Teks tersebut merupakan ringkasan dari tugas akhir mahasiswa Magister Akuntansi Universitas Mercu Buana Jakarta yang menganalisis sistem pengendalian internal penerimaan dan pengeluaran kas pada PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan. Teks menjelaskan latar belakang, tujuan, tinjauan pustaka mengenai sistem, kas, sistem pengendalian internal, unsur-unsur dan tujuan pengendalian internal, serta sistem pengendalian internal terhad
1. ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL
PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS
PADA PT TASPEN (PERSERO) MEDAN
Disusun Oleh:
Windayani Rajagukguk
55518110046
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2018
2. ABSTRAK
Penggunaan sistem informasi akuntansi sangat mendukung kegiatan operasi perusahaan,
utamanya dalam mengelola penerimaan kas dan pengeluaran kas perusahaan. Hal ini
dikarenakan kas merupakan harta yang paling lancar dan merupakan aktiva yang mudah
dipindahtangankan, mudah digelapkan, mudah diselewengkan dan diperlukan oleh setiap
orang. Oleh karena itu, perusahaan harus mampu mengelola kasnya dengan baik, agar
tercipta suatu efisiensi dan efektifitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
prosedur penerimaan dan pengeluaran kas pada pelayanan PT Taspen (Persero) Cabang
Utama Medan dan untuk mengetahui apakah prosedur penerimaan dan pengeluaran kas yang
diterapkan telah mempertimbangkan prinsip-prinsip pengendalian internal. Metode analisis
data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
prosedur penerimaan dan pengeluaran kas telah berjalan sesuai dengan yang ditetapkan dan
sudah mempertimbangkan prinsip-prinsip pengendalian internal namun belum semua prinsip-
prinsip pengendalian internal diterapkan sehingga masih terdapat perangkapan fungsi.
Kata kunci: Sistem Pengendalian Internal, Penerimaan, Pengeluaran, Kas
3. 1. PENDAHULUAN
Dalam perusahaan besar maupun kecil pengawasan khusus pada aktiva kas sangat
dibutuhkan, pengawasan itu harus dapat memantau kas dengan baik sehingga jika terjadi
kesalahan atau penyimpangan dapat terdeteksi dengan cepat, hal tersebut akan mendorong
pengelolaan kas menjadi efektif dan efisien dalam pemanfaatannya.
Kas merupakan aset yang paling lancar dari seluruh aset yang ada. Sifat- sifat kas yang
mudah dipindah tangankan dan keinginan untuk memilikinya juga sangat tinggi, hal itu selalu
menjadi sasaran untuk melakukan penyelewengan di dalam perusahaan. Perangkat
pengendalian canggih atau dengan disusunnya sistem yang terbaik sekalipun belum tentu
mampu menghindarkan kesalahan, apalagi jika terdapat persekongkolan dari para karyawan
untuk melakukan suatu kecurangan.
Melihat keadaan kas yang demikian beresiko, maka sangatlah penting adanya suatu
pengawasan terhadap kas dalam aktifitas perusahaan. Disini penulis akan meneliti suatu
perusahaan yang mengelola penghasilan yang diterima oleh pegawai negeri sipil setelah
pensiun yaitu PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan. Seluruh kegiatan penyaluran
dana pensiun sangat bergantung pada keamanan kas perusahaan. Sistem pengendalian
internal kas yang baik sangatlah dibutuhkan demi kelancaran penyaluran dana pensiun
tersebut. Oleh karena itu melindungi kas dan menjamin keakuratan catatan akuntansi untuk
kas dalam pengendalian internal yang efektif atas kas merupakan suatu keharusan.
Perusahaan juga memerlukan sistem pengandalian internal kas yang baik untuk memperkecil
bahkan menghapuskan terjadinya penyelewengan.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan oleh pihak manajemen yaitu membuat sistem
pengendalian penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan yang sangat baik. Pihak
manajemen juga harus berusaha untuk bisa mengontrol para karyawannya, agar menjalankan
sistem sesuai dengan prosedur sistem pengendalian internal penerimaan dan pengeluaran kas
yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal tersebut dilakukan demi menjaga keakuratan
pencatatan akuntansi tanpa adanya penyelewengan terhadap kas perusahaan. PT Taspen
(Persero) Cabang Utama Medan selaku perusahaan jasa yang melayani penghasilan para
pensiunan pegawai negeri sipil pasti menginginkan kelancaran proses keluar masuknya kas
mereka. Oleh karena itu, berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk menyusun tugas
akhir ini dengan judul “Sistem Pengendalian Internal Penerimaan Dan Pengeluaran Kas
Pada Pt Taspen (Persero) Cabang Utama Medan”
4. 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Sistem
Pendekatan sistem mempunyai banyak manfaat dalam memahami lingkungan kita.
Pendekatan sistem berusaha menjelaskan sesuatu yang dipandang dari sudut pandang sistem,
yang berusaha menemukan struktur unsur membentuk sistem tersebut dan diidentifikasi
proses bekerjanya setiap unsur yang berbentuk sistem.
Menurut Mulyadi (2016:4), “Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat
menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan”.
Menurut Marshall (2015:3), “Sistem adalah serangkaian dua atau lebih komponen yang
saling terkait dan berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sebagian besar sistem terdiri dari
subsistem yang lebih kecil yang mendukung sistem yang lebih besar”.
Pengertian sistem menurut Romney dan Steinbart (2015:3): Sistem adalah rangkaian
dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk
mencapai suatu tujuan.Sebagian besar sistem terdiridari subsistem yang lebih kecil yang
mendukung sistem yang lebih besar.
Dari definisi sistem diatas, maka dapat dikatakan bahwa sistem adalah serangkaian prosedur
yang dibuat berhubungan satu dengan lainnya untuk melaksanakan suatu kegiatan-kegiatan
secara bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan.
2.2 Definisi Kas
Setiap aktifitas perusahaan membutuhkan penyelesaian dengan menggunakan alat
tukar. Kas merupakan alat pengukur dari setiap aktifitas pembiayaan dalam kegiatan
pertukaran perusahaan barang maupun jasa. Alat tukar yang standar adalah kas, sehingga
hampir semua kegiatan perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung melibatkan
kas.
Menurut Baridwan (2010:83) Kas merupakan suatu alat pertukaran dan juga digunakan
sebagai ukuran dalam akuntansi. Dalam neraca, kas merupakan aset yang paling lancer,
dalam arti paling sering berubah. Hampir pada setiap transaksi dengan pihak luar selalu
mempengaruhi kas.
Ada beberapa pendapat ahli mengenai kas, diantaranya adalah sebagai berikut:
(Rahman.2013:132) kas adalah yang pembayaran yang siap dan bebas digunakan untuk
membiayai kegiatan umum perusahaan. Kas adalah media pertukaran standar serta
merupakan dasar akuntansi dan pengukuran untuk semua pos-pos lainnya. (Surya.2012:66).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kas merupakan alat pembayaran yang
digunakan perusahaan untuk aktifitas-aktifitas atau transaksi-transaksi yang digunakan untuk
membiayai kegiatan umum perusahaan. Kas dilihat dari sifatnya merupakan aktiva yang
paling lancar dan hampir setiap transaksi dengan pihak luar selalu mempengaruhi kas. Kas
merupakan aktiva yang paling likuid sehingga kas mudah digelapkan dan diperlukan
pengendalian intern terhadap kas dengan memisahkan fungsi penerimaan dan pengeluaran
kas.
5. 2.3 Definisi Sistem Pengendalian Internal
Pengendalian internal merupakan bagian terpenting dalam perusahaan dimana
pengendalian internal yang mengontrol seluruh aktivitas guna mencegah
penyimpanganpenyimpangan yang kemungkinan bisa terjadi dalam kegiatan oprasional
perusahaan.
Menurut Mulyadi (2016:129) “Sistem Pengendalian Intern merupakan: Sistem
pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang
dikoordinasikan untuk menjaga aset organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data
akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.”
Sistem pengendalian intern terdiri atas kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk
memberikan kepastian yang layak bagi manajemen, bahwa perusahaan telah mencapai tujuan
dan sasarannya (Hery, 2011:87).
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian
internal merupakan usaha atau tindakan yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan
untuk mengatur dan mengarahkan aktivitas perusahaan. Sistem pengendalian internal juga
ditujukan untuk mengendalikan semua pelaksanaan dan rencana yang telah ditetapkan oleh
perusahaan, agar tujuan perusahaan dapat dicapai dengan maksimal.
2.4 Unsur-Unsur dan Tujuan Pengendalian Internal
Unsur-unsur pengendalian internal terdiri dari 5 (lima) komponen yang saling
berhubungan. Komponen ini didapat dari cara manajemen menjalankan bisnisnya dan
terintegrasi dengan proses manajemen.
Menurut COSO dalam Mulyadi (2009:183), unsur-unsur pokok pengendalian intern
adalah sebagai berikut:
1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Lingkungan pengendalian merupakan dasar bagi komponen pengendalian internal
yaitu nilai integritas, nilai etika dan kemampuan manajemen.
2. Penaksiran Resiko (Risk Assesment)
Proses mengidentifikasi dan menganalisis resiko untuk menentukan bagaimana
resiko dapat diatur, dan mengelola berbagai resiko yang berkaitan dengan laporan
keuangan.
3 Informasi dan Komunikasi (Information and Comunication)
Komponrn yang digunakan untuk melakukan, mengidentifikasi, menganalisa,
mengklasifikasi dan mencatat berbagai transaksi perusahaan.
4 Pengawasan (Monitoring)
Aktivitas ini untuk menentukan kualitas desain pengendalian internal
perusahaan serta operasinya melalui kegiatan pengawasan yang
berkesinambungan
5 Aktivitas Pengendalian (Control Activity)
6. Aktivitas ini merupakan kebijakan dan prosedur yang digunakan untuk
memastikan tepat tidaknya tindakan yang diambil dalam hal mengatasi
resiko yang telah teridentifikasi.
Berdasarkan pengertian pengendalian internal yang diuraikan hal tersebut berlaku baik
dalam perusahaan yang mengelolah informasinya secara manual, dengan mesin pembukuan
maupun dengan menggunakan komputerisasi. Tujuan sistem pengendalian internal menurut
definisi tersebut adalah:
1. Menjaga aset organisasi.
2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.
3. Mendorong efisiensi.
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen
Sistem pengendalian intern dana pensiun yang dilaksanakan PT Taspen (Persero)
adalah satu jaringan prosedur satuan pengawasan intern yang dilakukan oleh divisi
pengendali ataupun staf khusus dalam melaksanakan tugas pengawasan secara berkala
kemudian membuat laporan pemeriksaan tertulis mengenai dana yang dikumpulkan dari
sebagian gaji pegawai untuk membayar tunjangan pensiun pegawai tersebut pada waktu
mereka memasuki usia pensiun.
Adapun yang menjadi tujuan sistem pengendalian intern dana pensiun menurut PT
Taspen (Persero) Kantor Cabang Utama Medan adalah membantu pimpinan dalam
mengawasi pengeluaran biaya yang dimaksudkan agar pencatatan pada setiap pembayaran
manfaat pension dilakukan secara tepat sesuai dengan jenis pensiun, cara pembayarannya,
besarnya dan pihak yang berhak menerima manfaat dana pensiun tersebut.
Program pensiun yang terdapat pada PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan adalah
program Tabungan Hari Tua (THT) yang memiliki tujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan pegawai negeri sipil atau peserta dan keluarganya dan juga untuk
memberikan jaminan hari tua bagi pegawai negeri atau peserta PT Taspen (Persero)
pada saat mencapai usia pensiun serta sebagai penghargaan atas jasa-jasa pegawai negeri
sipil atau peserta setelah yang bersangkutan memberikan pengabdian kepada Megara dan
jugan PT Taspen (Persero) Kantor Cabang Utama Medan.
2.5 Sistem Pengendalian Internal Terhadap Kas
Akuntansi terhadap kas lebih dititik beratkan pada fungsi penyediaan informasi untuk
kepentingan manajemen terhadap kas. Secara garis besar akuntansi terhadap kas harus
diarahkan kepada dua hal yaitu : Administrative dan Accounting Control, yang secara umum
terdiri dari:
1. Menyediakan kas yang cukup untuk operasi perusahaan sehari-hari (likuiditas)
2. Menghindarkan terjadinya kas yang menganggur (idle money)
3. Mencegah terjadinya kerugian-kerugian sebagai akibat dari adanya
penyalahgunaan terhadap kas.
Kas tidak saja merupakan alat tukar menukar, dalam perusahaan menjadi ukuran
kestabilan dan kelangsungan (going concern) berjalannya bisnis atau perusahaan. Hampir
seluruh aktivitas perusahaan dilakukan dengan kas. Kekurangan kas dapat
7. mengakibatkan terganggunya kegiatan operasional perusahaan, sedangkan kelebihan kas
dapat menyebabkan ketidakefisienan bila kas yang berlebih tersebut tidak dapat dimanfaatkan
untuk menunjang kegiatan perusahaan atau diinvestasikan ke sasaran yang tepat.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan perusahaan dalam menjalankan
pengendalian internal kas, diantaranya:
1. Petugas yang menangani urusan penerimaan kas tidak boleh merangkap
sebagai pelaksana pembukuan/pencatatan atas penerimaan kas tersebut,
sebaliknya petugas yang mengurusi pembukuan tidak boleh mengurusi kas.
2. Setiap kali penerimaan kas harus segera dicatat. Perusahaan harus mencatat
formulir-formulir secara cermat sesuai dengan kebutuhan, dan menggunakannya
dengan benar.
3. Penerimaan kas setiap hari harus disetorkan seluruhnya ke bank. Hal ini
dilakukan agar petugas yang menangani kas tidak mempunyai kesempatan untuk
menggunakan kas perusahaan untuk kepentingan pribadi.
4. Apabila memungkinkan, sebaiknya diadakan pemisahan antara fungsi
penerimaan kas dan fungsi pengeluaran kas.
Sistem pengendalian intern meliputi semua sarana, alat dan peraturan-peraturan yang
digunakan oleh perusahaan dengan tujuan untuk mengamankan dan mencegah terjadinya
pemborosan, penyalahgunaan dan ketidakefisiensian dari sumber ekonomi yang dimiliki
perusahaan. Perusahaan harus menjamin ketelitian dan dapat dipercayainya (reliability)
keberadaan data operasional dan akuntansi yang dihasilkan. Sistem pengendalian internal
terhadap kas bisa dikatakan efektif apabila dereksi dan pihak manajemen perusahaan
mendapat pemahaman akan arah pencapaian tujuan perusahaan, dengan meliputi
pencapaian tujuan perusahaan.
2.6 Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas
Sistem akuntansi merupakan suatu alat yang terdiri dari elemen-elemen yang saling
terkait satu sama lain dan terorganisir sedemikian rupa dalam rangka menghasilkan informasi
berupa laporan keuangan yang dibutuhkan oleh pihak internal dan pihak eksternal
perusahaan. Selain itu sistem akuntansi juga secara tidak langsung bertujuan untuk
mengkoordinir seluruh unsur di dalam perusahaan. Hal tersebut dilakukan agar pengawasan
dapat dijalankan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan sistem
akuntansi yang efektif dan efesien untuk menjaga kas yang ada perusahaan.
Menurut Mulyadi (2008:3), “Sistem akuntansi adalah organisasi, formulir,
catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi
keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan”.
Di dalam pengembangan sistem akuntansi perusahaan mempunyai beberapa unsur
pokok. Menurut Mulyadi (2008:3) unsur-unsur pokok sistem akuntansi adalah:
1. Formulir
Formulir sering disebut dengan istilah dokumen, karena dengan formulir ini data
yang bersangkutan dengan transaksi yang terjadi dalam organisasi dicatat pertama
8. kalinya diatas secarik kertas. Dalam perusahaan formulir juga bermanfaat untuk
menetapkan tanggung jawab timbulnya transaksi bisnis perusahaan.
2. Catatan (jurnal, buku besar dan buku pembantu)
Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama mengenai transaksi- transaksi suatu
perusahaan yang disusun secara lengkap menurut tanggal terjadinya dengan
menyertakan nama rekening dan jumlahnya. Pencatatan dapat dilakukan pada
jurnal umum maupun jurnal khusus. Buku besar (general ledger) dan buku
pembantu (subsidiary ledger), buku besar adalah kumpulan rekening yang
digunakan untuk menyortasi dan meringkas data keuangan yang telah dicatat
sebelumnya dalam jurnal.
3. Laporan keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang bermanfaat
bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2.6.1 Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
Sistem akuntansi kas dirancang untuk menangani transaksi
penerimaan dan pengeluaran kas. Sistem akuntansi kas dapat didefinisikaN sebagai
pencatatan, pengklasifikasian, pengolahan, pengikhtisaran, analisa dan pengeluaran kas,
dimana kas ini digunakan di dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
pencapaian tujuan suatu perusahaan.
Menurut Sujarweni (2015: 96) “Sistem penerimaan kas adalah suatu prosedur
catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan penerimaan uang yang berasal dari
berbagai macam sumber yaitu dari penjualan tunai, penjualan aktiva tetap, pinjaman
dan setoran modal baru.”
Mulyadi (2016:379) menyatakan bahwa: Sumber penerimaan kas terbesar suatu
perusahaan dagang berasal dari penjualan tunai. Sistem penerimaan kas dari penjualan
tunai mengharuskan:
1. Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetorkan ke bank
seluruhnya dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk melakukan
internal check.
2. Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melalui transaksi kartu
kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan
transaksi penerimaan kas.
Tujuan dari sistem pemrosesan transaksi penerimaan kas adalah untuk
memastikan bahwa semua penerimaan kas dicatat dan diklasifikasikan secara cepat
dan akurat, dicatat ke perkiraan pelanggan yang bersesuaian dan diikhtisarkan serta
cukup terlindungi dari usaha pencurian dan kelalaian petugas.
9. 2.6.2 Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas
Sistem akuntansi pengeluaran kas adalah kesatuan yang melibatkan bagian-
bagian, formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur dan alat-alat yang saling
berkaitan satu sama lain yang digunakan perusahaan untuk menangani pengeluaran kas.
Menurut Mulyadi (2016: 425) “Sistem akuntansi pengeluaran kas adalah suatu
catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan pengeluaran baik dengan cek maupun
dengan uang tunai yang digunakan untuk kegiatan umum perusahaan.”
Sistem pemrosesan transaksi pengeluaran kas bertujuan untuk menjamin bahwa
semua pengeluaran kas dimaksudkan untuk membayar pengeluaran yang ada
diperusahaan yang telah diotorisasi dan didistribusikan, diklasifikasikan, diikhtiarkan
dan dilaporkan secara akurat dan secepatnya.
Sistem akuntansi pengeluaran kas terdiri dari dua sistem pokok, yaitu sistem
akuntansi pengeluaran kas dengan cek dan sistem pengeluaran kas dengan uang tunai
melalui sistem dana kas kecil.
1. Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Dengan Cek
Pengeluaran kas dengan sistem cek ini mempunyai beberapa kebaikan
ditinjau dari pengendalian intern, diantaranya :
a. Pengeluaran kas dengan cek dapat menjamin bahwa cek yang
dikeluarkan diterima oleh pihak yang namanya tercantum dalam
formulir cek.
b. Transaksi pengeluaran kas dapat direkam oleh bank sebagai pihak
luar yang kemudian pihak bank akan mengirimkan rekening koran
kepada perusahaan. Rekening koran ini dapat digunakan perusahaan
untuk mengecek ketelitian catatan transaksi pengeluaran kas.
c. Pengeluaran kas dengan cek juga memberikan manfaat tambahan
yaitu adanya cancelled chek yang merupakan tanda terima kas dari
pihak yang menerima pembayaran. Dengan penggunaan cek dalam
pengeluaran kas, check issuer secara otomatis menerima tanda terima
kas dari pihak yang menerima pembayaran.
2. Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Dengan Uang Tunai Melalui Sistem
Dana Kas Kecil
Penyelenggaraan dana kas kecil dengan sistem saldo berfluktuasi dilakukan
dengan prosedur sebagai berikut :
1. Pembentukan dana kas kecil dicatat dengan mendebit rekening Dana
Kas Kecil
2. Pengeluaran dana kas kecil dicatat dengan mengkredit rekening Dana
Kas Kecil sehingga setiap saat saldo rekening berfluktuasi
3. Pengisian kembali dana kas kecil dilakukan dengan jumlah sesuai
keperluan, dan dicatat dengan mendebit rekening Dana Kas Kecil.
Dalam sistem saldo tetap, penyelenggaraan dana kas kecil dilakukan
dengan prosedur sebagai berikut:
10. 1. Pembentukan dana kas kecil dilakukan dengan cek dan dicatat
mendebit rekening Dana Kas Kecil. Saldo ini tidak boleh berubah dari
yang telah ditetapkan sebelumnya kecuali jika saldo yang ditetapkan
telah dinaikkan atau dikurangi.
2. Pengeluaran dana kas kecil tidak dicatat dalam jurnal (rekening Dana
Kas Kecil tidak dikredit). Bukti-bukti mengenai pengeluaran dana kas
kecil dikumpulkan saja dalam arsip sementara yang diselenggarakan
oleh pemegang dana kas kecil.
3. Pengisian kembali dana kas kecil dilakukan sejumlah rupiah yang
tercantum dalam kumpulan bukti pengeluaran kas kecil.
3. METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penulisan
Penulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan maksud penulis dapat
mendeskripsikan secara jelas dan rinci, serta mendapat data yang mendalam dari penulisan
tentang peran sistem informasi terhadap perushaan PT Taspen (Persero) Cabang Utama
Medan.
3.2 Objek/Subyek Penulisan
Penulisan ini dilakukan pada PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan yang
menerapkan sistem informasi dalam perusahaannya. Objek penulisan adalah sistem
informasi, sedangkan subyeknya adalah PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan penulis ambil adalah :
1. Studi pustaka, dilakukan untuk mengumpulkan data dengan cara membaca
referensi buku, artikel ataupun jurnal yang ditulis oleh para ahli untuk menunjang
data-data yang dibutuhkan dalam pembuatan sistem.
2. Analisa kebutuhan, dilakukan dengan cara menganalisa hal-hal apa saja yang
berperan dalam penerapan sistem informasi pada PT Taspen (Persero) Cabang
Utama Medan.
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Fungsi Pengendalian Internal Kas Perusahaan
PT Taspen (Persero) dalam melaksanakan sistem pengendalian internal kas
dibedakan atas pengendalian internal dalam perusahaan yang ditangani oleh internal
auditor (bagian pengawasan intern) dan pengawasan dilakukan secara bertahap oleh
11. akuntan publik yang dilakukan pada setiap akhir periode.
Adapun fungsi yang dilakukan oleh akuntan publik PT Taspen (Persero) adalah
sebagai berikut:
1. Untuk memberikan kepastian atas setiap transaksi yang dicatat
bahwasannya telah sah.
2. Untik memberikan kepastian terhadap transaksi diotorisasikan dengan tepat.
3. Untuk mengadakan setiap transaksi yang terjadi dengan tepat, lengkap dan benar.
4. Untuk mengadakan penilaian yang tepat terhadap setiap transaksi.
5. Untuk mengklarifikasi setiap transaksi dengan tepat sesuai dengan kode
perkiraan dalam jurnal.
4.1.1 Sistem Penerimaan Kas Perusahaan
1. Prosedur Penerimaan Kas
Pelaksana dan penanggung jawab dalam menjalankan pelaksanaan
sistem penerimaan kas PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan:
a. Bagian Pelayanan
Bagian ini bertugas menghitung pengeluaran kas yang akan
dikeluarkan berdasarkan masa perhitungan peserta yang akan pensiun satu
sampai dua bulan ke depan, kemudian menghitung besarnya dana yang
akan dikeluarkan bulan depan untuk pembayaran tabungan hari tua dan
pensiun yang kemudian diserahkan ke Bagian Keuangan untuk dibuat
proyeksi pengeluaran kas.
b. Bagian Keuangan
Bagian ini bertugas menghitung dan menyusun proyeksi pengeluaran
kas berdasarkan data dari Bagian Pelayanan.
c. Bagian Administrasi Keuangan
Bagian ini bertugas mencatat dan mencocokkan dengan
laporan penerimaan kas harian dengan SPB (Surat Perintah Bayar) dan
proyeksi yang dikeluarkan dan setelah itu membukukannya ke dalam jurnal
penerimaan kas.
Sistem penerimaan kas yang ada pada PT Taspen (Persero) Cabang Utama
Medan dibuat untuk mengetahui pembagian dari masing-masing fungsi yang
terkait dalam proses penerimaan kas. Sistem tersebut dirancang PT Taspen
(Persero) untuk pembayaran tabungan hari tua dan pensiun kepada peserta
Taspen. Penerimaan ini berasal dari potongan penghasilan pegawai negeri setiap
bulannya yang dipotong langsung oleh pemerintah sebesar 3,25 % dari
penghasilan pegawai negeri setiap bulannya.
Untuk pembayaran kepada peserta tabungan hari tua dan pensiun, PT
Taspen (Persero) Cabang Utama Medan mengajukan proyeksi pengeluaran kas
kepada PT Taspen Pusat. Proyeksi ini sebagai dokumen sumber untuk pengajuan
penarikan uang untuk dibayarkan kepada peserta program tabungan hari tua dan
12. pensiun. Proyeksi tersebut menggambarkan pengeluran kas untuk pembayaran
program THT dan Pensiun dua bulan kedepan.
Ruang lingkup penerimaan kas PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan
yaitu menerima dokumen dari pihak internal/eksternal sampai dengan mengirim
voucher ke divisi anggaran dan akuntansi. Mulanya, pelaksana seksi keuangan
kantor cabang menerima dokumen dari pihak pelaksana pengendalian kas dan
bank kantor pusat. Dokumen yang diterima berupa Surat Perintah Bayar/Nota
amanat, kelso LPT kelebihan UMK yang dibukukan langsung sebagai
penerimaan langsung oleh kasir, bukti transfer, pemindahbukuan, dan proyeksi
cash flow.
Kemudian pelaksanaan seksi keuangan kantor cabang mengidentifikasi
dokumen yang diterima. Tahapan selanjutnya seksi keuangan kantor cabang
melakukan konfirmasi pemindah bukuan kepada perbankan dan custody yang
dilakukan dengan telepon menggunakan nomor khusus dan mengirim surat
kepada pihak perbankan. Petugas yang melakukan konfirmasi kepada pihak
perbankan ditunjuk melalui nota dinas manajer utama perbendaharaan
perusahaan.
Setelah dokumen tersebut dikonfirmasi, pelaksana seksi keungan kantor
cabang membuat dan mencetak voucher penerimaan. Tetapi sebelum
melakukan pembuatan dan pencetakan voucher penerimaan langsung, pihak
pelaksana seksi keuangan kantor cabang terlebih dahulu membuat nota amanat.
Kemudian voucher dapat dicatatat dan diagendakan oleh seksi administrasi
keuangan kantor cabang dengan mencocokkan voucher dengan bukti pendukung
dan membubuhi stempel lunas.
Pelaksana seksi kas kantor cabang melihat kembali daftar perkiraan
penerimaan kas, voucher tersebut kemudian disahkan dan ditandatangani oleh
kepala seksi keuangan kantor cabang. Setelah barulah menerima pembayaran dan
membuat tanda terima. Pada akhirnya pelaksana bidang kas mengirim voucher ke
divisi anggaran dan akuntansi yang disertai dengan tanda terima.
2. Dokumen Penerimaan Kas
Dokumen yang digunakan dalam pengendalian internal penerimaan kas
PT Taspen (Persero) adalah:
a. Lembar Perhitungan Hak Peserta (LPHP).
b. Nota amanat penerimaan kas
c. Rancangan proyeksi yang dibuat oleh bagian pelayanan yang berisi
perhitungan tabungan hari tua dan pensiun peserta.
d. Voucher penerimaan kas
e. Bukti/voucher pengambilan setoran bank
Untuk dapat memperjelas proses penerimaan kas terhadap pembayaran
tabungan hari tua dan penyaluran dana pensiun, PT Taspen (Persero) Cabang
Utama Medan mempunyai sistem yang telah dirangkai menjadi bagan alir
penerimaan kas PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan.
13. Gambar 4.1.1 Bagan Alir Penerimaan Kas PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan
Sumber PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan
14. 4.1.2 Sistem Pengeluaran Kas Perusahaan
1. Prosedur Pengeluaran Kas
Sistem pengeluaran kas adalah suatu catatan yang dibuat untuk melaksanakan
kegiatan pengeluaran baik dengan cek maupun dengan uang tunai yang digunakan
untuk kegiatan umum perusahaan.
Sama halnya dengan penerimaan kas, pengeluaran kas juga harus dikelola
sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kesalahan atau kecurangan dalam
pelaksanaannya yang mengakibatkan kerugian perusahaan. Pengeluaran kas biasanya
berupa pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk berbagai macam
keperluan, misalnya pembayaran hutang, pembayaran gaji karyarwan dan biaya-
biaya lainnya.
Pelaksana dan penanggung jawab dalam menjalankan prosedur sistem
pengeluaran kas PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan:
a. Bagian Customer Service
Bagian ini bertugas memberikan pelayanan kepada peserta Taspen
danmelakukan pemeriksaan dokumen-dokumen atau data peserta
sebelum dibawa ke bagian data peserta.
b. Bagian Data Peserta
Bagian ini bertugas meneliti keabsahan dan keaslian dokumen- dokumen
yang diterima dari customer service serta merekam data dalam komputer
tentang perubahan status diri peserta, golongan atau pangkat peserta
dan jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan peserta.
c. Bagian Penetapan Klaim
Bagian ini bertugas mengecek ulang perhitungan hak peserta dan
menetapkannya, setelah itu memintakan otorisasi kepada Kepala
Bagian Pelayanan.
d. Bagian Keuangan
Bagian Keuangan terdiri dari Seksi Penetapan Voucher yang bertugas
mengeluarkan voucher pengeluaran kas sesuai dengan besarnya hak
peserta dan mengotorisasi Lembar Perhitungan Hak Peserta (LPHP).
Seksi kasir bertugas mengeluarkan voucher sejumlah uang sesuai dengan
yang tercantum dalam voucher dan menyerahkan kepada peserta serta
membuat Laporan Kas Harian (LKH).
e. Bagian Administrasi Keuangan
Bagian ini bertugas mencocokkan dan meneliti Laporan Kas Harian
dengan voucher-voucher yang telah dikeluarkan, setelah itu
membukukannya ke dalam jurnal pengeluaran kas perusahaan sebagai
bukti terjadinya transaksi.
15. Ruang lingkup pengeluaran kas PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan
yaitu menerima berkas LPT dan dokumen pendukung sampai dengan mengirimkan
berkas pembayaran ke divisi anggaran dan akuntansi kantor pusat atau seksi
administrasi keuangan kantor cabang. Awal proses pengeluaran kas, pelaksana
penagihan dan pengendalian utang kantor pusat mengirimkan surat permintaan
pembayaran (SPR) dan SP2U beserta dokumen pendukung ke pelaksana seksi
administrasi keuangan kantor cabang.
Kemudian pelaksana seksi keuangan kantor cabang melampirkan lembaran
resume verifikasi dan rotasi dokumen untuk selanjutkan dilakukan verifikasi.
Pelaksana seksi keuangan kantor cabang melakukan verifikasi setelah berkas
diterima dan dinyatakan lengkap. Transaksi diatas Rp. 50.000.000,- memerlukan
penadatangan resume verifikasi yang harus dilakukan oleh manajer pengendalian
utang piutang kantor cabang. Setelah itu berkas yang telah sesuai akan digandakan
untuk dikembalikan ke unit kerja. Kemudian pelaksana seksi keuangan
mengelompokkan voucher berdasarkan kode program asuransi/pensiun.
Apabila ada pajak, kepala seksi keuangan melakukan pengiriman dokumen
untuk membuat dan mencetak voucher kas/bank untuk kemudian diserahkan ke
pelaksana seksi kas kantor cabang. Setelah itu, voucher dicatat dan diagendakan.
Selanjutnya kepala bidang keuangan kantor cabang mengesahkan dan
menandatangani voucher untuk kemudian ditransfer. Kemudian pelaksana seksi kas
menyiapkan bukti transfer bisa berupa cek atau bilyet giro untuk kemudian diproses
oleh pelaksana seksi keuangan dalam menyiapkan uang. Setelah itu dilakukan
pembayaran dan bukti pembayaran harus diposting kedalam laporan harian kas
oleh pelaksana bidang kas. Kemudian dilakukan pemindahbukuan ke percetakan
laporan harian kas. Pada akhirnya voucher diserahkan ke divisi anggaran dan
akuntansi seksi keuangan perusahaan. Apabila ada pemotongan pajak, bukti
potongan terbut diserahkan ke asisten manajemen bagian pajak.
2. Dokumen Pengeluaran Kas
Dokumen yang digunakan dalam pengendalian internal pengeluaran kas PT
Taspen (Persero) adalah:
a. Dokumen pengeluaran kas dengan cek
Dokumen yang digunakan untuk pengeluaran kas yang dilakukan oleh
PT Taspen (Persero) yaitu dengan mengeluarkan cek. Cek yang
dikeluarkan perusahaan digunakan untuk pengeluaran yang jumlahnya
relatif besar. Seperti pengeluaran untuk pembayaran dana pensiun dan
gaji pegawai setiap bulannya.
b. Dokumen pengeluaran kas dengan uang tunai melalui sistem dana kas
kecil
Pengeluaran kas dengan uang tunai melalui sistem kas kecil yang
16. dilakukan PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan untuk pengeluaran
yang sifatnya relatif kecil. Kas kecil tersebut misalnya seperti pembelian
perlengkapan alat kantor yang tidak setiap bulan harus dikeluarkan
perusahaan.
Untuk dapat memperjelas proses pengeluaran kas terhadap pembayaran
tabungan hari tua dan penyaluran dana pensiun, PT Taspen (Persero) Cabang Utama
Medan mempunyai sistem yang telah dirangkai menjadi bagan alir bagan alir
penerimaan kas PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan.
Gambar 4.1.2 Bagan Alir Pengeluaran Kas PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan
Sumber PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan
17. 4.2 Aktivitas Pengendalian Internal Perusahaan
Menurut Jusup (2011:12) aktivitas pengendalian internal perusahaan akan memberi
manfaat berikut bagi perusahaan yaitu:
a. Menjamin bahwa semua transaksi dicatat secara lengkap dan akurat.
b. Memastikan bahwa hanya transaksi yang telah diotorisasi yang dapat dilaksanakan.
c. Menjamin bahwa semua transaksi di dukung dengan dokumen yang memadai.
d. Menjamin bahwa aset dan kewajiban perusahaan telah ditetapkan dengan benar,
sehingga dapat digunakan sebagai informasi yang dapat diandalkan untuk
pengambilan keputusan dalam mengoperasikan perusahaan.
e. Meminimalkan risiko terjadinya kecurangan dan penyalahgunaan aset perusahaan.
Aktivitas pengendalian internal dalam proses penyaluran tabungan hari tua dan dana
pensiun yang dilakukan PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan yaitu menetapkan dokumen
yang diperlukan yang berkenaan dengan pengeluaran dan penerimaan kas perusahaan. Program
pensiun PT Taspen (Persero) memiliki tujuan untuk memberikan jaminan hari tua yang sesuai
dengan kinerjanya sebagai pegaai negeri sipil, hal itu tentu sangat menguntungkan dan bisa
dijadikan motivasi untuk lebih giat dalam menjalankan tugas bagi para pegawai negeri sipil atau
peserta Taspen lainnya. Hak peserta PT Taspen (Persero) adalah:
1. Pembayaran Pensiun Pertama dan Pensiun Bulanan Pensiun
Dana yang diberikan ketika para PNS/pejabat negara berhenti dengan hak pensiun
dan pembayarannya bersamaan dengan penerimaan hak Tabungan Hari Tua
(THT). Sedangkan pensiun bulanan adalah pensiun yang dibayarkan pada setiap
bulan melalui kantor bayar pensiun.
2. Pensiun Tersusun
Merupakan pensiun para PNS/pejabat negara yang telah meninggal dunia
yang akan diteruskan kepada istri/suami/anak sebesar pensiun yang diterima
semasa hidup dalam jangka waktu tertentu.
3. Uang Duka Wafat (UDW) Peserta Taspen
Uang duka wafat peserta THT dan dana pensiun diberikan kepada istri/suami/anak
sebanyak tiga kali pengahasilan terakhir yang diterimanya.
4. Pensiun bagi Janda/Duda/Anak
Dana pensiun juga diberikan kepada anggota keluarga yang bagi peserta yang telah
meninggal dunia.
5. Uang Kekurangan Pensiun (UKP)
Kekurangan pensiun yang belum dibayarkan kepada penerima pensiun akibat
penyesuaian pensiun pokok, penyesuaian table, adanya pangkat pengabdian karena
keterlambatan penerbitan SK, dan sebagainya.
6. Pensiun Lanjutan
Uang pensiun akibat perpindahan kantor bayar antar kantor cabang PT Taspen
(Persero).
7. Prosedur Pengurusan Hak
Prosedur pengurusan hak penerimaan dana pension harus diajukan melalui
jasa pos/ekspedisi untuk selanjutkan akan diproses di kantor cabang PT Taspen.
18. 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Struktur organisasi PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan telah menunjukkan
pembagian tugas, fungsi, tanggungjawab dan wewenang yang jelas dan benar sesuai
dengan tugasnya masing- masing. Sehingga pelaksanaan pengendalian internal
penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan dapat dilaksanakan dengan baik.
2. Sistem pengendalian internal kas telah dilaksanakan dengan baik oleh PT Taspen
(Persero) yaitu dapat dilihat dengan adanya pemisahan tugas secara fungsional,
maksudnya dimana setiap bagian telah mempunyai tugas masing-masing yang harus
dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan selama kegiatan operasional perusahaan
berlangsung.
3. Sistem pengendalaina internal penerimaan dan pengeluaran kas pada PT Taspen
(Persero) Cabang Utama Medan cukup baik, dimana data-data pemeriksaan dan
pengawasan yang ada dilakukan analisa yang kemudian hasilnya
diinformasikan kepada pihak manajemen perusahaan melalui mekanisme
pelaporan standar. Selain itu juga dilakukan monitoring atas tindak lanjut manajemen
secara langsung sehingga apabila terjadi selisih dapat diketahui secara langsung dan
tidak rumit.
4. Dokumen dari masing-masing bagian dibuat lengkap dan dirangkap sebagai
bukti adanya transaksi yang berjalan. Maka apabila terjadi kesalahan dapat segera
terselesaikan dengan dokumen/voucher yang disimpan sebagai arsip.
5. Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan mendapat otorisasi yang sah
dari pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab atas fungsinya di dalam
pelaksanaan proses penerimaan dan pengeluaran kas.
5.2 Saran
1. Beberapa prosedur penerimaan dan pengeluaran kas PT Taspen (Persero)
Cabang Utama Medan dilakukan dengan menggunakan sistem komputerisasi.
Kendala di bagian ini adalah terjadinya error disaat proses berlangsung. Maka
untuk menghindari atau meminimalkan resiko tersebut, perusahaan sebaiknya
membuat sistem khusus yang dapat meminimalkan terjadinya resiko tersebut.
2. Sebaiknya kas yang ada ditangan, kas yang ada diperjalanan serta kasir
diasuransikan agar kas yang ada di perusahaan terlindungi dari kerugian yang
timbul akibat kecurangan yang mungkin terjadi di dalam perusahaan. Asuransi
yang dilakukan perusahaan mungkin akan menambah biaya pada awalnya, namun
pihak asuransi dapat mengembalikan uang yang telah diasuransikan apabila tidak
terjadi kecelakaan kerja terhadap pihak yang diasuransikan.
3. Sebaiknya dibentuk dana cadangan untuk pembayaran tabungan hari tua dan
pensiun, sehingga tidak perlu diadakan koreksi apabila ada pembayaran diluar
proyeksi.
4. Perlunya pengawasan yang ketat dan maksimal terhadap keluar masuknya kas
perusahaan untuk menghindari terjadinya penyelewengan yang bisa saja secara
sengaja dilakukan oleh pihak internal perusahaan.
19. DAFTAR PUSTAKA
Jusup, Al. Haryono. 2011. Dasar-dasar Akuntansi, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi YKPN Yokyakarta, Yogyakarta.
Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Mulyadi. 2009. Auditing, Edisi Keenam, Universitas Gajah Mada, Salemba Empat,
Jakarta.
Mulyadi. 2016. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetaka Keempat, Salemba Empat, Jakarta.
Mulyanto, Agus. 2009. Sistem Informasi Konsep dan Aplikasi, Pustaka Belajar, Yogyakarta.
PT. Taspen (Persero). 20. Sistem Pembayaran Tabungan Hari Tua dan Dana Pensiun, Tidak
Dipublikasikan, PT Taspen (Persero) Pusat, Jakarta.
PT. Taspen (Persero). 2014. http://www.taspen.com/ (Online). (Diakses 15 Oktober 2018)
Warren, Reeve, Fess. 2006. Pengantar Akuntansi, Edisi Dua Puluh Satu, Salemba
Krismiaji. 2015. Sistem Informasi Akuntansi. Jogjakarta: Uup Stim Ykpn
Marshall B. Rommey, dan Paul John Stainbart
Romney, Marshall B dan Paul John Steinbart.2015. Accounting Information System. Salemba
Empat. Jakarta.
Baridwan, Zaki. 2010. Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode. Edisi 5. Yogyakarta
: BPPE
Rahman.2013.132. http://gogomynewaddresscom.blogspot.com/2016/01/pengertian-kas.html
(Online). (diakses pada Tanggal 10 Oktober 2018)
https://id.wikipedia.org/wiki/Akuntansi
Surya Raja Adri Satriawan. 2012. Akuntansi Keuangan Versi IFRS. Yogyakarta: Graha Ilmu
Edisi Pertama
Hery. 2011. Auditing I, Dasar-dasar Pemeriksaan Akuntansi, Kencana, Jakarta.
Sujarweni, V. Wiratna. (2015). Sistem Akuntansi. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.