1. Mikroalga yang ditemukan di Situ Cibanten terdiri dari 249 individu dari 26 spesies, termasuk 3 spesies dari divisi Pyrrophyta yaitu Peridinium umbonatum, Protoperidinium claudicans, dan Ceratium hirudinella.
2. Indeks keanekaragaman dan kemerataan tertinggi ditemukan di stasiun 1, sedangkan yang terendah di stasiun 2. Indeks dominansi rendah di semua spesies. Spesies Spirogyra
2. CIRI Pyrrophyta
02 Pyrrophyta atau lebih dikenal sebagai Dinophyceae
atau Dynoflagellata merupakan protista yang hidup di
laut atau air tawar, dikelompokkan sebagai protista
autotrof oleh adanya klorofil a dan c , tetapi tidak
mempunyai klorofil b pigmen xantophil yang khas
yaitu peridinin, neoperidinin, dinoxanthin dan
neodinoxanthin) dan b karoten yang memberikan
warna coklat atau warna coklat emas. Cadangan
makanan berbentuk tepung atau minyak.
Ciri
Home Klasifikasi Reproduksi Fenomena
3. Ciri Umum Pyrrophyta
Pyrrophyta (Yunani, pyrrhos = api) atau ganggang api adalah alga
uniseluler yang menyebabkan air laut tampak bercahaya (berpendar) di malam
hari karena sel-selnya mengandung fosfor. Pyrrophyta atau Dinophyta disebut
juga Dynoflagellata (Yunani, dinos = berputar, flagel = cambuk) karena
memiliki flagella. Tubuh Pyrrophyta terdiri atas satu sel, memiliki dinding sel
berupa lempengan selulosa yang berbentuk poligonal dengan alur membujur
dan melintang, memiliki klorofil a, klorofil c, fikobilin, dinoxantin, dan
xantofil, serta dua flagela yang terletak di bagian samping atau ujung sel
sehingga dapat bergerak aktif.
Ciri
Home Klasifikasi Reproduksi Fenomena
5. Klasifikasi
Ciri
Home Reproduksi Fenomena
Klasifikasi Pyrrophyta
Menurut Philip Sze (1993), membagi Phyrrophyta dalam Class
Dinophyceae. Adapun contoh dari klasifikasinya:
Kingdom : Plantae
Divisi : Phyrrophyta
Class : Dinophyceae
Ordo : Dinoflagellates
Genus : Phyrodinium
Spesies : Phyronidinium, sp
Berdasarkan letak flagella dan letak alur , pyrrophyta dibagi menjadi
dua kelas yaitu Desmophyceae dan Dinophyceae. Pada umumnya hidup di
laut beberapa diantaranya hidup di air tawar.
7. Cara Reproduksi Pyrrophyta
Kebanyakan Dynoflagellata memperlihatkan reproduksi secara
aseksual atau pembelahan sel mitosis. Proses ini membagi organismee
menjadi kembaran identik, theca mereka mungkin pecah, terbagi pada
tiap-tiap kembarannya, jadi tiap kembaran menerima separuh dan
meregenerasi separuhnya. Beberapa generasi tumbuh sebagai filament
ketika sel mereka tidak terpisah setelah pembelahan. Dinoflgellata
dewasa bersifat haploid, jadi ketika reproduksi seksual dimulai, gamet
mengalami mitosis, mungkin tumbuh dengan atau tanpa dinding,
terlihat sebagai individu tua dalam versi kecil. Gamet jantan dan betina
tidak jelas dibedakan, tetapi dapat berenang bebas. Setelah
penggabungan dua gamet, lalu menjadi zigot yang aktif berenang, pada
kondisi yang tidak menguntungkan, sel akan membentuk
hystrichosphere, ini adalah dorman kapsul yang melindungi
dinoflagelata sampai keadaan menguntungkan Kembali.
Klasifikasi
Ciri
Home Reproduksi Fenomena
9. 1. Bioluminescens
● Bioluminescence adalah pembentukan dan
pemancaran cahaya oleh makhluk hidup.
Bioluminescence biasanya terbentuk karena reaksi
kimia yang dihasilkan oleh makhluk hidup. Reaksi
kimia tersebut bisa terjadi baik di dalam sel, maupun
di luar sel. Bioluminescence bisa ditemui pada
bermacam-macam hewan laut dalam, beberapa jenis
serangga, cacing, keong, mikroorganismee, dan juga
jamur, kunang-kunang menyala.
Fenomena yang terjadi dengan
adanya Pyrrophyta
Klasifikasi
Ciri
Home Reproduksi Fenomena
10. ● Red tides sering dipicu oleh pengenalan gizi ke dalam
air permukaan, baik dari atas permukaan air yang
lebih dalam atau dari limpasan pertanian yang
mengandung pupuk ternak. Termasuk angin yang
menggerakkan fitoplankton lebih dekat ke pantai,
suhu air yang tinggi di dekat permukaan, dan hari
yang cerah. Sebagai hasilnya, keracunan ikan dan
hewan lainnya biasanya terjadi selama musim panas.
Fenomena yang terjadi dengan
adanya Pyrrophyta
Klasifikasi
Ciri
Home Reproduksi Fenomena
11. REVIEW JURNAL
Judul Keanekaragaman Mikroalga Sebagai
Bioindikator Pencemaran Di Situ Cibanten
Kecamatan Ciomas Kabupaten
Serang Banten
Jurnal Jurnal lingkungan dan sumber daya alam,
vol.4 No.2
Tahun 2021
Penulis Rt Inu Rahayu, Hadi Susilo
Metode Purposive sampling
12. Hasil Berdasarkan hasil penelitian di situ Cibanten
Kecamatan Ciomas Kabupaten serang
mikroalga yang ditemukan terdiri dari 6 devisi,
16 ordodan 26 spesies dengan jumlah total
249 individu.
Divisi Pyrrophyta
Divisi Pyrrophyta ditemukan 2 ordo,
yaitu Peridinales dan Gonyaulacales dan 3
spesies yaitu Peridinium umbonatum,
Protoperidinium claudicans, dan Ceratium
hirudinella. Divisi Pyrrophyta atau biasa
dikenal dengan dinoflagellata. Dinofalgellata
air tawarumumnya tidak bersifat racun dan
tidak berbahaya seperti Dinoflagellata air
laut yang bersifat toksik dan memiliki efek
negative
pada sistem perairan. Namun, pada
13. beberapa penelitian dilaporkan bahwa ada bebarapa organisme yang bersifat toksik bagi organisme
lainnya terutamaalga Peridinium.
Pyrrophyta dicirikan oleh sel-sel yang diperkuat oleh lempengan selulosa. Dua flagella yang dilekukan
tegak lurus membuat Pyrrophyta bergerak memutardi dalam air (Campbell, 2003). Jenis fitoplankton
bersel tunggal yang mampu
berenang
1. Mikroalga yang ditemukan di Situ Cibanten terdiri dari 249 individu dari 26spesies yaitu Oedogonium
sp,Ankistrodesmus falcatus, Quadrigula sp, kirchnellalunaris, coenocytis planktonema, Spyrogira sp,
Plouroteniumsp, Closterium gracile,Ulotrix sp, Binuclearia tatrana, Achnantes sp, Gomphonema
olivaceum, Melosira Varians, Bacilaria paxilifera, Fragilaria capunica, Ceratium hirudinella,
Peridinium umbonatum, Protoperidium claudicans, Phacus longicauda, Phacus chloroplates,
Euglena sp, Thracelomonashorrida, Lemanea annulata, Oscilatoria tenuis, Tolypotrix distorta, dan
Pseudanabaena.
2. Indeks Keanekaragaman yang tertinggi
terdapat pada stasiun 1 dengan 3.110 dan
14. terendah terdapat pada stasiun 2 dengan
2.360. Indeks kemerataan tertinggi terdapat pada stasiun 1 dengan nilai
0.978 sedangkan indeks kemerataan terendah terdapat pada stasiun 2
dengan nilai 0.803.Indeks dominansi pada setiap spesies mendapatkan
nilai hampir mendekati nol sehingga indeks dominansi rendah. Serta
Indeks kelimpahan relatif yang tertinggi terdapat pada spesies Spirogyra
dengan nilai 17.7 % dan terendah terdapat pada spesies Phacus
longicaida dan Lemanea annulata dengan nilai 0.4 %. Menurut hasil dari
indeks keanekaragaman Situ Cibanten termasuk dalam kategori
Tercemar sedang.