SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
REAKSI KUSTA
Definisi
suatu episode akut dari perjalanan kronis penyakit
Kusta yang ditandai
dengan PERADANGAN AKUT akibat reaksi imun
yang berakibat merugikan
Faktor Pencetus
1. Penderita dalam keadaan kondisi lemah
2. Kehamilan dan setelah melahirkan
3. Sesudah mendapat immunisasi
4. Infeksi (spt: malaria, infeksi pd gigi, bisul,
cacing dll)
5. Stres fisik dan mental
6. Kurang gizi
REAKSI
Dapat timbul Sebelum, selama dan sesudah pengobatan
TIPE I :
Meningkatkan
respon kekebalan
seluler
TIPE II :
Meningkatnya
respon kekebalan
humoral
Jenis Reaksi Kusta
TIPE I
- K.U : Demam ringan/tanpa demam
- Kulit: makula meradang kadang timbul
bercak baru
- Saraf tepi:sering terjadi neuritis dan
atau gangguan fungsi
- Terjadinya: PU segera setelah
pengobatan
- Dapat terjadi: PB maupun MB
- Organ lain: -
TIPE II
- Deman ringan sp berat disertai
kelemahan umum
- Timbul nodul ENL, merah, lunak, nyeri
tekan kadang pecah
- Jarang terjadi neuritis dan atau
gangguan fungsi
- P.U setelah pengobatan agak lamau
- Hanya terjadi pada MB
- Sering terkena (sendi, mata, testis,
Ginjal,kelenjar getah bening)
Reaksi kusta Tipe 1 = Reaksi Reversal
Sistem Kekebalan Tubuh
Body’s immune system
(Respons seluler)
kulit
saraf
“perang”
peradangan
kuman kusta
Kulit merah, bengkak, panas nyeri tekan dan ggn
fungsi saraf.
1.
Transition headline
Let’s start with the first
set of slides
Reaksi Kusta tipe 2 = ENL
Kuman patah-
patah/hancur
 terurai
Mengeluarkan
Protein kuman
Pecahan
Kuman mati
SARAF
Globus /
Kuman
hancur
KULIT
Aliran darah sistemik
Protein kuman masuk / ikut
Aliran darah sistemik
Memacu respon kekebalan tubuh
peradangan di mana-mana
(di luar bercak kusta/saraf)
(respons humoral)
ENL: Nodul2
merah,panas,bengkak,nyeri,
disertai gangguan ke organ2 lain
Reaksi Tipe I
RINGAN
• Keadaan umum: demam (-)
• Kulit: bercak radang
• Saraf tepi:
 Nyeri tekan (-)
 Gangguan fungsi (-)
BERAT
• Keadaan umum: demam (+)
• Kulit: bercak radang  nyeri tambah
parah sampai pecah (ulcerasi)
• Saraf tepi:
 Nyeri tekan (+)
 Gangguan fungsi (+)
Reaksi Tipe II
RINGAN
• Keadaan umum: demam ada tetapi tdk
parah
• Kulit: nodul merah panas nyeri
• Saraf tepi:
 Nyeri tekan (-)
 Gangguan fungsi (-)
• Organ lain: tidak terkena
BERAT
• Keadaan umum: demam parah
• Kulit: nodul merah panas nyeri
bertambah parah sp pecah
• Saraf tepi:
 Nyeri tekan (+)
 Gangguan fungsi (+)
• Organ lain pada umumnya: terkena
(mata, sendi, testis)
18
NO GEJALA/ TANDA
REAKSI TIPE 1 REAKSI TIPE 2
RINGAN BERAT RINGAN BERAT
1. Kulit Bercak : merah,
tebal, panas,
nyeri.*
Bercak : merah,
tebal, panas, nyeri
yang bertambah
parah  sampai
pecah
Nodul : merah, panas,
nyeri
Nodul : merah,
panas, nyeri yang
bertambah parah
 sampai pecah
2. Saraf Tepi Nyeri pada
perabaan :
(-)
Nyeri pada
perabaan : (+)
Nyeri pada perabaan:
(-)
Nyeri pada
perabaan : (+)
Gangguan fungsi :
(-)
Gangguan fungsi :
(+)
Gangguan fungsi:(-) Gangguan fungsi
: (+)
3. Keadaan Umum Demam: (-) Demam: ± Demam: ± Demam: (+)
4. Gangguan Pada Organ
Lain
- - - +
(Misalnya pada
mata, sendi,
testis, dll)
Tabel 5.4 Perbedaan
Reaksi Ringan Dan Berat Pada Reaksi Tipe 1 dan 2
* : Bila ada reaksi pada lesi kulit yang dekat dengan lokasi saraf, dikategorikan sebagai reaksi berat.
PENGOBATAN REAKSI
Prinsip Pengobatan Reaksi:
1.Istirahat/ Mobilisasi
2.Pemberian Analgetik/ Antipiretik
3.Atasi Faktor Pencetus
4.Pemberian Obat Anti Reaksi
5.MDT diteruskan dengan Dosis sama.
Untuk Reaksi Ringan:
No. 1; 2; 3; & 5
OBAT ANTI REAKSI
PREDNISON
Hanya Untuk Reaksi Berat
LAMPREN
ditambahkan
Reaksi Type II Berat Berulang
Reaksi Type II Berat Sesudah RFT
1. Pemberian prednisone pada Reaksi Tipe 1 dan 2 berat
Dosis
per hari 
Minggu
ke : 
Follow up Pemeriksaan POD
     
40
mg 30
mg 20
mg 15
mg
10
mg 5
mg
1 - 2 3 - 4 5 - 6 7 - 8 9 - 10 11 - 12
  
2. Pengobatan Reaksi Tipe 2 (ENL) berat berulang
Prednison :
Dosis
per hari 
Minggu
ke :
Follow up
     
40
mg 30
mg 20
mg 15
mg 10
mg 5
mg
LAMPRENE 3 X 100 mg ( 2 bl ) 2 X 100 mg ( 2 bl ) 1 X 100 mg ( 2 bl )
Pemeriksaan POD tiap 1-2 minggu
1-2 3-4 5-6 7-8 11-12

STOP
9-10
23
Gejala & Tanda Reaksi Tipe I (Reversal) Kambuh
Interval
Waktu
Kurang dari 3 tahun Lebih dari 3 tahun
Timbulnya tanda dan
gejala
Mendadak/cepat Pelan-Pelan
Lesi kulit Biasanya pada lesi kulit lama
(diatasnya)
Lesi baru muncul
Nyeri dan
pembengkakan
Ada, pada kulit dan saraf Tidak ada
Kerusakan Terjadinya mendadak Terjadinya perlahan
Kondisi umum Peradangan Tidak ada
Perbedaan Reaksi Tipe I Dengan Relaps (Kambuh)
24
- Reaksi kusta dapat terjadi sebelum pengobatan,
Kadang gejala reaksi inilah yang membuat pasien mengunjungi Puskesmas
untuk mencari pengobatan. Petugas jangan lupa untuk menangggulangi reaksi
yang terjadi di samping memberikan MDT untuk kustanya.
- Reaksi kusta dapat terjadi dalam masa pengobatan
Petugas penting mewaspadai adanya gejala reaksi yang mungkin terjadi
selama masa pengobatan sehingga reaksi dapat ditanggulangi dengan cepat
dan tepat.
Jelaskan apa yang terjadi dan ingatkan pasien untuk kembali sesuai waktu
yang dipesan oleh petugas.
- Reaksi Kusta dapat terjadi setelah RFT
(Segera, atau bahkan bertahun-tahun sesudah RFT
Catatan :
KHUSUS BILA ADA NEURITIS
ATAU NYERI TEKAN SARAF TEPI
1mgg
Nyeri
Blm kurang
50mg
Nyeri
berkurang
40mg 30mg
1 mgg
Nyeri
Berkurang
/hilang
20mg
15
10
5
Nyeri hilang Nyeri hilang
stop
Nyeri hilang
Nyeri hilang
2 mgg
2 mgg
2 mgg
2 mgg
2 mgg
60mg
Nyeri
Blm kurang
1mgg
40mg
MANAJEMEN REAKSI
SEBELUM
PENGOBATAN
PENGOBATAN
MDT
RFT
REAKSI
BERAT
HARUS DICEGAH !!!
PERJALANAN PENYAKIT KUSTA
PASKA
PENGOBATAN HARUS BISA DIDETEKSI & DIOBATI CEPAT
DAN TEPAT DINI
HARUS TETAP WASPADA !!
monitoring
fx saraf
PETUGAS
KESEHATAN
PENDERITA
SENDIRIdan
Jangan biarkan ………… …………ini terjadi !!!
SIAPA YANG BISA MENCEGAHNYA ???
Harus ada
komunikasi dua arah
Kita bisa berperan
untuk mencegah
ini
Terima Kasih
29

More Related Content

What's hot

Ureterolithiasis asli
Ureterolithiasis asliUreterolithiasis asli
Ureterolithiasis asli
Mus Lem
 
Kejang demam pada Anak
Kejang demam pada AnakKejang demam pada Anak
Kejang demam pada Anak
Kindal
 
Materi iv 10 langkah tata laksana gizi buruk
Materi iv 10 langkah tata laksana gizi burukMateri iv 10 langkah tata laksana gizi buruk
Materi iv 10 langkah tata laksana gizi buruk
Joni Iswanto
 
Juknis HIV: Pedoman IMS 2011
Juknis HIV: Pedoman IMS 2011Juknis HIV: Pedoman IMS 2011
Juknis HIV: Pedoman IMS 2011
Irene Susilo
 

What's hot (20)

Ureterolithiasis asli
Ureterolithiasis asliUreterolithiasis asli
Ureterolithiasis asli
 
Kejang demam pada Anak
Kejang demam pada AnakKejang demam pada Anak
Kejang demam pada Anak
 
Buku Pedoman Pelayanan Medis IDAI
Buku Pedoman Pelayanan Medis IDAIBuku Pedoman Pelayanan Medis IDAI
Buku Pedoman Pelayanan Medis IDAI
 
Persalinan Normal
Persalinan NormalPersalinan Normal
Persalinan Normal
 
Materi iv 10 langkah tata laksana gizi buruk
Materi iv 10 langkah tata laksana gizi burukMateri iv 10 langkah tata laksana gizi buruk
Materi iv 10 langkah tata laksana gizi buruk
 
Konsep dasar anatomi dan fisiologis f
Konsep dasar anatomi dan fisiologis fKonsep dasar anatomi dan fisiologis f
Konsep dasar anatomi dan fisiologis f
 
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
 
Ileus obstruktif
Ileus obstruktifIleus obstruktif
Ileus obstruktif
 
Reaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitasReaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitas
 
193897174 case-bedah-hemoroid
193897174 case-bedah-hemoroid193897174 case-bedah-hemoroid
193897174 case-bedah-hemoroid
 
kejang-demam-terbaru-presentasi-ppt
kejang-demam-terbaru-presentasi-pptkejang-demam-terbaru-presentasi-ppt
kejang-demam-terbaru-presentasi-ppt
 
Case Report BPPV
Case Report BPPVCase Report BPPV
Case Report BPPV
 
SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIK
 
Malformasi ano rektal
Malformasi ano rektalMalformasi ano rektal
Malformasi ano rektal
 
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter IndonesiaStandar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
 
Isk
IskIsk
Isk
 
266199956 laporan-kasus-abortus-imminens
266199956 laporan-kasus-abortus-imminens266199956 laporan-kasus-abortus-imminens
266199956 laporan-kasus-abortus-imminens
 
Juknis HIV: Pedoman IMS 2011
Juknis HIV: Pedoman IMS 2011Juknis HIV: Pedoman IMS 2011
Juknis HIV: Pedoman IMS 2011
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
 

Similar to REAKSI KUSTA

Sindrom steven johnson (ssj)
Sindrom steven johnson (ssj)Sindrom steven johnson (ssj)
Sindrom steven johnson (ssj)
Kaze Va
 
Pit1 diagnosis dan-tatalaksana-dbd-terkini
Pit1 diagnosis dan-tatalaksana-dbd-terkiniPit1 diagnosis dan-tatalaksana-dbd-terkini
Pit1 diagnosis dan-tatalaksana-dbd-terkini
erma permata
 

Similar to REAKSI KUSTA (20)

Reaksi Kusta
Reaksi KustaReaksi Kusta
Reaksi Kusta
 
Reaksi kusta
Reaksi kustaReaksi kusta
Reaksi kusta
 
REVISI 2 REAKSI KUSTA
REVISI 2 REAKSI KUSTAREVISI 2 REAKSI KUSTA
REVISI 2 REAKSI KUSTA
 
Laporan kasus Vitiligo.pptx
Laporan kasus Vitiligo.pptxLaporan kasus Vitiligo.pptx
Laporan kasus Vitiligo.pptx
 
Bst episkleritis
Bst episkleritisBst episkleritis
Bst episkleritis
 
234901205 case-report-bedah-jaka
234901205 case-report-bedah-jaka234901205 case-report-bedah-jaka
234901205 case-report-bedah-jaka
 
PPT kejang demam.ppt
PPT kejang demam.pptPPT kejang demam.ppt
PPT kejang demam.ppt
 
Penyakit autoimun "psiorosis"
Penyakit autoimun "psiorosis"Penyakit autoimun "psiorosis"
Penyakit autoimun "psiorosis"
 
Cikungunya
CikungunyaCikungunya
Cikungunya
 
DERMATOVENEROLOGI.pdf
DERMATOVENEROLOGI.pdfDERMATOVENEROLOGI.pdf
DERMATOVENEROLOGI.pdf
 
Sindrom steven johnson (ssj)
Sindrom steven johnson (ssj)Sindrom steven johnson (ssj)
Sindrom steven johnson (ssj)
 
Bed Side Teaching Tetanus
Bed Side Teaching TetanusBed Side Teaching Tetanus
Bed Side Teaching Tetanus
 
HSE Training P3K (26 sept 17)
HSE Training P3K (26 sept 17)HSE Training P3K (26 sept 17)
HSE Training P3K (26 sept 17)
 
Pit1 diagnosis dan-tatalaksana-dbd-terkini
Pit1 diagnosis dan-tatalaksana-dbd-terkiniPit1 diagnosis dan-tatalaksana-dbd-terkini
Pit1 diagnosis dan-tatalaksana-dbd-terkini
 
Laporan kasus tetanus (slide)
Laporan kasus tetanus (slide)Laporan kasus tetanus (slide)
Laporan kasus tetanus (slide)
 
Pewer poin steven jhanson AKPER PEMKAB MUNA
Pewer poin steven jhanson AKPER PEMKAB MUNA Pewer poin steven jhanson AKPER PEMKAB MUNA
Pewer poin steven jhanson AKPER PEMKAB MUNA
 
Lupus persentasi
Lupus persentasiLupus persentasi
Lupus persentasi
 
Pewer poin steven jhanson
Pewer poin steven jhansonPewer poin steven jhanson
Pewer poin steven jhanson
 
Lepra
LepraLepra
Lepra
 
Artritis reumatoid
Artritis reumatoidArtritis reumatoid
Artritis reumatoid
 

More from zara larasati

More from zara larasati (20)

Revisi2 diagnosis dan klasifikasi kusta
Revisi2 diagnosis dan klasifikasi kusta Revisi2 diagnosis dan klasifikasi kusta
Revisi2 diagnosis dan klasifikasi kusta
 
REVISI 2 KECACATAN DAN PENCEGAHAN KUSTA
REVISI 2 KECACATAN DAN PENCEGAHAN KUSTAREVISI 2 KECACATAN DAN PENCEGAHAN KUSTA
REVISI 2 KECACATAN DAN PENCEGAHAN KUSTA
 
REVISI 2 PENGOBATAN KUSTA
REVISI 2 PENGOBATAN KUSTAREVISI 2 PENGOBATAN KUSTA
REVISI 2 PENGOBATAN KUSTA
 
REVISI 2 PEMERIKSAAN
REVISI 2 PEMERIKSAANREVISI 2 PEMERIKSAAN
REVISI 2 PEMERIKSAAN
 
REVISI 2 DIAGNOSIS DAN KLASIFIKASI KUSTA
REVISI 2 DIAGNOSIS DAN KLASIFIKASI KUSTAREVISI 2 DIAGNOSIS DAN KLASIFIKASI KUSTA
REVISI 2 DIAGNOSIS DAN KLASIFIKASI KUSTA
 
Revisi2 diagnosis dan klasifikasi kusta
Revisi2 diagnosis dan klasifikasi kusta Revisi2 diagnosis dan klasifikasi kusta
Revisi2 diagnosis dan klasifikasi kusta
 
KECACATAN DAN PENCEGAHAN KECACATAN KUSTA
KECACATAN DAN PENCEGAHAN KECACATAN KUSTAKECACATAN DAN PENCEGAHAN KECACATAN KUSTA
KECACATAN DAN PENCEGAHAN KECACATAN KUSTA
 
Kecacatan dan pencegahan kecatatan kusta
Kecacatan dan pencegahan kecatatan kustaKecacatan dan pencegahan kecatatan kusta
Kecacatan dan pencegahan kecatatan kusta
 
pengobatan kusta
pengobatan kustapengobatan kusta
pengobatan kusta
 
Charting
ChartingCharting
Charting
 
Register laboratorium kusta
Register laboratorium kustaRegister laboratorium kusta
Register laboratorium kusta
 
pemeriksaan
pemeriksaanpemeriksaan
pemeriksaan
 
PEMERIKSAAN BACTERIOLOGI
PEMERIKSAAN BACTERIOLOGIPEMERIKSAAN BACTERIOLOGI
PEMERIKSAAN BACTERIOLOGI
 
bakteriologi dalam pemeriksaan
bakteriologi dalam pemeriksaanbakteriologi dalam pemeriksaan
bakteriologi dalam pemeriksaan
 
PEMERIKSAAN BACTERIOLOGI
PEMERIKSAAN BACTERIOLOGIPEMERIKSAAN BACTERIOLOGI
PEMERIKSAAN BACTERIOLOGI
 
PEMERIKSAAN
PEMERIKSAANPEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN
 
Diagnosis dan Klasifikasi Kusta rev
Diagnosis dan Klasifikasi Kusta revDiagnosis dan Klasifikasi Kusta rev
Diagnosis dan Klasifikasi Kusta rev
 
ATLAS KUSTA
ATLAS KUSTAATLAS KUSTA
ATLAS KUSTA
 
Perawatan diri
Perawatan diriPerawatan diri
Perawatan diri
 
Kecacatan dan pencegahan kecacatan kusta
Kecacatan dan pencegahan kecacatan kustaKecacatan dan pencegahan kecacatan kusta
Kecacatan dan pencegahan kecacatan kusta
 

Recently uploaded

APLIKASI SIstem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga 2023.ppt
APLIKASI SIstem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga 2023.pptAPLIKASI SIstem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga 2023.ppt
APLIKASI SIstem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga 2023.ppt
rosintauli1
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
haslinahaslina3
 
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandungobat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
ariniastuti020
 
obat aborsi Bogor wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bogor
obat aborsi Bogor wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bogorobat aborsi Bogor wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bogor
obat aborsi Bogor wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bogor
ariniastuti020
 
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
ssupi412
 
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasiobat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
ariniastuti020
 
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptxKONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
rosintauli1
 
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIStandar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
germanaaprianineno
 
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptx
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptxMateri Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptx
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptx
DocApizz
 
DIET SEHAT PADA DIABETES MELLITUS PPT DES 23.pptx
DIET SEHAT PADA DIABETES MELLITUS PPT DES 23.pptxDIET SEHAT PADA DIABETES MELLITUS PPT DES 23.pptx
DIET SEHAT PADA DIABETES MELLITUS PPT DES 23.pptx
ulfahyus
 

Recently uploaded (15)

ZOLL AED Plus® PRESENTATION WITH II.pptx
ZOLL AED Plus® PRESENTATION WITH II.pptxZOLL AED Plus® PRESENTATION WITH II.pptx
ZOLL AED Plus® PRESENTATION WITH II.pptx
 
APLIKASI SIstem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga 2023.ppt
APLIKASI SIstem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga 2023.pptAPLIKASI SIstem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga 2023.ppt
APLIKASI SIstem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga 2023.ppt
 
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docxMAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
 
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandungobat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
 
obat aborsi Bogor wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bogor
obat aborsi Bogor wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bogorobat aborsi Bogor wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bogor
obat aborsi Bogor wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bogor
 
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
fisiologi haid dan bagaimana. Kita bersa
fisiologi haid dan bagaimana. Kita bersafisiologi haid dan bagaimana. Kita bersa
fisiologi haid dan bagaimana. Kita bersa
 
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasiobat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
 
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptxKONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
 
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIStandar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
 
Kota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjk
Kota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjkKota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjk
Kota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjk
 
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
 
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptx
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptxMateri Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptx
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptx
 
DIET SEHAT PADA DIABETES MELLITUS PPT DES 23.pptx
DIET SEHAT PADA DIABETES MELLITUS PPT DES 23.pptxDIET SEHAT PADA DIABETES MELLITUS PPT DES 23.pptx
DIET SEHAT PADA DIABETES MELLITUS PPT DES 23.pptx
 

REAKSI KUSTA

  • 2. Definisi suatu episode akut dari perjalanan kronis penyakit Kusta yang ditandai dengan PERADANGAN AKUT akibat reaksi imun yang berakibat merugikan
  • 3. Faktor Pencetus 1. Penderita dalam keadaan kondisi lemah 2. Kehamilan dan setelah melahirkan 3. Sesudah mendapat immunisasi 4. Infeksi (spt: malaria, infeksi pd gigi, bisul, cacing dll) 5. Stres fisik dan mental 6. Kurang gizi
  • 4. REAKSI Dapat timbul Sebelum, selama dan sesudah pengobatan TIPE I : Meningkatkan respon kekebalan seluler TIPE II : Meningkatnya respon kekebalan humoral
  • 5. Jenis Reaksi Kusta TIPE I - K.U : Demam ringan/tanpa demam - Kulit: makula meradang kadang timbul bercak baru - Saraf tepi:sering terjadi neuritis dan atau gangguan fungsi - Terjadinya: PU segera setelah pengobatan - Dapat terjadi: PB maupun MB - Organ lain: - TIPE II - Deman ringan sp berat disertai kelemahan umum - Timbul nodul ENL, merah, lunak, nyeri tekan kadang pecah - Jarang terjadi neuritis dan atau gangguan fungsi - P.U setelah pengobatan agak lamau - Hanya terjadi pada MB - Sering terkena (sendi, mata, testis, Ginjal,kelenjar getah bening)
  • 6. Reaksi kusta Tipe 1 = Reaksi Reversal Sistem Kekebalan Tubuh Body’s immune system (Respons seluler) kulit saraf “perang” peradangan kuman kusta Kulit merah, bengkak, panas nyeri tekan dan ggn fungsi saraf.
  • 7. 1. Transition headline Let’s start with the first set of slides
  • 8.
  • 9.
  • 10.
  • 11.
  • 12.
  • 13. Reaksi Kusta tipe 2 = ENL Kuman patah- patah/hancur  terurai Mengeluarkan Protein kuman Pecahan Kuman mati SARAF Globus / Kuman hancur KULIT Aliran darah sistemik Protein kuman masuk / ikut Aliran darah sistemik Memacu respon kekebalan tubuh peradangan di mana-mana (di luar bercak kusta/saraf) (respons humoral) ENL: Nodul2 merah,panas,bengkak,nyeri, disertai gangguan ke organ2 lain
  • 14.
  • 15.
  • 16. Reaksi Tipe I RINGAN • Keadaan umum: demam (-) • Kulit: bercak radang • Saraf tepi:  Nyeri tekan (-)  Gangguan fungsi (-) BERAT • Keadaan umum: demam (+) • Kulit: bercak radang  nyeri tambah parah sampai pecah (ulcerasi) • Saraf tepi:  Nyeri tekan (+)  Gangguan fungsi (+)
  • 17. Reaksi Tipe II RINGAN • Keadaan umum: demam ada tetapi tdk parah • Kulit: nodul merah panas nyeri • Saraf tepi:  Nyeri tekan (-)  Gangguan fungsi (-) • Organ lain: tidak terkena BERAT • Keadaan umum: demam parah • Kulit: nodul merah panas nyeri bertambah parah sp pecah • Saraf tepi:  Nyeri tekan (+)  Gangguan fungsi (+) • Organ lain pada umumnya: terkena (mata, sendi, testis)
  • 18. 18 NO GEJALA/ TANDA REAKSI TIPE 1 REAKSI TIPE 2 RINGAN BERAT RINGAN BERAT 1. Kulit Bercak : merah, tebal, panas, nyeri.* Bercak : merah, tebal, panas, nyeri yang bertambah parah  sampai pecah Nodul : merah, panas, nyeri Nodul : merah, panas, nyeri yang bertambah parah  sampai pecah 2. Saraf Tepi Nyeri pada perabaan : (-) Nyeri pada perabaan : (+) Nyeri pada perabaan: (-) Nyeri pada perabaan : (+) Gangguan fungsi : (-) Gangguan fungsi : (+) Gangguan fungsi:(-) Gangguan fungsi : (+) 3. Keadaan Umum Demam: (-) Demam: ± Demam: ± Demam: (+) 4. Gangguan Pada Organ Lain - - - + (Misalnya pada mata, sendi, testis, dll) Tabel 5.4 Perbedaan Reaksi Ringan Dan Berat Pada Reaksi Tipe 1 dan 2 * : Bila ada reaksi pada lesi kulit yang dekat dengan lokasi saraf, dikategorikan sebagai reaksi berat.
  • 19. PENGOBATAN REAKSI Prinsip Pengobatan Reaksi: 1.Istirahat/ Mobilisasi 2.Pemberian Analgetik/ Antipiretik 3.Atasi Faktor Pencetus 4.Pemberian Obat Anti Reaksi 5.MDT diteruskan dengan Dosis sama. Untuk Reaksi Ringan: No. 1; 2; 3; & 5
  • 20. OBAT ANTI REAKSI PREDNISON Hanya Untuk Reaksi Berat LAMPREN ditambahkan Reaksi Type II Berat Berulang Reaksi Type II Berat Sesudah RFT
  • 21. 1. Pemberian prednisone pada Reaksi Tipe 1 dan 2 berat Dosis per hari  Minggu ke :  Follow up Pemeriksaan POD       40 mg 30 mg 20 mg 15 mg 10 mg 5 mg 1 - 2 3 - 4 5 - 6 7 - 8 9 - 10 11 - 12   
  • 22. 2. Pengobatan Reaksi Tipe 2 (ENL) berat berulang Prednison : Dosis per hari  Minggu ke : Follow up       40 mg 30 mg 20 mg 15 mg 10 mg 5 mg LAMPRENE 3 X 100 mg ( 2 bl ) 2 X 100 mg ( 2 bl ) 1 X 100 mg ( 2 bl ) Pemeriksaan POD tiap 1-2 minggu 1-2 3-4 5-6 7-8 11-12  STOP 9-10
  • 23. 23 Gejala & Tanda Reaksi Tipe I (Reversal) Kambuh Interval Waktu Kurang dari 3 tahun Lebih dari 3 tahun Timbulnya tanda dan gejala Mendadak/cepat Pelan-Pelan Lesi kulit Biasanya pada lesi kulit lama (diatasnya) Lesi baru muncul Nyeri dan pembengkakan Ada, pada kulit dan saraf Tidak ada Kerusakan Terjadinya mendadak Terjadinya perlahan Kondisi umum Peradangan Tidak ada Perbedaan Reaksi Tipe I Dengan Relaps (Kambuh)
  • 24. 24 - Reaksi kusta dapat terjadi sebelum pengobatan, Kadang gejala reaksi inilah yang membuat pasien mengunjungi Puskesmas untuk mencari pengobatan. Petugas jangan lupa untuk menangggulangi reaksi yang terjadi di samping memberikan MDT untuk kustanya. - Reaksi kusta dapat terjadi dalam masa pengobatan Petugas penting mewaspadai adanya gejala reaksi yang mungkin terjadi selama masa pengobatan sehingga reaksi dapat ditanggulangi dengan cepat dan tepat. Jelaskan apa yang terjadi dan ingatkan pasien untuk kembali sesuai waktu yang dipesan oleh petugas. - Reaksi Kusta dapat terjadi setelah RFT (Segera, atau bahkan bertahun-tahun sesudah RFT Catatan :
  • 25. KHUSUS BILA ADA NEURITIS ATAU NYERI TEKAN SARAF TEPI 1mgg Nyeri Blm kurang 50mg Nyeri berkurang 40mg 30mg 1 mgg Nyeri Berkurang /hilang 20mg 15 10 5 Nyeri hilang Nyeri hilang stop Nyeri hilang Nyeri hilang 2 mgg 2 mgg 2 mgg 2 mgg 2 mgg 60mg Nyeri Blm kurang 1mgg 40mg
  • 26. MANAJEMEN REAKSI SEBELUM PENGOBATAN PENGOBATAN MDT RFT REAKSI BERAT HARUS DICEGAH !!! PERJALANAN PENYAKIT KUSTA PASKA PENGOBATAN HARUS BISA DIDETEKSI & DIOBATI CEPAT DAN TEPAT DINI HARUS TETAP WASPADA !! monitoring fx saraf
  • 27. PETUGAS KESEHATAN PENDERITA SENDIRIdan Jangan biarkan ………… …………ini terjadi !!! SIAPA YANG BISA MENCEGAHNYA ??? Harus ada komunikasi dua arah
  • 28. Kita bisa berperan untuk mencegah ini