SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
KEJANGKEJANG DEMAMDEMAM
DEFINISIDEFINISI
Kejang demam :
Bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan
suhu tubuh (38°C per rektal), yang
disebabkan
oleh suatu proses ekstrakranium, tanpa
adanya
infeksi SSP maupun kelainan saraf lainnya.
EPIDEMIOLOGIEPIDEMIOLOGI
• Kelainan neurologis yang paling sering dijumpai,
terjadi pada 2-5% populasi anak
• Umumnya terjadi pada anak usia 6 bulan – 5 tahun
dan lebih sering terjadi pada tahun kedua
kehidupan ( 17-23 bulan )
• USA, Eropa Barat & Amerika Selatan : kejang
demam terjadi pada 2-4% anak
• Di Asia : insidensi lebih tinggi
• Anak laki-laki sedikit ↑
ETIOLOGIETIOLOGI
• Hingga kini belum diketahui secara pasti
• Demam sering disebabkan oleh :
Infeksi
ISPA
Otitis media
Pneumonia
Gastroenteritis
ISK
Roseola
Imunisasi
FAKTOR RESIKOFAKTOR RESIKO
• Faktor resiko terpenting adalah demam
• Faktor prenatal dan perinatal juga memegang
peranan
• Riwayat kejang demam pada orang tua atau
saudara kandung, perkembangan terlambat,
problem neonatus, dan kadar natrium yang rendah
• Faktor gen
PATOFISIOLOGIPATOFISIOLOGI
DEMAM → metabolisme basal ↑
→kebutuhan O2 ↑ →perubahan
keseimbangan membran sel neuron →difusi
ion kalium dan natrium → pelepasan muatan
listrik → kejang
KLASIFIKASIKLASIFIKASI
• Kejang demam sederhana
• Kejang demam kompleks
KEJANG DEMAM SEDERHANAKEJANG DEMAM SEDERHANA
• Kejang berlangsung singkat, < 15 menit,
dan umumnya akan berhenti sendiri
• Berbentuk umum,tonik dan atau klonik,
tanpa gerakan fokal
• Tidak berulang dalam 24 jam
KEJANG DEMAM KOMPLEKSKEJANG DEMAM KOMPLEKS
• Kejang lama >15 menit
• Kejang bersifat fokal atau parsial satu sisi,
atau kejang umum didahului oleh kejang
fokal
• Kejang berulang dalam 24 jam
MANIFESTASI KLINISMANIFESTASI KLINIS
• Demam
• Kejang tonik klonik
• Menggigit lidah atau pipi
• Gigi atau rahang terkatup rapat
• Inkontinensia urin atau alvi
• Gangguan pernapasan : apneu dan kulit biru
• Sebagian kejang akan berhenti < 6 menit
• < 8% berlangsung > 15 menit
• Setelah kejang berhenti, anak akan tidur dan
ini disebut periode postictal
• Setelah beberapa detik atau menit
kemudian,anak akan sadar kembali tanpa
defisit neurologis
DIAGNOSISDIAGNOSIS
• Anamnesis
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan penunjang
ANAMNESISANAMNESIS
• Adanya kejang, jenis kejang, kesadaran, lama
kejang, suhu sebelum/ saat kejang, frekuensi,
interval, pasca kejang, penyebab demam di luar
SSP
• Riwayat perkembangan dan neurologis sebelum
dan setelah kejang, kejang demam dalam keluarga,
epilepsi dalam keluarga
• Riwayat kejang demam sebelumnya
PEMERIKSAAN FISIKPEMERIKSAAN FISIK
• Nilai kesadaran
• Suhu tubuh
• Tanda rangsang meningeal
• Tanda peningkatan tekanan intra
kranial
• Tanda infeksi di luar SSP
PEMERIKSAAN PENUNJANGPEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan laboratorium
• Lumbal punksi
• EEG
• Imaging
DIAGNOSIS BANDINGDIAGNOSIS BANDING
• Meningitis
• Ensefalitis
• Meningoensefalitis
• Epilepsi
• Ensefalomielitis
• Abses otak
• Kelainan organik lainnya dalam otaknya
PENATALAKSANAANPENATALAKSANAAN
1. Pengobatan fase akut
2. Pemberantasan kejang
3. Pengobatan profilaksis
4. Mencari dan mengobati penyebab kejang
PENGOBATAN FASE AKUTPENGOBATAN FASE AKUT
• Buka semua yang ketat
• Miringkan pasien untuk mencegah aspirasi
• Baringkan pasien di tempat yang aman
• Bebaskan jalan napas
• Ukur suhu, observasi, catat lama dan bentuk
kejang
• Turunkan suhu tubuh yang tinggi dengan kompres
dan antipiretik
Kejang ( + )
Fenitoin IV 15-20
mg/kg diencerkan
dengan NaCl 0,9%
diberikan selama 20
menit atau dengan
kecepatan 50mg/men
Kejang ( - ) Kejang (+)
Kejang ( - )
III. >30 menit: status konvulsivus
Bila kejang menetap dalam 3 –
5 menit:
•Diazepam rektal:
5-10 kg : 5 mg
> 10 kg : 10 mg
Atau diazepam IV 0,2-0,5
mg/kg/dosis
•Dapat diberikan 2 kali dosis
dengan interval 5 – 10 menit
Kejang ( - )
Dosis pemeliharaan: fenobarbital IV/IM 5-
7mg/kg diberikan 12 jam kemudian
Kejang (+)
Rawat ruang intensif
Fenobarbital
IV/IM 10-20
mg/kg
Dosis pemeliharaan fenitoin
IV 5-7 mg/kg diberikan 12
jam kemudian
I. 5-15 menit
II. 15-20 menit
Perhatikan jalan napas, kebutuhan O2
atau bantuan pernapasan
Pencarian akses vena dan pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi
PENGOBATAN PROFILAKSISPENGOBATAN PROFILAKSIS
1. Profilaksis intermittent
2. Profilaksis jangka panjang
KOMPLIKASIKOMPLIKASI
• Perkembangan mental dan neurologis umunya normal
• Gangguan intelektual dan belajar jarang terjadi pada
kejang demam sederhana
• Resiko retardasi mental 5x lebih besar pada kejang demam
yang diikuti berulangya kejang tanpa demam
• Kejang demam akan berulang kembali pada beberapa
kasus
• Dapat menyebabkan epilepsi
Setelah kejang demam pertama:
• ±33% akan mengalami 1x rekurensi atau lebih
• 9% akan mengalami 3x rekurensi atau lebih
• Resiko rekurensi meningkat dengan usia dini,
cepatnya anak kejang setelah demam timbul, suhu
rendah saat kejang, riwayat keluarga kejang
demam,dan riwayat keluarga epilepsi
• Kemungkinan berulangnya kejang paling besar
pada tahun pertama
FAKTOR RESIKO KEJANG
DEMAM BERULANG
• Riwayat kejang demam dalam keluarga
• Usia < 12 bulan
• Suhu yang rendah saat kejang
• Cepatnya kejang setelah demam
FAKTOR RESIKO MENJADIFAKTOR RESIKO MENJADI
EPILEPSIEPILEPSI
• Kelainan neurologis atau abnormal yang
jelas sebelum kejang demam pertama
• Kejang demam kompleks
• Riwayat epilepsi pada orang tua atau
saudara kandung
PROGNOSISPROGNOSIS
• Perkembangan mental dan neurologis
umumnya tetap normal
• Dengan penanggulangan yang cepat dan
tepat, prognosisnya baik dan tidak
menyebabkan kematian
• Kejadian kecacatan sebagai komplikasi
kejang demam tidak pernah dilaporkan
TERIMA KASIHTERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAISeascape Surveys
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptSyscha Lumempouw
 
Referat pneumothorax
Referat pneumothoraxReferat pneumothorax
Referat pneumothoraxListiana Dewi
 
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasusaauyahilda
 
Stroke case Philjeuwbens
Stroke case Philjeuwbens Stroke case Philjeuwbens
Stroke case Philjeuwbens Phil Adit R
 
Case Report Meningitis
Case Report MeningitisCase Report Meningitis
Case Report MeningitisKharima SD
 
91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajar91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajarhomeworkping4
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerJafar Nyan
 
Interpretasi agd
Interpretasi agdInterpretasi agd
Interpretasi agdPriya Yaksa
 
Impetigo Bullosa
Impetigo BullosaImpetigo Bullosa
Impetigo BullosaPhil Adit R
 
Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran
Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran
Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran Ade Wijaya
 
Juknis HIV: Pedoman IMS 2011
Juknis HIV: Pedoman IMS 2011Juknis HIV: Pedoman IMS 2011
Juknis HIV: Pedoman IMS 2011Irene Susilo
 

What's hot (20)

Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
 
Terapi cairan pada anak
Terapi cairan pada anakTerapi cairan pada anak
Terapi cairan pada anak
 
GCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat KesadaranGCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat Kesadaran
 
Referat pneumothorax
Referat pneumothoraxReferat pneumothorax
Referat pneumothorax
 
Cairan infuse
Cairan infuseCairan infuse
Cairan infuse
 
Pemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anangPemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anang
 
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
 
2. konjungtiva
2. konjungtiva2. konjungtiva
2. konjungtiva
 
Stroke case Philjeuwbens
Stroke case Philjeuwbens Stroke case Philjeuwbens
Stroke case Philjeuwbens
 
Case Report Meningitis
Case Report MeningitisCase Report Meningitis
Case Report Meningitis
 
91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajar91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajar
 
Demam tifoid
Demam tifoidDemam tifoid
Demam tifoid
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskuler
 
Interpretasi agd
Interpretasi agdInterpretasi agd
Interpretasi agd
 
Impetigo Bullosa
Impetigo BullosaImpetigo Bullosa
Impetigo Bullosa
 
Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran
Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran
Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran
 
keseimbangan asam-basa dan gas darah
keseimbangan asam-basa dan gas darahkeseimbangan asam-basa dan gas darah
keseimbangan asam-basa dan gas darah
 
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter IndonesiaStandar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
 
Juknis HIV: Pedoman IMS 2011
Juknis HIV: Pedoman IMS 2011Juknis HIV: Pedoman IMS 2011
Juknis HIV: Pedoman IMS 2011
 

Similar to KEJANG DEMAM (20)

Kasus asuhan kejang 1
Kasus asuhan kejang 1Kasus asuhan kejang 1
Kasus asuhan kejang 1
 
Kejang Demam.pptx
Kejang Demam.pptxKejang Demam.pptx
Kejang Demam.pptx
 
PPT KEJANG DEMAM.pptx
PPT KEJANG DEMAM.pptxPPT KEJANG DEMAM.pptx
PPT KEJANG DEMAM.pptx
 
Kejang demam
Kejang demamKejang demam
Kejang demam
 
Asuhan keperawatan anak kejang demam
Asuhan keperawatan anak kejang demamAsuhan keperawatan anak kejang demam
Asuhan keperawatan anak kejang demam
 
kejang-demam-terbaru-presentasi-ppt
kejang-demam-terbaru-presentasi-pptkejang-demam-terbaru-presentasi-ppt
kejang-demam-terbaru-presentasi-ppt
 
Tata laksana kejang demam pada anak
Tata laksana kejang demam pada anakTata laksana kejang demam pada anak
Tata laksana kejang demam pada anak
 
Kejang Demam
Kejang DemamKejang Demam
Kejang Demam
 
MATERI KEJANG PADA ANAK.pptx
MATERI KEJANG PADA ANAK.pptxMATERI KEJANG PADA ANAK.pptx
MATERI KEJANG PADA ANAK.pptx
 
Askep kejang AKPER PEMKAB MUNA
Askep kejang AKPER PEMKAB MUNA Askep kejang AKPER PEMKAB MUNA
Askep kejang AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep kejang
Askep kejangAskep kejang
Askep kejang
 
2. Kejang Demam Pada Anak.pdf
2. Kejang Demam Pada Anak.pdf2. Kejang Demam Pada Anak.pdf
2. Kejang Demam Pada Anak.pdf
 
Power point kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Power point kejang demam AKPER PEMKAB MUNAPower point kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Power point kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
 
ASKEP kuliah kejang demam.ppt
ASKEP kuliah kejang demam.pptASKEP kuliah kejang demam.ppt
ASKEP kuliah kejang demam.ppt
 
Kelompok 5 Skenario 1.pptx
Kelompok 5 Skenario 1.pptxKelompok 5 Skenario 1.pptx
Kelompok 5 Skenario 1.pptx
 
Kejang abyi
Kejang abyiKejang abyi
Kejang abyi
 
Kejang abyi AKPER PEMKAB MUNA
Kejang abyi AKPER PEMKAB MUNA Kejang abyi AKPER PEMKAB MUNA
Kejang abyi AKPER PEMKAB MUNA
 
Asuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada anAsuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada an
 
Febrile seizure
Febrile seizureFebrile seizure
Febrile seizure
 
KDS.pptx
KDS.pptxKDS.pptx
KDS.pptx
 

More from Kindal

Penanganan trauma 24 jam pertama fokus Pada AIR WAY CONTROL
Penanganan trauma 24 jam pertama fokus Pada AIR WAY CONTROLPenanganan trauma 24 jam pertama fokus Pada AIR WAY CONTROL
Penanganan trauma 24 jam pertama fokus Pada AIR WAY CONTROLKindal
 
Kwashiorkor
KwashiorkorKwashiorkor
KwashiorkorKindal
 
Tuberkulosis anak
Tuberkulosis anakTuberkulosis anak
Tuberkulosis anakKindal
 
Urtikaria
UrtikariaUrtikaria
UrtikariaKindal
 
Thermoregulasi
ThermoregulasiThermoregulasi
ThermoregulasiKindal
 
Tetanus anak
Tetanus anakTetanus anak
Tetanus anakKindal
 
Sindrom stevens johnson
Sindrom stevens johnsonSindrom stevens johnson
Sindrom stevens johnsonKindal
 
Nephrotic syndrome dan terapi
Nephrotic syndrome dan terapiNephrotic syndrome dan terapi
Nephrotic syndrome dan terapiKindal
 
Prurigo hebra
Prurigo hebraPrurigo hebra
Prurigo hebraKindal
 
Malaria
MalariaMalaria
MalariaKindal
 
Alergi susu sapi
Alergi susu sapiAlergi susu sapi
Alergi susu sapiKindal
 
Kejang pada bayi baru lahir
Kejang pada bayi baru lahirKejang pada bayi baru lahir
Kejang pada bayi baru lahirKindal
 
Infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemihInfeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemihKindal
 
Henoch
HenochHenoch
HenochKindal
 
penyakit infeksi pada anak
penyakit infeksi pada anakpenyakit infeksi pada anak
penyakit infeksi pada anakKindal
 
Infeksi dan penyakit tropis
Infeksi dan penyakit tropisInfeksi dan penyakit tropis
Infeksi dan penyakit tropisKindal
 
HIPOGLIKEMIA PADA ANAK
HIPOGLIKEMIA PADA ANAKHIPOGLIKEMIA PADA ANAK
HIPOGLIKEMIA PADA ANAKKindal
 
Gizi menyusui
Gizi menyusuiGizi menyusui
Gizi menyusuiKindal
 

More from Kindal (18)

Penanganan trauma 24 jam pertama fokus Pada AIR WAY CONTROL
Penanganan trauma 24 jam pertama fokus Pada AIR WAY CONTROLPenanganan trauma 24 jam pertama fokus Pada AIR WAY CONTROL
Penanganan trauma 24 jam pertama fokus Pada AIR WAY CONTROL
 
Kwashiorkor
KwashiorkorKwashiorkor
Kwashiorkor
 
Tuberkulosis anak
Tuberkulosis anakTuberkulosis anak
Tuberkulosis anak
 
Urtikaria
UrtikariaUrtikaria
Urtikaria
 
Thermoregulasi
ThermoregulasiThermoregulasi
Thermoregulasi
 
Tetanus anak
Tetanus anakTetanus anak
Tetanus anak
 
Sindrom stevens johnson
Sindrom stevens johnsonSindrom stevens johnson
Sindrom stevens johnson
 
Nephrotic syndrome dan terapi
Nephrotic syndrome dan terapiNephrotic syndrome dan terapi
Nephrotic syndrome dan terapi
 
Prurigo hebra
Prurigo hebraPrurigo hebra
Prurigo hebra
 
Malaria
MalariaMalaria
Malaria
 
Alergi susu sapi
Alergi susu sapiAlergi susu sapi
Alergi susu sapi
 
Kejang pada bayi baru lahir
Kejang pada bayi baru lahirKejang pada bayi baru lahir
Kejang pada bayi baru lahir
 
Infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemihInfeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemih
 
Henoch
HenochHenoch
Henoch
 
penyakit infeksi pada anak
penyakit infeksi pada anakpenyakit infeksi pada anak
penyakit infeksi pada anak
 
Infeksi dan penyakit tropis
Infeksi dan penyakit tropisInfeksi dan penyakit tropis
Infeksi dan penyakit tropis
 
HIPOGLIKEMIA PADA ANAK
HIPOGLIKEMIA PADA ANAKHIPOGLIKEMIA PADA ANAK
HIPOGLIKEMIA PADA ANAK
 
Gizi menyusui
Gizi menyusuiGizi menyusui
Gizi menyusui
 

Recently uploaded

Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 

Recently uploaded (20)

Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 

KEJANG DEMAM

  • 2. DEFINISIDEFINISI Kejang demam : Bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (38°C per rektal), yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium, tanpa adanya infeksi SSP maupun kelainan saraf lainnya.
  • 3. EPIDEMIOLOGIEPIDEMIOLOGI • Kelainan neurologis yang paling sering dijumpai, terjadi pada 2-5% populasi anak • Umumnya terjadi pada anak usia 6 bulan – 5 tahun dan lebih sering terjadi pada tahun kedua kehidupan ( 17-23 bulan ) • USA, Eropa Barat & Amerika Selatan : kejang demam terjadi pada 2-4% anak • Di Asia : insidensi lebih tinggi • Anak laki-laki sedikit ↑
  • 4. ETIOLOGIETIOLOGI • Hingga kini belum diketahui secara pasti • Demam sering disebabkan oleh : Infeksi ISPA Otitis media Pneumonia Gastroenteritis ISK Roseola Imunisasi
  • 5. FAKTOR RESIKOFAKTOR RESIKO • Faktor resiko terpenting adalah demam • Faktor prenatal dan perinatal juga memegang peranan • Riwayat kejang demam pada orang tua atau saudara kandung, perkembangan terlambat, problem neonatus, dan kadar natrium yang rendah • Faktor gen
  • 6. PATOFISIOLOGIPATOFISIOLOGI DEMAM → metabolisme basal ↑ →kebutuhan O2 ↑ →perubahan keseimbangan membran sel neuron →difusi ion kalium dan natrium → pelepasan muatan listrik → kejang
  • 7. KLASIFIKASIKLASIFIKASI • Kejang demam sederhana • Kejang demam kompleks
  • 8. KEJANG DEMAM SEDERHANAKEJANG DEMAM SEDERHANA • Kejang berlangsung singkat, < 15 menit, dan umumnya akan berhenti sendiri • Berbentuk umum,tonik dan atau klonik, tanpa gerakan fokal • Tidak berulang dalam 24 jam
  • 9. KEJANG DEMAM KOMPLEKSKEJANG DEMAM KOMPLEKS • Kejang lama >15 menit • Kejang bersifat fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului oleh kejang fokal • Kejang berulang dalam 24 jam
  • 10. MANIFESTASI KLINISMANIFESTASI KLINIS • Demam • Kejang tonik klonik • Menggigit lidah atau pipi • Gigi atau rahang terkatup rapat • Inkontinensia urin atau alvi • Gangguan pernapasan : apneu dan kulit biru
  • 11. • Sebagian kejang akan berhenti < 6 menit • < 8% berlangsung > 15 menit • Setelah kejang berhenti, anak akan tidur dan ini disebut periode postictal • Setelah beberapa detik atau menit kemudian,anak akan sadar kembali tanpa defisit neurologis
  • 12. DIAGNOSISDIAGNOSIS • Anamnesis • Pemeriksaan fisik • Pemeriksaan penunjang
  • 13. ANAMNESISANAMNESIS • Adanya kejang, jenis kejang, kesadaran, lama kejang, suhu sebelum/ saat kejang, frekuensi, interval, pasca kejang, penyebab demam di luar SSP • Riwayat perkembangan dan neurologis sebelum dan setelah kejang, kejang demam dalam keluarga, epilepsi dalam keluarga • Riwayat kejang demam sebelumnya
  • 14. PEMERIKSAAN FISIKPEMERIKSAAN FISIK • Nilai kesadaran • Suhu tubuh • Tanda rangsang meningeal • Tanda peningkatan tekanan intra kranial • Tanda infeksi di luar SSP
  • 15. PEMERIKSAAN PENUNJANGPEMERIKSAAN PENUNJANG • Pemeriksaan laboratorium • Lumbal punksi • EEG • Imaging
  • 16. DIAGNOSIS BANDINGDIAGNOSIS BANDING • Meningitis • Ensefalitis • Meningoensefalitis • Epilepsi • Ensefalomielitis • Abses otak • Kelainan organik lainnya dalam otaknya
  • 17. PENATALAKSANAANPENATALAKSANAAN 1. Pengobatan fase akut 2. Pemberantasan kejang 3. Pengobatan profilaksis 4. Mencari dan mengobati penyebab kejang
  • 18. PENGOBATAN FASE AKUTPENGOBATAN FASE AKUT • Buka semua yang ketat • Miringkan pasien untuk mencegah aspirasi • Baringkan pasien di tempat yang aman • Bebaskan jalan napas • Ukur suhu, observasi, catat lama dan bentuk kejang • Turunkan suhu tubuh yang tinggi dengan kompres dan antipiretik
  • 19. Kejang ( + ) Fenitoin IV 15-20 mg/kg diencerkan dengan NaCl 0,9% diberikan selama 20 menit atau dengan kecepatan 50mg/men Kejang ( - ) Kejang (+) Kejang ( - ) III. >30 menit: status konvulsivus Bila kejang menetap dalam 3 – 5 menit: •Diazepam rektal: 5-10 kg : 5 mg > 10 kg : 10 mg Atau diazepam IV 0,2-0,5 mg/kg/dosis •Dapat diberikan 2 kali dosis dengan interval 5 – 10 menit Kejang ( - ) Dosis pemeliharaan: fenobarbital IV/IM 5- 7mg/kg diberikan 12 jam kemudian Kejang (+) Rawat ruang intensif Fenobarbital IV/IM 10-20 mg/kg Dosis pemeliharaan fenitoin IV 5-7 mg/kg diberikan 12 jam kemudian I. 5-15 menit II. 15-20 menit Perhatikan jalan napas, kebutuhan O2 atau bantuan pernapasan Pencarian akses vena dan pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi
  • 20. PENGOBATAN PROFILAKSISPENGOBATAN PROFILAKSIS 1. Profilaksis intermittent 2. Profilaksis jangka panjang
  • 21. KOMPLIKASIKOMPLIKASI • Perkembangan mental dan neurologis umunya normal • Gangguan intelektual dan belajar jarang terjadi pada kejang demam sederhana • Resiko retardasi mental 5x lebih besar pada kejang demam yang diikuti berulangya kejang tanpa demam • Kejang demam akan berulang kembali pada beberapa kasus • Dapat menyebabkan epilepsi
  • 22. Setelah kejang demam pertama: • ±33% akan mengalami 1x rekurensi atau lebih • 9% akan mengalami 3x rekurensi atau lebih • Resiko rekurensi meningkat dengan usia dini, cepatnya anak kejang setelah demam timbul, suhu rendah saat kejang, riwayat keluarga kejang demam,dan riwayat keluarga epilepsi • Kemungkinan berulangnya kejang paling besar pada tahun pertama
  • 23. FAKTOR RESIKO KEJANG DEMAM BERULANG • Riwayat kejang demam dalam keluarga • Usia < 12 bulan • Suhu yang rendah saat kejang • Cepatnya kejang setelah demam
  • 24. FAKTOR RESIKO MENJADIFAKTOR RESIKO MENJADI EPILEPSIEPILEPSI • Kelainan neurologis atau abnormal yang jelas sebelum kejang demam pertama • Kejang demam kompleks • Riwayat epilepsi pada orang tua atau saudara kandung
  • 25. PROGNOSISPROGNOSIS • Perkembangan mental dan neurologis umumnya tetap normal • Dengan penanggulangan yang cepat dan tepat, prognosisnya baik dan tidak menyebabkan kematian • Kejadian kecacatan sebagai komplikasi kejang demam tidak pernah dilaporkan