Si & pi, wawan pryono, hapzi ali, si dalam kegiatan bisnis, universitas mercu buana, 2017
1. SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL
SISTIM INFORMASI DALAM KEGIATAN BISNIS
DOSEN :Prof. Dr. HAPZI ALI, CMA
OLEH :
WAWAN PRYONO
55517110001
MAGISTER AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJANA (S2)
UNIVERSITAS MERCUBUANA
JAKARTA
2017
2. Sistem Pengendalian Internal dalam akuntansi memiliki peranan penting karena sistem pengendalian
intern merupakan prosedur atau sistem yang dirancang untuk mengontorol, mengawasi, mengarahkan
organisasi agar dapat mencapai suatu tujuan. Sistem tersebut dapat digunakan oleh manajemen untuk
merencanakan dan mengendalikan operasi perusahaan, membantu menyediakan informasi akuntansi
yang handal untuk laporan keuangan, dan menjamin dpatuhinya hukum dan peraturan yang berlaku.
Sistem pengendalian internal pada dasarnya meliputi pengorganisasian, metode dan ukuran-ukuran
yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, memeriksa ketelitian dan keandalan data
keuangan, mendorong efisiensi dan dipenuhinya kebijakan menejemen (Anonim1, 1993) atau dalam
definisi yang lain, pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang melindungi harta
organisasi dari kemungkinan penyalahgunaan, memastikan bahwa informasi telah disajikan secara
akurat dan memastikan bahwa peraturan telah dipatuhi sebagaimana mestinya (Anonim2, 2006).
Secara umum, Pengendalian Intern merupakan bagian dari masing-masing sistem yang dipergunakan
sebagai prosedur dan pedoman pelaksanaan operasional perusahaan atau organisasi tertentu.
Sedangkan Sistem Pengendalian Intern merupakan kumpulan dari pengendalian intern yang
terintegrasi, berhubungan dan saling mendukung satu dengan yang lainnya.
Di lingkungan perusahaan, pengendalian intern didifinisikan sebagai suatu proses yang diberlakukan
oleh pimpinan (dewan direksi) dan management secara keseluruhan, dirancang untuk memberi suatu
keyakinan akan tercapainya tujuan perusahaan yang secara umum dibagi dalam tiga kategori, yaitu :
a) Keefektifan dan efisiensi operasional perusahaan
b) Pelaporan Keuangan yang handal
c) Kepatuhan terhadap prosedur dan peraturan yang diberlakukan
Suatu pengendalian internal bisa dikatakan efektif apabila ketiga kategori tujuan perusahaan
tersebut dapat dicapai, yaitu dengan kondisi :
a) Direksi dan manajemen mendapat pemahan akan arah pencapain tujuan perusahaan, dengan,
meliputi pencapaian tujuan atau target perusahaan, termasuk juga kinerja, tingkat profitabilitas,
dan keamanan sumberdaya (asset) perusahaan
b) Laporan Keuangan yang dipublikasikan adalah handal dan dapat dipercaya, yang meliputi laporan
segmen maupun interim sehingga dapat dijadikan untuk pengambilan keputusan.
c) Prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sudah taati dan dipatuhi dengan
semestinya.
Sruktur pengendalian intern terdiri dari 5 (lima) komponen, yaitu :
(1). Lingkungan Pengendalian
3. Merupakan dasar dari komponen pengendalian yang lain yang secara umum dapat memberikan acuan
disiplin. Meliputi : Integritas, Nilai Etika, Kompetensi personil perusahaan, Falsafah Manajemen dan
gaya operasional, cara manajmene di dalam mendelegasikan tugas dan tanggung jawab, mengatur
dan mengembangkan personil, serta, arahan yang diberikan oleh dewan direksi.
Pentingnya Sistem Pengendalian Internal dalam Akuntansi (Anonim3, Tahun 2007).
Sistem Pengendalian Intern dalam akuntansi memiliki peranan penting karena sistem pengendalian
intern merupakan prosedur atau sistem yang dirancang untuk mengontorol, mengawasi, mengarahkan
organisasi agar dapat mencapai suatu tujuan. Sistem tersebut dapat digunakan oleh manajemen untuk
merencanakan dan mengendalikan operasi perusahaan, membantu menyediakan informasi akuntansi
yang handal untuk laporan keuangan, dan menjamin dpatuhinya hukum dan peraturan yang berlaku.
Sistem pengendalian internal pada dasarnya meliputi pengorganisasian, metode dan ukuran-ukuran
yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, memeriksa ketelitian dan keandalan data
keuangan, mendorong efisiensi dan dipenuhinya kebijakan menejemen (Anonim 1, 1993) atau dalam
definisi yang lain, pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang melindungi harta
organisasi dari kemungkinan penyalahgunaan, memastikan bahwa informasi telah disajikan secara
akurat dan memastikan bahwa peraturan telah dipatuhi sebagaimana mestinya (Anonim 2, 2006).
Secara umum, Pengendalian Intern merupakan bagian dari masing-masing sistem yang dipergunakan
sebagai prosedur dan pedoman pelaksanaan operasional perusahaan atau organisasi tertentu.
Sedangkan Sistem Pengendalian Intern merupakan kumpulan dari pengendalian intern yang
terintegrasi, berhubungan dan saling mendukung satu dengan yang lainnya.
Di lingkungan perusahaan, pengendalian intern didifinisikan sebagai suatu proses yang diberlakukan
oleh pimpinan (dewan direksi) dan management secara keseluruhan, dirancang untuk memberi suatu
keyakinan akan tercapainya tujuan perusahaan yang secara umum dibagi dalam tiga kategori, yaitu :
a) Keefektifan dan efisiensi operasional perusahaan
b) Pelaporan Keuangan yang handal
c) Kepatuhan terhadap prosedur dan peraturan yang diberlakukan
Suatu pengendalian intern bisa dikatakan efektif apabila ketiga kategori tujuan perusahaan
tersebut dapat dicapai, yaitu dengan kondisi :
a) Direksi dan manajemen mendapat pemahan akan arah pencapain tujuan perusahaan, dengan,
meliputi pencapaian tujuan atau target perusahaan, termasuk juga kinerja, tingkat profitabilitas,
dan keamanan sumberdaya (asset) perusahaan
b) Laporan Keuangan yang dipublikasikan adalah handal dan dapat dipercaya, yang meliputi
laporan segmen maupun interim sehingga dapat dijadikan untuk pengambilan keputusan.
c) Prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sudah taati dan dipatuhi dengan
4. semestinya.
Sruktur pengendalian internal terdiri dari 5 (lima) komponen, yaitu :
(1). Lingkungan Pengendalian
Merupakan dasar dari komponen pengendalian yang lain yang secara umum dapat memberikan
acuan disiplin. Meliputi : Integritas, Nilai Etika, Kompetensi personil perusahaan, Falsafah
Manajemen dan gaya operasional, cara manajmene di dalam mendelegasikan tugas dan tanggung
jawab, mengatur dan mengembangkan personil, serta, arahan yang diberikan oleh dewan direksi.
(2). Penilaian Resiko
Identifikasi dan analisa atas resiko yang relevan terhadap pencapaian tujuan yaitu mengenai
penentuan “bagaimana resiko dinilai untuk kemudian dikelola”. Komponen ini hendaknya
mengidentifikasi resiko baik internal maupun eksternal untuk kemudian dinilai. Sebelum
melakukan penilain resiko, tujuan atau target hendaknya ditentukan terlebih dahulu dan dikaitkan
sesuai dengan level-levelnya.
(3). Aktivitas Pengendalian
Kebijakan dan prosedur yang dapat membantu mengarahkan manajemen hendaknya dilaksanakan.
Aktivitas pengendalian hendaknya dilaksanakan dengan menembus semua level dan semua fungsi
yang ada di perusahaan. Meliputi : aktifitas-aktifitas persetujuan, kewenangan, verifikasi,
rekonsiliasi, inspeksi atas kinerja operasional, keamanan sumberdaya (aset), pemisahan tugas dan
tanggung jawab.
(4). Informasi dan Komunikasi
Menampung kebutuhan perusahaan di dalam mengidentifikasi, mengambil, dan
mengkomunikasikan informasi-informasi kepada pihak yang tepat agar mereka mampu
melaksanakan tanggung jawab mereka. Di dalam perusahaan (organisasi), Sistem informasi
merupakan kunci dari komponen pengendalian ini. Informasi internal maupun kejadian eksternal,
aktifitas, dan kondisi maupun prasyarat hendaknya dikomunikasikan agar manajemen memperoleh
informasi mengenai keputusan-keputusan bisnis yang harus diambil, dan untuk tujuan pelaporan
eksternal.
(5). Pengawasan
Pengendalian intern seharusnya diawasi oleh manajemen dan personil di dalam perusahaan. Ini
merupakan kerangka kerja yang diasosiasikan dengan fungsi internal audit di dalam perusahaan
(organisasi), juga dipandang sebagai pengawasan seperti aktifitas umum manajemen dan aktivitas
supervise. Adalah penting bahwa defisiensi pengendalian intern hendaknya dilaporkan ke atas.
Dan pemborosan yang serius seharusnya dilaporkan kepada manajemen puncak dan dewan
direksi.Kelima komponen ini terkait satu dengan yang lainnya, sehingga dapat memberikan
5. kinerja sistem yang terintegrasi yang dapat merespon perubahan kondisi secara dinamis. Sistem
Pengendalian Internal terjalin dengan aktifitas opersional perusahaan, dana akan lebih efektif
apabila pengendalian dibangun ke dalam infrastruktur perusahaan, untuk kemudian menjadi
bagian yang paling esensial dari perusahaan (organisasi).
DAFTAR PUSTAKA :
1. ANONIM1, Tahun 1993, https://id.wikipedia.org/wiki/Pengendalian_intern, (08 Sept 2017,
Jam 10:10 wib)
2. ANONIM2, Tahun 2006, https://oriza8.wordpress.com/artikel/pendidikan/pengendalian-
intern-dalam-sistem-informasi-akuntansi/, (08 Sept 2017, Jam 11:15 wib)
3. ANONIM3, Tahun 2007, http://www.kompasiana.com/bmgiovanni/pentingnya-sistem-
pengendalian-intern-dalam-akuntansi_565dc53ef47e615a36b44b57 (08 Sept 2017, Jam 0:22
wib)
6. Sistem Informasi dalam Kegiatan Bisnis
oleh : Wawan Pryono (55517110001)
dosen pengampu : Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
Persaingan usaha yang semakin kompetitif mendorong pelaku usaha dan/atau pihak manajemen
untuk mendapatkan informasi yang relevan dan akurat agar tidak tergilas oleh pesaing. Diharapkan,
informasi yang digunakan oleh pelaku usaha dan/atau manajemen dapat meningkatkan suatu
bisnis/perusahaan berjalan lebih efektif dan efisien . Sebelumnya mari kita lihat definisi masing-
masing :
Sistem
Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang
terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi,
materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Istilah ini sering dipergunakan untuk
menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model matematika seringkali bisa
dibuat. (Anonim1, 1993).
Sistem adalah kumpulan dari sub-sub sistem atau elemen-elemen yang saling berkerjasama dan
berinteraksi untuk mencapai tujuan organisasi (informasi/target/goal). (Hapzi Ali, 2009)
Informasi :
Informasi adalah Hasil dari pemrosesan data (data processing) menjadi suatu bentuk yang penting
bagi pemakai (user/end user) dan mempunyai nilai (value) serta bermanfaat dalam pengambilan
keputusan (Decision Making). (Hapzi Ali,2011)
Sistem Informasi (SI) adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang yang
menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen.Sistem informasi adalah
gabungan dari elemen-elemen untuk menghasilkan informasi atau data yang digunakan oleh pelaku
usaha atau manajemen untuk perencanaan dan pengambilan keputusan, (Anonim2, 2017).
Klasifikasi/pembagian/macam Sistem Informasi adalah sebagai berikut :
a. Berdasarkan Level Organisasi dibedakan menjadi :
1) Sistem Informasi Departemen, sistem informasi yang hanya digunakan dalam sebuah departemen.
2) Sistem Informasi Perusahaan, sistem terpadu yang dapat digunakan oleh sejumlah departemen
secara bersama-sama.
3) Sistem Informasi Antar Organisasi, sistem informasi yang menghubungkan dua organisasi atau
lebih.
7. b. Berdasarkan area Fungsional dibedakan menjadi :
1) Sistem Informasi Akuntansi, sistem informasi yang menyediakan informasi yang dipakai oleh
fungsi Akuntansi. Sistem ini mencakup semua transaksi yang berhubungan dengan keuangan
dalam perusahaan.
2) Sistem Informasi Keuangan, sistem informasi yang meneyediakan informasi pada fungsi keuangan
yang menyangkut keuangan perusahaan.
3) Sistem Informasi Manufaktur, sistem informasi yang bekerja sama dengan sistem informasi lain
untuk mendukung manajemen perusahaan dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan
dengan produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan.
4) Sistem Informasi Pemasaran, sistem informasi yang menyediakan informasi yang dipakai oleh
fungsi pemasaran.
5) Sistem Informasi SDM, sistem informasi yang menyediakan informasi yang dipakai oleh
personalia.
c. Berdasarkan dukungan Yang diberikan dibedakan menjadi:
1) Sistem Pemrosesan Transaksi
2) Sistem Informasi Manajemen
3) Sistem Otomasi Perkantoran
4) Sistem Pendukung Keputusan
5) Informasi Eksekutif
6) Sistem Pendukung Kelompok
7) Sistem Pendukung Cerdas
d. Berdasarkan Arsitektur Sistem dibedakan menjadi :
1) Sistem Berbasis Mainframe
2) Sistem Stand Alone
3) Sistem Tersebar
Klasifikasi tersebut apabila dikaitkan dengan proses Pengendalian Internal perusahaan maka lebih
cocok pada pembagian Sistem Informasi berdasarkan fungsi. Dengan kata lain, suatu
perusahaan/bisnis diharapkan mempunyaiPengendalian Internal yang baik agar perusahaan/bisnis
berjalan lebih efektif dan efisien. Untuk mencapai hal tersebut, perusahaan/bisnis harus mempunyai :
8. 1. Sistem informasi akuntansi tujuannya untuk memberikan laporan keuangan (Posisi
Keuangan, Laba/Rugi, Arus Kas dll) dari perusahaan/organisasi.
Contoh sistem ini adalah Sistem Laporan penerimaan/Account Receivable yang menghasilkan
informasi berapa Account Receivable yang masih belum tertagih atau berapa berapa lama
pembayaran Account Receivable dari PT “A”. Sistem penggajian yang menghasilkan informasi
berapa biaya gaji pada periode tertentu atau bagaian tertentu. Sistem buku besar, dan masih banyak
contoh sistem yang lainnya.
2. Sistem informasi keuangan tujuannya untuk merencanakan dan pengawasan keuangan.
Contoh sistem ini : Sistem Credit Management yang menghasilkaninformasi mengenai kredit,
Sistem Cash Management yang menghasilkan informasi mengenai kas perusahaan. Dan masih
banyak contoh sistem yang lainnya.
3. Sistem informasi Pemasaran tujuannya untuk merancang strategi harga, strategi promosi dan
meramalkan penjualan.
Contoh sistem ini : Sistem Penjualan yang menyediakan data mengenai transaksi penjualan setiap
hari (misal, nama pelanggan, pembayaran, alamat pelanggan dll). Sistem informasi Marketing
yang menyediakan data market dan produk saat ini. Dan masih banyak contoh sistem yang lainnya.
4. Sistem informasi Manufaktur/produksi, tujuannya untuk merencanakan, monitoring, dan
mengkontrol proses produksi, efisiensi proses produksi dan mengurangi biaya produksi.
Contoh sistem ini : Sistem Kontrol produksi yang menyediakan informasi semua hal tentang
produksi. Sistem Capasity Planing yang menghasilkan data tentang kapasitas produksi. Dan masih
banyak contoh sistem yang lainnya.
5. Sistem Informasi SDM, tujuannya mencapai efektifitas dan efisiensi penggunaan dari SDM
Contoh sistem ini : Sistem Kompensasi dimana menyediakan informasi tentang kompensasi si
Karyawan A, B atau C. Sistem Personnel Record yang menyediakan informasi informasi tentang
karyawan (misal umur, pendidikan, asal kota, dll) .
9. DAFTAR PUSTAKA :
1. ANONIM1, Tahun 1993, https://id.wikipedia.org/wiki/Pengendalian_intern, (08 Sept 2017, Jam
10:10 wib)
2. Hapzi Ali, Tahun 2009, Sistem Informasi Manajemen, Berbasis TeknologiInformasi, Hasta Cipta
Mandiri
3. Anonim2, Tahun 2017, https://www.slideshare.net/ANGGOROCAHYOPURNAMA/sipi-
anggoro-cahyo-purnama-hapzi-ali-si-dalam-kegiatan-bisnis-universitas-mercu-buana-2017, (8
September 2017, Jam 15.37)