Cyanophyta merupakan alga hijau-biru yang memiliki struktur sel sederhana tanpa inti sel dan organel. Jenis Cyanophyta yang sering dimanfaatkan adalah Spirulina platensis yang kaya akan protein, pigmen, dan senyawa bioaktif lainnya. Penelitian menunjukkan ekstrak Spirulina platensis memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Propionibacterium acne.
3. Definisi Cyanophyta
Cyanophyta berasal dari bahasa Yunani yaitu
“Cyano” atau “Kyanỏs” yang artinya biru
sedangkan “Phyta” artinya tumbuhan.
Cyanophyta dikenal juga dengan Cyanobacteri,
alga hijau-biru, atau Cyanophytes. Nama
Cyanophyta didasarkan atas pigmen-pigmen
yang terdapat di dalam sel Cyanophyta, yaitu
klorofil-a, dan sejumlah pigmen seperti b-karotin,
xantofil dan fikobilin. Pigmen fikobilin yang paling
dikenal pada Cyanophyta adalah pigmen biru c-
fikosianin dan pigmen merah c-fikoeritrinnophyta
4. Struktur Sel Cyanophyta
Dinding sel nya mengandung pektin, hemiselulosa
dan selulosa. Selain itu Cyanophyta juga tidak memiliki
membran inti, susunan pigmen sitoplasmanya
berbeda, dan tidak memiliki mikokondria, aparatus
golgi, retikulum endoplasma dan vakuola yang
menyebabkan cyanophyta termasuk kedalam
kelompok prokariotik
5. Cyanophyta merupakan mikroalga
bersel tunggal atau berbentuk
benang dengan struktur tubuh
yang masih sederhana dan
bersifat autotrof. Dinding selnya
mengandung pektin, hemiselulosa
dan selulosa. Cyanophyta memiliki
kemampuan untuk berfotosintesis.
Cyanophyta memiliki karakter
morfologi yang sangat beragam,
meliputi berbagai macam bentuk
talus, yaitu uniseluler, koloni,
filamen yang tidak bercabang,
atau filamen yang bercabang.
Cyanophyta berukuran mulai dari
0,6 µm sampai 30 µm. Filamen
Cyanophyta memiliki kisaran
diameter tubuh mulai dari 0,4 µm
sampai 45 µm bahkan ada yang
melebihi 100 µm.
Karakteristik Cyanophyta
6. Ordo Choococcales
Ordo ini berbentuk tunggal
atau kelompok tanpa spora,
dengan warna biru kehijau-
hijauan. Contoh spesies
dari ordo chroococcales,
diantaranya Chrococcus,
Gleocapsa, Anacystis,
Merismopedia, Eucapsis,
Coelosphaerium, dan
Mycrocystis.
Bersel tunggal atau
merupakan koloni
berbentuk benang yang
mempunyai spora.Ordo ini
dibagi menjadi 3 famili
yaitu:
• Famili Dermocarpaceae,
contoh: dermocarpa
• FamiliChamoesiphonacea,
contoh: chamaesiphon
• Famili Pleurocapcaceae,
contoh: Xenococcus
Sel – selnya merupakan koloni
berbentuk benang atau diselubungi
suatu membran. Ordo
Hormogonales dibagi menjadi 5
famili yaitu:
• Famili Oscillatoriaceae, contoh:
Oscillatoria dan Spirullina
• Famili Nostocaceae, contoh:
Anabaena dan
Cylindrospermum
• Famili Scytonemataceae,
contoh: Tolipotrix
• Famili Stigonemataceae, contoh:
Hapalosiphon dan Stigonema
• Famili Rivullariaceae,
contoh:Rivularia dan Calothrix
Ordo
Chamaesiphonales
Ordo Hormogonales
Klasifikasi Cyanophyta
7. Spirulina platensis berasal dari golongan
Cyanophyta (alga hijau biru) yang sering
dimanfaatkan untuk berbagai bahan baku industri,
diantaranya untuk pakan alami, makanan
tambahan, farmasi, dan kosmetika (Farihah, 2014).
Pada spirulina platensis terdapat beberapa macam
kandungan seperti protein, pigmen fikosianin, dan
flavonoid (Deamici, Santos dan Costa, 2018).
Spirullina sp
8. Klasifikasi Spirulina sp
Kingdom : Cyanophyta
Kelas : Cyanophyceae
Famili : Oscilatoriaceae
Genus : Spirulina
Spesies : Spirulina sp
9. Spirulina sp. merupakan jenis mikroalga yang memiliki
bentuk spiral yang bergabung menjadi satu memliki sel
berkoloni membentuk filamen terpilin mempunyai spiral,
tidak bercabang, autotrof, dan berwarna biru kehijauan.
Bentuk tubuh Spirulina sp. yang menyerupai benang
merupakan rangkaian sel yang berbentuk silindris dengan
dinding sel yang tipis, berdiameter 1-12 µm. Spirulina sp.
berwarna hijau tua dalam koloni besar yang berasal dari
klorofil dalam jumlah tinggi.
Karakteristik Spirulina sp
10. Pada penelitian yang dilakukan oleh Diah Astika
Winahyu, Agustina Retnaningsih dan Siti Koriah
pada tahun 2020 tentang Uji Aktivitas Antibakteri
Ekstrak Spirulina platensis terhadap Pertumbuhan
Bakteri Staphylococcus aureus dan Propioni
bacterium acne dengan metode Difusi Agar yang
dilakukan untuk menguji aktivitas antimikroba selain
itu dapat digunakan untuk melihat sensivitas
berbagai jenis mikroba terhadap antimikroba pada
konsentrasi tertentu.
Pembahasan Jurnal
11. Spirulina platensis berasal dari golongan Cyanophyta
(alga hijau biru) yang sering dimanfaatkan untuk
berbagai bahan baku industri, diantaranya untuk pakan
alami, makanan tambahan, farmasi, dan kosmetika
(Farihah, 2014). Pada spirulina platensis terdapat
beberapa macam kandungan seperti protein, pigmen
fikosianin, dan flavonoid (Deamici, Santos dan Costa,
2018). Penambahan spirulina platensis dalam pangan
fungsional sudah banyak dilakukan karena mudah
diproduksi serta kaya akan nutrisi dan sumber senyawa
bioaktif yang menjanjikan untuk meningkatkan
karakteristik produk fungsional. Spirulina platensis juga
memiliki akivitas antimikroba, salah satunya terhadap
Staphylococcus aureus (Adrianti, 2016).
12. Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukan bahwa ekstrak Spirulina platensis
dapat menghambat pertumbuhan bakteri dengan diameter rata-rata
Staphylococcus aureus pada konsentrasi 100% = 14,44 mm, 75% = 11,27 mm,
50% = 10,35 mm, dan 25% = 8,71 mm. Pada bakteri Propionibacterium acne
didapat diameter rata-rata yaitu untuk konsentrasi 100% = 16,97 mm, 75% =
16,43 mm, 50% = 10,39 mm, dan 25% = 14,88 mm.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terbentuknya zona hambat yang berbeda-
beda pada tiap konsentrasi meskipun penelitian-penelitian mengenai pengujian
ekstrak Spirulina platensis terhadap bakteri Staphylococcus aureus maupun
Propionibacterium acne sampai saat ini belum banyak ditemukan, artinya ekstrak
Spirulina platensis mempunyai daya antibakteri. Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Farihah, dkk, (2014) bahwa Spirulina platensis mengandung senyawa
yang berpotensi sebagai antitumor, antiinflamasi, antimikroba, dan antioksidan.
13. Berdasarkan zona hambat yang terbentuk maka aktivitas antibakteri dapat
digolongkan menjadi beberapa golongan yaitu antibakteri yang tergolong
lemah (zona hambat < 5 mm) , sedang (zona hambat antara 5- 10 mm),
kuat (zona hambat antara 10- 20 mm), dan tergolong sangat kuat (zona
hambat > 20 mm). Dari hasil pengujian daya hambat sampel ekstrak
metanol Spirulina platensis terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan
Propionibacterium acne memiliki aktivitas antibakteri dengan kategori
sedang hingga kuat. Sedangkan berdasarkan perbandingan kontrol positif
eritromisin dengan diameter zona hambat sampel ekstrak Spirulina
platensis terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Propionibacterium
acne berada pada kategori intermediet. Berdasarkan hasil yang telah
diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa hasil uji antibakteri dari ekstrak
spirulina platensis terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan
Propionibacterium acne memiliki aktivitas antibakteri.