SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
1
LAPORAN KASUS
ABORTUS IMMINENS
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kepanitraan Klinik Obstetri dan Ginekologi
Rumah Sakit Tugurejo Semarang
Pembimbing :
dr. Jenny Jusuf, Msi.Med., Sp.OG
Disusun Oleh :
Anita Mayasari
H2A010006
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2015
2
BAB I
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. Diyah Rahmawati
Umur : 26 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Guru
Pendidikan Terakhir : S1 Pendidikan Guru
Alamat : Ngaliyan, Semarang
Tanggal masuk : 7 Mei 2015
No. CM :474898
Biaya pengobatan : BPJS
Nama Suami : Tn. Agus
Umur : 27 th
Alamat : Ngaliyan, Semarang
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Pendidikan Terakhir : S1
II. DAFTAR MASALAH
No Masalah aktif Tanggal No Masalah
pasif
Tanggal
1. G2P0A1, 26 tahun,
hamil 15 minggu
Abortus imminens
7-05-2015 -
3
III. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis di Ruang Bougenvil tanggal 7
Mei 2015 Pukul: 11.30 WIB
Keluhan utama: Keluhan keluar darah dari jalan lahir.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang melalui IGD dengan keluhan keluar darah dari jalan
lahir sejak pukul 10.00. Darah berwarna merah segar yang mengalir
seperti air kencing. Tidak ada gumpalan, kenceng-kenceng pada perut (+).
Riwayat trauma disangkal. Riwayat pijat disangkal. Riwayat minum obat/
jamu disangkal.
Riwayat Haid
 Menarche : 14tahun.
 Lama haid : 7 hari, siklus haid 28 hari.
 HPHT : 12 Januari 2015
 HPL : 19 Oktober 2015
Riwayat Menikah
Pernikahan pertama, lama pernikahan 3 bulan.
Riwayat Obstetri
1. Hamil ini G1P0A0 23 tahun hamil 15 minggu
Riwayat ANC
 Di bidan 2x
Riwayat KB
Belum pernah menggunakan KB
Perilaku Kesehatan
4
 Merokok : disangkal
 Minum-minuman beralkohol : disangkal
 Konsumsi narkoba : disangkal
Riwayat Penyakit Dahulu
 Riwayat Abortus : disangkal
 Riwayat Asma : disangkal
 Riwayat Hipertensi : disangkal
 Riwayat Diabetes melitus : disangkal
 Riwayat Penyakit jantung : disangkal
 Riwayat Alergi : disangkal
 Riwayat ISK : disangkal
 Riwayat IMS : disangkal
 Riwayat TORCH : disangkal
 Riwayat penyakit selama kehamilan : disangkal
 Riwayat penggunaan obat-obatan dan jamu : disangkal
(hanya konsumsi vitamin dari bidan).
Riwayat Penyakit Keluarga
 Asma : disangkal
 Hipertensi : disangkal
 Riwayat Diabetes melitus : disangkal
 Penyakit Jantung : disangkal
 Alergi : disangkal
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien bekerja sebagai guru SD, suami bekerja sebagai karyawan
swasta. Biaya pengobatan ditanggung BPJS. Kesan ekonomi cukup.
IV. PEMERIKSAAN FISIK
5
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 7 Mei 2015 pada pukul 11.45
WIB.
Status Praesens
 Keadaan Umum : Baik
 Kesadaran : Komposmentis
 GCS : 15 (E 4, V 5, M 6)
 Tanda Vital :
o Tekanan darah : 120/80 mmHg
o Nadi : 80x/menit, irama regular, isidantegangancukup
o Nafas : 20x/menit
o Suhu : 36oC (axiler)
Status Internus
 Mata: Konjungtiva: anemis (-/-), hiperemis (-/-), ikterik (-/-); edem
palpebra (-/-); Pupil isokor 3mm/3mm
 Hidung: Nafas cuping (-), deformitas (-), sekret (-)
 Telinga: Serumen (-/-), nyeri mastoid (-/-), Nyeri tragus (-/-)
 Mulut: Lembab (+), Sianosis (-), stomatitis (-), hiperemis (-)
 Leher:Pembesaran limfonodi(-/-),pembesarantiroid (-/-), hipertropi
otot bantu pernafasan (-)
 Thorax :
o Cor :
- Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
- Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V LMCS, tak
kuat angkat
- Perkusi :
o Batas atas jantung : ICS II Linea parasternal sinistra
o Batas Pinggang jantung:ICSIII Linea
parasternalsinistra
o Batas kiri bawah jantung : ICS V 2 cm medial
Lineamid clavicula sinistra
6
o Batas kanan bawah jantung: ICS IV Linea
sternalisdextra
- Auskultasi: Bunyi jantung I & II normal, bising (-),gallop
(-)
 Pulmo
Dextra Sinistra
Depan
- Inspeksi
- Palpasi
- Perkusi
- Auskultasi
Simetris statis &
dinamis, retraksi (-)
Stem fremitus normal
kanan = kiri
Sonor seluruh lapang
paru
Suara dasar paru
vesikuler (+), suara
tambahanparu:
wheezing (-), ronki(-)
Simetris statis &
dinamis, retraksi (-)
Stem fremitus normal
kanan = kiri
Sonor seluruh lapang
paru
Suara dasar paru
vesikuler(+),suara
tambahanparu:
wheezing (-), ronki (-)
Belakang
- Palpasi
- Perkusi
Stem fremitus normal
kanan = kiri
Sonor seluruh lapang
paru
SD paruvesikuler (+),
Stem fremitus normal
kanan = kiri
Sonor seluruh lapang
paru
SD paruvesikuler (+),
7
- Auskultasi suara tambahanparu :
wheezing (-), ronki (-)
suara tambahan paru:
wheezing (-), ronki (-)
o Abdomen :
- Inspeksi : membuncit, membujur, linea nigra (+),
striae gravidarum (-), bekas sc (-)
- Auskultasi : Bising usus (+) normal (15x/menit)
- Perkusi : Sulit dinilai
- Palpasi : TFU 3 jari diatas simfisis
o Genitalia : terdapat pengeluaran darah seperti haid,
gumpalan (-), jaringan (-)
o Extermitas
Superior Inferior
Edema
Varises
Reflek fisiologis
Reflek patologis
-/-
-/-
+ normal
-/-
-/-
-/-
+ normal
-/-
Status obstetri
 Pemeriksaan luar
8
o Abdomen :
- Inspeksi : membuncit, membujur, linea nigra(+),
striae gravidarum (-), bekas sc (-)
- Palpasi :
Leopold I : TFU 3 jari diatas simfisis
Leopold II : tidak dilakukan
Leopold III : tidak dilakukan
Leopold IV : tidak dilakukan
- DJJ (+) 150 kali/menit , reguler
 Pemeriksaan dalam :
o Vaginal Toucher :oue menutup, jaringan (-), gumpalan (-)
 Pemeriksaan laboratorium : 7 Mei 2015
o Darah rutin
Hemoglobin : 11.0 g/%
Hematokrit : 36.90 %
Eritrosit : 4.64 jt/mmk
Lekosit : 9.83 rb/mmk
Trombosit : 343 rb/mmk
MCV : 79.50Fl
MCH : 28.70 pg
MCHC : 36.00 g/dl
Eosinofil : 1.50
Basofil : 0.20
Neutrofil : 68.30
Limfosit : 22.10
Monosit : 7.90
o Kimia klinik
Glukosa sewaktu : 83 mg/dl
o Se-imun
9
HbsAg : non reaktif (-)
 Pemeriksaan USG
Tampak Janin 1 Intrauteri, biometri : usia kehamilan 15 minggu
dengan TBJ :134 gr. Placenta implantasi dan corpus anterior tidak menutupi
OUI. Amnion jernih, dengan jumlah cukup.
V. RESUME
Ny. D 26 th datang dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak
pukul 10.00. Darah berwarna merah segar yang mengalir seperti air kencing.
Gumpalan (-), kenceng-kenceng pada perut (+). Riwayat trauma (-).
Riwayat pijat (-). Riwayat minum obat/ jamu (-). HPHT 12 Januari 2015,
HPL:19 Oktober 2015. Tanda vital dan status internus dalam batas normal.
Abdomen linea nigra (+), striae gravidarum (-), membuncit, membujur.
Pemeriksaan DJJ : 150x/menit, Pemeriksaan dalam : Oue menutup, jaringan
(-). USG : Tampak Janin 1 Intrauteri, biometri : usia kehamilan 15 minggu
dengan TBJ :134 gr. Placenta implantasi dan corpus anterior tidak menutupi
OUI. Amnion jernih, dengan jumlah cukup.
10
VI. DIAGNOSIS SEMENTARA
G1P0A0 26 tahun hamil 15 minggu Abortus imminens
VII. INITIAL PLAN
1. Dx kerja :
G1P0A0 26 tahun hamil 15 minggu Abortus imminens
2. Dx :
S : -.
O :
 KU : baik
 Kesadaran : komposmentis, GCS 15
 Tanda Vital :
o Tekanan darah : 120/80 mmHg
o Nadi : 80x/menit, irama regular, isi dan tegangan cukup
o Nafas : 20x/menit
o Suhu : 36oC (axiler)
 HPL : 19 Oktober 2015
 Abdomen :
o Inspeksi : membuncit, membujur, linea nigra (+), striae
gravidarum (-), bekas sc (-)
o Auskultasi : Bising usus (+) normal (15x/menit)
o Perkusi : Sulit dinilai
o Palpasi : TFU 3 jari diatas simfisis
 Genitalia : terdapat pengeluaran darah minimal, gumpalan (-),
jaringan (-), oue menutup
3. Tx : Hemafort 2x1
Dupaston 2x1
4. Mx :
 konservatif
11
 Pengawasan
a. Keadaan umum
b. Tekanan darah
c. Frekuensi nadi
d. Frekuensi pernapasan
e. Suhu
f. His
g. Pengeluaran per vaginam
5. Ex :
 Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien tentang
ancaman abortus
 Tirah baring
 Mengingatkan untuk tidak melakukan hubungan seksual
6. Prognosis : Dubia ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Abortus Imminens
Abortus imminens ialah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada
kehamilan sebelum 20 minggu, dengan hasil konsepsi masih dalam uterus dan
viabel, dan serviks tertutup. 1,2
12
2.2 Penyebab3,4,5
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, menyebabkan kematian janin
atau cacat, penyebabnya antara lain:
a. Kelainan kromosom, misalnya lain trisomi, poliploidi dan kelainan
kromosom seks.
b. Endometrium kurang sempurna, biasanya terjadi pada ibu hamil saat
usia tua, dimana kondisi abnormal uterus dan endokrin atau sindroma
ovarium polikistik.
c. Pengaruh eksternal, misalnya radiasi, virus, obat-obat, dan sebagainya
dapat mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya
dalam uterus, disebut teratogen.
2. Kelainan plasenta, misalnya endarteritis terjadi dalam vili koriales dan
menyebabkan oksigenasi plasenta terganggu, sehingga mengganggu
pertumbuhan dan kematian janin. Keadaan ini dapat terjadi sejak
kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun.
3. Penyakit ibu, baik yang akut seperti pneumonia, tifus abdominalis,
pielonefritis, malaria, dan lain-lain, maupun kronik seperti, anemia berat,
keracunan, laparotomi, peritonitis umum, dan penyakit menahun seperti
brusellosis, mononukleosis infeksiosa, toksoplasmosis.
4. Kelainan traktus genitalis, misalnya retroversio uteri, mioma uteri,
atau kelainan bawaan uterus. Terutama retroversio uteri gravidi
inkarserata atau mioma submukosa yang memegang peranan penting.
Sebab lain keguguran dalam trimester dua ialah serviks inkompeten
yang dapat disebabkan oleh kelemahan bawaan pada serviks, dilatasi
serviks berlebihan, konisasi, amputasi, atau robekan serviks yang luas
yang tidak dijahit.
13
2.3 Tanda dan Gejala 3,5
Adanya perdarahan pada awal kehamilan melalui ostium uteri eksternum,
disertai nyeri perut ringan atau tidak sama sekali. Adanya gejala nyeri perut dan
punggung belakang yang semakin hari bertambah buruk dengan atau tanpa
kelemahan dan uterus membesar sesuai usia kehamilan.
2.4 Diagnosis 2,3,5
•Tanda dan gejala abortus imminens
•Pemeriksaan dalam: serviks tertutup, perdarahan dapat terlihat dari
ostium, tidak ada kelainan pada serviks, tidak terdapat nyeri goyang
serviks atau adneksa
•Tes kehamilan positif, dan
•Pemeriksaan USG tampak janin masih hidup.
2.5 Pemeriksaan penunjang 3,5
 USG Transvaginal dan Observasi Denyut Jantung Janin
Pemeriksaan USG transvaginal penting untuk menentukan apakah janin
viabel atau non viabel dan membedakan antara kehamilan intrauteri, ekstrauteri,
mola, atau missed abortion. Jika perdarahan berlanjut, ulangi pemeriksaan USG
dalam tujuh hari kemudian untuk mengetahui viabilitas janin. Jika hasil
pemeriksaan meragukan, pemeriksaan dapat diulang 1-2 minggu kemudian. USG
dapat digunakan untuk mengetahui prognosis.Pada umur kehamilan tujuh
minggu, fetal poledan aktifi tas jantung janin dapat terlihat. Aktivitas jantung
seharusnya tampak dengan USG saat panjang fetal pole minimal lima milimeter.
Bila kantong gestasi terlihat, keguguran dapat terjadi pada 11,5% pasien. Kantong
gestasi kosong dengan diameter 15mm pada usia tujuh minggu dan 21mm pada
usia gestasi delapan minggu memiliki angka keguguran 90,8%.Apabila terdapat
yolk sac, angka keguguran 8,5%; dengan embrio 5mm, angka keguguran adalah
7,2%; dengan embrio 6-10mm angka keguguran 3,2%; dan apabila embrio 10mm,
angka keguguran hanya 0,5%. Angka keguguran setelah kehamilan 14 minggu
kurang lebih 2,0%. Pemeriksaan ukuran kantong gestasi transvaginal berguna
14
untuk menentukan viabilitas kehamilan intrauteri. Diameter kantong rata-rata
lebih dari 13mm tanpa yolk sac atau diameter rata-rata lebih dari 17mm tanpa
mudigah diprediksikan nonviabilitas pada semua kasus dengan spesifi sitas dan
nilai prediksi positif 100%.Adanya hematoma subkorionik tidak berhubungan
dengan prognosis buruk. Bradikardia janin dan perbedaan antara usia kehamilan
berdasarkan HPHT dengan hasil pemeriksaan USG menunjukkan prognosis
buruk. Data prospektif menyebutkan, bahwa jika terdapat satu diantara tiga faktor
risiko (bradikardia janin, perbedaan antara kantung kehamilan dengan panjang
crown to rump, dan perbedaan antara usia kehamilan berdasarkan HPHT dan
pemeriksaan USG lebih dari satu minggu) meningkatkan presentase kejadian
keguguran dari 6% menjadi 84%. Penelitian prospektif pada umumnya
menunjukkan presentase kejadian keguguran 3,4-5,5% jika perdarahan terjadi
setelah jantung janin mulai beraktivitas, dan identifi kasi aktivitas jantung janin
dengan USG di pelayanan kesehatan primer memberikan presentase berlanjutnya
kehamilan hingga lebih dari 20 minggu sebesar 97%.
 Biokimia serum ibu
Kadar human chorionic gonadotropin (hCG) kuantitatif serial Evaluasi harus
mencakup pemeriksaan hCG serial kecuali pasien mengalami kehamilan
intauterin yang terdokumentasi dengan USG, untuk mengeliminasi kemungkinan
kehamil-an ektopik.Kadar hCG kuantitatif serial diulang setelah 48 jam digunakan
untuk mendiagnosis kehamilan ektopik, mola, abortus imminens, dan missed
abortion.Kadar hCG serum wanita hamil yang mengalami keguguran diawali
dengan gejala abortus imminens pada trimester pertama, lebih rendah
dibandingkan wanita hamil dengan gejala abortus imminens yang kehamilannya
berlanjut atau dengan wanita hamil tanpa gejala abortus imminens. Sebuah
penelitian prospektif menunjukkan bahwa nilai batas β hCG bebas 20 ng/ml
dapat digunakan untuk membedakan antara normal (kontrol dan abortus
imminens namun kehamilan berlanjut) dan abnormal (abortus imminens yang
mengalami keguguran dan kehamilan tuba), dengan sensitifi tas angka prediksi
positif 88,3% dan 82,6%. Rasio bioaktif serum imunoreaktif hCG, pada wanita
15
yang mengalami abortus imminens namun kehamilannya berlanjut, lebih tinggi
dibandingkan pada wanita yang akhirnya mengalami keguguran. Namun
penelitian hanya melibatkan 24 wanita dengan abortus imminens dan tidak
memberikan data tentang aktivitas jantung janin.
 Pemeriksaan kadar progesteron
Kadar hormon progesteron relatif stabil pada trimester pertama, sehingga
pemeriksaan tunggal dapat digunakan untuk menentukan apakah kehamilan
viabel; kadar kurang dari 5 ng/mL menunjukkan prognosis kegagalan kehamilan
dengan sensitivitas 60%, sedangkan nilai 20 ng/mL menunjukkan kehamilan
yang viabel dengan sensitivitas 100%.
2.6 Pencegahan 1,3
1. Vitamin, diduga mengonsumsi vitamin sebelum atau selama awal
kehamilan dapat mengurangi risiko keguguran, namun dari 28 percobaan
yang dilakukan ternyata hal tersebut tidak terbukti.
2. Antenatal care(ANC), disebut juga prenatal care, merupakan intervensi
lengkap pada wanita hamil yang bertujuan untuk mencegah atau
mengidentifi kasi dan mengobati kondisi yang mengancam kesehatan
fetus/bayi baru lahir dan/atau ibu, dan membantu wanita dalam menghadapi
kehamilan dan kelahiran sebagai pengalaman yang menyenangkan.
Penelitian observasional menunjukkan bahwa ANC mencegah masalah
kesehatan pada ibu dan bayi.Pada suatu penelitian menunjukkan, kurangnya
kunjungan rutin ibu hamil dengan risiko rendah tidak meningkatkan risiko
komplikasi kehamilan namun hanya menurunkan kepuasan pasien.
Perdarahan pada kehamilan disebabkan oleh banyak faktor yang dapat
didentifi kasi dari riwayat kehamilan terdahulu melalui konseling dan
anamnesis. Pada penelitian Herbst, dkk. (2003), ibu hamil yang tidak
melakukan ANC memiliki risiko dua kali lipat untuk mengalami risiko
kelahiran prematur.
16
2.7 Penatalaksanaan Aktif 1,3,5
Efektivitas penatalaksanaan aktif masih dipertanyakan, karena umumnya
penyebab abortus imminens adalah kromosom abnormal pada janin. Meskipun
banyak penelitian menyatakan tidak ada terapi yang efektif untuk abortus
imminens, penatalaksanaan aktif pada umumnya terdiri atas:
 Tirah Baring
Tirah baring merupakan unsur penting dalam pengobatan abortus imminens
karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan
berkurangnya rangsang mekanik. Pada suatu penelitian, 1228 dari 1279
(96%) dokter umum meresepkan istirahat pada perdarahan hebat yang
terjadi pada awal kehamilan, meskipun hanya delapan dari mereka yang
merasa hal tersebut perlu, dan hanya satu dari tiga orang yang yakin hal
tersebut bekerja baik. Sebuah penelitian randomised controlled trial (RCT )
tentang efek tirah baring pada abortus imminens menyebutkan bahwa 61
wanita hamil yang mengalami perdarahan pada usia kehamilan kurang dari
delapan minggu yang viabel, secara acak diberi perlakuan berbeda yaitu
injeksi hCG, plasebo atau tirah baring. Persentase terjadinya keguguran dari
ketiga perlakuan tersebut masing-masing 30%, 48%, and 75%. Perbedaan
signifi kan tampak antara kelompok injeksi hCG dan tirah baring namun
perbedaan antara kelompok injeksi hCG dan plasebo atau antara kelompok
plasebo dan tirah baring tidak signifi kan. Meskipun pada penelitian
tersebut hCG menunjukkan hasil lebih baik dibandingkan tirah baring,
namun ada kemungkinan terjadi sindrom hiperstimulasi ovarium, dan
mengingat terjadinya abortus imminens dipengaruhi banyak faktor, tidak
relevan dengan fungsi luteal, menjadikan hal tersebut sebagai pertimbangan
untuk tidak melanjutkan penelitian tentang penggunaan hCG. Dalam
sebuah penelitian retrospektif pada 226 wanita yang dirawat di RS dengan
keluhan akibat kehamilannya dan abortus imminens, 16% dari 146 wanita
yang melakukan tirah baring mengalami keguguran, dibandingkan dengan
seperlima wanita yang tidak melakukan tirah baring. Sebaliknya, sebuah
17
studi kohort observasional terbaru dari 230 wanita dengan abortus imminens
yang direkomendasikan tirah baring menunjukkan bahwa 9,9% mengalami
keguguran dan 23,3% baik-baik saja (p=0,03). Lamanya perdarahan vagina,
ukuran hematoma dan usia kehamilan saat diagnosis tidak mempengaruhi
tingkat terjadinya keguguran. Meskipun tidak ada bukti pasti bahwa istirahat
dapat mempengaruhi jalannya kehamilan, membatasi aktivitas selama
beberapa hari dapat membantu wanita merasa lebih aman, sehingga
memberikan pengaruh emosional. Dosisnya 24-48 jam diikuti dengan tidak
melakukan aktivitas berat, namun tidak perlu membatasi aktivitas ringan
sehari-hari.
 Abstinensia
Abstinensia sering kali dianjurkan dalam penanganan abortus imminens,
karena pada saat berhubungan seksual, oksitoksin disekresi oleh puting atau
akibat stimulasi klitoris, selain itu prostaglandin E dalam semen dapat
mempercepat pematangan serviks dan meningkatkan kolonisasi
mikroorganisme di vagina.
 Progestogen
Progestogen merupakan substansi yang memiliki aktivitas progestasional atau
memiliki efek progesteron,diresepkan pada 13-40% wanita dengan abortus
imminens.Progesteron merupakan produk utama korpus luteum dan berperan
penting pada persiapan uterus untuk implantasi, mempertahankan serta
memelihara kehamilan.Sekresi progesteron yang tidak adekuat pada awal
kehamilan diduga sebagai salah satu penyebab keguguran sehingga suplementasi
progesteron sebagai terapi abortus imminens diduga dapat mencegah
keguguran,karena fungsinya yang diharapkan dapat menyokong defisiensi korpus
luteum gravidarum dan membuat uterus relaksasi. Sebagian besar ahli tidak setuju
namun mereka yang setuju menyatakan bahwa harus ditentukan dahulu adanya
kekurangan hormon progesteron. Berdasarkan pemikiran bahwa sebagian besar
keguguran didahului oleh kematian hasil konsepsi dan kematian ini dapat
18
disebabkan oleh banyak faktor, maka pemberian hormon progesteron memang
tidak banyak manfaatnya.
Meskipun bukti terbataspercobaan pada 421 wanita abortus imminens
menunjukkan bahwa progestogen efektif diberikan pada penatalaksanaan abortus
imminens sebagai upaya mempertahankan kehamilan.
Salah satu preparat progestogen adalah dydrogesterone, Penelitian dilakukan
pada 154wanita yang mengalami perdarahan vaginal saat usia kehamilan kurang
dari 13 minggu. Persentase keberhasilan mempertahankan kehamilan lebih tinggi
(95,9%) pada kelompok yang mendapatkan dosis awal dydrogesterone 40 mg
dilanjutkan 10 mg dua kali sehari selama satu minggu dibandingkan kelompok
yang mendapatkan terapi konservatif 86,3%.Meskipun tidak ada bukti kuat
tentang manfaatnya namun progestogen disebutkan dapat menurunkan kontraksi
uterus lebih
cepat daripada tirah baring,terlepas dari kemungkinan bahwa pemakaiannya pada
abortus imminens mungkin dapat menyebabkan missed abortion,progestogen pada
penatalaksanaan abortus imminens tidak terbukti memicu timbulnya hipertensi
kehamilan atau perdarahan antepartum yang merupakan efek berbahaya bagi ibu.
Selain itu, penggunaan progestogen juga tidak terbukti menimbulkan kelainan
kongenital. Sebaiknya dilakukan penelitian dengan jumlah lebih besar untuk
memperkuat kesimpulan.
 hCG (human chorionic gonadotropin)
hCG diproduksi plasenta dan diketahui bermanfaat dalam mempertahankan
ke-hamilan. Karena itu, hCG digunakan pada abortus imminens untuk
mempertahankan kehamilan. Namun, hasil tiga penelitian yang melibatkan 312
partisipan menyatakan tidak ada cukup bukti tentang efektivitas penggunaan
hCG pada abortus imminens untuk mempertahankan kehamilan. Meski-pun tidak
terdapat laporan efek samping penggunaan hCG pada ibu dan bayi, diperlukan
penelitian lanjutan yang lebih berkualitas tentang pengaruh hCG pada keguguran.
 Antibiotik hanya jika ada tanda infeksi
19
Penelitian retrospektif pada 23 wanita dengan abortus imminens pada usia
awal trimester kehamilan, mendapatkan 15 orang (65%) memiliki fl ora abnormal
vagina. Tujuh dari 16 orang mendapatkan amoksisilin ditambah klindamisin dan
tiga dari tujuh wanita tersebut mengalami perbaikan, tidak mengalami nyeri
abdomen dan perdarahan aginal tanpa kambuh. Disimpulkan bahwa antibiotik
dapat digunakan sebagai terapi dan tidak manimbulkan anomali bayi.
 Relaksan otot uterus
Buphenine hydrochloride merupakan vasodilator yang juga digunakan
sebagai relaksan otot uterus, pada penelitian RCT menunjukkan hasil yang lebih
baik dibandingkan penggunaan plasebo, namun metode penelitian ini tidak jelas,
dan tidak ada penelitian lain yang mendukung pemberian tokolisis pada awal
terjadinya abortus imminens.Cochrane Library menyebutkan tidak ada cukup
bukti yang menunjukkan efektivitas penggunaan relaksan otot uterus dalam
mencegah abortus imminens.
 Profilaksis Rh (rhesus)
Konsensus menyarankan pemberian imunoglobulin anti-D pada kasus
perdarahan setelah 12 minggu kehamilan atau kasus dengan perdarahan gejala
berat mendekati 12 minggu.
2.8 Prognosis 3
Abortus imminens merupakan salah satu faktor risiko keguguran, kelahiran
prematur, BBLR, perdarahan antepartum, KPD dan kematian perinatal. Namun,
tidak ditemukan kenaikan risiko bayi lahir cacat. Macam dan lamanya
perdarahan menentukan prognosis kehamilan. Prognosis menjadi kurang baik bila
perdarahan berlangsung lama, nyeri perut yang disertai pendataran serta
pembukaan serviks
Tabel 2.1 Faktor yang berpengaruh terhadap abortus immines
20
2.9 Kesimpulan 3
Abortus imminens sering terjadi dan merupakan beban emosional yang
serius, meningkatkan risiko keguguran, kelahiran prematur, bayi dengan berat
badan lahir rendah, kematian perinatal, perdarahan antepartum, dan ketuban
pecah dini, namun tidak ditemukan kenaikan risiko bayi lahir cacat. Pemeriksaan
USG transvaginal penting dilakukan untuk meningkatkan ketepatan diagnosis
dan penatalaksanaan, menentukan apakah janin viabel atau non viabel, kehamilan
intrauteri, ekstrauteri, mola, atau missed abortionserta menggambarkan prognosis
ibu hamil yang mengalami gejala abortus imminens. Gambaran aktivitas jantung
janin umumnya dikaitkan dengan 85-97% tingkat keberhasilan kehamilan,
sedangkan kantung kehamilan besar yang kosong atau perbedaan antara
perhitungan HPHT dan USG lebih dari seminggu menunjukkan prognosis buruk,
semakin tua usia ibu pada saat hamil dan tingginya riwayat keguguran
sebelumnya memperburuk prognosis. Pemeriksaan kadar serum β-hCG,
progesteron, namun tes ini mungkin tidak berguna dalam penanganan primer.
Belum ada cukup bukti yang menjelaskan tentang upaya pencegahan abortus
imminens baik melalui pemberian asupan vitamin dan ANC rutin.
Hasil tinjauan penatalaksanaan abortus imminens antara lain:
1. Tirah baring. Hampir 96% dokter umum meresepkan, meskipun tidak
ada bukti pasti tentang efektivitasnya, namun membantu wanita merasa lebih
aman, sehingga memberikan pengaruh emosional.
21
2. Abstinensia, diduga koitus dapat menstimulasi sekresi oksitoksin dan
dapat mempercepat pematangan serviks oleh prostaglandin E dalam semen dan
meningkatkan kolonisasi mikroorganisme di vagina.
3. Meskipun tidak ada bukti manfaat yang kuat, progestogen disebutkan
dapat menurunkan kontraksi uterus lebih cepat daripada tirah baring, selain itu
penggunaannya tidak memicu timbulnya hipertensi kehamilan atau perdarahan
antepartum yang merupakan efek yang dapat membahayakan ibu. Selain itu,
penggunaan progestogen dan hCG tidak menimbulkan kelainan kongenital.
4. Antibiotik diberikan hanya jika ada tanda-tanda infeksi.
5. Relaksan otot uterus - tidak ada cukup bukti efektivitas dan keamanan
penggunaannya.
6. Profi laksis Rh - konsensus menyarankan pemberian imunoglobulin
anti-D pada kasus-kasus dengan perdarahan setelah 12 minggu kehamilan atau
kasus dengan perdarahan gejala berat mendekati 12 minggu
DAFTAR PUSTAKA
22
1. Winkjosastro, H. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. hal 305-306
2. Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia. 2006. Standar Pelayanan
Medik Obstetri dan Ginekologi. Jakarta . hal 23-25
3. Sucipto, N. 2013. Abortus Imminens: Upaya Pencegahan, Pemeriksaan, dan
Penatalaksanaan. CDK-206/ vol. 40 no. 7, hal 492-496
4. Williams obstetrics. In: Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC,
Rouse DJ, Spong CY, editors. 24rd ed. Ohio: McGraw-Hill; 2014.
hal 350-355
5. William Manual of Pregnancy Complications. Kenneth J. Leveno, MD,
editor. 23 rd ed. McGraw-Hill; 2013. hal 2-3

More Related Content

What's hot

Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusAris Rahmanda
 
Jalan lahir normal & kala 3 & 4
Jalan lahir normal & kala  3 & 4Jalan lahir normal & kala  3 & 4
Jalan lahir normal & kala 3 & 4fikri asyura
 
Rumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack ConvertedRumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack Converteddr. Bobby Ahmad
 
Peradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengahPeradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengahYohanita Tengku
 
Manajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan Ginekologi
Manajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan GinekologiManajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan Ginekologi
Manajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan GinekologiDokter Tekno
 
Presentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / MorbiliPresentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / MorbiliAris Rahmanda
 
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Surya Amal
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akutAriesta Mp
 
10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsiaJoni Iswanto
 
Laporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasisLaporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasisHerlan Boga
 
SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKPhil Adit R
 
Bedah minor ; eksisi clavus
Bedah minor ; eksisi clavusBedah minor ; eksisi clavus
Bedah minor ; eksisi clavusAsep Hermana
 
USG dasar dalam kehamilan
USG dasar dalam kehamilanUSG dasar dalam kehamilan
USG dasar dalam kehamilanHendrik Sutopo
 

What's hot (20)

2.pemeriksaan ginekologi
2.pemeriksaan ginekologi2.pemeriksaan ginekologi
2.pemeriksaan ginekologi
 
Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
 
Jalan lahir normal & kala 3 & 4
Jalan lahir normal & kala  3 & 4Jalan lahir normal & kala  3 & 4
Jalan lahir normal & kala 3 & 4
 
Cairan infuse
Cairan infuseCairan infuse
Cairan infuse
 
Lapsus varicella
Lapsus varicellaLapsus varicella
Lapsus varicella
 
Rumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack ConvertedRumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack Converted
 
Peradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengahPeradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengah
 
Distosia Bahu final
Distosia Bahu finalDistosia Bahu final
Distosia Bahu final
 
Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopikKehamilan ektopik
Kehamilan ektopik
 
Manajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan Ginekologi
Manajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan GinekologiManajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan Ginekologi
Manajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan Ginekologi
 
Presentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / MorbiliPresentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / Morbili
 
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia
 
Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopikKehamilan ektopik
Kehamilan ektopik
 
Laporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasisLaporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasis
 
SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIK
 
Bedah minor ; eksisi clavus
Bedah minor ; eksisi clavusBedah minor ; eksisi clavus
Bedah minor ; eksisi clavus
 
USG dasar dalam kehamilan
USG dasar dalam kehamilanUSG dasar dalam kehamilan
USG dasar dalam kehamilan
 

Similar to 266199956 laporan-kasus-abortus-imminens

Placenta Previa (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)
Placenta Previa  (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)Placenta Previa  (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)
Placenta Previa (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)Adeline Dlin
 
Oligohydramnion (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)
Oligohydramnion  (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)Oligohydramnion  (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)
Oligohydramnion (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)Adeline Dlin
 
Induksi persalinan (pembimbing : dr. Arie Widayasa, spOG)
Induksi persalinan (pembimbing : dr. Arie Widayasa, spOG)Induksi persalinan (pembimbing : dr. Arie Widayasa, spOG)
Induksi persalinan (pembimbing : dr. Arie Widayasa, spOG)Adeline Dlin
 
TITI PPT CRS.pptx
TITI PPT CRS.pptxTITI PPT CRS.pptx
TITI PPT CRS.pptxresty79
 
Ketuban Pecah Dini (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Ketuban Pecah Dini (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)Ketuban Pecah Dini (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Ketuban Pecah Dini (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)Adeline Dlin
 
Laporan Kasus-PERFORASI GASTER.ppt
Laporan Kasus-PERFORASI GASTER.pptLaporan Kasus-PERFORASI GASTER.ppt
Laporan Kasus-PERFORASI GASTER.pptSanjaya Soebagio
 
Varisela pada Kehamilan
Varisela pada KehamilanVarisela pada Kehamilan
Varisela pada KehamilanAris Rahmanda
 
Anemia pada kehamilan (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG
Anemia pada kehamilan (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOGAnemia pada kehamilan (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG
Anemia pada kehamilan (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOGAdeline Dlin
 
Hepatitis B pada kehamilan (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)
Hepatitis B pada kehamilan (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)Hepatitis B pada kehamilan (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)
Hepatitis B pada kehamilan (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)Adeline Dlin
 
Pendarahan Eklampsia Berat (Pembimbing : dr Arie Widiyasa, spOG)
Pendarahan Eklampsia Berat (Pembimbing : dr Arie Widiyasa, spOG)Pendarahan Eklampsia Berat (Pembimbing : dr Arie Widiyasa, spOG)
Pendarahan Eklampsia Berat (Pembimbing : dr Arie Widiyasa, spOG)Adeline Dlin
 
PPT FIX_ NENENG SARI YULIA DEWI.pptx
PPT FIX_ NENENG SARI YULIA DEWI.pptxPPT FIX_ NENENG SARI YULIA DEWI.pptx
PPT FIX_ NENENG SARI YULIA DEWI.pptxEvaYulia23
 
Case Report Ketuban Pecah Dini (KPD)
Case Report Ketuban Pecah Dini (KPD)Case Report Ketuban Pecah Dini (KPD)
Case Report Ketuban Pecah Dini (KPD)Syscha Lumempouw
 
172428176 kejang-demam-case-surjo
172428176 kejang-demam-case-surjo172428176 kejang-demam-case-surjo
172428176 kejang-demam-case-surjohomeworkping8
 
Persalinan Sungsang (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOg)
Persalinan Sungsang (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOg)Persalinan Sungsang (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOg)
Persalinan Sungsang (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOg)Adeline Dlin
 

Similar to 266199956 laporan-kasus-abortus-imminens (20)

Placenta Previa (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)
Placenta Previa  (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)Placenta Previa  (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)
Placenta Previa (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)
 
Oligohydramnion (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)
Oligohydramnion  (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)Oligohydramnion  (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)
Oligohydramnion (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)
 
Induksi persalinan (pembimbing : dr. Arie Widayasa, spOG)
Induksi persalinan (pembimbing : dr. Arie Widayasa, spOG)Induksi persalinan (pembimbing : dr. Arie Widayasa, spOG)
Induksi persalinan (pembimbing : dr. Arie Widayasa, spOG)
 
ppt PEB fano.pptx
ppt PEB fano.pptxppt PEB fano.pptx
ppt PEB fano.pptx
 
TITI PPT CRS.pptx
TITI PPT CRS.pptxTITI PPT CRS.pptx
TITI PPT CRS.pptx
 
Ketuban Pecah Dini (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Ketuban Pecah Dini (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)Ketuban Pecah Dini (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Ketuban Pecah Dini (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
 
Laporan Kasus-PERFORASI GASTER.ppt
Laporan Kasus-PERFORASI GASTER.pptLaporan Kasus-PERFORASI GASTER.ppt
Laporan Kasus-PERFORASI GASTER.ppt
 
Varisela pada Kehamilan
Varisela pada KehamilanVarisela pada Kehamilan
Varisela pada Kehamilan
 
fix.ppt
fix.pptfix.ppt
fix.ppt
 
Serotinus
SerotinusSerotinus
Serotinus
 
Anemia pada kehamilan (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG
Anemia pada kehamilan (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOGAnemia pada kehamilan (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG
Anemia pada kehamilan (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG
 
Hepatitis B pada kehamilan (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)
Hepatitis B pada kehamilan (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)Hepatitis B pada kehamilan (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)
Hepatitis B pada kehamilan (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)
 
Pendarahan Eklampsia Berat (Pembimbing : dr Arie Widiyasa, spOG)
Pendarahan Eklampsia Berat (Pembimbing : dr Arie Widiyasa, spOG)Pendarahan Eklampsia Berat (Pembimbing : dr Arie Widiyasa, spOG)
Pendarahan Eklampsia Berat (Pembimbing : dr Arie Widiyasa, spOG)
 
PPT FIX_ NENENG SARI YULIA DEWI.pptx
PPT FIX_ NENENG SARI YULIA DEWI.pptxPPT FIX_ NENENG SARI YULIA DEWI.pptx
PPT FIX_ NENENG SARI YULIA DEWI.pptx
 
Case Report Ketuban Pecah Dini (KPD)
Case Report Ketuban Pecah Dini (KPD)Case Report Ketuban Pecah Dini (KPD)
Case Report Ketuban Pecah Dini (KPD)
 
Cbd kpd
Cbd kpdCbd kpd
Cbd kpd
 
Anc hasmirawati tona
Anc hasmirawati tonaAnc hasmirawati tona
Anc hasmirawati tona
 
belum di edit.pptx
belum di edit.pptxbelum di edit.pptx
belum di edit.pptx
 
172428176 kejang-demam-case-surjo
172428176 kejang-demam-case-surjo172428176 kejang-demam-case-surjo
172428176 kejang-demam-case-surjo
 
Persalinan Sungsang (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOg)
Persalinan Sungsang (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOg)Persalinan Sungsang (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOg)
Persalinan Sungsang (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOg)
 

More from Muhammad Abu Dzar

More from Muhammad Abu Dzar (7)

358254618 laporan-kasus-gangguan-konversi
358254618 laporan-kasus-gangguan-konversi358254618 laporan-kasus-gangguan-konversi
358254618 laporan-kasus-gangguan-konversi
 
207386836 abortus-inkomplit-docx
207386836 abortus-inkomplit-docx207386836 abortus-inkomplit-docx
207386836 abortus-inkomplit-docx
 
faktor stunting
faktor stuntingfaktor stunting
faktor stunting
 
1080 1675-1-pb
1080 1675-1-pb1080 1675-1-pb
1080 1675-1-pb
 
841 1526-1-sm
841 1526-1-sm841 1526-1-sm
841 1526-1-sm
 
hubungan pengetahuan dan status gizi
hubungan pengetahuan dan status gizihubungan pengetahuan dan status gizi
hubungan pengetahuan dan status gizi
 
07 0719 lgbook
07 0719 lgbook07 0719 lgbook
07 0719 lgbook
 

Recently uploaded

pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxpemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxFerawatiPhea1
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaruPrajaPratama4
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxhellokarin81
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitaBintangBaskoro1
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptssuserbb0b09
 
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxMateri E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxssuser981dcb
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanFeraAyuFitriyani
 
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTRiskaViandini1
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptUserTank2
 
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptepidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptAnisyahHariadi
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptkhalid1276
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungHalo Docter
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitPutriKemala3
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiAikawaMita
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptssuserbb0b09
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...NenkRiniRosmHz
 

Recently uploaded (20)

pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxpemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
 
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxMateri E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptepidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 

266199956 laporan-kasus-abortus-imminens

  • 1. 1 LAPORAN KASUS ABORTUS IMMINENS Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kepanitraan Klinik Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Tugurejo Semarang Pembimbing : dr. Jenny Jusuf, Msi.Med., Sp.OG Disusun Oleh : Anita Mayasari H2A010006 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2015
  • 2. 2 BAB I STATUS PASIEN I. IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. Diyah Rahmawati Umur : 26 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Pekerjaan : Guru Pendidikan Terakhir : S1 Pendidikan Guru Alamat : Ngaliyan, Semarang Tanggal masuk : 7 Mei 2015 No. CM :474898 Biaya pengobatan : BPJS Nama Suami : Tn. Agus Umur : 27 th Alamat : Ngaliyan, Semarang Agama : Islam Pekerjaan : Karyawan Swasta Pendidikan Terakhir : S1 II. DAFTAR MASALAH No Masalah aktif Tanggal No Masalah pasif Tanggal 1. G2P0A1, 26 tahun, hamil 15 minggu Abortus imminens 7-05-2015 -
  • 3. 3 III. ANAMNESIS Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis di Ruang Bougenvil tanggal 7 Mei 2015 Pukul: 11.30 WIB Keluhan utama: Keluhan keluar darah dari jalan lahir. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang melalui IGD dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak pukul 10.00. Darah berwarna merah segar yang mengalir seperti air kencing. Tidak ada gumpalan, kenceng-kenceng pada perut (+). Riwayat trauma disangkal. Riwayat pijat disangkal. Riwayat minum obat/ jamu disangkal. Riwayat Haid  Menarche : 14tahun.  Lama haid : 7 hari, siklus haid 28 hari.  HPHT : 12 Januari 2015  HPL : 19 Oktober 2015 Riwayat Menikah Pernikahan pertama, lama pernikahan 3 bulan. Riwayat Obstetri 1. Hamil ini G1P0A0 23 tahun hamil 15 minggu Riwayat ANC  Di bidan 2x Riwayat KB Belum pernah menggunakan KB Perilaku Kesehatan
  • 4. 4  Merokok : disangkal  Minum-minuman beralkohol : disangkal  Konsumsi narkoba : disangkal Riwayat Penyakit Dahulu  Riwayat Abortus : disangkal  Riwayat Asma : disangkal  Riwayat Hipertensi : disangkal  Riwayat Diabetes melitus : disangkal  Riwayat Penyakit jantung : disangkal  Riwayat Alergi : disangkal  Riwayat ISK : disangkal  Riwayat IMS : disangkal  Riwayat TORCH : disangkal  Riwayat penyakit selama kehamilan : disangkal  Riwayat penggunaan obat-obatan dan jamu : disangkal (hanya konsumsi vitamin dari bidan). Riwayat Penyakit Keluarga  Asma : disangkal  Hipertensi : disangkal  Riwayat Diabetes melitus : disangkal  Penyakit Jantung : disangkal  Alergi : disangkal Riwayat Sosial Ekonomi Pasien bekerja sebagai guru SD, suami bekerja sebagai karyawan swasta. Biaya pengobatan ditanggung BPJS. Kesan ekonomi cukup. IV. PEMERIKSAAN FISIK
  • 5. 5 Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 7 Mei 2015 pada pukul 11.45 WIB. Status Praesens  Keadaan Umum : Baik  Kesadaran : Komposmentis  GCS : 15 (E 4, V 5, M 6)  Tanda Vital : o Tekanan darah : 120/80 mmHg o Nadi : 80x/menit, irama regular, isidantegangancukup o Nafas : 20x/menit o Suhu : 36oC (axiler) Status Internus  Mata: Konjungtiva: anemis (-/-), hiperemis (-/-), ikterik (-/-); edem palpebra (-/-); Pupil isokor 3mm/3mm  Hidung: Nafas cuping (-), deformitas (-), sekret (-)  Telinga: Serumen (-/-), nyeri mastoid (-/-), Nyeri tragus (-/-)  Mulut: Lembab (+), Sianosis (-), stomatitis (-), hiperemis (-)  Leher:Pembesaran limfonodi(-/-),pembesarantiroid (-/-), hipertropi otot bantu pernafasan (-)  Thorax : o Cor : - Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak - Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V LMCS, tak kuat angkat - Perkusi : o Batas atas jantung : ICS II Linea parasternal sinistra o Batas Pinggang jantung:ICSIII Linea parasternalsinistra o Batas kiri bawah jantung : ICS V 2 cm medial Lineamid clavicula sinistra
  • 6. 6 o Batas kanan bawah jantung: ICS IV Linea sternalisdextra - Auskultasi: Bunyi jantung I & II normal, bising (-),gallop (-)  Pulmo Dextra Sinistra Depan - Inspeksi - Palpasi - Perkusi - Auskultasi Simetris statis & dinamis, retraksi (-) Stem fremitus normal kanan = kiri Sonor seluruh lapang paru Suara dasar paru vesikuler (+), suara tambahanparu: wheezing (-), ronki(-) Simetris statis & dinamis, retraksi (-) Stem fremitus normal kanan = kiri Sonor seluruh lapang paru Suara dasar paru vesikuler(+),suara tambahanparu: wheezing (-), ronki (-) Belakang - Palpasi - Perkusi Stem fremitus normal kanan = kiri Sonor seluruh lapang paru SD paruvesikuler (+), Stem fremitus normal kanan = kiri Sonor seluruh lapang paru SD paruvesikuler (+),
  • 7. 7 - Auskultasi suara tambahanparu : wheezing (-), ronki (-) suara tambahan paru: wheezing (-), ronki (-) o Abdomen : - Inspeksi : membuncit, membujur, linea nigra (+), striae gravidarum (-), bekas sc (-) - Auskultasi : Bising usus (+) normal (15x/menit) - Perkusi : Sulit dinilai - Palpasi : TFU 3 jari diatas simfisis o Genitalia : terdapat pengeluaran darah seperti haid, gumpalan (-), jaringan (-) o Extermitas Superior Inferior Edema Varises Reflek fisiologis Reflek patologis -/- -/- + normal -/- -/- -/- + normal -/- Status obstetri  Pemeriksaan luar
  • 8. 8 o Abdomen : - Inspeksi : membuncit, membujur, linea nigra(+), striae gravidarum (-), bekas sc (-) - Palpasi : Leopold I : TFU 3 jari diatas simfisis Leopold II : tidak dilakukan Leopold III : tidak dilakukan Leopold IV : tidak dilakukan - DJJ (+) 150 kali/menit , reguler  Pemeriksaan dalam : o Vaginal Toucher :oue menutup, jaringan (-), gumpalan (-)  Pemeriksaan laboratorium : 7 Mei 2015 o Darah rutin Hemoglobin : 11.0 g/% Hematokrit : 36.90 % Eritrosit : 4.64 jt/mmk Lekosit : 9.83 rb/mmk Trombosit : 343 rb/mmk MCV : 79.50Fl MCH : 28.70 pg MCHC : 36.00 g/dl Eosinofil : 1.50 Basofil : 0.20 Neutrofil : 68.30 Limfosit : 22.10 Monosit : 7.90 o Kimia klinik Glukosa sewaktu : 83 mg/dl o Se-imun
  • 9. 9 HbsAg : non reaktif (-)  Pemeriksaan USG Tampak Janin 1 Intrauteri, biometri : usia kehamilan 15 minggu dengan TBJ :134 gr. Placenta implantasi dan corpus anterior tidak menutupi OUI. Amnion jernih, dengan jumlah cukup. V. RESUME Ny. D 26 th datang dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak pukul 10.00. Darah berwarna merah segar yang mengalir seperti air kencing. Gumpalan (-), kenceng-kenceng pada perut (+). Riwayat trauma (-). Riwayat pijat (-). Riwayat minum obat/ jamu (-). HPHT 12 Januari 2015, HPL:19 Oktober 2015. Tanda vital dan status internus dalam batas normal. Abdomen linea nigra (+), striae gravidarum (-), membuncit, membujur. Pemeriksaan DJJ : 150x/menit, Pemeriksaan dalam : Oue menutup, jaringan (-). USG : Tampak Janin 1 Intrauteri, biometri : usia kehamilan 15 minggu dengan TBJ :134 gr. Placenta implantasi dan corpus anterior tidak menutupi OUI. Amnion jernih, dengan jumlah cukup.
  • 10. 10 VI. DIAGNOSIS SEMENTARA G1P0A0 26 tahun hamil 15 minggu Abortus imminens VII. INITIAL PLAN 1. Dx kerja : G1P0A0 26 tahun hamil 15 minggu Abortus imminens 2. Dx : S : -. O :  KU : baik  Kesadaran : komposmentis, GCS 15  Tanda Vital : o Tekanan darah : 120/80 mmHg o Nadi : 80x/menit, irama regular, isi dan tegangan cukup o Nafas : 20x/menit o Suhu : 36oC (axiler)  HPL : 19 Oktober 2015  Abdomen : o Inspeksi : membuncit, membujur, linea nigra (+), striae gravidarum (-), bekas sc (-) o Auskultasi : Bising usus (+) normal (15x/menit) o Perkusi : Sulit dinilai o Palpasi : TFU 3 jari diatas simfisis  Genitalia : terdapat pengeluaran darah minimal, gumpalan (-), jaringan (-), oue menutup 3. Tx : Hemafort 2x1 Dupaston 2x1 4. Mx :  konservatif
  • 11. 11  Pengawasan a. Keadaan umum b. Tekanan darah c. Frekuensi nadi d. Frekuensi pernapasan e. Suhu f. His g. Pengeluaran per vaginam 5. Ex :  Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien tentang ancaman abortus  Tirah baring  Mengingatkan untuk tidak melakukan hubungan seksual 6. Prognosis : Dubia ad bonam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Abortus Imminens Abortus imminens ialah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, dengan hasil konsepsi masih dalam uterus dan viabel, dan serviks tertutup. 1,2
  • 12. 12 2.2 Penyebab3,4,5 1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, menyebabkan kematian janin atau cacat, penyebabnya antara lain: a. Kelainan kromosom, misalnya lain trisomi, poliploidi dan kelainan kromosom seks. b. Endometrium kurang sempurna, biasanya terjadi pada ibu hamil saat usia tua, dimana kondisi abnormal uterus dan endokrin atau sindroma ovarium polikistik. c. Pengaruh eksternal, misalnya radiasi, virus, obat-obat, dan sebagainya dapat mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam uterus, disebut teratogen. 2. Kelainan plasenta, misalnya endarteritis terjadi dalam vili koriales dan menyebabkan oksigenasi plasenta terganggu, sehingga mengganggu pertumbuhan dan kematian janin. Keadaan ini dapat terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun. 3. Penyakit ibu, baik yang akut seperti pneumonia, tifus abdominalis, pielonefritis, malaria, dan lain-lain, maupun kronik seperti, anemia berat, keracunan, laparotomi, peritonitis umum, dan penyakit menahun seperti brusellosis, mononukleosis infeksiosa, toksoplasmosis. 4. Kelainan traktus genitalis, misalnya retroversio uteri, mioma uteri, atau kelainan bawaan uterus. Terutama retroversio uteri gravidi inkarserata atau mioma submukosa yang memegang peranan penting. Sebab lain keguguran dalam trimester dua ialah serviks inkompeten yang dapat disebabkan oleh kelemahan bawaan pada serviks, dilatasi serviks berlebihan, konisasi, amputasi, atau robekan serviks yang luas yang tidak dijahit.
  • 13. 13 2.3 Tanda dan Gejala 3,5 Adanya perdarahan pada awal kehamilan melalui ostium uteri eksternum, disertai nyeri perut ringan atau tidak sama sekali. Adanya gejala nyeri perut dan punggung belakang yang semakin hari bertambah buruk dengan atau tanpa kelemahan dan uterus membesar sesuai usia kehamilan. 2.4 Diagnosis 2,3,5 •Tanda dan gejala abortus imminens •Pemeriksaan dalam: serviks tertutup, perdarahan dapat terlihat dari ostium, tidak ada kelainan pada serviks, tidak terdapat nyeri goyang serviks atau adneksa •Tes kehamilan positif, dan •Pemeriksaan USG tampak janin masih hidup. 2.5 Pemeriksaan penunjang 3,5  USG Transvaginal dan Observasi Denyut Jantung Janin Pemeriksaan USG transvaginal penting untuk menentukan apakah janin viabel atau non viabel dan membedakan antara kehamilan intrauteri, ekstrauteri, mola, atau missed abortion. Jika perdarahan berlanjut, ulangi pemeriksaan USG dalam tujuh hari kemudian untuk mengetahui viabilitas janin. Jika hasil pemeriksaan meragukan, pemeriksaan dapat diulang 1-2 minggu kemudian. USG dapat digunakan untuk mengetahui prognosis.Pada umur kehamilan tujuh minggu, fetal poledan aktifi tas jantung janin dapat terlihat. Aktivitas jantung seharusnya tampak dengan USG saat panjang fetal pole minimal lima milimeter. Bila kantong gestasi terlihat, keguguran dapat terjadi pada 11,5% pasien. Kantong gestasi kosong dengan diameter 15mm pada usia tujuh minggu dan 21mm pada usia gestasi delapan minggu memiliki angka keguguran 90,8%.Apabila terdapat yolk sac, angka keguguran 8,5%; dengan embrio 5mm, angka keguguran adalah 7,2%; dengan embrio 6-10mm angka keguguran 3,2%; dan apabila embrio 10mm, angka keguguran hanya 0,5%. Angka keguguran setelah kehamilan 14 minggu kurang lebih 2,0%. Pemeriksaan ukuran kantong gestasi transvaginal berguna
  • 14. 14 untuk menentukan viabilitas kehamilan intrauteri. Diameter kantong rata-rata lebih dari 13mm tanpa yolk sac atau diameter rata-rata lebih dari 17mm tanpa mudigah diprediksikan nonviabilitas pada semua kasus dengan spesifi sitas dan nilai prediksi positif 100%.Adanya hematoma subkorionik tidak berhubungan dengan prognosis buruk. Bradikardia janin dan perbedaan antara usia kehamilan berdasarkan HPHT dengan hasil pemeriksaan USG menunjukkan prognosis buruk. Data prospektif menyebutkan, bahwa jika terdapat satu diantara tiga faktor risiko (bradikardia janin, perbedaan antara kantung kehamilan dengan panjang crown to rump, dan perbedaan antara usia kehamilan berdasarkan HPHT dan pemeriksaan USG lebih dari satu minggu) meningkatkan presentase kejadian keguguran dari 6% menjadi 84%. Penelitian prospektif pada umumnya menunjukkan presentase kejadian keguguran 3,4-5,5% jika perdarahan terjadi setelah jantung janin mulai beraktivitas, dan identifi kasi aktivitas jantung janin dengan USG di pelayanan kesehatan primer memberikan presentase berlanjutnya kehamilan hingga lebih dari 20 minggu sebesar 97%.  Biokimia serum ibu Kadar human chorionic gonadotropin (hCG) kuantitatif serial Evaluasi harus mencakup pemeriksaan hCG serial kecuali pasien mengalami kehamilan intauterin yang terdokumentasi dengan USG, untuk mengeliminasi kemungkinan kehamil-an ektopik.Kadar hCG kuantitatif serial diulang setelah 48 jam digunakan untuk mendiagnosis kehamilan ektopik, mola, abortus imminens, dan missed abortion.Kadar hCG serum wanita hamil yang mengalami keguguran diawali dengan gejala abortus imminens pada trimester pertama, lebih rendah dibandingkan wanita hamil dengan gejala abortus imminens yang kehamilannya berlanjut atau dengan wanita hamil tanpa gejala abortus imminens. Sebuah penelitian prospektif menunjukkan bahwa nilai batas β hCG bebas 20 ng/ml dapat digunakan untuk membedakan antara normal (kontrol dan abortus imminens namun kehamilan berlanjut) dan abnormal (abortus imminens yang mengalami keguguran dan kehamilan tuba), dengan sensitifi tas angka prediksi positif 88,3% dan 82,6%. Rasio bioaktif serum imunoreaktif hCG, pada wanita
  • 15. 15 yang mengalami abortus imminens namun kehamilannya berlanjut, lebih tinggi dibandingkan pada wanita yang akhirnya mengalami keguguran. Namun penelitian hanya melibatkan 24 wanita dengan abortus imminens dan tidak memberikan data tentang aktivitas jantung janin.  Pemeriksaan kadar progesteron Kadar hormon progesteron relatif stabil pada trimester pertama, sehingga pemeriksaan tunggal dapat digunakan untuk menentukan apakah kehamilan viabel; kadar kurang dari 5 ng/mL menunjukkan prognosis kegagalan kehamilan dengan sensitivitas 60%, sedangkan nilai 20 ng/mL menunjukkan kehamilan yang viabel dengan sensitivitas 100%. 2.6 Pencegahan 1,3 1. Vitamin, diduga mengonsumsi vitamin sebelum atau selama awal kehamilan dapat mengurangi risiko keguguran, namun dari 28 percobaan yang dilakukan ternyata hal tersebut tidak terbukti. 2. Antenatal care(ANC), disebut juga prenatal care, merupakan intervensi lengkap pada wanita hamil yang bertujuan untuk mencegah atau mengidentifi kasi dan mengobati kondisi yang mengancam kesehatan fetus/bayi baru lahir dan/atau ibu, dan membantu wanita dalam menghadapi kehamilan dan kelahiran sebagai pengalaman yang menyenangkan. Penelitian observasional menunjukkan bahwa ANC mencegah masalah kesehatan pada ibu dan bayi.Pada suatu penelitian menunjukkan, kurangnya kunjungan rutin ibu hamil dengan risiko rendah tidak meningkatkan risiko komplikasi kehamilan namun hanya menurunkan kepuasan pasien. Perdarahan pada kehamilan disebabkan oleh banyak faktor yang dapat didentifi kasi dari riwayat kehamilan terdahulu melalui konseling dan anamnesis. Pada penelitian Herbst, dkk. (2003), ibu hamil yang tidak melakukan ANC memiliki risiko dua kali lipat untuk mengalami risiko kelahiran prematur.
  • 16. 16 2.7 Penatalaksanaan Aktif 1,3,5 Efektivitas penatalaksanaan aktif masih dipertanyakan, karena umumnya penyebab abortus imminens adalah kromosom abnormal pada janin. Meskipun banyak penelitian menyatakan tidak ada terapi yang efektif untuk abortus imminens, penatalaksanaan aktif pada umumnya terdiri atas:  Tirah Baring Tirah baring merupakan unsur penting dalam pengobatan abortus imminens karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan berkurangnya rangsang mekanik. Pada suatu penelitian, 1228 dari 1279 (96%) dokter umum meresepkan istirahat pada perdarahan hebat yang terjadi pada awal kehamilan, meskipun hanya delapan dari mereka yang merasa hal tersebut perlu, dan hanya satu dari tiga orang yang yakin hal tersebut bekerja baik. Sebuah penelitian randomised controlled trial (RCT ) tentang efek tirah baring pada abortus imminens menyebutkan bahwa 61 wanita hamil yang mengalami perdarahan pada usia kehamilan kurang dari delapan minggu yang viabel, secara acak diberi perlakuan berbeda yaitu injeksi hCG, plasebo atau tirah baring. Persentase terjadinya keguguran dari ketiga perlakuan tersebut masing-masing 30%, 48%, and 75%. Perbedaan signifi kan tampak antara kelompok injeksi hCG dan tirah baring namun perbedaan antara kelompok injeksi hCG dan plasebo atau antara kelompok plasebo dan tirah baring tidak signifi kan. Meskipun pada penelitian tersebut hCG menunjukkan hasil lebih baik dibandingkan tirah baring, namun ada kemungkinan terjadi sindrom hiperstimulasi ovarium, dan mengingat terjadinya abortus imminens dipengaruhi banyak faktor, tidak relevan dengan fungsi luteal, menjadikan hal tersebut sebagai pertimbangan untuk tidak melanjutkan penelitian tentang penggunaan hCG. Dalam sebuah penelitian retrospektif pada 226 wanita yang dirawat di RS dengan keluhan akibat kehamilannya dan abortus imminens, 16% dari 146 wanita yang melakukan tirah baring mengalami keguguran, dibandingkan dengan seperlima wanita yang tidak melakukan tirah baring. Sebaliknya, sebuah
  • 17. 17 studi kohort observasional terbaru dari 230 wanita dengan abortus imminens yang direkomendasikan tirah baring menunjukkan bahwa 9,9% mengalami keguguran dan 23,3% baik-baik saja (p=0,03). Lamanya perdarahan vagina, ukuran hematoma dan usia kehamilan saat diagnosis tidak mempengaruhi tingkat terjadinya keguguran. Meskipun tidak ada bukti pasti bahwa istirahat dapat mempengaruhi jalannya kehamilan, membatasi aktivitas selama beberapa hari dapat membantu wanita merasa lebih aman, sehingga memberikan pengaruh emosional. Dosisnya 24-48 jam diikuti dengan tidak melakukan aktivitas berat, namun tidak perlu membatasi aktivitas ringan sehari-hari.  Abstinensia Abstinensia sering kali dianjurkan dalam penanganan abortus imminens, karena pada saat berhubungan seksual, oksitoksin disekresi oleh puting atau akibat stimulasi klitoris, selain itu prostaglandin E dalam semen dapat mempercepat pematangan serviks dan meningkatkan kolonisasi mikroorganisme di vagina.  Progestogen Progestogen merupakan substansi yang memiliki aktivitas progestasional atau memiliki efek progesteron,diresepkan pada 13-40% wanita dengan abortus imminens.Progesteron merupakan produk utama korpus luteum dan berperan penting pada persiapan uterus untuk implantasi, mempertahankan serta memelihara kehamilan.Sekresi progesteron yang tidak adekuat pada awal kehamilan diduga sebagai salah satu penyebab keguguran sehingga suplementasi progesteron sebagai terapi abortus imminens diduga dapat mencegah keguguran,karena fungsinya yang diharapkan dapat menyokong defisiensi korpus luteum gravidarum dan membuat uterus relaksasi. Sebagian besar ahli tidak setuju namun mereka yang setuju menyatakan bahwa harus ditentukan dahulu adanya kekurangan hormon progesteron. Berdasarkan pemikiran bahwa sebagian besar keguguran didahului oleh kematian hasil konsepsi dan kematian ini dapat
  • 18. 18 disebabkan oleh banyak faktor, maka pemberian hormon progesteron memang tidak banyak manfaatnya. Meskipun bukti terbataspercobaan pada 421 wanita abortus imminens menunjukkan bahwa progestogen efektif diberikan pada penatalaksanaan abortus imminens sebagai upaya mempertahankan kehamilan. Salah satu preparat progestogen adalah dydrogesterone, Penelitian dilakukan pada 154wanita yang mengalami perdarahan vaginal saat usia kehamilan kurang dari 13 minggu. Persentase keberhasilan mempertahankan kehamilan lebih tinggi (95,9%) pada kelompok yang mendapatkan dosis awal dydrogesterone 40 mg dilanjutkan 10 mg dua kali sehari selama satu minggu dibandingkan kelompok yang mendapatkan terapi konservatif 86,3%.Meskipun tidak ada bukti kuat tentang manfaatnya namun progestogen disebutkan dapat menurunkan kontraksi uterus lebih cepat daripada tirah baring,terlepas dari kemungkinan bahwa pemakaiannya pada abortus imminens mungkin dapat menyebabkan missed abortion,progestogen pada penatalaksanaan abortus imminens tidak terbukti memicu timbulnya hipertensi kehamilan atau perdarahan antepartum yang merupakan efek berbahaya bagi ibu. Selain itu, penggunaan progestogen juga tidak terbukti menimbulkan kelainan kongenital. Sebaiknya dilakukan penelitian dengan jumlah lebih besar untuk memperkuat kesimpulan.  hCG (human chorionic gonadotropin) hCG diproduksi plasenta dan diketahui bermanfaat dalam mempertahankan ke-hamilan. Karena itu, hCG digunakan pada abortus imminens untuk mempertahankan kehamilan. Namun, hasil tiga penelitian yang melibatkan 312 partisipan menyatakan tidak ada cukup bukti tentang efektivitas penggunaan hCG pada abortus imminens untuk mempertahankan kehamilan. Meski-pun tidak terdapat laporan efek samping penggunaan hCG pada ibu dan bayi, diperlukan penelitian lanjutan yang lebih berkualitas tentang pengaruh hCG pada keguguran.  Antibiotik hanya jika ada tanda infeksi
  • 19. 19 Penelitian retrospektif pada 23 wanita dengan abortus imminens pada usia awal trimester kehamilan, mendapatkan 15 orang (65%) memiliki fl ora abnormal vagina. Tujuh dari 16 orang mendapatkan amoksisilin ditambah klindamisin dan tiga dari tujuh wanita tersebut mengalami perbaikan, tidak mengalami nyeri abdomen dan perdarahan aginal tanpa kambuh. Disimpulkan bahwa antibiotik dapat digunakan sebagai terapi dan tidak manimbulkan anomali bayi.  Relaksan otot uterus Buphenine hydrochloride merupakan vasodilator yang juga digunakan sebagai relaksan otot uterus, pada penelitian RCT menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan penggunaan plasebo, namun metode penelitian ini tidak jelas, dan tidak ada penelitian lain yang mendukung pemberian tokolisis pada awal terjadinya abortus imminens.Cochrane Library menyebutkan tidak ada cukup bukti yang menunjukkan efektivitas penggunaan relaksan otot uterus dalam mencegah abortus imminens.  Profilaksis Rh (rhesus) Konsensus menyarankan pemberian imunoglobulin anti-D pada kasus perdarahan setelah 12 minggu kehamilan atau kasus dengan perdarahan gejala berat mendekati 12 minggu. 2.8 Prognosis 3 Abortus imminens merupakan salah satu faktor risiko keguguran, kelahiran prematur, BBLR, perdarahan antepartum, KPD dan kematian perinatal. Namun, tidak ditemukan kenaikan risiko bayi lahir cacat. Macam dan lamanya perdarahan menentukan prognosis kehamilan. Prognosis menjadi kurang baik bila perdarahan berlangsung lama, nyeri perut yang disertai pendataran serta pembukaan serviks Tabel 2.1 Faktor yang berpengaruh terhadap abortus immines
  • 20. 20 2.9 Kesimpulan 3 Abortus imminens sering terjadi dan merupakan beban emosional yang serius, meningkatkan risiko keguguran, kelahiran prematur, bayi dengan berat badan lahir rendah, kematian perinatal, perdarahan antepartum, dan ketuban pecah dini, namun tidak ditemukan kenaikan risiko bayi lahir cacat. Pemeriksaan USG transvaginal penting dilakukan untuk meningkatkan ketepatan diagnosis dan penatalaksanaan, menentukan apakah janin viabel atau non viabel, kehamilan intrauteri, ekstrauteri, mola, atau missed abortionserta menggambarkan prognosis ibu hamil yang mengalami gejala abortus imminens. Gambaran aktivitas jantung janin umumnya dikaitkan dengan 85-97% tingkat keberhasilan kehamilan, sedangkan kantung kehamilan besar yang kosong atau perbedaan antara perhitungan HPHT dan USG lebih dari seminggu menunjukkan prognosis buruk, semakin tua usia ibu pada saat hamil dan tingginya riwayat keguguran sebelumnya memperburuk prognosis. Pemeriksaan kadar serum β-hCG, progesteron, namun tes ini mungkin tidak berguna dalam penanganan primer. Belum ada cukup bukti yang menjelaskan tentang upaya pencegahan abortus imminens baik melalui pemberian asupan vitamin dan ANC rutin. Hasil tinjauan penatalaksanaan abortus imminens antara lain: 1. Tirah baring. Hampir 96% dokter umum meresepkan, meskipun tidak ada bukti pasti tentang efektivitasnya, namun membantu wanita merasa lebih aman, sehingga memberikan pengaruh emosional.
  • 21. 21 2. Abstinensia, diduga koitus dapat menstimulasi sekresi oksitoksin dan dapat mempercepat pematangan serviks oleh prostaglandin E dalam semen dan meningkatkan kolonisasi mikroorganisme di vagina. 3. Meskipun tidak ada bukti manfaat yang kuat, progestogen disebutkan dapat menurunkan kontraksi uterus lebih cepat daripada tirah baring, selain itu penggunaannya tidak memicu timbulnya hipertensi kehamilan atau perdarahan antepartum yang merupakan efek yang dapat membahayakan ibu. Selain itu, penggunaan progestogen dan hCG tidak menimbulkan kelainan kongenital. 4. Antibiotik diberikan hanya jika ada tanda-tanda infeksi. 5. Relaksan otot uterus - tidak ada cukup bukti efektivitas dan keamanan penggunaannya. 6. Profi laksis Rh - konsensus menyarankan pemberian imunoglobulin anti-D pada kasus-kasus dengan perdarahan setelah 12 minggu kehamilan atau kasus dengan perdarahan gejala berat mendekati 12 minggu DAFTAR PUSTAKA
  • 22. 22 1. Winkjosastro, H. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. hal 305-306 2. Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia. 2006. Standar Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi. Jakarta . hal 23-25 3. Sucipto, N. 2013. Abortus Imminens: Upaya Pencegahan, Pemeriksaan, dan Penatalaksanaan. CDK-206/ vol. 40 no. 7, hal 492-496 4. Williams obstetrics. In: Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY, editors. 24rd ed. Ohio: McGraw-Hill; 2014. hal 350-355 5. William Manual of Pregnancy Complications. Kenneth J. Leveno, MD, editor. 23 rd ed. McGraw-Hill; 2013. hal 2-3