2. DEFINISI
Cyanophyta juga dikenal dengan nama
Cyanobacteria termasuk dalam klasifikasi
Cyanophyta berasal dari kata Yunani cyano
(hujan biru) dan myxophyceae (tipis),
Cyanobacteria sesungguhnya adalah
bakteri prokariotik yang tidak memiliki inti sel,
mitokondria, dan kloroplas. Bakteri ini berbeda
dengan jenis bakteri yang lainnya karena
memiliki klorofil a yang biasa ditemukan pada
organisme fotosintesis. Karena memiliki klorofil,
maka Cyanobacteria dapat melakukan proses
fotosintesis meskipun secara fisiologi merupakan
bakteri.
3. SIFAT CYANOPHYTA
01
02
03
04
Tahan kering dialam bebas, biasanya
dari genus Oscillatoria
.
Tahan panas dialam air, dari genus
Oscillatoria.
Bisa mengikat zat lemas (N2) dari
udara, jika didalam tanah tidak ada
nitrat (Nitrofixing-algae).
Tidak atau belum mempunyai inti yang
sempurna
4. CIRI-CIRI CYANOPHYTA
Bersel tunggal
(Uniseluler), ada
pula yang
berkoloni
Dinding sel mengandung
peptide, hemiselulosa
dan selulose, kadang-
kadang berlendir
Memiliki klorofil,
karotenoid serta pigmen
fikobilin yang terdiri dari
fikosianin dan fikoeritrin.
Inti sel tidak
memiliki
membrane
(prokariotik).
.
5. KLASIFIKASI CYANOPHYTACEAE
01
.
Chroococcales
Sel-selnya merupakan koloni
berbentuk benang atau diselubungi
suatu membrane.
Homoganeles
03
Alga bersel tunggal atau merupakan koloni berbentuk benang yang mempunyai
spora. Bengang-benang itu dapat putus-putus merupakan harmonium yang
dapat merayap dan merupakan koloni baru.
Chamaesiphonales
02
Berbentuk tunggal atau kelompok tanpa spora, warna biru kehijauan. Umumnya alga ini
membentuk selaput lender pada cadas atau tembok yang basah.
6. 2. Fragmentasi
Fragmentasi adalah cara memutus bagian
tubuh tumbuhan yang kemudian
membentuk individu baru. Fragmentasi
terutama terjadi pada Oscillatoria.
1. Pembelahan sel
Sel membelah menjadi 2 saling terpisah
sehingga membentuk sel-sel tunggal.
Pada beberapa genera sel-sel membelah
searah dan tidak saling terpisah sehingga
membentuk filamen yang terdiri atas
deretan mata rantai sel yang disebut
trikom.
CARA
REPRODUKSI
7. 3. Spora
spora keadaan yang kurang
menguntungkan cyanobacteria akan
membentuk spora yang merupakan sel
vegetative. Spora membesar dan tebal
karena penimbunan zat makanan.
4. Pembentukan Akineta
Akineta disebut juga spora istirahat yang
fungsinya hampir sama dengan endospore
pada bakteri . akinet memiliki dinding
tebal dan kuat sehingga tahan terhadap
kondisi yang tidak menguntungkan, seperti
kekeringan, panas, dingin atau kurang
makanan.
8. UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK Spirulina
platensis TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI
Staphylococcus aureus DAN Propionibacterium acne DENGAN
METODE DIFUSI AGAR
9. Bakteri yang digunakan sebelumnya
dilakukan peremajaan terlebih dahulu
untuk meregenerasi bakteri agar diperoleh
bakteri yang muda dan tidak
terkontaminasi. Media yang digunakan
untuk peremajaan dan pengujian adalah
Nutrient Agar, alasannya yaitu karena
media NA merupakan media yang umum
digunakan untuk pengujian antimikroba,
tetapi khusus untuk peremajaan bakteri
Propionibacterium acne menggunakan
media Blood Agar. Media Blood Agar
dibuat dari medium basal dengan
penambahan darah kambing defibrinasi 5-
10% pada suhu 50-60 ºC (Djantun, T., dkk
2002).
10. Hasil penelitian memperlihatkan
terbentuknya zona hambat yang berbeda –
beda pada tiap konsentrasi meskipun
penelitian-penelitian mengenai pengujian
ekstrak Spirulina platensis terhadap bakteri
Staphylococcus aureus maupun
Propionibacterium acne sampai saat ini
belum banyak ditemukan, artinya ekstrak
Spirulina platensis mempunyai daya
antibakteri. Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Farihah, dkk, (2014) bahwa
Spirulina platensis mengandung senyawa
yang berpotensi sebagai antitumor,
antiinflamasi, antimikroba, dan
antioksidan (Farihah, S.. dkk 2014)
Dari hasil pengujian daya hambat sampel
ekstrak metanol Spirulina platensis
terhadap bakteri Staphylococcus aureus
dan Propionibacterium acne memiliki
aktivitas antibakteri dengan kategori
sedang hingga kuat.Sedangkan
berdasarkan perbandingan kontrol positif
eritromisin dengan diameter zona hambat
sampel ekstrak Spirulina platensis
terhadap bakteri Staphylococcus aureus
dan Propionibacterium acne berada pada
kategori intermediet..