain. Risiko kredit dikendalikan dengan pengawasan terus menerus atas saldo dan penagihan piutang usaha dan piutang lain-lain. Manajemen yakin akan kemampuannya untuk mengawasi dan mempertahankan eksposur risiko kredit yang minimal, dimana perusahaan telah menyediakan provisi yang
  • 27. memadai untuk menutupi kerugian yang timbul dari piutang yang tidak tertagih berdasarkan kerugian historis. 4) Risiko likuiditas Risiko likuiditas timbul apabila perusahaan mengalami kesulitan untuk memenuhi liabilitas keuangan ketika liabilitas tersebut sudah jatuh tempo. Manajemen risiko likuiditas bertugas menjaga kecukupan saldo kas dan setara kas dalam upaya pemenuhan liabilitas keuangan perusahaan. Perusahaan secara terus menerus melakukan analisa untuk mengawasi rasio-rasio likuiditas laporan posisi keuangan, antara lain rasio likuiditas, rasio debt equity terhadap persyaratan yang diharuskan perjanjian utang. Penilaian risiko atau yang menjadi tugas dari Manajemen Risiko, adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari penerapan GCG dan pengendalian internal di perusahaan. Saat ini, implementasi manajemen risiko di perusahaan telah mencapai tingkatan dimana manajemen risiko telah diintegrasikan di seluruh entitas perusahaan. Evaluasi atas efektivitas sistem manajemen risiko dilakukan secara berkala meliputi aktivitas sebagai berikut : 1) Review dan monitoring implementasi manajemen risiko unit secara berkala setiap tiga bulan. 2) Penyusunan Laporan Analisa Risiko dan Kepatuhan secara berkala setiap tiga bulan.
  • 28. 3) Rapat pembahasan terkait risiko perusahaan tingkat Direksi maupun dewan Komisaris. 4) Melakukan pengukuran implementasi budaya risiko melalui survei kepada sejumlah responden. 5) Melakukan pengukuran tingkat kematangan implementasi manajemen risiko. Penilaian risiko mempertimbangkan kejadian ekstern dan intern yang mungkin timbul dan secara tidak baik mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mencatat, mengolah, mengihktisarkan, dan melaporkan data keuangan. Beberapa risiko intern yang muncul dan dihadapi perusahaan diantaranya sebagai berikut : 1) Perubahan dalam lingkungan operasi Misalnya seperti munculnya Peraturan Menkominfo tentang penyelanggaraan jasa pesan premium dan pengiriman jasa pesan singkat memberikan dampak penurunan pendapatan fitur, yakni terkait penerimaan kas dari telepon seluler. Kemudian, semakin berkembangnya teknologi komunikasi telepon seluler mengakibatkan menurunnya pemakaian telepon tidak bergerak di masyarakat, sehingga memberikan dampak penurunan pendapatan telepon tetap (fixed line). 2) Perubahan Sistem Informasi Penggunaan sistem aplikasi SAP mempermudah proses transaksi penerimaan dan pengeluaran kas di perusahaan karena semua sudah terintegrasi secara terpadu sesuai prosedur, setiap kegiatan diinput
  • 29. kedalam sistem agar semua yang terkait dapat menerima informasi yang sama dalam waktu cepat sehingga mempercepat penyebaran informasi. Namun perkembangan aplikasi akan semakin canggih lagi kedepannya, apabila perusahaan tidak bisa mengimbangi maka akan berisiko mempengaruhi kegiatan pengendalian. 3) Pertumbuhan yang cepat Pertumbuhan perusahaan menjadi semakin berkembang akan membutuhkan personil tambahan untuk mendukung personil yang sudah ada dalam menjalankan tugasnya. Apabila perusahaan tidak dapat menangani dengan cepat terhadap pertumbuhan perusahaan maka akan dapat membebani pengendalian dan meningkatkan risiko melemahnya pengendalian yang sudah ada. 4) Teknologi baru Menggabungkan teknologi baru pada perusahaan dapat meningkatkan risiko aplikasi. Seperti risiko kerusakan sistem, sistem menolak data yang di-input, system down, dan lain-lain. Sehingga membutuhkan pengendalian internal mengenai sistem. 5) Pernyataan akuntansi Perubahaan standar akuntansi di Indonesia dari US GAAP menjadi International Financial Reporting Standards (IFRS) berpengaruh pada kegiatan pelaporan keuangan perusahaan. Sistem pencatatan atas transaksi juga mengalami perubahan, meskipun tidak semuanya, namun tetap mengharuskan perusahaan mengikuti peraturan yang ditetapkan
  • 30. oleh pemerintah, sehingga perlu evaluasi lagi bagi karyawan untuk memahami standar pelaporan menurut IFRS. Kemungkinan adanya perubahan standar akuntansi lagi kedepannya dapat menimbulkan risiko pencatatan pada pelaporan keuangan. 6) Keterlambatan pembayaran Keterlambatan pembayaran oleh pelanggan retail dapat diatasi dengan cara memblokir jaringan telekomunikasi yang digunakan hingga pelanggan melakukan pembayaran. Berbeda dengan pelanggan korporat yang menyewa jasa jaringan, perusahaan tidak bisa dengan mudah memutus jaringan yang digunakan karena akan menimbulkan masalah lain. Keterlambatan atau penunggakan pembayaran dapat mempengaruhi pendapatan perusahaan, karena penerimaan yang berasal dari pelanggan korporat jumlahnya tidak sedikit. Jika penunggakan terjadi pada tahun berjalan akan mempengaruhi cash flow perusahaan. Maka dari itu, perlu dilakukan pendekatan dengan cara me-lobby atau negosiasi kepada pelanggan mengenai masalah penunggakan pembayaran tersebut. h) Tidak tercapainya target Target Unit Collection Management adalah berapa banyak collection yang diperoleh, apabila target tidak tercapai maka akan mempengaruhi kualitas kinerja management dan menurunkan kepercayaan perusahaan terhadap unit ini sehingga dapat mempengaruhi efektivitas dan efisiensi aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas.
  • 31. Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa penilaian risiko yang akan dihadapi oleh PT. Telkom yang dikelola oleh manajemen risiko yang dimiliki perusahaan sudah berjalan dengan efektif. Karena berdasarkan risiko-risiko diatas, perusahaan telah melakukan berbagai upaya antara lain : 1) Membangun dan mengembangkan aspek struktural, operasional dan perawatan atas implementasi manajemen risiko. 2) Peningkatan kualitas pengambilan keputusan. 3) Pengembangan manajemen kelangsungan usaha (Business Continuity management) dan Crisis Management. 4.1.3 Aktivitas Pengendalian (Control Activities) Dengan berpedoman pada COSO Internal Control framework, pengendalian internal yang dipergunakan untuk menjamin keandalan pelaporan keuangan, pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan antara lain : 1. Tingkat Pengendalian Entitas Formulasi kebijakan, implementasi, dan pengendalian pengungkapan sesuai dengan SOA. Membangun komitmen pengelolaan perusahaan sesuai etika memalui tata kelola yang baik dengan cara penerapan etika bisnis, mencegah benturan kepentingan, whistleblower, pemerapan risk management di setiap unit bisnis, penerapan program fraud, dan lain- lain. Menyelenggarakan asesmen risiko rutin dan risk profiling sebagai early detection system. Yang terakhir, melakukan berbagai audit untuk menjamin efektivitas dari penerapan pengendalian entitas.
  • 32. 2. Tingkat Pengendalian Transaksi Merancang bisnis proses dengan menggunakan risk based control dan menerapkan pemisahan kewenangan berdasarkan prinsip segregation of duties, memberlakukan disiplin kerja , memperbaiki bisnis proses secara rutin, melakukan berbagai audit untuk menjamin efektivitas dari penerapan pengendalian tingkat transaksi. 3. Pengendalian Teknologi Informasi Memformulasikan kebijakan IT dan master plan guna menegakkan IT Governance, menjamin perkembangan dan perubahan dalam operasi dan aplikasi IT, dan menjamin bahwa penggunaan aplikasi telah sesuai dengan pengaturan otorisasi dan hak akses, seperti manajemen password, end user computing, dan lain-lain. 4.1.4 Informasi dan Komunikasi Informasi dan komunikasi adalah bagaimana mengidentifikasi, memahami, dan melakukan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang menungkinkan setiap personil dalam perusahaan melaksanakan tanggung jawab mereka. Sistem informasi yang relevan dalam pelaporan keuangan meliputi sistem akuntansi yang berisi metode untuk mengidentifikasikan, menggabungkan, menganalisa, mengklasifiksai, mencatat, dan melaporkan transaksi serta menjaga akuntabilitas aset dan kewajiban. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan atau melalui tindakan manajemen. Komunikasi meliputi sejauh mana karyawan memahami bagaimana peranan mereka dalam sistem informasi pelaporan keuangan
  • 33. perusahaan dan tanggung jawab yang berkaitan dengan pengendalian internal atas pelaporan keuangan. Penguatan tata kelola teknologi informasi terus diupayakan, mengingat PT. Telkom adalah perusahaan yang bergerak dalam bisnis informasi dan manyalurkan data/informasi pelanggan yang harus terjamin keamanannya. Hampir seluruh titik dalam value-chain perusahaan, yang mencakup pengoperasian jaringan seluruh infrastruktur alat prduksi, semua aspek penting dalam manajemen perusahaan seperti keuangan, logistik, sumber daya manusia termasuk juga pelayanan kepada karyawan, pelanggan, pemasok, dan pemangku kepentingan lainnya telah terintegrasi dalam jaringan TI. Beberapa contoh praktik tata kelola TI dalam operasi perusahaan adalah pengelolaan user access review, password management, pengelolaan audit log/audit trail, pengelolaan end user computing. Hal terpenting yang disoroti dalam komponen ini berkaitan dengan sistem akuntansi yang digunakan untuk mengolah aktivitas transaksi. Dalam praktiknya, PT. Telkom menggunakan sebuah software SAP (System Application and Product in data processing) untuk menjalankan kegiatan operasionalnya. Seluruh aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas sudah terkomputerisasi dan mengacu pada ketentuan SAP terkait untuk bagian fiancial. Mekanisme pencatatan atas transaksi yang sudah berjalan adalah melalui sistem aplikasi SAP tersebut, melalui aplikasi ini seluruh kegiatan transaksi dicatat dan diawasi secara real time karena aplikasi ini sudah
  • 34. terintegrasi secara terpadu dengan jaringan perbankan yang sudah melakukan kerjasama dengan PT. Telkom. Dengan demikian, dapat diperoleh kesimpulan bahwa penerapan sistem informasi dan komunikasi pada perusahaan sudah berjalan secara efektif dan efisien dalam mendukung tercapainya tujuan dan target perusahaan. Penggunaan sistem informasi pada PT. Telkom memberikan keunggulan penggunaan yang powerfull, cepat, akurat, transparan, dan less manually. 4.1.5 Pemantauan (Monitoring) PT. Telkom memiliki Audit Internal yang senantiasa melakukan pemantauan atas kinerja perusahaan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan perusahaan, diperoleh keterangan bahwa, setiap triwulan, unit bisnis melakukan Control Self Assessment (CSA) terhadap pengendalian internal. Secara periodik, internal audit melakukan evaluasi terhadap hasil CSA tersebut dan mengukur tingkat kecukupannya dan menghasilkan rekomendasi perbaikan baik terhadap rancangan maupun pelaksanaan. 4.2 Evaluasi Pengendalian Internal atas Aktivitas Penerimaan dan Pengeluaran Kas 4.2.1 Lingkungan Pengendalian (Control Environment) Seluruh kegiatan yang berhubungan dengan penerimaan dan pengeluaran kas dilakukan oleh suatu unit didalam perusahaan yaitu
  • 35. Finance, Billing & Collection Center. Didalam unit ini terdapat sumber daya yang kompeten dan menjunjung tinggi kedisiplinan terhadap peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan. Proses pembayaran atas jasa telekomunikasi dilakukan oleh pelanggan melalui transfer atau melalui Plaza Telkom terdekat. Pembayaran melalui transfer ditujukan kepada rekening Bank Operasional sebagai penampung sementara yang kemudian oleh bank operasional akan ditransfer ke rekening Korporat pada hari itu juga, sehingga tidak ada saldo yang mengendap. Kerjasama antara personil yang terkait dalam aktivitas penerimaan kas sudah dilakukan dengan baik sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Penerimaan kas yang berasal dari jasa telekomunikasi berada dibawah Deputy Billing&Collection dan Deputy Finance Operation. Deputy Billing&Collection membawahi Billing Management yang bertanggung jawab mengelola billing atau tagihan kepada pelanggan maupun dari vendor. Deputy Finance Operation membawahi Unit Finance Service yang didalamnya terdapat Officer yang bertugas menerima, memverifikasi, dan meng-input data atas transfer dari Bank Operasional ke Korporat. Proses pengeluaran kas untuk biaya pemeliharaan harus melalui otorisasi oleh pejabat yang memiliki wewenang atas setiap kegiatan. Mulai dari verifikasi atas kelengkapan dokumen dari vendor, input data kedalam sistem, otorisasi surat perintah bayar (SPB) hingga persetujuan pengeluaran kas, semua dilakukan oleh personil yang kompeten disertai pengendalian
  • 36. yang sesuai dengan kondisi didalamnya. Setiap kegiatan pasti memiliki risiko namun perusahaan telah mengantisipasi dengan cara menerapkan pengendalian-pengendalian yang dapat menghindari dan meminimalisir terjadinya kesalahan dalam aktivitas pengeluaran kas. 4.2.2 Penilaian Risiko (Risk Assessment) Penerimaan Kas Penilaian risiko dilakukan berdasarkan aktivitas yang terjadi dalam proses penerimaan kas, diantaranya : 1. Ketika Bank Operasional melakukan transfer ke Korporat, jumlah transfer yang diterima ternyata tidak tepat, atau transfer dilakukan tidak tepat waktu seperti mendekati akhir bulan. 2. Memo jurnal yang dibuat berdasarkan dokumen pendukung tidak lengkap atau tidak akurat karena kesalahan personil. 3. Input data transfer dari pelanggan korporat tidak akurat atau tidak lengkap. 4. Posting data transfer Bank Operasional ke Korporat tidak akurat atau tidak lengkap. Pengendalian yang dilakukan : 1. Asman Cash&Bank/Asman Financial Service/OM Financial Service. Mereview hasil verifikasi Rekening Koran atas transaksi transfer dari Bank Operasional ke Korporat dan menandatangani Rekening Koran/bukti transfer.
  • 37. 2. Asman Cash&Bank/ Asman Financial Service/OM Financial Service mereview memo jurnal dan tanda tangan pada memo jurnal. 3. Pengendalian ini dilakukan oleh aplikasi. Aplikasi menolak input data yang tidak lengkap (mandatory fields). 4. Manager Cash Operastion/OM Financial Service/Pejabat berwenang. Mereview hasil posting dan menandatangani dokumen hasil posting. Pengeluaran Kas Peniliaian risiko yang terkait didalam proses pengeluaran kas, diantaranya : 1. Dokumen pendukung dari vendor dan Checklist Pememeriksaan Dokumen tidak lengkap atau tidak akurat. 2. Dokumen pertanggungan yang dikirim tidak lengkap atau tidak akurat. 3. Dokumen pertanggungan yang diterima tidak lengkap atau tidak akurat. 4. Terdapat duplikasi penginputan. 5. Posting tidak lengkap dan tidak akurat. 6. Proses dokumen pertanggungan pada SAP melebihi anggaran. 7. SPB yang dicetak tidak akurat. 8. SPB tidak absah, tidak akurat dan tidak diotorisasi oleh pejabat berwenang.
  • 38. Adapun risiko yang terkait dengan aplikasi SAP yang digunakan pada saat mengolah informasi, diantaranya : 9. Terdapat SPB yang telah di-approve tetapi status belum berubah. 10. Nota transfer dicetak sebelum SPB di-approve. 11. Duplikasi pencetakan Nota Transfer Pembayaran dan Daftar Transfer Pembayaran. 12. Nota Transfer Pembayaran dan Daftar Transfer Pembayaran dicetak tidak lengkap atau tidak akurat. Pengendalian yang dilakukan berdasarkan risiko yang disebutkan diatas : 1. Asman Verification/Pejabat berwenang mereview hasil verifikasi kelengkapan dan keakuratan dokumen pendukung/dokumen pertangungan, checklist pemeriksaan dokumen, dan otorisasi checklist pemeriksaan dokumen. 2. Asman Financial Service mereview dokumen yang akan dikirim dan menandatangani pengiriman dokumen. 3. Pengendalian ini dilakukan oleh aplikasi. Aplikasi menolak input data yang tidak lengkap. OM Financial Service mereview dokumen dan memberi tanda tangan pada Checklist. 4. Aplikasi menolak eksekusi jurnal yang tidak balance. 5. Aplikasi menolak memunculkan kekurangan anggaran untuk masing-masing akun bila input melebihi anggaran. 6. Manager Cash Operation mereview hasil posting dan tanda tangan pada dokumen hasil posting.
  • 39. 7. Pejabat berwenang mereview keakuratan SPB dan otorisasi. 8. SPB hanya bisa di-approve jika status SPB “0” (print). 9. Aplikasi secara otomatis meng-update status SPB pada saat mencetak Nota Transfer Pembayaran dan Daftar Transfer Pembayaran. 10. Nota Transfer Pembayaran dan Daftar Transfer Pembayaran tidak bisa dicetak sebelum SPB di-approve. 11. Aplikasi menolak mencetak Nota dan Daftar Transfer Pembayaran yang sama. 12. Pejabat berwenang mereview kelengkapan dan keakuratan Nota dan Daftar Transfer pembayaran kemudian dibandingkan dengan rekap Permintaan Pembayaran, serta otorisasi. 4.2.3 Aktivitas Pengendalian (Control Activities) Aktivitas pengendalian yang akan dibahas adalah pengendalian yang dilakukan terhadap proses penerimaan kas, dimulai sejak menerima bukti transfer dan Rekening Koran hingga pencatatan memo jurnal. Serta aktivitas pengendalian terhadap pengeluaran kas dimulai dari menerima dokumen pertanggungan sampai dengan persetujuan untuk melakukan pembayaran. 1. Penelaahan kinerja (Performance appraisal) Pengecekan independen dan pelaksanaan praktik yang sehat Prosedur sistem penerimaan dan pengeluaran kas tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak diciptakan cara-cara untuk menjamin praktik yang sehat dalam pelaksanaannya. Setiap harinya manajer mengawasi,
  • 40. mengecek, mengotorisasi setiap transaksi penerimaan dan pengeluaran kas beserta dokumen-dokumen yang keluar. Manajer juga mengawasi kinerja karyawannya agar tetap sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan perusahaan. Pengecekan dan pengawasan dilakukan pada setiap proses yang terjadi dalam penerimaan dan pengeluaran kas. Officer yang melakukan pekerjaannya selalu direview oleh personil yang lebih tinggi jabatanya sebelum melanjutkan ke proses berikutnya. Pengecekan dan pengawasan dimulai sejak awal proses dengan tujuan tetap terjaga keakuratan data hingga akhir proses sehingga meminimalisir terjadinya kesalahan. Pengecekan secara independen secara keseluruhan dilakukan oleh internal audit. Internal audit yang dibentuk oleh perusahaan bertugas melakukan evaluasi terhadap hasil CSA secara periodik. CSA adalah Control Self Assessment (CSA) yang dilakukan setiap triwulan terhadap pengendalian internal untuk mengukur tingkat kecukupannya serta menghasilkan rekomendasi perbaikan baik terhadap rancangan maupun pelaksanaan kegiatan didalam perusahaan. 2. Pengolahan informasi (Information processing) Penerimaan Kas Pengolahan informasi mengenai pencatatan dan pengawasan atas transaksi penerimaan kas yang sudah berjalan adalah melalui suatu sistem secara terpadu yaitu aplikasi SAP, melalui aplikasi ini seluruh penerimaan kas yang berasal dari pembayaran jasa telekomunikasi dicatat dan diawasi
  • 41. secara real time karena aplikasi ini sudah terintegrasi dengan jaringan perbankan yang sudah melakukan kerjasama dengan PT. Telkom untuk menampung pembayaran yang dilakukan pelanggan atas penggunaan jasa telekomunikasi. Secara teknis, pelaksanaan collecting penerimaan pembayaran disamping langsung melalui loket bank yang sudah ada kerjasama dengan PT. Telkom, juga dapat dilakukan melalui loket Plaza Telkom dan selanjutnya harus disetorkan ke rekening perusahaan pada bank pemerintah yang berfungsi sebagai penampung seluruh penerimaan, demikian juga pembayaran yang diterima melalui loket Bank Operasional yang merupakan collecting agent harus disetorkan secara langsung (daily transfer) ke rekening perusahaan pada bank pemerintah yang berfungsi sebagai bank penampung tersebut, jadi prinsipnya di Bank Operasional tidak ada saldo yang mengendap. Dalam pengolahan informasi terdapat pengendalian aplikasi yang membantu untuk meyakinkan kelengkapan dan akurasi pengolahan transaksi, otorisasi, dan validitas. Meskipun sistem yang digunakan oleh PT. Telkom dalam mengolah informasi mengenai penerimaan kas sudah berjalan dengan efektif dan efisien, namun masih ditemukan kelemahan pada proses identifikasi atas pelanggan korporat yang melakukan pembayaran.
  • 42. Kondisi : Proses identifikasi pelanggan dilakukan oleh bagian treasury dan bagian keuangan ketika di Rekening Koran tidak tertera nama pelanggan yang sudah melakukan transfer. Ketidakjelasan identitas mengakibatkan uang yang sudah masuk statusnya menjadi uang titipan meskipun secara cash sudah masuk di rekening perusahaan, dan berdampak pada akun piutang usaha belum bisa di clear pada saat itu. Apabila transaksi penerimaan terjadi mendekati akhir bulan maka akan menyebabkan pos piutang pada buku besar masih terbuka hingga kegiatan tutup buku akhir bulan. Pos piutang usaha yang masih terbuka secara administrasi sebenarnya akan menimbulkan dua hal : a. Mempengaruhi pencapaian kinerja unit kerja keuangan dalam hal pengawasan dan pengendalian piutang usaha. b. Akan menjadi sampling objek audit dan ini sangat riskan menjadi temuan catatan opini auditor. Pengeluaran Kas Pengolahan informasi terutama mekanisme pencatatan dan pengeluaran kas juga sudah didukung oleh penggunaan aplikasi SAP. Berawal ketika perusahaan menerima tagihan dari vendor atas pekerjaan pemeliharaan jaringan yang telah selesai dikerjakan. Surat tagihan disertai dokumen pendukung yakni Berita Acara mengenai pekerjaan yang telah dilakukan dan Faktur Pajak. Perusahaan, khususnya bagian verifikasi
  • 43. kemudian memverifikasi kelengkapan data lalu diserahkan ke bagian Financial Service untuk mencetak Surat Perintah Bayar (SPB). Bagian Cash&Bank melakukan pembayaran berdasarkan SPB dan menyerahkan bukti transfer kepada vendor. 3. Pengendalian fisik (Physical controls) a) Dokumen dan catatan yang memadai Pengendalian internal yang baik atas dokumen dan catatan dapat memberikan jaminan bahwa setiap transaksi sudah dijalankan dengan baik sesuai prosedur. Kelengkapan dokumen akan menghasilkan informasi yang teliti dan dapat dipercaya bahwa telah ada transaksi dengan bukti yang memadai. Dokumen yang memadai adalah dokumen yang di otorisasi baik dengan tanda tangan ataupun stempel oleh pejabat yang berwenang. Penerimaan Kas Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa Invoice akan berlaku sebagai tanda terima pembayaran ketika transfer pelunasan oleh pelanggan sudah diterima oleh perusahaan. Invoice tersebut berisi berisi nomor tagihan, nama pelanggan disertai alamat dan nomor NPWP, tanggal pengukuhan, tanggal invoice, tanggal jatuh tempo pembayaran, periode penggunaan jasa telekomunikasi yang ditagih, jumlah total tagihan, dan Tanda Bea Materai Lunas dengan sistem komputerisasi. Lembar invoice juga disertai beberapa dokumen pendukung yaitu berkas Berita Acara yang berisi detil penggunaan koneksi yang digunakan oleh pelanggan selama
  • 44. periode yang ditagihkan, yang dibuat sebagai dasar penerbitan invoice dan pelunasan tagihan. Pada saat pelanggan sudah melakukan pembayaran ke Bank Operasional, maka Bank Operasional langsung mentransfer ke Bank Perusahaan. Bank Operasional menyerahkan bukti transfer dan Rekening Koran kepada perusahaan, untuk kemudian dibuatkan memo jurnal dalam SAP perusahaan berdasarkan dokumen tersebut. Pengeluaran Kas Pengeluaran kas untuk biaya operasi dan pemeliharaan jaringan terdiri dari beberapa dokumen yang terkait, diantaranya : 1. Surat Kontrak. Surat persetujuan pengerjaan pemeliharaan antara PT. Telkom dengan vendor. 2. Surat tagihan. Surat tagihan dari vendor untuk PT. Telkom. 3. Kuitansi/tanda terima uang. Kuitansi pembayaran dari PT. Telkom kepada vendor. 4. Faktur pajak 5. Berita Acara uji terima barang untuk pekerjaan pemeliharaan 6. Lembar Justifikasi kegiatan (alasan mengapa kegiatan dilakukan) Dokumen-dokumen pendukung diatas akas diperiksa kelengkapannya oleh bagian verifikasi kemudian diserahkan ke bagian Financial Service. Di bagian Financial Service terjadi pengolahan data yang menghasilkan Surat Perintah Bayar (SPB), setelah SPB diotorisasi oleh
  • 45. pejabat berwenang maka akan dibuatkan dokumen Nota Transfer Pembayaran dan Daftar Transfer Pembayaran. Kondisi : Dokumen pendukung yang diterima oleh perusahaan terkadang masih kurang lengkap, sehingga pembayaran tidak bisa diproses hingga dokumen dilengkapi. b) Otorisasi atas transaksi Penerimaan Kas Otorisasi atas dokumen terkait peneriman kas, diantaranya : 1. Invoice permintaan pembayaran kepada pelanggan, ditanda tangani oleh Manager Payment & Collection. 2. Bukti transfer dari Bank Operasional dan Rekening Koran diotorisasi oleh Operational Manager (OM) Financial Service. 3. Memo jurnal yang dibuat oleh Officer Financial Service direview dan ditandatangani oleh OM Financial Service. 4. Dokumen hasil posting diotorisasi oleh Manager Cash Operation. Pengeluaran Kas Pengeluaran kas untuk biaya operasi dan pemeliharaan jaringan terdiri dari banyak dokumen yang terkait disertai otorisasi oleh bagian yang memiliki wewenang, diantaranya : 1. Lembar Justifikasi kebutuhan barang dan atau jasa yang dibutuhkan untuk pemeliharaan jaringan, yang berisi unit kerja,
  • 46. nama kegiatan, dan total nilai yang dibutuhkan. Lembar justifikasi dibuat oleh Officer-3 Administrasi, diperiksa oleh petugas Support Service, dan disertai lembar persetujuan. 2. Lembar form kebutuhan barang atau jasa dan rinciannya, yang berisi nama barang dan jasa, jumlah yang diperlukan, serta total harga. Form ini dibuat oleh petugas Network dan disetujui oleh Manajer Area, kemudian diproses oleh Officer-1 Network & Accounting. 3. Nota, yang ditujukan kepada pihak ketiga yang diberi tugas untuk melaksanakan pekerjaan pemeliharaan. 4. Berita Acara, Surat permohonan pembayaran, Faktur pajak atas selesainya pekerjaan oleh vendor. Tagihan ditujukan kepada PT. Telkom. 5. Lembar verifkasi pajak. Sebagai verifikator adalah Officer-2 Financial Service dan Manajer Finanial Service sebagai reviewer. 6. Surat Perintah Bayar (SPB) dari PT. Telkom kepada vendor. Dokumen penagihan disahkan oleh Officer-1 Financial Service dan disetujui oleh Manajer Financial Service. 4. Pemisahan fungsi Pemisahan fungsi menjelaskan bahwa tidak ada karyawan yang melakukan pekerjaan ganda, antara bagian transaksi dan pencatatan dipisahkan, begitu juga dengan yang lainnya. Pemisahan fungsi dilakukan
  • 47. agar setiap bagian pekerjaan dapat berjalan dengan efektif, dan efisien sehingga tujuan perusahaan tercapai. Terdapat pemisahan fungsi antara fungsi penerimaan pembayaran dari jasa telekomunikasi dengan fungsi pengeluaran kas untuk beban operasional dan pemeliharaan sarana telekomunikasi (BODP). Secara umum, pemisahan fungsi dapat dijelaskan seperti berikut : Kegiatan pengeluaran kas ini dilakukan oleh satuan Unit Fungsional Logistik (Bagian Pengadaan Barang) dan Unit Keuangan yang terdiri dari bagian verifikasi, financial service, kas&bank, dan akuntansi. Masing- masing bertugas menerima, memeriksa, dan memverifikasi kelengkapan dokumen pendukung dan mencetak SPB. Setelah direview keakuratan SPB, bagian keuangan (kas&bank) melakukan transfer pembayaran kepada vendor disertai Nota dan Daftar Transfer Pembayaran. Bagian Akuntansi melakukan posting jurnal dan member cap “PAID” pada berkas yang sudah dibayar. Dapat dilihat bahwa sudah terdapat pemisahan fungsi dengan baik antara Unit Fungsional Logistik dengan Unit Keuangan. Sedangkan untuk penerimaan kas dari jasa telekomunikasi, fungsi penagihan dan pencatatan sudah dilakukan secara terpisah. Fungsi Billing Management mengelola tagihan ke pelanggan maupun dari vendor, dan Fungsi Cash&Bank memeriksa rekening perusahaan apakah pelanggan sudah melakukan pembayaran, kemudian membuat memo jurnal dan menginput data, dan terakhir melakukan rekonsiliasi saldo bank.
  • 48. Penerimaan Kas Fungsi secara personil yang terkait penerimaan kas adalah fungsi Cash&Bank dan Financial Service. 1. Officer Cash&Bank/ Officer Financial Service  Menerima Rekening Koran dan bukti transfer dari Bank Operasional.  Memverifikasi transaksi atas transfer bank dari Bank Operasional ke Korporat untuk dibandingkan dengan rekening Koran.  Melakukan klarifikasi transaksi transfer harian yang belum dilakukan oleh Bank Operasional.  Membuat memo jurnal berdasarkan dokumen pendukung yang diterima. 2. Officer Cash&Bank/ Officer-1 Financial Service  Menginput data atas transfer Bank Operasional ke Korporat.  Mencantumkan nomor dokumen pada memo jurnal atau dokumen pendukung. 3. Asman Cash&Bank/ Officer-2 Financial Service/ Pejabat berwenang  Mereview hasil input  Melakukan posting dokumen data atas transfer Bank Operasional ke Korporat kedalam SAP.
  • 49. Pengeluaran Kas Fungsi-fungsi yang terkait dalam aktivitas pengeluaran kas terdiri dari fungsi Verification, Verification&Tax, Financial Service, Cash&Bank, dan fungsi Akuntansi. 1. Verification  Menerima dokumen pendukung  Memvalidasi keabsahan dokumen pendukung  Membuat dan memverifikasi Checklist Pemeriksaan Dokumen 2. Verification&Tax  Mengirimkan dokumen yang telah diverifikasi beserta checklist ke Financial Service  Mencatat pengiriman dokumen dalam log book 3. Financial Service  Menerima dokumen yang telah diverifikasi  Input dokumen kedalam SAP  Melakukan review hasil input dan melakukan posting ke SAP  Memproses dan mencetak SPB untuk ditandatangani oleh pejabat berwenang 4. Cash & Bank  Membuat dan mencetak perintah pembayaran berupa Nota dan Daftar Transfer Pembayaran  Mengirimkan Nota dan Daftar Transfer Pembayaran ke Bank
  • 50. 5. Akuntansi  Posting jurnal pembayaran (mengupdate status SPB)  Member cap “PAID” dan “Tanggal Bayar” pada Nota dan Daftar Transfer Pembayaran Pemisahan fungsi antara aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas dilakukan untuk menghindari dan meminimalisir terjadinya kecurangan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diatas, pemisahan tugas pada PT Telkom sudah berjalan dengan baik. Pembagian tugas pada perusahaan sangat mendukung kinerja atas perusahaan karena sudah dengan jelas tertulis dalam struktur organisasi perusahaan. Setiap fungsi sudah melakukan tugasnya sesua dengan jobdesk masing-masing sehingga mendukung tercapainya tujuan perusahaan. 4.2.4 Informasi dan Komunikasi (Information and Communication) Informasi mengenai seluruh aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas sudah terkomputerisasi dan mengacu pada ketentuan SAP terkait untuk bagian finansial. Mekanisme pencatatan atas transaksi penerimaan kas yang sudah berjalan adalah melalui sistem aplikasi SAP tersebut, melalui aplikasi ini seluruh penerimaan kas yang berasal dari pembayaran jasa telekomunikasi dicatat dan diawasi karena aplikasi ini sudah terintegrasi secara terpadu. Penggunaan sistem informasi pada PT. Telkom memberikan keunggulan penggunaan yang powerfull, cepat, akurat, transparan, dan less manually. Namun demikian, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya
  • 51. berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di PT. Telkom ditemukan bahwa masih sering terjadi ketika perusahaan mencetak Rekening Koran untuk melihat pembayaran yang sudah dilakukan oleh pelanggan, tidak tertera nama perusahan melainkan hanya nomor rekening. Terutama jika pembayaran yang dilakukan mendekati akhir bulan, mengakibakan akun Piutang Usaha belum bisa di clear pada saat itu walaupun uang secara cash sudah masuk ke rekening PT. Telkom tetapi statusnya adalah uang titipan dan belum diakui pendapatan. Penelusuran atas pembayaran yang diterima dari pelanggan dilakukan secara harian, namun apabila transaksi penerimaan terjadi mendekati akhir bulan dan identifikasi masih belum jelas, maka akan mengakibatkan pos piutang pada buku besar masih terbuka pada tutup buku akhir bulan. 4.2.5 Pemantauan (Monitoring) Penerimaan Kas Seluruh penerimaan kas yang berasal dari pembayaran jasa telekomunikasi diawasi secara real time melalui sistem. Kegiatan monitoring untuk aktivitas penerimaan kas secara otomatis melalui database pelanggan yang dimiliki perusahaan. PT. Telkom memiliki database pelanggan retail dan wholesale, pelanggan retail adalah pelanggan yang menggunakan telepon tetap, pelanggan wholesale adalah perusahaan yang menyewa jaringan untuk kepentingan usahanya, contohnya untuk menghubungkan perusahaan pusat dengan cabang didaerah tertentu. Untuk
  • 52. pelanggan retail, setiap tanggal 20 sistem akan menunjukkan pelanggan yang sudah dan belum membayar tagihan, apabila ada pelanggan yang belum membayar tagihannya maka akan diblokir. Sedangkan untuk pelanggan wholesale, PT. Telkom tidak bisa dengan mudah memutuskan sambungan jaringan karena akan menimbulkan masalah baru. Maka dari itu, pendekatan yang dilakukan diantaranya negosiasi mengenai masalah penyebab keterlambatan bayar. Pengeluaran Kas Pengeluaran kas yang bersifat pembayaran kepada pihak ketiga yaitu untuk biaya operasional pemeliharaan jaringan, dari sejak dokumen tagihan ditujukan ke Telkom, maka perusahaan mempunyai waktu 14 hari untuk membayar, semua ketentuan sudah ada di SAP. Adapun pengeluaran kas yang bersifat internal contohnya penggantian imprest fund, perusahaan mempunyai peraturan tersendiri yakni waktu 4 hari, semua ketentuan ada di SLA (Service Level Agreement). Dokumen-dokumen yang terkait pengeluaran kas diotorisasi oleh personil yang berwenang, oleh karena banyaknya dokumen yang harus diotorisasi dapat mengakibatkan personil kelelahan dan kurang cermat dalam menanggapi dokumen-dokumen tersebut sehingga perlu dilakukan pengecekan lagi oleh pihak yang independen atas kinerja setiap personil. Perusahaan menerapkan pengendalian dalam hal ini dengan cara menempatkan personil yang kompeten dan memiliki integritas yang tinggi terhadap pekerjaannya sejak awal. Setiap triwulan auditor internal juga
  • 53. melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pengendalian internal perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat diperoleh kesimpulan bahwa kegiatan pemantauan terhadap aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas sudah dilakukan dengan baik oleh perusahaan, dan sudah berjalan dengan efektif dan efisien sesuai dengan prosedur yang diterapkan oleh perusahaan guna mendukung pencapaian tujuan dan target perusahaan. 4.3 Pembahasan Sistem pengendalian pada penerimaan dan pengeluaran kas pada PT Telkom Tbk sudah melalui bank sehingga pengendalian terhadap kas sudah berjalan dengan baik. Namun demikian, disamping pengendalian terhadap kas juga terdapat pengendalian pada personil yang berkaitan dengan aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas. Terutama pada proses pengeluaran kas, diperlukan dokumen-dokumen sebagai bukti sebelum melakukan pengeluaran. Kegiatan otorisasi atas dokumen termasuk kegiatan yang sulit dengan begitu banyaknya dokumen yang keluar setiap hari yang membutuhkan perhatian serta otorisasi oleh personil yang diberikan wewenang oleh perusahaan. Dikatakan sulit karena memeriksa setiap lembar dokumen adalah kegiatan yang menjemukan, personil dapat dengan mudah memberikan tandatangannya karena terlalu lelah untuk mengecek setiap lembar dokumen yang diberikan. Dengan demikian, perusahaan menerapkan pengendalian dengan cara menempatkan personil yang kompeten, jujur, serta
  • 54. memiliki integritas yang tinggi terhadap pekerjaannya. Perusahaan juga melakukan pengecekan independen pada setiap aktivitas yang dilakukan dan pemantauan oleh auditor internal sebagai dasar evaluasi terhadap pengendalian internal perusahaan. Secara keseluruhan, evaluasi yang dilakukan terhadap pengendalian internal yang diterapkan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia telah menunjukkan kualitas yang baik. Pengendalian internal yang diterapkan oleh perusahaan sudah sesuai berdasarkan COSO Internal Control Framework mengenai lima komponen pengendalian secara teori dan praktek. Kelemahan yang terdapat dalam aktivitas pengeluaran kas seperti dokumen dari vendor yang kurang lengkap tidak terlalu berpengaruh signifikan terhadap pelaksanaan proses pengeluaran kas secara keseluruhan, namun apabila kejadian ini terjadi terus menerus maka akan menghambat pelaksanaan pekerjaan dan menjadi tidak efektif dan efisien. Perusahaan terus menegaskan akan pentingnya kelengkapan dokumen pada setiap proses pengeluaran kas, sejauh ini kelemahan tersebut dapat diatasi dengan pengendalian oleh sistem yang tidak akan berjalan apabila data yang diinput tidak lengkap dan pengendalian manual yang dilakukan oleh personil dalam mereview setiap proses. Permasalahan pada sistem penerimaan kas masih sering terjadi dan mempengaruhi kinerja bagian treasury dan keuangan perusahaan. Proses identifikasi pelanggan yang tidak mencantumkan nama ketika melakukan pembayaran mengurangi efektifitas dan efisiensi pada bagian treasury dan
  • 55. keuangan. Terutama pelanggan yang melakukan pembayaran mendekati akhir bulan, maka akan mengakibatkan akun piutang belum bisa di clear dan status kas yang masuk ke perusahaan adalah uang titipan.
  • 56. BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan 1. PT Telekomunikasi Indonesiamerupakan Badan Usaha Milik Negara dan penyedia layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia. TELKOM menyediakan layanan InfoComm, telepon kabel tidak bergerak (fixed wireline) dan telepon nirkabel tidak bergerak (fixed wireless), layangan telepon seluler, data dan internet, serta jaringan dan interkoneksi, baik secara langsung maupun melalui anak perusahaan. 2. Struktur Organisasi PT. Telkom terdiri dari komisaris utama, komisaris, direktur utama, direktur, general manage, dan beberapa manajer yang membawahi beberapa staf masing-masing. 3. Sistem perencanaan PT. TELKOM dalam menyusun perencanaan Perusahaan, memiliki tujuan: agar perencanaan Perusahaan dapat dilakukan secara sistematis, lebih mudah, cepat , teratur, terintegrasi , sesuai visi dan misi Perusahaan, serta dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya; memudahkan dalam melakukan evaluasi dan pengendalian pada saat pelaksanaannya. Model perencanaan Perusahaan terdiri dari 3 (tiga) tahapan: pertama, penyelarasan harapan pemangku kepentingan, kedua, perumusan strategi Perusahaan dan ketiga, pengembangan perencanaan bisnis. 4. Strategi Pengembangan Usaha PT. Telkom dengan melakukan : Representasi dan refleksi dari rencana strategis perusahaan, Analisa dari
  • 57. kualifikasi tugas yang akan diemban oleh tenaga kerja, Analisa kesediaan tenaga kerja, Melakukan tindakan inisiatif, dan Evaluasi dan modifikasi tindakan
  • 58. DAFTAR PUSTAKA 1. http://www.telkom.co.id/hubungi-kami/pt-telekomunikasi-indonesia- tbk/investor-relations/laporan-tahunan/tata-kelola-perusahaan/unit-internal- audit 2. https://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2015_1_1080_Bab2.pdf 3. https://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2015_1_1079_Bab2.pdf 4. http://repository.ekuitas.ac.id/bitstream/handle/123456789/85/BAB%205.pdf? sequence=10&isAllowed=y 5. http://www.telkom.co.id/UHI/CDInteraktif2013/ID/0080_sistem.html http://www.telkom.co.id/UHI/UHI2011/ID/0805_penilaian.html