Laporan praktikum mikrobiologi mengenai isolasi dan morfologi kapang dari kue. Kapang diisolasi dari kue dan diidentifikasi sebagai Rhizopus sp. berdasarkan ciri-ciri seperti hifa nonseptat, stolon, dan sporangiofora.
1. Laporan Praktikum Nama : Raden Dani Najar Saputra
Mikrobiologi Nim : J3L112187
Kelas : B P.1
Kelompok : 8 (Delapan)
Hari,tanggal : Rabu, 13 November 2013
Waktu : 14.30 – 17.50 WIB
PJP : Emil Wahdi S.Si
Asisten : Ramdhani
Yeny Anggraini
Yesi Septiani
KULTIVASI DAN MORFOLOGI KAPANG
PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIA
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
2. Pendahuluan
Isolasi merupakan cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba
tertentu dari lingkungan, sehingga diperoleh kultur murni atau biakkan murni.
Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari
satu sel tunggal. Beberapa cara yang dilakukan untuk mengisolasi mikrooraganisme
antara cara goresan (streak plate), cara taburan/tuang (pour plate), cara sebar
(spread plate), cara pengenceran (dilution plate) serta mikromanipulator. Karena
itu yang melatar belakangi percobaan isolasi dan morfologi koloni mikroba ialah
untuk memelihara suatu mikroorganisme yaitu bakteri dan jamur dari media yang
ada serta membedakan bahwa setiap mikroorganisme memiliki bentuk, tepi serta
permukaan koloni yang berbeda – beda (Hadioetomo 1993)
Latar belakang diadakannya percobaan isolasi dan kultivasi mikroba ini
adalah untuk memelihara suatu mikroorganisme yaitu bakteri, jamur, dan khamir
dari media yang ada serta membedakan bahwa setiap mikroorganisme memiliki
peranan yang berbeda dalam kehidupan, baik yang merugikan maupun yang
menguntungkan..Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk
melangsungkan aktivitas kehidupan dan tidak memerlukan tempat yang besar,
mudah ditumbuhkan dalam media buatan yang dilakukan dalam percobaan ini, dan
tingkat pembiakannya relatif cepat saat inkubasi.
Kapang adalah sekelompok mikroba yang tergolong dalam fungi dengan ciri
khas memiliki filamen (miselium). Kapang termasuk mikroba yang penting dalam
mikrobiologi pangan karena selain berperan penting dalam industri makanan,
kapang juga banyak menjadi penyebab kerusakan pangan. Kapang adalah fungi
multiseluler yang mempunyai filamen dan pertumbuhannya pada makanan mudah
dilihat karena penampakannya yang berserabut seperti kapas. Pertumbuhannya
mula-mula akan berwarna putih, tetapi jika spora telah timbul akan terbentuk
berbagai warna tergantung dari jenis kapang.
Tujuan
Mempelajari kultur teknik mikrobiologis dan mengidentifikasi komponen
struktur kapang.
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan ialah pembakar Bunsen, cawan petri berisi
potongan kertas saring pipa U, gelas objek, cover glassI, ose, pinset dan mikroskop.
Bahan –bahan yang digunakan ialah agar sabouraud, dan isolat kapang dari kue
positif.
Prosedur
Media agar sabouraud dicairkan di atas penangas air dan di dinginka n
hingga 45oC, kertas saring diletakan pada dasar cawan dan batang kaca U
dimasukkan pada cawan, dengan menggunakan pinset kaca objek cekung
dicelupkan berikut tutupnya kedalam etil alkohol dan di pijarkan serta dibiarkan
sampai padam. Kaca objek diletakan dengan bagian cekung diatas dan di samping
3. bagian cekung ditutup di atas batang kaca dalam cawan petri, dengan bantuan tusuk
gigi sedikit vaselin dioleskan pada 3 lokasi bagian tepi cekung sedangkan olesan
ke-4 untuk lalunya udara. Teteskan 1-2 tetes agar saubouraud yang cair pada bagian
cekung dengan bantuan pipet Pasteur steril, lalu letakkan kaca tutup. Pinset diambil
dan kaca objek ditegakan sampai agar menjadi padat. Kemudian dengan pinset pula
kaca tutup di dorong ke bawah dan dengan inokulasi steril, spora diinokulas ika n
dari kultur uji. Gliserol diteteskan ke atas kertas saring untuk melembabkan
atmosfer dan kertas saring dibasahi kembali selama inkubasi. Kaca objek diletakan
diatas batang kaca U, cawan ditutup dan diberi label dengan nama sampel yang
diujikan, kemudian dibiarkan selam 2-3 hari pada suhu 27-30oC dan morfologi
kapang diamati.
Data Hasil Pengamatan
Tabel 1 hasil pengamatan morfologi kapang pada kue positif
Jenis Sampel : Kapang Rhizopus sp.
Nama Sampel : Kue positif
Keterangan Gambar :
1. Sporangiofora
2. Hifa
1
2
Perbesaran Objektif : 4 x 10
Pembahasan
Kapang merupakan fungi yang berfilamen atau mempunyai miselium.
Miselium merupakan kumpulan dari hifa. Beberapa kapang, hifanya tidak
mempunyai dinding pembatas dan disebut nonseptate hifa. Hifa yang memiliki
dinding pembatas disebut septate hifa. Hifa ada yang berfungsi untuk mengabsorbsi
nutrisi (hifa vegetatif) dan ada hifa yang berfungsi untuk reproduksi (Hifa fertil)
(Waluyo 2007).
Kapang berreproduksi dengan dua cara, secara aseksual dan seksual. Secara
aseksual misalnya sporangiospora, dan konidiaspora. Phycomycetes merupakan
kelas yang perkembangbiakan aseksualnya menggunakan sporangiospora.
Sporangiospora merupakan spora yang diproduksi dalam suatu kantung yang
disebut sporangium. Salah satu spesies yang reproduksi aseksualnya menggunaka n
sporangiospora adalah Rhizopus sp. Penicillium sp. merupakan contoh spesies yang
reproduksi aseksualnya menggunakan konidiospora. Konidiospora ialah spora yang
diproduksi pada ujung hifa yang bercabang-cabang dan terbentuk dari hifa fertile.
Secara seksual kapang berkembang biak dengan isogamet dan heterogamet
(Hadi 1989).
Sifat-sifat kapang baik penampakan makroskopik ataupun mikroskopik
digunakan untuk identifikasi dan klasifikasi kapang. Kapang dapat dibedakan
menjadi dua kelompok berdasarkan struktur hifa yaitu hifa tidak bersekat atau
4. nonseptat dan hifa bersekat atau septat yang membagi hifa dalam ruangan-ruangan,
dimana setiap ruangan mempunyai satu atau lebih inti sel (nukleus). Dinding
penyekat yang disebut septum tidak tertutup rapat sehingga sitoplasma masih bebas
bergerak dari suatu ruangan ke ruangan lainnya (Prescott et al1999).
Kapang memiliki sifat fisiologi seperti, kebutuhan air, suhu pertumbuhan,
kebutuhan oksigen dan pH, makanan, dan sebagai komponen penghambat.
Umumnya kebutuhan air kebanyakan kapang membutuhkan AW (Water Activity)
minimal untuk pertumbuhan lebih rendah dibandingkan dengan khamir dan bakteri.
Kadar air bahan pangan kurang dari 14-15%, misalnya pada beras dan serealia,
dapat menghambat atau memperlambat pertumbuhan kebanyakan khamir. Suhu
pertumbuhan kebanyakan kapang bersifat mesofilik yaitu tumbuh baik pada suhu
kamar. Suhu optimum pertumbuhan untuk kebanyakan kapang ialah sekitar 25-
300C tetapi beberapa dapat tumbuh pada suhu 35-370C atau lebih tinggi. Beberapa
kapang bersifat psikrotrofik dan beberapa bersifat termofilik. Kebutuhan oksigen
dan pH Semua kapang bersifat aerobik, yaitu membutuhkan oksigen untuk
pertumbuhannya. Kebanyakan kapang dapat pada kisaran pH yang luas, yaitu 2-8,5
tetapi biasanya pertumbuhannya akan lebih baik pada kondisi asam atau pH rendah.
Makanan kapang umumnya dapat menggunakan berbagai komponen makanan,
dari yang sederhana hingga kompleks. Kebanyakan kapang memproduksi enzim
hidrolitik, misal amilase, pektinase, proteinase dan lipase, oleh karena itu dapat
tumbuh pada makanan-makanan yang mengandung pati, pektin, protein atau lipid.
Beberapa kapang mengeluarkan komponen yang dapat menghambat organisme
lainnya. Komponen itu disebut antibiotik, misalnya penisilin yang diproduksi oleh
Penicillium chrysogenum dan clavasin yang diproduksi oleh Aspergillus clavatus
(Fardiaz 1989).
Pertumbuhan kapang biasanya berjalan lambat bila dibandingkan dengan
pertumbuhan khamir dan bakteri. Oleh karena itu jika kondisi pertumbuhan
memungkinkan semua mikroorganisme untuk tumbuh, kapang biasanya kalah
dalam kompetisi dengan khamir dan bakteri. Tetapi sekali kapang dapat mulai
tumbuh, pertumbuhan yang ditandai dengan pembentukan miselium dapat
berlangsung dengan cepat. Mengingat komponen struktur sangat halus, diperlukan
teknik khusus untuk menanganinya. Metode yang digunakan ialah memanfaatka n
kaca objek cekung yang mengandung media Sabouraud yang ditutupi dengan kaca
tutup yang mudah di angkat. Spora kapang akan deposit pada permukaan agar dan
inkubasi berlangsung dalam ruangan lembab dan pengamatan mikroskopik dapat
dilakukan tanpa khawatir akan merusak anatomi komponen struktur (Sunatmo
2009).
Rhizopus sp. sering disebut kapang roti karena sering tumbuh dan
menyebabkan kerusakan pada roti. Selain itu kapang ini juga sering tumbuh pada
sayuran dan buah-buahan. Spesies Rhizopus yang sering tumbuh pada roti ialah R.
stolonifer dan R.nigricans. selain merusak makanan, beberapa spesies Rhizopus
juga digunakan dalam pembuatan beberapa makanan fermentasi tradisional, misal
5. R. oligosporus dan R. oryzae yang digunakan dalam fermentasi berbagai macam
tempe dan oncom hitam (Hendritomo 2002).
Ciri-ciri spesifik Rhizopus yaitu, Hifa nonseptat, Mempunyai stolon dan
rhizoid yang warnanya gelap jika sudah tua, Sporangiofora tumbuh pada noda
dimana terbentuk juga rhizoid, Sporangia biasanya besar dan berwarna hitam,
Kolumela agak bulat dan apofisis berbentuk seperti cangkir, Tidak mempunyai
sporangiola, Membentuk hifa vegetatif yang melakukan penetrasi pada substrat dan
hifa fertil yang memproduksi sporangia pada ujung sporangiofora, Pertumbuhannya
cepat membentuk miselium seperti kapas (Waluyo 2007).
Berdasarkan hasil yang didapat, Kue Positif diduga mengandung jenis kapang
Rhizopus karena terdapat kesamaan pada ciri-ciri spesifiknya. Kue merupakan
tempat yang paling banyak ditumbuhi Rhizopus. Ciri bahwa keu tersebut rusak ialah
terberbentuk kapas kecil berbintik hitam yaitu kapang. Pemanfaatan mikroba jenis
jamur Rhizopus sp pada media kedelai yaitu sebagai proses fermentas i
kedelai.Tempe terbuat dari kedelai dengan bantuan jamur Rhizopus sp. Jamur ini
akan mengubah protein kompleks kacang kedelai yang sukar dicerna menjadi
protein sederhana yang mudah dicerna karena adanya perubahan-perubahan kimia
pada protein, lemak, dan karbohidrat. Selama proses fermentasi kedelai menjadi
tempe, akan dihasilkan antibiotika yang akan mencegah penyakit perut seperti
diare.
Stolon
Tabung kecambahan
Gambar 1 bagian-bagian dari kapang Rhizopus oligosporus
Gambar 2 Reproduksi Seksual dan Aseksual Rhizopus
Kolumela
Spora pada Kolumela
Sporangium
Sporangiofor
Rizoid
Hifa
spora
6. Simpulan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kultur
teknik mikrobiologis yang digunakan ialah memanfaatkan kaca objek cekung dan
pengamatan mikroskopis langsung. Jenis kapang yang teramati pada sampel kue
positif merupakan jenis Rhizopus sp dan bagian yang teramati ialah Sporangiofor
dan Hifa dengan perbesaran mikroskop 4 x 10.
Daftar Putaka
Fardiaz,s. 1989. Mikrobiologi Pangan. Bogor: IPB- Press.
Hadioetomo RS. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek: Teknik dan Prosedur
Dasar Laboratorium Dasar. Jakarta: Gramedia
Hadi S. 1989. Patologi Hutan dan Perkembangannya di Indonesia. Bogor: Fakultas
Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Hendritomo HI. 2002. Biologi Jamur Pangan. Jakarta: Pusat Pengkajian dan
Penerapan Teknologi Bio Industri.
Prescott, L. M, J. P. Harley, dan D. A. Klein. 1999. Microbiology. 4th Ed. USA:
McGraw-Hill Book Company Inc.
Sunatmo, Tedja Imas. 2009. Eksperimen Mikrobiologi dalam Laboratorium.
Jakarta: Ardy Agency
Waluyo L. 2007. Mikrobiologi Umum. Malang: UMM Press.