2. Tata Kelola IT adalah cara mengatur,
mengadministrasi, membuat keputusan
yang berkaitan dengan proses dan sistem
kerja yang berurusan dengan IT, either
dengan organisasi, SDM dan resource
lainnya.
3. Tata Kelola IT memiliki karakteristik:
– Bersifat sistematis
– Bersifat jangka panjang
– Bersifat strategis
– Mengatur pengelolaan rutin
– Menyesuaikan diri dengan strategi organisasi
– Memastikan bahwa pengelolaan IT berjalan
sesuai rencana jangka panjang yang sudah
ditetapkan (fungsi Quality assurance)
4. Tata Kelola TI dilakukan dengan:
– consider; membandingkan manfaat dan investasi IT yang
dilakukan
– do the right thing; mengambil keputusan dan membuat
rencana yang tepat
– doing it the right way; mendesain pelaksanaan untuk
dilakukan dengan metodologi/cara yang tepat
– doing it with the right usage; melaksanakan dan
mengimplementasikan IT dengan tepat sesuai desainnya
– benefit evaluation; memastikan benefit yang didapat
sesuai dengan perhitungan dan perbandingan di tahap 1
5. Proses Tata Kelola TI:
– Value driven: didorong oleh nilai atau kultur yang ada dalam
organisasi
– Value menentukan Strategi bisnis untuk mencapai visi misi
– Strategi mengarahkan Proses apa saja yang akan dilakukan
– Proses menghasilkan Result
– Proses menggunakan Resource yang dapat diukur apakah
investasi sesuai dengan Result
– Result yang dihasilkan dicek apakah sudah sesuai dengan
yang diinginkan atau belum. Jika belum, mungkin perlu
mengubah Strategi
– Result menjadi input perbaikan Proses
6. Pengelolaan IT perlu di tata karena investasi IT
termasuk besar (kedua setelah SDM), memerlukan
biaya operasional dan pemeliharaan, yang
kebutuhannya (dan anggarannya) tersebar di banyak
divisi/departemen. Jika aset IT yang memiliki peran
strategis mengalami kegagalan, proses bisnis
organisasi bisa terhenti, sehingga IT perlu di kelola
agar selalu terjaga kehandalannya.
7. Beberapa contoh praktik pengelolaan TI yang baik,
antara lain:
1. Pengambilan keputusan TI melibatkan pihak
non TI karena pada dasarnya pihak non TI (pihak
bisnis) adalah pengguna aset TI yang ada.
dorongan untuk memanfaatkan TI harus berasal
dari pihak non TI (bisnis), hal ini untuk
memastikan adanya dukungan bagi TI dalam
melaksanakan tugas-tugasnya. proses TI yang
berjalan tanpa dukungan pihak non TI, akan
berakibat sia-sianya aset TI yang diakusisi
8. 2. Pengambilan keputusan TI harus sesuai dengan
strategi jangka panjang organisasi. dengan
menyesuaikan diri dengan strategi tersebut, maka
keputusan yang dibuat akan efektif karena dapat
mendukung dan memudahkan organisasi dalam
melaksanakan strategi bisnis yang ditetapkan
3. Melakukan pengelolaan secara efektif, misalnya
dengan menyesuaikan diri dengan infrastruktur TI
yang ada, metodologi yang diterapkan oleh tim
pengembang. jika tim pengembang terbiasa
dengan metodologi prototyping, jangan
memaksakan menggunakan waterfall
9. 4. Mengukur, mengelola, dan memantau apakah
belanja TI bermanfaat bagi organisasi atau
tidak. ini sejalan dengan praktik nomor 2,
apakah pengelolaan TI sesuai dengan strategi
organisasi. pengukuran yang terus menerus
dilakukan (paling tidak secara berkala) dapat
memastikan bahwa proses TI berjalan sesuai
rencana
10. 5. Belajar dari pengalaman organisasi lain
(benchmarking) yang mirip, dari segi
business line, proses bisnis, jumlah
cabang dan staf
6. Memanfaatkan aset-aset TI yang sudah
ada (reuse) untuk memastikan aset TI
terutilisasi secara maksimal, dan tidak sia-
sia