3. 01
02
Keluhan Utama : Terdapat benjolan yang tersebat hampir di
seluruh badan
Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke RSUD Kota Salatiga
dengan keluhan adanya benjolan di tangan, leher, telinga ,paha kanan
pasien dan di skrotum. Benjolan telah muncul sejak 1 minggu terakhir.
Diameter benjolan beragam, diameter kurang lebih 1 cm. Benjolan
awalnya hanya sedikit dan sempat mengecil dan seiring berjalannya
waktu muncul semakin banyak. Benjolan disertai rasa nyeri pada
bagian paha kiri pasien. 2 hari yang lalu pasien mengeluhkan demam.
03
Riwayat Penyakit Dahulu :
• Keluhan serupa 2th yg lalu
• Riwayat Alergi obat (-)
• DM (-) HT (-)
Riwayat Peyakit Keluarga :
•Keluhan serupa disangkal
•DM (-) HT (-)
•Riwayat Alergi (-)
4. STATUS GENERALIS
01 Dalam Batas Normal
STATUS LOKALIS
02 • Lokasi & Distribusi : Generalisata
• Bentuk : Bulat
• Batas : Tidak tegas
• Permukaan : Tidak rata
• UKK : Nodus, Nodulus, Infiltrat,
• Kelainan Mukosa : (-)
• Kelainan Mata : (-)
• Kelainan Kuku : (-)
• Kelainan Rambut : (-)
• Kelainan KGB : (+)
• Pemeriksaan Laboratorium : (-)
PEMERIKSAAN
FISIK
PEMERIKSAAN ANJURAN
03 Pemeriksaan Serologik : Uji MLPA (Micobacterium
Leprae Particle Aglutination)
7. Kusta merupakan penyakit infeksi kronik yang disebabkan
oleh kuman Mycobacterium leprae, primer menyerang saraf
tepi, selanjutnya dapat menyerang kulit, mata, otot, tulang,
testis, dan organ lain kecuali susunan saraf pusat.
Penyakit ini juga dikenal dengan nama lepra, Morbus Hansen
(MH), atau Hansen’s disease sesuai nama penemu kuman
tersebut yaitu Gerhard Armauer Hansen.
8. • Basil tahan asam, gram positif.
• Penularan terjadi melalui inhalasi atau
kontak langsung antar kulit dengan penderita
dalam waktu yang lama.
• Masa inkubasi dapat mencapai 40 hari dan
dapat menetap hingga beberapa tahun.
Rata-rata 3-5 tahun.
Mycobacterium leprae
9. Lesi kulit yang mati
rasa
• Kelainan kulit :
bercak
hipopigmentasi /
eritematous
• Mati rasa dapat
berupa kurang
rasa atau tidak
merasa sama
sekali
1
Penebalan saraf tepi
disertai gangguan
fungsi saraf, berupa :
• Sensoris
• Motoris : parese/
paralisis
• Otonom : kulit
kering, edema,
pertumbuhan
rambut terganggu
2
Basil tahan asam
positif
3
Diagnosis Kusta minimal 1 Cardinal Sign (+)
10. M. leprae menyerang sel Schwann pada saraf tepi dan makrofag d kulit serta organ-organ lain. M. leprae
tidak memproduksi toksin, tetapi memengaruhi imunitas sel host dalam mengekspresikan antigen bakteri.
Respons imun T helper (Th) 1 menyebabkan aktivasi limfosit T dan inflamasi granuloma kronik di saraf tepi,
kulit dan organ lainnya, mengakibatkan berbagai kerusakan jaringan serta gangguan fungsional, sebaliknya
respons imun Th2 memicu imunitas humoral seperti produksi antibodi yang tidak efektif untuk membunuh
kuman intraseluler sehingga M. leprae bereplikasi di dalam sel host. Jalan masuk M. leprae ke dalam
tubuh manusia terutama melalui traktus respiratorius dan sebagian kecil melalui kulit yang tidak intak. M.
leprae masuk ke dalam tubuh host, akan menetap di sel Schwann atau makrofag. Jika host memiliki
imunitas seluler yang normal maka kuman akan diatasi namun sisa-sisanya akan tetap ada di dalam sel
untuk waktu lama.
11. Manager Designer Programmer Marketing
Pada reaksi tipe 2 (ENL), manifestasi sistemis seperti demam, malaise, lemah, nyeri kepala, nyeri otot, sendi dan
tulang, biasanya terbatas pada tibia, dapat mendahului munculnya ENL. Meningkatnya suhu biasanya
intermiten pada tahap akut pada malam hari. Begitu reaksi reda, suhu mulai turun.
Eritema nodosum sering didahului oleh prodromal nonspesifik 1-3 minggu yang mungkin termasuk demam
ringan, malaise, penurunan berat badan, kelelahan, artralgia, dan gejala infeksi saluran pernapasan atas.
19. Prognosis lepra cukup baik jika dilakukan penatalaksanaan
adekuat. Gangguan saraf dan kecacatan umumnya tidak
kembali normal walaupun mengkonsumsi obat, tetapi lesi
kulit umumnya hilang dalam waktu 1 tahun terapi. Semakin
cepat pasien mengkonsumsi obat maka kemungkinan
terjadinya deformitas semakin kecil.