SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
BAHAN OBAT KELAUTAN
TUMBUHAN LAMUN (SEAGRASS)
Di susun oleh :
Lamun merupakan satu-satunya tumbuhan
angiospermae atau tumbuhan berbunga yang
memiliki daun, batang, dan akar sejati yang
telah beradaptasi untuk hidup sepenuhnya di
dalam air laut (Tuwo, 2011).
03
04
05
06
01
02
◀
▶
Apa itu Lamun ??
Divisi : Anthophyta
Kelas : Angiospermae
Ordo : Helobiae
Famili : Hydrocharitaceae
Genus : Enhalus
Spesies: Enhalus acoroides
Genus : Halophila
Spesies : Halophila ovalis
Halophila-minor
Halophila decipiens
Halophila spinulosa
Genus: Thalassia
Spesies: Thalassia hemprichii
Klasifikasi Lamun
Ordo : Potamogetonales
Famili : Cymdoceaceae
Genus : Cymodocea
Spesies : Cymodocea rotundata
Cymodocea serrulata
Genus : Halodule
Spesies : Halodule pinifolia
Halodule uninervis
Genus : Syringodium
Spesies : Syringodium isoetifolium
Genus : Thalassodendron
Spesies : Thalassodendron ciliatum
Secara lengkap klasifikasi beberapa jenis lamun yang terdapat di perairan pantai Indonesia
(Phillips dan Menez, 1988) adalah sebagai berikut :
Jenis Lamun
Halophila ovalis mempunyai akar tunggal pada tiap nodus. Tiap nodus terdiri dari
sepasang daun, jarak antara nodus kurang lebih 1,5 cm, panjang helaian daun
kurang lebih 10 – 40 mm, panjang tangkai daun yaitu kurang lebih 3 cm, dan tulang
daun berjumlah 10– 25 pasang (Romimohtarto dan Juwana, 2009, h. 94).
Halophila decipiens memiliki daun yang bentuk seperti dayung dan seluruh tepi
daun bergerigi. Terdapat sepasang petiole secara langsung dari rhizoma. Di
temukan sepanjang daerah tropis dan subtropis (Waycott, 2004).
2
3
Enhalus Acoroides
Enhalus acoroides memiliki rhizoma (batang) yang tertanam di dalam substrat,
ujung daun yang bulat dan kadang-kadang terdapat serat-serat kecil yang menonjol
pada waktu muda, tepi daun seluruhnya jelas, bentuk garis tepi daunnya seperti
melilit, dan mempunyai daun sebanyak 3 atau 4 helai yang berasal langsung dari
rhizoma (Den Hartog 1970 dalam Wirawan 2014, h. 47).
1
03
04
05
06
01
02
◀
▶
Halophila ovalis
Halophila decipiens
Jenis Lamun
Ciri-ciri morfologi dari Cymodocea rotundata adalah memiliki tepi daun halus atau
licin, tidak bergerigi, tulang daun sejajar, akar pada tiap nodusnya terdiri dari 2-3 helai,
akar tidak bercabang, dan tidak mempunyai rambut akar. Selain itu tiap nodusnya
hanya terdapat satu tegakan (Nybakken, 1998, h. 192). Menurut Kordi (2011) spesies
Cymodocea rotundata tumbuh di substrat pasir, pecahan karang dan sedikit berlumpur.
Cymodocea serrulata mempunyai daun berbentuk selempang yang melengkung
dengan bagian pangkal menyempit kearah ujung agak melebar. Ujung daun yang
bergerigi memiliki warna hijau atau orange pada rhizoma (Waycott dalam
Nurzahraeni, 2014, h. 12). Lamun jenis ini umumnya dijumpai di daerah intertidal di
dekat mangrove (Nirarita, 1996 dalam Fitri, 2015, h. 17).
5
6
Halophila minor
Halophila minor memiliki daun berbentuk bulat panjang. Panjang daun 0,5-1,5
cm. Pasangan daun dengan tegakan pendek (den Hartog dalam Nurzahraeni,
2014, h. 10).
4
03
04
05
06
01
02
◀
▶
Cymodocea rotundata
Cymodocea serrulata
Jenis Lamun
Halodule uninervis memiliki ujung daun yang berbentuk gelombang menyerupai
bentuk huruf W, jarak antara nodus kurang lebih 2 cm, dan rimpangnya berbuku-buku.
Setiap nodusnya berakar tunggal, banyak dan tidak bercabang. Selain itu juga setiap
nodusnya hanya terdiri dari satu tegakan, dan tiap tangkai daun terdiri dari 1 sampai 2
helaian daun (Nontji, 1993).
.
Halophila spinulosa memiliki struktur daun yang berpasangan dan sejajar dalam satu
tegakan. Setiap pinggiran daun bergerigi (Waycott et al, 2004 dalam Fitri, h. 22).
8
9
Halodule pinifolia
Halodule pinifolia merupakan spesies terkecil dari genus Halodule. Bentuk daun lurus
dan tipis. Biasanya pada bagian tengah ujung daun robek. Ditemukan di daerah tropis
dan sangat umum di daerah intertidal (den Hartog dalam Nurzahraeni, 2014, h. 14).
7
03
04
05
06
01
02
◀
▶
Halodule uninervis
Halophila spinulosa
Jenis Lamun
Helaian daun Thalassia hemprichii berbentuk pita, ujung daun membulat, tidak terdapat
ligule, dan terdapat ruji-ruji hitam yang pendek. Terdapat 10-17 tulang-tulang daun
yang membujur (Den Hartog 1970 dalam Wirawan, 2014).
.
Thalassodendron ciliatum memiliki daun panjang berbentuk sabit. Rhizoma sangat
keras dan berkayu. Terdapat bekas-bekas goresan di antara rhizoma dan tunas (den
Hartog dalam Nurzahraeni, 2014, h. 17).
11
12
Syringodium isoetifolium
Syringodium isoetifolium memiliki bentuk daun yang silinder dan terdapat rongga udara
di dalamnya. Daun dapat mengapung di permukaan dengan mudah. Ditemukan di Indo-
Pasifik Barat di seluruh daerah tropis (Waycott et al, 2004).
10
03
04
05
06
01
02
◀
▶
Thalassia hemprichii
Thalassodendron ciliatum
Morfologi Lamun
Lamun mempunyai organ dan jaringan yang sama dengan
tumbuhan berbunga yang pada umum dijumpai di daratan.
Tumbuhan berbunga yang telah dewasa pada umumnya
mempunyai morfologi tersendiri untuk bagian di atas tanah
(above ground) dan bagian di bawah tanah (below ground).
Bagian di bawah tanah, pada umumnya terdiri atas akar sebagai
penjangkaran dan rhizome sebagai bagian penyangga. Bagian di
atas tanah sebagai tunas yang berkembang menjadi beberapa
daun. Selembar daun biasanya mempunyai pelepah/seludang
daun yang fungsinya untuk melindungi apikal meristem dan
perkembangan daun (Kuo dan den Hartog, 2006; Azkab, 2006).
03
04
05
06
01
02
◀
▶
JURNAL PENELITIAN AKTIVITAS FARMAKOLOGI DAUN LAMUN
03
04
05
06
01
02
◀
▶
Diabetes mellitus merupakan kondisi serius, jangka panjang (atau bersifat kronis)
yang terjadi ketika ada peningkatan kadar glukosa (kadar glukosa darah puasa (GDP)
≥ 126 mg/dL dan glukosa darah sewaktu (GDS) ≥ 200 mg/dL) dalam darah seseorang
yang dikarenakan tubuh tidak dapat memproduksi hormon insulin atau tidak dapat
menggunakan insulin yang dihasilkannya secara efektif
03
04
05
06
01
02
◀
▶
Ekstraksi Daun Lamun (Enhalus acoroides)
Daun Lamun kemudian dicuci, dan dikeringkan lalu dibuat serbuk simplisia.
Ditimbang 400 g simplisia kering serbuk daun lamun (Enhalus acoroides), kemudian
diekstraksi dengan metode maserasi bertingkat di mana pelarut yang digunakan yaitu n-
heksan dan etil asetat. Mula-mula simplisia diekstraksi dengan pelarut n-heksan, lalu
residunya diekstraksi dengan etil asetat. Proses ekstraksi dilakukan selama 3 x 24 jam
masing-masing pelarut sambil sesekali diaduk. Setelah itu disaring untuk memisahkan filtrat
dan residunya. Filtrat dari ekstrak etil asetat dievaporasi menggunakan rotary evaporator
sesuai suhu pelarut sampai mendapatkan ekstrak kentalnya.
03
04
05
06
01
02
◀
▶
1. Uji Flavonoid
Sebanyak 0.1 gram ekstrak daun lamun (Enhalus acoroides), dilarutkan ke dalam 2 ml etanol,
kemudian ditambahkan serbuk Mg dan HCl pekat sebanyak 5 tetes. Adanya senyawa flavonoid
ditunjukkan dengan terbentuknya warna merah atau jingga.
2. Uji alkaloid
Ekstrak diambil sebanyak 0,1 gram kemudian ditambahkan dengan 5 mL H2SO4 2 M. Fraksi asam
dimasukkan dalam tabung reaksi kemudian ditambah pereaksi Dragendrof. Alkaloid pada sampel
ditandai dengan adanya endapan merah pada pereaksi Dragendrof
3. Uji Terpenoid dan Steroid
Diambil 0.1 gram ekstrak daun lamun (Enhalus acoroides), kemudian dimasukkan ke dalam tabung
reaksi lalu Kemudian ditambahkan pereaksi Liebermann-Burchard. Adanya triterpenoid pada sampel
ditunjukkan dengan adanya warna merah dan warna hijau untuk steroid
Skrining Fitokimia Ekstrak Etil Asetat Daun Lamun (Enhalus acoroides)
03
04
05
06
01
02
◀
▶
4. Uji Saponin
Diambil 0.1 gram ekstrak daun lamun (Enhalus acoroides), ditambah dengan etanol, kemudian
dipanaskan selama beberapa menit. Larutan dituang ke dalam tabung reaksi dalam keadaan panas.
Larutan diambil sebanyak 10 ml, kemudian dikocok kuat secara vertikal. Adanya saponin ditandai
dengan terbentuknya busa dan tidak hilang pada saat ditambahkan dengan satu tetes HCl 2 N
5. Uji Tanin
Sejumlah 0.1 gram ekstrak diambil dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan
methanol/aquades dan dikocok hingga homogen. Sampel ditambahkan 5 tetes FeCl3 1% dan
dikocok. Hasil positif yaitu terbentuk wana hijau kehitaman.
Skrining Fitokimia Ekstrak Etil Asetat Daun Lamun (Enhalus acoroides)
Uji Aktivitas Antidiabetes Pada Mencit
Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah 15 ekor mencit jantan
(Mus musculus) dengan berat badan 20-30 gram yang dibagi ke dalam 5
kelompok yakni Kelompok kontrol negatif (Na-CMC 1% b/v), Kontrol Positif
(Acarbose 0.13 mg/30 mg BB mencit), Kelompok uji 1 (50 mg/kgBB Ekstrak
etil asetat daun lamun), Kelompok Uji 2 (150 mg/kgBB Ekstrak etil asetat
daun lamun) dan kelompok uji 3 (250 mg/kgBB Ekstrak etil asetat daun
lamun).
03
04
05
06
01
02
◀
▶
Hasil skrining fitokimia
Tabel 2 menunjukkan data hasil uji
skrining fitokimia dari hasil ekstrak etil asetat
daun Lamun (Enhalus acoroides) memperoleh
hasil bahwa daun Lamun positif mengandung
senyawa Flavonoid, Alkaloid, Steroid dan
Tanin. Uji Skrining Fitokimia bertujuan untuk
mendeteksi senyawa yang terkandung pada
sampel berdasarkan golongannya sebagai
informasi awal dalam mengetahui golongan
senyawa kimia yang memiliki aktivitas biologis
dari suatu tanaman.
HASIL UJI ANTIDIABETES DAUN LAMUN
Berdasarkan hasil diperoleh, kelompok yang diberikan Na-CMC 1%
sebagai kontrol negatif menunjukan efek kenaikan kadar glukosa
darah pada mencit yang sangat besar dibanding kelompok lainnya
yakni sebesar 153 mg/dL. Hal ini dikarenakan Na-CMC 1% tidak
memiliki efek antihiperglikemik atau belum mampu menghambat
penyerapan sukrosa pada mencit sehingga kadar gula darah mencit
terus mengalami kenaikan. Pada kelompok kontrol positif yang
diberikan obat acarbose, menunjukan peningkatan kadar gula darah
yang sangat minimum. Terlihat bahwa obat ini mencegah kenaikan
kadar gula darah dan tetap mempertahankannya pada kadar normal,
dimana total kenaikan kadar gula darah pada kelompok ini yakni
hanya sebesar 53 mg/dL.
Pada kelompok perlakuan dengan pemberian ekstrak etil asetat daun
lamun dosis 50, 150, dan 250 mg/kg BB memperlihatkan efek
antidiabetes yang cukup baik. Kenaikan kadar glukosa darah pada
masing-masing dosis yaitu 103 mg/dL pada pemberian dosis 50
mg/kg BB, 82 mg/dL pada dosis 150 mg/kg BB dan 68 mg/dL pada
dosis 250 mg/kg BB.dan pada menit ke 90-120 masing-masing
kelompok uji, menunjukan penurunan kadar glukosa darah mencit.
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik
THANKS!
Do you have any questions?

More Related Content

Similar to LAMUN OBAT ALAMI DIABETES

Analisis Kandungan Kimia pada Air Nira dan Manfaat bagi Tubuh Manusia
Analisis Kandungan Kimia pada Air Nira dan Manfaat bagi Tubuh Manusia Analisis Kandungan Kimia pada Air Nira dan Manfaat bagi Tubuh Manusia
Analisis Kandungan Kimia pada Air Nira dan Manfaat bagi Tubuh Manusia Ismi Fawaid
 
Acanthus ilicifolius.docx
Acanthus ilicifolius.docxAcanthus ilicifolius.docx
Acanthus ilicifolius.docxssuser0ba991
 
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 2 sub classis magnoliidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 2 sub classis magnoliidaeLaporan praktikum botani tumbuhan tinggi 2 sub classis magnoliidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 2 sub classis magnoliidaeMaedy Ripani
 
Family Moraceae - Botani Tumbuhan Tinggi
Family Moraceae - Botani Tumbuhan TinggiFamily Moraceae - Botani Tumbuhan Tinggi
Family Moraceae - Botani Tumbuhan TinggiMichu OH
 
Botani tumbuhan (1)
Botani tumbuhan (1)Botani tumbuhan (1)
Botani tumbuhan (1)denotsudiana
 
Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...
Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...
Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...Rina Riannur
 
folium simplex morfolgi tumbuhan
folium simplex morfolgi tumbuhanfolium simplex morfolgi tumbuhan
folium simplex morfolgi tumbuhanSri Anika Cahayu
 
Sistematik Tumbuhan Tinggi (Ordo Sapindales, Gerainales dan Apiales)
Sistematik Tumbuhan Tinggi (Ordo Sapindales, Gerainales dan Apiales)Sistematik Tumbuhan Tinggi (Ordo Sapindales, Gerainales dan Apiales)
Sistematik Tumbuhan Tinggi (Ordo Sapindales, Gerainales dan Apiales)123ulfah
 
Tanaman Dikotil dan Monokotil - Biologi
Tanaman Dikotil dan Monokotil - Biologi Tanaman Dikotil dan Monokotil - Biologi
Tanaman Dikotil dan Monokotil - Biologi salsabilaraaz
 
JURNAL REVIEW FLAVONOID.docx.pdf
JURNAL REVIEW FLAVONOID.docx.pdfJURNAL REVIEW FLAVONOID.docx.pdf
JURNAL REVIEW FLAVONOID.docx.pdfDinda Gusti Ayu
 

Similar to LAMUN OBAT ALAMI DIABETES (20)

Analisis Kandungan Kimia pada Air Nira dan Manfaat bagi Tubuh Manusia
Analisis Kandungan Kimia pada Air Nira dan Manfaat bagi Tubuh Manusia Analisis Kandungan Kimia pada Air Nira dan Manfaat bagi Tubuh Manusia
Analisis Kandungan Kimia pada Air Nira dan Manfaat bagi Tubuh Manusia
 
Tumbuhan paku dan lumut
Tumbuhan paku dan lumutTumbuhan paku dan lumut
Tumbuhan paku dan lumut
 
Pengenalan padang lamun
Pengenalan padang lamunPengenalan padang lamun
Pengenalan padang lamun
 
Kelompok 3
Kelompok 3Kelompok 3
Kelompok 3
 
Biologi - 3 Tumbuhan
Biologi - 3 TumbuhanBiologi - 3 Tumbuhan
Biologi - 3 Tumbuhan
 
Acanthus ilicifolius.docx
Acanthus ilicifolius.docxAcanthus ilicifolius.docx
Acanthus ilicifolius.docx
 
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 2 sub classis magnoliidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 2 sub classis magnoliidaeLaporan praktikum botani tumbuhan tinggi 2 sub classis magnoliidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 2 sub classis magnoliidae
 
Family Moraceae - Botani Tumbuhan Tinggi
Family Moraceae - Botani Tumbuhan TinggiFamily Moraceae - Botani Tumbuhan Tinggi
Family Moraceae - Botani Tumbuhan Tinggi
 
Angiospermae
AngiospermaeAngiospermae
Angiospermae
 
Botani tumbuhan (1)
Botani tumbuhan (1)Botani tumbuhan (1)
Botani tumbuhan (1)
 
Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...
Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...
Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...
 
Bab II
Bab IIBab II
Bab II
 
folium simplex morfolgi tumbuhan
folium simplex morfolgi tumbuhanfolium simplex morfolgi tumbuhan
folium simplex morfolgi tumbuhan
 
Klasifikasi dan morfologi tanaman talas
Klasifikasi dan morfologi tanaman talasKlasifikasi dan morfologi tanaman talas
Klasifikasi dan morfologi tanaman talas
 
Apocynaceae
ApocynaceaeApocynaceae
Apocynaceae
 
Sistematik Tumbuhan Tinggi (Ordo Sapindales, Gerainales dan Apiales)
Sistematik Tumbuhan Tinggi (Ordo Sapindales, Gerainales dan Apiales)Sistematik Tumbuhan Tinggi (Ordo Sapindales, Gerainales dan Apiales)
Sistematik Tumbuhan Tinggi (Ordo Sapindales, Gerainales dan Apiales)
 
Bab i p egagan
Bab i p egaganBab i p egagan
Bab i p egagan
 
Tanaman Dikotil dan Monokotil - Biologi
Tanaman Dikotil dan Monokotil - Biologi Tanaman Dikotil dan Monokotil - Biologi
Tanaman Dikotil dan Monokotil - Biologi
 
JURNAL REVIEW FLAVONOID.docx.pdf
JURNAL REVIEW FLAVONOID.docx.pdfJURNAL REVIEW FLAVONOID.docx.pdf
JURNAL REVIEW FLAVONOID.docx.pdf
 
M12 kelompok 7 organ tanaman
M12 kelompok 7 organ tanamanM12 kelompok 7 organ tanaman
M12 kelompok 7 organ tanaman
 

More from ALLKuliah

ppt_Laporan PBL_Seven.pptx
ppt_Laporan PBL_Seven.pptxppt_Laporan PBL_Seven.pptx
ppt_Laporan PBL_Seven.pptxALLKuliah
 
ppt fisika.pptx
ppt fisika.pptxppt fisika.pptx
ppt fisika.pptxALLKuliah
 
PPT alga merah.pptx
PPT alga merah.pptxPPT alga merah.pptx
PPT alga merah.pptxALLKuliah
 
ppt phytoplankton Cyanophyta
ppt phytoplankton Cyanophyta ppt phytoplankton Cyanophyta
ppt phytoplankton Cyanophyta ALLKuliah
 
PPT (schizophyta).pptx
PPT  (schizophyta).pptxPPT  (schizophyta).pptx
PPT (schizophyta).pptxALLKuliah
 
PPT BAHAN OBAT KELAUTAN Rhodophyta.pptx
PPT BAHAN OBAT KELAUTAN Rhodophyta.pptxPPT BAHAN OBAT KELAUTAN Rhodophyta.pptx
PPT BAHAN OBAT KELAUTAN Rhodophyta.pptxALLKuliah
 
PPT CYANOPHYTA.pptx
PPT CYANOPHYTA.pptxPPT CYANOPHYTA.pptx
PPT CYANOPHYTA.pptxALLKuliah
 
BAHAN OBAT KELAUTAN PHAEOPHYTA.pptx
BAHAN OBAT KELAUTAN PHAEOPHYTA.pptxBAHAN OBAT KELAUTAN PHAEOPHYTA.pptx
BAHAN OBAT KELAUTAN PHAEOPHYTA.pptxALLKuliah
 
PPT Bahan Obat Kelautan Chrysophyta
PPT Bahan Obat Kelautan ChrysophytaPPT Bahan Obat Kelautan Chrysophyta
PPT Bahan Obat Kelautan ChrysophytaALLKuliah
 
PPT Bahan Obat Kelautan pyrrophyta
PPT Bahan Obat Kelautan pyrrophytaPPT Bahan Obat Kelautan pyrrophyta
PPT Bahan Obat Kelautan pyrrophytaALLKuliah
 
Presentasi PBL PKL apotek 8
Presentasi PBL PKL apotek 8Presentasi PBL PKL apotek 8
Presentasi PBL PKL apotek 8ALLKuliah
 
Presentasi PBL PKL apotek 7
Presentasi PBL PKL apotek 7Presentasi PBL PKL apotek 7
Presentasi PBL PKL apotek 7ALLKuliah
 
Presentasi PBL PKL apotek 6
Presentasi PBL PKL apotek 6Presentasi PBL PKL apotek 6
Presentasi PBL PKL apotek 6ALLKuliah
 
Presentasi PBL PKL apotek 5
Presentasi PBL PKL apotek 5Presentasi PBL PKL apotek 5
Presentasi PBL PKL apotek 5ALLKuliah
 
Presentasi PBL PKL apotek 4
Presentasi PBL PKL apotek 4Presentasi PBL PKL apotek 4
Presentasi PBL PKL apotek 4ALLKuliah
 
Presentasi PBL PKL apotek 3
Presentasi PBL PKL apotek 3Presentasi PBL PKL apotek 3
Presentasi PBL PKL apotek 3ALLKuliah
 
Presentasi PBL PKL apotrek 2
Presentasi PBL PKL apotrek 2Presentasi PBL PKL apotrek 2
Presentasi PBL PKL apotrek 2ALLKuliah
 
Farmakoterapi pada masa kehamilan
Farmakoterapi pada masa kehamilanFarmakoterapi pada masa kehamilan
Farmakoterapi pada masa kehamilanALLKuliah
 
FARMAKOTERAPI SISTEM KEHAMILAN
FARMAKOTERAPI SISTEM KEHAMILANFARMAKOTERAPI SISTEM KEHAMILAN
FARMAKOTERAPI SISTEM KEHAMILANALLKuliah
 
kasus mual muntah dan keputihan
kasus mual muntah dan keputihankasus mual muntah dan keputihan
kasus mual muntah dan keputihanALLKuliah
 

More from ALLKuliah (20)

ppt_Laporan PBL_Seven.pptx
ppt_Laporan PBL_Seven.pptxppt_Laporan PBL_Seven.pptx
ppt_Laporan PBL_Seven.pptx
 
ppt fisika.pptx
ppt fisika.pptxppt fisika.pptx
ppt fisika.pptx
 
PPT alga merah.pptx
PPT alga merah.pptxPPT alga merah.pptx
PPT alga merah.pptx
 
ppt phytoplankton Cyanophyta
ppt phytoplankton Cyanophyta ppt phytoplankton Cyanophyta
ppt phytoplankton Cyanophyta
 
PPT (schizophyta).pptx
PPT  (schizophyta).pptxPPT  (schizophyta).pptx
PPT (schizophyta).pptx
 
PPT BAHAN OBAT KELAUTAN Rhodophyta.pptx
PPT BAHAN OBAT KELAUTAN Rhodophyta.pptxPPT BAHAN OBAT KELAUTAN Rhodophyta.pptx
PPT BAHAN OBAT KELAUTAN Rhodophyta.pptx
 
PPT CYANOPHYTA.pptx
PPT CYANOPHYTA.pptxPPT CYANOPHYTA.pptx
PPT CYANOPHYTA.pptx
 
BAHAN OBAT KELAUTAN PHAEOPHYTA.pptx
BAHAN OBAT KELAUTAN PHAEOPHYTA.pptxBAHAN OBAT KELAUTAN PHAEOPHYTA.pptx
BAHAN OBAT KELAUTAN PHAEOPHYTA.pptx
 
PPT Bahan Obat Kelautan Chrysophyta
PPT Bahan Obat Kelautan ChrysophytaPPT Bahan Obat Kelautan Chrysophyta
PPT Bahan Obat Kelautan Chrysophyta
 
PPT Bahan Obat Kelautan pyrrophyta
PPT Bahan Obat Kelautan pyrrophytaPPT Bahan Obat Kelautan pyrrophyta
PPT Bahan Obat Kelautan pyrrophyta
 
Presentasi PBL PKL apotek 8
Presentasi PBL PKL apotek 8Presentasi PBL PKL apotek 8
Presentasi PBL PKL apotek 8
 
Presentasi PBL PKL apotek 7
Presentasi PBL PKL apotek 7Presentasi PBL PKL apotek 7
Presentasi PBL PKL apotek 7
 
Presentasi PBL PKL apotek 6
Presentasi PBL PKL apotek 6Presentasi PBL PKL apotek 6
Presentasi PBL PKL apotek 6
 
Presentasi PBL PKL apotek 5
Presentasi PBL PKL apotek 5Presentasi PBL PKL apotek 5
Presentasi PBL PKL apotek 5
 
Presentasi PBL PKL apotek 4
Presentasi PBL PKL apotek 4Presentasi PBL PKL apotek 4
Presentasi PBL PKL apotek 4
 
Presentasi PBL PKL apotek 3
Presentasi PBL PKL apotek 3Presentasi PBL PKL apotek 3
Presentasi PBL PKL apotek 3
 
Presentasi PBL PKL apotrek 2
Presentasi PBL PKL apotrek 2Presentasi PBL PKL apotrek 2
Presentasi PBL PKL apotrek 2
 
Farmakoterapi pada masa kehamilan
Farmakoterapi pada masa kehamilanFarmakoterapi pada masa kehamilan
Farmakoterapi pada masa kehamilan
 
FARMAKOTERAPI SISTEM KEHAMILAN
FARMAKOTERAPI SISTEM KEHAMILANFARMAKOTERAPI SISTEM KEHAMILAN
FARMAKOTERAPI SISTEM KEHAMILAN
 
kasus mual muntah dan keputihan
kasus mual muntah dan keputihankasus mual muntah dan keputihan
kasus mual muntah dan keputihan
 

Recently uploaded

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 

Recently uploaded (20)

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 

LAMUN OBAT ALAMI DIABETES

  • 1. BAHAN OBAT KELAUTAN TUMBUHAN LAMUN (SEAGRASS) Di susun oleh :
  • 2. Lamun merupakan satu-satunya tumbuhan angiospermae atau tumbuhan berbunga yang memiliki daun, batang, dan akar sejati yang telah beradaptasi untuk hidup sepenuhnya di dalam air laut (Tuwo, 2011). 03 04 05 06 01 02 ◀ ▶ Apa itu Lamun ??
  • 3. Divisi : Anthophyta Kelas : Angiospermae Ordo : Helobiae Famili : Hydrocharitaceae Genus : Enhalus Spesies: Enhalus acoroides Genus : Halophila Spesies : Halophila ovalis Halophila-minor Halophila decipiens Halophila spinulosa Genus: Thalassia Spesies: Thalassia hemprichii Klasifikasi Lamun Ordo : Potamogetonales Famili : Cymdoceaceae Genus : Cymodocea Spesies : Cymodocea rotundata Cymodocea serrulata Genus : Halodule Spesies : Halodule pinifolia Halodule uninervis Genus : Syringodium Spesies : Syringodium isoetifolium Genus : Thalassodendron Spesies : Thalassodendron ciliatum Secara lengkap klasifikasi beberapa jenis lamun yang terdapat di perairan pantai Indonesia (Phillips dan Menez, 1988) adalah sebagai berikut :
  • 4. Jenis Lamun Halophila ovalis mempunyai akar tunggal pada tiap nodus. Tiap nodus terdiri dari sepasang daun, jarak antara nodus kurang lebih 1,5 cm, panjang helaian daun kurang lebih 10 – 40 mm, panjang tangkai daun yaitu kurang lebih 3 cm, dan tulang daun berjumlah 10– 25 pasang (Romimohtarto dan Juwana, 2009, h. 94). Halophila decipiens memiliki daun yang bentuk seperti dayung dan seluruh tepi daun bergerigi. Terdapat sepasang petiole secara langsung dari rhizoma. Di temukan sepanjang daerah tropis dan subtropis (Waycott, 2004). 2 3 Enhalus Acoroides Enhalus acoroides memiliki rhizoma (batang) yang tertanam di dalam substrat, ujung daun yang bulat dan kadang-kadang terdapat serat-serat kecil yang menonjol pada waktu muda, tepi daun seluruhnya jelas, bentuk garis tepi daunnya seperti melilit, dan mempunyai daun sebanyak 3 atau 4 helai yang berasal langsung dari rhizoma (Den Hartog 1970 dalam Wirawan 2014, h. 47). 1 03 04 05 06 01 02 ◀ ▶ Halophila ovalis Halophila decipiens
  • 5. Jenis Lamun Ciri-ciri morfologi dari Cymodocea rotundata adalah memiliki tepi daun halus atau licin, tidak bergerigi, tulang daun sejajar, akar pada tiap nodusnya terdiri dari 2-3 helai, akar tidak bercabang, dan tidak mempunyai rambut akar. Selain itu tiap nodusnya hanya terdapat satu tegakan (Nybakken, 1998, h. 192). Menurut Kordi (2011) spesies Cymodocea rotundata tumbuh di substrat pasir, pecahan karang dan sedikit berlumpur. Cymodocea serrulata mempunyai daun berbentuk selempang yang melengkung dengan bagian pangkal menyempit kearah ujung agak melebar. Ujung daun yang bergerigi memiliki warna hijau atau orange pada rhizoma (Waycott dalam Nurzahraeni, 2014, h. 12). Lamun jenis ini umumnya dijumpai di daerah intertidal di dekat mangrove (Nirarita, 1996 dalam Fitri, 2015, h. 17). 5 6 Halophila minor Halophila minor memiliki daun berbentuk bulat panjang. Panjang daun 0,5-1,5 cm. Pasangan daun dengan tegakan pendek (den Hartog dalam Nurzahraeni, 2014, h. 10). 4 03 04 05 06 01 02 ◀ ▶ Cymodocea rotundata Cymodocea serrulata
  • 6. Jenis Lamun Halodule uninervis memiliki ujung daun yang berbentuk gelombang menyerupai bentuk huruf W, jarak antara nodus kurang lebih 2 cm, dan rimpangnya berbuku-buku. Setiap nodusnya berakar tunggal, banyak dan tidak bercabang. Selain itu juga setiap nodusnya hanya terdiri dari satu tegakan, dan tiap tangkai daun terdiri dari 1 sampai 2 helaian daun (Nontji, 1993). . Halophila spinulosa memiliki struktur daun yang berpasangan dan sejajar dalam satu tegakan. Setiap pinggiran daun bergerigi (Waycott et al, 2004 dalam Fitri, h. 22). 8 9 Halodule pinifolia Halodule pinifolia merupakan spesies terkecil dari genus Halodule. Bentuk daun lurus dan tipis. Biasanya pada bagian tengah ujung daun robek. Ditemukan di daerah tropis dan sangat umum di daerah intertidal (den Hartog dalam Nurzahraeni, 2014, h. 14). 7 03 04 05 06 01 02 ◀ ▶ Halodule uninervis Halophila spinulosa
  • 7. Jenis Lamun Helaian daun Thalassia hemprichii berbentuk pita, ujung daun membulat, tidak terdapat ligule, dan terdapat ruji-ruji hitam yang pendek. Terdapat 10-17 tulang-tulang daun yang membujur (Den Hartog 1970 dalam Wirawan, 2014). . Thalassodendron ciliatum memiliki daun panjang berbentuk sabit. Rhizoma sangat keras dan berkayu. Terdapat bekas-bekas goresan di antara rhizoma dan tunas (den Hartog dalam Nurzahraeni, 2014, h. 17). 11 12 Syringodium isoetifolium Syringodium isoetifolium memiliki bentuk daun yang silinder dan terdapat rongga udara di dalamnya. Daun dapat mengapung di permukaan dengan mudah. Ditemukan di Indo- Pasifik Barat di seluruh daerah tropis (Waycott et al, 2004). 10 03 04 05 06 01 02 ◀ ▶ Thalassia hemprichii Thalassodendron ciliatum
  • 8. Morfologi Lamun Lamun mempunyai organ dan jaringan yang sama dengan tumbuhan berbunga yang pada umum dijumpai di daratan. Tumbuhan berbunga yang telah dewasa pada umumnya mempunyai morfologi tersendiri untuk bagian di atas tanah (above ground) dan bagian di bawah tanah (below ground). Bagian di bawah tanah, pada umumnya terdiri atas akar sebagai penjangkaran dan rhizome sebagai bagian penyangga. Bagian di atas tanah sebagai tunas yang berkembang menjadi beberapa daun. Selembar daun biasanya mempunyai pelepah/seludang daun yang fungsinya untuk melindungi apikal meristem dan perkembangan daun (Kuo dan den Hartog, 2006; Azkab, 2006). 03 04 05 06 01 02 ◀ ▶
  • 9. JURNAL PENELITIAN AKTIVITAS FARMAKOLOGI DAUN LAMUN 03 04 05 06 01 02 ◀ ▶ Diabetes mellitus merupakan kondisi serius, jangka panjang (atau bersifat kronis) yang terjadi ketika ada peningkatan kadar glukosa (kadar glukosa darah puasa (GDP) ≥ 126 mg/dL dan glukosa darah sewaktu (GDS) ≥ 200 mg/dL) dalam darah seseorang yang dikarenakan tubuh tidak dapat memproduksi hormon insulin atau tidak dapat menggunakan insulin yang dihasilkannya secara efektif
  • 10. 03 04 05 06 01 02 ◀ ▶ Ekstraksi Daun Lamun (Enhalus acoroides) Daun Lamun kemudian dicuci, dan dikeringkan lalu dibuat serbuk simplisia. Ditimbang 400 g simplisia kering serbuk daun lamun (Enhalus acoroides), kemudian diekstraksi dengan metode maserasi bertingkat di mana pelarut yang digunakan yaitu n- heksan dan etil asetat. Mula-mula simplisia diekstraksi dengan pelarut n-heksan, lalu residunya diekstraksi dengan etil asetat. Proses ekstraksi dilakukan selama 3 x 24 jam masing-masing pelarut sambil sesekali diaduk. Setelah itu disaring untuk memisahkan filtrat dan residunya. Filtrat dari ekstrak etil asetat dievaporasi menggunakan rotary evaporator sesuai suhu pelarut sampai mendapatkan ekstrak kentalnya.
  • 11. 03 04 05 06 01 02 ◀ ▶ 1. Uji Flavonoid Sebanyak 0.1 gram ekstrak daun lamun (Enhalus acoroides), dilarutkan ke dalam 2 ml etanol, kemudian ditambahkan serbuk Mg dan HCl pekat sebanyak 5 tetes. Adanya senyawa flavonoid ditunjukkan dengan terbentuknya warna merah atau jingga. 2. Uji alkaloid Ekstrak diambil sebanyak 0,1 gram kemudian ditambahkan dengan 5 mL H2SO4 2 M. Fraksi asam dimasukkan dalam tabung reaksi kemudian ditambah pereaksi Dragendrof. Alkaloid pada sampel ditandai dengan adanya endapan merah pada pereaksi Dragendrof 3. Uji Terpenoid dan Steroid Diambil 0.1 gram ekstrak daun lamun (Enhalus acoroides), kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu Kemudian ditambahkan pereaksi Liebermann-Burchard. Adanya triterpenoid pada sampel ditunjukkan dengan adanya warna merah dan warna hijau untuk steroid Skrining Fitokimia Ekstrak Etil Asetat Daun Lamun (Enhalus acoroides)
  • 12. 03 04 05 06 01 02 ◀ ▶ 4. Uji Saponin Diambil 0.1 gram ekstrak daun lamun (Enhalus acoroides), ditambah dengan etanol, kemudian dipanaskan selama beberapa menit. Larutan dituang ke dalam tabung reaksi dalam keadaan panas. Larutan diambil sebanyak 10 ml, kemudian dikocok kuat secara vertikal. Adanya saponin ditandai dengan terbentuknya busa dan tidak hilang pada saat ditambahkan dengan satu tetes HCl 2 N 5. Uji Tanin Sejumlah 0.1 gram ekstrak diambil dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan methanol/aquades dan dikocok hingga homogen. Sampel ditambahkan 5 tetes FeCl3 1% dan dikocok. Hasil positif yaitu terbentuk wana hijau kehitaman. Skrining Fitokimia Ekstrak Etil Asetat Daun Lamun (Enhalus acoroides)
  • 13. Uji Aktivitas Antidiabetes Pada Mencit Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah 15 ekor mencit jantan (Mus musculus) dengan berat badan 20-30 gram yang dibagi ke dalam 5 kelompok yakni Kelompok kontrol negatif (Na-CMC 1% b/v), Kontrol Positif (Acarbose 0.13 mg/30 mg BB mencit), Kelompok uji 1 (50 mg/kgBB Ekstrak etil asetat daun lamun), Kelompok Uji 2 (150 mg/kgBB Ekstrak etil asetat daun lamun) dan kelompok uji 3 (250 mg/kgBB Ekstrak etil asetat daun lamun).
  • 14. 03 04 05 06 01 02 ◀ ▶ Hasil skrining fitokimia Tabel 2 menunjukkan data hasil uji skrining fitokimia dari hasil ekstrak etil asetat daun Lamun (Enhalus acoroides) memperoleh hasil bahwa daun Lamun positif mengandung senyawa Flavonoid, Alkaloid, Steroid dan Tanin. Uji Skrining Fitokimia bertujuan untuk mendeteksi senyawa yang terkandung pada sampel berdasarkan golongannya sebagai informasi awal dalam mengetahui golongan senyawa kimia yang memiliki aktivitas biologis dari suatu tanaman.
  • 15. HASIL UJI ANTIDIABETES DAUN LAMUN Berdasarkan hasil diperoleh, kelompok yang diberikan Na-CMC 1% sebagai kontrol negatif menunjukan efek kenaikan kadar glukosa darah pada mencit yang sangat besar dibanding kelompok lainnya yakni sebesar 153 mg/dL. Hal ini dikarenakan Na-CMC 1% tidak memiliki efek antihiperglikemik atau belum mampu menghambat penyerapan sukrosa pada mencit sehingga kadar gula darah mencit terus mengalami kenaikan. Pada kelompok kontrol positif yang diberikan obat acarbose, menunjukan peningkatan kadar gula darah yang sangat minimum. Terlihat bahwa obat ini mencegah kenaikan kadar gula darah dan tetap mempertahankannya pada kadar normal, dimana total kenaikan kadar gula darah pada kelompok ini yakni hanya sebesar 53 mg/dL. Pada kelompok perlakuan dengan pemberian ekstrak etil asetat daun lamun dosis 50, 150, dan 250 mg/kg BB memperlihatkan efek antidiabetes yang cukup baik. Kenaikan kadar glukosa darah pada masing-masing dosis yaitu 103 mg/dL pada pemberian dosis 50 mg/kg BB, 82 mg/dL pada dosis 150 mg/kg BB dan 68 mg/dL pada dosis 250 mg/kg BB.dan pada menit ke 90-120 masing-masing kelompok uji, menunjukan penurunan kadar glukosa darah mencit.
  • 16. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik THANKS! Do you have any questions?